1
ANALISIS KARAKTERISTIK IBU DAN STRATEGI PELAKSANAAN IMUNISASI DENGAN IMUNISASI POLIO DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2007
TESIS
Oleh
MUHAMMAD YUSUF 047023014/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
2
ANALISIS KARAKTERISTIK IBU DAN STRATEGI PELAKSANAAN IMUNISASI DENGAN IMUNISASI POLIO DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2007
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M. Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi Kesehatan Komunitas/Epidemiologi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
MUHAMMAD YUSUF 047023014/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
3
Judul Tesis
:
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: : :
ANALISIS KARAKTERISTIK IBU DAN STRATEGI PELAKSANAAN IMUNISASI DENGAN IMUNISASI POLIO DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2007 Muhammad Yusuf 047023014 Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp. PD, Sp. JP) Ketua
(dr. Jules Hutagalung, MPH) Anggota
Ketua Program Studi,
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(Dra. Syarifah, MS) Anggota
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)
Tanggal Lulus : 22 April 2008
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
4
Telah diuji pada Tanggal 22 April 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
:
Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp. PD, Sp.JP
Anggota
:
1. dr. Jules Hutagalung, MPH 2. Dra. Syarifaf, MS 3. drh. Rasmaliah, M. Kes 4. drh. Hiswani, M. Kes
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
5
PERNYATAAN
ANALISIS KARAKTERISTIK IBU DAN STRATEGI PELAKSANAAN IMUNISASI DENGAN IMUNISASI POLIO DI KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2007
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 12 Februari 2008
(Muhammad Yusuf)
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
6
ABSTRAK Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit yang paling efektif terhadap peningkatan kesehatan masyarakat dan dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit polio diperlukan suatu strategi dalam pelaksanaannya serta dukungan dari masyarakat untuk meningkatkan kekebalan anak balita dengan pemberian imunisasi polio. Di Indonesia kasus penyakit polio telah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kurun waktu tahun 2005 dan 2006 dengan 305 kasus yang tersebar di 10 provinsi dan 47 kabupaten/kota. Di Kabupaten Bireuen terjadi KLB Polio dengan 1 kasus, dimana angka cakupan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen Tahun 2006 adalah 90% dari target cakupan 95%. Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain kasus kontrol yaitu membandingkan kecamatan yang didapatkan kasus penyakit polio yaitu Kecamatan Juli (kasus) dengan Kecamatan yang tidak ditemukan adanya kasus penyakit polio yaitu Kecamatan Kota Juang dan Kecamatan Jeumpa (kontrol). Total sampel 294 orang yang diambil dari kecamatan kasus 98 orang dan Kecamatan kontrol 196 orang (perbandingan 1 kasus 2 kontrol) dengan melakukan matching umur dan jenis kelamin balita dengan tehnik systematic sampling. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji Chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda pada taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui faktor risiko yang dominan terhadap imunisasi polio di Kabupaten Bireuen Tahun 2007. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan dengan imunisasi polio dengan nilai p < 0,05, sedangkan pendidikan, pekerjaan, sikap dan peran serta masyarakat tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan imunisasi polio dengan nilai p > 0,05 dan hasil analisis statistik secara multivariat menunjukan bahwa pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan merupakan faktor risiko yang dominan dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Untuk meningkatkan pengetahuan ibu disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen melaksanakan penyuluhan kesehatan secara berkesinambungan, meningkatkan sosialisasi imunisasi pada masyarakat, melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektor serta meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tujuan program sehingga sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas pemerintah dan pembangunan. Kata kunci : Karakteristik, Ibu, Strategi, Imunisasi, Polio.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
7
ABSTRACT Immunization is the most effective way of disease prevention in improving community health. To avoid the incident of polio, strategy and community support are needed in the implementation of the attempt to increase immunity in children under five years old by administering polio immunization. In Indonesia, the case of polio became an outstanding incident in 2005 and 2006 with 305 case spread in 10 provices and 47 districts/cities. In 2006, only one case happened in Biruen District because 90% out of 95% polio immunization targeted were covered. This observational analitycal study with case control design compares Juli Sub-district (case group) and Kota Juang and Jeumpa Sub-district (control group). The samples for this study were 294 children under five years old comprising 98 children for Juli Sub-district (case group) and 196 children from Kota Juang and Jeumpa sub-district ( with the ratio of 1 case group to 2 control groups) by matching their age and sex through the systematic sampling technique. The data obtained were analyzed through univariate analysis, bivariate analysis with Chisquare test, and multivariate analysis with multiple logistc regression tests with level of confidence of 95% to find out the rsik factor dominating polio immunizatian in Bireuen District in 2007. The result of bivariate analysis shows that there is a significant relationship between knowledge, socialization of immunization and health workers and polio immunization with <0.05 while there is no significant relationship between knowledge, occupation, attitude and community participation and polio immunization with >0.05, and the result of multivariate statistical analysis reveals that knowledge, sicialization of immunization and health workers are the risk factors which are dominant to polio immunization in Bireuen District. To improve mother’s knowledge, it is suggested that Helath Service of Bireuen District continously carry out an axtension on health issues, increase the socialization of immunization for the community, implement cross-program and cross-sectoral cooperation, and improve the competency of health workers in implementing their duties and responsibilities as the objective of the program that they can implement the task of the government and development. Key words : Characteristics, Mother, Strategy, Immunization, Polio
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT, dimana atas rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul “Analisis Karateristik Ibu dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi dengan Imunisasi Polio Di Kabupaten Bireuen Tahun 2007”. Penulisan ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Komunitas/Epidemiologi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih dengan penuh keikhlasan dan cinta kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp. A (K) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Sekolah Pascasarjana. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang dijabat oleh Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc, atas kesempatan yang diberikan menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan yang dijabat oleh Dr. Drs. Surya Utama, MS, atas kesempatan yang diberikan menjadi mahasiswa Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
9
Terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kami ucapkan kepada Prof. dr. Sutomo Kasiman, Sp. PD, Sp. JP selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak membimbing dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis mulai dari proposal hingga penulisan tesis selesai.
dr. Jules
Hutagalung, MPH, selaku pembimbing dua, yang juga telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan Dra. Syarifah, MS, selaku pembimbing tiga, yang dengan penuh kesabaran, membimbing dan mengarahkan penulisan tesis ini. drh. Rasmaliah, M. Kes, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan masukan demi kesempurnaan penulisan ini dan drh. Hiswani, M. Kes, selaku dosen pembanding yang telah banyak membantu penulisan ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Bireuen yang dijabat oleh dr. Amren Rahim, M. Kes yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini. Kepala Puskesmas Jeumpa, Kota Juang dan Juli yang telah ikut berperan dalam memfasilitaskan lokasi penelitian dan para ibu-ibu yang telah bersedia untuk diwawancarai serta semua rekan-rekan seperjuangan yang telah banyak membantu dalam penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih kepada keluaga tercinta (Alm) Ayahanda H. Madsyah dan Ibunda Puteh, abang dan adik serta sekeluarga besar tercinta, yang telah membantu memberi dorongan dan dukungan baik moril maupun materil yang tak terbatas kepada penulis.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
10
Teristimewa juga buat isteri tercinta Evi Juliza, AMK yang tidak hentihentinya memberikan dorongan serta semangat dalam penulisan ini. Akhirnya dengan satu harapan, semoga penulisan akhir ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Medan April 2008 Tertanda,
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
11
RIWAYAT HIDUP Nama
:
Muhammad Yusuf
Tempat Tanggal Lahir
:
Pantonlabu, 29 Maret 1968
Agama
:
Islam
Pekerjaan
:
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Bireuen
Alamat / Tempat Tinggal
:
Desa Jarummah Mee Kec. Kuta Blang Kabupaten Bireuen Provoinsi NAD.
Riwayat Pendidikan 1. SD Negeri di Pantonlabu
: 1983
2. SMP Negeri di Pantonlabu
: 1986
3. SMA Negeri di Pantonlabu
: 1989
4. AKL Mona di Banda Aceh
: 1998
5. FKM Muhammadiyah di Banda Aceh
: 2001
6. Sekolah Pascasarjana USU di Medan
: 2004
Riwayat Pekerjaan 1. AKL Mona Banda Aceh
: 1998
2. RSU Djut Nyak Dhien Meulabo Aceh Barat
: 2000
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen
: 2002
4. RSUD dr.Fauziah Kabupaten Bireuen
: 2007
5. Puskesmas Jeumpa Kabupaten Bireuen
: 2008 sampai sekarang
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
12
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK ..............................................................................................
vi
ABSTRACT ............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR.............................................................................
viii
RIWAYAT HIDUP.................................................................................
xi
DAFTAR ISI ...........................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xv
PENDAHULUAN..................................................................................
1
1.1. Latar Belakang ..................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ..........................................................
8
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................
8
1.4. Hipotesis Penelitian...........................................................
8
1.5. Manfaat Penelitian.............................................................
9
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
10
2.1. Polio ..................................................................................
10
2.2. Karakteristik Masyarakat ..................................................
17
2.3. Strategi Pelaksanaan Imunisasi .........................................
22
2.4. Landasan Teoritis Penelitian .............................................
34
2.5. Kerangka Konsep Penelitian .............................................
39
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
13
METODE PENELITIAN .....................................................................
40
3.1. Jenis Penelitian.................................................................
40
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian...........................
40
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................
41
3.4. Metode Pengumpulan Data ..............................................
42
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................
44
3.6. Metode Pengukuran..........................................................
45
3.7. Metode Analisis Data .......................................................
48
HASIL PENELITIAN...........................................................................
50
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................
50
4.2. Hasil Analisis ...................................................................
53
PEMBAHASAN ....................................................................................
62
5.1. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Imunisasi Polio.....
62
5.2. Hubungan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi Polio................................................................ 65 5.3.
Faktor Resiko Yang Dominan Dengan Imunisasi Polio ............................................................................... 69
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
71
6.1. Kesimpulan.......................................................................
71
6.2. Saran.................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
74
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
14
DAFTAR TABEL Nomor 1. 2 3 4
5 6
Judul
Halaman
Distribusi Penduduk, Desa, Luas Wilayah dan Keluarga Berdasarkan Kecamatan Di Kabupaten Bireuen Tahun 2006 ..........
50
Persentase Cakupan Desa UCI Berdasarkan Kecamatan Di Kabupaten Bireuen Tahun 2006 ..................................................
51
Distribusi Umur dan Jenis Kelamin Anak pada Kecamatan Kasus dan Kecamatan KontrolDi Kabupaten Bireuen Tahun 2007 .......
52
Distribusi Variabel Independen Dengan Imunisasi Polio Berdasarkan Kecamatan Kasus dan Kecamatan Kontrol Di Kabupaten Bireuen Tahun 2007 ..................................................
53
Hasil Analisis Multivariat Untuk Indetifikasi Variabel Independen Yang Akan Masuk Dalam Model .....................................................
59
Hasil Analisis Multivariat Model Faktor Risiko Imunisasi Polio Di Kabupaten Bireuen Tahun 2007 .......................................................
59
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
15
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1
Kuesioner Penelitian ..................................................................
76
2
Tabel skor ...................................................................................
82
3
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................
83
4
Hasil Crosstabel ..........................................................................
89
5
Hasil Uji Logistic Regression ....................................................
97
6
Hasil Uji Multivariat Logistic Regression .................................
102
7
Hasil Uji Interaksi Logistic Regression .....................................
105
8
Surat Selesai Penelitian ............................................................
106
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
16
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan Nasional adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Dalam tujuan tersebut di atas telah dilaksanakan berbagai kegiatan dalam bidang kesehatan yang diatur oleh pemerintah dan dilaksanakan secara bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat termasuk swasta (Depkes RI. 2000). Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang Valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasanya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari suatu daerah kedaerah lain atau satu negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan dengan hasil yang efektif. 1 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
17
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan “Indonesia Sehat 2010” adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempuyai konstribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu pada konsep “Paradigma Sehat” yaitu pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan
kesehatan
(promotif)
dan
pencegahan
penyakit
(preventif)
dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
secara
menyeluruh,
terpadu
dan
berkesinambungan.
Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, ”Paradigma Sehat” dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain pencegahan penyakit. Salah satu
upaya
pencegahan
penyakit
menular
adalah
upaya
imunisasi
(Depkes RI, 2005). World Health Assembly (WHA) (1988), suatu badan tertinggi di organisasi kesehatan dunia (World Health Organization/WHO), telah mengeluarkan resolusi untuk membasmi penyakit polio dari dunia ini sebelum tahun 2000 karena polio merupakan salah satu dari beberapa penyakit yang dapat dibasmi. Strategi untuk membasmi polio didasarkan atas pemikiran bahwa virus polio akan mati bila ia disingkirkan dari tubuh manusia dengan cara pemberian imunisasi polio. Strategi yang sama telah digunakan untuk membasmi penyakit cacar (smallpox) pada tahun 1977 dan penyakit cacar tersebut telah berhasil dibasmi (Depkes RI, 2007).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
18
Pada tahun 1952 di Amerika terdapat 58 ribu kasus polio, dan pada tahun 1955 vaksin Salk mulai digunakan. Sehingga pada tahun 1963, puluhan juta anak yang telah divaksin, pada saat itu masih terdapat sekitar 350 ribu kasus polio di seluruh dunia, sedangkan di Amerika hanya ada 396 kasus polio. Meskipun sampai tahun 2000, polio belum terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah berkurang hingga di bawah 500. Sampai dengan tahun 2002 polio tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika Latin, Timur Tengah atau Eropa, tetapi masih terdapat di Nigeria, Afganistan, dan sejumlah kecil di India dan Pakistan. India telah melakukan usaha pemberantasan polio yang cukup sukses. Pada tahun 2004 angka infeksi polio meningkat menjadi 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara pada tahun 2003. Sebagian penderita berada di Asia dan 1.037 ada di Afrika. Nigeria 763 penderita, India 129 penderita dan Sudan 112 penderita. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layuh otot; gejala ini disebut sindrom post polio (Wikipedia, 2006). Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Dengan upaya ini terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974 dan mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi (PPI) dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat dicegah Dengan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
19
Imunisasi (PD3I) yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B. (Depkes RI, 2005). Setelah dilaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) selama 3 (tiga) tahun berturut-turut pada tahun 1995, 1996 dan1997, virus polio liar asli Indonesia tidak ditemukan lagi sejak tahun 1996, namun pada awal maret tahun 2005 muncul kasus polio pertama selama satu dasa warsa yang mana negeri bebas polio yang disandang selama 10 tahun hilang ketika seorang anak berusia 20 bulan di Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat ditemukan virus polio liar. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria ke Arab dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab atau orang yang bepergian ke Arab untuk haji. Kasus polio tersebut berkembang menjadi kejadian luar biasa (KLB), dimana pada kurun waktu 2005 sampai awal 2006 kasus polio telah berjumlah 305 kasus yang tersebar di 10 propinsi dan 47 kabupaten/kota di Indonesia (Depkes RI, 2007). Markum (1997), pada tahun 1984 cakupan imunisasi lengkap secara nasional di Indonesia baru mencapai 4% dengan bantuan donor internasional seperti WHO, UNICEF dan USAID dilasanakan program imunisasi nasional yang berupaya mendistribusikan seluruh kebutuhan vaksin dan peralatan rantai dinginnya serta melatih tenaga vaksinator dan pengelola rantai dingin. Pada akhir tahun 1989 sejumlah 96% dari seluruh kecamatan di Indonesia telah dapat memberikan pelayanan imunisasi secara teratur. Dengan strategi tersebut maka sasaran imunisasi dasar bagi seluruh anak (Universal Child Imunization =UCI,)
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
20
telah dapat dicapai pada akhir tahun 1990. Angka drop out cakupan imunisasi DPT1 pada bayi secara nasoinal sebesar 7,4%. Provinsi dengan angka drop out terendah adalah Irian Jaya (1,1%), Nusa Tenggara Barat (1,3%), dan Yogyakarta (1,5%). Sedangkan provinsi dengan angka drop out yang tinggi adalah Irian Jaya (16,9%), Nanggroe Aceh Darussalam (16,8%), dan Nusa Tenggara Timur (13,8%) (Depkes RI, 1999). Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2006, melaporkan telah terjadi 3 kasus polio yang tersebar di kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (UNICEF, 2005). Pada tahun 2005, di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam persentase cakupan imunisasi menunjukan DPT 1 85,48%, Polio 3 sebesar 74,37%, Polio 4 sebesar 69,51% dan Campak 72,14%. Sedangkan Cakupan imunisasi di Kabupaten Bireun terdapat DPT1 70,45%, Polio sebesar 90,30% dan Campak 65,25%. Jika dilihat persentase cakupan imunisasi di atas maka dapat dipastikan bahwa masih terjadi drop out dalam pencapaian angka cakupan imunisasi (Dinkes NAD, 2006). Di Kabupaten Bireuen munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit polio dengan 1 kasus polio menjadi tanda tanya besar bagi Pemerintah Kabupaten Bireuen terutama Dinas Kesehatan, sehingga kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI) dilaksanakan untuk memutuskan rantai penularan virus polio . Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir Pekan Imunisasi Nasional (PIN) selalu dilaksanakan. Cakupan imunisasi polio sebesar 90% dari target cakupan 95%. Pada akhir tahun 2005 yang telah dilaksanakan PIN sampai putaran V di seseluruh
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
21
wilayah Kabupaten Bireuen oleh petugas kesehatan. Penyelenggaraan program imunisasi di Kabupaten Bireuen telah mengacu kepada kebijakan dan strategi pelaksanaan imunisasi di Indonesia yaitu dengan menjadikan program imunisasi sebagai program kesehatan masyarakat yang menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah (Dinkes Bireuen, 2006). Fahmi, 2005 dalam penelitian yang dilakukan di Kabupaten Aceh Barat, tentang pengetahuan ibu terhadap status imunisasi dari 61 responden didapatkan pemberian imunisasi lengkap 40 orang dan dengan status iminusasi tidak lengkap 21 orang ( Fahmi, 2005). Masalah kesehatan masyarakat, pada dasarnya menyangkut dua aspek utama. Yang pertama ialah aspek fisik, seperti tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua adalah aspek non fisik yang menyakut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini mempuyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respons/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya, respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berpikir, berpendapat dan bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Perilaku aktif dapat dilihat (overt), sedangkan perilaku pasif tidaklah tanpak, seperti pengetahuan, persepsi atau motivasi ( Notoadmdjo, 2005).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
22
Lawrence Green, mengatakan bahwa kesehatan individu/masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor diluar perilaku (non perilaku). Selanjutnya, faktor perilaku ini ditentukan oleh tiga kelompok faktor yaitu faktor predisposisi (predisposing factors) mencakup pengetahuan individu, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam individu dan masyarakat. Faktor pendukung (enabling factors) ialah tersedianya pelayanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya sedangkan faktor pendorong (reinforcing factors) ialah sikap dan perilaku petugas kesehatan. Green menyatakan bahwa pendidikan kesehatan merupakan peranan penting dalam mengubah dan menguatkan ketiga kelompok faktor itu agar sejalan dengan tujuan kegiatan sehingga menimbulkan perilaku positif dari masyarakat terhadap
program
tersebut
dan
terhadap
kesehatan
pada
umumnya
(Sarwono, 2007). Sebagai contoh model Green ini dapat digunakan untuk menganalisa program imunisasi di Indonesia. Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasi anaknya (enabling factors). Sebab lain mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain disekitarnya tidak pernah mengimunisasi anaknya (reinforcing factors) (Notoatmodjo, 2007).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
23
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba untuk melakukan penelitian melalui pendekatan faktor resiko terhadap imunisasi polio baik dari faktor karateristik ibu (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap) maupun dari faktor strategi pelaksanaan imunisasi (petugas kesehatan, sosialisasi imunisasi dan peran serta masyarakat), karena seharusnya penyakit polio tidak muncul lagi setelah dilaksanakan pekan imunisasi nasional, namun kasus polio masih dijumpai di Kabupaten Bireuen.
