BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Simpanan Giro pada Bank Syariah Mandiri Cabang Tanjung Priok Dalam pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi Simpanan Giro, Bank Syariah Mandiri telah menggunakan komputer sebagai alat pengolah
data,
tetapi
cara
manual
masih
digunakan.
Dalam
menguraikan mengenai Pelaksanaan Sistem Informasi Akuntansi pada aktivitas simpanan giro, penulis akan membaginya dalam beberapa bagian sebagai berikut: 1. Kententuan untuk pemegang Rekening Giro pada Bank Syariah Mandiri cabang Tanjung Priok. 2. Dokumentasi-dokumentasi yang terlibat. 3. Sistem dan prosedur pembukuaan Rekening Giro. 4. Sistem dan Prosedur Penerimaan Setoran Giro.
Ketentuan untuk pemegang rekening giro pada Bank Syariah Mandiri cabang Tanjung Priok Ketentuan pemegang rekening giro pada dasarnya bagi setiap bank berbeda, tetapi ada beberapa hal yang sama antara bank yang satu dengan bank lainnya. Berikut penulis akan menguraikan kententuan pemegang rekening giro berlaku di Bank Syariah Mandiri, yaitu :
32
a. Sistem Akuntansi Informasi dan Simpanan Giro di Bank Syariah Mandiri Sistem Akuntansi Informasi dalam penelitian ini mengacu pada suatu sistem yang dapat melakukan pengolahan data akuntansi dimana terdiri dari beberapa faktor yaitu : 1. Sumber daya Manusia Dimana yang dimaksud adalah pegawai pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Tanjung Priok sebagai pelaksana untuk melakukan pengolahan data akuntasi. Khususnya frontliner dan back office selaku pelaksana yang berhubungan langsung dengan kegiatan pembuatan, penginputan dan pencatatan simpanan giro pada Bank Syariah Mandiri. 2. Alat merupakan sarana prasarana pendukung untuk menjalankan pelaksanaan sistem akuntansi informasi pada Bank Syariah Mandiri. Alat alat penunjang tersebut memang sangat dibutuhkan sebagai alat untuk melakukan penginputan dan pencatatan akuntansi pasa bank syariah mandiri. Alat tersebutantara lain ialah komputer, IT, alat tulis kantor, telepon, fax, stempel verivikasi, ultraviolet lamp, dan lain sebagainya 3. Metode Terdiri dari beberapa faktor pendukung lainnya yaitu : - Organisasi : pada perusahaan berkembang seperti bank
33
syariah mandiri organisasi merupakan fungsi oertanggung jawaban dari bagian yang terlibat pada suatu pelaksanaan sistem informasi akuntansi. Hal ini diharapkan agar individu yang terlibat melakukan perkerjaan sesuai dengan tingkatan atau ruang lingkup yang sesuai dengan tingkatannya pada sususan organisai tersebut. - Prosedur : penyeragaman dan kesepakatan pelaksanaan kerja baik transansaksi dan pencatatan, dimana melibatkan petugas agar terdapat konsistensi pada pelaksanaannya mengingat prosedur ini biasa dipakai secara berulang.. - Formulir : Daftar isisan yang berfungsi sebagai bukti telah terjadinya suatu transaksi . untuk giro sendiri formulir yang dimaksud terdiri atas form pembukaan rek (awal) , slip setoran (transaksi top up dana giro) dan buku cek / bG (transaksi debet rekening). - Pencatatan :
Pengelompokan data
yang dicatat
pada
pembukuan cabang dimana pencatatan ini biasa disertai pula dengan bukti transaksi yang telah divalidasi. Pencatatan ini biasa dilakukan oleh teller dan back office (back up).
B. Pengendalian Internal Simpanan Giro di Bank Syariah mandiri Pada pembahasan ini pengendalian internal simpanan giro bank syariah mandiri sangat erat kaitannya dengan sistem akuntansi
34
informasi. Pengendalian intern pada bank syariah mandiri cab Tanjung Priok bertujuan untuk menghilangkan semua kemungkinan dari segala terjadinya kesalahan atau penyelewengan sama sekali. Oleh karena itu pengendalian internal yang memadai dapat mengetahui segala hal yang tidak sesuai dengan prosedurnya dengan cepat. pengendalian internal yang baik pada simpanan giro berisi dari tindakan, kebijakan dan prosedur bersifat dual control yaitu adanya pengecekan ulang sebelum validasi data entry lalu otorisasi oleh supervisor pada transaksi. Sehingga pada pelaksanaannya kesalahan yang terjadi akan sangan mudah ditemukan dan tentu saja petugas tidak boleh mengemban tanggung jawab lebih dari satu mengingat agar pengendalian internal simpanan giro ini bias berjalan efektiif.
