No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017
Pada Juni 2017, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara sebesar 101,01 atau mengalami penurunan 0,23 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mei 2017) yang sebesar 101,24.
Menurut subsektornya, Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) tercatat sebesar 103,75 (turun 2,13 persen); Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 107,81 (naik 0,84 persen); Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,45 (naik 0,08 persen); Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 106,68 (turun 0,01 persen); dan untuk Nilai Tukar Perikanan (Nelayan dan Pembudidaya Ikan/NTNP) sebesar 104,76 (naik 0,62 persen), dimana untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 104,87 (naik 0,71 persen) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sebesar 103,57 (turun 0,30 persen).
Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP Juni 2017 terhadap Mei 2017 terjadi peningkatan NTP pada dua provinsi, sedangkan delapan provinsi lainnya mengalami penurunan NTP.
Secara nasional NTP mengalami peningkatan dari Mei 2017 ke Juni 2017 yaitu dari 100,15 menjadi 100,53 atau naik 0,38 persen.
Pada Juni 2017, Provinsi Maluku Utara mengalami inflasi perdesaan sebesar 1,80 persen yang disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada semua kelompok pengeluaran.
Inflasi Perdesaan Nasional pada bulan Juni 2017 sebesar 0,22 persen, yang disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada enam kelompok pengeluaran.
Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku Utara Juni 2017 sebesar 113,34 atau naik 0,83 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya (Mei 2017) yang sebesar 112,41.
1
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada tujuh kabupaten di Provinsi Maluku Utara Bulan Juni 2017, NTP Provinsi Maluku Utara turun 0,23 persen dibandingkan NTP Mei 2017, yaitu dari 101,24 menjadi 101,01. Penurunan NTP pada Juni 2017 disebabkan karena indeks harga hasil produksi pertanian (It) mengalami peningkatan lebih kecil (1,27 persen) dibandingkan dengan peningkatan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian (Ib) yaitu sebesar 1,50 persen. Menurunnya NTP Provinsi Maluku Utara Juni 2017 disebabkan oleh turunnya NTP pada 2 (dua) subsektor yaitu, NTP Subsektor Tanaman Pangan turun 2,13 persen dan NTP Subsektor Peternakan turun 0,01 persen. Sementara itu NTP Subsektor Hortikultura mengalami peningkatan sebesar 0,84 persen, NTP Subsektor Perkebunan Rakyat naik 0,08 persen, dan NTP Subsektor Perikanan naik 0,62 persen. 1.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam
komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juni 2017, di Maluku Utara indeks harga yang diterima petani (It) secara umum mengalami peningkatan sebesar 1,27 persen dibanding Mei 2017, yaitu dari 127,03 menjadi 128,64. Jika dilihat menurut subsektornya terjadi peningkatan It pada empat subsektor, sementara hanya satu subsektor yang mengalami penurunan It. 2.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang
dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juni 2017, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Maluku Utara naik sebesar 1,50 persen bila dibanding Mei 2017, yaitu dari 125,48 menjadi 127,35. Jika dilihat menurut subsektornya, terjadi peningkatan Ib pada semua subsektor.
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
Tabel 1. Nilai Tukar Petani Maluku Utara Per Subsektor, Mei 2017 – Juni 2017 (2012=100) Bulan Subsektor
Perubahan (%)
Mei 2017 (2)
Juni 2017 (3)
a. Indeks yang Diterima (It)
134,95
133,99
-0,72
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
127,31
129,14
1,44
c. Nilai Tukar Petani (NTPP)
106,01
103,75
-2,13
a. Indeks yang Diterima (It)
134,98
138,30
2,46
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
126,26
128,29
1,61
c. Nilai Tukar Petani (NTPH)
106,91
107,81
0,84
a. Indeks yang Diterima (It)
117,88
119,90
1,72
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
126,24
128,31
1,64
c. Nilai Tukar Petani (NTPR)
93,37
93,45
0,08
a. Indeks yang Diterima (It)
128,06
129,55
1,16
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
120,02
121,44
1,18
c. Nilai Tukar Petani (NTPT)
106,69
106,68
-0,01
a. Indeks yang Diterima (It)
129,24
131,55
1,78
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
124,15
125,58
1,15
c. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP)
104,11
104,76
0,62
a. Indeks yang Diterima Nelayan (It)
129,17
131,61
1,89
b. Indeks yang Dibayar Nelayan (Ib)
124,05
125,50
1,17
c. Nilai Tukar Nelayan (NTN)
104,13
104,87
0,71
a. Indeks yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
129,98
130,92
0,73
b. Indeks yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
125,12
126,41
1,03
c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi)
103,89
103,57
-0,30
a. Indeks yang Diterima (It)
127,03
128,64
1,27
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
125,48
127,35
1,50
c. Nilai Tukar Petani (NTP)
101,24
101,01
-0,23
(1)
(4)
1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
5.1 Perikanan Tangkap
5.2 Perikanan Budidaya
Gabungan/Maluku Utara
3
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
3.
