BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk pada awal berdirinya perusahaan memiliki nama PT. Asuransi Harapan Aman Pratama didirikan pada tanggal 28 Mei 1982 berdasarkan akta notaris Trisnawati Mulia, SH No.76 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam
surat keputusan
No.
C2-1325.HT.01.01.Th.82
tanggal 21
September 1982. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Fathiah Helmi, SH No. 13 tanggal 18 Nopember 2008 mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor perseroan melalui penawaran umum terbatas 1 (PUT 1) dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan peningkatan modal dasar perseroan menjadi Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) yang terdiri dari atas dua milyar saham dengan nilai nominal Rp 50 per lembar saham. Perusahaan mulai beroperasi komersial sebagai perusahaan asuransi kerugian sejak tahun 1983 berdasarkan surat ijin usaha Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 633/MD/1983 tanggal 11 Pebruari 1983. Pada tanggal 30 Juli 1990 perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua
35
36
Badan
Pengawas
MK.10/1990
untuk
Pasar
Modal
melakukan
(BAPEPAM)
penawaran
No.SI-128/SHM/
umum
saham
kepada
masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya sebanyak 1.000.000 saham. Berdasarkan rapat umum pemegang saham tanggal 16 Juni 1992 para pemegang saham menyetujui pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi agio saham dengan rasio setiap pemilik dua saham lama akan mendapatkan satu saham bonus. Pencatatan saham bonus dilakukan di bursa efek pada tanggal 1 Maret 1993 dan bersamaan dengan itu dilakukan pencatatan saham pendiri sehingga seluruh saham tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berjumlah 6.000.000 saham. Kemudian berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 30 Juni 1997 ditetapkan pemecahan saham (stock split) Atas nilai nominal saham dari Rp 1.000 per saham menjadi Rp 500 per saham
sehingga
seluruh
saham
Perusahaan
menjadi
sebanyak
12.000.000 saham. Namun stock split tersebut baru efektif dilaksanakan pada tanggal 4 September 2000. Pada bulan Juni 2015 perusahaan akan melakukan penawaran umum terbatas II (PUT 2) dengan menambah 340.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp 50. Setiap saham akan ditawarkan dengan harga penawaran sebesar Rp 150 per lembar saham. Penambahan saham baru tersebut dengan memberikan HMETD atau hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemilik saham yang lama
37
dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat struktur modal perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk dan untuk meningkatkan jumlah retensi risiko sendiri perusahaan tersebut. Sampai dengan tanggal 31 desember 2014 perseroan memiliki 266 karyawan yang tersebar di kantor pusat, kantor cabang serta kantor pemasaran. Perseroan juga telah menetapkan besarnya gaji dan tingkat upah telah memenuhi ketentuan upah minimum propinsi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan terdiri dari banyak kalangan profesional di bidang perasuransian dan lulusan dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia dengan penyebaran gelar S1 (Strata 1), D3 (Diploma 3) dan terbuka kesempatan bagi lulusan SLTA (Sekolah Lanjut Tingkat Atas) untuk menjadi karyawan magang. Perusahaan dalam program kerja bagian departemen pemasaran akan berencana untuk menambah kantor pemasaran diseluruh wilayah Indonesia minimal 2 (dua) buah dengan melihat perkembangan persaingan dunia perasuransian yang semakin meningkat. Perusahaan berkantor pusat di Jalan Balikpapan Raya No.9 Jakarta dan memiliki jaringan operasi sebanyak 4 (empat) kantor cabang dan 13 (tiga belas) kantor pemasaran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan perincian sebagai berikut :
38
Tabel 4.1 Kantor Pusat dan Kantor Cabang PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk No Kantor Lokasi Alamat 1 Kantor Pusat Jakarta Jl.Balikpapan Raya No.9 2 Kantor Cabang Kramat Jl.Kramat Raya No.158, Jakarta Pusat 3 Kantor Cabang Harmoni Jl.Balikpapan Raya No.6, Jakarta Pusat Komplek Ruko Garden Boulevard Blok 4 Kantor Cabang BSD J-01, Tangerang Komplek Ambengan Plaza Blok A-21, 5 Kantor Cabang Surabaya Jl. Ngemplak No.30 6 Kantor Pemasaran Bandung Jl.Jend. Gatot Subroto No.73 Metro Plaza Blok B-21, Jl. MT.Haryono 7 Kantor Pemasaran Semarang 970 8 Kantor Pemasaran Medan Komplek Multatuli Indah Blok A No.20 9 Kantor Pemasaran Denpasar Jl.Buluh Indah No.120 Ruko Borobudur Agung, Jl.Borobudur 10 Kantor Pemasaran Malang 1A No.7 Ruko Kalilarangan, Jl.Kalilarangan 11 Kantor Pemasaran Solo No.88 F 12 Kantor Pemasaran Palembang Jl.Basuki Rahmat No.2069 C Cluster Karawang Green Village QG 13 Kantor Pemasaran Karawang No.03 Jl.AP.Petarani, Komplek Ruko Bisnis 14 Kantor Pemasaran Makasar Center Blok B No.15 Grand Tryas Hotel, Jl. Tentara Pelajar 15 Kantor Pemasaran Cirebon No.103-107 Plaza Cakra Kembang, Jl.Kaliurang Km. 16 Kantor Pemasaran Jogjakarta 5.5 No.44 17 Kantor Pemasaran Balikpapan Balikpapan Baru Blok AA5 No.36 18 Kantor Pemasaran Padang Jl.S.Parman No. 151 B, Ulak Karang Sumber : Departemen Pemasaran 2. Jenis-Jenis Produk a) Aman Harta Jenis perlindungan ganti rugi yang diberikan perusahaan asuransi kepada nasabah terhadap musibah yang terjadi kepada harta benda yang dimiliki oleh nasabah
meliputi rumah atau bangunan
akibat dari terjadinya kebakaran sesuai dengan Polis Standar
39
Kebakaran Indonesia (PSKI) atau dengan perluasan risikonya seperti kebanjiran, gempabumi dan lain-lain.
