ANALISIS PENGGUNAAN ALAT EVALUASI PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI DI SMK NEGERI 2 BUDURAN SIDOARJO Siti Nur Ainunnajah Joni Susilowibowo Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNESA
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, alasan pemilihan, kelayakan dan respon siswa terhadap alat evaluasi yang digunakan guru pada mata pelajaran produktif akuntansi di SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 34 siswa dan seorang guru mata pelajaran produktif akuntansi di kelas X Ak 1 sebagai sampel. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi dan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Alat evaluasi yang digunakan adalah soal uraian dan soal praktek. Alasan pemilihan didasarkan pada kompetensi dan indikator yang hendak dinilai. (2) Berdasarkan hasil telaah soal uraian maupun praktek yang digunakan guru pada mata pelajaran produktif akuntansi di kelas X Akuntansi 1 dinyatakan layak. Berdasarkan hasil analisis butir soal secara kuantitatif, secara keseluruhan memiliki kualitas yang baik dari segi reliabilitas dan validitas namun kurang baik dari segi daya pembeda dan tingkat kesukaran. (3) Alat evaluasi yang digunakan guru memperoleh respon baik dengan persentase sebesar 62,50%. Kata kunci: kelayakan, alat evaluasi. Abstract This study was conducted in order to determine the types, selection reasons, feasibility and students's response to the evaluation instrument used by teachers in the accounting productive subjects in SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo. This study is a descriptive research with quantitative approach that involving 34 students and an accounting productive subject teacher of class X Ak 1 as sample. Data is collected using interviews, documentation, and questionnair. The results showed that: (1) Evaluation instrument that is used is a matter of description and practical question. Selection procces based on the competencies and indicators to be assessed. (2) Based on the review result to both types of item test that used by teachers to accounting productive subjects in class X Accounting 1 declared feasible. Based on the items quantitative analysis, overall it has a good quality in terms of reliability and validity, but less well in terms of discriminating power and difficulty level . (3) Evaluation instruments that used by teacher get a good response with a percentage of 62,50%. Keywords: feasibility, evaluation instrument.
PENDAHULUAN
pembangunan nasional, karena melalui pendidikan
Latar Belakang
yang berkualitaslah akan terlahir manusia Indonesia
Perubahan zaman yang terus bergulir maju
yang
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menuntut
manusia
untuk
mumpuni dan mampu bersaing di era
globalisasi yang syarat akan kompetisi.
terus
Laporan Education Public Expenditure Review
meningkatkan kualitasnya agar mampu bersaing
(Tinjauan Belanja Publik di Sektor Pendidikan)
secara konsisten dalam persaingan global. Tuntutan
yang diluncurkan oleh situs world bank pada
akan kualitas manusia tersebut menjadi tantangan
tanggal 14 Maret 2013 menyebutkan bahwa
tersendiri bagi perkembangan kualitas pendidik
meskipun anggaran pendidikan Indonesia mencapai
setiap Negara tidak terkecuali Indonesia. Pendidikan
20%
memegang peranan penting bagi kemajuan dan
pendidikan tersebut belum membuahkan capaian 1
dari
APBN,
meningkatnya
pembiayaan
pendidikan yang diharapkan (Djalal, 2013). Kualitas pendidikan
di
Indonesia
Menurut Tyler dalam Arikunto (2005:3) evaluasi
belum menunjukkan
merupakan
proses
pengumpulan
data
untuk
perkembangan signifikan, hal ini ditunjukkan oleh
menunjukkan sejauh mana, dalam hal apa, dan
indeks pembangunan pendidikan untuk semua atau
bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
education for all di Indonesia tahun 2012 masih
Sedangkan menurut Arifin (2012:5) evaluasi adalah
berada di kategori sedang yakni 0,938 (Puspitarini,
suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan
2013). Berdasarkan laporan Organisasi Pendidikan,
untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari
Ilmu
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria
Pengetahuan,
dan
Kebudayaan
PBB
(UNESCO) tahun 2012, Indonesia berada di
tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
peringkat ke-64 dari 120 negara (Fitri, 2012).
Kegiatan evaluasi dapat membantu pendidik
Informasi tersebut menunjukkan bahwa perlu
memahami kekuatan dan kelemahan yang dialami
adanya
dan
oleh
agar
berkualitas
upaya
secara
berkesinambungan
sistematis,
dari
berbagai
masif aspek
peserta
didik kegiatan
dalam
belajar.
evaluasi
Semakin
pembelajaran,
peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara
pemahaman pendidik akan kelemahan dan kekuatan
maksimal.
peserta didik dalam mempelajari materi tertentu
Pendidikan yang didefinisikan oleh Undang-
semakin baik. Dengan melaksanakan evaluasi yang
Undang Nomor 20 Tahun 2003 sebagai usaha sadar
berkualitas
dan terencana untuk mengembangkan segala potensi
mendapatkan informasi tentang kelemahan belajar
yang
peserta
dimiliki
peserta
didik
melalui
proses
dan
didik,
guru
menganalisisnya
memiliki
acuan
untuk
untuk
pembelajaran memiliki tiga bagian yang sangat
mengambil keputusan yang efektif dalam proses
penting. Tiga bagian yang sangat penting tersebut
pembelajarannya. Evaluasi juga dapat memberikan
adalah
informasi pada peserta didik tentang kemajuan
kurikulum,
proses
pembelajaran,
dan
evaluasi (Amalia dan Widayati : 2012). Kurikulum
belajarnya
merupakan jabaran dari tujuan pendidikan yang
memperbaiki perilaku belajarnya.
menjadi acuan dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
dapat
Pentingnya peranan evaluasi dalam pembelajaran
ditujukan agar peserta didik dapat belajar melalui
tahun 2005 bahwa proses pendidikan hendaknya
perencanaan dan pengaturan lingkungan, sarana,
dilaksanakan
dan
terwujudnya
pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
kegiatan belajar. Evaluasi merupakan kegiatan yang
standar kompetensi lulusan, standar kompetensi
dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
ketercapaian kurikulum dalam proses pembelajaran.
dan
Berdasarkan uraian tersebut mengisyaratkan bahwa
pembiayaan, dan standar penilaian. Dua tahun
evaluasi
kemudian
merupakan
proses
didik
juga dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19
yang
suatu
peserta
yang
prasarana
merupakan
sehingga
mendukung
muara
dari
kegiatan
berdasarkan
prasarana,
standar
peranan
standar
pengelolaan,
evaluasi
dalam
nasional
standar
proses
pembelajaran dan merupakan tahap penting dalam
pembelajaran kembali ditekankan secara eksplisit
menentukan kualitas suatu program pembelajaran.
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
2
nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian
melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau
Pendidikan.
bentuk lain yang diperlukan (5) mengolah hasil
Berdasarkan hasil penelitiannya, Raharjo (2012)
penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar
menyebutkan bahwa untuk meningkatkan proses
dan
pembelajaran upaya meningkatkan standar penilaian
memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan
menempati prioritas kedua setelah standar isi dari
pembelajaran.
delapan standar yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan.
Sedangkan
belajar
peserta
didik,
(7)
Dari ketujuh kegiatan diatas pengembangan
meningkatkan
instrumen penilaian sebagai alat evaluasi merupakan
pemenuhan standar kompetensi lulusan upaya
kegiatan yang fundamental. Dikatakan fundamental
peningkatan standar penilaian menempati prioritas
karena baik atau tidaknya hasil evaluasi tergantung
utama. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
pada kualitas instrumen penilaian yang digunakan.
penilaian sangat berpengaruh terhadap kualitas
Dalam pembelajaran mungkin yang terjadi bukan
proses pembelajaran dan standar kompetensi yang
perumusan
dicapai oleh siswa. Dengan demikian, dilihat dari
indikatornya yang salah, tetapi mungkin alat
berbagai
penilaian
penilaian atau soal-soal tes yang digunakan
mempunyai kedudukan yang sangat penting dan
bermasalah. Kemungkinan kalimat butir-butir soal
strategis. Oleh karenanya penilaian harus dilakukan
membingungkan atau terlalu rumit, kemungkinan
secara cermat sesuai standar.
