BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis terhadap Laporan Arus Kas dan Penyajiannya berdasarkan Metode Tidak Langsung a. Telah diketahui bahwa laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keungan, sehingga diperlukan informasi yang berasal dari laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi perbandingan perusahaan dalam dua periode yang saling berurutan. b. Dari laporan neraca dan laporan laba rugi PT Pembangunan Jaya Ancol tersebut, dapat diketahui perubahan posisi keuangan perusahaan sesuai dengan aktivitas operasional dan juga aktivitas non operasional yang dilakukan perusahaan. c. Oleh karena penyusunan laporan arus kas merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 2 dan menyajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Maka kewajiban penyusunan laporan arus kas tersebut diwajibkan terhadap PT Pembangunan Jaya Ancol yang merupakan suatu perusahaan yang harus tunduk terhadap peraturanperaturan yang berlaku. Laporan arus kas tersebut dapat digunakan oleh pembaca/pemakai laporan keuangan, untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut dapat menghasilkan kas dan setra kasnya.
Dalam menentukan arus kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi, maka langkah pertama yang harus ditempuh adalah memahami mengapa laba bersih tersebut harus dikonversikan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, banyak perusahaan yang menggunakan dasar akrual dalam pencatatan
transaksi
yang dilakukan.
Menurut dasar
ini
menghendaki pendapatan diakui dan dicatat pada saat realisasi, sedangkan beban biaya dicatat saat incurred. Pendapatan yang dihasilkan mencakup penjualan kredit yang belum tertagih tunai dan beban terjadi yang mungkin belum dibayarkan secara tunai. Jadi, menurut dasar akuntansi akrual, laba bersih tidak akan menunjukkan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Akibat dari penggunaan dasar akrual tersebut, maka pendapatan yang terjadi tidak seluruhnya diikuti dengan penerimaan kas, begitu pula dengan beban yang terjadi tidak seluruhnya diikuti dengan pembayaran kas. Dengan demikian jika digunakan dasar akrual sebagai pencatatan transaksi maka laba bersih yang diperoleh tidak dapat menunjukkan arus kas bersih yang berasal dari operasional perusahaan. Agar dihasilkan arus kas bersih dari aktivitas operasi maka harus dihilangkan terlebih dahulu transaksi-transaksi yang ada dalam laporan laba rugi yang tidak mempengaruhi kenaikan atau penurunan kas. Dalam penyusunan laporan arus kas, maka ada beberapa informasi yang dibutuhkan yaitu :
48
1. Neraca Perbandingan Dari neraca tersebut akan dapat diperoleh informasi mengenai besarnya perubahan aktiva, kewajiban dan ekuitas dari awal sampai akhir perode. 2. Laporan laba rugi yang bersangkutan Dari laporan laba rugi ini akan dapat diperoleh informasi mengenai besarnya kas yang berasal dan digunakan untuk aktivitas operasi selama periode tersebut. 3. Dan transaksi lainnya Mmpersiapkan laporan formal arus kas, diklasifikasikan menurut operasi, investasi, dan aktivitas keungan. Transaksi investasi non kas signifikan dan keuangan seharusnya tidak dilaporkan di dalam laporan arus kas namun seharusnya diungkapkan terpisah. Lima langkah umumnya dibutuhkan di dalam mempersiapkan sebuah laporan lengkap tentang arus kas : 1. Menentukan perubahan dalam kas (termasuk akuivalen kas). Hal ini secara sederhana merupakan perbedaan antara saldo kas awal dan akhir selama periode yang dianalisis. Perubahan di dalam kas adalah jumlah target Laporan arus kas tidak dilakukan sama dengan perubahan bersih dalam kas. 2. Menentukan kas bersih yang diberikan oleh (digunakan dalam) aktivitas operasi. Langkah ini membutuhkan analisis item laporan
49
keuangan masing-masing dan perubahan (awal tahun hingga akhir tahun) dalam semua aktiva operasi lancar dan utang operasi. 3. Menentukan kas bersih yang diberikan oleh (digunakan dalam) investasikan aktivitas. Langkah ini mebutuhkan analisis perubahan (awal tahun hingga akhir tahun) dalam semua aktiva tidak lancar sebagaimana juga perubahan di dalam semua aktiva lancar non operasi. 4. Menentukan kas bersih yang diberikan oleh (digunakan dalam) mendanai aktivitas. Langkah ini membutuhkan analisis perubahan (awal tahun hingga akhir tahun) di dalam utang tidak lancar, semua akun modal sendiri (equity), dan semua utang non operasi. Laporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut operasi, investasi dan pendanaan. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap possisi keuangan perusahaan serta jumlah kas dan setra kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
50
Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan nomor 2 Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Sedangkan setara kas adalah investasi yang sifatnya likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan utuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam jangka waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Dari data neraca perbandingan tahun 2006, 2007 dan 2008 dapat diketahui jumlah kas dan setara kas untuk tahun 2006 sebesar Rp 125.116.551.468, tahun 2007 sebesar Rp 271.669.367.779 dan tahun 2008 sebesar Rp 308.202.099.960 sehingga perubahan atau kenaikan kas dan setara kas untuk tahun 2006 ke tahun 2007 sebesar Rp 146.552.816.311 dan tahun 2007 ke tahun 2008 sebesar Rp 36.532.732.181. Penyususnan metode tidak langsung diawali dengan laba bersih dan penyesuaian laba bersih tersebut sehingga diperoleh arus kas dari aktivitas operasi.
