No. 75/11/33/Th.IX, 02 November 2015
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) OKTOBER 2015 SEBESAR 101,50 ATAU STABIL 0,00 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Oktober 2015 tidak mengalami perubahan 0,00 persen atau relative stabil pada posisi 101,50. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) relatif sama dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 0,15 persen, dari posisi 121,75 pada bulan September 2015 menjadi 121,57 pada bulan Oktober 2015. Sementara Ib mengalami penurunan 0,14 persen, dari posisi 119,95 menjadi 119,77. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 0,86 persen , sub sektor Hortikultura naik 1,27 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,37 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,79 persen dan sub sektor Peternakan turun 1,74 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan indeks sebesar 0,15 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 2 (dua) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,90 persen dan sub sektor Peternakan turun sebesar 1,70 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami kenaikan yaitu: sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,64 persen, sub sektor Hortikultura naik sebesar 1,01 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,19 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Oktober 2015 mengalami penurunan 0,14 persen bila dibandingkan dengan bulan September 2015. Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,29 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,11 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 0,25 persen atau dari posisi 107,00 menjadi 106,73 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,29 persen. Deflasi terjadi disebabkan turunnya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 0,96 persen. Sedangkan kelompok lainnya yang mengalami kenaikan yaitu: kelompok Makanan Jadi 0,37 persen, Kelompok Perumahan 0,19 persen, kelompok Sandang 0,17 persen, kelompok Kesehatan 0,19 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,18 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,06 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Oktober 2015 terhadap NTP September 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 22 provinsi, sedangkan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 1,31 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 1,13 persen.
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015 1
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam Gambar 1 NTP Jawa Tengah penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP September – Oktober 2015 (2012 = 100) tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket 101,50 0,00% 101,50 101,60 komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga 101,20 mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. 100,80 Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi 100,40 termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara 100,00 September 2015 Oktober 2015 terpisah. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Oktober 2015, NTP Jawa Tengah tidak mengalami perubahan indeks 0,00 persen atau relatif stabil dibanding NTP September yaitu pada posisi 101,50. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani relatif sama dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor September – Oktober 2015 (2012 = 100) 1,50 1,00
1,27
0,86 0,37
0,50 0,00
-0,50 -1,00
-0,79
Penurunan NTP pada bulan Oktober 2015 juga disebabkan oleh penurunan 2 (dua) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,79 persen dan NTP sub sektor Peternakan turun 1,74 persen. Sedangkan NTP yang mengalami kenaikan yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 0,86 persen, NTP sub sektor Hortikultura naik 1,27 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,37 persen.
-1,50
-1,74
-2,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Oktober 2015, secara umum It mengalami penurunan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,15 persen dibandingkan dengan It September 2015, yaitu: dari 121,75 menjadi 121,57. Penurunan It terjadi
2
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015
119,00
123,89
118,34
118,00
119,97
124,67
122,83
120,00
121,07
121,00
122,05
123,00 122,00
Oktober 2015
122,55
September 2015
124,00
119,54
125,00
124,13
pada 2 (dua) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,90 persen dan sub sektor Peternakan turun 1,70 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu: sub sektor Tanaman Pangan naik 0,64 persen, sub sektor Hortikultura naik 1,01 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,19 persen.
117,00 116,00 115,00 TP
Horti
TPR
Ternak
Ikan
Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya September – Oktober 2015 (2012 = 100)
3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) Gambar 4
Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah elalui Indeks Harga yang Dibayar per Sub sektor September – Oktober 2015 (2012 = 100) Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya 0,04 0,05 petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat 0,00 perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang TP Horti TPR Ikan Ternak diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. -0,05 Pada Oktober 2015, Ib tercatat turun sebesar 0,14 persen -0,10 -0,12 bila dibandingkan September 2015, yaitu dari 119,95 -0,17 -0,15 menjadi 119,77. Penurunan Ib terjadi pada 4 (empat) sub -0,20 sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman -0,21 -0,25 -0,25 Pangan turun 0,21 persen; Ib sub sektor Hortikultura turun -0,30 0,25 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,12 persen dan Ib sub sektor Perikanan turun 0,17 persen.Sedangkan Ib sub sektor Peternakan naik 0,04 persen.
