PERANAN SUMBERDAYA INSTITUSI PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LULUSAN AKADEMI KEPERAWATAN SWASTA DI KOTA MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Oleh ERIKA 067012008/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
PERANAN SUMBERDAYA INSTITUSI PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LULUSAN AKADEMI KEPERAWATAN SWASTA DI KOTA MEDAN TAHUN 2008
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh ERIKA 067012008/AKK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi Konsentrasi
: PERANAN SUMBERDAYA INSTITUSI PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LULUSAN AKADEMI KEPERAWATAN SWASTA DI KOTA MEDAN TAHUN 2008 : Erika : 067012008 : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. dr. Aman Nasution, MPH) Ketua
Ketua Program Studi
(Dr. Drs. Surya Utama, MS)
(dr. Ria Masniari Lubis, MSi) Anggota
Direktur
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B MSc)
Tanggal Lulus : 22 Desember 2008
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Telah diuji Pada Tanggal : 22 Desember 2008
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Aman Nasution, MPH
Anggota
: 1. dr. Ria Masniari Lubis, Msi 2. Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM 3. dr. Fauzi, SKM
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
PERNYATAAN
PERANAN SUMBERDAYA INSTITUSI PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LULUSAN AKADEMI KEPERAWATAN SWASTA DI KOTA MEDAN TAHUN 2008
TESIS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 16 Agustus 2008
( ERIKA )
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRAK
Rendahnya kualitas pendidikan akademi keperawatan merupakan suatu hambatan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Mutu lulusan akademi keperawatan masih rendah, dilihat dari indikator kalah bersaing perawat Indonesia jika dibandingkan dengan perawat Negara lain. Mutu institusi pendidikan merupakan salah satu elemen yang memberi kontribusi terhadap kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan sumberdaya institusi pendidikan (sumberdaya manusia tetap, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen) terhadap mutu lulusan pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008. Penelitian ini bersifat deskriptif yang dilakukan pada setiap institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang terdiri dari 15 institusi. Seluruh institusi pendidikan tersebut dijadikan sampel. Data institusi pendidikan dikumpulkan melalui dokumen, observasi, dan wawancara. Sampel mahasiswa institusi diambil secara proporsional sebanyak 89 orang dari 808 orang mahasiswa semester akhir tahun ajaran 2007/2008, sedangkan data mahasiswanya dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan ujian akhir program tahun 2008. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumberdaya institusi pendidikan dan semua unsur-unsur dari sumberdaya institusi pendidikan (sumberdaya manusia, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen) mempunyai peranan dalam mempengaruhi mutu lulusan. Disarankan perlu adanya pengawasan yang ketat dalam hal kebutuhan sumberdaya dan operasional pendidikan dari Kopertis Wilayah I dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara terhadap pendidikan akademi keperawatan di Kota Medan, dan perhatian dari Direktur Akademi Keperawatan untuk meningkatkan sumberdaya institusi pendidikan agar dapat meningkatkan mutu lulusannya. Kata kunci: sumberdaya, mutu lulusan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
ABSTRACT
The low quality of nursing academy is a constrain to produce qualified graduates. In Indonesia the graduates’ quality of nursing academy still low, it seems from the indicator that Indonesian nurses lose the competition with the nurses from the other country. The institutions’ quality is one of the elements that give constribution to that condition. This research aim to analyze the role of the educational institution resources (human resources, facilities, infrastructure, curriculum, financing, and management) to the graduates quality of private educational institution of nursing academy in Medan in 2008. This descriptive research was conducted in 15 private educational institution of nursing in Medan. All of the institutions are samples. The data is collected from document, observation and interview. To get the information about the students’ knowledge, skill, and attitude, through proportional sampling technique, 89 of the 808 third years students were selected to be interviewed. Analyses data used KruskalWallis test and Mann-Whitney U test. The research result shows that resources and all of elements (human resources, facilities, infrastructure, curriculum, financing and management) owned by the educational institution of nursing have role in influencing the graduates quality. High Education and Health Services of North Sumatera Province are suggested to strictly control on the resources need and education operational need to the educational institution of nursing in Medan, and the director of the institution need to pay more attention and improve the quality of their human resources that the quality of the graduates can be improved.
Key Words
: Resources, Graduates’ quality
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puja dan puji penulis sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Pengaruh Sumberdaya Institusi Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan”. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi maupun bahasannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi menyempurnakan tesis ini. Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak mengalami kesulitan akan tetapi berkat bantuan yang berharga dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagaimana mestinya. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada : 1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc sebagai Direktur SPs USU 2. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS sebagai Ketua Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 3. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi sebagai Sekretaris Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. 4. Bapak Prof. dr. Aman Nasution, MPH sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak mengarahkan penulis dalam pembuatan tesis ini.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
5. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, MSi sebagai pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam metodologi dan pengolahan data sampai selesainya pembuatan tesis ini. 6. Ibu. Dr. Ir. Sri Fajar Ayu, MM sebagai penguji yang telah banyak memberikan masukan dan kritik demi perbaikan tesis ini. 7. Bapak dr. Fauzi, SKM sebagai penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran demi perbaikan dan penyempurnaan tesis ini. 8. Kepada seluruh Staff SPs USU Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan. 9. Kepada suami dan anak tercinta serta keluarga yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuan moril dan materi dalam penyelesaian pembuatan tesis ini. 10. Dan seluruh teman – teman yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Semoga tesis ini ada manfaatnya bagi semua pembaca terutama bagi penulis sendiri serta yang membutuhkannya, serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah praktis pada manajemen pendidikan. Medan, 16 Agustus 2008 Penulis
ERIKA Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Erika, lahir di Sidikalang tanggal 15 Agustus 19963, anak pertama dari 7 (tujuh) bersaudara dari bapak J. Pasaribu (Alm) dan Ibu B. Simbolon. Menikah dengan Irzal Koto tahun 1989, telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yaitu Wina Viqa Sari dan Rahma Fridayana Fitri. Menamatkan sekolah dari SD Negri I Pekan Gebang Kabupaten Langkat Sumatera Utara tahun 1977, SMP Swasta Simpang Kolam Gebang Kabupaten Langkat Sumatera Utara tahun 1980, SMA Widiyasana Medan Sumatera Utara tahun 1983, Akademi Keperawatan Darma Agung Medan Sumatera Utara Tahun 1988, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Tahun 2001, Fakultas Keperawatan Prima Indonesia tahun 2007, Dan saat ini sedang menyelesaikan pendidikan Magister Administrasi dan Kebijakan Kesehatan di sekolah Pascasarjana USU. Bekerja di RS Herna Medan sebagai Perawat Ruangan dari tahun 1988 – 1991, di RS Haji Mina Medan sebagai Perawat ICCU/ICU dari tahun 1992 – 2002, di Akademi Keperawatan Harapan Mama sebagai Dosen dan Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 1989 – 2002, di Akademi Keperawatan Indah Medan sebagai Direktur untuk periode 2002 – 2007.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK .................................................................................................. ABSTRACT ............................................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................... RIWAYAT HIDUP ................................................................................... DAFTAR ISI .............................................................................................. DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
i ii iii v vi x xii xiii
BAB. I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1.1. Latar Belakang ................................................................... 1.2. Permasalahan ...................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 1.4. Hipotesis Penelitian ............................................................ 1.5. Manfaat Penelitian ..............................................................
1 1 8 8 9 10
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 2.1. Pendidikan ............................. ............................................... 2.1.1. Pendidikan akademi keperawatan ............................... 2.1.2. Peran institusi pendidikan akademi keperawatan ....... 2.2. Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan....... 2.2.1. Sumberdaya manusia (human resources)....................... 2.2.2. Sarana dan prasarana ………………………………..... 2.2.3. Kurikulum akademi keperawatan ................................. 2.2.3.1. Kompetensi akademi keperawatan ………....... 2.2.3.2. Standar isi ………………………..................... 2.2.3.3. Proses pembelajaran ... ..................................... 2.3. Pembiayaan ……………………………… ............................. 2.4. Manajemen Pendidikan ……………………………………… 2.4.1. Fungsi manajemen institusí pendidikan ………………. 2.4.2. Manajemen berdasarkan sasaran ……………………… 2.4.3. Stándar pelaksanaan …………………………………... 2.5. Mutu ................................. ....................................................... 2.5.1. Cara pengukuran mutu ........... ....................................... 2.5.2. Mutu pendidikan ............................................................ 2.5.3. Mutu lulusan ………………………………….……….. 2.5.4. Standar kompetensi lulusan ............................................ 2.5.5. Penilaian pencapaian kompetensi ................................... 2.5.6. Aspek yang dinilai ..........................................................
11 11 13 15 16 17 21 23 26 27 28 34 35 39 40 44 44 46 46 49 51 53 54
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2.6. Landasan Teori .................................. ................................... 2.7. Kerangka Konsep ..................................................................
58 68
BAB. III. METODE PENELITIAN ....................................................... 3.1. Jenis Penelitian ...................................................................... 3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ................................ 3.2.1.Lokasi Penelitian .......................................................... 3.2.2. Waktu Penelitian ......................................................... 3.3. Populasi dan Sampel ……………………….……………..... 3.4. Metode Pengumpulan Data …………… .……………....… 3.4.1. Uji Validitas ................................................................. 3.4.2. Uji Reliabilitas ………………………………………. 3.5. Variabel dan Definisi Operasional .............……………...…. 3.5.1. Variabel yang akan diamati .......................................... 3.5.2. Definisi operasional ..................................................... 3.6. Metode Pengukuran Data ....................................................... 3.7. Metode Analisis Data ...........…………………………...…...
69 69 69 69 70 70 72 73 73 76 76 76 78 81
BAB. IV. HASIL PENELITIAN ............................................................... 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................... 4.1.1. Akademi Keperawatan Prima Medan ............................ 4.1.2. Akademi Keperawatan Imelda Medan .......................... 4.1.3. Akademi Keperawatan Darma Agung Medan .............. 4.1.4. Akademi Keperawatan Herna Medan ............................ 4.1.5. Akademi Keperawatan RS Santa Elisabeth Medan........ 4.1.6. Akademi Keperawatan Flora Medan.............................. 4.1.7. Akademi Keperawatan Yayasan RSU Dr. Rusdi Medan.. 4.1.8. Akademi Keperawatan Yayasan Binalita Sudama Medan 4.1.9. Akademi Keperawatan Indah Medan ............................... 4.1.10. Akademi Keperawatan Yayasan RSU Haji Medan......... 4.1.11. Akademi Keperawatan Darmo Medan ........................... 4.1.12. Akademi Keperawatan Malahayati Medan .................... 4.1.13. Akademi Keperawatan Dewi Maya Medan ................... 4.1.14. Akademi Keperawatan Wira Husada Medan ................. 4.1.15. Akademi Keperawatan Sari Mutiara Medan .................. 4.2. Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan ................................................................ 4.2.1. Sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan .................................. 4.2.2. Sarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan .................................................................. 4.2.3. Prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan ........................................................
82 82 84 85 86 86 87 88 89 90 90 91 92 92 93 93 94 96 102 103 104
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.2.4. Kurikulum institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan ......................................................... 4.2.5. Pembiayaan institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan ......................................................... 4.2.6. Manajemen institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan ......................................................... 4.3. Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan ..... 4.4. Peranan Sumberdaya Institusi Terhadap Mutu Lulusan ............... 4.4.1. Peranan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan akademi keperawatan ……..……………………………… 4.4.2. Peranan sarana institusi pendidikan akademi keperawatan . 4.4.3. Peranan prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan ......................................................................... 4.4.4. Peranan kurikulum institusi pendidikan akademi keperawatan ........................................................................ 4.4.5. Peranan pembiayaan institusi pendidikan akademi keperawatan ........................................................................ 4.4.6. Peranan manajemen institusi pendidikan akademi keperawatan ....................................................................... 4.4.7. Peranan sumberdaya institusi pendidikan akademi keperawatan ......................................................................... BAB. V. PEMBAHASAN ........................................................................ 5.1. Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan .............................................................................. 5.1. 1. Peranan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan terhadap mutu lulusan ........................................................ 5.1.2. Peranan sarana institusi pendidikan akademi keperawatan terhadap mutu lulusan ......................................................... 5.1.3. Peranan prasarana institusi pendidikan terhadap mutu lulusan ................................................................................ 5.1.4. Peranan kurikulum institusi pendidikan terhadap mutu lulusan ................................................................................. 5.1.5. Peranan pembiayaan institusi pendidikan terhadap muttu lulusan ................................................................................. 5.1.6. Peranan manajemen institusi pendidikan terhadap mutu lulusan .................................................................................. 5.2. Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Terhadap Mutu Lulusan ...........................................
105 106 107 108 110 111 112 113 114 115 116 117 118 118 121 124 125 126 128 129 132
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB. VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 6.1. Kesimpulan ......................................................................... 6.2. Saran ....................................................................................
133 133 136
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
140
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR TABEL No.
Judul
Halaman
2.1. Standar Sumberdaya Manusia Institusi Pendidikan Akademi Kesehatan
20
2.2. Standar Sarana dan Prasarana Institusi Pendidikan Akademi Kesehatan
22
2.3. Proses Belajar Inter Aktif ..................................................... ....................
31
2.4. Standar Sumberdaya Pendidikan ............................................................
65
3.1. Besar Sampel Mahasiswa Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan ..
72
3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .........................................
74
3.3. Pengukuran Terhadap Variabel Independen
.......................................
79
3.4. Pengukuran Terhadap Variabel Dependen ............................................
80
4.1. Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, dan Jumlah Rumah Tangga (KK) Kota Medan ......................................
83
4.2. Distribusi Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan tahun 2008 ....................
95
4.3. Distribusi Kualifikasi Pendidikan Pimpinan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan 2008 ....................................................................
96
4.4. Distribusi Pengetahuan Pimpinan Terhadap Penjabaran Strategi .............
97
4.5. Distribusi Kualifikasi Pendidikan Dosen tetap Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan swasta di Kota Medan Tahun 2008 .....................
97
4.6. Distribusi Tenaga Laboratorium Berdasarkan Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di kota Medan Tahun 2008 ..................
98
4.7. Distribusi Tenaga Penunjang Berdasarkan Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 ...................................
99
4.8. Distribusi Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 ..........................................................
100
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.9. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Sumberdaya ..............................................................
101
4.10. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Sumberdaya Manusia Tetap .....................................
102
4.11. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Berdasarkan Sarana ....................................................................................
103
4.12. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Prasarana ...................................................................
104
4.13. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Kurikulum ................................................................
105
4.14. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Pembiayaan ................................................
106
4.15. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Manajemen .............................................................
107
4.16. Distribusi Nilai Mahasiswa Ujian Akhir Program Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008 ........................................................
108
4.17. Hasil Uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan .....................................................
111
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR No.
Judul
Halaman
2.1. Hubungan Antara Organisasi, Administrasi dan Manajemen Pendidikan
36
2.2. Bentuk Penilaian Pengetahuan ......................................................………
54
2.3. Bentuk Penilaian Keterampilan ..........................................….................
55
2.4. Bentuk Penilaian Sikap/perilaku ..........................................………….…
57
2.5. Analisis Sistemik Mengenai Komponen Evaluasi-Diri ............................
60
2.6. Kerangka Pikir Pengukuran Mutu ............................................................
66
2.7. Determinan yang Mempengaruhi Mutu Struktur Organisasi ...................
67
2.8. Kerangka Konsep Penelitian ....................................................................
68
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN No.
Judul
Halaman
1.
Jadwal Penelitian .................................................................................
144
2.
Kuesioner ………………………………………..................................
145
3.
Format Penilaian Pencapaian Kompetensi Akademi Keperawatan .....
155
4.
Distribusi Tenaga Penunjang Berdasarkan Institusi .............................
158
5.
Kualifikasi Pimpinan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan ..
160
6.
Rekapitulasi Suberdaya ……………………………………………….
162
7.
Rekapitulasi Nilai Mahasiswa ..............................................................
166
8.
Hasil Uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney U ……….................
170
9.
Surat Penelitian ……………………………………………………….
177
10. Surat Keterangan Telah Meneliti ……………………………………..
178
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kehidupan dan perkembangan akademik diperguruan tinggi tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta tuntutan dari masyarakat seiring dengan meningkatnya kualitas kehidupan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat telah memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam sistem pendidikan dan mutu lulusannya. Menurut pendapat Tilaar (2004), dapat disimpulkan bahwa tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan sistem pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum, penyusunan standar kompetensi tamatan/lulusan yang berlaku secara nasional serta daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat, agar mutu lulusan perguruan tinggi sesuai dengan standar. Sesuai dengan SK Menteri Pendidikan Nasional 232/U/2000 tentang pedoman penyesuaian kurikulum dan penilaian hasil belajar mahasiswa dan SK Menteri Pendidikan Nasional 045/U/2002 tentang persentase kurikulum inti dan kurikulum institusional, perguruan tinggi dituntut untuk menggunakan kurikulum yang berbasis kompetensi, tujuannya adalah agar perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, kompeten bagi pembangunan bangsa dan negara, dan dapat mewujudkan visi pendidikan tinggi Indonesia 2010. Visi pendidikan tinggi 2010 berorientasi pada quality, access and equity serta autonomy. Berarti sistem pendidikan tinggi harus
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
berkualitas tinggi, menjamin akses bagi semua calon dan peserta didik yang memenuhi persyaratan mutu akademik dan memiliki otonomi yang dapat menjamin terselenggaranya kegiatan akademik yang efisien dan berkualitas. Kegiatan akademik diselenggarakan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI Nomor 20 tahun 2003) Artinya masing-masing aspek ini dikembangkan setinggi-tingginya sesuai dengan potensinya dan tersedianya sumber-sumber pendidikan. Peranan pendidikan adalah penyediaan sumberdaya yang berkualitas, kompetitif serta memiliki berbagai keunggulan komparatif menjadi keharusan yang mesti mejadi perhatian oleh pendidikan. Penyediaan sumberdaya ini diserahkan kepada pendidikan secara otonomi dan demokratisasi dengan mengacu pada standar minimal pendidikan tinggi. Akan tetapi perguruan tinggi yang sudah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi mengalami berbagai masalah atau hambatan misalnya dalam manajemen rancangan belajar mengajar, kemungkinan disebabkan kurangnya informasi bagi sumberdaya manusia institusi pendidikan tersebut tentang peranan sumberdaya pendidikan (Tilaar, 2004). Peranan pendidikan dalam meningkatkan produktivitasnya dalam menghasilkan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
lulusan sangat dipengaruhi oleh sumberdaya yaitu sumberdaya manusia, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen institusi pendidikan. Institusi pendidikan tenaga kesehatan juga mengalami hal yang sama, diantaranya adalah institusi pendidikan akademi keperawatan yang termasuk sangat bertanggungjawab dan berperan penting dalam melahirkan generasi perawat yang berkualitas dan berdedikasi yang diharapkan dapat bersaing secara global. Perkembangan dunia pendidikan akademi keperawatan dewasa ini, yang semakin membutuhkan suatu manajemen untuk pengelolaan sumberdaya yang baik. Akan tetapi yang dihadapi adalah berbagai masalah diantaranya masalah manajemen dan sumberdaya. Berdasarkan pendapat Tilaar (2002), bahwa manajemen pendidikan itu dirumuskan sebagai mobilisasi segala sumberdaya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan, maka yang dihadapi adalah berbagai hambatan untuk mencapai tujuan, yaitu masalah pembiayaan institusi pendidikan, masalah ketenagaan pendidikan, dualisme pengelolaan, masalah pengangguran lulusan perguruan tinggi, dan masalah perguruan swasta sebagai kulminasi masalah manajemen tersebut ialah rendahnya kualitas pendidikan. Undang-Undang Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan tinggi harus diarahkan pada penciptaan sumberdaya manusia yang mempunyai kemampuan akademis, profesional dan kepemimpinan, serta tanggap terhadap kebutuhan ipteks. Dengan demikian kebijakan pendidikan tinggi lebih diarahkan kepada peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran dilingkungan pendidikan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
tinggi yang mengarah kepada pencapaian hasil optimal dari tridarma perguruan tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian dan pengapdian kepada masyarakat. Kompetensi perawat ditingkatkan agar perawat dapat bersaing secara global atau dapat bekerja di luar negeri. Akan tetapi banyak perawat Indonesia yang tidak mampu untuk bersaing serara global. Oleh karena itu betapa pentingnya lembaga institusi pendidikan akademi keperawatan untuk mempersiapkan perawat yang siap berkompetisi secara global. Sejalan dengan berkembangnya institusi pendidikan keperawatan di Indonesia sangat bervariasi dari alasan “Bisnis” sampai dengan “Sosial”. Yang menjadi keganjilan adalah banyaknya pemilik dan pengelola institusi pendidikan keperawatan yang sama sekali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keperawatan, baik secara disiplin ilmu atau profesi. Kesannya banyak pendidikan keperawatan yang cenderung “kejar setoran saja” (Hapsari, 2006). Ini menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan keperawatan yang ada, hal ini dapat diukur dengan kalah bersaingan para perawat Indonesia dengan negara lain. Data Unesco tahun 2000 tentang peringkat indeks pengembangan manusia (human development index) yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan perkepala penduduk Indonesia yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusisa Indonesia makin menurun diantara 179 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke 102 tahun 1996, urutan ke 99 tahun 1997, urutan ke 105 tahun 1998, urutan ke 109 tahun 1999, dan urutan ke 112 tahun 2000. dan menurut suvei political and economic rist consultan (PERC) kualitas pendidikan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
di Indonesia berada pada urutan ke 12 dari 12 negara di Asia (wesite balitbang Diknas, 2003). Dari survei awal yang dilakukan peneliti di Kota Medan Sumatera Utara pada bulan September 2007 di institusi pendidikan Akademi Keprawatan Indah, Akademi Keperawatan Dewi Maya, Akademi Keperawatan Wira Husada, dan Akademi keperawatan Malahayati Medan, bahwa Institusi pendidikan keperawatan tersebut berusaha mengoptimalkan tenaga yang ada untuk mengisi unit – unit yang kosong, seperti pembantu direktur I selalu merangkap sebagai unit kurikulum, unit penelitian, dosen, pembimbing akademik, CI pada praktek klinik/lapangan, yang kemungkinan membuat tujuan yang ditetapkan tidak tercapai. Dalam hal ini jumlah dosen kurang jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa. Kurikulum sudah sesuai dengan kurikulum nasional, namun kurikulum tidak dikembangkan sebagai keunggulan institusi pendidikan. Metode mengajar dosen belum sesuai dengan yang diharapkan kurikulum berbasis kompetensi, pengelolaan manajemen belajar mengajar tidak efektif, institusi pendidikan tidak memiliki renstra. Mayoritas pengelolaan institusi dipegang oleh yayasan, kemungkinan karena mayoritas para pimpinan institusi tidak dapat membuat penjabaran visi, misi terhadap sasaran strategis pendidikan. Peminat akademi keperawatan swasta sedikit, sehingga penerimaan mahasiswa baru tidak mempertimbangkan mutu calon mahasiswa, dengan kata lain semua pendaftar diusahakan lulus penyaringan masuk akademi keperawatan.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Kemungkinan peminat kurang karena mahalnya biaya masuk akademi keperawatan swasta di Kota Medan. Dari hasil penelitian terdahulu (Djumiaty, 2004), pada karya ilmiahnya yang berjudul Peningkatan Kinerja Dosen dalam Proses Belajar Mengajar di Akademi Kebidanan Depkes-Medan, dinyatakan bahwa “kemampuan dosen kurang terutama dalam membuat rencana pembelajaran, menyusun instrumen evaluasi belajar dan keterampilan pembelajaran klinik”. Dalam melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi sangat tergantung kepada sumberdaya tetap institusi pendidikan tersebut. Artinya kompetensi dosen juga perlu ditingkatkan dalam hal pembelajaran, dan rasio perbandingan dosen tetap dengan mahasiswa harus disesuaikan demi untuk menjamin tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila dosen tetap dapat melaksanakan rancangan metode pembelajaran dengan baik. Pembelajaran pada institusi akademi keperawatan dilaksanakan oleh dosen tetap dan dosen tidak tetap. Disamping adanya beban mengajar, dosen tetap melaksanakan rancangan pembelajaran. Dosen tidak tetap hanya melaksanakan pembelajaran pada waktu yang telah dijadwalkan. Disamping itu sumberdaya tetap juga harus menetapkan standar mutu dan melakukan evaluasi pembelajaran untuk menjaga mutu pendidikan dan mutu lulusannya agar tetap baik Menurut pendapat Prawirosentono (2004) yang mengutip pendapat Juran, bahwa mutu adalah ketepatan untuk dipakai. Mutu suatu produk adalah ”keadaan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan”. Mutu adalah semua karakteristik dari suatu produk barang/jasa yang memuaskan kebutuhan tersurat atau tersirat (ISO, 8402). Jadi mutu perlu ditentukan standarnya agar sesuai dengan mutu yang diinginkan. Dari pengertian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu lulusan adalah keberhasilan yang dicapai mahasiswa pada akhir program dalam menyelesaikan kompetensi perguruan tinggi dimana mereka belajar dan telah memenuhi kriteria dan waktu yang telah ditetapkan serta sesuai dengan keinginan konsumen. Mutu dapat dikendalikan atau diawasi apabila sudah mempunyai standar mutu yang akan menjadi pedoman dasar untuk penilaian. Oleh karena itu mutu lulusan institusi pendidikan akademi keperawatan harus dibuat perencanaannya terlebih dahulu. Namun demikian, desain mutu yang selaras ditentukan oleh disain perencanaan pendidikan yang berkaitan erat dengan desain proses belajar mengajar, termasuk prosedur sistem operasional, yang disesuaikan dengan pengadaan sumberdaya (Prawirosentono, 2004). Dalam kaitan ini timbul keinginan peneliti untuk melihat lebih lanjut, bagaimanakah peranan sumberdaya institusi pendidikan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di kota Medan. Oleh karena itu penulis disini mengemukakan gagasan untuk perlu dilakukan penelitian “Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan di Kota Medan Tahun 2008”, karena masalah sumberdaya dan mutu lulusan telah dan akan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
merupakan masalah yang serius dan perlu segera ditanggulangi melalui penjamin mutu pendidikan.
1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka penulis dapat
merumuskan
permasalahan
sebagai
berikut
”bagaimanakah
peranan
sumberdaya institusi pendidikan (sumberdaya manusia tetap, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan dan manajemen) terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan.tahun 2008”.
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan menganalisis: 1. Peranan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan. 2. Peranan sarana institusi pendidikan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan 3. Peranan prasarana institusi pendidikan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan 4. Peranan kurikulum institusi pendidikan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
5. Peranan pembiayaan institusi pendidikan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan 6. Peranan manajemen institusi pendidikan terhadap mutu lulusan
akademi
keperawatan swasta dikota Medan 7. Peranan sumberdaya institusi pendidikan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan
1.4. Hipotesis Penelitian 1. Sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan mempunyai peranan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan. 2. Sarana institusi pendidikan mempunyai peranan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan 3. Prasarana institusi pendidikan mempunyai peranan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan 4. Kurikulum institusi pendidikan mempunyai peranan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan 5. Pembiayaan institusi pendidikan mempunyai peranan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan 6. Manajemen institusi pendidikan mempunyai peranan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan 7. Sumberdaya institusi pendidikan mempunyai peranan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
1.5.
Manfaat Penelitian Berlandaskan masalah dan tujuan penelitian sebagaimana disebutkan
terdahulu, maka manfaat penelitian ini adalah dengan diketahuinya peranan sumberdaya institusi pendidikan dalam mempengaruhi mutu lulusan maka Direktur Akademi Keperawatan akan termotivasi untuk meningkatkan sumberdaya institusi pendidikannya.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pendidikan Paradigma baru pendidikan dalam perngembangan sektor pendidikan, yaitu otonomisasi dan demokratisasi pendidikan. Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah telah meletakkan sektor pendidikan sebagai salah satu yang diotonomisasikan. Otonomisasi sektor pendidikan kemudian diserahkan pada institusi pendidikan, kualitas dan hasil belajar mengajar menjadi tanggung jawab pimpinan institusi pendidikan dan dosen. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional, Undang-Undang ini adalah melibatkan masyarakat dalam pengembangan sektor pendidikan, sebagaimana ditegaskan pada pasal 9 bahwa masyarakat berhak untuk berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan. Pasal ini merupakan pernyataan bahwa institusi pendidikan di Indonesia diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan. Demokratisasi institusi pendidikan merupakan implikasi dari kebijakan yang telah dan akan
mendorong pengelolaan manajemen pendidikan, dan implementasi
ditingkat institusi pendidikan, berupa perencanaan pengembangan, baik rencana pengembangan sarana, dan penyediaan alat, ketenagaan, kurikulum serta berbagai program pembinaan mahasiswa, semua diserahkan pada institusi pendidikan untuk
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
merancang serta mendiskusikannya dengan mitra horizontalnya dari komite institusi pendidikan tinggi. Terkait dengan demokratisasi penyelenggaraan pendidikan tinggi ada 3 aspek yang menjadi pusat perhatian yakni demokratisasi dalam penyusunan, Pengembangan dan implementasi kurikulum di institusi pendidikan, demokratisasi dalam proses pembelajaran sejak penyiapan program pembelajaran, sampai implementasi proses pembelajaran dalam kelas dengan memberikan perhatian pada aspirasi siswa (Rosyada, 2004). Semua peserta didik memperoleh pelayanan yang proporsional, dan semua harus berakhir dengan batas minimal pencapaian kompetensi sesuai angka yang ditetapkan dalam koridor mastery learning. Demokratisasi tersebut tidak akan efektif membawa berbagai perubahan tanpa didukung dengan pola manajemen institusi pendidikan yang sesuai. Institusi pendidikan akan semakin otonom dalam arti mempunyai program pendidikan yang fleksibel sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya otonomi dalam program akademik, rekrutmen tenaga dosen dari masyarakat, dunia industri dan dari dunia internasional. Kriteria memasuki universitas ditentukan masing-masing institusi pendidikan tinggi. Dengan demikian institusi pendidikan tinggi akan semakin individualistik dalam arti yang positif, dan semakin terbuka terhadap masyarakat disebabkan oleh karena hubungan yang erat dengan dunia industri dan masyarakat sendiri.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Dengan semakin individualistik, maka semakin menonjol pula peranan institusi pendidikan tinggi swasta (PTS) karena relatif mempunyai otonomi yang lebih fleksibel dibanding dengan perguruan tinggi negeri (PTN). PTN mungkin akan mengkhususkan diri terutama untuk supply tenaga dalam sektor pemerintah serta beberapa akan berfungsi sebagai universitas nasional, sedangkan PTS akan lebih ditujukan kepada supply berbagai tenaga ahli yang dibutuhkan dalam sektor swasta dan industri (Tilaar, 2004). Dengan hubungan ini perguruan tinggi untuk ilmu pengetahuan dan teknologi informasi akan semakin menonjol dan semakin bermutu.
2.1.1. Pendidikan akademi keperawatan Pendidikan akademi keperawatan adalah salah satu institusi pendidikan tinggi program diploma III kesehatan yaitu pendidikan profesional yang dilandasi oleh kemampuan akademik dan profesi, yang menghasilkan lulusan sebagai ahli madya keperawatan yang memiliki sikap dan kemampuan dalam bidang keperawatan yang diperoleh melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yaitu: pengalaman belajar teori, pengalaman belajar praktika dan pengalaman belajar klinik/lapangan yang dilaksanakan pada tatanan nyata pelayanan kesehatan. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat, baik sehat ataupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Dua strategi yang utama yang perlu dilaksanakan di institusi pendidikan keperawatan adalah kualitas tenaga pendidik dan peningkatan kualitas lembaga pendidikan keperawatan. Artinya agar dapat mencetak tenaga perawat yang berkualitas, tentu kualitas tenaga pendidik perlu ditingkatkan agar menjadi pendidik yang berkompeten. Kompetensi tersebut meliputi; pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu pada tingkat dan derajat kualitas tertentu. Peningkatan fasilitas pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memperoleh ilmu seluas-luasnya. Pada saat ini kesadaran masyarakat tentang kesehatan berkualitas semakin tinggi. Oleh karena itu lembaga pendidikan perawatpun perlu lebih menyiapkan mahasiswanya agar pada saat kontak langsung dengan masyarakat (baik di rumah sakit atau komunitas) mereka telah mempunyai bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Untuk itu fasilitas laboratorium dan kondisinya perlu dibuat persis dengan rumah sakit atau dengan pusat pelayanan kesehatan lainnya. Secara tradisional pendidikan tinggi akademi keperawatan telah dikenal sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan. Namun demikian, fungsi tersebut ternyata tidak mencukupi untuk pengembangannya dan institusi pendidikan ini selalu tertinggal dalam pengembangan illmu pengetahuan. Oleh sebab itu, redefinisi fungsi Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
dan peranan pendidikan tinggi haruslah memperhatikan trend perkembangan ilmu pengetahuan. Menurut Makagiansar (2004) fungsi institusi pendidikan tinggi sebagai berikut: a) Perguruan tinggi berfungsi bukan hanya memelihara tetapi juga mengembangkan ilmu pengetahuan melalui penelitian dan pengembangan (R&D). Pendidikan tinggi adalah pencipta ilmu pengetahuan antaralain dengan meningkatkan rasa ingin tahu dan mengembangkan kemampuan-kemampuan istimewa seseorang (talented people) melalui program-program R&D.. b) Pendidikan tinggi berfungsi dan berperan untuk melahirkan para pekerja yang mengusai ilmu pengetahuan (knowledge workers). Fungsi pendidikan tinggi bukan hanya sebagai pabrik ijazah. Disamping itu mempunyai tanggung jawab moral dalam menciptakan lapangan kerja. c) Pendidikan tinggi dan dunia industri perlu ada platform kerjasama yang saling menguntungkan keduanya.
