No. 23/05/14/Th.XVI, 4 Mei 2015
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU APRIL 2015 SEBESAR 96,44 ATAU TURUN 1,14 PERSEN Pada bulan April 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 96,44 atau turun sebesar 1,14 persen dibanding NTP Maret 2015 sebesar 97,55. Penurunan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,83 persen dan penurunan indeks harga yang diterima petani sebesar 0,32 persen. Pada bulan April 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,78 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan naik sebesar 0,28 persen, kelompok makanan jadi naik 0,37 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,66 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,26 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,46 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,36 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi naik 3,38 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 101,25 atau turun sebesar 1,26 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai April 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
1
Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan April 2015 sebesar 96,44 atau turun sebesar 1,14 persen dibanding NTP bulan Maret 2015 yaitu 97,55. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami penurunan dan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami kenaikan seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau April 2015 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau
Perubahan (%)
Rincian
Maret'15
April’15
April’15 thd Mar’15
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
113.49
113.12
-0.32
Indeks Harga yang Dibayar Petani
116.33
117.29
0.83
Konsumsi Rumah Tangga
117.81
118.72
0.78
Bahan Makanan
121.89
122.23
0.28
Makanan Jadi
114.17
114.58
0.37
Perumahan
112.06
112.80
0.66
Sandang
112.65
112.94
0.26
Kesehatan
112.04
112.55
0.46
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
108.84
109.23
0.36
Transportasi dan Komunikasi
121.85
125.97
3.38
BPPBM
110.68
111.72
0.94
Bibit
110.71
111.03
0.28
Obat-obatan & Pupuk
108.65
109.47
0.75
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
104.03
104.28
0.24
Transportasi
124.63
128.80
3.35
Penambahan Barang Modal
110.99
111.47
0.43
Upah Buruh Tani
107.74
108.06
0.30
Nilai Tukar Petani
97.55
96.44
-1.14
Nilai Tukar Usaha Pertanian
102.54
101.25
-1.26
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
2
Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU APRIL 2015 (2012 = 100) Subsektor [1]
1
2
3
4
5
Bulan
% Perub.
Maret'15
April'15
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
119.61
120.13
0.43
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.67
117.60
0.80
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
102.52
102.16
-0.36
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
112.03
110.98
-0.94
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.86
117.78
0.79
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
95.87
94.23
-1.71
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
111.86
111.14
-0.65
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
117.01
117.98
0.83
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
95.60
94.20
-1.47 0.48
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
112.58
113.12
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
112.99
113.90
0.81
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
99.64
99.32
-0.33 0.38
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
122.85
123.32
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.00
117.10
0.95
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
105.90
105.31
-0.56
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
125.79
126.06
0.21
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.62
118.05
1.23
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
107.87
106.79
-1.00
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
118.41
119.17
0.64
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
115.08
115.67
0.51
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
102.89
103.02
0.13
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
113.49
113.12
-0.32
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.33
117.29
0.83
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
97.55
96.44
-1.14
Riau
Seluruh subsektor penyusun NTP mengalami penurunan indeks NTP dan mengakibatkan turunnya NTP di provinsi Riau. Penurunan NTP terbesar terjadi pada subsektor tanaman hortikultura dengan penurunan NTP sebesar 1,71 persen; diikuti oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat dengan penurunan NTP sebesar 1,47 persen; kemuadian subsektor perikanan dengan penurunan NTP sebesar 0,56 persen; subsektor tanaman pangan dengan penurunan NTP sebesar 0,36 persen dan subsektor peternakan dengan penurunan NTP sebesar 0,33 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
3
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada April 2015, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 113,12. Indeks harga yang diterima ini mengalami penurunan sebesar 0,32 persen jika dibandingkan dengan It pada Maret 2015 sebesar 113,49. Penurunan It terjadi di 2 (dua) dari 5 (lima) subsektor penyusunan NTP antara lain subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,94 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,65 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan mengalami keniakan It masingmasing sebesar 0,43 persen, 0,48 persen dan 0,38 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada April 2015 di Provinsi Riau naik sebesar 0,83 persen dibanding Ib Maret 2015, yaitu dari 116,33 menjadi 117,29. Kenaikan Ib terjadi di semua subsektor. Kenaikan Ib untuk masing-masing subsektor antara lain subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,80 persen; subsektor tanaman hortikultura naik sebesar 0,79 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,83 persen; subsektor peternakan naik sebesar 0,81 persen dan subsektor perikanan naik sebesar 0,95 persen.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada April 2015, NTPP mengalami penurunan sebesar 0,36 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Maret 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen, relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,80 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi sebesar 0,89 persen (khususnya komoditas gabah). Naikanya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,83 persen (khususnya bawang merah, bensin, beras, gula pasir, tahu mentah, bawang putih, udang laut, minyak tanah dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,58 persen (khususnya bensin, np/npk, urea, upah menuai/memanen dll).