4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)
Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya September – Oktober 2015 (2012 = 100)
Rincian ada bulan Oktober 2015 NTPP mengalami No kenaikan indeks sebesar 0,86 persen. Kenaikan (1) (2) Indeks Diterima Petani NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani I. 1. Padi mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen, sedangkan 2. Palawija indeks yang dibayar petani mengalami penurunan , II. Indeks Dibayar Petani yaitu sebesar 0,21 persen. 1. Konsumsi Rumah Tangga Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks 2. BPPBM Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,34 III. Nilai Tukar Petani persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,12 persen.
Sept'15 (3)
122,05 116,43 137,08 122,21 123,95 117,65 99,87
Okt'15 (4)
122,83 117,11 138,13 121,95 123,54 117,80 100,72
Perub Okt'15 thd Sept'15 (%) (5)
0,64 0,59 0,77 -0,21 -0,34 0,12 0,86
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015 3
b. Subsektor Hortikultura (NTPH)
Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya September – Oktober 2015 (2012 = 100)
ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura Perub Okt'15 (NTPH) pada Oktober 2015 dilaporkan terjadi kenaikan No Rincian Sept'15 Okt'15 thd Sept'15 (%) indeks sebesar 1,27 persen. Hal ini terjadi karena indeks (2) (3) (4) (5) yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,01 (1) 118,34 119,54 1,01 I. Indeks Diterima Petani persen, lebih tinggi dibanding penurunan indeks yang 1. Sayur-sayuran 106,64 105,78 -0,81 dibayar petani, dimana Ib mengalami penurunan sebesar 2. Buah-buahan 132,28 136,02 2,83 0,25 persen. 3. Tanaman Obat 122,34 123,06 0,59 Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan 121,15 120,85 -0,25 indeks harga pada kelompok Buah-buahan naik sebesar II. Indeks Dibayar Petani 2,83 persen dan kelompok Tanaman Obat naik sebesar 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,49 124,07 -0,34 0,59 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami 2. BPPBM 113,25 113,23 -0,02 penurunan It yaitu: kelompok Sayur-sayuran turun sebesar III. Nilai Tukar Petani 97,68 98,92 1,27 0,81 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,34 persen dan penurunan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)
Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya September – Oktober 2015 (2012 = 100)
ada Oktober 2015 NTPR mengalami Perub Okt'15 Desember Rincian2014 – JanuariSept'2015 No 15 (2012 Okt'15 = 100) penurunan indeks sebesar 0,79 persen. Hal ini disebabkan thd Sept'15 (%) oleh penurunan indeks yang diterima petani sebesar 0,90 (1) (2) (3) (4) (5) persen, lebih rendah dibanding penurunan indeks yang I. Indeks Diterima Petani 121,07 119,97 -0,90 dibayar petani, yaitu sebesar 0,12 persen. 1. TPR 121,07 119,97 -0,90 Penurunan pada Ib terjadi karena turunnya indeks sub 120,49 120,35 -0,12 II. Indeks Dibayar Petani kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,21 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,29 124,03 -0,21 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan 2. BPPBM 113,28 113,36 0,07 Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,07 Nilai Tukar Petani 100,48 99,69 -0,79 III. persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT)
Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya September – Oktober 2015 (2012 = 100)
TP sub sektor Peternakan pada bulan Perub Okt'15 Oktober 2015 dilaporkan mengalami penurunan No Rincian Sept'15 Okt'15 thd Sept'15 (%) sebesar 1,74 persen. Penurunan ini terjadi karena (2) (3) (4) (5) perubahan Ib yang lebih tinggi dibandingkan dengan (1) 124,67 122,55 -1,70 I. Indeks Diterima Petani perubahan It. Indeks harga yang diterima petani turun 1 Ternak Besar 128,15 125,63 -1,96 1,70 persen sementara indeks harga yang dibayar 2 Ternak Kecil 114,54 112,52 -1,76 petani naik sebesar 0,04 persen. 3 Unggas 124,27 123,80 -0,38 4 Hasil Ternak 124,94 122,45 -1,99 Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh 115,68 115,72 0,04 turunnya indeks harga pada semua kelompok sub II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,56 124,29 -0,22 sektor Peternakan yaitu: ternak besar turun 1,96 2. BPPBM 109,75 110,00 0,23 persen, ternak kecil turun 1,76 persen, unggas turun III. Nilai Tukar Petani 107,77 105,90 -1,74 sebesar 0,38 persen dan hasil ternak turun1,99 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena kenaikan pada BPPM sebesar 0,23 persen yaitu dari 109,75 persen menjadi 110,00 persen dan IKRT mengalami penurunan sebesar 0,22 persen yaitu dari 124,56 persen menjadi 124,29 persen.
