No. 02/07/81/Th.IX, 3 Juli 2017
NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juni 2017 adalah sebesar 101,07, atau naik sebesar 0,38 persen dibanding Mei 2017 yang tercatat sebesar 100,69. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 1,17 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar 0,78 persen.
NTP tertinggi pada Juni 2017 masih dicapai subsektor tanaman hortikultura yang mencapai 110,37 sedangkan terendah masih tetap pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yang tetap bertahan pada level di bawah 100 yaitu sebesar 92,26. Peningkatan NTP pada Juni 2017 disebabkan naiknya NTP pada 4 (empat) subsektor yakni tertinggi oleh subsektor perikanan sebesar 0,99 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,64 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,38 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,24 persen. Sedangkan NTP subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding Mei 2017. Peningkatan pada subsektor perikanan disumbangkan oleh naiknya NTP pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,32 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan tercatat sebesar 100,57 atau naik 0,31 persen dibanding Mei 2017.
Pada Juni 2017, terjadi inflasi perdesaan di Provinsi Maluku sebesar 0,95 persen, disebabkan
semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi perdesaan, yaitu tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,53 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 1,07 persen, kelompok perumahan sebesar 0,62 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,33 persen, kelompok gtransportasi dan komunikasi sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga masing-masing sebesar 0,09 persen dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0.07 persen. Beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku adalah ikan cakalang, bawang putih, kacang panjang, biaya listrik PLN golongan 1, dan cabai merah. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku pada Juni 2017 tercatat sebesar 122,78, naik sebesar 1,17 persen dibanding Mei 2017 yang tercatat sebesar 121,36.
1. Nilai Tukar Petani (It) Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan Indeks Harga Yang Diterima Petani terhadap Indeks Harga Yang Dibayar Petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
1
tukar (term of trading) dari harga produk pertanian dengan harga barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli/daya tukar petani. Tabel 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor Mei - Juni 2017 (2012 = 100) Bulan
Persentase
Subsektor
Mei 2017
Juni 2017
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Indeks yang Diterima (It) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
130.03 142.66 117.87 131.42 132.27 133.30 127.15 129.34 128.99
131.62 143.56 119.56 132.68 134.51 135.99 127.15 130.85 130.41
1.22 0.64 1.44 0.95 1.70 2.02 0.00 1.17 1.10
2. Indeks yang Dibayar (Ib) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
129.21 129.08 128.58 127.16 126.81 127.29 124.39 128.46 128.66
130.30 130.08 129.60 128.07 127.69 128.17 125.31 129.46 129.67
0.84 0.77 0.79 0.72 0.70 0.69 0.74 0.78 0.79
3. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) a. Tanaman Pangan b. Hortikultura c. Tanaman Perkebunan Rakyat d. Peternakan e. Perikanan e.1. Perikanan Tangkap e.2. Perikanan budidaya f. Gabungan g. Gabungan Tanpa Ikan
100.63 110.52 91.67 103.35 104.31 104.72 102.22 100.69 100.26
101.01 110.37 92.26 103.60 105.34 106.10 101.47 101.07 100.57
0.38 -0.14 0.64 0.24 0.99 1.32 -0.74 0.38 0.31
100.15 100.01
100.53 100.37
0.38 0.36
NASIONAL NASIONAL tanpa Ikan
2 Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
Berdasarkan hasil pemantauan harga – harga perdesaan di 42 kecamatan di Provinsi Maluku pada Juni 2017, diketahui bahwa NTP Provinsi Maluku meningkat sebesar 0,38 persen dibanding Mei 2017, atau naik dari 100,69 pada Mei 2017 menjadi 101,07 pada Juni 2017. Peningkatan NTP disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian mengalami peningkatan sebesar 1,17 persen, lebih tinggi dari peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga petani maupun untuk keperluan produksi pertanian yang sebesar 0,78 persen. Peningkatan NTP pada Juni 2017 disebabkan naiknya NTP pada 4 (empat) subsektor yakni tertinggi oleh subsektor perikanan sebesar 0,99 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,64 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 0,38 persen, dan subsektor peternakan sebesar 0,24 persen. Sedangkan NTP subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding Mei 2017. Peningkatan pada subsektor perikanan disumbangkan oleh naiknya NTP pada kelompok perikanan tangkap sebesar 1,32 persen sedangkan kelompok perikanan budidaya turun sebesar 0,74 persen. NTP Provinsi Maluku tanpa subsektor perikanan juga menunjukkan perkembangan yang lebih baik pada Juni 2017 yaitu naik sebesar 0,31 persen dibanding Mei 2017. Jika dibandingkan dengan NTP Nasional Juni 2017, maka NTP Provinsi Maluku masih tetap berada di atas level NTP Nasional yang tercatat sebesar 100,53.
