No.
34/07/14/Th.XVI, 1 Juli 2015
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN Pada bulan Juni 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 96,24 atau naik sebesar 1,05 persen dibanding NTP Mei 2015 sebesar 95,24. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 2,19 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 1,12 persen. Pada bulan Juni 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 1,32 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan naik sebesar 2,36 persen, kelompok makanan jadi naik 0,71 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,14 persen, kelompok sandang naik sebesar 1,20 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,45 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,14 persen dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami penurunan indeks sebesar 0,44 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 102,33 atau naik sebesar 1,93 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai Juni 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
1
Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Juni 2015 sebesar 96,24 atau naik sebesar 1,05 persen dibanding NTP bulan Mei 2015 yaitu 95,24. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan yang relatif lebih besar dibandingkan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Juni 2015 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau
Perubahan (%)
Rincian
Mei'15
Juni’15
Juni’15 thd Mei15
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
112.48
114.94
2.19
Indeks Harga yang Dibayar Petani
118.10
119.42
1.12
Konsumsi Rumah Tangga
119.66
121.23
1.32
Bahan Makanan
124.01
126.94
2.36
Makanan Jadi
115.37
116.19
0.71
Perumahan
112.95
113.11
0.14
Sandang
112.96
114.32
1.20
Kesehatan
112.85
113.35
0.45
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
109.37
109.53
0.14
Transportasi dan Komunikasi
125.94
126.50
0.44
BPPBM
112.04
112.32
0.25
Bibit
111.35
112.09
0.67
Obat-obatan & Pupuk
109.77
109.93
0.15
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
104.36
104.85
0.47
Transportasi
129.28
129.97
0.53
Penambahan Barang Modal
111.67
112.30
0.56
Upah Buruh Tani
108.48
108.50
0.02
Nilai Tukar Petani
95.24
96.24
1.05
Nilai Tukar Usaha Pertanian
100.39
102.33
1.93
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
2
Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU JUNI 2015 (2012 = 100) Subsektor [1]
1
2
3
4
5
Bulan
% Perub.
Mei'15
Juni'15
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
121.08
123.07
1.64
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.47
119.88
1.19
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
102.21
102.66
0.44
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
111.54
113.41
1.68
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.52
119.85
1.11
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
94.10
94.63
0.56
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
109.44
112.33
2.63
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.86
120.27
1.19
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
92.08
93.39
1.43
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
114.10
116.01
1.67
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
114.43
115.40
0.85
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
99.71
100.52
0.82
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
124.07
125.42
1.08
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
117.75
118.88
0.96
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
105.37
105.50
0.12
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
127.11
129.51
1.89
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.66
119.74
0.90
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
107.12
108.16
0.97
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
119.49
119.24
-0.21
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.36
117.59
1.05
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
102.69
101.41
-1.24
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
112.48
114.94
2.19
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.10
119.42
1.12
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
95.24
96.24
1.05
Riau
Seluruh subsektor penyusun NTP mengalami kenaikan indeks NTP dan mengakibatkan naiknya NTP di provinsi Riau. Kenaikan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 1,43 persen, kemudian diikuti oleh subsektor peternakan yang naik sebesar 0,82 persen, subsektor tanaman hortikultura yang naik sebesar 0,56 persen, subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 0,44 persen dan terakhir adalah subsektor perikanan yang naik sebesar 0,12 persen.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
3
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Juni 2015, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 114.94. Indeks harga yang diterima ini mengalami kenaikan sebesar 2,19 persen jika dibandingkan dengan It pada Mei 2015 sebesar 112,48. Kenaikan It terjadi di seluruh subsektor penyusun NTP. Kenaikan It tertinggi terjadi di subsektor tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 2,63 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,68 persen, subsektor peternakan sebesar 1,67 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,64 persen dan subsektor perikanan sebesar 1,08 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Juni 2015 di Provinsi Riau naik sebesar 1,12 persen dibanding Ib Mei 2015, yaitu dari 118,10 menjadi 119.42. Kenaikan Ib terjadi di semua subsector penyusun NTP. Kenaikan Ib tertinggi terjadi di subsektor tanaman pangan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 1,19 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,11 persen, subsektor perikanan sebesar 0,96 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,85 persen.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Juni 2015, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Mei 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,64 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 1,19 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi sebesar 2,03 persen dan palawija sebesar 0,75 persen (khususnya komoditas gabah, ketela pohon/ubi kayu, ubi jalar dan kacang tanah). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,37 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, gula pasir dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,19 persen (khususnya bibit padi, karung, ongkos angkut, urea, bensin, tsp/sp36, kereta dorong dan oli).
