11 November 2015
DAILY REPORT
NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
• Total areal tertanam AALI mencapai 298 ribu hektar • PTBA raih net profit margin 14% • ADRO percepat financial closing • TINS siapkan capex Rp 1 triliun tahun depan • TBIG refinancing pinjaman US$275 Juta • ACSTperoleh kontrak baru Rp 3,1 triliun • SSIA siapkan capex Rp 1,7 triliun pada 2016 • SMBR alokasikan capex Rp 2,4 triliun • WTON kaji bentuk anak usaha • BSDE telah menambah cadangan lahan sebanyak 42 hektar • BSDE berpotensi kehilangan marketing sales Rp800 miliar • ASRI lakukan hedging hingga US$90 Juta • ASRi rencana jual lahan 13 hektare • ASRI realisasikan 32,4% marketing sales • BKSL lakukan private placement Rp235,47 miliar • PPRO akan terbitkan surat utang Rp1,3 triliun • BBRI alokasikan Rp5 triliun guna menambah anak usaha • BBRI berencana melakukan revaluasi aset • BBRI berencana meluncurkan satelit • BBNI akan membuka kantor cabang di luar negeri • BMRI memperkirakan capex tahun depan akan lebih rendah • AGRO optimistis kembali mencatatkan kinerja positif • SIDO targetkan kontribusi ekspor naik jadi 10% • SIDO anggarkan capex Rp 200 miliar di tahun 2016 • LTLS siapkan capex hingga Rp300 miliar tahun 2016
Peluang IHSG untuk melaju pada teritori positif di pekan ini cukup Support pasalnya Level 4428/4406/4361 terbuka, dari beberapa indkator teknikal mengkonfirmasikan Resistance Level tercermin dari 4496/4541/4564 positif. Hal tersebut indikator MACD dan Stochastics yang Major Trend trend IHSG positif.Down mensinyalkan Selain itu, lagging indikator yang terlihat Minor Trend Down positif bagi IHSG dari MA5 dan MA20 mengkonfirmasikan
JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE
IHSG LQ-45
CHANGE
4451.053 754.703
VOLUME (Mn)
-48.454 -13.287
4,702.28 1,000.67
VALUE (Rp Bn)
6,760.71 2,987.82
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
IHSG ditutup melemah 1,08% atau 48,45 poin ke 4.451,05 pada perdagangan Selasa (10/11). Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 0,18% ke Rp13.619. Pelemahan indeks sejalan dengan pelemahan bursa global dan regional seiring meningkatnya spekulasi penaikan suku bunga AS oleh The Fed serta data ekonomi China yang lesu. Dari domestik, meski penguatan rupiah terbesar di emerging market, namun penurunan cadangan devisa Bank Indonesia pada bulan lalu menunjukkan rentannya perekonomian Indonesia saat suku bunga AS dinaikkan. Cadangan devisa BI kembali turun untuk delapan bulan berturut-turut sebesar 1 miliar dollar AS menjadi 100,7 miliar dollar AS. Penurunan itu disebabkan meningkatnya biaya untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan penggunaan cadangan devisa untuk stabilisasi rupiah. Intervensi yang dilakukan pemerintah berhasil mengangkat performa rupiah. Hanya saja, cadangan devisa Indonesia saat ini berada di level terendahnya sejak januari 2014 dan mendekati ambang batas nilai psikologis di posisi 100 miliar dollar AS. Dengan posisi seperti itu, BI dinilai kekurangan amunisi jika The Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya pada Desember 2015 mendatang. Dari global, bursa AS melemah pada perdagangan hari Senin (09/11). Data tenaga kerja yang lebih baik dari ekpektasi telah meningkatkan spekulasi akan penaikan suku bunga sekaligus mendorong penguatan USD. Dari regional, saham bank mendongkrak Nikkei 225 ke zona hijau pada akhir perdagangan setelah seharian tertekan. Indeks Nikkei 225 pada Selasa (10/11) ditutup menguat 0,15% ke level 19.671,26, naik ke zona hijau pada penghujung hari perdagangan. Saham-saham bank adalah motor yang mendorong indeks Nikkei bangkit dari tekanan. Dari China, indeks Shanghai Composite melemah 0,17% ke level 3.640,49 setelah data ekonomi China terbaru menunjukkan perlambatan. Selain itu, Gubernur bank sentral Zhou Xiaochuan menyatakan China akan melakukan reformasi ekonomi dan keuangan selama lima tahun ke depan, yang akan membantu yuan menjadi mata uang internasional pada tahun 2020. Pemerintah akan memperkuat pengawasan sistem keuangan untuk mencegah "risiko sistemik". Sementara itu, Hang Seng juga melemah 1,43% mengikuti pelemahan bursa regional. Dari Eropa, bursa-bursa Eropa dibuka tentatif melemah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan pemerintah memiliki rencana untuk menurunkan pajak penghasilan (PPh) final di sektor jasa konstruksi. Hal itu dilakukan untuk mendorong penyerapan tenaga kerja sebagai bagian dari upaya menggenjot perekonomian Indonesia. Dalam pernyataan tersebut di tekankan bahwa perusahaan jasa kontruksi yang berhasil meningkatkan tenaga kerja tetapnya yakni apabila bertambah 10% maka ada insentif pajak nantinya. Menurutnya dalam transformasi ekonomi, ada peralihan penyerapan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor modern seperti industri dan jasa. Darmin mengungkapkan sektor konstruksi adalah sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja harian. Berdasarkan catatannya, sekitar 90% pekerja di sektor konstruksi perkotaan merupakan buruh harian yang juga bekerja di sektor pertanian. Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi yang telah diubah oleh PP Nomor 40 Tahun 2009, pajak penghasilan atas penghasilan jasa konstruksi merupakan pajak final. Dengan rincian, bagi kontraktor yang memiliki kualifikasi usaha maka besaran pajak final ada di kisaran 2–4%. Sementara bagi yang tidak memiliki kualifikasi usaha maka untuk pekerjaan konstruksi dikenakan PPh sebesar 2% dan untuk pekerjaan perencanaan dan pengawasan dikenakan pajak 6%. Kendati sentimen ini tersebut telah mampu memberikan dampak bagi sektor kontruksi pada perdagangan Selasa kemarin, lebih lanjut pasar akan menantikan kapan realisasinya dari langkah pemerintah tersebut. Jika hal itu terjadi, diperkiran akan mendorong kinerja saham sektor jasa kontruksi akan prospek yang aktraktif. Selain dari faktor internal, pelaku pasar dalam negari juga akan melihat perkembangan yang terjadi dari sisi eksternal. Rilis data ekonomi Cina yang kembali menunjukan perlambatan. Kali ini, pada laju inflasi konsumen yang melambat di bulan Oktober, sementara deflasi pada harga produsen memperpanjang rekor penurunan. Indeks harga konsumen naik sebanyak 1.3% di bulan Oktober dari setahun lalu, Angka tersebut turun dibandingkan posisi September dari 1.6%. Indeks harga produsen turun 5.9%, Melambatnya inflasi, menjadi sinyalemen diperlukannya kebijakan tambahan guna meredakan tekanan deflasioner. Perlambatan ekonomi Cina ini ditambah dengan kekhawatiran potensi kenaikan fed rate sempat menghambat laju indeks bursa saham global, kondisi ini masih membuka peluang terjadinya tekanan bagi IHSG hari ini, meski polanya bergerak mixed.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
