No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2016 SEBESAR 99,41 ATAU NAIK 2,10 PERSEN Pada bulan April 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 99,41 atau naik sebesar 2,10 persen dibanding NTP Maret 2016 sebesar 97,36. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,48 persen dan penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,61 persen. Pada bulan April 2016, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi deflasi sebesar 0,58 persen. Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang turun sebesar 0,82 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi yang turun sebesar 3,13 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga lainnya mengalami kenaikan indeks harga sebagai berikut: kelompok makanan jadi naik sebesar 0,81 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,04 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,41 persen dan kelompok kesehatan naik sebesar 0,60 persen. Indeks pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga relatif tidak mengalami perubahan dibadingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 108,39 atau naik sebesar 2,15 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Tahun 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
1
Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau April 2016 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau
Perubahan (%)
Rincian
Maret'16
April'16
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
119.89
121.66
1.48
Indeks Harga yang Dibayar Petani
123.14
122.39
-0.61
Konsumsi Rumah Tangga
125.71
124.98
-0.58
Bahan Makanan
133.93
132.83
-0.82
Makanan Jadi
122.12
123.11
0.81
Perumahan
113.93
113.97
0.04
Sandang
117.80
118.29
0.41
Kesehatan
116.79
117.49
0.60
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
113.41
113.41
0.00
Transportasi dan Komunikasi
125.01
121.10
-3.13
BPPBM
112.99
112.25
-0.66
Bibit
114.25
114.86
0.54
Obat-obatan & Pupuk
110.87
110.47
-0.35
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
105.68
105.70
0.02
Transportasi
126.50
121.99
-3.56
Penambahan Barang Modal
115.43
114.88
-0.47
Upah Buruh Tani
109.59
109.81
0.20
Nilai Tukar Petani
97.36
99.41
2.10
Nilai Tukar Usaha Pertanian
106.10
108.39
2.15
Apr’16 thd Mar'16
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan April 2016 Riau sebesar 99,41 atau naik sebesar 2,10 persen dibanding NTP Maret 2016 sebesar 97,36. Hal ini disebabkan Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
2
harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan harga, sementara barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan harga seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU APRIL 2016 (2012 = 100)
Subsektor
2
3
4
5
% Perub.
Maret'16
April'16
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It)
128.22
127.49
-0.57
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
124.03
123.56
-0.38
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
103.38
103.18
-0.19
[1]
1
Bulan
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
117.36
116.69
-0.56
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
123.80
123.23
-0.47
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
94.79
94.70
-0.10
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
118.01
121.41
2.88
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
124.17
123.33
-0.68
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
95.03
98.45
3.59
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
118.18
117.70
-0.40
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.55
118.05
-0.42
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
99.69
99.71
0.02
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
131.21
131.41
0.15
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.38
119.00
-1.14
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
109.00
110.43
1.31
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
137.48
138.57
0.79
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.44
118.50
-1.62
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
114.15
116.94
2.44
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
121.73
120.60
-0.93
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.28
119.76
-0.42
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
101.21
100.70
-0.51
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
119.89
121.66
1.48
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
123.14
122.39
-0.61
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
97.36
99.41
2.10
Riau
Dari 5 (lima) subsektor penyusun NTP, terdapat 3 (tiga) subsektor yang mengalami kenaikan indeks NTP dan mengakibatkan naiknya NTP di provinsi Riau. Kenaikan indeks NTP terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan NTP sebesar 3,59 persen, subsektor peternakan yang naik sebesar Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
3
0,02 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 1,31 persen. Sementara 2 (dua) subsektor penyusun NTP lainnya mengalami penurunan indeks NTP sebagai berikut: subsektor tanaman pangan mengalami penurunan indeks sebesar 0,19 persen dan subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan indeks sebesar 0,10 persen.