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juni 2015, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,68 persen , relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 1,11 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran buah-buahan dan tanaman obat masing-masing sebesar 1,16 persen, 2,20 persen dan 1,95 persen (khususnya nanas, cabai merah, pisang, kacang panjang, mangga dll). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,30 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, gula pasir, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen (khususnya urea, upah mencangkul, bensin, karung dll) .
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
4
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Juni 2015 (2012 = 100) Subsektor dan Kelompok [1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
Bulan
% Perub.
Mei'15
Juni'15
[3]
[4]
[5
121.08 114.91 138.52 118.47 119.65 112.02
123.07 117.24 139.56 119.88 121.29 112.23
1.64 2.03 0.75 1.19 1.37 0.19
111.54 109.82 113.43 105.68 118.52 120.04 111.23
113.41 111.10 115.92 107.74 119.85 121.60 111.42
1.68 1.16 2.20 1.95 1.11 1.30 0.17
109.44 109.44 118.86 119.96 112.71
112.33 112.33 120.27 121.57 113.02
2.63 2.63 1.19 1.34 0.27
114.10 116.82 120.24 108.79 113.86 114.43 119.11 107.23
116.01 119.09 120.06 110.64 115.12 115.40 120.49 107.58
1.67 1.94 -0.15 1.70 1.11 0.85 1.16 0.32
124.07 127.11 119.49 117.75 116.88 119.51
125.42 129.51 119.24 118.88 118.49 119.64
1.08 1.89 -0.21 0.96 1.38 0.11
127.11 126.12 127.43 118.66 116.83 122.43
129.51 128.24 129.91 119.74 118.46 122.37
1.89 1.68 1.95 0.90 1.39 -0.05
119.49 119.49 116.36 116.94 115.10
119.24 119.24 117.59 118.53 115.51
-0.21 -0.21 1.05 1.36 0.36
BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
5
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juni 2015, NTPR mengalami kenaikan sebesar 1,43 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami kenaikan sebesar 2,63 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 1,19 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,63 persen (khususnya karet, kelapa, kelapa sawit, pinang dan kopi). Sementara itu, naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,34 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, gula pasir, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,27 persen (khususnya ongkos angkut).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Juni 2015, NTPT mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,67 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang sebesar 0,85 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak besar, unggas dan hasil ternak masing-masing sebesar 1,94 persen, 1,70 persen dan 1,11 persen. (khususnya sapi potong, ayam ras pedaging, kerbau, ayam buras, telur ayam ras dan telur ayam buras). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,16 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,32 persen (khususnya ampas tahu, dedak dan gas LPG ).
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Juni 2015, NTNP mengalami kenaikan sebesar 0,12 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,96 persen, relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,08 persen. Kenaikan It pada Juni 2015 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,89 persen (khususnya udang, bawal, kepiting laut, senangin/kuro, baung, tenggiri, patin dll). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,38 persen (khususnya cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, gula pasir, kubis/kol, daging ayam ras, gabus, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,11 persen (benih lele, benih gurame, keranjang, benih nila, ongkos angkut dll).
1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Juni 2015, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,97 persen jika dibandingkan dengan NTN Bulan Mei 2015. Hal ini terjadi karena Ib mengalami kenaikan sebesar 0,90 persen, relatif lebih rendah dibandingkan kenaikan It sebesar 1,89 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar 1,68 persen dan penangkapan laut sebesar 1,95 persen (khususnya udang, bawal, kepiting laut, senangin/kuro, baung, tenggiri, patin dll). Naiknya Ib dikarenakan adanya kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,39 persen (khususnya cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, gula pasir, kubis/kol, daging ayam ras, gabus, rokok kretek filter dll).