NTP Subsektor
a.
Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) Pada Juni 2017, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) mengalami penurunan sebesar
2,13 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Mei 2017. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,72 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 1,44 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani (It) pada Subsektor Tanaman Pangan ini disebabkan oleh turunnya harga secara rata-rata pada kelompok palawija yaitu sebesar 1,13 persen (terutama jagung dan ketela pohon/ubi kayu). Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Pangan disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,67 persen, dan indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,18 persen. b.
Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juni 2017, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Hortikultura (NTPH) mengalami peningkatan
sebesar 0,84 persen dibandingkan dengan NTPH bulan Mei 2017. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 2,46 persen, lebih besar dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yaitu sebesar 1,61 persen. Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) pada Subsektor Tanaman Hortikultura ini disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok sayur-sayuran dan buah-buahan masingmasing sebesar 2,55 persen dan 2,65 persen (terutama cabai merah, cabai rawit, tomat, jeruk, pisang, dan semangka). Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Hortikultura disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,76 persen, sementara indeks BPPBM mengalami penurunan 0,65 persen. c.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Juni 2017, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) mengalami
peningkatan sebesar 0,08 persen. Hal ini disebabkan karena peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) yaitu sebesar 1,72 persen, lebih besar dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yaitu sebesar 1,64 persen. Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,72 persen (terutama kelapa, cengkeh dan biji pala). Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 1,86 persen, serta indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,49 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
d.
Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Juni 2017, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Peternakan (NTPT) mengalami penurunan
sebesar 0,01 persen. Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,16 persen, lebih kecil dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) 1,18 persen. Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada semua kelompok. Adapun kelompok ternak kecil mengalami peningkatan terbesar yaitu 1,42 persen. Komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain sapi potong, kambing, ayam ras pedaging, dan telur itik. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Peternakan disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 2,01 persen dan indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,27 persen. e.
Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Juni 2017, NTNP mengalami peningkatan sebesar 0,62 persen. Hal ini disebabkan karena karena
indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,78 persen, lebih besar dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yaitu sebesar 1,15 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (Nilai Tukar Nelayan/NTN) Pada Juni 2017, NTN mengalami peningkatan sebesar 0,71 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,89 persen, lebih besar dari peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yaitu sebesar 1,17 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok penangkapan laut sebesar 1,89 persen (terutama ikan cakalang, tuna, dan tongkol). Sedangkan peningkatan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mengalami peningkatan sebesar 1,51 persen dan indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,55 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (Nilai Tukar Pembudidaya Ikan/NTPi) Pada Juni 2017, NTPi turun sebesar 0,30 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,73 persen, lebih kecil daripada peningkatan pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 1,03 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya harga secara rata-rata pada kelompok budidaya air tawar sebesar 1,03 persen (terutama ikan nila, ikan mas dan ikan mujair), dan kelompok budidaya air laut sebesar 0,69 persen (terutama ikan kerapu). Sedangkan peningkatan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mengalami peningkatan sebesar 1,51 persen, sementara Indeks Biaya Produksi dan Pembelian Barang Modal (BPPBM) mengalami penurunan sebesar 0,15 persen.
