No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2017 SEBESAR 102,59, NAIK 0,60 PERSEN DIBANDING MEI 2017 Pada bulan Juni 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 102,59 atau naik sebesar 0,60 persen dibanding NTP Mei 2017 sebesar 101,98. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,77 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,17 persen. NTP Juni 2017 sebesar 102,59 dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan petani relatif lebih baik dibandingkan keadaan pada tahun 2012 dan pada bulan Juni 2017 mengalami surplus sebesar 2,59 persen. Surplus ini terutama terjadi pada petani subsektor perikanan (NTNP=117,65), subsektor tanaman pangan (NTPP =104,49) dan subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR= 103,91). Kenaikan NTP di Provinsi Riau pada bulan Juni 2017 terjadi pada 4 subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor perikanan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,49 persen, subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,08 persen, subsektor peternakan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,05 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan NTP sebesar 0,58 persen. Sementara itu, subsektor hortikultura menjadi satu-satunya subsektor penyusun NTP yang mengalami penurunan indeks sebesar 1,14 persen. JIka dibandingkan dengan 10 provinsi di pulau Sumatera, NTP Provinsi Riau menduduki peringkat ke-2, di bawah Provinsi Lampung. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 0,76 persen, yaitu dari 113,03 pada Mei 2017 menjadi 113,89 pada Juni 2017.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
1
Sejak Desember Tahun 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Juni 2017 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau
2
Rincian
Mei’17
Juni’17
Perubahan (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
129.50
130.49
0.77
Indeks Harga yang Dibayar Petani
126.98
127.19
0.17
Konsumsi Rumah Tangga
130.07
130.34
0.21
Bahan Makanan
136.96
136.33
-0.46
Makanan Jadi
131.37
131.32
-0.04
Perumahan
120.82
124.36
2.93
Sandang
126.49
127.64
0.91
Kesehatan
125.81
126.08
0.21
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
117.65
118.08
0.36
Transportasi dan Komunikasi
121.28
121.69
0.33
BPPBM
114.58
114.58
0.00
Bibit
115.85
115.92
0.06
Obat-obatan & Pupuk
111.82
111.83
0.00
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
107.33
107.54
0.19
Transportasi
124.79
124.80
0.01
Penambahan Barang Modal
119.41
119.39
-0.02
Upah Buruh Tani
112.00
112.00
0.00
Nilai Tukar Petani
101.98
102.59
0.60
Nilai Tukar Usaha Pertanian
113.03
113.89
0.76
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Riau, NTP Riau pada bulan Juni 2017 sebesar 102,59 atau naik sebesar 0,60 persen dibanding NTP Mei 2017 sebesar 101,98. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan yang relatif lebih besar dibandingkan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi terlihat pada Tabel 1. Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU JUNI 2017 (2012 = 100)
Subsektor
2
3
4
5
% Perub.
Mei’17
Juni’17
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It)
132.51
134.20
1.27
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
128.19
128.44
0.19
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
103.37
104.49
1.08
[1]
1
Bulan
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
118.19
117.05
-0.97
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
127.56
127.77
0.17
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
92.66
91.60
-1.14
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
132.24
133.22
0.73
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
128.00
128.20
0.15
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
103.31
103.91
0.58
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
118.67
120.15
1.25
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
122.50
122.73
0.19
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
96.88
97.90
1.05
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
143.18
145.61
1.70
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
123.51
123.76
0.20
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
115.92
117.65
1.49
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
150.35
153.17
1.88
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
123.00
123.18
0.15
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
122.23
124.35
1.73
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
132.34
134.18
1.39
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
124.28
124.63
0.28
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
106.48
107.66
1.10
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
129.50
130.49
0.77
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
126.98
127.19
0.17
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
101.98
102.59
0.60
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
3
Kenaikan NTP di Provinsi Riau pada bulan Juni 2017 terjadi pada 4 subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor perikanan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,49 persen, subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,08 persen, subsektor peternakan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,05 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan NTP sebesar 0,58 persen. Sementara itu, subsektor hortikultura menjadi satu-satunya subsektor penyusun NTP yang mengalami penurunan indeks sebesar 1,14 persen, seperti terlihat pada Tabel 2.
