BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR PROFESIONALISME PROFESI GURU DAN MENJADI GURU PROFESIONAL Oleh :
Andriane Jamrah,S,Pd,M.Pd
Staf Pada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar
I.
PENDAHULUAN Dalam proses pendidikan, terdapat dua komponen utama, yaitu pendidik dan anak didik. Pendidik dalam proses pendidikan formal disebut guru. Tanpa guru, pendidikan akan berjalan timpang, karena guru merupakan orang kunci (key person) dalam proses pelaksanaan pendidikan. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh peranan guru dalam proses pelaksanaan pendidikan. Oleh sebab itu, guru harus selalu berkembang dan dikembangkan, agar perolehan subyek didik terhadap pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai dapat maksimal. Tujuan akhir pendidikan adalah terbentuknya kepribadian subyek didik secara utuh lahir dan batin, fisik dan mental, jasmani dan rohani. Guru sebagai profesi di bidang kependidikan memerlukan persyaratan khusus yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan tugas yang sesungguhnya. Sebagai profesi, semestinya tidak semua orang dapat mengembannya. Agar guru tidak selalu tertinggal jaman, maka guru harus selalu mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya secara kontinyu. Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki
tugas
dan
peran
bukan
hanya
memberikan
informasi-informasi
ilmu
pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia itu menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik sebagai individu maupun sebagai profesional. Guru sebagai profesi wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang sehat jasmani dan rohani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta memiliki sertifikat profesi. Kompetensi guru
sebagai
agen
pembelajaran
meliputi
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru yang ditempuh sekurang-kurangnya 36 sks. Ke depan guru yang belum memiliki kompetensi dan sertifikat sebagai guru profesional tidak memiliki hak untuk menduduki profesi guru. Bagi para guru yang sekarang telah melaksanakan tugasnya, tentu saja perlu memperoleh sertifikat guru yang dikeluarkan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pendidikan tenaga kependidikan yang terakreditasi atau lembaga pendidikan lain yang ditunjuk oleh Pemerintah.
II. PEMBAHASAN A. Profesional Profesi Guru Sebagai suatu profesi, guru harus berkembang sesuai dengan persyaratannya sebagai profesi. Karena profesi guru memberikan layanan kepada masyarakat dan anak didik, maka diperlukan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap serta kemampuan yang selalu berkembang. Prinsip profesional profesi guru mencakup: 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme; 2. Memiliki kualifikasi pendidikan dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas; 3. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; 4. Memiliki ikatan kesejawatan dan kode etik profesi; 5. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas kepriofesionalan; 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; 7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesi secara berkelanjutan 8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; 9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan keprofesian. Profesi guru sama kedudukannya dengan profesi-profesi lainnya. Oleh karenanya, guru memiliki hak dan memiliki kewajiban yang seimbang sebagai suatu profesi. Adapun hak-hak yang dimiliki oleh guru antara lain: 1. Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai 2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja 3. Memperoleh perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual; 4. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;
5. Memperoleh
dan memanfaatkan sarana
dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan; 6. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, peraturan perundangan, serta kode etik guru. 7. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas; 8. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi; 9. Memeroleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas serta kemampuan profesional guru. 10. Memperoleh pelatihan, penataran dalam bidangnya paling sedikit 40 jam dalam 1 tahun, dan Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memfasilitasinya; 11. Memperoleh cuti besar khusus. Di samping hak yang melekat pada diri guru, ada kewajiban yang dituntut kepada guru dalam menjalankan tugasnya: 1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. 2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, dan ketaqwaan peserta didik. 3. Memberi teladan dan mencaga citra lembaga, profesi, dan keduidukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan. 4. merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran, serta memberikan umpan balik. 5. Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 6. Memperbarui
sertifikat
kewenangan
mengajarsecara
berkala
melalui
uji
kompetensi sesuai peraturan yang berlaku. 7. Bertindak obyektif dan tidak deskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, kondisi fisik tertentu, atau latar belakang sosioekonomi peserta didik dalam pembelajaran. 8. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru serta nilai-nilai agama dan etika. 9. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa. 10. Memelihara dan membina hubungan baik sesama gurudan orangtua atau wali peserta didik, dan antara guru dengan masyarakat.
