e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017
PENERAPAN MEDIA INTERNET UNTUK MENDUKUNG PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN ETIKA PROFESI KELAS X AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 SINGARAJA. Putu Krisna Kusuma Putra Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran etika profesi siswa kelas X akuntansi di SMKN 1 Singaraja sebelum dan sesudah penerapan media internet, serta perbedaan hasil belajar siswa kelas x akuntansi pada mata pelajaran etika profesi di SMK Negeri 1 singaraja sebelum dan sesudah penerapan media internet. Jenis penelitian ini adalah penelitian preeksperimen one group pre-test post-test design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas x akuntansi c serta objek penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran etika profesi. Metode pengumpulan data berupa test. Sedangakan analisis dalam penelitian ini adalah studi komparatif dengan uji t. Berdasarkan hasil penelitian ternyata rata-rata hasil belajar sebelum penerapan media internet yang diperoleh melalui pre-test sebesar 64,157, rata-rata sesudah penerapan media internet yang diperoleh dari post-test sebesar 75,842, dan nilai probabilitas 0,000 < 0,05, maka ho ditolak, yang berarti hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan media internet adalah berbeda. Sehingga dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan media internet adalah berbeda. Kata Kunci: hasil belajar, dan media internet Abstract This study aims to determine results of learning subjects ethics professional class x accounting students in smk negeri SMKN 1 singaraja prior to the application of internet media, results learning subject ethics profession class x accounting at SMKN 1 singaraja after the implementation of the internet and differences in student learning outcomes class x accounting on the subject of professional ethics at SMKN 1 Singaraja before and after the application of internet media. This type of research is pre-experiment one group pre-test post-test design. Subjects in this study are students of class x accounting c and the object of this study is the result of learning subjects ethics profession. data collection methods are test. While the analysis in this study is comparative study with t test. Based on the result of research it turns out that the average of learning result before internet media application obtained through pre-test is 64,157, average after internet media application obtained from post-test equal to 75,842, and probability value 0,000 <0,05, hence Ho is rejected , Which means the learning outcomes of students before and after the application of Internet media is different. So from the results of research can be concluded that the average student learning outcomes before and after the application of Internet media is different. Keywords: learning outcomes, and internet media
PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan yang merupakan kebutuhan
pasar kerja Untuk merealisasikan program ini maka peran serta dunia usaha dan industri sangat diperlukan,
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 sehingga program kejuruan ditawarkan benar-benar sesuai kebutuhan. Hal ini sesuai dengan apa yang tertuang dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 15, menyatakan bahwa pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Pada Hakekatnya SMK sangat diharapkan untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan tamatan yang memiliki kepribadian dan berahlak mulia sebagai tenaga kerja yang berkompeten dan memiliki etos kerja yang tinggi.Hal ini seiring dengan tujuan pendidikan SMK itu sendiri yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK) dan seni, serta menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran, siswa harus dapat belajar dengan optimal. Agar pembelajaran dapat berlangsung secara optimal maka guru harus memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran. SMK Negeri 1 Singaraja adalah salah satu sekolah yang mampu menciptakan tenaga-tenaga yang terampil dan berkompeten di bidangnya.Adapun visi SMK 1 Singaraja adalah cerdas, berbudaya, kompetetif, dan berkarakter berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan misi SMK 1 Singaraja adalah (1) menumbuhkan motivasi berprestasi untuk seluruh warga sekolah melalui memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran yang baik dan benar (2) menumbuh kembangkan budaya yang positif, melalui pembiasan prilaku sopan, berdasarkan budi pekerti yang luhur sebagai sumber kearifan dalam bertindak (3) membiasakan siswa dan warga sekolah menciptakan kondisi yang kondusif melalui budaya, disipin, bersih, nyaman dan sehat. (4) mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi untuk memenuhi kesetaraan dan kesepadanan dengan dunia industri. SMK Negeri 1 Singaraja