Sistem dan Prosedur Pembukuan Rekening Giro 1. Pembukuan rekening Giro disyaratkan memakai formulir aplikasi yang telah ditentukan dan ditetapkan yang dilampiri dokumendokumen/surat dari calon Nasabah. 2. Untuk membuka rekening Giro harus memakai formulir aplikasi yang telah ditetapkan, yaitu : a) Formulir Pembukuan Rekening Giro. b) Formulir Surat Perjanjian Kepada Bank c) Kartu Contoh Tanda tangan Nasabah (KCTT) 3. Setiap pembukuan rekening Giro Rupiah, di Kanca/Kancapem/Unit
35
nasabah Giro ersebut berhak mendapatkan Cek atau Bilyet Giro. 4. Syarat-syarat pembukuan rekening Giro yang harus dipenuhi oleh calon Nasabah : a) Rekening Giro Perorangan/Umum (pribadi): Mengajukan permohonan secara tertulis untuk pembukaan rekening Giro. Mengisi Formulir Pembukaan, Surat perjanjian diatas materai dan KCTT dalam rangkap dua. Menyertakan formulir Referensi (disediakan sendiri oleh calon nasabah) yang telah ditandatangani oleh pihak ke III yang sudah kenal baik dan dipercayakan oleh Bank. Foto copy bukti diri calon nasabah (KTP, KIMS, SIM, PASPORT) yang masih berlaku. Fotocopy Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP) sesuai ketentuan UU perpajakan . b) Rekening Giro Perusahaan Perorangan (CV, Fa, UD, Toko, dan Sebagainya): Mengajukan permohonan secara tertulis untuk pembukaan rekening Giro. Mengisi Formulir Pembukaan, Surat perjanjian diatas materai dan KCTT dalam rangkap dua. Menyerahkan Formulir Referensi (disediakan sendiri oleh calon nasabah) yang telah ditandatangani dari pihak ke III
36
yang sudah dikenal baik yang dipercaya oleh Bank. Foto copy bukti diri calon nasabah (KTP, KIMS, SIM, PASPORT) yang masih berlaku. Foto copy "Surat Izin perusahaan”/SIUP yang masih berlaku. Foto copy "Akte Perusahaan berikut adendumnya yang telah dilegalisasi oleh Notaris" dan telah didaftarkan dicatat, pada pengadilan Negeri setempat. Foto copy NPWP sesuai ketentuan UU perpajakan. Foto copy perijinan lainnya : Surat izin tempat usaha (SITU) Surat tanda Pendaftaran Perusahaan (TDP) c) Rekening Giro Perusahaan Berbadan hukum (PT, Koperasi, Yayasan, Asosiasi, Asuransi dan sebagainya): Mengajukan permohonan secara tertulis untuk pembukaan rekening Giro. Mengisikan Formulir Pembukaan, Surat Perjanjian diatas materai dan KCTT dalam rangkap dua. Menyerahkan formulir Referensi (disediakan sendiri oleh calon Nasabah) yang telah ditandatangani dari pihak ke III yang sudah dikenal baik dan dipercaya oleh Bank. Foto copy bukti diri calon nasabah/ pemegang Surat Kuasa Direksi/komisaris (KTP,KIMS,SIM,PASPORT) yang masih berlaku.
37
Foto copy Akte pendirian perusahaan yang telah dilegalisasi dan telah didaftar pada Pengadilan Negeri setempat serta Berita Lembaga Negara. Foto copy Akte Perubahan/adendum yang telah dilegalisasi oleh Notaris. Foto copy surat izin Usaha perusahaan (SIUP) yang masih berlaku . Foto copy Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) sesuai
ketentuan UU perpajakan. Bagi koperasi harus ada Surat Izin Pendirian Koperasi dari Kanwil Koperasi setempat. Asli Surat Kuasa Direksi/Komisaris Perusahaan untuk membuka rekening Giro. 5. Calon nasabah Giro harus dicek dalam daftar hitam yang dikeluarkan Bank Indonesia, untuk memastikan calon nasabah tersebut dalam daftar hitam dan tidak untuk membuka rekening Giro. 6. Calon nasabah Giro harus dicek keberadaannya dengan on the spot ke alamat yang bersangkutan, untuk menyakinkan calon nasabah mempunyai alamat/tempat tinggal sesuai dengan data identitas diri yang bersangkutan. 7. Referensi tertulis dari pihak ketiga : a) Dari nasabah Bank yang dikenal baik dan dipercaya oleh Bank
38
b) Dari Pejabat atas Pegawai Bank yang ntelah diketahui oleh atasannya. c) Dari RT/RW setempat bila dipandang perlu minta surat keterangan
dari
Lurah
yang
dikuatkan
Camat
yang
menerangkan bahwa calon Nasabah benar-benar berdomisili dalam wilayahnya dikenal baik. 8. Setoran pertama dalam pembukaan rekening Giro harus memenuhi jumlah minimum yaitu sebesar Rp. 1.000.000,00 sesuai yang telah ditetapkan. 9. Pembukaan rekening Giro atas dasar kerjasama diberikan syarat kemudahan dan keuntungan tertentu kepada nasabah sesuai yang diperjanjikan 10. Semua dokumen-dokumen serta aplikasi/formulir pembukaan rekening Giro harus diperiksa/ diteliti kebenarannya dan keaslian sebelum copynya dapat diterima. 11. Semua
dokumen-dokumen
perusahaan/perorangan,
aplikasi
pembukaan rekening Giro, slip Penerimaan. permintaan dan pemberitahuan habis dari buku Cek dan Bilyet Giro, salinan rekening koran yang kembali (retur) dari nasabah, arsip salinan rekening koran (bila ada), surat menyurat sari print-out komputer setelah disimpan dalam berkas nasabah untuk masing-masing nasabah. 12. Nasabah diberi satu set formulir aplikasi pembukaan rekening dan
39
surat perjanjian yang telah disahkan oleh pihak bank. 13. Berkas nasabah disimpan dalam lemari filing cabinet yang terkunci.