alternatif
konteks
untuk
kesulitan
pembelajaran,
kompetensi
pilihan
dasar
jawaban
atau
yang
indikator-
menyesatkan
Dalam Peraturan Menteri Nasional nomor 20
(Widodo:2010). Oleh karena itu dalam penyusunan
tahun 2007 dijelaskan bahwa terdapat tiga pihak
instrumen penilaian harus berdasarkan kaidah dan
yang melakukan penilaian pendidikan salah satunya
petunjuk teknis yang berlaku agar memenuhi
adalah pendidik. Pada lampiran Permen bagian E
kriteria yang dipersyaratkan.
tentang penilaian oleh pendidik, disebutkan bahwa penilaian
hasil
belajar
dilakukan
secara
oleh
pendidik
Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan
harus
pendidik harus memenuhi persyaratan (a) substansi,
bertujuan
yakni merepresentasikan kompetensi yang dinilai,
untuk memantau proses dan kemajuan belajar
(b) konstruksi, yakni memenuhi persyaratan teknis
peserta didik, serta untuk meningkatkan efektivitas
sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan,
kegiatan pembelajaran.
dan (c) bahasa, yakni menggunakan bahasa yang
berkesinambungan,
Penilaian oleh pendidik meliputi kegiatan antara
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf
lain : (1) menginformasikan silabus mata pelajaran
perkembangan peserta didik. Selanjutnya instrumen
yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian juga harus memiliki bukti empirik apabila
penilaian pada awal semester, (2) mengembangkan
digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk
indikator pencapaian kompetensi dasar dan memilih
ujian sekolah (Permendiknas No. 20 Th 2007). Agar
teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun
syarat tersebut terpenuhi maka diperlukan adanya
silabus
mengembangkan
analisis untuk mengetahui ada atau tidaknya
instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan
masalah pada alat penilaian, sehingga pendidik
mata
pelajaran,
(3)
bentuk dan teknik penilaian yang dipilih, (4) 3
dapat mengambil keputusan apakah alat penilaian
mengetahui kelayakan alat evaluasi yang digunakan
tersebut perlu direvisi atau tidak.
pada mata pelajaran produktif akuntansi tersebut,
Berdasarkan Permendiknas No. 20 Tahun 2007
dan (3) mengetahui respon siswa terhadap alat
setiap pendidik dalam hal ini guru diberikan
evaluasi tersebut.
kebebasan dalam menentukan instrumen penilaian atau alat evaluasi yang hendak digunakan dalam
Kajian Pustaka
kegiatan evaluasi hasil belajar siswa selama
Pengertian Alat Evaluasi
instrumen tersebut releven dan memenuhi standar.
Dalam pengertian umum, alat adalah sesuatu
Hal tersebut berlaku bagi pendidik mata pelajaran
yang
apapun di satuan pendidikan manapun tidak
seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai
terkecuali mata pelajaran akuntansi.
tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata “alat”
Akuntansi
merupakan
kajian
digunakan
untuk
mempermudah
yang
biasa disebut juga dengan istilah instrumen. Dengan
menghasilkan keterampilan menyajikan laporan
demikian maka alat evaluasi juga dikenal dengan
keuangan. Keterampilan akan diperoleh peserta
instrumen evaluasi (Arikunto, 2009:25). Namun
didik pada akhir pembelajaran dengan melalui
perlu dipahami keterkaitan istilah alat evaluasi
tahapan-tahapan
Tahapan
dengan teknik evaluasi. Hal ini dikarenakan
pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang
mayoritas buku mengenai evaluasi pendidikan dan
merupakan urutan kompetensi. Urutan kompetensi
pembelajaran menggunakan istilah teknik dalam
tidak dapat diubah kedudukannya. Analisis bukti
menjelaskan jenis alat evaluasi. Menurut Anas
transaksi
melakukan
Sudidjono (2011:62) istilah “teknik-teknik” dapat
pengelolaan buku jurnal. Pengelolaan buku jurnal
diartikan sebagai “alat-alat”. Jadi dalam istilah
merupakan prasyarat untuk mengelola buku besar
“teknik-teknik evaluasi hasil belajar” terkandung
dan
untuk
arti alat-alat (yang dipergunakan dalam rangka
menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan. Untuk
melakukan) evaluasi hasil belajar begitu pula
mencapai kompetensi berikutnya peserta didik harus
sebaliknya.
mempunyai
Macam-macam Teknik dan Alat Evaluasi
pembelajaran.
merupakan
ketiganya
bidang
dapat
dasar
merupakan
keterampilan
untuk
prasyarat
dari
kompetensi
sebelumnya (Sukanti:2010). Mengingat pentingnya
Untuk keperluan evaluasi diperlukan teknik dan
urutan kegiatan yang menggambarkan perjalanan
alat
peserta
evaluasi hasil proses pembelajaran disekolah teknik
didik
dalam
mencapai
kompetensi
evaluasi
menyusun laporan keuangan, maka alat evaluasi
dan
yang disusun harus sesuai dan mampu digunakan
menjadi dua, yaitu:
untuk mengukur dan menilai tingkat perkembangan
a. Tes
pencapaian kompetensi peserta didik sebagaimana
alat-alat
yang
bermacam-macam.
penilaian
dapat
Dalam
dikelompokkan
Tes adalah seperangkat tugas yang harus
yang dipersyaratkan oleh mata pelajaran tersebut.
dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat
alat evaluasi yang digunakan pada mata pelajaran
pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan
produktif akuntansi dan alasan pemilihannya, (2)
materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan 4
pengajaran tertentu (Uno dan Koni, 2012:3). Pada
b. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan
umumnya tes digunakan untuk mengevaluasi hasil
satuan pendidikan harus
belajar dari segi ranah kognitif.
substansi, konstruksi, dan bahasa, serta memiliki
b. Non Tes,
bukti validitas empirik.
Non tes adalah penilaian atau evaluasi hasil
c. Instrumen
penilaian
memenuhi syarat
yang
digunakan
oleh
belajar peserta didik yang dilakukan tanpa menguji
pemerintah dalam bentuk UN harus memenuhi
peserta
persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan
didik,
melakukan
melainkan
pengamatan
dilakukan secara
dengan
sistematis,
memiliki
bukti
validitas
empirik
serta
wawancara, menyebarkan angket, dan memeriksa
menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan
atau
antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.
meneliti
dokumen-dokumen
(Sudijono,
2011:76). digunakan untuk menilai kemampuan
Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal
peserta didik yang mencakup aspek sikap, minat,
Analisis kualitas tes dan butir soal merupakan
kepribadian peserta didik, wawancara, angket dan
tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui
observasi. Pada umumnya non-tes digunakan untuk
derajat kualitas suatu tes, baik secara keseluruhan
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi
maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes
ranah afektif dan psikomotor.
tersebut (Arifin, 2012:246). Dalam penilaian hasil
Karakteristik Alat Evaluasi yang Baik
belajar, tes diharapkan dapat menggambarkan
Menurut Arifin (2012:69-70) secara empirik sebuah
tes
yang
pembelajaran
digunakan
dapat
dikatakan
sampel perilaku dan menghasilkan nilai yang
untuk
evaluasi
obyektif dan akurat. Jika tes yang digunakan oleh
baik
apabila
guru kurang baik, maka hasil yang diperoleh pun
mempunyai ciri-ciri atau karakteristik antara lain :
kurang
valid,
penilaian atau tes yang valid dan reliabel maka guru
reliabel,
relevan,
representatif,
praktis,
deskriminatif, spesifik, dan proporsional. Berdasarkan Nasional
Peraturan
Nomor
20
Menteri
Tahun
2007
baik.
