PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI PEREKAM MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU PASIEN PADA PELAYANAN REKAM MEDIS RA WAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Oleh
SUARNI ASMUNI 067012057/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI PEREKAM MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU PASIEN PADA PE LA YA NA N R EK AM ME DI S R A WA T J AL AN DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
SUARNI ASMUNI 067012057/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
Judul Tesis
:
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi
: : : :
PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI PEREKAM MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU PASIEN PADA PELAYANAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008 Suarni Asmuni 067012057 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing:
(Prof. dr. Aman Nasution, MPH) Ketua
(Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes) Anggota
Ketua Program Studi,
Direktur,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)
Tanggal lulus : 04 Februari 2009 Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
Telah diuji Pada Tanggal : 04 Februari 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
:
Prof. dr. Aman Nasution, MPH
Anggota
:
1. Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes 2. Prof. Dr. Ida Yustina, MSi 3. dr. Fauzi, SKM
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
PERNYATAAN
PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KOMPETENSI PEREKAM MEDIS TERHADAP WAKTU TUNGGU PASIEN PADA PELAYANAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
Februari 2009
(SUARNI ASMUNI)
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
ABSTRAK Salah satu bentuk pelayanan administrasi di rumah sakit adalah pelayanan rekam medis. Penyelenggaraan rekam medis dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima untuk menciptakan kepuasan pada pasiennya terutama dengan waktu tunggu yang singkat. Salah satu masalah di rekam medis RSU Pirngadi Medan adalah lambatnya waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan, yang diduga disebabkan oleh kinerja perekam medis yang belum sesuai dengan kompetensi perekam medis. Jenis penelitian ini survei analitik dengan tipe explanatory research yang bertujuan menganalisis pengaruh karakteristik individu dan kompetensi perekam medis terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan. Populasi penelitian sebanyak 45 orang, sampel dipilih sebanyak 32 orang di bagian TPP, rak file, dan pengiriman karena berhubungan langsung dengan pasien, sedangkan 13 orang lainnya bagian analisa. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistik Chi-Square, analisis multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap waktu tunggu yaitu masa kerja, keterampilan, dan kerjasama kelompok, sedangkan variabel yang tidak berpengaruh yaitu umur, pendidikan, pengetahuan, dan komunikasi. Variabel paling dominan pengaruhnya terhadap waktu tunggu pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan adalah kerjasama kelompok (B=2,899). Variabel independen dalam penelitian ini dapat memprediksi waktu tunggu pasien sebesar 84,4%. Disarankan pada Direktur RSU dr. Pirngadi Medan untuk meningkatkan sistem komputerisasi, pengembangan SDM, menambah tenaga pengawas, dan melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap. Diharapkan pada Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis agar meningkatkan kerjasama kelompok internal dan eksternal yakni terhadap bidang terkait, menyeleksi perekam medis untuk mengikuti diklat. Disarankan Kepala Subbidang Perekam Medis melakukan pengawasan melekat, dan mengadakan evaluasi secara berkala kepada perekam medis. Kata Kunci : Karakteristik, kompetensi perekam medis, waktu tunggu.
78
79
ABSTRACT
One of the administrative services in hospital is medical record. The management of medical record is expected to give the best service to make the patient’s satisfaction, especially with response-time. One of the problems at medical record installation of dr. Pirngadi Medan Hospital is the length of response-time on out-patient, which assumed caused by the performance’s of medical record personnel that have not been accordance with the competence of medical record personnel. This explanatory survey is aimed to analyze the influence of individual characteristics and the competence of medical record personnel patient’s responsetime at medical record service for the out-patient. The populations for this study are 45 officials, with 32 samples were selected from TPP (Tempat Penerimaan Pasien), file rack, and expedition unit as they make direct contact with the patients, while other 13 samples took from analysis unit. The data were analyzed by using statistical test through univariate analysis; bivariate analysis with statistical Chi-square test; multivariate analysis with logistic regression test. The result of the study shows that the variables which have influences significantly on response-time are work experience, skill and teamwork, while the variables which have no influences are age, education, knowledge, and communication. The variable which has dominant influences on patient responsetime is teamwork (B=2.899). Independent variable in this study can predict the patient’s response-time as 84,4%. It is suggested to the director of dr. Pirngadi Medan Hospital to improve the computerized system, to develop the human resources, to add supervision personnel, and to add the tools and infrastructure gradually. It is expected that the Head of Planning and Medical Record Unit to improve the internal cooperation and also external units which have relation to Medical Record Unit, to select medical record personnel in order to train them. It is also suggested to the Head of Medical Record Personnel Sub-Unit to implement the supervision tightly, and makes evaluation periodically to medical record personnel.
Keywords: Characteristics, Competence, Response-Time.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
80
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga dengan izinNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul : “Pengaruh Karakteristik dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum dr Pirngadi Medan Tahun 2008”. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini banyak kekurangankekurangan, namun demikian penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada: Prof. dr. Aman Nasution, MPH, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes, selaku Pembimbing Kedua, yang penuh perhatian, kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk sepenuhnya, sehingga sampai selesainya penulisan tesis ini. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu penyusunan tesis ini, terutama kepada : Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
81
Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan yang memberikan izin penulisan tesis ini. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Komisi Penguji Tesis ini. Bapak dr. Fauzi, SKM, sebagai Komisi Penguji atau Pembanding yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi kesempurnaan penulisan tesis ini. Bapak dr. Sjahrial R. Anas, MHA, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan sekaligus memberikan izin belajar pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Seluruh staf pengajar Program Studi Administrasi Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berarti selama penulis mengikuti pendidikan. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada suami tercinta (Suardinata) dan anak-anak tersayang (dr. Diana Santy, Nandar Afriza, dan Beby Asyifa), yang
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
82
selalu memberikan dorongan moril serta do’a kepada penulis untuk menyelesaikan pendidikan ini.
Akhirnya penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini dengan harapan, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.
Medan,
Februari 2009 Penulis,
Suarni Asmuni
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
83
RIWAYAT HIDUP
Suarni Asmuni, lahir pada tanggal 12 Juni tahun 1958 di Kota Binjai Propinsi Sumatera Utara, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Alm. Asmuni S. dan Almh. Sunarsih. Pendidikan formal penulis, dimulai dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Perkebunan Besilam Bukit Lambasa selesai tahun 1972, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) II Binjai selesai tahun 1975, Sekolah Pengatur Rawat Atas (SPRA) Pematang Siantar selesai tahun 1979, Pendidikan Bidan Swadaya (D-I) Sari Mutiara Medan selesai tahun 1995, Akademi Keperawatan Depkes RI (D-III) Medan selesai tahun 1998, Program Perawat Pendidik Jurusan Maternitas (D-IV Perawat Pendidik) selesai tahun 2001, Memasuki Sekolah Pascasarjana USU Program Studi Administrasi Kebijakan Kesehatan sejak tahun 2006. Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 1981 dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil tahun 1982 dengan jabatan sebagai staf perawat pelaksana di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSU dr. Pirngadi Medan. Sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 1999 bekerja di Bagian Instalasi Gawat Darurat RSU dr. Pirngadi Medan. Pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2001 menjabat sebagai Kepala Keperawatan Instalasi III (Anak dan Kebidanan). Pada tahun 2002 sampai saat ini, menjawab sebagai Kepala Subbidang Rekam Medis RSU dr. Pirngadi Medan.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
84
Menikah pada tanggal 10 Oktober
1980 dengan Suardinata pasangan
H.Hasan dan Almh. Hj.Kasiani, hingga saat ini dikaruniai anak sebanyak 3 orang (2 perempuan, 1 laki-laki). Anak yang pertama bernama dr. Diana Santy, kedua Nandar Afriza, dan ketiga Bebby Asyifa.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
85
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ................................................................................................... i ABSTRACT ................................................................................................. ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ......................................................................................... x DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii BAB 1
PENDAHULUAN .................................................................... 1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1.2. Permasalahan ...................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 1.4. Hipotesis Penelitian ............................................................ 1.5. Manfaat Penelitian ..............................................................
1 1 7 8 8 8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 2.1. Kinerja ............................................................................... 2.2. Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis ............................ 2.3. Landasan Teori .................................................................. 2.4. Kerangka Konsep Penelitian ..............................................
9 9 15 42 43
BAB 3
METODE PENELITIAN ........................................................ 3.1. Jenis Penelitian ................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 3.3. Populasi dan Sampel .......................................................... 3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................ 3.5. Variabel dan Definisi Operasional ...................................... 3.6. Metode Pengukuran ........................................................... 3.7. Metode Analisa Data ..........................................................
45 45 45 45 46 47 49 51
BAB 4
HASIL PENELITIAN ............................................................ 4.1. Deskripsi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan ............ 4.2. Analisa Univariat ............................................................... 4.3. Analisa Bivariat ................................................................. 4.4. Analisis Multivariat (Regresi Logistik) ...............................
54 54 59 72 75
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
86
BAB 5
PEMBAHASAN ....................................................................... 5.1. Waktu Tunggu ................................................................... 5.2. Pengaruh Karakteristik Terhadap Waktu Tunggu Pasien ..... 5.3. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien ...................................................................
78 78 81
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 6.1. Kesimpulan ........................................................................ 6.2. Saran ..................................................................................
93 93 94
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
96
BAB 6
83
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
87
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
3.1.
Metode Pengukuran Terhadap Variabel Independen ................
50
3.2.
Metode Pengukuran Terhadap Variabel Independen ................
51
4.1.
Distribusi Karakteristik Responden di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ...............
59
Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Pengetahuan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ...................................................................
62
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ..........................................................................................
62
Distribusi Kegiatan Responden Berdasarkan Waktu di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 .........................................................................................
64
Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 .........................................................................................
64
Distribusi Responden Jawaban Responden Pada Pertanyaan Komunikasi di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ................................................
66
Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 .........................................................................................
67
Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Kerjasama Kelompok di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 .....................................................
69
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
Distribusi Responden Berdasarkan Kerjasama Kelompok di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
88
4.10.
4.11.
4.12.
4.13.
4.14.
4.15.
Medan Tahun 2008 ................................................................... Statistik Deskriptif Waktu Tunggu Pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 .....
69 71
Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tunggu di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ...................................................................
71
Pengaruh Karakteristik Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ...................................................................
73
Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 ...................................................................
74
Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Pertama Pengaruh Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien ......................
75
Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Kedua Pengaruh Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien ......................
76
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
89
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1.
Alur Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan .................
29
Kerangka Konsep Penelitian ....................................................
44
2.2.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
90
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1
Lembar Kuesioner Penelitian ...................................................
100
2
Hasil Ujicoba Kuesioner ...........................................................
108
3.
Hasil Uji Validitas Reliabilitas Instrumen ................................
109
4.
Master Data Penelitian : Karakteristik dan Kompetensi Perekam Medis ........................................................................
114
5.
Master Data Penelitian : Waktu Tunggu ...................................
116
6.
Output SPSS : Tabel tunggal, tabel silang, regresi logistik. .......
117
7.
Surat Permohonan Izin Uji Kuesioner dari Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara ..................................
136
Surat Permohonan Izin Uji Kuesioner dari Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan .......................................
137
Surat Izin Penelitian dari Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara ........................................................................
138
Surat Izin Penelitian dari RSU dr. Pirngadi Medan....................
139
8.
9.
10.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
91
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran tersebut pada dewasa ini makin menonjol mengingat timbulnya
perubahan-perubahan
epidemiologi
penyakit,
perubahan
struktur
demografis, perkembangan IPTEK, perubahan struktur sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih bermutu, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan di Indonesia (Soejitno, 2002). Sekarang ini rumah sakit tidak saja berfungsi sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka, tetapi telah berkembang ke arah kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang menyangkut aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit sebagai salah satu sub pelayanan kesehatan memberikan dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medis, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui Instalasi Gawat Darurat, unit rawat jalan dan rawat inap (Muninjaya, 2004).
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
92
Pola pelayanan kesehatan yang diharapkan adalah pelayanan yang berkualitas, sehingga mampu mereduksi angka kesakitan dan kematian serta menciptakan masyarakat sehat sejahtera. Kualitas merupakan inti kelangsungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang, Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia jasa/layanan untuk selalu memanjakan konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik. Para pelanggan akan mencari produk berupa barang atau jasa dari perusahaan yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepadanya (Mathis dan Jackson, 2002). Sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan merupakan salah satu indikator kinerja rumah sakit. Diharapkan perubahan pelayanan rumah sakit mengarah pada kekuatan pasar dan orientasi rumah sakit akan mulai bergeser dari organisasi sosial ke arah sosioekonomi, maka mempertahankan pelanggan adalah tujuan utama yang harus dicapai. Rumah sakit akan semakin maju dengan pesat jika dapat menciptakan kepuasan pada pasiennya (Soejadi, 1999) Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah pelayanan administrasi berupa pelayanan rekam medis. Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan cerminan kerja sama lebih dari satu orang tenaga kesehatan untuk menyembuhkan pasien. Bukti tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
93
tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya. Rekam Medis merupakan catatan (rekaman) yang harus dijaga kerahasiaannya dan terbatas tenaga kesehatan dan pasien serta memberikan kepastian biaya yang harus dikeluarkan (Depkes RI, 1997). Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan
dilanjutkan
dengan
penanganan
berkas
rekam
medis
yang
meliputi
penyelenggaraan penyimpanan untuk melayani permintaan dari pasien atau untuk keperluan lainnya (Depkes RI, 1997). Untuk itu pelayanan rekam medis yang diberikan harus berkualitas dan sesuai dengan standar pelayanan yang ada. Indikasi kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit tercermin dari kepuasan pasien yang hanya dapat diketahui dari survai kepuasan. Banyak rumah sakit sudah melakukan survei kepuasan pasien. Kepuasan pasien/pelanggan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapannya (Kotler, 2000). Kinerja SDM adalah prestasi kerja atau hasil kerja (out put) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai SDM persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja yang baik dihasilkan oleh sumberdaya yang berkompetensi (Mangkunegara, 2005). Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
94
Kompetensi sumber daya manusia (SDM) adalah ciri-ciri karakteristik seseorang yang bersifat mendasar yang dapat menghasilkan kinerja berdasarkan kriteria atau referensi tertentu yang dianggap efektif dan superior (Tanjung dan Ma’arif, 2003). Menurut Mangkunegara (2005), kompetensi merupakan faktor mendasar yang dimiliki seseorang yang mempunyai kemampuan lebih, yang membuatnya berbeda dengan seseorang yang mempunyai kemampuan rata-rata atau biasa saja. Menurut Gibson, Ivancevich, Donnelly (1996) keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan tugas, seperti keterampilan mengoperasikan komputer, atau keterampilan berkomunikasi dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok. Beberapa pekerja, meskipun mempunyai motivasi tinggi, tidak mempunyai kemampuan atau keterampilan untuk bekerja dengan baik. Kompetensi perekam medis menurut Siswati (2004) yang disampaikan dalam pelatihan pengelolaan rekam medis rumah sakit meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok. Perilaku ini harus dimiliki oleh seorang profesi perekam medis dan informasi kesehatan dalam melakukan tugas dan tanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan
Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi merupakan rumah sakit pemerintah kelas B Plus, merupakan sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat dari berbagai kalangan, yaitu pasien umum, asuransi kesehatan, dan pasien Jamkesmas. Pada bulan Agustus 2007 telah lulus bersyarat di dalam akreditasi terhadap 16 pelayanan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal di rumah sakit, antara lain peningkatan sarana gedung, pengadaan fasilitas kesehatan, peningkatan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
95
sumber daya manusia baik secara kuantitas maupun kualitas. Dalam pelaksanaan pelayanan di rumah sakit salah satu kewajibannya adalah penyelenggaraan rekam medis yang baik (RSU dr. Pirngadi, 2008). Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. Pelayanan rekam medis rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran pasien sampai memperoleh dokumen rekam medis yang akan digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Berdasarkan standar penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan dokumen rekam medis pelayanan rawat inap selama 15 menit (Depkes RI, 2007). Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depkes, 2007). Hasil penelitian Girsang, (2005) bahwa ada 4 (empat) dimensi yang mempengaruhi waktu tanggap pasien gawat darurat di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik Medan, yaitu dimensi karakteristik individu (pendidikan, pelatihan, upah dan lama bekerja), motivasi, ketersediaan fasilitas pendukung dan standar prosedur pelayanan. Hasil penelitian Hasanbasri, (2005) di Rumah Sakit Umum Aloe Saboe Gorontalo, bahwa determinan waktu tunggu pasien di Instalasi rawat jalan adalah
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
96
perbedaan status pasien, dan kualitas tenaga kesehatan, keterbatasan waktu pelayanan, informasi kurang jelas, serta keterlambatan dokter memeriksa pasien. Hasil penelitian Mariah (2007) di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan untuk pengefisienan waktu dalam pelayanan pencatatan data medis pasien adalah penyederhanaan prosedur kerja terhadap kegiatan yang tidak produktif. Hasil penelitian Anggraini, (2007), di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Djasmen Saragih Pematang Siantar bahwa ada dua aspek yang mempengaruhi kinerja rekam medis, yaitu motivasi intrinsik (prestasi, pengakuan orang lain, tanggung jawab, peluang untuk maju, dan kepuasan kerja serta motivasi ekstrinsik (kompensasi, keamanan, dan keselamatan, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi teknis, serta hubungan interpersonal). Berdasarkan hasil survai awal diketahui secara umum pasien yang ingin mendapatkan pelayanan rawat jalan rata-rata mengeluhkan lamanya waktu tunggu dalam penyediaan dokumen rekam medis dari mulai pendaftaran sampai pasien tersebut mendapatkan pelayanan berikutnya. Dengan menghitung waktu tunggu pasien rawat jalan sebanyak 100 orang, menunjukkan bahwa dalam penyediaan berkas rekam medis rawat jalan rata-rata 20-30 menit. Jumlah pengunjung pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan rata-rata per hari 700 orang. Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa penyelesaian pekerjaan di bagian rekam medis yang cepat yaitu kelompok perekam medis yang bertugas di tempat pendaftaran pasien (TPP), sedangkan pada bagian penyimpanan dan pengiriman berkas melakukan pekerjaan dengan lambat. Pekerjaan yang lambat ini Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
97
disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu dari diri individu perekam medis sendiri, contohnya : pola kebiasaan atau budaya kerja yang rendah, sikap dan tanggungjawab yang rendah serta kerjasama kelompok yang kurang baik. Sedangkan faktor internal yaitu pengawasan yang kurang, sarana yang tidak lengkap seperti rak file untuk menyimpan berkas tidak cukup sehingga berkas sebagian ditumpuk yang menyebabkan lamban dalam pencarian berkas, minimnya kepedulian tenaga rekam medis terhadap manajemen file aktif dan file rekam medis yang non aktif (melebihi 5 tahun), serta lay out rumah sakit yang tidak sesuai dengan waktu tempuh atau jangkauan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan setelah dari unit rekam medik. Selain itu beban kerja yang tinggi juga menyebabkan perekam medis bekerja lambat, seperti harus melayani permintaan berkas untuk kebutuhan verifikasi terhadap pengklaiman biaya Jamkesmas serta melayani berkas untuk kebutuhan pendidikan dan penelitian. Dengan beban kerja yang tinggi tersebut mengakibatkan perekam medis menjadi kelelahan. Upaya untuk mereduksi masalah tersebut dapat dilakukan jika petugas rekam medis terampil, professional, dan meningkatkan kerjasama kelompok dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan analisis tentang pengaruh karakteristik dan kompetensi perekam medis terhadap waktu tunggu pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008. 1.2. Permasalahan
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
98
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah yang ada di bagian Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan yaitu waktu tunggu yang lama, kualitas SDM yang rendah. Untuk itu ingin diteliti apakah pengaruh karakteristik yang meliputi pendidikan, umur, masa kerja, dan kompetensi perekam medis meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008. 1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis pengaruh karakteristik (pendidikan, masa kerja dan pelatihan) dan kompetensi perekam medis (pengetahuan dan keterampilan, komunikasi, dan kerja sama kelompok) terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan.
