HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2007
TESIS
Oleh
ANITA 047012003/AKK
S
C
N
PA
A
S
K O L A
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2007
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M. Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ANITA 047012003/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Judul Tesis
: HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2007 Nama Mahasiswa : Anita Nomor Pokok : 047012003 Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Delfi Lutan, SpOG, MSc) Ketua
(Drs. Tukiman, MKM) Anggota
(Asfriaty, SKM, M. Kes) Anggota
Ketua Program Studi
Direktur,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)
Tanggal lulus: 12 November 2008
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Telah Diuji Pada Tanggal 12 November 2008
PANITIA PENGUJI TESIS: Ketua
: Prof. dr. Delfi Lutan, SpOG, MSc
Anggota
: 1. Drs. Tukiman, MKM 2. Asfriaty, SKM, M.Kes 3. Drs. Abdul Jalil Amri Arma, M.Kes 4. dr. Yulianty Sp.P. MARS
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PERNYATAAN
HUBUNGAN KOMPETENSI BIDAN DALAM PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2007
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan,
Desember 2008
(A n i t a)
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
ABSTRAK
Angka kejadian perdarahan pasca persalinan di Indonesia diperkirakan sekitar 45% dari seluruh persalinan yang ada. Persalinan yang ditolong oleh bidan berkompeten dapat meningkatkan cakupan persalinan yang normal yaitu sebesar 90%. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan upaya untuk meningkatkan kompetensi bidan dalam melakukan pertolongan persalinan. Penelitian ini merupakan penelitian survei observasi yang bertujuan untuk menganalisis hubungan kompetensi bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dengan pelaksanaan APN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang bertugas di wilayah Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 770 bidan. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 76 bidan yang terdiri dari 38 bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan 38 yang belum mengikuti pelatihan dengan kriteria melakukan persalinan minimal 6 kali selama 3 bulan terakhir, mempunyai pendidikan minimal D-3 Kebidanan dan berusia antara 25-35 tahun. Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan dengan Uji Chi Square pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN diketahui ada hubungan secara signifikan pengetahuan bidan tentang persalinan kala I (P=0,047), persalinan kala II (P=0,015), persalinan kala III & IV (P=0,025), perawatan bayi baru lahir (P=0,015), pengetahuan pencegahan infeksi (P=0,024) dan pengetahuan partograf (P=0,048) dengan pelaksanaan APN dan ada hubungan sikap bidan (P=0,025) dengan pelaksanaan APN. Pada bidan yang belum mengikuti pelatihan APN menunjukkan tidak terdapat hubungan signifikan pengetahuan persalinan kala I (P=1,00), persalinan kala II (P=0,229), persalinan Kala III & IV (P=0,550), perawatan bayi baru lahir (P=0,562), pengetahuan pencegahan infeksi (P=0,550), pengetahuan partograf (P=0,154) dengan pelaksanaan APN dan tidak ada hubungan sikap bidan dengan pelaksanaan APN (P=0,106). Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar agar dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dengan memberikan pelatihan APN yang belum mengikutinya pada bidan di Kabupaten Aceh Besar. Kata kunci: Kompetensi, Pelatihan Asuhan Persalinan Normal.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
ABSTRACT
The rate of the incident of post-delivery hemorraghe in Indonesia is estimated aboput 45% of all existing deliveries. The deliveries attended by competent midwives can increase the number of normal delivery up to 90%. Normal Delivery Care Training (APN) is an attempt to improve the competencey of the midwife in attending delivery. The purpose of this study with explanatory research approach is to analyze the competencey of the midwives who have and who have not followed APN in implementing APN. The population of this study is all of the 770 midwives working in Aceh Besar District and 76 midwives, comprising 38 midwives who have followed the APN and 38 midwives who have not followed APN, were selected to be the samples for this study with criteria that they have attended at least 6 deliveries within the past 3 months, they are at least graduates of D-3 midwifery education and are between 25 to 35 years old. The data for this study were obtained through observation and midwives. The data obtained were analyzed trough chi square test with the level of confidence 0f 95%. The result of study shows that there is a significant relationships between the attitude (p=0,025) and the knowledge of the midwives who have followed the APN training about deliveries Kala I (p=0,047), Kala II (p=0,015), Kala III & IV (p=0,025), neonatal care (p=0,015), infection prevention (p=0,0024), partograph (p=0,048), and the implementation of APN. There is no significant relationships between the attitude (p=0,106) and knowledge of the midwives who have not followe the APN training about deliveries Kala I (p=0,100), Kala II (p=0,229), Kala III & IV (p=0,550), neonatal care (p=0,562), infection prevention (p=0,550), partograph (p=0,154) and the implementation of APN. It is suggested that the Health Service of Aceh Besar District could improve the knowledge and skills of the midwives through the provision of the APN training for the midwives in Aceh Besar who have not followed the APN Training. Keyword: Competency, Normal Delivery Care Training.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, di mana atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Hubungan Kompetensi Bidan dengan Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007”. Penulisan
ini
merupakan
salah
satu
persyaratan
akademik
untuk
menyelesaikan pendidikan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan penuh keikhlasan dan cinta kasih yang sedalam-dalamnya kepada: Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Pascasarjana. Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang dijabat oleh Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, atas kesempatan yang diberikan menjadi mahasiswa Program Magister pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan dan Ibu Prof. Dr. Ida Yustina, MSi selaku Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Kesehatan yang telah memberikan bimbingan selama pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara selama penyelesaian tesis. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. dr. Delfi Lutan, SpOG, MSc selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak membimbing dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai. Drs. Tukiman, MKM, selaku Pembimbing Dua, yang juga telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan Asfrianty, SKM, M.Kes, selaku Pembimbing Tiga, yang penuh kesabaran, membimbing dan mengarahkan penulisan tesis ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar yang dijabat oleh drg. Erni Ramayani, MPH yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini. Para bidan yang telah bersedia untuk diwawancarai serta semua rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih kepada keluarga tercinta terutama suami yang telah membantu memberi dorongan dan dukungan baik moril maupun materil yang tak terbatas kepada penulis. Akhirnya dengan satu harapan, semoga penulisan akhir ini berguna dan bermanfaat bagi kita, semua. Medan,
Oktober 2008 Penulis, Anita
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Anita yang dilahirkan di Lambaro Samahani pada tanggal 5 April 1974, anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Ayahanda Jauhari dan Ibunda Mariani. Menikah dengan Darwan pada tanggal 12 Oktober 1994 dan telah dikaruniai 2 orang putra Rafsanjani dan Noufalsanjani, sekarang menetap di Desa Lambaro Samahani Kecamatan Kuta Malaka Kabupaten Aceh Besar. Penulis menamatkan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN Samahani Aceh Besar Tahun 1986, dan Tahun 1989 menamatkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SMPN Samahani Aceh Besar, serta Tahun 1992 menamatkan pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan Departemen Kesehatan di Banda Aceh, kemudian tahun 1993 menamatkan Pendidikan Bidan Departemen Kesehatan di Banda Aceh, dan Tahun 2002 menamatkan Kuliah Sarjana di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Banda Aceh. Penulis memulai karir sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Aceh Besar sejak Tahun 1994, dan sampai sekarang penulis bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT………………………………………………………………… ABSTRACT ................................................................................................... KATA PENGANTAR................................................................................... RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................. DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR GAMBAR .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
i ii iii v vi viii x xi
BAB 1
PENDAHULUAN..................................................................... 1.1 Latar Belakang ................................................................. 1.2 Rumusan Masalah............................................................ 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 1.4 Hipotesis Penelitian ......................................................... 1.5 Manfaat Penelitian ...........................................................
1 1 7 7 8 8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
9
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 2.10 2.11 2.12 2.13 2.14 2.15 2.16
Kompetensi ...................................................................... Penilaian Berdasarkan Kompetensi ................................ Bidan ............................................................................... Pengetahuan ..................................................................... Sikap (Attitude) ................................................................ Asuhan Persalinan Normal (APN)................................... Kala I Persalinan .............................................................. Persiapan Asuhan Persalinan Kala I ................................ Kala II Persalinan............................................................. Perawatan Bayi Baru Lahir.............................................. Kala Tiga dan Empat Persalinan...................................... Asuhan dan Pemantauan Pada Kala Empat ..................... Pencegahan Infeksi .......................................................... Partograf........................................................................... Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan ........................ Enam Puluh Langkah APN Sebagai Prosedur Tetap Pertolongan Persalinan Normal ....................................... 2.17 Kerangka Teori ................................................................ 2.18 Kerangka Konsep Penelitian............................................
9 10 11 13 18 19 20 22 24 28 30 32 34 39 39 43 53 58
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 3
METODE PENELITIAN ........................................................ 3.1 Jenis Penelitian................................................................. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................... 3.3 Populasi dan Sampel ........................................................ 3.4 Metode Pengumpulan Data.............................................. 3.5 Variabel dan Definisi Operasional .................................. 3.6 Metode Pengukuran ......................................................... 3.7 Analisis Data....................................................................
59 59 59 59 60 63 64 67
BAB 4
HASIL PENELITIAN ......................................................................
68
4.1 4.2 4.3
Gambaran Umum Kabupaten Aceh Besar....................... Hasil Analisis Univariat................................................... Analisa Bivariat ...............................................................
68 69 75
PEMBAHASAN ................................................................................
86
BAB 5
5.1
Bidan yang Sudah Mengikuti Pelatihan APN dan Bidan yang Belum Mengikuti APN dengan Tindakan Bidan Sesuai APN ...................................................................... Pengetahuan Persalinan Kala I dengan Tindakan Bidan Sesuai APN ...................................................................... Pengetahuan Persalinan Kala II dengan Tindakan Bidan Sesuai APN ...................................................................... Pengetahuan Persalinan Kala III dan IV dengan Tindakan Bidan Sesuai APN ........................................... Pengetahuan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Tindakan Bidan Sesuai APN ........................................... Pengetahuan Pencegahan Infeksi dengan Tindakan Bidan Sesuai APN............................................................ Pengetahuan Partograf dengan Tindakan Bidan Sesuai APN ...................................................................... Sikap dengan Tindakan Bidan Sesuai APN..................... Keterbatasan Penelitian....................................................
91
IV KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
100
5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9
BAB
6.1 6.2
Kesimpulan ...................................................................... Saran ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
.......................................................................................
86 88 89
93 95 96 97 99
100 100 102
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
1.1
Metode dan Teknik Assesme............ ........................................
54
3.1
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .........................
62
3.2
Aspek Pengukuran Variabel Bebas (Independen).....................
66
4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Persalinan Kala I ................
70
4.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Persalinan Kala II ...............
70
4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Persalinan Kala III dan IV......... 71
4.4
Distribusi Frekuensi Perawatan Bayi Baru Lahir......................
72
4.5.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pencegahan Infeksi.............
72
4.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Partograf .............................
73
4.7
Distribusi Frekuensi Sikap ........................................................
74
4.8
Distribusi Frekuensi Sesuai APN..............................................
74
4.9
Hubungan Pengetahuan Bidan yang Sudah Mengikuti Pelatihan APN dengan Tindakan Bidan Sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007......................................
76
Hubungan Sikap Bidan yang Sudah Mengikuti Pelatihan APN dengan Tindakan Bidan Sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 ............................................................
80
Hubungan Pengetahuan Bidan yang Belum Mengikuti Pelatihan APN denagn Tindakan Bidan Sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007......................................................................
81
4.10
4.11
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4.12
4.13
Hubungan Siikap Bidan yang Belum Mengikuti Pelatihan APN dengan Tindakan Bidan Sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007.......................................................
84
Perbedaan Standar APN pada Bidan Sudah Mengikuti Pelatihan APN dengan Belum Mengikuti Pelatihan APN............... 85
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1
Proses Assesmen Berdasarkan Kompetensi .........................................
56
2.2
Kerangka Konsep Penelitian.................................................................
58
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1.Kuesioner Pengetahuan Bidan tentang Asuhan Persalinan Normal ............
104
2.Pengetahuan Bidan tentang Pencatatan Partograf .......................................
110
3.Kuesioner Sikap Bidan dengan Asuhan Persalinan Normal ........................
113
4.Format Enam Puluh Langkah pada Pertolongan Persalinan Normal Berdasarkan Standar Asuhan Persalinan Normal ...........................................
115
5.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................
124
6.Hasil Analisis Univariate Bidan yang Belum APN .....................................
129
7.Izin Penelitian
150
................................................................................
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
1.6
Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa secara global,
kehamilan dan persalinan merupakan penyebab utama terhadap masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan pada wanita usia reproduktif di negara-negara miskin dan negara-negara berkembang dewasa ini. Lebih dari 300 juta wanita di negara-negara miskin dan berkembang mengalami penurunan kesehatan tubuh atau sakit, baik dalam waktu pendek hingga keadaan sakit yang parah dan lama akibat kehamilan dan persalinan yang dialaminya. Lebih dari 529.000 wanita di dunia meninggal setiap tahunnya akibat kehamilan dan persalinan, dan 99 persennya terjadi di negara-negara miskin dan negara-negara berkembang. Umumnya kematian yang terjadi tersebut sebenarnya dapat dicegah (WHO, 2005). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002/2003 disebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup, atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal dunia karena berbagai sebab. Angka Kematian Bayi (AKB), khususnya neonatal adalah 20/1.000 kelahiran hidup (JNPK/KR, et al, 2006). Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi NAD tahun 2005 adalah 364/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi adalah 48/1000 kelahiran hidup. Melalui
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
berbagai upaya yang telah dilakukan melalui sektor Kesehatan Ibu dan Anak dewasa ini, diharapkan AKI dan dapat turun pada masa yang akan datang (IBI Provinsi NAD, 2006). Departemen Kesehatan RI (2006) menyatakan bahwa tingginya komplikasi obstetri seperti misalnya perdarahan pasca persalinan, eklampsia, sepsis dan komplikasi keguguran menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di Indonesia. Sebagian besar penyebab kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Hal ini telah dibuktikan pada negara-negara di mana angka kesakitan dan kematian ibu tersebut tergolong rendah. Deteksi dini dan pencegahan komplikasi dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Jika semua tenaga penolong persalinan dilatih agar mampu untuk mencegah atau dapat mendeteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi, menerapkan asuhan persalinan secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi, dan segera melakukan rujukan saat kondisi ibu masih optimal, maka para ibu dan bayi baru lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan kematian (JNPK/KR, et al, 2006). Program Maternal and Neonatal Health (MNH) mulai berjalan di Indonesia sejak tahun 2000. Program ini bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan bayi dari kematian, khususnya dalam masa persalinan dan pasca melahirkan. Terdapat dua penyebab yang menjadi kendala bagi program MNH. Penyebab tersebut adalah penyebab langsung dan tak langsung. Penyebab tak langsung adalah tiga terlambat (dikenal dengan istilah 3 T) yaitu, terlambat mencari pertolongan, terlambat
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
membawa ketempat rujukan dan terlambat memberi pertolongan di tempat rujukan (Republika, 2004). Selain program MNH pemerintah juga mengembangkan program Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu bagaimana membuat persalinan yang aman dan baik, sehingga bayi yang dilahirkan dan ibunya dalam keadaan sehat setelah persalinan. Tiga pesan kunci dari MPS ini adalah setiap persalinan harus ditangani oleh tenaga terlatih (paramedis), karena setiap persalinan tetap ada resikonya dan jangan pergi ke dukun. Setiap komplikasi harus ditangani sebaik mungkin dan setiap wanita usia subur harus memiliki akses terhadap pelayanan kontrasepsi dan bila dihadapkan pada masalah aborsi, wanita juga harus mendapatkan pelayanan kesehatan (Harian Terbit, 2004). Program penekanan AKI yang telah dilakukan oleh program MNH selama ini diantaranya adalah mengadakan pelatihan pada para bidan. Jika bidan kompeten dalam melaksanakan tugasnya, diprediksikan 50 persen pendarahan dapat dicegah. Pelatihan tersebut diantaranya adalah pelatihan Asuhan Persalinan Normal atau biasa disebut APN (Republika, 2004). Beberapa alasan yang melandasi dirancangnya pelatihan Asuhan Persalinan Normal diantaranya adalah berdasarkan fakta yang menunjukkan bahwa sebagian besar kematian ibu disebabkan oleh pendarahan pasca persalinan. Upaya terbaik untuk mencegah kematian yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan adalah dengan menghindari terjadinya komplikasi tersebut. Angka kejadian pendarahan pasca persalinan di Indonesia diperkirakan sekitar 45% dari seluruh persalinan yang Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
ada. Berdasarkan proporsi tersebut dapat diasumsikan bahwa 90% persalinan akan berlangsung secara normal dan apabila persalinan tersebut ditangani dengan sebaikbaiknya, maka akan mencegah terjadinya kematian ataupun kesakitan pada ibu bersalin (JNPK/KR, et al, 2006). Berdasarkan kajian kebutuhan pelatihan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI bekerjasama Jaringan Nasional Pelatihan Klinik/Kesehatan Reproduksi (JNPK/KR) di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun 1997, disimpulkan bahwa tenaga pelaksana kebidanan di tingkat pelayanan kesehatan primer, tidak memiliki kemampuan/keterampilan yang memadai dalam melaksanakan asuhan persalinan normal yang sesuai dengan prosedur yang ada dan tidak dapat melakukan upayaupaya pencegahan terhadap komplikasi persalinan. Berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, maka dilakukan perancangan dan penyusunan materi pelatihan Asuhan Persalinan Normal bagi tenaga kesehatan yang melayani asuhan persalinan normal di masyarakat (JNPK/KR, et al, 2006). Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Dengan pendekatan yang seperti ini berarti bahwa upaya APN harus didukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukkan adanya manfaat apabila diaplikasikan pada setiap proses persalinan (JNPK/KR, et al, 2006).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Pelatihan APN ini dirancang untuk memperbaiki kompetensi para bidan yang akan menjadi tenaga pelaksana asuhan persalinan yang lebih efektif. Materi pada pelatihan disusun berdasarkan pengetahuan dan tekhnologi terkini serta pengalaman petugas pelaksana di lapangan sehingga relevan dengan latar belakang peserta latih (bidan dan dokter). Tujuan umum pelatihan ini adalah tercapainya tingkat kompetensi keterampilan seperti yang diinginkan, penguasaan pengetahuan yang diperlukan dan perubahan perilaku yang mendukung pemberian pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar pelayanan (JNPK/KR, et al, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat pelatihan klinik sekunder (P2KS) Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerjasama dengan JHPIEGO dan Unicef, didapati bahwa pasca pelatihan APN 83,1% bidan yang telah mengikuti pelatihan APN melakukan pertolongan persalinan normal sesuai prosedur tetap APN. Pelatihan APN ini juga sangat bermakna bagi peningkatan kepercayaan diri dan kemampuan bidan dalam melakukan pertolongan persalinan normal. Dampak positif lainnya dari penelitian ini adalah, bidan yang telah mengikuti pelatihan APN memiliki jumlah pasien yang semakin meningkat jika dibandingkan sebelum mereka mengikuti APN. Jadi dapat disimpulkan betapa bermanfaatnya pelatihan APN ini bagi petugas kesehatan yang membantu persalinan normal, khususnya bidan (P2KS NTT, et al, 2006). Setelah gempa dan gelombang Tsunami yang menghancurkan sebagian daerah di NAD pada tanggal 24 Desember 2004 yang lalu, maka banyak NGO internasional yang masuk ke NAD untuk membantu NAD dalam rehabilitasi dan rekonstruksi Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
disegala bidang. Diantara NGO-NGO tersebut, banyak NGO yang bergerak dalam bidang kesehatan khususnya yang memfokuskan diri terhadap masalah MCH. Berdasarkan pemikiran bahwa bidan merupakan ujung tombak tenaga kesehatan yang berada di garis depan program-program MCH, dan didukung oleh jumlahnya yang besar dan hampir di setiap desa bertugas seorang bidan, maka beberapa NGO bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan pelatihan APN untuk bidan. Pelatihan APN ini bertujuan untuk menurunkan AKI dan AKB di NAD (Dinkes Provinsi NAD, 2005). Selain alasan di atas, alasan pendanaan untuk pelatihan ini menjadi salah satu alasan mengapa pelatihan APN direkomendasikan oleh Dinkes Provinsi NAD menjadi salah satu pelatihan utama yang masuk dalam program capacity building bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan. Seperti diketahui, pelatihan APN adalah pelatihan dengan biaya besar, sehingga jika hanya mengandalkan biaya pemerintah, maka bisa dipastikan hanya sedikit bidan yang dapat mengikuti pelatihan ini. Dengan adanya bantuan dana dari berbagai organisasi internasional, maka diharapkan mayoritas bidan di Provinsi NAD dapat mengikuti pelatihan APN. Khusus pada Kabupaten Aceh Besar sendiri, dari 770 bidan yang ada 250, 32,5 % diantaranya telah mengikuti pelatihan APN sejak pasca tsunami. Kedepannya diharapkan semua bidan di NAD akan mengikuti pelatihan ini. Kita dapat membayangkan berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk program pelatihan APN ini. Jika nantinya hasil yang didapat dari pelatihan ini tidak seperti yang diharapkan, maka betapa sia-sianya tenaga dan dana yang telah dikeluarkan tersebut. Sementara Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
masih banyak program kesehatan lainnya yang membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan program-programnya. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana kompetensi Bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dengan pelaksanaan APN sehingga dapat menurunkan AKI dan AKB di NAD.
