BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR MEMAHAMI DAMPAK PORNOGRAFI PADA DIRI DAN LINGKUNGAN DALAM PENYELESAIAN MASALAH SOSIAL MASYARAKAT Oleh :
Drs. MAWARDI
Pekerja Sosial Pada Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat I. Pendahuluan Perlu kita ketahui bersama, penyandang masalah kesejahteraan sosial yang cukup besar jumlahnya, perlu diperioritaskan untuk segera memperoleh penangan secara komprehensif. Salah satu yang sangat merisaukan kondisi masyarakat saat ini adalah Pesatnya perkembangan peredaran Pornografi yang menimbulkan rentetan kepada permasalahan sosial lainnya, seperti pelecehan seks, pencabulan, tindakan kekerasan seksual terhadap anak dan lain-lain. Data terakhir dari Polda Sumatera Barat yang ditulis Padang Ekspres tanggal 17 November 2015 memberitakan, Sepanjang Januari hingga September 2015 terjadi 827 kasus dan tahun 2014 sebanyak 780 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, mulai dari kekerasan fisik, psikis, seksual, penelantaran hingga perdagangan orang yang dari tahun ke tahun terjadi peningkatan di Sumatera Barat. Khusus kekerasan sekssual paling tinggi terjadi yaitu 469 kasus. Bila ditinjau bentuk kekerasan disebabkan dari Berbagai macam
Pornografi,
berimbas kepada
bentuk kekerasan terhadap perempuan dan pelecehan seks yang
terjadi baik dikalangan orang dewasa maupun dikalangan anak-anak yang marak saat ini akibat dari mengkonsumsi pornografi yang beredar di media massa. Sehingga terjadinya Kekerasan dan pelecehan seksual baik kepada orang dewasa atau terhadap anak dapat terjadi : di rumah, disekolah, dan dimana saja dapat. Hasil penelitian dari : Yayasan Kita dan Buah Hati Jakarta Th. 2014, menyebutkan bahwa Negara kita Indonesia Darurat Pornografi. Dimana hasil penelitian menyimpulkan bahwa : 1. Perkosaan terjadi di 34 Propinsi 2. Kejahatan seksual di sekolah di 25 Provinsi 3. Guru sebagai pelaku kejahatan seksual di 27 Propinsi 4. Siswa SMP dan SMU sebagai pelaku di 26 Propinsi 5. Siswa SD sebagai pelaku di 14 Propinsi 6. Seks suka sama suka di 11 Propinsi 7. Incent di 25 Propinsi. Dan Kejahatan-kejahatan lainnya di Seluruh Indonesia.
Secara defenisi Pornografi adalah ; Gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atu pertunjukan di muka umum, yang membuat kecabulan atau eksplotasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Undang-undang No.44 tahun 2008, pasal 4 ayat 1 berupa Ketentuan Pidana Pasal 29 memberikan sangksi berupa Penjara dan Denda kepada orang-orang atau mereka yang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, engekspor, menawarkan, memperjual belikan, menyewakan, atau menyediakan, pornografi, Pidana Penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 12 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah,- dan paling banyak Rp. 6 ( enam ) Miliar Rupiah. Selanjutnya, Pada Pasal
30, Setiap orang yang menyediakan jasa pornografi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 4 ayat 2 pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dengan/atau denda paling sedikit Dua Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah dan paling banyak 3 Miliar Rupiah. Selanjutnya, pada Pasal 31, Setiap orang yang meminjamkan atau mengunduh Pornografi sebagai mana dimaksud dalam pasal 5 di pidana dengan Pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau pidana denda paling banyak Dua Miliar Rupiah. Dengan memahami akibat dari pornografi terhadap seseorang dan faktor penyebabnya maka upaya penanggulangan akan lebih mudah dilakukan dan ditujukan kepada faktor-faktor yang berperan diantaranya adalah peran Pemerintah, khususnya pemerintah daerah, Masyarakat dan keluarga dalam melakukan pencegahan terhadap perbuatan, penyebarluasan dan penggunaan Pornografi kepada masyarakat itu sendiri yaitu keluarga, kelompok dan individu-individu di lingkungan masyarakat. II. Media Massa Yang Mengarahkan Kepada Sikap Pornografi Media Massa menyikapi akan pornografi, dalam hal ini tergantung cara pandang seseorang sebagai
sebagai agen-agen sosialisasi dalam hidupnya. Media Massa dikatakan
agen
budaya
yang
sangat
berpengaruh
karena
masyarakat
modern
mengkonsumsi media dalam jumlah dan identitas yang tak dapat dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Media massa hadir praktis sepanjang hari dalam kehidupan masyarakat. Dalam hal ini
berbagai
studi
komunikasi
sudah
menunjukkan
betapa
media
massa
mempengaruhi khalayaknya di berbagai tatatan. Ditahap awal, media massa
bisa dapat
mempengaruhi apa yang diketahui dan tidak diketahui masyarakat, ditahap berikutnya media dapat mempengaruhi masyarakat untuk mengimitasi dan belajar dari apa yang ditampilkannya.