1.2. Perumusan Masalah Apakah ada hubungan antara karakteristik ibu dan strategi pelaksanaan imunisasi dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen?
1.3. Tujuan Penelitian Untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu dan strategi pelaksanaan imunisasi dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen.
1.4. Hipotesis Penelitian Adanya hubungan karakteristik ibu dan strategi pelaksanaan imunisasi dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
24
1.5. Manfaat Penelitian 1. Dapat menjadi suatu masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen, sebagai strategi meningkatkan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas. 2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan imunisasi polio dan meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan penyakit polio. 3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan kebijakan pelayanan pelayanan kesehatan dasar.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
25
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Polio 2.1.1. Pengertian polio Polio adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus polio, dan dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Walaupun penyakit ini dapat menyerang semua kelompok umur, namun kelompok umur yang paling rentan adalah umur kurang dari 3 tahun ( 50 – 70 % dari semua kasus polio ). Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja dan berkembang biak di tenggorokan dan usus. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 4 hingga 35 hari. Virus akan dikeluarkan dari tubuh manusia secara berulangulang (intermittent) melalui tinja selama beberapa minggu. Gejala awal dari polio meliputi, rasa demam, sakit kepala, muntah, konstipasi, rasa nyeri pada tungkai, dan kadang-kadang disertai diare. Pada tahap selanjutnya, dimana virus sudah menyebar ke sistem syaraf, penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan yang permanen sebagai akibat dari kerusakan sel-sel syaraf yang diserangnya. Kelumpuhan yang permanen ini hanya terjadi pada kurang dari 1 % orang yang terinfeksi virus polio. Pada lebih dari 90 % orang yang terinfeksi, penyakit polio tidak menunjukan sakit atau hanya mengalami gejala-gejala klinis mirip flu. Keadaan ini menyebabkan virus polio dapat menyebar dengan cepat tanpa
10
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
26
diketahui, karena sebagian anak yang terinfeksi tidak menunjukan gejala klinis yang jelas. Petuga kesehatan pun sulit mengetahui adanya penyebaran penyakit ini dengan segera, karena hanya sebagian kecil yang akan mengalami gejala paralisis (Depkes RI, 2002). 2.1.2. Jenis polio Wikipedia Indonesia (2006), Polio dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: a. Polio non-paralisis adalah menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh. b. Polio paralisis spinal adalah strain polio virus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. c. Polio bulbar adalah polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka saraf auditori yang mengatur pendengaran saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah, rasa, saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
27
2.1.3. Epidemiologi polio Landsteriner dan Propper tahun 1952, melaporkan suatu filterable agent penyebab penyakit dari sumsum tulang belakang kera percobaan. Virus polio adalah RNA virus, dalam famili picornaviridae, terbagi dalam 5 genera, diantaranya yang patogenik pada manusia adalah enterovirus, hepatovirus dan rhinovirus. enterovirus terbagi lagi dalam 68 spesies, yaitu berbagai virus polio, virus coxsackie, virus echo dan enterovirus 68-71. Virus terdiri dari 3 strain yaitu strain 1 (bruhilde), strain 2 (lansig), dan strain 3 (leon). Virus yang singlestranded, 30 % terdiri dari virion, mayor protein (VP1-4) dan satu protein minor (VPg). Perbedaan 3 strain terletak pada sekuen nukleotidanya. VP1 adalah antigen yang paling dominan dalam membentuk antibodi netralisasi. Strain 1 adalah yang paling paralitogenik dan sering menimbulkan wabah, sedangkan strain 2 paling jinak (Depkes RI & WHO, 2002). Virus ditularkan oleh infeksi droplet dari orofaring (saliva) atau tinja penderita infeksius. Penularan terutama terjadi dari penularan langsung manusia ke manusia (fekal - oral atau oral - oral) pada waktu 3 hari sebelum dan sesudah masa prodromal. Virus polio tahan terhadap alkohol dan lisol dan pada keadaan beku dapat bertahan bertahun tahun . Virus dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan masih infeksius di tempat yang berkilometer dari sumber penularan. Penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, namun kemampuan hidup virus dilingkungan sangat terbatas. Infeksi virus menurun 90% setiap 20 hari pada tanah saat musim dingin,
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
28
setiap 1,5 hari pada musim panas setiap 26 hari pada air limbah dengan suhu 26 derajat, setiap 5,5 hari pada air bersih dan 2,5 hari pada air laut (Depkes RI, 2002). Satu-satunya inang yang dapat yang dibuktikan saat ini adalah manusia. Meskipun pada individu yang mempuyai efek pada tanggap kebal seluler maupun humoral virus dapat berkembang biak dan diekskresi dalam waktu yang lebih lama, namum belum dapat dibuktikan adanya karier jangka panjang pada manusia (Depkes RI & WHO, 2002). Kasus polio tersebut berkembang menjadi KLB, dimana pada kurun waktu 2005 sampai awal 2006 kasus polio telah berjumlah 305 orang yang tersebar di 10 Propinsi dan 47 Kabupaten/Kota. Selain itu juga ditemukan 46 kasus polio yang bukan merupakan virus polio liar dimana 45 kasus terjadi di Pulau Madura (4 kabupaten) dan 1 kasus di Probolinggo Jawa Timur pada tahun 2005. Setelah dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI), 2 kali mop-up, 5 kali PIN dan 2 kali sub-PIN, KLB dapat ditanggulangi sepenuhnya, dimana kasus Virus Polio Liar (VPL) terakhir mengalami kelumpuhan pada tanggal 20 Februari 2006 di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Namun pada tanggal 13 April 2006 ditemukan VPL dari spesimen kontak tesebut. Sebagaimana kita ketahui, sebagian besar kasus poliomielitis bersifat non paralitik atau tidak disertai manisfestasi klinik yang jelas. Sebagian kecil (1%) saja dari kasus poliomielitis yang menimbulkan kelumpuhan (poliomielitis paralitik). Dalam surveilens AFP (Acute Flaccid Paralyisis), pengamatan difokuskan pada kasus poliomielitis yang mudah diindentifikasi, yaitu poliomielitis paralitik.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
29
Ditemukannya kasus poliomielitis paralitik disuatu wilayah menunjukkan adanya penyebaran virus polio liar di wilayah tersebut (Depkes RI, 2007). 2.1.4. Tanda dan gejala klinik polio Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas sehingga penyakit ini telah dikenal sejak 4.000 tahun sebelum Masehi dari pahatan dan lukisan dinding di piramida Mesir. Sebagian terbesar (90%) infeksi virus polio akan menyebabkan inapparent infection, 5% akan menampilkan gejala abortive infection, 1% non-paralytic, sedangkan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. Penderita yang menunjukkan tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30% menunjukkan kelumpuhan berat, sedangkan 10% menunjukkan gejala yang berat dan bisa menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya berkisar 4 - 35 hari. Penderita sebelum masa ditemukannya vaksin, terutama berusia di bawah 5 tahun. Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, penderita bergeser usianya pada kelompok anak berusia di atas 5 tahun (Depkes RI, 2002). Pada stadium akut yaitu sejak adanya gejala klinis hingga 2 minggu ditandai dengan suhu tubuh yang meningkat, jarang lebih dari 10 hari, kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu dari permulaan sakit. Kelumpuhan ini terjadi sebagai akibat dari kerusakan sel-sel motor tulang belakang (neuron di medula spinalis) yang disebabkan karena invasi virus. Kelumpuhan ini bersifat asimetris sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh (deformitas) yang cenderung menetap atau bahkan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
30
menjadi lebih berat. Sebagian besar kelumpuhan akan mengenai tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan mengenai lengan. Kelumpuhan ini akan berjalan bertahap dan memakan waktu 2 hari sampai dengan 2 bulan (Judarwanto, 2005). Pada stadium sub-akut dari 2 minggu sampai dengan 2 bulan ditandai dengan menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlalu tinggi dan kadang disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak yang layuh dan biasanya pada salah satu sisi. Stadium dari 2 bulan sampai dengan 2 tahun (konvalescent) ditandai dengan pulihnya kekuatan otot yang lemah. Sekitar 50% – 70% dari fungsi otot pulih dalam waktu 6 - 9 bulan setelah fase akut. Selanjutnya, sesudah usia 2 tahun diperkirakan tidak terjadi lagi perbaikan kekuatan otot. Stadium kronik atau lebih 2 tahun dari gejala awal penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan kelumpuhan otot yang ada bersifat permanen (Judarwanto, 2005). 2.1.5. Penyebaran penyakit polio Virus ditularkan oleh infeksi droplet dari mulut dan tenggorok (oro-faring) atau dari tinja penderita yang infeksius. Penularan terutama terjadi penularan langsung dari manusia ke manusia melalui tinja ke mulut (fekal-oral) atau yang agak jarang lainnya melalui dari mulut ke mulut (oral-oral). Fekal-oral artinya minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sedangkan dari oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
31
formaldehide dan larutan klor. Suhu yang tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahun-tahun. Ketahanan virus di tanah dan air sangat tergantung kelembaban suhu dan adanya mikroba lainnya. Virus ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer dari sumber penularan. Meskipun penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, namun virus ini hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau makhluk hidup perantara yang dapat dibuktikan sampai kini adalah manusia (Judarwanto, 2005). 2.1.6. Pencegahan penyakit polio World Health Assembly tahun 1998 yang diikuti oleh sebagian besar negara di penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (Erapo) tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. Program Erapo pertama yang dilakukan adalah dengan melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh. Kemudian diikuti dengan PIN yang telah dilakukan Departemen Kesehatan tahun 1995, 1996, dan tahun 1997. Pemberian imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6 - 8 minggu. Kemudian diulang usia 1,5 tahun, 5 tahun, dan usia 15 tahun. Upaya ketiga adalah survailance acute flaccid paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layuh pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan polio atau bukan.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
32
Tindakan lainnya adalah melakukan Mopping Up, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya. Tampaknya dengan era globalisasi di mana mobilitas penduduk dunia antarnegara sangat tinggi dan cepat mengakibatkan kesulitan mengendalikan penyebaran virus ini. Selain pencegahan dengan vaksinasi polio, harus disertai dengan peningkatan sanitasi lingkungan dan higienis sanitasi perorangan untuk mengurangi penyebaran virus yang kembali mengkhawatirkan ini (Depkes RI, 2002).
2.2. Karakteristik Masyarakat 2.2.1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses yang unsur-unsurnya terdiri dari masukan (input), yaitu sasaran pendidikan, dan keluaran (output) yaitu suatu bentuk perilaku baru atau kemampuan baru dari sasaran pendidikan. Proses tersebut dipengaruhi oleh perangkat lunak (soft ware) yang terdiri dari kurikulum, pendidik, metode dan sebagainya serta perangkat keras (hard ware) yang terdiri dari ruang, perpustakaan (buku-buku) dan alat-alat bantu pendidikan lain (Natoatmodjo, 2005). Jalur pendidikan formal akan membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori dan logika, pengetahuan umum, kemampuan analisis serta pengembangan
kepribadian.
Berdasarkan
proses
intelektual,
H.L.
Blum
menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan utama
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
33
menghasilkan perubahan perilaku manusia yang secara operasional tujuannya dibedakan menjadi 3 aspek yaitu aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek keterampilan (psikomotor) (Natoatmodjo, 2007). Pendidikan merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan untuk memperoleh hasil berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang. L. Green 1980, bahwa gangguan terhadap penyakit juga disebabkan oleh manusia itu sendiri, terutama menyangkut pendidikan, pengetahuan dan sikap seseorang dalam menjaga kesehatan. Sehingga ia mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap kesehatan baik kesehatan pribadi maupun kesehatan keluarga, begitu juga dalam mengkonsumsi makanan yang bernilai gizi tinggi dan cukup kalori sehingga dapat menjaga kesehatannya terutama pada saat ibu hamil (Azwar, 2002). Kesehatan keluarga adalah kesehatan kelompok individu yang terkait dalam satu kesatuan bio-psikososio-ekonomi-budaya, mencakup segi kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Kesejahteraan keluarga mengandung pengertian adanya rasa aman, tenteram, makmur lahir dan batin, tercapainya keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan jasmani, rohani dan sosial dari keluarga tersebut (Maryati, 1997). Pendidikan yang tinggi seseorang akan lebih mudah memahami tentang suatu informasi, bila pendidikannya tinggi maka dalam menjaga kesehatan sangat diperhatikan, termasuk cara menjaga bayi, penyusunan menu makan, dan begitu juga sebaliknya dengan pendidikan rendah sangat sulit menterjemahkan tentang
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
34
informasi yang ia dapatkan baik dari petugas kesehatan maupun dari media-media lainnya (Notoadmodjo, 2007). Penelitian di 11 negara oleh Pusat Demografi Amerika Latin (Grant, 1984) menunjukkan bahwa pengaruh pendidikan ibu terhadap kesempatan hidup anak ternyata lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh tingkat pendapatan rumah tangga. Pengamatan di Kenya mencatat adanya penurunan tingkat kematian bayi sebesar 86% setelah dilaksanakan program peningkatan pendidikan kaum wanita (Kardjati,2000). 2.2.2. Pekerjaan Pekerjaan dapat mempengaruhi orang dalam menjaga kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan keluarga. Karakteristik yang berkaitan dengan pekerjaan karena kesibukan membuat seseorang terabaikan akan kesehatannya, dalam hal ini termasuk ibu yang memiliki balita. Kesibukan akan pekerjaan terkadang ibu lupa terhadap pemberian imunisasi yang perlu diberikan pada balita. Disamping itu adanya hubungan antara jenis pekerjaan dengan pola penyakit. Ibu yang dengan kesibukan tertentu akan terabaikan terhadap kesehatan anak dalam melakukan kunjungan sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh petugas kesehatan. Kesibukan ibu juga dapat mempengaruhi terhadap pemberian imunisasi, begitu juga dengan status sosial ekonomi yang dapat mendukung terhadap
peningkatan kesehatan anak dan begitu juga sebaliknya yaitu dapat
menjadi faktor penghambat terhadap terjadinya penyakit-penyakit menular termasuk dalam hal ini penyakit polio (Notoadmodjo, 2005).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
35
2.2.4. Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui mengenai hal atau sesuatu. Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Pengetahuan adalah kesan dari pikiran manusia sebagai hasil panca indra. Peningkatan pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan perilaku, namun hubungan positif antara kedua variabel itu tersebut didalam sejumlah penelitian. Pengetahuan tertentu tentang kesehatan mungkin penting sebelum suatu tindakan kesehatan terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali apabila seseorang mendapat isyarat yang cukup kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menghasilkan perubahan namun tidak memadai dalam perubahan perilaku kesehatan (Azwar, 1996). Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengetahuan mempunyai enam tingkatan meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, yang termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima khususnya yang berkaitan dengan penyakit polio. Memahami (comprehension) yaitu sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang penyebab yang diketahui terhadap penyakit polio dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
36
benar. Aplikasi (Aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real/sebenarnya. Analisis (Analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Sintesis (Syntesis) menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan evaluasi (evaluation) ini berkaitan dengan kemampuan untuk melalukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatjmodjo, 2007) 2.2.5. Sikap Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi seseorang. Newcomb dalam buku Notoadmodjo, 2005 menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Sikap terdiri dari 3 komponen pokok yaitu : a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek artinya bagaimana penilaian orang tersebut terhadap objek.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
37
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan). Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2005). Sikap ibu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit polio sangat menentukan dalam pemberian imunisasi yang diberikan pada anak. Terkadang pada saat melakukan imunisasi anaknya pernah mengalami suhu badan panas, sehingga pada saat pemberian imunisasi selanjutnya ia tidak akan membawa lagi anak ketempat pemberian imunisasi.