Untuk
memperoleh
instrumen
harus melakukan analisis butir soal yang bertujuan Pendidikan
untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar
instrumen
diperoleh
soal
yang
bermutu
sebelum
soal
penilaian yang digunakan oleh pendidik, satuan
digunakan. Soal yang bermutu jika digunakan dalam
pendidikan, dan pemerintah harus memenuhi syarat
penilaian hasil belajar akan memberikan informasi
sebagai berikut:
yang tepat sesuai dengan tujuannya misal, mampu
a. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan
membedakan peserta didik yang sudah atau belum
pendidik harus
memenuhi persyaratan: (1)
kompeten (Direktorat PSMA: 2010).
substansi, adalah merepresentasikan kompetensi
1) Teknik Analisis Kualitas Tes dan Butir Soal
yang dinilai, (2) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan
teknis
sesuai
dengan
Menurut Anatasia & Urbina dalam Kusaeri &
bentuk
Suprananto (2012) analisis kualitas dan butir tes
instrumen yang digunakan, dan (3) bahasa,
dapat dilakukan melalui dua cara yakni:
adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar
a. Secara kualitatif.
serta
komunikatif
sesuai
dengan
taraf
Analisis secara kualitatif dilakukan berkaitan
perkembangan peserta didik.
dengan validitas isi dan konstruk dan pada 5
prinsipnya analisis dilaksanakan berdasarkan kaidah
rebilitas suatu tes (mendekati 1) maka semakin
penulisan soal. Analisis ini biasanya dilakukan
tinggi pula keajegan atau ketepatannya.
sebelum soal digunakan atau diujikan. Aspek yang
Untuk mengukurnya digunakan perhitungan
diperhatikan dalam analisis antara lain adalah
reliabilitas dengan rumus Cronbach’s Alpha atau
materi, konstruksi, bahasa atau budaya, kunci
Koefisien Alpha. Adapun rumus untuk menghitung
jawaban dan pedoman peskoran.
koefisien Alpha adalah:
b. Secara kuantitatif Analisis
soal
secara
kuantitatif
adalah keterangan :
penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik. Data empirik diperoleh dari soal yang telah
= reliabilitas
diujikan. Analisis butir tes atau soal secara
= koefisien alpha
kuantitatif
= jumlah butir soal
pada
akhirnya
akan
menghasilkan
informasi-informasi empiris mengenai :
= varian butir soal
1) Validitas Butir Soal
= variam skor total
Suatu butir tes dapat dikatakan valid apabila tes
dengan
tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menguji validitas tiap butir soal, skorskor yang ada pada item tes dikorelasikan dengan
keterangan:
skor total. Perhitungan validitas butir soal akan
= standar deviasi
dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment
= jumlah jawaban benar
Angka Kasar (Arifin, 2012: 254) yaitu :
= jumlah siswa 3) Tingkat Kesukaran Butir Soal Alat evaluasi yang baik terdiri dari butir-butir
keterangan:
soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
= koefisian korelasi
sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang
= skor ganjil
menjawab
= skor genap
soal
pada
tingkat
dalam bentuk indeks (Kusaeri & Suprananto, 2012 :
2) Reliabilitas Butir Soal adalah
174). Indeks tingkat kesukaran ini umumnya tingkat
atau
derajat
dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya
kekonsistensi dari suatu tes. Menurut Arifin (2012)
berkisar dari 0 sampai 1. Semakin besar tingkat
suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu
kesukaran yang diperoleh berarti semakin mudah
memberikan hasil yang sama bila diteskan pada
soal tersebut. Tingkat kesukaran butir soal biasanya
waktu dan kesempatan yang berbeda. Reliabel soal merupakan
suatu
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
= jumlah siswa
Reliabilitas
benar
ukuran
yang
menyatakan
dikaitkan dengan tujuan tes. Misalnya, untuk
tingkat
keperluan ujian semester digunakan butir soal yang
keajegan suatu soal tes. Indeks reliabilitas berkisar
memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan
antara 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi koefisien 6
seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat
Karakteristik Mata Pelajaran Akuntansi
kesukaran tinggi, dan untuk keperluan diagnostik
Akuntansi
merupakan
bidang
kajian
yang
biasanya digunakan butir soal yang memiliki tingkat
menghasilkan keterampilan menyajikan laporan
kesukaran rendah atau mudah. Tingkat kesukaran
keuangan. Keterampilan akan diperoleh peserta
tiap butir soal dapat dihitung dengan menggunakan
didik pada akhir pembelajaran dengan melalui
rumus berikut (Nitko dalam Kusaeri, 2012 :174):
tahapan-tahapan
pembelajaran.
Tahapan
pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang merupakan urutan kompetensi. Urutan kompetensi tidak dapat diubah kedudukannya. Analisis bukti transaksi
4) Daya Pembeda Butir Soal
merupakan
dasar
untuk
melakukan
Daya pembeda butir soal adalah kemampuan
pengelolaan buku jurnal. Pengelolaan buku jurnal
butir soal tersebut untuk membedakan antara siswa
merupakan prasyarat untuk mengelola buku besar
yang pandai (upper group) dan siswa yang kurang
dan
pandai (lower group) atau antara siswa yang sudah
menyelesaikan siklus akuntansi perusahaan. Untuk
menguasai kompetensi tertentu dengan siswa yang
mencapai kompetensi berikutnya peserta didik harus
belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan
mempunyai pemahaman serta keterampilan dari
kriteria tertentu. Sebuah soal dikatakan memiliki
kompetensi sebelumnya (Sukanti: 2010). Mengingat
daya pembeda yang baik apabila siswa yang pandai
pentingnya urutan kegiatan yang menggambarkan
dapat mengerjakan soal dengan baik, dengan siswa
perjalanan
yang kurang pandai tidak dapat mengerjakan soal
kompetensi menyusun laporan keuangan, maka alat
dengan baik. Arifin (2012) mengatakan untuk
evaluasi yang disusun harus sesuai dan mampu
menghitung daya pembeda terlebih dahulu kita
digunakan untuk mengukur dan menilai tingkat
kelompokkan siswa dengan menentukan 27%
perkembangan
termasuk kelompok pandai (upper group) dan 27%
didik.
ketiganya
merupakan
peserta
didik
pencapaian
prasyarat
dalam
kompetensi
untuk
mencapai
peserta
siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group). Menghitung daya pembeda dapat digunakan
METODE
rumus menurut Suherman (2003) sebagai berikut:
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun tahapan
Keterangan:
yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah : (1)
= Daya Beda
studi pendahuluan untuk mencari informasi yang
= Jumlah skor pada kelompok atas pada butir
diperlukan oleh peneliti agar masalah yang diteliti menjadi lebih jelas kedudukannya serta mengetahui
soal yang diolah
situasi dan kondisi baik lokasi, subyek maupun
= Jumlah skor pada kelompok bawah pada butir
obyek penelitian, (2) studi kepustakaan untuk
soal yang diolah
mengetahui berbagai teori dan informasi baik
= Jumlah skor ideal pada salah satu kelompok
mengenai masalah yang diteliti yakni alat evaluasi
pada butir soal yang diolah 7
maupun hal-hal yang berkaitan dengan metode
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk
penelitian, (3) penelitian lapangan dengan terjun
mengetahui pendapat siswa terhadap alat evaluasi
kelapangan dalam hal ini SMK Negeri 2 Sidoarjo
yang digunakan oleh guru.
untuk mengumpulkan data, dan (4) analisis data dan
Data yang diperoleh dari instrumen telaah soal
pelaporan untuk mengolah data sedemikian rupa
akan dianalisis menggunakan skala Guttmann, hal
lalu dianalisa sehingga data dapat dibaca dan
ini dikarenakan peneliti menginginkan jawaban
memiliki
dasar
yang tegas yakni sesuai atau tidak sesuai. Dengan
penyusunan laporan sebagai media komunikasi
demikian maka butir soal yang sesuai dengan aspek
peneliti dengan pembaca mengenai hasil penelitian.
yang ditelaah akan diberi skor 1 dan 0 apabila tidak
Populasi dan Sampel
sesuai
makna,
kemudian
dijadikan
(Nazir,
2009:340).
Adapun
teknik
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perhitungan dari hasil instrumen ini menurut
siswa dan guru kelas X jurusan akuntansi SMKN 2
Kusaeri & Suprananto (2012: 213) adalah sebagai
Buduran Sidoarjo yang berjumlah 105 siswa dan 3
berikut:
orang guru. Sedangkan sampel dalam penelitian ini
Rumus :
adalah 1 orang guru mata pelajaran produktif akuntansi kelas X Akuntansi 1 beserta siswa kelas Keterangan :
tersebut yang berjumlah 34 orang yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan menggunakan
data teknik
dilakukan dokumentasi
dengan
N
: skor maksimal
tingkat kesukaran, daya beda soal menggunakan program khusus penganalisis butir soal bernama
dan kuisioner atau angket untuk mengetahui respon
Anates. Anates adalah program aplikasi yang
siswa terhadap alat evaluasi yang digunakan pada
khusus digunakan untuk menganalisa tes pilihan
mata pelajaran produktif akuntansi.
ganda dan uraian yang dikembangkan oleh Drs.