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa indeks harga yang diterima petani (it) Provinsi Maluku pada Juni 2017 sebesar 130,85. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya It pada semua subsektor, tertinggi pada subsektor perikanan sebesar 1,70 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,44 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,22 persen, subsektor peternakan sebesar 0,95 persen, dan terendah subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,64 persen. 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh petani meliputi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan memproduksi hasil pertaniannya. Pada Juni 2017, Ib Provinsi Maluku tercatat sebesar 129,46, naik 0,78 persen dibanding Mei 2017 yang tercatat sebesar 128,46. Peningkatan ini disebabkan naiknya Ib pada semua subsektor, yakni tertinggi pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,84 persen, diikuti subsektor tanaman Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
3
perkebunan rakyat sebesar 0,79 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,77 persen, subsektor peternakan sebesar 0,72 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,70 persen. 4. Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada Juni 2017, NTP-P mengalami peningkatan sebesar 0,38 persen, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,22 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,84 persen. Peningkatan It utamanya disumbangkan oleh kelompok padi sebesar 2,90 persen dan kelompok palawija (khususnya komoditas jagung dan ketela pohon) sebesar 0,68 persen. Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) masing-masing sebesar 0,95 persen dan sebesar 0,01 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada Juni 2017, NTP-H kembali mengalami penurunan sebesar 0,14 persen dibanding Mei 2017, karena peningkatan It yang sebesar 0,64 persen masih lebih rendah dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,77 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga berbagai komoditas di kelompok sayur sayuran ( khususnya komoditas cabai merah, kacang panjang, terung panjang, kangkung dan bayam) yang secara rata-rata sebesar 0,83 persen, kelompok buah- buahan (khususnya komoditas pepaya, pisang) secara rata-rata sebesar 0,51 persen. Sedangkan kelompok tanaman obat (khususnya komoditas kunyit dan lengkuas) secara rata-rata mengalami penurunan sebesar 1,40 persen. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,88 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,06 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) Pada Juni 2017, NTP-R mengalami peningkatan sebesar 0,64 persen dibanding Mei 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,44 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang sebesar 0,79 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat yaitu pada semua komoditas di sebsektor ini. Peningkatan pada Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 0,92 persen sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017.
4 Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
d. Subsektor Peternakan (NTP-T) Pada Juni 2017, NTP-T mengalami peningkatan sebesar 0,24 persen dibanding Mei 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 0,95 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,72 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok ternak besar (khususnya komoditas sapi potong) sebesar 2,04 persen, kelompok unggas (khususnya komoditas ayam ras pedaging) sebesar 1,16 persen dan kelompok hasil ternak (khususnya komoditas telur ayam ras dan telur ayam buras) sebesar 0,79 persen, sedangkan kelompok ternak kecil tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017. Peningkatan Ib disebabkan naiknya IKRT sebesar 1,03 persen sedangkan indeks BPPBM turun sebesar 0,09 persen. e. Subsektor Perikanan (NTP-NP) Pada Juni 2017, NTP-NP mengalami peningkatan sebesar 0,99 persen dibanding Mei 2017, karena terjadi peningkatan It sebesar 1,70 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang tercatat sebesar 0,70 persen. Peningkatan It disumbangkan oleh naiknya indeks pada kelompok penangkapan sebesar 2,02 persen sedangkan kelompok budidaya tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017. Peningkatan Ib disumbangkan oleh naiknya IKRT sebesar 1,05 persen sedangkan indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. e.1.) Kelompok Perikanan Tangkap (NTN) Pada Juni 2017, NTN naik sebesar 1,32 persen karena terjadi peningkatan It sebesar 2,02 persen, lebih tinggi dari peningkatan Ib yang sebesar 0,69 persen. Peningkatan It disebabkan naiknya harga berbagai komoditas ikan pada kelompok perikanan tangkap khususnya ikan cakalang, ikan tongkol dan ikan tenggiri. e.2.) Kelompok Perikanan Budidaya (NTPi) Pada Juni 2017, NTPi kembali mengalami penurunan sebesar 0,74 persen, karena It tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017 sedangkan Ib justru naik sebesar 0,74 persen. Peningkatan Ib hanya disumbangkan oleh peningkatan IKRT sebesar 1,04 persen. Tabel 2. Nilai Tukar Petani Provinsi Maluku Per Subsektor dan Perubahannya Juni 2017 (2012=100) Kelompok dan Sub Kelompok (1)
