No. 20/04/14/Th.XVI, 1 April 2015
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN Pada bulan Maret 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 97,55 atau naik sebesar 0,95 persen dibanding NTP Februari 2015 sebesar 96,63. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,88 persen dan penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,07 persen. Pada bulan Maret 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi deflasi sebesar 0,17 persen. Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan turun sebesar 0,90 persen, kelompok perumahan turun sebesar 0,25 persen, dan kelompok sandang turun sebesar 0,41 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 102,54 atau naik sebesar 0,45 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Maret 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 20/04/14 Th.XVI, 1 April 2015
1
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Maret 2015 sebesar 97,55 atau naik sebesar 0,95 persen dibanding NTP bulan Februari 2015 yaitu 96,63. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan dan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Maret 2015 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau
Perubahan (%)
Rincian
Februari'15
Maret’15
Mar’15 thd Feb’15
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
112.49
113.49
0.88
Indeks Harga yang Dibayar Petani
116.42
116.33
-0.07
Konsumsi Rumah Tangga
118.01
117.81
-0.17
Bahan Makanan
122.99
121.89
-0.90
Makanan Jadi
113.96
114.17
0.18
Perumahan
112.33
112.06
-0.25
Sandang
113.12
112.65
-0.41
Kesehatan
112.01
112.04
0.02
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
108.53
108.84
0.29
Transportasi dan Komunikasi
119.92
121.85
1.61
BPPBM
110.21
110.68
0.43
Bibit
110.54
110.71
0.16
Obat-obatan & Pupuk
108.28
108.65
0.35
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
104.13
104.03
-0.10
Transportasi
122.90
124.63
1.41
Penambahan Barang Modal
110.59
110.99
0.37
Upah Buruh Tani
107.33
107.74
0.38
Nilai Tukar Petani
96.63
97.55
0.95
Nilai Tukar Usaha Pertanian
102.08
102.54
0.45
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 20/04/14 Th.XVI, 1 April 2015
2
Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU MARET 2015 (2012 = 100) Subsektor [1]
1
2
3
4
5
Bulan Februari'15
Maret'15
[2]
[3]
% Perub. [4]
Tanaman Pangan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
119.05
119.61
0.47
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.68
116.67
-0.01
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
102.03
102.52
0.48
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
114.15
112.03
-1.85
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.88
116.86
-0.02
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
97.67
95.87
-1.84
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
109.67
111.86
2.00
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
117.12
117.01
-0.09
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
93.64
95.60
2.09
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
113.21
112.58
-0.55
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
113.03
112.99
-0.04
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
100.16
99.64
-0.52
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
124.04
122.85
-0.95
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.17
116.00
-0.14
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
106.77
105.90
-0.81
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
127.32
125.79
-1.20
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.73
116.61
-0.10
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
109.07
107.87
-1.10
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
119.07
118.41
-0.56
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
115.31
115.08
-0.20
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
103.26
102.89
-0.36
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
112.49
113.49
0.88
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.42
116.33
-0.07
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
96.63
97.55
0.95
Riau
Subsektor yang mengalami kenaikan indeks NTP dan mengakibatkan naiknya NTP di provinsi Riau adalah subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,48 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,09 persen. Sedangkan subsektor hortikultura, subsektor peternakan dan subsektor perikanan mengalami penurunan NTP masing-masing sebesar 1,84 persen, 0,52 persen dan 0,81 persen.
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Maret 2015, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 113,49. Indeks harga yang diterima ini mengalami peningkatan sebesar 0,88 persen jika dibandingkan dengan It pada Februari 2015 sebesar 112,49. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 20/04/14 Th.XVI, 1 April 2015
3
Kenaikan It terjadi di 2 (dua) dari 5 (lima) subsektor penyusunan NTP antara lain subsektor tanaman pangan sebesar 0,47 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,00 persen. Sedangkan subsektor hortikultura, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan mengalami penurunan It masing-masing sebesar 1,85 persen, 0,55 persen dan 0,95 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Maret 2015 di Provinsi Riau turun sebesar 0,07 persen dibanding Ib Februari 2015, yaitu dari 116,42 menjadi 116,33. Penurunan Ib terjadi di semua subsektor. Penurunan Ib yang tertinggi terjadi pada subsektor perikanan yaitu sebesar 0,14 persen; diikuti penurunan pada subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,10 persen; subsektor peternakan sebesar 0,04 persen; subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,02 persen dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,01 persen.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Maret 2015, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Februari 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,47 persen dan indeks harga yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi sebesar 0,29 persen dan palawija sebesar 0,91 persen (khususnya komoditas gabah, jagung, ketela pohon/ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai dan kacang tanah). Turunnya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,15 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, selar, duku, cabai hijau).