1.7
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana hubungan kompetensi Bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dengan pelaksanaan APN di Kabupaten Aeh Besar.
1.8
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kompetensi bidan
yang sudah mengikuti pelatihan APN dan kompetensi bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal di Kabupaten Aceh Besar.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
1.9
Hipotesis Penelitian Ada hubungan kompetensi bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan
bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dengan pelaksanaan APN di Kabupaten Aceh Besar.
1.10
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar untuk dijadikan bahan kajian agar dapat mengambil kebijakan baru dalam program kesehatan khususnya capacity building bagi bidan di provinsi di Kabupaten Aceh Besar. 2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar dalam hal meningkatkan kompetensi bidan pada APN yang sesuai dengan standar. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi-informasi dalam mengembangkan teori-teori yang berkaitan dengan APN.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.19
Kompetensi Pengertian dari kompetensi adalah kualifikasi yang harus dimiliki oleh
seorang pekerja untuk dinyatakan sebagai pekerja yang kompeten. Sedangkan definisi kompeten adalah: seseorang yang mempunyai kompetensi untuk melaksanakan pekerjaannya (HMHB Indonesia, et al, 2005). HMHB (2005) mengatakan bahwa kualifikasi yang harus dimiliki seseorang dalam menjalankan pekerjaannya haruslah mencakup 4 unsur yang harus menyatu dalam diri seorang pekerja, dan 4 unsur tersebut harus juga didukung oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang memadai dari orang tersebut. Empat unsur tersebut adalah: 1. Menjalankan peranannya sesuai dengan pekerjaan yang harus ditanganinya, dan dapat bekerjasama dengan pekerja lainnya. 2. Menyelesaikan pekerjaannya sesuai pedoman kerja dan hasil kerja yang memenuhi standar. 3. Menangani sejumlah tugas yang menjadi bagian dari pekerjaannya. 4. Mengambil keputusan dan bertindak secara tepat sewaktu menghadapi situasi kritis/gawat.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Biasanya untuk merumuskan penilaian terhadap kompetensi seseorang haruslah menggunakan kalimat aktif. Kalimat yang biasanya digunakan untuk menggambarkan bahwa seseorang itu kompeten terhadap pekerjaannya adalah “menjalankan peranannya sesuai pekerjaan yang harus ditanganinya”, dan dapat bekerjasama dengan pekerja lainnya. Tatacara penggunaan kalimat ini diperlukan agar dapat merumuskan standar kompetensi, karena untuk menilai bahwa seseorang kompeten terhadap pekerjaannya diperlukan observasi ketika orang tersebut melakukan pekerjaannya (HMHB, 2005). Setiap jenis pekerjaan selalu memiliki ukuran tertentu yang digunakan untuk menilai mutu pelaksanaan pekerjaan dan mutu hasil pekerjaan. Untuk menilai mutu selalu digunakan ukuran yang baku, ukuran tersebut disebut standar. Mutu pelaksanaan pekerjaan dan mutu hasil pekerjaan menjadi ukuran untuk menentukan prestasi kerja seorang pekerja. Istilah yang digunakan untuk untuk menilai prestasi kerja seseorang adalah kinerja, yang artinya adalah seorang pekerja selalu dinilai atas dasar mutu pelaksanaan atau kinerjanya. Standar yang digunakan untuk menilai kinerja seseorang disebut standar kompetensi (HMHB, 2005).
2.20
Penilaian Berdasarkan Kompetensi Assesmen adalah proses pengumpulan data dan penilaian mengenai sifat dan
tingkat kemajuan peserta latih suatu pelatihan terhadap standar yang telah ditetapkan. Standar yang dimaksud dapat berupa hasil belajar, standar kompetensi atau standar prosedur pelaksanaan. Salah satu manfaat assesmen adalah untuk melihat sejauh Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
mana peserta pelatihan menerapkan hasil pelatihan di lapangan kerjanya. Sehingga hasil assesmen suatu kegiatan diharapkan dapat menentukan kebutuhan pelatihan yang akan datang, masukan bagi penyempurnaan program pelatihan dan hasil assesmen ini dapat juga bermanfaat untuk menjadi bahan acuan bagi promosi jabatan (HMHB, 2005). Komponen assesmen terdiri dari: (1) Pengetahuan, (2) Keterampilan, (3) Aplikasi pengetahuan dan keterampilan di tempat tugas, (4) Penatalaksanaan tugas, (5) Mengatasi masalah dalam tugas, dan (6) Bekerjasama dengan orang lain.
2.21
Bidan Pada buku lima puluh tahun Ikatan Bidan Indonesia dijabarkan dengan jelas
konsep dasar dari profesi bidan. Berdasarkan buku tersebut, terdapat beberapa rumusan penting yang harus diketahui tentang profesi bidan, diantaraya adalah: bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. pengertian bidan dan bidan prakteknya secara internasional telah diakui oleh International Confederation of Midwives (ICM) tahun 1972 dan International Federation of International Gynaecologist and Obstetrian (FIGO) tahun 1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1990 pada pertemuan Dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO (1991) dan WHO (1992). Secara lengkap pengertian bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan pasca persalinan (post partum period), memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak (IBI, 2001). Asuhan yang diberikan termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medis lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga untuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas dari daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempattempat pelayanan lainnya. Berdasarkan pernyataan di atas terlihat bahwa bidan mempunyai tugas penting dalam memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir. asuhan ini termasuk tindakan pencegahan, diteksi kondisi abnormal ibu dan anak, usaha mendapatkan bantuan medik dan melaksanakan tindakan kedaruratan di mana tidak ada tenaga medis.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Bidan mempunyai tugas penting dalam pendidikan dan konseling tidak hanya untuk klien, tetapi juga keluarga dan masyarakat. tugas ini meliputi pendidikan anternal, persiapan menjadi orang tua dan meluas ke bidang tertentu dari ginekologi, Keluarga berencana dan asuhan terhadap anak. Bidan dapat berpraktek di rumah sakit, klinik, unit-unit kesehatan lingkungan pemukiman dan unit layanan lainnya. Demikian luas dan dalamnya profesi bidan, maka dapat dikatakan bahwa bidan indonesia adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku. Jika melakukan praktek, yang bersangkutan harus mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktek. Dalam bidang kebidanan dikenal istilah paradigma kebidanan. paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberikan pelayanan. keberhasilan dalam pelayanan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan cara pandang bidan dalam kaitan atau hubungan timbal balik antara manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan.
2.22
Pengetahuan
2.22.1 Konsep pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan berasal dari kata “tahu”, yang berarti seseorang yang mempunyai pengetahuan dan cakrawala tertentu, bisa melalui pendidikan formal maupun non
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
formal. Termasuk hal-hal yang diketahui seseorang tentang dirinya sendiri, tingkah lakunya dan keadaan sekitarnya. pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Roger tahun 1974 (citt: Notoadmodjo, 2003) diketahui bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum
rang
mengadopsi
perilaku
baru,
di dalam diri orang tersebut akan terjadi proses yang berurutan, yaitu: a. Awareness (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek). b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut, di sini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
d. Trial, subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). sebaliknya bila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut tidak akan berlangsung lama. 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Roger (1974) Citt Notoadmojo (2003) menetapkan 6 tingkatan pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif, yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang lain tahu tentang apa yang dipelajarinya adalah dengan menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau mengerti harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat
menggunakan
perhitungan
hasil
rumus-rumus
penelitian,
dapat
statistik
dalam
menggunakan
perhitunganprinsip
siklus
pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja; dapat menggambarkan
(membuat
bagan),
membedakan,
memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis ini adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya dapat membandingkan anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pada penelitian ini, pengetahuan yang ingin diukur adalah pengetahuan bidan di desa tentang infeksi nifas.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.23
Sikap (Attitude) Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulusjo (Notoadmodjo, 2003). Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat difatsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Secara sikap nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb (dalam Notoatmodjo, 2003) menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap juga terdiri dari tingkatan-tingkatan, yaitu: 1. Menerima (Receiving) Menerima dapat diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek 2. Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dan sikap. 3. Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4. Bertangung jawab (Responsible) Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
2.24
Asuhan Persalinan Normal (APN) Kompetensi petugas pelaksana pertolongan persalinan dijenjang pelayanan
dasar, dilakukan oleh kerjasama Departemen Kesehatan (Depkes RI), Perkumpulan Obstetri dan Gynecologi Indonesia (POGI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR) dengan bantuan teknis dari JHPIEGO dan PRIME, mengindikasikan bahwa terdapat kesenjangan kompetensi yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin. Berdasarkan temuan tersebut, tim kerjasama telah merancang suatu pelatihan klinik yang diharapkan mampu untuk memperbaiki kompetensi para penolong persalinan melalui pelatihan asuhan persalinan normal (JNPK/KR, et al, 2006). Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup untuk mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Dengan pendekatan yang seperti ini, berarti bahwa: upaya asuhan persalinan normal harus didukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukkan adanya manfaat apabila diaplikasikan pada setiap proses persalinan (JNPK/KR, et al, 2006). Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Keterampilan yang diajarkan dalam pelatihan APN harus merupakan dasar dalam melakukan asuhan kepada semua ibu selama proses persalinan dan setelah bayi lahir, yang harus mampu dilakukan oleh setiap penolong persalinan di manapun peristiwa persalinan itu terjadi. Persalinan dapat terjadi di rumah, Puskesmas ataupun rumah sakit. Penolong persalinan pada saat itu kemungkinan adalah dukun, bidan, dokter umum atau bahkan dokter spesialis obstetric-ginekologi. Asuhan ini dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari ibu dan bayi baru lahir, maupun disesuaikan dengan lingkungan di mana tempat asuhan diberikan (JNPK/KR, et al, 2006).
2.25
Kala I Persalinan
2.25.1 Definisi Persalinan adalah proses di mana bayi, placenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menepis) dan berakhir dengan lahirnya placenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Tanda dan gejala inpartu termasuk: a. Penipisan dan pembukaan serviks b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). c. Cairan lendir bercampur darah (show) melalui vagina.
2.25.2 Fase-fase dalam kala satu persalinan Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif. a. Fase laten pada kala satu persalinan 1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. 2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. 3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam. b. Fase aktif pada kala satu persalinan 1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). 2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
2.26
Persiapan Asuhan Persalinan Kala I
2.26.1 Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi Persalinan dan kelahiran bayi baik di rumah, di tempat bidan puskesmas, polindes atau rumah sakit. Pastikan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai. Hal-hal pokok yang diperlukan dalam persalinan dan kelahiran bayi terjadi, yaitu: a. Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin. b. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan. c. Air disinfektan tingkat tinggi untuk membersihkan perineum terdapat air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel dan sarung tangan karet untuk membersihkan ruangan. d. Penerangan yang cukup, baik siang maupun malam hari. e. Meja untuk menaruh peralatan persalinan f. Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.26.2 Memberikan asuhan sayang ibu Persalinan adalah suatu yang menegangkan atau bahkan dapat menggugah emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat terjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayi. Prinsip-prinsip umum asuhan sayang ibu adalah: a. Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran. b. Anjurkan suami dan anggota keluarga untuk memberikan dukungan. c. Waspadai gejala dan tanda penyakit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang sesuai jika diperlukan. Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk: a. Memberikan dukungan emosional. b. Membantu pengaturan posisi ibu. c. Memberikan cairan dan nutrisi. d. Keleluasaan untuk menggunakan kamar mandi secara teratur. e. Pencegahan infeksi.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.27
Kala II Persalinan
2.27.1 Definisi Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
2.27.2 Gejala dan tanda kala dua persalinan a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi. b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan vagina. c. Perineum menonjol. d. Vulva vagina dan sfingter ani membuka. e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Tanda pasti kala dua adalah: a. Pembukaan serviks telah lengkap. b. Terlihat bagian kepala bayi melalui introitus vagina.
2.27.3 Penatalaksanaan fisiologis kala dua Proses fisiologis kala dua persalinan serangkaian peristiwa alamiah yang terjadi lahirnya bayi secara normal (dengan kekuatan ibu sendiri dan kepala sudah di dasar panggul). Setelah terjadi pembukaan lengkap apabila selaput ketuban belum pecah maka perlu dilakukan tindakan amniotomi pada persalinan. Pada penatalaksanaan fisiologis
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
kala dua. Ibu memegang kendali dan mengatur saat meneran. Penolong hanya memberikan bimbingan tentang cara meneran yang efektif dan benar.
2.27.4 Membimbing ibu untuk meneran Jika ibu merasa ingin meneran, bantu ibu mengambil posisi yang nyaman. Bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan benar dan mengikuti dorongan alamiah yang terjadi. Anjurkan keluarga untuk membantu dan mendukung usahanya pantau kondisi ibu dan bayi, beri cukup minum dan pantau denyut jantung janin setiap 15 menit. Pastikan ibu dapat beristirahat diantara kontraksi. a. Jika ibu tetap ada dorongan untuk meneran setelah 60 menit pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk mulai meneran di setiap puncak kontraksi. Anjurkan ibu mengubah posisi secara teratur, tawarkan untuk minum dan pantau denyut jantung ibu setiap 5-10 menit. Lakukan stimulasi puting susu untuk memperkuat kontraksi. b. Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit pada multipara dan 120 menit pada primi gravida, rujuk ibu segera.
2.27.5 Pencegahan robekan perineum Robekan spontan pada vagina dan perineum dapat terjadi saat kepala dan baru dilahirkan. Kejadian robekan akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Bimbing ibu untuk meneran dan beristirahat atau bernafas dengan cepat pada waktunya.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Dimasa lalu, dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara yang tujuannya adalah untuk mencegah robekan berlebihan pada perineum, membuat tepi luka rata sehingga mudah dilakukan penjahitan, mencegah penyulit atau tahanan pada kepala dan infeksi tetapi hal tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang cukup (Enkin, et al, 2000, Wooley, 1995). Tetapi sebaliknya, hal ini tidak boleh diartikan bahwa efisiotomi tidak diperbolehkan tetapi karena indikasi tertentu untuk melakukan episiotomi. Kelahiran bayi bila didapatkan: a. Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan. b. Penyakit kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, ekstraksi cunam atau ekstraksi vakum). c. Jaringan parut pada perineum dan vagina yang memperlambat kemajuan persalinan.
2.27.6 Melahirkan kepala Saat kepala bayi membuka (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu dan siapkan handuk bersih di atas perut ibu (untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir). Lindungi perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tekan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap pleksi pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum. Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran dan bernafas cepat. Periksa leher bayi apakah terlilit oleh tali pusat. Jika ada lilitan di leher bayi cukup longgar maka lepaskan lilitan tersebut dengan melewati kepala bayi jika lilitan tali pusat sangat erat maka jepit tali pusat dengan klem pada 2 tempat dengan jarak 3 cm, kemudian dipotong.
2.27.7 Melahirkan bahu a. Setelah memeriksa tali pusat, tunggu kontraksi berikut sehingga putaran paksi luar secara spontan. b. Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi. Minta ibu meneran sambil menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu depan melewati simfisis. c. Setelah bahu depan lahir gerakan kepala ke atas dan leteral tubuh bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.
2.27.8 Melahirkan seluruh tubuh bayi a. Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke arah perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut. b. Tangan (bawah posterior menopang samping leteral tubuh bayi saat lahir).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
c. Tangan atas (anterior) untuk menelurusi dan memegang bahu, siku dan lengan bagian enterior. d. Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung, bokong dan kaki. e. Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya. f. Lakukan penjepitan tali pusat dengan klem sekitar 3 cm dari pangkal pusat bayi, kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan. Lakukan penjepitan kedua jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama. Satu tangan menjadi landasan tali pusat melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat.
2.28
Perawatan Bayi Baru Lahir
2.28.1 Penilaian Segera setelah lahir, lakukan penilaian awal dengan menjawab 2 pertanyaan: a. Apakah bayi menangis dan bernafas tanpa kesulitan? b. Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
2.28.2 Pencegahan kehilangan panas Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu, segera dilakukan pencegahan kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir agar tidak mengalami hipotermia mudah terjadi pada bayi Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. 2.28.3 Mekanisme kehilangan panas Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya dengan cara-cara berikut: a. Evaporasi adalah jalan utama bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. b. Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi dingin bayi ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. c. Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. d. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
2.28.4 Mencegah kehilangan panas a. Keringkan bayi dengan seksama. b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat. c. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi. d. Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir. e. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.28.5 Pemberian ASI Pemberi ASI adalah sedini mungkin dan ekslusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi.