1. Tanaman Pangan (NTPP)
Bulan
Persentase
Mei 2017
Juni 2017
Perubahan
(2)
(3)
(4)
100.63
Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
101.01
0.38
5
a. Indeks Diterima Petani - Padi
130.03 112.54
131.62 115.80
1.22 2.90
- Palawija b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 2. Hortikultura (NTPH) a. IndeksDiterimaPetani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat b. IndeksDibayarPetani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) a. IndeksDiterimaPetani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b. IndeksDibayarPetani - IndeksKonsumsiRumahTangga - Indeks BPPBM 4. Peternakan (NTPT) a. IndeksDiterimaPetani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5. Perikanan (NTNP) a. Indeks Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya b. Indeks Dibayar Petani - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM 5.1. Perikanan Tangkap (NTN) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Penangkapan Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani -Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM 5.1. Perikanan Budidaya (NTPi) a. Indeks Harga yang Diterima Petani - Budidaya Air Tawar - Budidaya Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Petani
136.96 129.21 133.21 105.79 110.52 142.66 152.71 135.50 122.47 129.08 133.42 105.71 91.67 117.87 117.87 128.58 133.42 105.56 103.35 131.42 132.64 132.13 126.02 131.24 127.16 137.05 107.57 104.31 132.27 133.30 127.15 126.81 135.35 111.65 104.72 133.30 133.30 127.29 135.39 113.26 102.22 127.15 98.80 127.33 124.39
137.90 130.30 134.48 105.80 110.37 143.56 153.99 136.19 120.76 130.08 134.59 105.77 92.26 119.56 119.56 129.60 134.65 105.56 103.60 132.68 135.35 132.13 127.49 132.28 128.07 138.47 107.47 105.34 134.51 135.99 127.15 127.69 136.78 111.60 106.10 135.99 135.99 128.17 136.82 113.20 101.47 127.15 98.80 127.33 125.31
0.68 0.84 0.95 0.01 -0.14 0.64 0.83 0.51 -1.40 0.77 0.88 0.06 0.64 1.44 1.44 0.79 0.92 0.00 0.24 0.95 2.04 0.00 1.16 0.79 0.72 1.03 -0.09 0.99 1.70 2.02 0.00 0.70 1.05 -0.05 1.32 2.02 2.02 0.69 1.05 -0.06 -0.74 0.00 0.00 0.00 0.74
6 Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM
135.16 103.64
136.56 103.64
1.04 0.00
BPPBM= Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal
5. Inflasi Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi jika terjadi kenaikan dan deflasi jika terjadi penurunan di wilayah perdesaan. Hasil survei harga yang dilakukan di 20 Pasar Tradisional yang tersebar di 20 Kecamatan di daerah perdesaan Provinsi Maluku pada Juni 2017 menunjukkan terjadi peningkatan IKRT atau terjadi inflasi perdesaan di Maluku sebesar 0,95 persen. Peningkatan IKRT disebabkan semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi perdesaan, yaitu tertinggi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,53 persen, diikuti kelompok sandang sebesar 1,07 persen, kelompok perumahan sebesar 0,62 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,33 persen, kelompok gtransportasi dan komunikasi sebesar 0,10 persen, kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga masing-masing sebesar 0,09 persen dan terendah kelompok kesehatan sebesar 0.07 persen. Adapun beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi perdesaan Maluku adalah ikan cakalang, bawang putih, kacang panjang, biaya listrik PLN golongan 1, dan cabai merah. Data dalam Tabel 3 juga menunjukkan bahwa inflasi perdesaan Provinsi Maluku lebih tinggi dibanding angka nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,22 persen. Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan menurut Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi Maluku Juni 2017 (2012=100) K e l o m p ok
Perubahan (%)
(1)
(2)
Bahan Makanan
1.53
Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
0.33
Perumahan
0.62
Sandang
1.07
Kesehatan
0.07
Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
0.09
Transportasi & Komunikasi
0.10
Umum / Gabungan
0,95
Nasional
0,22
Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
7