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Maret 2015, NTPH mengalami penurunan sebesar 1,84 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 1,85 persen, relatif lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 0,02 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayursayuran sebesar 2,16 persen, buah-buahan sebesar 1,58 persen dan tanaman obat 0.35 persen (khususnya nanas, cabai rawit, cabai merah, kacang panjang, mangga, semangka, melinjo, bayam dan jahe). Penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,09 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras dan cabai rawit).
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Maret 2015, NTPR mengalami peningkatan sebesar 2,09 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami peningkatan sebesar 2,00 persen dan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami penurunan sebesar 0,09 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 20/04/14 Th.XVI, 1 April 2015
4
Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,00 persen (khususnya kelapa sawit, kelapa dan pinang). Sementara itu, turunnya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,18 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, cabai hijau, selar dan duku).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Maret 2015, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,52 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,55 persen, relatif lebih besar dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,04 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 0,80 persen, unggas sebesar 0,56 persen dan hasil ternak 0,73 persen (khususnya sapi potong, ayam ras pedaging, babi, telur ayam buras, telur ayam ras dan kerbau). Penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,12 persen (khususnya cabai merah, daging ayam ras, cabai rawit, selar, cabai hijau, duku dan salak).
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Maret 2015, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,81 persen. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,14 persen, relatif lebih kecil dibandingkan penurunan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,95 persen. Penurunan It pada Maret 2015 disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,20 persen dan perikanan budidaya sebesar 0,56 persen (khususnya udang, ikan mas, baung, belanak, gulamah/gelamo/tigawaja, patin, bawal, gabus dll). Penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,39 persen (khususnya cabai merah, udang tambak, daging ayam ras, selar, tenggiri, cabai rawit, gabus, udang laut dan kubis/kol). 1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Maret 2015, NTN mengalami penurunan sebesar 1,10 persen jika dibandingkan dengan NTN Bulan Februari 2015. Hal ini terjadi karena Ib mengalami penurunan sebesar 0,10 persen, relatif lebih kecil dibandingkan penurunan It mengalami yang mencapai 1,20 persen. Penurunan It disebabkan oleh penurunan indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan perairan umum dan penangkapan laut masing-masing sebesar 1,32 persen dan 1,16 persen ((khususnya udang, baung, belanak, gulamah/gelamo/tigawaja , bawal, gabus dll ). Turunnya Ib dikarenakan adanya penurunan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,41 persen (khususnya cabai merah, udang tambak, daging ayam ras, selar, tenggiri, cabai rawit, gabus, udang laut dan kubis/kol) 2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Maret 2015, NTPi penurunan sebesar 0,36 persen. Penurunan ini dikarenakan Ib mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, relatif lebih kecil dibandingkan penurunan It yang mencapai 0,56 persen. Penurunan It disebabkan oleh turunnya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,56 persen (khususnya komoditi ikan mas dan patin). Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,36 persen (khususnya cabai merah, udang tambak, daging ayam ras, selar, tenggiri, cabai rawit, gabus, udang laut dan kubis/kol).
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 20/04/14 Th.XVI, 1 April 2015
5
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Maret 2015 (2012 = 100)
Subsektor dan Kelompok [1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Bulan
% Perub.