2.3. Strategi Pelaksanaan Imunisasi 2.3.1. Sosialisasi imunisasi Sosialisasi imunisasi merupakan salah satu langkah yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia untuk memberantas penyakit polio. Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mensukseskan pelaksanaan imunisasi dari tahun ketahun semakin baik dilakukan, diantaranya sosialisasi imunisasi melalui media cetak dan elektronik. Menurut Notoatmodjo (2005) berdasarkan sifatnya, pesan-pesan yang dikomunikasikan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
38
a. Media informasional adalah suatu pesan dikatakan informasional jika bersifat menyampaikan informasi. Biasanya pesan-pesan seperti ini dapat dirasakan sebagai pemberitahuan. Media yang mengandung pesan-pesan informasional sering disebut sebagai media informasional, karena difungsikan untuk menyampaikan informasi. Bentuk media dapat bermacam-macam selama isi pesannya bersifat menyampaikan informasi. Biasanya, informasi yang disampaikan adalah informasi yang diperhitungkan sebagai informasi penting yang perlu diketahui khalayaknya. Media-media informasional dapat berupa bagian dari upaya peningkatan pengetahuan ataupun sebagai bagian prasyarat peningkatan ketrampilan, keduanya fokus pada upaya mempengaruhi kognisi khalayaknya. b. Media
motivasional
adalah
pesan-pesan
yang
bersifat
menggugah
khalayaknya, dikatakan sebagai pesan motivasional. Biasanya pesan-pesan ini dapat dirasakan sebagai upaya provokasi, membuat gelisah, berfikir ataupun membujuk (persuasif). Media yang mengandung pesan motivasional disebut sebagai media motivasional. Berbagai bentuk media dapat difungsikan sebagai media motivasional, namun tingkat efektivitasnya berbeda-beda tergantung dari isi pesan dan karakter bentuk medianya. Biasanya jika digunakan sebagai bagian dari metode komunikasi massa, pesan yang disampaikan adalah pesan yang menggugah, membuat khalayak berfikir, membuat gelisah ataupun provokasi. Dalam metode komunikasi interpersonal (individual), kesemuanya
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
39
dapat digunakan, media motivasional fokus pada upaya mempengaruhi perubahan sikap dari khalayaknya. c. Media instruksional adalah informasi mengenai cara melakukan sesuatu ataupun langkah-langkah adalah ciri-ciri sifat pesan instruksional. Pesan-pesan seperti ini dapat dirasakan sebagai pembimbing dalam melakukan sesuatu. Pesan-pesan instruksional tidak efektif jika digunakan dalam metode komunikasi massa. Fokus pesan-pesan instruksional adalah mempengaruhi aspek ketrampilan khalayaknya. Media-media instruksional adalah bagian dari metode komunikasi kelompok. Sebagian besar bentuknya adalah barang cetakan karena lebih memudahkan untuk dibaca kembali. Beberapa pesan yang memerlukan peragaan gerak dapat menggunakan media audio visual. Beberapa jenis penggolongan media yaitu media audio, visual dan audio visual. Media audio adalah media yang hanya dapat didengar saja, media visual hanya dapat dilihat saja sedangkan media audio visual dapat dilihat dan didengar. a. Media audio, adalah seperti program radio dan segala bentuk rekaman seperti kaset rekaman, piringan hitam, cakram digital. Kekuatan media audio dapat menjangkau khalayak yang tidak dapat membaca menulis dan dapat didengar walaupun saat melakukan kegiatan lainnya, sedangkan kelemahannya adalah pesannya menguap setelah diputar, khalayak sulit untuk dapat mendengarkan ulang. b. Media visual, adalah segala bentuk cetakan (poster, leaflet, komik, buklet, stiker, flipchart, foto, koran, majalah) dan segala bentuk proyeksi tanpa
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
40
gambar. Bentuk lainnya yang juga digolongkan adalah segala bentuk campuran media visual yang ditata kembali (display, papan informasi, pameran). Kekuatan media visual adalah daya tariknya yang mengundang khalayak untuk memperhatikan. Sebagian besar orang belajar lebih banyak melalui indra penglihatan daripada indra pendengaran, khalayak yang lupa bisa membacanya kembali bila menginginkannya. Kelemahan dari media visual adalah tidak dilihat sambil melakukan kegiatan lainnya dan tidak dapat menjangkau orang buta huruf. c. Media audio visual, adalah film dalam berbagai bentuk, program televisi dan pertunjukan (panggung boneka, wayang, kabaret). Kekuatannya adalah merangsang indra penglihatan dan pendengaran sekaligus, sehingga lebih memudahkan
penyerapan
informasi.
Kelemahannya
selain
biaya
pembuatannya yang relatif mahal, tidak dapat dilihat sambil melakukan kegiatan lain. Sedangkan kelemahannya adalah memiliki ketergantungan dengan listrik dalam penggunaannya. 2.3.2. Petugas kesehatan Untuk mencapai target pelaksanaan imunisasi, maka peran petugas yang ditunjuk oleh Puskesmas yang akan bekerja dilapangan sangatlah penting dalam keberhasilan program. Kualitas pelayanan dan sikap petugas merupakan cerminan keberhasilan dalam strategi pelaksanaan imunisasi. Keramahan petugas dalam melayani masyarakat/pasien merupakan suatu hal yang penting diperhatikan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
41
mengingat keramahan modal utama pendekatan dengan masyarakat. Sikap sopan dalam melayani masyarakat juga merupakan suatu motivasi yang diberikan oleh petugas
kepada
masyarakat,
sehingga
masyarakat
tidak
segan-segan
mengungkapkan masalah kesehatan yang dialami atau dideritanya. Ketanggapan komunikasi keramahan yang ditampakkan oleh petugas dapat membawa dampak yang baik terhadap penyakit yang diderita oleh masyarakat. Secara psikologis penyakit juga dapat disembuhkan melalui terapi-terapi yang dilakukan oleh petugas terutama melalui sikap dan tindakan dalam melayani masyarakat (Halim, 1990). a. Kualitas pelayanan Kemampuan petugas dalam mendengar dan menerima tingkah laku pasien dan ketepatan informasi yang diberikan pada saat pasien membutuhkan. Pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert Commite on Nursing (1982) adalah gabungan dari ilmu kesehatan dengan seni melayani/merawat, suatu hubungan humanistik dan ilmu pengetahuan, filosofi keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial pelayanan keperawatan bertugas membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai profesi optimalnya di bidang fisik, mental dan sosial, dalam ruang lingkup kehidupan dan pekerjaannya (Muninjaya, 2004). Perkembangan
teknologi
yang
juga
dapat
mempengaruhi
dalam
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan atau menggunakan media elektronik, dalam dunia kesehatan, dampak aspek kepuasan mempunyai peranan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
42
penting dalam pelayanan kesehatan, pelayanan adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Kebutuhan dan tuntutan, makin sempurna kepuasan tersebut akan baik pula pola mutu pelayanan kesehatan. Pengertian komunikasi yang terkait dengan kepuasan ini telah diterima secara luas, namun penerapan tidak semudah yang diperkirakan (Swara, 2003). Kesembuhan penyakit, proses penyembuhan tidak hanya menjadi tanggung jawab dokter akan tetapi dengan meningkatnya variasi penyakit dan rumitnya teknologi kedokteran, diperlukan tenaga-tenaga lain seperti perawat, bidan, tenaga rontgen, ahli gigi, ahli gizi, ahli sanitasi dan sebagainya. Ruang lingkup pelayanan kesehatan dan perawatan melainkan juga promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi. Pelayanan yang diberikan tidak hanya terhadap individu pasien tetapi juga keluarga pasien serta masyarakat luas. Dalam menggarap masyarakat dan keluarga inilah diperlukan pengetahuan tentang ilmu perilaku, maka para ahli ilmu sosial terutama ahli ilmu perilaku, harus memperkuat tim kesehatan supaya misi yang dibawa oleh petugas kesehatan tersebut berjalan dengan baik. Puskesmas yang merupakan pos terdepan dalam pelayanan kesehatan dasar harus mampu membaca kebutuhan masyarakat (Notoadmodjo, 2007). Tokoh kunci dalam proses pengobatan atau penyembuhan suatu penyakit ialah petugas kesehatan atau lebih khusus dokter. Bagi masyarakat awam seorang dokter dianggap mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mendiagnosa dan menyembuhkan penyakit sehingga dia berwenang untuk melakukan tindakan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
43
terhadap diri sisakit ini terhadap fungsi dan peran dokter terjadilah interaksi antara dokter dengan pasien yang bersifat profesional dan seringkali tidak seimbang artinya dokter yang aktif memberikan tindakan dan mengambil inisiatif bertindak, sedangkan pasien secara pasif menerima saran dan mematuhi intruksi dokter (Mariyati,1994). Kepuasan pada penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan, disini ukuran kepuasan pemakai jasa pelayanan kesehatan dikaitkan dengan penerapan semua persyaratan kesehatan, suatu pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan semua persyaratan pelayanan kesehatan dapat memuaskan pasien. Dengan pendapat ini mudahlah dipahami bahwa ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang bermutu lebih bersifat luas, karena didalamnya tercakup penilaian terhadap kepuasan pasien (Hendarson, 1990). Swara (2003), mutu pelayanan kesehatan yang baik adanya beberapa hal yang harus dapat dipenuhi : 1. Ketersediaan pelayanan kesehatan (available), untuk menimbulkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan, banyak cara yang harus dipenuhi. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah ketersediaannya pelayanan kesehatan tersebut. Bertitik tolak dari pendapat yang seperti ini, dan karena kepuasan mempunyai hubungan yang erat dengan mutu pelayanan maka sering disebutkan suatu pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang bermutu, apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia dimasyarakat.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
44
2. Kewajaran pelayanan kesehatan (appropriateness), syarat lain yang harus dipenuhi untuk dapat menimbulkan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan, adalah kewajaran pelayanan kesehatan. Sama halnya dengan ketersediaan, yang mengkaitkan aspek kepuasan dengan mutu pelayanan, maka suatu pelayanan kesehatan juga disebut sebagai pelayanan yang bermutu, apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi. 3. Kesinambungan pelayanan kesehatan (continue), kepuasan pasien terhadap pelayanan juga ditentukan oleh kesinambungan pelayanan kesehatan. Karena kepuasan mempunyai hubungan erat dengan mutu pelayanan, maka aspek kesinambungan ini juga diperhitungkan sebagai salah satu syarat pelayanan kesehatan yang bermutu. Secara umum disebutkan, pelayanan kesehatan yang bermutu
adalah
apabila
pelayanan
kesehatan
tersebut
bersifat
berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu dan ataupun kebutuhan pemakai jasa pelayanan kesehatan. 4. Penerimaan pelayanan kesehatan (acceptable), dapat diterima atau tidaknya pelayanan kesehatan sangat menentukan puas atau tidaknya pasien terhadap pelayanan kesehatan. Dengan demikian untuk dapat menjamin munculnya kepuasan yang terkait dengan mutu pelayanan, maka pelayanan kesehatan tersebut harus dapat diupayakan, sehingga dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan. Dengan perkataan lain suatu pelayanan kesehatan dinilai sebagai
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
45
pelayanan yang bermutu, apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 5. Ketercapaian pelayanan kesehatan (accesible), pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien. Dalam kaitan ini, karena kepuasan ada hubungannya dengan mutu pelayanan, maka disebut suatu pelayanan kesehatan yang bermutu, adalah apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 6. Keterjangkauan pelayanan kesehatan (affordable), pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak dapat dijangkau oleh semua pemakai jasa pelayanan kesehatan, dan karenanya tidak akan memuaskan pasien. Sebagai jalan keluarnya, disarankanlah perlunya upaya pelayanan kesehatan yang biayanya sesuai dengan kemampuan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Karena keterjangkauan pelayanan kesehatan erat hubungan dengan kepuasan pasien, dan hubungannya dengan mutu pelayanan, maka suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan yang bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 7. Efisiensi pelayanan kesehatan (effecient), efisiensi pelayanan telah diketahui mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan pemakai jasa pelayanan. Dengan demikian untuk dapat menimbulkan kepuasan tersebut, perlulah diupayakan peningkatan efisiensi pelayanan. Karena puas atau tidaknya pemakai jasa pelayanan mempunyai kaitan yang erat dengan baik atau
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
46
tidaknya mutu pelayanan, maka suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan yang bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat disenggarakan secara efisien. b. Sikap petugas Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangkaian yang diterimanya. Sikap merupakan tanggapan batin terhadap rangsangan di luar diri subjek baik bersifat fisik maupun non fisik. Sikap adalah proses mental yang terjadi pada individu yang akan menentukan respon yang baik dan nyata ataupun yang potensial dan setiap orang yang berbeda. Dengan perkataan lain bahwa sikap adalah mental manusia untuk bertindak atau menentang suatu objek tertentu (Henderson, 1990). Allport
(1992),
sikap
mempunyai
tiga
komponen
pokok
yaitu
kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir, keyakinan dan emosional pada diri seseorang memegang peranan penting dalam bertindak (Azwar, 2007). Penampilan dalam pelayanan, sikap ini dapat ditumbuhkan jika petugas kesehatan dapat mengembangkan rasa tulus dan ikhlas melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk ini perlu dikembangkan penghayatan dan orientasi sikap dan pola pikir yang baru. Sikap petugas kesehatan dalam pelayanan yang tidak menyenangkan hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya a) Petugas tidak memahami konsep pelayanan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
47
kesehatan bermutu dan memberi pelayanan hanya atas dasar penugasan dari pimpinan. b) Selama pendidikan untuk menjadi tenaga kesehatan juga tidak pernah secara jelas memberikan sikap pelayanan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. c) Selama bekerja pada suatu unit pelayanan ia tidak pernah mendapat arahan dan bimbingan mengenai perlunya sikap pelayanan yang memberi kepuasan terhadap penerimaan pelayanan. d) Motivasi menjadi petugas kesehatan sejak awal adalah untuk mencari kerja sebagai penompang dalam hidupnya. e) Kurang mendalami nilai-nilai keagamaan, khususnya Islam, yang dapat memberi motivasi untuk berperilaku ikhlas, tulus dan menganggap memberi pelayanan adalah ibadah. Oleh sebab itu maka perlu usaha pemahaman konsep mutu pelayanan kesehatan yang ditentukan oleh sikap pelayanan dan kemampuan menerapkan standar pelayanan yang telah ada. Motivasi untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan masyarakat yaitu sopan, ramah, penuh perhatian, penuh tanggung jawab dan berdisiplin (Halim, 1990). 2.3.4. Peran serta masyarakat Peran serta masyarakat pada semua kegiatan sangat dibutuhkan terutama dibidang kesehatan. Perlu dibentuknya kader-kader kesehatan didesa yang bertugas dalam menjalankan program posyandu. Meningkatnya peran masyarakat dapat dilihat dari partisipasi dalam melibatkan diri. Prinsip yang dapat menunjang konsep kesehatan masyarakat di Indonesia adalah cara hidup masyarakat yang sejak dulu telah menjiwai sifat kegotoroyongan dan musyawarah atau mufakat. Keikut sertaan masyarakat dalam pengambilan keputusan bersama melalui
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
48
konsensi adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat dipedesaan. Pemeliharaan kesehatan masyarakat harus mendasar pada setiap individu maupun pada masyarakat disekelilingnya karena untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu masyarakat sehat dan sejahtera secara merata. Penerapan suatu kehendak yang sudah pasti memerlukan sejumlah orang yang terlibat didalamnya memerlukan cabang ilmu lain sebagai pendukungnya, Keluarga Berencana (KB) di Indonesia dalam jangka waktu 20 tahun sebelumnya masih dianggap tabu, tetapi kini cukup memasyarakat. Keberhasilan ini karena melibatkan unsur lain sebagai penunjang seperti agama dan para ulama. Dari sektor lain dapat dilihat adanya indikator angka kematian bayi. Angka ini tidak hanya menggambarkan tingkat kematian bayi tetapi tingkat kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia termasuk keadaan sosial ekonomi bangsa. Dalam menurunkan angka kematian bayi pemerintah telah berusaha melatih dukun bayi
dan memberikan seperangkat
peralatan medis yang digunakan untuk menolong persalinan (Azwar, 2002). Dorongan dan dukungan keluarga terhadap anak-anak untuk diimunisasi di puskesmas atau pos-pos kesehatan lainnya terdekat sangat diperlukan, disamping peranan keluarga dalam mengarahkan ibu untuk membawa anak-anaknya. Dukungan keluarga termasuk suami dapat diukur dengan mellihat mendukung atau tidak mendukung terhadap kunjungan yang ibu lakukan (Roestam, 1992). Orang tua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anak-anaknya. Sebaliknya kesehatan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
49
orang tua khususnya kesehatan ibu yang rendah akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi anaknya. Rendahnya kesehatan orang tua bukan hanya karena sosial ekonomi rendah, tetapi sering juga disebabkan karena orang tua tidak mengetahui bagaimana cara pemeliharaan kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Segala masalah yang terjadi pada kehidupan rumah tangga keluarga adalah menjadi tanggungjawab semua anggota keluarga diperlukan dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Supaya program imunisas berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah dukungan keluarga terutama suami sebagai kepala rumah tangga yang mengambil keputusan, sangat diperlukan dukungannya kepada ibu, agar membawa balitanya untuk imunisasi secara lengkap dan teratur, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan secara berkesinambungan (Lukman, 2001).
