PENGARUH MOTIVASI PERAWAT TERHADAP TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PASCA BEDAH DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Oleh
DECY ERNI NASUTION 067012035/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
1
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
PENGARUH MOTIVASI PERAWAT TERHADAP TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PASCA BEDAH DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
DECY ERNI NASUTION 067012035/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
2
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi
: PENGARUH MOTIVASI PERAWAT TERHADAP TINDAKAN PERAWAT PADA PASIEN PASCA BEDAH DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2008 : Decy Erni Nasution : 067012035 : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. dr. Aman Nasution, MPH) Ketua
(dr. Ria Masniari Lubis, MSi) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)
Tanggal Lulus : 29 Oktober 2008
i
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Telah diuji Pada Tanggal : 29 Oktober 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
:
Prof. dr. Aman Nasution, MPH
Anggota
:
1. dr. Ria Masniari Lubis, MSi 2. Prof. Dr. Ida Yustina, MSi 3. Drs. Tukiman, MKM
ii
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
PERNYATAAN PENGARUH MOTIVASI PERAWAT TERHADAP TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PASCA BEDAH DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI KOTA MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2008
(Decy Erni Nasution)
iii
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRAK Fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah untuk mencegah infeksi. Data indikator mutu pelayanan di RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2006 terdapat infeksi 32,16%, terdiri dari infeksi karena penggunaan jarum infus 10%, akibat transfusi darah 10,16% dan angka infeksi luka operasi 12%. Dalam pelaksanaan tindakan perawatan tidak hanya peralatan dan prosedur yang perlu diperhatikan, tetapi juga tindakan yang dilakukan oleh perawat. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi (prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, dan gaji) terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Penelitian dilakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan, pada bulan April 2008. Metode penelitian explanatory research. Populasi seluruh perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan yaitu ruang V, VII, VIII, IX gedung lama dan ruang V lantai 5 gedung baru sebanyak 66 orang dan seluruhnya dijadikan sampel. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dan uji regresi logistik Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji chi-square yang berhubungan dengan tindakan perawat adalah tanggung jawab, pengembangan, dan kondisi kerja. Variabel yang tidak berpengaruh adalah prestasi, status, dan gaji. Dari hasil uji regresi logistik hanya tanggung jawab yang berpengaruh terhadap tindakan perawatan pasien pasca bedah sebesar 81,8%. Diharapkan pada pimpinan rumah sakit agar membuat Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang jelas dan Pengawasan Melekat (Waskat), serta melatih perawat dalam pencegahan infeksi pada luka operasi untuk mencegah timbulnya komplikasi.. Kata Kunci : Motivasi, perawat, tindakan perawat pada pasien pasca bedah.
1 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2
ABSTRACT
The main focus of handling infection problem in health service is to prevent the incident of infection. The data of the service quality indicator at dr.Pirngadi General Hospital Medan in 2006 shows that 32.16% of the problems were related to infection caused by the use of syringe when infusing the patient (10%), blood transfusion (10.16% and the surgical wound (12%). During the treatment, equipment and procedure and the action taken by nurses need to be paid attention. This explanatory study is intended to analyze the influence of motivation (achievement, responsibility, development/progress, work condition, status and salary) on the treatment given to the post-surgery patients. This study was conducted in the in-patient wards of dr.Pirngadi General Hospital Medan in April 2008. The population for this study is the 66 nurses serving in the in-patient wards V, VIII, VIII and IX in the old building and in the in-patient ward V on the 5th floor of the new building. All of the 66 nurses were selected to be the samples for this study. The data obtained were analyzed through Chi-square and logistic regression tests. The result of Chi-square test shows that the variables which have an influence on the nurses’ action are responsibility, development/progress, and work condition, while the variables of achievement, status and salary do not have any influence on the nurses’ action. The result of logistic regression test shows that only the variable of responsibility that has influence on the treatment given to the post-surgery patients (81.8%). It is recommended that the management of dr. Pirngadi General Hospital Medan make a clear Job Description to improve controlling, and train the nurses to avoid infection on surgical injury that complication will not occur. Keywords : Motivation, Nurse, Nurse’s Action, Post-Surgery Patient.
2 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan KaruniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008.” Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini banyak kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan pembahasannya juga menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terlaksana tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada: Prof. dr. Aman Nasution, MPH, selaku ketua Komisi Pembimbing dan dr.Ria Masniari Lubis, MSi, selaku Pembimbing Kedua, yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk sepenuhnya, sehingga sampai selesainya penulisan tesis ini, kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan yang memberikan izin penulisan tesis ini. 2. Dr. Drs. Surya Utama, MS, Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. 3. Prof. Dr. Ida Yustina, M.Si, Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan sekaligus sebagai Penguji tesis. 4. Seluruh Tim Pembanding yang bersedia menguji guna penyempurnaan tesis ini.
3 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4
5. Dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA, Direktur Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan beserta jajarannya yang telah memberikan izin penelitian. 6. Dra. Hj. Marlina Rusdi Nasution, AMF, Ketua Yayasan RSU dr.Rusdi dan Direktur RSU dr. Rusdi drg. Herman Sadeck, MSc yang telah memberi izin pada penelitian untuk melakukan uji kuesioner. 7. Hj. Lisa Yulina, AMG, SPd, dan Adi Kustiono, AKp, selaku Ketua Yayasan Pendidikan RSU dr. Rusdi yang telah memberi izin kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan. 8. Seluruh staf pengajar Program Studi AKK SPs USU, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan. 9. Buat Ayahanda H. Abdul Rahman Nasution, Ibunda Hj. Ratna Dewi Lubis dan Adinda H. Chairul Hadi Nasution, dan Kakanda Ismadianto, S.Sos, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih tidak terhingga karena berkat do’a dan restu mereka, penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. 10. Seluruh teman-teman satu angkatan terutama Marni, Suwarni, Cut Ruhana, Zainuddin, dan Amiruddin yang telah menyumbangkan masukan dan saran serta kritikan untuk kesempurnaan tesis ini. Akhirnya semua ini kita serahkan kepada Allah SWT, mohon keampunanNya. Semoga apa yang telah kita perbuat selama ini mendapat ridhaNya. Amin Ya Robbal Alamin.
Medan,
Oktober 2008 Penulis
4 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
5
RIWAYAT HIDUP
Nama
:
DECY ERNI NASUTION
Tempat/Tgl. Lahir
:
Medan, 14 Desember 1980
Agama
:
Islam
Status
:
Belum Menikah
Jumlah keluarga
:
3 orang.
Alamat
:
Jl. Karya Gang Ampera No. 3 Medan
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tahun 1987-1993
:
SD Perguruan Nasional Khalsa
2. Tahun 1993-1996
:
SMP Negeri 6 Medan
3. Tahun 1996-1999
:
SMU Dharmawangsa Medan
4. Tahun 1999-2002
:
Akper Dr. Rusdi Medan
5. Tahun 2003-2004
:
Program D-IV Perawat Pendidik
6. Tahun 2006-2008
:
Pascasarjana USU Medan
RIWAYAT PEKERJAAN 1. Tahun 2002 – 2003
:
2. Tahun 2003 – Sekarang :
Perawat Rumah Sakit Umum Dr. Rusdi Medan Staf Pengajar Akper / Akbid Dr. Rusdi Medan
5 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
6
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi BAB 1
PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1.2. Permasalahan ........................................................................ 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 1.4. Hipotesa Penelitian ............................................................... 1.5. Manfaat Penelitian ................................................................
1 1 5 5 5 5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 2.1. Motivasi ............................................................................... 2.2. Perawat ................................................................................. 2.3. Landasan Teori ..................................................................... 2.4. Kerangka Konsep .................................................................
7 7 20 38 40
BAB 3
METODE PENELITIAN .......................................................... 3.1. Jenis Penelitian...................................................................... 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .............................. 3.3. Populasi dan Sampel ............................................................ 3.4. Metode Pengumpulan Data .................................................. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional ....................................... 3.6. Metode Pengukuran ............................................................. 3.7. Metode Analisa Data ............................................................
41 41 41 42 42 45 46 48
BAB 4
HASIL PENELITIAN .............................................................. 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 4.2. Analisa Univariat ................................................................. 4.3. Analisa Bivariat .................................................................... 4.4. Analisis Multivariat...............................................................
49 49 53 74 77
6 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
7
BAB 5
PEMBAHASAN ......................................................................... 5.1. Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 .............................................................. 5.2. Tindakan Perawat Pada Pasien Pasca Bedah .......................
80
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. Kesimpulan ................................................................................................ Saran ................................................................................................... 93
93 93
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
95
80 90
7 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
8
DAFTAR TABEL Nomor
Judul
Halaman
3.1.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Independen dan Dependen ....................................................................................
44
3.2.
Pengukuran Variabel Bebas (Independen)..................................
47
3.3.
Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) .................................
48
4.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pangkat/Golongan, Masa Kerja, dan Status Pekerjaan) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 .............................................
54
Distribusi Pendapat Responden Tentang Prestasi Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008............
56
Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 ...................
57
Distribusi Pendapat Responden Tentang Tanggung Jawab Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 .................................................................................
58
Distribusi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008.......
59
Distribusi Pendapat Responden Tentang Pengembangan Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 .................................................................................
61
Distribusi Responden Berdasarkan Pengembangan Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008................
62
Distribusi Pendapat Responden Tentang Kondisi Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008............
63
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008................
64
4.2. 4.3. 4.4.
4.5. 4.6.
4.7. 4.8. 4.9.
8 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
9
4.10 4.11 4.12 4.13 4.14
4.15.
4.16.
4.17.
4.18.
4.19.
4.20. 4.21.
Distribusi Pendapat Responden Tentang Status Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008................
65
Distribusi Responden Berdasarkan Status Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ............................
66
Distribusi Pendapat Responden Tentang Gaji Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008................
67
Distribusi Tindakan Perawat Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008................
71
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Perawat Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2008.............................................................................................
74
Distribusi Prestasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 .................................................................................
74
Distribusi Tanggungjawab Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.......................................................
75
Distribusi Pengembangan Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.......................................................
75
Distribusi Kondisi Kerja Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008.......................................................
76
Distribusi Status Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 .................................................................................
77
Hasil Uji Regresi Logistik Ganda untuk Identifikasi variabel yang Akan Masuk Dalam Model ................................................
78
Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Ganda Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pasca Bedah di RSU dr. Pirngadi Medan Tahun 2008..................................................
79
9 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
10
DAFTAR BAGAN
Nomor
Judul
Halaman
2.1.
Skema Motivasi menurut Herzberg ............................................
39
2.2.
Kerangka Konsep ........................................................................
40
10 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
11
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1
Formulir Kuesioner .....................................................................
98
2
Hasil Ujicoba Kuesioner .............................................................
103
3.
Tabel Master Data Penelitian .....................................................
104
4.
Output SPSS................................................................................
107
5.
Surat Keterangan Izin Survei Pendahuluan dari Pascasarjana USU.............................................................................................
128
6.
Surat Izin Uji Kuesioner dari Pascasarjana USU........................
129
7.
Surat Balasan Uji Kuesioner dari Rumah Sakit Umum dr. Rusdi Medan ............................................................................
130
8.
Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana USU ..............................
131
9.
Surat Izin Penelitian Komite Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kesehatan Badan Pelayanan Kesehatan RSU dr. Pirngadi Kota Medan. .................................
132
Surat Izin Penelitian dari Kepala Bidang Keperawatan Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan ................
133
10.
11 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
12
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Infeksi merupakan salah satu permasalahan besar dan membutuhkan biaya pada proses penyembuhan. Infeksi sering terjadi pada ruang rawat intensif rumah sakit yang sering terjadi pada kasus pasca bedah dan kasus dengan pemakaian alatalat dan prosedur perawatan yang harus menggunakan pemakaian prinsip steril pada prosedur tindakan pelaksanaan (Zulkarnain, 1998). Infeksi yang terjadi di rumah sakit dapat terjadi akibat proses penyebaran penyakit dari sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung maupun sumber lain. Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsung yang dapat menularkan kuman pada pasien. Kontak langsung dapat terjadi melalui alat yang digunakan oleh perawat maupun dokter (Musrifatul, 2006). Fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah untuk mencegah infeksi. Infeksi masih merupakan masalah di beberapa negara. Saat ini perhatian utama ditujukan untuk mengurangi risiko perpindahan penyakit tidak hanya terhadap pasien, tetapi kepada petugas yang menangani langsung pada pasien (Hidayat, 2004).
12 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
13
Masyarakat yang menerima pelayanan medis dari perawat maupun dokter yang dilaksanakan di rumah sakit atau klinik, akan terkena infeksi jika tidak dilakukan pencegahan oleh perawat dan dokter yang menangani pasien langsung. Selain perawat dan dokter yang melayani pasien dan staf pegawai yang bertugas selain perawat (pembuangan sampah, staf rumah tangga dan staf laboratorium) semua dihadapkan pada risiko terkena infeksi. Infeksi rumah sakit (nosokomial) dan infeksi yang ditularkan dari pekerja merupakan masalah yang penting seluruh dunia, terus meningkat seperti yang dikatakan Alvarado tahun 2000 dan Lynch, dkk tahun 1997 yang mengumpamakan tingkat infeksi nasokomial serendah-rendahnya 1% dan di beberapa negara di Eropa, Amerika, Asia, Amerika Latin, Afrika dan Sub Sahara terdapat infeksi sebesar sampai lebih dari 40% (Tietjen, 2004). Dalam “The Journalist Of Infections Control Nursing”, sebagaimana yang ditulis oleh Nancy Roper (1996) mengadakan survey prevalensi pada 43 rumah sakit di Inggris yang menunjukkan bahwa kira-kira 20% pasien rumah sakit terkena infeksi dan dari jumlah tersebut adalah kurang lebih 10% adalah infeksi dari komunitas, yang sudah ada pada saat pasien masuk rumah sakit serta 1% lagi infeksi nosokomial. Lokasi dan persentase infeksi yaitu : (1) Saluran kemih (30%); (2) Luka operasi (20%); (3) Saluran pernafasan (20%); (4) Luka lain (30%) (Zulkarnain, 1998). Tenaga kesehatan ditempatkan sebagai penyebab yang paling utama untuk terjadinya infeksi nosokomial. Penularan dapat terjadi akibat pemakaian alat melalui tangan perawat dan dokter secara langsung. Penularan dapat terjadi akibat tidak dilakukan tehnik steril. Alat yang telah siap dipakai jika telah terkontaminasi dengan 13 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
14
lingkungan dan digunakan oleh perawat serta dokter mengakibatkan terjadinya infeksi pada prosedur tindakan perawatan pasien. Seorang perawat dalam melakukan perawatan harus dimulai dengan memperhatikan tehnik steril baik pada penggunaan alat maupun dengan tehnik tindakan yang digunakan. Cuci tangan akan mengurangi 50% dari infeksi dan peralatan yang kurang steril akibat dari air yang digunakan untuk mencuci alat telah terkontaminasi kuman akan mengakibatkan timbulnya infeksi pada pasien (Zulkarnain, 1998). Layanan keperawatan terutama tentang sikap dan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien / keluarga. Pada penelitian tentang mutu asuhan keperawatan yang dinilai berdasarkan tingkat kepuasan klien / keluarga terhadap keperawatan serta kepatuhan perawat terhadap standar penerapan proses keperawatan pada 14 ruang medikal bedah di rumah sakit pemerintah dengan jumlah responden sebanyak 572 orang dihasilkan tingkat kepuasan klien / keluarga dengan kategori baik (16,9%), kategori sedang (81,5%), dan kategori kurang (1,55%) (Sitorus, 2006). Dalam pelaksanaan tindakan perawatan tidak hanya penggunaan alat yang steril prosedur tetapi dari tindakan yang dilakukan oleh perawat harus diperhatikan. Menurut Kusumobroto, yang dikutip dari penelitian pada tahun 2001 mengatakan bahwa telah ditemukan infeksi nosokomial di Indonesia sebesar 60% (Tietjen, 2004).
14 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
15
Berdasarkan data indikator mutu pelayanan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Pirngadi Kota Medan tahun 2006 terdapat infeksi sebesar 32,16% yang terdiri dari infeksi disebabkan oleh penggunaan jarum infus sebesar 10%, akibat transfusi darah sebesar 10,16% dan angka infeksi luka operasi sebesar 12% (Berdasarkan WHO-Depkes Indikator Standar Rawat Inap tergolong dengan kejadian infeksi tinggi sebab indikator kejadian infeksi pasca operasi dan kejadian infeksi nosokomial memiliki standar maksimal 1,5%) (Kuntjoro, 2007). Dari hasil penelitian di Rumah Sakit Haji Medan yang dilakukan Zuidah tahun 2006 mengatakan terdapat 70% sikap perawat tergolong dengan kategori sedang dan 30% sikap baik terhadap kejadian infeksi nosokomial. Tidak terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat terhadap tindakan pemasangan kateter dalam pencegahan nosokomial. Berdasarkan beberapa pendapat ahli (Claude S. George) yang dikutip dari penelitian Zuidah tahun 2006 mengatakan bahwa motivasi seseorang berkaitan dengan kebutuhan meliputi tempat dan suasana lingkungan kerja sehingga perawat yang bekerja mengalami penurunan motivasi yang mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan dan mengakibatkan hasil tindakan perawat menurun. Penurunan ini akan berpengaruh pada lingkungan pekerjaan yang akan berdampak pada motivasi kerja perawat di rumah sakit. Motivasi perawat akan berbeda antara satu perawat dengan perawat yang lainnya. Motivasi kerja merupakan suatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Berdasarkan defenisi motivasi tersebut, motivasi merupakan faktor utama perawat dalam melakukan segala pekerjaan baik yang meliputi tindakan pada pasien maupun tugas perawat pada asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal (Monika dan Eliana, 1998).