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
6
2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juni 2015, NTPi mengalami penurunan sebesar 1,24 persen. Penurunan ini dikarenakan Ib mengalami kenaikan sebesar 1,05 persen, sementara It mengalami penurunan 0,21 persen. Turunnya It disebabkan oleh turunnya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,21 persen (khususnya komoditi ikan patin). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,36 persen (khususnya cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, gula pasir, kubis/kol, daging ayam ras, gabus, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,36 persen (benih lele, benih gurame, keranjang, benih nila, ongkos angkut dll).
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Kenaikan NTP terjadi di 7 (tujuh) dari 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 1,33 persen, diikuti Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,12 persen, Provinsi Riau sebesar 1,05 persen, Provinsi Bengkulu sebesar 0,87 persen, Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,73 persen, Provinsi Lampung sebesar 0,25 persen dan Provinsi NAD sebesar 0,16 persen. Sementara itu, penurunan NTP terjadi 3 (tiga) Provinsi di Pulau Sumatera. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 0,29 persen, diikuti Provinsi Kep. Riau sebesar 0,22 persen dan Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,13 persen seperti terlihat pada Tabel 4 berikut: Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Juni 2015 (2012 = 100) It
Ib
NTP
No.
Provinsi
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1
NAD
112.99
1.22
117.99
1.06
95.76
0.16
2
Sumatera Utara
118.29
0.64
120.13
0.94
98.47
-0.29
3
Sumatera Barat
115.01
1.55
117.91
0.81
97.54
0.73
4
Riau
114.94
2.19
119.42
1.12
96.24
1.05
5
Jambi
114.38
2.36
119.03
1.01
96.09
1.33
6
Sumatera Selatan
114.73
0.90
117.93
1.04
97.29
-0.13
7
Bengkulu
111.86
1.65
118.45
0.77
94.43
0.87
8
Lampung
120.11
1.19
117.27
0.94
102.42
0.25
9
Kep. Bangka Belitung
123.28
1.93
116.30
0.80
106.00
1.12
10
Kepulauan Riau
114.57
0.24
115.81
0.46
98.93
-0.22
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
7
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Juni 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 1,32 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan naik sebesar 2,36 persen, kelompok makanan jadi naik 0,71 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,14 persen, kelompok sandang naik sebesar 1,20 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,45 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga naik sebesar 0,14 persen dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami penurunan indeks sebesar 0,44 persen. persen seperti terlihat pada Tabel 5 berikut: Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Juni 2015 (2012 = 100) Bulan Kelompok Pengeluaran
Mei'15
Juni’15
Juni’15 thdp Mei’15
[1]
[2]
[3]
[4]
119.66
121.23
1.32
Bahan Makanan
124.01
126.94
2.36
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
115.37
116.19
0.71
Perumahan
112.95
113.11
0.14
Sandang
112.96
114.32
1.20
Kesehatan
112.85
113.35
0.45
Pendidikan, Rekreasi, & OR
109.37
109.53
0.14
Transportasi & Komunikasi
125.94
126.50
0.44
Konsumsi Rumah Tangga
6.
Perubahan
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Juni 2015, terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,93 persen. Hal ini dikarenakan indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 2,19 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,25 persen (lihat Tabel 1). Kenaikan NTUP terjadi di semua subsektor penyusun NTP. Kenaikan NTUP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 2,36 persen, diikuti subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,51 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,45 persen, subsektor peternakan sebesar 1,35 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,98 persen seperti terlihat pada Tabel 6.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
8
Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Juni 2015 (2012=100) Perubahan Sub Sektor
Mei'15
Juni'15
Juni15 thd Mei'15
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Tanaman Pangan
108.09
109.66
1.45
2. Hortikultura
100.27
101.79
1.51
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
97.10
99.39
2.36
4. Peternakan
106.40
107.83
1.35
5. Perikanan
103.82
104.83
0.98
a. Tangkap
103.83
105.83
1.93
b. Budidaya
103.82
103.23
-0.56
100.39
102.33
1.93
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/07/14 Th.XVI, 1 Juli 2015
9