2.4. Landasan Teoritis Penelitian Virus ditularkan infeksi droplet dari mulut dan tenggorokan (oral-faring) atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui tinja ke mulut (fekal-oral) atau yang agak jarang melalui mulut ke mulut (oral-oral). Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
50
mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun. Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan. Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia (Depkes RI, 2005). Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Departemen Kesehatan (2005) mengeluarkan rekomendasi pemberian imunisasi polio termasuk imunisasi yang diwajibkan atau masuk program Pengembangan Program Imunisasi (PPI). imunisasi polio yang harus diberikan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu, kemudian diulang usia 1,5 tahun, 5 tahun dan usia 15 tahun atau sebelum meninggalkan sekolah. Dalam keadaan adanya Kejadian Luar Biasa Polio, maka dilakukan imunisasi massal didaerah ditemukan polio terhadap anak umur dibawah 5 tahun tanpa memperhatikan status imunisasi (Mopping Up), artinya, strategi untuk memberikan ulangan polio pada semua anak di bawah usia 5 tahun di daerah tersebut meskipun imunisasi sebelumnya telah lengkap. Vaksin polio terdiri dari 2 jenis, yaitu Vaksin Polio Oral (Oral Polio Vaccine) dan Vaksin Polio Inactivated (Inactived Poliomielitis Vaccine) (Widodo Judarwanto, 2005).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
51
Berdasarkan bukti empirik dan keyakinan teoretik bahwa pada umumnya penyakit memiliki lebih dari sebuah penyebab. Dalam segitiga distribusi epidemiologi atau tiga faktor yang dapat dipakai untuk menerangkan distribusi epidemiologi adalah person, tempat dan waktu. Person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi keterpaparan yang mereka dapatkan dan daya tahan terhadap penyakit. Person yang karakteristiknya mudah terpapar dan peka terhadap suatu penyakit akan mudah jatuh sakit. Karakteristik dari person ini bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan dan status sosial ekononi. Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis dalam perbedaan distribusi penyakit menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit yang dapat menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum diketahui, sedangkan faktor waktu adalah waktu kejadian penyakit dan informasi waktu ini bisa menjadi pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat (Bustan, 2006 ). Kar Snehandu B.Kar, dalam teorinya mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik-tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari : a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behaviour intention) b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (sosial suport) c. Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessebility of information)
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
52
d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy) e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation). Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidak adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi yang memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak. Seorang ibu yang tidak mau ikut kegiatan imunisasi, mungkin karena tidak ada minat dan niat terhadap kegiatan imunisasi (behaviour intention), atau juga karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitarnya (sosial suport), mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang kuat tentang imunisasi (accessebility of information), atau mungkin tidak mempuyai kebebasan untuk menentukan, misalnya harus tunduk kepada suami, mertuanya atau orang lain yang ia segani (personal autonomy) serta faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak ikut imunisasi adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan keamanan (action situation) (Notoatmodjo,2007). Peran Departemen Kesehatan dalam Rencana Strategi Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009 dalam pembangunan kesehatan adalah sebagai pembinaan pembangunan kesehatan dengan melakukan berbagai upaya yang
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
53
berkaitan
dengan
penetapan
kebijakan
pembangunan
kesehatan
dan
pengembangan sumber daya manusia, serta perannya sebagai pengembangan pembangunan kesehatan dalam melakukan penyusunan berbagai pedoman, standar penelitian dan pengembangan kesehatan, pengembangan sistem informasi kesehatan, memfasilitasi daerah dalam memenuhi komitmen nasional dan global, serta mendorong peran aktif masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat (Depkes, 2005). Kegiatan pelaksanaan imunisasi di Indonesia yang dilakukan secara serentak disetiap pos pelayanan kesehatan yang telah ditujukan sebelumnya dengan melibatkan petugas kesehatan, seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan, baik dalam sosialisasi, pelatihan penggerakan massal serta kegiatan-kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (Depkes RI, 2004).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
54
2.5. Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independen
Kecamatan Kasus
Kecamatan Kontrol
-
Karakteristi Ibu Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Sikap
Variebel Dependen
Imunisasi Polio
Strategi Pelaksanaan Imunisasi - Sosialisasi Imunisasi - Petugas Kesehatan - Peran Serta Masyarakat Gambar. 1. Kerangka Konsep Penelitian
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
55
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan studi analitik obsevasional dengan desain kasus kontrol (case control study) atau restropective study merupakan penelitian epidemiologi analitik observasional yang menelaah hubungan antara efek (penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor risiko tertentu (Sastroasmoro dan Ismael, 2002).
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Juli yang didapatkan penyakit polio sebagai kasus, Kecamatan Kota Juang dan Kecamatan Jeumpa sebagai kontrol. 3.2.2. Waktu penelitian Penelitian ini dimulai dengan penelusuran pustaka, mempersiapkan proposal penelitian, penelitian lapangan untuk pengumpulan, pengolahan dan analisa data, serta penyusunan laporan penelitian yang dilaksanakan selama 7 (tujuh) bulan dimulai dari bulan Juni sampai dengan Desember 2007.
40 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
56
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi a. Kasus adalah ibu yang memiliki bayi berusia antara 0 – 24 bulan di Kec. Juli yang merupakan kecamatan dengan kasus penyakit polio sebanyak 588 ibu. b. Kontrol adalah ibu yang memiliki bayi berusia antara 0 – 24 bulan di kecamatan yang berdekatan dengan kecamatan ditemukan kasus penyakit polio yaitu Kecamatan Kota Juang sebanyak 653 ibu dan Kecamatan Jeumpa sebanyak 625 ibu. 3.3.2. Sampel Besarnya sampel dihitung berdasarkan rumus Lemeshow (1997) dalam buku terjemahan Pramono, 2000).
⎡ ⎢ Zα n=⎢ ⎢ ⎢ ⎣
⎤ / 2 + Z β PQ ⎥ ⎥ 1⎞ ⎛ ⎥ ⎜P − ⎟ ⎥ 2⎠ ⎝ ⎦
2
⎡ 1,96 / 2 + 1, 28 0 , 66 x 0 ,34 ⎤ n=⎢ ⎥ (0 , 66 − 0 ,5 ) ⎣ ⎦
P =
R (1 + R )
2
n = 97 , 7 → 98 Keterangan : R
= Perkiraan odds rasio = 2 (hasil penelitian terdahulu)
α
= Tingkat kemaknaan (0,05)
β
= Besar perkiraan yang diperlukan (0,10)
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
57
Z α = Deviat baku normal untuk α (1,96) Z β = Deviat baku normal untuk β (1,28) Q
= Proporsi (1 – P) 0,34
P
= Dugaan insiden dalam populasi (0,66) Setelah digunakan rumus di atas, untuk penentuan besar sampel, maka
sampel yang akan diambil akan dibagi kedalam sampel kasus dan sampel kontrol. a. Sampel kasus Kasus adalah ibu-ibu yang memiliki anak yang berusia antara 0 – 24 bulan dengan cara systematic sampling pada setiap desa di Kecamatan Juli, pengambilan sampel sebanyak 98 ibu. b. Sampel kontrol Kontrol adalah ibu-ibu yang memiliki anak yang berusia antara 0 – 24 bulan pada setiap desa di Kecamatan Kota Juang diambil 98 ibu dan Kecamatan Jeumpa diambil 98 ibu sesuai dengan jumlah kasus yaitu 98 ibu dengan perbandingan 1 kasus 2 kontrol dan dilakukan metching umur, jenis kelamin balita, pengambilan sampel dilakukan secara systematic sampling.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data primer Data primer dikumpulkan dengan cara wawancara yaitu dengan menggunakan kuesioner
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
58
3.4.2. Data sekunder Data sekunder yang diperoleh di Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen dan di Puskesmas, seperti profil kesehatan Propinsi, profil kesehatan kabupaten, profil kesehatan puskesmas serta dari berbagai literatur-literatur pendukung lainnya. 3.4.3. Pengujian validitas Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan instrumen sebagai alat ukur penelitian yang dapat mengukur apa yang ingin diukur dan sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data, koofisien korelasi dikatakan valid jika nilai r hasil hitung > dari r tabel, dan berdasarkan tabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan responden 30 orang nilai r tabel adalah 0,351 (df = n - 2). Berdasarkan hasil hitung dapat disimpulkan semua pertanyaan dalam intrumen penelitian ini valid karena semua hasil dari nilai r hitung > 0,351. Nilai r dapat dilihat pada lampiran colom corrected item-total correlation. 3.4.4. Pengujian reliabilitas Pengujian reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan instrumen penelitian yang tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama, koofisien korelasi dikatakan valid dan reliabel jika nilai r hasil hitung > dari r tabel, dan berdasarkan tabel pada taraf kepercayaan 95% dengan responden 30 orang nilai r tabel adalah 0,351 (df = n - 2). dapat disimpulkan semua pertanyaan dalam intrumen penelitian
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
59
ini reliabel karena nilai r hitung > 0,351. Nilai r dapat dilihat pada lampiran colom cronbach’s alpha.
3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel penelitian Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen terdiri dari karakteristik (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap) dan startegi pelaksanaan (sosialisasi imunisasi, petugas kesehatan dan peran serta masyarakat), sedangkan variabel dependen adalah imunisasi polio. 3.5.2. Definisi operasional 1. Imunisasi polio adalah imunisasi yang didapatkan oleh seorang anak yang baru dilahirkan sampai dengan umur dua tahun. 2. Pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang ditempuh ibu dengan mendapatkan sertifikat kelulusan/ ijazah. 3. Pekerjaan adalah kegiatan rutin ibu lakukan selain dari ibu rumah tangga. 4. Pengetahuan adalah pemahaman ibu tentang program pelaksanaan imunisasi untuk mencegah timbulnya penyakit polio. 5. Sikap adalah respon melibatkan fakor pendapat dan emosi ibu terhadap imunisasi polio yang bersifat positif maupun negatif.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
60
6. Sosialisasi adalah sampainya informasi tentang kegiatan imunisasi ke masyarakat sehingga masyarakat tahu dan mau ikut membawa balita ke pos pelayanan imunisasi. 7. Petugas kesehatan adalah peran petugas dalam melaksanakan program imunisasi di lapangan yang ditunjuk oleh Puskesmas untuk memberikan imunisasi kepada balita. 8. Peran serta masyarakat adalah partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program imunisasi sehingga semua balita dapat diimunisasi.
3.6. Metode Pengukuran Metode pengukuran dilakukan secara langsung pada responden. Sebagai alat untuk pengumpulan data (instrumen penelitian), peneliti menggunakan daftar kuesioner yaitu : 3.6.1. Pendidikan, dikategori : 1. Tinggi
: Apabila responden telah menamatkan pendidikan, SLTA/sederajat, Akademi, Sarjana, Pasca Sarjana dan Doktor
2. Rendah
: Apabila responden telah menamatkan pendidikan SD dan SLTP/ sederjat
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
61
3.6.2. Pekerjaan, dikategori : 1. Bekerja
: Apabila responden memiliki pekejaan tetap selain ibu rumah tangga
2. Tidak Bekerja
: Apabila responden hanya sebagai ibu rumah tangga
3.6.3. Pengetahuan, dikategori : 1. Baik
: Responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan imunisasi polio, dengan nilai bobot diatas rata-rata ≥ 50%.
2. Kurang
: Responden menjawab seluruh pertanyaan yang berkaitan dengan imunisasi polio dengan nilai bobot dibawah nilai rata-rata < 50%.
3.6.4 Sikap, dikategori : 1. Positif
: Responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap respon terhadap hal-hal yang berkaitan dengan program imunisasi polio, dengan nilai bobot di atas rata-rata ≥ 50%
2. Negatif
: Responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap respon terhadap hal-hal yang berkaitan dengan program imunisasi polio, dengan nilai bobot dibawah rata-rata < 50%.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
62
3.6.5. Sosialisasi imunisasi, dikategori : 1. Mendukung
: Responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan sosialisasi program imunisasi polio dengan nilai bobot diatas nilai ratarata
≥ 50%
2. Kurang mendukung :Responden hanya mampu menjawab sebahagian pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
sosialisasi
program imunisasi polio dengan nilai bobot dibawah nilai rata-rata < 50%. 3.6.6. Petugas Kesehatan, dikategori : 1. Baik
: Responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan program imunisasi dengan nilai bobot diatas nilai rata-rata ≥ 50%
2. Kurang
: Responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan program imunisasi dengan nilai bobot dibawah nilai rata-rata < 50%.
3.6.7. Peran Serta masyarakat, dikategori : 1. Mendukung
: Responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-hal
yang
berkaitan
dengan
peran
serta
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
63
masyarakat dengan nilai bobot diatas nilai rata-rata ≥ 50% 2. Kurang mendukung: Responden menjawab seluruh pertanyaan terhadap hal-hal
yang
berkaitan
dengan
peran
serta
masyarakat dengan nilai bobot dibawah nilai ratarata < 50%.