1.3. Hipotesis Penelitian Ada pengaruh karakteristik yang meliputi pendidikan, umur, masa kerja, dan kompetensi perekam medis yang meliputi pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan sebagai bahan masukan dalam memberikan kontribusi dalam perumusan kebijakan tentang waktu tunggu ideal Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
99
dalam pelayanan rekam medis rawat jalan di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. 2. Bagi perekam medis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi bagi peningkatan pelayanan pasien dengan mempersingkat waktu tunggu. 3. Bagi Peneliti, mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi di bagian rekam medis, serta menambah wawasan dalam mengaplikasikan keilmuan manajemen kesehatan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah prestasi atau kemampuan yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dan sesuai dengan standar kerja yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan di dalam organisasi (Mangkunegara, 2005). Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu, yang meliputi faktor individu adalah kemampuan, keahlian dan latar belakang serta demografi. faktor psikologis meliputi persepsi, sikap, personality, pembelajaran dan motivasi (Wibisono, 2006).
2.1.2. Kinerja Individu
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
100
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan (Mathis and Jackson,
2002). Atribut individu, yang menentukan kapasitas untuk mengerjakan sesuatu, yang meliputi faktor individu (kemampuan dan keahlian, latar belakang serta demografi), dan faktor psikologis meliputi persepsi, attitude (sikap), personality, pembelajaran dan motivasi (Mangkunegara, 2005). Upaya kerja (work effort), yang membentuk keinginan untuk mencapai sesuatu. Dukungan organisasi, yang memberikan kesempatan untuk berbuat sesuatu. Dukungan organisasi meliputi sumber daya, kepemimpinan, lingkungan kerja, struktur organisasi, dan job design (Wibisono, 2006).
2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja menurut model teori Gibson (1996) yaitu : a) Variabel individu: kemampuan dan keterampilan, latar belakang serta demografis meliputi umur, etnis, dan jenis kelamin. b) Variabel organisasi : sumber daya, kepemimpinan, imbalan struktur, dan design pekerjaan.
2.1.4. Beberapa Indikator Peningkatan Kinerja 2.1.4.1. Kepemimpinan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
101
Kepemimpinan
adalah
kemampuan
seorang
untuk
memobilisasi,
menyelaraskan, memimpin kelompok, kemampuan menjelaskan gagasan sehingga dapat diterima orang lain. Pemimpin penting dalam mempengaruhi perubahan. Pemimpin bertanggung jawab untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggung jawab (Wibisono, 2006). Riyono dan Zulaifah (2001) mengatakan bahwa kepemimpinan berkaitan dengan kemampuan untuk memotivasi dan mempengaruhi bawahan. Seorang pemimpin sukses karena mampu bertindak sebagai pengarah dan pendorong yang kuat serta berorientasi pada tujuan yang ditetapkan. Menurut Tjiptono (2001) pemimpin yang baik harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. Tanggung jawab yang seimbang. Keseimbangan di sini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut. 2. Model peranan yang positif. Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu pemimpin yang baik harus dapat dijadikan panutan dan contoh bawahannya. 3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta dengan cara yang tepat. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
102
4. Memiliki pengaruh positif. Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekhususan untuk menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu. 5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain akan sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab, tidak terhadap sudut pandang tersebut. Lucky (2000) mengatakan bahwa kepemimpinan di masa yang akan datang cenderung mengarah pada teaching organization, yang dapat mengantisipasi perubahan dan keanekaragaman knowledge, skill dan ability sumber daya manusia, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan. Kesuksesan perusahaan di kompetensi global ditentukan oleh kecepatan perusahaan untuk berubah sesuai dengan lingkungan bisnisnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah kepemimpinan mendapatkan
mempunyai daya
saing
efek dan
yang
penting
keuntungan
di
terhadap era
upaya
organisasi
globalisasi.
Pemimpin
bertanggungjawab untuk menggerakkan setiap usaha dan hambatan untuk menjamin kejelasan visi. Pemimpin harus dapat menciptakan iklim organisasi dimana karyawan merasa bebas tapi penuh tanggungjawab. 2.1.4.2. Pengambilan keputusan secara analisis Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
103
Pengambilan keputusan secara analitis merupakan salah satu aspek fundamental
dalam
organisasi.
Pengambilan
keputusan
bukan
menjadi
wewenang tunggal pimpinan atau manager. Karyawan juga membuat keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka dan organisasi tempat mereka bekerja. Jadi semua individu dalam organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan antara dua atau lebih alternatif. Tjiptono (1997) mengatakan bahwa kualitas keputusan yang diambil manajer sangat penting peranannya dalam dua hal yaitu : 1. Kualitas keputusan manajer secara langsung mempengaruhi peluang karir, penghargaan (reward) dan kepuasan kerja. 2. Keputusan manajerial memiliki kontribusi terhadap keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi. Oleh karena itu, setiap manajer harus selalu siap menghadapi evaluasi dan kritik terhadap keputusan-keputusan yang dibuatnya. Suatu keputusan yang diambil dapat dilakukan evaluasi untuk mengukur, apakah hasil pengambilan keputusan baik atau jelek. Adapun evaluasinya antara lain (Sunu, 1999): 1. Mengevaluasi hasil keputusan, apakah pengaruh dari hasil keputusan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi yang ditentukan. 2. Mengevaluasi proses yang dilakukan dalam pengambilan keputusan dalam jangka panjang, proses yang salah cenderung berpotensi untuk memberikan hasil yang negatif. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
104
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses untuk memilih suatu rangkaian tindakan dari dua atau lebih alternatif yang mencakup penentuan pilihan dan pemecahan masalah. Pengambilan keputusan yang mengoptimalkan proses dan hasil dalam membuat suatu keputusan adalah rasional, yaitu dia membuat pilihanpilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan tertentu. Pilihanpilihan tersebut mengikuti model enam langkah (Robbins, 1996) yaitu : mendefinisikan masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, menimbang kriteria, menghasilkan alternatif, menilai semua alternatif pada masing-masing kriteria, menghitung keputusan optimal. Pengambilan keputusan rasional memerlukan kreativitas yaitu, kemampuan untuk mengkombinasikan ide dengan cara yang unik atau membuat gabungan yang tidak umum dari beberapa ide. Kreativitas memungkinkan pengambil keputusan untuk lebih sepenuhnya menilai dan memahami masalah, termasuk melihat masalah yang tidak dilihat orang lain. Manfaat lain dari kreativitas adalah membantu pengambilan keputusan untuk mengidentifikasi semua alternatif yang baik (Robbins, 2002). Melalui pengalaman yang perlu diperhatikan bahwa tak ada satu model yang dapat menjamin bahwa pimpinan selalu membuat keputusan yang benar. Meskipun demikian, pimpinan yang menggunakan model yang rasional, intelektual dan sistimatik lebih berpeluang untuk berhasil dibandingkan dengan pimpinan yang menggunakan pendekatan model yang bersifat informal. Kombinasi dari keduanya dapat digunakan sebagai alternatif yang dapat dipilih oleh pimpinan. Setiap pimpinan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
105
dapat memilih berbagai pendekatan yang dianggap paling sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi (Sunu, 1999). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan yang optimal melalui analisa yang menyeluruh terhadap suatu masalah berdasarkan data dan informasi secara akurat sangat penting keberadaannya bagi karyawan dalam mengelola suatu pekerjaan. Keterlambatan dan kecerobohan dalam pengambilan keputusan yang tidak tepat akan menyebabkan terganggunya kinerja organisasi secara keseluruhan.
2.2. Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis 2.2.1. Pengertian Waktu Tunggu Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter (Depkes RI, 2007). Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan rekam medis, gawat darurat, pelayanan poliklinik dan lain sebagainya. Waktu tunggu adalah waktu yang digunakan oleh petugas kesehatan di rumah untuk memberikan pelayanan pada pasien. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
106
mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depdagri, 2007). Menurut Depkes RI (2007) standar waktu pelayanan dalam penyediaan berkas rekam medis di rumah sakit minimal yaitu ≤10 menit. Berdasarkan Peraturan Departemen Kesehatan tersebut, manajemen Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan menetapkan waktu pelayanan pada bagian rekam medis rawat jalan dibagi menjadi: 1. Bagian Tempat Penerimaan Pasien (TPP) dengan waktu ≤ 2 (dua) menit, yang terbagi menjadi : a. Penerimaan pasien dalam waktu ≤ 0,5 menit. b. Wawancara dengan pasien untuk menentukan jenis pelayanan apakah pasien baru atau pasien lama dalam waktu ≤ 1,5 menit. 2. Bagian Penyimpanan Berkas / File (F) dengan waktu. ≤ 4 (empat) menit yang terdiri dari : a. Mencari dan mengeluarkan berkas rekam medis dimaksud dari rak penyimpanan dalam waktu≤ 3 menit b. Mencatat dan menyelipkan bon traiser pada file dalam waktu≤ 0,5 menit. c. Menyerahkan berkas rekam medis pada petugas distributor dalam waktu ≤0,5 menit. 3. Distribusi Berkas (D) dengan waktu ≤ 4 (empat) menit yang terdiri dari : a. Mencatat dan memilah berkas yang akan dikirim ke unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤ 0,5 menit. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
107
b. Mengantar berkas rekam medis ke unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤3 menit. c. Menyerahkan berkas rekam medis kepada petugas unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤ 0,5 menit. 2.2.2. Pelayanan Rekam Medis Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan dikemukakan arti dari rekam medis itu sendiri. Rekam Medis disini diartikan sebagai “keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien, dan pengobatan yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat”. Kalau diartikan secara dangkal rekam medis seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien, namun kalau dikaji lebih dalam rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada hanya catatan biasa, karena di dalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seseorang pasien yang akan dijadikan dasar di dalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnya yang diberikan kepada seseorang pasien yang datang ke rumah sakit (Depkes RI, 2007). Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medik dinyatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
108
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Dirjen Bina Pelayanan Medik, 2008). Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem penyelenggara rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis, penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit, dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya (Depkes RI, 2007). Kegiatan penyimpanan informasi / data
harus disertai dengan upaya
perbaikan kinerja (performance improvement) manajemen secara baik dan sehat. Misalnya dengan menyederhanakan pendokumentasian dan kegiatan pengumpulan data demi memudahkan penganalisisan dan penafsiran data (Hatta, 2008). Menurut Depdagri (2004), pelayanan rekam medis adalah kegiatan pelayanan penunjang secara profesional yang berorientasi pada kebutuhan informasi kesehatan bagi pemberi layanan kesehatan, administrator dan manajemen pada sarana layanan kesehatan dan instansi lain yang berkepentingan berdasarkan pada ilmu pengetahuan
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
109
teknologi rekam medis (sintesa ilmu-ilmu sosial, epidemiologi, terminology medis, biostatistik, prinsip hukum medis dan teknologi informasi). Proses pelayanan diawali dengan identifikasi pasien baik jati diri, maupun pelayanan penyakit, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis lainnya. Rekam medis merupakan catatan (rekaman) yang harus dijaga kebersihannya dan terbatas tenaga kesehatan dan pasien-pasien serta memberikan kepastian biaya yang harus dikeluarkan. Jadi falsafah Rekam Medis mencantumkan nilai Administrasi, Legal, Finansial, Riset, Edukasi, Dokumen, Akurat, Informatif dan Reliabel (ALFRED AIR) (Depkes RI, 2007).
