PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN EKSPOSITORI DAN HEURISTIK PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIP TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Sistem Orgtanisasi Kehidupan di Kelas VII SMP Negeri 20 Tasikmlaya) The Differences of the Students Learning Result Used Expository and Heuristic Approach on the Cooperative Learning Model Type of Numbered Heads Together (Experimental Study on 7thGradethe 20thPublicJuniorHighSchoolTasikmalaya)
Ai Rohmawati, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani
*Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115
ABSTRACT The aim of this research was to know the differences of student learning result which in learning process using expository and heuristic approach on the cooperative learning model type of numbered heads together in sub concept of the organization of life on 7th grade of the 20th public junior high school Tasikmalaya. This research is conducted on November 2013 until October 2014 in 7th grade of the 20th public junior high school Tasikmalaya. The method use in this research was pre experiment. The population in this research was all of 7th grade of the twenty public junior high school Tasikmalaya in 2013/2014 with the value 7 class whose value232 students. The sampling were purposive sampling, technique and choose B class for expository approach, and F class for heuristic approach.To measuring result learning, used the result of learning test, that is cognitive test was carried multiple choice with 4 answer option. Data analysis technique was t-test with significant level . Based on the result of this research t count greather than t table, the conclusion that there was the difference of students’ learning result which in learning process by using expository and heuristic approaches, expository approach was better than heuristic approaches. Keywords: cooperative learning, numbered heads together, expository approach, heuristic approach
1
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dengan pendekatan ekspositori dan heuristik pada sub konsep organisasi kehidupan di kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 s.d. Oktober 2014 di Kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya Tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 7 kelas dengan jumlah 232 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, terpilih kelas VII B dengan pendekatan ekspositori dan kelas VII F dengan pendekatan heuristik. untuk mengukur hasil belajar digunakan instrument berupa tes kognitip dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 option. Teknik analisis data menggunakan uji t independen dengan taraf signifikan α = 0,05. Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh nilai thitung lebih besar dari ttabel dengan
kesimpulan
ada
perbedaan
hasil
belajar
siswa
yang
proses
pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori dan heuristik, dan pendekatan ekspositori lebih baik dari pendekatan heuristik.
Kata kunci : model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together, pendekatan ekspositori, pendekatan heuristik.
2
1.
Pendahuluan Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan interaksi siswa dengan guru dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Inti yang terpenting dari proses pembelajaran di sekolah adalah proses belajar mengajar yang di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Proses pembelajaran di lingkungan sekolah melibatkan berbagai komponen, jika salah satu komponen tidak terpenuhi maka proses pembelajaran akan kurang berhasil. Komponen-komponen pengajaran yang harus ada terdiri dari guru, siswa, materi pelajaran, sarana dan prasarana, pendekatan, metode, media serta penataan lingkungan tempat belajar sehingga dapat terwujud situasi belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya keberhasilan belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya, siswa masih kurang memahami dalam memahami materi IPA, siswa cenderung diam pada saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa yang menjawab sebagian kecil akibatnya hasil belajar siswa kurang memuaskan. Kurang optimalnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ini di lihat dari hasil belajar siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 73, sedangkan KKM yang harus di capai untuk pelajaran IPA yaitu 75. Agar hasil belajar siswa lebih memuaskan, maka perlu disusun suatu strategi dalam pembelajaran yang dapat mengaitkan materi dengan kenyataan yang ada. Salah satu upaya yang dapat dilaksanakan adalah dengan memperbaiki pembelajaran melalui penerapan pendekatan pembelajaran yang inovatif.Maka peneliti mencoba mengembangkan pendekatan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari proses pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Pendekatan pembelajaran ini
3
sebagai penjelas untuk mempermudah bagi guru dalam memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah siswa untuk memahami materi ajar yang
disampaikan
oleh
guru
secara
optimal,
dengan
memelihara
pembelajaran yang menyenangkan. Agar dapat menarik motivasi siswa, guru harus menggunakan keterampilannya dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan beberapa pendekatanagar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. 2.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori dan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together.