51
52
Perubahan Dalam Akun Aktiva Lancar dan Kewajiban Lancar Sebagian besar aktiva lancar dan kewajiban lancar merupakan hasil dari kegiatan operasi, dan beban lainnya. Perubahan dalam akun lancar ini dilaporkan penyesuaian terhadap laba bersih pada laporan arus kas. Untuk mencapai pada arus kas dari aktivitas operasi, perlu untuk melaporkan pendapatan dan beban atas dasar kas. Ini dilakukan dengan menghilangkan pengaruh transaksi perhitungan rugi laba yang tidak menghasilkan kenaikan atau penurunan setara dalam kas. Analisa laporan arus kas dengan metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih dan mengubahnya menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan perkataan lain, metode tidak langsung menyesuaikan laba bersih untuk pos-pos yang mempengaruhi laba bersih yang dilaporkan tetapi tidak mempengaruhi kas yaitu beban-beban non kas dalam perhitungan rugi laba ditambah kembali ke laba bersih dan kredit non kas dikurangi menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi.
53
Tabel 4.2 Laporan Arus Kas PT. Pembangunan Jaya Ancol Metode tidak langsung tahun 2007 dan tahun 2008 2008 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba bersih Deviden Laba bersih (Nett) Penurunan & Kenaikan saldo piutang usaha Penurunan & Kenaikan saldo piutang pihak yg mempunyai hub istimewa Kenaikan saldo Persediaan Kenaikan & Penurunan Uang Muka Kenaikan saldo Pajak Dibayar di Muka Kenaikan & Penurunan saldo Biaya Dibayar di Muka Kenaikan& Penurunan hutang bank jangka pendek Kenaikan Hutang Usaha Pihak Hubungan Istimewa Penurunan & kenaikan Hutang Usaha Pihak ketiga Kenaikan Hutang Lain-lain Kenaikan Hutang Pajak Penurunan & Kenaikan Biaya Masih Harus Dibayar Penurunan Pendapatan Diterima di Muka Penurunan Sewa Guna Usaha Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Piutang Usaha kepada Pihak Ketiga Jangka Panjang kenaikan Investasi jangka pendek Aset Pajak Tangguhan Investasi Jangka Panjang Aset Real Estat Aset Tetap Aset Lain-lain Arus Kas Bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kewajiban Manfaat Karyawan Hutang Obligasi Uang Jaminan Hak Minoritas Keuntungan (Kerugian) Belum Direalisasi atas Efek Tersedia untuk Dijual Kas Bersih Yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN Kas dan Setara Kas pada Akhir Tahun terdiri dari: Kas Bank Deposito Jumlah
54
2007
132.233.084.587 (56.319.999.989) 75.913.084.598 51.557.169 4.919.459.478 (1.133.839.931) (1.670.760.497) (911.627.428) (906.867.609) 777.210.553 5.055.370.748 (12.261.770.124) 10.092.701.106 2.295.605.306 (1.375.404.116) (21.198.985.200) (21.708.351) 59.624.025.702
90.467.225.519 (56.077.001.785) (7.335.261.042) (465.949.489) 4.351.998.250 (2.956.001.938) 5.035.198.109 (388.344.348) 3.874.892.112 16.446.521.689 23.520.372.001 7.040.678.560 7.791.813.023 19.718.162.986 (13.191.489) 111.011.112.158
47.188.711.107 (18.744.050.000) (1.255.877.369) 204.424.032 (18.871.820.643) (31.187.648.221) 4.692.112.200 (17.974.148.894)
(19.373.580.756) (15.080.375.000) (4.836.678.384) 217.537.716 (30.197.637.833) (28.794.216.675) (20.796.673.202) (118.861.624.134)
742.106.469 577.984.414 (230.991.997) 49.706.487 (6.255.950.000) (5.117.144.627)
232.990.007 147.697.509.455 6.116.087.732 347.291.099 9.450.000 154.403.328.293
36.532.732.181 271.669.367.779 308.202.099.960
146.552.816.317 125.116.551.468 271.669.367.779
2.527.871.660 86.702.478.300 218.971.750.000 308.202.099.960