memiliki beberapa jurusan yaitu Jurusan Akuntansi, JurusanTataniaga, Jurusan Administrasi Perkantoran dan Jurusan Usaha Perjalanan Wisata.Dalam kurikulum SMK Negeri 1 Singaraja, salah satu mata pelajaran yang dipelajari di Jurusan Akuntansi adalah mata pelajaran etika profesi. Mata pelajaraan etika profesi bertujuan untuk memberikam pemahaman kepada siswa mengenai aturan-aturan dan batasan-batasan dalam pekerjaan demi kebaikan manusia berdasarkan skill atau ketrampilan khusus. Etika profesi dapat diterapkan di segala profesi yang ada di kehidupan manusia. Pada dasarnya etika profesi mencakup beberapa hal pokok yang berlaku secara umum untuk setiap profesi, halhal pokok tersebut adalah tanggung jawab, baik terhadap pekerjaan, hasil, serta dampak pekerjaan tersebut. Oleh karenaitu tujuan mempelajari etika profesi saat terjun ke dunia kerja agar siswa dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Mata pelajaraan etika profesi bertujuan untuk memberikam pemahaman kepada siswa mengenai aturan-aturan dan batasan-batasan dalam pekerjaan demi kebaikan manusia berdasarkan skill atau ketrampilan khusus. Etika profesi dapat diterapkan di segala profesi yang ada di kehidupan manusia. Pada dasarnya etika profesi mencakup beberapa hal pokok yang berlaku secara umum untuk setiap profesi, hal-hal pokok tersebut adalah tanggung jawab, baik terhadap pekerjaan, hasil, serta dampak pekerjaan tersebut. Oleh karenaitu tujuan mempelajari etika profesi saat terjun ke dunia kerja agar siswa dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan agar mereka mengerti prosedur di tempat kerja. Proses pembelajaran etika profesi di kelas X Akuntansi SMK 1 Singaraja menunjukkan masih didominasi guru yang menyebabkan siswa menjadi pasif, cenderung membosankan. Selain itu minimnya media pembelajaran yang digunakan guru menyebabkan pemahaman siswa terhadap materi
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 yang dijelaskan oleh guru menjadi terganggu sehinngga aktivitas dan kreativitas belajar siswa menjadi rendah. Media pembelajaran adalah media yang berupa media cetak, elektronik yang dapat digunakan guru untuk membantu dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Dengan kehadiran media internet siswa diharapkan tidak lagi mengalami kejenuhan saat proses pembelajaran dan siswa bisa memanfaatkan media internet untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dengan adanya media internet, siswa tidak mengalami kesulitan dalam mecari materi-materi yang dibutuhkan karena dapat diperoleh dengan cepat selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya. Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses komunikasi. Komunikasi terjadi antara guru sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan. Pada kenyatannya proses komunikasi ini tidak selalu terjadi secara efektif, karena dalam komunikasi seringkali terjadi kesalahpahaman atau miskonsepsi antara apa yang disampaikan oleh komunikator dengan apa yang diterima atau dipahami oleh komunikan. Kesalahpahaman atau miskonsepsi ini akan berakibat fatal apabila terjadi pada proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Dalam rangka mengatasi kesalahpahaman atau miskonsepsi dalam proses pembelajaran adalah dipergunakan media pembelajaran. Menurut Heinich, (dalam Arsyad, 2005) media pembelajaran adalah perantara sumber pesan dengan penerima pesan dalam rangka mecapai tujuan pembelajaran, seperti televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya. Menurut Triniprastati (dalam Rusman, 2013) bahwa media pembelajaran adalah “sebagai sarana
fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti buku, tape recorder, kaset, kamera, video, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Berdasarkan definisi media pembelajaran tersebut di atas maka dapat dismpulkan bahwa media pembelajaran adalah merupakan peralatan yang membawa pesan-pesan yang dapat digunakan untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah media yang berupa media cetak, elektronik yang dapat digunakan guru untuk membantu dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Hamalik (2003) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media internet dalam bidang pendidikan memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia. Dengan adanya media internet ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran etika profesi. Melalui media internet siswa dapat menggali pemahamannya tentang pengetahuan tentang materi pembelajaran etika profesi. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Supriyadi (2002) bahwa manfaat internet bagi pendidikan yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitiandan mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan adanya media internet ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran etika profesi. Melalui
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 media internet siswa dapat menggali pemahamannya tentang pengetahuan tentang materi pembelajaran etika profesi. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Supriyadi, (2002) bahwa manfaat internet bagi pendidikan yaitu sebagai perpustakaan on-line, sumber literatur, akses hasilhasil penelitian dan mengakses materimateri pembelajaran. Internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Menurut Gordin (dalam Rusman, 2013) bahwa internet sebagai media pembelajaran dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan museum database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan dan statistik. Dalam penelitian ini indikator hasil belajar yang akan diamati adalah aspek kognitif saja. Hasil belajar pada dasarnya adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kongnitif, afektif, dan psikomotor. Hal tersebut senada dengan pendapat Sudjana (2009:3) bahwa “hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang diinginkan terjadi pada diri siswa sehingga perlu adanya penilaian dalam proses belajar untuk mengetahui tercapainya tujuan dan hasil belajar”. Selanjutnya Hamalik (2003) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan ketrampilan-ketrampilan. Hasil belajar juga berarti perubahan tingkah laku yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar, atau akibat dari perubahan belajar yang merupakan pencerminan kemampuan siswa dalam berbagai aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Dimyati dan Mujiono (2006:3) “hasil belajar adalah suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru, dan juga merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dan dari sisi