3.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 7 kelas yaitu dari kelas VII A sampai denganVII G dengan jumlah siswa sebanyak 232 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil dengan cara purposive sampling. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas VII B danVII F SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya, dengan alasan karena kelas tersebut memiliki kurang keaktifan yang sama. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alternative Treatment Postest Only With Nonequivalent Design. Desain ini menggunakan prosedur yang sama seperti perbandingan kelompok statis, dengan
pengecualian
bahwa
kelompok
perbandingan
nonequivalent
menerima treatment yang berbeda. Group A
X1
O -------------
Group B
X2
O
Keterangan: A
= Kelas pertama
4
B
= Kelas kedua
X1
= Perlakuan (Treatment) pertama dengan menggunakan modelpembelajarankooperatiftipenumbered heads togetherpada pendekatan ekspositori
X2
= Perlakuan (Treatment) kedua dengan menggunakan modelpembelajarankooperatiftipenumbered head togetherpada pendekatan heuristik
O
=Hasil observasi sesudah diberikan perlakuan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada sub konsep Organisasi Kehidupan. Tes ini berupa pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 50 soal yang terdiri dari 5 option. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya semester II tahun pelajaran 2013/2014. 4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis, diperoleh bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads tohether dengan pendekatan ekspositori dan heuristik pada sub konsep Organisasi Kehidupan di kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa
yang
proses
pembelajarannya
menggunakan
model
pembelajarankooperatiftipenumbered heads tohetherpada pendekatan ekspositori di kelasVII Bdan yang proses pembelajarannyamenggunakan model pembelajarankooperatiftipenumbered heads tohether dengan pendekatanheuristik di kelasVII F. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together diperoleh x = 31,23 dengan s2 = 9,23 dari s = 3,03 dan nilai
4,31<
7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi berdistribusi
5
normal.
Sedangkan
yang
pembelajarannyamenggunakanpendekatan
heuristik
proses dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe numbered heads togetherdiperoleh x = 28,1dengan s2 = 7,83 dan s = 2,79dannilai
1,49 <
7,81
dengankesimpulansampelberasaldaripopulasiberdistribusi normal. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel1 Ringkasan Hasil Uji t thitung
ttabel
6,01
1,95
Hasil Analisis thitung>+ttabel
Kesimpulan Analisis Tolak Ho
Kesimpulan Ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok
b. Pembahasan 1) Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Pendekatan Ekspositori pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together diperolehdari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII B SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya pada sub konsep Organisasi Kehidupan adalah 78,07. Sedangkan KKM mata pelajaran IPA yang ditetapkan di kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together telah mencapai nilai KKM telah ditentukan pihak sekolah SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya. Hasil belajar siswa di kelas VII B yang menggunakan pendekatan ekspositori pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together hasil nilainya lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe
6
numbered heads together, hal ini dikarenakan bahwa proses pembelajaran
yang
menggunakan
pendekatan
ekspositori
merupakansalahsatu pendekatan yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Pada pendekatan ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan, dalam pendekatan ekspositori siswa tidak hanya mendengarkan tentang materi pelajaran tetapi siswa juga dapat mengobservasi melalui gambar yang di ekspos dengan bantuan media pembelajaran, sehingga informasi yang diberikan akan mudah di pahami oleh siswa. Setelah
melakukan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan ekspositori dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together siswa diberikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara kelompok untuk mengetahui sampai mana pemahaman siswa dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil lembar kerja siswa selama dua pertemuan sebagai berikut: 100 80 60 pertemuan 1
40
pertemuan 2
20 0 Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7
Gambar 1 Hasil Diskusi Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Ekspositori pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Gambar 1 Menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu,nilai yang
7
di peroleh tiap kelompok berbeda-beda. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok 4 dengan nilai 85 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok 7 dengan nilai 65. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok 4 dan 2 dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 90, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok 6 dengannilai yaitu 75. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang kurang aktif pada saat melakukandan masih di dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunjukan ada peningkatan pada pertemuan
kedua.
Hal
ini
membuktikan
adanya
perbedaan
kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan. 2) Hasil Belajar Siswa Yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Pendekatan Heuristik pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together diperoleh dari hasil konversi, nilai rata-rata yang diperoleh kelas VII F SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya pada Sub Konsep Organisasi Kehidupan adalah 70,25. Sedangkan KKM pelajaran IPA yang ditetapkan di kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Jika dilihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan heuristik dengan model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together belum bisa mencapai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Hasil belajar siswa di kelas VII F yang menggunakan pendekatan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together memilikihasilbelajar yang lebihrendah di bandingkandenganpendekatan ekspositori pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together halini di karenakan proses
8
pembelajaran yang menggunakan pendekatan heuristik mendorong siswa untuk berpikir ilmiah dan siswa mencari sendiri konsep yang dibutuhkan sehingga hal ini menyebabkan siswa kurang terarah pada materi yang diberikan, dan tidak semua siswa cocok menggunakan pendekatan ini khususnya siswa yang lamban. Setelah melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan heuristik siswa diberikan lembar kerja siswa yang dikerjakan secara berkelompok untuk mengetahui sampai mana pemahan siswa dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut ini hasil diskusi kelompok selama dua pertemuan: 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Kel 7
Gambar 2 Hasil Diskusi Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Heuristik pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Gambar 2 Menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu dan kedua dimana pada pertemuan kesatu,nilai yang di peroleh tiap kelompok berbeda-beda. Nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok 3 yaitudengannilai 80 sedangkan nilai terendah di peroleh kelompok 5 dengan nilai 60. Sedangkan pada pertemuan kedua nilai terbesar di peroleh kelompok 3 dan 6 dimana kedua kelompok tersebut mendapatkan nilai yang sama yaitu 85, sedangkan nilai terkecil di peroleh kelompok 5 yaitu dengannilai 70. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih
9
ada siswa yang kurang aktif pada saat melakukan dan masih di dominasi oleh siswa yang lebih pintar dalam mengerjakannya. Jika dilihat dari diagram diatas menunjukkanada peningkatan pada pertemuan
kedua.