2.200.103.347 58.798.864.543 210.670.399.889 271.669.367.779
140.867.118.325 (50.399.892.806)
Penjelasan terhadap penyesuaian laba bersih tahun 2007 adalah sebagai berikut : a. Untuk laporan arus kas tahun 2007 saldo piutang usaha perusahaan mengalami
kenaikan
sebesar
Rp
56.077.001.785
(dari
Rp
167.777.714.475 menjadi Rp 223.857.716.260) selama periode tersebut terjadi penjualan secara kredit sebesar Rp 56.077.001.785. Kenaikan piutang usaha menandakan adanya penjualan yang tidak dilakukan secara tunai, sehingga laba bersih yang dilaporkan atas dasar acrual lebih tinggi dari penerimaan kas yang sebenarnya. untuk tahun 2007 kenaikan piutang sebesar Rp 56.077.001.785 mengurangi laba bersih b. Kenaikan saldo piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa di tahun 2007 mengalami kenaikan Rp 7.335.261.042 (dari Rp 2.024.626.673 menjadi Rp 9.359.887.715) selama periode tersebut diperusahaan terjadi penjualan kredit lebih besar Rp 7.335.261.042. Untuk menyesuaikan laba bersih ke kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi, kenaikan piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa ditahun 2007 sebesar Rp 7.335.261.042 mengurangi laba bersih. c. Kenaikan saldo persediaan perusahaan tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar Rp 465.949.489 (dari Rp 8.248.238.299 menjadi Rp 8.714.187.788) Akun Persediaan Barang Dagangan menunjukkan selisih antara jumlah persediaan yang telah dibeli dan jumlah yang telah dijual. Untuk perusahaan hal ini berarti biaya perolehan barang 55
dagangan yang dibeli melibihi harga pokok penjualan sebesar Rp 465.949.489 di tahun 2007. d. Penurunan uang muka di tahun 2007 sebesar Rp 4.351.998.250 mencerminkan bahwa pendapatan atas dasar akrual lebih rendah daripada dasar kas. Untuk mengubah laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi, pada tahun 2007 penurunan sebesar Rp 4.351.998.250 dalam uang muka ditambahkan ke laba bersih. e. Kenaikan pajak dibayar
dimuka di tahun 2007
sebesar Rp
2.956.001.938. Hal ini berarti kas yang dibayar untuk pajak lebih besar dibandingkan beban pajak yang dilaporkan dengan basis akrual. f. Penurunan
biaya
dibayar
dimuka
ditahun
2007
sebesar
Rp
5.035.198.109 hal ini kas yang dibayar untuk biaya lebih kecil dibandingkan dengan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual. Hal ini berarti kas yang dibayar untuk biaya lebih besar dibandingkan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual. g. Penurunan utang bank jangka pendek tahun 2007 sebesar Rp. 388.344.438 dimana perusahaan menerima kas masuk sudah diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi. h. Kenaikan utang usaha hubungan istimewa untuk perusahaan, meningkat sebesar Rp 3.874.892.112 ditahun 2007. Hal ini berarti perusahaan menerima lebih banyak barang senilai Rp 3.874.892.112 untuk tahun 2007. 56
i. Kenaikan utang usaha perusahaan di tahun 2007 sebesar Rp. 16.446.521.689 hal ini berarti perusahaan membayar kas lebih kecil dari beban yang dilaporkan secara akrual dan penurunan utang usaha untuk perusahaan. j. Kenaikan utang lain-lain senilai Rp 23.520.327.001 ditahun 2007 Hal ini berarti perusahaan mambayar kas lebih kecil dari beban yang dilaporkan secara akrual. k. Kenaikan utang pajak sebesar Rp 7.040.678.560 pada tahun 2007 mencerminkan bahwa beban pajak atas dasar akrual lebih tinggi dari pada dasar kas karena beban