b) Aman Oto Merupakan solusi yang tepat bagi perlindungan kendaraan bermotor dari semua risiko dan kerugian yang tidak dapat diduga dan datangnya secara tiba-tiba.Dengan Aman Oto terdiri dari All Risk atau Comprehensive dan Total Loss Only (TLO).
c) Aman Kargo Merupakan solusi bagi proteksi pengangkutan baik export, import, antar pulau dan antar kota dengan menggunakan kapal laut, pesawat udara, kereta api atau pengangkutan lainnya. d) Aman Diri Merupakan perlindungan yang diberikan kepada nasabah terhadap kecelakaan pada saat mengendarai kendaraan bermotor yang menyebabkan salah satu bagian tubuh luka-luka atau mengalami cacat tetap. e) Aman Uang Produk asuransi yang menjamin keamanan uang nasabah dari kehilangan atau kerusakan akibat perampokan maupun pencurian baik dalam perjalanan maupun uang yang disimpan dalam lemari besi.
40
f) Harta Travel Care Asuransi perjalanan menawarkan kepada nasabah perlindungan luas atas biaya dan kerugian-kerugian tak terduga yang mungkin terjadi selama nasabah melakukan perjalanan bisnis atau liburan dan bantuan selama 24 (dua puluh empat) jam. g) Harta Bond Merupakan perlindungan asuransi terhadap perjanjian kontrak kerjasama antara kedua belah pihak dalam hal pemenuhan kewajiban pihak kedua kepada pihak pertama dan sebaliknya berdasarkan jumlah nominal yang tertera dalam surety bond tersebut. h) Aneka Lainnya Jenis produk asuransi lainnya yang dimiliki oleh perusahaan seperti perlindungan engineering atau kontruksi bangunan, marine hullatau kapal laut atau pesawat terbang dan lain-lainnya. 3. Susunan Manajemen a) Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris
: Teddy Hailamsah : Budi Santoso Tanuwibowo : Bambang Heryanto : Pardjo
b) Direksi Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Korporate Direktur Pemasaran
: Sunyata Wangsadarma, MA,AAI,HIA,AIS : Eng Tjiang, SE : Sutjanta, SE.As., AAAI-K : Novel Sunaryo, SE, AAAI-K
41
c) Komite Audit Ketua Anggota Anggota
: Budi Santoso Tanuwibowo : Sri Hadiah Watie : Bolim Handaya
Penunjukan anggota dewan komisaris dan direksi perseroan telah
sesuai
dengan
peraturan
otoritas
jasa
keuangan
No.33/POJK.04/2014 tentang direksi dan dewan komisaris emiten dan perusahaan publik. Untuk susunan direktur pemasaran selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 telah berganti sebanyak tiga kali.Pertama kali posisi direktur pemasaran dipimpin oleh Bpk. Bayu.Masa pengabdian beliau di perusahaan cukup lama sekali yaitu kurang lebih tujuh tahun kemudian diganti oleh Ibu.Rina yang memimpin selama kurang lebih satu tahun. Pada tahun 2013 sampai dengan sekarang diganti oleh Bpk. Novel Sunaryo dimana sebelumnya beliau menjabat sebagai kepala cabang di Medan dan karena keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya maka beliau diangkat menjadi direktur pemasaran. Sedangkan untuk direktur utama dan keuangan masih belum mengalami pergantian sejak 12 (sepuluh) tahun kebelakang dari 2014 yang menandakan bahwa komisaris masih percaya akan kinerja dan prestasi selama dipimpin beliau.
42
4. Struktur Organisasi DEWAN KOMISARIS
KOMITE AUDIT
DEWAN DIREKSI
KORPORAT SEKRETARIS
INTERNAL AUDIT
DIVISI TEKNIK
DIVISI MARKETING
DIVISI KEUANGAN DAN ADMINISTRASI
UNDERWRITING
KANTOR PEMASARAN
FINANCE DAN AKUNTING
REASURANSI
DEPARTEMEN AGEN
DEPARTEMEN IT
DEPARTEMEN KLAIM
CUSTUMER SERVICE
HRD DAN GA
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
43
5. Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Permodalan
perseroan
berdasarkan
daftar pemegang
saham
perseroan yang dikelola oleh biro administrasi efek PT. Datindo Entrycom sampai dengan tanggal 31 Maret 2015 adalah sebagai berikut :
KETERANGAN Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Tabel 4.2 Susunan Pemegang Saham JUMLAH JUMLAH NOMINAL SAHAM 2.000.000.000 100.000.000.000
1. PT Asuransi Central Asia 306.792.512 2. Kuan Hay Lin 41.697.549 3. Tan Kin Lian 34.192.072 Mayarakat dengan 4. 117.317.867 kepemilikan dibawah 5 % Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 500.000.000 Jumlah Saham Dalam Portapel 1.500.000.000 Sumber : Sekretariat Perusahaan Pemilik saham terbesar dapat dilihat
PERSENTASE
15.339.625.600 2.084.877.450 1.709.603.600
61,36% 8,34% 6,84%
5.865.893.350
23,46%
25.000.000.000 75.000.000.000
100% -
adalah PT. Asuransi Central
Asia (PT.ACA) sebesar 61,36% mempunyai hak mayoritas dalam mengatur jalannya operasional terhadap perusahaan anak yaitu PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk.