5
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
Tabel 2. Indeks Diterima dan Dibayar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Mei 2017 – Juni 2017 (2012=100) Bulan Kelompok dan Sub kelompok
Mei 2017 (2)
Juni 2017 (3)
Perubahan (%)
134,95
133,99
-0,72
- Padi
126,75
126,82
0,05
- Palawija
139,79
138,21
-1,13
127,31
129,14
1,44
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
130,68
132,87
1,67
- Indeks BPPBM
111,28
111,48
0,18
134,98
138,30
2,46
- Sayur-sayuran
143,83
147,49
2,55
- Buah-buahan
131,63
135,13
2,65
- Tanaman Obat
125,73
124,86
-0,70
126,26
128,29
1,61
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
129,18
131,45
1,76
- Indeks BPPBM
110,75
111,47
0,65
117,88
119,90
1,72
117,88
119,90
1,72
126,24
128,31
1,64
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
128,52
130,92
1,86
- Indeks BPPBM
115,76
116,32
0,49
(1)
(4)
1. Tanaman Pangan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat b. Indeks Dibayar Petani
Lanjutan Tabel …..
6
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
Lanjutan Tabel 2. Bulan Kelompok dan Sub kelompok
Perubahan (%)
Mei 2017 (2)
Juni 2017 (3)
128,06
129,55
1,16
- Ternak Besar
129,23
130,69
1,13
- Ternak Kecil
124,88
126,65
1,42
- Unggas
131,45
132,81
1,03
- Hasil Ternak
123,17
124,00
0,67
120,02
121,44
1,18
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
130,26
132,88
2,01
- Indeks BPPBM
110,57
110,87
0,27
a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It)
129,24
131,55
1,78
b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib)
124,15
125,58
1,15
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
130,25
132,21
1,51
- Indeks BPPBM
114,27
114,84
0,49
129,17
131,61
1,89
129,17
131,61
1,89
124,05
125,50
1,17
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
130,23
132,19
1,51
- Indeks BPPBM
114,34
114,97
0,55
129,98
130,92
0,73
- Budidaya Air Tawar
129,78
131,12
1,03
- Budidaya Air Laut
130,76
131,66
0,69
125,12
126,41
1,03
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
130,42
132,38
1,51
- Indeks BPPBM
113,59
113,42
-0,15
(1)
(4)
4. Peternakan a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan
5.1. Perikanan Tangkap a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) - Penangkapan Laut b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib)
5.2. Perikanan Budidaya a. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It)
b. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib)
7
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
4.
Perbandingan NTP Antar Provinsi di Kawasan Timur Indonesia Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP Juni 2017 terhadap Mei 2017 terjadi peningkatan
NTP di dua provinsi, yaitu di Sulawesi Selatan dan Maluku masing-masing sebesar 0,13 persen dan 0,38 persen. Sementara itu, delapan provinsi lainnya mengalami penurunan NTP dengan penurunan NTP terbesar terjadi di Sulawesi Barat, yaitu sebesar 0,92 persen. Secara nasional NTP mengalami peningkatan dari Mei 2017 ke Juni 2017 yaitu dari 100,15 menjadi 100,53 atau naik sebesar 0,38 persen. Tabel 3. Nilai Tukar Petani (NTP) dan Persentase Perubahannya di Kawasan Timur Indonesia, Juni 2017 (2012=100) It No.
Provinsi
(1)
(2)
(3)
% Perubahan (4)
Indeks
NTP
(5)
% Perubahan (6)
Indeks
(7)
% Perubahan (8)
Indeks
1
Sulawesi Utara
117,64
1,04
127,32
1,07
92,40
-0,03
2
Sulawesi Tengah
120,86
1,00
128,80
1,13
93,84
-0,13
3
Sulawesi Selatan
128,74
0,83
128,05
0,70
100,54
0,13
4
Sulawesi Tenggara
120,15
0,92
127,30
1,53
94,38
-0,60
5
Gorontalo
134,21
1,41
127,55
1,78
105,22
-0,37
6
Sulawesi Barat
129,49
0,20
123,74
1,13
104,65
-0,92
7
Maluku
130,85
1,17
129,46
0,78
101,07
0,38
8
Maluku Utara
128,64
1,27
127,35
1,50
101,01
-0,23
9
Papua Barat
127,85
0,66
127,81
0,85
100,03
-0,19
10
Papua
121,61
0,38
127,97
0,89
95,04
-0,51
128,78
0,60
128,10
0,22
100,53
0,38
Nasional
5.
Ib
Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan.