40
FLOWCHART PEMBUKAAN REKENING GIRO NASABAH
CS
FSPB
TELLER
FPR
FSPB
FSPB
FSPB
REFERENSI
Diisi dan ditandatangani
FSPB
REFERENSI
REFERENSI
Pengerakan dalam daftar hitam BI
Pengerakan dalam daftar hitam BI
FSPB
KCTT
FSPB REFERENSI
Ditanda tangani
Memberikan buku setoran
Memasukkan data ke dalam komputer
Black list
DITERIMA
Data
Ditanda tangani
BS
BS
BS
2 3
41
2
ditolak
Sistem dan prosedur Penerimaan setoran Giro Prosedur penyetoran ini dapat dilakukan secara tunai atau dengan menggunakan cek atau bilyet giro cabang sendiri, dan penerImaan setoran Dengan pemindahanbukuan.
A. Secara Tunai Nasabah
melakukan
penyetoran
langsung
ke
bagian
teller dengan Mengisi dan menandatangani slip setoran rangkap tiga. Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Teller memeriksa kelengkapan atau kebenaran pengisian slip setoran serta jumlah yang tertera pada slip setoran. 2. Bila sesuai, teller menyimpan uang tersebut dan melakukan pencatatan pada buku catatan penerimaan kas berdasarkan nomor rekening. 3. Teller memasukan data slip setoran melalui terminal komputer dengan kode transaksi yang telah ditetapkan. 4. Teller menandatangani slip setoran dan memeriksa stempel bank, kemudian diserahkan kebagian giro. 5. Kepala bagian dana memeriksa kebenaran dan kelengkapan pengisian slip tersebut dan menandatanganinya. Kemudian diserahkan kembali pada teller. 6. Teller memberikan slip setoran lembar ke-1 kepada nasabah,
42
slip setoran lembar ke 2 disimpan di bagian teller dan slip gaji setoran lembar ke-3 diserahkan ke pada bagian dana. 7. Bagian dana membukanya dalam pencatatan penerimaan kas sebagai berikut: (Dr) kas (Cr) Rekening nasabah giro. 8. Bagian
dana
selanjutnya
pada sore
hari
menyerahkan
kebagian akunting untuk diverifikasi oleh bagian arsip. 9. Selanjutnya pada hari itu juga (on-line) transaksi tersebut pencatatan terhadap buku harian dan buku besar langsung terprogram dalam komputer.
43
FLOWCHART PENERIMAAN GIRO TUNAI
NASABAH SS
TELLER 1
SS
1
2
2 3
3
Memeriksa Kelengkapan SS
Diisi dan ditandatangani
Menandatangani dan memberi cap
KETERANGAN FPR FSPB BS KCTT SS
: Formulir Pembukaan Rekening : Formulir Surat Perjanjian pada Bank : Bukti Setoran : Bukti contoh tanda tangan : Slip Gaji
44
B. Setoran dengan Cek atau Bilyet Giro Cabang Sendiri Penyetoran cek cabang sendiri adalah penyetoran antar cabang dalam bank yang semua di seluruh cabang-cabangnya. Setoran dengan berharga yang ditarik atau diterbitkan dari bank itu sendiri, prosedurnya tersebut seolah-olah dicairkan terlebih dahulu melalui
prosedur
pencairan
disetorkan kembali.