Urutan pemegang saham kedua dimiliki oleh masyarakat umum yang dapat ikut serta dalam memberikan ide atau gagasan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilakukan setiap dua kali dalam satu tahun takwin (dua belas bulan) per semester atau enam bulan.
44
Sedangkan sisanya masih dimiliki oleh perorangan dimana merupakan termasuk dalam keturunan keluarga pendiri pertama kali perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk mulai dari awal samapi dengan berkembang saat ini.
6. Visi dan Misi Visi : Menjadikan perusahaan memiliki kemampuan dan kapasitas besar, serta profesionalisme dan integritas tinggi sehingga perusahaan berada diurutan peringkat terbaik diantara asuransi umum Indonesia.
Misi : Meminimalkan penderitaan atas kerugian yang menimpa nasabah serta memayungi kesejahteraan segenap stakeholders dengan selalu berusaha :
1. Mencapai pertumbuhan tinggi 2. Menjaga selektivitas 3. Melayani nasabah 4. Efisiensi dan keuntungan oprasional 5. Serta menjaga kepercayaan B. Penerapan Pendapatan Premi Pada PT. AHAP 1. Pengakuan Pendapatan Premi Pendapatan premi yang diterima oleh perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (PT.AHAP) terbagi menjadi dua bagian yaitu pendapatan premi langsung dan premi tidak langsung.Pendapatan premi
45
langsung adalah premi yang diperoleh langsung dari nasabah tanpa ada perantara dari pihak ketiga.Contoh dari pihak ketiga seperti broker, pialang, koasuransi dan lain-lain.
Sedangkan pendapatan premi tidak langsung adalah penutupan polis asuransi dari nasabah oleh perusahaan asuransi dimana terdapat pihak ketiga sebagai pialang atau broker asuransi atau penutupan polis asuransi dengan satu objek yang sama dengan lebih dari satu perusahaan asuransi.
Pendapatan premi yang diterima sehubungan dengan kontrak asuransi atau reasuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama periode yang berlaku.Periode jangka pendek yang dimaksud adalah selama 1 (satu) tahun atau selama 12 (dua belas) bulan sejak awal penutupan polis sampai periode akhir polis berakhir.
Pendapatan premi dari jenis penutupan koasuransi diakui sebesar share atau bagian dari perjanjian yang harus diterima oleh perusahaan. Koasuransi adalah perjanjian penutupan polis asuransi terhadap satu objek pertanggungan yang mempunyai risiko nilai pertangungan yang cukup besar sehingga diperlukan beberapa perusahaan asuransi untuk melakukan perikatan.
Premi yang menjadi hak reasuradur diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan.Premi dengan jangka waktu lebih dari satu tahun diakui
46
sebagai premi diterima dimuka pada saat diterima dan diakui sebagai pendapatan secara tahunan pada setiap tanggal ulang tahun polis selama periode berlakunya kontrak asuransi. 2. Pengukuran Pendapatan Premi Untuk jangka waktu pembayaran polis oleh tertanggung kepada penanggung ditetapkan selama paling lama 60 (enam puluh) hari atau 2 (dua) bulan sejak polis asuransi telah dibuat dan dikirimkan ke tertanggung.Tertanggung dapat melakukan pembayaran secara angsuran atau cicilan berdasarkan kesepakatan pada saat penutupan asuransi dimana jumlah cicilan yang diperkenankan adalah paling banyak 3 (tiga) kali pembayaran. Setiap pembayaran atau penerimaan premi mata uang asing akan dikonversi ke mata uang konvensional atau rupiah (Rp) berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Kurs ini dihitung oleh departemen akunting dan akan diberikan kepada departemen lain. 3. Pengungkapan Pendapatan Premi Dalam melakukan pencatatan atau jurnal yang dilakukan oleh departemen akuntansi.Perusahaan telah menetapkan untuk menggunakan metode accrual basis yang artinya setiap transaksi yang terjadi berdasarkan dokumen pendukungnya langsung dicatat dalam pembukuan walaupun kas atau pembayaran belum diterima dan demikian juga sebaliknya.
47
4. Endorsement Pendapatan Premi Endorsementadalah istilah yang sering dipakai dalam proses pembuatan polis oleh underwriting pada saat terjadinya perubahan data atas objek yang dipertanggungkan atau identitas nasabah pemegang polis asuransi yang dapat mengakibatkan nilai pertanggungan menjadi bertambah besar atau berkurang sesuai dengan kesepakatan yang ada.
Hal ini dilakukan apabila polis asuransi sudah dicetak dan telah diberikan kepada tertanggung sehingga dibuat kembali polis endorsement atas perbaikan yang telah disesuaikan atas perubahan data yang telah diajukan.