1
11 November 2015
11 November 2015 Total luar areal tertanam perkebunan kelapa sawit Astra Agro Lestari (AALI) sampai dengan September 2015 sebesar 297.852 hektar yang terdiri dari kebun inti dan kebun plasma. Dari total luas areal tertanam tersebut, 256.548 hektar merupakan areal yang sudah menghasilkan. Perseroan telah melakukan repplanting seluas 1.733 hektar sampai dengan September 2015. Adapun kapasitas oleh pabrik kelapa sawit perseroan sampai saat ini adalah sebesar 1.435 ton TBS per jam dengan jumlah pabrik kelapa sawit sebanyak 29 unit. Belanja modal perseroan hingga September 2015 terserap Rp2,08 triliun atau lebih rendah dari serapan tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp2,62 triliun. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) meraih net profit magin sebesar 14% ini merupakan yang tertinggi secara nasional untuk industri pertambangan batubara periode Januari-September 2015. Sementara Operating Profit Margin (OPM) PTBA sebesar 16% dan Gross Profit Margin (GPM) sebesar 29%. Perolehan laba bersih selama sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp1,5 triliun dibandingkan Rp1,58 triliun periode tahun sebelumnya. Pendapatan mengalami kenaikan 9% menjadi Rp10,50 triliun dibandingkan periode tahun sebelumnya yang Rp9,65 triliun. Peningkatan pendapatan merupakan kontribusi dari keberhasilan peningkatan volume penjualan sebesar 14,35 juta ton atau naik 8 persen dari tahun sebelumnya. Adaro Energy (ADRO) menargetkan penuntasan pendanaan (financial closing) dua proyek pembangkit listrik bisa tercapai pada tahun ini. Kedua proyek itu yakni PLTU Batang berkapasitas 2x1.000 megawatt di Jawa tengah dan Tanjung Power Indonesia berkapasitas 2x100 megawatt di Kalimantan Selatan. Pembebasan lahan yang sudah 100% membuat peseroan yakin perjanjian pendanaan PLTU Batang dengan JBIC dapat dituntaskan sebelum 2016. Dengan financial closing akhir tahun ini, berarti pembangunan dapat dimulai dan ditargetkan konstruksi selesai pada 2018. Timah (TINS) menyiapkan dana sebesar Rp 1 triliun untuk belanja modal tahun depan. Capex tahun depan akan digunakan untuk replacement peralatan agar produksi timah dapat meningkat dan membuat pabrik pemurnian (smelter) menggunakan fuming part. Tahun 2016, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 910 triliun, lebih tinggi dari target pendapatan tahun ini sebesar Rp 7,5 triliun. Pendapatan TINS dari sektor non timah tahun depan diperkirakan berkontribusi 25% dari total pendapatan. Tower Bersama Infrastructure (TBIG) refinancing pinjaman jatuh tempo dengan pinjaman baru sebesar US$275 juta dari 10 bank. Fasilitas pinjaman baru tersebut digunakan untuk melunasi pinjaman jangka pendek Fasilitas C, bagian dari Fasilitas Pinjaman Unsecured Term dan Revolving, yang ditandatangani pada November 2014. Dari pinjaman baru ini rerata tenor utang emiten sewa menara telekomunikasi berkode saham TBIG itu menjadi 4,5 tahun. Semula nilai pinjaman sebesar US$200 juta, tapi karena kelebihan penawaran hingga empat kali maka nilai pinjaman ditingkatkan menjadi US$275 juta. Sebanyak 10 bank yang diundang ke dalam fasilitas ini menyediakan setidaknya masingmasing US$25 juta. Acset Indonusa (ACST) anak usaha dari PT United Tractors Tbk (UNTR) telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp 3,1 triliun. Artinya, kontrak baru tersebut naik 416,66% dibandingkan dengan capaian kontak baru pada tahun lalu sebesar Rp 600 miliar. Sebelum diakuisisi kontrak baru Rp 600 miliar. Tahun ini Rp 3,1 triliun kontrak proyek. Ini naik hampir lima kali lipat. Kontribusi dari kontrak tersebut akan masuk ke pendapatan dalam jangka waktu
2-3 tahun ke depan. Saat ini ACST baru memberikan kontribusi sebesar dua persen ke pendapatan perseroan dari total pendapatan Rp 38,29 triliun. Surya Semesta Internusa (SSIA) akan menyiapkan belanja modal tahun depan sebesar Rp 1,7 triliun. Perseroan akan menggunakan sebagian besar capex untuk mengakuisisi lahan di Subang, Karawang dan Bekasi. Tahun depan, SSIA berencana mengakuisisi lahan seluas 1.200 ha yang terdiri dari lahan di Subang seluas 800 ha, Karawang 200 ha dan sisanya di Bekasi. Tahun depan, pendapatan perseroan diproyeksikan meningkat 10% menjadi Rp 5,5 triliun, sementara laba bersih ditargetkan flat seperti tahun ini sebesar Rp 450 miliar. Sementara itu, penjualan tanah kawasan industri SSIA ditargetkan mencapai 30 ha tahun depan. Semen Baturaja (SMBR) menyiapkan belanja modal senilai Rp 2,4 triliun tahun depan. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan pabrik dan penambahan aset rutin. Perseroan menganggarkan senilai Rp 2,3 triliun untuk membiayai lanjutan pembangunan pabrik Baturaja II. Pabrik dengan kapasitas produksi sebanyak 1,85 juta ton ini ditargetkan membutuhkan dana Rp 3,32 triliun dan selesai pada semester I-2017. Selain peningkatan kapasitas, SMBR berencana memperkuat angkutan distribusi dengan membentuk anak usaha baru. Tahun depan, perseroan menargetkan peningkatan penjualan semen menjadi 1,75 juta ton atau meningkat dari target tahun ini yang mencapai 1,5 juta ton. Wijaya Karya Beton (WTON) akan mendirikan anak usaha baru pada awal tahun depan guna mendukung bisnis supporting, yang merupakan bagian dari komponen material. Pendirian anak usaha tersebut saat ini masih dalam tahap pengkajian. Wijaya Karya Beton (WTON) menargetkan potensi pendapatan hingga Rp 100 miliar untuk memasok kebutuhan pipa pancang pada proyek tanggul laut raksasa yang menjadi bagian dari megaproyek National Capital Integrated Coastal Development. Pipa pancang tersebut akan diproduksi di pabrik baru yang berada di Lampung Selatan. Bumi Serpong Damai (BSDE) telah menambah cadangan lahan (landbank) 42 hektar sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Perseroan menggelontorkan dana Rp 2,07 triliun dalam akuisisi lahan tersebut. Perseroan memiliki landbank seluas 4.717 hektar di seluruh Indonesia. Biaya akuisisi diambil dari kas dari operasional perseroan yang mencapai Rp 2,42 triliun. Penambahan terbesar landbank terutama dilakukan pada proyek terbesar BSD yaitu BSD City seluas 37 hektar. Aksi penambahan cadangan lahan ini diharapkan menjadi dasar pertumbuhan perseroan ke depan. Hingga saat ini, BSDE memiliki cadangan lahan di sejumlah lokasi strategis seperti di CBD Kuningan, Grand Wisata di Bekasi, Grand City di Balikpapan, serta Kota Wisata di Cibubur. Bumi Serpong Damai (BSDE) berpotensi kehilangan marketing sales senilai Rp800 miliar seiring dengan ditundanya peluncuran tiga proyek baru di 2015. Sebelumnya perseroan berniat meluncurkan apartemen The Element Rasuna di Kuningan, apartemen Taman Permata Buana, perumahan di Samarinda, dan mixed-use development di Tanjung Barat. Namun, di tengah lesunya pasar karena kondisi ekonomi yang tidak mendukung, perseroan akhirnya memutuskan untuk menunda peluncuran tiga proyek terakhir.