2.1.2. Peranan institusi pendidikan akademi keperawatan Peranan adalah yang diperbuat, tugas, hal yang besar pengaruhnya pada suatu peristiwa (kamus besar Bahasa Indonesia, 2005). Peranan institusi pendidikan adalah apa yang diperbuat dalam menghasilkan lulusan. Pendidikan bertujuan yang lebih dari mempersiapkan seorang pekerja yang produktif. Pendekatan humanisme menuntut proses pendidikan sebagai suatu proses total untuk mengembangkan manusia seutuhnya: a) Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
being). Hal ini berarti bahwa pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia, termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga negara yang baik, dan rasa persatuan (cohesiveness), b) Pendidikan berfungsi sebagai pengembangan sumberdaya manusia (human resources), yaitu mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru (Sirozi, 2005). Dalam hal ini peranan pendidikan adalah menyediakan dan mengelola sumberdaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitasnya.
2.2. Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sumber adalah segala sesuatu, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, yang digunakan untuk mencapai hasil. Sedangkan daya adalah tenaga (yang menyebabkan sesuatu bergerak) atau kemampuan untuk melakukan sesuatu/kemampuan bertindak. Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sumberdaya adalah tenaga atau kemampuan menggerakkan segala sesuatu, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang digunakan untuk mencapai hasil. Menurut pendapat Gomes yang dikutip Siagian (2006) bahwa sumberdaya adalah daya kerja suatu lembaga/institusi. Agar orang-orang yang ada didalam organisasi dapat melakukan kerjasama dalam mencapai tujuan bersama maka diperlukan daya kerja. Menurut Gomes (2003) dan Sinungan (2005) bahwa sumberdaya pada umumnya yang terdapat pada suatu organisasi atau lembaga
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
dikelompokkan atas 2 macam, yakni: (1) sumberdaya manusia (human resource), dan (2) sumberdaya non manusia ( non-human resource). Institusi adalah lembaga atau suatu yang dilembagakan oleh undang-undang, adat atau kebiasaan seperti tempat diselenggarakannya kegiatan perkumpulan atau oraganisasi (kamus besar Bahasa Indonesia, 2005). Sumberdaya Institusi pendidikan swasta adalah daya kerja pendidikan yang dibentuk oleh badan swasta berdasarkan suatu kebutuhan yang karena tugasnya berdasarkan suatu peraturan perundangundangan melakukan kegiatan untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dan meningkatkan taraf kehidupan, kebahagiaan, dan kesejahteraan masyarakat. Sumberdaya
institusi
pendidikan
akademi
keperawatan
antara
lain
sumberdaya manusia tetap, sumberdaya sarana dan sumberdaya prasarana, kurikulum, manajemen, dan pembiayaan.
2.2.1. Sumberdaya manusia (human resource) Sumberdaya manusia institusi pendidikan akademi keperawatan adalah tenaga dosen dan tenaga pendukung. Menurut pendapat rangkuti (2006) mengutip pandapat Cherington bahwa sumber daya manusia adalah aset yang paling penting dari suatu organisasi, di anatara sumber daya yang ada dalam organisasi, tidak satupun yang lebih penting selain manusia yang membuat segala hal menjadi mungkin dan sesuatu bisa terjadi. Menurut pendapat Rangkuti (2006) dapat disimpulkan bahwa sumberdaya manusia adalah aset utama suatu lembaga/institusi untuk mencapai cita-citanya.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Karena itu pembinaan sumberdaya manusia senantiasa menjadi perhatian utama setiap pimpinan unit kerja. Motivasi dan profesionalisme dibentuk melalui iklim kerja yang menarik, tugas-tugas yang menantang, pelatihan yang berkesinambungan serta sistem imbalan yang sesuai dengan prestasi kerja. Menurut Sinungan (2005) dalam pengadakan sumberdaya manusia perlu adanya kebijakan-kebijakan personalia yang terdiri dari sub-sub kebijakan: a. Seleksi Penerimaan Pegawai Baru (Recruitment). Pengadaan sumber daya manusia yang memenuhi syarat dan kemampuan untuk ditempatkan pada suatu pekerjaan harus berdasarkan beberapa pertimbangan: (1) rencana kebutuhan tenaga dari pimpinan unit, (2) kebutuhan dari unit lain, (3) adanya lowongan jabatan yang dibutuhkan, (4) pembahasan bersama dengan pimpinan unit untuk pembahasan syarat-syarat yang diperlukan, (5) menetapkan metode pengadaan untuk proses pemilihan diperlukan 3 syarat: adanya analisa jabatan, perencanaan tenaga, pasar tenaga kerja. Analisa jabatan harus mempunyai 3 informasi tentang isi (content) jabatan, persyaratan jabatan dan keterkaitan jabatan yang satu dengan yang lain. b. Training and Development (Pelatihan dan Pengembangan). Kegiatan ini perlu dilaksanakan untuk pegawai baru dan juga pegawai lama atau kalau mendapat penempatan ditempat tugas baru. c. Compensation and Wages (Kompensasi dan Penggajian). Kebijakan pemberian konpensasi meliputi : (1) tingkat kompensasi umum sehubungan dengan pasar tenaga kerja lokal dan industri, (2) perasaan adil dan pantas atas jenjang Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
kompensasi internal, (3) pengakuan atas perbedaan prestasi individual, (4) pemakaian rencana insentif/bonus termasuk: bonus kerja, bonus berdasarkan satuan hasil, bonus kelompok. d. Kesejahtraan Karyawan. Hari libur dan perlindungan, ini perlu untuk mencegah kejenuhan dan routinitas. Perlu kebijakan yang jelas untuk libur misalnya 2 atau 4 minggu dalam setahun; perlindungan terhadap risiko antara lain : keadaan sakit, pengangguran, kematian prematur, dan umur tua. Disamping itu yang perlu adalah kegiatan olah raga, kesenian, sosial, keagamaan dan rekreasi. e. Hubungan Industrial. Di Indonesia dikenal hubungan perburuhan pancasila, dikenal ada 3 pihak (triparti): pengusaha, organisasi buruh dan pemerintah. Ketiga pihak bekerja sama secara erat, saling menguntungkan, menyusun perjanjian kerja dan meyelesaikan masalah-masalah perburuhan yang timbul. Sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005, standar sumberdaya manusia institusi pendidikan, yaitu dosen harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dosen yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dosen pada pendidikan tinggi memiliki kualifikasi minimum: lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) untuk program diploma (PP No. 19 tahun 2005). Tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan setifikasi sesuai bidang tugasnya. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Kemampuan dosen meliputi kemampuan teknis mengajar yang dapat diidentifikasi dengan standar dosen yaitu yang telah lulus dan memiliki Akta mengajar III atau IV dan bekerja dibidangnya minimal 3 tahun, atau mengikuti pelatihan-pelatihan dibidang pendidikan (PP No. 19 tahun 2005). Menurut pendapat para ahli (Hamalik, 2001, Suciati & Irawan, Prasetio, 2001; Aqib, 2007) kemampuan tentang substansi/materi belajar dapat diidentifikasi dengan tingkatan pendidikan formal yang sesuai dengan bidang keilmuan/mata kuliah dan referensi/bahan bacaan yang dipakai dalam mengembangkan bahan intruksional. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa kemampuan mengajar sudah memenuhi persyaratan. Standar minimal sumberdaya manusia institusi pendidikan akademi keperawatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1192/Menkes/Per/X/2004 dan Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Institusi Kesehatan 2007 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Standar Sumberdaya Manusia Institusi Pendidikan Akademi Kesehatan N0. 1
Jenis Tenaga Direktur
Kualifikasi SDM S1 Kesehatan/S2 Kesehatan
2
Pudir I dan III
S1 Kesehatan/S2 Kesehatan
3
Pudir II
4
Ka. Tata Usaha
S1 Administrasi/ Sarjana lain yang memiliki pelatihan yang relevan dengan tugasnya S1 Administrasi/ Sarjana lain yang memiliki pelatihan relevan dengan tugasnya
5
Staf Penunjang: 1. Tata Usaha 2. Penanggung jawab: a. Lab. b. Perpust. 3. Dosen biasa
Jumlah 1 2 1 1
SMK/SMU/D-III Administrasi/Komputer
3
D-III Keperawatan/S1 Keperawatan/Ners D-III Perpustakaan D-IV Kep/S1 Kep/S1 Kesehatan/S2 Kesehatan
2 2 6
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Jumlah calon/mahasiswa sesuai dengan rasio dosen biasa dengan mahasiswa yaitu antara 1 : 7 sampai dengan 1 : 12 (Permenkes No. 1192 tahun 2004).
2.2.2. Sarana dan prasarana Setiap pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Prasarana meliputi: lahan, jalan masuk kampus, telepon, faksimile, tempat parkir, kamar kecil, halaman dan taman. Standar sarana prasarana meliputi: 1) pengelolaan, pemanfaatan, pemeliharaan sarana prasarana; 2) ketersediaan dan kualitas gedung, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, dll; 3) fasilitas komputer dan pendukung pembelajaran dan penelitian; (4) kesesuaian dan kecukupan sarana dan parasarana; 5) keberlanjutan pengadaan pemeliharaan dan pemanfaatan. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan; misalnya alat laboratorium, media pembelajaran. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses program studi. Standar sarana dan prasarana menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1192/MENKES/PER/X/2004
tertanggal
19
Oktober
2004,
tentang
Standar
Bangunan/Gedung Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan adalah sebagai berikut:
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Jumlah kelas dan mahasiswa: 1 : 1 (1 kelas untuk 40 orang); rata-rata jumlah AVA yang dimiliki : 3; persentase kesesuaian peralatan laoratorium: 86 -100 %; persentase kesesuaian jumlah perjenis peralatan laboratorium: 86 – 100%. Standar prasarana yaitu a) ada jalan masuk ke institusi, b) ada penyediaan air bersih, c) ada telepon, d) ada faksimile, e) ada tempat parkir, f) ada kamar kecil, g) ada halaman, h) ada taman (Permenkes No. 1192 tahun 2004).
Tabel 2.2. Standar Sarana dan Prasarana Institusi Pendidikan Akademi Kesehatan No 1.
2
Komponen
Jumlah
Ruang belajar mengajar/kuliah: a. Ruang kelas ( 80 m2 ) b. Toilet mahasiswa ( 8 m2 )
Ruang Kantor: a. Ruang pimpinan (12m2) 1 ruangan 2 b. Ruang bagian administrasi dan kemahasiswaan (80m ) 1 ruangan c. Ruang staf pengajar:
1 ruangan 2
1. Ruang dosen (100m ) 2. Toilet dosen (8m2)
3
1 ruangan : 1 kelas 2 ruangan
Ruang administrasi: a. Ruang tata usaha 1. Ka. Sub. Bagian Tata Usaha (8m2) 2
1 ruangan 2 ruangan
1 ruangan
2. Ruang tamu (6m ) b. Ruang pantri (8m2) c. Ruang kepala urusan kepegawaian (6m2) d. Ruang urusan keuangan: 1. Kepala urusan keuangan (6m2)
1 ruangan 1 ruangan 1 ruangan 1 ruangan
2. Staf keuangan (6m2) e. Toilet pimpinan dan staf (8m2)
1 ruangan 2 ruangan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 2.2 4.
Ruang perpustakaan: a. Ruang baca (80m2) b. Ruang pelayanan (6m2)
1 ruangan 1 ruangan
c. Ruang penyimpanan buku (50m2)
1 ruangan
5
Ruang praktek (100m2)
2Ruangan
6
Alat Bantu Belajar Mengajar 1. Media Pembelajaran: a. Papan tulis hitam dan putih b. Over head projector (OHP) c. Slide projector d. Sound system e. Komputer f. LCD 2. Peralatan laboratorium/tindakan harus dikembangkan sesuai cabang ilmu: Laboratorium Dasar, Laboratorium KMB, Laboratorium Keperawatan Maternitas, Laboratorium Keperawatan Anak, Lab Keperawatan Komutnitas, Laboratorium Keperawatan Jiwa 3. Buku – buku
1: 1 kelas 1: 1 kelas 1 : 1kelas 2 : 1 ps 2 unit 1 unit 8 set/sub kompeten si 5-8 set
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1192/MENKES/PER/X/2004
2.2.3. Kurikulum akademi keperawatan Penyelenggaraan pendidikan pada program pendidikan akademi keperawatan mempergunakan kurikulum Nasional Program Akademi Keperawatan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional Nomor 239/U/1999 tanggal 04 Oktober 1999. Kurikulum Nasional disusun berlandaskan pada falsafah keperawatan yang mencakup konsep manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan serta berorientasi pada kaidah-kaidah pendidikan tinggi nasional. Berdasarkan Keputusan Menteri
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Pendidikan Nasional nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa dan Nomor 045/U/2004 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi. Kurikulum meliputi: 1. Kesesuaian visi, misi, sasaran, dan tujuan pendidikan 2. Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders 3. Struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/organisasi) 4. Kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan 5. Derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan antar disiplin ilmu) 6. Kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terdekat dan kepentingan internal lembaga 7. Mata kuliah pilihan yang merujuk pada harapan/ kebutuhan mahasiswa secara individual/ kelompok mahasiswa tertentu 8. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri melanjutkan studi, mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidang studinya, mengembangkan keterampilan yang dapat dialihkan (transferable skills), terorientasikan kearah karir, dan pemerolehan pekerjaan. Menurut Suryosubroto (2005) kurikulum adalah seluruh program kegiatan dan sumber-sumber yang disediakan untuk mencapai sasaran dan tujuan program studi, termasuk program pembelajaran, sumber-sumber, proses-proses, dan penilaian hasil belajar. Kurikulum pendidikan keperawatan disusun berdasarkan kerangka konsep yang kokoh yaitu: Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
1. Pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai pendidikan profesional, pendidikan keperawatan dimasa mendatang akan menumbuh kembangkan mahasiswa melalui kelompok keilmuan (body of knowledge) dan keterampilan profesional yang mencakup ketrampilan intelektual, teknikal, ketrampilan komunikasi serta hubungan interpersonal yang diperlukan untuk melakukan pelayanan/asuhan keperawaan profesional kapada masyarakat. Hal ini dilakukan dan dicapai secara bertahap dalam lingkungan belajar dengan sarana pendidikan yang cukup dan relevan dalam masyarakat dan iklim akademik yang menopang pencapaian kompetensi yang akan dicapai. 2. Memecahkan masalah secara ilmiah. Kemampuan memecahkan masalah secara ilmiah merupakan landasan utama dalam menumbuh kembangkan kemampuan/ penguasaan proses keperawatan, yaitu metoda utama yang digunakan oleh seorang perawat profesional dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam penerapan pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan (PBL). 3. Sikap, tingkah laku dan kemampuan profesional. Sikap, tingkah laku dan kemampuan profesional yang dijiwai prinsip-prinsip humaniora merupakan landasan utama pelayanan keperawatan dengan kode etik keperawatan sebagai acuan/pedoman. Penumbuhan dan pembinaan berfikir, bersikap, berpandangan dan bertindak sesuai hakekat profesi keperawatan, merupakan proses panjang, berkelanjutan dalam suatu komunitas profesional dengan lingkungan dan budaya profesional serta sarat dengan model peran. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4. Belajar aktif dan mandiri. Kemampuan dan kemauan belajar aktif dan mandiri serta mengarahkan belajar sendiri dan belajar berkelanjutan, menuju terbinanya sikap dan kemampuan belajar seumur hidup atau sepanjang hayat, seperti yang dituntut oleh profesi. Hasil ini dicapai melalui rangkaian pengalaman belajar yang disusun dan dilaksanakan dengan berorientasi kepada kebutuhan manusia (student centre). 5. Pendidikan dimasyarakat. Sikap dan kemampuan profesional seorang lulusan akademi keperawatan yang dituntut untuk mengabdikan dirinya dimasyarakat dan memandirikan rakyat untuk hidup sehat, ditumbuhkan dan dibina sepanjang proses pendidikannya melalui berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan di masyarakat. Kurikulum akademi keperawatan disusun lebih terarah dan dapat memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Lulusan akademi keperawatan diharapkan kompeten dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dan melaksanakan peran serta tanggung jawabnya sesuai tuntutan profesi keperawatan.
2.2.3.1. Kompetensi akademi keperawatan Awal mula dari kurikulum berbasis kompetensi ini adalah kurikulum yang dikembangkan oleh Depdiknas sebagai wewenang dan tugasnya. Kurikulum ini dinyatakan untuk menggantikan kurikulum 1994 atau kurkulum berbasis pencapaian tujuan (objective based curiculum). Kurikulum berbasis kompetensi ini dirancang sejak tahun 2000, dan tahun 2004 mulai diterapkan. Jadi kurikulum 2004 inilah yang
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
disebut kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi adalah sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor dengan sebaik-baiknya. Arah dan pedoman belajar yang jelas ada dalam kurikulum. Bila ingin menigkatkan mutu atau kualitas sumberdaya manusia, maka terlebih dahulu meningkatkan mutu institusi pendidikan. Sementara untuk meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan arah dan pedoman belajar. Akademi keperawatan mempunyai 23 kompetensi yang harus diselesaikan dalam 6 semester. Mahasiswa akademi keperawatan dikatakan lulus pendidikan atau tamat pendidikan apabila telah menyelesaikan ke 23 kompetensi ini.
2.2.3.2. Standar Isi. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai tingkat kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan. Standar ini memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan akademik. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan standar nasional pendidikan. Kedalaman muatan kurikulum dikembangkan oleh badan standarisasi nasional pendidikan (BSNP) dan ditetapkan oleh peraturan menteri. Kompetensi terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
yang bersangkutan untuk setiap program studi. Kurikulum tingkat satuan pendidikan wajib memuat mata kuliah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa indonesia dan bahasa inggris. Kurikulum untuk tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Kurikulum yang sederajat atau bentuk lain dapat dimasukkan pada pendidikan berbasis keunggulan lokal. Keunggulan lokal ini dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata kuliah pada pendidikan tersebut. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.
2.2.3.3. Proses pembelajaran. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan tempat dan situasi yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis mahasiswa. Setiap satuan pendidikan melakukan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sukurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per pendidik (PP No. 19 tahun 2005). Menurut Tilaar (2004) yang mengutip pendapat Don Tapscott ada 3 (tiga) unsur proses belajar yang asing di dalam budaya lama, yaitu: interaktif, partisipasi, dan diskursus. Budaya interaktif memerlukan suatu proses belajar-mengajar yang baru, oleh karena peserta yang belajar atau pembelajar bukan bersifat pasif tetapi aktif. Si pembelajar berinteraksi dengan sesama, dengan para pakar baik secara langsung maupun melalui karya-karya dengan menggunakan internet. Didalam proses interaktif tersebut maka si pembelajar adalah seorang partisipan dan bukan seorang boneka yang sekadar hanya menerima segala sesuatu yang dituangkan kedalamnya. Demikian pula di dalam proses interaktif tersebut, si pembelajar bukanlah pasif tetapi secara aktif mengadakan diskursus mengenai segala hal yang ditemukan di dalam pengembaraannya dalam dunia maya tanpa batas. Proses pembelajaran tentu meminta sosok seorang teman mitra belajar dan sarana belajar yang berbeda. Sarana belajar tidak terbatas hanya di dalam kelas, ”school without walls”, dan juga tidak tergantung pada seorang dosen karena dosen sekadar hanya sebagai fasilitator, juga tidak terbatas pada buku-buku teks, atau bukuErika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
buku perpustakaan, karena informasi dapat diketahui dan dianalisis dari berbagai sumber. Yang diperlukan adalah kemampuan daya analisis. Duncan Grey mengatakan yang dikutip oleh Tilaar 2002, bahwa diperlukan satu generasi dosen untuk dapat mengadopsi dan beradaptasi dengan proses pembelajaran yang baru. Di dalam kebudayaan global dengan teknologi informasi yang berkembang sangat cepat telah muncul generasi muda atau n-generation dengan sikap yang berlainan dengan sikap generasi tua. Bagi generasi tua, informasi dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya sangat terbatas serta diperoleh dengan cara yang tradisional, lambat, kurang up-to-date, dan sangat terbatas serta tertutup. TIK dalam proses belajar mengajar, mengatasi batas-batas waktu dan tempat. Oleh sebab itu peran dosen dan mahasiswa perlu diredefinisikan. Dosen bukan lagi sebagai instruktur tetapi seorang fasilitator yang membawa peserta didik membuka jendela-jendela ilmu pengetahuan yang terbuka tanpa batas. Didalam kaitan ini redefinisi peran dosen menjadi mutlak. Dosen tetap ada dan penting, profesi dosen tetap ada dan tidak dapat diganti oleh komputer. Namun peranannya berubah menjadi fasilitator. Dengan adanya TIK maka proses belajar-mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif mesikipun ini sangat menonjol, tetapi juga mengembangkan berbagai potensi intelegensi, termasuk intelegensi budaya (culture intelligence). Proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Proses
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
belajar adalah cara bagaimana para pelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri. Dalam proses belajar mengajar, pada awal proses sudah tentu diperlukan bimbingan pendidik dalam arti tradisional, namun demikian bimbingan tersebut semakin lama semakin menghilang dan berubah menjadi seorang fasilitator yang membuka jalan bagi peserta didik untuk mengembara (roaming) secara mandiri dalam dunia informasi yang tanpa tepi. Proses belajar itu tentunya akan berubah karena tidak didikte lagi oleh para pendidik yang tradisional tetapi peserta didik semakin cepat untuk dapat berdiri sendiri.
Tabel 2.3. Proses Belajar Interaktif Proses Belajar Mandiri
Proses Belajar Interaktif
1. Dosen sebagai pembaca berita
1. Dosen sebagai fasilitator
2. Sekolah sebagai penyiksa
2. Sekolah sebagai pusat untuk bergembira
3. Satu ukuran untuk semua
3. Sesuai dengan pelanggan (customize)
4. Belajar disekolah
4. Belajar seumur hidup
5. Belajar menyerap bahan pelajaran
5. Belajar bagaimana belajar
6. Dosen sebagai pusat 7. Instruksi
6. Peserta didik sebagai pusat 7. Konstruksi, menemukan
8. Linier,berurutan (sequential/serial)
8. Belajar melalui hiper media
Sumber: Tilaar, 2004
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Pada fase permulaan, peserta didik akan dibimbing untuk dapat menemukan jalannya sendiri. Didalam proses belajar inilah akan muncul sekolah atau kampustanpa-dinding (school without walls). Didalam kaitan ini proses belajar oleh Don Tapscott disebut sebagai broadcast learning akan diganti dengan interaktive learning sebagaimana yang tercantum dalam tabel 2.3. Perkembangan tuntutan kebutuhan masyarakat, kemajuan IPTEK dan pembangunan dibidang kesehatan sekarang dan yang akan datang yang dituangkan dalam pendidikan untuk dapat memberikan perkembangan dan pembinaan yang mengacu pada landasan utama pelayanan/asuhan keperawtan profesional, maka berbagai bentuk pengalaman belajar dilaksanakan melalui kurikulum pendidikan akademi keperawatan. Pengalaman belajar tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pengalaman Belajar Teori. Pengalaman belajar tiori yang memungkinkan peserta didik mengikuti dan menguasai ilmu dan kiat keperawatan, sehingga dapat ditumbuhkan dan dibina kemampuan peserta didik untuk melaksanakan asuhan keperawatan profesional. Belajar teori harus didukung oleh sarana prasarana yang lengkap guna menunjang situasi dan kondisi belajar. Prestasi belajar atau student achievement mahasiswa pada umumnya dihubungkan dengan kemungkinan prestasi kerja yang nantinya akan dicapai setelah mereka memasuki dunia kerja. Oleh karena itu sering kali diprediksi bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi belajar yang tinggi, akan memiliki prestasi kerja yang tinggi pula. Namun demikian bagi seorang profesional, prestasi hasil belajar yang tinggi saja tidak cukup. Faktor psikologis lain seperti kematangan atau emotional Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
intelligence menurut istilah Goleman (1999) dan lingkungan manajemen dunia kerjanya memiliki peranan yang lebih besar terhadap keberhasilan seseorang (Widodo, 1999). 2. Belajar di Laboratorium . Mengajar melalui tatap muka adalah yang paling umum dan telah dikenal dengan baik; melalui persiapan SAP, materi mengajar, metode mengajar, penekanan, tanya jawab dan diskusi hingga presentasi materi yang dapat dilihat dalam dua dan tiga dimensi serta pencatatan. Mahasiswa belajar dalam tatap muka; mendengar melalui telinga, mendengar kemudian lupa. Bila diceritakan lagi akan tertarik. Dan bila melihat akan diingat apabila ditunjukkan dengan jelas. Tetapi banyak pengetahuan harus dipahami dan dapat diimplementasikan, oleh sebab itu proses belajar ”learning by doing” atau belajar dilaboratorium dan pelaksanaan tugas-tugas projek atau praktikum akan memberi hasil lebih yaitu: bila dilakukan sendiri, maka akan tahu dan dipahami. 3. Praktek Belajar Klinik (PBK) dan Praktek Belajar Lapangan (PBL). Melalui pengalaman belajar dalam tatanan nyata dimasyarakat, khususnya dalam tatanan pelayanan kesehatan terutama dalam pengalaman belajar klinik (PBK) di Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Bersalin dan pengalaman belajar lapangan (PBL) di desa binaan, mahasiswa mendapat kesempatan untuk berlatih bekerja di masyarakat melakukan sosialisasi profesional, mengambil keputusan klinik, lebih peka dan mampu mengidentifikasi dan memecahkan berbagai masalah kesehatan, keperawatan yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
dan teknologi dalam bidang keperawatan, serta memanfaatkan berbagai sumber dan kemampuan yang ada dimasyarakat. Melalui praktek lapangan (mahasiswa akademi keperawatan) dapat menerapkan prinsip-prinsip belajar pada situasi nyata melalui interaksi dengan
klien
atau
keluarga
dan
anggota
tim
kesehatan
lainnya.
Pengembangan keterampilan di dalam bidang keperawatan juga di peroleh dan diperkuat dengan pemberian bimbingan supervisi dari CI (clinical instructre) pendidikan yang bekerjasama dengan CI (clinikal structure) Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik Bersalin dan juga perangkat desa selama proses praktek lapangan berlangsung.
2.3. Pembiayaan Pembiayaan/Pendanaan meliputi: (1) sumber dana; (2) sistem alokasi dana (3) pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana; (4) keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya. Pembiayaan adalah dana pendukung penyelenggaraan program studi yang disediakan oleh perguruan tinggi dan sumber dana lain, seperti industri dan lembaga lain yang berkepentingan dengan kualitas lulusan yang akan dipekerjakannya. Dana itu harus direncanakan sesuai dengan standar finansial yang disepakati untuk memungkinkan program studi mencapai sasaran dan tujuannya. Dana itu mencakup
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
biaya operasional program, pengadaan dan pemeliharaan bahan pengajaran dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan program. Menurut PP No. 19 tahun 2005, standar pembiayaan pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal (PP No. 19 tahun 2005). Biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. Biaya operasi satuan pendidikan meliputi (1) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, (2) bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, (3) biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Biaya operasi perguruan tinggi adalah biaya untuk memberikan pelayanan pendidikan tinggi, tidak termasuk investasi pada prasarana, sarana, dan modal kerja tetap dan biaya pendidikan personal yang harus ditanggung oleh peserta didik.
2.4. Manajemen Pendidikan Dalam institusi pendidikan hanya ada manajemen bertingkat yaitu manajemen tertinggi sampai dengan manajemen terdepan (Pidarta, 2004).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Manajemen tertinggi Manajemen madya Manajemen terdepan Administrasi Organisasi
Sumber: Pidarta, 2004 Gambar 2.1. Hubungan antara Organisasi, Administrasi dan Manajemen Pendidikan
Pada institusi pendidikan tinggi pekerjaan manajer dilaksanakan oleh rektor dan para dekan (direktur pada akademi keperawatan), sedangkan pekerjaan supervisor dilakukan oleh para ketua jurusan pendidikan tinggi atau pembantu direktur pada institusi pendidikanakademi keperawatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Robbins (1982) yang dikutip oleh Pidarta (2004) bahwa supervisi dilakukan oleh administrator terdepan. Proses manajemen itu merupakan aktivitas yang melingkar, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai dengan pengawasan kemudian kembali lagi pada perencanaan, pengorganisasian dan seterusnya dengan tidak pernah berhenti. Dengan demikian antara manajemen dan supervisi tak dapat dipisahkan.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Sesudah manajemen membuahkan aktivitas-aktivitas tertentu dalam institusi pendidikan
dengan
program-programnya,
sarananya,
anggarannya,
kriteria
pelaksanaan dan keberhasilan, dan petunjuk-petunjuk kepada para pelaksana, maka proses pendidikan dilaksanakan. Supervisor membimbing para pelaksana, sementara itu para rektor/dekan/direktur telah siap menerima laporan baik dari supervisor tentang hal yang perinsip, maupun dari pelaksana pendidikan itu sendiri. Para rektor/dekan/direktur juga melakukan pengawasan/kontrol langsung terhadap proses pendidikan yang sedang berjalan. Hasil pengawasan dan laporan-laporan diolah oleh para rektor/dekan/direktur sebagai umpan balik untuk memberikan revisi seperlunya kepada proses pendidikan tersebut. Jadi manajemen dan supervisi adalah aktivitas-aktivitas yang saling menunjang dan sebagian besar berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Bedanya ialah manajemen terjadi dikantor tetapi supervisi terjadi dilapangan yaitu tempat proses pendidikan berlangsung. Supervisi menghasikan umpan balik, manajemen memproses umpan balik untuk mendapatkan kebijakan baru. Menurut Davis (1976) yang dikutip oleh Pidarta (2004) bahwa manajemen institusi pendidikan dapat dibedakan menjadi manajemen sebagai tugas dan manajemen sebagai peranan. Manajemen sebagai tugas ialah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen sementara manajemen sebagai peranan disebutkan peranan administrasi eksekutif. Peranan eksekutif adalah mengerjakan atau melaksanakan keputusan pada tingkat tertinggi. Dengan demikian administrasi dapat dikatakan proses melaksanakan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
keputusan-keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mengenai kegiatan-kegiatan
rutin,
seperti
administrasi
pengajaran,
kemahasiswaan,
kepegawaian, keuangan dan sarana prasarana. Sementara manajemen adalah kegiatan-kegiatan non rutin yang menangani gejolak baik positif maupun negatif yang membutuhkan pemikiran dan aktivitas khusus untuk menyelesaikannya, termasuk yang bertalian dengan sumber-sumber pendidikan. Gejolak positif misalnya ketidak mampuan dosen dalam melaksanakan metode pembelajaran baru, gejolak negatif misalnya mengatasi demonstrasi mahasiswa. Pengertian manajemen oleh Dale (1973) yang dikutip oleh Pidarta (2004): manajemen sebagai (1) mengelola orang-orang yaitu merupakan penanganan terhadap para anggota organisasi, (2) pengambilan keputusan yaitu, (3) proses – proses mengorganisasikan dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan. Pendapat ini mencakup para anggota dan materi. Orang dan materi termasuk dana diatur dan diarahkan, kemudian diputuskan aturan-aturan dan hasil arahan itu untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen ialah proses mengintegrasikan sumber-sumber yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan (Johnson, 1973) yang dikutip oleh Pidarta, 2004. Sumber-sumber ialah mencakup orang-orang, alatalat, media, bahan-bahan, uang, dan sarana. Semuanya diarahkan dan dikordinasi agar terpusat dalam rangka menyelesaikan tujuan. Mengarahkan orang-orang agar melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan, berarti membuat orang-orang itu mengatur sarana, bahan, Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
alat, dan biaya serta dengan metode tertentu melakukan aktivitas mereka masingmasing.