siswa hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2005) media pembelajaran dapat dibagi menjadi lima jenis yaitu; 1) media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan, 2) media audio yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif, yang dapat merangsang pikiran, perasaan dan perhatian peserta didik, 3) media audio visual adalah media yang merupakan kombinasi audio dan visual yang biasa disebut media pandang dengar, 4) kelompok media penyaji adalah media yang berbentuk grafis, proyeksi diam media audio, media gambar hidup-film, media televisi, multimedia, dan 5) media obyek dan media interaktif berbasis komputer. Media internet termasuk salah satu media audio visual karena media internet guru dapat memadukan beragam materi pembelajaran dan bahkan dapat membuat media audio visual yang bersifat interaktif sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sejalan dengan perkembangan internet telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti e-commerce, e-banking, e-learning adalah wujud penerapan teknologi informasi dibidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-learning merupakan usaha untuk membuat transformasi proses belajar mengajar disekolah dalam membentuk digital yang dijembantani internet. Menurut Siahaan (2009) ada 3 bentuk sistem pembelajaran melalui internet yang dijadikan dasar pengembanggan sistem pembelajaran dengan mendayagunakan internet yaitu (1) suplemen (tambahan). Internet dapat digunakan sebagai suplemen pembelajaran, artinya bahwa internet dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar. Peserta didik mempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Sekalipun sifatnya opsional peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan wawasan.
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 Dalam hal ini para guru tentunya senantiasa mendorong atau menganjurkan peserta didiknya untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang disediakan, komplemen (pelengkap) Internet sebagai komplemen dapat dipergunakan apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Materi ini diprogramkan untuk menjadi pengayaan (reinforcement) yang bersifat remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan dalam situasi pembelajaran konvensional,dan substitusi (pengganti). Internet dapat digunakan sebagai subtitusi bahan belajar apabila sumber belajar yang lain tidak dapat diperoleh, maka internet dapat digunakan sebagai sumber belajar utama pengganti. Penggunaan internet untuk pembelajaran, dimana seluruh bahan ajar diskusi, konsultasi penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Peserta didik dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi bisa dilakukan setiap saat. Jadi bentuk pembelajaran tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi, dan ujian sepenuhnya dilakukan melalui fasilitas internet seperti e-mail, chat room, bulletin board, dan online conference. Sejalan dengan perkembangan internet telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti e-commerce, e- banking, e-learning adalah wujud penerapan teknologi informasi dibidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.e-learning merupakan usaha untuk membuat transformasi proses belajar mengajar disekolah dalam membentuk digital yang dijembantani internet. Berdasarkan pengertianpengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran dengan
tujuan agar terjadi perubahan tingkah laku berbagai aspek yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor melalui suatu penilaian dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar yang dicapai siswa ini tidak hanya dipengaruhi oleh guru. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya, nilai itu diperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir. Kemudian dari tes itulah guru menentukan prestasi belajar siswanya. Berdasarkan pengertianpengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran dengan tujuan agar terjadi perubahan tingkah laku berbagai aspek yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor melalui suatu penilaian dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar yang dicapai siswa ini tidak hanya dipengaruhi oleh guru. Tolak ukur keberhasilan siswa biasanya berupa nilai yang diperolehnya, nilai itu diperoleh setelah siswa melakukan proses belajar dalam jangka waktu tertentu dan selanjutnya mengikuti tes akhir. Kemudian dari tes itulah guru menentukan prestasi belajar siswanya. Menurut Sukardi (2010:75) bahwa “hasil belajar aspek kognitif adalah:“merupakan proses pengetahuan yang lebih banyak didasarkan perkembangannya dari persepsi, intropeksi, atau memori siswa”. Tujuan ranah atau aspek kognitif dibedakan menjadi 6 tingkatan, yaitu; pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Penelitian ini bertujuan untuk (1) bagimana hasil belajar etika profesi sebelum penggunaan internet.(2) bagaimana hasil belajar etika profesi sesudah penggunaan internet. (3) apakah ada perbedaan hasil belajar etika profesi sebelum dan sesudah penerapan media internet.