Februari'15
Maret'15
[3]
[4]
[5
119.05 113.35 135.13 116.68 117.83 110.42
119.61 113.68 136.37 116.67 117.66 111.29
0.47 0.29 0.91 -0.01 -0.15 0.78
114.15 112.47 116.06 105.37 116.88 118.20 110.53
112.03 110.05 114.23 105.01 116.86 118.09 110.94
-1.85 -2.16 -1.58 -0.35 -0.02 -0.09 0.37
109.67 109.67 117.12 118.29 110.59
111.86 111.86 117.01 118.07 111.08
2.00 2.00 -0.09 -0.18 0.44
113.21 115.82 117.55 108.37 113.41 113.03 117.56 106.05
112.58 114.89 119.15 107.77 112.59 112.99 117.41 106.17
-0.55 -0.80 1.36 -0.56 -0.73 -0.04 -0.12 0.11
124.04 127.32 119.07 116.17 116.09 116.29
122.85 125.79 118.41 116.00 115.64 116.72
-0.95 -1.20 -0.56 -0.14 -0.39 0.37
127.32 125.11 128.03 116.73 116.09 118.06
125.79 123.46 126.54 116.62 115.62 118.66
-1.20 -1.32 -1.16 -0.10 -0.41 0.51
119.07 119.07 115.31 116.08 113.60
118.41 118.41 115.08 115.67 113.78
-0.56 -0.56 -0.20 -0.36 0.15
BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 20/04/14 Th.XVI, 1 April 2015
6
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Peningkatan NTP terjadi di 7 (tujuh) dari 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu sebesar 1,28 persen, diikuti Provinsi Riau sebesar 0,95 persen, Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,82 persen, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,69 persen, Provinsi Bengkulu sebesar 0,59 persen, Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,32 persen, dan Provinsi NAD Darussalam sebesar 0,28 persen seperti terlihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Maret 2015 (2012 = 100) It
Ib
NTP
No.
Provinsi
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1
NAD Darussalam
111.96
0.05
114.97
-0.22
97.39
0.28
2
Sumatera Utara
116.42
1.05
117.50
0.22
99.09
0.82
3
Sumatera Barat
113.95
0.32
115.13
0.00
98.97
0.32
4
Riau
113.49
0.88
116.33
-0.07
97.55
0.95
5
Jambi
111.86
-0.58
116.76
0.01
95.81
-0.59
6
Sumatera Selatan
113.47
0.58
115.42
-0.12
98.31
0.69
7
Bengkulu
111.84
0.43
116.22
-0.16
96.24
0.59
8
Lampung
118.10
-0.54
115.45
0.33
102.30
-0.87
9
Bangka Belitung
119.59
1.68
114.69
0.39
104.28
1.28
10
Kepulauan Riau
114.94
0.40
114.36
0.42
100.51
-0.03
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Maret 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi deflasi sebesar 0,17 persen. Deflasi perdesaan disebabkan oleh turunnya indeks pada beberapa kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan turun sebesar 0,90 persen, kelompok perumahan turun sebesar 0,25 persen, dan kelompok sandang turun sebesar 0,41 persen. Sementara kelompok pengeluaran konsumsi lainnya mengalami peningkatan indeks harga yaitu kelompok makanan jadi naik sebesar 0,18 persen; kelompok kesehatan naik sebesar 0,02 persen,; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,29 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 1,61 persen seperti terlihat pada Tabel 5 berikut:
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 20/04/14 Th.XVI, 1 April 2015
7
Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Maret 2015 (2012 = 100) Perubahan Kelompok Pengeluaran
Februari'15
Maret’15
Mar’15 thdp Feb’15
[1]
[2]
[3]
[4]
118.01
117.81
-0.17
Bahan Makanan
122.99
121.89
-0.90
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
113.96
114.17
0.18
Perumahan
112.33
112.06
-0.25
Sandang
113.12
112.65
-0.41
Kesehatan
112.01
112.04
0.02
Pendidikan, Rekreasi, & OR
108.53
108.84
0.29
Transportasi & Komunikasi
119.92
121.85
1.61
Konsumsi Rumah Tangga
6.
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Maret 2015, terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,45 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,43 persen (lihat Tabel 1). Kenaikan NTUP hanya terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 1,55 persen seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Maret 2015 (2012=100) Perubahan Sub Sektor
Februari'15
Maret'15
Mar15 thd Feb'15
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Tanaman Pangan
107.81
107.48
-0.30
2. Hortikultura
103.28
100.99
-2.22
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
99.17
100.71
1.55
4. Peternakan
106.75
106.04
-0.66
5. Perikanan
106.66
105.25
-1.32
a. Tangkap
107.84
106.01
-1.70
b. Budidaya
104.81
104.07
-0.71
102.08
102.54
0.45
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 20/04/14 Th.XVI, 1 April 2015
8