Penutupan polis asuransi yang telah disepakati antara tertanggung (nasabah) dengan penanggung (PT.Asuransi Harta Aman Pratama Tbk) dapat dibatalkan dikemudian hari atau terjadi perubahan penambahan atau pengurangan atas nilai pertanggungan atas objek yang dipertanggungkan sehingga dapat menimbulkan kurang bayar dari tertanggung atau sebaliknya lebih bayar atas pembayaran premi yang telah dilakukan.
Dalam pembuatan polis endors ini tidak dibatasi berapa banyak yang dapat dibuat oleh departemen underwriting dan tergantung dari kejadian masa depan dan hubungan marketing dengan pihak ketiga lainnya seperti broker, pialang atau lainnya.
48
5. Perhitungan Pendapatan Premi Perhitungan premi yang harus dibayarkan oleh tertanggung didasarkan perhitungan yang sudah dilakukan oleh underwriting berdasarkan harga pertanggungan yang dijamin dikalikan dengan rate tertentu (gross premi). Sedangkan untuk mencari nett premi yaitu dengan caragross premi ditambah biaya materai dikurang dengan komisi agen. Gross Premi
Nett Premi
=
=
Harga Pertanggungan
Gross Premi
+
X
Rate(Persentase)
Biaya Materai
-
(1)
Komisi Agen
Sumber : Departemen Accounting Untuk penerimaan pendapatan premi yang masuk dalam rekening perusahaan terdapat dua jenis pembayaran gross premi atau nett premi.Jika penerimaan premi yang masuk kedalam rekening perusahaan nett premi maka komisi yang terutang untuk agen sudah dibayarkan sedangkan jika pembayaran gross premi maka perusahaan masih mempunyai utang komisi yang belum dibayarkan kepada agen. Harga pertanggungan yang dijamin oleh perusahaan asuransi dihitung berdasarkan jenis jaminan apa yang diberikan kepada tertanggung tersebut. Jenis pertanggungan yang dijamin beraneka ragam perlindungan terhadap risiko yang akan dilindungi oleh perusahaan asuransi. Seperti produk asuransi kendaraan bermotor terdapat perlindungan yang dijamin meliputi komprehensif, huru-hara (SRCC), Terorisme dan Sabotase, Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga. Jaminan ini
(2)
49
dapat diperluas lagi tergantung dari kebutuhan tertanggung menjadi jaminan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan perluasaan angin topan, badai, hujan es, banjir serta tanah longsor. Rate atau persentase yang digunakan dalam perhitungan premi asuransi tergantung dari jenis class of bisnis (COB). Masing-masing kelas bisnis yang berbeda maka tingkat rate akan berbeda satu sama lainnya. Selain berdasarkan kelas bisnis juga didasarkan kepada umur ekonomis dari objek yang dipertanggungkan dan tingkat risiko yang ada berdasarkan pengalaman atau catataan underwriting mengenai potensi terjadinya kerugian yang terbesar sebelumnya. Setiap perusahaan asuransi akan mempunyai tingkat rate yang berbeda-beda satu sama lainnya tetapi akan mempunyai selisih yang sedikit antara perusahaan pesaing atau competitor untuk bersaing dalam menaikan penjualan polis asuransi yang mengakibatkan kenaikan pendapatan premi. Rate ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa sepengetahuan pihak tertanggung apabila terjadi perubahan kondisi atau peluang risiko yang bertambah yang diakibatkan letak geografis, keadaan ekonomi yang mengalami inflasi dan keamanan lingkungan. Penetapan rate juga tidak boleh semena-mena oleh perusahaan asuransi sebagai penanggung tetapi juga mendapat pengawasan dari Dewan Asuransi Nasional agar tercipta persaingan yang sehat antara perusahaan asuransi baik dalam negeri maupun perusahaan asing.
50
Tabel 4.3 Daftar Rate Kendaraaan Bermotor Jenis Kendaraan Pribadi Kategori
TSI
Comprehensive
Comprehensive+ SRCC+AOG
I 75 - 150 Jt 2.47% 2.95% II 150 Jt - 300 Jt 2.10% 2.45% III 301 Jt - 500 Jt 1.75% 2.10% IV 501 Jt - 800 Jt 1.30% 1.65% V 800 Jt - 1.5 M 1.25% 1.60% Jenis Kendaraan Pengangkutan Barang / Truck / Pick Up Semua kategori 3.00% 3.35% Jenis Kendaraan Sepeda Motor Semua kategori Premi Perluasan Jaminan Kategori TSI Tarif premi TJH Pihak Rp 10.000.000,00 Gratis ke Tiga Rp 25.000.000,00 Rp 50.000,00 Rp 50.000.000,00 Rp 150.000,00 PA Pengemudi/ Rp 10.000.000,00 Rp 50.000,00 Penumpang Rp 5.000.000,00 Gratis Medical Rp 5.000.000,00 Rp 50.000,00 Expenses Rp 2.500.000,00 Gratis Sumber : Departemen Underwriting
TLO
TLO+SR CC+AOG
0.75% 0.75% 0.70% 0.70% 0.70%
1.10% 1.10% 1.05% 1.05% 1.05%
1.20%
1.55%
2.50%
-
Keterangan : TSI adalah Total Nilai Pertanggungan Yang Dijamin (Total Sum Insured) SRCC adalah Kejadian huru-hara atau kerusuhan AOG adalah Act of God atau musibah yang disebabkan bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi dan lain-lain. TLO adalah Hanya kerugian total penuh atau Total Loss Only TJH adalah Tanggung Jawab Hukum pihak ketiga
51
Untuk risiko sendiri setiap kejadian atau peristiwa yang ditanggung oleh tertanggung sebesar 10% (sepuluh persen) dari klaim yang diajukan atau minimum Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah) yang dibayarkan kepada perusahaan penanggung.Tarif rate diatas dapat berubah dengan perbedaaan yang sedikit tergantung dari bagian pemasaran dalam melakukan kontrak kerjasama. Khusus dalam rate kendaraan pribadi semakin besar jumlah TSI maka rate akan semakin menurun kecuali untuk jaminan Total Loss Only (TLO) yang sama untuk setiap kategori dan jenis kendaraan selain kendaraan pribadi. Perusahaan juga memberikan perlindungan tambahan bukan hanya terhadap kerugian harta benda saja tetapi juga jaminan pengobatan (medical expenses) bagi pengemudi dan penumpang juga bantuan hukum terhadap tanggung jawab hukum pihak ketiga dengan harga pertanggungan sampai dengan batas tertentu. Tanggung jawab hukum yang dimaksud berkaitan dengan proses hukum dimana perusahaan asuransi (penanggung) mewakili pihak tertanggung selaku nasabah polis asuransi untuk mengganti kerusakan kendaraaan lain yang diakibatkan oleh tertanggung atau sebaliknya yang disebabkan oleh kendaraan lain tersebut yang menyebabkan tertanggung mengalami kecelakaan.