Media mengajarkan masyarakat bagaimana memandang dunia, mengajarkan bagaimana bersikap, mengajarkan nilai-nilai dan norma, pada akhirnya, media mengarahkan khalayak cara berprilaku. Dengan demikian media massa adalah agen budaya yang sangat berpengaruh terhadap pengetahuan, cara pandang, sampai perilaku masyarakat. Dari beberapa sisi tertentu, ada sejumlah kondisi yang menyebabkan media massa saat ini justru cendrung meneguhkan persepsi kolektif tentang perempuan dalam cara yang merendahkan. Perempuan cendrung ditempatkan sebagai elemen untuk menarik perhatian khalayak. Perwujudan ekploitasi tampil dalam berbagai wujud berbeda di beragam media yang berkisar dari penampilan penari latar dengan pakaian serba minim dan gerakan seksual dalam klip video music televise dan VCD, penampilan model dan artis terkenal disampul depan majalah dan tabloid dengan pose yang menonjolkan daya tarik seksual, poster-poster bioskop yang sangat terbuka menampilkan gambar para pemeran wanita dalam pose yang menonjolkan daya tarik seksual, sampai pemberitaan dan penuturan kisah sejati tentang kasus pemerkosaan dan permainan play. Durasi sekian menit dan sebagainya justru dengan cara yang jelas-jelas diarahkan untuk membangkitkan gairah seksual pembaca dan penonton. Walaupun tidak semua media massa sebagai agen sosial yang membawa pornografi akan tetapi banyak agen sosialagen sosial lain yang mempengaruhi dimasyarakat, keluarga, sekolah lembaga-lembaga teretentu. III.Dampak dari pada Pornografi Dari penelitian para ahli kedokteran menyebutkan,
A. Dampak/Akibat Pornografi itu, berakibat kepada : 1. Terjadinya perkosaan dan kejahatan Seksual dimana-mana baik oleh orang dewasa maupun anak-anak di sekolah atau ditempat-tempat tertentu. 2. Merusak Otak 3. Merusak keseimbangan hormone 4. Adanya perpustakaan Porno di Otak 5. Bahaya bagi yang belum menikah 6. Bagi yang sudah menikah, hubungan dengan pasangan bisa rusak 7. Dampak terhadap keturunan, vibrasi pornografi.
B. Dikatakan Merusak Otak, karena : Ahli Bedah Otak dari AS, Dr.Donald Hilton Jr, mengatakan bahwa : 1. Pornografi sesungguhnya merupakan penyakit, karena mengubah struktur dan fungsi otak atau dengan kata lain merusak otak 2. Terjadinya Perubahan fisiologis, ketika seseorang memasukkan gambar-gambar pornografi lewat mata ke otak, kerusakan yang dihasilkan sangat dasyat. Bila kecanduan narkoba mampu merusak tiga bagian otak, maka penggunaan materi
pornografi yang berketerusan (kecanduan) mampu merusak lima bagian otak. (narkobanya mata ) 3. Kerusakan dasyat, Dr. Mark Kastelmen Penulis buku “ The Drugs of The Millenium ” memberi nama pornografi sebagai visual Crack cocain atau narkoba lewat mata (Narkolema). 4. Bagian otak yang paling dirusak adalah : Pre frontal cortex ( PFC ) bagian yang membuat seseorang sulit membuat perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi serta mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif sebagai pengendali impuls-impuls yang namanya pada bagian otak itu Pre frontal contex (PPC) 5. Merusak keseimbangan Hormon, hormone yang terganggu adalah: a. Dopamin, bekerja untuk menimbulkan sensasi puas, senang, Lega, gembira di dalam dada namun dopamine juga bekerja menurut peningkatan
level
kenikmatan . b. Neoropiniprin, bekerja untuk menarik ide-ide kreatif c. Serotonin, bekerja untuk memunculkan rasa nyaman dan tenang d. Oksitosin ( dikenal dengan hormone cinta ) karena hormone ini berhubungan erat dengan hubungan cinta suami istri, kesuburan, kontraksi selama persalinan dan kelahiran, dan pelepasan ASI selama menyusui serta memicu perasan & perilaku untuk memelihara. Hormon memaksa seseorang untuk mengakses pornografi, ia mengetahui bahwa perbuatan itu tidak benar, iapun melakukannya pada saat sendirian, karena ia sadar perilaku itu salah, namun ia tetap melakukannya dan tidak dapat melawannya. Gannguan hormone ini, menyebabkan seseorang tidak dapat berpikir jernih, malas berpikir, dan tidak dapat berpikir kreatif.
