No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2017 SEBESAR 101,25, TURUN 1,31 PERSEN DIBANDING JUNI 2017 Pada bulan Juli 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 101,25 atau turun sebesar 1,31 persen dibanding NTP Juni 2017 sebesar 102,59. Penurunan NTP ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,91 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani megalami kenaikan sebesar 0,40 persen. NTP Juli 2017 sebesar 101,25 dapat diartikan bahwa kondisi kesejahteraan petani relatif lebih baik dibandingkan keadaan pada tahun 2012 dan pada bulan Juli 2017 mengalami surplus sebesar 1,25 persen. Surplus ini terutama terjadi pada petani subsektor perikanan (NTNP=116,51), subsektor tanaman pangan (NTPP =104,18) dan subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTPR= 101,84). Penurunan NTP di Provinsi Riau pada bulan Juli 2017 terjadi pada 4 subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTPR sebesar 2,00 persen, subsektor perikanan mengalami penurunan NTNP sebesar 0,97 persen, subsektor peternakan mengalami penurunan NTPT sebesar 0,48 persen dan subsektor tanaman pangan mengalami penurunan NTPP sebesar 0,30 persen. Sementara itu, subsektor hortikultura menjadi satu-satunya subsektor penyusun NTP yang mengalami kenaikan indeks NTP sebesar 0,45 persen. JIka dibandingkan dengan 10 provinsi di pulau Sumatera, NTP Provinsi Riau menduduki peringkat ke-2, di bawah Provinsi Lampung. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau mengalami penurunan sebesar 0,93 persen, yaitu dari 113,89 pada Juni 2017 menjadi 112,83 pada Juli 2017.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
1
Sejak Desember Tahun 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya. Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Juli 2017 (2012 = 100) Indeks Gabungan Riau
2
Rincian
Juni’17
Juli’17
Perubahan (%)
[1]
[2]
[3]
[4]
Indeks Harga yang Diterima Petani
130.49
129.30
-0.91
Indeks Harga yang Dibayar Petani
127.19
127.70
0.40
Konsumsi Rumah Tangga
130.34
130.98
0.49
Bahan Makanan
136.33
137.17
0.62
Makanan Jadi
131.32
131.78
0.35
Perumahan
124.36
124.53
0.14
Sandang
127.64
127.50
-0.12
Kesehatan
126.08
127.13
0.83
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
118.08
119.76
1.43
Transportasi dan Komunikasi
121.69
122.08
0.32
BPPBM
114.58
114.60
0.02
Bibit
115.92
116.95
0.89
Obat-obatan & Pupuk
111.83
111.79
-0.03
Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
107.54
107.60
0.05
Transportasi
124.80
124.93
0.10
Penambahan Barang Modal
119.39
119.47
0.07
Upah Buruh Tani
112.00
112.00
0.00
Nilai Tukar Petani
102.59
101.25
-1.31
Nilai Tukar Usaha Pertanian
113.89
112.83
-0.93
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Riau, NTP Riau pada bulan Juli 2017 sebesar 101,25 atau turun sebesar1,31 persen dibanding NTP Juni 2017 sebesar 102,59. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami penurunan, sementara harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi mengalami kenaikan terlihat pada Tabel 1. Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU JULI 2017 (2012 = 100)
Subsektor
2
3
4
5
% Perub.