15 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
16
Peningkatan motivasi personal di rumah sakit harus dilakukan untuk menjaga semangat kerja
sehingga tidak terjadi penurunan akibat dari kegiatan rutin.
Pengamatan pada motivasi personal harus dilakukan terus menerus, dan merupakan tanggung jawab atasan. Hal ini digunakan untuk mengidentifikasi pribadi yang memiliki potensi dan motivasi tinggi (Djojodibroto, 1997).
1.2. Permasalahan Permasalahan angka infeksi pada luka operasi di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan tergolong tinggi. Hal ini dapat terjadi akibat tindakan perawatan pada pasien pasca bedah yang dipengaruhi oleh motivasi perawat terhadap tindakan yang dilakukannya di ruang rawat inap RSU dr.Pirngadi Kota Medan.
1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh motivasi perawat meliputi prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, dan gaji terhadap tindakan perawatan pasien pasca bedah di ruang rawat inap RSU dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2008.
1.4. Hipotesa Penelitian Ada pengaruh motivasi perawat yang meliputi prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, dan gaji terhadap tindakan keperawatan pada pasien pasca bedah di ruang rawat inap RSU dr.Pirngadi Kota Medan tahun 2008.
16 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
17
1.5. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan untuk pimpinan RSU dr.Pirngadi Kota Medan dalam menyusun satu kebijakan yang terkait motivasi kerja karyawan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu, serta melengkapi rumah sakit dengan fasilitas pencegahan infeksi. 2. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesadaran perawat dalam menjaga tindakan perawatan pada pasien, penggunaan alat yang digunakan untuk tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di ruangan rawat inap. 3. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pengembangan ilmu manajemen tentang motivasi kerja dalam tindakan perawatan pasien khususnya pada pasien pasca bedah.
17 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Motivasi 2.1.1. Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti “to move” atau menggerakkan. Kata dasar motivasi adalah “motive” yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu. Nawawi (1998) mendefenisikan motivasi sebagai suatu kondisi yang mendorong atau menjadikan seseorang mengerjakan pekerjaan secara sadar. Chung dan Meggison (dalam Gomes, 1999) menjelaskan motivasi adalah prilaku yang ditujukan pada sasaran. Motivasi berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan seseorang untuk mengerjakan satu tujuan. Sementara itu Robbin (dalam Muchlas, 1998) mendefenisikan motivasi adalah sebagai kemampuan berjuang ke tingkat yang lebih tinggi menuju terjadinya tujuan organisasi, dengan syarat tidak mengabaikan kemampuannya untuk memperoleh kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan (Miftah, 2003). Dari defenisi motivasi yang disampaikan para ahli di atas ada 3 faktor pokok yaitu : motivasi menjadi kekuatan pendorong bagi seseorang untuk prilaku tertentu, adanya orientasi tertentu untuk tujuan tertentu dan adanya kebutuhan pribadi. Jadi motivasi merupakan dorongan bagi seseorang berprilaku tertentu untuk mencapai keinginannya sehingga tercapai kesesuaian antara kebutuhan pribadi dengan tujuan organisasi. Kesesuaian akan dapat menimbulkan sinergi dalam mencapai kinerja organisasi (Miftah, 2003).
7 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
8
Defenisi motivasi yang lain adalah suatu proses psikologi. Namun demikian bukan berarti bahwa motivasi adalah satu-satunya unsur yang bisa menjelaskan adanya prilaku seseorang. Banyak unsur-unsur lain yang dapat menerangkan terjadinya prilaku, dimana persepsi, kepribadian dan lingkungan adalah unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi terjadinya prilaku tersebut (Miftah, 2003). Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerja untuk mencapai kinerja maksimal (Mangkunegara, 2005).
2.1.2. Perkembangan Studi Motivasi Prilaku manusia hakekatnya adalah berorientasi pada tujuan dengan kata lain bahwa prilaku seseorang pada umumnya dirangsang oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan. Satuan dasar dari setiap prilaku adalah keinginan. Sehingga dengan demikian semua prilaku adalah serangkaian kegiatan-kegiatan. Sebagai manusia, kita ini selalu mengerjakan sesuatu (Miftah, 2003). Sejarah pengembangan studi tentang motivasi dapat ditelusuri jauh lewat dengan tulisan para filosof Yunani kuno. Lebih dari dua puluh tiga abad yang lalu, mereka menyumbangkan suatu pemikiran hedonism satu usaha untuk menjelaskan motivasi. Konsep hedonisme ini menyatakan bahwa seseorang memiliki kecenderungan mencari keenakan dan kesenangan dan menghindari ketidakenakan dan kesusahan.
8 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
9
Beberapa abad kemudian, hedonisme masih merupakan asumsi dasar untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan ekonomi. Filosof-filososf yang terkenal dalam hal ini adalah Adam Smith, Jeremy B., dan John Stuart Mill, menjelaskan bahwa motivasi dalam hubungannya dengan usaha-usaha orang untuk memaksimalkan kesenangan dan menekan kesusahan. William James, seorang psikolog Amerika, salah seorang yang menyatakan dugaan-dugaan tersebut, dalam tulisan klasiknya Principles of Psychology. Dalam hal ini dikatakan bahwa ada dua hal yang penting dalam konsep study tentang motivasi ini. Dua tambahan ini adalah insting dan motivasi atau yang dikenal sebagai konsep motivasi di bawah standar. Pada tahun 1920-an pandangan insting terhadap motivasi manusia mendapat serangan yang hebat. Para psikologi modern mengenal motivasi manusia, mereka juga menginginkan untuk menerima pandangan-pandangan insting, terutama pada ide mengenai prilaku yang mudah dikenal seperti yang dikemukakan oleh James dan McDougall. Konsep motivasi di bawah standar sebenarnya berasal dari pendapat Sigmund Freund. Menurut Freud bahwa manusia tidaklah meyakini kesadarannya atas semua keinginan-keinginannya. Hadirnya ketidaksadaran ini dapat dijelaskan lewat keterangan-keterangan mengapa seseorang tidak bisa menyatakan motivasi-motivasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Freud juga menggambarkan bahwa manusia itu seperti gunung es yang mencair, hanya sebagian saja yang dapat dilihat dari permukaan ini digunakan sebagai penjelasan dari motivasi di bawah sadar. 9 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
10
Walaupun insting dan di bawah sadar itu merupakan unsure-unsur yang penting dalam menganalisa motivasi, namun sekarang dalam analisa-analisa motivasi yang mutakhir nampaknya tidak lagi memiliki rangsangan yang besar untuk dibicarakan. Namun tidak menutup kemungkinan
dan tidak menutup kenyataan
bahwa masih ada juga yang sedikit banyak menyinggung dalam beberapa diskusi ilmiah, sebagai suatu ungkapan untuk menelusuri sejarah perkembangan motivasi (Miftah, 2003).
2.1.3. Tujuan Motivasi Menurut David McClelland, tujuan motivasi antara lain sebagai berikut: 1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan 3. Mempertahankan kestabilan karyawan 4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan 5. Mengefektifkan pengadaan karyawan 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan 8. Meningkatkan kesejahteraan karyawan 9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku (Hasibuan, 2005).
10 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
11
2.1.4. Model Motivasi Model motivasi berkembang dari teori klasik (tradisional) menjadi teori modern, sesuai dengan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan. Model-model motivasi ada 3 (tiga): 2.1.4.1.
Model tradisional Mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan agar bergairah kerjanya meningkat, perlu diterapkan system insentif semakin besar produksi semakin banyak insentif yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi
2.1.4.2.
Model hubungan manusia. Mengemukakan bahwa memotivasi bawahan agar bergairah dalam pekerjaannya dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting
2.1.4.3.
Model sumber daya manusia Mengemukakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor, hanya uang/barang atau keinginan terhadap pencapaian kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti. Menurut model ini, karyawan cenderung memperoleh kepuasan dari prestasi yang baik (Hasibuan, 2005).
2.1.5. Alat-alat Motivasi Menurut Hasibuan (2005), alat-alat motivasi terdiri dari : 2.1.5.1.
Materiil insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa uang dan atau barang yang mempunyai nilai pasar; jadi memberikan kebutuhan ekonomis. Misalnya kendaraan, rumah, dan lain-lainnya.
11 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
12
2.1.5.2. Nonmateriil insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa barang / benda yang tidak ternilai; jadi hanya memberikan kepuasan / kebanggaan rohani saja. Misalnya medali, piagam, bintang jasa dan lain-lainnya. 2.1.5.3. Kombinasi materiil dan non materiil insentif Alat motivasi yang diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan nonmaterial (medali dan piagam); jadi memenuhi kebutuhan ekonomis dan kepuasan / kebanggaan rohani).
2.1.6. Jenis-jenis Motivasi Hasibuan (2005) membagi motivasi terdiri dari 2 jenis yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. 2.1.6.1. Motivasi positif (insentif positif) Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja. 2.1.6.2. Motivasi negatif (insentif negatif) Manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan memotivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek
12 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
13
akan meningkat, karena mereka takut dihukum; tetapi untuk jangka waktu panjang dapat berakibat kurang baik. Dalam prakteknya kedua jenis motivasi di atas sering digunakan oleh para pimpinan. Penggunaannya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja bawahan. Motivasi positif efektif untuk jangka panjang, sedang motivasi negatif efektif untuk jangka pendek saja.
2.1.7. Proses Motivasi 2.1.7.1. Tujuan Dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian para bawahan dimotivasi ke arah tujuan tersebut. 2.1.7.2. Mengetahui kepentingan Dalam proses motivasi penting mengetahui kebutuhan / keinginan karyawan dan tidak hanya melihatnya dari sudut pandang kepentingan pimpinan saja. 2.1.7.3. Komunikasi efektif Dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan. Bawahan harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhinya supaya insentif itu diperolehnya.
13 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
14
2.1.7.4. Integrasi tujuan Dalam proses motivasi perlu untuk menyatakan tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan karyawan. Tujuan perusahaan yaitu untuk memperoleh laba, perluasan perusahaan, sedangkan tujuan individu karyawan adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan. 2.1.7.5. Fasilitas Pimpinan dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. 2.1.7.6. Team work Pimpinan harus menciptakan team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan organisasi. Team work (kerjasama) ini penting karena dalam suatu organisasi biasanya terdapat banyak bagian-.
2.1.8. Teori Motivasi Teori-teori motivasi diklasifikasikan / dikelompokkan atas: 1. Teori kepuasan (content theory) yang memusatkan pada apa yang dimotivasi / diberi motivasi. 2. Teori Motivasi Proses (Process Theory) yang memusatkan bagaimananya motivasi. 3. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) yang menitikberatkan pada cara dimana prilaku dipelajari (Hasibuan, 2005)
14 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
15
Berbeda dengan Handoko, pengelompokan teori motivasi menurut Nawawi (1998) dibagi menjadi 2, yaitu teori isi yang berfokus pada “apa” yang mendorong manusia melakukan kegiatan tertentu, dan teori proses yang berfokus pada “bagaimana” mendorong manusia agar berbuat sesuatu termasuk dalam bekerja di sebuah organisasi. Teori isi terdiri dari teori kebutuhan dari Abraham Maslow, teori prestasi dari David McClelland. Teori proses motivasi terdiri dari teori penguatan, teori harapan dan teori tujuan sebagai motivasi. Kedua pendekatan di atas nama pentingnya bagi organisasi untuk menimbulkan perasaan senang dan puas dalam melakukan pekerjaan agar memberikan kontribusi terbaik dalam mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2005). 2.1.8.1. Teori kebutuhan dari Abraham Maslow Model
Maslow ini sering disebut dengan model hierarki kebutuhan karena
menyangkut kebutuhan manusia, maka teori ini digunakan untuk menunjukkan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi agar termotivasi bekerja (Arep, 2004). Maslow menyatakan bahwa, jika semua kebutuhan seseorang tidak terpuaskan pada suatu waktu tertentu, pemuasan kebutuhan yang lebih dominan akan lebih mendesak daripada yang lain. Kebutuhan yang timbul lebih dulu harus dipuaskan sebelum tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul (Tunggal, 2002). Teori motivasi ini dikenal sebagai “Abraham Maslow hierarchy of needs” dengan 5 tingkatan kebutuhan, yaitu : 1. Kebutuhan fisiologi Menurut Maslow, kebutuhan fisik merupakan kebutuhan terendah yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Kebutuhan itu adalah kebutuhan makan, perumahan dan seks.
15 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
16
2. Kebutuhan keamanan Kebutuhan akan keamanan jiwa yang sewaktu bekerja dan aman akan harta yang ditinggalkan sewaktu bekerja 3. Kebutuhan sosial Kebutuhan sosial diwujudkan dalam prilaku keterlibatan emosional, rasa memiliki dan dimiliki, penerimaan dan persahabatan. 4. Kebutuhan penghargaan Termasuk faktor-faktor yang penghargaan internal seperti harga diri, otonomi dan keberhasilan, dan faktor penghargaan eksternal seperti status, kekuasaan, pengakuan dan perhatian. 5. Aktualisasi diri Dorongan untuk menjadi seseorang yang berarti dan mampu berbuat sesuatu seperti pertumbuhan professional, pencapaian potensi tertentu dan pencapaian kepuasan diri (Hasibuan, 2005).
2.1.8.2. Teori dua faktor (teori motivasi Higiene) dari Frederick Herzberg Kebutuhan oleh Hezberg disebut dengan istilah Two-Factor View. Menurutnya, kepuasan manusia terdiri atas dua hal yaitu puas dan tidak puas. Selanjutnya Pittsburgh melakukan studi yang melahirkan teori Two Factor yaitu motivator. Di sini ada kepuasan
kerja atau perasaan positif. Hygiene. Di sini ada perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja. Menurut teori ini kita harus menciptakan dan meningkatkan faktor motivator dan mengurangi faktor hygiene. Dalam teori ini terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yaitu :
16 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
17
a. Kebijakan dan administrasi perusahaan b. Pengawasan c. Hubungan dengan pengawas d. Kondisi kerja e. Gaji f. Hubungan dengan rekan kerja g. Kehidupan pribadi h. Hubungan dengan bawahan i. Status dan keamanan Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada karyawan yaitu : 1. Tercapainya tujuan 2. Pengakuan 3. Pekerjaan itu sendiri 4. Pertanggungjawaban 5. Peningkatan 6. Pengembangan Oleh karena itu, untuk meningkatkan motivasi maka pimpinan harus menghilangkan rasa ketidakpuasan. Pimpinan harus proaktif berusaha menghilangkan ketidakpuasan, atau paling tidak mengurangi ketidakpuasan itu sendiri. Maka perlu memberikan peluang untuk pencapaian prestasi, peningkatan prestasi dan tanggung jawab (Arep, 2004).
17 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
18
2.1.8.3. Teori prestasi dari McClelland McClelland
(dalam
Handoko,
1995)
menemukan
bahwa
kebutuhan
berprestasi dapat dikembangkan pada orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan yaitu: 1. Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagai fungsi keterampilan, menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab bagi hasil yang dicapai. 2. Menyukai kecenderungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang telah diperhitungkan. 3. Memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan. 4. Mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki kemampuan organisasi. Teori McClelland ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan seseorang untuk belajar agar menguasai keterampilan yang memungkinkan seseorang mencapai prestasi (Hasibuan, 2005). 2.1.8.4. Teori penguatan Teori penguatan ini didasarkan oleh 2 prinsip yaitu : prinsip hokum ganjaran dan prinsip respon dan rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan mengalami penguatan tingkah laku bila mendapat ganjaran positif/menyenangkan.
18 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
19
Seseorang yang merasa berhasil menunaikan pekerjaannya/kewajibannya dengan sangat memuaskan, memperoleh dorongan positif untuk bekerja keras lagi di masa yang akan datang sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karir. Dalam hal ini terlihat motivasi bersifat positif. Sebaliknya jika seseorang kurang berhasil melakukan kewajibannya / tugasnya maka mendapat teguran dari atasannya, teguran merupakan faktor yang negatif oleh yang bersangkutan yang dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atau kesalahan sehingga di masa depan situasi kekurangberhasilan tidak terulang kembali (Sondang, 2004). 2.1.8.5. Teori pengharapan Teori pengharapan ini dikenal dengan Vector Vroom dikatakan bahwa kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu tergantung pengharapan, bahwa tindakan ini segera diikuti oleh sebuah hasil dan tergantung pada daya tarik hasil tersebut kepada individu itu sendiri. (Hasibuan, 2005).
2.2. Perawat Perawat adalah orang yang memberikan paling banyak tindakan. Jika pasien memerlukan terapi intravena, biasanya perawat memasang jalur intravena dan memberikan pasien cairan dan obat yang ditentukan. Jika pasien memerlukan injeksi maka perawat yang memberikannya. Perawat mengganti balutan pasien dan memantau penyembuhan lukanya. Perawat memberikan medikasi untuk nyeri. Perawat memantau kemajuan pasien untuk pemulihan tanpa komplikasi, karena 19 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
20
perawat yang lebih sering kontak dengan pasien daripada staf lain, mereka sering menemukan masalah sebelum orang lain menemukannya (Monica, 1998). Seorang perawat yaitu seorang yang berperan dalam perawatan atau memelihara membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injuri dan proses pemenuhan dan perawatan professional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya (Dep.Kes RI, 2002). Perawat merawat pasien secara kontinu, 24 jam sehari, membantu pasien melakukan apa yang akan mereka lakukan untuk diri mereka sendiri jika mereka mampu. Perawat memperhatikan pasien, menjamin mereka bernafas dengan baik, mendapat cairan dan cakupan nutrisi, membantu istirahat dan tidur, meyakinkan bahwa mereka nyaman dan dukungan pada pasien dan keluarganya (Monica, 1998). 2.2.1. Peran Perawat Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti (Hidayat, 2004).
