BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/06/53/Th. XX, 02 Juni 2017
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2017 NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2017 SEBESAR 100,95
Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Mei 2017 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Pada bulan Mei 2017, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 100,95 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 101,98 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P); 101,38 untuk subsektor hortikultura (NTP-H); 93,34 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 106,83 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 104,18 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).
Jika NTP Mei 2017 dibandingkan dengan NTP April 2016, terjadi penurunan sebesar 0,23 persen.
Di daerah perdesaan terjadi Inflasi pada bulan Mei 2017 sebesar 0,37 persen. Sub kelompok bahan makanan mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 0,55 persen. Sub kelompok perumahan, makanan jadi, kesehatan, dan sandang berturut-turut mengalami inflasi 0,39 persen, 0,31 persen, 0,22 persen dan 0,17 persen. Sub kelompok pendidikan dan transportasi mengalami deflasi sebesar 0,14 persen dan 0,10 persen.
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Mei 2017, NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan dibandingkan April yaitu sebesar 0,23 persen. Hal ini disebabkan karena tingginya kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dibandingkan indeks harga hasil produksi pertanian. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Mei dengan NTP April maka subsektor tanaman padi-palawija mengalami penurunan sebesar 2,13 persen, subsektor hortikultura mengalami peningkatan sebesar 1,86 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 0,71 persen; subsektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 1,03 persen dan subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,22 persen.
Berita Resmi Statistik No. 02/06/53/Th. XX, 02 Juni 2017 | 1 dari 6
2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Mei 2017, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,07 persen dibandingkan April 2017 yaitu dari 127,16 menjadi 127,25. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Mei 2017 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan April 2017 yaitu dari 125,67 menjadi 126,05 atau meningkat sebesar 0,30 persen. Besarnya peningkatan pada Ib menjadi penyebab turunnya NTP Mei. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Padi & Palawija NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan sebesar 2,13 persen pada Mei 2017. Hal ini disebabkan karena It mengalami penurunan sebesar 1,85 persen sedangkan Ib mengalami peningkatan sebesar 0,28 persen. Penurunan pada It dipengaruhi oleh penurunan pada semua subkelompok baik padi maupun palawija sebesar 1,81 persen dan 1,87 persen sedangkan naiknya Ib dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen walaupun BPPBM (biaya produksi dan penambahan biaya modal) mengalami penurunan 0,06 persen. b. Subsektor Hortikultura NTP untuk subsektor hortikultura naik sebesar 1,86 persen pada Mei 2017. Hal ini karena It mengalami kenaikan sebesar 2,25 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,39 persen. Naiknya It dipengaruhi oleh naiknya subkelompok sayur-sayuran dan buah-buahan sebesar 2,14 persen dan 2,38 persen walaupun subkelompok tanaman obat turun sebesar 1,19 persen. Terjadi peningkatan subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,47 sedangkan BPPBM turun sebesar 0,09 persen pada Ib
subsektor hortikultura.
c. Subsektor Perkebunan Rakyat NTP subsektor perkebunan rakyat turun sebesar 0,71 persen dibandingkan periode Mei 2017. Hal ini karena terjadi penurunan pada It sebesar 0,42 persen dan Ib mengalami peningkatan sebesar 0,30 persen. Pada Ib subkelompok konsumsi rumah tangga mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM naik sebesar 0,11 persen. d. Subsektor Peternakan NTP subsektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 1,03 persen pada Mei 2017. Hal ini disebabkan It naik 1,30 persen dan Ib naik lebih kecil yaitu sebesar 0,27 persen. Peningkatan yang terjadi pada It dipengaruhi oleh naiknya subkelompok ternak besar, ternak kecil dan ungags masingBerita Resmi Statistik No. 02/06/53/Th. XX, 02 Juni 2017 | 2 dari 6
masing sebesar 1,51 persen, 1,21 persen dan 0,32 persen sedangkan subkelompok hasil ternak turun 1,01 persen. Sementara, terjadi peningkatan pada subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,38 persen dan BPPBM turun sebesar 0,01 persen pada Ib subsektor peternakan. Tabel 1. Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor April-Mei 2017 (2012=100) Bulan
Subsektor (1)
1. Tanaman Padi-Palawija a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 3. Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.1 Penangkapan Ikan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.2 Budidaya Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani Gabungan/Nusa Tenggara Timur a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani
April 2017
Mei 2017
(2)
(3)
Persentase Perubahan (4)
131,93 126,61 104,20
129,49 126,97 101,98
-1,85 0,28 -2,13
125,32 125,91 99,53
128,14 126,39 101,38
2,25 0,39 1,86
120,10 127,76 94,01
119,60 128,14 93,34
-0,42 0,30 -0,71
129,60 122,55 105,75
131,29 122,89 106,83
1,30 0,27 1,03
128,94 123,50 104,41
128,80 123,64 104,18
-0,11 0,11 -0,22
132,41 123,69 107,05
132,21 123,83 106,77
-0,15 0,11 -0,26
120,29 123,03 97,78
120,29 123,17 97,66
0,00 0,12 -0,12
127,16 125,67 101,18
127,25 126,05 100,95
0,07 0,30 -0,23
e. Subsektor Perikanan NTP subsektor perikanan secara umum turun sebesar 0,22 persen pada Mei 2017. Hal ini disebabkan It
turun sebesar 0,11 persen dan Ib naik sebesar 0,11 persen. Turunnya It disebabkan oleh turunnya
subkelompok penangkapan ikan sebesar 0,15 persen sedangkan subkelompok budidaya tidak mengalami perubahan. Naiknya Ib dipengaruhi oleh naiknya subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,15 dan BPPBM naik sebesar 0,02 persen.
