No. 38/08/14/Th.XVI, 3 Agustus 2015
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN Pada bulan Juli 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 94,74 atau turun sebesar 1,56 persen dibanding NTP Juni 2015 sebesar 96,24. Penurunan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,33 persen, sementara indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,23 persen. Pada bulan Juli 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,39 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan naik sebesar 0,11 persen, kelompok makanan jadi naik 0,78 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,39 persen, kelompok sandang naik sebesar 1,57 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,06 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 1,53 persen dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,14 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 100,97 atau turun sebesar 1,32 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Juli 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
1
di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Juli 2015 sebesar 94,74 atau turun sebesar 1,56 persen dibanding NTP bulan Juni 2015 yaitu 96,24. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan yang relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Juli 2015 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau
Perubahan (%)
Rincian
Juni'15
Juli’15
Juli’15 thd Juni15
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
114.94
113.52
-1.23
Indeks Harga yang Dibayar Petani
119.42
119.82
0.33
Konsumsi Rumah Tangga
121.23
121.70
0.39
Bahan Makanan
126.94
127.08
0.11
Makanan Jadi
116.19
117.10
0.78
Perumahan
113.11
113.54
0.39
Sandang
114.32
116.12
1.57
Kesehatan
113.35
113.42
0.06
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
109.53
111.20
1.53
Transportasi dan Komunikasi
126.50
126.67
0.14
BPPBM
112.32
112.43
0.09
Bibit
112.09
112.99
0.80
Obat-obatan & Pupuk
109.93
110.05
0.11
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
104.85
104.87
0.02
Transportasi
129.97
130.07
0.08
Penambahan Barang Modal
112.30
112.44
0.13
Upah Buruh Tani
108.50
108.56
0.06
Nilai Tukar Petani
96.24
94.74
-1.56
Nilai Tukar Usaha Pertanian
102.33
100.97
-1.32
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
2
Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU JULI 2015 (2012 = 100) Bulan
Subsektor [1]
1
2
3
4
5
% Perub.
Juni'15
Juli'15
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
123.07
123.54
0.38
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
119.88
120.31
0.36
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
102.66
102.68
0.02
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
113.41
114.75
1.18
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
119.85
120.18
0.28
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
94.63
95.48
0.90
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
112.33
109.12
-2.85
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.27
120.66
0.33
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
93.39
90.43
-3.17
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
116.01
117.31
1.13
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
115.40
115.77
0.31
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
100.52
101.34
0.81
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
125.42
127.13
1.36
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.88
119.41
0.44
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
105.50
106.46
0.91
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
129.51
130.97
1.13
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
119.74
120.27
0.44
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
108.16
108.90
0.68
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
119.24
121.32
1.74
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
117.59
118.11
0.44
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
101.41
102.72
1.30
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
114.94
113.52
-1.23
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
119.42
119.82
0.33
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
96.24
94.74
-1.56
Riau
Seluruh subsektor penyusun NTP
mengalami kenaikan indeks NTP, kecuali subsektor tanaman
perkebunan rakyat yang mengalami penurunan NTP sebesar 3,17 persen. Adapun subsektor penyusun NTP yang mengalami kenaikan indeks NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen, subsektor tanamna hortikultura yang mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen, subsektor
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
3
peternakan yang mengalami kenaikan sebesar 0,81 persen dan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,91 persen.
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Juli 2015, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 113,52. Indeks harga yang diterima ini mengalami penurunan sebesar 1,23 persen jika dibandingkan dengan It pada Juni 2015 sebesar 114,94. Penurunan It terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 2,85 persen. Sementara itu, empat subsektor penyusun NTP lainnya mengalami kenaikan It. Adapun subsektor yang mengalami kenaikan It antara lain subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 0,38 persen, subsektor tanaman hortikultura yang naik sebesar 1,18 persen, subsektor tanaman peternakan yang naik sebesar 1,13 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 1,36 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Juli 2015 di Provinsi Riau naik sebesar 0,33 persen dibanding Ib Juni 2015, yaitu dari 119,42 menjadi 119,82. Kenaikan Ib terjadi di semua subsektor penyusun NTP. Kenaikan Ib tertinggi terjadi di subsektor perikanan yaitu sebesar 0,44 persen, diikuti subsektor tanaman pangan sebesar 0,36 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,33 persen, subsektor peternakan sebesar 0,31 persen dan subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,28 persen.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Juli 2015, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Juni 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,36 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh
naiknya indeks harga kelompok
palawija sebesar 1,27 persen (khususnya komoditas ketela pohon/ubi kayu, jagung dan kacang tanah). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,39 persen (khususnya udang laut, gula pasir, minyak goring, rokok kretek filter, telur ayam ras, jeruk dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,15 persen (khususnya bibit jagung, insektisida, urea dll).