20 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
21
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks (Hidayat, 2004). Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian (Hidayat, 2004).
2.2.2. Fungsi Perawat Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit dimana segala aktivitas yang dilaksanakan berguna untuk pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, aktifitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk melakukan kemandirian pasien secara mungkin dalam bentuk proses
21 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
22
keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, identifikasi masalah, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen (Hidayat, 2004).
2.2.3. Tugas Perawat 2.2.3.1. Tugas perawat di rumah sakit Seorang perawat mempunyai tugas dan bertanggungjawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. 2.2.3.2. Tugas perawat di ruangan Pelaksana perawatan di ruangan adalah tenaga perawat profesional yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan di ruangan dengan persyaratan berijazah pendidikan formal keperawatan, semua jenjang yang disahkan oleh pemerintah atau yang berwenang (Dep.Kes RI, 1994) Pelaksana perawatan bertanggungjawab secara administrasi fungsional kepada kepala ruangan, sedangkan secara teknis medis operasional bertanggungjawab kepada dokter ruang rawat / dokter penanggung jawab ruangan (Dep.Kes RI, 1994)
22 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
23
Tugas pokoknya adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien di ruangan, dengan uraian tugas sebagai berikut : 1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya. 2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. 3. Memelihara peralatan perawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap pakai. 4. Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang ruangan dan lingkungan, peraturan / tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya, serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan. 5. Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarganya. 6. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien, sesuai batas kemampuannya. 7. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya. 8. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya. 9. Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien agar dapat segera mandiri. 10. Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat secara tepat dan benar sesuai kebutuhan. 11. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya. 12. Memantau dan menilai kondisi pasien. 13. Menciptakan dan memelihara suasana yang baik antara pasien dan keluarganya, sehingga tercipta ketenangan.
23 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
24
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan, antara lain, melalui pertemuan ilmiah dan penataran. 15. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang tepat dan benar, sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang dapat dipercaya (akurat) (Dep.Kes RI, 1994)
2.2.4. Keperawatan Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Nursalam, 2002). Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat, profesi yang berorientasi pada pelayanan, yang memiliki empat tingkatan klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan (Hidayat, 2004). Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya, selain itu sebagai satu profesi keperawatan otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam tindakan serta adanya kode etik dalam bekerjanya kemudian juga berorientasi pada pelayanan dengan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok atau masyarakat (Hidayat, 2004).
24 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
25
Tindakan keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, yang dilandasi pada kode etik. Keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Praktek keperawatan juga merupakan tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya (Arwani, 2006). Pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996. Dikatakan bahwa keperawatan sebagai profesi. Dalam peraturan ini disebabkan bahwa salah satu tenaga kesehatan adalah tenaga keperawatan, yang terdiri dari perawat dan bidan. Peraturan ini juga mengatur penempatan tenaga (keperawatan dan bidan) dan teknik pembinaan (Arwani, 2006). Pelayanan keperawatan profesional yaitu praktek keperawatan yang dilakukan oleh perawat didasarkan atas profesi keperawatan. Ciri dari praktek keperawatan profesional secara umum adalah memiliki otonomi, bertanggungjawab dan bertanggung gugat (accountability) menggunakan metode ilmiah berdasarkan standar praktek dan kode etik profesi dan memiliki aspek legal (Arwani, 2006).
2.2.5. Tindakan Keperawatan Tindakan keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan atau sesuai dengan lingkungan wewenang dan tanggung jawabnya. Tindakan keperawatan profesional menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar (biologi, fisika, biomedik, perilaku, dan sosial) dan ilmu
25 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
26
keperawatan dasar, klinik dan komunitas sebagai landasan untuk melakukan asuhan keperawatan (Nursalam, 2002).
2.2.6. Pasca Bedah Pasca bedah atau pemulihan adalah periode kontiniu sampai pasien pulih dari dampak anastesi yang mengganggu (Nightingale, 2003). Periode masa pasca bedah adalah dimulai pada saat perawat melakukan tindakan perawatan pada pasien setelah pasien berada pada ruangan perawatan pasien (Athree,dkk, 2004). Hal yang dikaji setelah tindakan pembedahan (pasca bedah) diantaranya adalah status kesadaran, kualitas jalan nafas sirkulasi, perubahan tanda vital, keseimbangan elektrolit, si pembedahan dan sekitarnya, serta alat yang digunakan baik digunakan dalam pembedahan ataupun dalam tindakan perawatan pasien (Hidayat, 2006). 2.2.6.1. Tujuan perawatan pasca bedah 1) Untuk mencegah dan mendeteksi komplikasi yang terjadi setelah pembedahan 2) Memperbaiki kesehatan maksimum dan kemandirian pasien sesegera mungkin setelah pembedahan
26 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
27
2.2.6.2. Perawatan pasien pasca bedah 1) Beritahu pada pasien tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan 2) Pasien ditempatkan pada ruangan yang telah ditentukan 3) Periksa tanda vital pasien selama perawatan 4) Periksa luka dan tempat pembedahan untuk melihat adanya komplikasi pada daerah luka operasi 5) Atur dan monitor tanda pada luka operasi agar tidak terjadi infeksi dan tanda peradangan pada luka . 6) Atur posisi pasien senyaman mungkin 2.2.6.3. Perawatan lanjutan pasien pasca bedah 1) Tetap memberitahukan pada pasien tindakan yang akan dilakukan dan prosedur tindakan yang akan dilaksanakan 2) Terus monitor tanda-tanda vital pasien terutama pada luka operasi 3) Beri catatan terhadap pemasukan cairan dan pengeluaran cairan pasien sampai tingkat normal 4) Pada saat lambung kembali normal lakukan pemberian makan secara bertahap sampai lambung benar-benar normal untuk melakukan pencernaan. 5) Perawatan kulit dan mulut pasien tetap dijaga kebersihannya 6) Meningkatkan mobilisasi bertahap sesuai dengan indikator. Sediakan waktu untuk pasien agar beristirahat.
27 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
28
7) Pantau balutan luka-luka balutan tampak basah maka segera ganti agar tidak terjadi infeksi pada daerah luka 8) Pembersihan luka menggunakan teknik steril agar mencegah terjadinya infeksi pada luka operasi 2.2.6.4. Rencana tindakan pada pasien pasca bedah Menurut Hidayat (2006), rencana tindakan keperawatan pembedahan (pasca bedah) adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi nyeri yang dapat dilakukan dengan cara merawat luka menggunakan teknik pencegahan infeksi dan memperbaiki asuhan makanan yang tinggi protein dan vitamin C. Protein dan vitamin C dapat membantu pembentukan
kolagen, dan mempertahankan
integritas dinding kapiler. 2. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan cara latihan nafas, yakni nafas dalam dengan mulut terbuka, tahan selama 3 detik, kemudian dihembuskan. 3. Mempertahankan sirkulasi, dengan cara menggunakan stocking pada pasien yang beresiko tromboplebitis atau pasien dilatih agar duduk terlalu lama dan harus meninggikan kaki pada tempat duduk guna kelancaran vena. 4. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan memberikan cairan sesuai dengan kebutuhan pasien. 5. Mempertahankan diminasi dengan asuhan dan autup. 6. Mengurangi kecemasan (Hidayat, 2006).
28 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
29
2.2.6.5. Tindakan perawat pada pasien pasca bedah Menurut Ester (2005), tindakan perawat pada pasien pasca bedah adalah sebagai berikut : 1. Mengontrol nyeri pasca operasi. Periksa tingkat dan lokasi pasien. Beri pasien pereda nyeri yang diprogramkan dokter. 2. Pastikan asupan cairan cukup. Periksa adanya tanda dehidrasi atau kelebihan beban cairan. Tanda dehidrasi seperti kulit kering, elastis kulit lambat, haus dan jumlah urine sedikit dan pekat. 3. Memeriksa haluaran urine. Bila menggunakan kateter selama pembedahan maka tinjau atau lihat jumlah cairan dan kondisi kateter agar tidak menimbulkan infeksi urinarius. 4. Miringkan dan latih pasien. Pasien dimiringkan dari satu sisi ke sisi lain minimal dua jam sekali, atau harus bangun dan berjalan sesegera mungkin setelah pembedahan. Yakinkan pasien nyaman dan nyeri terkontrol. 5. Mendorong batuk dan nafas dalam. Melatih batuk dan nafas dalam setiap dua jam selama hari pertama atau setelah pembedahan. Dianjurkan sampai pasien berdiri dan berjalan dengan teratur. 6. Memberikan diet adekuat. Berikan asupan cairan yang baik untuk membantu mencegah infeksi saluran kemih, konstipasi atau distensi abdomen, dan gas yang tertinggal di usus. 7. Memeriksa fungsi usus. Membantu pasien untuk mengeluarkan produk sisa dari usus dan feses lunak.
29 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
30
2.2.6.6. Komplikasi pasca bedah Menurut Ester (2005), komplikasi pasca bedah yang dapat muncul pada pasien setelah menjalani pasca bedah adalah sebagai berikut : 1. Pneumonia dan kolaps kantong udara kecil (alveoli) dalam paru pasien akan mengalami : nyeri dada dan nafas pendek, warna kebiruan, gelisah dan tekanan darah rendah dan nadi sangat cepat. 2. Perdarahan Tanda kehilangan darah adalah peningkatan perdarahan yang meliputi tanda penurunan tekanan darah, kulit dingin, basah dan pucat. 3. Masalah urinarius Buang air kecil dengan jumlah sedikit. tanda infeksi saluran perkemihan meliputi rasa terluka waktu berkemih, nyeri perut. 4. Infeksi luka operasi Merawat luka operasi pada pasien adalah tanggung jawab utama perawat. Jika penyembuhan terlambat, luka akan terjadi infeksi. 5. Tanda infeksi pada luka operasi meliputi kemerahan, nyeri tekan, rabas terinfeksi, luka menimbulkan bau tidak enak dan demam. Pasien juga mengalami nadi cepat dan pernafasan cepat. 6. Untuk mencegah infeksi, selalu cuci tangan anda sebelum merawat luka pasien. Gunakan teknik steril dan balutan steril. Lakukan yang terbaik untuk mempertahankan area luka sebersih mungkin. Ganti balutan luka ketika basah ketika mengganti balutan, bersihkan luka dengan larutan steril. Perhatikan dengan cermat jahitan yang diangkat dengan instrumen steril untuk menyalinkan. Benang jahitan yang ditinggalkan dalam luka dapat menyebabkan infeksi (Ester, 2005).
30 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
31
2.2.7.
Ruang Rawat
2.2.7.1. Definisi Sentral kegiatan pokok dalam proses penyembuhan pasien, dan secara manajerial kepala ruang rawat / bangsal sangat menentukan keberhasilan dalam memberikan pelayanan keperawatan bagi pasien (Arwani, 2006). Ruang perawatan merupakan fasilitas integral dalam gedung di suatu rumah sakit tempat dilaksanakannya kegiatan, termasuk perawatan (Arwani, 2006). 2.2.7.2. Tujuan pasien ditempatkan di ruang rawat Tujuan pasien diletakkan dalam ruang rawat adalah sebagai berikut : (Arwani, 2006). 1. Memberikan perawatan pada pasien secara menyeluruh dengan cinta kasih dan penuh pengabdian. 2. Mendampingi pasien serta keluarganya dan bantuan rohani sesuai kebutuhan. 3. Menumbuhkan dan memupuk rasa percaya dan aman kepada pasien serta keluarganya dalam menghayati pengalaman sakit. 4. Memberikan pelayanan pada penderita dengan memperhatikan prinsip perawatan. 5. Membantu pasien/keluarga mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian. 6. Tersedianya sarana latihan untuk pengembangan para tenaga kesehatan.
2.2.8. Infeksi 2.2.8.1. Definisi infeksi Infeksi adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman (bakteri) ke dalam tubuh (Tietjen, 2004).
31 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
32
2.2.8.2. Tujuan pengendalian infeksi Suatu keharusan untuk melindungi pasien dari kejangkitan infeksi dalam bentuk upaya pencegahan, survelens dan pengobatan (Depkes RI, 1999). 2.2.8.3. Mencegah infeksi Cara paling mudah untuk mencegah penyebaran infeksi adalah membunuh mikroorganisme ketika mereka ada di tangan, alat dan perabot, seperti, tempat tidur pasien. Cara efektif untuk membunuh mikroorganisme meliputi : 1. Antisepsis, membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme. 2. Dekontaminasi, membuat objek lebih aman untuk dipegang sebelum pembersihan. 3. Pembersihan, menghilangkan kotoran dan mikroorganisme dari kulit dan objek, dengan menggunakan sabun dan air. 4. Desinfeksi kadar tinggi, membunuh kebanyakan mikroorganisme / kuman pada objek. 5. Sterilisasi, membunuh semua mikroorganisme pada objek, misalnya peralatan bedah.
Metode tambahan untuk mencegah infeksi meliputi pakaian pelindung, dan pembuatan yang aman limbah tubuh dan benda-benda terinfeksi misalnya balutan. Untuk mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit, perawat dan pemberi perawatan kesehatan yang lain mengikuti praktik medis dan asepsis bedah. Teknik bersih (asepsis medis) mengurangi jumlah mikroorganisme yang ada dan mencegahnya masuk ke tubuh pasien. Teknik pembedahan (asepsis bedah) mencakup mempertahankan objek dan area yang bebas mikroorganisme untuk meyakinkan bahwa prosedur pembedahan steril.
32 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
33
2.2.8.4. Pencegahan penyebaran infeksi Pencegahan penyebaran infeksi memerlukan penghilangan satu atau lebih keadaan yang memungkinkan penyebaran infeksi dari pejamu atau waduk ke pejamu rentan berikutnya dengan cara : 1. Menghambat atau membunuh agen (umpamanya memakai bahan antiseptik pada kulit sebelum pembedahan). 2. Menghambat berbagai cara agen untuk pindah dari orang yang terinfeksi kepada orang yang rentan (umpamanya cuci tangan atau menggunakan antiseptik gosok tangan
mengandung alkohol untuk melenyapkan bakteria atau virus yang
diperoleh sewaktu menyentuh pasien yang terinfeksi atau permukaan yang kotor. 3. Memastikan bahwa orang-orang, khususnya petugas pelayanan kesehatan, kebal dan telah divaksinasi. 4. Menyediakan alat pencegah yang tepat untuk mencegah kontak dengan agen infeksius (umpamanya sarung tangan yang kuat untuk staf rumah tangga dan buang sampah) bagi petugas kesehatan (Tietjen, 2004). 2.2.8.5. Kegiatan pencegahan infeksi Prinsip utama pencegahan infeksi pada pelayanan kesehatan adalah menjaga higiene individu, higiene ruangan dan sterilisasi instrumen. Kegiatan pencegahan infeksi yang dilakukan pada pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
33 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
34
1. Mencuci Tangan Cuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan atau pelindung lain untuk menghilangkan / mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan harus dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan dengan air yang mengalir dan sabun atau deterjen. Cuci tangan tidak dapat digantikan dengan memakai sarung tangan. Tiga cara cuci tangan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yaitu : 1. Cuci tangan hygienic atau rutin, mengurangi kotoran dan flora yang ada di tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen. 2. Cuci tangan aseptik, sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik. 3. Cuci tangan bedah (surgical hand scrub), sebelum melakukan tindakan bedah cara aseptik dengan antiseptik dan sikat steril. Cuci tangan harus dilakukan pada saat yang diperkirakan mungkin akan terjadi perpindahan kuman melalui tangan, yaitu sebelum melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan secara bersih dan setelah melakukan tindakan yang memungkinkan terjadi pencemaran, seperti : 1. Sebelum melakukan tindakan, misalnya memulai pekerjaan, saat akan memeriksa (kontak langsung dengan pasien), saat akan memakai sarung tangan steril atau sarung tangan yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk melakukan
34 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
35
suatu tindakan, saat akan memakai peralatan yang telah di DTT, saat akan melakukan injeksi, saat hendak pulang ke rumah. 2. Setelah melakukan tindakan yang memungkinkan terjadinya pencemaran, misalnya, setelah memeriksa pasien, setelah memegang alat-alat bekas pakai dan bahan-bahan lain yang beresiko terkontaminasi, setelah menyentuh selaput mukosa darah atau cairan tubuh lainnya, setelah membuka sarung tangan perlu dilakukan karena ada kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek (setelah dari toilet / kamar kecil, setelah bersin atau batuk).
2. Menggunakan Alat Pelindung Alat pelindung tubuh digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko pajanan urine dan semua jenis cairan tubuh, kulit yang luka dan mudah terpajang dan potensial terinfeksi. Jenis-jenis alat pelindung yaitu sarung tangan, pelindung wajah / masker / kacamata, penutup kepala, baju pelindung, dan sepatu pelindung. Tidak semua alat pelindung tubuh harus dipakai. Jenis pelindung tubuh yang dipakai tergantung pada jenis tindakan atau kegiatan yang akan dikerjakan. Sebagai contoh untuk tindakan pasang kateter cukup memakai sarung tangan steril atau DTT dan masker.