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Juni 2017, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 130,49. Indeks harga yang diterima ini mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen jika dibandingkan dengan It pada Mei 2017 sebesar 129,50. Kenaikan It terjadi
pada 4 subsektor penyusun NTP
dengan rincian sbb: subsektor perikanan
mengalami kenaikan It sebesar 1,70 persen, subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,27 persen, subsektor peternakan mengalami kenaikan NTP sebesar 1,25 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan NTP sebesar 0,73 persen. Sementara itu, subsektor hortikultura mengalami penurunan It sebesar 0,97 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Juni 2017 di Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 126,98 pada Mei 2017 menjadi 127,19 pada Juni 2017. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor perikanan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,20 persen, subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,19 persen, subsektor peternakan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,19 persen, subsektor hortikultura mengalami kenaikan Ib sebesar 0,17 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan Ib sebesar 0,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Juni 2017, NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 1,08 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Mei 2017, yaitu dari 103,37 pada Mei 2017 menjadi 104,49 pada Juni 2017. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,27 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,19 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
Tabel 3. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Juni 2017 (2012 = 100) Bulan Subsektor dan Kelompok [1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
% Perub.
Mei'17
Juni'17
[3]
[4]
[5
132.51 128.29 144.45 128.19 130.39 116.24
134.20 130.91 143.46 128.44 130.62 116.54
1.27 2.05 -0.68 0.19 0.18 0.26
118.19 113.33 123.24 119.27 127.56 130.62 112.85
117.05 110.70 123.65 117.51 127.77 130.86 112.95
-0.97 -2.32 0.33 -1.48 0.17 0.18 0.09
132.24 132.24 128.00 130.32 115.04
133.22 133.22 128.20 130.57 114.96
0.73 0.73 0.15 0.19 -0.07
118.67 122.49 125.56 110.87 126.02 122.50 129.59 111.57
120.15 123.67 127.13 112.90 126.00 122.73 129.99 111.55
1.25 0.97 1.25 1.84 -0.02 0.19 0.31 -0.02
143.18 150.35 132.34 123.51 126.62 116.99
145.61 153.17 134.18 123.76 126.96 117.04
1.70 1.88 1.39 0.20 0.27 0.05
150.35 148.85 150.82 123.00 126.70 115.39
153.17 151.39 153.74 123.18 127.05 115.22
1.88 1.71 1.93 0.15 0.28 -0.14
132.34 132.34 124.28 126.51 119.40
134.18 134.18 124.63 126.83 119.79
1.39 1.39 0.28 0.26 0.33
BPPBM=Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
5
Naiknya indeks harga yang diterima petani untuk subsektor tanaman pangan/padi & palawija ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi sebesar 2,05 persen (khususnya gabah). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,18 persen (khususnya biaya listrik PLN Gol 1, telur ayam ras, udang laut dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,26 persen dibandingkan bulan sebelumnya (khususnya sewa tanah ladang, bibit jagung, insektisida dll).
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juni 2017, NTPH mengalami penurunan sebesar 1,14 persen, yaitu dari 92,66 pada Mei 2017 menjadi 91,60 pada Juni 2017. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,97 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 2,32 persen dan tanaman obat sebesar 1,48 persen (khususnya cabai rawit, cabai merah, kangkung, papaya, kencur dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,18 persen (khususnya biaya listrik PLN Gol 1, telur ayam ras, bensin, kentang dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,09 persen (khususnya urea, sprayer, herbisida dll).
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juni 2017, NTPR mengalami kenaikan sebesar 0,58 persen, yaitu dari 103,31 pada Mei 2017 menjadi 103,91 persen pada Juni 2017. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,15 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,73 persen (khususnya kelapa dan kelapa sawit). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0, 19 persen (khususnya biaya listrik PLN Gol 1, telur ayam ras, bensin, kentang dll), sementara indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,07 persen (khususnya pupuk kandang/kompos,NP/NPK dll).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Juni 2017, NTPT mengalami kenaikan indeks sebesar 1,05 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar sebesar 0,19 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 0,97 persen, ternak kecil sebesar 1,25 persen dan unggas sebesar 1,84 persen (khususnya ayam ras pedaging, sapi potong, kambing dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,31 persen (khususnya biaya listrik PLN
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
Gol 1, telur ayam ras, cumi-cumi dll). Sementara itu, indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,02 persen (khususnya bibit ayam ras pedaging).
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Juni 2017, NTNP mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen. Kenaikan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 1,70 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang naik sebesar 0,20 persen. It pada Juni 2017 mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya It pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,88 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 1,39 persen (khususnya mas, udang, baung, lele dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,27 persen (khususnya biaya listrik PLN Gol 1, ekor kuning, tenggiri, udang laut dll) dan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen (khususnya benih patin, benih mas/karper, benih nila, dedak dll). 1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Juni 2017, NTN mengalami kenaikan sebesar 1,73 persen jika dibandingkan dengan NTN bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 1,88 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan Ib sebesar 0,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Naiknya It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar 1,71 persen dan kelompok penangkapan laut sebesar 1,93 persen (khususnya udang, baung, toman dll). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,28 persen (khususnya biaya listrik PLN Gol 1, ekor kuning, tenggiri, udang laut dll). Sementara itu, indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibandingkan bulan sebelumnya. 2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juni 2017, NTPi mengalami kenaikan sebesar 1,10 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya It sebesar 1,39 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan Ib sebesar 0,28 persen. Naiknya It disebabkan oleh naiknya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 1,39 persen (khususnya mas, lele dan gurame). Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,26 persen (khususnya biaya listrik PLN Gol 1, ekor kuning, tenggiri, udang laut dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,33 persen (khususnya benih patin, benih mas/karper, benih nila, dedak dll).