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada April 2015, NTPH mengalami penurunan sebesar 1,71 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 0,94 persen , sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,79 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayursayuran sebesar 1,30 persen dan buah-buahan sebesar 0,59 persen (khususnya cabai merah, jeruk, babai rawit, petai, mangga dll). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,88 persen (khususnya bawang merah, bensin, beras, gula pasir, tahu mentah, bawang putih dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,33 persen (khususnya bensin, solar, np/npk dll).
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
4
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya April 2015 (2012 = 100) Subsektor dan Kelompok
Bulan Maret'15 April'15
[1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
% Perub.
[3]
[4]
[5
119.61 113.68 136.37 116.67 117.66 111.29
120.13 114.69 135.48 117.60 118.64 111.93
0.43 0.89 -0.65 0.80 0.83 0.58
112.03 110.05 114.23 105.01 116.86 118.09 110.94
110.98 108.61 113.56 105.19 117.78 119.12 111.30
-0.94 -1.30 -0.59 0.17 0.79 0.88 0.33
111.86 111.86 117.01 118.07 111.08
111.14 111.14 117.98 119.02 112.19
-0.65 -0.65 0.83 0.80 1.00
112.58 114.89 119.15 107.77 112.59 112.99 117.41 106.17
113.12 115.70 120.32 107.83 112.70 113.90 118.24 107.23
0.48 0.71 0.98 0.05 0.10 0.81 0.70 1.00
122.85 125.79 118.41 116.00 115.64 116.72
123.32 126.06 119.17 117.10 116.03 119.26
0.38 0.21 0.64 0.95 0.34 2.18
125.79 123.46 126.54 116.62 115.62 118.67
126.06 125.33 126.30 118.05 115.99 122.28
0.21 1.51 -0.19 1.23 0.32 3.04
118.41 118.41 115.08 115.67 113.78
119.17 119.17 115.67 116.11 114.71
0.64 0.64 0.51 0.38 0.82
BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
5
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada April 2015, NTPR mengalami penurunan sebesar 1,47 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami penurunan sebesar 0,65 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani yang mengalami kenaikan sebesar 0,83 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,65 persen (khususnya kelapa sawit). Sementara itu, naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,80 persen (khususnya bawang merah, bensin, beras, gula pasir, solar, ongkos servis motor, upah tukang mandor, bawang putih dll) dan indeks BPPBM sebesar 1,00 persen (khususnya bensin, tsp.sp36, upah menuai/memanen, urea, ongkos angkut, solar, np/npk dll).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada April 2015, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,33 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,48 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,81 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 0,71 persen, ternak kecil sebesar 0,98 persen, unggas sebesar 0,05 persen dan hasil ternak sebesar 0,10 persen (khususnya sapi potong, ayam ras pedaging, babi, kerbau, kambing dan telur ayam buras). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,70 persen (khususnya bawang merah, bensin, beras, gula pasir, ongkos angkutan luar kota, tahu mentah dll) dan indeks BPPBM sebesar 1,00 persen (khususnya solar, bensin, dedak, tempat makan, jagung pipilan, bibit sapi potong, konsentrat dll).