2.28.6 Pencegahan infeksi pada mata Tetes mata untuk pencegahan infeksi mata dapat diberikan setelah bayi menyusu. Pencegahan infeksi tersebut menggunakan salep mata tetasikin 1% salep antibiotika tersebut harus diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran. Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari satu jam setelah kelahiran.
2.28.7 Profilaksis perdarah BBL Semua BBl harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg intra muskuler di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
2.29
Kala Tiga dan Empat Persalinan
2.29.1 Definisi Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya placenta dan selaput ketuban. Persalinan kala empat dimulai setelah lahirnya placenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.29.2 Fisiologi persalinan kala tiga Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan placenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran placenta tidak berubah maka placenta akan berlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, placenta akan turun ke bawah uterus atau ke dalam vagina. Tanda-tanda lepasnya plasenta adalah: a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus. b. Tali pusat memanjang. c. Semburan darah mendadak dan singkat. Tujuan manajemen kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala tiga persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Manajemen aktif kala tiga terdiri dari tiga langkah utama adalah: a. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir. b. Melakukan peregangan tali pusat terkendali. c. Masase fundus uteri.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.29.3 Atonia Uteri Atonia uteri adalah suatu kondisi di mana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya placenta menjadi tidak terkendali. Atonia uteri menjadi penyebab lebih 90% perdarahan pasca persalinan yang terjadi 24 jam setelah kelahiran bayi (Ripley, 1999). Alasan ini penatalaksanaan persalinan kala tiga sesuai standar dan penerapan manajemen aktif sesuai standar dan penerapan manajemen aktif kala tiga merupakan cara terbaik dan sangat penting untuk mengurangi kematian ibu. Fatofisiologi atonia uteri: aliran darah ke uterus pada kehamilan cukup bulan sebanyak 500-800 ml/menit. Jika uterus tidak berkontraksi atau kontraksi tidak terkoordinasi segera setelah placenta keluar. Maka ujung pembuluh darah di tempat implantasi placenta tidak dapat dihentikan sehingga perdarahan tidak terkendali. Ibu bisa kehilangan darah 350-500 ml/menit.
2.30
Asuhan dan Pemantauan Pada Kala Empat
2.30.1 Memperkirakan kehilangan darah Sangat sulit untuk memperkirakan kehilangan darah secara tepat karena darah seringkali bercampur dengan cairan atau urin dan mungkin terserap handuk, kain atau sarung. Satu cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan melihat volume
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
darah yang terkumpul dan memperkirakan berapa banyak botol 500 ml dapat menampung semua darah tersebut. Jika darah bisa mengisi dua botol, ibu telah kehilangan satu liter darah. Jika darah bisa mengisi setengah botol ibu kehilangan 250 ml darah. Cara tak langsung untuk mengukur jumlah kehilangan darah melalui tekanan darah.
2.30.2 Memeriksa perdarahan dari perineum Penyebab perdarahan dan laserasi atau robekan perineum dan vagina. Laserasi diklasifikasi berdasarkan luasnya robekan: a. Derajat satu 1) Mukosa. 2) Komisura posterior. 3) Kulit perineum. b. Derajat dua 1) Mukosa vagina. 2) Komisura posterion. 3) Kulit perineum. 4) Otot perineum. c. Derajat tiga 1) Mukosa vagina. 2) Komisura posterior.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
3) Kulit perineum. 4) Otot perineum. 5) Otot sfingter ani. d. Derajat empat 1) Mukosa vagina. 2) Komisura posterior. 3) Otot perineum. 4) Otot sfingter ani. 5) Dinding depan rectum. Tujuan
menjahit
laserasi
adalah
menyatukan
kembali
jaringan
tubuh
(mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah. Penjahitan laserasi tingkat 1 dan 2 pda perineum, jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laerasi di bagian dalam vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga mencapai bagian bawah laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subtikuler.
2.31
Pencegahan Infeksi Tujuan pencegahan infeksi (PI) dalam pelayanan asuhan kesehatan adalah
untuk meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti hepatitis dan HIV/AIDS. Khusus pada kasus pertolongan persalinan, seorang penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV/AIDS melalui percikan darah atau cairan tubuh dari mata, Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
hidung, mulut atau melalui diskontinuitas permukaan kulit (misalnya luka atau lecet yang kecil). Selain itu luka tusuk yang disebakan oleh jarum yang terkontaminasi atau peralatan tajam lainnya, baik pada saat prosedur dilakukan atau pada saat memproses peralatan dapat menyebabkan paparan hepatitis dan HIV/AIDS pada penolong persalinan. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut: a. Cuci tangan Cuci tangan adalah prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang di lingkungan yang lembab dan air tidak mengalir maka dari itu ingat pedoman berikut pada saat mencuci tangan: 1) Bila menggunakan sabun padat, gunakan potongan-potongan kecil dan tempatkan dalam wadah berlubang agar air tidak menggenangi sabun. 2) Jangan mencuci tangan dengan mencelupkan ke dalam wadah berisi air meskipun sudah diberi antiseptik (seperti Dettol atau Savlon). 3) Bila tidak tersedia air mengalir: a) Gunakan ember tertutup dengan keran yang bisa ditutup pada saat mencuci tangan dan dibuka kembali jika akan membilas. b) Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir. c) Minta orang lain menyiram ke tangan.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
d) Gunakan larutan pencuci tangan yang mengandung alcohol 100 ml 6090% dengan 2 ml gliserin. Gunakan kurang lebih 2 ml dan gosok kedua tangan hingga kering, ulangi tiga kali. b. Memakai sarung tangan Pakai sarung tangan sebelum menyentuk sesuatu yang basah (kulit tak utuh, selaput mukosa darah dan cairan tubuh lainnya). Peralatan atau sampah terkontaminasi. c. Menggunakan teknik aseptik Tehnik aseptik membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir dan penolong persalinan. Teknik aseptik meliputi aspek: 1) Penggunaan perlengkapan pelindung diri. 2) Antisepsis. 3) Menjaga tingkat sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi. Antisepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit. Larutan antiseptik berikut bisa diterima adalah: 1) Alkohol 60-90% : etil isopropyl atau metel sprititus. 2) Savlon. 3) Hibiserub. 4) Dettol. 5) Iodine 1-3%. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
6) Betadine. Disinfeksi adalah tindakan untuk mendekontaminasi peralatan atau instrumen yang digunakan dalam prosedur bedah. Membersihkan permukaan tempat periksa atau meja operasi dan meja instrumen dan ranjang bedah. Larutan disinfektan berikut bisa diterima adalah: 1) Klorin pemutih 0,5% untuk dekontaminasi permukaan dan peralatan. 2) Klorin pemutih 0,1% untuk DTT kimiawi. 3) Gluturaldehida 2% untuk dekontaminasi dan DTT. d. Memproses alat bekas pakai pakai Tiga proses pokok yang direkomendaskan untuk proses peralatan dan bendabenda lain dalam upaya pencegahan infeksi. 1) Dekontaminasi. 2) Cuci dan bilas. 3) Disinfeksi tingkat tinggi. Dekontaminasi adalah langkah penting untuk menangani peralatan perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi. Segera setelah digunakan masukan ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Prosedur ini dengan cepat mematikan virus Hepatitis B dan HIV. Daya kerja larutan klorin, cepat mengalami penurunan sehingga harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat kotor dan keruh. e. Pencucian dan pembersihan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Pencucian
adalah
cara
efektif
untuk
menghilangkan
sebagian
besar
mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Segera setelah dikontaminasi bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama sedapat mungkin. Disenfeksi Tingkat Tinggi (DTT) DTT adalah satu-satunya alternatif untuk membunuh mikroorganisme. DTT dapat dilakukan dengan cara merebus, mengukus dan kimiawi. Perebusan dalam air merupakan cara yang efektif dan praktis untuk dapat DTT alat-alat dan semua alat yang lainnya. Walaupun perebusan dalam air selama 20 menit akan membunuh semua bakteri vegatatif, virus, ragi, jamur tidak termasuk endospora. Metode DTT efektivitas membunuh mikroorganisme 94% (tidak membunuh beberapa endospora). DTT kateter dilakukan secara kimiawi dengan merendam dalam klorin 0,1% selama 20 menit dan membilas kateter dengan air DTT kateter dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Segera digunakan atau disimpan dalam wadah DTT.
2.32
Partograf Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala I persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah:
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
1. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui periksa dalam. 2. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. 3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, bayi, grafik kemajuan proses persalinan. Kondisi ibu dan bayi harus dinilai dan dicatat, yaitu: 1. Denyut jantung janin setiap ½ jam. 2. Frekuensi dan lama kontraksi uterus setiap ½ jam. 3. Nadi setiap ½ jam. 4. Pembukaan serviks setiap 4 jam. 5. Penurunan bagian terbawah janin setiap 4 jam. 6. Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam. 7. Produksi urine, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam.
2.33
Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan 1. Informasi tentang ibu Lengkapi bagian awal partograf saat memulai asuhan persalinan waktu kedatangan (jam atau pukul) pada partograf. 2. Kondisi janin Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk mencatat denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan penyusupan. a. Denyut jantung janin
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Catat DJJ dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ. DJJ normal antara 120-160. b. Warna air ketuban Nilai air ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan jika selaput ketuban pecah. Gunakan lambang-lambang berikut ini: U = selaput ketuban masih utuh (belum pecah) J
= selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M = selaput ketuban sudah pecah dan air bercampur mekonium D = selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah K = selaput ketuban sudah pecah tapi air ketuban kering. c. Penyusupan (molase) tulang kepala janin Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat menyelesaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggung ibu.
Gunakan lambang-lambang berikut ini: 0
= tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.
1
= tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
1. = tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tetapi masih dapat dipisahkan. 2.
= tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.
3. Kemajuan Persalinan a. Pembukaan serviks Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam. Tanda yang harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur besar pembukaan serviks. b. Penurunan bagian terbawah janin Setiap kali melakukn periksa dalam setiap 4 jam. Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga panggul. Turun kepala diberikan tanda 0 yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah 4/5 maka dituliskan tanda 0 digaris angka 4.
4. Kontraksi Uterus Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan kontraksi per 10 menit di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi ada 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan lamanya kontraksi dengan: Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk kontraksi yang lamanya kurang dari 20 detik. Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk kontraksi yang lamanya 20-40 detik. Isi penuh kotak yang sesuai untuk kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik. 5. Kondisi Ibu Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf terdapat kotak untuk mencatat kondisi dan kenyamanan ibu selama persalinan. a. Nadi, tekanan darah dan suhu 1) Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase persalinan. Beri tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai. 2) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu, catat temperatur tubuh pada kolom waktu yang sesuai. 3) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu catat temperatur tubuh pada kotak yang sesuai. b. Volume urine, protein dan aseton Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih). Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.34
Enam Puluh Langkah APN Sebagai Prosedur Tetap Pertolongan Persalinan Normal Depkes RI (2006) menetapkan bahwa materi pokok yang diajarkan pada
pelatihan APN adalah peserta diajarkan tentang langkah-langkah dalam melakukan pertolongan persalinan normal yang sesuai prosedur tetap (protap) yang telah ditentukan. Agar memudahkan dalam mengingat dan mempelajari prosedur tetap ini, maka langkah-langkah dalam protap ini disingkat dengan nama 60 langkah APN, yang di dalammya memuat semua langkah-langkah yang teratur, mulai dari awal hingga berakhirnya perolongan persalinan dalam pertolongan persalinan normal. Setiap langkah ini harus dilakukan oleh penolong persalinan sesuai urutan-urutannya. Enam puluh langkah dalam APN terdiri dari: 1. Mengamati tanda dan gejala kala II persalinan. 2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan essensial yang siap digunakan. 3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih. 4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/handuk pribadi. 5. Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk semua pemeriksaan dalam. 6. Menghisap oksitoksin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakannya kembali di partus set/wadah disenfekti tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi). 8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, maka lakukan amniotomi. 9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, kemudian mencuci kedua tangan. 10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali per menit): a. Mengambil tindakan yang sesuai bila DJJ tidak normal. b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasilhasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. 11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya. a. Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan. b. Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran. 12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia dalam keadaan nyaman). 13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk menerangkan: a. Membimbing ibu untuk meneran saat ada keinginan ibu untuk meneran. b. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran. c. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang). d. Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi. e. Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu. f. Menganjurkan asupan cairan per oral. g. Menilai DJJ setiap lima menit. h. Jika bayi belum lahir, atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk ibu dengan segera. i. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran, maka anjurkan ibu untuk berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman. Bila ibu belum meneran Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksikontraksi tersebut dan beristirahat diantara kontraksi. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera. 14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi. Sediakan tempat untuk antisipasi terjadinya komplikasi persalinan (asfiksia), sebelah bawah kaki ibu tempat yang datar alas keras. Beralaskan 2 kain dan 1 handuk. Dengan lampu sorot 60 watt (jarak 60 cm dari tubuh bayi). 15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu. 16. Membuka partus set. 17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan. 18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. 19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih. 20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi: a. Jika tali pusat melilit kepala janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
b. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan memotongnya. 21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. 22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masingmasing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior. 23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan, tangan anterior bayi saat keduanya lahir. 24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki. 25. Menilai bayi dengan cepat (jika dalam penilaian terdapat jawaban tidak dari 5 pertanyaan, maka lakukan langkah awal), kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan). Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat. 27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu). 28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting, dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut. 29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai. 30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya. 31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua. 32. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik. 33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dulu. 34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva. 35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso-kranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu. 37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus. a. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 510 cm dari vulva. b. Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit: c. Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM d. Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu. e. Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan. f. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya. g. Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jarijari tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal. 39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras). 40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus. 41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif. 42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik dan mengevaluasi perdarahan pervaginam. 43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali desinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati di sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat. 45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama. 46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5%. 47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih dan kering. 48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI. 49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam: a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan. b. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan. c. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan. d. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai. 50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus. 51. Mengevaluasi kehilangan darah. 52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
pasca persalinan. a. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan. b. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal. 53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi. 54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai. 55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering. 56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya. 57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilasnya dengan air bersih. 58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. 59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir. 60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.35
Landasan Teori
(1) Kompetensi Berdasarkan buku acuan pelatihan berbasis kompetensi (Ausaid, 2005) disebutkan bahwa definisi kompetensi adalah kualifikasi yang harus dimiliki oleh seorang pekerja agar dapat dinyatakan sebagai pekerja yang kompeten. Kualifikasi mencakup empat unsur yang harus menyatu dalam diri seorang pekerja, dan didukung dengan pengetahuan, sikap, keterampilan yang memadai. Ada empat komponen tersebut adalah: b. Menjalankan peranannya sesuai pekerjaan yang harus ditanganinya, dan bekerjasama dengan pekerja lainnya. c. Menyelesaikan pekerjaannya sesuai pedoman kerja dan hasil kerja yang memenuhi standar. d. Menangani sejumlah tugas yang menjadi bagian dari pekerjaannya. e. Mengambil keputusan dan dapat bertindak secara tepat ketika menghadapi situasi kritis.
(2) Assesmen Berdasarkan Kompetensi Assesmen berdasarkan kompetensi (HMHB Indonesia, 2005) adalah: proses pengumpulan data dan penilaian mengenai sifat dan tingkat kemajuan peserta latih terhadap standar yang ditetapkan. Standar yang dimaksud dapat berupa hasil belajar, standar kompetensi atau standar prosedur pelaksanaan. Metode dan tehnik assesmen adalah sebagai berikut:
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 1.1. Metode dan Teknik Assesmen 1. 2. 3. 4.
Metode Observasi (di tempat kerja) Wawancara Pengisian kuesioner Analisis Kasus
Teknik Format isian/chek list wawancara terstruktur Lembar kuesioner Lembar kasus
(3) Asuhan Persalinan Normal Berdasarkan buku acuan pelatihan asuhan persalinan normal (Depkes, 2004) disebutkan bahwa tujuan khusus pelatihan APN adalah agar para peserta latih dapat melakukan asuhan persalinan normal yang bermutu tinggi. Pada asuhan persalinan normal, seorang penolong persalinan dituntut harus bekerja sesuai prosedur tetap (protap) yang telah ditentukan. Protap tersebut biasa disebut dengan 60 langkah APN. Langkah-langkah tersebut harus dilakukan oleh penolong persalinan sesuai urutanurutannya. Seorang penolong persalinan yang telah mengikuti pelatihan APN, seharusnya dalam melakukan pertolongan persalinan normal harus mengikuti protap tersebut, agar dapat disebut sebagai bidan/dokter yang telah qualified dalam melakukan pertolongan persalinan. Pada 60 langkah APN, terdapat 10 langkah kegiatan pokok. Pada 1 langkah kegiatan pokok, di dalamnya terbagi lagi menjadi beberapa langkah kegiatan yang harus dilakukan penolong persalinan dalam menolong persalinan normal. Sehingga jumlah seluruh langkah kegiatan tersebut menjadi 60. Langkah-langkah kegiatan tersebut adalah: a. Melihat tanda dan gejala kala II (terdiri dari 1 langkah kegiatan).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
b. Menyiapkan pertolongan persalinan (terdiri dari 5 langkah kegiatan). c. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik (terdiri dari 4 langkah kegiatan). d. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran (terdiri dari 3 langkah kegiatan). e. Persiapan pertolongan kelahiran bayi (terdiri dari 4 langkah kegiatan). f. Menolong kelahiran bayi (terdiri dari 7 langkah kegiatan). g. Penanganan bayi baru lahir (terdiri dari 6 langkah kegiatan). h. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III (terdiri dari 9 langkah kegiatan). i. Menilai perdarahan (terdiri dari 2 langkah kegiatan). j. Melakukan prosedur pasca persalinan (terdiri dari 19 langkah kegiatan). Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil beberapa langkah dari proses assesmen di atas untuk diterapkan sebagai langkah-langkah dan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Langkah-langkah pada proses assesmen di atas yang akan diadaptasi pada penelitian ini adalah: perencanaan & persiapan assesmen, pelaksanaan assesmen dan mencatat serta meninjau kembali hasil asessmen, seperti pada Gambar 2.1:
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
1.Perencanaan & Persiapan Assesmen a. Menentukan tujuan b. Mempelajari kompetensi dan SOAP c. Menentukan cara/bentuk pembuktian d. Menentukan metode dan instrumen 4. Perencanaan Pelatih Ulang (penyegaran) a. Menentukan kebutuhan untuk pelatihan ulang (onthe-job training oleh bikor/pelatihan formal) b. Perencanaan pelatihan ulangan dengan programmer KIA
2. Pelaksanaan Assesmen a. Kumpul pembuktian b. Ambil keputusan c. Umpan balik kepada asesi
3. Mencatat dan Meninjau Kembali hasil Assesmen a. b. c.
Catat hasil Umpan balik kepada program KIA Kaji ulang proses Assesmen
Gambar 2.1: Proses Assesmen Berdasarkan Kompetensi (HMHB & Ausaid, 2005)
Kerangka konsep teoritis dari penelitian ini diadopsi dari kerangka konsep proses asessmen berdasarkan kompetensi, yang disusun oleh tim HMHB bekerjasama dengan Ausaid. Pada kerangka konsep di atas terdapat langkah-langkah dari proses asessmen berdasarkan kompentensi, dimulai dari perencanaan dan persiapan assesmen hingga perencanaan pelatihan ulang (penyegaran).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2.36
Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen Bidan yang Sudah Mengikuti Pelatihan APN
a. Pengetahuan bidan tentang
APN - Kala I persalinan - Kala II persalinan - Kala III dan IV persalinan - Perawatan bayi baru lahir - Pencegahan infeksi - Partograf b. Sikap bidan terhadap penerapan APN
Variabel Dependen
Tindakan Sesuai APN
Bidan yang belum Mengikuti pelatihan APN a. Pengetahuan bidan tentang
APN - Kala I persalinan - Kala II persalinan - Kala III dan IV persalinan - Perawatan bayi baru lahir - Pencegahan infeksi - Partograf b. Sikap bidan terhadap penerapan APN
Gambar 2.2: Kerangka Konsep Penelitian
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.8
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survai observasi untuk menganalisis
hubungan kompetensi bidan bidan yang telah mengikuti pelatihan dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dengan pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal.
