BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/07/53/Th. XX, 03 Juli 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JUNI 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JUNI 2017 SEBESAR 101,20
Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Juni 2017 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Pada bulan Juni 2017, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 101,20 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 103,03 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P); 101,34 untuk subsektor hortikultura (NTP-H); 94,27 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 105,61 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 105,23 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
Jika NTP Juni 2017 dibandingkan dengan NTP Mei 2016, terjadi peningkatan sebesar 0,25 persen.
Di daerah perdesaan terjadi Inflasi pada bulan Juni 2017 sebesar 0,45 persen. Seluruh sub kelompok pengeluaran rumah tanggan mengalami inflasi. Berturut-turut sub kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga inflasi sebesar 0,98 persen dan merupakan inflasi tertinggi, sub kelompok sandang inflasi sebesar 0,66 persen, bahan makanan inflasi 0,45 persen, makanan jadi inflasi 0,41 persen, perumahan inflasi sebesar 0,37 persen, kesehatan inflasi 0,33 persen dan transportasi inflasi sebesar 0,25 persen.
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Juni 2017, NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan dibandingkan Mei yaitu sebesar 0,25 persen. Hal ini disebabkan karena kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga lebih rendah dibandingkan indeks harga hasil produksi pertanian. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Juni dengan NTP Mei maka subsektor tanaman padi-palawija mengalami peningkatan sebesar 1,03 persen, subsektor hortikultura turun 0,04 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat 1,00 persen; subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 1,14 persen dan subsektor perikanan mengalami peningkatan sebesar 1,01 persen.
Berita Resmi Statistik No. 02/07/53/Th. XX, 3 Juli 2017 | 1 dari 6
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Juni 2017, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,65 persen dibandingkan Mei 2017 yaitu dari 127,25 menjadi 128,07. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juni 2017 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan Mei 2017 yaitu dari 126,05 menjadi 126,55 atau meningkat sebesar 0,40 persen. Karena peningkatan Ib lebih rendah dibandingkan peningkatan pada It, hal itu menyebabkan NTP bulan Juni naik. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Padi & Palawija NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami peningkatan sebesar 1,03 persen pada Juni 2017. Hal ini disebabkan karena It mengalami peningkatan sebesar 1,33 persen sedangkan Ib hanya meningkat sebesar 0,30 persen. Naiknya It dipengaruhi oleh naiknya seluruh sub kelompok baik padi maupun palawija sebesar 0,66 persen dan 1,65 persen sedangkan Ib dipengaruhi oleh naiknya subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,37 persen. Bulan Juni tidak ada perubahan pada BPPBM (biaya produksi dan penambahan biaya modal) dibandingkan bulan Mei. b. Subsektor Hortikultura NTP untuk subsektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,04 persen pada Juni 2017. Hal ini disebabkan oleh It mengalami kenaikan 0,37 persen dan lebih rendah dibandingkan Ib yang naik sebesar 0,41 persen. It dipengaruhi oleh subkelompok sayur-sayuran dan buah-buahan yang naik sebesar 1,25 persen dan 0,12 persen dan turunnya subkelompok tanaman obat sebesar 0,53 persen. Terjadi peningkatan subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,46 dan BPPBM naik sebesar 0,11 persen pada Ib subsektor hortikultura. c. Subsektor Perkebunan Rakyat NTP subsektor perkebunan rakyat naik sebesar 1,00 persen dibandingkan periode Juni 2017. Hal ini terjadi karena peningkatan pada It sebesar 1,50 persen dan Ib hanya mengalami peningkatan sebesar 0,50 persen. Pada Ib subkelompok konsumsi rumah tangga naik sebesar 0,55 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM naik sebesar 0,19 persen. d. Subsektor Peternakan NTP subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 1,14 persen pada Juni 2017. Hal ini disebabkan oleh It yang turun sebesar 0,74 persen sedangkan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen. Penurunan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh turunnya seluruh subkelompok kecuali sub Berita Resmi Statistik No. 02/07/53/Th. XX, 3 Juli 2017 | 2 dari 6
kelompok hasil ternak. Sub kelompok ternak besar, ternak kecil dan unggas masing-masing turun sebesar 1,13 persen, 1,16 persen dan 0,83 persen sedangkan subkelompok hasil ternak naik 0,68 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor Mei – Juni 2017 (2012=100) Bulan
Subsektor (1)
1. Tanaman Padi-Palawija a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.1 Penangkapan Ikan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.2 Budidaya Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani Gabungan/Nusa Tenggara Timur a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani
Mei 2017
Juni 2017
(2)
(3)
Persentase Perubahan (4)
129,49 126,97 101,98
131,21 127,35 103,03
1,33 0,30 1,03
128,14 126,39 101,38
128,61 126,91 101,34
0,37 0,41 -0,04
119,60 128,14 93,34
121,40 128,78 94,27
1,50 0,50 1,00
131,29 122,89 106,83
130,32 123,39 105,61
-0,74 0,41 -1,14
128,80 123,64 104,18
130,44 123,96 105,23
1,27 0,26 1,01
132,21 123,83 106,77
134,41 124,16 108,25
1,66 0,27 1,39
120,29 123,17 97,66
120,55 123,47 97,63
0,21 0,24 -0,03
127,25 126,05 100,95
128,07 126,55 101,20
0,65 0,40 0,25
e. Subsektor Perikanan NTP subsektor perikanan secara umum naik sebesar 1,01 persen pada Juni 2017. Hal ini disebabkan It naik
sebesar 1,27 persen, lebih besar dari peningkatan Ib yang naik sebesar 0,26 persen. Naiknya It
disebabkan oleh naiknya subkelompok penangkapan ikan sebesar 1,66 persen dan subkelompok budidaya naik sebesar 0,21 persen. Naiknya Ib dipengaruhi oleh naiknya subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,29 dan BPPBM naik sebesar 0,20 persen.
