BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR PERSPEKTIF KONVENSIONAL KELUARGA KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA EKSPLORASI PENYALAHGUNAAN NAPZA DI INDONESIA Oleh : ZUKHRI, S.Sos
Fungsional Pekerja Sosial Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat
I.
Pendahuluan Masalah penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya atau sering
disingkat
peradaban
NAPZA
merupakan
diatas .Semakin
salah
pesatnya
satu
peningkatan
bagian dan
dari
peninggalan
perkembangan
ilmu
teknologi, ilmu kesehatan (Medical Seienc), serta farmakologi untuk membantu manusia
dalam
kesempatan perkembangan
proses
manusia
penyembuhan untuk
dari
penyakit, Semakin
menggunakan
tersebut. Namun seiring
dan
dengan
besar
pula
menyalahgunakan
perkembangan
hasil
peradaban
itu
munculah prilaku masyarakat yang mencoba menyalahgunakan NAPZA tersebut, bukan lagi untuk kebutuhan medis namun sudah menjadi kebutuhan komersil dan kebutuhan biologis semata. Masalah penyalahgunaan, Narkotoka, Psikotropika dan Zat Aditif lain nya di Indonesia dalam beberapa tahun terhakir ini menunjukan peningkatan sangat pesat, baik banyak
kualitas maupun
korban, terutama
produktif .Masalah ini juga korban/penguna, tetapi
kuantitas .Masalah tersebut
kalangan bukan
lebih
muda hanya
luas
lagi
yang
termasuk
berdampak
berdampak
yang
menimbulkan
klasifikasi
negatif
negatif
usia
terhadap
pada
diri
kehidupan
berkeluarga dan masyarakat, perekonomian dan kesehatan nasional, bahkan lebih jauh
lagi mengakibatkan terjadinya biaya Sosial yang tinggi (Social high cost) dan
generasi yang hilang, pemasalahan ini sangat
mempengaruhi keberfungsian fisik,
psikologi maupun Sosial. Masalah yang ditimbulkan penyalahgunaan NAPZA bersifat multidimensi
dengan
meluaskannya
kalangan penyalahgunaan NAPZA
sangat
kompleks dan
angka penularan HIV /AIDS dari
jarum suntik .Sebanyak 3.892 kasus baru HIV
dan 1.673 kasus baru AIDS terjadi di Indonesia
pada kuartal kedua atau
sepanjang April hingga Juni 2012 (data Kementerian Kesehatan). Implikasi
lain dari penyalahgunaan NAPZA
kuantitas pemakaian
yang panjang
ini yakni
korban
mengakibatkan kerusakan sistim saraf
yang akan berujung kepada gangguan kerja
otak sampai
dalam otak
kepada gangguan
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR kejiwaan (psikis), gangguan
pencernaan, gangguan
pernafasan, gangguan
reproduksi, gangguan perkembangan fisik dan lain-lain. Dari daftar diatas hanya menunjukan didapatkan
korban
implikasi
penyalahgunaan NAPZA .Belum
konflik Sosial, dishormonisasi hubungan Interpersonal hukum.
Semua
perbuatan
aspek fisik yang akan
lagi aspek
Sosial seperti
dan ekstra personal , aspek
penyalahgunaan NAPZA
sudah diatur dalam
undang-undang. Sudah sehingga
sedemikian
ditutut
penyalahgunaan masyarakat
peliknya
kepedulian NAPZA
baik
permasalahan
pihak
dalam
penyalahgunaan
memerangi
Pemerintah, pihak
dan keluarga .Sebagaimana
diketahui
dan
NAPZA
memberantas
swasta, organisasi keluarga
ini
Sosial,
merupakan
satuan
terkecil dari masyarakat . II.
Perspektif Konvensional Keluarga Korban Penyalahgunaan NAPZA. Menurut
data BPS dan BNN tahun
2003 di LP dan Rutan bagi napi
kasus NAPZA , Sekitar 84,64% penyalahgunaan NAPZA
mayoritas menggunakan
NAPZA karena ditawarin teman, sehingga timbul rasa penasaran dan ingin cobacoba
kemudian
ketagian .Selain
hal
diatas ,beberapa
hal
dibawah
ini
Yang
dilakukan orang tua merupakan faktor
yang langsung ataupun tidak langsung
menyebabkan
rentan
anak/anggota
keluarga
dalam
penyalahgunaan
NAPZA
kuno/ortodoks,
terlalu
antara lain: Kurang
memberikan
perhatian,
terlalu
mengekang/otoriter, menuntun hal yang kurang realitas, membeda-bedakan
kasih
sayang, memberikan panutan yang negatif membuat aturan yang kurang realitas, takut kepada anak, dan mungkin juga ada orang tua yang suka membandingkan anaknya dengan anak orang lain. Keluarga merupakan satuan terkecil dari masyarkat .Kumpulan dari keluarga ini akan akan
membentuk
membentuk
sebuah komunitas, kemudian
kumpulan dari komunitas
ini
sebuah masyarakat dalam lingkungan tertentu. Korban yang
ketergantungan NAPZA atau dengan kata lain disebut Addiet, hidup dalam sebuah keluarga inti .Pada banyak (addiet) bagaikan hidup
keluarga hidup
dalam keterganguan yang tidak
keluarga dalam keluarga tersebut terduga .Suasana
bersama
dengan pencandu
aktif
ada habisnya, anggota
akan selalu mengantisipasi
hal-hal yang tidak
keluarga yang penuh dengan ketengangan akan memberikan
tekanan, kebuntuan dan keributan menimbulkan ketergan tungan (Code Cendent). Keharmonisan
dan
kebahagian keluarga akan terganggu bahkan pada kasus-
kasus tertentu mengakibatkan kehancuran .