2.2.3. Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis Di dalam uraian tujuan dan kegunaan rekam medis ini terdapat dua pengertian yang erat kaitannya yaitu tujuan dan kegunaan. 2.2.3.1. Tujuan rekam medis Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu system pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
110
Rekam medis secara rinci akan terlihat dan analog dengan kegunaan rekam medis itu sendiri. 2.2.3.2. Kegunaan Rekam Medis Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain : 1. Aspek Administrasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2. Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
3. Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakkan keadilan. 4. Aspek Keuangan
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
111
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. 5. Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. 6. Aspek Pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data/ informasi tentang pengembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan/referensi pengajaran di bidang profesi si pemakai. 7. Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit. Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut di atas, rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara umum adalah :
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
112
1. Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian di dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada pasien. 2. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/ perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien. 3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/ dirawat di rumah sakit. 4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. 5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya. 6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan. 7. Sebagai dasar di dalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien. 8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan (Depkes RI, 2007). 2.2.4. Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis Sebelum penetapan sistem penamaan yang dipakai, terlebih dahulu kita harus memahami keperluan yang mendasar dari pada sistem penamaan tersebut, sehingga Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
113
dianggap perlu ditetapkan dengan sistem tersendiri. Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien satu dengan pasien yang lainnya, sehingga mempermudah/memperlancar di dalam memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit. Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatatan adalah : nama pasien harus lengkap, minimal terdiri dua suku kata. Dengan demikian, nama pasien yang akan tercantum dalam rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan ini : 1. Nama pasien sendiri, apabila nama sudah terdiri dari satu kata atau lebih; 2. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila pasien seorang pasien bersuami; 3. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya adalah nama ayah); 4. Bagi pasien yang mempunyai nama keluarga/marga, maka nama keluarga/ marga atau surname didahulukan dan kemudian diikuti nama sendiri; Dalam sistim penamaan rekam medis, diharapkan : 1. Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang disempurnakan; 2. Sebagai pelengkap bagi pasien perempuan di akhir nama lengkap ditambah Ny. Atau Nn. sesuai dengan statusnya; 3. Pencantuman titel selalu diletakkan sesudah nama lengkap pasien;
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
114
4. Perkataan Tuan, Saudara, Bapak, tidak dicantumkan dalam penulisan nama pasien; Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang akan dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan rumah sakit. Dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik ataupun tidak baik dari pelayanan suatu rumah sakit. Tata cara melayani pasien dapat di nilai baik bila mana dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung jawab. 1. Pasien di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai pasien poliklinik (pasien berobat jalan) dan pasien rawat inap. 2. Penerimaan Pasien Rawat Inap. Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit pasien datang ke rumah sakit data dibedakan menjadi : 1. Pasien yang dapat menunggu a. Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian. b. Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat darurat. 2. Pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat)
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
115
Sedang menurut jenis kedatangannya pasien ke rumah sakit dapat dibedakan menjadi: 1. Pasien baru
: adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk keperluan berobat.
2. Pasien lama
: adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan berobat.
Kedatangan pasien ke rumah sakit dapat terjadi karena : 1. Dikirim oleh dokter praktek di luar rumah sakit. 2. Dikirim oleh rumah sakit lain, puskesmas, atau jenis pelayanan kesehatan lainnya. 3. Datang atas kemauan sendiri (Depkes RI, 2004).
2.2.5. Sarana dan Prasarana Pada Bagian Rekam Medis Standar IV pelayanan rekam medis tahun 2004 yang menyangkut sarana dan prasarana rekam medis mensyaratkan bahwa rumah sakit harus menyediakan gedung yang memadai, ruangan yang mudah dijangkau/diakses, dan dilengkapi dengan sarana yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, kebutuhan rak file harus dapat menyimpan / menampung berkas rekam medis pasien selama 5 (lima) tahun, sehingga dapat menghindari penumpukan berkas rekam medis dan dapat meningkatkan kenyamanan bekerja perekam medis (Depkes, 2004).
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
116
2.2.6. Uraian Tugas dan Prosedur 2.2.6.1. Uraian tugas (Depkes RI, 2007). 1. Pendaftaran / Penerimaan Pasien a. Melaksanakan proses penyelenggaraan pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan / rawat inap dan IGD. b. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat jalan. c. Menyiapkan rekam medis rawat jalan serta meminta rekam medis rawat jalan ke petugas rekam medis bagian penyimpanan. d. Mengisi buku register pendaftaran pasien rawat jalan. e. Membuat dan memutakhirkan kartu index utama pasien (KIUP) rawat jalan. 2. Penyimpanan / Rak File a. Menyimpan rekam medis rawat jalan / rawat inap dan menjaga agar penyimpanan rekam medis aman, rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan. b. Menyimpan rekam medis rawat jalan / rawat inap inaktif yang bernilai guna dengan media tertentu. c. Menyeleksi rekam medis yang akan disusutkan. d. Membuat daftar pertelaan rekam medis yang akan disusutkan. 3. Pengiriman Berkas / Distribusi Rekam Medis a. Menyortir rekam medis rawat jalan / rawat inap. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
117
b. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait. c. Mengecek berkas rekam medis yang kembali. 4. Urusan Analisa a. Menerima berkas rekam medis dari ruang rawat inap / rawat jalan. b. Mencatat berkas rekam medis dari ruang rawat inap / rawat jalan ke buku catatan khusus pasien pulang rawat inap. c. Merakit / merapikan berkas rekam medis. d. Menyerahkan berkas rekam medis ke urusan pengelolaan data. e. Menjilid / merakit formulir berkas rekam medis rawat inap. f. Mengevaluasi, menganalisa pelayanan rekam medis rawat jalan / rawat inap dan IGD. g. Mengevaluasi, menganalisa kelengkapan berkas rekam medis. h. Memberikan kode penyakit berdasarkan kelompok penyakit. i.
Membuat laporan semua kegiatan pelayanan rekam medis rawat jalan/ rawat inap dan IGD.
j.
Menjaga ketertiban dan kebersihan ruangan rekam medis.
2.2.6.2. Prosedur tetap (protap) Adapun Prosedur Tetap (Protap) pada Unit Rekam Medis yang berhubungan langsung dengan pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan adalah: Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
118
1. Urusan tempat penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap a. Pasien baru dan pasien lama melaporkan diri pada bagian informasi dan mendapatkan nomor antrian b. Pasien baru dan pasien lama menunggu nomor antrian dipanggil untuk mendapatkan pelayanan pendaftaran pada unit rekam medis c. Petugas mengentri data pasien 2. Bagian Pemanggilan dan Pemilahan Berkas a. Pasien dipersilahkan menunggu pada poliklinik yang dituju. b. Petugas merakit formulir rekam medis untuk pelayanan pasien baru dan menyerahkan formulir rekam medis pada petugas poliklinik 3. Bagian Rak File dan Pengiriman Berkas a. Bagian Rak File 1) Pengambilan berkas rekam medis hanya dilakukan oleh petugas oleh petugas urusan filing (penjajaran) 2) Pengambilan berkas berdasarkan atas permintaan (guna pelayanan, pendidikan, penelitian, kebutuhan asuransi dan hukum serta audit) 3) Petugas urusan penjajaran mencari dan mengeluarkan berkas rekam medis dimaksud dari rak penyimpanan, kemudian mencatat dan menyelipkan bon traiser pada file. 4) Petugas urusan file menyerahkan berkas rekam pada petugas sortir/petugas kesehatan lain. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
119
5) Menyimpan berkas rekam medis pada tempat yang tersedia 6) Mengeluarkan bon traiser atau mencatat pada buku ekspedisi 7) Retensi terhadap rekam medis inaktif (retensi berkas RM, sesuai SOP) 8) Catat berkas rekam medis inaktif, pada Buku Retensi 9) Menyerahkan berkas inaktif pada petugas yang dihunjuk b. Pengiriman Berkas 1) Sebelum petugas pengiriman berkas rekam medis mengirim berkas rekam medis ke Poliklinik, terlebih dahulu mencatat : Nama pasien, nomor rekam medis, poliklinik / Rawat Inap yang dituju pada buku ekspedisi 2) Petugas pengiriman berkas rekam medis menyerahkan berkas rekam medis kepada petugas unit rawat jalan/rawat inap 3) Setelah selesai pelayanan, berkas rekam medis rawat jalan harus sudah diambil 1 jam sebelum selesai pelayanan. 4) Berkas rekam medis yang kembali harus dicek sesuai dengan ekspedisi. 5) Petugas pengiriman berkas menyerahkan berkas rekam medis kepada petugas verifikasi.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
120
Untuk lebih jelasnya tentang pelayanan yang dilakukan di subbidang rekam medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
121 PASIEN
TEMPAT PENERIMAAN RAWAT JALAN (TPP – RJ)
PASIEN
AMBIL NOMOR ANTRIAN
RUANG TUNGGU
LOKET PENDAFTARAN TPP RAWAT INAP
A
B
C
IGD POLIKLINIK
Pulang
RAWAT INAP
Pulang Hidup
PENUNJANG MEDIS • PK / LAB • RADIOLOGI
Farmasi
Pulang Mati
Pulang
Dirujuk
Dirujuk
Gambar 2.1. Alur Pasien Rawat Jalan Dan Rawat Inap Badan Pelayanan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Medan Pada P e l a y a n a n Kesehatan R e k a m M e d iRumah s R a w a t Sakit J a l a n Umum Di RumahDr. SakitPirngadi Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
122
2.2.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Waktu Tunggu 2.2.6.1. Karakteristik perekam medis 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia berbuat dan mengisi kehidupannya mencapai keselamatan/kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi atau hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup (Nursalam, 2001). Pendidikan tenaga kesehatan pada setiap jenjang yang dilaksanakan institusi pendidikan pemerintah maupun swasta bertujuan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan serta kualifikasi yang dipersyaratkan dalam penanganan pasien dengan jenis penyakit serta tingkat keparahan tertentu. Manajemen pendidikan tenaga kesehatan secara umum tidak berbeda dengan manajemen pendidikan lainnya, hanya saja materi yang diajarkan disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan (Depkes RI, 2000). Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
123
pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin meningkat pula kinerjanya. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kesiapan dalam memberikan
pelayanan, orang yang berpendidikan tinggi akan lebih
mampu mengatasi masalah dan berperan lebih baik dan efektif serta konstruktif daripada yang berpendidikan rendah (Nursalam, 2001). 2) Umur Menurut Hurlock (2002) umur adalah usia seseorang yang dihitung sejak lahir sampai dengan batas terakhir masa hidupnya. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Demikian juga dengan umur pegawai dalam melaksanakan kegiatan pelayanan. Makin tua umur seseorang makin konstruktif dalam mengatasi masalah dalam pekerjaan, dan makin terampil dalam memberikan pelayanan kepada klien. 3) Masa Kerja Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
124
Pengalaman adalah guru yang baik, oleh sebab itu pengalaman identik dengan lama bekerja (masa kerja). Pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pasien (klien). Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Sehingga dapat dikatakan, semakin lama seseorang bekerja semakin baik pula dalam memberikan pelayanan (Notoatmodjo, 2003). 2.2.6.2. Kompetensi sumber daya manusia Kompetensi
adalah
karakteristik
dasar
dari
seseorang
yang
memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya (Boulter et.al, 1996).
Analisis kompetensi disusun sebagian besar untuk
pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk mengetahui efektivitas tingkat kinerja yang diharapkan. Menurut Boulter et.al (1996) level kompetensi adalah sebagai berikut : Skill, Knowledge, Self-role, Self Image, Trait dan Motive. Skill adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik misalnya seorang programer computer. Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa komputer. Social role adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam masyarakat (ekspresi nilai-nilai diri), misalnya : pemimpin. Self image adalah pandangan orang terhadap diri Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
125
sendiri, merekflesikan identitas, contoh : melihat diri sendiri sebagai seorang ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seorang karakteristik yang membuat orang untuk berperilaku, misalnya : percaya diri sendiri. Motive adalah sesuatu dorongan seseorang secara konsisten berperilaku, sebab perilaku seperti hal tersebut sebagai sumber kenyamanan, contoh : prestasi mengemudi. Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata (visible) dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang dimiliki manusia. Social role dan self image cenderung sedikit visibel dan dapat dikontrol perilaku dari luar. Sedangkan trait dan motive letaknya lebih dalam pada titik sentral kepribadian. Kompetensi
pengetahuan
dan
keahlian
relatif
mudah
untuk
dikembangkan, misalnya dengan program pelatihan untuk meningkatkan tingkat kemampuan sumber daya manusia. Sedangkan motif kompetensi dan trait berada pada kepribadian seseorang, sehingga cukup sulit dinilai dan dikembangkan. Salah satu cara yang paling efektif adalah memilih karakteristik tersebut dalam proses seleksi. Adapun konsep diri dan social role terletak diantara keduanya dan dapat diubah melalui pelatihan, psikoterapi sekalipun memerlukan waktu yang lebih lama dan sulit. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah tugas dengan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
126
kinerja yang efektif. Kompetensi adalah knowledge, skill dan kualitas individu untuk mencapai kesuksesan pekerjaannya.