6. Kecepatan Perubahan Harga per Kelompok Pengeluaran Data dalam Tabel 4 menunjukkan kecepatan kenaikan harga per kelompok pengeluaran dari tahun dasar 2012 sampai dengan Juni 2017 yang dirinci dari kelompok pengeluaran tertinggi ke terendah. Kelompok bahan makanan masih menduduki urutan tertinggi dengan nilai indeks sebesar 152,65, diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan nilai indeks sebesar 126,72, selanjutnya kelompok sandang yang menggeser posisi kelompok transportasi dan komunikasi dengan nilai sebesar 123,41, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 123,01, kelompok perumahan sebesar 121,59, kelompok kesehatan sebesar 116,81, dan terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 109,81. Tabel 4. Indeks Harga Per Sub Kelompok Pengeluaran Rumah Tangga ( 2012 = 100 ) Uraian
Mei 2017
Juni 2017
Inflasi/ Deflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
Bahan Makanan
150.35
152.65
1.53
Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
126.31
126.72
0.33
Sandang
122.09
123.41
1.07
Transportasi dan Komunikasi
122.89
123.01
0.10
Perumahan
120.85
121.59
0.62
Kesehatan
116.73
116.81
0.07
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
109.71
109.81
0.09
GABUNGAN
134.07
135.34
0.95
7. Kebutuhan Petani untuk Biaya Produksi Kebutuhan petani untuk biaya produksi terdiri dari Bibit, Obat-Obatan dan Pupuk, Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya, Transportasi, Penambahan Barang Modal, dan Upah Buruh Tani. Kebutuhan biaya produksi ini dihitung dalam bentuk Indeks Harga Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) seperti yang terlihat pada Tabel 5 secara rata-rata tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017. Jika dirinci menurut kelompok pengeluaran seperti yang terlihat dalam Tabel 5, maka kelompok bibit (khususnya komoditas bibit padi) dan kelompok transportasi (khususnya komoditas ongkos angkut) mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,01 persen dan sebesar 0,04 persen. Sedangkan kelompok obat-obatan dan pupuk (khususnya komoditas ampas kelapa dan anti jamur) 8 Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
serta kelompok penambahan barang modal (khususnya komoditas cangkul) mengalami penurunan indeks masing-masing sebesar 0,01 persen dan sebesar 0,02 persen. Data dalam Tabel 5 juga menunjukkan bahwa kelompok transportasi masih tetap menduduki urutan tertinggi indeks pengeluaran petani untuk ongkos produksi yakni sebesar 114,97 dan terendah adalah kelompok upah buruh tani sebesar 102,02. Hal ini berarti kelompok transportasi adalah yang paling cepat perkembangan harganya dibanding kelompok lainnya.
Tabel 5. Indeks Harga BPPBM dan Laju Inflasi/Deflasi Provinsi Maluku Pada Juni 2017 ( 2012 = 100 ) Kelompok
Mei 2017
Juni 2017
Inflasi/Deflasi
(1)
(2)
(3)
(4)
BPPBM
106.58
106.57
0.00
Bibit
104.69
104.70
0.01
Obat-Obatan dan Pupuk
102.87
102.85
-0.01
Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya
104.52
104.52
0.00
Transportasi
114.92
114.97
0.04
Penambahan Barang Modal
108.93
108.91
-0.02
Upah Buruh Tani
102.02
102.02
0.00
8. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Data dalam Tabel 6 menunjukkan bahwa NTUP Provinsi Maluku pada Juni 2017 mengalami peningkatan sebesar 1,17 persen dibanding Mei 2017, yaitu dari 121,36 menjadi 122,78. Hal ini terjadi karena It mengalami peningkatan sebesar 1,17 persen, sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan dibanding Mei 2017.
Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
9
Peningkatan NTUP pada Juni 2017 utamanya disumbangkan oleh subsektor perikanan sebesar 1,75 persen, diikuti subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,44 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,21 persen, subsektor peternakan sebesar 1,04 persen dan subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,69 persen 0,58.
Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian Provinsi Maluku per subsektor pada Mei - Juni 2017 ( 2012 = 100 ) Subsektor (1)
Bulan Mei 2017
Perubahan
Juni 2017
(%)
(2)
(3)
(4)
a. Tanaman Pangan
122.91
124.40
1.21
b. Hortikultura
134.96
135.73
0.58
c. Tanaman Perkebunan Rakyat
111.66
113.27
1.44
d. Peternakan
122.18
123.45
1.04
e. Perikanan
118.46
120.54
1.75
e.1. Perikanan Tangkap
117.69
120.14
2.09
e.2. Perikanan Budidaya
122.68
122.68
0.00
f. Gabungan
121.36
122.78
1.17
g. Gabungan Tanpa Ikan
121.73
123.07
1.10
NASIONAL
109.15
109.59
0.41
NASIONAL Tanpa Ikan
108.93
109.35
0.39
10 Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Jessica Eliziana Pupella Kepala Bidang Statistik Distribusi e-mail :
[email protected] Telepon: 0911-361319, 361320
Berita Resmi Statistik No. 02/07/81 Th. IX, 3 Juli 2017
11