Provinsi Maluku Utara, pada Juni 2017 terjadi inflasi perdesaan sebesar 1,80 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks pada semua kelompok pengeluaran yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 2,89 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau sebesar 0,46 persen, Kelompok Perumahan sebesar 1,08 persen, Kelompok Sandang sebesar 1,41 persen, dan Kelompok Kesehatan sebesar 1,53 persen, Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga sebesar 0,14 persen, dan Kelompok Transportasi & Komunikasi sebesar 0,77 persen.
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi Maluku Utara dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran, Juni 2017 (2012=100) Maluku Utara IKRT
Kelompok Pengeluaran
Nasional
Inflasi Perdesaan
Mei 2017
Juni 2017
Konsumsi Rumah Tangga
129,46
131,79
Bahan Makanan
134,32
Makan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau
IKRT
Inflasi Perdesaan
Mei 2017
Juni 2017
1,80
133,18
133,47
0,22
138,21
2,89
144,08
143,59
-0,35
129,05
129,64
0,46
131,18
131,55
0,28
Perumahan
125,16
126,51
1,08
125,76
127,64
1,50
Sandang
126,94
128,73
1,41
125,68
127,30
1,29
Kesehatan
123,66
125,55
1,53
122,00
122,41
0,33
Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga
110,85
111,00
0,14
116,53
117,06
0,45
Transportasi & Komunikasi
120,98
121,92
0,77
122,18
122,52
0,28
Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan Inflasi Perdesaan Menurut Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, Juni 2017 (2012=100) IKRT
9
No.
Provinsi
(1)
(2)
Mei 2017 (3)
Juni 2017 (4)
Inflasi Perdesaan (5)
1
Sulawesi Utara
130,59
132,33
1,34
2
Sulawesi Tengah
132,90
134,86
1,48
3
Sulawesi Selatan
133,25
134,44
0,89
4
Sulawesi Tenggara
129,32
131,84
1,95
5
Gorontalo
131,66
134,69
2,30
6
Sulawesi Barat
125,71
127,47
1,40
7
Maluku
134,07
135,34
0,95
8
Maluku Utara
129,46
131,79
1,80
9
Papua Barat
132,48
133,94
1,10
10
Papua
133,77
135,25
1,10
Nasional
133,18
133,47
0,22
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017
Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang dihitung IKRT-nya pada Juni 2017, semua provinsi mengalami inflasi perdesaan. Gorontalo merupakan provinsi dengan inflasi perdesaan tertinggi di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar 2,30 persen, sedangkan Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan inflasi perdesaan terendah di Kawasan Timur Indonesia yaitu sebesar 0,89 persen. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,22 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran, kecuali kelompok Bahan Makanan yang mengalami penurunan sebesar 0,35 persen. 6.
Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang
diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena merupakan hasil perbandingan antara hasil produksi pertanian dengan ongkos/biaya produksinya. NTUP Provinsi Maluku Utara pada Juni 2017 secara umum mengalami peningkatan sebesar 0,83 persen. Peningkatan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada empat subsektor, yaitu NTUP Subsektor Hortikultura sebesar 1,79 persen; NTUP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,22 persen; NTUP Subsektor Peternakan sebesar 0,89 persen dan NTUP Subsektor Perikanan sebesar 1,29 persen, dimana NTUP Perikanan Tangkap naik sebesar 1,32 persen dan NTUP Perikanan Budidaya naik sebesar 0,88 persen. Sementara itu, NTUP Subsektor Tanaman Pangan sebesar mengalami penurunan sebesar 0,90 persen. Tabel 6. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor, dan Persentase Perubahannya di Provinsi Maluku Utara, Mei 2017 – Juni 2017 (2012=100) Mei 2017 (2)
Juni 2017 (3)
% Perubahan (4)
1. Tanaman Pangan
121,27
120,19
-0,90
2. Hortikultura
121,88
124,07
1,79
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
101,83
103,07
1,22
4. Peternakan
115,81
116,84
0,89
5. Perikanan
113,10
114,56
1,29
a. Perikanan Tangkap
112,98
114,47
1,32
b. Perikanan Budidaya
114,43
115,43
0,88
NTUP Gabungan/Maluku Utara
112,41
113,34
0,83
Subsektor (1)
10
Berita Resmi Statistik Provinsi Maluku Utara No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli 2017