35 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
36
3. Pengelolaan Alat Kesehatan Kejadian infeksi yang sering di sarana kesehatan salah satu faktor resikonya adalah pengelolaan alat kesehatan atau cara dekontaminasi dan desinfeksi yang kurang tepat. Meskipun tidak semua alat kesehatan yang digunakan dalam pelayanan medis kepada pasien harus disterilkan dengan klorin 0,5%, tetapi pengelolaannya harus dengan cara yang benar dan tepat, dalam hal ini harus diidentifikasi apakah alat perlu dicuci saja atau didisinfeksi, atau perlu disterilkan. Penelitian tersebut ditentukan pada bagaimana alat tersebut digunakan dan juga ketersediaan sumber daya dan biaya. Pengelolaan alat kesehatan sesuai risiko infeksi dan jenis penggunaan alat dikategorikan menjadi tiga sesuai dengan resiko infeksinya yaitu tinggi, sedang dan rendah. (Johnson, 2002). Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) bisa dilakukan dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Untuk peralatan, perebusan seringkali merupakan metoda DTT yang paling sederhana dan efisien. Agar DTT ataupun sterilisasi menjadi efektif, lakukan terlebih dahulu proses dekontaminasi dan pencucian peralatan dengan sebaik-baiknya.. DTT dengan cara merebus dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat. 2. Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan. 3. Rendam peralatan sehingga semuanya terendam di dalam air 4. Mulai panaskan air 5. Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih 36 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
37
6. Jangan menambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai. a. Rebus selama 20 menit b. Catat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus. c. Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan (jika peralatan dalam keadaan lembab maka tingkat pencapaian disinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga). d. Setelah peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak dibuka (Tietjen, 2004).
4. Disinfeksi Lokasi Tindakan Disinfeksi adalah suatu proses untuk menghilangkan sebagian atau semua mikroorganisme dari alat kesehatan dan lokasi tindakan kecuali indesfora bakteri. Pada desinfeksi lokasi tindakan pasang kateter dilakukan pembersihan pada daerah genitalia dan uretra, dibersihkan dengan sabun dan air bersih kemudian dikeringkan dengan handuk dan kemudian lubang uretra diolesi dengan betadine (Johnson, 2002). 5. Pembuangan Sampah Sampah terdiri dari yang terkontaminasi dan tidak terkontaminasi. Sampah yang tidak terkontaminasi tidak mengandung risiko bagi petugas yang menanganinya. Sampah dari limbah ruang rawat inap pasien pasca bedah dapat menginfeksi siapa pun yang melakukan
37 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
38
kontak atau menangani sampah tersebut. Pembuatan sampah harus dengan hati-hati. Tempat sampah harus anti bocor, tertutup untuk menghindari penyebaran infeksi.
2.3. Landasan Teori Menurut Hezberg, keputusan manusia terdiri atas dua hal yaitu puas dan tidak puas. Two Factor yaitu motivator, yang menghasilkan kepuasan kerja atau perasaan positif. Hygiene. Di sini ada perasaan negatif atau ketidakpuasan kerja. Menurut teori ini kita harus menciptakan dan meningkatkan faktor motivator dan mengurangi faktor hygiene. Terdapat beberapa faktor yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan karyawan, yaitu : kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, hubungan dengan pengawas, kondisi kerja, gaji, hubungan dengan rekan kerja, kehidupan pribadi, hubungan dengan bawahan, status dan keamanan. Beberapa faktor yang sering memberikan kepuasan kepada karyawan yaitu tercapainya tujuan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, pertanggungjawaban, peningkatan, pengembangan (Winardi, 2007).
Faktor Motivator Ketidakpuasan
Kepuasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tidak menawarkan prestasi, rekognisi, pekerjaan yang menstimulasi, tanggung jawab serta kemajuan dalam karier.
Pekerjaan-pekerjaan yang memberikan prestasi, rekognisi, pekerjaan yang menstimulasi, tanggung jawab, dan kemajuan dalam karir.
Faktor-faktor Higiene Ketidakpuasan Tidak ada ketidakpuasan
38 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
39
Pekerjaan-pekerjaan dengan kebijakan-kebijakan dan administrasi perusahaan supervisi teknikal gaji, antar hubungan perorangan dengan para supervisor, dan kondisikondisi kerja buruk.
Pekerjaan-pekerjaan dengan kebijakan-kebijakan dan administrasi perusahaan supervisi teknikal gaji, antar hubungan perorangan dengan para supervisor, dan kondisikondisi kerja baik.
Bagan 2.1. Skema Motivasi Menurut Herzberg
Menurut Herzberg kepuasan kerja lebih sering dihubungkan dengan prestasi, rekognisi, karakteristik-karakteristik pekerjaan, tanggung jawab, dan kemajuan. Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan hasil yang berkaitan dengan isi tugas yang dilaksanakan. Herzberg menamakan faktor-faktor tersebut motivators, karena masing-masing faktor berhubungan dengan upaya kuat dan kinerja baik. Herzberg menemukan gejala bahwa ketidakpuasan dengan pekerjaan, terutama berhubungan dengan fasilitas dalam konteks kerja atau lingkungan. Khususnya kebijakan perusahaan dan administrasi, supervisi teknikal, gaji, hubungan antarperorangan dengan supervisor langsung, dan kondisi-kondisi kerja merupakan faktor-faktor yang paling sering diutarakan oleh para karyawan guna mengekspresi perasaan tidak puas mereka dengan pekerjaan. Menurut Herzberg, seorang individu tidak akan mengalami perasaan tidak puas dengan pekerjaannya apabila ia tidak memiliki keluhan-keluhan tentang faktor-faktor higiene tersebut (Winardi, 2007)
39 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
40
2.4. Kerangka Konsep Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarahkan alur penelitian ini digambarkan dalam rangka konsep seperti berikut. Variabel Independen
Variabel Dependen
1. Motivator • Pr a. Prestasi b. Tanggung jawab c. Pengembangan
Tindakan Perawatan Pasien Pasca Bedah
2. Higienis a. Kondisi kerja b. Status c. Gaji Bagan 2.2. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka konsep di atas dapat kita lihat bahwa faktor prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji akan berpengaruh terhadap motivasi perawat dalam melaksanakan tindakan perawatan pada pasien terutama pada pasien pasca bedah.
40 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah explanatory research. Penelitian explanatory (penjelasan) adalah satu penelitian untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel yang satu dengan variabel lainnya melalui pengujian hipotesa (Singarimbun, 1989). Penelitian ini menekankan pada variabel motivasi perawat meliputi: Prestasi, Tanggung jawab, Pengembangan, Kondisi kerja, Status, dan Gaji terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di
Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan.
Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah : (1) Pada tahun 2006 prevalensi infeksi pasca operasi tinggi. Berdasarkan indikator jenis pelayanan terdapat 12% infeksi akibat luka operasi (2) Belum pernah dilakukan penelitian tentang pengaruh motivasi perawat terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Pirngadi Kota Medan.
80 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
81
3.2.2 Waktu penelitian Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada April tahun 2008. 3.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan yaitu pada ruangan V, VII, VIII, IX gedung lama dan ruang V lantai 5 gedung baru sebanyak 66 orang dan seluruhnya dijadikan sampel (total sampling).
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer Data yang diambil dari wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada kuesioner yang telah dipersiapkan. 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data yang dicatat di Rumah Sakit Umum Pirngadi kota Medan yang relevan dengan tujuan penelitian. 3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Instrumen pengumpulan data yang digunakan penelitian adalah kuesioner yang dirancang sedemikian rupa agar relevan dengan tujuan penelitian.
81 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
82
3.4.3.1. Uji validitas Uji validitas instrumen dilakukan di Rumah Sakit Umum dr. Rusdi Medan dengan jumlah responden sebanyak 15 orang perawat.
Uji validitas dengan
menggunakan rumus Pearson Product Moment : (Hidayat, 2007). Rhitung =
{NΣX
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
− (ΣX )
2
}{NΣY
2
− (ΣY )
2
}
Keterangan : rhitung
= Koefisien korelasi
ΣXi
= Jumlah skor item
ΣYi
= Jumlah skor total (item)
n
= Jumlah responden
Selanjutnya menggunakan rumus uji t : thitung =
r
(n − 2 )
(1 − r ) 2
Keterangan : t
= nilai thitung
r
= Koefisien korelasi hasil rhitung
n
= Jumlah responden
Dari hasil ujicoba validitas kuesioner, seluruh kuesioner yang dibagikan dinyatakan valid yaitu thitung > ttabel (1,782). 3.4.3.2. Uji reliabilitas Setelah semua pertanyaan valid, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Pertanyaan dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas data dicari menggunakan rumus Spearman Brown, dengan rumus :
82 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
83
r11 =
2.rb 1 + rb
Keterangan : r11
= Koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb
= Korelasi product moment antarabelahan. Dari hasil ujicoba validitas kuesioner, seluruh kuesioner yang dibagikan
dinyatakan valid yaitu thitung > ttabel (0,576). Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Independen dan Dependen
No Pertanyaa n
Koefisie n Korelasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
0,883 0,634 0,760 0,670 0,730 0,733 0,702 0,760 0,471 0,694 0,592 0,572 0,612 0,706 0,567 0,741 0,848 0,592 0,713 0,674 0,927 0,615 0,821 0,665
VALIDITAS
RELIABILITAS
Harga t Hitung
Harga t Tabel
Keputusa n
Harga r Hitung
Harga r Tabel
Keputusa n
6,812 2,964 4,222 3,254 3,856 3,886 0,558 4,227 1,927 3,483 2,650 2,518 2,794 3,596 2,482 3,983 5,789 2,651 3,667 3,295 8,974 2,816 5,187 3,217
1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,938 0,774 0,863 0,802 0,844 0,846 0,825 0,864 0,640 0,819 0,743 0,728 0,759 0,827 0,723 0,851 0,918 0,744 0,832 0,805 0,962 0,762 0,901 0,799
0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
83 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
84
25 26 27 28 29 30
0,835 0,686 0,874 0,709 0,726 0,933
5,479 3,400 6,496 3,626 3,817 9,374
1,782 1,782 1,782 1,782 1,782 1,782
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,910 0,813 0,932 0,829 0,841 0,965
0,576 0,576 0,576 0,576 0,576 0,576
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Definisi Operasional 3.5.1.1. Variabel independen 1. Motivator adalah hal-hal pendorong yang bersifat intrinsik, yang bersumber dari dalam diri seseorang. 2. Prestasi adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. 3. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban untuk pelaksanaan tugas secara memuaskan. 4. Pengembangan adalah fungsi operasional kedua dari manajemen personalia yaitu merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, melalui pendidikan dan latihan. 5. Higiene adalah faktor yang bersifat ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang. 6. Kondisi kerja adalah keadaan di tempat kerja yang tidak terbatas pada kondisi pekerjaan masing-masing, seperti rasa nyaman tempat kerja, ventilasi yang cukup, penerangan lampu yang memadai dan sarana yang ada.
84 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
85
7. Status adalah jabatan perawat dalam pekerjaan berkaitan latar belakang pendidikan, dan sertifikasi. 8. Gaji adalah tarif yang diberikan untuk pembayaran jabatan pada pegawai. 3.5.1.2. Variabel dependen 1. Pelaksanaan tindakan adalah melaksanakan pelayanan keperawatan pada pasien sesuai dengan uraian tugas.
3.6. Metode Pengukuran 3.6.1. Pengukuran Variabel Bebas (Independen) Aspek pengukuran variabel bebas adalah motivator yang meliputi prestasi, tanggung jawab, pengembangan, dan higiene meliputi kondisi kerja, status, gaji. Motivator dan higiene menggunakan skala dengan kategori tiga tingkatan: 1. Kategori baik apabila prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji, sebagai faktor motivasi yang dapat terpenuhi dengan baik. Jika jumlah skor yang diperoleh 13-15. 2. Kategori cukup apabila prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji, sebagai faktor motivasi yang dapat sebagian terpenuhi. Jika jumlah skor yang diperoleh 9-12. 3. Kategori kurang apabila prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, gaji, sebagai faktor motivasi tidak terpenuhi. Jika jumlah skor yang diperoleh 5-8. Secara terperinci dapat dilihat dari tabel pengukuran variable bebas.
85 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
86
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan didirikan oleh Pemerintahan Kolonial Belanda dengan nama Gemente Zieken Huis. Peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Maria Constantia Macky pada tanggal 11 Agustus 1928 dan diresmikan pada tahun 1930. Sebagai pimpinan yang pertama adalah dr. W. Bays, pada tahun 1939 pimpinan Rumah Sakit ini diserahkan kepada dr. A.A. Messing. Setelah masuknya Jepang ke Indonesia pada tahun 1942, rumah sakit ini diambil alih oleh bangsa Jepang dan berganti nama menjadi Syuritsu Byusono Ince
dan
pimpinannya dipercayakan kepada seorang putera Indonesia yaitu dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro. Pada masa Negara Sumatera Timur pada tahun 1947, nama rumah sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Kota Medan dan pimpinannya dijabat oleh dr. Ahmad Sofyan. Semasa pimpinan beliau Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Umum Medan, yaitu pada tahun 1952. Pada tahun 1955 pimpinan Rumah Sakit Umum Medan diserahterimakan kepada dr. H.A. Darwis Dt. Batu Besar. Pada tahun 1958 nama Rumah Sakit ini diganti menjadi Rumah Sakit Pusat Besar pimpinannya dijabat oleh dr. Paruhum Daulay. Pada tahun 1969 Rumah Sakit Umum Medan
86 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
87
dipimpin oleh dr. Zainal Rasyid Siregar,SKM dan semasa kepemimpinan beliau nama Rumah Sakit Umum Pusat Medan berubah lagi menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Propinsi Medan (Provincial Top Referral Hospital). Untuk maksud tersebut maka pada tanggal 26 Januari 1972 Rumah Sakit Paru-paru yang dahulunya berdiri sendiri masuk menjadi bagian dari Rumah Sakit Umum Pusat Propinsi Medan, sesuai dengan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara No. 150 tahun 1979 tanggal 25 Juni 1979 RSUD Pusat Medan ditetapkan menjadi Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan, berasal dari nama seorang bangsa Indonesia pertama menjadi pimpinan Rumah Sakit ini. Pada tahun 1983 pimpinan Rumah Sakit ini diserahterimakan kepada dr. JE Sudibyo. Pada tahun 1986 pimpinan Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan dijabat oleh dr. Raharjo Slamet. Pada tahun 1990 sampai 26 Maret 1998 pimpinan Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh Prof. dr. Basjrah Lubis. Sejak 27 Maret 1998 RSUD dr. Pirngadi Medan dipimpin oleh dr. Alogo Siregar, Sp.A sampai 5 Maret 2002 dan sejak 5 Maret 2002 sampai sekarang dijabat oleh dr. H. Sjarial R Anas, MHA. Pemilik RSUD dr. Pirngadi Medan sejak 27 Desember 2001 adalah Pemerintah Kota Medan dengan kualifikasi kelas B pendidikan. Statusnya menjadi Rumah Sakit Swadana tanggal 11 Februari 1998 dan mendapat Akreditasi Dasar tanggal 14 April 2000 (Profil RSU dr. Pirngadi, 2007).
87 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
88
4.1.2. Prasarana Prasarana yang ada di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan adalah sebagai berikut : a. Bangunan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi terletak di atas tanah seluas ±73.123.90 m2. b. Ruang rawat yang ada dalam Rumah Sakit dr. Pirngadi berjumlah 29 ruangan. c. Klasifikasi Ruang terdiri dari VIP = 11 tempat tidur, kelas I plus = 40 tempat tidur, kelas I = 48 tempat tidur, kelas II = 121 tempat tidur, kelas III = 350 tempat tidur, Mata = 20 tempat tidur. d. Ruang khusus terdiri dari Hemodialisa = 11 tempat tidur, ICCU = 3 tempat tidur, ICU = 15 tempat tidur, kamar premature = 12 tempat tidur, unit stroke = 10 tempat tidur. e. Klinik rawat jalan terdiri dari 38 klinik. f. Kamar operasi terdiri dari efektif (terencana) = 7 unit, Emergensi = 2 unit, THT = 1 unit, bedah kulit = 1 unit, Mata = 1 unit, KB Kontrasepsi = 1 unit. g. Ruang perawatan pasien pasca bedah 5 ruangan yang terdiri dari ruang V, VII, VIII, IX gedung lama, dan ruang 5 lantai 5 gedung baru, tiap ruangan dipimpin seorang sarjana perawatan (S1) dan D-4 Kebidanan. Ruang V dipimpin oleh D-4 Kebidanan, ruangan ini terdiri dari 10 tempat tidur. Ruang VI, VIII dipimpin oleh Sarjana S-1 Keperawatan, ruang ini terdiri dari 15 tempat tidur. Ruang IX dipimpin oleh sarjana S-1 Keperawatan
yang
ruangnya terdiri dari 10 tempat tidur. 88 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
89
h. Jam kerja perawat di RSU Pirngadi Medan terdiri dari 3 shift jaga, yaitu pagi hari (07.30 – 02.30 Wib), sore hari (02.00-08.30 Wib) dan malam hari (08.0008.00 Wib) 4.1.3. Visi dan Misi RSU dr. Pirngadi Medan Visi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan adalah : 1. Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi MANTAP tahun 2010 (Mandiri, Tanggap dan Profesional). 2. Mandiri dalam pendanaan dan pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. 3. Tanggap terhadap tuntutan masyarakat, perubahan pola penyakit dan kemajuan IPTEK di bidang kesehatan. 4. Profesional dalam pelaksanaan sesuai standard dan etika. Adapun Misi Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan adalah : 1. Meningkatkan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat secara merata dan terjangkau sesuai dengan tugas pokok, fungsi serta peraturan yang berlaku. 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan sub spesialistik yang bermutu. 3. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan secara professional dan etis timbul kepercayaan dan harapan serta aman dan kenyamanan bagi penderita. 4. Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan.