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 METODE Penelitian ini tergolong penelitian pra-eksperimen dengan menggunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Menurut Sugiyono (2012), design ini menggunakan pretest sebelum diberi perlakuan, sehingga dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Rancangan penelitian ini terdiri dari satu kelas yang mana diberikan test sebelum dan sesudah perlakuan. Adapun proses penelitiannya diawali pemberian pretest, dilanjutkan dengan perlakuan yang berupa proses pembelajaran dengan menggunakan media internet. Setelah proses pembelajaran berakhir dilakukan dengan pemberian posttest. Media internet sebagai pendukung pembelajaran dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memanfaatkan jasa teknologi elektronik, di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru, dapat berkomunkasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang bersifat protokoler. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal peserta didik diperhatikan kemajuannya serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah belama-lama di depan layar komputernya, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Hasil Belajar Mata Pelajaran etika profesi. Hasil belajar mata pelajaran etika profesi adalah kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditentukan dan dapat diukur melalui kompetensi dasar, yang selanjutnya dijabarkan menjadi kompetensi inti. Kesemuanya itu dapat diukur secara langsung dengan tes hasil belajar dalam bentuk essay pada domain kognitif. Jawaban siswa diberi skor yang menunjukkan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Skor hasil belajar tersebut adalah berupa skala interval. Penelitian
ini dilandasi oleh suatu kerangka berfikir yaitu tentang keterkaitan antara penerapan media internet sebagai pendukung pembelajaran terhadap hasil belajar siswa. Media internet merupakan sebuah sarana yang tersedia untuk semua kalangan yang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan penggunanya, baik dalam bidang positif maupun negatif. Tetapi dalam penelitian ini akandilihat dari segi positifnya, dimana internet ini bisa bermanfaat bagi siswa atau pelajar untuk mencari bahan pelajarannya. Dengan menggunakan media internet sebagai pendukung pembelajaran dapat mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Selain itu siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah,biografi, rekaman, laporan dan data statistik Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan untuk variabel hasil belajar berupa tes essay pada mata pelajaran etika profesi (baik sebelum dan sesudah menggunakan media internet sebagai pendukung pembelajaran). Menurut Purwanto (2011:35), mengatakan bahwa tes essay adalah pertanyaan yang menuntut peserta didik untuk menjawab dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, memberikan alasan sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunkan kata-kata dan bahasa sendiri. Tes essay digunakan untuk mengatasi kelemahan daya ukur soal objektif yang terbatas pada hasil belajar rendah.Skor yang didapat dari hasil pengukuran merupakan kemampuan yang dicapai siswa dari hasil belajar mata pelajaran etika profesi. instrumen yang validdanreliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2012). Uji validitas tes adalah suatu instrumen