3.7. Metode Analisis Data Keseluruhan variabel dibuat standarisasi dengan pemberian kode disetiap item pertanyaan, data diolah dan dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik ganda (multiple logistic regression). Jelasnya adalah sebagai berikut : 3.7.1. Analisi univariat a. Untuk menjelaskan variabel independen yaitu menilai karakteristik ibu (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap) dan strategi pelaksanaan imunisasi polio (sosialisasi imunisasi, petugas kesehatan, peran serta masyarakat) yang dibuat dalam bentuk tabel dan dideskripsikan. b. Untuk menjelaskan variabel dependen yaitu imunisasi polio yang
dibuat
dalam bentuk tabel dan dideskripsikan. 3.7.2. Analisa bivariat Penelitian ini ingin mengetahui adalah hubungan variabel independen dengan variabel dependen serta menguji perbedaan proporsi/persentase antara
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
64
kelompok data dan kedua variabel tersebut dalam bentuk kategorik maka uji statistik yang digunakan adalah uji Chi square dengan menggunakan program komputer (software), dimana taraf signifikan sebesar 0,05 (α) atau confidence level (CI) 95% dan tabel yang digunakan adalah kontigensi 2 x 2, sehingga diperoleh df = 1 (k-1 x b-1), maka nilai X2 tabel adalah 3,84. 3.7.3. Analisis multivariat Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan imunisasi polio dan melakukan pengujian sekaligus variabel yang mempunyai kemaknaan statistik pada analisis bivariat, melalui analisis regresi logistik ganda dengan menggunakan program komputer (software) dengan α = 0,05 untuk mendapatkan model prediktif analisis regresi logistik ganda sebagai berikut :
P =
1 1+ e
− ( − a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 ..........
.. biXi )
P = Peluang terjadinya efek a = Konstanta x = Variabel bebas e = Bilangan natural (2,718) b = Keofisien regresi
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
65
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Geografis dan penduduk Kabupaten Bireuen Kabupaten Bireuen terletak pada 40 - 540, 180 Lintang Utara dan 960. 200 970–210 Bujur Timur. Kabupaten yang memiliki 17 Kecamatan ini berbatasan sebelah utara dengan Selat Malaka, sebelah barat Kabupaten Pidie Jaya, sebelah selatan Kabupaten Bener Meriah dan sebelah timur Kabupaten Aceh Utara, jumlah penduduk 377.715 jiwa, dengan rincian pada tabel berikut ini : Tabel. 1. Distribusi Penduduk, Desa, Luas Wilayah dan Keluarga Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Bireuen Tahun 2006 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Kecamatan Samalanga Simpang Mamplam Pandrah Jeunieb Peulimbang Peudada Jeumpa Kota Juang Kuala Juli T.Mane Peusangan Peusangan Selatan Peusangan S.Krueng Jangka Kuta Blang Makmur Gandapura Jumlah
Luas (km) 156.22 218.49 89.33 114.52 64.15 391.33 69.42 31.56 23.72 212.08 122.36 128.30 54.62 81.33 41.10 66.53 41.10 1.901.21
Desa 46 39 18 41 19 48 38 22 20 25 69 20 20 45 40 26 39 575
Penduduk 23.342 24.633 8.623 21.360 10.464 22.966 28.555 43.533 16.459 27.526 43.623 13.606 10.167 25.687 20.881 13.993 22.297 377.715
Keluarga 6.371 5.545 1.547 5.078 2.617 5.606 6.399 11.103 3.589 6.293 9.895 3.295 2.478 5.337 4.445 3.127 4.778 87.503
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen Tahun 2007
50 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
66
4.1.2. Persentase cakupan desa UCI berdasarkan kecamatan Tabel. 2. Persentase Cakupan Desa UCI Di Kabupaten Bireuen Tahun 2006
Berdasarkan
Kecamatan
No
Kecamatan
Jumlah Desa
Desa UCI
% Desa UCI
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Samalanga Simpang Mamplam Pandrah Jeunieb Peulimbang Peudada Jeumpa Kota Juang Kuala Juli Peusangan Peusangan Selatan Peusangan S.Krueng Jangka Kuta Blang Makmur Gandapura Jumlah
46 39 18 41 19 48 38 22 20 25 69 20 20 45 40 26 39 575
35 34 14 32 15 38 31 18 18 18 52 18 17 38 28 24 30 460
76,1 87,2 77,8 78,0 78,9 79,2 81,6 81,8 90,0 72,0 75,4 90,0 85,0 84,4 70,0 92,3 76,9 80,0
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen Tahun 2007
Persentase angka cakupan UCI di Kabupaten Bireuen terlihat bahwa masih adanya di beberapa kecamatan yang angka cakupan UCI < 80% dan ini dapat disimpulkan bahwa ada desa di kecamatan tersebut yang anak balitanya belum mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap dan salah satu kecamatannya adalah Kecamatan Juli yang merupakan kasus polio di Kabupaten Bireuen.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
67
4.1.3. Distribusi umur dan jenis kelamin anak Distribusi umur dan jenis kelamin anak di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol di Kabupaten Bireuen dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel. 3. Distribusi Umur dan Jenis Kelamin Anak Berdasarkan Kecamatan Kasus Kecamatan dan Kontrol di Kabupaten Bireuen Tahun 2007
1.
Kec. Kasus
Umur(bulan) dan Jenis Kelamin 0 - 12 13 - 24 f f Lk Pr Lk Pr 16 21 37 26 35 61
2.
Kec. Kontrol
32
42
48
63
No
Anak
Total
74 111
Jumlah 98
52
70
122
196
78
105
183
294
Distribusi umur anak pada kecamatan kasus umur 13 – 24 bulan lebih banyak dibandingkan dengan umur 0 - 12 bulan, sedangkan pada kecamatan kontrol juga dijumpai hal yang sama. Berdasarkan jenis kelamin anak pada kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol lebih banyak pada jenis kelamin perempuan.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
68
4.2. Hasil Analisis 4.2.1. Hasil analisis univariat dan bivariat Hasil analisis variabel independen dengan imunisasi polio pada kecamatan kasus dan kecamatan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel. 4. Distribusi Variabel Independen Berdasarkan Kecamatan Kasus di Kabupaten Bireuen Tahun 2007 Variabel Independen 1. Pendidikan - Rendah - Tinggi Jumlah 2. Pekerjaan - Bekerja - Tidak Bekerja Jumlah 3. Pengetahuan - Kurang - Baik Jumlah 4. Sikap - Negatif - Positif Jumlah 5. Sosialisasi - Kurang Mendukung - Mendukung Jumlah 6. Petugas Kesehatan - Kurang - Baik Jumlah 7. PSM - Kurang Mendukung - Mendukung Jumlah
Kec. Kasus f %
Kec. Kontrol f %
dengan Imunisasi Polio dan Kecamatan Kontrol
Total
X2/ (p value) 2,387 (0.122)
48 50
49,0 51,0
76 120
38,8 61,2
124 172
98
100,0
196
100,0
294
51 47
52,0 48,0
92 104
46.9 53.1
143 151
98
100,0
196
100,0
294
62 36 98
63,3 36,7 100,0
43 153 196
21,9 78,1 100,0
56 42 98
57,1 42,9 100,0
95 101 196
59 39 98
60.2 39.8 100,0
70 28 98 52 46 98
OR/ (CI 95%) 1,516 (0.929 - 2.474)
0,492 ( 0.483 )
1,227 (0,755 - 1,993)
105 189 294
48,817 ( 0.000 ) *
6.128 (3,599-10.433)
48,5 51,5 100,0
151 143 294
1.636 ( 0.201 )
75 121 196
38,3 61,7 100,0
134 160 294
11,808 ( 0.001 ) *
71.4 28.6 100,0
43 153 196
21.9 78.1 100,0
113 181 294
67,624 ( 0.000 ) *
53.1 46.9 100,0
96 100 196
49.0 51.0 100,0
148 146 294
0.287 ( 0.592 )
1.418 (0.870 - 2.310) 2,441 (1,485 - 4,010)
8.895 (5.114-15.474) 1.178 (0.725 - 1.914)
Ket * = Signifikan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
69
a. Distribusi dan hubungan pendidikan dengan imunisasi polio Distribusi berdasarkan pendidikan menunjukan bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah pada kecamatan kasus lebih tinggi yaitu sebesar 49.0% dibandingkan dengan kecamatan kontrol sebesar 38,8%, sedangkan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi lebih banyak pada kecamatan kontrol yaitu sebesar 61,2% dibandingkan dengan kecamatan kasus sebesar 51,0%. Hasil uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. Nilai OR 1,516 (CI:0.768-2.881) artinya tingkat pendidikan bukan merupakan faktor risiko dalam hubungannya dengan imunisasi polio. b. Distribusi dan hubungan pekerjaan dengan imunisasi polio Distribusi berdasarkan pekerjaan terlihat bahwa ibu yang bekerja lebih banyak pada kecamatan kasus yaitu sebesar 52,0% dibandingkan dengan kecamatan kontrol yaitu sebesar 46,9%, sedangkan yang tidak bekerja pada kecamatan kontrol lebih tinggi yaitu sebesar 53,1% dibandingkan dengan kecamatan kasus yaitu sebesar 48,0%. Hasil uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. Nilai OR 1,227 (CI:0.755-1,993) artinya pekerjaan ibu bukan merupakan faktor risiko dalam hubungannya dengan imunisasi polio.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
70
c. Distribusi dan hubungan pengetahuan dengan imunisasi polio Distribusi
berdasarkan
pengetahuan
terlihat
bahwa
ibu
yang
pengetahuannya baik pada kecamatan kontrol lebih tinggi yaitu sebesar 78,1% dibandingkan dengan kecamatan kasus sebesar 36,7%, sedangkan pengetahuan ibu yang kurang pada kecamatan kasus lebih tinggi yaitu 63,3% dibandingkan dengan kecamatan kontrol yaitu sebesar 21,9%. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh p < 0,05 berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. Nilai OR 6,128 (CI:3,599-10,433) artinya ibu dengan tingkat pengetahuan kurang mempuyai risiko terhadap imunisasi polio 6,1 kali dibandingkan ibu dengan tingkat pengetahuan baik. d. Distribusi dan hubungan sikap dengan imunisasi polio Distribusi sikap ibu dengan imunisasi polio menunjukan bahwa sikap ibu yang negatif pada kecamatan kasus lebih tinggi yaitu sebesar 57,1% dibandingkan dengan kecamatan kontrol yaitu sebesar 48,5%, sedangkan ibu dengan sikap positif pada kecamatan kontrol lebih tinggi yaitu sebesar 51,5% dibandingkan dengan kecamatan kasus yaitu sebesar 42,9%. Hasil uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. Nilai OR 1,418 (CI:0,870-2.310) artinya sikap bukan merupakan faktor risiko dalam hubungannya dengan imunisasi polio.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
71
e. Distribusi dan hubungan sosialisasi imunisasi dengan imunisasi polio Distribusi sosialisasi imunisasi pada kecamatan kasus didapatkan bahwa sosialisasi imunisasi yang kurang mendukung lebih tinggi yaitu sebesar 60,2% dibandingkan dengan kecamatan kontrol yaitu sebesar 38,3%, sedangkan sosialisasi imunisasi yang mendukung pada kecamatan kontrol lebih tinggi yaitu sebesar 61,7% dibandingkan dengan kecamatan kasus yaitu sebesar 39,8%. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh p < 0,05 berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara sosialisasi imunisasi di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. Nilai OR 2,441 (CI:1,4854,010) artinya sosialisasi imunisasi yang tidak mendapatkan dukungan mempuyai risiko terhadap imunisasi polio 2,4 kali dibandingkan sosialisasi imunisasi yang mendapatkan dukungan. f. Distribusi dan hubungan petugas kesehatan dengan imunisasi polio Distribusi petugas kesehatan dengan imunisasi polio pada kecamatan kasus yang petugas kesehatannya kurang lebih tinggi yaitu sebesar 71,4% dibandingkan dengan kecamatan kontrol yaitu sebesar 21,9%, sedangkan petugas kesehatannya yang baik pada kecamatan kontrol lebih tinggi yaitu sebesar 78,1% dibandingkan dengan kecamatan kasus yaitu sebesar 28,6%. Hasil uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh p < 0,05 berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara petugas kesehatan di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. Nilai OR 8,895 (CI:5,114-15,474) artinya petugas
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
72
kesehatan yang kurang baik akan mempuyai resiko terhadap imunisasi polio 8,9 kali dibandingkan petugas kesehatan yang baik. g. Distribusi dan hubungan PSM dengan imunisasi polio Berdasarkan distribusi PSM dengan imunisasi polio terlihat pada bahwa PSM yang kurang mendukung lebih tinggi pada kecamatan kasus yaitu sebesar 53,1 % dibandingkan dengan kecamatan kontrol yaitu sebesar 49,0%, sedangkan PSM yang mendukung pada kecamatan kontrol lebih tinggi yaitu sebesar 51,0% dibandingkan dengan kecamatan kasus yaitu sebesar 46,9%. Hasil uji chi-square pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang siginfikan antara PSM
di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol
dengan imunisasi polio. Nilai OR 1,178 (CI:0,725-1,914) artinya PSM bukan merupakan faktor risiko dalam hubungannya dengan imunisasi polio. 4.2.2. Analisa multivariat Analisa multivariat dilakukan untuk melihat beberapa variabel yang secara bersama-sama berhubungan dengan imunisasi polio. Penelitian ini menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression) untuk mencari faktor risiko yang paling dominan terhadap imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Adapun tahapan dalam analisis multivariat adalah sebagai berikut : a. Melakukan analisis univariat untuk menyaring variabel-variabel yang penting
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
73
b. Melakukan pemilihan variabel yang potensial untuk dimasukan dalam model. Variabel yang dipilih adala variabel yang dianggap signifikan yaitu yang mempuyai nilai p < 0,25 c. Memasukan variabel dalam model faktor resiko dengan p < 0,05 serta memeriksa kemungkinan ada interaksi variabel dalam model. Penelitian ini terdapat 7 (tujuh) variabel yang diduga berhubungan dengan imunisasi polio yaitu pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, sosialisasi imunisasi, petugas kesehatan dan peran serta masyarakat. Untuk membuat model multivariat, variabel tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat variabel independen dengan variabel dependen, Hasil analisis bivariat antara variabel independen dengan imunisasi polio didapatkan 5 (lima) variabel independen yang memiliki nilai p < 0,25 yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, sosialisasi imunisasi, petugas kesehatan, sedangkan dua variabel yang lain yaitu pekerjaan dan sikap p > 0,25. Tahap selanjutnya adalah memasukan variabel yang p < 0,25 sebagai kandidat untuk dilakukan analisis multivariat. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel yang dominan dalam hubungannya dengan imunisasi polio, dalam permodelan ini semua variabel kandidat dicobakan secara bersama-sama, kemudian variabel yang memiliki nilai p > 0,05 akan dikeluarkan secara berurutan dimulai dari p-value terbesar, seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
74
Tabel. 5. Hasil Analisis Multivariat Untuk Identifikasi Variabel Independen Yang Akan Masuk Dalam Model No
Variabel
B
P- Value
OR
95% CI
1.
Pendidikan
0,560
0,097 *
1,750
0,904 - 3,339
2.
Pengetahuan
1,838
0,000
6,282
3,364 - 11,748
3.
Sikap
0,119
0,708 *
1,126
0,605 - 2,097
4.
Sosialisasi Imunisasi
0,988
0.002
2,687
1,452 - 4,970
5.
Petugas Kesehatan
2,192
0,000
8,956
4,807 – 16,686
Ket * = dikeluarkan secara bertahap Setelah dikeluarkan variabel dengan nilai p > 0,05, maka didapatkan 3 (tiga) variabel yang akan masuk sebagai kandidat model yaitu pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan dan hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 6. Hasil Analisis Multivariat Model Faktor Risiko Imunisasi Polio Di Kabupaten Bireuen Tahun 2007 No
Variabel
B
P
OR
95% CI
1.
Pengetahuan
1,838
0,000
6,282
3,364 - 11,748
2.
Sosialisasi Imunisasi
0,988
0.002
2,687
1,452 - 4,970
3.