4
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015
e. Subsektor Perikanan (NTN)
Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya September – Oktober 2015 (2012 = 100)
ada bulan Oktober 2015, NTN mengalami kenaikan indeks sebesar 0,37 persen. Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,19 persen lebih tinggi dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,17 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok penangkapan ikan yang naik 0,73 persen dan kelompok budidaya ikan mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,35 persen dan naiknya BPPBM sebesar 0,10 persen.
No
Rincian
Sept'15
Okt'15
Perub Okt'15 thd Sept'15 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
123,89 132,19 122,04 119,83 124,69 113,34 103,39
124,13 133,16 122,12 119,62 124,25 113,45 103,77
0,19 0,73 0,07 -0,17 -0,35 0,10 0,37
I. Indeks Diterima Petani 1 Tangkap 2 Budidaya II. Indeks Dibayar Petani 1. Konsumsi Rumah Tangga 2. BPPBM III. Nilai Tukar Petani
5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, Oktober 2015 (2012=100) Sub Sektor (1)
1.Tanaman Pangan 2.Hortikultura 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 4.Peternakan 5. Perikanan a. Tangkap b. Budidaya Jawa Tengah
Sept'15 (2)
103,73 104,49 106,87 113,60 109,31 109,27 109,32 107,00
Okt'15 (3)
104,27 105,57 105,84 111,41 109,42 110,17 109,24 106,73
Perub Okt'15 thd Sept'15 (%) (4)
0,52 1,04 -0,97 -1,93 0,10 0,83 -0,08 -0,25
Pada Oktober 2015 terjadi penurunan NTUP sebesar 0,25 persen dari posisi 107,00 menjadi 106,73. Hal ini karena penurunan It sebesar 0,15 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,11 persen. Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP di 2 (dua) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,97 persen dan subsektor Peternakan turun sebesar 1,93 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan sebesar 0,52 persen, sub sektor Hortikultura sebesar 1,04 persen, dan sub sektor Perikanan sebesar 0,10 persen.
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015 5
6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan
Tabel 7
erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Oktober 2015, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi sebesar 0,29 persen. Deflasi dipicu oleh turunnya kelompok Bahan Makanan sebesar 0,96 persen. Sedangkan kelompok lainnya yang mengalami kenaikan, yaitu : kelompok Makanan Jadi 0,37 persen, kelompok Perumahan 0,19 persen, kelompok Sandang 0,17 persen, kelompok Kesehatan 0,19 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga naik 0,18 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi 0,06 persen.
IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) September – Oktober 2015 (2012 = 100) Rincian
Sept'15
Okt'15
Perub Okt'15 thd Sept'15 (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
Konsumsi Rumah Tangga a. Bahan Makanan b. Makanan Jadi c. Perumahan d. Sandang e. Kesehatan f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga g. Transportasi dan Komunikasi
124,31 135,06 115,67 119,38 119,74 112,82 110,02 121,99
123,95 133,76 116,10 119,60 119,95 113,03 110,22 122,06
-0,29 -0,96 0,37 0,19 0,17 0,19 0,18 0,06
7. Perbandingan Antar Provinsi
ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Oktober 2015 terhadap NTP September 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 22 provinsi, dan 11 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Oktober 2015 terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 1,31 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Kepulauan Riau yaitu sebesar 1,13 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) September – Oktober 2015 (2012 = 100) No (1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
6
Provinsi (2)
BENGKULU BANTEN NTB RIAU MALUKU UTARA JABAR JAMBI NAD SUMUT SULUT NTT MALUKU SUMSEL SULBAR KALBAR DKI BALI SUMBAR GORONTALO PAPUA SULTENG JATENG KALTENG SULTRA YOGYAKARTA LAMPUNG KALSEL KALTIM SULSEL JATIM BABEL PAPUA BARAT KEPRI
Sept'15
Okt'15
Perub Okt'15 thd Sept'15 (%)
(3)
(4)
(5)
92,48 104,84 104,78 93,06 101,00 105,95 94,83 96,07 98,19 95,89 102,81 100,56 95,73 105,82 96,30 97,49 104,54 97,08 103,80 96,67 98,50 101,50 98,62 100,72 102,92 104,21 99,77 98,54 106,43 106,42 105,55 101,06 99,70
93,69 106,07 105,97 94,11 102,07 106,80 95,48 96,72 98,76 96,43 103,39 101,10 96,24 106,31 96,75 97,84 104,91 97,39 104,11 96,87 98,66 101,50 98,55 100,63 102,82 104,09 99,49 98,24 105,83 105,76 104,73 100,02 98,57
1,31 1,18 1,13 1,13 1,06 0,79 0,68 0,68 0,58 0,57 0,57 0,54 0,54 0,47 0,46 0,36 0,36 0,32 0,29 0,20 0,17 0,00 -0,07 -0,10 -0,10 -0,12 -0,28 -0,31 -0,57 -0,61 -0,78 -1,03 -1,13
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015
7
103,73
120,26
f. Upah Buruh Tani
IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian
116,40
e. Penambahan Barang Modal
99,87
138,85
d. Transportasi
III. Nilai Tukar Petani
118,20
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya
120,37
g. Transportasi dan Komunikasi
110,00
109,75
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga
b. Obat-obatan & Pupuk
114,53
e. Kesehatan
124,62
119,01
d. Sandang
a. Bibit
118,79
c. Perumahan
117,65
115,63
b. Makanan Jadi
2. BPPBM
135,24
a. Bahan Makanan
123,95
122,21
II. Indeks Dibayar Petani
1. Konsumsi Rumah Tangga
122,05
(2)
Sept'15
I. Indeks Diterima Petani
(1)
Rincian
104,27
100,72
120,45
116,75
139,19
118,19
110,07
124,63
117,80
120,45
109,89
114,78
119,20
119,00
116,05
133,75
123,54
121,95
122,83
(3)
Okt'15
0,52
0,86
0,16
0,30
0,24
-0,01
0,07
0,01
0,12
0,06
0,13
0,22
0,16
0,17
0,37
-1,10
-0,34
-0,21
0,64
(4)
104,49
97,68
111,97
114,44
118,92
117,40
112,25
108,95
113,25
122,79
110,13
111,88
119,86
119,21
115,79
134,65
124,49
121,15
118,34
(5)
Perub Okt'15 thd Nov'15 Sept'15 (%)
Tanaman Pangan
105,57
98,92
112,24
114,53
119,00
117,46
112,30
108,26
113,23
122,87
110,36
112,05
120,08
119,42
116,20
133,24
124,07
120,85
119,54
(6)
Okt'15
Hortikultura
1,04
1,27
0,24
0,08
0,07
0,05
0,05
-0,63
-0,02
0,07
0,21
0,15
0,18
0,18
0,36
-1,05
-0,34
-0,25
1,01
(7)
106,87
100,48
117,59
116,52
121,88
108,72
106,88
104,98
113,28
120,85
109,41
111,80
120,62
119,10
115,77
134,62
124,29
120,49
121,07
(8)
Perub Okt'15 thd Nov'15 Sept'15 (%)
105,84
99,69
117,59
116,50
121,91
109,12
106,88
105,33
113,36
120,91
109,63
112,01
120,85