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012). Suatu alat evaluasi valid jika alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Untuk menganalisis data, ada dua tahapan yang harus dilalui yaitu: menghitung rata-rata hasil belajar, dan Paired sample T-test. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penelliti di kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Singaraja., Sebelum penerapan media internet dilakukan pre-test, dan data yang berhasil dihimpun adalah hasil belajar siswa kelas X akuntansi c di SMK Negeri 1 Singaraja pada pelajaran etika profesi. Nilai hasil belajar etika profesi tersebut dapat sidajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Rincian Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Etika Profesi SebelumPenerapan Media Internet (Pretest) N0. Nilai Kriteria Penilaian Jumlah Siswa 1. 80-100 Sangat Baik 3 2. 70-79 Baik 7 3. 60-69 Cukup 17 4. 45-59 Kurang 11 5. <44 Sangat Kurang Total 38
Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui bahwa terdapat 3 orang siswa yang termasuk kategori sangat baik, kategori baik 7 orang, kategori cukup 17 orang, kategori kurang 11 orang dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat kurang. Jadi rata-rata hasil belajar siswa sebelum penerapan media internet yang diperoleh dari pre-test sebesar 64,157. Dengan pendukung media internet siswa diharapkan lebih mampu dengan cepat memahami materi-materi yang disampaikan guru dan tentunya sekolah harus mendukung penuh penambahan media internet ini karena tujuannya
sangat ingin membantu siswa dan guru untuk lebih cepat dan mudah memahami dan menguasai materi yang sudah ada. Disamping itu media internet bukan hanya menguntungkan bagi siswa saja, tapi bagi guru dan pihak sekolah bisa mengetahui informasi apa saja lebih cepat dan akurat yang akan selalu diperlukan bagi setiap unsur yang ada di sekolah tersebut. Sesudah proses pembelajaran, selanjutnya dilakukan postest dan data yang berhasil dihimpun adalah hasil belajar siswa kelas X akuntansi c pada mata pelajaran etika profesi. Nilai hasil belajar etika profesi tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.Rincian Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Etika Profesi Sesudah Penerapan Media Internet (Post-test) No. Nilai Kriteria Penilaian Jumlah Siswa 1. 80-100 Sangat Baik 18 2. 70-79 Baik 11 3. 60-69 Cukup 8 4. 45-49 Kurang 1 5. <44 Sangat Kurang 0
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa nilai tes hasil belajar Etika Profesi sesudah penerapan media internet (posttest) berada dalam kategori sangat baik 18 orang kategori baik 11 orang, kategori cukup
8 orang kategori kurang 1 orang dan kategori sangat kurang tidak ada. Jadi rata-rata hasil belajar siswa sebelum penerapan media internet diperoleh dari posttest sebesar 75,842.
Tabel .3 Hasil Paired Samples Statistics Pre-test dengan Post-test
Pair 1
Mean Pretest 64.1579 Posttest 75.8421
N 38 38
Std. Deviation 8.87306 9.81319
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat rata-rata (mean) hasil sebelum (pre-test) diterapkannya media internet sebesar 64.157 dengan standard deviasi 8.873 dan sesudah (post-test) sesudah penerapan internet dengan rata-rata (mean) sebesar 75.842 dengan standard deviasi 9.813. berdasarkan tabel 4.3 mean sebelum (pre-test) dengan sesudah (pro-test) treatment adalah berbeda, dengan kata lain hasil mean kelas X Akuntansi C mengalami peningkatan.
Std. Error Mean 1.43940 1.59191
Berdasarkan Hasil SPSS pada tabel 4 diperoleh hasil korelasi dua variable yang menghasilkan nilai korelasi 0.695 dengan nilai probabilitas (sig) 0.000. Hal ini menyatakan bahwa korelasi antara sebelum dengan sesudah penerapan media internet berhubungan karena nilai probabilitas < dari 0.05. pada tabel 5 akan dijelaskan hasil uji beda paired sample t-test atau uji beda.