Teknik Analisa Data
Karnoto, M.Pd dan Yudi Wibisono, ST (Solihudin:
Data hasil wawancara akan dianalisis secara
2012).
deskriptif untuk mengetahui jenis, alasan dan proses Data
yang
Anates
memiliki
kemampuan
untuk
menganalisa soal tes seperti :
telah
1. Menghitung skor (asli maupun dibobot)
terkumpul dari instrumen telaah soal akan diolah
2. Menghitung reliabilitas tes
dan dianalisis secara deskriptif menggunakan pendekatan kuantitatif untuk
: jumlah skor
akan menghitung tingkat validitas, reliabilitas,
mengetahui jenis dan alasan pemilihan alat evaluasi,
evaluasi.
F
yang dilengkapi data skor mentah) maka peneliti
evaluasi beserta kelengkapannya, wawancara untuk
alat
: prosentase kelayakan
Untuk analisis soal secara kuantitatif (bagi soal
untuk
mengumpulkan data sekunder berupa dokumen alat
penyusunan
P
3. Mengelompokan subjek kedalam kelompok atas
mengetahui sejauh
atau bawah
mana kelayakan alat evaluasi yang digunakan.
4. Menghitung daya pembeda
Begitu juga data yang telah terkumpul dari angket
5. Menghitung tingkat kesukaran soal
siswa akan diolah dan dianalisis dengan secara 8
6. Menghitung korelasi skor butir dengan skor total
F
= Jumlah keseluruhan jawaban responden
7. Menentukan kualitas pengecoh (distraktor)
N
= Skor tertinggi dalam angket
I
= Jumlah pertanyaan dalam angket
R
= Jumlah Responden
Sedangkan data yang telah terkumpul dari angket siswa akan dianalisis menggunakan skala Likert, hal ini dikarenakan peneliti ingin mengukur pendapat
Persentase repon siswa yang didapatkan dari
dan pesepsi siswa terhadap alat evaluasi yang
hasil
perhitungan
tersebut
digunakan oleh guru. Skala likert memiliki skala
diinterpretasikan sebagai berikut:
jawaban yang bertingkat mulai dari yang paling
0,00 – 0,25 = kurang baik
positif hingga negatif sehingga skala ini dianggap
0,26 – 0,50 = cukup baik
sesuai untuk mengetahui kecenderungan respon
0,51 – 0,75 = baik
siswa (Nazir, 2009:338). Dengan demikian pada
0,75 – 1,00 = sangat baik
kemudian
angket yang bersangkutan pertanyaan diikuti kolomkolom
yang
menunjukkan
tingkatan-tingkatan,
HASIL DAN PEMBAHASAN
mulai dari kurang yang akan diberi skor 1, cukup
1. Alat evaluasi
yang akan diberi skor 2, baik yang akan diberi skor
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru mata
3, dan sangat baik yang akan diberi skor 4. Adapun
pelajaran produktif akuntansi kelas X Akuntansi 1
teknik perhitungan dari hasil angket tersebut
SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo yang didukung
menurut Ridwan dalam Setyarini (2012) adalah
oleh hasil dokumentasi dapat diketahui bahwa alat
sebagai berikut :
evaluasi yang digunakan guru pada ujian formatif
Rumus Penilaian :
atau ulangan harian mata pelajaran produktif akuntansi di kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo terdiri dari soal uraian dan soal
Keterangan: P
praktek.
= Persentase Tabel 1. Alat Evaluasi pada Mata Pelajaran Produktif Akuntansi di Kelas X Akuntansi 1 Semester
Standar Kompetensi Persamaan Dasar Akuntansi
I (Gasal)
Mengelolah Dokumen Transaksi Memproses Entri Jurnal Memproses Buku Besar Menyusun Laporan Keuangan
Alat evaluasi yang digunakan Soal Uraian Soal Praktek Soal Uraian Soal Praktek Soal Uraian Soal Praktek Soal Uraian Soal Praktek
Jumlah butir soal 10 5 6 10 1
Soal Praktek
Soal Uraian Soal Praktek Soal Uraian Memproses Dana Kas Kecil Soal Praktek Sumber : diolah dari hasil wawancara dan dokumentasi (2013)
II (Genap)
Memproses Dana Kas Bank
9
Terdokumentasikan Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya
2
Ya
5 1 -
Ya Ya Tidak Tidak
Dalam pengadaan alat evaluasi tersebut guru
maupun
menyusun sendiri soal-soal yang akan digunakan
proses
pembelajaran
lebih
sering
dibandingkan dengan soal uraian.
dalam penilaian siswa. Penyusunan soal dilakukan
Tindakan
guru
mata
pelajaran
produktif
guru berdasarkan indikator dan tujuan sebagaimana
akuntansi dalam menentukan sendiri jenis dan
yang terdapat dalam silabus pembelajaran. Hal ini
bentuk
dimaksudkan agar butir soal yang terdapat dalam
penilaian tersebut diperkenankan. Hal tersebut
alat evaluasi tepat sasaran, dalam arti dapat menilai
tersurat didalam Permendiknas No. 20 Tahun 2007
indikator yang hendak dinilai. Setelah mengetahui
yang menjelaskan bahwa setiap pendidik dalam hal
indikator dan tujuan pembelajaran maka guru akan
ini guru diberikan kebebasan dalam menentukan
menentukan bentuk soal dan membuat butir soal
instrumen penilaian atau alat evaluasi yang hendak
tersebut. Setelah butir-butir soal selesai dibuat maka
digunakan dalam kegiatan evaluasi hasil belajar
guru akan membuat kunci jawaban dan pedoman
siswa selama instrumen tersebut releven dan
penilaian atau penskoran.
memenuhi standar.
Guru memilih alat evaluasi bentuk soal uraian
alat
evaluasi
yang
digunakan
dalam
Relevan dalam arti instrumen yang digunakan
atau pun soal praktek pada ujian formatif atau
harus
ulangan harian mata pelajaran produktif akuntansi
kompetensi
antara lain berdasarkan: indikator dan kompetensi
ditetapkan. Dalam konteks penilaian hasil belajar,
yang hendak dinilai serta tujuan penilaian. Soal
maka instrument harus sesuai dengan domain hasil
uraian digunakan untuk menilai indikator serta
belajar, seperti domain kognitif, afektif, dan
kompetensi yang bertujuan menilai ranah kognitif
psikomotor.
konten siswa, dimana guru hendak menilai tingkat
sesuai
dengan
dasar,
Memenuhi
dan
standar
standar indikator
dalam
kompetensi, yang
arti
telah
instrumen
kemampuan dan penguasaan siswa terhadap teori
penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik
dan konsep materi pada standar kompetensi yang
telah memenuhi kaidah penyusunan alat evaluasi.
dinilai.
Berdasarkan Permendiknas No.20 Tahun 2007
Sedangkan soal praktek digunakan untuk menilai
instrumen hasil belajar yang digunakan guru harus
indikator serta kompetensi yang bertujuan menilai
memenuhi
ranah kognitif proses serta psikomotor siswa,
merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b)
dimana guru hendak menilai skill atau keterampilan
konstruksi, yakni memenuhi persyaratan teknis
siswa dalam menerapkan teori dan konsep yang
sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan,
berlaku. Pada sekolah menengah kejuruan (SMK)
dan (c) bahasa, yakni menggunakan bahasa yang
Persentase bobot nilai praktek jauh lebih tinggi dari
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf
nilai teori. Hal ini dikarenakan tujuan instruksional
perkembangan peserta didik.