1) Pengetahuan Pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan lain sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai dengan menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran, dan penglihatan (Taufik, 2007). Menurut Siagian (2006) tuntutan dalam pengembangan sumber daya manusia yaitu pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran. Kedaluwarsaan pengetahuan dan keterampilan pegawai terjadi apabila pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak lagi sesuai dengan “tuntutan zaman.” Di kalangan luas diakui bahwa salah satu ciri dunia dewasa ini adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung dengan sangat pesat. Ketidaktanggapan terhadap perkembangan yang sangat pesat tersebut berakibat pada ketertinggalan seseorang dalam pengetahuan dan keterampilannya. Meskipun ketertinggalan tersebut sering lebih terasa pada pelaksanaan kegiatan teknikal dan operasional, Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
127
sesungguhnya ketertinggalan pada tingkat manajerial pun sering pula terjadi. Menurut Notoatmodjo, (2003) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula dalam memberikan pelayanan kepada klien (pasien). Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. 2) Keterampilan Secara psikologis, keterampilan/kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya, pegawai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau pengetahuan memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja (prestasi) yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
128
job) (Riduwan, 2008). Jadi dimensi dari variabel kemampuan pegawai adalah pengetahuan dan keterampilan. Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996), variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individual atau apa yang seseorang pekerja lakukan (misalkan: dalam menghasilkan keluaran, menjual mobil, merawat mesin). Variabel individual diklasifikasikan sebagai kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis. 3) Komunikasi Komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kerja suatu organisasi. Hal ini dapat dipahami sebab komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak yang luas terhadap kehidupan organisasi, misalnya konflik antar pegawai, dan sebaliknya komunikasi yang baik dapat meningkatkan saling pengertian, kerja sama dan kepuasan kerja. Oleh karena itu hubungan komunikasi yang terbuka harus diciptakan dalam organisasi. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, fakta, pikiran dan perasaan, dari satu orang ke orang lain. Dalam kehidupan organisasi, komunikasi menjadi sesuatu yang sangat penting karena komunikasi dapat meningkatkan saling pengertian antara karyawan dan atasan, dan meningkatkan koordinasi dari berbagai macam kegiatan/tugas yang berbeda (Hariandja, 2002). Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
129
Robbins (2002), mengemukakan konflik antar perseorangan yang mungkin paling sering dikemukakan adalah buruknya komunikasi, sebab kita menggunakan hampir 70% dari waktu aktif
kita untuk
berkomunikasi, menulis, membaca, berbicara, mendengar sehingga beralasan untuk menyimpulkan bahwa satu dari kekuatan yang paling menghalangi suksesnya pekerjaan kelompok adalah kelangsungan komunikasi efektif. Komunikasi diperlukan agar karyawan mengetahui kewajiban dan tanggung jawabnya, hal ini berarti karyawan mengetahui posisinya dalam organisasi. Jadi mekanisme komunikasi dapat membuat keterpaduan perilaku setiap karyawan dalam kelompoknya, agar mencapai satu tujuan. Menurut Siagian (2006), dalam praktek terdapat empat arus komunikasi dalam suatu organisasi, yaitu komunikasi vertikal ke bawah, komunikasi vertikal ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal. Komunikasi vertikal ke bawah merupakan wahana manajemen untuk menyampaikan berbagai hal ke bawah seperti perintah, instruksi, kebijakan baru, pedoman kerja, nasehat dan teguran. Komunikasi vertikal ke atas yaitu para anggota organisasi selalu ingin didengar oleh para atasannya yang dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai hal seperti laporan hasil pekerjaan, masalah yang dihadapi, baik bersifat dinas maupun pribadi, saran-saran dalam pelaksanaan tugas masing-masing. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
130
Komunikasi horizontal berlangsung antara orang-orang yang berada pada tingkat yang sama dalam hirarki organisasi, akan tetapi melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Mengingat bahwa prinsip dasar yang digunakan dalam menggerakkan roda suatu organisasi adalah kerjasama dan bukan kompetisi, organisasi harus dipandang dan diperlakukan sebagai suatu sistem. Komunikasi diagonal, yaitu komunikasi berlangsung antara dua satuan kerja yang berada pada jenjang hirarki organisasi yang berbeda, tetapi menyelenggarakan kegiatan yang sejenis. Proses komunikasi sering kali dijumpai beberapa macam hambatan, menurut Tjiptono (2001) hambatan-hambatan tersebut diantaranya berupa: a. Filtering, dimana pengirim memodifikasi informasi yang akan disampaikan, ia hanya akan menyampaikan informasi yang sesuai dengan minat dan kehendak penerima. b. Selective perception, yaitu penerima hanya mau mendengar informasi yang ingin ia dengar. Penentuan informasi yang diinginkan tergantung pada kebutuhan, sikap, minat dan pengharapannya c. Perbedaan bahasa, dan keadaan emosi pengirim dan penerima. Secara teoritis ada berbagai macam sistem komunikasi, menurut Hariandja (2002), sistem komunikasi dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication) dan komunikasi ke samping (lateral Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
131
communication). Komunikasi ke bawah adalah penyampaian informasi atau gagasan dari atas atau pimpinan ke bawah. Informasi-informasi yang disampaikan bisa meliputi banyak hal seperti tugas-tugas yang harus dilakukan bawahan, kebijakan organisasi, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan adanya perubahan-perubahan kebijakan. Komunikasi ke atas adalah penyampaian informasi dari pegawai ke atasan. Informasi ini bisa berupa laporan pelaksanaan tugas, gagasan, keluhan dan lain-lain. Komunikasi ke samping adalah komunikasi yang terjadi diantara pegawai dengan tingkat yang sama dalam organisasi, tetapi mempunyai tugas yang berbeda. Dari uraian tentang komunikasi di atas menunjukkan bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi. Demikian juga pada bagian proses penyelenggaraan rekam medis rumah sakit. Komunikasi yang terjalin untuk meningkatkan kinerja pelayanan perekam medis. Komunikasi formal antara atasan dan bawahan yang umum dilakukan adalah mengenai pemberitahuan tentang perubahanperubahan peraturan rekam medis, uraian tugas pokok dan fungsi perekam medis, pemecahan masalah, dan pelanggaran disiplin. Sedangkan komunikasi antara rekan kerja adalah mendiskusikan tentang masalah yang dihadapi berhubungan dengan pekerjaan. 4) Kerja Sama Kelompok Kerjasama kelompok merupakan salah satu unsur yang sangat Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
132
penting dalam perusahaan. Pemahaman mengenai kerjasama kelompok tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien bagi perusahaan/organisasi (Gibson, 1996). Kerjasama kelompok menurut Ilyas (2003), adalah sebuah tim kerja yang merupakan kumpulan individu dengan keahlian spesifik yang bekerjasama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
bersama. Tim
terbentuk karena adanya pemimpin yang berperan sebagai koordinator tugas dan fungsi anggota kelompok, atau sering juga disebut mitra kerja. Tim kerja berkembang karena adanya kesamaan visi, tujuan, perilaku, dan kadang juga gaya hidup. Semakin banyak persamaan karakteristik para anggotanya, biasanya semakin kuat dan solid tim kerja tersebut. Inti tim kerja terdiri atas tiga komponen penting, yaitu komitmen bersama, saling percaya, dan saling menghormati. Sasaran kerja kelompok, berupa sasaran yang harus dicapai dalam kurun waktu tertentu, dan dibagi dalam tugas-tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua orang. Keuntungan dari cara ini adalah bahwa setiap karyawan akan saling mengingatkan untuk bekerja dengan benar, karena keberhasilan pekerjaan atau pencapaian unit kerja sangat tergantung pada semua karyawan dalam melakukan tugas masing-masing. Cara ini sangat efektif untuk Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
133
meningkatkan semangat kerja team dan mengurangi friksi dan konflik yang terjadi (Gibson, 1996). Faktor-faktor yang mendasari perlunya dibentuk tim-tim khusus dalam perusahaan menurut Tjiptono (1997) adalah: a. Pemikiran dari dua orang atau lebih cenderung lebih baik dari pada pemikiran satu orang saja. b. Konsep sinergi (yang disimbolkan: 1+1>2), yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim), jauh lebih baik / besar dari pada jumlah bagiannya (anggota individu) c. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya, sehingga mereka dapat saling membantu d. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil kerja dalam tim yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersamasama menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan. Robbins (2002) mengatakan, suatu tim kerja akan menghasilkan sinergi yang positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individu memberikan tingkat kinerja yang lebih besar dari pada jumlah input individu tersebut. Penggunaan tim yang ekstensif menciptakan potensi bagi suatu organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar dengan tidak ada peningkatan dalam input Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
134
Menurut Gibson (1996), dengan membagi tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua pegawai maka pelayanan akan lebih cepat. Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil kerja dalam tim yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama-sama menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kerjasama kelompok yang terkoordinasi akan memberikan dampak yang positif terhadap kinerja karyawan, dengan mengutamakan kepentingan bersama /organisasi. Kerjasama kelompok yang terjalin pada unit rekam medis yaitu saling membantu pekerjaan pada bagian yang sama maupun pada bagian yang lainnya. Demikian juga dalam keadaan situasi mendesak yang membutuhkan kecepatan dalam pencarian file, maka perekam medis dapat segera membantu menemukan file tersebut sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih singkat. Kerjasama kelompok ini akan meminimalkan konflik yang terjadi antara sesama rekan kerja.
2.3. Landasan Teori Menurut Gibson, Ivancevich dan Donelly (1996), variabel-variabel yang langsung mempengaruhi perilaku individu atau apa yang seseorang pekerja lakukan yaitu kemampuan dan kecakapan, latar belakang, dan variabel demografis. Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang. Kemampuan dan keterampilan memainkan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
135
peran penting dalam perilaku dan kinerja individu. Sebuah kemampuan adalah sebuah trait (bawaan atau dipelajari) yang mengizinkan seseorang mengerjakan sesuatu mental atau fisik. Keterampilan adalah kompetensi yang berhubungan dengan tugas, seperti keterampilan mengoperasionalkan komputer, atau seperti keterampilan berkomunikasi dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok.
.
Tingkat kompetensi dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk bekerja secara berkualitas dan efektif dalam bidangnya, dimana untuk menjadi kompeten seorang karyawan membutuhkan potensi-potensi (skill, knowledge, ability) yang berkualitas dan diaktualisasikan secara baik dalam suatu kinerjanya. Komponen kompetensi terdiri dari potensi-potensi yang mengacu pada kecakapan tertentu, diantaranya adalah komunikasi, kerjasama kelompok, kepemimpinan dan pemutusan pendapat secara analitis. Melalui kompetensi tertentu seorang karyawan akan mampu bekerja secara berkualitas, agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif. Waktu tunggu merupakan salah satu indikator kinerja sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dalam pelayanan rawat jalan di rumah sakit, Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapatkan
pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Disebut cepat jika waktu tunggu kurang dari atau sama dengan 10 menit, dan disebut lama jika waktu tunggu lebih dari 10 menit (Depkes RI, 2007).
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
136
2.4. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dijelaskan dan dijabarkan di atas, maka peneliti merumuskan kerangka konsep penelitian ini seperti pada Gambar 2.2:
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
137
Karakteristik Petugas 1. Pendidikan 2. Umur 3. Masa Kerja
Kompetensi SDM 1. Pengetahuan 2. Keterampilan 3. Komunikasi 4. Kerjasama kelompok
Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik petugas meliputi umur, pendidikan, dan masa kerja, sedangkan kompetensi perekam medis meliputi pengetahuan,
keterampilan,
komunikasi dan kerjasama kelompok.
Sedangkan variabel dependen adalah waktu tunggu pasien mulai dari tahap pendaftaran sampai memperoleh pelayanan yang dibutuhkan.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
138
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survai analitik dengan tipe explanatory research bertujuan menjelaskan pengaruh karakteristik individu dan kompetensi perekam medis terhadap waktu tunggu pasien pada pelayanan rekam medis rawat jalan di RSU dr. Pirngadi Medan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di unit pelayanan rekam medis dan poliklinik interna di rumah sakit dr. Pirngadi Medan, dengan pertimbangan hasil survai awal waktu tunggu pasien di rekam medis dengan rata-rata waktu tunggu 20-30 menit. Penelitian ini dilakukan mulai dari persetujuan judul penelitian, studi pendahuluan, studi kepustakaan, konsultasi, kolokium, penelitian lapangan, seminar hasil dan komprehensif yaitu dari November 2007 sampai dengan Desember 2008, sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2008.
3.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perekam medis yang bertugas di unit rekam medis RSU dr. Pirngadi Medan yang berjumlah 55 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 32 orang dengan alasan perekam medis yang Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
139
berhubungan langsung dengan pasien yaitu pada bagian tempat pemanggilan pasien (TPP), rak file, dan pengiriman (distributor). Dari 32 orang perekam medis tersebut dibagi menjadi : 9 orang di TPP, 11 orang di rak file, dan 12 orang di bagian pengiriman.
3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengambilan data dalam penelitian meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung berpedoman pada kuesioner. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner sebagai alat ukur terlebih dahulu diuji pada 20 responden di unit rekam medis RSU H. Adam Malik Kota Medan. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus teknik korelasi Pearson product moment (r),dengan ketentuan jika nilai rhitung > rtabel, maka dinyatakan valid dan jika rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak valid. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai rAlpha > rtabel, maka dinyatakan reliabel dan dan jika rAlpha < rtabel maka dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2004). Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
140
Sedangkan untuk data sekunder diambil berdasarkan catatan atau dokumen di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap semua butir pertanyaan kuesioner yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : a) Variabel pengetahuan dengan 10 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi p= <0,05 dan nilai Cronbach Alpha = 0,848 > 0,60, dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel pengetahuan adalah valid dan reliabel. b) Variabel komunikasi dengan 10 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi p= <0,05 dan nilai Cronbach Alpha = 0,833 > 0,60, dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel komunikasi adalah valid dan reliabel. c) Variabel kerjasama kelompok dengan 10 item pertanyaan dengan nilai koefisien korelasi p= <0,05 dan nilai Cronbach Alpha = 0,816 > 0,60, dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel kerjasama kelompok adalah valid dan reliabel (hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner terlampir).
3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Independen 1. Karakteristik Individu adalah ciri-ciri khas yang melekat pada diri individu baik secara biologis maupun sosial, dengan indikator: Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
141
a. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah diselesaikan responden. b. Umur adalah usia responden yang dihitung pada saat penelitian yang diketahui melalui kartu tanda penduduk (KTP). c. Masa kerja adalah lamanya masa kerja responden di bagian rekam medis dan unit pelayanan poliklinik interna RSU dr. Pirngadi Medan. 2. Kompetensi adalah tingkat penguasaan dan kemampuan petugas untuk bekerja secara berkualitas dan efektif dalam bidangnya, dengan indikator: a. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh petugas rekam medis terhadap uraian tugas pokok dan fungsinya. b. Keterampilan adalah tingkat penguasaan petugas rekam medis terhadap kecepatan dan kecekatan dalam pelayanan rekam medis. b. Variabel Dependen (Y) Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan perekam medis (responden) dalam menyelesaikan berkas-berkas rekam medis pasien yang dimulai dari tempat pemanggilan pasien (TPP) sampai dengan bagian pengiriman (distributor). Pengukuran waktu tunggu pasien pada bagian rekam medis berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Departemen Kesehatan Republik Indonesia yaitu ≤10 menit.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
142
3.6 Metode Pengukuran Metode pengukuran terhadap variabel bebas yaitu karakteristik individu menggunakan skala ordinal dan interval. 1. Pengetahuan Pengukuran variabel pengetahuan menggunakan 10 pertanyaan pilihan berganda (multiple choice), dengan jawaban
a, b, c, dan d. Pertanyaan berdasarkan
pedoman penyelenggaraan rekam medis rumah sakit. Jawaban yang benar diberi skor 1, sedangkan jawaban yang salah
diberi skor 0. Kategori pengetahuan
perekam medis adalah : a. Baik, skor nilai 6-10. b. Kurang baik, skor nilai 0-5. 2. Keterampilan Pengukuran variabel keterampilan menggunakan skala interval, berdasarkan dengan Prosedur Tetap (Protap) masing-masing kegiatan yang ada pada unit rekam medis. Keterampilan perekam medis dinilai berdasarkan observasi menggunakan lembar checklist (conteng) sesuai dengan prosedur rumah sakit RSU Pirngadi Medan. Jumlah item observasi keterampilan perekam medis sebanyak 8 buah. Penilaian keterampilan perekam medis dengan dua opsi “ya” dan “tidak”. Jika kegiatan dikerjakan oleh perekam medis dengan menconteng “ya” diberi nilai 1, dan jika tidak dikerjakan dengan menconteng “tidak” diberi nilai 0. Keterampilan perekam medis dikategorikan menjadi : Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
143
a. Terampil, skor nilai 5-8. b. Kurang terampil, skor nilai 0-4. 3. Komunikasi Pengukuran variabel komunikasi dengan mengajukan 10 pertanyaan, pilihan jawaban ya dan tidak. Menjawab ya diberi skor 1, dan menjawab tidak diberi skor 0. Kategori komunikasi perekam medis adalah : a. Baik, skor nilai 6-10. b. Kurang baik, skor nilai 0-5. 4. Kerjasama kelompok Pengukuran variabel kerjasama kelompok dengan mengajukan 10 pertanyaan, pilihan jawaban ya dan tidak. Menjawab ya diberi skor 1, dan menjawab tidak diberi skor 0. Kategori kerjasama kelompok perekam medis adalah : a. Baik, skor nilai 16-20. b. Kurang baik, skor nilai 10-15. Tabel 3.1. Metoda Pengukuran Terhadap Variabel Independen No
Variabel
Indikator 1
Alat Ukur
Skala
Kategori
Range
Kuesioner
Ordinal
Menengah Tinggi
SLTA sederajat D III + S1 + S2
1
Pendidikan
2
Umur
1
Kuesioner
Interval
≤36 tahun >36 tahun
Umur ≤rata-rata Umur >rata-rata
3
Masa kerja
1
Kuesioner
Interval
4
Pengetahuan
10
Kuesioner
Interval
5
Keterampilan
8
Kuesioner
Interval
≤11 tahun >11 tahun Baik Kurang Baik Terampil Kurang Terampil
Masa kerja ≤rata-rata Masa kerja >rata-rata 6 – 10 0–5 5-8 0-4
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
144
6
Komunikasi
10
Kuesioner
Interval
7
Kerjasama Kelompok
10
Kuesioner
Interval
Baik Kurang Baik Baik Kurang Baik
6 – 10 0–5 6 – 10 0–5
5. Waktu Tunggu Pengukuran variabel waktu tunggu dengan menghitung waktu / lamanya pekerjaan yang diselesaikan oleh setiap perekam medis pada bagian masingmasing sebanyak 4 kegiatan. Waktu tunggu dihitung berdasarkan rata-rata lamanya waktu yang dibutuhkan perekam medis dalam melakukan kegiatannya. Kategori waktu tunggu pelayanan oleh perekam medis disesuaikan dengan Peraturan Departemen Kesehatan yaitu : a. Cepat, jika kegiatan dilakukan ≤ 10 menit b. Lambat, jika kegiatan dilakukan >10 menit Tabel 3.2. Metode Pengukuran Terhadap Variabel Independen No 1
Variabel Waktu Tunggu
Alat Ukur Observasi, stopwatch.