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada April 2015, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,56 persen. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,95 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,38 persen. Kenaikan It pada April 2015 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,21 persen dan perikanan budidaya sebesar 0,64 persen (khususnya patin, baung, udang, tenggiri, lele, gurame, gabus, pari, betutu dan senangin/kuro). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,34 persen (khususnya bensin, bawang merah, ongkos angkutan dalam kota, gula pasir, udang laut, beras dll) dan indeks BPPBM sebesar 2,18 persen (khususnya solar, ikan segar/rucah, listrik, jerigen, benih nila, dedak, upah memanen, keranjang bensin dll). 1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada April 2015, NTN mengalami penurunan sebesar 1,00 persen jika dibandingkan dengan NTN Bulan Maret 2015. Hal ini terjadi karena Ib mengalami kenaikan sebesar 1,23 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan It sebesar 0,21 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar 1,51 persen (khususnya baung, udang, tenggiri, gabung, patin, pari, betutu dan senangin/kuro ). Naiknya Ib dikarenakan adanya kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,32 persen (khususnya bensin, bawang merah, ongkos angkutan dalam kota, gula pasir, udang laut, beras dll) dan indeks BPPBM sebesar 3,04 persen (khususnya solar, bensin, pancing, ongkos angkut dan jaring insang) Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
6
2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada April 2015, NTPi kenaikan sebesar 0,13 persen. Kenaikan ini dikarenakan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,51 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan It yang mencapai 0,64 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,64 persen (khususnya komoditi ikan patin lele, gurame dan bawal). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,38 persen (khususnya bensin, bawang merah, ongkos angkutan dalam kota, gula pasir, udang laut, beras dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,82 persen (khususnya ikan segar/rucah, listrik, jerigen, benih nila, dedak, upah memanen, keranjang dll).
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Penurunan NTP terjadi di 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 1,99 persen, diikuti Provinsi Kep. Riau sebesar 1,81 persen, Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,27 persen, Provinsi Riau sebesar 1,14 persen, Provinsi Jambi sebesar 1,13 persen, Provinsi NAD sebesar 0,93 persen, dan Provinsi Lampung sebesar 0,85 persen, Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,53 persen dan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,48 persen. Sementara, Provinsi Kep. Bangka Belitung menjadi satu-satunya provinsi di pulau Sumatera yang mengalami kenaikan NTP, yaitu sebesar 0,41 persen seperti terlihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya April 2015 (2012 = 100) It
Ib
NTP
No.
Provinsi
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1
NAD
111.87
-0.08
115.96
0.86
96.48
-0.93
2
Sumatera Utara
116.52
0.08
118.22
0.61
98.57
-0.53
3
Sumatera Barat
113.47
-0.42
116.13
0.86
97.71
-1.27
4
Riau
113.12
-0.32
117.29
0.83
96.44
-1.14
5
Jambi
110.96
-0.81
117.14
0.33
94.72
-1.13
6
Sumatera Selatan
113.60
0.11
116.11
0.60
97.84
-0.48
7
Bengkulu
110.23
-1.44
116.87
0.56
94.32
-1.99
8
Lampung
117.25
-0.72
115.60
0.13
101.43
-0.85
9
Kep. Bangka Belitung
120.63
0.86
115.21
0.45
104.70
0.41
10
Kepulauan Riau
113.86
-0.94
115.38
0.89
98.69
-1.81
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
7
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan April 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,78 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan naik sebesar 0,28 persen, kelompok makanan jadi naik 0,37 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,66 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,26 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,46 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,36 persen dan kelompok transportasi dan komunikasi naik 3,38 persen. seperti terlihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran April 2015 (2012 = 100) Bulan Kelompok Pengeluaran
Maret'15
April’15
Mar’15 thdp Feb’15
[1]
[2]
[3]
[4]
117.81
118.72
0.78
Bahan Makanan
121.89
122.23
0.28
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
114.17
114.58
0.37
Perumahan
112.06
112.80
0.66
Sandang
112.65
112.94
0.26
Kesehatan
112.04
112.55
0.46
Pendidikan, Rekreasi, & OR
108.84
109.23
0.36
Transportasi & Komunikasi
121.85
125.97
3.38
Konsumsi Rumah Tangga
6.
Perubahan
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada April 2015, terjadi penurunan NTUP sebesar 1,26 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,32 persen, sementara indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen (lihat Tabel 1). Penurunan NTUP terjadi di seluruh subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan turun sebesar 0,15 persen; subsektor tanaman hortikultura turun sebesar 1,26 persen; tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,64 persen; subsektor peternakan turun sebesar 0,51 persen dan subsektor perikanan turun sebesar 1,76 persen seperti terlihat pada Tabel 6.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
8
Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya April 2015 (2012=100) Perubahan Sub Sektor
Maret'15
April'15
Mar15 thd Feb'15
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Tanaman Pangan
107.48
107.33
-0.15
2. Hortikultura
100.99
99.71
-1.26
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
100.71
99.06
-1.64
4. Peternakan
106.04
105.50
-0.51
5. Perikanan
105.25
103.40
-1.76
a. Tangkap
106.01
103.10
-2.74
b. Budidaya
104.07
103.88
-0.18
102.54
101.25
-1.26
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 23/05/14 Th.XVI, 4 Mei 2015
9