SMK yang bertujuan mencetak lulusan yang
persyaratan
(a)
substansi,
yakni
Hal tersebut dapat terpenuhi apabila dalam
terampil dan kompeten dibidangnya agar mampu
penyusunannya
guru
memperhatikan
memenuhi pasar tenaga kerja. Oleh karena itu
penyusunan instrumen penilaian. Menurut Arifin
intensitas penggunaan soal praktek baik dalam ujian
(2012) prosedur yang harus dilakukan dalam menyusun alat evaluasi adalah: 10
prosedur
a. Menentukan tujuan penilaian
c. Tidak dilakukannya analisis butir soal yang
b. Mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar
sistematis baik secara kualitatif dan kuantitatif
c. Menyusun kisi-kisi
sehingga kelemahan-kelemahan butir soal baik
d. Mengembangkan draft penilaian atau membuat
dari
butir soal
aspek
substansi,
konstruksi
dan
bahasa/budaya dapat diminimalisir. Selama ini
e. Menyusun pedoman penskoran Berdasarkan
uraian
guru hanya memeriksa soal dengan membaca
tersebut
maka
dapat
ulang soal yang telah dibuat dan menentukan
diketahui bahwa terdapat beberapa kesesuaian dan
kualitas soal tersebut berdasarkan naluri dan
ketidaksesuaian antara praktek dilapangan dengan
pengalaman.
teori yang ada. Adapun letak kesesuaian antara
2. Kelayakan alat evaluasi
praktek dilapangan dengan teori yang ada terlihat
a. Hasil Analisis Kualitatif
pada :
Berdasarkan
a. Langkah guru dalam memilih dan menentukan
Nasional
Peraturan
Nomor
20
Menteri
Tahun
2007
Pendidikan instrumen
jenis alat evaluasi dalam hal ini soal ujian
penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik
formatif didasarkan pada SK, KD, indikator dan
harus memenuhi persyaratan substansi, konstruksi,
tujuan penilaian dalam hal ini ranah yang hendak
dan bahasa. Dengan melakukan analisis kualitatif
dinilai.
guru
terhadap butir soal yang terdapat dalam alat
memperhatikan relevansi instrumen penilaian
evaluasi, maka guru dapat secara cermat mengetahui
atau alat evaluasi dengan kompetensi yang
apakah butir soal yang telah disusun telah
hendak dinilai.
memenuhi persyaratan tersebut atau tidak. Apabila
Hal
b. Dalam
ini
menunjukka
menyusun
memperhatikan
alat
tujuan
bahwa
evaluasi
guru
penilaian,
dan
butir soal tidak memenuhi salah satu atau lebih persyaratan
mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar
tersebut,
maka
butir
soal
yang
bersangkutan perlu direvisi atau bahkan diganti.
meskipun hal tersebut tidak dilakukan secara
Berdasarkan tabulasi hasil telaah alat evaluasi
terperinci dengan mengelompokkan kompetensi
maka didapatkan rekapitulasi hasil telaah sebagai
yang akan dinilai berdasarkan domain atau ranah
berikut:
hasil
belajar
yakni
kognitif,
afektif
dan
psikomotor. c. Guru menyusun kunci jawaban dan pedoman penilaian meskipun tidak untuk semua alat evaluasi. Adapun letak ketidaksesuaian antara praktek dilapangan dengan teori yang ada terlihat pada : a. Tidak disusunnya kisi-kisi soal b. Terdapat alat evaluasi yang tidak terdapat kunci jawaban dan pedoman penskoran.
11
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Telaah Alat Evaluasi Bentuk Soal Uraian No
Materi
Standar Kompetensi
%
Ket.
Bahasa/ Budaya % Ket.
Konstruksi %
Ket.
Persamaan Dasar 91.25 Layak 75.00 Layak 87.00 Akuntansi Mengelolah Dokumen 2 95.00 Layak 75.00 Layak 94.00 Transaksi 3 Memproses Entri Jurnal 58.33 Layak 50.00 Tidak Layak 95.00 4 Memproses Buku Besar 51.25 Layak 50.00 Tidak Layak 92.00 Memproses Dana Kas 5 97.50 Layak 52.50 Layak 92.00 Bank Sumber: diolah berdasarkan hasil telaah ahli (2013) 1
Berdasarkan
tabel
diatas
dapat
diketahui
Alat
evaluasi
Total %
Ket.
Layak 84.62
Layak
Layak 88.46
Layak
Layak 69.87 Layak 66.54
Layak Layak
Layak 81.54
Layak
yang
digunakan
pada
SK
kelayakan alat evaluasi bentuk soal uraian yang
Memproses Entri Jurnal memperoleh presentase
digunakan guru pada mata pelajaran produktif
aspek kelayakan materi sebesar 58.33% dengan
akuntansi di kelas X Akuntansi 1 SMKN 2 Buduran
kriteria
Sidoarjo. Alat evaluasi yang digunakan pada SK
konstruksi sebesar 50,00% dengan kriteria tidak
Persamaan Dasar Akuntansi memperoleh presentase
layak,
aspek kelayakan materi sebesar 91,25% dengan
bahasa/budaya sebesar 95.00% dengan kriteria
kriteria
kelayakan
layak. Sehingga secara keseluruhan alat evaluasi
konstruksi sebesar 75,00% dengan kriteria layak,
butir soal uraian pada SK Memproses Entri Jurnal
dan persentase aspek kelayakan bahasa/budaya
memperoleh persentase kelayakan sebesar 69,87%
sebesar 87,00% dengan kriteria layak. Sehingga
dengan kriteria layak.
layak,
persentase
aspek
secara keseluruhan alat evaluasi butir soal uraian
Alat
layak,
dan
persentase
persentase
evaluasi
yang
aspek
aspek
digunakan
kelayakan
kelayakan
pada
SK
pada SK Persamaan Dasar Akuntansi memperoleh
Memproses Buku Besar memperoleh presentase
persentase kelayakan sebesar 84,62% dengan
aspek kelayakan materi sebesar 51.25% dengan
kriteria layak.
kriteria
Alat
evaluasi
Mengelolah
yang
Dokumen
digunakan Transaksi
pada
SK
layak,
persentase
aspek
kelayakan
konstruksi sebesar 50.00% dengan kriteria tidak
memperoleh
layak,
dan
persentase
aspek
kelayakan
presentase aspek kelayakan materi sebesar 95.00%
bahasa/budaya sebesar 92.00% dengan kriteria
dengan kriteria layak, persentase aspek kelayakan
layak. Sehingga secara keseluruhan alat evaluasi
konstruksi sebesar 75,00% dengan kriteria layak,
butir soal uraian pada SK Memproses Buku Besar
dan persentase aspek kelayakan bahasa/budaya
memperoleh persentase kelayakan sebesar 66.54%
sebesar 94.00% dengan kriteria layak. Sehingga
dengan kriteria layak.
secara keseluruhan alat evaluasi butir soal uraian pada
SK
Mengelolah
Dokumen
Alat
evaluasi
yang
digunakan
pada
SK
Transaksi
Memproses Dana Kas Bank memperoleh presentase
memperoleh persentase kelayakan sebesar 88.46%
aspek kelayakan materi sebesar 97.50% dengan
dengan kriteria layak.
kriteria
layak,
persentase
aspek
kelayakan
konstruksi sebesar 52.50% dengan kriteria layak, 12
dan persentase aspek kelayakan bahasa/budaya
Dari grafik diatas terlihat alat evaluasi bentuk
sebesar 92.00% dengan kriteria layak. Sehingga
soal uraian yang terendah terletak pada SK ke-3 dan
secara keseluruhan alat evaluasi butir soal uraian
ke-4. Mayoritas alat evaluasi memiliki kelemahan
pada SK Memproses Dana Kas Bank memperoleh
dari aspek konstruksi disusul oleh aspek materi.
persentase kelayakan sebesar
Aspek
81.54% dengan
kriteria layak.
pada
SK
ke-3
dan
ke-4
memperoleh presentase kelayakan 50% dengan
Tingkat presentase kelayakan tersebut akan
kriteria tidak layak. Hal ini dikarenakan guru tidak
nampak lebih jelas melalui grafik berikut ini: Materi 100,00% Persentase
konstruksi
Konstruksi
menyusun
pedoman
penskoran
dan
petunjuk
pengerjaan soal dengan jelas. Oleh karena itu pada
Bahasa/Budaya
butir soal tersebut harus dilakukan revisi sesuai dengan aspek kelemahannya.
50,00% 0,00% 1
2
3 4 Butir Soal
5
Grafik 1. Kelayakan Alat Evaluasi Bentuk Soal Uraian
(Sumber: diolah berdasarkan hasil telaah ahli, 2013)
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Telaah Alat Evaluasi Bentuk Soal Praktek No
Materi
Standar Kompetensi %
Ket.
Bahasa/ Budaya % Ket.
Konstruksi %
Ket.
Total %
Ket.
1
Memproses Buku Besar
37.50 Tidak Layak 37.50
Tidak Layak
80.00
Layak
53.85 Layak
2
Menyusun Laporan Keuangan
75.00
Layak
50.00
Tidak Layak
65.00
Layak
63.46 Layak
3
Memproses Dana Kas 100.00 Bank
Layak
62.50
Layak
100.00 Layak
88.46 Layak
Sumber : diolah berdasarkan hasil telaah ahli (2013) Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat diketahui
layak. Sehingga secara keseluruhan alat evaluasi
kelayakan alat evaluasi bentuk soal uraian yang
butir soal uraian pada SK Memproses Buku Besar
digunakan guru pada mata pelajaran produktif
memperoleh persentase kelayakan sebesar 53.85%
akuntansi di kelas X Akuntansi 1 SMKN 2 Buduran
dengan kriteria layak.