pajak pembayarnnya belum terjadi dimana pembayarannya belum terlaksana. Untuk mengubah laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktvitas operasi, kenaikan tersebut dalam hutang pajak harus dikurangkan ke laba bersih. l. Kenaikan biaya yang masih harus dibayar ditahun 2007 sebesar Rp 7.791.813.023 dimana biaya akrual yang dilaporkan pada laporan laba rugi lebih besar daripada biaya yang dilaporkan atas dasar kas. m. Kenaikan pendapatan diterima dimuka tahun 2007 sebesar Rp 19.718.162.986 menyebabkan adanya penerimaan kas dan kenaikan pendapatan diterima dimuka menambah laba. n. Penurunan sewa guna usaha sebesar Rp 13.191.489 ditahun 2007 menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk melunasi sewa guna usaha, yang mana transaksi ini tidak dilaporkan sebagai 57
beban pada laporan laba rugi, oleh karena itu beban yang dilaporkan atas dasar akrual lebih kecil daripada kas yang keluar, sehingga penurunan sewa guna usaha disesuaikan dengan mengurangi saldo laba bersih yang dilaporkan untuk memperoleh saldo kas bersih dari aktivitas operasi. Penjelasan terhadap penyesuaian laba bersih tahun 2008 adalah sebagai berikut : a. Untuk tahun 2008 saldo piutang usaha perusahaan mengalami penurunan Rp. 51.557.169 (dari Rp. 223.854.716.260 menjadi Rp. 223.803.159.091) selama periode tersebut untuk perusahaan hal ini berarti penerimaan kas lebih besar Rp. 51.557.169 dari pendapatan. Untuk menyesuaikan laba bersih ke kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi, penurunan sebesar Rp. 51.557.169 pada piutang usaha pada tahun 2008 di tambahkan ke laba bersih. b. Di tahun 2008 saldo piutang yang mempunyai hubungan istimewa mengalami penurunan Rp. 4.919.459.478 (dari Rp. 9.359.887.715 menjadi Rp. 4.440.428.237) selama periode tersebut untuk perusahaan hal ini berarti penerimaan kas lebih besar Rp. 4.919.459.478 dari pendapatan. Untuk menyesuaikan laba bersih ke kas bersih yang dihasilkan
oleh
aktivitas
operasi,
penurunan
sebesar
Rp.
4.919.459.478 pada piutang usaha yang mempunyai hubungan istimewa di tahun 2008 tambahkan kelaba bersih.
58
c. Di tahun 2008 saldo persediaan perusahaan naik sebesar Rp. 1.133.839.931 (dari Rp. 8.714.187.788 menjadi Rp. 9.848.027.719) selama periode tersebut. Akun Persediaan Barang Dagangan menunjukkan selisih antara jumlah persediaan yang telah dibeli dan jumlah yang telah dijual. pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.133.839.931. Hasilnya, harga pokok penjualan tidak menunjukan pembayaran kas sebesar Rp 465.949.489 dan Rp. 1.133.839.931 untuk barang dagangan.
Kenaikan
persediaan
Rp
465.949.489
dan
Rp.
1.133.839.931 selama periode tersebut dikurangi dari laba bersih untuk mendapatkan kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi. d. Kenaikan uang muka ditahun 2008 (Uang muka operasional merupakan uang muka pelaksanaan kegiatan usaha atau acara-acara yang
diselenggarakan Perusahaan) sebesar Rp. 1.670.760.497
mencerminkan bahwa pendapatan atas dasar akrual lebih tinggi daripada dasar kas. Untuk mengubah laba bersih menjadi arus kas bersih dari aktivitas operasi, ditahun 2008 kenaikan uang muka sebesar Rp. 1.670.760.497 mengurangi laba bersih. e. Pajak dibayar dimuka di tahun ditahun 2008 meningkat sebesar Rp. 911.627.428 selama periode tersebut. Hal ini berarti kas yang dibayar untuk pajak lebih besar dibandingkan beban pajak yang dilaporkan dengan basis akrual.