Juni’17
Juli’17
[2]
[3]
[4]
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It)
134.20
134.42
0.17
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
128.44
129.03
0.46
c
Nilai Tukar Petani (NTPP)
104.49
104.18
-0.30
[1]
1
Bulan
Hortikultura a
Indeks Harga yang Diterima (It)
117.05
118.04
0.85
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
127.77
128.29
0.40
c
Nilai Tukar Petani (NTPH)
91.60
92.01
0.45
Tanaman Perkebunan Rakyat a
Indeks Harga yang Diterima (It)
133.22
131.13
-1.57
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
128.20
128.76
0.44
c
Nilai Tukar Petani (NTPR)
103.91
101.84
-2.00
Peternakan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
120.15
119.86
-0.24
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
122.73
123.03
0.24
c
Nilai Tukar Petani (NTPT)
97.90
97.43
-0.48
Perikanan a
Indeks Harga yang Diterima (It)
145.61
144.50
-0.76
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
123.76
124.03
0.22
c
Nilai Tukar Petani (NTNP)
117.65
116.51
-0.97
5.1. Perikanan Tangkap a
Indeks Harga yang Diterima (It)
153.17
151.76
-0.92
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
123.18
123.46
0.23
c
Nilai Tukar Petani (NTN)
124.35
122.92
-1.15 -0.48
5.2. Perikanan Budidaya a
Indeks Harga yang Diterima (It)
134.18
133.54
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
124.63
124.88
0.20
c
Nilai Tukar Petani (NTPi)
107.66
106.93
-0.67
a
Indeks Harga yang Diterima (It)
130.49
129.30
-0.91
b
Indeks Harga yang Dibayar (Ib)
127.19
127.70
0.40
c
Nilai Tukar Petani (NTP)
102.59
101.25
-1.31
Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
3
Penurunan NTP di Provinsi Riau pada bulan Juli 2017 terjadi pada 4 subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTP sebesar 2,00 persen, subsektor perikanan mengalami penurunan NTP sebesar 0,97 persen, subsektor peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 0,48 persen dan subsektor tanaman pangan mengalami penurunan NTP sebesar 0,30 persen. Sementara itu, subsektor hortikultura menjadi satu-satunya subsektor penyusun NTP yang mengalami kenaikan indeks NTP sebesar 0,45 persen, seperti terlihat pada Tabel 2.
1. Indeks harga yang diterima petani (It) Pada Juli 2017, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 129,30. Indeks harga yang diterima ini mengalami penurunan sebesar 0,91 persen jika dibandingkan dengan It pada Juni 2017 sebesar 130,49. Penurunan It terjadi
pada 3 subsektor penyusun NTP
dengan rincian sbb: subsektor tanaman
perkebunan rakyat mengalami penurunan It sebesar 1,57 persen, subsektor perikanan mengalami penurunan NTP sebesar 0,76 persen dan subsektor peternakan mengalami penurunan NTP sebesar 0,24 persen. Sementara itu, subsektor hortikultura dan subsektor tanaman pangan masing-masing mengalami kenaikan It sebesar 0,85 persen dan 0,17 persen.
2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Juli 2017 di Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 127,19 pada Juni 2017 menjadi 127,70 pada Juli 2017. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,46 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan Ib sebesar 0,44 persen, subsektor hortikultura mengalami kenaikan Ib sebesar 0,40 persen, subsektor peternakan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,24 persen dan subsektor perikanan mengalami kenaikan Ib sebesar 0,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Juli 2017, NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 0,30 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Juni 2017, yaitu dari 104,49 pada Juni 2017 menjadi 104,18 pada Juli 2017. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,17 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,46 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
Tabel 3. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Juli 2017 (2012 = 100) Bulan Subsektor dan Kelompok [1]
1
2
3
4
5
Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman obat b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tangkap - Budidaya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 1. Perikanan Tangkap a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan Perairan Umum - Penangkapan Laut b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Perikanan Budidaya a Indeks Harga yang Diterima (It) - Budidaya Air Tawar b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM
% Perub.