2.4.1. Fungsi manajemen institusi pendidikan Menurut Pidarta (2004) yang mengutip pendapat Hersey bahwa fungsi manajemen ada 4 yaitu merencanakan, mengorganisasi, memotivasi dan mengontrol. Tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh para pimpinan pendidikan sebagian besar dilaksanakan sebelum proses pendidikan berlangsung. Hanya mengontrol dan melaporkan dilakukan selama dan sesudah proses pendidikan berlangsung. Pimpinan diperguruan tinggi harus mampu melaksanakan tugas tersebut diatas. Sesuai dengan PP Nomor 60 tahun 1999 dan UU No. 284/1999 tanggal 14 Oktober 1999 tentang pengangkatan pimpinan PT dan pimpinan fakultas: minimal berijazah S1 atau setara, mendapat penilaian layak melalui pertimbangan senat perguruan tinggi, lektor kepala untuk Rektor/PR, lektor untuk Ketua/Puket/ Dekan /Pudek /Direktur/Pudir, berdomisili di kota PTS yang dipimpin. Supervisi adalah proses pembimbingan dari pihak atasan kepada dosen-dosen dan para personalia pendidikan, untuk memperbaiki situasi belajar mengajar dengan maksud mencapai tujuan yang diinginkan. Memperhatikan tujuan supervisi tersebut maka tugas para supervisor adalah membina dosen dalam membimbing mahasiswa belajar dan menyiapkan fasilitas belajar mereka. Supervisor juga melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang dilakukan oleh pimpinan. Supervisor merencanakan usaha-usaha untuk memperbaiki kekeliruan dosen-dosen, mengkoordinasi sarana
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh dosen, mengarahkan dosen yang kurang berdedikasi, dan mengontrol pekerjaan dosen tersebut. Pekerjaan supervisor terbatas pada suatu lingkup dosen yang dibina. Sedangkan pekerjaan dosen itu sudah diatur oleh pimpinan pendidikan.
2.4.2. Manajemen berdasarkan sasaran Manajemen berdasarkan sasaran adalah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan menjadi satu kesatuan, berdasarkan sasaran yang ingin di capai yaitu tujuan pendidikan itu sendiri yang disesuaikan dengan visi dan misinya. Masingmasing pendidikan mempunyai sasaran atau tujuan sesuai dengan misi pendidikan yang mereka emban. Untuk mencapai tujuan, institusi pendidikan harus merumuskan fungsi-fungsi utama, yang dijabarkan dari sasaran pendidikan atau tujuan yang telah ditetapkan. Masing-masing fungsi utama dijabarkan lagi menjadi tugas-tugas individu. Atau secara sederhana dapat juga disebutkan hierarki pekerjaan pada setiap institusi pendidikan adalah unit-unit kerja, sub unit kerja dan tugas individu. Sub sistem tugas di institusi pendidikan misalnya pendidikan, penelitian dan pengapdian
kepada
masyarakat,
sementara
komponen-komponennya
adalah
pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan oleh setiap dosen dan pegawai. Manajemen bertugas memadukan sub sistem-sub sistem beserta hierarki sistem
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
dibawahnya sampai dengan komponen-komponennya menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan. Institusi pendidikan dapat melakukan pertemuan tentang rencana-rencana secara bertingkat. Mula-mula dilakukan pada sub unit oleh para anggota sub unit dan akhirnya dibawa kepertemuan institusi pendidikan atau puncak oleh ketua-ketua unit. Dalam pertemuan itu diharapkan perencanaan itu bisa selesai sebelum waktu aktivitas itu dilaksanakan. Dalam setiap pertemuan ini terjadi reaksi penyesuaian satu dengan yang lain. penyesuaian yang dapat terjadi adalah penyesuaian pedoman umum, penyesuaian vertikal, dan penyesuaian horizontal (Pidarta, 2004). Pedoman umum dapat dibuat oleh pimpinan tertinggi, atau berupa kegiatan rutin. Pedoman ini sudah diketahui oleh para dosen sebelum mereka melakukan aktivitasnya. Penyesuaian jenis ini akan terjadi akibat salah tafsir, kurang memahami maksud pimpinan tertinggi, kurang kemampuan mengplikasi konsep dan sebagainya. Penyesuaian vertikal adalah penyesuaian terhadap rencana-rencana baik yang dibuat oleh petugas tertinggi maupun petugas yang berada dibawahnya terutama untuk pekerjaan yang sejenis. Penyesuaian ini dimaksudkan agar terjadi keutuhan sasaran dan keutuhan pekerjaan dan tanggung jawab untuk mencapai sasaran atau tujuan. Penyesuaian horizontal adalah penyesuaian dengan teman-teman setingkat, maksudnya agar perencanaan itu tidak tumpang tindih dan menjalin rangkaian yang harmonis. Misalnya bila pimpinan institusi pendidikan akademi Keperawatan hendak Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
menerapkan metode proyek praktek belajar lapangan maka jadwal penggunaannya harus diatur agar tidak terjadi tabrakan waktu dengan kegiatan yang lain. Disamping penyesuaian dalam menetapkan sasaran yang dituju dan tanggungjawab individu, terjadi pula penyesuaian terget, efektivitas, dan efesiensi kerja individu atau unit pendidikan. Disini tampak keharusan terjadinya dedikasi dan motivasi yang tinggi para anggota institusi pendidikan. Tanpa dasar dedikasi dan motivasi yang memadai para anggota institusi pendidikan tidak akan merencanakan target dan efektivitas serta efisiensi yang memadai. Sangat mungkin mereka akan mencantumkan target, efektivitas serta efisiensi pada syarat minimal. Bila hal ini terjadi, prinsip manajemen berdasarkan sasaran yang memiliki kontrol diri sendiri sulit diwujudkan (Pidarta, 2004). Namun apabila perencanaan individual dengan penyesuaian bisa diwujudkan ditambah dengan ukuran menilai kontribusi individu direalisasi, dedikasi dan motivasi yang memadai bisa terjadi pada sebagian besar anggota institusi pendidikan. Target atau standar perlu direncanakan untuk meningkatkan semangat kerja dan agar tugas pekerjaan yang besar bisa dibagi-bagi menurut target-target tertentu dapat selesai tepat waktu. Bila terget telah ditetapkan, maka efektivitas kerja individu dapat diukur. Sebab kerja yang efektif 100% terjadi kalau target dapat tercapai secara tepat (Pidarta, 2004). Efesiensi menyangkut alokasi pemakaian sumber-sumber pendidikan. Bila dalam perencanaan sasaran sudah dilengkapi dengan alokasi pemakaian sumbersumber pendidikan maka efesiensi dapat juga diukur. Ukuran pengoperasian unit-unit Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
kerja dan ukuran untuk menilai kontribusi individu juga ditetapkan. Ukuran-ukuran ini disiapkan oleh pimpinan institusi pendidikan tertinggi, kemudian dibahas juga dalam pertemuan penyesuaian Kriteria untuk mengoperasikan unit/sub unit informasi manajemen secara sistem di institusi pendidikan seperti (1) data dikumpulkan secara berkala dan insidental, (2) data harus relevan, mencukupi, baru, sesuai dengan geografis, (3) dikumpulkan dari semua bagian institusi pendidikan dan dari luar institusi, (4) diproses menjadi informasi yang tepat bagi kepentingan pimpinan pada saat dibutuhkan untuk megambil keputusan, (5) dilakukan oleh para anggota institusi atau bagian unit dengan pembagian tugas menurut kemampuan mereka masing-masing (Miarso, 2005). Ukuran untuk menilai kontribusi individu dapat diambil dari pengabdian secara iklas dan motivasi kerjanya sehari-hari berdasarkan pengamatan oleh atasan maupun oleh teman individu bersangkutan dan laporan individu tersebut. Supaya eksak dedikasi atau pengabdian secara ikhlas dan motivasi dapat dibuat bertingkattingkat dengan teknik skala ukuran. Disamping itu tingkat efektifitas (pencapaian target) dan efesiensi kerja yang dicapai juga merupakan ukuran kontribusi. Hasil pengukuran keempat macam itu dapat dibuat bobotnya. Misalnya dedikasi : motivasi : efektivitas : efesiensi = 1 : 1 : 3 : 3
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2.4.3. Standar pelaksanaan Pengelolaan satuan pendidikan pada jemjang pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundangundangan yang belaku memberikan kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik, operasional, personalia, keuangan, dan area fungsional pengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi. Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur tentang: (1) kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus, (2) kalender akademik pendidikan, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan, (3) struktur organisasi satuan pendidikan, (4) pembagian tugas diantara pendidik, (5) pembagian tugas diantara tenaga kependidikan, (6) peraturan akademik, (7) tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana, (8) kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat, (9) biaya satuan operasional pendidikan.
2.5. Mutu Mutu suatu produk adalah ”keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan” (Prawirosentono, 2004). Mutu adalah bagaimana menyediakan kebutuhan konsumen dengan barang atau jasa yang
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
terbaik mutunya (Pohan, 2005). Mutu adalah seluruh karakteristik dari suatu produk barang/jasa yang memuaskan kebutuhan tersurat atau tersirat (ISO, 8402). Setiap orang akan menilai mutu berdasarkan standar atau karakteristik/kriteria yang berbeda-beda. Salah satu kesulitan dalam merumuskan mutu adalah karena mutu
itu
sangat
melekat
dengan
faktor-faktor
subjektivitas
orang
yang
berkepentingan, baik konsumen, pemberi layanan (provider), penyandang dana, masyarakat, ataupun pemilik layanan tersebut (Pohan, 2007). Masyarakat melihat barang/jasa yang bermutu sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan diselenggarakan dengan cara tepat waktu, tanggap dan mampu memenuhi keinginannya. Sementara itu pemberi layanan (provider) mengaitkan layanan yang bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol, kebebasan dalam setiap melakukan layanan sesuai dengan teknologi, dan bagaimana keluaran (outcome) atau hasil layanan itu. Penyandang dana menganggap bahwa layanan yang bermutu adalah layanan yang efisien dan efektif. Diharapkan outcome dapat dihasilkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga biaya layanan menjadi efisien (Pohan, 2005). Dari perspektif administrator walau tidak langsung memberikan layanan, akan tetapi ikut bertanggungjawab dalam masalah mutulayanan. Kebutuhan akan suvervisi, manajemen keuangan dan logistik akan memberikan suatu tantangan dan kadangkadang administrator kurang memperhatikan prioritas sehingga timbul persoalan dalam layanan tersebut (Pohan, 2005).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2.5.1. Cara pengukuran mutu Mutu akan diukur berdasarkan perbandingannya terhadap standar yang telah disepakati dan ditetapkan sebelum pengukuran mutu dilakukan. Ciri-ciri mutu disusun untuk menggambarkan barang/jasa yang bermutu, dengan ciri demikian akan memenuhi harapan konsumen. Konsumen akan membutuhkannya karena dapat memuaskan harapan dan kebutuhan konsumen. Ciri-ciri/karakteristik itu disebut sebagai standar, dan terhadap standar itu akan diukur atau dibandingkan. Kerangka pikir lain yang dikembangkan dalam lingkungan layanan kesehatan yang berasal dari kalangan industir (Juran, 1988; Maxwell, 1984) yang dikutip oleh Pohan, 2005: bahwa mutu adalah (a) ketepatan waktu. Termasuk akses, waktu tunggu, dan waktu tindakan; (b) informasi. Penjelasan dari jawaban apa, mengapa, bagaimana, kapan dan siapa; (c) kompetensi teknis. Termasuk pengetahuan kedokteran
dan
keperawatan,
keterampilan
dan
pengalaman,
teknologi,
keparipurnaan, dan keberhasilan pengobatan; (d) hubungan antarmanusia. Kedalam ini termasuk rasa hormat, sopan santun, perilaku, dan empati; (e) lingkungan. Termasuk gedung, taman, kebersihan, kenyamanan, dan keamanan.
2.5.2. Mutu pendidikan Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dikemukakan bahwa ”Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan”. Dengan menyelenggarakan penjamin mutu
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
diharapkan PTS mampu berkembang secara berkelanjutan (continuous improvement). Mutu (quality) pendidikan tinggi perlu dijamin melalui penjamin mutu. Hal ini dlakukan, bukan saja untuk kepentingan perguruan tingggi yang bersangkutan tetapi juga untuk kepentingan stakeholders dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Perguruan tinggi yang menjamin mutu pendidikannya dan sekaligus mutu lulusannya, akan diminati masyarakat. Masyarakat pengguna lulusan seperti dunia kerja akan dapat dengan mudah melakukan perekrutan sesuai dengan tingkat mutu yang diinginkan, dan pada saat yang sama, lulusan PT dapat bersaing dengan bangsa asing dalam memperebutkan lapangan kerja. Ada 5 syarat dasar agar mutu pendidikan dapat dijamin: 1. Komitmen (commitment). Komitmen diartikan sebagai janji, yaitu komitmen untuk mewujudkan sesuatu yang telah ditetapkan. Ada tidaknya komitmen dapat terlihat dari adanya kemajuan kerja (progress) yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Penyesuaian (adjusment) karena adanya perubahan situasi
dan kondisi atau peraturan baru boleh saja dilakukan asal tidak
membelokkan rencana besar yang telah ditetapkan, dan tidak pula bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Komitmen harus dimiliki oleh setiap unsur pimpinan dan anggota organisasi. 2. Dedikasi (Dedication). Dedikasi diartikan juga sebagai pengabdian, yaitu dedikasi yang menyampingkan kepentingan pribadi dengan mengutamakan kepentingan organisasi atau kepentingan bersama. Dedikasi mengandung juga pengertian Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
memberikan seluruh perhatian dan tenaga tanpa terlebih dahulu memikirkan imbal jasa berupa materi atau bentuk penghargaan lainnya. Dedikasi harus dimiliki oleh setiap unsur pimpinan dan anggota organisasi. 3. Kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan diartikan sebagai orang yang memiliki ilmu (science), pengetahuan (knowledge), dan seni (art) dalam memimpin perguruan tinggi atau unit tertentu dalam perguruan tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin bukan saja harus memiliki dan menghayati tujuan, visi, misi dan strategi organisasi, tetapi juga memiliki seni dalam menggerakkan dan memotivasi semua anggotanya untuk secara bersama-sama mewujudkan tujuan organisasi. 4. Standar/baku mutu (benchmarking). Standar diartikan sebagai penentuan baku mutu sebagai tempat ”bercermin”. Organisasi berupaya setidaknya menyamai atau kalau mampu melebihi standar. 5. Sistem penjaminan mutu internal dan eksternal (internal and external quality assurance). Penjaminan mutu yang dilakukan melalui sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi wajib dilakukan bukan saja demi pelaksanaan undang-undang dan peraturan pemerintah tetapi juga demi eksistensi perguruan tinggi yang bersangkutan. Dalam kaitannya dengan evaluasi-diri dan akreditasi, standar merupakan kompetensi atau kualitas minimum yang dituntut dari suatu lembaga perguruan tinggi dan lulusannya. Untuk dapat diukur masing-masing standar itu diuraikan menjadi parameter dan indikator. Standar atau baku adalah ukuran tertentu yang dipakai Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
sebagai patokan, atau sesuatu yang dianggap tetap nilainya dan dapat dipakai sebagai ukuran nilai/harga (pedoman akreditasi BAN-PT, 2004). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Lingkup standar nasional pendidikan meliputi: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, (8) standar penilaian pendidikan.
2.5.3. Mutu lulusan Lulus adalah berhasil di ujian, dapat melalui dengan baik (dalam menghadapi segala cobaan) (kamus besar bahasa Indonesia, 2005). Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mutu lulusan akademi keperawatan adalah keberhasilan yang dicapai mahasiswa pada akhir program studi sesuai karakteristik atau kriteria yang sudah ditetapkan dan dapat menyelesaikan kompetensi akademi keperawatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Mutu suatu lulusan akan meningkat apabila kompetitif dengan lulusan yang lain. Lulusan yang mampu berkompetitif dapat mencerminkan kualitas dan dianggap mampu berproduktivitas.. Di dalam suatu dunia yang terbuka, didalam perdagangan bebas dimana batas-batas negara menghilang diperlukan kemampuan produktivitas yang tinggi dan dapat berkompetisi. Untuk dapat berproduktivitas diperlukan manusia yang berkualitas. Kualitas tersebut adalah: (a) Kreativitas, (b) Produktivitas, (c) Kompetitif (Tilaar, 2002). Ketiga kualitas manusia itu merupakan suatu kesatuan.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Hanya manusia yang kreatif yang akan dapat meningkatkan kemampuan produktivitasnya. Manusia yang kreatif akan meningkatkan produktivitasnya dan produktivitas yang tinggi akan lahir dari kompetisi. Hal ini berarti, industri (pendidikan) yang tidak didasarkan kepada ilmu pengetahuan didalam organisasinya akan tidak dapat bertahan didalam masyarakat global. Oleh karena itu pendidikan harus mampu menciptakan manusia yang produktif. Untuk mengetahui pendidikan itu dapat menciptakan manusia yang produktif dan kompetitif dengan yang lainnya, dapat diketahui dari mutu lulusan yang dapat diukur dari kompetensi. Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap serta penerapannya dalam suatu pekerjaan berdasarkan pada kriteria unjuk kerja yang dibutuhkan dalam pekerjaan, yang meliputi: 1. Keterampilan melaksanakan pekerjaan (task skills), yaitu keterampilan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan standar yang disyaratkan oleh pendidikan, meliputi standar profesional practice dan profesional ethic. 2. Keterampilan mengelola pekerjaan (task management skills), yaitu keterampilan manajerial muali dari membuat perencaan dan mengorganisir tugas-tugas pekerjaannya sampai pada evaluasi dengan efektif dan efisien. 3. Keterampilan menguasai kemungkinan (contingency management skills), yaitu melakukan tindakan dan pengambilan keputusan yang tepat atas suatu masalah dilandasi dengan kemampuan berpikir kritis (critical thingking).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4. Keterampilan mengelola lingkungan kerja (job/role environment skills), yaitu keterampilan untuk berperan serta dan memberikan kontribusi terhadap pemeliharaan lingkungan yang mendukung kesehatan, keselamatan, keamanan, dengan memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat (safety and health promotion). 5. Keterampilan beradaptasi (transfer/adaptation skills), yaitu kemampuan untuk menerapkan keterampilan dan pengetahuannya pada situasi yang baru, termasuk kemampuan bekerjasama dan kemampuan berkomunikasi.
2.5.4. Standar kompetensi lulusan Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP No. 19 tahun 2005). Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang didalamnya terkandung pengetahuan dan keterampilan yang didukung dengan sikap dalam melaksanakan suatu tugas/ pekerjaan disuatu tempat kerja dengan mengacu kepada kriteria unjuk kerja yang ditetapkan. Standar kompetensi adalah rumusan sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas/ pekerjaan diarea/ bidang tertentu yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai standar kinerja yang dipersyaratkan. Unit kompetensi adalah uraian tugas/ pekerjaan yang mendukung pelaksanaan tugas/ pekerjaan tertentu (Depkes, 2005). Setiap init kompetensi didukung oleh sejumlah sub/ elemen kompetensi. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Sub kompetensi atau elemen kompetensi adalah rincian/ tahapan kegiatan yang diperlukan untuk pelaksanaan satu unit kompetensi tertentu. Setiap sub kompetensi dilaksanakan sesuai dengan standar dan mengacu pada kriteria unjuk kerja (KUK) yang telah ditetapkan Kriteria unjuk kerja (KUK) adalah pernyataan tentang hasil atau output yang diharapkan dari setiap sub kompetensi atau elemen kompetensi yang dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Standar kompetensi lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh masingmasing perguruan tinggi (PP No. 19 tahun 2005). Jadi kompetensi itu merupakan perpaduan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untuk melakukan tugas/ pekerjaan berdasarkan standar kinerja dibidang tertentu. Hasil belajar dari pelaksanaan tugas dapat berupa penulisan makalah, diskusi, seminar, pembuatan laporan dan pembuatan rancangan. Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan menggunakan huruf A, B, C, D dan E yang masing-masing bernilai 4, 3, 2, 1, dan 0. masing-masing perguruan tinggi dapat menetapkan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
mahaisiswa putus kuliah berdasarkan kriteria yang diatur dalam keputusan masingmasing perguruan tinggi (Depdiknas, 2002). Pasal 14 Kepmendiknas 232/U/2002 menjelaskan bahwa syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah sistem kredit semester (SKS) yang disyaratkan dan indeks prestasi kumulatif (IPK) minimum, pengamatan oleh dosen. Indeks prestasi kumulatif minimum, ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi, sama atau lebih tinggi dari 2.0 untuk program sarjana dan program diploma. Selanjutnya pasal 15 dari keputusan menteri tersebut disebutkan bahwa predikat kelulusan atas tiga tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan cumlaude yang dinyatakan pada transkrip akademik. Indeks prestasi kumulatif sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan diploma adalah: (1) IPK 2,0-2,75 = cukup, (2) IPK 2,76 – 2,99 = memuaskan, (3) 3,00 – 3,50 = sangat memuaskan, (4) 3,51 – 4,00 = cumlaude (terpuji) (depdiknas, 2002).
2.5.5. Penilaian pencapaian kompetensi Untuk menetapkan seseorang dinyatakan kompeten, harus dilakukan melalui proses penilaian yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan bukti dan mempergunakan bukti tersebut untuk membuat
sebuah
keputusan
berdasarkan
pengumpulan bukti tersebut, digunakan
standar
penilaian.
Dalam
proses
konsep evaluasi untuk mengukur
ketercapaian kompetensi secara tepat. Hasil evaluasi dapat mengungkapkan hasil penguasaan kompetensi baik pada aspek pengetahuan sikap dan keterampilan.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Penilaian pencapaian kompetensi harus dilakukan secara holistik, artinya terintegrasi semua kriteria unjuk kerja dari setiap sub kompetensi dalam pencapaian kompetensi pada unit tertentu. Karena sifatnya menggunakan suatu standar tertentu yang telah ditetapkan maka penilaiannya menggunakan prinsip ”criterion referenced” atau penilaian acuan patokan/kriteria (PAP), yaitu membandingkan tingkat pencapaian seseorang atau mahasiswa terhadap standar kriteria unjuk kerja.
2.5.6. Aspek yang dinilai Aspek yang dinilai dari pencapaian kompetensi meliputi: 1. Pengetahuan. Menilai pengetahuan yaitu (a) menilai kemampuan mengingat, (b) kemampuan memahami, (c) kemampuan mengaplikasikan konsep/prinsip, (d) kemampuan menganalisis, (e) kemampuan mengevaluasi, (f) dan kemampuan menciptakan. Menilai Pengetahuan Tertulis Pemahaman Penalaran proyek
Lisan
Bertanya Wawancara Responsi
Pilihan ganda Betul salah menjod ohkan
Essei Jawaban pendek Isian Studi kasus
Tugas Laporan portopolio
Gambar 2.2. Bentuk Penilaian Pengetahuan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan menggunakan standar kelulusan penilaian acuan patokan (PAP), dengan nilai batas lulus minimal 60, dengan bobot 20 – 30% (Depkes, 2005). 4. Keterampilan. Aspek yang dinilai: (a) kemampuan meniru, (b) kemampuan memanipulasi tindakan berdasarkan konsep, (c) kemampuan melakukan tindakan secara teliti dan benar, (d) kemampuan melakukan serangkaian tindakan secara berurutan, (e) kemampuan melakukan tindakan secara efisien. Penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek keterampilan menggunakan standar kelulusan berdasarkan kompeten atau tidak kompeten. Penilaian ini ditekankan terhadap pelaksanaan langkah-langkah kegiatan sesuai dengan standar untuk menilai proses sedangkan untuk menilai hasil dilakukan dengan cara membandingkan hasil tindakan dengan kriteria keberhasilan. Penilaian ini untuk menilai tahap pelaksanaan, mencakup penilaian proses, hasil, atau proses dan hasil, keamanan dan keselamatan kerja. keterampilan
Proses
Checklist Langkah kerja/ Standar prosedur
Proses dan Produk
Fakta/ data pelaksanaan tindakan
Produk
Fakta/ data hasil kerja
Rumusan KUK
Gambar 2.3. Bentuk Penilaian Ketrampilan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Penilaian proses dilakukan jika produk/ hasil tidak bisa diamati. Mahasiswa dinyatakan lulus apabila telah kompeten/ menguasai semua sub/ elemen kompetensi untuk setiap unit kompetensi. Dan apabila ada salah satu komponen yang dinilai dalam sub kompetensi yang tidak dikuasai/ tidak kompeten, mahasiswa dinyatakan tidak lulus untuk sub kompetensi dari unit yang diujikan. Untuk itu mahasiswa diberi umpan balik segera setelah penilaian selesai, selanjutnya mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengikuti penilaian ulang, dengan syarat: (a) untuk penilaian ulang pada kompetensi yang dilaksanakan dengan klien sebagai sasaran, maka penilaian ulangnya diupayakan pada klien dengan kasus yang sama, (b) jika dalam periode ulang tersebut tidak mendapat klien dengan kasus yang sama, maka penilaian ulang dapat dilakukan dengan simulasi di laboratorium. Penialian ulang untuk sub kompetensi yang belum lulus difokuskan pada komponen dalam sub kompetensi yang tidak lulus walaupun mahasiswa harus melakukan seluruh tahapan proses tindakan untuk sub kompetensi tersebut. Penilaian aspek keterampilan meliputi: (a) persiapan: alat, pasien/ objek, lingkungan; (b) pelaksanaan: tindakan yang dilakukan berdasarkan standar prosedur yang telah ditetapkan; (c) hasil tindakan: sesuai dengan kriteria unjuk kerja (KUK)/ kriteria keberhasilan; (d) keamanan dan keselamatan kerja. Kriteria kelulusan mahasiswa pada aspek keterampilan yaitu bila sudah kompeten/ menguasai semua sub/ elemen kompetensi pada unit tersebut dan akhirnya dikonversi menjadi nilai angka absolut 100 (Depkes, 2005).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
d) Sikap. Aspek sikap yang dinilai mencakup tindakan: (a) kemampuan menerima stimulus dari lingkungan; (b) kemampuan memberikan respon terhadap stimulus dengan cara tertentu; (c) kemampuan menilai stimulus atau keadaan dan manfaatnya bagi dirinya; (d) kemampuan menggabungkan dan memisah-misahkan nilai-nilai yang telah diidentifikasi menjadi suatu pola prilaku; (e) kemampuan memberikan warna penampilannya dengan nilai-nilai dan sikap yang menjadi kepribadiannya. Menilai Sikap/perilaku
Observasi Pertanyaan Wawancara Angket Gambar 2.4. Bentuk Penilaian Sikap/ Perilaku
Penilaian pencapaian kompetensi untuk aspek sikap ditekankan terhadap sikap dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar, meliputi perilaku yang berhubungan dengan pelaksanaan kompetensi tertentu. Penilaian aspek ini diberikan bobot 10 – 20% tergantung dari spesifikasi kompetensi yang akan dinilai. Kriteria lulusan untuk aspek sikap adalah dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai minimal 60 setelah dikonversi ke nialai angka absolut (Depkes, 2005).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2.6.
Landasan Teori Secara internal mutu institusi pendidikan dapat diwujudkan dengan memenuhi
semua sumberdaya sesuai standar. Sumberdaya adalah sumberdaya manusia (human resources) dan sumberdaya non-manusia (non-human resources) (Gomes, 2003). Sumberdaya pendidikan pada awalnya dapat ditetapkan standarnya oleh unit penjamin mutu di PTS yang senantiasa diperbaharui atau ditingkatkan. Penjamin mutu di perguruan tinggi seperti ini sifatnya continous improvement dan senantiasa ada penetapan standar baru. Standar ini antara lain meliputi 10 aspek: (1) proses pembelajaran, (2) kurikulum program studi, (3) sumberdaya manusia (dosen dan tenaga pendukung), (4) kemahasiswaan, (5) prasarana dan sarana, (6) suasana akademik, (7) keuangan, (8) penelitian dan publikasi, (9) pengabdian kepada masyarakat, dan (10) tata kelola. Standar ini adalah sebagai cerminan bagi PTS dalam pelaksanaan kurikulum yang senantiasa mengikuti banyak perubahan. Perubahan tersebut terkait dengan kebutuhan sumberdaya pendidikan untuk memenuhi implementasi kurikulum berbasis kompetensi, seperti: (1) sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan yang berkualitas, dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan untuk perubahan ini; (2) fasilitas belajar mengajar perlu dilengkapi, seperti ruangan belajar yang kondusif, meja, kursi, media belajar, alat-alat bantu praktek seperti laboratorium, workshop, dan modul; (3) mahasiswa yang mau belajar, dengan mengubah prilaku pasif menjadi aktif; (4) dana sesuai kebutuhan riel, juga termasuk dana kesejahtraan dosen, pegawai, keperluan untuk proses kegiatan belajar mengajar. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Menurut Wusanto yang dikutip oleh Prawirosentono (2004) terdapat 6 (enam) unsur dasar yang mempengaruhi hasil (output), yakni ; 1) Manusia, 2) Metode, 3) alat, 4) Bahan, 5) Ukuran, (6).Lingkungan. Sumber-sumber yang sesuai akan dapat menghasilkan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan sebagai standar. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan (UU No. 20 tahun, 2003). Standar untuk program studi (BAN-PT, 2004) atau komponen evaluasi diri: eligibilitas, integritas, visi, misi, tujuan, dan sasaran; kemahasiswaan; suberdaya manusia; kurikulum; sarana, prasarana; pendanaan; tata pamong (governance); pengelolaan program; proses pembelajaran; suasana akademik; sistem informasi; sistem jaminan mutu; lulusan; penelitian, publikasi, skripsi/tesis/disertasi, karya inovatif, pengabdian kepada masyarakat. Berdasarkan analisis dibawah ini dapat dijabarkan dimensi penilaian yang digunakan secara garis besar terdiri atas komponen-komponen berikut : 1. Masukan. Masukan mencakup: visi dan misi program studi, sasaran dan tujuan, mahasiswa, sumberdaya manusia, kurikulum, sarana dan prasarana; biaya dan sumber dana (pendanaan). 2. Proses. Proses mencakup komponen: tata pamong (governance), pengelolaan program, proses pembelajaran, suasana akademik, penelitian, pengabdian kepada masyarakat.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3. Keluaran /hasil. Keluaran/hasil mencakup: lulusan, keluaran lainnya publikasi hasil penelitian dan atau produk penelitian dalam bentuk patent, rancang bangun, prototip, perangkat lunak, dan lain-lain. 4. Balikan dan tindak lanjut. Balikan dan tindak lanjut mencakup komponen: sistem Informasi, sistem peningkatan dan pengendalian mutu pada institusi pendidikan.