59
f. Biaya dibayar dimuka tahun 2008 meningkat sebesar Rp. 906.867.609 selama periode tersebut. Hal ini berarti kas yang dibayar untuk biaya lebih besar dibandingkan biaya yang dilaporkan dengan basis akrual. g. Kenaikan utang bank jangka pendek tahun 2008 untuk perusahaan sebesar Rp. 777.210.553 selama periode tersebut. Hal ini berarti perusahaan menerima kas masuk sebenarnya belum diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba bersih. h. Kenaikan utang usaha hubungan istimewa untuk perusahaan Rp. 5.055.370.748 ditahun 2008. Hal ini berarti perusahaan menerima lebih banyak barang senilai Rp. 5.055.370.748 untuk tahun 2008 dari yang sebenarnya dibayarkan. i. Di tahun 2008, dimana utang usaha menurun sebesar Rp. 12.261.770.124 selama periode tersebut. Hal ini berarti perusahaan mambayar kas lebih besar dari beban yang dilaporkan secara akrual. j. Kenaikan utang lain-lain senilai Rp. 10.092.701.106 ditahun 2008 selama periode tersebut. Hal ini berarti perusahaan mambayar kas lebih kecil dari beban yang dilaporkan secara akrual. k. Kenaikan utang pajak sebesar dan Rp 2.295.605.306 pada tahun 2008 mencerminkan bahwa beban pajak atas dasar akrual lebih tinggi dari pada dasar kas karena beban pajak pembayarnnya belum terjadi dimana pembayarannya belum terlaksana. Untuk mengubah laba
60
bersih menjadi arus kas bersih dari aktvitas operasi, kenaikan tersebut dalam hutang pajak harus dikurangkan ke laba bersih. l. Penurunan biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 1.375.404.116 pada tahun 2008 menunjukan adanya pengeluaran kas untuk melunasi biaya yang masih harus dibayar, sedangkan biaya akrual yang dilaporkan pada laporan laba rugi lebih kecil dari biaya yang dilaporkan atas dasar kas. m. Penurunan pendapatan diterima dimuka tahun 2008 sebesar Rp. 21.198.985.200 menunjukan adanya pengakuan pendapatan atas transaksi masa lalu, namun pendapatan tersebut tidak menyebabkan adanya penerimaan kas dimasa sekarang oleh kearena itu pendapatan atas dasar akrual dilaporkan lebih tinggi dibandingkan kas yang sebenarnya diterima, sehingga penurunan pendapatan diterima dimuka harus mengurangi laba bersih. n. Penurunan sewa
guna
usaha
Rp.
21.708.351
ditahun
2008
menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk melunasi sewa guna usaha, yang mana transaksi ini tidak dilaporkan sebagai beban pada laporan laba rugi, oleh karena itu beban yang dilaporkan atas dasar akrual lebih kecil daripada kas yang keluar, sehingga penurunan sewa guna usaha disesuaikan dengan mengurangi saldo laba bersih yang dilaporkan untuk memperoleh saldo kas bersih dari aktivitas operasi.
61
Menentukan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi dan Pendanaan Setelah arus kas dihitung, langkah selanjutnya adalah menentukan apakah setiap perubahan lain dalam neraca mengakibatkan kenaikan atau penurunan dalam kas. Banyak analis melihat investasi sebagai kegiatan yang penting, karena investasi menentukan arah perusahaan dimasa yang akan datang. Pengetahuan tentang arus kas jenis ini membantu investor dan kreditor mengevaluasi kemana menejer mengarahkan perusahaannya. Dari aktivitas investasi terdapat kenaikan saldo piutang usaha jangka panjang kepada pihak ketiga pada tahun 2007 sebesar Rp 19.373.580.756. Dan pada tahun 2008 terdapat penurunan saldo piutang usaha jangka panjang kepada pihak ketiga sebesar Rp 47.188.711.107, hal ini menandakan adanya penerimaan kas oleh perusahaan atas transaksi yang terjadi di masa lalu. Kenaikan saldo investasi jangka pendek dan jangka panjang pada tahun 2007 dan tahun 2008 menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk investasi. Kenaikan saldo asset untuk realestate dan asset tetap menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk menambah aktiva tetapnya, dan atas transaksi ini termasuk dalam aktivitas investasi. Kenaikan saldo asset lain-lain ditahun 2007 menggambarkan adanya penambahan asset yang dimiliki perusahhan, sedangkan penurunan saldo asset lain-lain pada tahun 2008 menggambarkan terjadinya penjualan aset yang dimiliki perusahaan yang nantinya menambah saldo aktiva
62
lancarnya termasuk kas, dan atas transaksi ini termasuk dalam aktivitas investasi. Kenaikan saldo kewajiban manfaat karyawan pada tahun 2007 dan tahun 2008 menunjukkan adanya transaksi yang menimbulkan biaya akrual dimasa sekarang namun tidak menyebabkan pengeluaran kas perusahaan, oleh karena itu kenaikan saldo kewajiban manfaat karyawan merupakan arus kas masuk dari aktivitas pendanaan. Kenaikan saldo hutang obligasi senilai Rp 147.697.509.455 pada tahun 2007 dan Rp. 577.984.414 pda tahun 2008, menunjukkan bahwa perusahaan menerbitkan obligasi
yang mendatangkan dana
bagi
perusahaan untuk mendanai aktivitasnya. Kenaikan uang jaminan pada tahun 2007 adanya penambahan jaminan untuk aktivitas pendanaan. Dan penurunuan uang jaminan di tahun 2008 menunjukaan adanya penngguaan dana oleh perusahaan untuk melunasi kewajibannya jangka panjangnya, dan atas transaksi ini merupakan pengeluaran kas untuk aktivitas pendanaan. Efek yang tersedia untuk dijual adalah Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi pada tanggal neraca dikreditkan (dibebankan) pada "Laba/Rugi yang Belum Direalisasi dari Pemilikan Surat Berharga", yang merupakan komponen Ekuitas, dan dilaporkan dalam laporan laba rugi pada saat realisasi.