Hal
ini
membuktikan
adanya
perbedaan
kemampuan siswa dalam penerimaan materi yang di berikan. 3) Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Pendekatan Ekspositori dan Heuristik pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together pada Sub Konsep Organisasi Kehidupan di Kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari dua kelas yang dijadikan sampel dengan perlakuan yang berbeda. Sampel dalam penelitian peneliti menggunakan kelas VII B dan VII F sebagai sampel dalam pendekatan ekspositori dan pendekatan heuristik sebagai perlakuan. Dari data hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together diperoleh dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VII B SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya pada sub konsep Organisasi Kehidupan adalah 78,07. Sedangkan KKM mata pelajaran IPA yang ditetapkan di kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan ekspositori pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together telah mencapai nilai KKM telah ditentukan pihak sekolah SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya. Dari data hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together diperoleh dari hasil konversi, nilai rata-rata yang diperoleh kelas VII F SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya pada Sub Konsep Organisasi
10
Kehidupan adalah 70,25. Sedangkan KKM pelajaran IPA yang ditetapkan di kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya adalah 75,00. Jika dilihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together belum bisa mencapai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya. Rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dari diagram sebagai berikut: 100 80 60 40 20 0 Pendekatan Ekspositori
Pendekatan Heuristik
KKM
Gambar 3 Daftar Nilai Rata-Rata Pendekatan Ekspositori, Pendekatan Heuristik dan KKM Berdasarkan diagram tersebut bahwa siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan heuristik. dari hal tersebut menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together dan pendekatan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together memberikan hasil yang berbeda. Dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran
yang
menggunakan
pendekatan
ekspositori
merupakansalahsatu pendekatan yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
11
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Proses pembelajaran di kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya dilihat dari hasil belajar cocok menggunakan pendekatan ekspositori, hal ini disebabkan pada pendekatan ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan, dalam pendekatan ekspositori siswa tidak hanya mendengarkan tentang materi pelajaran tetapi siswa juga dapat mengobservasi melalui gambar yang di ekspos dengan bantuan media pembelajaran, sehingga informasi yang diberikan akan mudah di pahami oleh siswa. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan heuristik lebih rendah dibandingkan dengan pendekatan ekspositori, karena pendekatan heuristik lebih berorientasi pada siswa, disini guru hanya menjadi fasilitator
dan
perlengkapan
motivator. yang
Di
memadai,
dalam
pendekatan
terutama
ketika
ini
menuntut
pembelajaran
di
laboratorium, bagi siswa yang lamban pendekatan ini kurang cocok oleh karena itu hal tersebut dapat menyebabkan kurang optimalnya proses pembelajaran, jika siswa tidak memiliki materi pembelajaran yang mendasar tentang bahan yang akan diterangkan guru maka proses pembelajaran akan menyita banyak waktu, karena siswa dituntut untuk mencari dan menemukan sendiri konsep yang dibutuhkan. 5.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, pengolahan data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan ekspositori dan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together pada sub konsep Organisasi Kehidupan di Kelas VII SMP Negeri 20 Kota Tasikmalaya. Dan proses pembelajaran menggunakan pendekatan ekspositori
12
pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan pendekatan heuristik pada model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together.
13
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Creswell, Jhon W. (2013). Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixdem. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Hamalik,Oemar. (2009). Psikologi Kependidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya. Lestari, Luh Budi. (2010). Pendekatan Ekspositori dan Heuristik serta Pendidikan Matematika Realistik. [Online]. Tersedia: http://downloads.ziddu.com/download/9553028/TORIDANHEURISTIK SERTAPENDIDIKANMATEMATIKAREALISTIK.pdf.html/eng. (20 Februari 2014) Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning MempraktikanCooperative Learning diRuang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka cipta. Sagala, Syaiful. (2013). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Belajar
Teori
dan
Aplikasi
14