C. Dampak/Akibat Pornografi itu, Membuatkan Perpustakaan Pornografi di otak maksudnya : 1. Orang yang sering mengakses pornografi akan memiliki perpustakaan pornografi di otaknya 2. Ada semacam dorongan untuk terus menambah koleksinya 3. Diawal seseorang melihat pornografi ia akan puas dengan gambar yang ringan saja. Lama kelamaan ia akan terdorong untuk melihat yang lebih parah 4. Mencari kepuasan yang lebih besar untuk mendapatkan sessasi berikutnya, tak Cuma melihat namun juga terdorong untuk melakukannya 5. Lama kelamaan ia bisa mengalami penyimpangan seksual.
D. Dampak/Akibat Pornografi itu, berbahaya bagi yang belum menikah, maksudnya : 1. Bagi orang yang belum menikah ketika terpapar pornografi ia akan tergoda melakukan aktifitas seksual yang mereka lihat 2. Hal tersebut dapat dilakukannya kepada orang dekatnya (pacar) dll. Yaitu menjajal dunia prostitusi atau bahkan melakukan kekerasan seks kepada orang lain yang lebih lemah. 3. Ia merusak dirinya dan merusak orang lain.
E. Dampak/Akibat Pornografi itu, bagi yang sudah menikah, maksudnya : 1. Hubungan dengan pasangan bisa rusak karena semakin sering melihat pornografi, semakin rendah kepuasan yang mereka dapatkan terhadap tindakan seksual yang ringan 2. Apabila tindakan itu berat sebelah, hanya dilakukan oleh salah satu pasangan saja maka terjadi ketimpangan ketika melakukan hubungan seksual karena perbedaan pengalaman, akibatnya terdorong melakukan dengan bukan pasangannya untuk mencari kepuasan yang lebih besar. 3. Ujung-ujungnya perselingkuhan dan perceraian (bahtera rumah tangga porak poranda).
F. Dampak/Akibat Pornografi bagi Keturunan vibrasi pornografi, maksudnya : 1. Jika orang tua melakukan akses pornografi untuk alas an apapun itu dan mengulanginya lagi, lagi dan lagi akan terjadi dampak pada anak. 2. Apa yang dirasakan, dipikirkan oleh orang tua dapat dirasakan vibrasinya oleh anak, semacam efek resonansi, misalnya orang tua yang sedang memiliki emosi negative yang berlebihan, vibrasinya bisa berdampak pada anak jatuh sakit. 3. Ketika anak tak sengaja terpapar pornografi, efek vibrasi ini bekerja, anak terancam mengalami adiksi pornografi sejak dini, tampa sadar hal itu terjadi karena orang tuanya sendiri.
G. Proses kecanduan Pornografi Diawali dari ketidak sengajaan ( Merasa tidak aman tapi otomatis penasaran ) – Pelepasan Dopamin dalam Otak – Kecanduan ( Adiksi ) - Tidak peka lagi ( Disensitisasi ) Tidak terangsang lagi – Tingkat Pornonya meningkat – Selanjutnya - Melakukan Dalam pencegahan terhadap perbuatan, penyebarluasan dan penggunaan pornografi, peran- peran yang perlu menyikapi adalah : 1. Peran Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah : Kita sadari bersama bahwa Pemerintah dari tingkat Pusat sampai ke daerah Kab/kota telah melakukan pencegahan dan pemberantasan serta penanggulangan tindakan pornografi melalui Instansi-instansi ( SKPD ) terkait melalui program-program yang telah terlansana dengan baik namun kedepan diharapkan lebih Program penanganan pekat dalam hal ini penyebaran pornografi lebih diarahkan ketepatan sasaran penjangkauan keberhasilan penyelesaian pelaksanaan program kegiatan yang dilaksansakan.