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR Bila salah satu
anggota masyarakat terbelanggu jeratan lingkaran setan
narkotika, psikotropika dan keluarga
ikut
zat Aditif lainnya ,(NAPZA) maka
seluruh
terkena dampaknya (menderita) .Reaksi umum
anggota
anggota keluarga
biasanya binggung , panik, kecewa, marah, merasa bersalah, merasa malu, saling curiga, saling
menyalahkan, putus
asa .Kondisi
“KACAU”
ini
sering
dijadikan
pecandu, dijadikan pembenaran untuk melanjutkan gaya hidup adiksinya(Addiet’s life style) Pada awalnya bahwa
salah satu
mengetahui
akan
anggota
keluarga akan sanggat
dari
anggota
hal
tersebut, pada
sulit menerima kenyataan
keluarga nya menjadi
pencandu
banyaknya keluarga
setelah
mereka
akan
menyembunyikannya dengan ekspektasi korban akan sembuh sebelum diketahui oleh banyak
orang .Perspektif keluarga seperti
ini karena
menganggap korban
membuat aib bagi keluarga ketika ekspelitasi diawal tadi meleset atau tidak terjadi
akan
muncul
sikap
penolakan (Deniel) memaksa
keluarga
untuk
mengizinkan korban untuk memakai di dalam rumah atau bahkan membelikan drugs kembali untuk memberikannya kepada pencandu akibat keluarga
melihat
tambahan dampak
dari
penderita yang drugs
emosional
dialami
tersebut
yang
bagi
sangat
korban
tubuh
menganggu
akibat
gejala dari
korban .Tanpa didalam
ketidaktahanan toleransi
disadari
seperti
rasa
terdapat bersalah,
murung, bingung, panik, marah, malu dan sebagainya. Kemudian barulah keluarga berjuang untuk membawa sipencandu menjelajah dari satu detoksifikasi satu ke detoksifikasi yang pesantren, sense, dukun ,bahkan wisata yerusalem
bagi
umat
upaya yang
lain, kerumah sakit,
rohani (ke mekah bagi umat muslim,ke
nasrani) dan sebagainya.sampai
jenuh dan lelah ,semakin bingung
untuk
pada
keluarga
merasa
dan putus asa .Pada kebanyakan keluarga,
keras berusaha hingga menemukan solusi
mendaftarkan
anaknya
untuk menjalani rehabilitasi Sosial, medis atau gabungan dari keduanya .Usaha preventif
ini
harusnya
sudah
dilakukan
keluarga
diawal
tadi
atau
jauh
mengetahui bahwa ada anggota keluarga yang menjadi pencandu, yaitu dengan membawa si korban untuk
mengikuti
ke tempat rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan NAPZA
rehabilitasi
Sosial ,rehabilitasi medis atau gabungan ke duanya
.Untuk memutus zat atau melepaskan korban dari masa with diawal dan membantu proses
pemulihan
mendapatkan
si korban
dari
ketergantungan
NAPZA
dengan
terus
dukungan dari keluarga, Perkerja Sosial, konselor, paramedis serta
teman-teman dalam program Rehabilitasi. Salah satu tempat rehabilitasi bagi pecandu narkoba adalah Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara. Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR adalah salah satu unit pelaksanaan Teknis Kementerian Sosial Republik Indonesia di
bawah
regional
Direktorat
Jenderal
Rehabilitasi Sosial
dengan
wilayah
pelayanan
terbatas,meliputi Sumatera Utara ,Aceh, Sumatera Barat dan Kepulauan
Riau .Berlokasi di jalan Williem Iskandar No.377 Medan,panti ini memiliki fasilitas pelayanan dan rehabilitas Sosial bagi penyandag disabilatas tubuh potensial berupa sarana dan prasarana pengasramaan, pendidikan , penunjang, keterampilan, serta fisioterapi. Panti Sosial melaksanakan
Bina
Daksa
“Bahagia”Sumatera
perlindungan,advokasi,pelayanan
dan
Utara
rehabilitasi
memiliki
tugas
Sosial,pemberian
informasi rujukan,koordinasi,dan kerja sama dengan instansi lain bai penyandang disabilitas
tubuh
agar
mereka
mampu
berperan
aktif
dalam
kehidupan
bermasyarakat. Program Kegiatan Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera Utara meliputi : 1. Program pokok a) Pembinan fisik b) pembinan mental/psikologis. c) Pembinan mental Spiritual/agama. d) Pembinaan Sosial 2. Program utama a) Pelatihan keterampilan penjahitan b) Pelatihan keterampilan elektronika. c) Pelatihan keterampilan otomotif. d) Pelatihan keterampilan service telefon seluler. 3. Program penunjang. a) Komputer. b) Kerajinan tangan. c) Seni musik.
BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR III. PENUTUP Seiring dengan perkembangan zaman di era moderenisasi, saat ini prilaku masyarakat mulai dari anak-anak sampai dewasa semakin besar keinggin tahuan nya mencoba kesempatan untuk menggunakan dan menyalah gunakan hasil perkembangan tersebut. NAPZA, bukan lagi untuk kebutuhan medis namun sudah menjadi kebutuhan komersil, dan kebutuhan biologi semata. Panti Sosial Bina Daksa “Bahagia” Sumatera utara adalah unit pelaksanaan tek nis yang memiliki fasilitas pelanyanan dan rehabulitasi sosial bagi penyandang disabilitas tubuh potensial berupa sarana dan prasarana, pengasramaan, pendidikan, penunjang keterampilan,serta fisioterapi. Selama di panti clien diberi perlindungan,advokasi,pelayanan dan rehabilitasi sosial, pemberian informasi rujukan ,koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain bagi peyandang disabilitas tubuh agar mereka mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.