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2
11 November 2015
11 November 2015 Alam Sutera Realty (ASRI) telah melakukan lindung nilai (hedging) dengan total nilai mencapai US$90 juta. Jumlah hedging sebesar US$60 juta telah dilakukan pada April lalu, dengan proteksi nilai tukar rupiah setiap dolar AS sebesar Rp13.000-Rp14.500. Kemudian untuk hedging sebesar US$30 juta dilakukan pada September lalu dengan proteksi Rp11.750-Rp13.750 per dolar. Perseroan memiliki obligasi jatuh tempo 2019 dengan nilai US$225 juta. Obligasi tersebut memiliki suku bunga 9% per tahun. ASRI juga mempunyai utang obligasi US$235 juta yang jatuh tempo 2020 dengan suku bunga 6,95% per tahun. Perseroan berkonsentrasi untuk mengurangi jumlah utang yang ada. ASRI tidak ada memiliki rencana untuk mencari pinjaman baru lainnya dalam dolar AS, mengingat kondisi volatilitas kurs yang masih tinggi. Alam Sutera Realty (ASRI) akan menjual lahan seluas 13 hektare di kawasan perumahan Alam Sutera, Serpong, untuk mengejar sisa target pendapatan prapenjualan (marketing sales) tahun ini. Diperkirakan hasil penjualan lahan tersebut perseroan bisa memperoleh dana hingga Rp2,9 triliun. Alam Sutera Realty (ASRI) telah mengantongi pendapatan prapenjualan (marketing sales) sebesar Rp1,46 triliun. Jumlah itu setara dengan 32,4% target marketing sales perseroan tahun ini yang dipatok Rp4,5 triliun. Pada Agustus lalu, emiten dengan kode saham ASRI itu telah memangkas 22,41% target marketing sales dari posisi awal Rp5,8 triliun. Sebagian besar penjualan diperoleh pada awal tahun ini yang hampir menyentuh angka Rp600 miliar. Penjualan kemudian terus melemah dalam periode tahun berjalan, dan memperlihatkan titik terendah pada medio SeptemberOktober yang berkisar Rp100 miliar. Pendapatan prapenjualan berdasarkan produk, yakni 42% dari proyek residensial (rumah dan tanah kavling), 37% dari proyek komersial, 17% dari proyek apartemen, dan 4% dari gedung perkantoran. Sentul City (BKSL) akan menerbitkan sebanyak 3,14 miliar saham biasa seri D tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement) dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham. Melalui aksi korporasi tersebut, BKSL akan memperoleh dana sebesar Rp235,47 miliar. Adapun yang menjadi calon pembeli adalah PT Citra Kharisma Komunika (CKK). Dana yang diperoleh dari penambahan modal ini akan digunakan untuk modal kerja dan pengembangan usaha perseroan. BKSL bermaksud untuk meminta persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan diadakan pada Kamis, 17 Desember mendatang. Pada akhir September, BKSL akhirnya meneken perjanjian kerja sama dengan PT Aeon Mall Indonesia terkait kehadiran mal yang akan dikelola oleh perusahaan asal Jepang itu di kawasan Sentul City, Bogor. BKSL membutuhkan dana sekitar Rp1,2 triliun untuk mengembangkan mal tersebut. Perseroan memperkirakan mal akan beroperasi pada 2018 mendatang. Nirvana Development (NIRO) telah mendirikan perusahaan baru pada 23 Oktober 2015, Perusahaan baru tersebut diberi nama PT Genta Nirvana Mahaputra dimana 99 persen sahamnya dimiliki oleh anak usaha perseroan PT Nirvana Property. Perusahaan ini mencatat penjualan sebesar Rp363,63 miliar per Juni 2015 dengan laba operasional sebesar Rp65,85 miliar dan laba bersih diraih sebesar Rp25,62 miliar. PP Properti (PPRO) akan menerbitkan surat utang dengan total nilai mencapai Rp1,3 triliun untuk mendanai kebutuhan akuisisi lahan dan belanja modal tahun depan. Surat utang senilai Rp300 miliar akan diterbitkan dalam bentuk medium term notes (MTN)
pada akhir tahun ini, kemudian perseroan akan menerbitkan obligasi sekitar Rp1 triliun dengan tenor antara 3-5 tahun. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berencana akan membagikan saham kepada karyawannya di tahun depan. Pembagian yang mengganti pemberian insentif ini diharapkan meningkatkan jumlah investor termasuk aktivitas di pasar modal. Langkah yang dilakukan ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah investor dan aktivitas di pasar modal sejalan dengan keinginan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Perseroan mempunyai jumlah karyawan sebanyak 130 ribu orang. Angka tersebut terbilang besar dan diharapkan bisa memberi stimulus positif, baik bagi pasar modal maupun kinerja perseroan. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) mengalokasikan dana sebesar Rp5 triliun guna menambah anak usaha dengan melakukan akuisisi pada tahun depan. Perseroan berencana melakukan penambahan anak usaha dari sektor multifinance atau sekuritas. Sekadar informasi, BRI saat ini masih dalam proses penyelesaian akuisisi perusahaan asuransi, yaitu PT Asuransi Jiwa Bringin Life Sejahtera. Proses akuisisi itu bernilai Rp2 triliun dan diharapkan dapat selesai pada akhir tahun ini. Hingga kini, BRI memiki tiga anak perusahaan, yaitu PT BRI Syariah, BRI Remittance, dan PT Bank BRI Agro. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berencana melakukan penilaian aset atau revaluasi sebelum berakhirnya tahun 2015. Pasalnya, dengan revaluasi diperkirakan akan meningkatkan capital adequity ratio (CAR) 2%. Dilakukannya revaluasi aset demi mengambil peluang dengan memamfaatkan insentif pajak PPh (Pajak Penghasilan) 3%. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) berencana meluncurkan satelit pada pertengahan tahun 2016. Adapun dana investasinya diperkirakan mencapai US$ 200 juta. Hal ini dilakukan perseroan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan serta mendukung pengembangan dan inovasi teknologi perbankan di masa depan. Begitu satelit diluncurkan, peserta didik akan kembali ke Indonesia untuk siap bekerja menjalankan infrastruktur tersebut. Satelit yang diharapkan dapat menjangkau seluruh nasabah BBRI hingga ke pelosok desa ini merupakan salah satu bentuk efisiensi perseroan dalam menghemat biaya. Jadwal peluncurannya akan dilakukan di Launch Site milik Arianespace di Kourou, French Guyana pada pertengahan tahun depan antara bulan Mei atau bukan Juni 2016. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memperkirakan jumlah kartu debit milik perseroan yang beredar mencapai 40 juta keping pada akhir tahun. Per Oktober 2015, jumlah kartu debit perseroan telah mencapai 38,8 juta keping kartu. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menargetkan market cap naik 100% dalam lima tahun ke depan, dari Rp 255,21 triliun per 10 November 2015 menjadi Rp 510,42 triliun pada 2020. Perseroan akan memperkuat permodalan dan likuiditas, meningkatkan efisiensi dan porsi dana murah, serta mengembangkan layanan dan produk bank maupun keuangan non bank. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) memperkirakan penyaluran kredit tahun depan tumbuh sekitar 13% YoY. Sementara itu, laba diproyeksikan naik 5% pada 2016. Bank Negara Indonesia (BBNI) akan membuka kantor cabang di luar negeri. Hal ini merupakan upaya perseroan untuk menambah pendapatannya selain dari pendapatan yang berasal dari sektor yang sudah ada. BNI terus berekspansi dengan membuka kantor
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
3
11 November 2015
11 November 2015 cabang di Myanmar dan juga Korea. Untuk membuka cabang di Korea, perseroan telah memperoleh lisensi dan juga mendapat persetujuan melakukan bisnis di Myanmar. Bank Negara Indonesia (BBNI) mempertahankan kontribusi kredit dari bisnis internasional sebesar 5% terhadap total kredit. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan rasio NPL di bisnis internasional sebesar 0%. Dari sisi margin, bisnis di luar negeri tidak menghasilkan margin tinggi karena risiko di negara lain jauh lebih rendah dibanding Indonesia. Bank Mandiri (BMRI) memperkirakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan lebih rendah dibandingkan tahun ini. Perseroan hanya akan menyiapkan dana sekitar Rp1,7 triliun. Nilai capex tahun depan terdiri dari capex IT senilai US$100 juta dan capex non IT Rp400 miliar. Untuk kebutuhan IT, BMRI akan mengalokasikan dana capex untuk pengembangan ATM, EDC, dan lainnya. Tahun ini, anggaran capex BMRI berkisar Rp3,5 triliun. Namun, penyerapan anggaran capex Bank Mandiri hingga September lalu baru berkisar 50%. Aksi tambah modal Bank Tabungan Negara (BBTN) untuk melancarkan peran perseroan sebagai motor utama penggerak program satu juta rumah tidak kunjung membuahkan hasil. Langkah tersebut masih terganjal kendati berbagai pihak telah menyatakan persetujuannya. Langkah yang tengah disiapkan yakni dengan mengubah perhitungan dana Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BLU Kementerian PUPR). Perubahan perhitungan dari dana giro menjadi pinjaman subordinasi tersebut tinggal dilakukan dengan menandatangani pembaruan perjanjian penempatan dana. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO) optimistis akan kembali mencatatkan kinerja positif ke depannya seiring dengan fokus pemerintah terhadap pengembangan infrastruktur di bidang pertanian seperti pembangunan waduk dan irigasi. Perseroan akan mendapatkan manfaat dari pembangunan infrastruktur di sektor pertanian. Penyaluran kredit perseroan untuk sektor pertanian mencapai sebesar Rp2,195 triliun, atau sekitar 39,02 persen dari total kredit yang disalurkan perseroan periode September 2015. Pada periode itu, penyaluran kredit di sektor perdagangan juga memberi kontribusi yang cukup baik sebesar 17,07% senilai Rp960,636 miliar.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) berencana melakukan revaluasi aset dan rights issue untuk menambah permodalan. Dengan aksi korporasi tersebut, perseroan berharap CAR mencapai 18-19%. Nilai rights issue yang akan diterbitkan BJBR dikabarkan mencapai Rp 1,5 triliun dan dilakukan tahun depan. Selain itu, perseroan menargetkan kredit tumbuh 13-14% pada tahun depan. Kresna Graha Investana (KREN) melalui anak usahanya telah sepakat untuk melakukan investasi penyertaan saham sampai dengan sekitar 5 persen pada Vickers Capital Group. Perseroan optimistis bahwa investasi di VCG ini dapat menciptakan nilai investasi jangka pendek maupun panjang bagi para pemegang saham dengan membangun portofolio perusahaan-perusahaan yang mempunyai pertumbuhan tinggi dan stabil. Perseroan percaya investasi ini akan memberikan kontribusi dan/atau pengaruh yang positif secara signifikan terhadap perkembangan Perseroan sebagai perusahaan holding investasi di masa yang akan datang. Global Mediacom (BMTR) akan menggelontarkan belanja modal pada 2016 yang besarannya lebih kecil dari belanja modal tahun ini. Lebih kecilnya alokasi capex tersebut disebabkan perseroan tidak perlu lagi menggelontarkan dana untuk membangun studio pada tahun depan. XL Axiata (EXCL) memperluas wilayah layanan 4G Long Term Evolution (LTE) sejalan dengan selesainya proses penataan ulang kembali atau refarming frekuensi 1.800 Mhz di wilayah Bandung dan sekitarnya. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) berencana memperbesar kontribusi ekspor hingga 10% terhadap total penjualan bersih. Sejauh ini, Sido Muncul telah menjual produk di beberapa negara di Asia, Australia, Amerika, Eropa, dan Afrika. Beberapa negara yang menjadi pasar Sido Muncul, a.l. Malaysia, Korea Selatan, Qatar, Nigeria, Suriname, dan Amerika Serikat. Saat ini kontribusi ekspor baru 2% terhadap penjualan bersih Rp1,65 triliun sepanjang Januari-September 2015. Perseroan akan mempertajam pasar ekspor yang sudah ada ketimbang mencari pasar baru. Pasalnya, saat ini penjualan di negara tujuan masih dilakukan oleh distributor setempat.
Bank Victoria International (BVIC) menargetkan untuk dapat naik kelas ke kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) III dalam jangka waktu tiga tahun ke depan. Saat ini perseroan masuk ke kelas BUKU II dengan modal inti senilai Rp2,13 triliun per September 2015.