Masukan lingkungan
P E P N I A N Y G A K A T A P N
Visi dan misi
Sasaran dan tujuan
U
E R B A I K A N
M U T U
PROSES
Tata pamong ( ) Pengelolaan program MASUKAN mahasiswa
S I S T E M
B A L I K
Proses pembelajaran
KELUARAN
Suasana akademik
Lulusan dan keluaran lain
Penelitian Pengapdian kepada masysrakat Dosen dan tenaga pendukung (SDM)
kurikulum
Sarana dan prasarana
Biaya dan sumber dana
I N F O R M A S I
A N
MASUKAN INSTRUMENTAL
Sumber : Panduan Evaluasi-Diri Program Studi (2005) Badan Akreditasi Nasional Gambar 2.5. Analisis Sistemik Mengenai Komponen Evaluasi-Diri
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
5. Kemahasiswaan. Kemahasiswaan mencakup: sistim rekrutmen dan seleksi calon mahasiswa, profil mahasiswa (akademik, sosio-ekonomi, pribadi, kemandirian dan kreativitas, keterlibatan mahasiswa dalam berbagai komisi yang relevan, kegiatan ekstrakurikuler, layanan untuk mahasiswa (bantuan tutorial yang bersifat akademik, informasi dan bimbingan karir, konseling pribadi dan sosial). 6. Sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia meliputi: sistem rekrutmen dan seleksi tenaga institusi pendidikan, pengelolaan sumberdaya manusia, profil sumberdaya manusia (mutu, kualifikasi, pengalaman, ketersediaan/kecukupan, kesesuaian, dan rasio dosen mahasiswa), karya akademik dosen (hasil penelitian, karya lainnya), peraturan kerja dan kode etik, pengembangan staf, keberlanjutan pengadaan dan kemanfaatannya. 7. Kurikulum. Kurikulum meliputi: kesesuaian ( visi, misi, sasaran, dan tujuan), relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders, struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/organisasi), kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan, derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan antar disiplin ilmu), kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terdekat dan kepentingan internal lembaga, mata kuliah pilihan yang merujuk pada harapan/ kebutuhan mahasiswa secara individual/ kelompok mahasiswa tertentu, peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri melanjutkan studi, mengembangkan pribadi, memperoleh pengetahuan dan pemahaman materi khusus sesuai dengan bidang studinya, mengembangkan keterampilan yang dapat Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
dialihkan (transferable skills), terorientasikan kearah karir, dan pemerolehan pekerjaan. 8. Sarana dan Prasarana. Sarana dan prasarana meliputi: pengelolaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana, ketersediaan dan kualitas gedung, ruang kuliah,
laboratorium,
perpustakaan,
fasilitas
komputer
dan
pendukung
pembelajaran dan penelitian, kesesuaian dan kecukupan sarana dan parasarana, keberlanjutan pengadaan pemeliharaan dan pemanfaatan. 9. Pembiayaan/pendanaan. Pembiayaan/pendanaan meliputi: sumber dana, sistem alokasi dana, pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana, keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya. 10. Tata pamong (governance). Tata pamong (governance) meliputi: sistem nilai, sistem pengelolaan, sistem kepemimpinan, dan pengalihan (deputizing) serta akuntabilitas
pelaksanaan
tugas,
partisipasi
civitas
akademika
dalam
pengembangan kebijakan, serta pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program, perencanaan program jangka panjang (renstra) dan monitoring pelaksanaannya sesuai dengan visi, misi, sasaran dan tujuan program. 11. Pengelolaan program. Pengelolaan program meliputi: efisiensi dan efektivitas Kepemimpinan, evaluasi program dan pelacakan lulusan, perencanaan dan pengembangan program dengan memanfaatkan hasil evaluasi internal dan eksternal, kerjasama dan kemitraan, dampak hasil evaluasi program terhadap pengalaman dan mutu pembelajaran mahasiswa.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
12. Proses pembelajaran. Proses pembelajaran meliputi: misi pembelajaran (pelatihan kompetensi yang diharapkan, efisiensi internal dan eksternal), mengaja kesesuaian strategi dan metode dengan tujuan, kesesuaian materi pembelajaran dengan tujuan mata kuliah, efisiensi dan produktivitas, struktur dan rentang kegiatan mengajar, penggunaan tekhnologi informasi, belajar, penilaian kemajuan dan keberhasilan belajar, penelaahan mengenai kepuasaan mahasiswa. 13. Suasana akademik. Suasana akademik meliputi: sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen-mahasiawa, baik didalam maupun diluar kampus, dan untuk menciptakan iklim yang mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/ profesional; mutu dan kuantitas interaksi kegiatan akademik dosen, mahasiswa dan civitas academica lainnya; rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang kondusif untuk pembelajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat; keikut sertaan civitas academica dalam kegiatan akademik (seminar, simposium, diskusi, eksibisi) dikampus; pengembangan kepribadian ilmiah. 14. Sistem informasi. Sistem informasi meliputi: rancangan pengembangan sistem informasi; kecukupan dan kesesuaian sumberdaya, sarana dan prasarana pendukung untuk pemberdayaan sistem informasi; efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sistem informasi; keberadaan dan pemanfaatan on-campus connectivity devices (intranet).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
15. Sistem jaminan mutu.Sistem jaminan mutu meliputi: pengelolaan mutu secara internal pada tingkat program studi (misalnya kajian kurikulum, monitoring dan mekanisme balikan bagi mahasiswa, dosen dan penguji ekternal); hubungan dengan penjaminan mutu pada tingkat lembaga; dampak proses penjaminan mutu terhadap pengalaman dan mutu hasil
belajar yang didapat mahasiswa;
metodologi baku mutu (benchmarking); pengembangan dan penilaian pranata kelembagaan; evaluasi internal yang berkelanjutan; pemanfaatan hasil evaluasi internal dan ekternal/akreditasi dalam perbaikan dan pengembangan program; kerjasama dan kemitraan instansi terkait dalam pengendalian mutu. 16. Lulusan. Lulusan meliputi: hasil pembelajaran (kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan; kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat lulusan; data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa) termasuk IPK dan yudisium lulusan;
kepuasan lulusan; kepuasan pemanfaatan lulusan dan
keberlanjutan penyerapan lulusan. 17. Standar jaminan mutu. Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum,
tenaga
kependidikan,
sarana
dan
prasarana,
pengelolan, dan pembiayaan. Sesuai dengan pedoman penilaian Akreditasi BAN-PT jenjang program Diploma III 2007, standar sumberdaya pendidikan adalah sebagai berikut:
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 2.4. Standar Sumberdaya Pendidikan No Komponen
Jumlah
1
≥ 56%
2
Proporsi jam riil yang diberikan untuk praktek, praktikum dan PKL terhadap total jam riil Persentase dosen pendidikan tinggi swasta yang profesional
3
Rasio dosen tetap terhadap mahasiswa
1: 15-25
4
Rata-rata banyaknya mahasiswa dalam satu kelas
20-40
5
Pustaka yang sesuai dan spesifik adalah:
6
a) Buku teks, diktat/modul dan handbook b) Majalah ilmiah/keprofesian c) Pustaka bidang penunjang yaitu Buku teks, diktat/modul dan handbook Majalah ilmiah keprofesian Kelayakan tenaga penunjang terhadap mahasiswa:
7
81-100%
> 90 judul ≥ 3 judul > 45 judul ≥ 2 judul
Kalau jumlah mahasiswa ≤120
6 pegawai
Kalau jumlah mahasiswa 120-360
8 pegawai
Kalau jumlah mahasiswa > 360
≥ 10 pegawai
Kualifikasi tenaga penunjang
S1
Sumber: Pedoman Penilaian Akreditasi BAN-PT Jenjang Program Diploma III, 2007 Dengan menjamin standar tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan, sehingga mutu lulusan juga dapat ditingkatkan. Mutu lulusan atau keluaran pendidikan dapat diukur. Pada awal upaya pengukuran mutu, Donabedian (1980) yang dikutip oleh Pohan( 2007), bahwa ada tiga kategori layanan yaitu struktur, proses, dan keluaran.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
1. Standar struktur. Standar struktur adalah standar yang menjelaskan peraturan sistem kadang-kadang disebut juga sebagai masukan. Termasuk kedalamnya adalah hubungan oraganisasi, misi organisasi, kewenangan, komite-komite, personel, perlatan, gedung, keuangan, perbekalan dan fasilitaas. Standar struktur merupakan rules of the game. 2. Standar proses. Standar proses adalah sesuatu yang menyangkut semua aspek pelaksanaan kegiatan, melakukan prosedur dan kebijaksanaan. Standar proses akan menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya dan bagaimana sistem bekerja. Standar proses merupakan playing the game. 3. Standar keluaran. Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan. Standar keluaran akan menunjukkan apakah layanan berhasil atau gagal. Keluaran (outcome) adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan yang diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut dapat diukur.
Struktur SDM Perbekalan Peralatan Bahan Fasilitas Kebujaksanaan
PROSES
KELUARAN
Sumber: Donabedian, yang di Kutip Oleh Pohan, 2007 Gambar 2.6. Kerangka Pikir Pengukuran Mutu
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Berdasarkan beberapa teori tersebut diatas, peneliti mencoba untuk menganalisis determinan mutu lulusan akademi keperawatan sesuai pasa gambar 2.7. berikut ini:
Struktur SDM
Visi, misi Sasaran/ tujuan
Perbekalan Bahan Fasilitas Proses
Kebijaksanaa
Mutu Outcome
Sumberdaya: SDM Sarana dan Prasarana Kurikulum Pembiayaan Mahasiswa
Lingkungan
Gambar 2.7. Determinan yang Mempengaruhi Mutu Suatu Organisasi (Teori Gomes (2003), Juran (1988), Maxwell (1984), Cangelosi (1995), dan Tilaar (2004), modifikasi Dari berbagai sumber yang dapat mempengaruhi mutu, dipilih variabel sumberdaya sebagai penentu mutu yaitu sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kurikulum, dan pembiayaan, dan manajemen.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Hasil penelitian Djumiati (1999), pada karya ilmiah peningkatan kinerja dosen dalam proses belajar mengajar di Akbid Depkes Medan, dinyatakan bahwa: kemampuan dosen kurang terutama dalam membuat rencana pembelajaran, menyusun instrumen evaluasi dan ketrampilan pembelajaran klinik. Berdasarkan hasil penelitian Nazaruddin (2002) menyatakan bahwa: pendidikan profesional keperawatan berbasis kompetensi dipengaruhi oleh efektifitas manajemen, kurangnya sikap profesional, gaya mengajar dosen yang kurang variatif dan inovatif. Berkaitan dengan profesi keperawatan, maka peneliti mencoba untuk mengambil variabel sumberdaya yaitu sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kurikulum, dan pembiayaan, dan manajemen seperti pada gambar 2.5.
2.7. Kerangka Konsep Peranan Sumber daya: SDM Tetap Sarana Prasarana Kurikulum Pembiayaan Manajemen
Mutu Lulusan Pengetahuan Ketrampilan Sikap
Gambar 2.8. Kerangka Konsep Penelitian
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai bersifat deskriptif. Mengingat pengukuran faktor bebas dan faktor terikat pada jenis penelitian ini dilakukan pada saat bersamaan, maka penelitian ini disebut sebagai disain cross-setional. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan mengunakan kuesioner dan observasi. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhir penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal penelitian ini. Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode survai deskriptif cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian, yaitu untuk mengetahui peranan sumberdaya institusi pendidikan dalam mempengaruhi mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan.
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Medan yang mencakup 15 institusi pendidikan akademi keperawatan swasta.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3.2.2. Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari persetujuan judul penelitian, studi pendahuluan, studi kepustakaan, konsultasi, kolokium, penelitian lapangan, seminar hasil dan komprehensif membutuhkan waktu selama 9 (sembilan) bulan terhitung bulan Oktober 2007 sampai dengan Juli 2008.
3.3. Populasi dan Sampel Populasi adalah institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berjumlah 15 institusi, beserta mahasiswa tingkat tiga dari 15 institusi pendidikan akademi keperawatan swasta tersebut yang berjumlah 808 orang. Mengingat jumlah institusi hanya 15, maka besar sampel institusi sama dengan jumlah populasi yaitu 15 institusi. Besar sampel mahasiswa tingkat tiga akademi keperawatan tahun 2008 adalah ditentukan berdasarkan rumus besar sampel untuk variabel kontinyu, karena variabel mutu yang akan dilihat adalah nilai IPK terahir mahasiswa pada ujian ahir program akademi keperawatan swasta di Kota Medan dengan rumus sebagai berikut: (Stanley Lameshow dkk, 1997). n=
σ2 ( Z 1- α / 2 + Z 1- β )2 ( μo – μa )
Dimana: n
= besar sampel
σ
= 0,5
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
μo – μa = 0,18 α
= 5%
Z 1- α/2 = 1,960 β
= 90%
Z 1–β
= 1,282
Dengan perhitungan sebagai berikut:
0,52 (1,96 + 1,282)2 n =
( 0,18 )2
n = 81 orang Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, maka jumlah sampel mahasiswa dalam penelitian ini adalah sebayak 81 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara proporsional sampling to size, yaitu mengambil sampel dengan menghitung proporsi jumlah sampel disetiap institusi pendidikan (Sugiono, 2001). Proporsi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah perbandingan jumlah sampel dengan jumlah populasi sebagai berikut: n1 =
N nt
Dimana: n1 = besar sampel yang akan diambil pada institusi pendidikan N = populasi nt = total sampel Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Sehingga besar sampel yang diambil untuk setiap institusi adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Besar Sampel Mahasiswa Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Institusi Pendidikan Akper Prima Akper Imelda Akper Darma Agung Akper Herna Akper Elisabeth Akper Flora Akper Rusdi Akper YBS Akper Indah Akper Haji Akper Darmo Akper Malahayati Akper Dewi Maya Akper Wira Husada Akper Sari Mutiara
Jumlah Mahasiswa Tk.III
Besar Sampel
22 117 75 47 76 46 50 37 60 57 69 21 22 59 50
2 12 8 4 8 4 5 3 6 6 8 2 2 6 5
3.4.Metode Pengumpulan Data Data primer dihimpun dengan metode wawancara dan observasi berpedoman pada kuesioner penelitian. Data sekunder dihimpun dari dokumen pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan. Alat ukur (kuesioner) terlebih dahulu diuji cobakan pada populasi yang setara dengan populasi penelitian yaitu pada akademi kebidanan swasta di Kota Medan untuk memperoleh validitas dan reliabilitas alat ukur.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3.4.1. Uji validitas Validitas menunjukkan sejauhmana skor atau nilai ataupun ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel. Cara mengukur validitas data yaitu dengan mencari korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus teknik korelasi Kendal dan Spearman, dengan ketentuan (Riduwan, 2002): a) Jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid b) Jika nilai r hitung < r tabel, maka dinyatakan tidak valid
3.4.2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung
indeks
reliabilitas
yaitu
menggunakan
Cronbach’Alpha,
yaitu
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan (Riduwan, 2006).: a) Jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan reliabel. b) Jika nilai r Alpha < r tabel, maka dinyatakan tidak reliabel.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur N o
Pertanyaan
r Korelasi tabel Produk moment
r tabel
Cronbach alpha
Keterangan
r hitung 1 2 3 4 I. Pertanyaan sumberdaya manusia tetap 1 P1su 1,86 3,22 2 P2su 1,86 3,77 3 P3su 1,86 11,99 4 P4su 1,86 1,98 5 P5su 1,86 1,87 6 P6su 1,86 4,37 7 P7su 1,86 2,12 8 P8su 1,86 3,22 9 P9su 1,86 1,89 10 P10su 1,86 2,22 11 P11su 1,86 1,91 12 P12su 1,86 2,82 13 P13su 1,86 3,22 14 P14su 1,86 2,92 15 P15su 1,86 3.00 16 P16su 1,86 1,89
5
r. hitung .6
7
0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707
0,945 0,781 0,809 0,902 0,792 0,898 0,903 0,905 0,799 0,876 0,987 0,965 0,764 0,745 0,709 0,985
valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel
II. Pertanyaan sarana 1 P1sa 1,86 2 P2sa 1,86 3 P3sa 1,86 4 P4sa 1,86 5 P5sa 1,86 6 P6sa 1,86 7 P7sa 1,86 8 P8sa 1,86 9 P9sa 1,86 10 P10sa 1,86 11 P11sa 1,86 12 P12sa 1,86 13 P13sa 1,86 14 P14sa 1,86 15 P15sa 1,86 16 P16sa 1,86
0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707
0,965 0,709 0,781 0,902 0,792 0,708 0,965 0,970 0,965 0,807 0,709 0,965 0,719 0,718 0,991 0,965
valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel
1,89 2,12 2,82 3,77 3,22 1,93 4,37 2,92 1,87 2,37 1,89 2,11 1,91 3,24 3,22 3,11
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 3.2. 17 P17sa 1,86 18 P18sa 1,86 19 P19sa 1,86 20 P20sa 1,86 II. Pertanyaan prasarana 1 P1pr 1,86 2 P2pr 1,86 3 P3pr 1,86 4 P4pr 1,86 5 P5pr 1,86 6 P6pr 1,86 7 P7pr 1,86 8 P8pr 1,86 III. Pertanyaan kurikulum 1 P1ku 1,86 2 P2ku 1,86 3 P3ku 1,86 4 P4ku 1,86 5 P5ku 1,86 6 P6ku 1,86 IV. Pertanyaan Pembiayaan 1 P1pe 1,86 2 P2pe 1,86 3 P3pe 1,86 4 P4pe 1,86 5 P5pe 1,86 6 P6pe 1,86 V. Pertanyaan Manajemen 1 P1ma 1,86 2 P2ma 1,86 3 P3ma 1,86 4 P4ma 1,86 5 P5ma 1,86 6 P6ma 1,86 7 P7ma 1,86 8 P8ma 1,86 9 P9ma 1,86 10 P10ma 1,86 11 P11ma 1,86
1,89 2,78 2,12 4,37
0,707 0,707 0,707 0,707
0,709 0,782 0,724 0,965
valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel
2,43 3,13 1,87 1,97 3,34 2,82 2,12 2,00
0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707
0,781 0,965 0,902 0,709 7,803 0.804 0,965 0,708
valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliable valid dan reliabel
2,92 4,37 2,12 1,87 1,96 1,89
0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707
0,809 0,709 0.904 0,995 0,965 0,957
valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliable valid dan reliabel
1,89 3,77 3,38 2,82 2,92 2,92
0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707
0,709 0,965 0,902 0,792 0,708 0,965
valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel
1,89 3,22 4,37 2,12 1,98 1,89 3,77 1,94 3,45 2,92 4,11
0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707
0,965 0,801 0,902 0,709 0,808 0,965 0,790 0,783 0,965 0,709 0,978
valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 3.2 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
P12ma P13ma P14ma P15ma P16ma P17ma P18ma P19ma P20ma P21ma P22ma P23ma P24ma P25ma P26ma P27ma P28ma P29ma P30ma
1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86
2,78 3,13 4,21 2,36 1,90 2,12 1,87 2,79 2,82 7,80 2,92 4,15 3,22 2,12 4,07 1,91 2,82 1,89 3,77
0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707 0,707
0,798 0,965 0,781 0,709 0,804 0,792 0,965 0,903 0,709 0,902 0,965 0,709 0,987 0,781 0,965 0,965 0,792 0,965 0,709
valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel valid dan reliabel
3.5.Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel yang akan diamati a. Variabel Independen adalah sumberdaya manusia, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen. b. Variabel dependen adalah mutu lulusan yang diukur dari: pengetahuan, keterampilan, dan sikap. 3.5.2. Definisi operasional 1. SDM tetap (sumber daya manusia tetap pendidikan) adalah : dosen tetap dan tenaga pendukung tetap yang bertugas sebagai pembimbing, pengajar, peneliti,
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
pengelola, atau administrator pendidikan pada institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan. 2. Sarana. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan akademi keprawatan yaitu Alat laboratorium, media pembelajaran dan perpustakaan, ruang direktur, ruang tata usaha, ruang rapat, ruang dosen, asrama, ruang gudang, ruang satpam, auditorium,dan sesuai standar pada pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan.. 3. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses program studi akademi keperawatan: jalan masuk, air bersih, telepon, faximile, tempat parkir, kamar kecil, halaman, taman. 4. Kurikulum adalah Keseluruhan program belajar mengajar yang dilaksanakan diruang kuliah, laboratorium, praktik klinik, pengalaman belajar lapangan dimasyarakat, yang disediakan oleh pendidikan akademi keperawatan untuk mencapai sasaran dan tujuan program pendidikan. 5. Pembiayaan adalah dana pendukung penyelenggaraan program studi yang disediakan oleh akademi keperawatan dan sumber dana lain, seperti industri dan lembaga lain yang berkepentingan dengan kualitas lulusan yang akan dipekerjakannya. 6. Manajemen adalah proses mengintegrasikan semua sumber-sumber institusi pendidikan yang tidak berhubungan menjadi sistem total untuk menyelesaikan suatu tujuan. Sumber-sumber ialah mencakup orang-orang, alat-alat, media, Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
bahan-bahan, uang, dan sarana. Semuanya diarahkan dan dikordinasi agar terpusat dalam rangka mencapai tujuan. 7. Mutu lulusan adalah ukuran keberhasilan yang telah dicapai peserta ujian akhir program akademi keperawatan yang memenuhi kriteria, waktu yang ditentukan dan dapat diukur dengan indikator pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3.6. Metode Pengukuran Data Metode pengukuran terhadap variabel bebas yaitu sumberdaya manusia institusi pendidikan, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen yang menggunakan skala ordinal (tabel 3.2.). Pada
variabel
SDM tetap,
sarana,
prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen mengunakan skala ordinal. Menurut pendapat Riduwan (2006) apabila jumlah skor tertinggi dan terendah sudah
dapat
ditentukan,
lanjutkan
untuk menentukan
range. Hasil
range
dikelompokkan. Untuk membuat pengelompokan, menjadi baik, cukup baik, dan kurang baik (3 kelompok), selanjutnya jumlah skor range cukup dibagi 3 untuk mendapatkan batas nilai baik, cukup baik dan kurang baik.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 3.3. Pengukuran Terhadap Variabel Independen No 1
2
3
4
Variabel Independen
Perta nyaan 16
SDM tetap
jumlah, kualifikasi, profesionalisme
Sarana
ruangan yang dimiliki, alat laboratorium, buku perpustakaan alat bantu pandang dengar
20
prasa rana
jalan masuk, faksimile, tempat parkir, kamar kecil halaman, dan taman.
8
Kuriku lum
sesuai visi, misi, tujuan institusi, kurikulum institusional kecukupan materi kecukupan, sumber dana, keterkaitan antara strategi dan dana struktur, tugas, tanggungjawab, perencanaan, pengorganisasia n, pengawasan pengendalian, dan evaluasi
6
5
Pembia yaan
6
Manaje men
Kategori
Range
Cara Ukur Skala Ukur
1.dibawah standar 2. standar minimal 3. diatas standar 4. standar maksimal 1.dibawah standar 2. standar minimal 3. diatas standar 4. standar maksimal 1.dibawah standar 2. standar minimal 3. diatas standar 4. standar maksimal 1.tidak sesuai 2.sesuai minimal 3.cukup sesuai 4.unggul
48-64=baik Dokumen 32-47=c.baik Pegawai 16-21=k.baik
6
30
33-40= baik Dokumen 27-33=c.baik Tata Usaha 20-26=k.baik
Ordinal
Ordinal
14-16=baik 11-13=c.baik <11 =k.baik
Dokumen Institusi
Ordinal
18-24=baik 12-17=c.baik 6-11=k.baik
Dokumen
Ordinal
1.tidak cukup 2.cukup 3.optimal
14-18=baik 10-13=c.baik 6-9 =k.baik
Dokumen
Ordinal
1.tidak sesuai visi misi 2.sesuai visi misi
50-60=baik 40-49=c.baik 30-39=k.baik
Dokumen dan kuesioner
Ordinal
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Metode keperampilan,
pengukuran dan
sikap
terhadap
variabel
mahasiswa
terikat
yaitu
pengetahuan,
pada ujian akhir program. dengan
menggunakan slaka interval (tabel 3.4.). Tabel 3.4. Pengukuran Terhadap Variabel Dependen II. Variabel dependen Mutu Lulusan 1
2
3
Penge tahuan
Kete rampilan
sikap
Kemampuan mengingat, memahami, mengaplika sikan konsep, mengana lisis, evaluasi, dan men ciptakan Kemampuan meniru tindakan dari yang di amati, kemampuan memanipulasi tindakan berdasarkan konsep, kemampuan melakukan tindakan secara teliti dan benar, berurutan, wajar, dan efisien kemampuan menerima stimulus dari lingkungan, kemampuan memberikan respon terhadap stimulus, menilai stimulus
Bobot
Cara Ukur
Skala
Nilai minimal 60 Nilai maksimal= 100
nilai ahir X 4 100
Nilai Ujian Tulis
Interval
Terampil=100 Tidak terampil=0
nilai ahir X 4 100
Observasi
Interval
Nilai minimal 60 Nilai maksimal 100
nilai ahir X 4 100
Observasi
Interval
Cara penilaian
Cara pengukuran terhadap variabel terikat (dependen) dilakukan dengan penilaian skala interval. Hasil yang dibuat berbentuk penilaian dari 0 – 100, dan kemudian diberi nilai secara pembobotan sebagai berikut: 1 apabila mendapat nilai 2.0 – 2.75; diberi 2 apabila mendapat nilai 2.76 – 2.99; diberi 3 apabila mendapat nilai 3.00 – 3.50; dan 4 apabila mendapat nilai 3.51 – 4.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
3.7.Metode Analisis Data Analisis data dilakukan terhadap variabel sumberdaya manusia, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen terhadap nilai mahasiswa (mutu lulusan) dengan menggunakan bantuan komputer. Untuk mengetahui peranan sumberdaya (sumberdaya manusia, sarana dan kurikulum, pembiayaan dan manajemen) dalam memperngaruhi mutu lulusan digunakan Uji Kruskal-Wallis, dengan tingkat kesalahan alpha = 0,05, sehingga bila ditemukan hasil analisis atatistik p<0,05, maka variabel diatas dinyatakan berpengaruh secara signifikan. Untuk menguji peranan variabel prasarana dalam mempengaruhi mutu lulusan digunakan uji Mann-Whitney U. dengan tingkat kesalahan alpha = 0,05, sehingga bila ditemukan hasil analisis atatistik p<0,05, maka variabel diatas dinyatakan mempunyai peranan dalam mempengaruhi mutu lulusan.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Kota Medan sebagai ibu kota Propinsi Sumatera Utara merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan. Kota Medan terletak di Pantai Timur Sumatera yang berbatasan dengan sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka; sebelah Selatan, Barat dan Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2005 berdasarkan data dari Kantor Statistik Kota Medan adalah 2.018.361 jiwa dengan jumlah rumah tangga (KK) adalah sebanyak 463.238 KK dan kepadatan penduduk rata-rata 7.614/km2. Penyebaran penduduk tidak merata. Daerah terpadat penduduknya adalah Kecamatan Medan Perjuangan yaitu 24.647 jiwa/km2 (luas wilayah 4.09 km2). Sedangkan Kecamatan Medan Labuhan merupakan daerah yang renggang penduduknya yaitu 27.775 jiwa/km2 (luas wilayah 3.667 km2).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.1. Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan, Jumlah desa, dan Jumlah Penduduk, dan Jumlah Rumah Tangga (KK) Kota Medan
1
Medan Tuntungan
2.068
Jumlah Desa (Kelurahan) 9
2
Medan Johor
1.458
6
110.377
25.029
3
Medan Amplas
1.119
7
106.906
22.794
4
Medan Denai
905
6
134.338
29.919
5
Medan Area
552
12
107.393
24.575
6 7 8 9
Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru
527 298 901 584
12 6 5 6
82.213 46.646 49.986 42.417
19.299 11.294 11.034 11.526
10
Medan Selayang
1.281
6
81.873
19.219
11
Medan Sunggal
1.544
6
107.005
24.885
12 13 14
Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat
1.316 682 533
7 7 6
137.087 66.341 77.11
31.227 15.043 20.841
No
Kecamatan
Luas Wilayah (km2)
Jumlah Penduduk
Jumlah Rumah Tangga (KK)
68.136
16.379
15
Medan Timur
776
11
110.306
25.416
16
Medan Perjuangan
409
9
100.806
23.443
17
Medan Tembung
799
7
135.952
30.483
18
Medan Deli
2.084
6
142.648
32.643
19
Medan Labuhan
3.667
6
101.758
22.169
20 21
Medan Marelan Medan Belawan
2.382 2.625
5 6
115.697 93.366
24.357 21.663
26.51
151
2.018.361
463.238
Jumlah
Sumber: http://www.pemkomedan.go.id/mdnttg.php
Wilayah kota Medan sebagai kota pusat pendidikan, merupakan kota pendidikan yang banyak mempunyai jenis
pendidikan tinggi. Salah satu jenis
pendidikan tinggi yang ada dikota Medan adalah pendidikan akademi keperawatan.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Jumlah institusi pendidikan akademi keperawatan swata di kota Medan tahun ajaran 2007/2008 ada 15 pendidikan, yaitu Akademi Keperawatan Prima Medan, Akademi Keperawatan Imelda Medan, Akademi Keperawatan Darma Agung Medan, Akademi Keperawatan Herna Medan, Akademi Keperawatan Elisabeth Medan, Akademi Keperawatan Flora Medan, Akademi Keperawatan Dr. Rusdi Medan, Akademi Keperawatan YBS Medan, Akademi Keperawatan Indah Medan, Akademi Keperawatan Haji Medan, Akademi Keperawatan Darmo Medan, Akademi Keperawatan Malahayati Medan, Akademi Keperawatan Dewi Maya Medan, Akademi Keperawatan Wira Husada Medan, dan Akademi Keperawatan Sari Mutiara Medan.
4.1.1. Akademi Keperawatan Prima Medan Akademi Keperawatan Prima Medan terletak di jalan Belanga nomor 1 Medan. Jumlah mahasiswa pada tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 25 orang, tingkat II berjumlah 17orang; dan tingkat III berjumlah 22 orang. Program Pendidikan Akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun ditambah dengan kurikulum Institusional Bahasa Inggris dan Komputer, dan diasuh oleh dosen berpengalaman serta berkualitas. Akademi Keperawatan Prima Didirikan berdasarkan surat keputusan
Mendiknas nomor 207/D/O/2001, tanggal 28 September 2001. Dan
sekarang ini akreditasi C.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Fasilitas Akademi Keperawatan Prima ada asrama dan ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas, Laboratorium Demonstrasi), Perpustakaan, ruang Senat Mahasiswa, Ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang diskusi dan seminar, Aula, laboratorium Komputer, dan laboratorium Bahasa inggris.
4.1.2. Akademi Keperawatan Imelda Medan Akademi Keperawatan Imelda Medan terletak di jalan Bilal nomor 24 Pulo Brayan Darat Medan. Jumlah mahasiswa pada tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 160 orang, tingkat II berjumlah 140orang, dan tingkat III berjumlah 117 orang. Program pendidikan akademi keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS ditambah dengan kurikulum Institusional Bahasa Inggris. Lama studi 3 (tiga) tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Imelda didirikan berdasarkan surat keputusan Menkes. Nomor : HK00.06.1.3.4436, dan sekarang ini akreditasi B-Plus Fasilitas Akademi Kepeawatan Imelda ada asrama dan ruang tamu, ruang kelas, aula, ruang perkantoran, dapur Umum, ruang makan, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan
Komunitas,
Laboratorium
Demonstrasi),
Perpustakaan,
dan
laboratorium Bahasa inggris.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.1.3. Akademi Keperawatan Darma Agung Medan Akademi Kperawatan Darma Agung Medan terletak di jalan Bantam nomor 21 Medan. Jumlah mahasiswa akademi Keperawatan Darma Agung pada tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 80 orang, tingkat II berjumlah 96 orang, dan tingkat III berjumlah 75 orang. Program Pendidikan akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun ditambah dengan kurikulum Institusional Bahasa Inggris, Agama dan Komputer, dan diasuh oleh dosen berpengalaman dan berkualitas. Akademi Keperawatan Darma Agung didirikan tanggal 31 Desember 1992. dan sekarang ini Akreditasi C berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas no. 019/2003, tanggal 06 November 2003. Fasilitas Akademi Keperawatan Darma Agung ada asrama dan ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan
Jiwa,
Laboratorium
Keperawatan
Komunitas,
Laboratorium
Demonstrasi), Perpustakaan, ruang Senat Mahasiswa, Ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang diskusi dan seminar, ruang tamu, Aula, laboratorium Komputer dan laboratorium Bahasa inggris.
4.1.4. Akademi Kperawatan Herna Medan Akademi Keperawatan Herna Medan terletak di jalan Bantam nomor 21 Medan. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 61 orang, tingkat II berjumlah 74 orang, dan tingkat III berjumlah 47 orang. Program
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Pendidikan akademi keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun ditambah dengan kurikulum institusional Bahasa inggris, Komputer dan Agama, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Herna merupakan konversi dari SPK menjadi akademi Keperawatan, sekarang ini Akreditasi C Fasilitas Akademi Keperawatan Herna ada asrama dan ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas, Laboratorium Demonstrasi), Perpustakaan, ruang Senat Mahasiswa, Ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang diskusi dan seminar, Aula, Laboratorium Komputer dan laboratorium Bahasa inggris.