Subkelompok Penangkapan Ikan NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 0,26 persen dari 107,05 pada April menjadi 106,77 pada Mei 2017. Hal ini disebabkan turunnya It sebesar 0,15 persen dan Berita Resmi Statistik No. 02/06/53/Th. XX, 02 Juni 2017 | 3 dari 6
Ib
hanya naik sebesar 0,11 persen. Perubahan pada Ib disebabkan oleh naiknya subkelompok
konsumsi rumah tangga sebesar 0,15 persen dan subkelompok BPPBM naik sebesar 0,01 persen.
Subkelompok Budidaya Perikanan NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami penurunan sebesar 0,12 persen dari 97,78 pada April menjadi 97,66 pada Mei 2017. It mengalami tidak mengalami perubahan pada Mei 2017 sedangkan Ib mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen. Peningkatan pada Ib dipengaruhi oleh naiknya subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,16 persen dan subkelompok BPPBM sebesar 0,04 persen. Tabel 2. Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Mei 2017 (2012=100) Indeks Gabungan Subsektor
Kelompok/Sub Kelompok
April 2017
(1)
(2)
1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 2.1.1. Bahan Makanan 2.1.2. Makanan Jadi 2.1.3. Perumahan 2.1.4. Sandang 2.1.5. Kesehatan 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL
2.2.1. Bibit 2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya 2.2.4. Transportasi 2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh Tani 3. NILAI TUKAR PETANI 4. NILAI TUKAR USAHA PERTANIAN
127,16 125,67 128,76 135,50 127,58 119,41 131,40 118,88 111,24 123,10 114,37 113,72 112,31 109,88 125,33 113,95 112,23 101,18 127,16
Mei 2017
Persentase Perubahan
(3)
(4)
127,25 126,05 129,24 136,24 127,98 119,88 131,62 119,14 111,08 122,97 114,36 113,90 112,13 109,87 125,31 114,07 112,23 100,95 127,25
0,07 0,30 0,37 0,55 0,31 0,39 0,17 0,22 -0,14 -0,10 -0,01 0,16 -0,16 -0,01 -0,02 0,11 0,00 -0,23 0,07
5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Mei 2017 di daerah pedesaan mengalami inflasi sebesar 0,37 persen yang utamanya dipengaruhi oleh naiknya subkelompok bahan makanan sebesar 0,55 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa seluruh subsektor mengalami inflasi, padi palawija sebesar 0,36 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,47 persen, subsektor TPR sebesar 0,33 persen, subsektor peternakan sebesar 0,38 persen dan subsektor perikanan sebesar 0,15 persen. Berita Resmi Statistik No. 02/06/53/Th. XX, 02 Juni 2017 | 4 dari 6
Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Mei 2017 (2012=100) Subsektor
Kelompok Padi palawija
Hortikultura
TPR
NTT Peternakan
Perikanan
Umum/ KRT
0,36
0,47
0,33
0,38
0,15
0,37
Bahan Makanan
0,53
0,70
0,52
0,54
0,11
0,55
Makanan Jadi
0,23
0,28
0,43
0,31
0,21
0,31
Perumahan
0,28
0,39
0,60
0,33
0,18
0,39
Sandang
0,15
0,16
0,15
0,21
0,33
0,17
Kesehatan
0,23
0,31
0,18
0,18
0,37
0,22
Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga
0,40
0,31
-1,62
0,40
0,11
-0,14
-0,07
-0,12
-0,12
-0,10
-0,27
-0,10
Transportasi dan Komunikasi
Pada bulan Mei 2017 terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,37 persen dengan inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bahan makanan sebesar 0,55 persen. Subkelompok makanan jadi, perumahan, sandang, dan kesehatan juga mengalami inflasi berturut-turut sebesar 0,31 persen, 0,39 persen, 0,17 persen, dan 0,22 persen. Subkelompok pendidikan dan transportasi mengalami deflasi berturut-turut sebesar -0,14 persen dan -0,10 persen. Inflasi year on year sebesar 5,09 persen, sedangkan inflasi tahun kalender adalah 2,83 persen. Tabel 4, Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Desember 2016 – Mei 2017 (2012=100) Kelompok Bulan
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga (7)
Transportasi & Komunikasi
Umum/KRT
(8)
(9)
2016 Desember
1,57
0,02
0,35
1,48
0,72
0,15
0,21
0,94
1,74 1,53 0,07 -0,27 0,55
0,48 1,28 0,04 0,17 0,31
0,92 0,40 0,69 0,09 0,39
0,91 0,21 0,40 0,18 0,17
1,03 0,56 0,23 0,78 0,22
0,87 0,75 0,06 0,12 -0,14
0,30 -0,07 0,21 0,24 -0,10
1,20 1,09 0,17 -0,03 0,37
2017 Januari Februari Maret April Mei
Berita Resmi Statistik No. 02/06/53/Th. XX, 02 Juni 2017 | 5 dari 6
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Informasi lebih lanjut hubungi:
Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur Telp (0380) 826289, 821755 e-mail :
[email protected],
[email protected]
Berita Resmi Statistik No. 02/06/53/Th. XX, 02 Juni 2017 | 6 dari 6