No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN Pada bulan Desember 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 95,03 atau naik sebesar 0,35 persen dibanding NTP Desember 2015 sebesar 94,70. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,17 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,82 persen. Pada bulan Desember 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,94 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada hampir seluruh kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang naik sebesar 1,70 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 0,60 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,29 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,53 persen, dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,24 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami penurunan indeks sebesar 0,24 persen dibanding bulan lalu. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 101,78 atau naik sebesar 0,90 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Mulai November 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
1
mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Desember 2015 Riau sebesar 95,03 atau naik sebesar 0,35 persen dibanding NTP November 2015 sebesar 94,70. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Desember 2015 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau
Perubahan (%)
Rincian
November'15
Desember'15
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
114.14
115.48
1.17
Indeks Harga yang Dibayar Petani
120.53
121.52
0.82
Konsumsi Rumah Tangga
122.39
123.54
0.94
Bahan Makanan
126.97
129.12
1.70
Makanan Jadi
119.55
120.26
0.60
Perumahan
113.56
113.89
0.29
Sandang
116.69
116.86
0.15
Kesehatan
114.65
115.26
0.53
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
112.42
112.15
-0.24
Transportasi dan Komunikasi
127.52
127.83
0.24
BPPBM
113.16
113.46
0.27
Bibit
113.76
113.97
0.19
Obat-obatan & Pupuk
110.51
110.85
0.30
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
105.27
105.49
0.21
Transportasi
131.14
131.57
0.33
Penambahan Barang Modal
114.00
114.15
0.13
Upah Buruh Tani
108.89
108.99
0.09
Nilai Tukar Petani
94.70
95.03
0.35
Nilai Tukar Usaha Pertanian
100.87
101.78
0.90
Des’15 thd Nov'15
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
2
Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU DESEMBER 2015 (2012 = 100)
Subsektor
2
3
4
5
% Perub.
November'15
Desember'15
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It)
128.93
130.75
1.41
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.88
121.89
0.84
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
106.67
107.27
0.57
[1]
1
Bulan
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
116.23
117.04
0.69
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.80
121.85
0.87
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
96.21
96.05
-0.17
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
108.49
110.06
1.44
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
121.38
122.40
0.85
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
89.39
89.92
0.59
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
118.04
118.74
0.59
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
116.63
117.52
0.77
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
101.21
101.03
-0.17
0.26
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
128.43
128.77
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.15
120.87
0.60
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
106.90
106.53
-0.34
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
133.32
133.91
0.45
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
121.21
121.96
0.61
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
109.98
109.80
-0.17 -0.05
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
121.05
121.00
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
118.53
119.23
0.59
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
102.12
101.48
-0.63
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
114.14
115.48
1.17
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
120.53
121.52
0.82
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
94.70
95.03
0.35
Riau
Dari 5 (lima) subsektor penyusun NTP, terdapat 2 (dua) subsektor yang mengalami kenaikan indeks NTP dan mengakibatkan naiknya NTP di provinsi Riau. Kenaikan indeks NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 0,57 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 0,59 persen. Sementara 3 (tiga) subsektor penyusun NTP lainnya mengalami penurunan indeks NTP sebagai berikut: subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan indeks sebesar 0,17 persen, subsektor peternakan Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
3
mengalami penurunan indeks sebesar 0,17 persen dan subsektor perikanan mengalami penurunan indeks sebesar 0,34 persen.
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Desember 2015, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 115,48. Indeks harga yang diterima ini mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen jika dibandingkan dengan It pada November 2015 sebesar 114,14. Kenaikan It terjadi di semua subsektor penyusun NTP sebagai berikut: subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 1,41 persen, subsektor tanaman hortikultura yang naik sebesar 0,69 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 1,44 persen, subsektor peternakan uang naik sebesar 0,59 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,26 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Desember 2015 di Provinsi Riau naik sebesar 0,82 persen dibanding Ib November 2015, yaitu dari 120,53 menjadi 121,52. Kenaikan Ib terjadi di semua subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,84 persen, subsektor tanaman hortikultura yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,87 persen,
subsektor tanaman
perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,85 persen, subsektor peternakan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,77 persen dan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,60 persen.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Desember 2015, NTPP mengalami kenaikan 0,57 persen dibandingkan dengan NTPP bulan November 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,41 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,84 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi sebesar 2,22 persen (khususnya komoditas gabah). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,94 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM naik sebesar 0,22 persen (khususnya sewa tanah ladang, bibit kacang tanah, TSP/SP36 dll).
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
4
Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2015 (2012 = 100) Bulan Subsektor dan Kelompok [1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
% Perub.
Nov'15
Des'15
[3]
[4]
[5
128.93 124.05 142.72 120.88 122.32 113.00
130.75 126.80 141.91 121.89 123.48 113.25
1.41 2.22 -0.57 0.84 0.94 0.22
116.23 114.45 118.22 108.89 120.80 122.63 112.04
117.04 117.16 117.06 108.87 121.85 123.86 112.17
0.69 2.36 -0.98 -0.02 0.87 1.01 0.12
108.49 108.49 121.38 122.73 113.80
110.06 110.06 122.40 123.89 114.07
1.44 1.44 0.85 0.95 0.24
118.04 122.36 123.19 110.43 118.91 116.63 121.82 108.64
118.74 122.10 123.36 112.59 120.43 117.52 122.87 109.28
0.59 -0.21 0.14 1.96 1.28 0.77 0.87 0.59
128.43 133.32 121.05 120.15 119.68 121.04
128.77 133.91 121.00 120.87 120.68 121.19
0.26 0.45 -0.05 0.60 0.83 0.12
133.32 129.73 134.46 121.21 119.65 124.44
133.91 127.18 136.07 121.96 120.65 124.65
0.45 -1.97 1.19 0.61 0.84 0.17
121.05 121.05 118.53 119.73 115.90
121.00 121.00 119.23 120.72 115.96
-0.05 -0.05 0.59 0.83 0.05
BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
5
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Desember 2015, NTPH menalami penurunan sebesar 0,17 persen dibanding bulan November 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,87 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 2,36 persen (khususnya cabai merah, cabai rawit dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,01 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,12 persen (khususnya urea, tsp/sp36, bibit cabai, np/nk, cangkul dan kereta dorong).