89 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
90
4.2. Analisa Univariat 4.2.1. Karakteristik Responden Responden berdasarkan umur terbanyak pada umur <30 tahun sebanyak 30 orang (45,5%), sedang paling sedikit berumur 35-39 tahun sebanyak 7 tahun (10,6%). Responden dalam penelitian lebih banyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 62 orang (93,9%), dibandingkan jumlah laki-laki yaitu 4 orang (6,1%). Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah Diploma III sebanyak 56 orang (84,8%), sedangkan Sarjana dan SPK masing-masing sebanyak 5 orang (7,6%). Pangkat/golongan responden terbanyak adalah golongan 3 yaitu 39 orang (59,1%), dan yang paling sedikit honor yaitu 13 orang (19,7%).
Masa kerja responden
terbanyak adalah < 10 tahun yaitu sebanyak 38 orang (57,6%), sedangkan yang masa kerja sedikit adalah >21 tahun yaitu sebanyak 11 orang (16,7%). Status pekerjaan responden terbanyak adalah PNS yaitu sebanyak 51 orang (77,3%), sedangkan yang paling sedikit honor yaitu sebanyak 15 orang (22,7%).
90 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
91
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Pangkat/Golongan, Masa Kerja, dan Status Pekerjaan) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 No 1. 2. 3. 4. No 1. 2. No 1. 2. 3. No 1. 2. 3. No 1. 2. 3. No 1. 2.
Kelompok Umur 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun 40-44 tahun Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Pendidikan SPK Diploma III Sarjana Jumlah Pangkat/Golongan Golongan 2 Golongan 3 Honor Jumlah Masa Kerja < 10 tahun 11-20 tahun >21 tahun Jumlah Status Pekerjaan PNS Honor Jumlah
Jumlah 30 9 7 20 66 Jumlah 4 62 66 Jumlah 5 56 5 66 Jumlah 14 39 13 66 Jumlah 38 17 11 66 Jumlah 51 15 66
Persen (%) 45,5 13,6 10,6 30,3 100 Persen (%) 6,1 93,9 100 Persen (%) 7,6 84,8 7,6 100 Persen (%) 21,2 59,1 19,7 100 Persen (%) 57,6 25,8 16,7 100 Persen (%) 77,3 22,7 100
4.2.2. Faktor Motivator Motivator merupakan dorongan bagi seseorang berprilaku tertentu untuk mencapai keinginannya sehingga tercapai kesesuaian antara kebutuhan pribadi
91 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
92
dengan tujuan organisasi. Kesesuaian akan dapat menimbulkan sinergi dalam mencapai kinerja organisasi. Motivator dalam hal ini meliputi : prestasi, tanggung jawab, dan pengembangan. a. Prestasi Variabel prestasi perawat yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi kebutuhan kenaikan jabatan, pengaruh jabatan terhadap semangat kerja, dukungan untuk pencapaian prestasi, volume pekerjaan dan standar prestasi yang jelas. Dari hasil penelitian terhadap 66 perawat di ruang rawat inap Rumah sakit umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diperoleh bahwa lebih banyak responden yang menyatakan sangat setuju tentang kebutuhan kenaikan jabatan yaitu 56 orang (84,8%), dan yang sedikit menyatakan setuju yaitu 10 orang (15,2%). Responden terbanyak menyatakan sangat setuju kenaikan jabatan mempengaruhi semangat kerja perawat yaitu 57 orang (86,4%), dan paling sedikit menyatakan setuju yaitu 9 orang (13,6%). Responden terbanyak menyatakan sangat setuju dukungan teman sejawat dalam pencapaian prestasi yaitu 45 orang (68,2,%), dan menyatakan tidak setuju yaitu 1 orang (1,5%). Responden terbanyak menyatakan sangat setuju bahwa volume pekerjaan tinggi memacu prestasi untuk lebih maju yaitu 45 orang (68,2%), dan paling sedikit menyatakan tidak setuju 2 orang (3,0%). Responden lebih banyak menyatakan tidak setuju di rumah sakit dr. Pirngadi standar prestasi jelas yaitu 24 orang (36,4%), dan paling sedikit menyatakan setuju yaitu 19 orang (28,8%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut ini :
92 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
93
Tabel 4.2. Distribusi Pendapat Responden Tentang Prestasi Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 No 1
2
3
4
5
Pertanyaan / Jawaban Setiap perawat membutuhkan kenaikan jabatan berdasarkan prestasi yang dinilai dengan benar. - Setuju - Sangat setuju Jumlah Kenaikan jabatan mempengaruhi semangat kerja perawat. - Setuju - Sangat setuju Jumlah Dalam pencapaian prestasi, Anda didukung oleh teman sejawat. - Tidak setuju - Setuju - Sangat Setuju Jumlah Volume pekerjaan sangat tinggi, sehingga memacu prestasi untuk lebih maju. - Tidak setuju - Setuju - Sangat setuju Jumlah Di rumah sakit ini standar prestasi jelas. - Tidak setuju - Setuju - Sangat setuju Jumlah
Jumlah
Persentase
10 56 66
15,2 84,8 100
9 57 66
13,6 86,4 100
1 20 45 66
1,5 30,3 68,2 100
2 19 45 66
3,0 28,8 68,2 100
24 19 23 66
36,4 28,8 34,8 100
Berdasarkan perhitungan kategori prestasi perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diketahui bahwa pernyataan responden terbanyak dengan kategori berprestasi yaitu 53 orang (80,3%), dan paling sedikit dengan kategori kurang berprestasi yaitu 13 orang (19,7%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3. di bawah ini:
93 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
94
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Prestasi Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 No. 1. 2.
Prestasi Kurang Berprestasi Berprestasi Jumlah
Jumlah 13 53 66
Persentase 19,7 80,3 100
b. Tanggung Jawab Variabel tanggung jawab perawat yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi dalam melaksanakan tindakan perawat tepat waktu sesuai dengan standar perawatan kebutuhan dan batas kemampuan, pelayanan keperawatan langsung berdasarkan proses perawatan dengan penuh tanggung jawab, pelaksanaan tugas sesuai dengan jadwal tugas yang diberikan, menata dan persiapan alat-alat di ruangan menurut fungsi agar siap dipakai, serta tugas dan tanggung jawab diberi sesuai dengan pendidikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 66 perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diperoleh bahwa lebih banyak responden yang menyatakan setuju perawat dalam melaksanakan tindakan perawat tepat waktu sesuai dengan standar perawatan kebutuhan dan batas kemampuan yaitu 37 orang (56,1%), dan yang sedikit menyatakan sangat setuju 29 orang (43,9%). Responden terbanyak yang menyatakan setuju pelayanan keperawatan langsung berdasarkan proses perawatan dengan penuh tanggung jawab yaitu 34 orang (51,5%), dan yang sedikit menyatakan sangat setuju 32 orang (48,5%). Responden terbanyak menyatakan setuju bahwa menata dan persiapan alat-alat di ruangan menurut fungsi agar siap pakai yaitu 56 orang (84,8%), dan paling sedikit
94 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
95
menyatakan tidak setuju yaitu 2 orang (3,0%). Responden terbanyak menyatakan setuju pelaksanaan tugas sesuai dengan jadwal tugas yang diberikan yaitu 60 orang (90,9%), dan yang paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 6 orang (9,1%). Dan responden terbanyak menyatakan setuju tugas dan tanggung jawab diberi sesuai dengan pendidikan yaitu 42 orang (63,6%), dan paling sedikit menyatakan tidak setuju yaitu 6 orang (9,1%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut ini : Tabel 4.4. Distribusi Pendapat Responden Tentang Tanggung Jawab Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 No 1
2
3
4
5
Pertanyaan / Jawaban Perawat dalam melaksanakan tindakan perawat harus tepat waktu sesuai dengan standar perawatan kebutuhan dan batas kemampuan. - Setuju - Sangat setuju Jumlah Pelayanan keperawatan langsung berdasarkan proses perawatan harus dengan penuh tanggung jawab. - Setuju - Sangat setuju Jumlah Menata dan persiapan alat-alat di ruangan harus menurut fungsi agar siap dipakai. - Tidak Setuju - Setuju - Sangat setuju Jumlah Pelaksanaan tugas harus sesuai dengan jadwal tugas yang diberikan. - Setuju - Sangat Setuju Jumlah Tugas dan tanggung jawab harus diberikan sesuai dengan pendidikan. - Tidak Setuju - Setuju - Sangat setuju Jumlah
Jumlah
Persentase
37 29 66
56,1 43,9 100
34 32 66
51,5 48,5 100
2 56 8 66
3,0 84,8 12,1 100
60 6 66
90,9 9,1 100
6 42 18 66
9,1 63,6 27,3 100
95 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
96
Berdasarkan perhitungan kategori tanggung jawab perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diketahui bahwa pernyataan responden terbanyak dengan kategori kurang bertanggung jawab yaitu 30 orang (45,5%), dan paling sedikit dengan kategori bertanggung jawab yaitu 36 orang (54,5%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.5. di bawah ini:
Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tanggung Jawab Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 No. 1. 2.
Tanggung Jawab Kurang Bertanggung jawab Bertanggung jawab Jumlah
Jumlah 30 36 66
Persen 45,5 54,5 100
c. Pengembangan Variabel pengembangan yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi perawat selalu mendapatkan informasi secara merata untuk menambah keterampilan perawat, adanya pengawasan dalam tindakan perawatan, rumah sakit dalam pengembangan keterampilan perawat memberikan kesempatan untuk dipromosikan dalam kenaikan pangkat dan jabatan, kesempatan pelatihan diberikan secara bergantian dan pelatihan diberikan pada tiap perawat, dan diberi izin untuk mendapatkan pendidikan dalam peningkatan keterampilan perawatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 66 perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diperoleh bahwa responden terbanyak menyatakan setuju perawat selalu mendapatkan informasi secara merata
96 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
97
untuk menambah keterampilan perawat yaitu 35 orang (53,0%), dan paling sedikit menyatakan tidak setuju yaitu 1 orang (1,5%). Responden terbanyak menyatakan setuju adanya pengawasan dalam tindakan perawatan yaitu 41 orang (62,1%), dan yang sedikit menyatakan sangat setuju 25 orang (37,9%). Responden terbanyak menyatakan setuju rumah sakit dalam pengembangan keterampilan perawat memberikan kesempatan untuk dipromosikan dalam kenaikan pangkat dan jabatan yaitu 36 orang (54,5%), dan paling sedikit menyatakan tidak setuju yaitu 4 orang (6,1%). Responden terbanyak menyatakan sangat setuju kesempatan pelatihan diberi secara bergantian dan pelatihan diberikan pada setiap perawat yaitu
34 orang
(51,5%), dan paling sedikit menyatakan tidak setuju yaitu 4 orang (6,1%). Dan responden terbanyak menyatakan sangat setuju diberi izin untuk mendapatkan pendidikan dalam peningkatan keterampilan perawatan yaitu 35 orang (53,0%), dan paling sedikit menyatakan tidak setuju yaitu 1 orang (1,5%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut ini :
97 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
98
Tabel 4.6.
No 1
2
3
4
5
Distribusi Pendapat Responden Tentang Pengembangan Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008
Pertanyaan / Jawaban Perawat selalu mendapatkan informasi secara merata untuk menambah keterampilan perawat. - Tidak Setuju - Setuju - Sangat setuju Jumlah Adanya pengawasan dalam tindakan perawatan. - Setuju - Sangat setuju Jumlah Rumah sakit dalam pengembangan keterampilan perawat memberikan kesempatan untuk dipromosikan dalam kenaikan pankat dan jabatan. - Tidak Setuju - Setuju - Sangat setuju Jumlah Kesempatan pelatihan diberi secara bergantian dan Pelatihan diberikan pada tiap perawat - Tidak Setuju - Setuju - Sangat Setuju Jumlah Diberi izin untuk mendapatkan pendidikan dalam peningkatan keterampilan perawatan. - Tidak Setuju - Setuju - Sangat setuju Jumlah
Jumlah
Persentase
1 35 30 66
1,5 53,0 45,5 100
41 25 66
62,1 37,9 100
4 36 26 66
6,1 54,5 39,4 100
4 28 34 66
6,1 42,4 51,5 100
1 30 35 66
1,5 45,5 53,0 100
Berdasarkan perhitungan kategori pengembangan perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diketahui bahwa pernyataan responden terbanyak dengan kategori berkembang yaitu 42 orang (63,6%), dan paling sedikit dengan kategori kurang berkembang yaitu 24 orang (36,4%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini:
98 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
99
Tabel 4.7.
Distribusi Responden Berdasarkan Pengembangan Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
No.
Pengembangan
Jumlah
Persen
1. 2.
Kurang berkembang Berkembang
24 42
36,4 63,6
66
100
Jumlah
4.2.2. Faktor Higiene Faktor Higiene yaitu faktor dimana keputusan manusia terdiri atas dua hal yaitu puas dan tidak puas. Hal ini juga tercermin di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 oleh sebab itu faktor Higiene yang dinilai dalam penelitian ini adalah meliputi kondisi kerja, status dan gaji. a. Kondisi Kerja Variabel kondisi kerja yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi tersedia fasilitas dan perlengkapan yang mendukung untuk melayani pasien, keselamatan dan keamanan kerja terjamin, situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan, kemampuan bekerjasama antar sesame teman perawat, dan adanya perhatian rumah sakit pada perawat. Dari hasil penelitian terhadap 66 perawat di ruang rawat inap Rumah sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diperoleh responden terbanyak menyatakan setuju tersedia fasilitas dan perlengkapan yang mendukung untuk melayani pasien yaitu 55 orang (83,3%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 2 orang (3,0%). Responden terbanyak menyatakan setuju keselamatan dan keamanan kerja terjamin yaitu 40 orang (60,6%). Responden terbanyak menyatakan
99 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
100
setuju situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan yaitu 39 orang (59,1,%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 2 orang (3,0%). Responden terbanyak menyatakan setuju kemampuan bekerjasama antar sesama teman perawat yaitu 38 orang (57,6%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju 2 orang (3,0%). Dan responden terbanyak menyatakan setuju adanya perhatian rumah sakit pada perawat yaitu 36 orang (54,5%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 4 orang (6,1%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. berikut ini : Tabel 4.8. No 1
2
3
4
5
Distribusi Pendapat Responden Tentang Kondisi Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
Pertanyaan / Jawaban Tersedia fasilitas dan perlengkapan yang mendukung untuk melayani pasien - Sangat setuju - Setuju - Tidak Setuju Jumlah Keselamatan dan keamanan kerja terjamin. - Sangat setuju - Setuju - Tidak Setuju Jumlah Situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan - Sangat setuju - Setuju - Tidak Setuju Jumlah Kemampuan bekerjasama antar sesama teman perawat. - Sangat Setuju - Setuju - Tidak Setuju Jumlah Adanya perhatian rumah sakit pada perawat - Sangat setuju - Setuju - Tidak Setuju Jumlah
Jumlah
Persentase
2 55 9 66
3,0 83,3 13,6 100
1 40 25 66
1,5 60,6 37,9 100
2 39 25 66
3,0 59,1 37,9 100
2 38 26 66
3,0 57,6 39,4 100
4 36 26 66
6,1 54,5 39,4 100
100 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
101
Berdasarkan perhitungan kategori kondisi kerja perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2008 diketahui bahwa pernyataan responden terbanyak dengan kategori kurang kondusif yaitu 34 orang (51,5%), dan paling sedikit dengan kategori kondusif yaitu 32 orang (48,5%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.9. di bawah ini: Tabel 4.9.
No. 1. 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 Kondisi Kerja Kurang kondusif Kondusif Jumlah
Jumlah 34 32 66
Persen 51,5 48,5 100
b. Status Variabel status yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi perawat memiliki sertifikasi resmi, jabatan sesuai dengan jenjang pendidikan, peraturan kerja telah ditetapkan rumah sakit jelas, mendapat kesempatan untuk posisi yang lebih tinggi, dan kesempatan kenaikan jabatan disesuaikan dengan prestasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 66 perawat di ruang rawat inap Rumah sakit umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diperoleh responden terbanyak setuju perawat memiliki sertifikasi resmi yaitu 53 orang (80,3%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 1 orang (18,2%). Responden terbanyak menyatakan setuju jabatan sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu 59 orang (89,4%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 1 orang (1,5%). Responden terbanyak menyatakan setuju peraturan kerja telah ditetapkan rumah sakit jelas yaitu
101 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
102
61 orang (92,4%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 1 orang (1,5%). Responden terbanyak menyatakan setuju mendapat kesempatan untuk posisi yang lebih tinggi yaitu 59 orang (89,4%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju 3 orang (3,0%). Responden terbanyak menyatakan setuju kesempatan kenaikan jabatan disesuaikan dengan prestasi yaitu 61 orang (92,4%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 2 orang (3,0%). Secara rinci dapat dilihat Tabel 4.10. berikut ini : Tabel 4.10. Distribusi Pendapat Responden Tentang Status Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No 1
2
3
4
5
Pertanyaan / Jawaban Perawat memiliki sertifikasi resmi – Sangat setuju – Setuju – Tidak setuju Jumlah Jabatan sesuai dengan jenjang pendidikan – Sangat setuju – Setuju – Tidak Setuju Jumlah Peraturan kerja telah ditetapkan rumah sakit – Sangat setuju – Setuju – Tidak setuju Jumlah Mendapat kesempatan untuk posisi yang lebih tinggi. – Sangat Setuju – Setuju – Tidak Setuju Jumlah Kesempatan kenaikan jabatan disesuaikan prestasi – Sangat setuju – Setuju – Tidak Setuju Jumlah
Jumlah
Persentase
1 53 12 66
1,5 80,3 18,2 100
2 59 5 66
3,0 89,4 7,6 100
1 61 4 66
1,5 92,4 6,1 100
3 59 4 66
4,5 89,4 6,1 100
2 61 3 66
3,0 92,4 4,5 100
102 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
103
Berdasarkan perhitungan kategori status perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2008 diketahui bahwa pernyataan responden terbanyak dengan kategori kurang baik yaitu 55 orang (83,3%), dan paling sedikit dengan kategori baik yaitu 11 orang (16,7%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Status Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No. 1. 2.