Skala Interval
Kategori Cepat Lambat
Range ≤10 menit > 10 menit
3.7 Metode Analisa Data Data yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa data kategori yang berskala ordinal dan interval. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka pendekatan analisis yang digunakan adalah analisis statistik dengan menggunakan uji regresi logistik dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Analisis menggunakan komputer dengan program SPSS for Windows Versi 14.00. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
145
Untuk menguji pengaruh karakteristik dan kompetensi perekam medis terhadap waktu tunggu pasien, dengan model persamaan sebagai berikut :
1 p =
1 + e −( a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 + b6 x6 + b7 x7 )
Keterangan: P
= Probabilitas untuk mengalami peristiwa
e
= Konstanta = 2,81
a
= Konstanta
b1 s/d b7 = Koefisien Regresi X1 s/d X7 X1
= Pendidikan
X2
= Umur
X3
= Masa Kerja
X4
= Pengetahuan
X5
= Keterampilan
X6
= Komunikasi
X7
= Kerjasama Kelompok Langkah-langkah dalam melakukan analisis data penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1. Analisis univariat Analisis
univariat
dilakukan
terhadap
variabel
karakteristik
responden
(pendidikan, umur, dan masa kerja), kompetensi perekam medis (pengetahuan,
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
146
keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok), dan waktu tunggu pasien yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
2. Analisis bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) menggunakan uji chisquare pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05), sehingga bila hasil analisis statisik <0,05 maka variabel dinyatakan berhubungan secara signifikan. 3. Analisis multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik perekam medis (pendidikan, umur, masa kerja), dan kompetensi perekam medis (pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok) terhadap waktu tunggu pasien dengan menguji sekaligus variabel-variabel yang mempunyai kemaknaan statistik pada analisa bivariat, dengan menggunakan analisa statistik uji regresi logistik (logistic regression test).
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
147
Klasifikasi waktu tunggu pasien yang dilakukan oleh perekam medis dihitung berdasarkan kegiatan pada bagian masing-masing : a. Bagian Tempat Penerimaan Pasien (TPP) 1) Cepat, jika kegiatan dilakukan ≤ 30 detik (1/2 menit) 2) Lambat, jika kegiatan dilakukan > 30 detik (1/2 menit) b.
Bagian Pemanggilan dan Pemilihan Berkas (PPB) 1) Cepat, jika kegiatan dilakukan ≤ 30 detik (1/2 menit) 2) Lambat, jika kegiatan dilakukan > 30 detik (1/2 menit)
c.
Bagian File dan Distribusi Berkas (FDB) 1) Cepat, jika kegiatan dilakukan ≤ 390 detik (6,5 menit) 2) Lambat, jika kegiatan dilakukan > 390 detik (6,5 menit)
No 1
Variabel Waktu Tunggu Bagian TPP Bagian PPB Bagian FDB Bagian A
Kategori Cepat Lambat Cepat Lambat Cepat Lambat Cepat Lambat Cepat Lambat
Range ≤10 menit > 10 menit ≤ 30 detik (1/2 menit) > 30 detik (1/2 menit) ≤ 30 detik (1/2 menit) > 30 detik (1/2 menit) ≤ 390 detik (6,5 menit) > 390 detik (6,5 menit) ≤ 150 detik (2,5 menit) > 150 detik (2,5 menit)
Skala Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
148
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Perkembangan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tidak terlepas dari dimensi historis (sejarah) dan juga berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan di Kota Medan yang merupakan pusat pemerintahan provinsi Sumatera Utara yang menjadi tempat kedudukan / perwakilan / konsulat negara-negara sahabat, perwakilan perusahaan, bisnis, pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan dan pintu gerbang regional, internasional, kepariwisataan dan sebagai pusat rujukan kesehatan provinsi Sumatera Utara. Sejalan dengan era reformasi dan otonomi daerah, kepemilikan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan diserahkan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan pada tanggal 27 Desember 2001 oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara kepemilikannya diserahkan kepada Pemerintah Kota Medan. Setelah diserahkan kepemilikan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan kepada Pemerintah Kota Medan, Pemko Medan mempunyai perhatian dan tekad yang besar untuk memajukan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan melalui pembenahan dan perbaikan di segala bidang. Hal ini diwujudkan dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 30 Tahun 2002 tanggal 6 September 2002 tentang perubahan kelembagaan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan menjadi Badan Pelayanan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
149
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, sehingga terjadi restrukturisasi organisasi, personil dan manajemen. Sebagai pimpinan diangkat dr. H. Sjahrial R. Anas, MHA. Beliau telah banyak mengadakan pembenahan sarana dan prasarana serta pengadaan peralatan Kedokteran canggih sebagai pendukung pelayanan. Pada era ini juga Walikota Medan membuat suatu gebrakan besar dan berani melakukan pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan 8 (delapan) tingkat yang dilengkapi dengan peralatan canggih. Peletakan batu pertama pembangunan gedung tersebut telah dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2004 dan mulai dioperasionalkan pada tanggal 16 April 2005. Berdasarkan kondisi tersebut dan mengingat bahwa sumber daya manusia, sarana dan prasarana di Bidang Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr.
Pirngadi Medan berkeinginan meningkatkan statusnya dari Rumah Sakit Tempat Pendidikan Menjadi Rumah Sakit Pendidikan. Pada tanggal 13 Juli 2006, Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan meminta rekomendasi persetujuan menjadi Rumah Sakit Pendidikan dari Ikatan Rumah Sakit Pendidikan Indonesia (IRSPI).
4.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi Tugas pokok Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
150
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan
untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Badan Pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan mempunyai fungsi : 1. Menyelenggarakan pelayanan medis 2. Menyelenggarakan pelayanan, penunjang medis dan non medis 3. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan 4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan 5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan 6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan 7. Mengelola administrasi dan keuangan 8. Melaksanakan seluruh kewenangan yang sesuai dengan bidang tugasnya 9. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
4.1.3. Visi dan Misi Visi Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan diyakini mampu memacu pelaksanaan tugas, fungsi yang diemban, termasuk merancang Rencana Strategis secara keseluruhan, pengelolaan sumber daya, pengukuran kinerja dan evaluasi bagi seluruh pelaku pelayanan kesehatan. Atas dasar kebutuhan tersebut, dirumuskan visi sebagai berikut : RSPM MANTAP 2010. RSPM adalah akronim dari Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan, sedangkan MANTAP adalah akronim Mandiri, Tanggap dan Profesional. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
151
Misi Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan pelayanan medik, non medik dan perawatan secara profesional. 2. Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 3. Mewujudkan rumah sakit menjadi pusat rujukan se Sumatera. 4. Meningkatkan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel.
4.1.4. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan terletak di Jalan Prof. Dr. Muh. Yamin, SH No. 47 Medan, bangunan rumah sakit berdiri di atas tanah seluas ±38.495 m2. Luas bangunan yaitu 37.200,64 m2. Ruang rawat yang ada dalam Rumah Sakit dr. Pirngadi berjumlah 29 ruangan. Klasifikasi Ruang terdiri dari VIP = 44 tempat tidur, kelas I plus = 109 tempat tidur, kelas I = 120 tempat tidur, kelas II = 85 tempat tidur, kelas III = 260 tempat tidur, Mata = 20 tempat tidur. Ruang khusus terdiri dari Hemodialysa = 8 tempat tidur, ICCU = 6 tempat tidur, ICU anak dan dewasa = 16 tempat tidur, kamar premature = 16 tempat tidur, unit stroke = 8 tempat tidur, dan neonatus = 5 tempat tidur. Klinik rawat jalan terdiri dari 56 klinik. Kamar operasi terdiri dari efektif (terencana) = 6 unit, Emergensi = 2 unit, THT = 1 unit, bedah kulit = 1 unit, Mata = 1 unit, KB Kontrasepsi = 1 unit. Instalasi sebanyak 6 unit. Prasarana Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan meliputi alat-alat berat/ besar sebanyak 5 buah, alat-alat angkutan 24 unit, alat-alat bengkel 102 set, alat-alat Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
152
pertanian 11 buah, alat-alat kantor / rumah tangga 12.549 buah, alat-alat studio 260 buah, alat-alat Kedokteran / kesehatan 7.908 buah, alat-alat laboratorium 158 set, dan buku-buku perpustakaan 1.739 buah. 4.1.5. Subbidang Rekam Medis Subbidang rekam medis merupakan salah satu pelayanan langsung kepada masyarakat (pasien) dalam penyelenggaraan rekam medis dan bertanggungjawab kepada kepala bidang perencanaan dan rekam medis. Subbidang mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan penerimaan pasien rawat jalan dan rawat inap serta IGD, serta menyimpan dan mendistribusikan berkas rekam medis pada unit rawat jalan dan rawat inap. Pegawai subbagian Rekam Medis sebanyak 55 orang terdiri dari : 2 (dua) orang kepala urusan penerimaan pasien rawat jalan/rawat inap serta IGD dan urusan verifikasi rawat jalan dan rawat inap dengan latar belakang pendidikan SMA, 8 (delapan) orang pada bagian penerimaan pasien IGD dan penerimaan pasien rawat inap dengan latar belakang pendidikan tertinggi Sarjana Ekonomi 1 orang, Perawat gigi 1 orang dan yang lainnya berpendidikan SMA. Empat puluh lima orang di bagian penerimaan pasien rawat jalan dan verifikasi dengan latar belakang pendidikan sarjana kesehatan 2 orang,
sarjana hukum 2 orang, sarjana ekonomi
1 orang,
ahlimadya keperawatan 2 orang, ahlimadya komputer 2 orang, dan 36 orang lainnya berpendidikan SMA. Dalam penelitian ini, peneliti memilih 32 (tiga puluh dua) orang di bagian penerimaan pasien rawat jalan, sedang 13 (tiga belas) orang di bagian verifikasi tidak diikutsertakan karena tidak berhubungan langsung dengan pelayanan kepada pasien yaitu pada bagian analisa dan koding. Dari ketiga jenis pelayanan (rawat inap, rawat jalan, dan IGD) di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, pengunjung yang paling Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
153
banyak adalah pasien rawat jalan dengan rata-rata pengunjung 700 orang/hari, untuk itu dibutuhkan perekam medis yang profesional agar dapat memenuhi kebutuhan / kepuasan pasien dalam hal mempersingkat waktu tunggu. 4.2. Analisa Univariat 4.2.1. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini, karakteristik responden yang diteliti meliputi pendidikan, umur, dan masa kerja responden. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan responden sebagian besar adalah SMA sebanyak 17 orang (53,1%), selebihnya perguruan tinggi sebanyak 15 orang (46,9%). Berdasarkan umur, sebagian besar adalah di atas umur rata-rata yaitu 36 tahun sebanyak 17 orang (53,1%), selebihnya berumur >36 tahun sebanyak 15 orang (46,9%). Masa kerja responden sebagian besar di atas masa kerja rata-rata yaitu 11 tahun sebanyak 20 orang (62,5%), selebihnya <11 tahun sebanyak 12 orang (37,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Responden di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No 1. 2. No 1. 2. No 1. 2.
Pendidikan Perguruan Tinggi SMA Jumlah Umur <36 tahun >36 tahun Jumlah Masa Kerja <11 tahun >11 tahun
Jumlah 15 17 32 Jumlah 15 17 32 Jumlah 12 20
Persen (%) 46,9 53,1 100 Persen (%) 46,9 53,1 100 Persen (%) 37,5 62,5
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
154
Jumlah
32
100
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
155
4.2.2. Kompetensi Petugas Rekam Medis Kompetensi petugas rekam medis
meliputi pengetahuan, keterampilan,
komunikasi dan kerjasama kelompok. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hasil penelitian berikut ini. a. Pengetahuan Variabel pengetahuan yang ditanyakan dalam kuesioner meliputi tentang yang dimaksud rekam medis, minimal waktu analisis ketidaklengkapan catatan pengisian rekam medis, kepemilikan rekam medis, lama penyimpanan kartu indeks penderita, cara pemberian nomor rekam medis, pelengkapan rekam medis, pengembalian berkas rekam medis rawat inap, waktu tunggu dokumen rawat jalan sesuai Standard Operating Procedure (SOP), tujuan utama rekam medis bagi pasien, dan cara penulisan nama dalam rekam medis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab benar tentang rekam medis sebanyak 25 orang (78,1%), selebihnya menjawab salah 7 orang (21,9%). Pada pertanyaan tentang waktu minimal pengumpulan, pengolahan dan analisis ketidaklengkapan catatan pengisian rekam medis
sebagian responden menjawab benar yaitu 3 bulan sebanyak 20 orang
(62,5%), selebihnya menjawab salah 12 orang (37,5%). Sebagian besar responden tahu bahwa berkas rekam medis adalah milik rumah sakit sebanyak 18 orang (56,2%), dan selebihnya menjawab salah 14 orang (43,8%). Sebagian besar responden tahu tentang lama penyimpanan kartu indeks penderita yaitu sama dengan lamanya berkas rekam medis pasien disimpan sebanyak 25 orang (78,1%), Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
156
selebihnya menjawab salah 7 orang (21,9%). Sebagian besar responden tidak tahu (menjawab salah) tentang cara pemberian nomor rekam medis, yaitu dengan cara seri alphabetic sebanyak 18
orang (56,2%), selebihnya menjawab benar 14 orang
(43,8%). Sebagian besar responden tahu bahwa rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah melakukan pelayanan pada rawat jalan, dan 15 menit setelah pelayanan pasien rawat inap sebanyak 19 orang (59,4%), dan selebihnya menjawab salah 13 orang (40,6%). Sebanyak 22 orang (68,8%), responden menjawab benar bahwa pada SOP pengembalian berkas rekam medis rawat inap adalah 2 x 24 jam setelah pasien pulang, dan selebihnya menjawab salah 10 orang (31,2%). Sebagian besar responden menjawab benar bahwa waktu tunggu untuk mendapatkan dokumen medik rawat jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit adalah 10 menit sebanyak 23 orang (71,9%), selebihnya menjawab salah (28,1%). Responden yang menjawab benar sama banyaknya dengan responden yang menjawab salah 16 orang (50%) tentang
tujuan rekam medis bagi pasien. Sebagian besar
responden menjawab salah tentang cara penulisan nama orang Indonesia sebanyak 22 orang (68,8%), dan selebihnya menjawab benar 10 orang (31,2%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
157
Tabel 4.2. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Pengetahuan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
No
Indikator
1 2
Yang dimaksud rekam medis. Waktu minimal pengumpulan, pengolahan, dan analisis kelengkapan catatan pengisian rekam medis. Kepemilikan rekam medis Lama penyimpanan Kartu Indeks Penderita. Cara pemberian nomor rekam medis. Pembuatan dan kelengkapan rekam medis Standar Operating Procedure pengembalian berkas rekam medis rawat inap. Waktu tunggu mendapatkan dokumen medik rawat jalan sesuai standar pelayanan minimal rumah sakit. Tujuan utama rekam medis bagi pasien. Cara penulisan nama orang Indonesia sesuai dengan SOP / Protap.
3 4 5 6 7 8 9 10
Jawaban Benar Salah Jlh % Jlh % 25 78,1 7 21,9 20 18 25 14 19
62,5 56,2 78,1 43,8 59,4
12 14 7 18 13
37,5 43,8 21,9 56,2 40,6
22
68,8
10
31,2
23 16
71,9 50,0
9 16
28,1 50,0
10
31,2
22
68,8
Berdasarkan perhitungan jawaban responden pada pertanyaan pengetahuan rekam medis menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden dalam kategori kurang baik sebanyak 18 orang (56,3%), dan selebihnya kategori baik 14 orang (43,8%).
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No. 1. 2.