Juni'17
Juli'17
[3]
[4]
[5
134.20 130.91 143.46 128.44 130.62 116.54
134.42 131.03 143.98 129.03 131.29 116.73
0.17 0.09 0.36 0.46 0.51 0.16
117.05 110.70 123.65 117.51 127.77 130.86 112.95
118.04 111.70 124.68 116.48 128.29 131.46 113.03
0.85 0.90 0.83 -0.88 0.40 0.46 0.07
133.22 133.22 128.20 130.57 114.96
131.13 131.13 128.76 131.23 114.99
-1.57 -1.57 0.44 0.50 0.02
120.15 123.67 127.13 112.90 126.00 122.73 129.99 111.55
119.86 124.31 124.98 111.49 127.03 123.03 130.61 111.35
-0.24 0.51 -1.69 -1.25 0.82 0.24 0.48 -0.18
145.61 153.17 134.18 123.76 126.96 117.04
144.50 151.76 133.54 124.03 127.34 117.08
-0.76 -0.92 -0.48 0.22 0.30 0.03
153.17 151.39 153.74 123.18 127.05 115.22
151.76 150.73 152.09 123.46 127.41 115.35
-0.92 -0.44 -1.07 0.23 0.28 0.11
134.18 134.18 124.63 126.83 119.79
133.54 133.54 124.88 127.24 119.69
-0.48 -0.48 0.20 0.32 -0.09
BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
5
Naiknya indeks harga yang diterima petani untuk subsektor tanaman pangan/padi & palawija ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi dan palawija masing-masing sebesar 0,09 persen dan 0,36 persen (khususnya ketela pohon/ubi kayu dan gabah). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,51 persen (khususnya bawang merah, daging ayam ras dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,16 persen dibandingkan bulan sebelumnya (khususnya karung, sprayer dll).
b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juli 2017, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen, yaitu dari 91,60 pada Juni 2017 menjadi 92,01 pada Juli 2017. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,85 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan indeks harga yang harus dibayar petani sebesar 0,40 persen. Naiknya indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 0,90 persen dan buah-buahan sebesar 0,83 persen (khususnya nanas, cabai merah, cabai rawit dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,46 persen (khususnya bawang merah, daging ayam ras dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,07 persen (khususnya herbisida, pupuk dolomit dll).
c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juli 2017, NTPR mengalami penurunan sebesar 2,00 persen, yaitu dari 103,91 pada Juni 2017 menjadi 101,84 persen pada Juli 2017. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,57 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,57 persen (khususnya kelapa sawit dan karet). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,50 persen (khususnya bawang merah, daging ayam ras dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,02 persen (khususnya bibit kelapa, ongkos angkut dan herbisida).
d. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Juli 2017, NTPT mengalami penurunan indeks sebesar 0,48 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,24 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen. Turunnya indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok ternak kecil sebesar 1,69 persen dan unggas sebesar 1,25 persen (khususnya ayam ras pedaging dan kambing dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,48 persen (khususnya bawang merah, daging ayam ras dll). Sementara itu, indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,18 persen (khususnya bibit ayam ras pedaging, ampas tahu dll). 6
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Juli 2017, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,97 persen. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,76 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,22 persen. It pada Juli 2017 mengalami penurunan disebabkan oleh turunnya It pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,92 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 0,48 persen (khususnya udang, patin, senangin/kuro, lele dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,30 persen (khususnya bawang merah, uang bayaran sekolah dll) dan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen (khususnya benih nila, garam hancur dll). 1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Juli 2017, NTN mengalami penurunan sebesar 1,15 persen jika dibandingkan dengan NTN bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,92 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Turunnya It disebabkan oleh turunnya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan perairan umum sebesar 0,44 persen dan kelompok penangkapan laut sebesar 1,07 persen (khususnya udang, senangin/kuro, baung dll). Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,28 persen (khususnya bawang merah, uang bayaran sekolah dll) dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,11 persen dibandingkan bulan sebelumnya (khususnya garam hancur, perahu tanpa motor dll) 2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Juli 2017, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,67 persen. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya It sebesar 0,48 persen, sementara Ib mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen. Turunnya It disebabkan oleh turunnya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,48 persen (khususnya patin, lele, mas dll). Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,32 persen (khususnya bawang merah, uang bayaran sekolah dll). Sementara itu, indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,09 persen (khususnya benih bawal, dedak dll).