Status Kurang baik Baik Jumlah
Jumlah 55 11 66
Persen 83,3 16,7 100
c. Gaji Variabel gaji yang diukur adalah meliputi besar gaji yang diterima perawat sesuai dengan pekerjaan dan jenjang pendidikan, gaji perawat sesuai waktu yang ditentukan pembayarannya, perawat mendapat insentif tambahan atas satu prestasi atau kerja ekstra dan diberikan secara merata, permasalahan gaji yang diterima dapat dilaporkan pada pihak rumah sakit, dan dilakukan penilaian pada perawat atas kerja yang dilakukan untuk mendapat pembedaan gaji atau barang, jasa atau kombinasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 66 perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diperoleh bahwa seluruh responden menjawab tidak setuju besar gaji yang diterima perawat sesuai dengan pekerjaan dan jenjang pendidikan yaitu 66 orang (100%).
Seluruh responden
menyatakan setuju gaji perawat sesuai waktu yang ditentukan pembayarannya yaitu 66 orang (100%). Responden terbanyak menyatakan sangat setuju perawat mendapat insentif tambahan atas satu prestasi atau kerja ekstra dan diberikan secara merata yaitu 64 orang (97,0%), dan paling sedikit menyatakan setuju yaitu 2 orang (3,0%). 103 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
104
Responden terbanyak menyatakan setuju permasalahan gaji yang diterima dapat dilaporkan pada pihak rumah sakit yaitu 65 orang (98,5%), dan paling sedikit menyatakan tidak setuju 1 orang (1,5%). Responden terbanyak menyatakan tidak setuju dilakukan penilaian pada perawat atas kerja yang dilakukan untuk mendapat pembedaan gaji atau barang, jasa atau kombinasi yaitu 48 orang (72,7%), dan paling sedikit menyatakan sangat setuju yaitu 1 orang (1,5%). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12. berikut ini : Tabel 4.12. Distribusi Pendapat Responden Tentang Gaji Perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No 1
2
3
4
5
Pertanyaan / Jawaban Besar gaji yang diterima perawat sesuai dengan pekerjaan dan jenjang pendidikan. - Tidak Setuju Jumlah Gaji perawat sesuai waktu yang ditentukan pembayarannya. - Setuju Jumlah Perawat mendapat insentif atas satu prestasi atau kerja ekstra dan diberikan secara merata - Setuju - Sangat setuju Jumlah Permasalahan gaji yang diterima dapat dilaporkan pada pihak rumah sakit. - Tidak Setuju - Setuju Jumlah Dilakukan penilaian pada perawat atas kerja yang dilakukan untuk mendapat pembedaan gaji atau barang, jasa, atau kombinasi - Tidak Setuju - Setuju - Sangat setuju Jumlah
Jumlah
Persentase
66 66
100 100
66 66
100 100
2 64 66
3,0 97,0 100
1 65 66
1,5 98,5 100
48 17 1 66
72,7 25,8 1,5 100
104 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
105
Berdasarkan perhitungan kategori gaji perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2008 diketahui bahwa seluruh responden menyatakan kurang yaitu 66 orang (100%). 4.2.3. Tindakan Perawatan Pasien Pasca Bedah Dalam tindakan perawatan pasien pasca bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan meliputi 2 kegiatan yaitu tindakan pencegahan infeksi dan tindakan perawatan pasien Tindakan pencegahan infeksi yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, mencuci tangan dengan menggunakan air mengalir, memakai hand schoen pada tindakan pemasangan alat keperawatan, bekas jarum suntik dan alat-alat yang dipakai dibuang segera setelah digunakan, memisahkan sampah basah dengan sampah kering, menyiram percikan darah dan cairan lainnya yang tercecer di lantai dengan mendisinfektan dan kemudian membersihkannya, peralatan yang telah dipakai didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5% setelah selesai digunakan, peralatan kesehatan dibersihkan dan dibilas sebelum didesinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi, peralatan didesinfeksi dengan cara direbus, dan merebus alat (melakukan desinfeksi tingkat tinggi) lebih dari 20 menit. Tindakan perawat pada pasien pasca bedah yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi menutup insisi dengan balutan steril, mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan penggantian balutan dan kontak dengan tempat operasi, penggantian balutan dengan menggunakan teknik steril, mengobservasi nyeri pasien
105 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
106
pasca bedah, memeriksa haluaran urine untuk mencegah infeksi urinarius, membantu pasien untuk memiringkan tubuhnya, melatih batuk dan nafas dalam setiap dua jam selama hari pertama setelah pembedahan, membantu pasien untuk BAB dan BAK, mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan, dan merespon setiap keluhan pasien. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 66 perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 diperoleh responden terbanyak menjawab ya mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan yaitu 40 orang (60,6%), dan yang paling sedikit menjawab tidak yaitu 26 orang (39,4%).
Responden
terbanyak
menjawab
tidak
mencuci
tangan
dengan
menggunakan air mengalir yaitu 36 orang (54,5%), dan yang paling sedikit menjawab ya yaitu 30 orang (45,5%). Responden terbanyak menjawab ya dan tidak memakai handschoen pada tindakan pemasangan alat keperawatan yaitu masing-masing 33 orang (50,0%). Responden terbanyak menjawab ya, bekas jarum suntik dan alat-alat yang dipakai dibuang segera setelah digunakan yaitu 38 orang (57,6%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 28 orang (42,4%). Responden terbanyak menjawab ya, memisahkan sampah basah dengan sampah kering yaitu 36 orang (54,5%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 30 orang (45,5%). Responden terbanyak menjawab ya menyiram percikan darah dan cairan lainnya yang tercecer di lantai dengan mendesinfektan dan kemudian membersihkannya yaitu 45 orang (68,2%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 21 orang (31,8%). Responden terbanyak menjawab ya peralatan yang telah dipakai didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5% setelah selesai digunakan yaitu 45 orang (68,2%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 21 106 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
107
orang (31,8%). Responden terbanyak menjawab ya peralatan kesehatan dibersihkan dan dibilas sebelum didesinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi yaitu 38 orang (57,6%), dan paling sedikit menjawab tidak 28 orang (42,4%). Responden terbanyak menjawab ya peralatan didesinfeksi dengan cara direbus yaitu 42 orang (63,6%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 24 orang (36,4%). Responden terbanyak menjawab ya merebus alat (melakukan desinfeksi tingkat tinggi) lebih dari 20 menit yaitu 47 orang (71,2%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 19 orang (28,8%). Dari hasil penelitian pada pertanyaan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah diperoleh responden terbanyak menjawab tidak menutup insisi dengan balutan steril yaitu 42 orang (63,6%), dan yang paling sedikit menjawab ya yaitu 24 orang (36,4%). Responden terbanyak menjawab ya mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan penggantian balutan dan kontak dengan tempat operasi yaitu 39 orang (59,1%), dan yang paling sedikit menjawab tidak yaitu 27 orang (40,9%). Responden terbanyak menjawab tidak penggantian balutan dengan menggunakan teknik steril yaitu 35 orang (53,0%), dan paling sedikit menjawab ya yaitu 31 orang (47,0%). Responden terbanyak menjawab ya mengobservasi nyeri pasien pasca bedah yaitu 36 orang (54,5%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 30 orang (45,5%). Responden terbanyak menjawab ya memeriksa haluaran urine untuk mencegah infeksi urinarius yaitu 35 orang (53,0%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 31 orang (47,0%). Responden terbanyak menjawab ya membantu pasien untuk memiringkan tubuhnya yaitu 39 orang (59,1%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 27 orang (40,9%). Responden terbanyak menjawab ya, melatih batuk dan nafas dalam setiap dua jam selama hari pertama setelah pembedahan yaitu 41 orang
107 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
108
(62,1%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 25 orang (37,9%). Responden terbanyak menjawab ya membantu pasien untuk BAB dan BAK yaitu 37 orang (56,1%), dan paling sedikit menjawab tidak 29 orang (43,9%). Responden terbanyak menjawab tidak mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan yaitu 35 orang (53,0%), dan paling sedikit menjawab ya yaitu 31 orang (47,0%). Responden terbanyak menjawab ya merespon setiap keluhan pasien yaitu 39 orang (59,1%), dan paling sedikit menjawab tidak yaitu 27 orang (40,9%). Lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini. Tabel 4.13. Distribusi Tindakan Perawat Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No 1
2
3
4
5
Pertanyaan / Jawaban Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan - Tidak - Ya Jumlah Mencuci tangan dengan menggunakan air mengalir - Tidak - Ya Jumlah Memakai handschoen pada tindakan pemasangan alat keperawatan. - Tidak - Ya Jumlah Bekas jarum suntik dan alat-alat yang dipakai dibuang segera setelah digunakan. - Tidak - Ya Jumlah Memisahkan sampah basah dengan sampah kering. - Tidak - Ya Jumlah
Jumlah
Persentase
26 40 66
39,4 60,6 100
36 30 66
54,5 45,5 100
33 33 66
50,0 50,0 100
28 38 66
42,4 57,6 100
30 36 66
45,5 54,5 100
108 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
109
Lanjutan Tabel 4.13. No 6
7
8
9
10
11
12
13
Pertanyaan / Jawaban Menyiram percikan darah dan cairan lainnya yang tercecer di lantai dengan mendisinfektan dan kemudian membersihkannya. - Tidak - Ya Jumlah Peralatan yang telah dipakai didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5% setelah selesai digunakan. - Tidak - Ya Jumlah Peralatan kesehatan dibersihkan dan dibilas sebelum didesinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi. - Tidak - Ya Jumlah Peralatan didisinfeksi dengan cara direbus. - Tidak - Ya Jumlah Merebus alat (melakukan desinfeksi tingkat tinggi) lebih dari 20 menit. - Tidak - Ya Jumlah Menutup insisi dengan balutan steril. - Tidak - Ya Jumlah Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan penggantian balutan dan kontak dengan tempat operasi. - Tidak - Ya Jumlah Penggantian balutan dengan menggunakan teknik steril. - Tidak - Ya Jumlah
Jumlah
Persentase
21 45 66
31,8 68,2 100
21 45 66
31,8 68,2 100
28 38 66
42,4 57,6 100
24 42 66
36,4 63,6 100
19 47 66
28,8 71,2 100
42 24 66
63,6 36,4 100
27 39 66
40,9 59,1 100
35 31 66
53,0 47,0 100
109 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
110
Lanjutan Tabel 4.13. No 14
15
16
17
18
19
20
Pertanyaan / Jawaban Mengobservasi nyeri pasien pasca bedah - Tidak - Ya Jumlah Memeriksa haluaran urine untuk mencegah infeksi urinarius - Tidak - Ya Jumlah Membantu pasien untuk memiringkan tubuhnya - Tidak - Ya Jumlah Melatih batuk dan nafas dalam setiap dua jam selama hari pertama setelah pembedahan. - Tidak - Ya Jumlah Membantu pasien untuk BAB dab BAK - Tidak - Ya Jumlah Mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan - Tidak - Ya Jumlah Merespon setiap keluhan pasien - Tidak - Ya Jumlah
Jumlah
Persentase
30 36 66
45,5 54,5 100
31 35 66
47,0 53,0 100
27 39 66
40,9 59,1 100
25 41 66
37,9 62,1 100
29 37 66
43,9 56,1 100
35 31 66
53,0 47,0 100
27 39 66
40,9 59,1 100
Berdasarkan perhitungan kategori tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tahun 2008 diketahui bahwa pernyataan responden terbanyak dengan kategori kurang baik yaitu 36 orang (54,5%), dan paling sedikit dengan kategori baik yaitu 30 orang (45,5%). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.14 di bawah ini:
110 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
111
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Perawat Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Tahun 2008 No.
Tindakan Perawatan pada pasien pasca bedah
Jumlah
Persen
1. 2.
Kurang Baik Baik
36 30
54,5 45,5
Jumlah
66
100
4.3. Analisa Bivariat 4.3.1. Pengaruh Prestasi Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden lebih banyak berprestasi tetapi dalam tindakan perawatan pasien pasca bedah kurang baik sebanyak 27 orang (50,9%), p = 0,353 > 0,05 artinya tidak terdapat pengaruh prestasi terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Tabel 4.15. Distribusi Prestasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
Prestasi Kurang Berprestasi Berprestasi Jumlah
Tindakan Perawatan Kurang Baik Baik f % f % 9 69,2 4 30,8 27 50,9 26 49,1 36
54,5
30
45,5
Jumlah (%) 13(100) 53(100)
X2hitung
p
1,408
0,353
66(100)
4.3.2. Pengaruh Tanggung jawab Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden bertanggungjawab dan dalam tindakan perawatan pasien pasca bedah baik sebanyak
111 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
112
27 orang (90,0%). Responden yang bertanggungjawab, melakukan perawatan dengan baik sebanyak 27 orang (75,0%). Nilai p = 0,000<0,05 artinya terdapat pengaruh tanggung jawab terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Tabel 4.16. Distribusi Tanggungjawab Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
Tanggung jawab
Tindakan Perawatan Kurang Baik Baik f % f %
Jumlah (%)
X2hitung
27,885 0,000
Kurang Bertanggung jawab Bertanggung Jawab
27 9
90,0 25,0
3 27
10,0 75,0
30(100) 36(100)
Jumlah
36
54,5
30
45,5
66(100)
p
4.3.3. Pengaruh Pengembangan Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan berkembang dan dalam tindakan perawatan pasien pasca bedah baik sebanyak 25 orang (59,5%). Responden yang kurang berkembang melakukan perawatan kurang baik 19 orang (79,2%). Nilai p = 0,004 < 0,05 artinya terdapat pengaruh pengembangan terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Tabel 4.17. Distribusi Pengembangan Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 Tindakan Perawatan Kurang Baik Baik f % f % Kurang berkembang 19 79,2 5 20,8 Berkembang 17 40,5 25 59,5 Pengembangan
Jumlah
36
54,5
30
45,5
Jumlah (%) 24(100) 42(100)
X2hitung
p
9,221
0,004
66(100)
112 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
113
4.3.4. Pengaruh Kondisi Kerja Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang menyatakan kondisi kerja kurang kondusif pelaksanaan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah kurang baik sebanyak 27 orang (79,4%). Responden menyatakan kondisi kerja kurang kondusif dan dalam tindakan perawatan pasien pasca bedah kurang baik sebanyak 23 orang (71,9%). Nilai p = 0,000<0,05 artinya terdapat pengaruh kondisi kerja terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Tabel 4.18. Distribusi Kondisi Kerja Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
Kondisi Kerja Kurang kondusif Kondusif Jumlah
Tindakan Perawatan Kurang Baik Baik f % f % 27 79,4 7 20,6 9 28,1 23 71,9 36
54,5
30
45,5
Jumlah (%) 34(100) 32(100)
X2hitung
p
17,489
0,000
66(100)
4.3.5. Pengaruh Status Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden menyatakan status perawat kurang baik dan dalam tindakan perawatan pasien pasca bedah kurang baik sebanyak 29 orang (52,7%). Responden yang menyatakan status perawat baik tetapi dalam tindakan perawatan kurang baik sebanyak 7 orang (63,6%). Nilai p = 0,440>0,05 artinya tidak terdapat pengaruh
status terhadap tindakan
perawatan pada pasien pasca bedah.
113 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
114
Tabel 4.19. Distribusi Status Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
Status Kurang baik Baik Jumlah
Tindakan Perawatan Kurang Baik Baik f % f % 29 52,7 26 47,3 7 63,6 4 36,4 36
54,5
30
45,5
Jumlah (%) 54(100) 11(100)
X2hitung
p
0,440
0,742
66(100)
4.3.6. Pengaruh Gaji Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden menyatakan kurang baik (100%). Dalam melaksanakan tindakan perawatan pasien pasca bedah 36 orang melakukan kurang baik (54,5%), dan 30 orang (45,5%) melakukan tindakan baik, maka tidak dapat dilakukan uji Chi Square.
4.4. Analisis Multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel independen dengan variabel dependen secara bersamaan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression) untuk mencari faktor yang dominan terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, dengan melalui beberapa langkah yaitu : 1. Melakukan analisa pada model deskriptif pada setiap variabel dengan tujuan untuk mengestimasi peranan variabel masing-masing. 2. Melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Variabel yang dipilih atau yang dianggap signifikan yaitu variabel yang mempunyai nilai p kurang dari 0,25 (p<0,25).
114 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
115
3. Setelah diidentifikasi variabel yang signifikan, selanjutnya dilakukan pengujian secara bersamaan dengan metode enter untuk mengidentifikasi faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap tindakan perawatan pasien pasca bedah pada nilai p <0,05 dan dimasukkan dalam metode persamaan regresi logistik berganda. Dalam penelitian ini terdapat 6 variabel yang diduga berpengaruh terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah yaitu prestasi, tanggung jawab, pengembangan, kondisi kerja, status, dan gaji. Tahap selanjutnya keenam variabel ini dimasukkan sebagai kandidat untuk dilakukan analisis multivariate. Analisis multivariate bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang berpengaruh terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dimasukkan secara bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p-value >0,05 akan dikeluarkan secara bertahap (backward selection) seperti terlihat pada Tabel 4.20 berikut ini. Tabel 4.20.