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) mengalokasikan Rp200 miliar untuk belanja modal (capital expenditure/capex) 2016. Alokasi itu merupakan sisa dana hasil penawaran umum saham perdana yang dilakukan Desember 2013. Dari angka tersebut, sebesar Rp176 miliar di antaranya akan digunakan untuk perluasan fasilitas produksi Sido Muncul dengan menambah 10 jalur mesin baru. Sementara itu, Rp48 miliar akan digunakan untuk penambahan armada distribusi anak usaha PT Muncul Mekar. Sisanya Rp11 miliar digunakan untuk pembangunan teknologi informasi. Khusus tahun ini, perseroan membelanjakan modal Rp175 miliar. Dana itu digunakan a.l. untuk perluasan pabrik ekstraksi PT Semarang Herbal Indo Plant (SHI), anak usaha perseroan, sehingga kapasitas produksi menjadi tiga kali lipat dari kapasitas saat ini 3.750 kg per hari. Proyek itu akan selesai awal 2016. Hasil SHI mencakup ekstraksi daun, bunga, kulit tanaman, akar, benih, dan buah, untuk memasok produk makanan, minuman, farmasi, nutraceutical, kosmetik, dan pertanian.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM) menargetkan naik kelas ke kelompok bank umum kegiatan usaha III pada kuartal III/2015. Rencana ini telah dipetakan oleh manajemen perseroan di tengah perlambatan ekonomi.
Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul (SIDO) melalui anak usahanya PT Semarang Herbal Indo, tengah membangun pabrik ekstraksi. Pabrik ini didirikan guna meningkatkan kapasitas produksi perseroan sebesar dua kali lipat. Saat ini kapasitas
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO) menargetkan laba bersih hingga akhir tahun ini sebesar Rp 65 miliar, tumbuh tipis dibandingkan laba akhir 2014 sebesar Rp 62 miliar. Perseroan memperbesar pencadangan guna mengantisipasi kondisi ekonomi yang masih menunjukkan ketidakpastian. Hingga saat ini, rasio pencadangan terhadap NPL mencapai 104% dan akan kembali ditingkatkan hingga di kisaran 110% pada akhir tahun ini. Hingga akhir tahun ini, penyalurean kredit AGRO akan tumbuh sekitar 28% yoY menjadi sekitar Rp 6 triliun.
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
4
11 November 2015
11 November 2015 produksi ekstraksinya sebesar 85 juta sachet per bulan. Dengan adanya pabrik ini maka kapasitas pabrik perseroan akan menjadi sebesar 255 juta per bulan. Pabrik tersebut akan selesai pada awal tahun mendatang sehingga, kapasitas pabrik perseroan meningkat dua kali lipat dari sekarang. Untuk melakukan pembangunan pabrik ini perseroan akan menginvestasikan dana sebesar Rp 175 miliar. Dana tersebut berasal dari dana hasil penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yang dilaksanakan pada tahun 2013 lalu. Dalam IPO tersebut perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp 870 miliar. Sisa dana IPO yang digunakan untuk belanja modal Rp 235 miliar dimana Rp 175 untuk ekspansi fasilitas produksi Sido Muncul, Rp 48 miliar untuk penambahan armada distribusi Muncul Sekar dan Rp 11 miliar untuk pembangunan teknologi informasi.
pekerjaan perencanaan dan pengawasan dikenakan pajak 6%.
Lautan Luas (LTLS) menganggarkan dana Rp250 miliar- Rp300 miliar untuk belanja modal tahun depan, sebagai pendukung berbagai rencana ekspansi perusahaan. Perseroan berencana membangun pabrik sweetener (pemanis) berkapasitas 100.000 metrik ton per tahun di Cikande, Tangerang. Pabrik ini bakal dibangun pada awal atau pertengahan tahun depan, dan dijadwalkan rampung pada 2018. Perseroan juga berniat meningkatkan kapasitas pabrik krimer di Mojokerto, Jawa Timur dari 21.600 metrik ton per tahun menjadi 61.600 metrik ton per tahun. Selain itu, ada pembangunan pusat distribusi di Semper, Jakarta Utara yang direncanakan kelar akhir 2016. Lautan Luas (LTLS) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% pada 2016, lebih tinggi dibandingkan proyeksi kinerja tahun ini antara 10%-15%. Perseroan memperkirakan kondisi ekonomi 2106 lebih baik yang didukung oleh paket kebijakan dari pemerintah. Steel Pipe Industry (ISSP) menargetkan penjualan pada 2016 tumbuh 20% dibandingkan dengan tahun ini. Target optimis tersebut sering dengan proyeksi akan cerahnya sektor konstruksi di tahun depan. Perseroan juga akan mengganggarkan capex sebesar US$40 juta pada 2016 yang akan digunakan untuk pengembangan pabrik dan peningkatan kapasitas gudang. Perusahaan barang konsumsi, Kino Indonesia, menawarkan 228,57 juta lembar saham (16% dari modal ditempatkan dan disetor penuh) pada harga penawaran Rp3.750-Rp5.225/lembar saham dalam penawaran umum perdana (IPO). Dengan demikian perseroan menargetkan dapat memperoleh dana segar senilai maksimum Rp1,26 triliun. Adapun sekitar 27% dana hasil IPO akan digunakan untuk mengakuisisi perusahaan sejenis. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan pemerintah memiliki rencana untuk menurunkan pajak penghasilan (PPh) final di sektor jasa konstruksi. Hal itu dilakukan untuk mendorong penyerapan tenaga kerja sebagai bagian dari upaya menggenjot perekonomian Indonesia. Darmin mengungkapkan sektor konstruksi adalah sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja harian. Berdasarkan catatannya, sekitar 90% pekerja di sektor konstruksi perkotaan merupakan buruh harian yang juga bekerja di sektor pertanian. Sebagai informasi, berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 51 tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha Jasa Konstruksi yang telah diubah oleh PP Nomor 40 Tahun 2009, pajak penghasilan atas penghasilan jasa konstruksi merupakan pajak final. Dengan rincian, bagi kontraktor yang memiliki kualifikasi usaha maka besaran pajak final ada di kisaran 2–4 persen. Sementara bagi yang tidak memiliki kualifikasi usaha maka untuk pekerjaan konstruksi dikenakan PPh 2% dan untuk DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