Sidoarjo. Alat evaluasi yang digunakan pada SK
Alat
Memproses Buku Besar memperoleh presentase
Menyusun
aspek kelayakan materi sebesar 37,50% dengan
presentase aspek kelayakan materi sebesar 75.00%
kriteria tidak layak, persentase aspek kelayakan
dengan kriteria layak, persentase aspek kelayakan
konstruksi sebesar 37,50% dengan kriteria tidak
konstruksi sebesar 50,00% dengan kriteria tidak
layak,
layak,
dan
persentase
aspek
kelayakan
bahasa/budaya sebesar 80.00% dengan kriteria
evaluasi
dan
yang
Laporan
digunakan Keuangan
persentase
aspek
pada
SK
memperoleh
kelayakan
bahasa/budaya sebesar 65,00% dengan kriteria 13
layak. Sehingga secara keseluruhan alat evaluasi
silabus dengan RPP. Hal ini tentu menyembabkan
butir soal uraian pada SK Menyusun Laporan
soal yang disusun tidak relevan. Sedangakan dari
Keuangan
aspek kontruksi guru tidak menyusun kunci
memperoleh
persentase
kelayakan
sebesar 63.46% dengan kriteria layak. Alat
evaluasi
yang
jawaban, pedoman pesndkoran serta petunjuk
digunakan
pada
SK
pengerjaan
yang
jelas
sehingga
memperoleh
Memproses Dana Kas Bank memperoleh presentase
persentase yang rendah atau dapat dikatakan tidak
aspek kelayakan materi sebesar 100.00% dengan
layak.
kriteria
layak,
persentase
aspek
kelayakan
Sedangakan pada SK ke-2 atau menyusun
konstruksi sebesar 62.50% dengan kriteria layak,
laporan keuangan persentase terendah terletak pada
dan persentase aspek kelayakan bahasa/budaya
aspek konstruksi, adapun faktor penyebab tersebut
sebesar 100,00% dengan kriteria layak. Sehingga
sama dengan SK ke-1 yakni guru tidak menyusun
secara keseluruhan alat evaluasi butir soal uraian
kunci jawaban, pedoman penskoran dan petunjuk
pada SK Memproses Dana Kas Bank memperoleh
pengerjaan soal yang jelas. Maka pada butir soal
persentase kelayakan sebesar
tersebut harus dilakukan revisi sesuai dengan aspek
88.46% dengan
kriteria layak.
kelemahannya.
Tingkat presentase kelayakan tersebut akan
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat
nampak lebih jelas melalui grafik berikut ini:
Persentase Kelayakan
Materi
Konstruksi
disimpulkan
bahwa
secara
keseluruhan,
alat
evaluasi yang digunakan guru pada ujian formatif
Bahasa/Budaya
mata pelajaran produktif akuntansi baik bentuk soal
100,00%
uraian maupun praktek tergolong layak. b. Hasil Analisis Kuantitatif
50,00%
Pada subbab deskripsi data sebelumnya telah disajikan
0,00%
data-data
hasil
pengolahan
melalui
program Anates v.4 mengenai reliabilitas, daya 1
2
3
pembeda, tingkat kesukaran dan validitas untuk
Standar Kompetensi
masing-masing bentuk soal. Informasi tersebut akan disajikan kembali dalam tabel rekapitulasi hasil
Grafik 2. Kelayakan Alat Evaluasi Bentuk Soal Praktek
analisis berikut ini:
(Sumber: diolah berdasarkan hasil telaah ahli, 2013)
Dari grafik diatas terlihat alat evaluasi bentuk soal praktek yang terendah terletak pada SK ke-1 atau memproses buku besar dimana aspek materi dan konstruksi memperoleh persentase kelayakan 37,50% dengan kriteria tidak layak. Hal ini dikarenakan butir soal yang disusun tidak sesuai dengan indikator yang ada, selain itu ditemukan ketidak sesuaian antara indikator yang ada pada 14
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisis Kuantitatif Jenis Soal
No. Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Soal 1 0.00 sangat rendah 11.11 sangat sukar 2 55.56 baik 72.22 Mudah Soal 0.73 tinggi 44.44 3 baik 77.78 Mudah Uraian 4 25.93 sedang 87.04 sangat mudah 5 27.78 sedang 86.11 sangat mudah 1 0.51 baik 74.44 Mudah 2 0.20 rendah 90.00 sangat mudah 3 0.20 rendah 90.00 sangat mudah 4 0.20 rendah 90.00 sangat mudah Soal 5 0.20 rendah 90.00 sangat mudah 0.97 tinggi Praktek 6 0.20 rendah 90.00 sangat mudah 7 0.20 rendah 90.00 sangat mudah 8 0.20 rendah 90.00 sangat mudah 9 0.20 rendah 90.00 sangat mudah 10 0.20 rendah 90.00 sangat mudah Sumber: diolah dari hasil perhitungan program Anates v.4 (2013)
Validitas 0.18 0.86 0.86 0.71 0.64 0.93 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.98 0.92
tidak valid sangat tinggi sangat tinggi Tinggi Tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
Dari informasi yang terdapat pada tabel diatas,
standar kompetensi memproses dana kas bank di
maka dapat dilakukan pembahasan kualitas butir
kelas X Akuntansi 1 dapat dikatakan memiliki
soal sebagai berikut:
tingkat keajegan atau konsistensi yang tinggi
1. Reliabilitas
sebagai alat evaluasi.
Reliabilitas merupakan ukuran yang menyatakan
2. Tingkat Kesukaran
tingkat keajegan suatu soal tes. Suatu tes dapat
Tingkat
dikatakan ajeg jika selalu memberikan hasil yang
menjawab
sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan
waktu atau kesempatan yang berbeda (Arifin, 2012).
dalam bentuk indeks (Kusaeri & Suprananto, 2012 :
Hasil
berarti
174). Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0
menghasilkan nilai yang tetap melainkan sama
sampai 1 yang nantinya akan diinterpretasikan
dalam hal posisi atau kedudukan siswa atau peserta
sehingga soal dapat dikategorikan mudah atau
tes diantara anggota kelompok yang lain (Arikunto,
sukar. Semakin tinggi indeks tersebut menunjukkan
2009).
semakin mudah soal, begitu pula sebaliknya
yang
sama
tersebut
bukan
Berdasarkan hasil perhitungan yang nampak
keseluruhan
sebesar
suatu
soal
pada
peluang tingkat
tersebut sukar.
diatas, butir soal uraian memperoleh koefisien secara
benar
merupakan
semakin rendah indeks menunjukkan bahwa soal
pada tabel rekapitulasi hasil analisis kuantitatif
reliabilitas
kesukaran
Berdasarkan tabel rekapitulasi diatas diketahui
0,73
bahwa pada soal bentuk uraian terdapat butir soal
sedangkan butir soal praktek sebesar 0,97. Sehingga
yang bervariasi tingkat kesukarannya, antara lain
dapat diinterpretasikan bahwa baik soal uraian
sangat sukar, mudah dan sangat mudah. Butir soal
maupun praktek mempunyai reliabilitas yang tinggi.
yang sangat sukar yakni butir soal nomor1 dengan
Dengan demikian maka soal uraian dan praktek
indek kesukaran 11,11, hal ini menunjukkan bahwa
yang digunakan oleh guru pada ujian formatif
sedikit sekali siswa yang menjawab benar atau
15
mayoritas menjawab salah sehingga soal perlu
berkemampuan rendah (Arikunto, 2009). Semakin
ditolak atau direvisi. Butir soal yang tergolong
tinggi kemampuan soal membedakan siswa yang
mudah yakni nomor 2 dengan indeks 72,22 dan 3
pandai dengan siswa yang kurang pandai yang
dengan indeks 77,78, hal ini menunjukkan bahwa
ditunjukkan dengan indeks deskriminasi yang tinggi
banyak siswa yang menjawab benar pada butir soal
maka semakin baik. Sebaliknya semakin rendah
tersebut sehingga perlu dipertimbangkan soal untuk
kemampuan soal membedakan siswa yang pandai
direvisi. Sedangkan
soal dengan kategori sangat
dengan siswa yang kurang pandai yang ditunjukkan
mudah yakni nomor 4 dengan indeks 87,04 dan
dengan indeks deskriminasi yang rendah maka
nomor 5 dengan indeks 86,11, hal ini menunjukkan
kurang baik.