3.9
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Kabupaten Aceh Besar, dengan pertimbangan
masih ada bidan yang belum mengikuti pelatihan APN sementara pertolongan persalinan tetap mereka lakukan, dan masih 32,5% bidan yang baru mengikuti pelatihan APN. Penelitian ini membutuhkan waktu selama 19 (sembilan belas) bulan, terhitung bulan April 2007 sampai dengan Oktober 2008.
3.10
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini semua bidan yang berada/tinggal serta bekerja
dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 770 bidan.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari bidan yang bekerja di wilayah kerja dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, dengan kriteria sebagai berikut: 1. Melakukan pertolongan persalinan minimal 6 (enam) kali dalam 3 bulan terakhir sebelum penelitian dilakukan. 2. Berpendidikan minimal D-3 Kebidanan. 3. Berusia antara 25-35 tahun. Berdasarkan kriteria tersebut, dan hasil telaah dta sekunder maka jumlah samoel penelitian ditetapkan sebanyak 76 orang dengan perincian 38 bidan yang pernah melakukan pelatihan APN dan 38 orang bidan yang melakukan pelatihan APN.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan kriteria yang telah ditetapkan, serta pertimbangan tujuan penelitian.
3.11
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden berpedoman pada kuesioner. Kuesioner yang telah disusun terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap 30 bidan di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Tujuan uji coba kuesioner tersebut adalah untuk mengetahui reliabilitas dan validitas alat ukur yang akan digunakan untuk penelitian. Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan instrumen sebagai alat ukur penelitian yang dapat mengukur apa yang ingin diukur dan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data, koofisien korelasi dikatakan valid jika nilai r hasil hitung > dari r tabel, dan berdasarkan tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan responden 30 orang nilai r tabel adalah 0,351 (df = n - 2). Berdasarkan hasil hitung dapat disimpulkan semua pertanyaan dalam intrumen penelitian ini valid karena semua hasil dari nilai r hitung >0,351. Nilai r dapat dilihat pada lampiran colom corrected item-total correlation. Pengujian reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan instrumen penelitian yang tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama, koofisien korelasi dikatakan valid dan reliabel jika nilai r hasil hitung >dari r tabel, dan berdasarkan tabel pada taraf kepercayaan 95% dengan responden 30 orang nilai r tabel adalah 0,351 (df = n - 2), dapat disimpulkan semua pertanyaan dalam intrumen penelitian ini reliabel karena nilai r hitung >0,351.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 3.1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Variabel
X1 (Pengetahuan)
X2 (Sikap)
Butir Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Corrected Item Total Correlation 0.736 0.876 0.676 0.907 0.62 0.574 0.419 0.438 0.588 0.596 0.600 0.706 0.736 0.876 0.676 0.907 0.621 0.574 0.419 0.438 0.588 0.596 0.600 0.706 0.419 0.438 0.588 0.596 0.600 0.706 0.581 0.655 0.637 0.636 0.733 0.690 0.656 0.630 0.592 0.570 0.581 0.655 0.637 0.636 0.733 0.690 0.656
Status Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Cronbach’s Alpha
0,809 (reliabel)
0,895 (reliabel)
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lanjutan Tabel 3.1 Variabel
Butir Pertanyaan 18 19 20
Corrected Item Total Correlation 0.630 0.592 0.570
Status
Cronbach’s Alpha
Valid Valid Valid
Selain itu untuk mendukung penelitian maka dibutuhkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari catatan dan dokumen Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta instansi-instansi yang terkait yang ada hubungannya dengan pengumpulan data seperti Badan Statistik.
3.12
Variabel dan Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini meliputi
a. Variabel dependen, yaitu pelaksanaan tindakan persalinan normal sesuai APN. b. Variabel independen, yaitu kompetensi bidan yang terdiri dari pengetahuan dan sikap bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN. Berdasarkan variabel tersebut maka dapat dibuat definisi operasional, yaitu sebagai berikut: a. Pelaksanaan tindakan persalinan normal sesuai APN adalah segala tindakan persalinan yang dilakukan bidan dengan melakukan kegiatan-kegiatan sebanyak 60 langkah sebagaimana tindakan APN direkomendasikan Depkes RI.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
b. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang asuhan persalinan normal yang meliputi pengetahuan tentang kala I persalinan, kala II persalinan, kala III dan IV, bayi baru lahir, pencegahan infeksi dan partograf. c. Sikap adalah respon bidan tentang asuhan persalinan normal yang meliputi sikap tentang kala I persalinan, kala II persalinan, kala III dan IV, bayi baru lahir, pencegahan infeksi dan partograf.
3.13
Metode Pengukuran Pengukuran variabel independen yaitu kompetensi bidan terdiri dari
pengetahuan dan sikap bidan tentang APN. Pengukuran variabel pengetahuan tentang asuhan persalinan normal didasarkan pada skala ordinal dari 40 (empat puluh) pertanyaan yang telah disediakan dengan alternatif jawaban ”a”,”b”,”c”, dan ”d”. Masing-masing jawaban responden dikategorikan menjadi benar dan diberi skor 1 dan salah diberi skor 0. Kemudian variabel pengetahuan dikategorikan menjadi: a. “Baik”, jumlah jawaban yang benar dibagi jumlah indikator dikalikan 100 bobot nilai, yaitu >50%. b. “Kurang”, yaitu ≤ 50%. Pertanyaan untuk pengetahuan No. 1 s/d 6 (JNPK/KR, 2006)
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Maka penilaian katagori untuk partograf bobot nilai, yaitu: a. “Baik”,
= >10
b. “Kurang” = <10 Pertanyaan untuk partograf (JNPK/KR, 2006). Pengukuran variabel sikap didasarkan pada skala ordinal dari 20 pertanyaan dengan anternatif jawaban “setuju”, “kurang setuju” dan “tidak setuju”. Alternatif jawaban tersebut masing-masing diberi skor, berikut ini: 1. Jika responden menjawab setuju diberi skor 3. 2. Jika responden menjawab kurang setuju diberi skor 2. 3. Jika responden menjawab tidak setuju diberi skor 1. Variabel sikap kemudian dikategorikan menjadi: a. “Baik”, jumlah indikator dikalikan bobot nilai, yaitu: 20 x 3 = total nilai 60, rentang nilai setuju antara 48 – 60. b. “Sedang”, jumlah indikator dikalikan bobot nilai, yaitu: 20 x 2 = total nilai 40, rentang nilai kurang setuju 34 – 37. c. “Kurang”, jumlah indikator dikalikan bobot nilai, yaitu: 20 x 1 = total nilai 20, rentang nilai sangat tidak setuju 20 – 33. Pertanyaan untuk sikap No. 1 s/d 20 (Arikunto S, 2005).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Bebas (independen)
No 1.
Nama Variabel Pengetahuan Kala I Persalinan
Jumlah Indikator 6
Kala II Persalinan 6 Kala III, IV Persalinan 6 Perawatan Lahir
Bayi
Baru 6
Pencegahan Infeksi 6 Partograf
2.
Sikap
10
20
Bobot Nilai Jawaban yang benar diberi skor 1 Jawaban yang salah diberi skor 0 Jawaban yang benar diberi skor 1 Jawaban yang salah diberi skor 0 Jawaban yang benar diberi skor 1 Jawaban yang salah diberi skor 0 Jawaban yang benar diberi skor 1 Jawaban yang salah diberi skor 0 Jawaban yang benar diberi skor 1 Jawaban yang salah diberi skor 0 Jawaban yang benar diberi skor 1 Jawaban yang salah diberi skor 0 Bila menjawab (s) setuju diberi skor 3 Bila menjawab kurang setuju diberi skor 2 Bila menjawab tidak setuju diberi skor 1
Bobot Nilai Variabel Seluruh Indikator
Kategori
>50% <50%
Baik kurang
>50% <50%
Baik kurang
>50% <50%
Baik kurang
>50% <50%
Baik kurang
>50% <50%
Baik kurang
>10 <10
Baik kurang
48 - 60
Alat Ukur
Skala Ukur
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Kuesioner
Ordinal
Baik
Kuesioner
Ordinal
34 – 47
Sedang
Kuesioner
Ordinal
20 – 33
Kurang
Kuesioner
Ordinal
Pengukuran variabel dependen adalah pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal sesuai APN, diukur dari tindakan bidan yang berdasarkan standar 60 langkah APN. Pengukuran variabel dependen didasarkan pada skala ordinal dengan pemberian skor pada setiap tindakan yang dilakukan bidan melalui observasi langsung, dengan perincian: a. Skor 2 : Jika langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu sesuai dengan urutan. b. Skor 1 : Jika langkah dikerjakan atau tidak dikerjakan tidak sesuai urutan atau pengamat membantu mengingat.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Kemudian variabel dependen dikategorikan menjadi: 1. Kompeten, jika responden memperoleh nilai 60-120 (80 – 100%). 2. Tidak kompeten, jika responden memperoleh nilai <60 (<80 %).
3.14
Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji chi square pada taraf
nyata 95% (α<0,05), dengan pertimbangan skala pengukuran data merupakan skala ordinal dan variabel dependen merupakan data kategorik.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1
Gambaran Umum Kabupaten Aceh Besar Kabupaten Aceh Besar terletak pada garis 5,2° – 5,8° Lintang Utara dan
95,0° – 95,8°. Lintang Utara dan 95,8% Bujur Timur. Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang berbatasan dengan Selat Malaka dan Kota Banda Aceh, Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Aceh Jaya, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pidie dan Sebelah Barat berbatas dengan Samudera Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Aceh Besar pada 2006 berjumlah 299.507 jiwa dengan jumlah KK 76.609 terdiri dari 23 kecamatan dan jumlah desa sebanyak 604 desa. Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Darul Imarah dengan jumlah penduduk 41, 555 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Leupung yakni 2,727 jiwa disebabkan terjadi Tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 yang paling parah mengalami kehancuran. Penduduk laki-laki pada tahun 2006 di Kabupaten Aceh Besar berjumlah 150.730 jiwa (50,32%) dan penduduk perempuan berjumlah 148.534 jiwa (49,59). Untuk menunjang pelaksanaan program kesehatan, terdapat fasilitas kesehatan baik itu pada puskesmas, rumah bersalin, balai kesehatan dan praktek dokter. Di Kabupaten Aceh Besar tahun 2006, jumlah posyandu seluruhnya sebanyak 623
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
buah, yaitu posyandu purnama 65 (10,43%) sedangkan mandiri tidak ada (Profil Kesehatan Kabupaten Aceh Besar). Di Kabupaten Aceh Besar terdapat 24 Puskesmas yang terdiri 10 unit puskesmas rawatan, 14 unit puskesmas non perawatan dan 60 puskesmas pembantu. Dilihat dari jumlah puskesmas maka untuk 1 puskesmas melayani 12.932 pasien atau rasio puskesmas terhadap penduduk adalah 0,75/10.000 penduduk. Pertolongan persalinan di Kabupaten Aceh Besar yang ditolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2006 berjumlah 6,305 (99%). Di Kabupaten Aceh Besar jumlah bidan seluruhnya 770 termasuk bidan PTT. Bidan merupakan ujung tombak dalam memberi pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Peran bidan dalam hal ini cukup penting mengingat jumlah kematian maternal di Kabupaten Aceh Besar 2006 berjumlah 8 orang dan kematian bayi 73 orang dan jumlah lahir mati 26 orang (Propil Dinkes Kabupaten Aceh Besar, 2006).
4.2
Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat yaitu memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan persentase dari variabel yang diteliti baik variabel independen maupun varibel dependen yang meliputi pengetahuan bidan yang sudah APN dan bidan yang belum APN (persalinan kala I, persalinan kala II, persalinan kala III dan IV, perawatan bayi baru lahir, pencegahan infeksi, partograf) dan sikap dengan tindakan bidan sesuai APN.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4.2.1
Pengetahuan bidan yang sudah dan belum mengikuti pelatihan APN
4.2.1.1 Persalinan kala I
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Persalinan Kala I No 1. 2.
Pengetahuan Persalinan Kala I Kurang Baik Jumlah
Pelatihan APN Sudah Frekuensi % 4 10,5 34 89,5 38 100,0
Belum Frekuensi % 18 47,4 20 52,6 38 100,0
Total 22 54 76
Pengetahuan persalinan kala I dilihat dari bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dengan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dikategorikan dalam 2 kategori yaitu bidan yang belum mengikuti pelatihan APN pengetahuan persalinan kala I kategori baik 20 orang (52,6%), kurang 18 orang (47,4%) sedangkan bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN pengetahuan persalinan kala I kategori baik 34 orang (89,5%), kurang 4 orang (10,5%) (Tabel 4.1).
4.2.1.2 Persalinan kala II
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Persalinan Kala II No 1. 2.
Pengetahuan Persalinan Kala II Kurang Baik Jumlah
Pelatihan APN Sudah Belum Frekuensi % Frekuensi % 7 18,4 26 68,4 31 81,6 12 31,6 38 100,0 38 100,0
Total 33 43 76
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Pengetahuan persalinan kala II dilihat dari bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dengan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dikategorikan dalam 2 kategori yaitu baik dan kurang. Bidan yang belum mengikuti pelatihan APN pengetahuan persalinan kala II kategori baik 12 orang (31,6%), kurang 26 orang (68,4%) sedangkan bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN pengetahuan persalinan kala II kategori baik 31 orang (81,6%), kurang 7 orang (18,4%) (Tabel 4.2).
4.2.1.3 Persalinan kala III dan IV Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Persalinan Kala III dan IV Pengetahuan No Persalinan Kala III dan IV 1. Kurang 2. Baik Jumlah
Pelatihan APN Sudah Frekuensi % 3 7,9 35 92,1 38 100,0
Belum Frekuensi % 23 60,5 15 39,5 38 100,0
Total 26 50 76
Pengetahuan persalinan kala III dan IV dilihat dari bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dengan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dikategorikan dalam 2 kategori yaitu baik dan kurang. Katergori baik untuk bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN pengetahuan persalinan kala III dan IV yaitu 35 orang (92,1%), kurang 3 orang (7,9%) dan untuk bidan yang belum mengikuti pelatihan APN pengetahuan persalinan kala III dan IV kategori baik yaitu 15 orang (39,5%), kurang 23 orang (60,5%) (Tabel 4.3).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4.2.1.4 Perawatan bayi baru lahir
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Perawatan Bayi Baru Lahir No 1. 2.
Pengetahuan Perawatan Bayi Baru Lahir Kurang Baik Jumlah
Pelatihan APN Sudah Belum Frekuensi % Frekuensi % 7 7,9 22 57,9 31 92,1 16 42,1 38 100,0 38 100,0
Total 29 47 76
Pengetahuan perawatan bayi baru lahir dapat dilihat dari bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dengan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dikategorikan dalam 2 kategori yaitu baik dan kurang. Hasil penelitian menunjukkan kategori baik untuk bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN pengetahuan perawatan bayi baru lahir yaitu 31 orang (92,1%), kurang 7 orang (7,9%) sedangkan untuk bidan yang belum mengikuti pelatihan APN pengetahuan perawatan bayi baru lahir kategori baik yaitu 16 orang (42,1%), kurang 22 orang (57,9%) (Tabel 4.4).
4.2.1.5 Pencegahan infeksi Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pencegahan Infeksi Pengetahuan
No Pencegahan Infeksi 1. 2.
Kurang Baik Jumlah
Pelatihan APN Sudah Frekuensi % 8 21,1 30 78,9 38 100,0
Belum Frekuensi % 23 60,5 15 39,5 38 100,0
Total 31 45 76
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Pengetahuan pencegahan infeksi dapat dilihat dari bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dikategorikan dalam 2 kategori yaitu baik bila jawaban benar >50% dan kurang bila jawaban benar <50%. Bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN pengetahuan pencegahan infeksi kategori baik yaitu 30 orang (78,9%), kurang 8 orang (21,1%) sedangkan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN pengetahuan pencegahan infeksi kategori baik 15 orang (39,5%), kurang 23 orang (60,5%) (Tabel 4.5).
4.2.1.6 Partograf
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Partograf No 1. 2.
Pengetahuan Partograf Kurang Baik Jumlah
Pelatihan APN Sudah Frekuensi % 10 26,3 28 73,7 38 100,0
Belum Frekuensi % 36 94,7 2 5,3 38 100,0
Total 46 30 76
Pengetahuan partograf dilihat dari bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dikategorikan dalam 2 kategori yaitu baik bila jawaban yang benar >10 dan kurang bila jawaban yang benar <10. Hasil penelitian menunjukkan untuk bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN pengetahuan partograf kategori baik 28 orang (73,7%), kurang 10 orang (26,3%) sedangkan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN pengetahuan partograf kategori baik 2 orang (5,3%), kurang 36 orang (94,7%) (Tabel 4.6).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4.2.1.7 Sikap
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Sikap No 1. 2. 3.
Sikap Kurang Sedang Baik Jumlah
Pelatihan APN Sudah Belum Frekuensi % Frekuensi % 0 0 0 0 3 7,9 8 21,1 35 92,1 30 78,9 38 100,0 38 100,0
Total 0 11 65 76
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sikap bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN, sikap bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN kategori setuju 35 orang (92,1%), kurang setuju 3 orang (7,9%). Sedangkan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN kategori setuju 30 orang (78,9%), kurang setuju hanya 8 orang (21,1%) (Tabel 4.7).
4.2.1.8 Tindakan bidan sesuai APN
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Sesuai APN Pelatihan APN No 1. 2.