Pengetahuan Baik Kurang baik Jumlah
Jumlah 14 18 32
Persentase 43,8 56,3 100
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
158
b. Keterampilan Variabel keterampilan responden dengan melakukan observasi terhadap keterampilan perekam medis yaitu pada kegiatan petugas pada tempat penerimaan pasien (TPP), pada bagian rak file, dan bagian pengiriman (distributor) yang diukur berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Kegiatan di tempat penerimaan pasien selama 2 menit, pada bagian rak file selama 4 menit, dan pada bagian pengiriman (distributor) selama 4 menit. Keterampilan responden diukur sebanyak 8 kegiatan. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 32 perekam medis menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan penerimaan pasien dalam waktu ≤ 0,5 menit sebanyak 22 orang (68,8%), selebihnya lebih dari 0,5 menit 10 orang (31,2%). Pada kegiatan wawancara di tempat penerimaan pasien (TPP) sebagian besar melakukan kegiatan dalam waktu ≤1,5 menit sebanyak 23 orang (71,9%). Pada kegiatan ketiga di bagian rak file, sebagian besar responden melakukan dalam waktu ≤3 menit sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya > 3 menit sebanyak 11 orang (34,4%). Pada kegiatan 4 responden yang mencatat dan menyelipkan bon traiser pada file ≤ 0,5 menit sama banyaknya dengan responden yang <0,5 menit sebanyak 16 orang (50,0%). Pada kegiatan kelima di bagian rak file sebagian besar responden melakukan dalam waktu ≤ 0,5 menit sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya > 0,5 menit
11 orang (34,4%). Pada kegiatan 6 di bagian distributor (pengiriman),
responden yang melakukan ≤ 0,5 menit sama banyaknya dengan yang melakukan > 0,5 menit sebanyak 16 orang (50,0%). Pada kegiatan ketujuh mengantar berkas rekam medis ke unit rawat jalan/rawat inap ≤ 3 menit, sama banyaknya dengan yang Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
159
melakukan > 3 menit sebanyak 16 orang (50,0%). Pada kegiatan 8, sebagian besar responden melakukan kegiatan ≤ 0,5 menit sebanyak 24 orang (75,0%) dan selebihnya >0,5 menit sebanyak 8 orang (25,0%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4. Distribusi Kegiatan Responden Berdasarkan Waktu di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 Jawaban No 1 2 3
4 5 6
7 8
Indikator
Ya
Penerimaan pasien dalam waktu ≤ 0,5 menit. Wawancara dengan pasien untuk menentukan jenis pelayanan dalam waktu ≤ 1,5 menit Mencari dan mengeluarkan berkas rekam medis dimaksud dari rak penyimpanan dalam waktu ≤ 3 menit. Mencatat dan menyelipkan bon traiser pada file dalam waktu ≤ 0,5 menit. Menyerahkan berkas rekam medis pada petugas distributor dalam waktu ≤ 0,5 menit. Mencatat dan memilah berkas yang akan dikirim ke unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤ 0,5 menit. Mengantar berkas rekam medis ke unit rawat jalan/ rawat inap dalam waktu ≤ 3 menit. Menyerahkan berkas rekam medis kepada petugas unit rawat jalan/rawat inap dalam waktu ≤ 0,5 menit.
Tidak Jlh % 10 31,2
Jlh 22
% 66,8
23
71,9
9
28,1
21
65,6
11
34,4
16
50,0
16
50,0
21
65,6
11
34,4
16
50,0
16
50,0
16
50,0
16
50,0
24
75,0
8
25,0
Berdasarkan perhitungan keterampilan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam kategori kurang terampil sebanyak 19 orang (59,4%),. selebihnya dalam kategori terampil 13 orang (40,6%). Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No. 1.
Keterampilan Terampil
Jumlah 13
Persen 40,6
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
160
2.
Kurang terampil Jumlah c. Komunikasi
19 32
59,4 100
Variabel komunikasi yang diukur dalam penelitian ini meliputi pemberitahuan tentang perubahan peraturan, uraian tugas pokok dan fungsi, diskusi dengan rekan kerja, mengingatkan rekan kerja terhadap kesilapan, mekanisme pelaksanaan tugas, ditegur atasan, menceritakan masalah dengan rekan kerja, mengungkapkan kepada atasan jika terjadi masalah, meminta pendapat rekan kerja tentang masalah pribadi, membantu tugas yang bukan tugasnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 32 perekam medis menunjukkan bahwa sebagian besar responden diberitahu dengan jelas perubahan-perubahan peraturan tentang rekam medis sebanyak 31 orang (96,9%), selebihnya menjawab tidak 1 orang (3,1%). Sebagian besar responden diberitahu dengan jelas tentang uraian tugas pokok dan fungsi sebanyak 25 orang (78,1%), selebihnya menjawab tidak 7 orang (21,9%). Sebagian besar responden mendiskusikan dengan rekan kerja tentang masalah yang dihadapi berhubungan dengan pekerjaan sebanyak 19 orang (59,4%), selebihnya menjawab tidak 13 orang (40,6%). Responden yang memberitahukan
rekan kerja jika ada kesilapan dalam pelaksanaan tugas sama
banyaknya dengan yang menjawab tidak sebanyak 16 orang (50,0%). Sebagian besar responden diberitahu oleh atasan tentang mekanisme pelaksanaan tugas di rekam medis sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya menjawab tidak sebanyak 11 orang (34,4%). Sebagian besar responden ditegur oleh atasan jika melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas sebanyak 20 orang (62,5%), selebihnya menjawab tidak Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
161
12 orang (27,5%). Sebagian besar responden sering menceritakan masalah-masalah pelayanan rekam medik dengan rekan kerja sebanyak 19 orang (59,4%), dan selebihnya menjawab tidak 13 orang (40,6%). Sebagian besar responden mau mengungkapkan kepada atasan jika mengalami masalah pekerjaan sebanyak 22 orang (68,8%), selebihnya menjawab tidak 10 orang (31,2%). Sebagian besar responden menyatakan bahwa rekan kerja meminta pendapat jika mengalami masalah pribadi / keluarga sebanyak 18 orang (56,3%), dan selebihnya menjawab tidak 14 orang (43,8%). Sebagian besar responden sering membantu melaksanakan pekerjaan yang bukan tugasnya sebanyak 22 orang (68,8%), selebihnya menjawab tidak sebanyak 10 orang (31,3%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Komunikasi di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 Jawaban No 1 2 3
4 5 6 7 8 9
Indikator Diberitahu dengan jelas perubahan-perubahan peraturan tentang rekam medik. Diberitahu dengan jelas tentang uraian tugas pokok dan fungsi. Mendiskusikan dengan rekan kerja tentang masalah yang dihadapi berhubungan dengan pekerjaan. Memberitahukan/mengingatkan rekan kerja jika ada kesilapan dalam pelaksanaan tugas. Diberitahu oleh atasan tentang mekanisme pelaksanaan tugas di rekam medis Ditegur oleh atasan jika melakukan kesalahan dalam melaksanakan tugas Sering menceritakan masalah-masalah pelayanan rekam medik dengan rekan kerja. Mengungkapkan kepada atasan jika mengalami masalah pekerjaan. Rekan kerja meminta pendapat jika mengalami masalah pribadi / keluarga.
Ya
Tidak Jlh %
Jlh
%
31
96,9
1
3,1
25
78,1
7
21,9
19
59,4
13
40,6
16
50,0
16
50,0
21
65,6
11
34,4
20
62,5
12
37,5
19
59,4
13
40,6
22
68,8
10
31,2
18
56,2
14
43,8
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
162
10
Sering membantu melaksanakan pekerjaan yang bukan tugasnya
22
68,8
10
31,2
Berdasarkan perhitungan kategori komunikasi menunjukkan bahwa sebagian besar komunikasi responden dalam kategori baik sebanyak 17 orang (53,1%), selebihnya dalam kategori kurang baik 15 orang (46,9%). Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Komunikasi di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No.
Komunikasi
Jumlah
Persen
1. 2.
Baik Kurang baik
17 15
53,1 46,9
32
100
Jumlah
d. Kerjasama Kelompok Variabel kerjasama kelompok yang diukur dalam penelitian ini meliputi meminta bantuan rekan kerja, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, percaya kepada rekan kerja, konflik dengan rekan kerja, promosi jabatan, kritikan rekan kerja, mengevaluasi diri atas kritikan, pujian dari atasan, bekerja bersama dalam situasi mendesak, dan kerjasama pada unit rekam medis. Hasil penelitian terhadap 32 perekam medis menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa dalam melaksanakan pekerjaan meminta bantuan rekan kerja sebanyak 27 orang (84,4%), selebihnya menjawab tidak 5 orang (15,6%). Sebagian besar responden menyatakan mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamasama sebanyak 25 orang (78,1%), selebihnya menjawab tidak 7 orang (21,9%). Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
163
Sebagian besar responden menjawab percaya kepada rekan kerja jika diminta membantu pekerjaannya sebanyak 23 orang (71,9%), selebihnya menjawab tidak 9 orang (28,1%). Sebagian besar responden tidak pernah terjadi konflik dengan rekan kerja sebanyak 17 orang (53,1%), dan menjawab ya sebanyak 15 orang (46,9%). Sebagian besar responden menjawab tidak merasa iri jika rekan kerja mendapat promosi sebanyak 24 orang (75,0%), selebihnya menjawab ya 8 orang (25,0%). sebagian besar responden menyatakan bahwa rekan kerja pernah mengkritik hasil kerja sebanyak 17 orang (53,1%), selebihnya menjawab tidak 15 orang (46,9%). Sebagian besar responden menjawab mengevaluasi diri jika mendapat kritikan hasil kerja sebanyak 24 orang (75,0%), selebihnya menjawab tidak sebanyak 8 orang (25,0%). Sebagian besar responden menjawab tidak
jika mengkritik rekan kerja
hanya untuk mendapatkan pujian dari atasan sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya menjawab ya 11 orang (34,4%). Sebagian besar responden melakukan pekerjaan secara bersama-sama jika situasi mendesak sebanyak 21 orang (65,6%), selebihnya menjawab tidak 11 orang (34,4%). Sebagian besar responden menjawab bahwa kerjasama pada unit rekam medis cukup baik sebanyak 22 orang (68,8%), selebihnya menjawab tidak 10 orang (31,3%).
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
164
Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden Pada Pertanyaan Kerjasama Kelompok di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 Jawaban No
Indikator
1
Melaksanakan pekerjaan meminta bantuan rekan kerja Mengerjakan suatu pekerjaan secara bersamasama. Percaya kepada rekan kerja jika diminta membantu pekerjaan. Pernah terjadi konflik dengan rekan kerja. Iri jika rekan kerja mendapat promosi Rekan kerja pernah mengkritik hasil kerja. Mengevaluasi diri jika mendapat kritikan hasil kerja. Mengkritik rekan kerja hanya untuk mendapatkan pujian dari atasan. Melakukan pekerjaan secara bersama-sama jika situasi mendesak. Kerjasama pada unit rekam medis cukup baik.
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ya
Tidak Jlh %
Jlh
%
27
84,4
5
15,6
25
78,1
7
21,9
23 15 8 17
71,9 46,9 25,0 53,1
9 17 24 15
28,1 53,1 75,0 46,9
24
75,0
8
25,0
11
34,4
21
65,6
21 22
65,6 68,8
11 10
34,4 31,3
Berdasarkan perhitungan kategori kondisi kerja menunjukkan bahwa sebagian besar kerjasama dalam kategori kurang baik sebanyak 18 orang (56,3%), selebihnya dalam kategori baik 14 orang (43,8%). Tabel 4.9.
No. 1. 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Kerjasama Kelompok di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 Kerjasama Kelompok Baik Kurang baik Jumlah
Jumlah 14 18 32
Persen 43,8 56,3 100
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
165
4.2.3. Waktu Tunggu Pengukuran waktu tunggu dilakukan dengan cara menilai kecepatan perekam medis dalam melakukan kegiatan dari mulai tempat penerimaan
pasien (TPP),
bagian rak file, dan pengiriman (distributor) rekam medis. Pada setiap bagian dihitung sebanyak 4 kali kegiatan
setiap perekam medis, penghitungan dengan
menggunakan detik. Dari 4 kegiatan yang dilakukan di setiap bagian, didapatkan 1 nilai rata-rata, sehingga pada tiga bagian yang diteliti nilai rata-rata diperoleh dari nilai rata-rata seluruh bagian, dan hasilnya disesuaikan dengan waktu tunggu berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu 10 menit. Jika kegiatan dilakukan kurang dari 10 menit dinyatakan bahwa perekam medis melakukan dengan cepat, sedangkan jika dilakukan lebih dari 10 menit, dinyatakan perekam medis melakukan dengan lambat. Waktu tunggu pasien rawat jalan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan secara deskriptif dari keseluruhan waktu tunggu yang dihitung menunjukkan bahwa nilai mean (10,6131), nilai median (10,5500), nilai standar deviasi (1,20501), range (4,85), waktu tunggu tercepat / minimum (8,33), waktu tunggu paling lambat / maksimum (13,18), dengan total keseluruhan waktu tunggu (339,62). Rata-rata waktu tunggu pasien di TPP yaitu 1,17 menit, rata-rata waktu tunggu pasien di rak file yaitu 5,07 menit, rata-rata waktu tunggu pasien di distribusi yaitu 4,37 menit. Waktu tunggu pasien
dapat digambarkan sebagai
berikut: Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
166
Tabel 4.10. Statistik Deskriptif Waktu Tunggu Pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 Waktu Tunggu TPP
Rak File
Distribusi
Keseluruhan
Mean
1,1763
5,0725
4,3712
10,6131
Median
1,3750
4,9250
4,3050
10,5500
Standar Deviasi
0,50647
0,63080
0,59088
1,20501
Range
1,48
2,35
2,33
4,85
Waktu tercepat (Minimum)
0,30
4,12
3,40
8,33
Waktu terlambat (Maksimum)
1,78
6,47
5,73
13,18
Berdasarkan hasil penelitian waktu tunggu yang dilakukan secara kategorial menunjukkan bahwa sebagian besar perekam medis melakukan kegiatan pelayanan rekam medis dalam kategori lambat (>10 menit) sebanyak 20 orang
(62,5%),
selebihnya dalam kategori cepat (≤10 menit) sebanyak 12 orang (37,5%).
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Tunggu di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 No.
Waktu Tunggu
Jumlah
Persen
1. 2.
Cepat Lambat
12 20
37,5 62,5
32
100
Jumlah
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
167
4.3. Analisa Bivariat 4.3.1. Pengaruh Karakteristik Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden dalam kategori waktu yang lambat pada responden berpendidikan perguruan tinggi maupun yang berpendidikan SMA dibandingkan dengan waktu tunggu yang cepat. Secara statistik variabel pendidikan tidak berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,726>0,05). Responden yang berumur <36 tahun maupun responden yang berumur >36 tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang lambat dibandingkan dengan waktu tunggu yang cepat. Secara statistik variabel umur tidak berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,467>0,05). Masa kerja responden yang <11 tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang cepat dibandingkan masa kerja >11 tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang lambat. Secara statistik variabel masa kerja berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,021<0,05).
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
168
Tabel 4.12. Pengaruh Karakteristik Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008
Karakteristik Pendidikan Perguruan tinggi SMA Jumlah Umur <36 tahun >36 tahun Jumlah Masa Kerja < 11 tahun > 11 tahun Jumlah
Waktu Tunggu Cepat Lambat Jlh % Jlh %
Jumlah (%) Jlh %
5 7 12
33,3 41,2 37,5
10 10 20
66,7 58,8 62,5
15 17 32
100 100 100
7 5 12
46,7 29,4 37,5
8 12 20
53,3 70,6 62,5
15 17 32
100 100 100
8 4 12
66,7 20,0 37,5
4 16 20
33,3 80,0 62,5
12 20 32
100 100 100
p
0,726
0,467
0,021
4.3.3. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan kurang baik dengan waktu tunggu lambat, sedangkan responden yang berpengetahuan baik lebih banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara statistik variabel pengetahuan berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,048<0,05). Keterampilan responden yang kurang terampil lebih banyak dengan waktu tunggu lambat, sedangkan responden yang terampil lebih banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara statistik variabel keterampilan berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,030<0,05).