4.1.5. Akademi Keperawatan RS Santa Elisabeth Medan Akademi Keperawatan RS Santa Elisabeth Medan terletak di jalan terompet nomor 118 Kelurahan sempakata, kecamatan Medan Selayang Medan. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 71 orang, tingkat II berjumlah 69 orang, dan tingkat III berjumlah 76 orang. Program Pendidikan Akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS dan beban institusional 10 SKS selama 3 (tiga) tahun ditambah dengan kurikulum institusional Bahasa Inggris, Komputer dan Agama, dan diasuh oleh dosen yang berkualitas dan berpengalaman dalam jumlah yang cukup.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Akademi Keperawatan Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan konversi dari SPK tahun 1992, yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI dengan Nomor : HK.00.06.1.1.1069 tanggal 20 April 1992, dan Akreditasi B+ (B Plus) berdasarkan Keputusan Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI. Dengan Nomor : HK.00.06.2.2.2754 tanggal 29 Juli 2002.. Fasilitas Akademi Keperawatan Rumah Sakit Santa Elisabeth ada asrama dan ruang tamu, ruang makan, laboratorium Klinik, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas), Perpustakaan, aula, Ruang kantor, dan laboratorium Bahasa inggris.
4.1.6. Akademi Keperawatan Flora Medan Akademi Keperawatan Flora Medan terletak di jalan Rajawali nomor 24 Medan. Jumlah mahasiswa pada tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 60 orang, tingkat II berjumlah 96 orang, dan tingkat III berjumlah 46 orang. Akademi Keperawatan Flora merupakan konversi dari SPK pada tahun 1993, sedangkan SPK Flora sendiri telah berdiri sejak tahun 1983, dikelola oleh Yayasan Flora Medan. Program Pendidikan Akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Flora Didirikan berdasarkan surat keputusan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Menkes RI nomor HK.00.06.1.1.4813 tanggal 31 Desember 1992. saat ini akreditasi B+ ((Plus) berdasarkan keputusan Kapusdiknakes Depkes RI. HK.00.06.4.3.01820. Fasilitas Akademi Keperawatan Flora ada asrama dan ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas, Laboratorium Demonstrasi), Perpustakaan, ruang Senat Mahasiswa, Ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang diskusi dan seminar, dan laboratorium Bahasa inggris.
4.1.7. Akademi Keperawatan Yayasan RSU Dr. Rusdi Medan Akademi Keperawatan Yayasan RSU Dr. Rusdi Medan terletak di jalan H. Sutan Oloan nomor 1 kompleks Pondok Surya Helvetia Timur Medan. Jumlah mahasiswa pada tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 80 orang, tingkat II berjumlah 117 orang, dan tingkat III berjumlah 50 orang. Program Pendidikan D-III Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Yayasan RSU Dr. Rusdi Medan saat ini Akreditasi B. Fasilitas Akademi Keperawatan Yayasan RSU Dr. Rusdi ada asrama, ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak dan maternitas, Laboratorium
Keperawatan
Jiwa,
Laboratorium
Keperawatan
Komunitas,
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Demonstrasi), Perpustakaan, ruang Senat Mahasiswa, Ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang diskusi dan seminar, dan laboratorium Bahasa inggris.
4.1.8. Akademi Keperawatan Yayasan Binalita Sudama Medan Akademi Keperawatan Yayasan Binalita Sudama Medan terletak di jalan Medan Estate. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 38 orang, tingkat II berjumlah 37 orang, dan tingkat III berjumlah 37 orang. Program Pendidikan Akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama (tiga) 3 tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Yayasan Binalita Sudama Medan sekarang ini akreditasi B. Fasilitas Akademi Keperawatan Yayasan Binalita Sudama Medan yang ada adalah asrama, ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas, Laboratorium Demonstrasi), Perpustakaan, ruang Senat Mahasiswa, Ruang Bimbingan dan Penyuluhan, ruang diskusi dan seminar, dan laboratorium Bahasa inggris.
4.1.9. Akademi Keperawatan Indah Medan Akademi Keperawatan Indah Medan terletak di jalan Jaya II nomor 24 Medan. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 79 orang, tingkat II berjumlah 49, dan tingkat III berjumlah 60 orang. Program Pendidikan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Indah didirikan berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas nomor 66/D/O/2003, tanggal 10 Juni 2003. dan sekarang ini Akreditasi C sesuai Keputusan Kapusdiknakes HK . 00. 04. 43.2. 00972, tanggal 9 juni 2008. Fasilitas Akademi Kepeawatan Indah ada asrama, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas), Perpustakaan, dan laboratorium Bahasa inggris.
4.1.10. Akademi Keperawatan Yayasan RSU Haji Medan Akademi Keperawatan Yayasan RSU Haji, terletak di jalan Medan Estate. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 117 orang, tingkat II berjumlah 118 orang, dan tingkat III berjumlah 57 orang. Program Pendidikan D-III Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan RSU Haji Medan sekarang ini Akreditasi B+ ((Plus). Fasilitas Akademi Keperawatan RSU Haji Medan ada asrama, ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan
Jiwa,
Laboratorium
Keperawatan
Komunitas,
Laboratorium
Demonstrasi), Perpustakaan, ruang Senat Mahasiswa, Ruang Bimbingan dan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Penyuluhan, ruang diskusi dan seminar, dan laboratorium Bahasa inggris, Laboratorium Bahasa Arab, dan Laboratorium Komputer.
4.1.11. Akademi Keperawatan Darmo Medan Akademi Keperawatan Darmo terletak di jalan Tali Air. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 93 orang, tingkat II berjumlah 86 orang, dan tingkat III berjumlah 69 orang. Program Pendidikan D-III Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Darmo didikan pada tahun
1993, dan saat ini akreditasi B berdasarkan Surat Keputusan No.
HK.00.03.2.2.01257 tanggal 14 Juli 2006.. Fasilitas Akademi Keperawatan Darmo: asrama dan ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas), Perpustakaan.
4.1.12. Akademi Keperawatan Malahayati Medan Akademi Keperawatan Malahayati terletak di jalan Rajawali Medan. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 48 orang, tingkat II berjumlah 52 orang, dan tingkat III berjumlah 21 orang. Program Pendidikan D-III Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Malahayati Medan sekarang ini Akreditasi C. Fasilitas Akademi Keperawatan Malahayati ada asrama dan ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas), dan Perpustakaan.
4.1.13. Akademi Keperawatan Dewi Maya Medan Akademi Keperawatan Dewi Maya terletak di jalan Surakarta nomor 2 Medan. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 4 orang, tingkat II berjumlah 13 orang, dan tingkat III berjumlah 22 orang. Program Pendidikan Akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Dewi Maya Medan sekarang ini Akreditasi C. Fasilitas Akademi Keperawatan Dewi Maya ada asrama dan ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas), dan Perpustakaan.
4.1.14. Akademi Keperawatan Wira Husada Medan Akademi Keperawatan Wira Husada Medan Terletak di jalan Bunga Ncole Medan. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 55 orang,
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
tingkat II berjumlah 50 orang, dan tingkat III berjumlah 59 orang. Program Pendidikan Akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Wira Husada Medan sekarang ini Akreditasi B. Fasilitas Akademi Keperawatan Wira Husada ada asrama, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas.), dan Perpustakaan.
4.1.15. Akademi Keperawatan Sari Mutiara Medan Akademi Keperawatan Sari Mutiara Medan Terletak di jalan Kapten Muslim Medan. Jumlah mahasiswa tahun ajaran 2007/2008 tingkat I berjumlah 150 orang, tingkat II berjumlah 90 orang, dan tingkat III berjumlah 50 orang. Program Pendidikan akademi Keperawatan ini menggunakan Sistim Kredit Semester (SKS) dengan beban 110 SKS selama 3 (tiga) tahun dan di tambah kurikulum institusional Bahasa Inggris 4 semester, dan diasuh oleh dosen berpengalaman. Akademi Keperawatan Sari Mutiara berdiri sejak tahun 1982, dan sekarang ini Akreditasi B. Fasilitas Akademi Keperawatan Sari Mutiara ada asrama, ruang tamu, ruang kelas, laboratorium (Laboratorium Keperawatan Dasar, Laboratorium Keperawatan Medikal Bedah, Laboratorium Keperawatan Anak, Laboratorium Keperawatan Jiwa, Laboratorium Keperawatan Komunitas, Laboratorium Demonstrasi, dan laboratorium
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Bahasa Inggris), Perpustakaan, ruang Senat Mahasiswa, Ruang Bimbingan dan penyuluhan, ruang diskusi dan seminar dan Aula. Tabel 4.2. Distribusi Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 NO.
NAMA PENDIDIKAN
JUMLAH TK. I
JUMLAH TK. II
JUMLAH TK. III
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Akper Prima Akper Imelda Akper Darma Agung Akper Herna Akper Elisabeth Akper Flora Akper Dr. Rusdi Akper YBS Akper Indah Akper Haji Akper Darmo Akper Malahayati Akper Dewi Maya Akper Wira Husada Akper Sari Mutiara
25 160 80 61 71 60 80 38 79 117 93 48 4 55 150
74 140 96 35 37 49 117 37 52 118 86 52
121 417 251 143 184 155 247 112 191 292
13 50 90
22 117 75 47 76 46 50 37 60 57 69 21 22 59 50
1121
1046
808
2975
JUMLAH
JUMLAH TOTAL
248 121 39 164 290
Sumber: Data Mahasiswa Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 Dari Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa Akademi Keperawatan yang mempunyai mahasiswa terbanyak adalah Akper Imelda (417 orang), Akper Haji (292 orang), Akper Sari Mutiara (290 orang), dan Akper Darma Agung (247 orang).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.2. Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Sumberdaya pada institusi akademi keperawatan yaitu suatu daya yang diperlukan dalam melaksanakan proses program pendidikan akademi keperawatan. Sumberdaya ini terdiri dari sumberdaya manusia (human resource) dan sumberdaya non manusia (non-human resource) yaitu sarana, prasarana, kurikulum pembiayaan, dan manajemen. Institusi pendidikan akademi keperawatan dipimpin oleh seorang direktur dan 3 (tiga) orang pembantu direktur. Kualifikasi pendidikan pimpinan disesuaikan dengan standar tenaga pendidikan.
Tabel 4.3 Distribusi Kualifikasi Pendidikan Pimpinan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan 2008 Pimpinan S2 Kesehatan Direktur PD I PD II PD III
3 1 1 1
Kualifikasi Pendidikan S2 non S1 kesehatan Kesehatan 1 -
Jumlah S1 non Kesehatan
10 14 12 14
1 1 -
15 15 14 15
Sumber: Data Pegawai Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Dari Tabel 4.3. diatas, dapat diketahui bahwa dari seluruh institusi pendidikan akademi keperawatan di kota Medan, ada 3 (tiga) institudi pendidikan yang dipimpin oleh
direktur
yang
berkualifikasi
pendidikannya
S2
Kesehatan
(Akademi
Keperawatan Prima Medan, Akademi Keperawatan Haji Medan, dan Akademi
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Keperawatan Dr. Rusdi Medan). Dan ada 1 (satu) Akademi Keperawatan yang kualifikasi pendidikan direktur dan pembantu direktur adalah S2 Kesehatan (Akademi Keperawatan Haji Medan). Hal ini dapat menunjukkan bahwa kualifikasi pendidikan pimpinan mayoritas S1 Kesehatan. Tabel 4.4. Distribusi Pengetahuan Pimpinan Terhadap Penjabaran Strategi No 1 2
Memahami penjabaran strategi tidak mengerti mengerti Jumlah Total
% 73.33 26.67 100.00
Jumlah 11 4 15
Tabel 4.5. Distribusi Kualifikasi Pendidikan Dosen Tetap Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 Dosen Tetap Instituís Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 No.
Institusi Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Akper Prima Akper Imelda Akper Darma Agung Akper Herna Akper Elisabeth Akper Flora Akper Dr. Rusdi Akper YBS Akper Indah Akper Haji Akper Darmo Akper Malahayati Akper Dewi maya
14
Akper Wira Husada
15
Akper Sari Mutiara
S1 Non Kesehatan
3 3 5 1 2 2 1 3
1
S1 Kesehatan 10 20 6 7 5 9 8 7 2 8 7 4 3
S2 Non Kesesehatan
S2 Kesehatan
1 2 1 2
2 1 6
2 4
15
Jumlah 10 20 10 10 14 10 12 9 3 19 7 4 4 2
2
Jumlah total tenaga dosen institusi pendidikan D-III keperawatan swasta
21 155
Sumber: Data Dosen Institusi Pendidikan akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Mayoritas pengelola pendidikan tidak mengerti cara penjabaran visi, misi menjadi suatu strategi (Tabel 4.4 ), dan jumlah dosen tetap (Tabel 4.5 ) institusi pendidikan yang terbanyak adalah 21 orang yaitu Akper Sari Mutiara, dan disusul oleh Akper Imelda 20 orang, Akper Haji (19 orang), dan berturut-turut dibawahnya Akper Elisabeth (14 orang), Akper Rusdi (12 orang), (Akper Prima, Akper Darma Agung, Akper Herna, Akper Flora masing-masing 10 orang), Akper YBS (9 orang), Akper Darmo 7 orang), Akper Malahayati 4 orang), Akper Dewi Maya (4 orang), Akper Indah 3 orang, dan Akper Wira Husada 2 orang. Dari seluruh dosen tetap mayoritas berpendidikan S1. Tabel .4.6. Distribusi Tenaga Laboratorium Berdasarkan Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 NO
NAMA PENDIDIKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Akper Prima Akper Imelda Akper Darma Agung Akper Herna Akper Elisabeth Akper Flora Akper Dr. Rusdi Akper YBS Akper Indah Akper Haji Akper Darmo Akper Malahayati Akper Dewi Maya Akper Wira Husada Akper Sari Mutiara JUMLAH
PENDIDIKAN STAF LABORATORIUM SPK D-III KEP S1 KEP S1 LAIN 3 2 3 4 2 4 2 3 1 2 2 1 2 1 4 2 2 2 1
4
3 32
2 12
JUMLAH TOTAL 5 3 6 6 4 2 3 2 1 6 2 2 1 5 48
Sumber: Data Pegawai Laboratorium Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Dari Tabel 4.6. diatas, dapat diketahui bahwa kualifikasi staf laboratorium mayoritas pendidikan S1, dan sebahagian kecil yang masih memanfaatkan kualifikasi pendidikan Akademi keperawatan sebagai staf laboratorium. Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel .4.7. Distribusi Tenaga Penunjang Berdasarkan Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 Tenaga Penunjang Institusi Pendidikan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Akademi Keperawatan Prima Akademi Keperawatan Imelda Akademi Keperawatan Darma Agung Akademi Keperawatan Herna Akademi Keperawatan Elisabeth Akademi Keperawatan Flora Akademi Keperawatan Dr. Rusdi Akademi Keperawatan YBS Akademi Keperawatan Indah Akademi Keperawatan Haji Akademi Keperawatan Darmo Akademi Keperawatan Malahayati Akademi Keperawatan Dewi Maya Akademi Keperawatan Wira Husada Akademi Keperawatan Sari Mutiara Tenaga penunjang dari seluruh akademi
Total 8 5 7 7 6 5 4 4 4 9 3 5 2 3 4 64
Dari Tabel 4.7 diketahui bahwa jumlah seluruh tenaga penunjang pada institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008 adalah 64 orang.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.8. Distribusi Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 No
Institusi Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Akademi Keperawatan Prima Akademi Keperawatan Imelda Akademi Keperawatan Darma Agung Akademi Keperawatan Herna Akademi Keperawatan Elisabeth Akademi Keperawatan Flora Akademi Keperawatan Dr. Rusdi Akademi Keperawatan YBS Akademi Keperawatan Indah Akademi Keperawatan Haji Akademi Keperawatan Darmo Akademi Keperawatan Malahayati Akademi Keperawatan Dewi Maya Akademi Keperawatan Wira Husada Akademi Keperawatan Sari Mutiara
Skor Total 152,00 137,70 157,60 158,10 143,36 122,30 135,16 136,65 92,11 162,58 115,99 117,50 101,00 121,00 146,48
Sumberdaya instituís pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan dapat di kelompokkan menjadi; sumberdaya institusi pendidikan yang termasuk pada kelompok baik adalah sumberdaya institusi pendidikan yang mempunyai nilai antara 177 – 222 sumberdaya institusi pendidikan yang termasuk pada kelompok cukup baik adalah sumberdaya institusi pendidikan yang mempunyai nilai antara 132 – 176 dan sumberdaya institusi pendidikan yang termasuk pada kelompok kurang baik adalah sumberdaya institusi pendidikan yang mempunyai nialai antara 86 – 131. Distrbusi kelompok sumberdaya institusi pendidikan tersebut dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.9. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Sumberdaya Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan No 1 2 3 4 5 6 7
BAIK
Akper Prima Akper Darma Agung Akper Herna Akper Elisabeth Akper Haji Akper Sari Mutiara
CUKUP BAIK
Akper Imelda Akper Flora Akper Dr.Rusdi Akper YBS Akper Darmo Akper Malahayati Akper Wira Husada
KURANG BAIK
Akper Indah Akper Dewi Maya
Dari Tabel 4.9. diatas, dapat diketahui bahwa institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang mempunyai sumberdaya yang baik ada 6 institusi yaitu: Akper Prima, Akper Darma Agung, Akper Herna, Akper Elisabeth, Akper Haji, dan Akper Sari Mutiara. Sedangkan institusi pendidikan yang mempunyai sumberdaya yang cukup baik ada 7 institusi yaitu: Akper Imelda, Akper Flora, Akper Dr. Rusdi, Akper YBS, Akper Darmo, Akper Malahayati, dan Akper Wira Husada. Dan yang kurang baik adalah Akper Indah dan Akper Dewi Maya. Sumberdaya
institusi
pendidikan
akademi
keperawatan
terdiri
dari
sumberdaya manusia tetap, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan proses.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.2.1. Sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan Sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; yang termasuk sumberdaya manusia kelompok baik apabila sumberdayanya berada diantara nilai 48 – 64, kelompok cukup baik yang mempunyai nilai antara 32 – 47, dan kelompok kurang baik apabila nilainya berada diantara 16 – 31, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.10. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Sumberdaya Manusia Tetap
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kelompok Sumberdaya Manusia Tetap Institusi Pendidikan Baik Cukup Baik Kurang Baik Akper Prima Akper Imelda Akper Indah Akper Darma Agung Akper Elisabeth Akper Herna Akper Flora Akper Haji Akper Rusdi Akper YBS Akper Darmo Akper Malahayati Akper Dewi Maya Akper Wira Husada Akper Sari Mutiara Dari Tabel 4.10. diatas, dapat diketahui bahwa sumberdaya manusia tetap
institusi pendidikan yang termasuk kelompok baik ada 4 institusi yaitu Akper Prima, Akper Darma Agung, Akper Herna, dan Akper Haji. Institusi pendidikan yang
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
termasuk kelompok cukup baik adalah Akper Imelda, Akper Elisabeth, Akper Flora, Akper Rusdi, Akper YBS, Akper Darmo, Akper Malahayati, Akper Dewi Maya, Akper Wira Husada, dan Akper Sari Mutiara. Sedangkan institusi pendidikan yang termasuk kelompok kurang baik ada 1 institusi yaitu Akper Indah.
4.2.2. Sarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan Sarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; yang termasuk kelompok sarana yang baik apabila sarananya berada diantara nilai 34 - 40, kelompok cukup baik apabila nilainya berada diantara 27 – 33, dan kelompok kurang baik apabila berada diantara 20 – 26, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.11. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Sarana
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kelompok Sarana Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Baik Cukup baik Kurang Baik Akper Prima Akper Darmo Akper Indah Akper Imelda Akper Malahayati Akper Dewi Maya Akper Darma Agung Akper Herna Akper Elisabeth Akper Flora Akper Rusdi Akper YBS Akper Haji Akper Wira Husada Akper Sari Mutiara
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Dari Tabel 4.11. diatas, dapat diketahui bahwa sarana institusi pendidikan Akademi Keperawatan swasta di Kota Medan mayoritas berada pada kelompok baik, 2 Akper yang berada pada kelompok sarana cukup baik, dan 2 Akper yang berada pada kelompok sarana kurang baik.
4.2.3. Prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan Prasarana institusi pendidikan akademi Keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; yang termasuk kelompok prasarana yang baik apabila nilai prasarananya berada diantara 14 - 16, kelompok cukup baik apabila berada diantara 11 – 13, dan kelompok kurang baik apabila nilainya berada di antara 8 – 10 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.12. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Prasarana Kelompok Prasarana Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Baik Akper Prima Akper Imelda Akper Darma Agung Akper Herna Akper Elisabeth Akper Flora Akper Rusdi Akper YBS Akper Indah Akper Haji Akper Darmo Akper Malahayati Akper Wira Husada Akper Sari Mutiara
Cukup baik Akper Dewi Maya
Kurang baik
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Dari Tabel 4.12. diatas dapat diketahui bahwa Akper di Kota Medan mayoritas mempunyai prasarana yang baik, dan hanya satu Akper yang mempunyai prasarana yang cukup baik.
4.2.4. Kurikulum institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan Kurikulum institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; institusi pendidikan yang termasuk kelompok kurikulum yang baik adalah apabila kurikulumnya berada diantara kelompok nilai 18 - 24, cukup baik apabila kurikulumnya berada dianatara kelompok nilai 12 - 17, dan kurang baik apabila berada diantara 5 – 11, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.13. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Kurikulum
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok Kurikulum Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta Baik Cukup baik Kurang baik Akper Prima Akper Rusdi Akper Flora Akper Imelda Akper Darmo Akper Indah Akper Darma Agung Akper Malahayati Akper Dewi Maya Akper Herna Akper Wira Husada Akper Elisabeth Akper YBS Akper Haji Akper Sari Mutiara
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Dari Tabel 4.13. diatas, dapat diketahui bahwa institusi pendidikan Akaddemi Keperawatan yang memiliki kurikulum baik ada 8 institusi, dan yang mempunyai kurikulum cukup baik ada 4 institusi, dan kurang baik ada 3 institusi.
4.2.5. Pembiayaan institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan Pembiayaan institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; institusi pendidikan yang termasuk kelompok pembiayaan baik adalah apabila pembiayaan institusi pendidikannya berada diantara kelompok nilai 14 - 18, cukup baik 10 – 13, dan kurang baik apabila berada diantara 6 - 9, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.14. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Pembiayaan
No 1 2 3 4 5 6
Kelompok Pembiayaan Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta Baik Cukup baik Kurang baik Akper Darma Agung Akper Prima Akper Flora Akper Herna Akper Imelda Akper Indah Akper Elisabeth Akper Dr. Rusdi Akper Darmo Akper Haji Akper YBS Akper Malahayati Akper Sari Mutiara Akper Dewi Maya Akper Wira Husada Dari Tabel 4.14. diatas dapat diketahui bahwa ada 5 institusi pendidikan
akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berada pada kelompok baik, 5
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
institusi pendidikan yang berada pada kelompok cukup baik, dan 5 institusi pendidikan berada pada kelompok kurang baik. 4.2.6. Manajemen institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan Manajemn institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; institusi pendidikan yang termasuk kelompok manajemen baik adalah apabila berada pada kelompok skor nilai diantara 50 - 60, manajemen institusi pada kelompok cukup baik adalah manajemen institusi pendidikan yang mempunyai skor antara 40 – 49, dan manajemen institusi pendidikan pada kelompok kurang baik apabila skornya berada diantara 30 –39, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.15. Kelompok Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan Manajemen
No 1 2 3 4 5 6 7
Kelompok Manajemen Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta Baik Cukup baik Kurang baik Akper Prima Akper Imelda Akper Indah Akper UDA Akper Herna Akper Malahayati Akper Elisabeth Akper Flora Akper Dewi Maya Akper Haji Akper Dr. Rusdi Akper Wira Husada Akper YBS Akper Darmo Akper Sari Mutiara Dari Tabel 4.15. diatas dapat diketahui bahwa yang termasuk kelompok
manajemen yang baik ada 4 institusi, cukup baik ada 7 institusi, dan yang termasuk kelmpok kurang baik ada 4 institusi.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.3. Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Mutu lulusan akademi keperawatan merupakan ukuran keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik pada ujian akhir program akademi keperawatan tahun 2008 dengan indikator pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Distribusi nilai lulusan akademi keperawatan swasta di kota Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.16. Distribusi Nilai Mahasiswa Ujian Akhir Program Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008 No
Institusi Pendidikan
1
Akper Prima
2
Akper Imelda
3
Akper Darma Agung
Mahasiswa
Skor Total
1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8
2,84 2,97 2,75 2,73 2,71 2,88 3,05 2,69 2,72 3,09 2,88 2,81 2,66 2,77 2,78 2,61 2,82 2,82 2,94 2,76 3,00 2,88 2,95 2,90
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.16 4
Akper Herna
5
Akper Flora
6
Akper Elisabeth
7
Akper Dr. Rusdi
8
Akper YBS
9
10
Akper Indah
Akper Haji
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 4 5 6
2,88 2,93 2,82 2,96 2,97 2,81 2,81 2,90 2,55 2,94 2,86 2,93 2,94 2,65 2,78 2,90 2,76 2,82 2,75 2,69 2,83 2,70 2,92 2,97 2,89 2,67 2,73 2,71 2,50 2,79 2,47 2,86 2,72
7 1 2 3 4 5
2,72 2,86 2,88 3,01 2,86 2,95
6
2,98
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.16 11
Akper Darmo
12
Akper Malahayati
13
Akper Dewi Maya
14
Akper Wira Husada
15
Akper Sari Mutiara
1 2 3 4
2,74 2,69 2,66 2,82
5
2,72
6
2,65
7
2,73
8
2,69
1
2,70
2 1 2 1
2,68 2,60 2,69 2,84
2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6
2,85 2,91 2,74 2,63 2,66 2,72 2,94 2,88 2,74 2,65 2,76 2,75
4.4. Peranan Sumberdaya Institusi Terhadap Mutu Lulusan Peranan sumberdaya institusi pendidikan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di kota Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Tabel 4.17. Hasil Uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Mean Rank Cukup Kurang baik Baik
Variabel
Chi-Square
Nilai P
SDM Tetap Sarana Prasarana
19.749 14.29 0.095 *
0 0.001 0.053
57.97 46.06 41.82
36.87 24 9.25
22.5 19.63 -
Kurikulum Pembiayaan
7.574 16.321
0.023 0
47.02 52.55
34.19 40.5
30.23 25.91
0 0
57.08 55.08
37.71 33.56
25.31 20.13
Manajemen 19.161 Sumberdaya 22.14 secara total * Mann-Whitney U
Baik
4.4.1. Peranan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan akademi keperawatan Sumberdaya manusia tetap diuji dengan uji statistik kruskal-wallis dan hasil yang didapat adalah nilai P = 0,000 hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan sumberdaya manusia tetap pada ketiga kelompok institusi pendidikan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Mean Rank sumberdaya manusia tetap pada ketiga kelompok institusi pendidikan memiliki angka yang jauh berbeda. Hal ini membuktikan adanya perbedaan peranan sumberdaya manusia terhadap mutu lulusan antara ketiga kelompok sumberdaya tersebut apabila dibandingkan secara bersama-sama. Nilai Mean Rank yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik (22,50), berarti tingkat kekuatan sumberdaya manusia tetap pada institusi
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih rendah pengaruhnya terhadap mutu lulusan jika dibandingkan dengan kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Mean Rank sumberdaya manusia tetap pada institusi yang tertinggi adalah berada pada kelompok institusi yang baik (57,97), berarti tingkat kekuatan sumberdaya manusia tetap pada institusi pendidikaan keperawatan pada kelompok baik secara signifikan adalah lebih tinggi pengaruhnya terhadap mutu lulusan jika dibandingkan dengan kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih rendah.
4.4.2. Peranan sarana institusi pendidikan akademi keperawatan Sarana diuji dengan uji statistik kruskal-wallis dan hasil yang didapat adalah nilai P = 0,001 artinya ada perbedaan peranan yang jelas antara peranan sarana pada ketiga kelompok institusi pendidikan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Mean Rank sarana pada ketiga kelompok memiliki angka yang jauh berbeda. Hal ini membuktikan adanya perbedaan peranan sarana terhadap mutu lulusan antara ketiga kelompok sarana tersebut apabila dibandingkan secara bersama-sama. Nilai Mean Rank yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik (19,63), berarti tingkat kekuatan sarana pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan jika dibandingkan dengan kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Mean Rank sarana pada institusi yang tertinggi adalah berada pada kelompok institusi yang baik (46,06), Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
berarti tingkat kekuatan sarana pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok baik secara signifikans adalah lebih tinggi dalam mempengaruhi mutu lulusan jika dibandingkan dengan kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih rendah.
4.4.3. Peranan prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan Prasarana diuji dengan uji statistik Mann-Whitney karena hanya terdiri dari 2 kelompok dengan tingkat signifikan 0,05. Nilai P pada variabel prasarana adalah 0,053 artinya ada perbedaan peranan yang jelas antara peranan prasarana pada kedua kelompok institusi pendidikan (kelompok baik dan cukup baik) terhadap mutu lulusan. Mean Rank prasarana pada kedua kelompok memiliki angka yang jauh berbeda. Hal ini membuktikan adanya perbedaan peranan prasarana terhadap mutu lulusan antara kedua kelompok prasarana tersebut apabila dibandingkan secara bersama-sama. Mean Rank prasarana pada institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang cukup baik (9,25), berarti tingkat kekuatan prasarana pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikan adalah lebih rendah pengaruhnya terhadap mutu lulusan jika dibandingkan dengan kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Mean Rank prasarana pada institusi yang tertinggi adalah berada pada kelompok institusi
yang baik (41,82), berarti tingkat kekuatan prasarana pada
institusi akademi keperawatan pada kelompok baik secara signifikans adalah lebih Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
tinggi pengaruhnya dalam menghasilkan mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih rendah.