bahwa mayoritas siswa menjawab butir soal tersebut
Berdasarkan tabel rekapitulasi diatas diketahui
dengan benar sehingga soal perlu ditolak atau
bahwa pada soal bentuk uraian terdapat butir soal
direvisi.
yang bervariasi daya pembedanya, antara lain sangat
Pada soal praktek yang terdiri dari 10 butir soal
rendah, baik dan sedang. Butir soal yang memiliki
transaksi, berdasarkan tingkat kesukarannya hanya
daya pembeda sangat rendah yakni butir soal nomor
terdapat dua kategori yakni soal mudah dan sangat
1
mudah. Butir soal yang tergolong mudah adalah
menunjukkan bahwa soal tidak dapat digunakan
nomor 1 dengan indeks 74,44 sehingga perlu
untuk membedakan siswa yang pandai dengan
dipertimbangkan soal untuk direvisi. Sedangkan
kurang pandai. Butir soal yang memiliki daya
butir soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10
pembeda baik yakni nomor 2 dengan indeks 55,56
tergolong sangat mudah dengan perolehan indeks
dan 3 dengan indeks 44,44, hal ini menunjukkan
yang sama yakni 90,00.
bahwa soal dapat digunakan untuk membedakan
dengan
indeks
dikriminasi
0,00,
hal
ini
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
siswa yang pandai dengan kurang pandai dengan
mudah atau tidah terlalu sukar. Soal yang terlalu
baik. Sedangkan soal yang memiliki daya pembeda
mudah tidak memotivasi siswa untuk berusaha lebih
sedang yakni nomor 4 dengan indeks 25,93 dan
keras untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang
nomor 5 dengan indeks 27,78, hal ini menunjukkan
terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi
bahwa soal dapat digunakan untuk membedakan
putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba
siswa yang pandai dengan kurang pandai dengan
kembali
cukup baik.
karena
merasa
diluar
jangkauannya
(Arikunto, 2009). Oleh karena itu butir soal yang
Pada soal praktek yang terdiri dari 10 butir soal
tergolong sangat mudah seperti soal nomor 2, 3, 4,
transaksi, berdasarkan daya pembedanya terdapat
5, 6, 7, 8, 9, dan 10 pada soal praktek serta sangat
dua kategori yakni soal dengan daya pembeda baik
sukar seperti soal nomor 1 pada soal uraian perlu
dan rendah. Butir soal yang memiliki daya pembeda
direvisi.
baik adalah nomor 1 dengan indeks 0,51, hal ini
3. Daya Pembeda
menunjukkan bahwa soal dapat digunakan untuk
Daya pembeda soal merupakan kemampuan
membedakan siswa yang pandai dengan kurang
suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai dengan baik. Sedangkan butir soal nomor 2,
berkemampuan
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 memiliki daya pembeda
tinggi
dengan
siswa
yang 16
yang rendah dengan perolehan indeks yang sama
sama 0,86. Sedangkan soal yang memiliki validitas
yakni 0,20, hal ini menunjukkan kemampuan soal
yang tinggi yakni nomor 4 dengan koefisien korelasi
tersebut membedakan siswa yang pandai dengan
0,71 dan nomor 5 dengan koefisien korelasi 0,64.
kurang pandai juga rendah.
Sementara pada soal praktek yang terdiri dari 10
Menurut
(2012)
butir soal transaksi. Seluruhnya memiliki tingkat
berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal
validitas yang sangat tinggi dengan koefisien
dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi,
korelasi 0,93 untuk nomor 1, koefisien korelasi 0,98
atau ditolak. Namun apabila suatu butir soal tidak
untuk nomor 2-9 dan koefisien korelasi 0,92 untuk
dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu
butir nomor 10.
maka
butir
Kusaeri
soal
&
Suprananto
tersebut
dapat
dicurigai
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa butir
kemungkinannya:
soal yang terdapat pada soal uraian maupun praktek
a) Kunci jawaban butir soal tersebut tidak tepat
adalah valid kecuali butir nomor 1 pada soal uraian.
b) Butir soal itu memiliki dua atau lebih kunci
Hal ini menunjukkan bahwa butir soal yang terdapat
jawaban yang benar
pada soal uraian maupun praktek kecuali butir
c) Kompetensi yang diukur tidak jelas
nomor 1 soal uraian dapat mengukur kompetensi
d) Materi yang ditanyakan terlalu sulit
yang hendak diukur melalui butir soal tersebut. Oleh
e) Sebagian besar siswa yang memahami materi
karena butir soal nomor 1 pada soal uraian tidak
yang ditanyakan berfikir ada yang salah dengan
valid atau tidak dapat mengukur kompetensi yang
informasi butir soal tersebut.
hedak diukur maka butir soal tersebut harus direvisi.
Maka daripada itu butir soal yang memiliki daya
3. Respon siswa terhadap alat evaluasi yang
pembeda rendah perlu direvisi seperti halnya pada
digunakan
butir soal praktek nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10.
Berdasarkan tabel 4.10 tentang daftar nama
Sedangkan soal yang memiliki daya pembeda
siswa kelas X Akuntansi-1 yang mengikuti ujian
sangat rendah perlu direvisi total atau bahkan
formatif standar kompetensi mengelolah dana kas
ditolak seperti hanya butir soal uraian nomor 1.
bank dan tabel 4.11 tentang tabulasi hasil respon
4. Validitas
siswa diatas dapat diketahui besarnya:
Validitas butir soal merupakan tingkat ketepatan
F
=
425
alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar yang
N
=
4
seharusnya diungkap atau diukur melalui alat
I
=
5
evaluasi tersebut (Sudijono, 2011).
R
=
34
Berdasarkan tabel rekapitulasi diatas diketahui
Maka dengan rumus berikut dapat dihitung
bahwa pada soal bentuk uraian terdapat butir soal
besarnya P (Persentase) adalah:
yang tidak valid, memiliki validitas tinggi dan sangat tinggi. Butir soal yang tidak valid adalah butir soal nomor 1 dengan koefisien korelasi 0,18. Butir soal yang memiliki validitas sangat tinggi yakni nomor 2 dan 3 dengan koefisen korelasi yang 17
Sehingga secara akumulatif besarnya respon
dipahami, mayoritas responden atau sebanyak 19
siswa terhadap alat evaluasi yang digunakan guru
siswa menjawab tidak setuju dan memperoleh
pada mata pelajaran produktif akuntansi standar
persentase 58,82% dengan kategori baik. Meskipun
kompetensi memproses dana kas kecil adalah
dapat
sebesar 62,50% dengan kategori baik. Meskipun
persentase yang dicapai menunjukkan bahwa siswa
memperoleh respon siswa dengan kategori baik
menilai bahasa yang digunakan dalam soal ujian
namun persentase yang diperoleh baik pada masing-
formatif standar kompetensi mengelola dana kas
masing butir pernyataan maupun secara akumulatif
bank belum komunikatif.
tidak terlalu tinggi atau signifikan. Berdasarkan
tabulasi
angket
dikategorikan
baik
namun
rendahnya
Pada pernyataan keempat mengenai keberadaan respon
siswa
petunjuk pengerjaan pada lembar soal, mayoritas
diketahui bahwa pernyataan pertama mengenai
responden atau sebanyak 18 siswa menjawab setuju
kesesuaian soal dengan materi yang telah diterima
dan
siswa, mayoritas responden atau sebanyak 22 siswa
kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pada
menjawab setuju dan memperoleh persentase
lembar soal terdapat petunjuk pengerjaan yang
sebesar 70,59% dengan kategori baik. Hal ini
berguna dalam menyelesaikan soal. Selain itu, dari
menunjukkan bahwa alat evaluasi yang digunakan
respon tersebut memberikan indikator bahwa salah
guru pada ujian formatif standar kompetensi
satu aspek konstruksi yang harus terpenuhi oleh
memproses dana kas bank sesuai dengan materi
suatu alat evaluasi agar dapat dikatakan baik dapat
yang telah disampaikan. Sehingga hal tersebut dapat
terpenuhi.
memperoleh
persentase
66,18%
dengan
memberikan indikator bahwa kompetensi yang
Sedangkan pada pernyataan kelima mengenai
diujikan yang kemudian diinterpretasikan dalam
durasi waktu yang diberikan untuk pengerjaan soal,
soal
mayoritas responden atau 16 siswa menjawab tidak
ujian
sesuai
dengan
kompetensi
yang
disampaikan.