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
169
Komunikasi responden yang kurang baik lebih banyak dengan waktu tunggu lambat, demikian juga dengan yang baik lebih banyak yang lambat. Secara statistik variabel
komunikasi
tidak
berpengaruh
terhadap
waktu
tunggu
pasien
(p=0,291>0,05). Kerjasama kelompok responden yang baik lebih banyak dengan waktu tunggu cepat, sedangkan responden dengan kerjasama kurang baik lebih banyak dengan waktu tunggu lambat. Secara statistik variabel kerjasama kelompok berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,010<0,05). Tabel 4.13. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Pada Pelayanan Rekam Medis Rawat Jalan di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan Tahun 2008 Kompetensi Perekam Medis Pengetahuan Baik Kurang Baik Jumlah Keterampilan Terampil Kurang Terampil Jumlah Komunikasi Baik Kurang baik Jumlah Kerjasama Kelompok Baik Kurang baik Jumlah
Waktu Tunggu Cepat Lambat Jlh % Jlh %
Jumlah (%) % Jlh
8 4 12
57,1 22,2 37,5
6 14 20
42,9 77,8 62,5
14 18 32
100 100 100
8 4 12
61,5 21,1 37,5
5 15 20
38,5 78,9 62,5
13 19 32
100 100 100
8 4 12
47,1 26,7 37,5
9 11 20
52,9 73,3 62,5
17 15 32
100 100 100
9 3 12
64,3 16,7 37,5
5 15 20
35,7 83,3 62,5
14 18 32
100 100 100
P
0,048
0,030
0,291
0,010
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
170
4.4. Analisis Multivariat (Regresi Logistik) Analisis statistik logistik dilakukan untuk melihat secara bersama-sama pengaruh variabel bebas (karakteristik, dan kompetensi perekam medis) terhadap variabel terikat (waktu tunggu pasien). Analisis dengan menggunakan metode Enter yaitu dengan memasukkan variabel (kandidat) yang mempunyai nilai signifikan <0,05 pada analisis bivariat. Pada tahap awal, melakukan pemilihan variabel yang potensial dimasukkan dalam model. Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dimasukkan secara bersama-sama, untuk melihat variabel yang mempunyai nilai signifikan <0,25. Variabel yang mempunyai nilai p-value >0,25 akan dikeluarkan secara bertahap (backward selection). Kandidat yang masuk sebagai pemodelan pada tahap pertama yaitu masa kerja, pengetahuan, keterampilan dan kerjasama. Dan setelah diuji regresi logistik menunjukkan variabel yang mempunyai nilai <0,25 yaitu masa kerja, keterampilan, dan kerjasama, sedangkan variabel pengetahuan dikeluarkan, seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Pertama Pengaruh Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Independen Masa Kerja Pengetahuan Keterampilan Kerjasama Kelompok
B 2,276 1,373 2,461 2,668
Sig. 0,049 0,276* 0,059 0,036
Exp(β) 9,742 3,946 11,717 14,418
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
171
Pada tahap kedua uji regresi logistik menunjukkan bahwa dari tiga variabel yang diuji, ketiganya mempunyai nilai signifikan <0,05. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa
variabel
yang paling dominan atau besar pengaruhnya secara
signifikan terhadap waktu tunggu pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi Medan Tahun 2008 adalah variabel kerjasama dengan nilai Exp (β) sebesar 18,163. Sedangkan variabel independen yang paling kecil pengaruhnya terhadap waktu tunggu pasien adalah variabel masa kerja dengan nilai Exp(β) sebesar 9,497. Ketiga variabel yang signifikan mampu memprediksi besarnya pengaruh karakteristik dan kompetensi perekam medis sebesar 84,4% (overall percentage = 84,4), sedangkan sisanya 15,6% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Seperti terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.15. Hasil Uji Regresi Logistik (Multivariat) Tahap Kedua Pengaruh Karakteristik Perekam Medis dan Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Independen Masa Kerja Keterampilan Kerjasama Kelompok Konstanta
B 2,251 2,699 2,899 -11,641
Sig. 0,045 0,035 0,021 0,006
Exp(β) 9,497 14,870 18,163 0,000
Overall Percentage : 84,4 Dari hasil uji regresi logistik di atas diperoleh persamaan sebagai berikut : Y = -11,641 + 2,251(masa kerja) + 2,699(keterampilan) + 2,899(kerjasama kelompok) Dengan persamaan tersebut dapat dibuat ramalan tentang probabilitas individu perekam medis sebagai berikut : Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
172
ln
p 1 = − ( −11, 641+ 2 , 251+ 2 , 699 + 2 ,899 ) 1− p 1+ e
Misalkan perekam medis memiliki nilai variabel predictor, seperti : a. Masa kerja (MK=1, yaitu bekerja <11 tahun) b. Keterampilan (KT=1, yaitu terampil) c. Kerjasama kelompok (KK=1, yaitu kerjasama kelompok baik) Maka nilai probabilitasnya adalah : p=
1 1+ e
− ( −11, 641+ 2 , 251(1) + 2 , 699 (1) + 2 ,899 (1))
= 0,5045 50,45% artinya,
perekam medis yang bekerja <11 tahun, terampil dalam melakukan
pekerjaan rekam medis, serta terjalin kerjasama kelompok yang baik maka memiliki probabilitas waktu tunggu pasien dengan cepat sebesar 50,45%.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
173
BAB 5 PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini yang dibahas yaitu variabel independen yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap waktu tunggu pasien yaitu karakteristik perekam medis (masa kerja), dan kompetensi perekam medis (pengetahuan, keterampilan, dan kerjasama kelompok).
5.1. Waktu Tunggu Waktu tunggu pasien pada pelayanan rawat jalan dimulai dari kontak pertama dengan petugas kesehatan sampai pasien tersebut mendapatkan pelayanan dokter. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien (Depkes RI, 2007). Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar perekam medis melakukan dalam kategori lambat (>10 menit) (62,5%), selebihnya dalam kategori cepat (≤ 10 menit) (37,5%). Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil survei pendahuluan yang penulis lakukan pada waktu tunggu penyediaan berkas rekam medis rawat jalan yaitu dengan rata-rata 20-30 menit. Waktu tercepat yang dilakukan oleh perekam medis dalam menyediakan berkas rekam medis yaitu 8,33 menit sedangkan waktu paling lambat yaitu 13,18 menit. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
174
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2007), yang meneliti di RSUD Dr. Djasmen Saragih Pematang Siantar menemukan bahwa waktu tunggu pasien di bagian rekam medis sebagian besar dalam kategori lambat >10 menit (61,3%). Pengamatan waktu tunggu dalam penelitian ini yaitu melakukan 4 (empat) kegiatan di setiap bagian, didapatkan 1 nilai rata-rata, sehingga pada tiga bagian yang diteliti nilai rata-rata diperoleh dari nilai rata-rata seluruh bagian, dan hasilnya disesuaikan dengan waktu tunggu berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yaitu 10 menit. Dari ketiga kegiatan di subbidang rekam medis, waktu yang dibutuhkan lebih lama yaitu pada bagian rak file dan distributor (pengiriman berkas) dengan rata-rata waktu tunggu 5,07 menit, rata-rata waktu tunggu di bagian distribusi (pengiriman berkas) yaitu 4,37 menit. Sedangkan pada bagian tempat pemanggilan pasien lebih cepat dari waktu yang ditentukan (rata-rata dengan waktu tunggu 1,17 menit) karena hanya mencari data pasien yang sudah ada pada database komputer bagi pasien lama, atau hanya mengisi form biodata pasien yang telah tersedia di komputer bagi pasien baru. Masih banyaknya perekam medis yang melakukan kegiatan lebih dari >10 menit disebabkan karena sulitnya pencarian berkas rekam medis pasien terutama di bagian rak penyimpanan sehingga perekam medis harus membuka/mencari pada buku ekspedisi distributor untuk mencari data pasien tersebut. Selain itu, kurangnya rak file Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
175
untuk menampung berkas rekam medis juga mengakibatkan penumpukan berkas yang tidak pada tempatnya. Sesuai dengan hasil penelitian awal yang telah penulis lakukan bahwa beban kerja yang tinggi juga menyebabkan perekam medis bekerja lambat, seperti harus melayani permintaan berkas untuk kebutuhan verifikasi terhadap pengklaiman biaya Jamkesmas serta melayani berkas untuk kebutuhan pendidikan dan penelitian yang dapat menimbulkan kelelahan bagi perekam medis. Penyebab lainnya yaitu ketidaktepatan pengembalian berkas rekam medis dari unit pelayanan rawat jalan, jika berkas rekam medis belum kembali maka perekam medis harus menghubungi pasien, sementara pasien sudah menunggu di Poliklinik yang tidak satu atap dengan bagian rekam medis. Jarak ruangan rekam medis dengan poliklinik paling
dekat 50 meter sedangkan paling jauh 400 meter, sehingga
membutuhkan waktu yang lebih lama dan menimbulkan kelelahan bagi perekam medis. Pengembalian berkas rekam medis pasien dari unit rawat jalan juga turut mempengaruhi waktu tunggu pasien. Hal ini dikarenakan, waktu yang dibutuhkan untuk konsultasi dengan dokter dalam mengisi rekam medis pasien lambat, terutama dalam pengisian formulir rekam medis terkadang tidak lengkap sehingga harus dikembalikan ke unit pelayanan terkait. Salah satu penyebab ketidaklengkapan rekam medis karena kekurangdisiplinan dokter dalam pengisian, misalnya tidak mengisi
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
176
diagnosa penyakit pasien. Keterlambatan juga diakibatkan dokter dalam menjawab konsul kepada departemen lainnya yang disebabkan tingginya aktivitas dokter. Waktu tunggu yang lama ini juga disebabkan oleh karena perilaku pasien pada saat pendaftaran menggunakan data yang berubah-ubah. Sebagai contoh, pasien Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) rawat jalan yang berulang, pada saatsaat tertentu menggunakan sarana pelayanan umum, padahal selama ini terdaftar sebagai pasien Jamkesmas. Hal ini menyulitkan petugas untuk mencari file data pasien, karena data yang selama ini ada di rak file Jamkesmas, ternyata data pasien terdapat di bagian pasien umum, sehingga waktu tunggu menjadi lebih lama.
5.2. Pengaruh Karakteristik Terhadap Waktu Tunggu Pasien Karakteristik yang melekat pada diri masing-masing petugas kesehatan (perekam medis) seperti pendidikan, umur, dan masa kerja terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam penanganan permasalahan rekam medis. Dalam kondisi pasien yang membutuhkan kecepatan, hanya petugas perekam medis yang tanggap dan profesional yang dapat melakukan penanganan dengan baik. Dari tiga variabel yang diteliti berkaitan dengan karakteristik perekam medis yang mempunyai hubungan signifikan terhadap waktu tunggu pasien adalah masa kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, masa kerja responden yang <11 tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang cepat dibandingkan masa kerja >11
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
177
tahun lebih banyak dengan waktu tunggu yang lambat. Secara statistik variabel masa kerja berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,045<0,05). Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini adalah penelitian Girsang (2005), di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
yang meneliti
hubungan lama bekerja dengan waktu tanggap pelayanan di instalasi gawat darurat membuktikan bahwa lama kerja responden berhubungan dengan waktu tanggap, dimana p=0,019<0,05. Penelitian yang dilakukan Hasanbasri (2005) yang meneliti determinan waktu tunggu pasien di instalasi rawat jalan di RSU Aloe Saboe Gorontalo menemukan ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan waktu tunggu pasien di instalasi rawat jalan dengan p=0,022<0,05. Menurut Notoatmodjo (2003), pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada pasien (klien). Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Sehingga dapat dikatakan, semakin lama seseorang bekerja semakin baik pula dalam memberikan pelayanan. Berbeda dengan pendapat Notoatmodjo tersebut, karena mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa perekam medis yang melakukan pelayanan
dengan cepat lebih banyak pada perekam medis yang bekerja <11 tahun. Hal ini dimungkinkan karena kondisi fisik pada perekam medis yang bekerja <11 tahun Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
178
berusia muda sehingga energi yang dihasilkan untuk bekerja juga lebih tinggi. Sedangkan bagi perekam medis yang bekerja lebih >11 tahun rata-rata telah berusia tua dan berstatus PNS (pegawai negeri sipil) yang mempunyai pekerjaan monoton sehingga menimbulkan kebosanan, hal tersebut membuat kinerja perekam medis menurun. Bagi perekam medis dengan masa kerja >11 tahun yang bekerja dengan kategori lambat, kemungkinan juga dikarenakan untuk promosi jabatan / peningkatan jenjang karir tidak memungkinkan lagi bagi mereka, sehingga perekam medis dalam bekerja hanya sekedar memenuhi tanggungjawab / tugas yang diembankan padanya. Tidak adanya reward bagi perekam medis juga menjadi alasan ketidakcepatan dalam melakukan pelayanan rekam medis pasien. Dengan melihat hasil penelitian ini, dibutuhkan rotasi intern perekam medis pada bagian-bagian yang dianggap dapat meningkatkan kecepatan waktu tunggu dengan cara perekam medis yang bekerja <11 tahun ditempatkan pada rak file dan sebagian pada distribusi / pengiriman rekam medis.
5.3. Pengaruh Kompetensi Perekam Medis Terhadap Waktu Tunggu Pasien Dari empat variabel yang diteliti berkaitan dengan kompetensi perekam medis (pengetahuan, keterampilan, komunikasi, dan kerjasama kelompok) yang mempunyai hubungan signifikan terhadap waktu tunggu pasien adalah keterampilan dan kerjasama kelompok.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
179
5.3.1. Keterampilan Menurut Riduwan (2008) secara psikologis, keterampilan/kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan kemampuan reality. Artinya, pegawai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan atau pengetahuan memadai untuk menjalankan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja (prestasi) yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in the right place, the right man on the right job). Dalam penelitian ini, keterampilan responden dengan melakukan observasi terhadap 8 (delapan) kegiatan yang ada pada Standard Operating Procedure (SOP) rumah sakit berdasarkan standar waktu yang sudah ditetapkan yaitu ≤10 menit yang terbagi menjadi : 2 menit di bagian TPP, 4 menit di bagian rak file, dan 4 menit di bagian pengiriman berkas (distribusi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebanyak 59,4% perekam medis kurang terampil. Dilihat dari waktu tunggu pasien, responden yang kurang terampil lebih banyak dengan waktu tunggu lambat, sedangkan responden yang terampil lebih banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara statistik variabel keterampilan berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,035<0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sambas (2008), yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterampilan perekam medis dengan waktu tunggu pasien (0,003<0,05). Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
180
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Rosidah (2003) menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan keterampilan karyawan terhadap kinerja karyawan T. Cheil Jedang Indonesia di Jawa Timur, dengan nilai signifikan (0,001<0,05). Karyawan yang terampil mempunyai kinerja yang baik, sedangkan karyawan yang tidak terampil mempunyai kinerja yang kurang baik. Menurut Gibson (19996) dalam bukunya “Organisasi”, keterampilan merupakan kompetensi yang berhubungan dengan tugas, seperti keterampilan mengoperasikan komputer, atau keterampilan berkomunikasi dengan jelas untuk tujuan dan misi kelompok. Mengacu dari hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa lebih banyak perekam medis yang kurang terampil berkaitan dengan pendidikan dan keterbatasan untuk mendapatkan kesempatan pelatihan rekam medis. Pekerjaan perekam medis mensyaratkan rentang memori (ingatan), kecepatan penyerapan informasi, dan kemampuan verbal yang sama baiknya dengan keterampilan fisik untuk mengoperasionalkan penyelenggaraan rekam medis yang cepat. Keterampilan berdasarkan kompetensi perekam medis yaitu penerimaan pasien, komunikasi (wawancara), interaksi dengan pasien (rekan kerja), mencari dan menyimpan berkas, mencatat dan menyelipkan bon traiser, memilah berkas dan mendistribusikan rekam medis ke pelayanan yang dituju. Di dalam setiap pekerjaan terjadi dua hal yaitu orang dan tugas kerja. Mencocokkan orang dengan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
181
mereka sering menjadi masalah sehingga dibutuhkan seleksi pegawai, pengembangan dan pelatihan, pengawasan, rencana karir, dan bimbingan. Kurangnya sumber daya manusia di bidang pendidikan rekam medis juga turut mempengaruhi lamanya waktu tunggu pasien sehingga perekam medis kurang terampil. Standar Rumah Sakit Tipe B mensyaratkan bahwa pada bagian rekam medis harus mempunyai perekam medis yang berpendidikan D-III rekam medis sebanyak 6 orang, dan S-1 rekam medis minimal 2 orang. Sementara SDM yang ada di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan tidak memiliki SDM sesuai standar tersebut di atas. Untuk fasilitas pendidikan perekam medis saat ini di Indonesia masih sangat minim, dan di Kota Medan belum tersedia. Pendidikan perekam medis yang paling dekat dengan Kota Medan yaitu di Kota Padang (di luar daerah), sehingga membutuhkan waktu dan dana yang besar. Dengan sumber daya manusia yang terbatas di bidang rekam medis, perlu diberi kesempatan bagi perekam medis yang berpendidikan SMA untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu D-III Rekam Medis dan S-I Rekam Medis. Selain itu, perekam medis tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang manajemen rekam medis. Berdasarkan data Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, dari 32 perekam medis yang ada hanya 3 (tiga) orang yang telah mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan rekam medis, itu pun dilakukan pada tahun 1999. Dengan kondisi tersebut, perlu diberikan kesempatan pelatihan bagi
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
182
perekam medis secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelayanan pasien di subbidang rekam medis.