4.4.4. Peranan kurikulum institusi pendidikan akademi keperawatan Kurikulum diuji dengan uji statistik kruskal-wallis karena kelompok kurikulum lebih dari 2 kelompok dengan tingkat signifikan 0,05. Nilai P pada variabel kurikulum adalah 0,023 hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan kurikulum pada ketiga kelompok institusi pendidikan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Mean Rank kurikulum pada ketiga kelompok institusi pendidikan memiliki angka yang jauh berbeda. Hal ini membuktikan adanya perbedaan peranan kurikulum terhadap mutu lulusan antara ketiga kelompok kurikulum tersebut apabila dibandingkan secara bersama-sama. Mean Rank kurikulum pada institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik (30,23), berarti tingkat kekuatan kurikulum pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih rendah pengaruhnya terhadap mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Mean Rank kurikulum pada institusi yang tertinggi adalah berada pada kelompok institusi
yang baik (47,02), berarti tingkat kekuatan kurikulum pada
institusi pendidikan keperawatan pada kelompok baik secara signifikans adalah lebih tinggi dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih rendah. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.4.5. Peranan pembiayaan institusi pendidikan akademi keperawatan Pembiayaan diuji dengan uji statistik kruskal-wallis karena kelompok pembiayaan lebih dari 2 kelompok dengan tingkat signifikan 0,05. Nilai P pada variabel pembiayaan adalah 0,000 hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan pembiayaan pada ketiga kelompok institusi pendidikan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Mean Rank pembiayaan pada ketiga kelompok institusi pendidikan memiliki angka yang jauh berbeda. Hal ini membuktikan adanya perbedaan peranan pembiayaan terhadap mutu lulusan antara ketiga kelompok pembiayaan tersebut apabila dibandingkan secara bersama-sama. Mean Rank pembiayaan pada institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik (25,91), berarti tingkat kekuatan pembiayaan pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikan adalah lebih rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Mean Rank pembiayaan pada institusi yang tertinggi adalah berada pada kelompok institusi yang baik (52,55), berarti tingkat kekuatan pembiayaan pada institusi pendidikan keperawatan pada kelompok baik secara signifikans adalah lebih tinggi dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih rendah.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.4.6. Peranan manajemen institusi pendidikan akademi keperawatan Manajemen diuji dengan uji statistik kruskal-wallis karena kelompok manajemen lebih dari 2 kelompok dengan tingkat signifikan 0,05. Nilai P pada variabel manajemen adalah 0,000, hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan manajemen pada ketiga kelompok institusi pendidikan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Mean Rank manajemen pada ketiga kelompok institusi pendidikan memiliki angka yang jauh berbeda. Hal ini membuktikan adanya perbedaan peranan manajemen terhadap mutu lulusan antara ketiga kelompok manajemen tersebut apabila dibandingkan secara bersama-sama. Mean Rank manajemen pada institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik (25,31), berarti tingkat kekuatan manajemen pada institusi pendidikan keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Mean Rank variabel manajemen pada institusi yang tertinggi adalah berada pada kelompok institusi
yang baik (57,08), berarti tingkat kekuatan variabel
manajemen pada institusi pendidikan keperawatan pada kelompok baik secara signifikans adalah lebih tinggi dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih rendah.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.4.7. Peranan sumberdaya institusi pendidikan akademi keperawatan Sumberdaya diuji dengan uji statistik kruskal-wallis dengan tingkat signifikan 0,05 setelah dilakukan pengelompokan terlebih dahulu (kelompok baik, cukup baik dan kurang baik). Nilai P pada variabel sumberdaya adalah 0,000 hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan sumberdaya pada ketiga kelompok institusi pendidikan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Mean Rank sumberdaya pada ketiga kelompok institusi pendidikan memiliki angka yang jauh berbeda. Hal ini membuktikan adanya perbedaan peranan sumberdaya terhadap mutu lulusan antara ketiga kelompok sumberdaya tersebut apabila dibandingkan secara bersama-sama. Mean Rank sumberdaya pada kelompok institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi
yang kurang baik (20,13), berarti tingkat kekuatan
sumberdaya pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikan adalah lebih rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Mean Rank pada institusi yang tertinggi adalah berada pada kelompok institusi
yang baik (55,08), berarti tingkat kekuatan sumberdaya pada institusi
pendidikan akademi keperawatan pada kelompok baik secara signifikans adalah lebih tinggi dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih rendah.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Tabel. 4.3), Mayoritas institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan mempunyai pimpinan dengan kualifikasi pendidikan S1, dan sebahagian kecil yang berkualifikasi pendidikan S2. Sesuai dengan satandar pendidikan kualifikasi pendidikan pimpinan adalah S1 kesehatan, S2 kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1192/Menkes/Per/X/2004 bahwa kualifikasi pimpinan akademi keperawatan swasta di kota Medan sudah sesuai standar. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dikemukakan bahwa ”Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan”. Dengan menyelenggarakan penjamin mutu diharapkan PTS mampu berkembang secara berkelanjutan (continuous improvement). Dalam pelaksanaan perekrutan atau pengangkatan seorang pimpinan tidak hanya memperhatikan kualifikasi pendidikan, akan tetapi perlu melakukan analisis jabatan terlebih dahulu. Dengan melaksanakan analisis jabatan pimpinan, maka dapat diketahui bahwa tugas yang akan diemban seorang pimpinan sesuai jabatannya. Dari analisis jabatan dapat ditentukan kualifikasi pendidikan dan pengetahuan pimpinan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
untuk mendukung jabatan dalam pelaksanaan tugas, seperti membuat renstra pendidikan dan menterjemahkan visi, misi pendidikan tersebut untuk menjamin mutu sumberdaya, mutu proses, dan mutu pencapaian pendidikan. Untuk itu diperlukan pengetahuan pimpinan baik untuk pengelolaan pendidikan tinggi sesuai undang-undang nomor 20 tersebut, agar pimpinan dapat memimpin perguruan tinggi atau unit tertentu dalam mencapai tujuannya. Pemimpin bukan saja harus memiliki dan menghayati tujuan, visi, misi dan strategi institusi pendidikan, tetapi juga memiliki seni dalam menggerakkan dan memotivasi semua anggotanya untuk secara bersama-sama mewujudkan tujuan institusi pendidikan. Oleh karena itu pengadaan sumber daya manusia yang memenuhi syarat dan memiliki kemampuan untuk ditempatkan dalam suatu jabatan adalah penting. Pengetahuan pimpinan institusi akademi keperawatan swasta di kota Medan dalam menterjemahkan visi, misi, tujuan dan strategi dapat dilihat pada tabel 4.4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan hanya 5 pimpinan institusi (33,33%) dari seluruh pimpinan institusi pendidikan akademi kperawatan swasta di kota Medan yang mengerti dan dapat menjabarkan strategi dengan baik. Yang dapat dilihat hambatannya adalah visi yang belum diterjemahkan, para pelaku visi yang tidak mengerti untuk menterjemhkan visi dan misi, para pelaku manajemen dan sumberdaya manusia. Kualifikasi pimpinan dan PDI, PD II, PD III pada akademi keperawatan swasta di kota Medan sudah sesuai kualifikasi standar minimal, tapi sangat sedikit pelaku struktural institusi pendidikan akademi keperawatan tersebut yang mengerti Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
dalam mengaitkan dan menerapkan strategi dalam institusi mereka. Sementara mereka adalah para pelaku dari visi, misi dan strategi. Padahal untuk memotivasi mereka agar efisien dan efektif dalam menerapkan strategi, penting sekali mengaitkan strategi itu dengan insentif yang bisa diterima oleh para pelaku instruktural maupun dosen dan tenaga penunjang lainnya di institusi pendidikan tersebut. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pada penerimaan atau perekrutan tenaga atau pegawai hanya menyesuaikan dengan kualifikasi pendidikan dan tidak melakukan analisis jabatan. Jadi perekrutan pegawai di akademi keperawtan swasta di Kota Medan tidak sesuai dengan pendapat Sinungan 2005 yang menyatakan perekrutan pegawai harus melalui analisis jabatan. Yang ada hanya melihat kesesuaian pendidikan dan tidak melihat kepada kemampuan sumberdaya manusianya. Pada Tabel 4.9. dapat diketahui bahwa ada 6 institusi pendidikan akademi keperawatan swasta yang termasuk dalam kelompok sumberdaya baik, 7 institusi termasuk kelompok cukup baik, dan 2 institusi pendidikan yang termasuk kelompok kurang baik. Ini berarti masih ada institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan yang mempunyai sumberdaya kurang. Kurang dalam jumlah, kualifikasi,
kemampuan
substansi
mengajar,
sarana,
prasarana,
kurikulum,
pembiayaan, dan manajemen pengelolaan. Peranan sumberdaya institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan terhadap mutu lulusan, dapat diketahui dari peranan sumberdaya manusia tetap, sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen terhadap mutu lulusan akademi keperawatan swasta di kota Medan yang ada dibawah ini. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
5.1.1. Peranan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan terhadap mutu lulusan Pada Tabel 4.10. mayoritas sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan yang berada pada kelompok cukup baik, artinya masih banyak sumberdaya yang kurang pada institusi tersebut, kurang dalam jumlah, kualifikasi, kemampuan substansi mengajar, dan pengalaman mengajar. Untuk melihat peranan sumberdaya manusia tetap terhadap mutu lulusan akademi keperawatan dapat dilakukan analisis kruskal-wallis. Setelah dilakukan uji analisis kruskal-wallis diperoleh P 0,000 yang berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan sumberdaya manusia tetap pada ketiga kelompok institusi pendidikan (baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Nilai Mean Rank ketiga kelompok sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan menunjukkan adanya perbedaan kekuatan dalam mempengaruhi mutu lulusan. Sesuai dengan pendapat Cherington, 1996 bahwa sumber daya manusia adalah suatu kekayaan/aset organisasi yang sangat penting, diantara sumber daya yang ada dalam organisasi, tidak satupun yang lebih penting selain manusia yang membuat segala hal menjadi mungkin dan sesuatu bisa terjadi. Karena itu pembinaan sumberdaya manusia senantiasa menjadi perhatian utama setiap pimpinan unit kerja. Motivasi dan profesionalisme dibentuk melalui iklim kerja yang menarik, tugas-tugas yang menantang, pelatihan yang berkesinambungan serta sistem imbalan yang sesuai dengan prestasi kerja (Rangkuti, 2006).
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Dalam hal ini sangat besar peranan pimpinan institusi pendidikan dalam pengadaan sumberdaya manusia dan membuat kebijakan-kebijakan berupa analisis jabatan, dalam pengembangan sumberdaya manusia yang sesuai, agar mutu institusi dapat tercapai sesuai yang dicita-citakan pendidikan. Analisa jabatan harus mempunyai 3 informasi yaitu tentang isi (content) jabatan, persyaratan jabatan dan keterkaitan jabatan yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu pengadaan sumber daya manusia yang memenuhi syarat dan memiliki kemampuan untuk ditempatkan dalam suatu pekerjaan. Penelitian ini juga melihat bahwa visi, misi dan strategi institusi pendidikan tidak dibangun untuk mencapai tujuan. Yang ada visi dan misi itu hanya untuk sebagai barang pajangan saja. Visi tidak disosialisasikan. Dari penelitian ini diketahui bahwa dosen dan tenaga penunjang tidak memahami makna dari visi dan misi pendidikan tempat mereka bekerja. Hal ini terjadi karena visi dan misi pendidikan dirasakan terlalu mengawang-ngawang. Sementara itu, ada yang membuat strategi terlalu panjang lebar, dan dibuat dalam kalimat yang kurang membumi, dan tidak menggunakan bahasa yang mudah dicerna. Para dosen atau tenaga penunjang lainnya akan lebih termotivasi untuk melaksanakan strategi yang telah digariskan bila mereka juga melihat ada sistem insentif yang terkait dengan strategi itu. Pada kenyataannya, hal ini belum banyak dilakukan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 33,33% dari institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan yang sudah mengaitkan insentif dengan strategi. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Berdasarkan hasil penelitian ini juga didapatkan bahwa pendidikan pimpinan di pendidikan akademi keperawatan mayoritan S1 keperawatan (60%), S1 non kesehatan 6.67%, S2 kesehatan hanya 26.67%. S2 non kesehatan 6.67%. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa yang lebih kompeten dibidang pengelolaan manajemen dan mampu membuat strategi dan membangun suatu strategi di bidang pengelolaan suatu institusi pendidikan hanya 26.67%. Jadi yang lainnya dianggap masih belum mampu dalam membuat suatu strategi. Sebahagian besar populasi
menunjukkan bahwa mereka tidak mengerti
mengenai strategi. Bagaimana seorang pelaku visi dan misi dapat bekerja dengan baik kalau tidak mengerti dengan strategi. Kenyataannya yang terjadi di kebanyakan institusi pendidikan akademi keperawatan yang mempunyai struktural atau para pelaku visi dan misinya adalah S1 kesehatan. Ada 5 institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan yang sudah mengaitkan visi dan misi mereka dengan strategi yang dibangun. Yaitu pendidikan akademi keperawatan yang mempunyai pimpinan dan pembantu pimpinan S2 kesehatan. Pendidikan ini tidak mudah ditiru oleh pendidikan lainnya, dipandang sebagai pendidikan yang mempunyai keahlian dan kemampuan sumberdaya manusianya yang baik. Sesuai pendapat Freddy Rangkuti 2006 bahwa keahlian sumberdaya yang tinggi muncul dari kemampuan membentuk fungsi khusus yang lebih efektif dibanding dengan pesaingnya. Jumlah seluruh tenaga penunjang institusi pendidikan akademi keperawatan swasta yang ada di kota Medan berjumlah 64 orang (tabel 4.8), bila dibandingkan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
terhadap seluruh mahasiswa tingkat I, II, dan III, yang berjumlah 2990 orang pada tahun ajaran 2007/2008 (1 : 46.7) tidak sesui standar pendidikan nasional, (standar pendidikan nasional adalah 1 : 21). Berarti masih banyak kekurangan tenaga penunjang untuk mendukung terlaksananya proses pendidikan. Mean Rank sumberdaya manusia tetap pada instituií pendidikan akademi keperawatan yang terendah adalah berada pada kelompok institusi pendidikan yang kurang baik (22.50), berarti tingkat kekuatan sumberdaya manusia tetap pada institusi akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi pendidikan yang lain. Dan institusi yang mempunyai Mean Rank sumberdaya manusia tetap tertinggi berarti tingkat signifikasinya lebih tinggi dalam mempengaruhi mutu lulusan akademi keperawatan swasta di kota Medan.
5.1.2. Peranan sarana institusi pendidikan akademi keperawatan terhadap mutu lulusan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sarana pendidikan akademi keperawatan di kota Medan mayoritas dalam kategori baik, 2 institusi pendidikan yang termasuk kelompok cukup baik, dan masih ada 2 institusi yang termasuk kelompok kurang baik (Tabel.4.11). Dari hasil analisis kruskal-wallis (Tabel 4.17) menunjukkan bahwa keseluruhan sarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan menunjukkan adanya perbedaan peranan terhadap mutu lulusan akademi keperawatan tahun 2008 pada taraf significan (0.05) dengan nilai P (0.001), maka sarana secara
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
signifikan mempunyai perbedaan peranan yang jelas antara peranan ketiga kelompok sarana institusi pendidikan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Sesuai dengan Kepmenkes nomor 1192/Menkes/Per/X/2004, semua sarana harus sesuai stándar untuk menunjang proses belajar mengajar. Peningkatan fasilitas (sarana) pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memperoleh ilmu yang seluas-luasnya. Bagaimanapun bagusnya kurikulum dan visi, misi, dan strategi tanpa fasilitas tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik. Sesuai dengan pendapat Sirozi, 2005 bahwa sarana sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena dalam proses belajar mengajar penyampaian pesan menggunakan alat, media, umumnya lebih ditopang dengan teknologi yang makin canggih. Mean Rank sarana pada instituís pendidikan yang terendah adalah berada pada kelompok instituís pendidikan
yang kurang baik (19.63), berarti tingkat
kekuatan sarana pada institusí pendidikan akademi keperawatan tersebut secara signifikan lebih rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok Mean Rank yang lebih tinggi. Artinya sarana yang lebih baik akan dapat menghasilkan mutu lulusan yang lebih baik.
5.1.3. Peranan prasarana institusi pendidikan terhadap mutu lulusan Hasil penelitian menunjukkan bahwa prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan mayoritas dalam kelompok nilai baik, hanya 1 institusi pendidikan yang termasuk pada kelompok cukup baik (Tabel.4.12). Karena kelompok ini hanya ada 2 kelompok yaitu kelompok prasarana baik dan kelompok
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
prasarana cukup baik maka dilakukan uji Mann-Whitney U. Dari hasil Man-Whitney U diatas menunjukkan bahwa keseluruhan prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan swata di kota Medan menunjukkan secara signifikan mempunyai peranan yang berbeda terhadap mutu lulusan akademi keperawatan tahun 2008 pada taraf signifikan 0.05. nilai P yang diperoleh adalah P 0.053. Hal ini berarti bahwa sebenarnya ada perbedaan antara peranan prasarana kelompok baik dan cukup baik dalam mempengaruhimutu lulusan. Peningkatan prasarana dapat memungkinkan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan lebih efektif dalam mempergunakan waktu demi tercapainya keefisienan dan keefektifan setiap kegiatan. Mean Rank prasarana pada institusi pendidikan yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang cukup baik (9.25), berarti tingkat kekuatan sarana pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok cukup baik secara signifikan adalah lebih rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi pendidikan yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi.
5.1.4. Peranan kurikulum institusi pendidikan terhadap mutu lulusan Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Tabel. 4.14), masih banyak institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan yang belum mempunyai kurikulum yang baik dan perlu ditingkatkan.
Sebagai pendidikan profesional,
pendidikan keperawatan dimasa mendatang akan menumbuh kembangkan mahasiswa melalui kelompok keilmuan (body of knowledge) dan keterampilan, bila kurikulum
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
tidak mendukung tercapainya keilmuan dan keterampilan peserta didik, maka dapat dibayangkan bahwa mutu sumberdaya manusia (lulusan) akan menurun. Bila ingin meningkatkan mutu atau kualitas sumberdaya manusia, maka terlebih dahulu meningkatkan mutu pendidikan. Sementara untuk meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan arah dan pedoman belajar yang jelas. Sedangkan arah dan pedoman belajar yang jelas itu ada dalam kurikulum. Dari hasil analisis kruskal-wallis menunjukkan bahwa keseluruhan kurikulum institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan menunjukkan adanya perbedaan yang jelas terhadap mutu lulusan akademi keperawatan tahun 2008 pada taraf signifikan (0.05). Nilai P yang diperoleh adalah (0.023), berarti secara signifikan ada perbedaan antara ketiga kelompok kurikulum terhadap mutu lulusan. Keterkaitan antara materi ajar dengan kebutuhan dilapangan diharapkan dapat melahirkan para lulusan yang memiliki jenis keterampilan yang benar-benar dibutuhkan dunia kerja, sehingga peserta didik setelah lulus sudah siap untuk bekerja. Kurikulum diarahkan pada upaya pemberian keterampilan kerja, namun non keterampilan kerja juga sangat dibutuhkan peserta didik seperti kepribadian dan etika, agar mereka selain trampil perlu dedikasi dalam bekerja, dan memiliki moralitas kerja yang baik. Non keterampilan ini dimasukkan dalam muatan lokal, yaitu untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan pengembangan kurikulum yang sentralistik dan bertujuan agar peserta didik mencintai dan mengenal lingkungannya, sehingga peserta didik tidak terlepas dari akar sosialnya. Dari hasil penelitian didapati bahwa Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
institusi pendidikan akademi keperawatan yang mempberikan kurikulum muatan lokal, ada pada kelompok kurikulum yang baik dan cukup baik, sedangkan institusi yang tidak memberikan kurikulum muatan lokal ada pada kelompok kurikulum kurang baik. Mean Rank kurikulum pada institusi pendidikan yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik (30.23), berarti tingkat kekuatan kurikulum pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikan adalah lebih rendah dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi pendidikan yang lain.
5.1.5. Peranan pembiayaan institusi pendidikan terhadap mutu lulusan Hasil penelitian yang dilakukan (Tabel. 4.15), masih banyak institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan yang belum memberikan kesejahteraan dan memperhatikan masatua sumberdaya tetapnya. Hal ini perlu kebijakan dari pimpinan untuk mengeksekusi visi, misi, dan mengaitkannya dengan insentif, perlindungan, kesehatan tenaga institusi pendidikan. Sesuai dengan pendapat Freddy Rangkuti 2006 bahwa strategi itu merupakan perencanaan komprehensif yang menetapkan bagaimana akan mencapai misi, strategi, dan tujuannya. Berarti disini ada taktik suatu perencanaan operasional yang secara spesifik menetapkan bagaimana suatu strategi dapat diimplementasikan secara konkret dengan menyatakan kapan dan dimana serta tindakan apa yang dilaksanakan, serta bagaimana mengarahkan atau memotivasi sumberdaya manusia tersebut untuk Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
melaksanakan strategi agar tujuan dapat tercapai. Dalam pelaksanaan ini perlu biaya yang mendukung agar tujuan dapat tercapai. Maka biaya sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Dari hasil analisis kruskal-wallis dapat menunjukkan bahwa keseluruhan pembiayaan institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan menunjukkan adanya perbedaan peranan yang jelas atara ketiga kelompok pembiayaan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan akademi keperawatan tahun 2008 pada taraf signifikan 0.05. Nilai P yang diperoleh adalah 0.000, hal ini berarti bahwa sebenarnya ada perbedaan peranan yang jelas antara pembiayaan institusi pendidikan terhadap mutu lulusan. Nilai Mean Rank menunjukkan bahwa ada perbedaan kekuatan peranan yang jelas antara ketiga kelompok pembiayaan dalam mempengaruhi mutu lulusan.
5.1.6. Peranan manajemen institusi pendidikan terhadap mutu lulusan Hasil penelitian yang dilakukan (Tabel. 4.16), bahwa institusi yang termasuk pada kelompok manajemen yang baik ada 4 institusi, yang cukup baik ada 7 institusi, dan yang kurang baik ada 4 institusi. Berarti masih banyak institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan yang belum melaksanakan manajemen dengan baik. Hal ini perlu kebijakan dari pimpinan untuk menjabarkan visi, misi, menjadi suatu kegiatan setiap sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan tersebut. Agar setiap sumberdaya manusia di institusi pendidikan tersebut mengetahui dan
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
mengerti bagaimana cara bekerja yang baik. Karena manusia (pegawai) bagaimana dapat bekerja dengan baik apabila tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Pengangkatan pimpinan akademi keperawatan swasta di Kota Medan belum sesuai dengan PP No. 60 tahun 1999 dan UU No. 284/U/1999 tanggal 14 Oktober 1999 tentang pengangkatan sebagai pimpinan, yaitu minimal berijazah S1 atau setara, mendapat penilaian layak melalui pertimbangan senat perguruan tinggi, lektor kepala untuk Rektor/PR, lektor untuk Ketua/Puket/ Dekan /Pudek /Direktur/Pudir, berdomisili di kota PTS yang dipimpin. Dari hasil analisis kruskal-wallis test dapat menunjukkan bahwa keseluruhan manajemen yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan menunjukkan adanya perbedaan peranan yang jelas pada ketiga kelompok manajemen terhadap mutu lulusan akademi keperawatan tahun 2008 pada taraf signifikan (0.05). Nilai P yang diperoleh adalah (0.000), hal ini berarti bahwa sebenarnya ada perbedaan yang jelas antara ketiga kelompok manajemen institusi pendidikan terhadap mutu lulusan. Hasil Mean Rank manajemen menunjukkan bahwa kekuatan perbedaan peranan ketiga kelompok manajemen institusi pendidikan adalah berbeda dalam mempengaruhi mutu lulusan. Manajemen yang lebih baik menunjukkan kekuatan yang lebih tinggi mempengaruhi mutu lulusan dibandingkan dengan kelompok manajemen yang kurang baik. Oleh karena hal ini, perlu ditingkatkan
manajemen
institusi
pendidikan
akademi
keperawatan
demi
meningkatkan mutu institusi pendidikan tersebut dan diharapkan dapat meningkatkan mutu lulusan. Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Kendala yang sering muncul pada institusi pendidikan akademi keperawatan adalah para pimpinan terlalu banyak menghabiskan waktunya pada kegiatan operasional, tetapi sangat disayangkan bila mereka tak punya waktu sedikitpun untuk membahas strategi institusi pendidikan tersebut. Dari hasil penelitian bahwa para pelaku visi dan misi institusi penddikan akademi keperawatan swasta sangat sedikit yang membahas strategi. Pembahasan itupun hanya berfokus pada hal-hal seperti keuangan (pembuatan proposal kegiatan) dan pelaksanaan kegiatan semata. Seringkali hal-hal yang intangible luput dari perhatian dan pembicaraan mereka. Pada akhirnya pembahasan tersebut hanya berfokus pada hasil atau capaian mereka (result oriented) dan tidak memberi perhatian cukup terhadap proses dan mutu. Kalau hanya menginginkan laporan saja yang harus selesai (ini hanya memotret kinerja masa lampau) tetapi seharusnya masa kini dan masa yang akan datang, serta menjaga keseimbangan yang satu dengan yang lainnya. Bila laporan keuangan diibaratkan kaca spion yang menunjukkan kita untuk melihat kejadian yang ada dibelakang. Kalau kita melihat masa kini dan masa yang akan datang berarti kita melihat kinerja pendidikan kita dimasa lalu dan masa sekarang, serta mendorong kita untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang, ini sesuai dengan pendapat Rangkuti, 2006)..
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
5.2.
Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan terhadap Mutu Lulusan Kemudian apabila dilihat dari hasil pengujian statistik (Tabel 4.17)
dapat diketahui bahwa nilai P sumberdaya adalah 0,000 hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan sumberdaya pada ketiga kelompok institusi pendidikan (kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik) terhadap mutu lulusan. Mean Rank sumberdaya pada ketiga kelompok institusi pendidikan memiliki angka yang jauh berbeda. Hal ini membuktikan adanya perbedaan peranan sumberdaya terhadap mutu lulusan antara ketiga kelompok sumberdaya tersebut apabila dibandingkan secara bersama-sama. Mean Rank sumberdaya pada kelompok institusi menunjukkan bahwa ada perbedaan kekuatan ketiga kelompok sumberdaya dalam mempengaruhi mutu lulusan. Hasil penelitian ini pada dasarnya sesuai dengan pendapat Juran yang dikutip oleh Wursanto 2005, bahwa sumberdaya adalah faktor yang mempengaruhi hasil suatu lembaga/ institusi.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan peranan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berada pada kelompok baik (48 – 64) ada 4 institusi, yaitu institusi yang sudah memiliki jumlah dan kualifikasi sumberdaya manusia tetap diatas standar minimal; yang berada pada kelompok cukup baik (32 – 47) ada 10 institusi yaitu institusi yang mempunyai jumlah dan kualifikasi sumberdaya manusia sesuai standar minimal; dan kelompok kurang baik (16 – 21) ada 1 institusi yaitu yang hanya memiliki jumlah dan kualifikasi sumberdaya dibawah standar minimal. 2. Peranan sarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berada pada kelompok baik (34 – 40) ada 11 institusi, yaitu institusi yang sudah memiliki sarana diatas standar minimal; kelompok cukup baik (27 – 33) ada 2 institusi yaitu institusi yang mempunyai sarana sesuai standar minimal; dan kelompok kurang baik (20 – 26) ada 2 institusi yaitu yang hanya memiliki sarana dibawah standar minimal. 3. Peranan prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berada pada kelompok baik (14 – 16) ada 14 institusi, yaitu institusi Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
yang sudah memiliki prasarana diatas standar minimal; dan yang berada pada kelompok cukup baik (11 – 13 ) ada 1 institusi yaitu institusi yang mempunyai prasarana sesuai standar minimal. 4. Peranan kurikulum institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berada pada kelompok baik (18 – 24) ada 8 institusi, yaitu institusi pendidikan yang sudah mengembangkan dan melaksanakan kurikulum inti dan kurikulum institusional dengan baik; kelompok cukup baik (12 – 17) ada 4 institusi yaitu institusi yang melaksanakan kurikulum sesuai standar minimal yaitu institusi yang hanya melaksanakan kurikulum inti; dan masih ada 3 institusi yang berada pada kelompok kurang baik (5 – 11), yaitu institusi yang melaksanakan kurikulum dibawah standar minimal (tidak melaksanakan seluruhnya beban SKS kurikulum inti). 5. Peranan pembiayaan institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berada pada kelompok baik (14 – 18) ada 5 institusi, yaitu institusi yang sudah mengelola dan mengaitkan pembiayaan dengan baikproses program kegiatan; yang berada pada kelompok cukup baik (10 – 13) ada 4 institusi yaitu institusi yang hanya melaksanakan pembiayaan sesuai standar minimal; dan kelompok kurang baik (6 – 9) ada 6 institusi yaitu institusi yang belum mengelola dan belum mengaitkan pembiayaan dengan proses program kegiatan, dan tidak memperhatikan kebutuhan tenaga kerja yang ada.. 6. Berdasarkan pengetahuan pimpinan dalam hal pembuatan dan penjabaran visi misi institusi, dijumpai bahwa hanya ada 4 orang pimpinan dari 4 institusi (26,67 Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
%) yang dapat membuat renstra dan dapat menjabarkan visi misi pendidikan terhadap semua program kegiatan institusi; dan 11 orang pimpinan pada 11 institusi (73,33 %) yang tidak mengerti pembuatan renstra institusi dan tidak dapat menjabarkan visi misi pendidikan terhadap setiap kegiatan program pembelajaran. Peranan manajemen institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berada pada kelompok baik (50 – 60) ada 4 institusi, yaitu institusi yang sudah membuat renstra dan dapat menjabarkan visi misi terhadap setiap program kegiatan dan telah membuat indikator kinerja pada masing-masing bagian serta melaksanakan evaluasi program kegiatan; institusi yang berada pada kelompok cukup baik (40 – 49) ada 7 institusi, yaitu institusi yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar hanya berdasarkan perencanaan pembelajaran, tidak memiliki renstra institusi, dan tidak melakukan penjabaran visi misi institusi, tetapi melaksanakan proses pembelajaran sesuai perencanaan pembelajaran; institusi yang berada pada kelompok kurang baik (30 – 39) ada 4 institusi, yaitu institusi yang melaksanakan program belajar mengajar hanya berdasarkan
perencanaan
pembelajaran
tetapi
melaksanakan
proses
pembelajaran tidak sesuai dengan perencanaan. 7. Sumberdaya institusi pendidikan dan unsur-unsur sumberdayanya mempunyai peranan dalam mempengaruhi mutu lulusan akademi keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008, yaitu sumberdaya dengan nilai P = 0,000 dan unsurunsurnya yaitu sumberdaya manusia dengan nilai P = 0,000, sarana dengan nilai
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
P = 0,001, prasarana dengan nilai P = 0,053, kurikulum dengan nilai P = 0,023, pembiayaan dengan nilai P = 0,000, manajemen dengan nilai P = 0,000.
6.2. Saran Dari hasil kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah: 1.
Masih adanya institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang memiliki jumlah dosen dan tenaga pendukung yang kurang serta kualifikasi sumberdaya manusianya yang masih dibawah standar, diharapkan pada pihak pemilik institusi pendidikan agar dapat memperhatikan dan menyesuaikan dengan standar pendidikan sehingga beban kerja tidak tumpang tindih dan dapat mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan program serta dapat meningkatkan mutu institusi. Masih banyak pimpinan institusi pendidikan yang belum mengerti renstra dan bagaimana penjabaran visi misi institusi pendidikan serta ada yang belum pernah mengikuti pelatihan manajemen pendidikan, maka diharapkan pada institusi pendidikan untuk mengadakan pelatihan atau mengadakan out sourceing dengan institansi lain agar pimpinan institusi dapat membuat strategic planning institusi pendidikan dan penjabaran visi misi yang diharapkan dapat menyeimbangkan semua sumberdaya institusi pendidikan tersebut demi menjaga mutu institusi,yang ahirnya dapat meningkatkan mutu lulusannya.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
2.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada akademi keperawatan swasta di Kota Medan masih ada 2 institusi yang memiliki sarana dibawah standar. Diharapkan pada institusi pendidikan tersebut agar dapat menambah sarana untuk mendukung terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik.
3.
Masih dijumpai 3 institusi pendidikan akademi keperawatan di Kota Medan yang melaksanakan proses belajar mengajar tidak sesuai beban SKS kurikulum nasional, diharapkan pada pihak institusi pendidikan agar menyesuaikan beban SKS dalam pelaksanaan proses belajar mengajar agar peserta didik mendapat ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, karena untuk meningkatkan kualitas manusia (peserta didik) harus membutuhkan arah dan pedoman. Arah dan pedoman tersebut ada pada kurikulum.
4.
Ditemukan 6 institusi pendidikan yang termasuk kelompok pembiayaan kurang baik, diharapkan kepada pihak institusi agar menyeimbangkan pembiayaan terhadap program kegiatan agar pelaksanaan program dapat terlaksana dengan baik, karena tenaga, pemikiran yang dikorbankan oleh sumberdaya manusia terhadap institusi pendidikan, maka institusi wajib memberikan imbalan sebagai balas jasa (kompensasi) yang sesuai. Sumberdaya manusia adalah sebagai motor atau penggerak dalam institusi pendidikan, tentu imbalan jasa yang diberikan oleh institusi harus sebanding dengan pengorbanan sumberdaya manusia tersebut.
5.
Mayoritas pimpinan institusi memiliki pendidikan terahir adalah S1 kesehatan dan tidak mengerti bagaimana membuat renstra institusi dan menjabarkan visi
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
misi terhadap program kegiatan institusi. Diharapkan pemilik institusi dalam merekrut sumberdaya manusia jangan hanya memperhatikan kesesuaian pendidikan, yang paling penting adalah kemampuan sumberdaya manusia tersebut harus diperhitungkan dengan mengadakan analisis jabatan dan menentukan key performance indicator yang harus dimiliki oleh calon tenaga tersebut agar sesuai dengan jabatan yang akan diberikan, karena untuk mencapai tujuan institusi pendidikan tidak dapat hanya ditentukan oleh faktor modal saja, tetapi faktor sumberdaya manusialah menjadi modal utama dalam menjalankan kegiatan operasional institusi pendidikan. Dengan demikian pemilik institusi pendidikan akademi keperawatan swasta harus menggunakan dan menempatkan tenaga yang mampu, cerdas, trampil serta ahli dalam bidangnya masing-masing, sesuai yang dikemukakan dalam ilmu manajemen the right man in the right place. Ia harus mampu membuat dan melakukan strategic planning, sehingga mutu institusi dan lulusannya dapat dijamin. 6.
Peranan unsur-unsur sumberdaya yang paling berpengaruh terhadap mutu lulusan adalah peranan sumberdaya manusia, peranan pembiayaan, dan peranan manajemen, untuk itu diharapkan pada pemilik dan pimpinan institusi lebih memberikan perhatian demi meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya tersebut.
7.