52
Perluasan premi ini juga untuk menarik minat dari pembeli polis asuransi agar mau membeli produk asuransi yang ditawakan dan meningkatkan penjualan sehingga target pemasaran dapat terjadi dengan memberikan gratis atau tidak ada tambahan premi dengan batas harga pertanggungan sampai dengan nilai tertentu. Sedangkan untuk jaminan yang diberikan kepada kendaraan bermotor dalam perusahaan asuransi PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk hanya menawarkan satu jenis cakupan jaminan hanya Total Loss Only (TLO). Untuk usia kendaraan pribadi maksimum 8 (delapan) tahun, truk maksimum 5 (lima) tahun dan TLO maksimum sampai dengan 10 (sepuluh) tahun. Untuk biaya materai yang dikenakan bagi tertanggung pada saat penutupan polis asuransi sebesar Rp 32.000 (tiga puluh dua ribu rupiah) dan berlaku sama pada setiap penutupan polis asuransi jenis kelas bisnis apasaja. Sedangkan komisi agen atau broker asuransi yang diberikan oleh perusahaan asuransi atas jasa penutupan polis asuransi diatur dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 4.4 Komisi Agen Kelas Bisnis No 1 Kebakaran 2 Pengangkutan 3 Kendaraan Bermotor 4 Kecelakaan Diri 5 Aneka atau lainnya Sumber :Departemen Pemasaran
Komisi 15% 25% 25% 25% 25%
53
Pembagian komisi agen atau pialang asuransi diatas untuk kelas bisnis kebakaran dan kendaraan bermotor mengikuti aturan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 06/D.05/2013 tentang penetapan tarif premi dan aturan biaya akuisisi lini usaha asuransi kendaraan bermotor dan harta benda. Dalam surat edaran tersebut berisi tentang batas maksimal komisi 25% (dua puluh lima persen) untuk asuransi kendaraan bermotor dan maksimal 15% (lima belas persen) untuk asuransi harta benda. Kelas bisnis yang lain masih belum diatur oleh pemerintah tetapi mengikuti prinsip asuransi yang berlaku umum di pasar dan surat edaran ini diedarkan untuk melindungi konsumen atas penetapan premi yang terlalu besar atau tinggi. Komisi yang diberikan kepada agen, pialang atau broker asuransi ada yang langsung dipotong oleh keuangan cabang apabila dibayarkan tunai oleh tertanggung sebelum disetor kedalam rekening milik perusahaan. Tetapi ada juga yang akan dibayarkan kemudian setelah pembayaran premi dari tertanggung diterima penuh oleh bagian keuangan. Jika diambil rata-rata persentase untuk setiap kelas bisnis maka komisi yang diterima oleh agen berkisar 23% (dua puluh tiga persen) dari gross premi yang dibayarkan oleh tertanggung.Komisi yang paling kecil diterima untuk kelas bisnis kebakaran atau harta benda. Sedangkan komisi yang terbesar diterima untuk kelas bisnis selain kendaraan bermotor dan kebakaran tergantung perjanjian bagian
54
pemasaran dengan manajer keuangan untuk penyimpangan komisi diatas 25% (dua puluh lima persen). Berikut contoh dari perhitungan premi kendaraan bermotor dari salah satu kantor cabang PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk : Seorang agen asuransi dengan kode agen nomor 120 atas nama Bpk. Liawan Hargianto telah menutup polis asuransi kendaraan bermotor atas nama
tertanggung
Bpk.