5.3.2. Kerjasama Kelompok Menurut Robbins (2002), kerjasama kelompok merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan / organisasi. Pemahaman mengenai kerjasama kelompok tergantung beberapa aspek diantaranya aspek individual yang mampu mempengaruhi kinerja tim dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien bagi perusahaan/organisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 56,3% kerjasama kelompok perekam medis dalam kategori kurang baik. Analisis bivariat menunjukkan bahwa responden dalam kategori baik lebih banyak dengan waktu tunggu cepat, sedangkan responden dengan kerjasama kurang baik lebih banyak dengan waktu tunggu lambat. Secara statistik variabel kerjasama kelompok berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien (p=0,021<0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sambas (2008) yang meneliti di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, bahwa sebanyak 37,9% responden menyatakan kerjasama tim dalam kategori baik. Hasil uji regresi menunjukkan variabel kerjasama tim mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kinerja staf dengan p=0,009.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
183
Pendapat Gibson (1996) bahwa dengan membagi tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan dengan tepat dan benar oleh semua pegawai maka pelayanan akan lebih cepat. Kerjasama kelompok selalu membahas proses dan hasil kerja dalam tim yang meliputi tentang bagaimana sekelompok orang yang memiliki pendidikan, nilai dan kepribadian yang berbeda berinteraksi dan bersama-sama menyelesaikan tugas yang diberikan perusahaan. Dalam kegiatan penerimaan dan pemanggilan pasien di RSU dr. Pirngadi Medan, kerjasama kelompok antara perekam medis yaitu 6 orang di bagian entri data, 1 orang pada bagian pemanggilan, sedangkan 2 orang di bagian sortir bon traiser dan penjilidan berkas. Mengacu pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada bagian TPP tidak mengalami masalah / hambatan, kerjasama kelompok terjalin dengan baik sehingga waktu yang dibutuhkan dalam penerimaan pasien cepat dan sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kerjasama kelompok di bagian rak file menunjukkan rata-rata waktu tunggu melebihi standar pelayanan minimal rumah sakit yaitu ≥4 menit, sementara waktu tunggu rata-rata perekam medis dalam penelitian ini yaitu 5,06 menit. Kurangnya kerjasama kelompok pada bagian rak file tersebut disebabkan perekam medis di bagian rak file mempunyai tanggungjawab masingmasing terhadap penyediaan dokumen yang diembannya, sehingga perekam medis lebih mementingkan menyelesaikan pekerjaannya dibandingkan dengan membantu tugas dan tanggungjawab perekam medis lainnya. Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
184
Pada bagian pengiriman / distributor, kerjasama kelompok juga terlihat kurang maksimal. Letak poliklinik yang tidak satu atap dengan ruangan rekam medis menyebabkan perekam medis mengalami kelelahan, sehingga untuk membantu rekan yang lain dalam menyelesaikan pengiriman / distribusi rekam medis menjadi kurang peduli dan lebih mementingkan pekerjaan dan tugasnya sendiri. Dalam kerjasama kelompok ini, perekam medis yang mendapati masalah dalam pelaksanaan pekerjaan harus meminta bantuan rekan sekerja. Seorang perekam medis harus menanggapi kritik yang membangun dari rekan kerja dengan mengevaluasi (introspeksi) diri, juga harus
menumbuhkan sikap saling percaya
antara perekam medis agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal pada pasien.
Menurut Ilyas (2003) bahwa dalam sebuah tim kerja (kerjasama kelompok) akan berkembang karena adanya kesamaan visi, tujuan, perilaku, dan kadang juga gaya hidup. Semakin banyak persamaan karakteristik para anggotanya, biasanya semakin kuat dan solid tim kerja tersebut. Mengacu pada hasil penelitian ini sependapat dengan Ilyas tersebut, karena perekam medis di RSU dr. Pirngadi Medan kurang solid dalam kerjasama kelompok sehingga waktu tunggu pasien
menjadi lebih lama (lambat). Hal ini berarti
komponen penting dalam kerjasama tim (kelompok) belum dimiliki oleh perekam medis yaitu komitmen bersama, saling percaya, dan saling menghormati. Untuk itu Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
185
perlu dipupuk dan ditingkatkan kerjasama kelompok perekam medis dalam menyelesaikan tugas-tugasnya karena keuntungan dari kerjasama ini adalah setiap karyawan akan saling mengingatkan untuk bekerja dengan benar, karena keberhasilan pekerjaan atau pencapaian unit kerja sangat tergantung pada semua karyawan dalam melakukan tugas masing-masing. Cara ini sangat efektif untuk meningkatkan semangat kerja team dan mengurangi friksi dan konflik yang terjadi. Dengan kerjasama yang baik, akan dapat meminimalkan waktu tunggu. Pada bagian rekam medis, kerjasama kelompok mutlak dibutuhkan dalam memberikan pelayanan pada pasien, karena dari mulai proses pendaftaran sampai dengan distribusi rekam medis harus dikerjakan secara bersama-sama. Kurangnya kerjasama kelompok pada bagian perekam medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan kemungkinan disebabkan kurangnya pengawasan yang intens dari Kepala Urusan Bagian. Hal ini berkaitan dengan luasnya wilayah pekerjaan yang diawasi oleh seorang Kepala Urusan Bagian, yaitu membawahi 4 bagian, yang seharusnya diawasi oleh 2 orang. Ilyas (2003) menyatakan bahwa kerjasama kelompok akan berkembang dengan baik karena adanya pemimpin yang berperan aktif sebagai koordinator tugas dan
fungsi masing-masing
anggota kelompok.
Koordinator
harus
mampu
memunculkan roh kerjasama kelompok yaitu komitmen bersama, saling percaya, dan saling menghormati.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
186
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, seorang kepala bagian (atasan) seharusnya dengan sendirinya berpikir dan bertindak dalam kerangka kerjasama tim (kelompok). Kelompok-kelompok individu ditransformasikan ke dalam tim sehingga setiap anggota berpikir dan bertindak demi kepentingan tim. Pertentangan dan perbedaan pendapat bukan untuk dibesar-besarkan, tetapi untuk mencari solusi. Setiap anggota kelompok ditumbuhkan untuk berpikir dan bertindak saling melengkapi dan mendukung agar tim dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kepala bagian dapat memotivasi anggota tim untuk berperan aktif sesuai dengan peran masing-masing untuk mencapai pelayanan yang maksimal.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Karakteristik perekam medis yang berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien adalah masa kerja (p<0,05), sedangkan variabel pendidikan, dan umur tidak mempunyai pengaruh (p>0,05). 2. Kompetensi perekam medis yang berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien adalah keterampilan dan kerjasama kelompok (p<0,05), sedangkan variabel pengetahuan, dan komunikasi tidak mempunyai pengaruh (p<0,05). 3. Waktu tunggu pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr.Pirngadi Medan sebagian besar dalam kategori lambat (62,5%), selebihnya pada kategori cepat. Waktu tunggu paling cepat yaitu 8,33 menit, waktu tunggu paling lambat yaitu 13,18 menit. 4. Masa kerja, keterampilan, dan kerjasama kelompok dapat memprediksi waktu tunggu pasien sebesar 84,4%. Sedangkan kerjasama kelompok adalah paling dominan atau besar pengaruhnya terhadap waktu tunggu pasien di Subbidang Rekam Medis Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan sebesar 18,163.
93
94
6.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Direktur Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan a. Meningkatkan sistem komputerisasi sistem rumah sakit yang terintegrasi (online) ke seluruh pelayanan baik rawat jalan, rawat inap, IGD, dan bidang terkait lainnya. b. Memfasilitasi pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat), dan memberi kesempatan pada perekam medis melanjutkan pendidikan ke Akademi Perekam Informasi Kesehatan (APIKes). c. Melengkapi sarana dan prasarana guna kelancaran / kenyamanan tugas perekam medis, seperti penambahan rak file, mengadakan lift barang, mengadakan trolley pengangkut berkas. 2. Kepala Bidang Perencanaan dan Rekam Medis a. Meningkatkan kerjasama kelompok secara internal maupun eksternal (bidang terkait) dengan mengadakan pertemuan berkala. b. Menyeleksi perekam medis yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat). 3. Kepala Subbidang Perekam Medis a. Meningkatkan pengawasan lebih intens (pengawasan melekat) pada staf perekam medis.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
95
b. Mengadakan evaluasi secara berkala baik sarana (logistik) maupun kinerja perekam medis sebagai dasar usulan dalam pengambilan keputusan / kebijakan baru. 4. Perekam Medis Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, komunikasi, kerjasama kelompok sesuai dengan standard kompetensi perekam medis.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
i
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, S.S. 2007. Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2007, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara. Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Keduabelas, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta. Armstrong, M, 1998, Performance Management, Clays, Ltd, St.Ives, England. Boulter. N, Dalziel. M. dan Hill. J, 1996, People and Competencies, Bidlles, Ltd. London. Danim, S., 2000, Pengantar Studi Penelitian Kebijakan, Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta. Depdagri, 2004, Diklat Penilaian Angka Kredit, Perekam Medis, Radiografer dan Teknisis Elektromedis, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Perekam Medis, Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 699/Menkes/SK/V/2003 tanggal 20 Mei 2003, Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri, Jakarta. _______, 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 tahun 2007 tentang Estándar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Jakarta Depkes RI 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia, Direktorat Yanmedik, Jakarta _______, 2000, Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000-2010, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Keperawatan dan Keteknisian Medik, Jakarta. _______, 2004, Standar Pelayanan Rekam Medis, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta. _______, 2007, Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta. _______, 2008, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta. Dirjen
Bina Pelayanan Medik, 2008, Peraturan Menteri Kesehatan No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medik dan Peraturan Menteri
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
ii
Kesehatan No. 290/MNenkes/Per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, Bagian Hukum, Organisasi dan Humas Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta. Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996, Organisasi, Edisi 8, Jilid I, Binarupa Aksara, Jakarta. Girsang, R, 2005. Evaluasi Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Waktu Tanggap Petugas Kesehatan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan. Tesis Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan Hariandja, M.T.E, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta. Hasanbasri, M dan Buhang, S.A.S, 2005. Waktu Tunggu dan Cara Pembayaran di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Aloei Saboe Gorontalo, Working Paper Series No.1, Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan UGM, Yogyakarta Hatta, G.R., 2008, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, Universitas Indonesia, Jakarta. Hurlock, E., 2002, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta. Ilyas, Y., 2003, Kiat Sukses Manajemen Tim Kerja, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, P., 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 1, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Lucky. E., 2000, Peran Kepemimpinan dan Kompensasi terhadap Sales Force, Usahawan No. 12 Th. XXIX. Desember 2000. Ma’arif. S, Tanjung, H, 2003. Manajemen Operasi. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta Mangkunegara, A.A.A.P, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Jakarta. Mariah, T, 2007, Pengaruh Motivasi Terhadap Efisiensi Waktu Tunggu Pelayanan Pencatatan Data Medis Pasien di Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, Medan : Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
iii
Mathis dan Jackson, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba Empat. Muninjaya, A,A, 2004. Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta. Murti, B., 1997, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Nursalam dan Pariani S., 2001, Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan, Cetakan Pertama, Sagung Seto, Jakarta. Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan Kedua, Bandung: Alfabeta. Riyono, B., dan Zulaifah. E., 2001. Psikologi Kepemimpinan, Unit Publikasi Fakultas Psikologi, UGM, Yogyakarta. Robins, P.S., 1996, Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid I, Edisi Bahasa Indonesia, Alih Bahasa Hadyana Pujaatmaka, Prenhalindo, Jakarta. ________, 2002, Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi. Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta. Rosidah, 2003, Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Karyawan PT. Cheil Jedang Indonesia di Jombang Jawa Timur. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Air Langga, Surabaya RSU dr. Pirngadi, 2004, Prosedure Rekam Medik Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan. ________, 2008, Profil Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Medan, Medan Sambas, D., 2008, Pengaruh Kompetensi Profesional, Iklim Kerja Terhadap Kinerja Staf di Unit Penunjang Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Siswati, K, 2004, Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit, Disampaikan Pada Pelatihan Pengelolaan Rekam Medis di Jakarta. Soejadi, 1999, Sistem Manajemen Rumah Sakit, Cetakan Kedua, Andi, Yogyakarta. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Administrasi, Alphabet, Bandung
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
iv
Suharjo, B., 2006, Analisis Regresi Terapan dengan SPSS, Edisi Ketiga, Graha Ilmu, Jakarta. Soejitno, T., 2002, Regulasi Kesehatan Indonesia, Edisi I, Andi, Yogyakarta. Sukoco, B.M, 2007, Manajemen Administrasi Perkantoran Modern, Erlangga, Surabaya. Sunu. P., 1999, Peran SDM dalam Penerapan ISO 9000, Grasindo , Jakarta. Taufik, M., 2007. Prinsip-Prinsip Promosi Kesehatan Dalam Bidang Keperawatan Untuk Perawat dan Mahasiswa Keperawatan, Infomedika, Jakarta. Tjiptono. F., 1997, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Cetakan Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta. ________, 2001, Prinsip-prinsip Total Quality Service, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Widodo, E., 2008, Pengaruh Karakteristik, Pembinaan Kader dan Perilaku Kader Terhadap Peran Kader Posyandu di Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2008, Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Wibisono, D., 2006, Manajemen Kinerja, Erlangga, Surabaya.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
v
5.3.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005). Sementara menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan rasa percaya diri, maupun dorongan sikap dan perilaku setiap hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulus terhadap tindakan seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan kurang baik (88,9%), dengan waktu tunggu
lambat, sedangkan responden yang
berpengetahuan baik (28,6%) lebih banyak dengan waktu tunggu cepat. Secara statistik
variabel pengetahuan berpengaruh terhadap waktu tunggu pasien
(p=0,001<0,05). Dilihat dari pengetahuan
perekam medis menunjukkan bahwa 56,3%
dalam kategori kurang baik. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena latar belakang pendidikan pegawai sebagian besar bukan tenaga profesional perekam medis. Bahkan dari tingkat pendidikan, sebagian besar (53,1%) perekam medis berpendidikan SMA.
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.
vi
Suarni Asmuni : Pengaruh Karakteristik Dan Kompetensi Perekam Medis T erhadap W aktu Tunggu Pas ien Pada P e l a y a n a n R e k a m M e d i s R a w a t J a l a n Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2008, 2009.