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Desember 2015, NTPR mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami kenaikan sebesar 1,44 persen relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,85 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,14 persen (khususnya kelapa sawit, karet dan pinang). Sementara itu, naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,95 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM yang
mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen (khususnya ongkos angkut, urea, upah
menuai/memanen dll).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Desember 2015, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,77 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 0,21 persen (khususnya kerbau). Kenaikan
indeks harga yang dibayar petani
disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,87 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,59 persen (khususnya broiler finisher, bibit ayam ras pedaging, sewa tempat usaha peternakan dll).
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Desember 2015, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,34 persen. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,26 persen. Naiknya It pada Desember 2015 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,45 persen (khususnya bawal, kepiting laut, udang, gabus, senangin/kuro dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,83 persen Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
6
(khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM naik sebesar 0,12 persen (khususnya benih patin, solar, umpan, pupuk kandang dll). 1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Desember 2015, NTN mengalami penurunan sebesar 0,17 persen jika dibandingkan dengan NTN Bulan November 2015. Hal ini terjadi karena Ib mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan It sebesar 0,45 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan laut sebesar 1,19 persen (khususnya bawal, kepiting laut, udang, gabus, senangin/kuro dll)). Naiknya Ib dikarenakan adanya kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,84 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen (khususnya solar, umpan, motor tempel dll)
2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Desember 2015, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,63 persen. Penurunan ini dikarenakan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen, sementara It mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Turunnya It disebabkan oleh turunnya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,05 persen (khususnya patin dan lele). Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,83 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,05 persen (khususnya benih patin, pupuk kandang, benih bawal, pelet, keranjang, ongkos angkut dan cangkul).
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Desember 2015 (2012 = 100) It
Ib
NTP
No.
Provinsi
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
Indeks
% Perubahan
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1
NAD
117.76
0.61
120.00
0.90
98.13
-0.28
2
SUMUT
122.73
1.93
121.98
0.83
100.62
1.09
3
SUMBAR
117.66
0.57
120.36
0.89
97.75
-0.32
4
RIAU
115.48
1.17
121.52
0.82
95.03
0.35
5
JAMBI
116.34
1.39
121.54
0.77
95.72
0.61
6
SUMSEL
115.88
0.55
120.67
0.84
96.03
-0.28
7
BENGKULU
113.35
0.44
121.93
0.96
92.96
-0.51
8
LAMPUNG
125.46
0.55
120.83
0.74
103.84
-0.19
9
BABEL
121.33
-0.61
117.89
0.38
102.92
-0.98
10
KEPRI
116.10
0.26
117.53
0.47
98.78
-0.21
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
7
Kenaikan NTP terjadi di 3 (tiga) dari 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,09 persen, diikuti Provinsi Jambi sebesar 0,61 persen dan Provinsi Riau yaitu sebesar 0,35 persen. Sementara itu, Penurunan NTP terbesar terjadi Provinsi Bangka Belitung yang mengelami penurunan NTP sebesar 0,98 persen, diikuti Provinsi Bengkulu sebesar 0,51 persen, Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,32 persen, Provinsi NAD dan Sumatera Selatan sebesar 0,28 persen, Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,21 persen dan Provinsi Lampung sebesar 0,19 persen seperti terlihat pada Tabel 4 di atas.
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Desember 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,94 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada hampir semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang naik sebesar 1,70 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 0,60 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,29 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,53 persen, dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,24 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami penurunan indeks sebesar 0,24 persen dibanding bulan lalu..seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Desember 2015 (2012 = 100) Perubahan Kelompok Pengeluaran [1]
Des'15 thd Nov15
[2]
[3]
[4]
122.39
123.54
0.94
Bahan Makanan
126.97
129.12
1.70
Makanan Jadi, Rokok & Tembakau
119.55
120.26
0.60
Perumahan
113.56
113.89
0.29
Sandang
116.69
116.86
0.15
Kesehatan
114.65
115.26
0.53
Pendidikan, Rekreasi, & OR
112.42
112.15
-0.24
Transportasi & Komunikasi
127.52
127.83
0.24
Konsumsi Rumah Tangga
6.
November'15 Desember'15
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Desember 2015, terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,90 persen. Hal ini dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,27
persen (lihat Tabel 1). Kenaikan NTUP
terjadi pada semua subsektor
penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 1,19 persen, subsektor tanaman hortikultura yang naik sebesar 0,57 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 1,20 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
8
persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,14 persen. Sementara itu, NTUP pada subsektor peternakan masih relatif sama dibanding bulan sebelumnya seperti terlihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Desember 2015 (2012=100) Perubahan Sub Sektor
November'15
Desember'15
Des '15 thd Nov'15
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Tanaman Pangan
114.10
115.45
1.19
2. Hortikultura
103.74
104.34
0.57
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
95.34
96.48
1.20
4. Peternakan
108.65
108.65
0.00
5. Perikanan
106.11
106.26
0.14
a. Tangkap
107.13
107.43
0.28
b. Budidaya
104.44
104.34
-0.09
100.87
101.78
0.90
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016
9