Isman
dengan
nomor
polis
asuransi
09.03.15.03.0120.00948 yang berlaku selama 1 (satu) tahun periode 19 Maret 2015 sampai 19 Maret 2016 membeli polis asuransi kendaraan pribadi komprehensif dengan harga pertanggungan Rp 135.000.000 dan TJH pihak ketiga Rp 10.000.000. Maka untuk perhitungan premi dari contoh diatas dapat diuraikan dengan menggunakan rekap statement pembayaran yaitu : Tabel 4.5 Perhitungan Premi Kendaraan Bermotor Nomor Polis : 09.03.15.03.0120.00948 Nama Tertanggung : Bpk. Isman Tipe Polis : Kendaraan Bermotor Jenis Polis : Komprehensif Harga Pertanggungan : Rp 135.000.000 Rate : 2,47% Nilai : Rp 3.334.500 TJH Pihak Ketiga : Rp 100.000 : Rp Gross Premi 3.434.500 Biaya Materai : Rp 32.000 Komisi : Rp 858.625 : Rp Nett Premi 2.607.875 Sumber : Departemen Accounting
55
Jumlah pendapatan premi yang menjadi hak penanggung adalah sebesar Rp 2.607.875 setelah dikurangi dengan komisi untuk agen.Komisi yang diberikan kepada agen sebesar Rp 858.625 didapat dari 0.25 atau 25% (dua puluh lima) persen dikalikan dengan gross premi atau premi kotor sebesar Rp 3.434.500.Jenis polis yang dijamin dalam polis asuransi tersebut adalah komprehensif (tabrakan, tergelincir atau perampokan) sesuai dengan polis standar kendaraan bermotor. Jika Tn. Isman ingin memperluas cakupan jaminan perlindungan asuransi yang diberikan oleh penanggung maka akan dikenakan tambahan premi sesuai dengan rate yang berlaku dan perusahaan akan menerbitkan endorsement pertama untuk penambahan premi yang harus dibayarkan. Begitu pula dengan perubahan identitas diri seperti pindah rumah sehingga mengakibatkan alamat rumah menjadi berubah maka perusahaan asuransi akan menerbitkan endorsement kedua atas kejadian ini dan demikian seterusnya apabila terdapat perubahan informasi lainnya. Perbandingan pendapatan premi dengan komisi yang diberikan kepada agen tanpa memperhitungkan biaya materai yaitu 75% : 25% atau 3 : 1 jika dihitung dari premi kotornya dan dapat berubah apabila perusahaan asuransi memberikan diskon tambahan kepada tertanggung. Rasio Gross Premi dengan Komisi
=
Pendapatan Premi Kotor
:
Komisi
(3)
Perhitungan premi diatas diasumsikan akan dilakukan koasuransi kepada perusahaan asuransi lainnya maka akan terdapat banyak
56
perusahaan asuransi yang bergabung untuk menanggung risiko tersebut. Perusahaan asuransi yang bergabung dibagi menjadi polis leader dan polis member. Polis leader adalah perusahaan asuransi yang memperoleh share bagian nilai pertanggungan yang paling tinggi diatas dari perusahaan asuransi lainnya yang bersama-sama menanggung risiko ini. Sedangkan polis member adalah perusahaan asuransi lainnya yang mendapat bagian share dibawah polis leader. Pendapatan premi yang diperoleh melalui perjanjian koasuransi dikatakan pendapatan premi tidak langsung. Atas perjanjian ini maka atas beban klaim yang ditanggung masing-masing perusahaan asuransi akan sebanding dengan share pendapatan premi yang telah disepakati bersama.
Perjanjian koasuransi ini biasa disepakati dikarenakan memiliki nilai pertanggungan yang sangat besar (biasanya diatas satu milyar) dan untuk mengurangi beban klaim yang besar dikemudian harinya dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan lokasi dan tingkat risiko yang dimiliki penanggung. Jika contoh perhitungan diatas dikembangkan menjadi perjanjian koasuransi dengan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (PT.AHAP) dengan share 50% (lima puluh persen), PT. Asuransi Sinar Mas share 25% (dua puluh lima persen) dan PT. Asuransi Raksa share 25% (dua puluh lima persen) maka dapat dihitung sebagai berikut :
57
Tabel 4.6 Perhitungan Premi Koasuransi Kendaraan Bermotor Nomor Polis : 09.03.15.03.0120.00948 Nama Tertanggung : Bpk Isman Tipe Polis : Kendaraan Bermotor Jenis Polis : Komprehensif Harga Pertanggungan 100% : Rp 135.000.000 Share 50% Harga Pertanggungan Untuk PT.AHAP : Rp 67.500.000 Rate : 2,47% Nilai : Rp 1.667.250 TJH Pihak Ketiga : Rp 50.000 : Rp Gross Premi 1.717.250 Biaya Materai : Rp 32.000 Komisi : Rp 429.313 : Rp Nett Premi 1.319.938 Sumber : Data diolah oleh penulis Dari tabel diatas PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk menjadi polis leader sedangkan PT. Asuransi Raksa dan PT. Asuransi Sinar Mas menjadi polis member.Harga pertanggungan yang dijamin pada awal mulanya penutupan asuransi sebesar Rp 135.000.000 berkurang menjadi Rp 67.500.000 dan pendapatan premi TJH pihak ketiga mengalami penurunan Rp 50.000. Untuk pendapatan premi bersih (nett premi) dan premi kotor (gross premi) juga mengalami penurunan sebesar Rp 1.319.938 (nett premi) dan Rp 1.717.250 (gross premi). Begitu juga dengan komisi yang diterima oleh agen menjadi berkurang Rp 429.313 kecuali biaya materai masih tetap sama walaupun telah ada pembagian share kepada polis member. Untuk PT. Asuransi Raksa dan PT. Asuransi Sinar Mas masingmasing perusahaan tersebut mendapatkan penutupan asuransi yang
58
samasebesar nilai pertanggungan Rp 33.750.000 (25% x Rp 135.000.000). Posisi perusahaan polis leader dan member bisa saling bertukar pada penutupan asuransi lainnya tergantung pada saat perjanjian koasuransi dibuat oleh antara perusahaan asuransi. Selain dari polis koasuransi dalam bisnis asuransi di PT.Asuransi Harta Aman Pratama Tbk juga melakukan perjanjian treaty atau falcutatif dengan perusahaan asuransi lainnya atau sering disebut dengan reasuransi.Reasuransi disini dapat diartikan perusahaan PT.AHAP mengasuransikan sebagian dari polis asuransi yang telah diterima dengan kriteria nilai pertanggungan yang besar kepada perusahaan reasuransi nasional maupun internasional. Perjanjian polis treaty terjadi apabila sudah ada kesepakatan dari awal antara perusahaan asuransi (PT. AHAP) dengan perusahaan reasuransi yang secara otomatis jika melebihi nilai tertentu akan dialokasikan kepada perusahaan reasuransi tersebut. Polis falcutatif adalah perjanjian kerjasama yang belum tentu pasti diterima penutupan asuransi oleh perusahaan reasuransi dikarenakan melihat kondisi keuangan perusahaan reasuransi tersebut.