Perlu adanya pengawasan yang lebih ketat dalam hal kebutuhan sumberdaya dan operasional pendidikan dari Kopertis Wilayah I dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara terhadap institusi pendidikan akademi keperawatan swasta
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
dikota Medan agar institusi tersebut tetap sesuai standar dan peraturan yang berlaku.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA Aritonang, S, 2007, Hak-hak Guru dan Dosen Swasta, Jakarta, Penerbit CV. Eko Jaya Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yokyakarta, Penerbit Rineka Cipta. Aqib, Z, 2007, Membangun profesionalisme Dosen dan Pengawas Sekolah, Penerbit Yrama Widya-Bandung Azwar, A, Prihartono, J, 2003, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Penerbit Binarupa Aksara Cangelosi, J, 1995, Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa, Bandung, Penerbit ITB Bandung. Depkes, 2004, Peraturan Menteri Kesehatan No.1192/Menkes/Per/X/2004 Tentang Pendirian Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan, Jakarta. , 2005, Data Lulusan D-III Keperawatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. , 2001, Departemen Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Pedoman Pengembangan Metodologi Pembelajaran Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta. , 2001, Departemen Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta. , 2001, Pusat Pengembangan Politeknik dan Pendidikan Program Diplom, Buku Pedoman Pembukaan Program Studi Diploma, Bandung. , 2005, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan : Pedoman Penilaian Pencapaian Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Depdiknas, 2005, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Evaluasi – Diri Program Studi, Edisi Ke Tiga, Jakarta. , 2005, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Nasional, Cetakan ke Empat, Jakarta, Penerbit Balai Pustaka. , 2002, Paradigma Sistem Pendidikan Indonesia: Harapan dan Kenyataan, Digital Online: http:/www.depdiknas.gco.id/ Jurnal. Download tanggal 23 Agustus 2005. Djumiati, 2004, Hubungan Antara Kemampuan Dosen dan Kegiatan Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Akademi Kebidanan Politeknik Kesehatan Medan. Thesis Administrasi Kebijakan Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Faustino Cardoso Gomes. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi Yokyakarta. Feigenbaum, 1992, Kendali Mutu Terpadu, Jakarta, Penerbit Erlangga. Hamalik, O: 2001, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, Bandung, Penerbit Mandar Maju. Hapsari, 2006, Menyiapkan Perawat yang Siap Berkompetisi di Era Pasar Globalisasi, Inovasi Online, Vol. 6/XVIII/Maret 2006. Koencoro, T, 2007, Regulasi Kesehatan Indonesia, Jakarta, Penerbit Andi Yokyakarta. Made Pidarta. 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Penerbit PT Rineka Cipta. Makagiansar. 2004, Kajian Pendidikan Masa Depan, Bandung, Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Miarso, Y, 2005, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta, Cetakan ke Dua, Diterbitkan Atas Kerjasama dengan Pustekkom Diknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, Penerbit CV. Eko Jaya.
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Pidarta. 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Penerbit PT Rineka Cipta. PM-IKM SPs USU.2006, Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Panduan Penulisan Proposal & Tesis Medan, Penerbit USU. Pohan, I, S, 2007, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Cetakan I, Jakarta, Penerbit EGC. Prawirosentono, S, 2004, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta, Penerbit PT Bumi Aksara. Rangkuti, F, 2006, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Riduwan. 2006, Metode & Teknik Menyusun Tesis, Bandung, Penerbit Alfabeta. Rosyada, D, 2004, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta, Penerbit Prenada Media Kencana. Ryanto. A: 2003, Proses Belajar Efektif Di Perguruan Tinggi, Bandung, Penerbit Yapemdo. Siagian, Sondang, 2006, Manajemen Sumber DayaM anusia, Bumi Aksara, Jakarta. Sinungan, M, 2005, Produktivitas dan Sumberdaya Manusia, Cetakan ke Enam, Jakarta, Penerbit Bumi Aksara. Sirozi. 2005, Politik Pendidikan, Jakarta, Penerbit PT RajaGrafindo Persada Sugiono.2001, Metode Penelitian Administrasi, Jakarta Alfabeta. Stanley, L, David, W, Hosmer, J, Janelle, K, 1997, Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Yokyakarta, Penerbit Gajah Mada University Press Suciati & Irawan, Prasetya, 2001, Teori Belajar dan Motivasi, Buku 1.03 Pekerti, Mengajar di PT, Pusat Antar Universitas UT Depdiknas, Jakarta Sugiono, 2001, Metode Penelitian Administrasi, Cetakan ke Delapan, Bandung, Penerbit CV Alfabeta Bandung Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Alfabeta Bandung Soekamto, Tati & Winataputra, Saripudin, 1994, U, Teori Belajar dan Model -model Pembelajaran, Bahan Ajar Pekerti, Mengajar di PT, Pusat Antar Universitas UT Depdiknas, Jakarta. Suparman, Atwi, 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, STIA LAN Pres, Jakarta. , Atwi, 2001, Desain Instruksional, Buku 1.8 Pekerti, Mengajar di PT, Pusat Antar Universitas UT Depdiknas, Jakarta. Suyadi Prawirosentono. 2004, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta, Penerbit Bumi Aksara. Suryosubroto. 2005, Tatalaksana Kurikulum, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta. Tilar. A.R, 2002, Membedah Pendidikan Nasional, Jakarta, Penerbit Rineka Cipta. , 2004, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta, Rineka Cipta. , 2004, Manajemen Pendidikan Nasional, Penerbit PT Remaja Rosdakarya-Bandung. Trianto, Titik Triwulan Tutik, 2007, Sertifikasi Guru dan Dosen dan Upaya Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi dan Kesejahteraan, Jakarta, Penerbit Prestasi Pustaka Publisher. Zulian Yamit.2001, Manajemen Kualitas Produksi dan Jasa, Penerbit Ekonisia Yokyakarta
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
JADWAL PENELITIAN No.
Kegiatan
2
Penelusuran Pustaka Study Pendahuluan
3
Konsultasi
4
Persetujuan Judul
5
Konsultasi
6 7
Kolokium Penelitian Lapangan
8
Konsultasi
9 10
Seminar Hasil Konsultasi Perbaikan
11
Komprehensif
1
Okt 2007
Nop 2007
Des 2007
###
Peb 2008
Maret 2008
###
Mei 2008
Juni 2008
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Juli 2008
Agust 2008
KUESIONER PERANAN SUMBERDAYA INSTITUSI PENDIDIKAN DALAM MENGHASILKAN MUTU LULUSAN AKADEMI KEPERAWATAN SWASTA DI KOTA MEDAN TAHUN 2008 NAMA INSTITUSI: ........................................................................................... I. SUMBERDAYA MANUSIA INSTITUSI 1. Pendidikan pimpinan PT (ketua jurusan/direktur PT) a) D-III keseshatan + S1 non kesehatan b) D-III kesehatan + S1 kesehatan/D IV kesehatan c) D-III kes + S1 non kes + S2 ke/S1 Kes + S2 Non Kes d) D-IV kesehatan + S2 Kesehatan/S1 kesehatan + S2 kesehatan 2. Pendidikan Pudir I institusi a) S1 non kesehatan + S2 kesehatan b) D-III kesehatan/sesuai + S1 kesehatan/D –IV kesehatan c) D-III kesehatan + S1 non kesehatan + S2 kesehatan d) D-IV kesehatan/S1 kesehatan + S2 kesehatan 3. Pendidikan pudir II institusi a) D-III kesehatan + S1 non kesehatan b) D-III kesehatan/sesuai + S1/D IV kesehatan/sesuai/manajemen c) D-III kesehatan + S1 non kesehatan + S2 kesehatan d) S1 kes/D IV kesehatan + S2 kesehatan 4. Pendidikan Pudir III institusi a) D-III kesehatan/sesuai + S1 non kesehatan b) D-III kesehatan/sesuai + S1 kesehatan/D IV kesehatan/sesuai c) D-III keperawatan + S1 non kesehatan + S2 kesehatan d) S1 kesehatan/D IV kesehatan + S2 kesehatan 5. Pendidikan Ka. Tata usaha a) D-I manajemen b) D-III non kesehatan c) D-III kesehatan/ D-III manajemen/ S1 non Kesehatan d) S1 kesehatan/D IV kesehatan/ S1 manajemen 6. Pendidikan staf tata usaha ( jumlah ………..orang) a) SMP b) SMU/SMU c) Sarjana Muda/D-III d) Sarjana 7. Pendidikan Staf Perpustakaan (jumlah …………orang) a) D-III b) SMK/SMU + pelatihan perpustakaan c) D-III + pelatihan perpustakaan d) D-III perpustakaan Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
8. Staf Laboratorium (jumlah ..............orang) a) Setingkat dibawah praktikan/tidak sesuai b) Setingkat dibawah praktikan c) Setingkat praktikan d) Setingkat diatas praktikan 9. Pendidikan dosen tetap institusi/kemampuan substansi mengajar (jumlah .......orang) a) D-III kesehatan + S1 non kesehatan/non pendidikan b) S1/D IV/ D-III kesehatan + S1 pendidikan/ S1 yang sesuai c) S1 kesehatan + S2 non kesehatan d) S2 kesehatan / S1 kesehatan + S2 pendidikan/S3 10. Kemampuan teknis dosen a) Belum memiliki Akta/pekerti ( jumlah .......orang) b) Sedang mengikuti pelatihan pekerti/kuliah akta mengajar ( .......orang) c) Memiliki sertifikat pekerti ( jumlah .......orang) d) Memiliki Akta mengajar(jumlah ....orang) 11. Pengalaman mengajar a) < 3 tahun ( jumlah ......orang) b) 3 –6 tahun (jumlah ....orang) c) 7 – 10 tahun (jumlah ....orang) d) > 10 tahun (jumlah ......orang) 12. Perbandingan dosen tetap dengan mahasiswa a) 1 : < 5 atau > 47 b) 1 : 5 – 9 atau 27 - 47 c) 1 : 10 – 14 atau 26 - 36 d) 1 : 15 - 25 13. Perbandingan tata usaha dan mahasiswa a) 1 : > 80 b) 1 : 40 – 80 c) 1 : < 41 14. Perbandingan seluruh tenaga penunjang dengan jumlah seluruh mahasiswa : a) Tidak sesuai apabila diluar dari jumlah diatas. b) Sesuai apabila 6 pegawai untuk mahasiswa ≤120, atau 8 pegawai untuk 120-360 mahasiswa, atau ≥ 10 pegawai untuk > 360 mahasiswa 15. kesesuaian pengelolaan perpustakaan a) layanan terbuka tanpa katalog b) layanan tertutup tanpa katalog c) layanan terbuka dengan katalog d) layanan tertutup dengan catalog
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
II.
16. rata-rata banyaknya mahasiswa dalam satu kelas a) <5 atau > 50 b) 5-9 atau 45-50 c) 10-19 atau 41-45 d) 20-40 SARANA INSTITUSI Sub Variabel Bangunan: 1. kesesuaian jenis ruangan kelas a) tidak sesuai standar b) sesuai standar ( 80 m2) 2. kesesuaian jenis ruangan perpustakaan a) tidak sesuai standar b) sesuai standar (memiliki ruang baca 80 m2, ruang pelayanan 6 m2, ruang penyimpanan buku 50m2. 3. kesesuaian ruang laboratorium a) tidak sesuai standar b) sesuai standar ( ruangan penyimpanan alat tidak bergabung dengan ruang praktek dengan ukuran 100m2. 4. kesesuaian ruang direktur a) tidak sesuai standar b) sesuai standar = 12 m2 5. ruang kepala tata usaha a) tidak sesuai standar b) sesuai standar mempunyai ruangan 8m2 dan ruang tamu 6m2 6. ruang tata usaha a) ruangan tidak sesuai standar b) ruangan 8 m 2 7. ruang kepala urusan kepegawaian a) tidak sesuai standar b) sesuai standar 6 m2 8. ruang staf keuangan a) tidak sesuai standar b) sesuai standar 6 m2 9. toilet pimpinan dan staf a) tidak sesuai standar b) sesuai standar 8 m2 10. ruang dosen tetap a) tidak sesuai standar b) sesuai standar 100 m2 11. ruang rapat a) tidak sesuai standar b) sesuai standar 100 m2
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
III.
12. Auditorium a) tidak ada b) ada 13. Papan tulis/white board a) tidak ada b) ada sesuai standar satu unit/kelas 14. over head proyector (OHP) a) tidak ada b) ada sesuai standar satu unit/kelas 15. pengeras suara/ wireless a) tidak ada b) ada sesuai standar satu unit/kelas 16. slide proyector, screen and remote control a) tidak ada b) ada sesuai standar 17. sound system a) tidak ada b) ada sesuai standar satu unit/kelas 18. LCD a) Tidak ada b) Ada sesuai standar 1 unit/ kelas 19. kesesuaian jumlah alat laboratorium a) tidak sesuai standar b) sesuai standar 8 set/jenis 20. kesesuaian jumlah buku perpustakaan a) tidak sesuai standar b) sesuai standar pendidikan tinggi PRASARANA INSTITUSI 1. jalan masuk a) tidak ada jalan masuk b) ada jalan masuk 2. telepon a) tidak ada telepon b) ada telepon 3. faksimile a) tidak ada faksimile b) ada faksimile 4. tempat parkir a) tidak ada tempat parkir b) ada tempat parkir 5. kamar kecil a) tidak ada kamar kecil b) ada kamar kecil
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
6. halaman a) tidak ada halaman b) ada halaman 7. taman a) tidak ada taman b) ada taman 8. ruang tamu a) tidak ada b) ada IV.
KURIKULUM 1. Apakah kurikulum inti sudah berupa turunan dari kombinasi antara visi, misi dan tujuan program studi? a) Belum b) Sudah tapi belum optimal c) Cukup sebagai turunan d) Cukup sebagai turunan dan sudah optimal 2. Apakah tujuan-tujuan pendidikan dalam setiap domain belajar (kognitif, afektif, dan psikomotorik) sudah tercermin dalam kurikulum? a) Belum b) Sudah dan belum optimal c) Sudah cukup mencerminkan d) Sudah tercermin secara optimal 3. Adakah mata kuliah yang difokuskan atau suatu keunggulan yang hendak dicapai oleh kurikulum institusional yang dapat dijadikan suatu ciri dari program studi? a) Belum ada b) Ada dan belum optimal c) Ada sesuai pengembangan mata kuliah d) Sudah ada secara optimal 4. Apakah pelaksanaan kurikulum sudah mempunyai prinsip relevansi atau sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai? a) Belum sesuai dengan kompetensi dasar b) Sudah disesuaikan tetapi belum optimal c) Cukup sesuai d) Cukup sesuai secara optimal 5. Apakah kurikulum sudah mempunyai prinsip adekuasi atau kecukupan materi yang diberikan pada mahasiswa untuk mencapai kompetensi dasar? a. Belum cukup b. Sudah cukup namun belum optimal c. Sudah cukup untuk mencapai kompetensi dasar d. Sudah mempunyai prinsip adekuasi secara optimal
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
6. Apakah kurikulum sudah disesuaikan dengan praktek laboratorium maupun praktek lapangan? a. belum sesuai b. kurang sesuai c. cukup sesuai d. sesuai dalam mencapai kompetensi V.
PEMBIAYAAN 1. Apakah pembiayaan institusi bersumber dari mahasiswa 100 %? a) Pembiayaan seluruhnya bersumber dari SPP b) Pembiayaan selain dari SPP dan ada dana tambahan yaitu beasiswa dari dinas pendidikan tinggi c) Pembiayaan berasal dari SPP mahasiswa + beasiswa dari dinas pendidikan tinggi dan dana tambahan untuk biaya pembelian alat dari pendidikan tinggi 2. Apakah sistem pendanaan sudah tersedia sesuai dengan dana operasional proses belajar mengajar? a) S udah tersedia tapi belum cukup b) Dana yang tersedia cukup untuk dana operasional c) Dana sudah tersedia secara optimal 3. Apakah dana operasional sudah mendukung pelaksanaan kurikulum dan dapat mencapai tujuan pembelajaran? a) Sudah mendukung tapi belum cukup b) Sudah cukup untuk mendukung pelaksanaan kurikulum c) Sudah mendukung pelaksanan kurikulum secara optimal 4. Apakah pendanaan sudah dapat memberikan kesejahteraan bagi tenaga dosen dan tenaga pendukung? a) Belum b) Sudah ada tapi belum cukup c) Sudah cukup secara optimal 5. Apakah institusi pendidikan sudah menyediakan dana kesehatan untuk dosen dan tenaga pendukung? a) Belum b) Sudah mulai tapi belum seluruhnya c) Sudah tersedia untuk seluruh tenaga dosen dan tenaga pendukung 6. Apakah pengelolaan dana sesuai dengan keseimbangan antara strategi pengembangan kurikulum dan pelaksanaan proses pendidikan? a) Belum b) Sudah mulai disesuaikan tapi belum cukup c) Sudah cukup secara optimal
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
VI. MANAJEMEN 1. apakah struktur organisasi sudah sesuai dengan kebutuhan kegiatan yang harus dilakukan pada institusi saudara? a) Belum b) Sudah 2. apakah struktur organisasi telah mengakomodasikan pembedaan tugas pokok dan fungsi staf pada institusi saudara? a) Belum b) Sudah 3. apakah ada pembagian wewenang dan tanggung jawab yang menghindarkan terjadinya beban tugas yang tidak berdayaguna pada institusi saudara? c) tidak ada d) ada 2. apakah ada penetapan kewenangan setiap pegawai dalam mengambil tindakan yang diperlukan segera, untuk menghindarkan kelambatan dalam pelaksanaan kegiatan pada institusi saudara? a) tidak ada b) ada 3. apakah ada penetapan tanggung jawab pegawai guna menghindarkan pelemparan tanggung jawab di institusi saudara? a) tidak ada b) ada 4. apakah ada pembagian fungsi, tugas dan tanggung jawab yang tegas, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan pada institusi saudara? a) tidak ada b) ada 5. apakah ada uraian tugas masing-masing pegawai dengan jelas, guna membantu terlaksananya kegiatan dan kejelasan tugas yang harus dilaksanakan pada institusi saudara? a) Tidak ada b) Ada 6. apakah ada persyaratan setiap pegawai sesuai fungsi, tugas dan tanggung jawab pada institusi pendidikan saudara? a) Tidak ada b) Ada 7. adakah kebijakan yang jelas dan dituangkan secara tertulis guna mewujudkan keseragaman dalam pengertian, penafsiran dan tindakan dalam mencapai sasaran pada institusi saudara? a) Tidak ada b) Ada
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
8. apakah kebijakan telah dikomunikasikan kepada seluruh pegawaidi institusi pendidikan saudara? a) Tidak b) Sudah 9. apakah kebijakan dapat mendorong pelaksanaan kegiatan secara berhasil guna dan berdayaguna pada institusi saudara? a) Tidak dapat b) Dapat 10. apakah kebijakan telah ditinjau (review) kembali secara periodik dan direvisi apabila dipandang perlu di institusi saudara? a) Belum b) Sudah 11. apakah rencana kerja telah selaras dengan kebijakan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku di institusi saudara? a) Belum b) Sudah 12. apakah rencana kerja sesuai dengan kebutuhan institusi pendidikan tempat saudara bekerja? a) Tidak sesuai b) Sesuai 13. apakah rencana penggunaan sumberdaya dan sumber dana telah dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna di institusi saudara? a) Belum b) Sudah 14. apakah prosedur kerja telah dituangkan secara tertulis dengan jelas untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna pada institusi saudara? a) Belum b) Sudah 15. adakah dibuat prosedur penilaian pelaksanaan kerja para pegawai dan pejabat di institusi saudara? a) Tidak b) Ya 16. adakah peninjauan kembali prosedur kerja secara berkala dan penyempurnaannya apabila dipandang perlu pada institusi saudara? a) Tidak b) Ya 17. apakah fungsi pencatatan telah diselenggarakan secara lengkap dan teliti mengenai kegiatan, pertanggung jawaban maupun hasil-hasil kerjanya pada institusi saudara? a) Belum b) Sudah
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
18. apakah pencatatan hasil kerja bawahan secara berkala telah diperiksa oleh pimpinan institusi pendidikan saudara? a) Tidak b) Ya 19. apakah laporan disusun menurut tugas, wewenang dan tanggung jawab petugas atau petugas yang dihunjuk? a) Tidak b) Ya 20. apakah laporan hasil kerja dibuat berdasarkan pada analisis data yang benar? a) tidak b) ya 21. apakah laporan hasil kerja dibuat tepat waktu? a) Tidak b) Ya 22. apakah materi laporan desertai dengan analisis yang memadai tentang penyimpangan, kelemahan, atau kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan secara benar pada institusi saudara? a) Tidak b) Ya 23. apakah pengangkatan dan penempatan pegawai telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan pada institusi saudara? a) Tidak b) Ya 24. apakah pengawasan terhadap hasil kegiatan setiap pegawai telah dilakukan dengan sebaik-baiknya? a) Tidak b) Ya 25. apakah hak-hak pegawai telah diberikan sesuai dengan ketentuan yang belaku? a) Tidak b) Ya 26. apakah ada penghargaan kepada setiap pegawai yang mencapai prestasi luar biasa telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku? a) Belum b) Sudah 27. apakah program pendidikan dan pelatihan pegawai untuk meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan dan keterampilan telah dilaksanakan? a) Tidak b) Ya 28. apakah data kepegawaian yang tepat, lengkap, benar serta mutahir telah dikerjakan dan dipelihara pada institusi saudara? a) tidak b) sudah
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
29. Apakah pelajaran di laboratorium berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan? c) tidak sesuai d) sesuai 30. Apakah bidang keahlian dosen pembimbing sesuai dengan karya tulis mahasiswa? a) tidak sesuai b) sesuai
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI AKADEMI KEPERAWATAN Nama NIM Ruangan Kompetensi Sub Kompetensi
No
: : : : Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dalam Pemenuhan Kebutuhan oksigen : Memberikan Oksigen Melalui Nasal Kanul/ Fase Mask
ASPEK YANG DINILAI
A
KETERAMPILAN ( BOBOT 60% )
1.
Mengkaji kebutuhan oksigen : a. Mengkaji tanda-tanda kekurangan oksigen: • Mengukur RR • Mengukur HR • Mengukur TD • Memeriksa bunyi napas b. Mendokumentasikan hasil pengkajian
KOMPO NEN
YA TIDAK (100) ( 0 )
KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) ADANYA DATA AKURAT
KOMENTAR
…… ………
2.
3.
Mengkolaborasikan kebutuhan oksigen : • Menginformasikan hasil pengkajian kepada dokter • Mengkolaborasikan cara pemberian oksigen • Membaca hasil kolaborasi Menyiapkan alat pemberian oksigen : • Menyediakan alatalat yang diperlukan
…… ………
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
4.
5.
B. 1. 2. 3. 4. 5.
sesuai metoda pemberian • Mendekatkan alat Melakukan pemberian oksigen melalui nasal/mask : • Menjelaskan tujuan pemberian oksigen • Mengatur klien pada posisi yang nyaman • Mencuci tangan • Memberikan oksigen sesuai program terapi Mengevaluasi/ mendokumentasikan • Mengobservasi keadaan klien selama dan sesudah tindakan • Mencatat tandatanda yang diwaspadai • Membuat rencana tindak lanjut sesuai dengan hasil evaluasi ASPEK SIKAP ( BOBOT 20% ) ( SKOR 0 – 100 ) Berkomunikasi terapeutik Mempertahankan prinsip kerja Bekerja dengan hati-hati dan cermat Tanggap terhadap respon klien Bekerja sistematis SUB TOTAL NILAI KOMPERSI
….. ……….
…… ………
…… ………
Selalu serimg
Tidak Nilai pernah (0)
(4)
(3)
Kadang jarang kadang (2) (1)
…….
…….
…….
…….
……. …...
……. ……..
……..
……..
……. …...
……. ……..
……..
……..
……. …...
……. …….. …….. …….. ……. …... ……. …….. …….. …….. ……. …... ……. ……. …….. …….. ……. …... …………………………………………….. ……………………………………………..
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
NILAI AKHIR = ( 60% x A ) + ( 20% x B) + ( 20 % x C) x 4 = 100 = ………….. + ……….. + ……… X 4 = 100
Yang dinilai,
( ……………………………. )
Yang menilai,
(……………………...........)
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Distribusi Tenaga Penunjang Berdasarkan Institusi
No. 1
Nama Perguruan Akper Prima
SLTA
Ka. TU Staf TU Staf SDM Staf Lain
Kualifikasi S1 administrasi
D-III Abministrasi
1 3
1
Akper Imelda
1 2
4 1 2
Ka. TU
8
1
Staf TU
Jumlah 1
Jumlah Total 2
S1 Lain
2
1
1
Staf SDM
1
3 1
Staf Lain jumlah Total 3
Akper Darma Agung
Ka. TU Staf TU
1 2
2
Staf SDM
1
staf Lain
3
Akper Herna
Ka. TU
7 1
Staf TU
2
Staf SDM Staf Lain
1 3
Akper Elisabeth
Ka. TU
1
Staf TU
1
Staf SDM Staf Lain Akper Flora
2 1 2
1 2
Staf SDM Staf Lain 7
8
9
Akper Dr. Rusdi
Akper YBS
Akper Indah
Ka. TU
Ka.TU Staf TU Staf SDM Staf Lain
Staf TU
2 5 1
1 1 1 Jumlah Total 1 1 1 1 Jumlah Total
Ka.TU
1 1 1 1 1 1 1 1 4
1 1
6 1 2
2 Jumlah Total
Staf TU Staf SDM Staf Lain
1
1 2
Ka. Tu Staf TU
2 1
1
Jumlah Total 6
1
3 7
Jumlah Total 5
1 3
Jumlah Total 4
5 1
1 1
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
Staf SDM Staf Lain
1
1 Jumlah Total
10
Akper Haji
Ka.TU
1 1
Staf TU
1
Staf SDM Staf Lain 11
Akper Darmo
2 4
2 1
1
1
Ka. TU
2
3 1 4
1 1
Staf TU
1
1
Staf SDM Staf Lain
1
1 Jumlah Total
12
Akper Malahaya ti
Ka. TU Staf TU Staf SDM Staf Lain
3 1
1
1
2 Jumlah Total
13
Akper Dewi Maya
Ka. Tu Staf TU Staf SDM Staf Lain
Akper Wira Husada
Ka. TU Staf TU Staf SDM
1 1
Jumlah Total 14
1 1
Staf Lain Akper Sari Mutiara
Ka. TU Staf TU Staf SDM Staf Lain
2 5 1 1
2 1 1
1
1
1 1
3 1 1
Jumlah Total 15
1 2
2 Jumlah Total
4
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
REKAPITULASI SUMBERDAYA INSTITUSI PENDIDIKAN AKADEMI KEPERAWATAN
NO.RES PONDEN
SDM T 48.00 38.70 48.60 49.10 36.36 42.30 40.16 43.65 30.11 53.58 37.99 42.50 35.00 36.00 42.48
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SAR 39 40 40 40 40 35 40 36 26 40 29 30 26 35 40
PRAS 14 13 14 14 14 14 12 13 12 14 12 12 10 13 14
KUR 24 18 22 19 18 10 13 18 8.00 20 14 11 9 17 18
PEM 11 12 16 18 17 9 11 10 6.00 17 9 8 8 7 15
MAN 51 48 54 45 53 45 44 46 32 57 46 36 32 36 50
TOTAL SKOR
KELOMPOK
187.00 169.70 194.60 185.10 178.36 155.30 160.16 166.65 114.11 201.58 147.99 139.50 120.00 144.00 179.48
BAIK C.BAIK BAIK BAIK BAIK C.BAIK C.BAIK C.BAIK K,BAIK BAIK C.BAIK C.BAIK K,BAIK C.BAIK BAIK
REKAPITULASI DATA RESPONDEN NO. RESPON DEN
PRASARANA ( X3 )
SKOR TOTAL
JAWABAN UNTUK ITEM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
6 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
7 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1
8 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1
13 14 15
2 2 2
2 2 2
1 2 2
1 2 2
2 2 2
1 2 2
1 1 2
1 1 2
14 13 14 14 14 14 12 13 12 14 12 12 10 13 14
BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK CUKUP BAIK BAIK BAIK
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
NO. RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
REKAPITULASI DATA RESPONDEN KURIKULUM ( X4 ) JAWABAN PESPONDEN UNTUK ITEM 6 1 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 3 2 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 1 2 1 1 4 3 3 3 4 3 3 3 1 3 3 1 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
SKOR TOTAL
24 18 22 19 18 10 13 18 8 20 14 11 9 17 18
baik baik baik baik baik k.baik c.baik baik k.baik baik c.baik k.baik k.baik c.baik baik
REKAPITULASI DATA RESPONDEN NO. RESPON DEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
PEMBIAYAAN ( X5 )
SKOR TOTAL
JAWABAN UNTUK ITEM
1 1 2 3 3 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3
2 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3
3 2 2 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 3
4 2 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 1 1 1 2
5 2 2 3 3 3 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2
6 3 2 3 3 2 1 2 2 1 3 1 1 1 1 2
11 12 16 18 17 9 11 10 6 17 9 8 8 7 15
C.BAIK C.BAIK BAIK BAIK BAIK K.BAIK C.BAIK C.BAIK K.BAIK BAIK K.BAIK K.BAIK K.BAIK K.BAIK BAIK
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
MANAJEMEN (X6) INSTITU SI PENDIDI KAN Akper Prima Akper Imelda Akper UDA Akper Herna Akper Elisabeth Akper Flora Akper Rusdi Akper YBS Akper Indah Akper Haji Akper Darmo Akper Malahayati Akper Dewi Maya Akper Wira Husada Akper Sari Mutiara
JAWABAN RESPONDEN UNTUK ITEM
1 2
3
4
5
6
7 8 9
1 0
11
12
13
14
15
16
1 7
18
1 9
20
21
22
23
2 2
2
1
2
2
1 2 1
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1 2
2
2
2
1
1 2 2
1
2
2
2
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2 2
2
2
2
2
2 2 2
1
2
1
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
2 2
1
1
1
1
2 2 2
2
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2 2
2
2
2
2
2 2 2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
1 1
1
1
1
1
2 2 1
2
2
1
1
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1 1
1
1
1
1
2 2 1
2
2
1
1
2
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1 1
2
1
1
2
2 1 1
2
2
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1 1
1
1
1
1
1 2 1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2 2
2
2
2
2
2 2 2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1 1
2
1
1
2
2 1 1
2
2
1
2
2
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1 1
2
2
2
1
1 2 1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1 1
1
1
1
1
1 2 1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1 1
1
2
1
1
1 2 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1 2
2
2
2
2
2 2 1
2
2
1
2
2
1
2
1
1
2
1
2
2
2
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
NO
NIM
1 2 3
050201 050218 050220
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER PRIMA MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP IP SI-SV 20% 20% 60% X 4/100 80 75 70 2.92 2.76 85 70 70 2.92 3.01 70 75 70 2.84 2.65
SKOR TOTAL 2.84 2.97 2.75
2 REKAPITULASI NILAI MAHASISWA AKPER IMELDA MEDAN NILAI UAP NO NIM PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
2005.03 2005.049 2005.062 2005.076 2005.097 2005.101 2005.108 2005.111 2005.115 2005.118 2005.121 2005.131 2005.138
20% 75 70 80 80 75 65 80 70 65 75 75 65 80
20% 75 65 65 75 65 70 80 80 80 65 70 75 75
60% 70 70 70 75 75 70 75 75 70 75 70 70 75
JUMLAH NILAI
IP SI-SV
SKOR TOTAL
X 4/100 2.88 2.76 2.84 3.04 2.92 2.76 3.08 3.00 2.84 2.92 2.84 2.8 3.04
2.57 2.65 2.91 3.05 2.45 2.67 3.09 2.75 2.77 2.4 2.7 2.75 2.17
2.73 2.71 2.88 3.05 2.69 2.72 3.09 2.88 2.81 2.66 2.77 2.78 2.61
3 REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER DARMA AGUNG MEDAN NILAI UAP
JUMLAH NILAI
NO
NIM
PENGETAHUAN
SIKAP
KETERAMPILAN
UAP
IP SI-SV
SKOR TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8
050204 050211 050213 050222 050224 050251 099766 099773
20% 70 65 80 75 85 80 80 65
20% 65 70 70 75 80 80 85 75
60% 75 75 70 65 80 70 75 80
X 4/100 2.88 2.88 2.88 2.76 3.24 2.96 3.12 3.04
2.75 2.75 3 2.75 2.75 2.8 2.77 2.76
2.82 2.82 2.94 2.76 3.00 2.88 2.95 2.90
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER HERNA MEDAN NILAI UAP NO
1 2 3 4 5
JUMLAH NILAI
NIM
PENGETAHUAN
SIKAP
KETERAMPILAN
050210 050211 050218 050233 050237
20% 80 75 70 75 70
20% 70 70 75 80 70
60% 75 80 70 75 80
UAP X 4/100 3 3.08 2.84 3.04 3.04
IP SI-SV 2.75 2.77 2.8 2.88 2.9
SKOR TOTAL
2.88 2.93 2.82 2.96 2.97
5
NO 1 2 3 4 5 6 7 8
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER ELISABETH MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP NIM IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 050202 75 70 75 2.96 2.75 050205 80 65 80 3.08 2.77 050216 70 80 70 2.88 3 050223 65 65 70 2.72 2.58 050242 70 70 65 2.68 2.88 050254 70 70 80 3.04 2.75 099775 65 80 65 2.72 2.79 099776 80 70 70 2.88 2.75
SKOR TOTAL 2.86 2.93 2.94 2.65 2.78 2.90 2.76 2.82
6
NO
NIM
1 2 3 4 5
050206 050212 050219 050233 050235
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER FLORA MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 80 75 70 2.92 2.7 75 70 75 2.96 2.65 85 70 70 2.92 2.88 70 60 75 2.84 2.26 85 80 75 3.12 2.75
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
SKOR TOTAL 2.81 2.81 2.90 2.55 2.94
NO
NIM
1 2 3 4 5 6
050214 050218 050226 050235 050239 050246
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER RUSDI MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 70 75 70 2.84 2.65 60 75 75 2.88 2.5 75 70 75 2.96 2.7 70 65 65 2.64 2.75 70 60 80 2.96 2.88 75 80 75 3.04 2.9
SKOR TOTAL 2.75 2.69 2.83 2.70 2.92 2.97
8
NO
NIM
1 2 3
050203 050214 050224
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER YBS MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 65 70 75 2.88 2.89 70 70 65 2.68 2.65 65 70 70 2.76 2.7
SKOR TOTAL 2.89 2.67 2.73
9
NO
NIM
1 2 3 4 5 6 7
050203 050213 050217 050220 050225 050236 099757
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER INDAH MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 51 60 70 2.568 2.85 65 60 50 2.2 2.79 65 60 70 2.68 2.9 55 65 50 2.16 2.78 60 65 70 2.68 3.03 60 60 60 2.4 3.03 55 70 70 2.68 2.75
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
SKOR TOTAL 2.71 2.50 2.79 2.47 2.86 2.72 2.72
10
NO
NIM
1 2 3 4 5 6
050214 050223 050224 050232 050239 050247
NO
NIM
1 2 3 4 5 6 7 8
050208 050215 050220 050223 050231 050237 099746 099754
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER HAJI MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 80 75 70 2.92 2.8 80 80 70 2.96 2.79 75 75 80 3.12 2.89 70 70 75 2.92 2.8 70 80 75 3 2.9 80 80 70 2.96 3 REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER DARMO MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 65 75 65 2.68 2.79 55 60 65 2.48 2.89 70 65 60 2.52 2.8 75 70 70 2.84 2.8 70 65 65 2.64 2.79 60 55 70 2.6 2.69 55 70 65 2.56 2.9 2.68 2.7 65 60 70
SKOR TOTAL 2.86 2.88 3.01 2.86 2.95 2.98
SKOR TOTAL 2.74 2.69 2.66 2.82 2.72 2.65 2.73 2.69
12
NO 1 2
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER MALAHAYATI MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP NIM IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 050208 65 70 65 2.64 2.75 050214 70 60 65 2.6 2.76
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
SKOR TOTAL 2.70 2.68
13
NO 1 2
NO 1 2 3 4 5 6 7
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER DEWI MAYA MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP NIM IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 050206 60 65 60 2.44 2.75 050219 70 65 60 2.52 2.85 REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER WIRA HUSADA MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP NIM IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 050205 75 60 75 2.88 2.8 050207 70 60 75 2.84 2.85 050227 80 65 70 2.84 2.97 050234 65 60 70 2.68 2.8 050237 60 60 75 2.76 2.5 050238 70 65 60 2.52 2.8 099757 70 70 60 2.56 2.87
SKOR TOTAL 2.60 2.69
SKOR TOTAL 2.84 2.85 2.91 2.74 2.63 2.66 2.72
15
NO 1 2 3 4 5 6
REKAPITULASI NILAI RESPONDEN AKPER SARI MUTIARA MEDAN NILAI UAP JUMLAH NILAI PENGETAHUAN SIKAP KETERAMPILAN UAP NIM IP SI-SV X 20% 20% 60% 4/100 050202 75 75 80 3.12 2.75 050214 75 75 75 3 2.76 050223 70 75 65 2.72 2.76 050228 70 75 70 2.84 2.45 050233 70 65 70 2.76 2.76 050238 60 65 80 2.92 2.57
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
SKOR TOTAL 2.94 2.88 2.74 2.65 2.76 2.75
PERANAN SUMBERDAYA INSTITUSI PENDIDIKAN TERHADAP MUTU LULUSAN AKADEMI KEPERAWATAN SWASTA DI KOTA MEDAN TAHUN 2008 Erika ABSTRACT The low quality of nursing academy is a constrain to produce qualified graduates. In Indonesia the graduates’ quality of nursing academy still low, it seems from the indicator that Indonesian nurses lose the competition with the nurses from the other country. The institutions’ quality is one of the elements that give constribution to that condition. This research aim to analyze the role of the educational institution resources (human resources, facilities, infrastructure, curriculum, financing, and management) to the graduates quality of private educational institution of nursing academy in Medan in 2008. This descriptive research was conducted in 15 private educational institution of nursing in Medan. All of the institutions are samples. The data is collected from document, observation and interview. To get the information about the students’ knowledge, skill, and attitude, through proportional sampling technique, 89 of the 808 third years students were selected to be interviewed. Analyses data used Kruskal-Wallis test and MannWhitney U test. The research result shows that resources and all of elements (human resources, facilities, infrastructure, curriculum, financing and management) owned by the educational institution of nursing have role in influencing the graduates quality. High Education and Health Services of North Sumatera Province are suggested to strictly control on the resources need and education operational need to the educational institution of nursing in Medan, and the director of the institution need to pay more attention and improve the quality of their human resources that the quality of the graduates can be improved. Key Words
: Resources, Graduates’ quality
Erika : Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta Di Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008
PENDAHULUAN Salah satu permasalahan pembangunan nasional yang menjadi perhatian utama bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu lulusan pendidikan Indonesia. Data Unesco tahun 2000 tentang peringkat indeks pengembangan manusia (human development index) yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan perkepala penduduk Indonesia yang menunjukkan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun diantara 179 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke 102 tahun 1996, urutan ke 99 tahun 1997, urutan ke 105 tahun 1998, urutan ke 109 tahun 1999, dan urutan ke 112 tahun 2000. Sementara tujuan nasional Indonesia adalah mencerdaskan bangsa Indonesia melalui pendidikan. Kegiatan akademik diselenggarakan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam mengembangkan kemampuan bangsa Indonesia diserahkan kepada pendidikan secara otonomi dan demokratisasi. Demokratisasi pendidikan merupakan implikasi dari kebijakan yang telah dan akan mendorong pengelolaan manajemen pendidikan, dan implementasi ditingkat institusi pendidikan, berupa perencanaan pengembangan, baik rencana pengembangan sarana, dan penyediaan alat, ketenagaan, kurikulum serta berbagai program pembinaan mahasiswa.