5
11 November 2015 COMMODITIES
DUAL LISTING
Description
Price (USD)
Crude Oil (US$)/Barrel Natural Gas (US$)/mmBtu Gold (US$)/Ounce Nickel (US$)/MT Tin (US$)/MT Coal (NEWC) (US$)/MT* Coal (RB) (US$)/MT* CPO (ROTH) (US$)/MT CPO (MYR)/MT Rubber (MYR/Kg) Pulp (BHKP) (US$)/per ton
Change
43,69 2,33 1090,45 9580,00 14575,00 52,15 52,20 627,50 2147,50 628,50 806,32
-0,52 0,01 0,81 -50,00 -65,00 -10,25 -11,16 2,50 -29,50 -0,50 -2,27
Description
Price (USD)
TLKM (US) ANTM (GR)
Price (IDR)
39 0,01
13.429 205
Change (IDR) -177 15
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION Country USA USA ENGLAND CHINA CHINA HONG KONG INDONESIA JAPAN MALAYSIA SINGAPORE
Indices DOW JONES INDUS. NASDAQ COMPOSITE FTSE 100 INDEX SHANGHAI SE A SH SHENZHEN SE A SH HANG SENG INDEX JAKARTA COMPOSITE NIKKEI 225 KLCI STRAITS TIMES INDEX
Price 17758,21 5083,25 6275,28 3812,72 2312,14 22401,70 4451,05 19671,26 1686,11 2997,72
Change %Day %YTD 0,16 -0,36 -0,24 7,33 -0,32 -4,43 -0,18 12,49 0,82 56,39 -1,43 -5,10 -1,08 -14,84 0,15 12,72 0,02 -4,27 -0,42 -10,92
FOREIGN EXCHANGE Description USD/IDR EUR/IDR JPY/IDR SGD/IDR AUD/IDR GBP/IDR CNY/IDR MYR/IDR KRW/IDR
PBV (X) 2014E 2015F 3,05 2,90 3,64 3,34 1,76 1,71 1,81 1,65 3,62 3,23 1,18 1,11 2,32 2,09 1,67 1,57 1,82 1,72 1,16 1,11
Market Cap (USD Bn) 5.379,8 8.021,7 1.627,0 4.713,8 2.788,3 1.780,1 347,3 2.947,5 227,0 289,5
FOREIGN EXCHANGE Rate (IDR) 13.619,25 14.627,48 110,65 9.584,47 9.593,20 20.620,36 2.140,70 3.107,64 11,77
Change -24,75 -10,61 0,18 2,95 -13,04 68,28 0,00 -10,19 -0,01
CENTRAL BANK RATE Description FED Rate (%) BI Rate (%) ECB Rate (%) BOJ Rate (%) BOE Rate (%) PBOC Rate (%)
PER (X) 2014E 2015F 16,08 15,12 22,81 19,50 15,59 14,58 15,52 13,90 31,63 22,79 11,24 10,61 15,79 13,74 18,79 17,15 16,38 15,05 13,03 12,35
Description 1000 IDR/ USD EUR / USD JPY / USD SGD / USD AUD / USD GBP / USD CNY / USD MYR / USD 100 KRW / USD
Rate (USD) 0,07 1,07 0,01 0,70 0,70 1,51 0,16 0,23 0,09
Change 0,0001 0,0016 0,0000 0,0006 0,0012 0,0022 0,0000 -0,0003 0,0000
INTERBANK LENDING RATE Country US Indonesia Euro Japan England China
Rate (%) 0.25 7.50 0.05 0.10 0.50 4.35
Description JIBOR (IDR) LIBOR (GBP) SIBOR (USD) D TIBOR (YEN) Z TIBOR (YEN) SHIBOR (RENMINBI)
Country Indonesia England Singapore Japan Japan China
Rate (%) 8.24 0.51 0.17 0.13 0.13 2.71
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
6
11 November 2015 INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
October-15
Description Inflation YTD % Inflation YOY % Inflation MOM % Foreign Reserve (USD) GDP (IDR Bn)
Description SBI (9M) SBIS (9M) SBI (12M) SBIS (12M)
September-15
2.16 6.25 -0.08 100.70 Bn 2,866,909.10
2.24 6.83 -0.05 101.72 Bn 2,728,847.00
Rate (%) 7.10 7.10 7.15 7.15
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date 12 Nov 12 Nov 13 Nov 13 Nov 13 Nov 13 Nov 13 Nov 13 Nov 16 Nov 16 Nov 16 Nov 16 Nov
Agenda US Initial Jobless Claims US Continuing Claims Indonesia BoP Current Account Balance US Monthly Budget Statement US Retail Sales Advance MoM US Business Inventories US PPI MoM US PPI YoY Indonesia Exports YoY Indonesia Imports YoY Indonesia Trade Balance US Empire Manufacturing
Expectation Turun menjadi 270 ribu dari 276 ribu Naik menjadi 2165 ribu dari 2163 ribu -Sekitar -$130.0 Bn Naik menjadi 0.3% dari 0.1% Naik menjadi 0.1% dari 0.0% Naik menjadi 0.1% dari -0.5% Turun menjadi -1.2% dari -1.1% ---Naik menjadi -5.00 dari -11.36
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS Stock HMSP IJ ASII IJ ACES IJ ISAT IJ SCMA IJ MIKA IJ EXCL IJ CTRA IJ SMAR IJ PPRO IJ
LAGGING MOVERS Price
Change (%)
100575 6500 760 4795 3200 2695 3145 1245 4900 200
Index pt
2.86 1.17 12.59 5.38 2.89 2.67 3.62 4.62 4.81 29.03
Stock
3.32 3.10 1.49 1.36 1.34 1.04 0.96 0.86 0.66 0.65
Price
UNVR BMRI BBCA TLKM KLBF TOWR BBRI CPIN PGAS ICBP
IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ IJ
Change (%)
35400 8400 12925 2695 1370 4050 10450 2450 2700 12525
Index pt
-3.54 -3.45 -1.52 -1.28 -4.86 -6.90 -1.18 -6.84 -3.91 -2.91
-10.12 -7.07 -4.98 -3.60 -3.35 -3.12 -3.12 -3.01 -2.72 -2.23
UPCOMING IPO'S Company Kino Indonesia Gelombang Seismic Indonesia
Issued Shares (Mn) 228.57
Offering Date
Listing
Underwriter
Consumer
IPO Price (IDR) 3750-5225
02-04 Dec 2015
09 Dec 2015
Trade & Service
130-170
150.00
TBA
TBA
Indo Premier, Credit Suisse Deutsche Securities Panca Global Securities
Business
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
7
11 November 2015 11 November 2015 DIVIDEND Stock
DPS (IDR) 55.00 40.00
BBCA EMTK
Status Cash Dividend Cash Dividend
CUM Date 12 Nov-15 13 Nov-15
Ratio 4:1 100:154 81:8 1000:256 32:15 TBA 1:10 1:10 5:1
EXC. Price (IDR) 1200.00 100.00 102.00 200-225 100.00 100.00 ----
EX Date 13 Nov-15 16 Nov-15
Recording 17 Nov-15 18 Nov-15
Payment 09 Dec-15 04 Dec-15
CORPORATE ACTIONS Stock MAIN MCOR BACA BEKS GSMF AGRS DEFI TIRA TRAM
Action Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Rights Issue Stock Split Stock Split Reverse Stock
CUM Date 06 Nov-15 20 Nov-15 24 Nov-15 07 Dec’15 15 Dec’15 15 Dec’15 ----
EX Date 09 Nov-15 23 Nov-15 25 Nov-15 08 Dec’15 16 Dec’15 16 Dec’15 TBA TBA TBA
Trading Period 13 Nov – 19 Nov’15 27 Nov – 03 Dec’15 01 Dec – 07 Dec’15 14 Dec – 21 Dec’15 22 Dec – 30 Dec’15 22 Dec – 30 Dec’15 TBA TBA TBA
GENERAL MEETING Emiten PICO MCOR MYRX ASII OKAS PSAB UNSP GEMS BLTA BIPI CNKO INDR TOWR SMMA VINS MDKA BBNP GDST JPRS BTON KREN MERK WINS SOBI MEDC RAJA SONA BEKS BBHI BNII SAFE BBRI AISA TBLA BSWD GMCW BAJA
AGM/EGM RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPST/LB RUPST/LB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB RUPSLB
Date
Agenda