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
4
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Juli 2015 (2012 = 100) Subsektor dan Kelompok [1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Bulan Juni'15 Juli'15
% Perub.
[3]
[4]
[5
123.07 117.24 139.56 119.88 121.29 112.23
123.54 117.24 141.33 120.31 121.76 112.39
0.38 0.00 1.27 0.36 0.39 0.15
113.41 111.10 115.92 107.74 119.85 121.60 111.42
114.75 112.85 116.87 107.26 120.18 121.99 111.50
1.18 1.57 0.82 -0.45 0.28 0.32 0.07
112.33 112.33 120.27 121.57 113.02
109.12 109.12 120.66 122.01 113.12
-2.85 -2.85 0.33 0.37 0.09
116.01 119.09 120.06 110.64 115.12 115.40 120.49 107.58
117.31 120.48 120.90 111.91 116.48 115.77 121.04 107.65
1.13 1.17 0.70 1.15 1.18 0.31 0.46 0.06
125.42 129.51 119.24 118.88 118.49 119.64
127.13 130.97 121.32 119.41 119.19 119.79
1.36 1.13 1.74 0.44 0.59 0.13
129.51 128.24 129.91 119.74 118.46 122.37
130.97 127.38 132.11 120.27 119.17 122.54
1.13 -0.67 1.69 0.44 0.60 0.14
119.24 119.24 117.59 118.53 115.51
121.32 121.32 118.11 119.23 115.64
1.74 1.74 0.44 0.59 0.11
BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
5
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juli 2015, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,18 persen , relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,28 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan masing-masing sebesar 1,57 persen dan 0,82 persen (khususnya nanas, cabai merah, pisang, kacang panjang, mangga dll). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,32 persen (khususnya gula pasir, udang laut, minyak goring, rokok kretek filter, kelapa tua, manga, telur ayam ras dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,07 persen (khususnya NP/NPK, upah penyemprotan, herbisida, insektisida dan KCL) .
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juli 2015, NTPR mengalami penurunan sebesar 3,17 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami penurunan sebesar 2,85 persen dan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,33 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh
turunnya indeks harga kelompok
tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,85 persen (khususnya kelapa sawit, karet dan kopi). Sementara itu, naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,37 persen (khususnya gula pasir, udang laut, minyak goreng, manga, rokok kretek filter, kelapa tua, jeruk dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,09 persen (khususnya upah menuai/memanen, bibit kelapa sawit, bibit kelapa, herbisisda dan gerobak).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Juli 2015, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,81 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,13 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,31 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak besar yang naik sebesar 1,17 persen, kelompok ternak kecil yang naik sebesar 0,70 persen, kelompok unggas yang naik sebesar 1,15 persen dan hasil ternak yang naik sebesar 1,18 persen. (khususnya sapi potong, ayam ras pedaging, kerbau, kambing, ayam buras, telur ayam buras, telur itik dan telur ayam ras). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,46 persen (khususnya gula pasir, udang laut, rokok kretek filter, minyak goreng, kelapa tua, jeruk, gorengan, dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen (khususnya bibit sapi potong, kayu balok, ember dan bibit kambing).
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Juli 2015, NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen, relatif lebih rendah dibandingkan Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
6
kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,36 persen. Kenaikan It pada Juli 2015 disebabkan oleh naiknya
indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,13 persen dan
kelompok perikanan budidaya sebesar 1,74 persen (khususnya patin, kerang, udang, lele, mas, nila, bawal dll). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,59 persen (khususnya udang laut, tenggiri, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, rokok kretek filter, mie bakso dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,13 persen (dedak, pancing, umpan, motor tempel dll).
1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Juli 2015, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen jika dibandingkan dengan NTN Bulan Juni 2015. Hal ini terjadi karena Ib mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen, relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan It sebesar 1,13 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan laut sebesar 1,69 persen (khususnya kerang, udang, bawal, patin dll). Naiknya Ib dikarenakan adanya kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,60 persen (khususnya udang laut, tenggiri, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, rokok kretek filter, mie bakso dll) dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,14 persen (khususnya pancing, umpan, motor temple, jarring angkat, minyak tanah dan keranjang).