Institusi pendidikan akan semakin otonom dalam arti mempunyai program pendidikan yang fleksibel sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Artinya otonomi dalam program akademik, rekrutmen tenaga dosen dari masyarakat, dunia industri dan dari dunia internacional. Peranan pendidikan dalam hal ini adalah menyediakan sumberdaya yang berkualitas, kompetitif serta memiliki berbagai keunggulan komparatif menjadi keharusan yang mesti menjadi perhatian oleh pendidikan dalam menghasilkan lulusannya yang bermutu. Akademi keperawatan swasta sebagai salah satu jenis pendidikan tinggi Diploma III kesehatan yang ada di Sumatera Utara yang terdiri dari 15 institusi pendidikan. Untuk mengetahui bagaimana peranan sumberdaya dalam menghasilkan mutu lulusan dilakukan uji Kruskal-Wallis dan Man Whitney U. Karena alasan diatas penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Tahun 2008.” Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan mempunyai peranan dalam menghasilkan mutu lulusan. 2. Apakah sarana institusi pendidikan mempunyai
3.
4.
5.
6.
peranan dalam menghasilkan mutu lulusan. Apakah prasarana institusi pendidikan mempunyai peranan dalam menghasilkan mutu lulusan. Apakah kurikulum institusi pendidikan mempunyai peranan dalam menghasilkan mutu lulusan. Apakah pembiayaan institusi pendidikan mempunyai peranan dalam menghasilkan mutu lulusan. Apakah manajemen institusi pendidikan mempunyai peranan dalam menghasilkan mutu lulusan.
Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan menganalisis: 1. Peranan sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan terhadap mutu lulusan. 2. Peranan sarana institusi pendidikan terhadap mutu lulusan. 3. Peranan prasarana institusi pendidikan terhadap mutu lulusan. 4. Peranan kurikulum institusi pendidikan terhadap mutu lulusan. 5. Peranan pembiayaan institusi pendidikan terhadap mutu lulusan. 6. Peranan manajemen institusi pendidikan terhadap mutu lulusan.
TINJAUAN PUSTAKA Menurut pendapat Gomes yang dikutip oleh Siagian (2006) bahwa sumberdaya dikelompokkan atas 2 macam: 1. sumberdaya manusia (human resource), 2. sumberdaya nonmanusia (non human resource) yaitu sarana, prasarana, kurikulum, pembiayaan, dan manajemen). Sumberdaya Manusia Institusi Pendidikan Sesuai dengan PP No. 19 tahun 2005, standar sumberdaya manusia institusi pendidikan, yaitu dosen harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang dosen yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dosen pada pendidikan tinggi memiliki kualifikasi minimum: lulusan diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) untuk program diploma (PP No. 19 tahun 2005). Tenaga kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan setifikasi sesuai bidang tugasnya. Kemampuan dosen meliputi kemampuan teknis mengajar yang dapat diidentifikasi dengan standar dosen yaitu yang telah lulus dan memiliki Akta mengajar III atau IV dan bekerja dibidangnya minimal 3 tahun, atau mengikuti pelatihan-
pelatihan dibidang pendidikan (PP No. 19 tahun 2005). Standar minimal sumberdaya manusia institusi pendidikan akademi keperawatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1192/Menkes/Per/X/2004 dan Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Institusi Kesehatan 2007 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Standar SDM Institusi Pendidikan Akademi Kesehatan No
Kualifikasi
Jumlah
S1 Kes/S2 Kes S1 Kes/S2 Kes S1 Adm/ Sarjana lain yang memiliki pelatihan yang relevan dengan tugasnya S1 Adm/ Sarjana lain yang memiliki pelatihan relevan dengan tugasnya
1 2 1
1 2 3
Jenis tenaga Direktur Pudir I dan III Pudir II
4
Ka. TU
5
Staf Penunjang: 1. TU SMK/SMU/D-III Adm/Komputer 2. Penanggung jawab: Lab. D-III Kep/S1 Kep /Ners Perpustakaan D-III Perpustakaan 3.Dosen D-IV Kep/S1 Kep/S1 Kes/S2 Kes
1
3
2 2 6
Jumlah calon/mahasiswa sesuai dengan rasio dosen biasa dengan mahasiswa yaitu antara 1 : 7 sampai dengan 1 : 12 (Permenkes No. 1192 tahun 2004). Sarana dan Prasarana Institusi Pendidikan Setiap pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, serta prasarana yang meliputi:
lahan, jalan masuk kampus, telepon, faksimile, tempat parkir, kamar kecil, halaman dan taman. Standar sarana prasarana meliputi: 1) pengelolaan, pemanfaatan, pemeliharaan sarana prasarana; 2) ketersediaan dan kualitas gedung, ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, dll; 3) fasilitas komputer dan pendukung pembelajaran dan penelitian; (4) kesesuaian dan kecukupan sarana dan parasarana; 5) keberlanjutan pengadaan pemeliharaan dan pemanfaatan. Standar sarana dan prasarana menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1192/MENKES/PER/X/2004 tertanggal 19 Oktober 2004, tentang Standar Bangunan/Gedung Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan adalah sebagai berikut: Jumlah kelas dan mahasiswa: 1 : 1 (1 kelas untuk 40 orang); rata-rata jumlah AVA yang dimiliki : 3; persentase kesesuaian peralatan laoratorium: 86 100 %; persentase kesesuaian jumlah perjenis peralatan laboratorium: 86 – 100%. Standar prasarana yaitu a) ada jalan masuk ke institusi, b) ada penyediaan air bersih, c) ada telepon, d) ada faksimile, e) ada tempat parkir, f) ada kamar kecil, g) ada halaman, h) ada taman (Permenkes No. 1192 tahun 2004).
Tabel 2. Standar Sarana dan Prasarana Institusi Pendidikan Akademi Kesehatan No 1 2
3
4.
Komponen Ruang belajar/kuliah a. Ruang kelas ( 80 m2 ) b. Toilet mahasiswa (8m2) Ruang Kantor:
Jumlah 1 ruangan/kls 2 ruangan 2 ruangan
a. Ruang pimpinan (12m2) b. Ruang adm dan kemahasiswaan c. Ruang staf pengajar:
1 ruangan 1 ruangan
1. Ruang dosen (100m2) 2. Toilet dosen (8m2)
1 ruangan 2 ruangan
Ruang administrasi: a. Ruang tata usaha 1. Ka. Sub. Bagian Tata Usaha (8m2) 2. Ruang tamu (6m2) b. Ruang pantri (8m2) c. Ruang kepala urusan kepegawaian (6m2) d. Ruang urusan keuangan: 1. Kepala keuangan (6m2) 2. Staf keuangan (6m2) e. Toilet pimpinan dan staf (8m2) Perpustakaan
1 ruangan 1 ruangan 1 ruangan 1 ruangan 1 ruangan 1 ruangan 2 ruangan
a. Ruang baca (80m2) b. Ruang pelayanan (6m2)
1 ruangan 1 ruangan 1 ruangan
5
c. Ruang penyimpanan buku (50m2) Ruang praktek (100m2)
6
Alat Bantu Belajar Mengajar
2 ruangan
1. Media Pembelajaran: a.
c.
Papan tulis hitam dan putih Over head projector (OHP) Slide projector
d.
Sound system
b.
e. Komputer f. LCD 2. Peralatan laboratorium/ tindakan harus dikembangkan sesuai cabang ilmu: lab. dasar, KMB, Keperawatan Maternitas, Keperawatan Anak, Komunotas, dan keperawatan jiwa 3. Buku-buku
1 : 1 Kelas 1 : 1 Kelas 1 : 1 Kelas 2 : 1 Ps 2 unit 1 unit 8 set/ sub kompetensi
5-8 set
Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1192/MENKES/PER/X/2004
Kurikulum akademi keperawatan Penyelenggaraan pendidikan pada program pendidikan akademi keperawatan mempergunakan kurikulum Nasional yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional Nomor 239/U/1999 tanggal 04 Oktober 1999. Kurikulum Nasional keperawatan mencakup konsep manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan serta berorientasi pada kaidah-kaidah pendidikan tinggi nasional. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar mahasiswa dan Nomor 045/U/2004 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi. Kurikulum meliputi: 9. Kesesuaian visi, misi, sasaran, dan tujuan pendidikan 10. Relevansi dengan tuntutan dan kebutuhan stakeholders 11. Struktur dan isi kurikulum (keluasan, kedalaman, koherensi, penataan/organisasi) 12. Kompetensi dan etika lulusan yang diharapkan 13. Derajat integrasi materi pembelajaran (intra dan antar disiplin ilmu) 14. Kurikulum lokal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terdekat dan kepentingan internal lembaga 15. Mata kuliah pilihan yang merujuk pada harapan/ kebutuhan mahasiswa secara individual. 16. Peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri. Menurut Suryosubroto (2005) kurikulum adalah seluruh program
kegiatan dan sumber-sumber yang disediakan untuk mencapai sasaran dan tujuan program studi, termasuk program pembelajaran, sumbersumber, proses-proses, dan penilaian hasil belajar. Pembiayaan Pembiayaan/Pendanaan meliputi: (1) sumber dana; (2) sistem alokasi dana (3) pengelolaan dan akuntabilitas penggunaan dana; (4) keberlanjutan pengadaan dan pemanfaatannya. Pembiayaan adalah dana pendukung penyelenggaraan program studi yang disediakan oleh perguruan tinggi dan sumber dana lain, seperti industri dan lembaga lain yang berkepentingan dengan kualitas lulusan yang akan dipekerjakannya. Dana itu harus direncanakan sesuai dengan standar finansial yang disepakati untuk memungkinkan program studi mencapai sasaran dan tujuannya. Menurut PP No. 19 tahun 2005, standar pembiayaan pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal (PP No. 19 tahun 2005). Manajemen Pendidikan Pengertian manajemen oleh Dale (1973) yang dikutip oleh Pidarta (2004): manajemen sebagai (1) mengelola orang-orang yaitu merupakan penanganan terhadap para anggota organisasi, (2) pengambilan keputusan yaitu, (3) proses-proses mengorganisasikan dan memakai sumber-sumber untuk menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan.
Dalam institusi pendidikan hanya ada manajemen bertingkat yaitu manajemen tertinggi sampai dengan manajemen terdepan (Pidarta, 2004). Pekerjaan manajer dilaksanakan oleh rektor dan para dekan (direktur pada akademi keperawatan), sedangkan pekerjaan supervisor dilakukan oleh para ketua jurusan pendidikan tinggi atau pembantu direktur pada institusi pendidikanakademi keperawatan. Proses manajemen itu merupakan aktivitas yang melingkar, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan sampai dengan pengawasan kemudian kembali lagi pada perencanaan, pengorganisasian dan seterusnya dengan tidak pernah berhenti. Dengan demikian antara manajemen dan supervisi tak dapat dipisahkan. Setelah manajemen dapat membuahkan aktivitas-aktivitas tertentu dengan program-programnya, sarananya, anggarannya, kriteria pelaksanaan dan keberhasilan, dan petunjuk-petunjuk kepada para pelaksana, maka proses pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik. Mutu Lulusan Mutu adalah seluruh karakteristik dari suatu produk barang/jasa yang memuaskan kebutuhan tersurat atau tersirat (ISO, 8402). Setiap orang akan menilai mutu berdasarkan standar atau karakteristik/kriteria yang berbedabeda. Masyarakat melihat barang/jasa yang bermutu sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya dan diselenggarakan
dengan cara tepat waktu, tanggap dan mampu memenuhi keinginannya. Sementara itu pemberi layanan (provider) mengaitkan layanan yang bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol, kebebasan dalam setiap melakukan layanan sesuai dengan teknologi, dan bagaimana keluaran (outcome) atau hasil layanan itu. Penyandang dana menganggap bahwa layanan yang bermutu adalah layanan yang efisien dan efektif. Diharapkan outcome dapat dihasilkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga biaya layanan menjadi efisien (Pohan, 2005). Mutu akan diukur berdasarkan perbandingannya terhadap standar yang telah disepakati dan ditetapkan sebelum pengukuran mutu dilakukan. Mutu lulusan akademi keperawatan adalah keberhasilan yang dicapai mahasiswa pada akhir program studi sesuai karakteristik atau kriteria yang sudah ditetapkan. Pasal 14 Kepmendiknas 232/U/2002 menjelaskan bahwa syarat kelulusan program pendidikan ditetapkan atas pemenuhan jumlah sistem kredit semester (SKS) dan indeks prestasi kumulatif (IPK) minimum. Selanjutnya pasal 15 dari keputusan menteri tersebut disebutkan bahwa predikat kelulusan atas tiga tingkat yaitu: memuaskan, sangat memuaskan, dan cumlaude yang dinyatakan pada transkrip akademik. Indeks prestasi kumulatif sebagai dasar penentuan predikat kelulusan program sarjana dan diploma adalah: (1) IPK 2,0-2,75 = cukup, (2) IPK 2,76 – 2,99 = memuaskan, (3) 3,00 – 3,50 = sangat
memuaskan, (4) 3,51 – 4,00 = cumlaude (terpuji) (depdiknas, 2002). METODE PENELITIAN Penelitian ini berjenis penelitian deskriptif yang menganalisis data primer dan data sekunder untuk menjawab permasalahan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, wawancara dan obsevasi. Populasi dan sampel penelitian adalah institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dan mahasiswa tingkat III tahun 2007/2008. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Peranan sumberdaya institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Hasil Uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney U Sumberdaya Institusi Pendidikan Terhadap Mutu Lulusan Nilai P Variabe l
ChiSquare
SDM Tetap
19.749
Sarana
Mean Rank Baik
C. Baik
K. baik
.000
57.97
36.87
22.5
14.29
.001
46.06
24
19.63
Prasara na
.095*
.053
41.82
9.25
-
Kurikul um
7.574
.023
47.02
34.19
30.23
Pembia yaan
16.321
.000
52.55
40.5
25.91
Manaje 19.161 .000 men * Mann-Whitney U
57.08
37.71
25.31
Peranan Sumberdaya Manusia Tetap Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Swasta di Kota Medan Sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dikelompokkan sebagai berikut; kelompok baik dengan nilai 48 – 64, cukup baik dengan nilai 32 – 47, dan kurang baik dengan nilai 16 – 31. Dari hasil uji statistik kruskalwallis didapat nilai P = 0,000 hal ini berarti ada perbedaan peranan yang jelas antara sumberdaya manusia tetap institusi yang mempunyai kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik dalam mempengaruhi mutu lulusan. Mean Nilai Mean Rank yang terendah adalah berada pada kelompok
institusi yang kurang baik (22,50), berarti tingkat kekuatan sumberdaya manusia tetap pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih rendah peranannya dalam mempengaruhi mutu lulusan jika dibandingkan dengan kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Peranan Sarana Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Sarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; kelompok baik dengan nilai nilai 34 - 40, kelompok cukup baik dengan nilai 27 – 33, kelompok kurang baik dengan nilai 20 – 26. Hasil uji statistik kruskal-wallis didapat nilai P = 0,001 artinya ada perbedaan peranan yang jelas antara peranan sarana kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik terhadap mutu lulusan. Nilai Mean Rank yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik, berarti tingkat kekuatan sarana pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikan adalah lebih rendah peranannya dalam mempengaruhi mutu lulusan jika dibandingkan dengan kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Sesuai dengan Kepmenkes nomor 1192/Menkes/Per/X/2004, semua sarana harus sesuai stándar untuk menunjang proses belajar mengajar. Peningkatan fasilitas (sarana) pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
memperoleh ilmu yang seluas-luasnya. Bagaimanapun bagusnya kurikulum dan visi, misi, dan strategi tanpa fasilitas tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik. Sesuai dengan pendapat Sirozi, 2005 bahwa sarana sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena dalam proses belajar mengajar penyampaian pesan menggunakan alat, media, umumnya lebih ditopang dengan teknologi yang makin canggih. Peranan Prasarana Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Prasarana institusi akademi Keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; kelompok baik dengan nilai 14 - 16, kelompok cukup baik dengan nilai 11 – 13, dan kelompok kurang baik 8 – 10. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Hasil uji statistik MannWhitney menunjkkan bahwa nilai P prasarana adalah 0,053 artinya ada perbedaan peranan yang jelas antara peranan prasarana pada kedua kelompok institusi pendidikan (kelompok baik dan cukup baik) dalam mempengaruhi mutu lulusan. Mean Rank prasarana pada institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang cukup baik, berarti tingkat kekuatan prasarana pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikan adalah lebih rendah peranannya dalam mempengaruhi mutu lulusan jika dibandingkan dengan kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di kota Medan mayoritas dalam kelompok nilai baik, hanya 1 institusi pendidikan yang termasuk pada kelompok cukup baik. Peranan Kurikulum Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Kurikulum institusi akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; kelompok baik dengan nilai 18 - 24, cukup baik dengan nilai 12 - 17, dan kurang baik dengan nilai 5 – 11. Hasil uji statistik nilai P kurikulum adalah 0,023 hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan kurikulum pada kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik dalam mempengaruhi mutu lulusan. Mean Rank kurikulum pada institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik, berarti tingkat kekuatan kurikulum pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih rendah peranannya dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Bila ingin meningkatkan mutu atau kualitas sumberdaya manusia, maka terlebih dahulu meningkatkan mutu pendidikan. Sementara untuk meningkatkan mutu pendidikan membutuhkan arah dan pedoman belajar yang jelas. Sedangkan arah dan pedoman belajar yang jelas itu ada dalam kurikulum.
Peranan Pembiayaan Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Pembiayaan akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; kelompok baik dengan nilai 14 - 18, cukup baik 10 – 13, dan kurang baik 6 - 9, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Pembiayaan diuji dengan uji statistik kruskal-wallis dengan tingkat signifikan 0,05. Nilai P pembiayaan adalah 0,000 hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara peranan pembiayaan pada kelompok institusi pendidikan yang baik, cukup baik, dan kurang baik dalam mempengaruhi mutu lulusan. Mean Rank pembiayaan pada institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik, berarti tingkat kekuatan pembiayaan pada institusi pendidikan akademi keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikan adalah lebih rendah peranannya dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi.
peranan manajemen pada kelompok institusi pendidikan yang baik, cukup baik, dan kurang baik dalam memepengaruhi mutu lulusan. Mean Rank manajemen pada institusi yang terendah adalah berada pada kelompok institusi yang kurang baik, berarti tingkat kekuatan manajemen pada institusi pendidikan keperawatan pada kelompok kurang baik secara signifikans adalah lebih rendah peranannya dalam mempengaruhi mutu lulusan dari pada kelompok institusi yang mempunyai Mean Rank lebih tinggi. Hal ini perlu kebijakan dari pimpinan untuk menjabarkan visi, misi, menjadi suatu kegiatan setiap sumberdaya manusia tetap institusi pendidikan tersebut. Agar setiap sumberdaya manusia di institusi pendidikan tersebut mengetahui dan mengerti bagaimana cara bekerja yang baik. Karena manusia (pegawai) bagaimana dapat bekerja dengan baik apabila tidak tahu apa yang harus dikerjakan.
Peranan Manajemen Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Manajemen institusi akademi keperawatan swasta di Kota Medan dapat dikelompokkan sebagai berikut; kelompok baik dengan nilai 50 - 60, cukup baik dengan nilai 40 – 49, dan kelompok kurang baik 30 –39, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Manajemen diuji dengan uji statistik kruskal-wallis. Nilai P manajemen adalah 0,000, hal ini berarti ada perbedaan yang jelas antara
Kesimpulan 8. Peranan sumberdaya manusia institusi pendidikan keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008, terdapat perbedaan yang jelas antara kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik dalam mempengaruhi mutu lulusannya. 9. Peranan sarana institusi pendidikan keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008, terdapat perbedaan yang jelas antara
KESIMPULAN DAN SARAN
kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik dalam mempengaruhi mutu lulusannya 10. Peranan prasarana institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008, terdapat perbedaan yang jelas antara kelompok baik dan cukup baik dalam mempengaruhi mutu lulusannya. 11. Peranan kurikulum institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008, terdapat perbedaan yang jelas antara kelompok baik, cukup baik, dan kurang dalam mempengaruhi mutu lulusannya 12. Peranan pembiayaan institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008, terdapat perbedaan yang jelas antara kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik dalam mempengaruhi mutu lulusannya 13. Peranan manajemen institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan tahun 2008, terdapat perbedaan yang jelas antara kelompok baik, cukup baik, dan kurang baik dalam mempengaruhi mutu lulusannya Saran 1. Masih adanya institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang berada pada kelompok cukup baik, dan kurang baik. Dalam hal ini perlu ditingkatkan jumlah maupun kualifikasi tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan agar proses pendidikan dapat ditingkatkan
2.
3.
4.
5.
yang kemudian dapat meningkatkan mutu lulusan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada akademi keperawatan swasta di Kota Medan masih ada 2 institusi yang memiliki sarana dibawah standar. Diharapkan pada institusi pendidikan tersebut agar dapat menambah sarana untuk mendukung terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik. Masih dijumpai 3 institusi pendidikan akademi keperawatan swasta di Kota Medan yang melaksanakan proses belajar mengajar tidak sesuai beban SKS kurikulum nasional, diharapkan pada pihak institusi pendidikan agar menyesuaikan beban SKS dalam pelaksanaan proses belajar mengajar agar peserta didik mendapat ilmu pengetahuan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ditemukan 6 institusi pendidikan yang termasuk kelompok pembiayaan kurang baik, diharapkan kepada pihak institusi agar menyeimbangkan pembiayaan terhadap program kegiatan agar pelaksanaan program dapat terlaksana dengan baik. Diharapkan pemilik institusi dalam merekrut sumberdaya manusia jangan hanya memperhatikan kesesuaian pendidikan, yang paling penting adalah kemampuan sumberdaya manusia tersebut harus diperhitungkan dengan mengadakan analisis jabatan,
sehingga apa yang harus dimiliki oleh calon tenaga tersebut agar sesuai dengan jabatan yang akan diberikan, karena untuk mencapai tujuan institusi pendidikan tidak dapat hanya ditentukan oleh faktor modal saja, tetapi faktor sumberdaya manusialah menjadi modal utama dalam menjalankan kegiatan operasional institusi pendidikan. 6. Perlu adanya pengawasan yang lebih ketat dalam hal kebutuhan sumberdaya dan operasional pendidikan dari Kopertis Wilayah I dan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara terhadap institusi pendidikan akademi keperawatan swasta dikota Medan agar institusi tersebut tetap sesuai standar dan peraturan yang berlaku. DAFTAR PUSTAKA Aritonang, S, 2007, Hak-hak Guru dan Dosen Swasta, Jakarta, Penerbit CV. Eko Jaya Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yokyakarta, Penerbit Rineka Cipta. Aqib, Z, 2007, Membangun profesionalisme Dosen dan Pengawas Sekolah, Penerbit Yrama WidyaBandung Azwar, A, Prihartono, J, 2003, Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Penerbit Binarupa Aksara
Cangelosi, J, 1995, Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa, Bandung, Penerbit ITB Bandung. Depkes, 2004, Peraturan Menteri Kesehatan No.1192/Menkes/ Per/X/2004 Tentang Pendirian Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan, Jakarta. , 2005, Data Lulusan D-III Keperawatan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. , 2001, Departemen Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Pedoman Pengembangan Metodologi Pembelajaran Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta. , 2001, Departemen Kesehatan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Petunjuk Pelaksanaan Akreditasi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta. , 2001, Pusat Pengembangan Politeknik dan Pendidikan Program Diplom, Buku Pedoman Pembukaan Program Studi Diploma, Bandung. , 2005, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan : Pedoman Penilaian Pencapaian Kompetensi Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta. Depdiknas, 2005, Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Evaluasi -diri Program Studi, Edisi Ke Tiga, Jakarta. , 2002, Paradigma Sistem Pendidikan Indonesia: Harapan dan Kenyataan, Digital Online: http:/www. depdiknas.gco.id/ Jurnal. Download tanggal 23 Agustus 2005. Faustino Cardoso Gomes. 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi Yokyakarta. Feigenbaum, 1992, Kendali Mutu Terpadu, Jakarta, Penerbit Erlangga. Hamalik, O: 2001, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, Bandung, Penerbit Mandar Maju. Hapsari, 2006, Menyiapkan Perawat yang Siap Berkompetisi di Era Pasar Globalisasi, Inovasi Online, Vol. 6/XVIII/Maret 2006. Koencoro, T, 2007, Regulasi Kesehatan Indonesia, Jakarta, Penerbit AndiYokyakarta. Made Pidarta. 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Penerbit PT Rineka Cipta. Makagiansar. 2004, Kajian Pendidikan Masa Depan, Bandung, Penerbit PT Remaja Rosdakarya. Miarso, Y, 2005, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta, Cetakan ke Dua, Diterbitkan Atas Kerjasama
dengan Pustekkom Diknas. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, Penerbit CV. Eko Jaya. Pidarta. 2004, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta, Penerbit PT Rineka Cipta. Pohan, I, S, 2007, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Cetakan I, Jakarta, Penerbit EGC. Prawirosentono, S, 2004, Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta, Penerbit PT Bumi Aksara. Rangkuti, F, 2006, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Riduwan. 2006, Metode & Teknik Menyusun Tesis, Bandung, Penerbit Alfabeta. Rosyada, D, 2004, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta, Penerbit Prenada Media Kencana. Ryanto. A: 2003, Proses Belajar Efektif Di Perguruan Tinggi, Bandung, Penerbit Yapemdo.