63
B. Analisis Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung dalam Menilai Produktivitas Operasional Perusahaan. Bagian operasi dari laporan arus kas PT Pembangunan Jaya Ancol tahun 2007 tahun 2008 adalah sebagai berikut : 2008 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba bersih Deviden Laba bersih (Nett) Penurunan & Kenaikan saldo piutang usaha Penurunan & Kenaikan saldo piutang pihak yg mempunyai hub istimewa Kenaikan saldo Persediaan Kenaikan & Penurunan Uang Muka Kenaikan saldo Pajak Dibayar di Muka Kenaikan & Penurunan saldo Biaya Dibayar di Muka Kenaikan& Penurunan hutang bank jangka pendek Kenaikan Hutang Usaha Pihak Hubungan Istimewa Penurunan & kenaikan Hutang Usaha Pihak ketiga Kenaikan Hutang Lain-lain Kenaikan Hutang Pajak Penurunan & Kenaikan Biaya Masih Harus Dibayar Penurunan Pendapatan Diterima di Muka Penurunan Sewa Guna Usaha Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi
2007
132,233,084,587 (56,319,999,989) 75,913,084,598 51,557,169
90,467,225,519 (56,077,001,785)
4,919,459,478
(7,335,261,042)
(1,133,839,931) (1,670,760,497) (911,627,428) (906,867,609) 777,210,553 5,055,370,748 (12,261,770,124) 10,092,701,106 2,295,605,306 (1,375,404,116) (21,198,985,200) (21,708,351) 59,624,025,702
(465,949,489) 4,351,998,250 (2,956,001,938) 5,035,198,109 (388,344,348) 3,874,892,112 16,446,521,689 23,520,372,001 7,040,678,560 7,791,813,023 19,718,162,986 (13,191,489) 111,011,112,158
140,867,118,325 (50,399,892,806)
Dari hasil analisis laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung dapat memberikan informasi tentang produktivitas operasional perusahaan yaitu bahwa laba bersih perusahaan tahun 2007 dan tahun 2008 dapat memberikan pengaruh positif dalam perolehan arus kas bersih dari ativitas operasi yang secara tidak langsung juga memberikan pengaruh terhadap jumlah arus kas bersih yang diperoleh secara keseluruhan. Analisis laporan arus kas PT Pembangunan Jaya Ancol tahun 2007 dan tahun 2008 juga dapat memberikan informasi
64
kepada para pengambil keputusan apakah PT Pembangunan Jaya Ancol telah berhasil mencapai tujuannya sebagai akibat kegiatan perusahaaan yang berupaya untuk dapat mencapai tujuannya. Perolehan Laba bersih perusahaan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 90.467.118.325.- dan perolehan laba bersih tahun 2008 adalah sebesar Rp.75.913.084.598.-.
Kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan
tingkat laba positip memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai target produktivitas operasionalnya. Namun demikian, tingkat perolehan laba yang positip, belum tentu menghasilkan arus kas dari aktivitas operasi yang positp juga. Oleh karena itu dengan menganalisa laporan arus kas perusahaan, khususnya arus kas yang berhubungan dengan aktivitas operasional perusahaan, akan memberikan gambaran apakah perusahaan tersebut, selain mampu mencapai target produktivitas operasionalnya secara akrual, namun juga mampu mencapai produktivitas operasionlanya dari segi finansial. Dengan demikian, analisis laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung yang memusatkan pengkorvesian laba bersih menjadi kas dari aktivitas operasi, setidaknya dapat memberikan gambaran bagi para pengambil keputusan bahwa pada tahun 2007 & 2008, perusahaan memiliki kinerja yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan arus kas dari aktivitas operasi yang bernilai positip senilai
65
Rp.111.011.112.158.- pada tahun 2007 dan Rp.59,624,025,702,- pada tahun 2008. Adanya arus kas positip yang diperoleh perusahaan dari aktivitas operasi, menunjukkan bahwa secara finansial, produktivitas operasional perusahaan menunjukkan kinerja yang cukup baik. Berdasarkan laporan arus kas metode tidak langsung PT. Pembangunan Jaya Ancol tahun 2007, khususnya laporan arus kas dari aktivitas operasi, transaksi-transaksi yang mempengaruhi peningkatan laba untuk menilai kinerja produktivitas operasional perusahaan secara cash basis adalah sebagai berikut : a. Penurunan saldo uang muka Rp.4.351.998.250.- dan Penurunan Biaya Dibayar Dimuka Rp.5.035.198.109.- menunjukkan bahwa pembebanan biaya operasional dalam perolehan laba bersih perusahaan terlalu tinggi, karena biaya tersebut sebenarnya sudah dibayarkan tunai pada periode sebelumnya, sehingga amortisasi biaya tersebut yang menyebabkan penurunan pendapatan operasional pada periode berjalan harus dikoreksi. Karena beban tersebut secara cash basis bukan merupakan biaya yang dapat dibebankan dalam pencapaian tingkat produktivitas operasional di periode berjalan. b. Kenaikan saldo Hutang Usaha Pihak Yang mempunyai Hubungan Istimewa Rp.3.874.892.112.- kenaikan Hutang Usaha Pihak Ketiga Rp.16.446.521.689.- kenaikan Hutang Lain-Lain Rp.7.040.678.560.kenaikan Hutang Pajak Rp.7.791.813.023.- dan kenaikan saldo Biaya
66
Yang Masih Harus Dibayar Rp.7.791.813.023.- menunjukkan adanya pembebanan biaya operasional periode berjalan (yang mengurangi perolehan laba) yang sebenarnya belum dibayarkan secara tunai, sehingga secara Cash Basis biaya tersebut tidak seharusya dibebankan pada pencapaian target produktivitas operasional periode tersebut. c. Kenaikan saldo Pendapatan diterima dimuka Rp.19.718.162.986.menunjukkan adanya penerimaan kas oleh perusahaan, namun karena harus diamortisasi dalam jangka waktu tertentu, maka belum seluruhnya dianggap sebagai pendapatan di periode berjalan. Namun secara Cash Basis adanya keniakan pendapatan diterima dimuka merupakan
transaksi
yang
dapat
meningkatkan
produktivitas
operasional perusahaan. Sedangkan transaksi-transaksi yang mempengaruhi penurunan perolehan laba guna menilai kinerja produktivitas operasional perusahaan secara cash basis adalah sebagai berikut: a. Kenaikan saldo piutang usaha Rp.56.077.001.785.- dan piutang pihak yang
mempunyai
hubungan
istimewa
Rp.7.335.261.042.-
menunjukkan bahwa dari semua aktivitas operasional perusahaan dalam
rangka
pencapaian
produktivitas
operasionalnya
tidak
keseluruhannya dapat menghasilkan uang tunai pada periode berjalan, kenaikan piutang usaha menggambarkan bahwa tingkat pendapatan yang diperoleh perusahaan terlalu tinggi senilai piutang yang masih belum terealisasi pembayarannya.