dari pada
2. Adanya satu kesatuan antara Pemerintah daerah dan masyarakat Dalam menanggulangi peredaran pornografi melalui Undang-undang yang telah ditetapkan oleh pemerintah beserta sanksi-sanksinya secara tegas.dimana Kepolisian dan Pol.PP sebagai Leading sektornya. sementara masyarakat juga harus mengetahui dan menyadari bahwa daerah memiliki PERDA yang mengatur akan peredaran pornografi beserta sanksi yang diundangkan. 3. Dari unsur masyarakat yang memiliki wilayah, Hendaknya memberlakukan Hukum-hukum Adat/masyarakat yang telah tertata selama ini secara tegas dan tidak pandang bulu dalam penerapannya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing tokoh masyarakat di dalam tatanan hukum adat dan budaya kita. Sebagai kearifan lokal Masyarakat dapat berupa : 1. Melaporkan pelangaran Undang-undang ini ke Pihak berwajib ( UU No.44 th.2008 ) 2. Melakukan gugatan perwakilan ke pengadilan 3. Melakukan sosialisasi peraturan perundangan yang mengatur pornografi dan 4. Melakukan pembinaan kepada masyarakat terhadap bahaya dan dampak pornografi. 4. Sedangkan kepada keluarga, orang tua masyarakat umumnya harus ditekankan : 1. Sangat perlu menekankan pendidikan Agama dalam keluarga 2. Kehidupan dirumah tangga harus menekankan aspek religius yang dalam kepada anak dan remaja 3. Sedini mungkin perlu ditanamkan terhadap anak dan remaja bahwa penggunaan pornografi berakibat kepada pembodohan bertahan.. 4. Peran dan tanggung jawab orang tua amat penting dan menetukan bagi keberhasilan pencegahan penggunaan pornografi 5. Orang tua di rumah harus lebih meningkatkan perannya sehingga anak menjadi yang religues dalam masyarakat, bangsa dan Negara menanamkan Iman dan Takwa 6. Guru di sekolah ( sebagai orang tua kedua ) mengajarkan dengan kondusif bagi anak didik agar menjadi anak yang berilmu dan ber iman 7. Orangtua di masyarakat, agamawan, pejabat, pengusaha dan aparat harus menciptakan lingkungan yang sosial yang religues, menghindari sarana dan peluang yang mengakibatkan remaja terjerumus/ terjebak kepada Perbuatan tercela akibat Pornografi 8. Pemerintah perlu memberikan dukungan dari semua pihak agar konsekwen dalam menerapkan Undang-undang yang telah diterbitkan dan disertai dengan tindakan nyata dalam upaya melakukan Bela Negara demi keselamatan anak remaja dan Pemuda sebagai penerus banga ini dari pengaruh Pornografi IV. KESIMPULAN : Dengan demikian dapat disimpulkan : Dampak pornografi menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada bagian otak yang berada di belakang dahi, dimana kerusakan ini membuat prestasi belajar menurun, mereka pada umumnya tidak bisa membuat perencanaan, tidak dapat
mengendalikan hawa nafsu dan emosional, Tidak dapat membuat keputusan-keputusan yang membedakan manusia dengan hewan Pornografi merupakan pembunuh misterius, karena pecandunya dapat memenuhi kebutuhannya kapan saja dan dimana saja tampa diketahui orang lain sehingga sulit dideteksi sehingga membuat pecandu pornografi terjerumus semakin dalam. Yang penting harus di sikapi dalam pencegahan pengaruh pornografi yang berkembang di masyarakat kita kedepan ini adalah : 1. Pahami apa itu pornografi tadi 2. Pahami Bahaya dan Dampak pornografi 3. Pahami bahwa ada sangksi hukum terkait pornografi 4. Deteksi dini adanya pornografi dalam keluarga 5. Pola Asuh keluarga yang baik 6. Pertahankan diri anggota keluarga terhadap pengaruh pornografi dari lingkungan sosial 7. Ciptakan gerakan masyarakat yang berkesetiakawanan sosial.
DAFTAR PUSTAKA Padang Ekspres, Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Halaman 15, Selasa, tanggal 17 November 2015 Petunjuk Pelaksanaan Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan. 2011, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran, Kementerian Sosial RI.Jakarta Pedoman Pembentukan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerahj ( KPAID ). 2004, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak Kekerasan
dan Pekerja Migran,
Kementerian Sosial RI.Jakarta TELAAH KRITIS POTRET PEREMPUAN DI MEDIA MASSA, Diterbitkan PT. Primamedia Pustaka untuk Kelompok Kerja Peduli Pemberdayaan Perempuan. Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI. .Jakarta 2004 PENCEGAHAN PENGARUH PORNOGRAFI, Tati Nugraha, Kepala Pusat Penyuluhan Sosial RI Jakarta 2003