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Kenaikan NTP terjadi pada 3 dari 10 Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 0,60 persen, kemudian diikuti Provinsi Sumatera Utara yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,47 persen dan Provinsi NAD yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,18 persen. Selanjutnya 6 Provinsi di Pulau Sumatera mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP tertinggi terjadi pada Provinsi Bangka Belitung yang mengalami penurunan NTP sebesar 1,42 persen, diikuti Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,96 persen, Provinsi Jambi yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,63 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
7
persen, Provinsi Sumatera Barat yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,42 persen , Provinsi Lampung yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,38 persen dan Provinsi Bengkulu yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,20 persen. Sementara itu, NTP di Provinsi Kepulauan Riau masih cenderung stabil dibandingkan bulan sebelumnya seperti terlihat di Tabel 4. Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Juni 2017 (2012 = 100) No.
Provinsi
[1]
[2]
It
Ib
NTP
Indeks
% Perub.
Indeks
% Perub.
Indeks
% Perub.
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1 2
NAD SUMUT
118.87 127.46
0.61 0.23
125.50 128.05
0.43 -0.24
94.72 99.54
(7) (3)
0.18 0.47
3
SUMBAR
120.89
-0.78
125.07
-0.36
96.66
(6)
-0.42
130.49 124.24 116.85 119.57 130.44 115.57 117.55
0.77 -0.45 -0.28 -0.15 -0.06 -1.28 -0.05
127.19 125.82 125.96 128.15 125.21 122.38 121.20
0.17 0.19 0.68 0.05 0.32 0.15 -0.05
102.59 98.75 92.77 93.30 104.18 94.44 96.99
(2) (4) (10) (9) (1) (8) (5)
0.60 -0.63 -0.96 -0.20 -0.38 -1.42 0.00
4 RIAU 5 JAMBI 6 SUMSEL 7 BENGKULU 8 LAMPUNG 9 BABEL 10 KEPRI Ket: ( ) = Peringkat
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Pada bulan Juni 2017, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,21 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya IKRT pada 5 kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok perumahan yang mengalami kenaikan indeks sebesar 2,93 persen, kelompok sandang yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,91 persen, kelompok kesehatan yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,21 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & OR yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,36 persen dan kelompok transportasi & komunikasi yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,33 persen. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Juni 2017(2012 = 100) Bulan Mei’17
Juni’17
Juni’17 thd Mei’17
[1]
[2]
[3]
[4]
130.07 136.96 131.37 120.82 126.49 125.81 117.65 121.28
130.34 136.33 131.32 124.36 127.64 126.08 118.08 121.69
0.21 -0.46 -0.04 2.93 0.91 0.21 0.36 0.33
Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi, Rokok & Tembakau Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, & OR Transportasi & Komunikasi
8
Perubahan
Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
Sementara itu, IKRT pada 2 kelompok pengeluaran konsumsi lainnya mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok bahan makanan yang mengalami penurunan indeks sebsar 0,46 persen dan kelompok makanan jadi, rokok & tembakau yang mengalami penurunan indeks sebesar 0,04 persen seperti terlihat pada Tabel 5.
6.
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Juni 2017, terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,76 persen. Hal ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,77 persen, sementara indeks BPPBM cenderung stabil (lihat Tabel 1). Kenaikan NTUP di Provinsi Riau pada bulan Juni 2017 terjadi pada 4 subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor perikanan mengalami kenaikan NTUP sebesar 1,65 persen, subsektor peternakan mengalami kenaikan NTUP sebesar 1,27 persen, subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan NTUP sebesar 1,01 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan NTUP sebesar 0,80 persen. Sementara itu, subsektor hortikultura menjadi satu-satunya subsektor penyusun NTP yang mengalami penurunan indeks NTUP yaitu sebesar 1,06 persen. seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Juni 2017(2012=100) Perubahan (%) Sub Sektor
Mei’17
Juni’17
Juni’17 thd Mei’17
[1]
[2]
[3]
[4]
114.00 104.74 114.96 106.36 122.39 130.30 110.84
115.15 103.63 115.88 107.71 124.40 132.94 112.01
1.01 -1.06 0.80 1.27 1.65 2.02 1.05
113.03
113.89
0.76
1. Tanaman Pangan 2. Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4. Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya NTUP Provinsi Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 31/07/14/Th. XVIII, 3 Juli 2017
9