B. Menjadi Guru yang Profesional Dalam manajemen sumber daya manusia, menjadi profesional adalah tuntutan jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Ada satu hal penting yang menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja. Profesional berarti ahli, pakar, mumpuni dalam bidang yang digeluti. Menjadi profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Akan tetapi tidak semua Ahli dapat menjadi berkualitas. Karena menjadi berkualitas bukan hanya persoalan ahli, tetapi juga menyangkut persoalan integritas dan personaliti. Dalam perspektif pengembangan sumber daya manusia, menjadi profesional adalah satu kesatuan antara konsep personaliti dan integritas yang dipadupadankan dengan skil atau keahliannya. Profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Profesionalisme guru bukan sekadar pengetahuan
teknologi dan manajemen tetapi lebih merupakan sikap,
pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan. Untuk menjadi guru yang profesional seorang guru haruslah memiliki kemampuan dan keterampilan. Adapun antara lain kemampuan yang harus dimiliki seorang guru itu adalah: 1. Menguasai materi pembelajaran dan kemampuan untuk memilih, menata, dan mengemas materi pelajaran ke dalam cakupan dan kedalaman yang sesuai dengan sasaran kurikuler yang mudah dicerna oleh siswa. 2. Memiliki penguasaan tentang teori dan ketrampilan mengajar. 3. Memiliki pengetahuan tentang masa pertumbuhan dan perkembangan siswa serta memiliki pemahaman tentang bagaimana siswa belajar. Selanjutnya beberapa ketrampilan yang harus dikuasai guru antara lain: 1. Keterampilan Menjelaskan; Ketrampilan menjelaskan ini bertujuan untuk: a) membantu siswa dalam memahami konsep, hukum, prinsip, atau prosedur, b) membantu siswa menjawab pertanyaan, c) melibatkan siswa untuk berpikir, d) mendapatkan balikan dari siswa, dan e) membantu siswa menghayati proses nalar. Ketrampilan menjelaskan terdiri dari: a. Komponen perencanaan, seperti: pokok-pokok materi pelajaran, dan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik siswa. b. Komponen penyajian, seperti: kejelasan bahasa, berbicara, mendefinisikan istilah, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting,
dan balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa saat mengajukan pertanyaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan keterampilan menjelaskan: a) penjelasan diberikan pada awal, tengah, ataupun akhir pembelajaran, b) harus relevan dengan tujuan, c) materi penjelasan harus bermakna, dan d) penjelasan harus sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa.
2. Keterampilan Memberi Penguatan; Keterampilan memberi penguatan baru akan nampak pada saat guru memberikan respon terhadap munculnya tingkah laku siswa yang bernilai positif, sehingga dapat meningkatkan perhatian dan motivasi belajar siswa kearah yang lebih positif. Penguatan dapat diberikan dalam bentuk verbal (kata-kata/pujian), dan non verbal, seperti: gerakan mendekati, mimik dan gerakan badan, sentuhan, dan kegiatan yang menyenangkan siswa (audience). 3. Keterampilan Bertanya; Hampir semua kegiatan proses pembelajaran berlangsung dengan tanya jawab. Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran yang dilaksanakan guru dapat belangsung secara timbal balik, tidak membosankan, sekaligus guru dapat memantau siswanya. Bertanya yang baik diperlukan ketrampilan tersendiri, sehingga pada saat guru bertanya kepada siswa, mereka tidak merasa seolah-olah sedang diadili. Teknik tersebut antara lain: a. Mengubah tuntutan tingkat pengetahuan dalam menjawab pertanyaan b. Memberikan pertanyaan dari yang sederhana ke yang komplek c. Menggunakan pertanyaan pelacak dengan berbagai teknik d. Meningkatkan interaksi dengan cara meminta siswa lain memberikan jawaban atas pertanyaan yang sama. 4. Keterampilan Mengadakan Variasi Pembelajaran; Keterampilan ni harus dimiliki guru dengan tujuan untuk mengadakan variasi guna melakukan perubahan dalam proses kegiatan pembelajaran
yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi rasa jenuh dan bosan selama mengikuti proses pembelajaran. Ketrampilan mengadakan variasi meliputi: a) variasi dalam gaya mengajar, b) variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran, dan c) variasi dalam pola interkasi dan kegiatan 5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran; Kegiatan pembukaan dilakukan guru untuk menciptakan suasana yang dapat menimbulkan kesiapan mental siswa agar termotivasi terhadap pelajaran yang akan diberikan
guru. Kegiatan ini bisa berbentuk appersepsi, pretes, atau tanyajawab terhadap materi yang lalu atau materi yang akan diberikan. Sedangkan kegiatan penutup adalah kegiatan terakhir yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Tujuan dari ketrampilan membuka dan menutup pelajaran adalah: a) menumbuhkan semangat, motivasi, dan perhatian siswa, b) agar siswa menyadari batas-batas tugasnya, c) agar siswa memahami hubungan antar materi yang telah disampaikan guru, dan d) agar siswa menyadari tingkat keberhasilan yang telah dicapainya. Kegiatan membuka pelajaran terdiri dari aspek: a) dapat menarik perhatian siswa, b) dapat menimbulkan motivasi, c)
memberikan acuan, d) membuat kaitan . Sementara
kegiatan menutup pelajaran terdiri dari: a) membuat rangkuman/ringkasan, b) melaksanakan evaluasi akhir pelajaran, c) memberikan tindaklanjut
III.
PENUTUP Pengembangan profesionalisme guru harus dipandang sebagai proses yang terus
menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, imbalan, dll secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang termasuk guru. Menjadi profesional adalah meramu kualitas dengan intergiritas dan menjadi guru pforesional adalah keniscayaan. Profesi guru juga sangat lekat dengan peran yang psikologis, humannis bahkan identik dengan citra kemanusiaan. Karena ibarat sebuah laboratorium, seorang guru seperti ilmuwan yang sedang bereksperimen terhadap nasib anak manusia dan juga suatu bangsa. Semua kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki guru dalam rangka menciptakan dan mempertahankan situasi kelas yang kondusif dan menyenangkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Di samping itu kemampuan dan keterampilan tersebut bermanfaat bagi guru terutama untuk: a) mendorong siswa agar dapat bertanggungjawab baik secara individu /klasikal terhadap perilakunya, b) menyadari kebutuhan siswa, dan c) memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa. Inilah yang disebut dengan profesionalisme guru dan guru yang profesional.