Tabel 4. Hasil Uji Paired Sample T- Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
pretest – posttes t
-1.16842E1
Std. Std. Error Deviation Mean 7.35253
Diketahui t hitung output adalah -9,796, sedangkan t tabel sebesar 2,032, tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan adalah n-1 atau 38-1=37, uji dilakukan dua sisi karena akan diketahui apakah ratarata sebelum (pre-test) dengan sesudah (post-test) penerapan media internet sama atau tidak. Perlunya dua sisi dapat diketahui dari output SPSS yang menyatakan 2 tailed. Dari t tabel di dapat angka 2.032. Berdasarkan data, menunjukkan bahwa signifikansi 0,000 dengan nilai t hitung -0,9.796
1.19274
Lower 14.10093
Upper
T
-9.26749 -9.796
Df 37
Sig. (2tailed) .000
oleh karena p < 0,05, maka hasil belajar siswa sebelum(pre-test) dengan sesudah (postest) penerapan media internet adalah berbeda. Dari hasil SPSS diatas terlihat bahwa t hitung adalah -9.796 dengan nilai probabilitas 0,000. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Hal tersebut dapat berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi C pada mata pelajaran etika profesi di SMK Negeri 1 Singaraja sebelum (pre-test) dengan sesudah (post-test) penerapan media internet. Dalam output juga sudah disertakan
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 perbedaan mean sebesar -1,168 yaitu selisih hasil belajar siswa sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) penerapan media internet. Berdasarkan tabel 4 dapat sama-sama diketahui bahwa t hitung output adalah -9,796, sedangkan t tabel sebesar 2,032, tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan adalah n-1 atau 38-1=37, uji dilakukan dua sisi karena akan diketahui apakah rata-rata sebelum (pre-test) dengan sesudah (post-test) penerapan media internet sama atau tidak. Perlunya dua sisi dapat diketahui dari output SPSS yang menyatakan 2 tailed. Dari t tabel di dapat angka 2.032. Berdasarkan data tersebut, dapat menunjukkan bahwa signifikansi 0,000 dengan nilai t hitung -0,9.796 oleh karena p < 0,05, maka hasil belajar pada mata pelajaran etika profesi di siswa kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Singaraja sebelum (pre-test) dengan sesudah (post-test) penerapan media internet adalah berbeda. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Mengingat bahwa hasil penelitian sesudah penerapan media internet memiliki keunggulan komparatif rangka mencapai tujuan pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum, maka terhadap sebelum penerapan media internet dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran etika profesi, maka para guru pengampu mata pelajaran etika profesi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) disarankan agar menggunakan media internet sebagai sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajarnya. Sebelum diterapkannya penerapan edia internet dalam pembelajaran Etika Profesi pada kelas X Akuntansi C hasil belajar siswa sangat rendah hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa (pre-test) sebesar 64,157. Setelah diterapkannya penerapan media internet dalam pembelajaran Etika Profesi pada kelas X Akuntansi C hasil belajar siswa meninggkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata (post-test) sebesar
75,842 Pada penerapan media internet dalam pembelajaran etika profesi pada kelas X Akuntansi C SMK Negeri 1 Singaraja, hasil belajar siswa Dari hasil SPSS diatas terlihat bahwa t hitung adalah -9.796 dengan nilai probabilitas 0,000. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak. Hal tersebut dapat berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa kelas X Akuntansi C pada mata pelajaran etika profesi di SMK Negeri 1 Singaraja sebelum (pre-test) dengan sesudah (post-test) penerapan media internet. Dalam output juga sudah disertakan perbedaan mean sebesar 1,168 yaitu selisih hasil belajar siswa sebelum (pre-test) dan sesudah (posttest) penerapan media internet. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum maka diajukan saran sebagai berikut. Bagi guru media internet dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam pembelajaran etika profesi dan bagi peneliti lain dalam mnerapkan penelitian dengan menggunakan jenis penelitian pra-eksperimen one group pretest-posttest design agar menggunakan RPP dan soal evaluasi yang berbeda antara sebelum tindakan dan sesudah tindakan untuk mendapatkan hasil yang akurat. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2003 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Dimiyati dan Mujiono. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Dirjen Dikti P2LPTK. Hamalik, Oemar. 2003. Media Pendidikan Bandung: PT Cipta Adnya Bakti.
e-journal Jurusan Pendidikan Ekonomi Vol: 10 No: 2 Tahun: 2017 Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Siahaan, S. (2003). “E-Learning (Pembelajaran Elektronik) sebagai Salah Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 9 (042) Mei 2003: 303-321. Rusman. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Berbasis Computer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad Ke 21. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Rosdakarya. Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan: prinsip dan operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara Supriyadi, D. 2002. Internet Masuk Sekolah: Pembelajaran Guru Dan Mahasiswa Dalam Era Sekolah Berbasis E-Learning Makalah disajikan dalam seminar “Implementasi Elearning untuk Sekolah Menengah.” Diselenggarakan oleh Telkom Learning /Sinapsis Indonesia, oktober 2002. Bandung: Makalah PT.Telkom. Sugiyono, 2012. Metode Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung Alfabeta.