Subkelompok Penangkapan Ikan NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami peningkatan sebesar 1,39 persen dari 106,77 pada Mei menjadi 108,25 pada Juni 2017. Hal ini disebabkan naiknya It sebesar 1,66 persen dan Ib
Berita Resmi Statistik No. 02/07/53/Th. XX, 3 Juli 2017 | 3 dari 6
hanya naik sebesar 0,27 persen. Perubahan pada Ib disebabkan oleh naiknya subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,29 persen dan subkelompok BPPBM naik sebesar 0,22 persen. Subkelompok Budidaya Perikanan
NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami penurunan sebesar 0,03 persen dari 97,66 pada Mei menjadi 97,63 pada Juni 2017. Walaupun It mengalami peningkatan sebesar 0,21 persen, Ib
mengalami peningkatan lebih besar yaitu sebesar 0,24 persen. Peningkatan pada Ib dipengaruhi
oleh naiknya subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,29 persen dan subkelompok BPPBM sebesar 0,13 persen. Tabel 2. Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Juni 2017 (2012=100) Indeks Gabungan Subsektor
Kelompok/Sub Kelompok
Mei 2017
(1)
(2)
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 2.1.1. Bahan Makanan 2.1.2. Makanan Jadi 2.1.3. Perumahan 2.1.4. Sandang 2.1.5. Kesehatan 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL
2.2.1. Bibit 2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 2.2.4. Transportasi 2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh Tani 3. NILAI TUKAR PETANI 4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
127,25 126,05 129,24 136,24 127,98 119,88 131,62 119,14 111,08 122,97 114,36 113,90 112,13 109,87 125,31 114,07 112,23 100,95 111,27
Juni 2017
Persentase Perubahan
(3)
(4)
128,07 126,55 129,82 136,86 128,50 120,32 132,49 119,54 112,17 123,28 114,52 114,52 112,53 109,87 125,50 114,05 112,23 101,20 111,84
0,65 0,40 0,45 0,45 0,41 0,37 0,66 0,33 0,98 0,25 0,14 0,55 0,36 0,00 0,16 -0,02 0,00 0,25 0,51
5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Juni 2017 di daerah pedesaan mengalami inflasi sebesar 0,45 persen yang utamanya dipengaruhi oleh naiknya subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,98 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa seluruh subsektor mengalami inflasi, padi palawija sebesar 0,37 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,46 persen, subsektor TPR sebesar 0,55 persen, subsektor peternakan sebesar 0,45 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,29 persen. Berita Resmi Statistik No. 02/07/53/Th. XX, 3 Juli 2017 | 4 dari 6
Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Mei 2017 (2012=100) Subsektor
Kelompok Padi palawija
Hortikultura
TPR
NTT Peternakan
Perikanan
Umum/ KRT
0,37
0,46
0,55
0,45
0,29
0,45
Bahan Makanan
0,35
0,47
0,53
0,50
0,21
0,45
Makanan Jadi
0,41
0,39
0,46
0,37
0,41
0,41
Perumahan
0,37
0,36
0,32
0,43
0,25
0,37
Sandang
0,64
0,59
0,74
0,65
0,67
0,66
Kesehatan
0,32
0,32
0,34
0,35
0,17
0,33
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0,46
1,17
1,95
0,54
0,04
0,98
Transportasi dan Komunikasi
0,22
0,23
0,25
0,29
0,31
0,25
Pada bulan Juni 2017 terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,45 persen dengan inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,98 persen. Subkelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, dan transportasi juga mengalami inflasi berturut-turut sebesar 0,45 persen, 0,41 persen, 0,37 persen, 0,66 persen, 0,33 persen, dan 0,25 persen. Inflasi year on year sebesar 5,51 persen, sedangkan inflasi tahun kalender adalah 3,30 persen. Tabel 4, Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Desember 2016 – Juni 2017 (2012=100) Kelompok Bulan
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1,57
0,02
0,35
1,48
0,72
Januari
1,74
0,48
0,92
0,91
Februari
1,53
1,28
0,40
Maret
0,07
0,04
April
-0,27
Mei Juni
Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga (7)
Transportasi & Komunikasi
Umum/KRT
(8)
(9)
0,15
0,21
0,94
1,03
0,87
0,30
1,20
0,21
0,56
0,75
-0,07
1,09
0,69
0,40
0,23
0,06
0,21
0,17
0,17
0,09
0,18
0,78
0,12
0,24
-0,03
0,55
0,31
0,39
0,17
0,22
-0,14
-0,10
0,37
0,45
0,41
0,37
0,66
0,33
0,98
0,25
0,45
2016 Desember 2017
Berita Resmi Statistik No. 02/07/53/Th. XX, 3 Juli 2017 | 5 dari 6
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Informasi lebih lanjut hubungi:
Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur Telp (0380) 826289, 821755 e-mail :
[email protected],
[email protected]
Berita Resmi Statistik No. 02/07/53/Th. XX, 3 Juli 2017 | 6 dari 6