Hasil Uji Regressi Logistik Ganda untuk Identifikasi variabel yang Akan Masuk Dalam Model
Independen B Tanggung Jawab 2,798 Pengembangan -0,151 Kondisi Kerja 1,027 Constant -9,682 * = Dikeluarkan secara bertahap
S.E. 0,834 0,943 0,874 2,343
Wald 11,265 0,026 1,383 17,077
df 1 1 1 1
Sig. 0,001 0,873* 0,240* 0,000
Exp(B) 16,413 0,860 2,794 0,000
Setelah dikeluarkan variabel dengan nilai p ≥ 0,05 secara bertahap, maka didapatkan 1 variabel yang akan masuk sebagai kandidat model yaitu tanggung jawab. Dapat dilihat pada Tabel 4.21 berikut ini.
115 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
116
Tabel 4.21. Hasil Akhir Uji Regressi Logistik Ganda Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pasca Bedah di RSU dr.Pirngadi Medan Tahun 2008 Variabel B Tanggung Jawab 3,296 Constant -8,789 Overall percentage : 81,8%
S.E. 0,720 1,981
Wald 20,949 19,676
df 1 1
Sig. 0,000 0,000
Exp(B) 27,000 0,000
Secara keseluruhan model ini dapat memprediksi besarnya pengaruh motivasi (tanggung jawab) terhadap tindakan perawatan pasien pasca bedah sebesar 81,8% (overall percentage 81,8%), sedangkan 18,2% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
116 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
117
Tabel 3.2. Pengukuran Variabel Bebas (Independen)
No
Nama Variabel
Jumlah Indikator
1.
Prestasi
5
2.
Tanggung jawab
5
3.
Pengembangan
5
4.
Kondisi Kerja
5
Status
5
Gaji
5
5.
6.
Kategori 1. Berprestasi 2. Kurang berprestasi 3. Tidak berprestasi 1. Bertanggungjawab 2. Kurang Bertanggungjawab 3. Tidak bertanggungjawab 1. Berkembang 2. Kurang berkembang 3. Tidak berkembang 1. Kondusif 2. Kurang kondusif 3. Tidak kondusif 1. Baik 2. Kurang baik 3. Tidak baik 1. Cukup 2. Kurang 3. Tidak cukup
Skor
Alat Ukur
Skala Ukur
13-15 9-12 5-8 13-15 9-12 5-8 13-15 9-12 5-8 13-15 9-12 5-8 13-15 9-12 5-8 13-15 9-12 5-8
Kuesioner
Interval
Kuesioner
Interval
Kuesioner
Interval
Kuesioner
Interval
Kuesioner
Interval
Kuesioner
Interval
3.6.2. Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) Aspek pengukuran variabel terikat adalah pelaksanaan tindakan pada pasien meliputi tindakan dalam pencegahan infeksi, dan tindakan perawat pada pasien pasca bedah. Tindakan perawatan menggunakan skala dengan kategori tiga tingkatan: 1. Kategori baik apabila tindakan dalam pencegahan infeksi, dan tindakan perawat pada pasien pasca bedah dapat dilakukan dengan baik. Jika jumlah skor yang diperoleh 11-20. 2. Kategori kurang baik apabila tindakan dalam pencegahan infeksi, dan tindakan perawat pada pasien pasca bedah
tidak
terpenuhi. Jika jumlah skor yang
diperoleh 1-10.
117 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
118
Secara terperinci dapat dilihat dari tabel pengukuran variable bebas. Tabel 3.3. Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) No
Nama Variabel
1
Pelaksanaan Perawatan Pasien Pasca Bedah (Pencegahan infeksi dan Perawatan pada pasien pasca bedah)
Jumlah Indikator 20
Kategori
Skor
Alat Ukur
Skala Ukur
1. Baik 2. Kurang baik
11-20 0-10
Kuesioner
Interval
3.7. Metode Analisa Data Teknik analisa data yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi perawat terhadap tindakan keperawatan pada pasien pasca bedah di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum DR. Pirngadi Kota Medan menggunakan: 1. Analisis univariat Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi yang berkaitan dengan karakteristik responden dan seluruh variabel penelitian. 2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen dengan dependen menggunakan uji Chi-Square. 3. Analisis multivariat Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik melalui dua tahap. Pada tahap pertama variabel yang mempunyai nilai di bawah 0,05 dikeluarkan secara bertahap (backward selection). Variabel yang signifikan selanjutnya diuji kembali dengan uji regresi logistik tahap kedua.
118 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
119
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang berprilaku tertentu untuk mencapai keinginannya sehingga tercapai kesesuaian antara kebutuhan pribadi dengan tujuan organisasi. Kesesuaian akan dapat menimbulkan sinergi dalam mencapai kinerja organisasi. Hal ini juga tercermin di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008, oleh sebab itu motivasi yang dinilai dalam penelitian ini adalah menyangkut 2 (dua) faktor yaitu faktor motivator dan higiene. Faktor motivator perawat meliputi: prestasi, tanggung jawab, dan pengembangan, sedangkan faktor higiene yang meliputi: kondisi kerja, status dan gaji.
5.1.1. Pengaruh Faktor Motivator Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 Faktor motivator berdasarkan teori Herzberg meliputi prestasi, tanggung jawab, dan pengembangan perawat. Faktor ini berasal dari diri individu,
yang
berhubungan dengan hasil yang berkaitan dengan isi tugas yang dilaksanakan. 5.1.1.1.Pengaruh prestasi terhadap tindakan perawatan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 Faktor motivator pertama yaitu variabel prestasi. Dalam penelitian ini yang diukur dan menggambarkan prestasi perawat meliputi kebutuhan kenaikan jabatan,
119 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
120
pengaruh jabatan terhadap semangat kerja, dukungan untuk pencapaian prestasi, volume pekerjaan dan standar prestasi yang jelas. Dari hasil penelitian menggunakan uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh prestasi terhadap pelaksanaan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Dari hasil ini menunjukkan bahwa, kenaikan jabatan bagi sebagian besar perawat akan mempengaruhi semangat kerja perawat tersebut. Akan tetapi di Rumah Sakit dr. Pirngadi Kota Medan, yang merupakan rumah sakit pemerintah, kenaikan jabatan perawat mempunyai tahapan-tahapan (prosedur) yang sudah ditetapkan. Pada ruang rawat inap bagian bedah jabatan tertinggi adalah kepala ruangan. Dalam pengawasan pekerjaan perawat, dilakukan oleh kepala ruangan dan CI (Clinical Instructor). Jabatan tersebut diperoleh tidak hanya berdasarkan prestasi perawat semata tetapi juga melalui pelatihan dan pendidikan yang harus diikuti perawat. Dari pengamatan peneliti, di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan masalah jabatan merupakan masalah klasik, karena didapati perawat yang sudah bekerja >10 tahun masih bekerja sebagai perawat biasa, sedangkan yang baru bekerja <10 tahun sudah menduduki jabatan kepala ruangan. Hal ini menimbulkan kesenjangan yang akan mempengaruhi seseorang untuk berprestasi dan melaksanakan tindakan keperawatan dengan baik.
120 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
121
Prestasi kerja para pegawai merupakan bagian yang terpenting untuk proses organisasi dalam mengambil putusan tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, seleksi pegawai, imbalan untuk keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia secara efektif (Siagian, 2006). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Juliani (2007) yang menemukan bahwa prestasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Rohayati (2003) yang melakukan penelitian tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja perawat dalam memberikan pelayanan untuk pasien didapat adanya hubungan yang signifikan antara prestasi dan kinerja perawat. Berdasarkan data deskriptif penelitian tersebut menunjukkan bahwa prestasi perawat dalam kategori baik dan lebih banyak yang menyatakan setuju terhadap pelaksanaan kerja (71,43%). 5.1.1.2.Pengaruh tanggung jawab perawat terhadap tindakan perawatan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 Variabel tanggung jawab perawat yang diukur dalam penelitian ini meliputi pelaksanaan tindakan perawat tepat waktu sesuai dengan standar perawatan kebutuhan dan batas kemampuan, pelayanan keperawatan langsung berdasarkan proses perawatan dengan penuh tanggung jawab, pelaksanaan tugas sesuai dengan jadwal tugas yang diberikan, menata dan persiapan alat-alat di ruangan menurut fungsi agar siap dipakai, serta tugas dan tanggung jawab diberi sesuai dengan pendidikan. 121 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
122
Dari hasil penelitian menggunakan uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh tanggung jawab terhadap pelaksanaan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Perawat yang bertanggungjawab menganggap bahwa dengan melakukan tindakan sesuai dengan prosedur keperawatan pada pasien pasca bedah maka akan membantu proses kesembuhan pasien. Sedangkan perawat yang kurang bertanggungjawab dengan tindakan kurang baik, ini kemungkinan disebabkan penyusunan deskripsi pekerjaan yang tidak jelas, untuk itu sebaiknya perawat menyesuaikan pekerjaan agar tetap relevan dengan deskripsi pekerjaan melalui perbaikan secara periodik dan sistematis. Selain itu adanya anggapan sebagian perawat bahwa tanggungjawab perawat sebatas penyembuhan pasien tanpa memperhatikan prosedur pencegahan infeksi dengan benar dan komplikasi lainnya. Pengamatan peneliti di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan bahwa tugas yang diberikan pada perawat sebagian masih tidak sesuai dengan tingkat pendidikan perawat tetapi berdasarkan lama bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Juliani (2007) adanya pengaruh tanggung jawab terhadap kinerja perawat pelaksana. Data deskriptif menunjukkan bahwa tanggung jawab terbesar dari perawat pelaksana adalah pelaksanaan perawatan untuk pasien. Hal ini sesuai dengan pelaksana perawatan di ruangan adalah tenaga perawat profesional yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan keperawatan di ruangan dengan persyaratan berijazah pendidikan formal keperawatan, semua jenjang 122 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
123
yang disahkan oleh pemerintah atau yang berwenang. Pelaksana perawat bertanggungjawab secara administrasi fungsional kepada kepala ruangan, sedangkan secara teknis medis operasional bertanggungjawab kepada dokter ruang rawat / dokter penanggung jawab ruangan (Dep.Kes RI, 1994) Sesuai dengan ciri dari praktek keperawatan profesional secara umum adalah memiliki otonomi, bertanggungjawab dan bertanggung gugat (accountability) menggunakan metode ilmiah berdasarkan standar praktek dan kode etik profesi dan memiliki aspek legal (Arwani, 2006). Sesuai dengan Hidayat (2004) bahwa fungsi perawat merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya: fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen. Tindakan keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, yang dilandasi
pada kode etik. Keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Arwani, 2006). Berdasarkan hasil yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa tanggung jawab merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien pasca bedah, karena perawat secara langsung memberi tindakan (asuhan keperawatan) kepada pasien. Jika perawat tidak bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tindakan maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya 123 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
124
infeksi nosokomial yaitu penularan infeksi yang terjadi di rumah sakit karena tindakan yang tidak sesuai dengan teknik steril, kecacatan pada pasien (malpraktik) sampai kehilangan nyawa pasien. Untuk itu kepala ruangan harus melakukan pengawasan melekat (waskat) pada bawahannya, agar tanggung jawab perawat dalam melaksanakan pekerjaan (tindakan keperawatan) terus meningkat. Salah satu langkah yang dapat ditempuh yaitu dengan menegakkan disiplin dan menerapkan sanksi bagi perawat yang
menyalahi prosedur
tindakan. 5.1.1.3.Pengaruh pengembangan perawat terhadap tindakan perawatan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 Variabel pengembangan yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi perawat selalu mendapatkan informasi secara merata untuk menambah keterampilan perawat, adanya pengawasan dalam tindakan perawatan, rumah sakit dalam pengembangan keterampilan perawat memberikan kesempatan untuk dipromosikan dalam kenaikan pangkat dan jabatan, kesempatan pelatihan diberikan secara bergantian dan pelatihan diberikan pada tiap perawat, dan diberi izin untuk mendapatkan pendidikan dalam peningkatan keterampilan perawatan. Dari hasil penelitian menggunakan uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengembangan terhadap pelaksanaan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Umumnya perawat di ruang pasca bedah rawat inap Rumah Sakit Pirngadi Kota Medan tahun 2008 telah mampu melaksanakan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah, tetapi tidak semuanya mampu melaksanakan dengan baik. Perawat akan mempunyai motivasi yang tinggi dan kreatif jika perawat diberikan peluang untuk berkembang, namun tidak semua perawat mendapatkan kesempatan untuk pengembangan..
124 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
125
Latihan dan pengembangan memiliki manfaat karir jangka panjang yang membantu karyawan, lebih besar di waktu yang akan datang. Pengembangan pendidikan adalah satu proses seumur hidup, oleh karena itu program latihan dan pengembangan karyawan harus bersifat kontinu dan dinamis (Handoko, 2001). Hal ini sejalan dengan penelitian Sinamo (2002) bahwa pekerjaan akan mencapai sukses tertinggi bila pekerja memiliki kemauan yang terus menerus untuk belajar dan berubah untuk meningkatkan kemampuan. Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2004), bahwa keperawatan merupakan pekerjaan sebagai profesi yang didasari
ilmu serta
keterampilan yang harus terus dikembangkan. Penelitian Sihotang (2006) di Rumah Sakit Doloksanggul yang meneliti pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja perawat menunjukkan bahwa pengembangan perawat dinilai tidak jelas. Dari data terlihat bahwa menurut pegawai honor, yang mendapat kedudukan hanyalah yang sudah diangkat sebagai pegawai tetap. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa sebagian besar perawat berkembang dalam arti perawat diberikan kesempatan oleh rumah sakit mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dalam tindakan keperawatan. Sesuai dengan keperawatan sebagai profesi, perawat dalam melakukan pekerjaan (asuhan perawatan) harus didasarkan perkembangan ilmu pengetahuan serta harus memiliki keterampilan dalam bidang keahliannya.
125 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
126
5.1.2.
Pengaruh Faktor Higiene Perawat Terhadap Tindakan Perawatan pada Pasien Pasca Bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008 Faktor higiene merupakan faktor ekstrinsik, jika faktor ini ada akan menimbulkan
kepuasan seseorang, sebaliknya jika tidak ada akan menimbulkan ketidakpuasan. Hal ini juga tercermin di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 oleh sebab itu faktor higiene yang dinilai dalam penelitian ini adalah meliputi kondisi kerja, status dan gaji. 5.1.2.1.Pengaruh kondisi kerja terhadap tindakan perawatan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 Variabel kondisi kerja yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi tersedia fasilitas dan perlengkapan yang mendukung untuk melayani pasien, keselamatan dan keamanan kerja terjamin, situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan, kemampuan bekerjasama antar sesame teman perawat, dan adanya perhatian rumah sakit pada perawat. Dari hasil penelitian menggunakan uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kondisi kerja terhadap pelaksanaan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Sesuai dengan penelitian dan wawancara mendalam diketahui bahwa suasana kerja di ruang rawat inap belum kondusif akibatnya pelaksanaan perawatan pada pasien tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ubaydillah dalam Anggraini (2007) menemukan bahwa rasa jenuh dan bosan terhadap pekerjaan jika pekerjaan itu monoton, merasa tidak bangga terhadap profesi atau pekerjaan, dan merasa kehilangan gairah dalam pekerjaan. Penelitian Djokosoetono dalam Anggraini (2007) juga menemukan hasil yang hampir sama bahwa kondisi kerja berinteraksi dengan dorongan untuk berkembang, perasaan tanggung jawab terhadap hasil pekerjaan menghasilkan secara positif perasaan bahwa pekerjaan berarti.
126 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
127
Demikian juga dengan penelitian Darmayanti dalam Anggraini mengatakan bahwa motivasi dapat pula diciptakan dengan mengadakan pengaturan kondisi kerja yang sehat. Hal ini menimbulkan motivasi kerja sehingga keinginan seseorang untuk melakukan pekerjaan dalam bentuk keahlian, keterampilan, tenaga dan waktunya untuk melaksanakan pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi kerja merupakan faktor yang penting bagi perawat dalam melaksanakan tindakan perawatan, karena dengan kondisi kerja yang baik maka dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien pasca bedah juga akan menjadi lebih baik. 5.1.2.2.Pengaruh status kerja terhadap tindakan perawatan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 Variabel status kerja yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi perawat memiliki sertifikasi resmi, jabatan sesuai dengan jenjang pendidikan, peraturan kerja telah ditetapkan rumah sakit jelas, mendapat kesempatan untuk posisi yang lebih tinggi, dan kesempatan kenaikan jabatan disesuaikan dengan prestasi. Dari hasil penelitian menggunakan uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh status terhadap pelaksanaan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah. Terlihat bahwa perawat yang berstatus kurang baik maupun yang baik lebih banyak melakukan tindakan perawatan pasien pascabedah kurang baik. Pelayanan keperawatan profesional yaitu praktek keperawatan yang dilakukan oleh perawat didasarkan atas profesi keperawatan. Ciri dari praktek keperawatan profesional secara umum adalah memiliki otonomi, bertanggung jawab dan
127 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
128
bertanggung gugat (accountability) menggunakan metode ilmiah berdasarkan standar praktek dan kode etik profesi dan memiliki aspek legal (Arwani, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan terlihat bahwa status perawat di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan kurang baik, hal ini diduga karena jabatan yang diperoleh perawat tidak sesuai dengan jenjang pendidikan yang dimilikinya, seperti kepala ruangan berpendidikan D-III Keperawatan. Status perawat yang baik harus sesuai dengan standard keperawatan yaitu memiliki legalitas dan jenjang pendidikan serta keahlian (keterampilan) yang sesuai dengan pekerjaan. 5.1.2.3. Pengaruh gaji terhadap tindakan perawatan di Rumah Sakit Pirngadi Kota Medan tahun 2008
Umum dr.