119,31
116,21
133,63
124,03
120,35
119,97
(9)
Okt'15
-0,97
-0,79
0,00
-0,01
0,02
0,37
0,00
0,34
0,07
0,05
0,20
0,19
0,20
0,18
0,38
-0,74
-0,21
-0,12
-0,90
(10)
113,60
107,77
117,71
109,80
121,99
107,94
105,39
110,06
109,75
122,73
110,32
112,04
120,12
120,61
115,64
135,22
124,56
115,68
124,67
(11)
Perub Okt'15 thd Nov'15 Sept'15 (%)
Tanaman Perkebunan Rakyat
111,41
105,90
117,71
109,99
122,40
108,33
105,80
110,02
110,00
122,81
110,56
112,25
120,33
120,89
116,08
134,11
124,29
115,72
122,55
(12)
Okt'15
Peternakan
-1,93
-1,74
0,00
0,17
0,33
0,36
0,39
-0,04
0,23
0,06
0,22
0,18
0,18
0,23
0,38
-0,82
-0,22
0,04
-1,70
(13)
109,31
103,39
111,22
113,33
134,67
111,49
112,51
109,82
113,34
134,48
113,23
114,00
118,47
117,68
114,72
137,70
124,69
119,83
123,89
(14)
Perub Okt'15 thd Nov'15 Sept'15 (%)
109,42
103,77
111,22
113,38
134,49
111,50
112,84
109,92
113,45
134,50
113,42
114,23
118,67
117,92
115,15
135,93
124,25
119,62
124,13
(15)
Okt'15
Perikanan
0,10
0,37
0,00
0,04
-0,13
0,02
0,29
0,09
0,10
0,02
0,18
0,20
0,17
0,20
0,38
-1,29
-0,35
-0,17
0,19
(16)
107,00
101,50
117,01
114,18
127,04
113,69
108,91
113,70
113,78
121,99
110,02
112,82
119,74
119,38
115,67
135,06
124,31
119,95
121,75
(17)
Perub Okt'15 Sept'15 thd Nov'15 (%)
106,73
101,50
117,13
114,37
127,27
113,86
109,06
113,59
113,90
122,06
110,22
113,03
119,95
119,60
116,10
133,76
123,95
119,77
121,57
(18)
Okt'15
-0,25
0,00
0,11
0,16
0,18
0,15
0,14
-0,10
0,11
0,06
0,18
0,19
0,17
0,19
0,37
-0,96
-0,29
-0,14
-0,15
(19)
Perub Okt'15 thd Nov'15 (%)
Jawa Tengah
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH OKTOBER 2015 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 1,13% DAN GKP NAIK 2,29% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Oktober 2015 mencatat 114 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini masih didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 82 observasi (71,93%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 26 observasi (22,81%) dan kelompok gabah kuaitas rendah sebanyak 6 observasi (5,26%).
Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Oktober 2015 tercatat Rp. 5.750,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.938,00 per kg berasal dari kelompok Gabah Kering Panen varietas IR 64 di KecamatanCawas Kabupaten Klaten.
Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Oktober 2015 tercatat Rp. 5.800,00 per kg berasal dari kelompok dan varietas yang sama dengan di tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas GKP dengan varietas IR 64 yang berasal dari Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Demikian pula untuk Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok Gabah Kering Panen varietas IR 64 di Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten seharga Rp. 3.988,00,- per Kg.
Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Oktober 2015 mengalami penurunan sebesar 1,13 persen dari Rp. 5.449,71/Kg pada September menjadi Rp.5.388,27/Kg. Sementara untuk gabah kualitas GKP mengalami kenaikan sebesar 2,29 persen dari Rp. 4.890,19/Kg pada September menjadi Rp. 5.002,17/Kg pada Oktober.
emasuki bulan Oktober 2015 Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 114 observasi transaksi penjualan gabah di 16 kabupaten terpilih kecuali kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan Demak belum ditemukan transaksi penjualan gabah. Dari 114 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi hampir keseluruhan didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 82 observasi (71,93%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 26 observasi (22,81%) dan kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 6 (5,26%).