45
yang
berlaku,
baru
kemudian
C. Penerimaan Setoran Dengan Pemindahbukuan Dalam penerimaan melalui pemindahbukuan tidak ada penyerahan surat- surat berharga maupun pengisian slip setoran oleh nasabah yang bersangkutan pemindahbukuan yang dimaksud sebenarnya tidak terjadi Pemindahan uang secara fisik, melainkan hanya berupa pencatatan administrasi saja yang dilakukan oleh bank, untuk itu bank akan menerbitkan pemberitahuan yang disebut nota. Nota tersebut dapat berupa : 2. Nota debet : yaitu apabila rekening koran giro dari satu nasabah di debet atau dibebani atau dikurangi, misalnya pembebanan biaya administrasi yang dipungut oleh bank. 3. Nota Kredit: yaitu apabila rekening koran giro dari satu nasabah dikredit atau diberikan atau ditambah misalnya penambahan jasa giro yang diberikan oleh bank. 4. Pemindahanbukuan dapat terjadi karena : 1. Memperoleh jasa giro. 2. Realisasi persetujuan kredit. 3. Pencairan deposito dan bunga deposito ke rekening gironya. 4. Nota lalu lintas gital (nota kredit).
46
B. Sistem Informasi Akuntansi Dalam Menunjang Efektifitas Struktur Pengendalian Intern Simpanan Giro Analisa yang dapat diberikan pada uraian ini adalah bahwa Peranan Sistem Informasi Akuntansi sangatlah menunjang atau mempengaruhi
secara
langsung
terhadap
keefektifan
struktur
pengendalian intern dalam hal ini simpanan giro di Bank Syariah Mandiri Cabang Tanjung Priok. Apabila kita analogikan bahwa sebelum diterapkannya Sistem Informasi Akuntansi pengolahan data secara on-line, begitu banyak jalur-jalur pengawasan atau pengendalian intern yang harus dilalui baik itu saat pembukaan, penerimaan setoran, pembayaran, pencairan dan
47
penutupan rekening giro. Sebagai upaya meminimalisasi terjadinya penyelewengan oleh pihak petugas terkait ataupun juga kelalaian dalam
hal
pengawasan
lainnya
yang
mungkiin
terjadi
yang
mengakibatkan kurang efektifnya pengawasan dan pengendalian intern. Namun setelah diterapkannya Sistem Informasi Akuntasi data secara on-line, jalur-jalur struktur pengendalian intern semakin singkat sehingga pengawasan semakin efektif. Selain itu dengan diimplementasikannya Sistem Informasi Akuntansi, maka informasi perbankan yang dibutuhkan lebih akurat, dimana pengawasan terhadap seluruh kegiatan pengolahan data dilakukan langsung dengan program yang berhubungan dengan Kantor Pusat yang berdampak pada terjadinya pengendalian dan pengawasan
yang
lebih
ketat
dan
terjaga
terhadap
bentuk
penyelewengan. Hal ini ditunjang juga dengan diberikannya password/ user ID kepada setiap petugas yang terkait didalam proses kegiatan Sistem Informasi Akuntansi untuk dapat masuk kedalam menu sistim data secara on-line harus menggunakan password/user ID, hal ini dimaksudkan untuk menjaga keamanan data. Oleh karena itu setiap petugas pemegang password harus bertanggung jawab terhadap kerahasiaan password/user ID masing-masing. Sistem
pengolahan
data
secara
on-line
ditandai
oleh
pengolahan data secara segera begitu data diterima. Setiap data dicatat kedalam file yang diperlukan dan agar hal tersebut dapat
48
tercapai, data yang disimpan harus mencakup status dari kejadian berikut kelengkapannya. Kegiatan yang bersifat spesifik dari sistem pengolahan data secara on-line yaitu Data entry dan edit. Selama
kegiatan
entry,
data
diedit
atas
kemungkinan
kesalahan atau menghilangkan atas data yang tidak diperlukan. Misalnya apabila pemegang rekening giro akan menyimpan atau akan mengambil simpanan gironya, maka yang bersangkutan akan mempersiapkan slip untuk itu. Atas dasar dokumen tersebut,
teller
akan memasukan data transaksi tersebut ke terminal dan setelah masuk ke sistem komputer, data akan segera dicek oleh program edit. Apabila ditemukan kesalahan, teller akan diberitahukan melalui monitor sehingga kesalahan tersebut akan segera diperbaiki. Dan apabila sistem komputer telah selesai melaksanakan pengecekan, selanjutnya akan dicatat kedalam buku pemegang giro dan mencatat serta menyimpan transaksi tersebut kedalam magnetic disk. Salah satu cara yang paling berpengaruh terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi dalam menunjang efektivitas struktur pengendalian intern, dalam hal ini khususnya simpanan giro adalah adanya fasilitas penyimpanan specimen (contoh) tanda tangan nasabah yang diperlukan dalam pelayanan aplikasi giro, dimana seluruh contoh tanda tangan nasabah giro tersimpan dalam Signature Verification System (SVS). Sehingga seluruh penarik giro dapat dilakukan secara on-line antar cabang atau unit kerja.
49