4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Penurunan NTP terjadi pada 7 dari 10 Provinsi di Pulau Sumatera. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 1,31 persen, kemudian diikuti Provinsi Sumatera Utara yang mengalami penurunan NTP sebesar 1,07 persen, Provinsi Bengkulu yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,97 persen, Provinsi Sumatera Barat yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,87 persen, Provinsi Lampung yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,59 persen, Provinsi NAD yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,29 persen dan Provinsi Kepualauan Riau yang mengalami penurunan NTP sebesar 0,27 persen. Sementara itu, 3 Provinsi di Pulau Sumatera yang mengalami kenaikan NTP antara lain: Provinsi Bangka Belitung yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,63 persen, Provinsi Sumatera Selatan yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,27 persen. Dan Provinsi Jambi yang mengalami kenaikan NTP sebesar 0,26 persen seperti terlihat di Tabel 4.
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
7
Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Juli 2017 (2012 = 100) No.
Provinsi
[1]
[2]
It
Ib
NTP
Indeks
% Perub.
Indeks
% Perub.
Indeks
% Perub.
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
1 2
NAD SUMUT
118.93
0.05
125.93
0.34
94.45
126.64
-0.64
128.60
0.43
3
SUMBAR
120.46
-0.36
125.71
129.30
-0.91
125.00 117.23
4 RIAU 5 JAMBI 6 SUMSEL 7 BENGKULU 8 LAMPUNG 9 BABEL 10 KEPRI Ket: ( ) = Peringkat
-0.29
98.47
(8) (4)
0.51
95.82
(6)
-0.87
127.70
0.40
101.25
-1.31
0.61
126.26
0.35
99.00
0.32
126.03
0.06
93.01
118.83
-0.62
128.61
0.36
92.39
130.17
-0.21
125.68
0.38
103.57
116.69
0.97
122.79
0.34
95.03
117.56
0.00
121.52
0.27
96.73
(2) (3) (9) (10) (1) (7) (5)
-1.07
0.26 0.27 -0.97 -0.59 0.63 -0.27
5. Inflasi/Deflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah perdesaan. Pada bulan Juli 2017, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,49 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya IKRT pada 6 kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok pendidikan, rekreasi & OR yang mengalami kenaikan indeks sebesar 1,43 persen, kelompok kesehatan yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,83 persen, kelompok bahan makanan yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,62 persen, kelompok makanan jadi, rokok & tembakau yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,35 persen, kelompok transportasi & komunikasi yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,32 persen dan kelompok perumahan yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0.14 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran sandang menjadi satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu sebesar 0,12 persen seperti terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Juli 2017(2012 = 100) Bulan Juni’17
Juli’17
Juli’17 thd Juni’17
[1]
[2]
[3]
[4]
130.34 136.33 131.32 124.36 127.64 126.08 118.08 121.69
130.98 137.17 131.78 124.53 127.50 127.13 119.76 122.08
0.49 0.62 0.35 0.14 -0.12 0.83 1.43 0.32
Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi, Rokok & Tembakau Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, & OR Transportasi & Komunikasi
8
Perubahan
Kelompok Pengeluaran
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
6.
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Pada Juli 2017, terjadi penurunan NTUP sebesar 0,93 persen. Hal ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar 0,91 persen, sementara indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen (lihat Tabel 1). Penurunan NTUP di Provinsi Riau pada bulan Juli 2017 terjadi pada 3 subsektor penyusun NTP dengan rincian sbb: subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan NTUP sebesar 1,59 persen, subsektor perikanan mengalami penurunan NTUP sebesar 0,79 persen dan subsektor peternakan mengalami penurunan NTUP sebesar 0,06 persen. Subsektor hortikultura mengalami kenaikan NTUP sebesar 0,78 persen. Sementara itu, subsektor tanaman pangan relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya Juli 2017(2012=100) Perubahan (%) Sub Sektor
Juni’17
Juli’17
Juli’17 thd Juni’17
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Tanaman Pangan
115.15
115.15
0.00
2. Hortikultura
103.63
104.44
0.78
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
115.88
114.03
-1.59
4. Peternakan
107.71
107.64
-0.06
5. Perikanan
124.40
123.42
-0.79
a. Tangkap
132.94
131.56
-1.03
b. Budidaya
112.01
111.57
-0.39
113.89
112.83
-0.93
NTUP Provinsi Riau
Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 35/08/14/Th. XVIII, 1 Agustus 2017
9