Petugas Kesehatan
2,192
0,000
8,956
4,807 – 16,686
Constant
-2,057
Overall percentage 78,9 % Berdasarkan hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda, maka variabel yang memiliki nilai p < 0,05 akan masuk kedalam model sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut :
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
75
Y= -2,057 + 1,838 pengetahuan + 0,988 sosialisasi + 2,192 petugas kesehatan Hasil persamaan diatas didapatkan suatu model turunan perhitungan matematika tentang probabilitas anak untuk mendapatkan imunisasi polio yaitu
P=
1 1 + e −( −2,057+1,838 pengetahuan + 0,988sosialisasi + 2,192 petugaskes) Secara keseluruhan model ini dengan 3 (tiga) buah variabel yang terdiri
dari
pengetahuan,
sosialisasi
imunisasi
dan
petugas
kesehatan
dapat
menprediksikan tinggi atau rendah pengaruh faktor risiko dengan imunisasi polio. Pengetahuan OR 6,287, sosialisasi imunisasi OR 2,687 dan petugas kesehatan OR 8,895. Berdasarkan model matematika tentang probabilitas terhadap imunisasi polio dapat diprediksikan tinggi atau rendahnya persentase peluang anak dalam memperoleh imunisasi polio di Kabupaten Bireuen dengan Overall percentage 78,9%, jika nilai baik/mendukung adalah = 1 dan nilai kurang/tidak mendukung = 0, maka didapatkan hasil perhitungan probabilitas anak yang tidak mendapatkan imunisasi polio, bila tingkat pengetahuan ibunya baik, sosialisasi imunisasi yang mendukung dan petugas kesehatannya baik, maka nilai probabilitasnya adalah 5% artinya peluang anak untuk tidak mendapatkan imunisasi polio dengan tingkat pengetahuan ibunya baik, sosialisasi imunisasi yang mendukung dan petugas kesehatannya baik adalah sebesar 5% dan persentase probabilitas anak yang tidak mendapatkan imunisasi polio bila tingkat pengetahuan ibunya kurang, sosialisasi imunisasi yang tidak mendukung dan petugas kesehatannya kurang adalah 11,4%.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
76
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Karakterisrik Ibu Dengan Imunisasi Polio 5.1.1. Hubungan pendidikan ibu dengan imunisasi polio Pendidikan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol relatif hampir sama dan tidak ada hubungan yang sigifikan antara tingkat pendidikan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio (p > 0,05). Nilai OR 1,516 (CI:0.768-2.881) artinya tingkat pendidikan ibu bukan merupakan faktor risiko dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Pendidikan ibu yang berkaitan dengan imunisasi polio bukan merupakan suatu masalah yang menjadi perhatian khusus dan tidak merupakan faktor risiko dalam pelaksanaan imunisasi polio terhadap anak balita baik di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol. Hal ini sejalan dengan pendapat dari UNESCO, yang dikutip oleh Lunardi, pendidikan orang dewasa apapun isinya, tingkatan atau metodenya, baik formal maupun tidak, merupakan lanjutan adalah pengganti pendidikan di sekolah ataupun universitas belum merupakan jaminan terjadi perubahan perilaku, sebab perilaku baru tersebut memerlukan dukungan dukungan tertentu, perubahan perilaku didalam proses pendidikan orang dewasa (andragogi) pada umumnya lebih sulit dari perubahan perilaku didalam pendidikan anak (pedagogi). Ihwal ini dapat dipahami karena orang dewasa sudah mempunyai
62
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
77
perilaku dan ketrampilan tertentu yang mungkin sudah mereka miliki bertahuntahun. Pendidikan akan efektif menghasilkan perubahan perilaku apabila isi dan cara atau metode belajar sesuai dengan perubahan yang dirasakan oleh subjek dan didukung
oleh
pendidikan
formal
yang
dimiliki
oleh
responden
(Notoadmodjo, 2007). Pendidikan bukanlah satu-satunya cara untuk mengubah perilaku individu/kelompok. Salah satu upaya untuk mengubah perilaku adalah dengan menggunakan kekuatan/kekuasaan. Orang pun dapat berubah perilakunya jika dipaksa, diancam dengan hukuman atau imbalan/hadiah, namun pengalaman dan studi diberbagai masyarakat menunjukan bahwa perubahan perilaku yang terjadi melalui proses paksaan terbukti tidak dapat bertahan lama. Artinya, begitu pengawasan atau paksaan itu mengendur, timbullah kecenderungan untuk kembali kepada perilaku yang lama (Sarwono, 2007). 5.1.2. Hubungan pekerjaan dengan imunisasi polio Hasil penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio (p > 0,05) dan nilai OR 1,227 (CI:0.755-1,993) artinya pekerjaan ibu bukan merupakan faktor risiko dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Jika ditinjau dari hasil penelitian terlihat bahwa pekerjaan ibu tidak merupakan faktor yang dominan dalam pelaksanaan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen, hal ini sejalan dengan pendapat Parsons, tindakan individu dan kelompok
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
78
terhadap sesuatu dipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian oleh masing-masing individu, dalam sistem sosial memiliki suatu tempat (status) tertentu dan bertindak (berperan) sesuai dengan norma atau aturan yang dibuat oleh sistem tersebut, keputusan seorang ibu membawa anaknya untuk dilakukan imunisasi tidak hanya tergantung dari kedudukannya dalam komunitas itu (bekerja dan tidak bekerja), melainkan apakah metode tersebut sesuai atau tidak dengan sistem yang dianut (Sarwono, 2007). 5.1.3. Hubungan pengetahuan dengan imunisasi polio Secara statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu di kacamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio (p < 0,05). Nilai OR 6,128 (CI:3,599-10,433) artinya ibu dengan pengetahuan kurang mempuyai risiko terhadap imunisasi polio 6,1 kali dibandingkan dengan ibu yang pengetahuan baik antara kecamatan kasus dengan kecamatan kontrol dan pengetahuan ibu merupakan faktor risiko yang dominan dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahmi (2006), membuktikan ada peningkatan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status imunisasi dari 61 responden didapatkan pemberian imunisasi lengkap 40 orang dan status iminusasi tidak lengkap 21 orang dengan nilai OR 2,0 ( Fahmi, 2006). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavoir), Pengetahuan sangat membantu
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
79
sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau mamfaatnya bagi dirinya atau keluarganya, orang akan ikut melakasanakan imunisasi apabila ia tahu tujuan dan mamfaatnya bagi kesehatan dan keluarganya, dan apa bahayanya bila tidak melakukan imunisasi polio dan pengetahuan juga diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain, seorang ibu akan mengimunisasi polio anaknya setelah melihat anak tetangganya kena polio sehingga cacat, karena anak tetangganya belum memperoleh imunisasi polio (Notoadmojo,2007). 5.1.4. Hubungan sikap dengan imunisasi polio Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu di kecamatan kasus dengan kecamatan kontrol terhadap imunisasi polio. Nilai OR 1,418 (CI:0,870-2.310) artinya sikap ibu bukan merupakan faktor risiko dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Mengetahui sikap seseorang tidaklah kita dapat memprediksi perilakunya dengan akurasinya yang tinggi. Namun demikian, sikap tetap mendasari bentukbentuk perilaku yang secara konsisten diperlihatkan seseorang terhadap objekobjek sosial dalam jangka waktu tertentu. Secord, dan Bacman, 1964 berpendapat bahwa salah satu karateristik yang selalu ada dalam pikiran manusia adalah kecenderungan untuk konsisten, apabila kita tidak menyukai sesuatu, maka kita cenderung untuk menilai jelek dan secara tidak sadar kita akan akan mengabaikan setiap gagasan yang mengarah kepada adanya segi yang baik untuk hal tersebut (Azwar, 2007).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
80
Manusia pada umumnya bersifat konsisten dan orang akan berbuat sesuatu sesuai dengan sifatnya, sedangkan berbagai tindakannya akan bersesuaian satu dengan lain. Ada kecenderungan pada manusia untuk tidak mengambil sikap-sikap yang bertentangan satu sama lain dan kecenderungan untuk menghindari tindakan yang tidak sesuai dengan sikapnya. Apabila seseorang tidak percaya bahwa imunisasi itu berguna dan akan membawa mamfaat bagi dirinya, maka ia tidak akan melaksanakan imunisasi (Azwar, 2007).
5.2.
Hubungan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi Polio
5.2.1. Hubungan sosialisasi imunisasi dengan imunisasi polio Hasil penelitian ini diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara sosialisasi imunisasi di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio (p< 0,05). Nilai OR 2,441 (CI:1,485-4,010) artinya sosialisasi imunisasi yang kurang mendukung mempuyai risiko terhadap imunisasi polio 2,4 kali dibandingkan sosialisasi imunisasi yang mendapatkan dukungan antara kecamatan kasus dengan kecamatan kontrol dan sosialisasi imunisasi merupakan faktor risiko yang dominan dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Ottawwa (1986), menyimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan
kemampuan
masyarakat
dalam
memelihara
dan
meningkatkan kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial (Sarwono, 2007).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
81
Mengingat tujuan akhir dari dari program kesehatan adalah menumbuhkan perilaku sehat didalam masyarakat, dan salah satu fungsi petugas kesehatan adalah memberikan informasi tentang kesehatan, sehingga suatu kegiatan tersebut akan efektif. Suatu kegiatan akan efektif sangat tergantung pada kualitas informasi yang digunakan
untuk
menyusun
berbagai
program
kegiatan
tersebut
(Depkes RI, 2005). Di Indonesia sendiri telah dikembangkan suatu strategi perubahan perilaku yang menggunakan metode pendidikan untuk merangsang potensi masyarakat tersebut sehingga mereka mampu manangani masalah kesehatan yang mereka hadapi, baik secara sendiri-sendiri maupun secara berkelompok (Sarwano, 2007). Promosi
kesehatan
merupakan
penunjang
bagi
program-program
kesehatan. Artinya setiap program kesehatan misalnya pemberantasan penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, pelayanan kesehatan dan sebagainya perlu ditunjang atau dibantu promosi kesehatan (di Indonesia disebut penyuluhan kesehatan). Promosi kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan adanya pesan tersebut maka diharapkan masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatanyang lebih baik, pengetahuan tersebut diharapkan dapat membawa akibat perubahan perilaku sasaran (Notoadmojo, 2007).
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
82
5.2.2. Hubungan petugas kesehatan dengan imunisasi polio Hasil penelitian ini secara statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara petugas kesehatan di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio (p < 0,05). Nilai OR 8,895 (CI:5,114-15,474) artinya petugas kesehatan yang kurang baik akan mempuyai risiko terhadap imunisasi polio 8,9 kali dibandingkan petugas kesehatan yang baik dan petugas kesehatan merupakan faktor risiko yang dominan dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Israwati (2007), membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pembinaan petugas kesehatan dalam pemantauan tumbuh kembang balita di Kabupaten Bireuen ( Israwati, 2007). Otonomi daerah yang diterapkan sejak tahun 2001 telah mengubah hampir seluruh tatanan manajemen di jajaran Departemen Kesehatan yang selama ini bersifat sentralitis, sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah sesungguhnya mendapat peluang yang lebih luas untuk mengubah sikap pasif petugas kesehatan didaerah, khususnya yang bekerja di Puskesmas. Hasil kajian manajemen beberapa Puskesmas di Bali tahun 2001-2002, diketahui bahwa mereka kurang menghayati visi dan misi baru puskesmas di era desentralisasi, baik oleh pimpinan maupun staf Puskesmas. Hal ini dapat melemahkan komitmen mereka mengembangkan fungsi puskesmas. Mereka sangat terperangkap dengan tugas-tugas rutin yang bersifat kuratif yang kebanyakan dilakukan didalam gedung
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
83
Puskesmas. Akibatnya, pelayanan yang bersifat promotif dan preventif kurang mendapat perhatian mereka apalagi kegiatan tersebut dilaksanakan diluar gedung. Untuk mengubah peran Puskesmas dari orientasi kuratif preventif,
manajemen
puskesmas
perlu
diubah
secara
ke promitif
dan
menyeluruh
dan
dikembangkan sesuai dengan kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program Puskesmas (Muninjaya, 2004).. Petugas kesehatan adalah sumber daya manusia yang utama yang dimiliki puskesmas, oleh karena itu sumber daya manusia Puskesmas perlu dibina dan dikembangkan baik motivasi, inisiatif dan keterampilannya agar mereka dapat bekerja lebih produktif. Sesuai dengan sistem manajemen modern, staf Puskesmas merupakan faktor produksi utama untuk menghasilakan pelayanan kesehatan yang bermutu (Notoadmdjo, 2007). 5.2.3. Hubungan PSM dengan imunisasi polio Secara statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara PSM di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio (p > 0,05). Nilai OR 1,178 (CI:0,725-1,914) artinya PSM bukan merupakan faktor risiko dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Apa yang dapat dilakukan oleh negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, dengan dana dan daya yang terbatas, namun dapat memecahkan masalah kesehatan yang demikian komplek, salah satu pendekatan, kalau tidak boleh dikatakan satu-satunya jalan adalah melibatkan masyarakat konsumen (community participation). Dalam hal ini promosi kesehatan sangat
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
84
memegang peranan memberikan pengertian dan kesadaran kepada masyarakat, bahwa masalah kesehatan bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan lainnya, tapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat dan semua orang (Hendarson, 1990). Koesoebjo dan Sarwono, 1992. Dari suatu studi di tiga wilayah di Indonesia ternyata bahwa strategi paksaan melalui kepemimpinan yang otoritier dan tekanan kelompok dalam meningkatkan peran seta masyarakat dalam Pembinaan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) memberikan hasil yang positif, berupa kesediaan untuk ikut serta dalam program PKMD tersebut. Hal ini ada hubungannya dengan kenyataan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya masih kurang menyadari akan perlunya melakukan upaya kesehatan dan mereka terbiasa dibimbing/diarahkan, sehingga mereka mematuhi saja apa-apa yang disarankan/diperintahkan oleh lurah, dokter atau tokoh masyarakat lainya, jika mereka diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang harus dikerjakan, mereka malah bingung dan minta petunjuk dari tokoh-tokoh yang dianggap dapat memberikan saran (Sarwono, 2007).
5.3. Faktor Risiko Yang Dominan Dengan Imunisasi Polio Hasil analisis secara multivariat diperoleh faktor-faktor risiko yang paling dominan dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen yaitu pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan dan dari nilai OR yang diperoleh dapat memperkirakan kekuatan pengaruh dari pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
85
petugas kesehatan dengan imunisasi polio, semakin besar nilai OR menyatakan semakin kuat pengaruh faktor risikonya atau yang paling dominan dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen. Pada penelitian ini petugas kesehatan nilai OR 8,956 artinya peran petugas kesehatan yang kurang baik akan mempunyai risiko terhadap anak dalam mendapatkan imunisasi polio 8,9 kali dibandingkan petugas yang baik pada kecamatan kasus maupun di kecamatan kontrol setelah pengetahuan dan sosialisasi imunisasi dikontrol. Pengetahuan nilai OR 6,282 artinya tingkat pengetahuan ibu yang kurang akan mempuyai resiko terhadap anak dalam mendapatkan imunisasi polio 6,2 kali dibandingkan dengan tingkat pengetahuan ibu yang baik pada kecamatan kasus maupun di kecamatan kontrol setelah sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan dikontrol. Sosialisasi imunisasi nilai OR 2,687 artinya sosialisasi imunisasi yang tidak mendapatkan dukungan akan mempuyai risiko terhadap anak dalam mendapatkan imunisasi polio 2,6 kali dibandingkan sosialisasi imunisasi yang mendapatkan dukungan pada kecamatan kasus maupun di kecamatan kontrol setelah pengetahuan dan petugas kesehatan dikontrol. Dari hasil analisis multivariat dengan uji interaksi regresi logistik ganda terhadap variabel pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan diperoleh nilai
p < 0,05 artinya pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas
kesehatan saling berinteraksi dalam hubungannya terhadap imunisasi polio baik pada kecamatan kasus maupun di kecamatan kontrol.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
86
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 6.1.1. Karakteristik ibu dengan imunisasi polio 1. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. 2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. 3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. 4. Tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. 6.1.2. Strategi pelaksanaan imunisasi dengan imunisasi polio 1. Ada hubungan yang signifikan antara sosialisasi imunisasi di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio). 2. Ada hubungan yang signifikan antara peran petugas kesehatan di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio. 3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara PSM di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol dengan imunisasi polio.
71
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
87
6.1.3. Faktor risiko yang dominan dengan imunisasi polio Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda terhadap variabel-variabel independen yang nilai p < 0,25 yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan didapatkan hasil bahwa pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan merupakan faktor risiko yang dominan dalam hubungannya dengan imunisasi polio di kecamatan kasus maupun kecamatan kontrol (p<0,05).