Tindakan Bidan Sesuai APN Tidak kompeten Kompeten Jumlah
Sudah Frekuens i 4 34 38
Belum
Total
%
Frekuensi
%
10,5 89,5 100,0
35 3 38
92,1 7,9 100,0
39 37 76
Tindakan bidan dapat dilihat dari bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dikategorikan dalam 2 kategori yaitu kompeten jika langkah dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu sesuai dengan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
urutan 80-100%, kurang kompeten jika langkah dikerjakan atau tidak dikerjakan tidak sesuai dengan urutan atau pengamat membantu mengingatkan <80%. Hasil penelitian menunjukkan bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN kategori kompeten 34 orang (89,5%), tidak kompeten 4 orang (10,5%). Sedangkan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN kategori kompeten 3 orang (7,9%), tidak kompeten 35 orang (92,1%) (Tabel 4.8).
4.3
Analisa Bivariat Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun variabel independen adalah bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN adalah pengetahuan (persalinan kala I, persalinan kala II, persalinan kala III dan IV, perawatan bayi baru lahir, pencegahan infeksi, partograf) dan sikap sedangkan variabel dependen adalah tindakan bidan sesuai APN. 4.3.1 Hubungan pengetahuan bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN (persalinan kala I, persalinan kala II, persalinan kala III dan IV, perawatan bayi baru lahir, pencegahan infeksi, partograf) dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 4.9. Hubungan Pengetahuan Bidan yang Sudah Mengikuti Pelatihan APN dengan Tindakan Bidan Sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 Tindakan Bidan Sesuai APN
N o 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengetahuan Persalinan Kala I Kurang Baik Total Persalinan Kala II Kurang Baik Total Persalinan Kala III dan IV Kurang Baik Total Perawatan Bayi Baru Lahir Kurang Baik Total Pencegahan Infeksi Kurang Baik Total Partograf Kurang Baik Total
Tidak Kompeten n %
Kompeten n %
n
Total %
X (p.value)
2 2 4
50,0 5,9 10,5
2 32 34
50,0 94,1 89,5
4 34 38
100,0 100,0 100,0
7,396 (0,047)*
3 1 4
42,9 3,2 10,5
4 30 34
51,7 96,8 89,5
7 34 38
100,0 100,0 100,0
7,596 (0,015)*
2 2 4
66,7 5,7 10,5
1 33 34
33,3 94,3 89,5
3 35 38
100,0 100,0 100,0
10,900 (0,015)*
3 1 4
42,9 3,2 10,5
4 30 34
57,1 96,8 89,5
7 31 38
100,0 100,0 100,0
0,806 (0,015)*
3 1 4
37,5 3,3 10,5
5 29 34
62,5 96,7 89,5
8 31 38
100,0 100,0 100,0
7,828 (0,024)*
3 1 4
30,0 3,6 10,5
7 27 34
70,0 96,4 89,5
10 28 38
100,0 100,0 100,0
5,464 (0,048)*
4.3.1.1 Hubungan pengetahuan persalinan kala I dengan tindakan bidan sesuai APN Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pengetahuan persalinan kala I dengan tindakan bidan sesuai APN didapatkan hasil penelitian diantaranya 38 orang responden yang pengetahuan persalinan kala I kategori baik dengan tindakan APN yang kompoten lebih besar yaitu 32 orang (94,1%). Sedangkan responden yang berpengetahuan dengan kategori kurang dengan tindakan sesuai APN yang
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
berkompeten 2 orang (50,0%). Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan persalinan kala I sesuai dengan APN (0,047 <0,05) berarti H0 ditolak. Persentase tindakan bidan yang kompeten lebih besar dibandingkan dengan yang tidak kompeten di Kabupaten Aceh Besar 2007.
4.3.1.2 Hubungan pengetahuan persalinan kala II dengan tindakan bidan sesuai APN Hubungan pengetahuan persalinan kala II dengan tindakan bidan sesuai APN dapat dilihat pada Tabel 4.9. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang berpengetahuan persalinan kala II kategori baik dengan tindakan sesuai APN kompeten yaitu 30 orang (96,8%). Sedangkan responden yang berpengetahuan persalinan kala II dengan kategori kurang sesuai dengan APN kompeten hanya 4 orang (57,1%). Berdasarkan uji statistik menunjukkan probabilitas (P) lebih kecil dan α (0,015 <0,05) berarti H0 ditolak. Hal ini terdapat hubungan pengetahuan persalinan kala II dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007.
4.3.1.3 Hubungan pengetahuan persalinan kala III dan IV dengan tindakan bidan sesuai APN Hubungan pengetahuan persalinan kala III dan IV dengan tindakan bidan sesuai APN dapat dilihat pada Tabel 4.9. Hasil penelitian didapatkan bahwa diantara 35 responden yang berpengetahuan kategori baik dengan tindakan bidan sesuai APN
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
yang kompeten yaitu 94,3%. Sedangkan responden yang berpengetahuan persalinan kala III dan IV dengan kategori kurang sesuai dengan APN kompeten hanya 1 orang (33,3%). Berdasarkan uji statistik, didapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan persalinan kala III dan IV dengan tindakan bidan sesuai APN (P = 0,025 <0,005). Berarti H0 ditolak, persentase tindakan bidan yang kompeten lebih besar dibanding yang tidak kompeten di Kabupaten Aceh Besar 2007.
4.3.1.4 Hubungan pengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan tindakan bidan sesuai APN Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa pengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan tindakan bidan sesuai APN didapat dari hasil penelitian diantara 31 responden yang berpengetahuan perawatan bayi baru lahir kategori baik dengan tindakan bidan sesuai APN yang kompeten lebih besar yaitu 30 orang (96,8%). Sedangkan responden yang berpengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan kategori kurang sesuai dengan APN kompeten 4 orang (57,1%). Berdasarkan uji statistik, didapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan tindakan bidan sesuai APN (P = 0,015 <0,005). Berarti H0 ditolak, hal ini menunjukkan persentase tindakan bidan yang kompeten lebih besar dibanding yang tidak kompeten di Kabupaten Aceh Besar 2007.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4.3.1.5 Hubungan pengetahuan pencegahan infeksi dengan tindakan bidan sesuai APN Hubungan pengetahuan pencegahan infeksi dengan tindakan bidan sesuai APN dapat dilihat pada Tabel 4.9. Hasil penelitian didapatkan bahwa 29 responden yang berpengetahuan kategori baik dengan tindakan bidan sesuai APN yang kompeten yaitu 96,7%. Sedangkan responden yang berpengetahuan pencegahan infeksi dengan kategori kurang sesuai dengan APN kompeten hanya 5 orang (62,5%). Berdasarkan uji statistik, didapat hubungan yang signifikan (P = 0,024 <0,005). Berarti H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan pencegahan infeksi dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar 2007.
4.3.1.6 Hubungan pengetahuan partograf dengan tindakan bidan sesuai APN Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa hubungan pengetahuan partograf dengan tindakan bidan sesuai APN. Hasil penelitian didapat bahwa diantara 28 responden yang berpengetahuan partograf kategori baik dengan tindakan bidan sesuai APN yang kompeten lebih besar yaitu 96,4%. Sedangkan responden yang berpengetahuan dengan kategori kurang sesuai dengan APN kompeten hanya 7 orang (70,0%). Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan yang signifikan (P = 0,048 <0,05). Berarti H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan partograf dengan tindakan bidan sesuai APN 2007. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4.3.1
Hubungan sikap bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007
Tabel 4.10. Hubungan Sikap Bidan yang Sudah Mengikuti Pelatihan APN dengan Tindakan Bidan Sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 Tindakan Bidan Sesuai APN Sikap
No 1 2 3
Tidak Kompeten n %
Kompeten n %
n
Total %
Kurang Sedang Baik
0 2 2
0 66,7 5,7
0 1 33
0 33,3 94,3
0 3 35
0 100,0 100,0
Total
4
10,5
34
89,5
38
100,0
X (p.val ue) 0 5,464 (0,025) *
4.3.1.1 Hubungan sikap dengan tindakan bidan sesuai APN Dari Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa diantara 35 responden yang bersikap kategori setuju dari responden ini tindakan sesuai APN kompeten lebih besar yaitu 33 orang (943%). Sedangkan responden dengan sikap kategori kurang setuju dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten 1 orang (33,3%). Hasil uji statistik didapat hubungan yang signifikan (0,025 <0,005), berarti H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan sikap dengan tindakan bidan berdasarkan ada hubungan sikap dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar 2007.
4.3.2
Hubungan pengetahuan yang belum mengikuti pelatihan APN (persalinan kala I, persalinan kala II, persalinan kala III dan IV, perawatan bayi baru lahir, pencegahan infeksi, partograf) dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 4.11. Hubungan Pengetahuan Bidan yang Belum Mengikuti Pelatihan APN dengan Tindakan Bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 Tindakan Bidan Sesuai APN
No
Pengetahuan
1.
Persalinan Kala I Kurang Baik Total Persalinan Kala II Kurang Baik Total Persalinan Kala III dan IV Kurang Baik Total Perawatan Bayi Baru Lahir Kurang Baik Total Pencegahan Infeksi Kurang Baik Total Partograf Kurang Baik Total
2.
3.
4.
5.
6.
Tidak Kompeten n %
Kompeten n %
n
Total %
X (p.value )
17 18 35
94,4 90,0 92,1
1 2 3
5,6 10,0 7,9
18 20 38
100,0 100,0 100,0
0,257 (1,000)
25 10 35
96,2 83,3 92,1
1 2 3
3,8 16,7 7,9
26 12 38
100,0 100,0 100,0
1,856 (0,229)
22 13
95,7 86,5
1 2
4,3 13,3
23 15
100,0 100,0
1,856 (0,550)
35
92,1
3
7,9
38
100,0
21 14
95,5 87,5
1 2
4,5 12,5
22 16
100,0 100,0
35
92,1
3
7,9
38
100,0
22 13 35
95,7 86,7 92,1
1 2 3
4,3 13,3 7,9
23 15 38
100,0 100,0 100,0
1,008 (0,550)
34 1 35
94,4 50,0 92,1
2 1 3
5,6 50,0 7,9
36 2 38
100,0 100,0 100,0
5,077 (0,154)
0,806 (0,562)
4.3.2.1 Hubungan pengetahuan persalinan kala I dengan tindakan bidan sesuai APN Berdasarkan hasil analisis uji statistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan persalinan kala I dengan tindakan bidan sesuai APN (P = 1,000). Hasil penelitian didapatkan bahwa diantara 20 yang berpengalaman kategori baik dengan tindakan sesuai APN kompeten lebih kecil yang 10,0% sedangkan persalinan kala I
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
kategori kurang dengan standar APN yang kompeten 1 orang (5,6%) di Kabupaten Aceh Besar 2007 (Tabel 4.11). 4.3.2.2 Hubungan pengetahuan persalinan kala I dengan tindakan bidan sesuai APN Berdasarkan hasil analisis uji statistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan persalinan kala II dengan tindakan bidan sesuai dengan APN (P = 0,229). Responden yang pengetahuan persalinan kala II kategori baik dengan standar APN kompeten yaitu 2 orang (16,7%). Sedangkan responden yang berpengetahuan dengan kategori kurang sesuai dengan APN kompeten 1 orang (3,8%) di Kabupaten Aceh Besar 2007 (Tabel 4.11).
4.3.2.3 Hubungan pengetahuan persalinan kala III dan IV dengan tindakan bidan sesuai APN Berdasarkan hasil analisis uji statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan persalinan kala III dan IV dengan tindakan bidan sesuai dengan APN (P = 0,550). Responden yang pengetahuan persalinan kala III dan IV kategori kurang sesuai dengan APN kompeten lebih kecil yaitu 1 orang (4,3%). Sedangkan responden yang berpengetahuan dengan kategori baik sesuai dengan APN kompeten hanya 2 orang (13,3%) di Kabupaten Aceh Besar 2007 (Tabel 4.11).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4.3.2.4 Hubungan pengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan tindakan bidan sesuai APN Berdasarkan hasil analisis uji statistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan tindakan bidan sesuai APN (P = 0,562). Responden yang pengetahuan perawatan bayi baru lahir kategori kurang sesuai dengan APN tidak berkompeten lebih besar, yaitu 21 orang (95,5%). Sedangkan responden yang berpengetahuan dengan kategori baik sesuai dengan APN kompeten hanya 2 orang (12,5%) di Kabupaten Aceh Besar 2007 (Tabel 4.11).
4.3.2.5 Hubungan pengetahuan pencegahan infeksi dengan tindakan bidan sesuai APN Berdasarkan hasil analisis uji statistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pencegahan infeksi dengan tindakan bidan sesuai dengan APN (P= 0). Responden yang pengetahuan pencegahan infeksi kategori kurang terhadap tindakan bidan sesuai APN tidak berkompeten lebih besar, yaitu 22 orang (95,7%). Sedangkan responden kategori baik sesuai dengan APN kompeten hanya 2 orang (13,3%) di Kabupaten Aceh Besar 2007 (Tabel 4.11).
4.3.2.6 Hubungan pengetahuan partograf dengan tindakan bidan sesuai APN Berdasarkan hasil analisis uji statistik tidak terdapat hubungan antara pengetahuan partograf dengan tindakan bidan sesuai dengan APN (P = 0,154). Responden yang pengetahuan partograf kategori kurang dengan tindakan bidan sesuai
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
APN tidak berkompeten lebih besar yaitu 34 orang (94,4%). Sedangkan responden kategori baik sesuai dengan APN kompeten 2 orang (13,3%) di Kabupaten Aceh Besar 2007 (Tabel 4.11).
4.3.3
Hubungan sikap yang belum mengikuti pelatihan APN dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007
Tabel 4.12. Hubungan Sikap Bidan yang Belum Mengikuti Pelatihan APN dengan Tindakan Bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2007 Tindakan Bidan Sesuai APN
N o 1 2 3
Sikap Kurang Sedang Baik Total
Tidak Kompeten n % 0 6 29 35
0 75,0 96,7 92,1
Kompeten n %
n
%
0 2 1 3
0 8 30 38
0 100,0 100,0 100,0
0 25,0 3,3 7,9
Total
X (p.value) 0 5,077 (0,106)
4.3.3.1 Hubungan sikap dengan tindakan bidan sesuai APN Berdasarkan hasil analisis uji statistik tidak terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan bidan sesuai dengan APN (P = 0,106). Responden yang sikap kategori setuju dari responden ini tindakan sesuai dengan APN yang tidak berkompeten lebih besar yaitu 29 orang (96,7%). Sedangkan responden dengan sikap kategori kurang setuju tindakan sesuai APN tidak berkompeten 6 orang (75,0%) (Tabel 4.12).
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
4.3.3.2 Perbedaan standar APN pada bidan sudah mengikuti pelatihan APN dengan belum mengikuti pelatihan APN Tabel 4.13. Perbedaan Standar APN Pada Bidan Sudah Mengikuti Pelatihan APN dengan Belum Mengikuti Pelatihan APN Pelatihan APN
N o 1 2.