67
b. Kenaikan saldo persediaan sebesar Rp.465.949.489.- menunjukkan bahwa pembebanan HPP oleh perusahaan masih terlalu rendah dibandingkan dengan nilai penambahan persediaan pada periode berjalan. Sehingga adanya penambahan dalam saldo persediaan mengurangi saldo kas yang berpotensi diterima yang terkandung dalam saldo laba bersih. c. Kenaikan
saldo
pajak
dibayar
dimuka
Rp.2.956.001.928.-
mmenunjukkan bahwa ada penurunan saldo kas untuk pembayaran pajak, yang mana pengeluaran tersebut belum diakui sebagai biaya periode berjalan, karena menyangkut amortisasi biaya lebih dari satu periopde ke depan. d. Penurunan saldo hutang bank jangka pendek senilai Rp.388.344.348.dan penurunan sewa guna usaha Rp.13.191.489.- menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk melunasi pinjamannya, namun hal ini tidak dicatat sebagai beban, sehingga tidak mempengaruhi pencapaian perolehan pendapatan operasional perusahaan pada periode berjalan. Oleh karena itu secara cash basis adanya penurunan hutang menandakan adanya penggunaan dana untuk operasional perusahaan. Total aktivitas arus kas yang mempengaruhi peningkatan produktivitas operasional PT.Pembangunan Jaya Ancol tahun 2007 adalah senilai Rp.87.779.636.730.- sedangkan Total aktivitas arus kas yang mempengaruhi penurunan produktivitas operasional PT.Pembangunan
68
Jaya Ancol tahun 2007 adalah Rp.67.235.750.091.- . Sehingga terdapat surplus perolehan kas dari aktivitas operasi perusahaan. Berdasarkan laporan arus kas metode tidak langsung PT. Pembangunan Jaya Ancol tahun 2008, khususnya laporan arus kas dari aktivitas operasi, transaksi-transaksi yang mempengaruhi peningkatan laba untuk menilai kinerja produktivitas operasional perusahaan secara cash basis adalah sebagai berikut : a. Adanya penurunan saldo piutang usaha Rp.51.557.169.- dan penurunan saldo piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rp.4.919.459.978.- yang menunjukkan adanya penerimaan kas dari pelunasan piutang yang tidak diakui sebagai pendapatan pada periode berjalan. Sehingga ada penambahan pada laba bersih yang merupakan tolak ukur penilaian kinerja produktivitas operasional perusahaan. b. Adanya kenaikan saldo hutang bank jangka pendek Rp.777.210.553.hutang
usaha
pihak
yang
mempunyai
hubungan
istimewa
Rp.5.055.370.748,- hutang lain-lain Rp.10.092.701.106.- dan hutang pajak Rp.2.295.605.306.- menunjukkan adanya pembebanan biaya operasional periode berjalan (yang mengurangi perolehan laba) yang sebenarnya belum dibayarkan secara tunai, sehingga secara Cash Basis biaya tersebut tidak seharusya dibebankan pada pencapaian target produktivitas operasional periode tersebut.
69
Sedangkan transaksi-transaksi yang mempengaruhi penurunan perolehan laba untuk menilai kinerja produktivitas operasional perusahaan secara cash basis adalah sebagai berikut :: a. Kenaikan saldo persediaan sebesar Rp.1.133.839.931.- menunjukkan bahwa pembebanan HPP oleh perusahaan masih terlalu rendah dibandingkan dengan nilai penambahan persediaan pada periode berjalan. Sehingga adanya penambahan dalam saldo persediaan mengurangi saldo kas yang berpotensi diterima yang terkandung dalam saldo laba bersih. b. Kenaikan saldo pajak dibayar dimuka Rp911.627.428- dan biaya dibayar dimuka Rp.906.867.609 menunjukkan bahwa ada penurunan saldo kas untuk pembayaran biaya-biaya, yang mana pengeluaran tersebut belum diakui sebagai biaya periode berjalan, karena menyangkut amortisasi ke lebih dari satu periope ke depan. c. Penurunan saldo hutang usaha pihak ketiga Rp.12.261.770.124.- dan biaya yang masih harus dibayar Rp.1.375.404.116.- menunjukkan adanya pengeluaran kas untuk pembayaran hutang yang tidak diakui sebagai biaya pengurang laba periode berjalan. d. Penurunan saldo pendapatan diterima dimuka Rp.21.198.985.200.menunjukkan adanya pengakuan pendapatan yang sebenarnya tidak menyebabkan perolehan kas pada periode berjalan. e. Penurunan saldo sewa guna usaha Rp.21.708.351.- menunjukkan adanya pengeluaran kas oleh perusahaan untuk melunasi pinjamannya,
70
namun hal ini tidak dicatat sebagai beban, sehingga tidak mempengaruhi
pencapaian
perolehan
pendapatan
operasional
perusahaan pada periode berjalan. Oleh karena itu secara cash basis adanya penurunan hutang menandakan adanya penggunaan dana untuk operasional perusahaan.
71