6.2. Saran 1. Pemerintah Daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten sebagai pelaksana kewenangan daerah di bidang kesehatan untuk dapat melaksanakan sosialisasi imunisasi polio dengan lebih efektif kepada masyarakat dan melakukan kerja sama lintas sektor antara petugas kesehatan dengan tokoh masyarakat serta menjadikan sarana rumah ibadah dan pengajian-pengajian sebagai sarana untuk sosioalisasi mengenai imunisasi polio dan melakukan upaya peningkatkan pengetahuan ibu dengan memberikan penyuluhan yang disesuaikan dengan latar belakang sosial budaya tentang hal-hal yang menyebabkan terjadinya penyakit polio dan cara-cara pencegahannya . 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen sebagai penanggung program imunisasi polio perlu meningkatkan kompetensi petugas kesehatan di lapangan dengan mengubah orientasi kuratif ke promotif dan preventif dengan pelaksanaan kunjungan kerja lapangan atau studi banding antar kecamatan serta membina
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
88
para kader imunisasi sebagai mitra kerja dilapangan dalam melaksanakan berbagai upaya pemberantasan penyakit polio. 3. Puskesmas diharapkan dapat mengembangkan program pokoknya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan masalah kesehatan masyarakat yang potensial berkembang di wilayah kerjanya melalui pemberdayaan masyarakat dengan mengikut sertakan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
89
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S., 2007. Sikap Manusia, Jakarta : Rineka Cipta. Azwar, A., 2002. Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Belajar. Bustam, M.N., 2006. Pengantar Epidemiologi, Jakarta : Rineka Cipta. Danin. S., 2004. Ilmu Ilmu Prilaku, , Jakarta : PT.Bumi Aksara. Depkes RI, 2007. Pedoman Surveilans Acute Paralisis, Jakarta. _______, 2005. Menkes Berharap PIN Capai Target 100%. www.depkes.go.id. _______, 2005. Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Jakarta. _______, 2005. Rencana Strategis Departemen Kesehatan 2005-2009, Jakarta. _______, 2000. Pedoman Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, Jakarta. _______, 1994. Pemberantasan Penyakit Menular, Jakarta. _______, 1999, Pelayanan Imunisasi Tingkat Nasional, Jakarta. _______, 2002, Eradikasi Polio di Indonesia, Jakarta. Dinas Kesehatan Prov. NAD, 2006. Profil Kesehatan NAD, Banda Aceh. Dinas Kesehatan Kabupaten Bireun, 2006. Profil Kesehatan Bireun. Dinas Kesehatan Kabupaten Bireun, 2006. Pelaksanaan PIN Kabupaten Bireuen, Bireun. Fahmi, 2006, Hubungan antara Karakteristik Ibu Terhadap Imunisasi, Banda Aceh Hendarson, S, 1990, Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta : Bina Rupa. Judarwanto, W., 2005. Manifestasi www.kompascybermedia.com.
Klinis
dan
Penyebaran
Polio.
Israwati, 2007, Faktor DeterminanPerilaku Kader Posyandu Dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Balita, Medan. 74 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
90
Kardjati, 2000, Pendidikan Kesehatan Keluarga, Bandung : Pustaka. Liliweri, A., 2007, Dasar Dasar Komunikasi Kesehatan, Jakarta : Pustaka Belajar. Muninjaya, A.A.G., 2004, Manajemen Kesehatan, Jakarta : EGC. Murti, B., 1997. Prinsip dan Metode Riset Epedemiologi, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Maryati, 1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan, Jakarta : Widya Medika. Notoadmodjo. S., 2005. Promosi Kesehatan dan Tiori Aplikasi, Jakarta : Rineka Cipta. _________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta : Rineka Cipta. USU, SPs., 2007, Panduan Penulisan Proposal Penelitian & Tesis, Medan. Pusat
Informasi Penyakit www.infeksi.com.
Infeksi,
2005.
Mengenal
Penyakit
Polio.
Pratomo S., 1989. Upaya Penenggulangan Kesehatan Keluarga, Jakarta. Ridwan, 2003. Skala Pengukuran Variabel Penelitian, Bandung : Albeta. Rustam. E, 1992, Sikap dan Dukungan, Jakarta : Direktorat Jendral PPM & PL. Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan, Yogyakarta : UGM Press. Soekanto, S., 2006, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafika Persada. Sastroasmoro S.; Ismael S., 2002, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta. Swara, D., 2003. Mutu dan Pelayanan, Yogyakarta : UGM Press. Unicef Indonesia, 2006. Polio: Kisah dari Jawa Barat. www.unicef.org. Unicef Indonesia, 2005. Sekilas Fakta Polio Di Indonesia. Unicef Wikipedia Indonesia. 2006. Poliomyelitis. Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. www.wikipedia.com
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
91
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN Judul Penelitian : Analisis Karakteristik Ibu dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Terhadap Imunisasi Polio Di Kabupaten Bireun Tahun 2007 Nama Peneliti
: Muhammad Yusuf
Nomor Pokok
: 047023014
Program Studi
: Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi
: Administrasi Kesehatan Komunitas/ Epidemiologi
I. DATA UMUM 1. Nomor responden
: ..........................................................................................
2. Tanggal wawancara : ............/......................../ 2007 3. Nama responden
: .........................................................................................
4. Tempat/Tgl Lahir
: ............................../...........................................................
5. Alamat lengkap
: ......................................................................................... ........................................................................................
II. DATA KHUSUS A. Pendidikan : a. Tidak Sekolah/ Tamat SD. b. SLTP. c. SLTA/ Madrasah Aliyah d. Akademi/ PT B. Pekerjaan Apakah ibu memiliki pekerjaan rutin selain ibu rumah tangga ? a. Tidak b. Ya
76 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
92
C. Pengetahuan 1. Apakah ibu pernah mendengar tentang minisasi polio dan penyakit polio? a. Pernah, tapi hanya tentang imunisasi polio b. Pernah 2. Menurut ibu, apa penyakit polio itu? a. Penyakit yang dapat menyebabkan lumpuh b. Penyakit yang dapat menyebabkan lumpuh layu c. Penyakit yang menyebabkan lumpuh layu secara mendadak bukan karena terjatuh atau terbentur benda keras. 3. Siapakah yang paling mudah diserang oleh penyakit polio? a. Remaja b. Anak usia sekolah c. Anak balita 4. Apakah penyakit polio dapat menular? a. Tidak b. Ya 5. Bila dapat menular, darimanakah sumber penularan penyakit polio? a. Manusia b. Kontak antara manusia dengan manusia c. Kontak antara manusia dengan lingkungan yang tidak bersih 6. Darimanakah virus polio dapat masuk ke manusia? a. Melalui mulut karena udara yang kotor b. Mulut melalui air minum c. Mulut ketika makan & minum yang tercemar tinja penderita penyakit polio 7. Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan? a. Menjaga kesehatan anak b. Menjaga kebersihan lingkungan dan perseorangan c. Menjaga kesehatan anak dengan meningkatan kebersihan lingkungan dan perseorangan serta membawa anak untuk diimunisasi polio. 8. Kapan anak harus di berikan imunisasi Polio? a. Pada saat anak baru dilahirkan b. Pada saat anak baru dilahirkan sampai usia 11 bulan sebanyak 4 kali dengan jarak 6 – 8 minggu c. Pada saat anak baru dilahirkan sampai usia 11 bulan sebanyak 4 kali dengan jarak 6 – 8 minggu dan diulang pada usia 1,5 tahun, 5 tahun dan usia 15 tahun.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
93
9. Dimanakah tempat ibu membawa anak untuk diimunisasi Polio? a. Pada tempat dilaksanaan imunisasi polio secara massal (Pos PIN) b. Posyandu didesa c. Pada Posyandu didesa dan pada setiap pelaksanaan imunisasi polio secara massal (Pos PIN) 10. Apakah yang terjadi bila anak tidak diberikan imunisasi Polio? a. Anak akan menderita cacat b. Anak akan mudah terserang penyakit polio c. Anak tidak kebal terhadap penyakit polio dan bila terserang penyakit polio akan cacat seumur hidup. D. Sikap No
TS 1
Pernyataan
1
Setiap balita perlu diberikan imunisasi polio
2
Penyakit polio sangat perlu diwaspadai
3
Bila ditemukan penderita polio, kesehatan harus cepat bertindak
4
Sosialisasi Imunisasi polio sangat perlu dilakukan dengan melibatkan masyarakat
5
Polio merupakan penyakit yang sangat perlu dilakukan pencegahan dengan imunisasi
6
Bila ditemukan bayi dengan tanda-tanda polio perlu diberitahukan ke petugas kesehatan
7
Perlu di didik kader desa secara khusus tentang pelaksanaan imunisasi polio
8 9
10
S 2
SS 3
petugas
Informasi tentang penyakit polio dan pencegahannya harus diberikan secara berkesinambungan Informasi juga disebarkan ditempat-tempat umum seperti meunasah, mesjid, pasar dan terminal Pada pelaksanaan imunisasi perlu diberikan buah tangan kepada ibu-ibu yang membawa anak ke Pos tempat pelaksanaan imunisasi sehingga akan diikuti oleh ibu-ibu lain
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
94
E. Sosialisasi Imunisasi 1. Apakah didesa ibu ada di sampaikan informasikan setiap pelaksanaan imunisasi polio? a. Kadang-kadang b. Ada, setiap akan dilaksanakan kegiatan imunisasi 2. Dimana ibu mendapatkan informasi tersebut? a. Pengumuman di Meunasah/ surau b. Pengumuman di Meunasah/ surau dan posyandu c. Pengumuman di Meunasah/ surau, posyandu dan puskesmas. 3. Apakah petugas imunisasi juga ikut memberikan informasi tentang pelaksanaan imunisasi polio di desa ibu ? a. Tidak b. Ya 4. Apakah informasi tentang pelaksanaan imunisasi didapatkan dari media massa seperti koran, majalah dll? a. Tidak b. Ya
polio
juga
5. Apakah media elektronik berperan dalam sosialisasi pelaksanaan imunisasi ? a. Tidak b. Ya 6. Apakah dari semua informasi yang disampaikan dapat ibu mengerti? a. Tidak mengerti b. Kurang mengerti c. Sangat mengerti 7. Apakah dengan sosialisasi yang dilakukan selama ini sudah cukup baik untuk mengajak ibu-ibu membawa anaknya ke tempat pelaksanaan imunisasi polio ? a. Tidak baik b. Kurang baik c. Baik
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
95
F. Petugas Kesehatan 1. Saat ibu membawa anak-anak ke ke tempat pelaksanaan imunisasi, apakah petugas kesehatan yang ditugaskan untuk pelaksanaan imunisasi bersikap ramah terhadap anak-anak ibu dengan baik? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya 2. Bila ibu tidak hadir ke tempat pelaksanaan imunisasi yang dilaksanakan didesa ibu, apakah petugas kesehatan melakukan kunjungan kerumah ibu? a. Tidak b. Kadang-kadang c. Ya 3. Bila ibu atau orang lain yang tidak bersedia anaknya diimunisasikan apa yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan? a. Membiarkan anak tidak diimunisasi b. Membujuk dengan menakut-nakuti c. Membujuk dengan memberikan penjelasan tentang penyakit Polio 4. Apakah ibu yakin dengan imunisasi yang diberikan oleh petugas kesehatan kepada anak-anak ibu dapat mencegah terhadap penyakit polio? a. Tidak b. Ragu-ragu c. Ya bila diberikan berkelanjutan 5. Apakah petugas kesehatan melakukan pendataan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan imunisasi dilakukan ? a. Tidak b. Ya 6. Apakah petugas kesehatan melakukan pengecekan pada kartu kontrol imunisasi atau tanda pada jari setiap anak yang oleh ibunya mengakui bahwa anaknya telah diberikan imunisasi? a. Tidak ada b. Ada 7. Apakah petugas kesehatan ada melakukan pencatatan setelah anak ibu diberikan imunisasi? a. Tidak b. Ragu-ragu c. Ya bila diberikan berkelanjutan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
96
G. Peran Serta Masyarakat (PSM) 1. Bagaimana masyarakat memberikan dukungan dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan imunisasi didesa ibu ? a. Tidak mendukung b. Mendukung c. Sangat mendukung 2. Apakah dari dalam keluarga ibu sendiri terutama suami memberi dukungan positif kepada ibu agar anak diberikan imunisasi polio? a. Tidak mendukung b. Mendukung c. Sangat mendukung 3. Apakah tokoh-tokoh masyarakat didesa ibu ikut memberikan dukungan dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan imunisasi didesa ibu? a. Tidak mendukung b. Mendukung c. Sangat mendukung 4. Bagaimana dukungan yang diberikan oleh tokoh-tokoh masyarakat dalam mensukseskan pelaksanaan kegiatan imunisasi didesa ibu? a. Melalui ceramah agama b. Melalui ceramah agama dan kelompok pengajian c. Melalui ceramah agama, kelompok pengajian, arisan dan lembaga adat desa 5. Apakah ibu dapat memahami pesan yang disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat tersebut tentang pentingnya imunisasi untuk anak-anak ibu? a. Tidak b. Kadang-kadang b. Ya
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 2 97
No
1
2
3
4
5
Variabel
Pengetahuan
Sikap
Sosialisasi Imunisasi
Petugas Kesehatan
Peran Serta Masyarakat
TABEL SKORE Bobot/ No Urut skor Pertanyaan a b c 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5
1
2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Rentang
(10 − 28) 10 + 28 = 19 2
- Baik : Jika nilai skor ≥ 19 - Kurang : Jika nilai skor < 19
(10 − 30) 10 + 30 = 20 2
- Positif : Jika nilai skor ≥ 20 - Negatif : Jika nilai skor < 20
(7 − 17 )
3
7 + 17 = 12 2 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3
- Mdk - K. Mdk
: Jika nilai skor ≥ 12 : Jika nilai skor < 12
(7 − 19) 7 + 19 = 13 2 - Baik : Jika nilai skor ≥ 13 - Kurang : Jika nilai skor < 13
(5 − 15)
5 + 15 = 10 2 - Mdk : Jika nilai skor ≥ 10 - K. Mdk : Jika nilai skor < 10
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
82
Lampiran 3 98
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Kuesioner Pengetahuan Case Processing Summary N Cases
Valid
% 100.0
30
Excluded(a) Total
0
.0
30
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.904
10
Item Statistics
tahu1
Mean .67
Std. Deviation .479
N
tahu2
2.00
.830
30
tahu3
1.97
.615
30
tahu4
.67
.479
30
tahu5
2.03
.615
30
tahu6
2.10
.548
30
tahu7
2.63
.615
30
tahu8
2.20
.664
30
tahu9
2.10
.662
30
tahu10
1.97
.615
30
30
83 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
99
Item-Total Statistics
tahu1
Scale Mean if Item Deleted 17.67
Scale Variance if Item Deleted 17.402
Corrected ItemTotal Correlation .736
Cronbach's Alpha if Item Deleted .892
tahu2
16.33
14.368
.876
.878
tahu3
16.37
16.792
.676
.893
tahu4
17.67
16.782
.907
.883
tahu5
16.30
17.045
.621
.896
tahu6
16.23
17.633
.574
.899
tahu7
15.70
18.010
.419
.909
tahu8
16.13
16.878
.596
.898
tahu9
16.23
16.875
.600
.898
tahu10
16.37
16.654
.706
.891
Scale Statistics Mean
Variance
18.33
Std. Deviation
N of Items
4.536
10
20.575
2. Kuesioner Sikap Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded(a)
% 30
100.0
0
.0
Total
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.895
10
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
100
Item Statistics
sikap1
Mean 2.13
Std. Deviation .629
N
sikap2
2.07
.691
30
sikap3
2.10
.662
30
sikap4
1.93
.691
30
sikap5
2.07
.691
30
sikap6
2.00
.643
30
sikap7
2.10
.712
30
sikap8
2.10
.712
30
sikap9
2.10
.607
30
sikap10
2.03
.556
30
30
Item-Total Statistics
sikap1
Scale Mean if Item Deleted 18.50
Scale Variance if Item Deleted 18.879
Corrected ItemTotal Correlation .581
Cronbach's Alpha if Item Deleted .888
sikap2
18.57
18.116
.655
.883
sikap3
18.53
18.395
.637
.884
sikap4
18.70
18.217
.636
.884
sikap5
18.57
17.702
.733
.877
sikap6
18.63
18.240
.690
.881
sikap7
18.53
17.982
.656
.883
sikap8
18.53
18.120
.630
.885
sikap9
18.53
18.947
.592
.887
sikap10
18.60
19.352
.570
.889
Scale Statistics Mean
Variance
20.63
Std. Deviation
N of Items
4.738
10
22.447
3. Kuesioner Sosialisasi Imunisasi Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded(a) Total
30
% 100.0
0
.0
30
100.0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
101
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.780
7
Item Statistics
pin1
Mean .67
Std. Deviation .479
N
pin2
2.07
.640
30
pin3
.63
.490
30
pin4
.67
.479
30
pin5
.33
.479
30
pin6
2.00
.743
30
pin7
2.07
.740
30
30
Item-Total Statistics
pin1
Scale Mean if Item Deleted 7.77
Scale Variance if Item Deleted 5.978
Corrected ItemTotal Correlation .490
Cronbach's Alpha if Item Deleted .757
pin2
6.37
5.413
.516
.750
pin3
7.80
5.959
.484
.757
pin4
7.77
6.254
.364
.776
pin5
8.10
6.093
.437
.765
pin6
6.43
4.737
.640
.722
pin7
6.37
4.792
.623
.727
Scale Statistics Mean
Variance
8.43
Std. Deviation
N of Items
2.712
7
7.357
4. Kuesioner Petugas Kesehatan Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded(a)
30
% 100.0
0
.0
Total
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
102
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.780
7
Item Statistics
petugas1
Mean 1.90
Std. Deviation .403
N
petugas2
2.13
.819
30
petugas3
2.83
.461
30
petugas4
2.80
.551
30
petugas5
.90
.305
30
petugas6
.87
.346
30
petugas7
2.30
.952
30
30
Item-Total Statistics
petugas1
Scale Mean if Item Deleted 11.83
Scale Variance if Item Deleted 6.075
Corrected ItemTotal Correlation .608
Cronbach's Alpha if Item Deleted .744
petugas2
11.60
5.007
.482
.769
petugas3
10.90
5.748
.671
.729
petugas4
10.93
5.375
.691
.717
petugas5
12.83
6.420
.602
.756
petugas6
12.87
6.051
.749
.734
petugas7
11.43
5.013
.357
.826
Scale Statistics Mean 13.73
Variance 7.444
Std. Deviation
N of Items
2.728
7
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
103
5. Kuesioner Peran Serta Masyarakat Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded(a)
30
% 100.0
0
.0
Total
30 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
0.872
5 Item Statistics
peran1
Mean 1.77
Std. Deviation .568
N
peran2
1.90
.845
30
peran3
1.90
.803
30
peran4
1.90
.845
30
peran5
2.17
peran1
Scale Mean if Item Deleted 7.87
Scale Variance if Item Deleted 7.913
Corrected Item-Total Correlation .476
Cronbach's Alpha if Item Deleted .890
peran2
7.73
5.857
.779
.824
peran3
7.73
6.340
.686
.848
peran4
7.73
5.926
.758
.830
peran5
7.47
6.189
.811
.817
30
.747 30 Item-Total Statistics
Scale Statistics Mean 9.63
Variance 9.757
Std. Deviation 3.124
N of Items 5
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 4 104
HASIL CROSSTABEL Case Processing Summary Cases Valid N
Missing Percent
Total
N
Percent
N
Percent
PENDIDIKAN * POLIO
294
100.0%
0
.0%
294
100.0%
KERJA * POLIO
294
100.0%
0
.0%
294
100.0%
PENGETAHUAN * POLIO
294
100.0%
0
.0%
294
100.0%
SIKAP * POLIO
294
100.0%
0
.0%
294
100.0%
SOSPIN * POLIO
294
100.0%
0
.0%
294
100.0%
PETUGAS * POLIO
294
100.0%
0
.0%
294
100.0%
PSM * POLIO
294
100.0%
0
.0%
294
100.0%
PENDIDIKAN * IMUNISASI POLIO Crosstab
PENDIDIKAN
Rendah
POLIO Kasus Kontrol 48 76
Count % within POLIO
Tinggi
49.0%
38.8%
42.2%
50
120
170
51.0%
61.2%
57.8%
98
196
294
100.0%
100.0%
100.0%
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Count % within POLIO
Total
Count % within POLIO
Total Kasus 124
Chi-Square Tests
1
Asymp. Sig. (2-sided) .095
Continuity Correction(a)
2.387
1
.122
Likelihood Ratio
2.776
1
.096
Pearson Chi-Square
Value 2.789(b)
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
.104 2.780
1
.061
.095
N of Valid Cases
294 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 41.33.