Belum
Standar APN Tidak kompeten Kompeten Total
n
%
n
35 3 38
89,7 8,1 50,0
4 34 38
Sudah % 10,3 91,9 50,0
Total n
%
39 37 76
100 100 100,0
X (p.value) 0,000
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas, diketahui bahwa proporsi responden yang mempunyai kompetensi 91,9% sudah mengikuti pelatihan APN dibandingkan dengan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN (8,1%), demikian juga bagi bidan yang dengan standar APN tidak kompeten 89,7% belum mengikuti pelatihan APN. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan signifikan standar APN dengan pelatihan APN
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 5 PEMBAHASAN
5.10
Bidan yang Sudah Mengikuti Pelatihan APN dan Bidan yang Belum Mengikuti APN dengan Tindakan Bidan Sesuai APN Pengetahuan merupakan suatu faktor yang mendukung terhadap penerapan
tindakan dalam pertolongan persalinan. Untuk melihat kompetensi maka harus dilakukan kualifikasi dengan menilai penerapan hasil belajar pelatihan di tempat kerja apakah sudah memenuhi persyaratan sesuai APN. Untuk melihat kompetensi dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu ujian tertulis untuk mengukur tingkat pengetahuan, mengobservasi pelaksana tugas, ujian lisan dalam hubungannya dengan mendemontrasikan suatu keterampilan. Kompetensi bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN membandingkan tingkat pengetahuan dengan bidan yang belum mengikuti pelatihan. Untuk mengetahui tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap, skill) pada bidan pasca pelatihan APN yaitu telah dilakukan kualifikasi oleh para pelatih sehingga bidan kompeten dalam menerapkan tindakan sesuai APN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang belum mengikuti pelatihan APN pengetahuan masih kurang sedangkan bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN pengetahuan sudah baik. Untuk membuktikan bahwa tindakan bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN dalam
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
menerapkan APN dilakukan observasi langsung menolong persalinan dengan penggunaan model anatomik. Pendekatan pelatihan berdasarkan kompetensi yang digunakan dalam pelatihan ini menekankan pentingnya penggunaan sumber daya yang ada secara cost-effective menekankan penggunaan model anatomik untuk mengurangi resiko pada klien. Dari suatu penelitian yang dilakukan di Thailand pada tahun 1991 penggunaan model anatomik dapat secara bermakna dalam mencapai kompetensi keterampilan. Dari 150 peserta pelatihan alat kontrasepsi dalam rahim menggunakan panggul didapat 70% peserta dinilai kompeten. Pelatihan terutama berhubungan dengan upaya mendapatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang spesifik seperti penerapan APN. Betapa pun efektifnya suatu pelatihan dalam menyampaikan informasi atau mempengaruhi prilaku, pelatihan tersebut akan dianggap gagal jika para pesertanya tidak mampu secara memuaskan menampilkan suatu prosedur atau aktivitas yang ditugaskan pada mereka. Berdasarkan hasil investigasi kualitas secara tepat (quick investigation of quality) yang dilakukan pada bulan Juli 1997 di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, terungkap bahwa hampir sebagian besar (80%) penolong persalinan yang bekerja di fasilitas kesehatan, tidak mampu melakukan tindakan sesuai APN yang diinginkan. Hasil tersebut maka pelatihan APN merupakan kebutuhan bagi para bidan sebagai pelaksana asuhan persalinan, terutama bagi mereka yang bekerja di lini depan atau pedesaan. Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
5.11
Pengetahuan Persalinan Kala I dengan Tindakan Bidan Sesuai APN Hasil penelitian menunjukkan bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN
didapatkan pengetahuan persalinan kala I dengan kategori baik lebih besar frekuensinya 34 orang (89,5%) dan kategori kurang yaitu 4 orang (10,5%). Dari tabel 4.10 didapat responden dengan pengetahuan persalinan kala I kategori baik lebih besar penerapan tindakan sesuai APN yang kompeten yaitu 32 orang (94,1%) dibandingkan dengan responden kategori kurang yang penerapan tindakan sesuai APN yang kompeten 50,0%. Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan persalinan kala I dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007 dengan nilai P = 0,047. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Budijanto (2006) tentang upaya peningkatan manajemen pertolongan persalinan oleh bidan di rumah dan fasilitas kesehatan di Sulawesi Utara yang dilaporkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan bidan yang mengikuti Asuhan Persalinan Normal dengan bidan yang belum mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal dalam pertolongan persalinan. Hasil penelitian menunjukkan bidan yang belum mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal didapatkan pengetahuan persalinan kala I dengan kategori baik sebanyak 20 orang (52,6%) dan kurang 18 orang (47,4%) dari Tabel 4.11 didapatkan responden dengan pengetahuan kategori baik sangat kecil dengan tindakan sesuai APN kompeten 2 orang (10,0%) sedangkan responden yang berpengetahuan persalinan kala I kategori kurang yang hanya tindakan sesuai APN kompeten 1 orang
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
(5,6%). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan persalinan kala I dengan tindakan sesuai APN bagi bidan yang belum mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal. Hasil uji statistik dengan chi-square tak didapatkan hubungan antara pengetahuan kala I dengan tindakan sesuai APN (P = 1,000). Dari data kuantitatif diperoleh bahwa hampir semua bidan (responden) tidak pernah mengikuti pelatihan APN, mayoritas responden tidak kompeten sesuai APN pengetahuan baik dan kurang pun dimungkinkan karena belum jelas dan meluas sosialisasi dengan tindakan bidan sesuai APN. Dalam hal ini bidan yang belum mengikuti Asuhan Persalinan Normal mayoritas tidak kompeten dalam melakukan tindakan yang sesuai APN, disebabkan belum tahu langkah-langkah baku yang sederhana tetapi efektif untuk melaksanakan pertolongan persalinan sesuai dengan kewenangan. Bidan belum mengikuti pelatihan APN dengan pengetahuan Kala I yang kategori baik lebih besar tetapi belum mampu mengerjakan tindakan yang sesuai dengan APN. Di mana bidan ini belum mengetahui penuntun belajar pertolongan persalinan yang gunanya untuk melakukan tindakan yang sesuai APN sehingga tidak ada hubungan yang signifikan walaupun pengetahuan baik.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
5.12
Pengetahuan Persalinan Kala II dengan Tindakan Bidan Sesuai APN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang sudah mengikuti pelatihan
APN didapatkan pengetahuan persalinan kala II dengan kategori baik lebih besar frekuensinya yaitu 31 orang (81,6%) dibanding dengan kategori kurang yaitu 7 orang (18,4%). Dari tabel 4.9 didapatkan responden dengan pengetahuan kategori baik lebih besar dengan tindakan sesuai APN kompeten yaitu 30 orang (96,8%) dibandingkan dengan responden kategori kurang yang hanya tindakan sesuai APN sebesar 4 orang (57,1%). Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan persalinan kala II dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007, dengan nilai P = 0,015. Hasil penelitian menunjukkan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN didapatkan pengetahuan persalinan kala II dengan kategori baik sebanyak 12 orang (31,6%). Sedangkan kategori kurang 26 orang (68,4%) dari tabel 4.11 didapatkan responden dengan pengetahuan kategori baik sangat kecil dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten 2 orang (16,7%), sedangkan responden yang berpengetahuan kategori kurang dengan tindakan sesuai APN kompeten 1 orang (3,8%). Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan persalinan kala II dengan tindakan sesuai APN bagi bidan yang belum mengikuti pelatihan APN. Hasil uji statistik dengan chi-square tidak ada hubungan antara pengetahuan persalinan kala II dengan tindakan sesuai APN (P = 0,229). Dari data kuantitatif diperoleh bahwa hampir semua bidan (responden) belum mengikuti pelatihan APN,
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
mayoritas responden yang berpengetahuan kurang dan tindakan sesuai APN tidak kompeten. Sesuai dengan teori Green (1980) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor predisposisi untuk terjadi perubahan perilaku kesehatan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Budijanto (2006), pengetahuan Asuhan Persalinan Normal pada bidan yang pernah mengikuti Diklat Asuhan Persalinan Normal dengan bidan yang tidak mengikuti Diklat APN di daerah Propinsi Jawa Timur yang dilaporkan bahwa ada hubungan pengetahuan bidan yang mengikuti pelatihan APN terhadap pertolongan persalinan sedangkan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN tidak ada hubungan pengetahuan bidan terhadap pertolongan persalinan.
5.13
Pengetahuan Persalinan Kala III dan IV dengan Tindakan Bidan Sesuai APN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang sudah mengikuti pelatihan
APN didapatkan pengetahuan persalinan kala III dan IV dengan kategori baik lebih besar frekuensinya yaitu 35 orang (92,1%) dibandingkan dengan kategori kurang yaitu 3 orang (7,9%). Dari Tabel 4.9 didapat responden dengan pengetahuan persalinan kala III dan IV kategori baik lebih besar dengan tindakan sesuai APN kompeten yaitu 33 orang (94,3%) dibandingkan dengan responden kategori kurang yang hanya tindakan sesuai APN kompeten sebesar 1 orang (33,3%). Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
persalinan kala III dan IV dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007, dengan nilai P = 0,025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang belum mengikuti pelatihan APN didapatkan pengetahuan persalinan kala III dan IV dengan kategori baik sebanyak 15 orang (39,5%) sedangkan kurang 23 orang (60,5%). Dari Tabel 4.11 didapatkan responden dengan pengetahuan persalinan kala III dan IV kategori baik sangat kecil dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten hanya 2 orang (16,7%). Sedangkan responden yang berpengetahuan persalinan kala III dan IV kategori kurang dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten 1 orang (4,3%). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan persalinan kala III dan IV dengan tindakan bidan sesuai APN bagi bidan yang belum mengikuti pelatihan APN. Hasil uji statistik dengan chi-square (P = 0,550). Dari data kuantitatif diperoleh bahwa hampir semua bidan (responden) yang belum mengikuti pelatihan APN, mayoritas responden yang berpengetahuan kurang dan tindakan bidan sesuai APN tidak kompeten. Dilihat dari bidan yang belum mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal didapatkan pengetahuan Kala III dan IV yang mayoritas kategori kurang yang disebabkan bidan kurang mempelajari dan membaca pengetahuan yang terkini terutama Kala III dan IV. Dimana pengetahuan Kala III dan IV sangat penting untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan kehilangan darah.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Berdasarkan penelitian Prevention of Postpartum Hemorrhage Intervention 2006 tentang praktik manajemen penelitian aktif kala III (Active Management of Third Stage of Labor/AMTSL) di 20 rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa hanya 30% rumah sakit melaksanakan hal tersebut. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan praktik manajemen aktif di tingkat pelayanan kesehatan primer (BPS atau Rumah Bersalin) di daerah intervensi APN (Kabupaten Kuningan dan Cirebon) di mana sekitar 70% melaksanakan manajemen aktif kala bagi ibu-ibu bersalin yang ditangani. Jika ingin menyelamatkan banyak ibu bersalin maka sudah sewajarnya jika manajemen aktif kala tiga tidak hanya dilatihkan tetapi juga dipraktikkan dan menjadi APN.
5.14
Pengetahuan Perawatan Bayi Baru Lahir dengan Tindakan Bidan sesuai APN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang sudah mengikuti pelatihan
APN didapatkan pengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan kategori baik lebih besar frekuensinya yaitu 31 orang (92,1%) dibanding dengan kategori kurang yaitu 7 orang (7,9%). Dari Tabel 4.9 didapat responden dengan pengetahuan perawatan bayi baru lahir kategori baik lebih besar dengan tindakan sesuai APN yang kompeten yaitu 30 orang (96,8%) dibandingkan dengan responden kategori kurang yang hanya tindakan sesuai APN kompeten sebesar 4 orang (57,1%). Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan perawatan bayi baru lahir
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007, dengan nilai P = 0,015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang belum mengikuti pelatihan APN didapatkan pengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan kategori baik sebanyak 16 orang (42,1%) sedangkan kategori kurang 22 orang (57,9%). Dari Tabel 4.11 didapatkan responden dengan pengetahuan perawatan bayi baru lahir kategori baik sangat kecil dengan tindakan sesuai APN kompeten hanya 2 orang (12,5%). Sedangkan responden yang berpengetahuan perawatan bayi baru lahir kategori kurang dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten 1 orang (4,5%). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan perawatan bayi baru lahir dengan tindakan bidan sesuai APN bagi bidan yang belum mengikuti pelatihan APN. Hasil uji statistik dengan chi-square P = 0,562. Dari data kuantitatif diperoleh bahwa hampir semua bidan (responden) yang belum mengikuti pelatihan APN, banyak responden yang berpengetahuan kurang dan tindakan bidan sesuai APN tidak kompeten. Dilihat dari bidan yang belum mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal didapatkan pengetahuan perawatan bayi baru lahir yang mayoritas kategori kurang yang disebabkan bidan kurang mempelajari dan membaca pengetahuan yang terkini terutama tentang bayi baru lahir. Di mana pengetahuan bayi baru lahir sering berubah-ubah dengan adanya penelitian-penelitian baru. Bidan yang belum mengikuti
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
pelatihan Asuhan Persalinan Normal dalam melakukan tindakan yang sesuai APN mayoritas tidak kompeten, disebabkan langkah-langkah dalam penuntun belajar persalinan normal tidak diketahui oleh bidan sehingga mereka tidak dapat melakukan tindakan yang sesuai APN. Di mana APN yang didapatkan bidan di pendidikan belum diterapkan oleh bidan seperti yang sekarang ini dan kebanyakan bidan sudah bekerja lebih dari 10 tahun.
5.15
Pengetahuan Pencegahan Infeksi dengan Tindakan Bidan Sesuai APN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang sudah mengikuti pelatihan
APN didapatkan pengetahuan pencegahan infeksi dengan kategori baik lebih besar frekuensinya yaitu 30 orang (78,9%) dibanding dengan kategori kurang yaitu 8 orang (21,1%). Dari Tabel 4.9 didapatkan responden dengan pengetahuan pencegahan infeksi kategori baik lebih besar dengan tindakan sesuai APN kompeten yaitu 29 orang (96,7%) dibandingkan dengan responden kategori kurang yang hanya tindakan sesuai APN sebesar 5 orang (62,5%). Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan pencegahan infeksi dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007, dengan nilai P = 0,02. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang belum mengikuti pelatihan APN didapatkan pengetahuan pencegahan infeksi dengan kategori baik sebanyak 15 orang (39,5%). Sedangkan kategori kurang 23 orang (60,5%). Dari Tabel 4.11 didapatkan responden dengan pengetahuan pencegahan infeksi kategori baik sangat
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
kecil dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten hanya 2 orang (13,3%), sedangkan responden yang berpengetahuan kategori kurang dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten 1 orang (4,3%). Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pencegahan infeksi dengan tindakan sesuai APN bagi bidan yang belum mengikuti pelatihan APN. Hasil uji statistik dengan chi-square (P = 0,550). Dari data kuantitatif diperoleh bahwa hampir semua bidan (responden) belum mengikuti pelatihan APN, mayoritas responden yang berpengetahuan kurang dan tindakan sesuai APN tidak kompeten. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mulyanti (2008) tentang Pencegahan Infeksi dalam Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan, sikap, penilaian dan kebijakan dengan pencegahan infeksi penggunaan APD dalam melakukan persalinan normal.
5.16
Pengetahuan Partograf dengan Tindakan Bidan Sesuai APN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang sudah mengikuti pelatihan
APN didapatkan pengetahuan partograf dengan kategori baik lebih besar frekuensinya yaitu 28 orang (73,7%) dibanding dengan kategori kurang yaitu 10 orang (26,3%). Dari Tabel 4.9 didapatkan responden dengan pengetahuan partograf kategori baik lebih besar dengan tindakan sesuai APN kompeten yaitu 27 orang
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
(96,4%) dibandingkan dengan responden kategori kurang yang hanya tindakan sesuai APN sebesar 7 orang (70,0%). Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan partograf dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007, dengan nilai P = 0,048. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Budijanto (2006) menunjukkan ada hubungan bidan yang sudah APN dengan pengisian partograf di Provinsi Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang belum mengikuti pelatihan APN didapat pengetahuan partograf dengan kategori baik sebanyak 2 orang (5,3%) sedangkan kategori kurang 36 orang (94,7%). Dari Tabel 4.11 didapat responden dengan pengetahuan partograf kategori baik sangat kecil dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten hanya 2 orang (13,3%), sedangkan responden yang berpengetahuan kurang dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten 1 orang (4,3%). Hal ini menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan partograf dengan tindakan bidan sesuai APN bagi bidan yang belum mengikuti pelatihan APN. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Budijanto (2006). Ada hubungan intelektual skill bidan yang berAPN dengan pengetahuan partograf pada aspek membuat keputusan klinik dan tidak ada hubungan intelektual skill bidan yang belum berAPN dengan pengetahuan partograf pada aspek membuat keputusan klinik di Provinsi Sulawesi Selatan.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
5.17
Sikap dengan Tindakan Bidan Sesuai APN Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang sudah mengikuti pelatihan
APN didapatkan sikap dengan kategori setuju lebih besar frekuensinya yaitu 35 orang (92,1%) dibanding dengan kategori kurang setuju yaitu 3 orang (7,9%). Dari Tabel 4.10 didapatkan responden dengan sikap kategori setuju lebih besar dengan tindakan sesuai APN berkompeten sebesar 33 orang (94,3%). Hasil uji statistik dengan chisquare menunjukkan bahwa ada hubungan sikap dengan tindakan bidan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007. hal ini sejalan dengan penelitian Budijanto (2006) upaya peningkatan manajemen pertolongan persalinan dan pasca persalinan oleh bidan di rumah dan fasilitas kesehatan, dilaporkan diskripsi sikap bidan yang favourable tentang APN berdasarkan pernah mengikuti/tidak pernah mengikuti APN di Provinsi Jawa Timur 50% sikap baik bidan yang ikut APN dan 21,4% sikap kurang bidan yang tidak ikut APN. New Comb (dalam Notoatmodjo, 2003) menyatakan sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku yang merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidan yang belum mengikuti pelatihan APN didapatkan sikap dengan kategori setuju frekuensinya yaitu 30 orang (78,9%). dibandingkan kategori kurang setuju 8 orang (21,1%). Dari Tabel 4.12 didapatkan Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
responden yang bersikap kategori setuju sangat rendah dengan tindakan bidan sesuai APN berkompeten sebesar 1 orang (13,3%), sedangkan responden yang bersikap kategori kurang setuju dengan tindakan bidan sesuai APN kompeten 2 orang (25,0%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan sikap dengan tindakan sesuai APN di Kabupaten Aceh Besar 2007. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Budijanto (2006) menunjukkan adanya perbedaan yang pernah mengikuti dan yang tidak pernah mengikuti Diklat APN di Provinsi Sulawesi Utara.
5.18
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan diantaranya:
1. Jumlah sampel yaitu 38 orang bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dan 38 orang bidan yang belum mengikuti pelatihan APN di Kabupaten Aceh Besar, sehingga dalam hal ini penelitian berusaha sampel representatif. 2. Penelitian ini menggunakan uji statistik chi-square sehingga tidak dapat melihat kekuatan hubungan antara variabel pengetahuan, sikap dengan tindakan bidan sesuai APN.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut: 1. Bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN, tindakan sesuai APN dominan sudah kompeten sebesar 89,5% dengan pelaksanaan APN. Sedangkan bidan yang belum mengikuti pelatihan APN tindakan sesuai APN mayoritas tidak kompeten sebesar 92,1% dengan pelaksanaan APN di Kabupaten Aceh Besar. 2. Terdapat hubungan yang signifikan pengetahuan, sikap bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN dengan pelaksanaan APN di Kabupaten Aceh besar tahun 2007. 3. Tidak terdapat hubungan signifikan pengetahuan, sikap bidan yang belum mengikui pelatihan APN dengan pelaksanaan APN di Kabupaten Aceh Besar tahun 2007.
6.2
Saran 1. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Asuhan Persalinan Normal kepada bidan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
di Aceh Besar. Untuk itu diperlukan pelatihan Asuhan Persalinan Normal bagi bidan yang belum mengikutinya. 2. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar agar dapat melakukan monitoring pada bidan yang telah mengikuti pelatihan APN sehingga diharapkan bidan kompeten dalam melakukan pertolongan persalinan sesuai APN. 3. Kepada Koordinator Bidan agar dapat memberikan penjelasan kepada kawankawan atau bidan yang belum mengikuti pelatihan Asuhan Persalinan Normal sehingga mereka mampu menolong persalinan secara kompeten sesuai APN. 4. Perlu peningkatan pengawasan dan penilaian terhadap pengetahuan dan skill bidan dalam melaksanakan APN dengan khususnya bidan yang berpraktek serta memberikan sanksi yang tegas. 5. Kepada Ketua Jurusan Akademi Kebidanan di Banda Aceh disarankan agar materi APN diharapkan lebih ditingkatkan dalam proses belajar sehingga siswa lebih kompeten di dalam melakukan pertolongan persalinan normal. 6. Perlu kebijakan secara tertulis seperti Surat Keputusan maupun bentuk kebijakan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan APN.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. _______, 2001, Lima Puluh Tahun IBI, IBI Pusat, Jakarta. Dinas Kesehatan, 2006, Buku Acuan APN, Depkes RI, Jakarta. _______ , 2005, Laporan Tahunan, Dinkes Provinsi NAD, Banda Aceh. _______ , 2005, Laporan Tahunan, IBI, Banda Aceh. _______ , 2004, Panduan Pelatih APN, Buku Acuan APN, Depkes RI, Jakarta. _______ , 2004, Panduan Peserta, Depkes RI, Jakarta. _______ , 2004, Buku Pencegahan Infeksi, Depkes RI, Jakarta. Dinas Kesehatan Aceh Besar, 2006. Profil Dinas Kesehatan Aceh Besar, Aceh Besar. Ernawati, 2005. Analisis Kualitas Pelayanan Asuhan Persalinan Normal oleh Bidan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Kota Tebing Tinggi, Tesis, Program Studi IKM. Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hadi, S, 2001, Metodologi Reserch, Penebit Andi, Yogyakarta. Harian Terbit, Making Pregnancy Safer di Indonesia, Available: http//:www. google.com, Akses: 23 Juli 2006. HMHB Indonesia, 2005, Competency Base Training, HMHB % Ausaid, Kendari. http://groups google. co.id, 2007. Upaya Peningkatan Manajemen Persalinan dan Pasca Persalinan oleh Bidan, Jatim: Didik Budianto. Notoatmodjo S, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. ________, 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. ________, 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Andi Offset, Yogyakarta.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
P2KS NTT., JNPIGO., Unicef, 2006, Kualifikasi APN di NTT 2006, P2KS, Mataram. Pratiknya, A.W, 1993, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Republika, 2004, AKI di Indonesia, Available: http//:www.google.com, Akses: 23 Juli 2006. Ridwan, 2005, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung. Santoso, S, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Gramedia, Jakarta. Sastroasmoro, S, 2002, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Sagung Seto, Jakarta. Sugiono, 2003, Metodologi Penelitian Administrasi, Edisi Keduabelas, CV. Alfabeta, Bandung. Supardi, et al, 2000, Metodologi Penelitian, Jakarta. ________, 2004, Asuhan Persalinan Normal, Depkes RI, Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2004, Panduan Pencegahan Infeksi, Edisi Ketiga, Tridasa Printer, Jakarta. World
Health Organization, http//:www.who.go.id
2005,
Health
day
Overview,
Available:
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 1 KUESIONER PENGETAHUAN BIDAN TENTANG ASUHAN PERSALINAN NORMAL
IDENTITAS RESPONDEN 1. 2. 3. 4. 5.