setuju kemudian disusul 12 orang siswa menjawab
Pada pernyataan kedua mengenai kesesuaian soal
sangat tidak setuju sehingga persentase yang
dengan tujuan pembelajaran yang telah disampaikan
diperoleh hanya mencapai 45,59% dengan kategori
oleh guru, mayoritas responden atau sebanyak 25
kurang
siswa menjawab setuju dan memperoleh persentase
masyoritas siswa menganggap bahwa durasi waktu
71,32% dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan
yang diberikan untuk mengerjakan soal tersebut
bahwa tujuan pembelajaran telah atau pernah
kurang.
baik.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
disampaikan guru kepada siswa. Selain itu dari
Dari pemaparan hasil analisis respon siswa
mayoritas siswa yang menjawab setuju maka
tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan respon
mereka menilai bahwa soal yang diujikan pada ujian
siswa soal ujian atau alat evaluasi pada standar
formatif standar kompetensi memproses dana kas
kompetensi memproses dana kas bank memiliki
bank sesuai dengan tujuan pembelajaran standar
kelebihan dan kekurangan. Menurut siswa kelebihan
kompetensi tersebut.
yang terdapat pada soal atau alat evaluasi yang
Pada pernyataan ketiga mengenai kemudahan
digunakan pada ujian formatif standar kompetensi
bahsa yang digunakan pada soal untuk dapat
memproses dana kas bank antara lain adalah : 18
a. Soal yang diujikan sesuai dengan materi yang
tersebut didasarkan pada kompetensi dan indikator
telah disampaikan
yang hendak dinilai. Berdasarkan hasil telaah alat
b. Soal yang diujikan sesuai dengan tujuan
evalusi tersebut dinyatakan layak dan berdasarkan
pembelajaran yang telah disampaikan
hasil analisis butir soal secara kuantitatif, secara
c. Terdapat petunjuk pengerjaan pada lembar soal
keseluruhan memiliki kualitas yang baik dari segi
yang diujikan
reliabilitas dan validitas namun kurang baik dari
Sedangkan kekurangan yang terdapat pada soal
segi daya pembeda dan tingkat kesukaran. Alat
atau alat evaluasi tersebut antara lain adalah :
evaluasi tersebut mendapatkan persentase respon
a. Bahasa yang digunakan dalam soal belum terlalu
siswa sebesar 62,50% dengan katageri baik.
komunikatif hal ini ditunjukkan oleh mayoritas
Saran
siswa
1. Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut
yang
menjawab
tidak
setuju
pada
pernyataan ketiga.
maka perlu kiranya guru melakukan revisi
b. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan soal
terhadap aspek-aspek soal yang memperoleh
tersebut kurang.
kriteria tidak layak dan tidak valid.
Analisis hasil respon siswa tersebut tidak
2. Guru perlu menyusun kelengkapan alat evaluasi
dimaksudkan untuk menilai kualitas alat evaluasi
guna mempermudah proses penilaian.
yang digunakan pada mata pelajaran produktif
3. Mengingat pentingnya keberadaan alat evaluasi
akuntansi standar kompetensi memproses dana kas
yang
bank, baik secara substansi, konstruksi maupun
pembelajaran, maka guru perlu melakukan
bahasa atau budaya. Hal ini dikarenakan responden
analisis butir soal secara berkelanjutan baik
tidak memiliki kompetensi
secara kualitatif maupun kuantitatif.
untuk hal tersebut,
berkualitas
dalam
proses
evaluasi
sehingga hasil respon ini hanya dimaksudkan untuk
4. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat
mengetahui pendapat dan persepsi siswa mengenai
diketahui bahwa masih terdapat kelemahan pada
alat evaluasi tersebut. Meskipun demikian kelebihan
alat
dan kekurangan alat evaluasi menurut siswa tersebut
sehingga diharapkan dilakukan penelitian lebih
dapat digunkan sebagai masukan dan koreksi bagi
lanjut terutama dibidang pengembangan alat
guru dalam merevisi atau mengembangkan alat
evaluasi
evaluasi untuk kedepannya.
khususnya di sekolah yang bersangkutan.
PENUTUP
evaluasi
pada
yang
mata
digunakan
pelajaran
dilapangan,
akuntansi
DAFTAR PUSTAKA
Simpulan
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosda. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Amalia, Ata Naila dan Ani. 2012. Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Di Kota Yogyakarta Tahun 2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa alat evaluasi yang digunakan guru pada ujian formatif mata pelajaran produktif akuntansi di kelas X Akuntansi 1 SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo adalah soal uraian dan soal praktek. Alasan guru memilih alat evaluasi 19
Indonesia. Vol. X, No.1 Tahun 2012. (Online) (www.jurnal uny.ac.id) diaskes tanggal 3 Maret 2013 Direktorat PSMA. 2010. Juknis Analisis Butir Soal di SMA. Pdf (Online) (http://www.docdatabase.net/more-juknisanalisis-butir-soal-di-sma-1101226.html) diakses tanggal 6 Maret 2013 Djalal, Dini Sari. 2013. Belanja Lebih Banyak atau Belanja Lebih Baik: Memperbaiki Pembiayaan Pendidikan di Indonesia. Berita (Online) (http://www.worldbank.org/in/news/pressrelease/2013/03/14/spending-more-orspending-better-improving-educationfinancing-in-indonesia) diakses 16 April 2013 Fitri. 2012. Berita Edukasi. Artikel (Online). (http://www.kopertis12.or.id/2012/10/20/berita -edukasi-20-oktober-2012.html) diakses 16 April 2013 Juknis Analisis Butir Soal di SMA. 2010. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Kusaeri, Sentot. 2012. Analisis Asesmen Formatif Fisika SMA Berbantu Komputer. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Edisi Dies Natalis ke48 UNY. (Online) (www.jurnaluny.ac.id) diakses tanggal 3 Maret 2013 Nazir, Moh.. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. 2007. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda. Puspitarini, Margaret (Ed). 2013. Indonesia Belum Capai Tujuan Education for All. Artikel. (Online) (http://www.kopertis12.or.id/2012/10/20/berita -edukasi-20-oktober-2012.html) diakses 16 April 2013 Raharjo, Sabar Budi. 2012. Evaluasi Trend Kualitas Pendidikan di Indonesia. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. (Online). Tahun 16. No.2. (www.jurnaluny.ac.id) diakses tanggal 3 Maret 2013 Setyarini. 2012. Pengembangan media pembelajaran video game pada materi ayat jurnal penyesuaian siklus akuntansi perusahaan dagang di SMAN 1 Bojonegoro. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya : JPE FE Unesa. Solihudin, Dede. 2012. Anates. Artikel (Online) (http://dedefisika.blogspot.com/2012/04/anates .html) diakses tanggal 10 Mei 2013 Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Suhartanto dkk. 2011.Model Networking Sekolah Sebagai Basis Peningkatan Kualitas Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Pendidikan.(Online). Vol. 42. No.1. (www.jurnaluny.ac.id) diakses tanggal 3 Maret 2013 Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk Guru dan Mahasiswa Calon Guru Matematika. Bandung: FPMIPA UPI. Sukanti. 2010. Pemanfaatan Penilaian Portofolio dalam Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 – Tahun 2010 (Online) (www.jurnaluny.ac.id) diakses tanggal 3 Maret 2013 Sukirno, Sukirno. 2012. Pengembangan Tes Formatif untuk Mata Kuliah Akuntansi Manajemen Jurusan Pendidikan Akuntansi FIS UNY. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. (Online). Vol. 50, Nomor 1 (www.jurnaluny.ac.id) diakses tanggal 3 Maret 2013 Susongko, Purwo. 2010. Perbandingan Keefektifan Bentuk Tes Uraian dan Testlet Dengan Penerapan Graded Response Model (GRM). Jurnal Kependidikan. (Online). Tahun 14, Nomor 2 (www.jurnaluny.ac.id) diakses tanggal 3 Maret 2013 Suyata, Putri dkk. 2010. Identifikasi Need Assessment: Studi Awal Model Pengembangan Bank Soal Berbasis Guru Di Provinsi DIY. Jurnal Kependidikan. (Online). Vol. 40. No. 1 (www.jurnaluny.ac.id) diakses tanggal 3 Maret 2013 Uno, Hamzah B. dan Satria Koni. 2012. Assesment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
20