Kelompok Kualitas (1) GKG GKP Kualitas Rendah
Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas Oktober 2015 Harga di Tingkat Petani Harga di Tingkat Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Observasi Terendah Tertinggi HPP*) Terendah Tertinggi (2) (3) (4) (5) (6) (7) 26 5,100.00 5,600.00 5,190.00 5,650.00 22.81
(Pemalang)
(Purworejo, Tegal)
82
3,938.00
5,750.00
71.93
(Klaten)
(Brebes)
6
4,100.00
5,700.00
5.26
(Blora)
(Sragen)
3,700.00 -
(Pemalang)
(Purworejo, Tegal)
3,988.00
5,800.00
(Klaten)
(Brebes)
4,200.00
5,725.00
(Blora)
(Sragen)
Keterangan *) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015
8
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015
HPP*) (8) 4,600.00 3,750.00 -
Dari 114 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Oktober 2015, terbanyak berasal
dari Kabupaten Banyumas sebanyak 20 observasi (17,54%), diikuti Kabupaten Kedal
sebanyak 19 observasi (16,67%), Kabupaten Pati sebanyak 9 observasi (7,89%), Kabupaten Kebumen, Grobogan, Blora dan Tegal masing-masing sebanyak 8 observasi (7,02%) serta Kabupaten Boyolali dan Pemalang masing-masing 6 0bservasi (5,26%). Dari sejumlah 108 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Oktober 2015 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Sementara itu untuk gabah kualitas rendah yang berpotensi mengalami harga di bawah HPP, bulan ini harganya masih di atas HPP GKP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, Oktober 2015 Kelompok Kualitas
1.
Jumlah Observasi
Petani
Penggilingan
observasi
%
observasi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
26
-
-
-
-
GKP
82
-
-
-
-
GKG dan GKP
108
-
-
-
-
Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok
ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Oktober 2015 menunjukkan kadar mutu yang lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,32 persen sedangkan bulan ini tercatat 11,64 persen. Demikian pula untuk rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 17,09 persen pada September menjadi 16,16 persen pada Oktober. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Oktober 2015 juga menunjukkan kualitas yang membaik. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,63 persen pada September menjadi 2,43 persen. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP bulan ini turun pada angka 5,59 persen dari 5,77 persen pada September. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas September – Oktober 2015
2.
Kadar Air (%)
Kadar Hampa (%)
Kelompok Kualitas
Jumlah Observasi
September
Oktober
September
Oktober
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
GKG
26
12.32
11.64
2.63
2.43
GKP Kualitas Rendah
82
17.09
16.16
5.77
5.59
6
-
26.16
-
8.66
Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas
1 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015 9
ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Oktober 2015 megalami penurunan sebesar 1,13 persen dari Rp. 5.449,71/Kg pada September menjadi Rp. 5.388,27/Kg. Sementara rata-rata harga kelompok GKP bulan ini kembali mengalami kenaikan sebesar 2,29 persen dari Rp. 4.890,19/Kg pada September menjadi Rp. 5.002,17/Kg. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Oktober 2015 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 0,96 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 5.503,25/Kg menjadi Rp. 5.450,96/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami kenaikan 2,09 persen dari Rp. 4.955,84/Kg pada September menjadi Rp.5.059,24/Kg pada Oktober 2015. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, September - Oktober 2015
10
Tingkat Petani (Rp/Kg)
Tingkat Penggilingan (Rp/Kg)
Kelompok Kualitas
September
Oktober
Perubahan
September
Oktober
Perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
GKG
5,449.71
5,388.27
-1.13
5,503.82
5,450.96
-0.96
GKP Kualitas Rendah
4,890.19
5,002.17
2.29
4,955.84
5,059.24
2.09
-
4,725.00
-
-
4,785.00
-
Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No.75/11/33/Th.IX, 02 November 2015