11-Nov-15 13-Nov-15 16-Nov-15 16-Nov-15 16-Nov-15 16-Nov-15 17-Nov-15 17-Nov-15 17-Nov-15 19-Nov-15 19-Nov-15 20-Nov-15 20-Nov-15 20-Nov-15 20-Nov-15 23-Nov-15 23-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 24-Nov-15 25-Nov-15 25-Nov-15 30-Nov-15 30-Nov-15 01-Dec-15 01-Dec-15 02-Dec-15 02-Dec-15 03-Dec-15 03-Dec-15 03-Dec-15 04-Dec-15 04-Dec-15
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
8
2015 11 November 11 November 2015
BBTN
TRADING BUY
S1
R1
1095
1140
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
NICK MA Swing System - BBTN - Daily - 10/11/2015 Op-1100 Hi-1130 Lo-1085 Cl-1120 Vol= 7,935,900.000
S2
1050
Closing Price
R2
1,320.0
1185 1,260.0 7,935,900 1,226.62 1,215 1,200.0 1,167.5
1120
1,161.88 1,155 1,148 1,140.0
• MACD line dan signal line indikasi positif
1,120 1,120 1,120 1,080.0 1,117.4 1,108.38 1,105 1,097.5 1,020.0
• Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
960.0
• RSI berada dalam area neutral
Jun Jul August BBTN - Stochastic %D(5,3,3) = 16.04, Stochastic %K = 10.49, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
September
October
November 90.0 80.0 80 70.0 60.0 50.0 40.0 20 30.0 16.0386 20.0 16.0386 10.0 10.4895 0.0 10.4895 18.0 12.0 6.0 0.0 -5.44627 -6.0 -8.23484 -12.0 -18.0 -24.0
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi
• Trading range Rp 1110-Rp 1140
BBTN - MACD (6,9) = -8.23, Signal() = -5.45
• Entry Rp 1120, take Profit Rp 1140
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 25.88 -8.2 -51.4 1168 1148
ADHI
TRADING BUY
S1
R1
2135
Sinyal BBTN - TSI(3,5,3) = -51.41
Positif Positif Positif Negatif Negatif
2280
60.0 40.0 20.0 0.0 0.00000 -20.0 -40.0 -39.6474 -51.4093 -60.0 Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
NICK MA Swing System - ADHI - Daily - 10/11/2015 Op-2140 Hi-2250 Lo-2105 Cl-2225 Vol= 33,774,000.000
S2
1990
Closing Price
R2
2425
33,774,000 2,600 2,402.88 2,345 2,277.64 2,400 2,246.88
2225
2,239 2,233.5 2,225 2,200 2,225 2,225 2,160 2,155 2,000 2,130 2,064.12
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif Ulasan
1,800
• Candle chart indikasi potensi rebound
1,600
• RSI berada dalam area neutral
Jun Jul August ADHI - Stochastic %D(5,3,3) = 40.71, Stochastic %K = 31.55, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
September
October
November 100.0 80.0 80
• Harga berada dalam area lower band Prediksi
60.0 40.7075 40.7075 40.0 31.5461 20.0 31.5461 20 0.0
• Trading range Rp 2225-Rp 2280
ADHI - MACD (6,9) = -4.81, Signal() = -1.75 60.0 40.0 20.0 -1.75054
• Entry Rp 2215, take Profit Rp 2280
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 46.61 -4.8 -22.3 2234 2239
Sinyal Positif Positif Positif Negatif Negatif
0.0 -4.81415 -20.0 -40.0 -60.0 ADHI - TSI(3,5,3) = -22.34 80.0 60.0 40.0 20.0 0.00000 0.0 -16.4174 -20.0 -22.3388 -40.0 -60.0 -80.0 -100.0 Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2015 11 November 11 November 2015
WSKT
TRADING BUY
S1
1645
R1
1720
Trend Grafik
S2
1575
R2
1785
NICK MA Swing System - WSKT - Daily - 10/11/2015 Op-1645 Hi-1705 Lo-1635 Cl-1685 Vol= 24,306,800.000
Closing Price
Major
Up
Minor
Down 2,000
1,900 24,306,800 1,757.95 1,755 1,800 1,689 1,686.88 1,685 1,685 1,700 1,685 1,676.19 1,668.5 1,600 1,660 1,645 1,605 1,579.05 1,500
1685 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
1,400
• RSI berada dalam area neutral
Jun Jul August WSKT - Stochastic %D(5,3,3) = 49.14, Stochastic %K = 39.55, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
September
October
November 90.0 80.0 80 70.0 49.1414 60.0 49.1414 50.0 40.0 39.5455 30.0 39.5455 20.0 20 10.0
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi
• Trading range Rp 1685-Rp 1720
WSKT - MACD (6,9) = 1.05, Signal() = 2.30 30.0
• Entry Rp 1675, take Profit Rp 1720
20.0 10.0 2.30347 1.05227 0.0 -10.0
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 56.58 1.1 -5.1 1669 1689
PWON
TRADING BUY
S1
426
R1
455
S2
397
R2
481
Closing Price
Sinyal Positif Positif Positif Negatif Negatif
-20.0 WSKT - TSI(3,5,3) = -5.09 60.0 40.0 20.0 0.00000 -0.244851 0.0 -5.09318 -20.0 -40.0 -60.0 Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
NICK MA Swing System - PWON - Daily - 10/11/2015 Op-420 Hi-443 Lo-417 Cl-435 Vol= 72,215,400.000
520.0 72,215,400 476.636 468 480.0 454 444.6 440.625 440.475 440.0 435 435 435 425.7 400.0 408 396.5
435 • MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif
374.764 360.0
Ulasan
• Candle chart indikasi sinyal positif 320.0
• RSI berada dalam area neutral
Jun Jul August PWON - Stochastic %D(5,3,3) = 58.00, Stochastic %K = 40.05, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi
September
October
November 90.0 80 80.0 70.0 58.0019 60.0 58.0019 50.0 40.0 40.0497 30.0 40.0497 20.0 20 10.0
• Trading range Rp 435-Rp 455
0.0 PWON - MACD (6,9) = 1.10, Signal() = 2.28 8.0
• Entry Rp 433, take Profit Rp 455
4.0 2.28014 1.09939 0.0 -4.0
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 58.0 1.1 -7.8 440 444
Sinyal Positif Positif Positif Negatif Negatif
-8.0 PWON - TSI(3,5,3) = -7.83
80.0 60.0 40.0 20.0 6.19249 0.00000 0.0 -7.82725 -20.0 -40.0 -60.0 -80.0
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
2015 11 November 11 November 2015
SSIA
TRADING BUY
S1
635
R1
685
S2
585
R2
735
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
NICK MA Swing System - SSIA - Daily - 10/11/2015 Op-590 Hi-675 Lo-580 Cl-665 Vol= 56,509,200.000 1,200
Closing Price
665
1,100
56,509,200 1,000 980.325
• MACD line dan signal line indikasi positif
900
795.042 800 780
• Stochastics fast line & slow indikasi positif
752.5 690.5 700 665
• Candle chart indikasi sinyal positif
Ulasan
• RSI mendekati area oversold
Jun Jul August SSIA - Stochastic %D(5,3,3) = 20.39, Stochastic %K = 37.46, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
September