59
Tabel 4.7 Perusahaan Reasuransi Yang Bekerjasama Dengan PT.AHAP No Nama Perusahaan Lokasi 1 Asia Reinsurance Broker Singapura 2 PT. Asuransi Jiwasaraya Indonesia 3 Guy Carpenter & Co Pte Ltd Singapura 4 PT. Indosurance Broker Utama Indonesia 5 PT. Asuransi Umum Bumiputera 1967 Indonesia 6 PT. Asiare Binajasa Reinsurance Broker Indonesia 7 PT. Asuransi Buana Independent Indonesia 8 PT. Asuransi Jasa Indonesia Indonesia 9 PT. Asuransi Tripakarta Indonesia 10 PT. KSK Insurance Indonesia Indonesia Sumber : Departemen Reasuransi Perusahaan reasuransi yang paling besar kontribusinya kepada PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk adalah Asia Reinsurance Broker berlokasi di Singapura diikuti dengan urutan kedua PT. Asuransi Jiwasaraya berlokasi di Indonesia dan urutan ketiga adalah Guy Carpenter & Co Pte Ltd berlokasi di Singapura. Perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk hanya melakukan kerjasama dengan perusahaan reasuransi dari luar negeri khususnya hanya dari negara Singapura saja.Sedangkan sisanya sebanyak delapan buah perusahaan reasuransi yang dijalin kerjasama berasal dari Indonesia.
60
6. Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan Premi yang belum merupakan pendapatan dihitung dengan menggunakan persentase secara agregat.Kenaikan/penurunan premi belum merupakan pendapatan adalah selisih antara premi belum merupakan pendapatan periode berjalan dengan periode lalu. Persentase yang digunakan dalam menentukan premi yang belum merupakan pendapatan adalah sebesar 40% (empat puluh persen) dari premi bersih (nett premi).Premi yang belum merupakan pendapatan disebut juga dengan cadangan premi. Porsi reasuransi aset atas premi belum merupakan pendapatan diukur berdasarkan kontrak reasuransi terkait konsisten dengan metode pengukuran premi belum merupakan pendapatan. Premi yang belum merupakan pendapatan menjadi pengurang dari pendapatan premi bruto dalam laporan laba-rugi komprehensif yang dibuat perusahaan setiap bulannya. C. Penerapan Pencatatan Premi Asuransi Pada PT. AHAP Pencatatan dalam penerimaan pembayaran premi dari tertanggung kepada perusahaan asuransi mengikuti standar akuntansi keuangan yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 28 tahun 2012 dan PSAK 62 tahun 2012. Dalam PSAK 28 mengatur tentang pengukuran dan pengakuan sedangkan PSAK 62 mengatur tentang kontrak asuransi. Pembayaran premi dari tertanggung dapat menggunakan cicilan atau installment sebanyak 3(tiga) kali pembayaran berdasarkan waktu yang telah
61
ditentukan pada saat penutupan asuransi setiap 2 (dua) bulan sekali atau 3 (tiga) bulan sekali tanpa ada tambahan bunga dari perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Penanggung akan memberikan kwintansi pembayaran sebagai tanda bukti lunas atas pembayaran polis asuransi tertanggung baik secara langsung tunai atau melalui cicilan atau uang muka premi. Perusahaan akan berusaha memberikan jangka waktu pembayaran piutang premi tersebut paling lama 60 (enam puluh) hari sejak jaminan polis asuransi berlaku. Hal ini dilakukan untuk memperkecil tingkat piutang premi yang tidak tertagih dan meningkatkan umur perputaran piutang premi.Selain itu, menjaga aliran kas masuk perusahaan agar tidak mengalami kekosongan atau aset paling likuid tersedia siap untuk digunakan. Dalam melakukan pencatatan pendapatan premi dilakukan langkah-langkah penjurnalan dengan urutan yaitu : 1. Transfer Produksi Proses dimana departemen IT atau EDP (Elektronik Data Processing) melakukan penarikan data produksi atau penjualan produk asuransi dari seluruh kantor cabang kemudian melakukan pemeriksaan atas keakuratan data yang ada. 2. Jurnal Register Jurnal yang dibuat untuk menampung semua pendapatan premi yang diterima oleh perusahaan termasuk menguraikan komponen akun yang
62
lebih rinci tentang piutang premi, beban premi, utang komisi dan pendapatan administrasi (biaya materai). 3. Aging Outstanding Premi Jurnal yang dilakukan untuk menghapus piutang premi dan hutang komisi setelah dilakukan pelunasan pembayaran oleh tertanggung.Program aging premi ini terpisah dari program general ledger yang dimiliki oleh perusahaan