No. Responden Nama Responden Umur Responden Lama Bekerja Pendidikan terakhir (Pendidikan Kebidanan)
: : : : ………. tahun :
PETUNJUK :
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat dan benar. KALA I PERSALINAN 1. Kala I dengan pembukaan serviks mencapai berapa cm yang harus dibuatkan partograf a. 3 cm b. 4 cm c. 6 cm d. 8 cm 2. Yang bukan tanda dan gejala inpartu adalah : a. Penipisan dan pembukaan serviks b. Nyeri pinggang dan mules terns menerus c. Kontraksi uterus dengan frekuensi minimal 2 x dalam 10 menit teratur d. Keluarnya lendir dan darah. 3. Pernyataan manakah di bawah ini yang menggambarkan sayang ibu a. Mengajurkan suami menunggu kelahiran bayinya disamping ibu b. Ibu dikaterisasi saat pembukaan 5 cm agar kala I cepat c. Ibu diminta untuk tidak turun dari tempat tidur d. Tidak membolehkan keluarga untuk menunggu didalam ruang bersalin 4. Keadaan denyut jantung bayi pada persalinan gawat Janin perlu dipantau setiap : a. 30 menit b. 15 menit c. 60 menit d. 20 menit
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
5. Pemeriksaan Dalam untuk setup ibu bersalin dilakukan setup berapa jam sekali a. 2 jam b. 1 jam c. 4 jam d. 3 jam 6. Selama persalinan dianjurkan sering ganti posisi, jangan membuat ibu dalam posisi terlentang sebab : a. Ibu gampang capek b. Uterus akan menekan vena cara inferior, sehingga aliran darah ke placenta terganggu c. Dapat membantu turunnya kepala d. Dengan posisi terlentang akan membantu iub dalam cara meneran
KALA II PERSALINAN 1. Yang tidak termasuk tanda dan gejala kala II adalah : a. Anus membuka b. Ibu merasakan dorongan meneran kuat c. Perineum menonjol d. Ibu merasa mules terus menerus dan. nyeri pinggang 2. Indikasi pemecahan ketuban pada persalinan adalah : a. Pembukaan lengkap b. Kepala sudah didasar panggul c. Tidak teraba bagian terkecil d. A, B, dan C benar 3. Tindakan yang dapat menyebabkan terjadinya robekan perineum adalah : a. Penahanan perineum yang kurang kuat b. Meneran dengan mengangkat bokong c. Meminta ibu meneran yang lebih kuat saat kepala bayi keluar dengan cepat d. Menahan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi 4. Pada primi Gravida perlu dirujuk apabila tetap belum melahirkan bayinya setelah dipimpin meneran selama a. 30 menit b. 60 meit c. 120 menit d. 1 Jam
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
5. Tarikan ringan pada kedua sisi kepala bayi ke arah atas untuk melahirkan : a. Bahu anterior b. Bahu posterior c. Kepala d. Badan 6. Indikasi dilakkukannya episiotomi adalah : a. Ibu multipara dengan sulit meneran b. Adanya gawat janin c. Ibu primipara d. Adanya perineum yang meregang
KALA III DAN KALA IV PERSALINAN 1. Yang harus segera terjadi pada kala 3 adalah: a. Kontraksi uterus b. Pelepasan placenta c. Perdarahan berhenti d. Bukan salah satu diatas 2. Placenta yang terlepas dari dinding uterus karena: a. Kontraksi uterus b. Tarikan pada tali pusat c. Suntikan Oksitosin d. Ibu Meneran 3. Pernyataan yang tidak benar tentang manajemen aktif kala 3 adalah : a. Kala 3 berlangsung lebih singkat b. Jumlah perdarahan lebih banyak c. Mencegah perdarahan d. Angka terjadi pada retensio plasenta berkurang 4. Langkah manajemen aktif kala 3 adala kecuali : a. Pemberian b. Penegangan tali pusat terkendali c. Pengeluaran plasenta d. Massage Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
5. Yang tidak termasuk dalam gejala atonic uteri adalah : a. Ibu merasa mules b. Perdarahan terus menerus c. Uterus lembek d. Uterus tidka berkontraksi 6. Ketika melakukan penjahitan pada laserasi derajat 2, jahitan selalu dimulai pada : a. 1 cm diatas luka b. Ujung perineum c. Lingkaran hymen d. Pada luka laserasi
III. PERAWATAN BAYI BARU LAHIR 1. Tindakan yang dapat menyebabkanya bayi hipotermi adalah a. Tidak memandikan bayi b. Segera memandikan bai c. Segera mengeringkan bayi d. Meletakkan ke perut ibu sesegera mungkin 2. Langkah awal pada bayi baru lahir yang merintih a. Pernafasan dari mulut kemulut b. Pijat jantung dan beri 02 c. Hangatkan keringkan dan hisap lendir d. Observasi bayi selama 1 jam 3. Jika pada pemecahan ketuban berwarna hijau kental, tindakan apa yang dilakukan saat kepala bayi lahir: a. Segera memotong tali pusat b. Menghisap lendir segera di perut ibu dengan kepala lebih rendah c. Menghisap lendir pada mult dan hidung segera setelah kepala lahir d. Segera lakukan resusitasi setelah bayi lahir semua. 4. Kehilangan pana terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir a. Evaporasi b. Konduksi c. Konveksi d. Radiasi
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
5. Setelah pembersihan jalan nafas pada bayi asfiksia ringan lanjutkan dengan a. Rujuk ke rumah sakit dengan menjaga tetap hangat b. Lakukan rangsangan taktil c. Hangatkan dibaah lampu 60 watt d. Ventilasi positif 40 kali dalam 60 detik 6. Tetes mata/salep mata pada bayi baru lahir harus diberikan dalam waktu: a. 30 menit setelah lahir b. 1 jam setelah lahir c. 2 jam setelah lahir d. 1 hari setelah lahir
PENCEGAHAN INFEKSI 1. Bila dalam situasi yang darurat misalnya tidak tersedia air yang mengalir : a. Gunakan botol yang bersih air bersih dan minta bantuan untuk mengalirkan b. Minta orang lain untuk menyiramkan ketangan c. Gunakan alkonhol 100 ml 60-90% dengan gliserin 2 cc d. Semua diatas benar 2. Larutan disinfeksi dibawah ini yang masih diterima adalah: a. Savlon b. Alkohol c. Morin d. Phisohex 3. Daya kerja larutan klorin akan mempercepat penurunan sehingga larutan harus di ganti paling sedikit dalam: a. 1 x 24jam b. 2 x 24 jam c. 7 hari d. 3 hari 4. Alat logam seperti gunting, klem dan pemecah ketuban setelah di dekontaminasi kemudian di a. Cuci bilas b. DTT/Sterilisasi c. Direbus d. a dan b benar
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
5. Efektivitas (menghilangkan mikroorganisme) Disinfeksi Tingkat Tinggi adalah : a. 100% b. 95% c. 65% d. 80% 6. Sebaiknya kateter didisinfeksi tingkat tinggi dengan : a. Merebus b. Dengan secara kimiawi c. Mengkukus d. Bukan salah satu diatas
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 2 PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENCATATAN PARTOGRAF Petunjuk
: Bacalah kasus di bawah ini, buatlah partograf sesuai dengan data yang diberikan, kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Kasus : lbu Suparti G : 2 P : 1 A : 0, usia 25 tahun, datang ke bidan Mariam pada tanggal 20 Oktober 2004 jam 03.00 dini hari.
Hasil pemeriksaan sebagai berikut : Tensi darah 120/80 mmhg, nadi 84 x/menit, suhu 36,5 0C, His 2 x dalam 10 menit. Penurunan kepala 4/5, lama kontraksi 20 detik, pembukaan 2 cm, selaput ketuban utuh dan tidak ada molase tulang kepala. Sebelumnya ibu suparti buang air kecil 200 cc. Setelah selesai memeriksa, bidan Mariam menjelaskan tentang hasil pemeriksaannya ibu Suparti , dan menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan sementara menunggu pembukaan lengkap. Ibu juga dianjurkan untuk makan dan minum. Hasil pemeriksaan selanjutnya: Jam 03.00
: Nadi 88 x/menit, DJJ 130 x/menit, His 2 x 10 menit
Jam 04.00
: His 2 x dalam 10 menit, lama kontraksi 30 detik, DJJ 134 x/menit, nadi 84 kali/menit
Jam 05.00
: His 2 x dalam 10 menit dalam 35 detik DJJ 128x /menit nadi 84 menit suhu 35 C minum + 200 cc Jam 05.30: His 2x dalam 10 menit DJJ : 128 menit nadi 88x/menit lama kontraksi 30 detik
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Jam 06.00
: His 2x dalam 10 menit lama 35 detik DJJ 134 menit nadi 90 menit.
Jam 07.00
: Bidan Mariam melakukan pemeriksaan dengan hasil : Pembukaan 5 cm, penurunan kepala 3/5 dan 2x dalam 10 menit lama kontraksi 10 detik, DJJ 140/menit. Selaput ketuban utuh, tidak ada melose tulang, tekanan darah ibu 130x /menit, nadi 84x/menit, suhu 37,5 0C buang air kecil.
Jam 07.30
: DJJ 148/menit , his 2x dalam 10 menit, lama kontraksi 40 detik dan nadi 94/menit
Jam 08.00
: DJJ 150/menit, his 3x dalam 10 menit lama kontraksi 40 detik dan nadi 98/menit
Jam 08.30
: DJJ 144/menit, his 3x dalam 10 menit, lama kontraksi 42 detik dan nadi 90/menit
Jam 09.00
: DJJ 144/menit, his 4x dalam 10 menit ,lama kontraksi 42 detik, dan nadi ibu 94/menit serta ibu minum air 1 gelas.
Jam 09.30
: DJJ 150/menit, his 4x dalam 10 menit, lamanya 42 detik nadi ibu 98/menit
Jam 10.00
: DJJ 154/menit, his 4x dalam 10 menit, lama kontraksi 42 detik nadi ibu 98/menit
Jam 10.30
: DJJ 160 x/menit, his dalam 10 menit, lamanya his 42 detik nadi ibu 100/menit
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Jam 11.00
: Bidan Mariam melakukan pemeriksaan Pembukaan 6 cm selaput ketuban cairan hija kental penurunan kepala 3-5 molase kepala jani I, his 4x dalam 10 menit lama kontraksi 42 detik tekanan darah ibu 130/80 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 38° C , ibu buang air kecil kira-kira 150 cc.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 3 KUESIONER SIKAP BIDAN TERHADAP ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Petunjuk Pengisian Kuesioner Sikap : Berilah tanda, (√ ) pada salah satu jawaban yang menurut anda, sesuai dengan sikap yang anda, miliki berkaitan dengan Asuhan Persalinan Normal Keterangan kode jawaban : S = Setuju KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju NO
PERTANYAAN
1
Setujukah anda, jika pengisian partograf mulai dilakukan pada serviks 4 cm?
2
Setujukah anda, jika menganjurkan suami agar selalu berada di sisi isterinya ketika bersalin merupakan salah satu cara dari program sayang ibu ?
3
Setujukah anda, jika untuk memantau DJJ setiap 15 menit sekali dalam keadaan gawat janin ?
4
Setujukah anda, untuk memantau DJJ setiap 30 menit sekali dalam keadaan normal atau tidak gawat janin ?
5
Setujukah anda, jika melakukan pemeriksaan dalam harus setiap 4 jam ?
6
Setujukah anda, jika ibu yang akan bersalin dianjurkan untuk sesering mungkin menganti posisi berbaringnya ?
7
Setujukah anda, jika salah satu indikasi pemecahan ketuban pada persalinan adalah karena pembukuan telah lengkap dan kepala telah di dasar panggul
8
Setujukah anda, jika dikatakan bahwa meneran dengan berlebihan dan disertai tenaga yang sangat kuat dan beresiko terhadap robeknya perineum ?
9
Setujukah anda, jika harus merujuk ibu bersalin dengan primi gravida, karena setelah lebih dari 2 jam dipimpin meneran bayinya tidak lahir-lahir ?
S
KS
TS
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
NO
PERTANYAAN
10
Setujukah anda, jika dikatakan bahwa indikasi episiotomi adalah karena adanya gawat janin ?
11
Setujukah anda, jika dikatakan bahwa memandikan bayi segera setelah lahir akan berisiko terhadap kejadian hipermia pada bayi ?
12
Setujukah anda, jika dikatakan bahwa tindakan yang benar dan tepat dilakukan oleh penolong persalinan ketika menemukan sebuah kasus, dimana saat kepala bayi lahir dan ketuban berwarna hijau kental adalah dengan menghisap lender pada mulut dan hidung segera setelah kepala lahir ?
13
Setujukah anda, jika ditemui kasus asfiksia ringan, maka setelah pembersihan jalan nafas harus dilanjutkan dengan tindakan merangsang taktil.
14
Setujukah anda, jika dikatakan bahwa plasenta harus segera dilepaskan pada kala III persalinan ?
15
Setujukah anda, jika dikatakan bahwa dengan manajemen aktif kala III akan membuat kala III berlangsung lebih singkat ?
16
Setujukah anda, jika melakukan penjahitan laserasi derajat 2, jahitan harus selalu dimulai pada 1 cm diatas luka.
17
Setujukah anda, jika dalam keadaan darurat tidak terdapat air yang mengalir maka alcohol 60-90% dapat digunakan untuk menggantikannya?
18
Setujukah anda, jika dalam membuat larutan dekontaminasi 0,5% harus menggunakan perbandingan 1:9, yaitu : 1 bagian bayclin dicampur dengan 9 bagian air?
19
Setujukah anda jika dikatakan peralatan logam yang telah dipakai harus dilarutkan dalam cairan dekontaminasi, dilanjutkan dengan cuci bilas dan DTT?
20
Setujukah anda, jika kateter di desinfeksi tingkat tinggi melalui cara kimiawi ?
S
KS
TS
TOTAL SKOR
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 4 FORMAT ENAM PULUH LANGKAH PADA PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL BERDASARKAN STANDAR ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Kriteria penilaian : Nilai 2: Nilai 1 :
Kompeten, jika langkah dikerjakan dengan benar, tepat, tanpa ragu-ragu sesuai dengan urutan Tidak Kompeten, jika langkah dikerjakan atau tidak dikerjakan tidak sesuai dengan urutan atau pengamat membantu mengingatkan. No
KEGIATAN
SKOR
I. Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua 1
Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala dua • Ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran • Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan/atau pada vaginanya • Perineum menonjol • Vulva dan sfingter ani membuka
II. Menyiapkan pertolongan Persalinan 2
Memastikan perlengkapan bahan dan obat-obatan esensial untuk persalinan dan tempat untuk antisipasi terjadinya komplikasi persalinan (asfiksia), tempat yang datar, alas keras, beralaskan dua kain dan 1 handuk. Dengan lampu sorot 60 wat (jarak 60 cm dari tubuh bayi). • Menggelar kain, diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta menggulung kain untuk ganjal bahu byai • Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai didalam partus set.
3
Memakai celemek plastik
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN
4
Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5
Memakai satu sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk pemeriksaan dalam
6
Menghisap oksitosin ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atua steril) dan meletakkan kemblai di partus set/wadah DTT atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik
SKOR
III. Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin baik 7
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan % dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air dTT. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan %. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan teresbut dengan benar ke dalam larutan dekontaminasi, langkah # 9).
8
Dengan menggunakan tehnik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap • Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap
9
Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang maish memakai sarung tnagan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti diatas
10
Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa dJJ dalam batas normal
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN
SKOR
(120-160 x/menit) • Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal • Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf. IV. Menyiapkan Ibu dan Keluarga ntuk Membantu Proses Pimpinan Menreran. 11
Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai keinginannya. • Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran • Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan • Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran
12
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posis ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13
Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran: • Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk menrean • Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran • Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya. (tidak meminta ibu berbaring terlentang) • Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi • Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu • Menganjurkan asupan cairan per-oral
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN • •
SKOR
Menilai DJJ setiap kontraksi uerus selesai Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akna terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk primipara atau 60 menit (1 jam) untuk multipara, merujuk segera.
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran, anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atua mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum ingin meneran dalma 60 menit
V Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi 14
Jika keala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
15
Meletakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu
16
Membuka tutup partus set
17
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI. Menolong Kelahiran Bayi Lahirnya Kepala 18
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain, letakkan tangan lain dikepala bayi, dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Mengajurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas pendek-pendek • Jika ada mekoninum dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi setelah kepala lahir menggunakan penghisap lender ke lee DTT/Steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih
19
Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kasa/kain bersih
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN
20
Memeriksa adanya lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi: • Jika tali pusat melilit janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi. • Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan memotongnya
21
Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
SKOR
Lahirnya bahu 22
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangna di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai
23
Setelah kedua bahu lahir, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewat perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.
24
Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua mata kali bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.
VII. Penanganan Bayi Baru Lahir 25
Menilai bayi dengan cepat dengan menjawab 3 pertanyaan,
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN
SKOR
sambil melakukan penilaian letakkan bayi di atas perut ibu atau dekat perineum, selimuti bayi, jika dalam penilaian terdapat jawaban tidak dari 3 pertanyaan maka lakukan langkah resusitasi, lihat penuntun belajar resusitasi. 26
Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali pusat
27
Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 dari klem pertama (kearah ibu)
28
Memegang tali pusat pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali puat di antara 2 klem tersebut
29
Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang kering dan bersih, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, mengambil tindakan yang sesuai
30
Memberikan bayi kepada ibunya, dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI.
VIII. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala Tiga 31
Meletakkan kain yang bersih dan kering. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
32
Memberitahu ibu bawa ia akan disuntik
33
Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi memberikan suntikan oksitosin 10 unit intramuskuler di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
IX Peregangan Tali Pusat Terkendali 34
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 dari vulva
35
Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN
SKOR
tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakkan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain. 36
Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan peregangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorsokranial) (dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak laihir setelah 30940 detik, menghentikan peregangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut. • Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.
Mengeluarkan Plasenta 37
Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus. • Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva • Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama 15 menit. - Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM - Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu - Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan - Mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya - Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.