October
November
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi
• Trading range Rp 665-Rp 685
20 18.0 12.0 6.0 0.0
SSIA - MACD (6,9) = -9.27, Signal() = -12.24
• Entry Rp 645, take Profit Rp 685
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 20.4 -9.3 -22.2 695 625
MIKA
TRADING BUY
S1
2660
R1
2730
S2
2590
R2
2800
-6.0 -9.27322 -12.0 -12.2364 -18.0
Sinyal SSIA - TSI(3,5,3) = -22.21
Positif Positif Positif Negatif Positif
665 665 631.875 600 627 620 585.958 580 90.0 80.0 80 70.0 60.0 50.0 37.4635 40.0 37.4635 30.0 20.0 20.3876 10.0 20.3876
80.0 60.0 40.0 20.0 0.0 0.00000 -20.0 -22.212 -40.0 -42.7735 -60.0 -80.0
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
Trend Grafik
Major
Down
Minor
Down
NICK MA Swing System - MIKA - Daily - 10/11/2015 Op-2625 Hi-2700 Lo-2570 Cl-2695 Vol= 42,892,800.000
3,200 3,100
Closing Price
42,892,800 3,000 2,983.05
2695
2,900 2,898.75 2,835 2,800 2,785 2,706.25 2,705 2,700 2,695 2,695 2,600 2,695 2,660 2,500 2,605 2,586.95
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif Ulasan
• Candle chart indikasi sinyal positif
2,400 2,300
• RSI mendekati area oversold Jun Jul August MIKA - Stochastic %D(5,3,3) = 19.62, Stochastic %K = 31.15, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
• Harga berada dalam area lower band
Prediksi
• Trading range Rp 2695-Rp 2730
MIKA - MACD (6,9) = -21.63, Signal() = -23.82
• Entry Rp 2670, take Profit Rp 2730
September
October
November 90.0 80.0 80 70.0 60.0 50.0 31.1501 40.0 31.1501 30.0 20.0 20 10.0 19.6248 40.0 19.6248 30.0 20.0 10.0 0.0
Indikator Stochastics MACD True Strength Index (TSI) Bollinger Band (Mid) MA5
Posisi 19.6 -21.6 -40.8 2790 2660
-10.0 -21.628 -20.0 -23.8158 -30.0
Sinyal MIKA - TSI(3,5,3) = -40.80
Positif Positif Positif Negatif Positif
80.0 60.0 40.0 20.0 0.00000 0.0 -20.0 -40.0 -40.8016 -50.622 -60.0
Created with AmiBroker - adv anced charting and technical analy sis sof tware. http://www.amibroker.com
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.
11 November 2015 11 November 2015 THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Price Entry
Exit
MACD
Indicators Stoc*
MA5*
18700 1365 1290
18700 1365 1290
18450 1390 1325
17675 1300 1205
18450 1345 1265
19225 1390 1325
20000 1435 1385
Negatif Positif Positif
Negatif Positif Positif
Negatif Negatif Negatif
22100 1585 1400
16725 1310 1010
7325 610 1095 2135 342 570
7325 610 1095 2135 342 570
7250 600 1080 2090 331 515
7000 575 1050 2000 310 515
7250 600 1080 2090 331 555
7500 625 1110 2180 352 595
7750 650 1140 2270 373 635
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
7825 710 1315 2700 453.59 740
5350 510 1065 1900 336 585
Basic Industry and Chemicals Trading Buy 920 WTON Trading Sell 9950 SMGR Trading Buy 18100 INTP Trading Sell 1035 SMCB
920 9950 18100 1035
940 9825 18725 1000
850 9450 16875 1000
895 9825 17800 1025
940 10200 18725 1050
985 10575 19650 1075
Positif Negatif Positif Negatif
Positif Negatif Positif Negatif
Negatif Negatif Negatif Negatif
1090 11300 21025 1160
765 8650 16000 965
6500 585
6500 585
6625 550
6075 550
6350 575
6625 600
6900 625
Positif Negatif
Positif Negatif
Negatif Negatif
6875 690
4975 478
5375 46400 35400 1370
5375 46400 35400 1370
5300 46025 34975 1355
5050 44925 33675 1305
5300 46025 34975 1355
5550 47125 36275 1405
5800 48225 37575 1455
Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif Negatif
6425 48450 40000 1610
4960 39500 35350 1250
Property, Real Estate and Building Construction Trading Buy 1640 1640 BSDE Trading Buy 3675 3675 PTPP Trading Buy 2755 2755 WIKA Trading Buy 2225 2225 ADHI Trading Buy 1685 1685 WSKT
1685 3735 2805 2280 1715
1505 3515 2595 1990 1575
1595 3625 2700 2135 1645
1685 3735 2805 2280 1715
1775 3845 2910 2425 1785
Positif Positif Positif Positif Positif
Positif Positif Positif Positif Positif
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
1795 3930 3150 2410 1770
1235 3350 2485 1841 1525
Infrastructure, Utilities and Transportation Trading Sell 2700 PGAS Trading Sell 4915 JSMR Trading Sell 4795 ISAT Trading Buy 2695 TLKM
2700 4915 4795 2695
2660 4825 4625 2715
2535 4825 4355 2655
2660 4890 4625 2685
2785 4955 4895 2715
2910 5025 5175 2745
Positif Negatif Negatif Positif
Positif Negatif Negatif Positif
Negatif Negatif Positif Negatif
3160 5625 4575 2830
2530 4680 3600 2485
8400 10450 4830 12925 1120
8400 10450 4830 12925 1120
8300 10625 1915 13150 1140
8000 10025 4595 12500 1050
8300 10325 4755 12825 1095
8600 10625 4915 13150 1140
8900 10925 5075 13475 1185
Positif Positif Negatif Positif Positif
Positif Positif Negatif Positif Positif
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
9650 11700 5375 13775 1230
7150 7975 3800 11300 970
Trade, Services and Investment Trading Sell 17600 UNTR Trading Sell 2085 MPPA
17600 2085
17250 2045
16275 1970
17250 2045
18225 2120
19200 2195
Negatif Negatif
Negatif Negatif
Negatif Negatif
21200 2750
15225 1825
Ticker
Rec
Agriculture Trading Sell AALI Trading Buy LSIP Trading Buy SGRO Mining PTBA ADRO MEDC INCO ANTM TINS
Trading Sell Trading Sell Trading Sell Trading Sell Trading Sell Trading Sell
Miscellaneous Industry Trading Buy ASII Trading Sell GJTL Consumer Goods Industry Trading Sell INDF Trading Sell GGRM Trading Sell UNVR Trading Sell KLBF
Finance BMRI BBRI BBNI BBCA BBTN
Trading Sell Trading Buy Trading Buy Trading Buy Trading Buy
10-11-15
Support S2 S1
Resistance R1 R2
1 Month High Low
DISCLAIMER This report is compiled and contained from sources believed to be reliable, but its accuracy and completeness are not guaranteed. This is not a solicitation to buy or sell of any securities. None of PT. Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in the report or opinions remaining unchanged after the issue thereof.