89 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
105
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Upper Lower
Odds Ratio for PENDIDIKAN (Rendah / Tinggi)
1.516
.929
2.473
For cohort POLIO = Kasus
1.316
.954
1.815
For cohort POLIO = Kontrol
.868
.732
1.029
N of Valid Cases
294
PEKERJAAN * IMUNISASI POLIO Crosstab Total
POLIO Kasus KERJA
Bekerja
Count % within POLIO
Tidak Bekerja
Count % within POLIO
Total
Count % within POLIO
Kontrol
Kasus
51
92
143
52.0%
46.9%
48.6%
47
104
151
48.0%
53.1%
51.4%
98
196
294
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
.681(b)
1
Asymp. Sig. (2-sided) .409
.492
1
.483
.681
1
.409
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.458 .678
1
.242
.410
N of Valid Cases
294 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47.67.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
106
Risk Estimate 95% Confidence Interval Upper Lower
Value Odds Ratio for KERJA (Bekerja / Tidak Bekerja)
1.227
.755
1.993
1.146
.829
1.584
For cohort POLIO = Kontrol
.934
.794
1.099
N of Valid Cases
294
For cohort POLIO = Kasus
PENGETAHUAN * IMUNISASI POLIO Crosstab Total
POLIO Kasus PENGETAHUAN
Kurang
Count % within POLIO
Baik Total
105
63.3%
21.9%
35.7%
36
153
189
36.7%
78.1%
64.3%
98
196
294
100.0%
100.0%
100.0%
Count % within POLIO
Kasus
43
Count % within POLIO
Kontrol
62
Chi-Square Tests
48.600(b)
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000
46.817
1
.000
48.114
1
.000
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
Linear-by-Linear Association
48.435
N of Valid Cases
294
1
.000
.000
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 35.00.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
107
Risk Estimate 95% Confidence Interval
Value
Upper
Lower
Odds Ratio for PENGETAHUAN (Kurang / Baik)
6.128
3.599
10.433
For cohort POLIO = Kasus
3.100
2.219
4.331
For cohort POLIO = Kontrol
.506
.398
.643
N of Valid Cases
294
SIKAP * IMUNISASI POLIO Crosstab Total
POLIO Kasus SIKAP
Negatif
Count % within POLIO
Positif Total
95
151
57.1%
48.5%
51.4%
42
101
143
42.9%
51.5%
48.6%
Count % within POLIO
Kasus
56
Count % within POLIO
Kontrol
98
196
294
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
1.967(b)
1
Asymp. Sig. (2-sided) .161
1.636
1
.201
1.973
1
.160
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.175
Linear-by-Linear Association
1.961
N of Valid Cases
294
1
.100
.161
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 47.67.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
108
Risk Estimate 95% Confidence Interval Upper Lower
Value Odds Ratio for SIKAP (Negatif / Positif)
1.418
.870
2.310
For cohort POLIO = Kasus
1.263
.909
1.753
For cohort POLIO = Kontrol
.891
.758
1.047
N of Valid Cases
294
SOSIALISASI IMUNISASI * IMUNISASI POLIO Crosstab Total
POLIO Kasus SOSPIN
Kurang Mendukung
Count % within POLIO
Mendukung
Count % within POLIO
Total
Count % within POLIO
Kontrol
Kasus
59
75
134
60.2%
38.3%
45.6%
39
121
160
39.8%
61.7%
54.4%
98
196
294
100.0%
100.0%
100.0%
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
Chi-Square Tests
12.677(b)
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000
11.808
1
.001
12.705
1
.000
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
df
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association
.000 12.634
1
.000
.000
N of Valid Cases 294 a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 44.67.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
109
Risk Estimate 95% Confidence Interval
Value
Upper
Lower
Odds Ratio for SOSPIN (Kurang Mendukung / Mendukung)
2.441
1.485
4.010
For cohort POLIO = Kasus
1.806
1.295
2.520
For cohort POLIO = Kontrol
.740
.622
.881
N of Valid Cases
294
PETUGAS KESEHATAN * IMUNISASI POLIO Crosstab Total
POLIO Kasus PETUGAS
Kurang
Count % within POLIO
Baik Total
43
113
71.4%
21.9%
38.4%
28
153
181
28.6%
78.1%
61.6%
Count % within POLIO
Kasus
70
Count % within POLIO
Kontrol
98
196
294
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
Asymp. Sig. (2-sided)
df
67.624(b)
1
.000
65.549
1
.000
68.195
1
.000
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
Linear-by-Linear Association
67.394
N of Valid Cases
294
1
.000
.000
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 37.67.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
110
Risk Estimate 95% Confidence Interval
Value
Upper Odds Ratio for PETUGAS (Kurang / Baik) For cohort POLIO = Kasus
Lower
8.895
5.114
15.474
4.004
2.766
5.797
.450
.353
.574
For cohort POLIO = Kontrol N of Valid Cases
294
PSM * IMUNISASI POLIO Crosstab Total
POLIO PSM
Kurang Mendukung
Count % within POLIO
Mendukung
Kontrol 96
Kasus 148
53.1%
49.0%
50.3%
46
100
146
46.9%
51.0%
49.7%
Count % within POLIO
Total
Kasus 52
Count % within POLIO
98
196
294
100.0%
100.0%
100.0%
Chi-Square Tests
.435(b)
1
Asymp. Sig. (2-sided) .509
.287
1
.592
.436
1
.509
Value Pearson Chi-Square Continuity Correction(a) Likelihood Ratio
df
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.538
Linear-by-Linear Association
.434
N of Valid Cases
294
1
.296
.510
a Computed only for a 2x2 table b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 48.67.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
111
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Upper Lower
Odds Ratio for PSM (Kurang Mendukung / Mendukung)
1.178
.725
1.914
For cohort POLIO = Kasus
1.115
.806
1.542
For cohort POLIO = Kontrol
.947
.806
1.113
N of Valid Cases
294
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 5 112
HASIL UJI LOGISTIC REGRESSION 1. Variabel Pendidikan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
2.776
1
.096
Block
2.776
1
.096
Model
2.776
1
.096
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 371.494(a)
Cox & Snell R Square .009
Nagelkerke R Square .013
a Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B Step 1(a)
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
PENDIDIKAN
.416
.250
2.776
1
.096
1.516
Constant
.044
.405
.012
1
.914
1.045
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper .929
2.473
a Variable(s) entered on step 1: PENDIDIKAN.
2. Variabel Pekerjaan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
.681
1
.409
Block
.681
1
.409
Model
.681
1
.409
97 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
113
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 373.590(a)
Cox & Snell R Square .002
Nagelkerke R Square .003
a Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B Step 1(a)
KERJA
S.E.
.204
Wald
.248
Constant .590 .175 a Variable(s) entered on step 1: KERJA.
df
Sig.
Exp(B)
.680
1
.410
1.227
11.420
1
.001
1.804
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper .755
1.993
3. Variabel Pengetahuan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
48.114
1
.000
Block
48.114
1
.000
Model
48.114
1
.000
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 326.157(a)
Cox & Snell R Square .151
Nagelkerke R Square .210
a Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B Step 1(a)
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
PENGETAHUAN
1.813
.271
44.593
1
.000
6.128
Constant
-.366
.198
3.400
1
.065
.694
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper 3.599
10.433
a Variable(s) entered on step 1: PENGETAHUAN.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
114
4. Variabel Sikap Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
1.973
1
.160
Block
1.973
1
.160
Model
1.973
1
.160
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 372.297(a)
Cox & Snell R Square .007
Nagelkerke R Square .009
a Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B Step 1(a)
SIKAP
.349
S.E.
Wald
.249
Constant .529 .168 a Variable(s) entered on step 1: SIKAP.
df
Sig.
Exp(B)
1.961
1
.161
1.418
9.842
1
.002
1.696
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper .870
2.310
5. Variabel Sosialisasi Imunisasi Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
12.705
1
.000
Block
12.705
1
.000
Model
12.705
1
.000
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 361.565(a)
Cox & Snell R Square .042
Nagelkerke R Square .059
a Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
115
Variables in the Equation
B Step 1(a)
SOSPIN
S.E.
.892
Wald
.253
df
Sig.
Exp(B)
12.404
1
.000
2.441
1.901
1
.168
1.271
Constant .240 .174 a Variable(s) entered on step 1: SOSPIN.
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper 1.485
4.010
6. Variabel Petugas Kesehatan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
68.195
1
.000
Block
68.195
1
.000
Model
68.195
1
.000
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 306.076(a)
Cox & Snell R Square .207
Nagelkerke R Square .288
a Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B Step 1(a)
PETUGAS Constant
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
2.186
.282
59.863
1
.000
8.895
-.487
.194
6.325
1
.012
.614
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper 15.47 5.114 4
a Variable(s) entered on step 1: PETUGAS.
7. Variabel Peran Serta Masyarakat Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
.436
1
.509
Block
.436
1
.509
Model
.436
1
.509
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
116
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 373.835(a)
Cox & Snell R Square .001
Nagelkerke R Square .002
a Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation
B Step 1(a)
PSM Constant
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
.163
.248
.435
1
.510
1.178
.613
.172
12.679
1
.000
1.846
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper .725
1.914
a Variable(s) entered on step 1: PSM.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 6 117
HASIL UJI MULTIVARIAT LOGISTIC REGRESSION 1. Variabel Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Sosialisasi Imunisasi dan Petugas Kesehatan Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square Step 1
df
Sig.
Step
117.977
5
.000
Block
117.977
5
.000
Model
117.977
5
.000
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 256.293(a)
Cox & Snell R Square .331
Nagelkerke R Square .459
a Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table(a) Observed
Predicted POLIO Kasus
Step 1
POLIO
Percentage Correct
Kontrol
Kasus
Kasus
58
40
59.2
Kontrol
26
170
86.7
Overall Percentage
77.6
a The cut value is .500 Variables in the Equation
B Step 1(a)
PENDIDIKAN(1) PENGETAHUAN
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper
-.555
.338
2.704
1
.100
.574
.296
1.112
1.853
.325
32.564
1
.000
6.381
3.376
12.060
SIKAP
.119
.317
.140
1
.708
1.126
.605
2.097
SOSPIN
.826
.330
6.257
1
.012
2.285
1.196
4.366
2.264
.325
48.470
1
.000
9.620
5.086
18.194
-1.840
.407
20.482
1
.000
.159
PETUGAS Constant
a Variable(s) entered on step 1: PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, SIKAP, SOSPIN, PETUGAS.
102 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
118
2. Variabel Pendidikan, Pengetahuan, Sosialisasi Imunisasi dan Petugas Kesehatan Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Chi-square 117.837
4
Sig. .000
Block
117.837
4
.000
Model
117.837
4
.000
Step
df
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 256.433(a)
Cox & Snell R Square .330
Nagelkerke R Square .459
a Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table(a) Observed
Predicted POLIO Kasus
Step 1
POLIO
Percentage Correct
Kontrol
Kasus
Kasus
58
40
59.2
Kontrol
26
170
86.7
Overall Percentage
77.6
a The cut value is .500
Variables in the Equation
B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B) Lower
Step 1(a)
PENDIDIKAN PENGETAHUAN(1) SOSPIN
Upper
.560
.337
2.753
1
.097
1.750
.904
3.391
-1.869
.322
33.581
1
.000
.154
.082
.290
.819
.330
6.164
1
.013
2.267
1.188
4.326
PETUGAS
2.263
.325
48.521
1
.000
9.610
5.084
18.166
Constant
-1.040
.576
3.267
1
.071
.353
a Variable(s) entered on step 1: PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, SOSPIN, PETUGAS.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
119
3. Variabel Pengetahuan, Sosialisasi Imunisasi dan Petugas Kesehatan Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Chi-square 115.058
Step
df 3
Sig. .000
Block
115.058
3
.000
Model
115.058
3
.000
Model Summary
Step 1
-2 Log likelihood 259.212(a)
Cox & Snell R Square .324
Nagelkerke R Square .450
a Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table(a) Observed
Predicted POLIO Kasus
Step 1
POLIO
Percentage Correct
Kontrol
Kasus
Kasus
60
38
61.2
Kontrol
24
172
87.8
Overall Percentage
78.9
a The cut value is .500
Variables in the Equation
B Step 1(a)
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper
PENGETAHUAN
1.838
.319
33.207
1
.000
6.287
3.364
11.748
SOSPIN(1)
-.988
.314
9.916
1
.002
.372
.201
.689
PETUGAS
2.192
.317
47.679
1
.000
8.956
4.807
16.686
Constant -1.069 .321 11.061 1 .001 .343 a Variable(s) entered on step 1: PENGETAHUAN, SOSPIN, PETUGAS.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 7 120
HASIL UJI INTERAKSI LOGISTIC REGRESSION Variabel Pengetahuan, Sosialisasi Imunisasi dan Petugas Kesehatan Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Model
Chi-square
df
Sig.
115.058
3
.000
Model Summary Step
-2 Log likelihood
1
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
.324
.450
259.212(a)
a Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table(a) Observed
Predicted POLIO Kasus
Step 1
POLIO
Percentage Correct
Kontrol
Kasus
Kasus
60
38
61.2
Kontrol
24
172
87.8
Overall Percentage
78.9
a The cut value is .500
Variables in the Equation
Step 1(a)
B
S.E.
Wald
1.838
.319
33.207
SOSPIN
.988
.314
PETUGAS
2.192
.317
PENGETAHUAN
df
95.0% C.I.for EXP(B) Lower Upper
Sig.
Exp(B)
1
.000
6.287
3.364
9.916
1
.002
2.687
1.452
4.970
47.679
1
.000
8.956
4.807
16.686
11.748
Constant
-2.057 .351 34.445 1 .000 .128 a Variable(s) entered on step 1: PENGETAHUAN, SOSPIN, PETUGAS.
105 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
Lampiran 8 121
106 Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008