Variabel gaji yang diukur dalam penelitian ini adalah meliputi besar gaji yang diterima perawat sesuai dengan pekerjaan dan jenjang pendidikan, gaji perawat sesuai waktu yang ditentukan pembayarannya, perawat mendapat insentif tambahan atas satu prestasi atau kerja ekstra dan diberikan secara merata, permasalahan gaji yang diterima dapat dilaporkan pada pihak rumah sakit, dan dilakukan penilaian pada perawat atas kerja yang dilakukan untuk mendapat pembedaan gaji atau barang, jasa atau kombinasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel gaji tidak dapat dilakukan uji Chi Square karena seluruh perawat menyatakan bahwa gaji kurang baik. Dari penelitian ini terlihat bahwa gaji yang diberikan oleh pihak rumah sakit umum dr. Pirngadi kurang membuat perawat termotivasi terbukti dengan perawat menjawab kurang baik pada penilaian gaji. 128 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
129
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihotang (2006) bahwa rendahnya kinerja perawat untuk melakukan pekerjaan akibat honor yang didapat sedikit, terlihat dari perawat selalu terpikir untuk mendapatkan pekerjaan di luar rumah sakit dalam mencukupi kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian ini, terlihat bahwa gaji yang diperoleh perawat baik yang honorer dan pegawai negeri sipil dinilai kurang, baik untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari maupun kurang dalam sistem penggajian rumah sakit misalnya gaji yang diperoleh tidak sesuai dengan pekerjaan dan jenjang pendidikan perawat. Perawat menginginkan adanya insentif tambahan atas pekerjaan ekstra (misalnya mendapatkan imbalan untuk pekerjaan yang dilakukan di luar jam kerja) dan dibagi secara merata.
5.2. Tindakan Perawat Pada Pasien Pasca Bedah Tindakan keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, yang dilandasi pada kode etik. Keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya, selain itu sebagai satu profesi keperawatan otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam tindakan serta adanya kode etik dalam bekerjanya kemudian juga berorientasi pada pelayanan dengan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok atau masyarakat. Menurut Johnson (2002) salah satu faktor risiko terjadi infeksi adalah pengelolaan alat kesehatan atau cara dekontaminasi dan desinfeksi yang kurang tepat. Meskipun tidak
129 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
130
semua alat kesehatan yang digunakan dalam pelayanan medis kepada pasien harus disterilkan dengan klorin 0,5%, tetapi pengelolaannya harus dengan cara yang benar dan tepat, dalam hal ini harus diidentifikasi apakah alat perlu dicuci saja atau didisinfeksi, atau perlu disterilkan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan perawat dalam melaksanakan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan kurang baik (45,5%). Dari pengamatan peneliti, tindakan yang kurang baik dilaksanakan oleh perawat yaitu teknik sterilisasi dan tindakan perawatan. Hal tersebut
kemungkinan
disebabkan oleh fasilitas rumah sakit yang kurang memadai seperti tidak adanya wastafel (bak pencuci tangan khusus), serta kurangnya kesadaran perawat tentang pencegahan infeksi untuk pasien pasca bedah. Tindakan pada pasien pasca bedah yang paling banyak dilakukan oleh perawat yaitu merebus alat (melakukan desinfeksi tingkat tinggi) lebih dari 20 menit, sedangkan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh perawat dalam perawatan pasien pasca bedah, tetapi banyak perawat yang tidak melakukannya yaitu perawat tidak menutup insisi dengan balutan steril, dan tidak mengganti balutan dengan menggunakan teknik steril. Dari teknik yang tidak dilakukan oleh perawat tersebut, kemungkinan terjadinya infeksi pada pasien menjadi lebih besar oleh karena setelah perawat memeriksa pasien tidak mencuci tangan, setelah memegang alat-alat bekas pakai dan bahan-bahan lain yang beresiko terkontaminasi tidak dibuang dan dikelola sesuai dengan prosedur pencegahan infeksi. Infeksi dapat juga terjadi setelah perawat menyentuh selaput mukosa darah atau cairan tubuh lainnya dan langsung menangani pasien lainnya. Teknik pencegahan infeksi perawat yang kurang baik karena tidak didukung oleh fasilitas yang lengkap di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. Fasilitas pencegahan
130 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
131
infeksi merupakan pendukung bagi tenaga kesehatan (perawat) dalam melaksanakan pencegahan infeksi, terutama pada pasien pasca bedah seperti wastafel, handscoen, pelindung diri, dan instrumen medis. Untuk itu pelayanan penunjang medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan perlu melengkapi alat-alat sarana dan prasarana dalam pencegahan infeksi yang selama ini masih kurang seperti wastafel, handscoen, dan instrumen medis lainnya.
131 Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari pengaruh motivasi perawat terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang signifikan tanggung jawab perawat terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008. 2. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara prestasi, pengembangan, kondisi kerja, status perawat, dan gaji perawat terhadap tindakan perawatan pada pasien pasca bedah di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2008.
6.2. Saran 1. Disarankan kepada pimpinan RSU dr. Pirngadi Medan a. Membuat Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) khususnya perawat pelaksana yang jelas dan Pengawasan Melekat (Waskat) pada perawat untuk meningkatkan prestasi, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan perawat, kondisi kerja yang kondusif (nyaman), mengangkat pegawai honorer
93
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
94
menjadi pegawai tetap, dan memberikan insentif tambahan pada perawat yang bekerja di luar jam kerja yang telah ditetapkan. b. Melengkapi fasilitas rumah sakit terutama di ruang rawat inap pasca bedah dalam kegiatan pencegahan infeksi seperti wastafel (bak pencuci tangan khusus), handscoen, dan lain-lain. c. Meningkatkan keterampilan perawat untuk memberikan tindakan perawatan pada pasien pasca bedah dengan melatih perawat dalam pencegahan infeksi pada luka operasi untuk mencegah timbulnya komplikasi. 2. Kepada Kepala Ruangan Diharapkan mengawasi perawat dalam melakukan tindakan agar sesuai dengan standar keperawatan pada pasien pasca bedah. 3. Peneliti selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi menjadi perawat, mutu tenaga keperawatan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan, sehingga dapat dibuat suatu kebijakan yang tepat guna meningkatkan mutu perawatan.
94
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
i
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S.S. 2007. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2007, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Arep, I., dan Hendri T., 2004, Manajemen Motivasi, Jakarta: Grasindo. Arwani dan Suprianto, 2005, Management Bangsal Perawatan, Jakarta: EGC. Athree, M., 2004, Learning To Care on The Surgical Word, Jakarta: EGC. Djojodibroto, D. R., 1997. Kiat Mengelola Rumah Sakit, Jakarta: Hipokrates. _________, 2006, Kiat Mengelola Rumah Sakit, Jakarta : Hipokrates. Depkes, RI,. 1992, Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. _________, 1994, Pedoman Uraian Tugas Tenaga Perawat di Rumah Sakit, Tim Depkes RI, Cetakan 4, Jakarta: Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik. _________, 1998, Petunjuk Pelaksanaan Indikator Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. _________, 1999, Standar Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ester, M., 2005, Pedoman Perawatan Pasien, Jakarta: EGC. Handoko, T.H, 2001, Manajemen Personali dan Sumberdaya Manusia, Edisi 2, Cetakan Kelimabelas, Yogyakarta : BPFE. Hasibuan, H. M.S.P., 2005, Organisasi dan Motivasi, Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta : Bumi Aksara. Hidayat, A.A.A., 2004, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Jilid I, Jakarta : Salemba Medika. ____________, Musrifatul U., 2006, Keterampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika. ____________, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Medika.
i
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
ii
Johnson, J.S., Temple J.J, 2002, Nurses Guide To Clinical Procedures, 4th Edition, Lipincott, USA : Philadelphia. Juliani, 2007. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007, Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Mangkunegara, A.A.A.P, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Jakarta : Refika Aditama. Miftah, T., 2003, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta : Rajawali Pers Citraniaga. Monica, E.L.L., 1998, Nursing Leadership and management and Experiential Approach, USA: Colombia University. Nightingale, K., Doreen K, Margaret H., 2003, Learning to Care in The Operating Department, Jakarta : EGC. Nugroho, B.A. 2005, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Yogyakarta : ANDI. Nursalam, 2002, Manajemen Keperawatan, Profesional, Jakarta :Salemba Medika.
Aplikasi
Praktik
Keperawatan
Purjanto, K.A., 2007, Peranan SDM Rumah Sakit, Sosialisasi Permendagri 61 Tahun 2007, Jakarta. Siagian, S.P., 2004, Teori Motivasi dan Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta. Sihotang, B.F. 2006. Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Doloksanggul Tahun 2006, Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Sinamo, J.H., 2002., Etos Kerja 21, Etos Kerja Profesional di Era Digital Global, Edisi 1, Jakarta : Institut Darma Mahardika. Singarimbun, M., Sofyan E., 1995, Metode Penelitian Survai, Cetakan 2, Jakarta : PT. Pustaka LP2ES Indonesia. Sitorus, R.Y., 2006, Model Praktek Keperawatan Profesional Rumah Sakit, Jakarta : EGC. Suharjo, B., 2008. Analisis Regresi Terapan Dengan SPSS, Jakarta : Graha Ilmu.
ii
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
iii
Tietjen, L., Debora B., Noel M., 2004, Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Bekerjasama dengan JNPKKR/POGI dan JHPIEGO. Tunggal, A.W., 2002, Tanya Jawab Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik, Jakarta :Harvarindo. WHO, 1998, Nursing Care of The Sick : A Guide For Nurses Working in Small Rural Hospitals, World Health Organization. Winardi, 2007, Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen, Jakarta : Rajawali Press. Zuidah, 2006, Pengaruh Strategi Universal Precaution, Perawat Terhadap Tindakan Pasang Kateter Dalam Mencegah Nosokomial ISK di Rumah Sakit Haji Medan, Tesis, Medan. Zulkarnain, H.I., 1999, Infeksi Nosokomial, Edisi Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, 3rd, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
iii
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
iv
FORMULIR KUESIONER PENGARUH MOTIVASI PERAWAT TERHADAP TINDAKAN PERAWATAN PADA PASIEN PASCA BEDAH DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM PIRNGADI MEDAN
PETUNJUK 1. Jawablah pertanyaan yang diajukan pada Saudara dengan sebenar-benarnya, sesuai dengan apa yang diketahui dan apa yang Saudara lakukan. 2. Apapun jawaban saudara tidak mempengaruhi pekerjaan Saudara akan tetapi jawaban yang benar sangat diperlukan dalam penelitian ini. 3. Partisipasi Saudara sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran penelitian ini yang ke depannya diharapkan bermanfaat bagi perawatan untuk pasien.
IDENTITAS RESPONDEN Nomor responden : ................. (diisi oleh peneliti) 1. Umur
:
.................Tahun
2. Jenis Kelamin
:
( ) Laki-laki,
( ) Perempuan
3. Pendidikan
:
( ) Sarjana (S1)
( ) D-III
( ) SPK
4. Pangkat/Golongan
:
( ) IIa-IId
( ) IIIa-IIId
( ) IIId
5. Masa Kerja
:
................. Tahun
6. Status
:
( ) PNS
7. Tanggal Pengisian
:
...............................................
( ) Honor
iv
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
v
Berilah tanda checklist (9) pada kolom pilihan jawaban yang tersedia di sebelah pertanyaan sesuai dengan apa yang Saudara Lakukan, kriteria memiliki Skala mulai 1 s/d 5 menurut skala kepentingannya. Keterangan : SS S TS No
= = =
Sangat setuju Setuju Tidak Setuju Jawaban SS S TS
Pernyataan
Skor
1. FAKTOR MOTIVATOR A. Prestasi 1. Setiap perawat membutuhkan kenaikan jabatan berdasarkan prestasi yang dinilai dengan benar. 2. Kenaikan jabatan mempengaruhi semangat kerja perawat. 3. Dalam pencapaian prestasi, Anda didukung oleh teman sejawat. 4. Volume pekerjaan sangat tinggi, sehingga memacu prestasi untuk lebih maju. 5. Di rumah sakit ini standar prestasi jelas. B. Tanggung jawab 1. Perawat dalam melaksanakan tindakan perawat harus tepat waktu sesuai dengan standar perawatan kebutuhan dan batas kemampuan. 2. Pelayanan keperawatan langsung harus berdasarkan proses perawatan dengan penuh tanggung jawab. 3. Menata dan persiapan alat-alat di ruangan harus menurut fungsi agar siap dipakai. 4. Pelaksanaan tugas harus sesuai dengan jadwal tugas yang diberikan. 5. Tugas dan tanggung jawab harus diberikan sesuai dengan pendidikan.
v
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
vi
No
Jawaban SS S TS
Pernyataan
Skor
C. Pengembangan 1.
Perawat selalu mendapatkan informasi secara merata untuk menambah keterampilan perawat.
2.
Adanya pengawasan dalam tindakan perawatan.
3.
Rumah sakit dalam pengembangan keterampilan perawat memberikan kesempatan untuk dipromosikan dalam kenaikan pankat dan jabatan.
4.
Kesempatan pelatihan diberi secara bergantian dan Pelatihan diberikan pada tiap perawat
5.
Diberi izin untuk mendapatkan pendidikan dalam peningkatan keterampilan perawatan.
2. FAKTOR HIGIENE A. Kondisi Kerja 1. Tersedia fasilitas dan perlengkapan yang mendukung untuk melayani pasien 2. Keselamatan dan keamanan kerja terjamin. 3. Situasi lingkungan kerja baik dan menyenangkan 4. Kemampuan bekerjasama antar sesama teman perawat. 5. Adanya perhatian rumah sakit pada perawat. B. Status 1. Perawat memiliki sertifikasi resmi. 2. Jabatan sesuai dengan jenjang pendidikan. 3. Peraturan kerja telah ditetapkan rumah sakit jelas. 4. Mendapat kesempatan untuk posisi yang lebih tinggi. 5. Kesempatan kenaikan jabatan disesuaikan dengan prestasi
vi
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
vii
No
Jawaban SS S TS
Pernyataan
Skor
C. Gaji 1 2 3
4 5
Besar gaji yang diterima perawat sesuai dengan pekerjaan dan jenjang pendidikan. Gaji perawat sesuai waktu yang ditentukan pembayarannya. Perawat mendapat insentif tambahan atas satu prestasi atau kerja ekstra dan diberikan secara merata Permasalahan gaji yang diterima dapat dilaporkan pada pihak rumah sakit. Dilakukan penilaian pada perawat atas kerja yang dilakukan untuk mendapat pembedaan gaji atau barang, jasa, atau kombinasi
vii
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
viii
KUESIONER B Pelaksanaan Tindakan Perawatan Pasien Pasca Bedah Isilah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist (9) pada kolom yang telah disediakan. No
Tindakan Keperawatan
1. 2. 3.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan. Mencuci tangan dengan menggunakan air mengalir. Memakai handschoen pada tindakan pemasangan alat keperawatan. Bekas jarum suntik dan alat-alat yang dipakai dibuang segera setelah digunakan. Memisahkan sampah basah dengan sampah kering.. Menyiram percikan darah dan cairan lainnya yang tercecer di lantai dengan mendisinfektan dan kemudian membersihkannya. Peralatan yang telah dipakai didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5% setelah selesai digunakan. Peralatan kesehatan dibersihkan dan dibilas sebelum didesinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi. Peralatan didisinfeksi dengan cara direbus. Merebus alat (melakukan desinfeksi tingkat tinggi) lebih dari 20 menit. Menutup insisi dengan balutan steril. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan penggantian balutan dan kontak dengan tempat operasi. Penggantian balutan dengan menggunakan teknik steril. Mengobservasi nyeri pasien pasca bedah. Memeriksa haluaran urine untuk mencegah infeksi urinarius Membantu pasien untuk memiringkan tubuhnya. Melatih batuk dan nafas dalam setiap dua jam selama hari pertama setelah pembedahan. Membantu pasien untuk BAB dan BAK. Mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan. Merespon setiap keluhan pasien.
4. 5. 6.
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
viii
Jawaban Ya Tidak
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
ix
No Resp.
12
NOMOR PERTANYAAN 13 14 15 16 17 18 19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
20
21
1
3
2
2
2
3
3
2
3
1
3
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
4
3
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
2
1
2
3
5
3
3
3
1
3
3
3
2
2
3
1
2
1
3
2
3
3
3
2
3
3
6
2
1
3
1
2
2
3
1
1
2
3
1
2
3
2
2
2
2
1
2
2
7
3
3
2
3
3
2
2
3
2
3
2
3
1
2
1
2
3
1
1
3
3
8
1
3
1
1
1
2
2
1
3
3
1
1
1
2
1
2
1
3
1
2
1
9
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
3
3
3
2
2
1
1
2
1
3
1
10
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
2
1
1
1
3
1
11
2
2
1
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
12
3
3
2
1
3
2
2
1
1
3
2
2
1
2
2
2
3
2
1
3
3
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
15
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
Jlh (X)
31
30
28
24
29
29
29
26
24
32
30
30
22
30
25
28
31
27
21
35
29
X2
961
900
784
576
841
841
841
676
576
1024
900
900
484
900
625
784
961
729
441
1225
841
ix
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
x
x
Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008