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada April 2016, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 121,66. Indeks harga yang diterima ini mengalami kenaikan sebesar 1,48 persen jika dibandingkan dengan It pada Maret 2016 sebesar 119,89. Kenaikan It terjadi pada 2 (dua) subsektor yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat yang me ngalami kenaikan It sebesar 2,88 persen dan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan It sebesar 0,15 persen. Sementara itu, 3 (tiga) subsektor lainnya mengalami penurunan It sbb: subsektor tanaman pangan mengalami penurunan It sebesar 0,57 persen, subsektor hortikultura mengalami penurunan It sebesar 0,56 persen dan subsektor peternakan mengalami penurunan It sebesar 0,40 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada April 2016 di Provinsi Riau turun sebesar 0,61 persen dibanding Ib Maret 2016, yaitu dari 123,14 menjadi 122,39. Penurunan Ib terjadi di semua subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,38 persen, subsektor tanaman hortikultura yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,47 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,68 persen, subsektor peternakan yang mengalami penurunan Ib sebesar 0,42 persen dan subsektor perikanan yang mengalami penurunan Ib sebesar 1,14 persen
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada April 2016, NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 0,19 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Maret 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,57 persen, relatif lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,38 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok padi sebesar 0,32 persen dan palawija sebesar 1,21 persen (khususnya komoditas ketela pohon/ubi kayu, gabah dan kacang tanah). Turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,43 persen (khususnya bensin, cabe merah, cabe rawit, beras dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,07 persen (khususnya bensin, NP/NPK, TSP/SP36 dll).
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
4
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya April 2016 (2012 = 100) Bulan Subsektor dan Kelompok [1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
% Perub.
Mar'16
Apr'16
[3]
[4]
[5
128.22 124.04 140.02 124.03 125.89 113.91
127.49 123.65 138.33 123.56 125.35 113.83
-0.57 -0.32 -1.21 -0.38 -0.43 -0.07
117.36 119.01 115.75 111.34 123.80 126.23 112.16
116.69 115.83 117.71 110.53 123.23 125.62 111.74
-0.56 -2.67 1.70 -0.72 -0.47 -0.48 -0.37
118.01 118.01 124.17 126.05 113.69
121.41 121.41 123.33 125.20 112.86
2.88 2.88 -0.68 -0.67 -0.73
118.18 121.02 121.68 112.80 122.50 118.55 125.07 108.50
117.70 120.88 122.06 111.47 123.96 118.05 124.59 107.97
-0.40 -0.12 0.32 -1.18 1.19 -0.42 -0.38 -0.49
131.21 137.48 121.73 120.38 121.98 116.98
131.41 138.57 120.60 119.00 121.21 114.39
0.15 0.79 -0.93 -1.14 -0.63 -2.22
137.48 135.09 138.25 120.44 121.97 117.30
138.57 134.33 139.92 118.50 121.23 112.88
0.79 -0.56 1.21 -1.62 -0.61 -3.76
121.73 121.73 120.28 122.00 116.50
120.60 120.60 119.76 121.18 116.66
-0.93 -0.93 -0.42 -0.67 0.14
BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
5
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada April 2016, NTPH mengalami penurunan sebesar 0,10 persen dibanding bulan Maret 2016. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,56 persen, relatif lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga yang harus dibayar petani sebesar 0,47 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayur-sayuran dan tanaman obat masing-masing sebesar 2,67 persen dan 0,72 persen (khususnya cabai merah,cabai rawit, kacang panjang, ketimun dll). Turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,48 persen (khususnya bensin, cabai merah, beras, cabai rawit dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,37 persen (khususnya bensin, solar, keranjang dll).
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada April 2016, NTPR mengalami kenaikan sebesar 3,59 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami kenaikan sebesar 2,88 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,68 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,88 persen (khususnya kelapa sawit, karet dan kopi). Sementara itu, turunnya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,67 persen (khususnya bensin, cabai merah, cabai rawit, beras dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,73 persen (khususnya bensin, solar, NP/NPK, ongkos angkut dll).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada April 2016, NTPT mengalami kenaikan indeks sebesar 0,02 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,40 persen, relatif lebih kecil dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,42 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 0,12 persen, kelompok unggas sebesar 1,18 persen (khususnya ayam ras pedaging, kerbau, ayam buras dll). Penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,38 persen (khususnya bensin, cabai merah, cabai rawit, beras dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,49 persen (khususnya solar, bensin, jagung pipilan dll).
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada April 2016, NTNP mengalami kenaikan sebesar 1,31 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 1,14 persen, sementara indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen, Naiknya It pada April 2016 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,79 persen (khususnya udang, kerang, pari, toman dll). Turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,63 persen (khususnya cabai merah, bensin, ongkos angkut dalam kota, beras dll) dan indeks BPPBM sebesar 2,22 persen (khususnya solar, benih patin , ongkos angkut dll). Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
6
1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada April 2016, NTN mengalami kenaikan sebesar 2,44 persen jika dibandingkan dengan NTN bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena Ib mengalami penurunan sebesar 1,62 persen, sementara It mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok kelompok penangkapan laut sebesar 1,21 persen (khususnya udang, kerang, pari, toman dll). Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,61 persen (khususnya cabai merah, bensin, ongkos angkut dalam kota, beras dll) dan indeks BPPBM sebesar 3,76 persen (khususnya solar, ongkos angkut dan bensin) 2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada April 2016, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,51 persen. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya It sebesar 0,93 persen, relatif lebih besar dibandingkan penurunan Ib yang hanya sebesar 0,42 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,93 persen (khususnya patin, nila dan gurame). Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,67 persen (khususnya cabai merah, bensin, ongkos angkut dalam kota, beras dll) . Sementara itu, indeks BPPBM naik sebesar 0,14 persen (khususnya benih patin, bensin, ikan segar/rucah dll).