2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juli 2015, NTPi mengalami kenaikan sebesar 1,30 persen. Kenaikan ini dikarenakan It mengalami kenaikan sebesar 1,74 persen, relatif lebing tinggi dibandingkan dengan kenaikan It sebesar 0,44 persen. Naiknya It disebabkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 1,74 persen (khususnya komoditi ikan patin, lele, mas, nila, gurame dan bawal). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,59 persen (khususnya udang laut, tenggiri, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, rokok kretek filter, mie bakso dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,11 persen (dedak, pelet, benih bawal dan benih nila).
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Penurunan NTP terjadi di 6 (enam) dari 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,56 persen, diikuti Provinsi Bengkulu sebesar 1,35 persen, Provinsi Sumatera Selatan sebesar 1,17 persen, Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,93 persen, Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,19 persen dan Provinsi Jambi sebesar 0,10 persen. Sementara itu, kenaikan NTP terjadi 4 (empat) Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kep. Riau yaitu sebesar 1,43 persen, diikuti Provinsi Lampung sebesar 0,97 persen, Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,75 persen dan Provinsi NAD sebesar 0,48 persen seperti terlihat pada Tabel 4 berikut:
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
7
Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Juli 2015 (2012 = 100) It
Ib
NTP
No.
Provinsi
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1
NAD
114.27
1.14
118.76
0.66
96.22
0.48
2
Sumatera Utara
117.87
-0.36
120.83
0.58
97.55
-0.93
3
Sumatera Barat
115.55
0.47
118.69
0.66
97.36
-0.19
4
Riau
113.52
-1.23
119.82
0.33
94.74
-1.56
5
Jambi
114.87
0.43
119.66
0.53
96.00
-0.10
6
Sumatera Selatan
114.16
-0.49
118.73
0.68
96.15
-1.17
7
Bengkulu
111.18
-0.60
119.35
0.76
93.15
-1.35
8
Lampung Kep. Bangka Belitung Kepulauan Riau
122.37
1.88
118.33
0.90
103.41
0.97
124.92
1.33
116.98
0.58
106.79
0.75
116.88
2.02
116.48
0.58
100.35
1.43
9 10
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Juli 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,39 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan naik sebesar 0,11 persen, kelompok makanan jadi naik 0,78 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,39 persen, kelompok sandang naik sebesar 1,57 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,06 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 1,53 persen dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,14 persen. seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Juli 2015 (2012 = 100) Bulan
Perubahan
Kelompok Pengeluaran
Juni'15
Juli’15
Juli’15 thdp Juni’15
[1]
[2]
[3]
[4]
Konsumsi Rumah Tangga
121.23
121.70
0.39
Bahan Makanan
126.94
127.08
0.11
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
116.19
117.10
0.78
Perumahan
113.11
113.54
0.39
Sandang
114.32
116.12
1.57
Kesehatan
113.35
113.42
0.06
Pendidikan, Rekreasi, & OR
109.53
111.20
1.53
Transportasi & Komunikasi
126.50
126.67
0.14
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
8
6.
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Juli 2015, terjadi penurunan NTUP sebesar 1,32 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,23 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks BPPBM yang hanya 0,09 persen (lihat Tabel 1). Penurunan NTUP
terjadi pada subsektor tanaman
perkebunan rakyat yang turun sebesar 2,94 persen. Sementara, subsektor penyusun NTP lain mengalami kenaikan NTUP. Adapun subsektor yang mengalami kenaikan NTUP antara lain subsektor tanaman pangan sebesar 0,23 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,11 persen, subsektor peternakan sebesar 1,06 persen dan subsektor perikanan sebesar 1,23 persen seperti terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Juli 2015 (2012=100) Perubahan Sub Sektor
Juni'15
Juli'15
Juli15 thd Juni'15
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Tanaman Pangan
109.66
109.92
0.23
2. Hortikultura
101.79
102.91
1.11
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
99.39
96.47
-2.94
4. Peternakan
107.83
108.98
1.06
5. Perikanan
104.83
106.12
1.23
a. Tangkap
105.83
106.88
0.99
b. Budidaya
103.23
104.92
1.63
102.33
100.97
-1.32
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 38/08/14 Th.XVI, 3 Agustus 2015
9