38
Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN
SKOR
Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilih. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut • Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau foceps DTT atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal. Massase Uterus 39
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Menilai Perdarahan
40
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakan plasenta di dalam kantong plastik atau tempat khusus • Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai
41
Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum, segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan
X. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan 42
Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi perdarahan pervaginam
43
Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air DTT dan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN
SKOR
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering. 44
Menempatkan klem tali pusat DTT atau steril atau mengikatkan tali DTT dengan simpul mati di sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
45
Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama
46
Melepaskan klem dan memasukkannya dalam wadah berisi larutna klorin 0,5%.
47
Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya, memastikan handuk atau kainnya bersih dan kering
48
Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI Evaluasi
49
Melanjutkan pemantaan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam: • 2-3 kali dalma 15 menit pertama pasca persalinan • Setiap 15 menit pada 1, jam pertama pasca preslainan • Setiap 20-30 menit pada jam ke-dua pasca persalinan • Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri
50
Mengajarkan ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus
51
Menyevaluasi kehilangan darah
52
Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan • •
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
No
KEGIATAN
53
Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah di dekontaminasi.
54
Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai
55
Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
56
Memastikan bahwa ibu nyaman membantu ibu memberikan ASI, menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya.
57
Mendekontaminasi tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% membalikkan. Bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
58
Mencelupkan sarung tangan kotor dalam larutan klorin 0,5% membalikkan. Bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selam 10 menit
59
Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
SKOR
Dokumentasi 60
Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang) dan memeriksa tekanan darah JUMLAH
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 5 HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Kuesioner Pengetahuan Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded(a)
% 30
100.0
0
.0
Total
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.809
30
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
tahu1
.67
.479
30
tahu2
2.00
.830
30
tahu3
1.97
.615
30
tahu4
.67
.479
30
tahu5
2.03
.615
30
tahu6
2.10
.548
30
tahu7
2.63
.615
30
tahu8
2.20
.664
30
tahu9
2.10
.666
30
tahu10
2.16
.668
30
tahu11
2.10
.662
30
tahu12
.67
.479
30
Tahu13
2.00
.830
30
Tahu14
1.97
.615
30
Tahu15
.67
.479
30
Tahu16
2.03
.615
30
Tahu17
2.10
.548
30
Tahu18
2.63
.615
30
Tahu19
2.20
.664
30
Tahu20
2.10
.666
30
Tahu21
2.16
.668
30
Tahu22
2.10
.662
30
Tahu23
.67
.479
30
tahu24
2.00
.830
30
Tahu25
1.97
.615
30
Tahu26
.67
.479
30
Tahu27
2.03
.615
30
Tahu28
2.10
.548
30
Tahu29
2.63
.615
30
Tahu30
2.20
.664
30
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Item-Total Statistics
tahu1
Scale Mean if Item Deleted 17.67
Scale Variance if Item Deleted 17.402
Corrected ItemTotal Correlation .736
Cronbach's Alpha if Item Deleted .892
tahu2
16.33
14.368
.876
.878
tahu3
16.37
16.792
.676
.893
tahu4
17.67
16.782
.907
.883
tahu5
16.30
17.045
.621
.896
tahu6
16.23
17.633
.574
.899
tahu7
15.70
18.010
.419
.909
tahu8
16.32
17.422
.438
.902
tahu9
16.22
16.288
.588
.892
tahu10
16.13
16.878
.596
.898
tahu11
16.23
16.875
.600
.898
tahu12
16.37
16.654
.706
.891
tahu13
17.67
17.402
.736
.892
Tahu14
16.33
14.368
.876
.878
Tahu15
16.37
16.792
.676
.893
Tahu16
17.67
16.782
.907
.883
Tahu17
16.30
17.045
.621
.896
Tahu18
16.23
17.633
.574
.899
Tahu19
15.70
18.010
.419
.909
Tahu20
16.32
17.422
.438
.902
Tahu21
16.22
16.288
.588
.892
Tahu22
16.13
16.878
.596
.898
Tahu23
16.23
16.875
.600
.898 .891
Tahu24
16.37
16.654
.706
Tahu25
15.70
18.010
.419
.909
Tahu26
16.32
17.422
.438
.902
Tahu27
16.22
16.288
.588
.892
Tahu28
16.13
16.878
.596
.898
Tahu29
16.23
16.875
.600
.898
Tahu30
16.37
16.654
.706
.891
Scale Statistics Mean 18.33
Variance 22.575
Std. Deviation
N of Items
4.536
30
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
2. Kuesioner Sikap Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded(a)
% 30
100.0
0
.0
Total
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.895
20
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
sikap1
2.13
.629
30
sikap2
2.07
.691
30
sikap3
2.10
.662
30
sikap4
1.93
.691
30
sikap5
2.07
.691
30
sikap6
2.00
.643
30
sikap7
2.10
.712
30
sikap8
2.10
.712
30
sikap9
2.10
.607
30
sikap10
2.03
.556
30
sikap11
2.13
.629
30
Sikap12
2.07
.691
30
Sikap13
2.10
.662
30
Sikap14
1.93
.691
30
Sikap15
2.07
.691
30
Sikap16
2.00
.643
30
Sikap17
2.10
.712
30
Sikap18
2.10
.712
30
Sikap19
2.10
.607
30
Sikap20
2.03
.556
30
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Item-Total Statistics
sikap1
Scale Mean if Item Deleted 18.50
Scale Variance if Item Deleted 18.879
Corrected ItemTotal Correlation .581
Cronbach's Alpha if Item Deleted .888
sikap2
18.57
18.116
.655
.883
sikap3
18.53
18.395
.637
.884
sikap4
18.70
18.217
.636
.884
sikap5
18.57
17.702
.733
.877
sikap6
18.63
18.240
.690
.881
sikap7
18.53
17.982
.656
.883
sikap8
18.53
18.120
.630
.885
sikap9
18.53
18.947
.592
.887
sikap10
18.60
19.352
.570
.889
Sikap11
18.50
18.879
.581
.888
Sikap12
18.57
18.116
.655
.883
Sikap13
18.53
18.395
.637
.884
Sikap14
18.70
18.217
.636
.884
Sikap15
18.57
17.702
.733
.877
Sikap16
18.63
18.240
.690
.881
Sikap17
18.53
17.982
.656
.883
Sikap18
18.53
18.120
.630
.885
Sikap19
18.53
18.947
.592
.887
Sikap20
18.60
19.352
.570
.889
Scale Statistics Mean 20.63
Variance 21.337
Std. Deviation
N of Items
4.738
20
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 6 HASIL ANALISIS UNIVARIATE BIDAN YANG BELUM APN Descriptives Descriptive Statistics N UMUR SAMPEL (THN) LAMA BEKERJA (THN) SKOR PERSALINAN KALA I SKOR PERSALINAN KALA II SKOR PERSALINAN KALA III & SKOR PERAWATAN BAYI SKOR PENCEGAHAN INFEKSI SKOR PARTOGRAF SKOR SIKAP APN SKOR STANDAR APN Valid N (listwise)
38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Minimum Maximum 24 38 2 18 2 6 1 5 1 5 1 5 0 6 0 10 39 60 55 100
Mean Std. Deviation 31.26 3.950 10.71 3.646 3.63 1.149 2.74 1.329 3.05 1.207 3.03 1.284 3.08 1.699 1.13 2.693 53.13 7.331 64.45 12.207
Frequency Table LAMA BEKERJA (THN)
Valid
< 10 TAHUN >= 10 TAHUN Total
Frequency 8 30 38
Percent 21.1 78.9 100.0
Valid Percent 21.1 78.9 100.0
Cumulative Percent 21.1 100.0
PENDIDIKAN TERAKHIR
Valid
D1 D3 Total
Frequency 31 7 38
Percent 81.6 18.4 100.0
Valid Percent 81.6 18.4 100.0
Cumulative Percent 81.6 100.0
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA I
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 18 20 38
Percent 47.4 52.6 100.0
Valid Percent 47.4 52.6 100.0
Cumulative Percent 47.4 100.0
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 26 12 38
Percent 68.4 31.6 100.0
Valid Percent 68.4 31.6 100.0
Cumulative Percent 68.4 100.0
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 23 15 38
Percent 60.5 39.5 100.0
Valid Percent 60.5 39.5 100.0
Cumulative Percent 60.5 100.0
PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 22 16 38
Percent 57.9 42.1 100.0
Valid Percent 57.9 42.1 100.0
Cumulative Percent 57.9 100.0
PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 23 15 38
Percent 60.5 39.5 100.0
Valid Percent 60.5 39.5 100.0
Cumulative Percent 60.5 100.0
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PARTOGRAF
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 36 2 38
Percent 94.7 5.3 100.0
Valid Percent 94.7 5.3 100.0
Cumulative Percent 94.7 100.0
SIKAP TERHADAP APN
Valid
Frequency 8 30 38
KURANG SETUJU SETUJU Total
Percent 21.1 78.9 100.0
Valid Percent 21.1 78.9 100.0
Cumulative Percent 21.1 100.0
STANDAR APN
Valid
Frequency TIDAK KOMPETEN 35 KOMPETEN 3 Total 38
Percent 92.1 7.9 100.0
Valid Percent 92.1 7.9 100.0
Cumulative Percent 92.1 100.0
PELATIHAN APN
Valid
BELUM
Frequency 38
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
HASIL ANALISIS BIVARIATE BIDAN YANG BELUM APN Crosstabs PENGETAHUAN PERSALINAN KALA I * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN KURANG Count PERSALINAN KALA % within PENGETAHUA PERSALINAN KALA I BAIK Count % within PENGETAHUA PERSALINAN KALA I Total Count % within PENGETAHUA PERSALINAN KALA I
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 17 1
Total 18
94.4%
5.6%
100.0%
18
2
20
90.0%
10.0%
100.0%
35
3
38
92.1%
7.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .257b .000 .263
.251
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .612 1.000 .608
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
1.000
.541
.617
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 42.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN KURANG PERSALINAN KALA II BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 25 1
Total 26
96.2%
3.8%
100.0%
10
2
12
83.3%
16.7%
100.0%
35
3
38
92.1%
7.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.856b .512 1.700
1.807
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .173 .474 .192
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.229
.229
.179
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 95.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV
KURANG
BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 22 1
Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV
Total 23
95.7%
4.3%
100.0%
13
2
15
86.7%
13.3%
100.0%
35
3
38
92.1%
7.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.008b .151 .983
.982
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .315 .698 .321
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.550
.340
.322
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 18.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN KURANG PERAWATAN BAYI BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI Count % within PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI Count % within PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 21 1
Total 22
95.5%
4.5%
100.0%
14
2
16
87.5%
12.5%
100.0%
35
3
38
92.1%
7.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value .806b .083 .798
.785
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .369 .773 .372
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.562
.379
.376
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 26.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN KURANG PENCEGAHAN INFEKSI BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI Count % within PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI Count % within PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 22 1
Total 23
95.7%
4.3%
100.0%
13
2
15
86.7%
13.3%
100.0%
35
3
38
92.1%
7.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 1.008b .151 .983
.982
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .315 .698 .321
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.550
.340
.322
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 18.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PARTOGRAF * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN PARTOGRAF
KURANG
BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PARTOGRAF Count % within PENGETAHUAN PARTOGRAF Count % within PENGETAHUAN PARTOGRAF
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 34 2
Total 36
94.4%
5.6%
100.0%
1
1
2
50.0%
50.0%
100.0%
35
3
38
92.1%
7.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.147b .849 2.770
5.012
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .023 .357 .096
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.154
.154
.025
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 16.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
SIKAP TERHADAP APN * STANDAR APN Crosstab
SIKAP TERHADAP KURANG SETUJU Count APN % within SIKAP TERHADAP APN SETUJU Count % within SIKAP TERHADAP APN Total Count % within SIKAP TERHADAP APN
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 6 2
Total 8
75.0%
25.0%
100.0%
29
1
30
96.7%
3.3%
100.0%
35
3
38
92.1%
7.9%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 4.077b 1.642 3.224
3.970
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .043 .200 .073
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.106
.106
.046
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 63.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
HASIL ANALISIS UNIVARIATE BIDAN YANG SUDAH APN Descriptives Descriptive Statistics N UMUR SAMPEL (THN) LAMA BEKERJA (THN) SKOR PERSALINAN KALA I SKOR PERSALINAN KALA II SKOR PERSALINAN KALA III & IV SKOR PERAWATAN BAYI SKOR PENCEGAHAN INFEKSI SKOR PARTOGRAF SKOR SIKAP APN SKOR STANDAR APN Valid N (listwise)
Minimum 25 2 2 2 2 2 2 0 40 60
38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Maximum 50 27 6 6 6 6 6 10 60 120
Mean 32.92 11.39 5.00 4.74 4.79 4.53 4.34 8.47 56.61 106.61
Std. Deviation 5.211 3.738 1.090 1.155 .963 1.006 1.097 2.911 5.611 17.331
Frequency Table LAMA BEKERJA (THN)
Valid
< 10 TAHUN >= 10 TAHUN Total
Frequency 6 32 38
Percent 15.8 84.2 100.0
Valid Percent 15.8 84.2 100.0
Cumulative Percent 15.8 100.0
PENDIDIKAN TERAKHIR
Valid
D1 D3 Total
Frequency 33 5 38
Percent 86.8 13.2 100.0
Valid Percent 86.8 13.2 100.0
Cumulative Percent 86.8 100.0
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA I
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 4 34 38
Percent 10.5 89.5 100.0
Valid Percent 10.5 89.5 100.0
Cumulative Percent 10.5 100.0
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 7 31 38
Percent 18.4 81.6 100.0
Valid Percent 18.4 81.6 100.0
Cumulative Percent 18.4 100.0
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 3 35 38
Percent 7.9 92.1 100.0
Valid Percent 7.9 92.1 100.0
Cumulative Percent 7.9 100.0
PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 7 31 38
Percent 18.4 81.6 100.0
Valid Percent 18.4 81.6 100.0
Cumulative Percent 18.4 100.0
PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 8 30 38
Percent 21.1 78.9 100.0
Valid Percent 21.1 78.9 100.0
Cumulative Percent 21.1 100.0
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PARTOGRAF
Valid
KURANG BAIK Total
Frequency 10 28 38
Percent 26.3 73.7 100.0
Valid Percent 26.3 73.7 100.0
Cumulative Percent 26.3 100.0
SIKAP TERHADAP APN
Valid
Frequency 3 35 38
KURANG SETUJU SETUJU Total
Percent 7.9 92.1 100.0
Valid Percent 7.9 92.1 100.0
Cumulative Percent 7.9 100.0
STANDAR APN
Valid
Frequency TIDAK KOMPETEN 4 KOMPETEN 34 Total 38
Percent 10.5 89.5 100.0
Valid Percent 10.5 89.5 100.0
Cumulative Percent 10.5 100.0
PELATIHAN APN
Valid
SUDAH
Frequency 38
Percent 100.0
Valid Percent 100.0
Cumulative Percent 100.0
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
HASIL ANALISIS BIVARIATE BIDAN YANG SUDAH APN Crosstabs PENGETAHUAN PERSALINAN KALA I * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN KURANG PERSALINAN KALA I BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA I Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA I Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA I
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 2 2
Total 4
50.0%
50.0%
100.0%
2
32
34
5.9%
94.1%
100.0%
4
34
38
10.5%
89.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 7.396b 3.454 4.816
7.202
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .007 .063 .028
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.047
.047
.007
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 42.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN KURANG PERSALINAN KALA II BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA II
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 3 4
Total 7
42.9%
57.1%
100.0%
1
30
31
3.2%
96.8%
100.0%
4
34
38
10.5%
89.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 9.523b 5.780 7.178
9.273
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .002 .016 .007
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.015
.015
.002
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 74.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV
KURANG
BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 2 1
Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV Count % within PENGETAHUAN PERSALINAN KALA III & IV
Total 3
66.7%
33.3%
100.0%
2
33
35
5.7%
94.3%
100.0%
4
34
38
10.5%
89.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 10.900b 5.389 6.422
10.613
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .001 .020 .011
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.025
.025
.001
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 32.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN KURANG PERAWATAN BAYI BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI Count % within PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI Count % within PENGETAHUAN PERAWATAN BAYI
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 3 4
Total 7
42.9%
57.1%
100.0%
1
30
31
3.2%
96.8%
100.0%
4
34
38
10.5%
89.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 9.523b 5.780 7.178
9.273
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .002 .016 .007
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.015
.015
.002
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 74.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN KURANG PENCEGAHAN INFEKSI BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI Count % within PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI Count % within PENGETAHUAN PENCEGAHAN INFEKSI
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 3 5
Total 8
37.5%
62.5%
100.0%
1
29
30
3.3%
96.7%
100.0%
4
34
38
10.5%
89.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 7.828b 4.621 6.220
7.622
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .005 .032 .013
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.024
.024
.006
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 84.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
PENGETAHUAN PARTOGRAF * STANDAR APN Crosstab
PENGETAHUAN PARTOGRAF
KURANG
BAIK
Total
Count % within PENGETAHUAN PARTOGRAF Count % within PENGETAHUAN PARTOGRAF Count % within PENGETAHUAN PARTOGRAF
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 3 7
Total 10
30.0%
70.0%
100.0%
1
27
28
3.6%
96.4%
100.0%
4
34
38
10.5%
89.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 5.464b 3.019 4.728
5.321
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .019 .082 .030
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.048
.048
.021
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1. 05.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
SIKAP TERHADAP APN * STANDAR APN Crosstab
SIKAP TERHADAP KURANG SETUJU Count APN % within SIKAP TERHADAP APN SETUJU Count % within SIKAP TERHADAP APN Total Count % within SIKAP TERHADAP APN
STANDAR APN TIDAK KOMPETEN KOMPETEN 2 1
Total 3
66.7%
33.3%
100.0%
2
33
35
5.7%
94.3%
100.0%
4
34
38
10.5%
89.5%
100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 10.900b 5.389 6.422
df 1 1 1
10.613
Asymp. Sig. (2-sided) .001 .020 .011
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.025
.025
.001
38
a. Computed only for a 2x2 table b. 3 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is . 32.
Crosstabs Case Processing Summary
Valid N STANDAR APN * PELATIHAN APN
Percent 76
100.0%
Cases Missing N Percent 0
.0%
Total N
Percent 76
100.0%
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
STANDAR APN * PELATIHAN APN Crosstabulation
STANDAR APN
Total
PELATIHAN APN BELUM SUDAH TIDAK KOMPETEN Count 35 4 % within STANDAR APN 89.7% 10.3% % of Total 46.1% 5.3% KOMPETEN Count 3 34 % within STANDAR APN 8.1% 91.9% % of Total 3.9% 44.7% Count 38 38 % within STANDAR APN 50.0% 50.0% % of Total 50.0% 50.0%
Total 39 100.0% 51.3% 37 100.0% 48.7% 76 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 50.614b 47.401 58.742
49.948
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
76
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 18.50.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 7
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009