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya April 2016 (2012 = 100) It
Ib
NTP
No.
Provinsi
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1
NAD
116.67
-1.44
121.34
-0.31
96.15
-1.13
2
SUMUT
123.89
1.05
122.91
-0.58
100.80
1.64
3
SUMBAR
119.39
-0.61
120.88
-1.00
98.76
0.39
4
RIAU
121.66
1.48
122.39
-0.61
99.41
2.10
5
JAMBI
119.79
0.56
121.47
-1.15
98.62
1.74
6
SUMSEL
114.74
-0.20
121.36
-0.27
94.55
0.07
7
BENGKULU
114.99
0.46
122.27
-1.06
94.05
1.55
8
LAMPUNG
125.60
-0.16
121.30
-0.94
103.54
0.79
9
BABEL
121.93
0.48
117.64
-1.27
103.65
1.76
10
KEPRI
116.32
0.30
117.90
-0.33
98.66
0.63
Kenaikan NTP terjadi di hampir semua Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen, kemudian diikuti Provinsi Bangka Belitung yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,76 persen, Provinsi Jambi yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,74 persen, Provinsi Sumatera Utara yang mengalami kenaikan NTP sebesar 1,64 persen, Provinsi Bengkulu yang mengalami Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
7
kenaikan NTP sebesar 1,55 persen, Provinsi Lampung yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,79 persen, Provinsi Kep. Riau yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,63 persen, Provinsi Sumatera Barat yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,39 persen dan Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami kenaikan NTP debesar 0,07 persen. Sementara itu, NAD menjadi satu-satunya provinsi di pulau Sumatera yang mengalami penurunan NTP, yaitu sebesar 1,13 persen seperti terlihat di Tabel 4.
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan April 2016, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi deflasi sebesar 0,58 persen. Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang turun sebesar 0,82 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi yang turun sebesar 3,13 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga lainnya mengalami kenaikan indeks harga sebagai berikut: kelompok makanan jadi naik sebesar 0,81 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,04 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,41 persen dan kelompok kesehatan naik sebesar 0,60 persen. Indeks pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga relatif tidak mengalami perubahan dibadingkan bulan sebelumnya.seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran April 2016 (2012 = 100) Perubahan Kelompok Pengeluaran
Maret'16
April'16
Apr’16 thd Mar’16
[1]
[2]
[3]
[4]
125.71
124.98
-0.58
Bahan Makanan
133.93
132.83
-0.82
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
122.12
123.11
0.81
Perumahan
113.93
113.97
0.04
Sandang
117.80
118.29
0.41
Kesehatan
116.79
117.49
0.60
Pendidikan, Rekreasi, & OR
113.41
113.41
0.00
Transportasi & Komunikasi
125.01
121.10
-3.13
Konsumsi Rumah Tangga
6.
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada April 2016, terjadi kenaikan NTUP sebesar 2,15 persen. Hal ini dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,48 persen, sementara indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,66 persen (lihat Tabel 1). Kenaikan NTUP terjadi pada 3 (tiga) subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan NTUP sebesar 3,64 persen, subsektor peternakan yang naik sebesar 0,09 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 2,42 persen. Sementara
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
8
itu, subsektor tanaman pangan dan subsektor hortikultura mengalami penurunan NTUP masing-masing sebesar 0,50 persen dan 0,19 persen seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya April 2016 (2012=100) Perubahan Sub Sektor
Maret'16
April'16
Apr'16 thd Mar'16
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Tanaman Pangan
112.56
112.00
-0.50
2. Hortikultura
104.64
104.43
-0.19
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
103.80
107.58
3.64
4. Peternakan
108.92
109.01
0.09
5. Perikanan
112.17
114.88
2.42
a. Tangkap
117.21
122.75
4.73
b. Budidaya
104.49
103.38
-1.07
106.10
108.39
2.15
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 21/05/14/Th. XVII, 2 Mei 2016
9