sehingga
tidak
terintegrasi secara
otomatisasi
dalam
pembuatan jurnal. 4. Jurnal Umum Semua transaksi perusahaan yang diinput dalam aplikasi atau program general ledger yang dimiliki oleh perusahaan baik penerimaan kas atau pengeluaran kas untuk pembayaran beban-beban operasional dan lain-lain. Berikut pencatatan yang dilakukan oleh bagian akuntansi atau jurnal yang dibuat dalam kegiatan transaksi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya seharihari khususnya dalam pendapatan premi : 1. Pencatatan Jurnal Register Premi Pencatatan produksi atas seluruh produk asuransi yang telah terjual diseluruh kantor cabang dalam periode satu bulan dicatat dengan menggunakan accrual basis dan di input dalam aplikasi general ledger setiap tanggal paling lama 6 (enam) bulan berikutnya. Penginputan jurnal register premi ini tidak real time setiap harinya dikarenakan sistem yang digunakan belum terintegrasi baik yang ada
63
dikantor cabang dengan kantor pusat. Sistem sentralisasi digunakan dalam melakukan pencatatan transaksi yang terpusat di kantor pusat. Kantor cabang hanya melakukan pencatatan yang berhubungan dengan penerimaan saja tapi dilakukan secara manual bukan melalui sistem komputerisasi yang ada dengan menggunakan alat tulis sedangkan pengeluaran juga sepenuhnya harus melalui otorisasi manajer keuangan pusat. Setiap agen setelah melakukan penjualan produk asuransi akan melaporakan perjanjian
ke polis
bagian
departemen
tersebutkemudian
underwritinguntuk departemen
EDP
dibuatkan melakukan
rekapitulasi data produksi seluruh kantor cabang dengan melakukan penyaringan data berdasarkan kode agen yang ada. Jurnal atau pencatatan yang dibuat oleh departemen akuntansi dalam rekapitulasi seluruh produksi yang telah berdasarkan kode kantor cabang yang ada di seluruh Indonesia : Dr. Piutang Premi Langsung
xxxx
Dr. Beban Diskon Langsung
xxxx
Cr. Hutang Diskon Langsung
xxxx
Cr. Pendapatan Administrasi Polis
xxxx
Cr. Pendapatan Premi Langsung
xxxx
64
Dalam
PSAK
62
paragraph
10
tentang
kontrak
asuransi
mengharuskan perusahaan asuransi mengeluarkan komponen deposit atas kontrak asuransi yang telah di buat apabila komponen deposit itu dapat diukur dengan secara terpisah dan kebijakan akuntansi dari perusahaan asuransi tersebut tidak mensyaratkan untuk mengakui seluruh hak dan kewajiban yang mucul dari komponen deposit. Dari jurnal register diatas, perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk dalam kontrak asuransinya sudah memisahkan komponen deposit yang melekat dari pendapatan premi yang diterima oleh perusahaan. Komponen deposit yang dimaksud adalah seperti transaksi derivatif yang melekat dalam kontrak asuransi. Jurnal register ini dilakukan setiap periode sebulan sekali yang dibuat berdasarkan kantor cabang atau kantor pemasaran yang ada di seluruh Indonesia dan akan diposting dalam program akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan. Contoh lengkap tentang jurnal register diberikan dalam tabel dibawah ini :
65
Tabel 4.8 Jurnal Register Kantor Cabang Bandung 31 Desember 2014 Nama Akun Debet
Kredit
Piutang Premi Fire
945.148.326
-
Piutang Premi MC
3.143.000
-
Piutang Premi KB
538.069.057
-
Piutang Premi BT&CIS
1.579.000
-
Piutang Premi CIT
7.921.000
-
Piutang Premi ENG
15.916.424
-
Piutang Premi Aneka
44.666.714
-
Beban Disct Fire
141.444.119
-
Beban Disct MC
588.000
-
Beban Disct KB
133.537.871
-
361.250
-
Beban Disct CIT
1.899.000
-
Beban Disct ENG
2.267.109
-
Beban Disct Aneka
7.931.342
-
Hutang Disct Fire
-
141.430.815
Hutang Disct MC
-
588.000
Hutang Disct KB
-
133.364.442
Hutang Disct BT&CIS
-
361.250
Hutang Disct CIT
-
1.899.000
Hutang Disct ENG
-
2.267.109
Beban Disct BT&CIS
66
Lanjutan tabel diatas…… Tabel 4.8 Jurnal Register Kantor Cabang Bandung 31 Desember 2014
Hutang Disct Aneka
-
7.931.342
Pendapatan Administrasi Polis
-
12.273.000
Pendapatan Premi Fire
-
942.742.630
Pendapatan Premi MC
-
2.940.000
Pendapatan Premi KB
-
534.151.486
Pendapatan Premi BT&CIS
-
1.495.000
Pendapatan Premi CIT
-
7.860.000
Pendapatan Premi ENG
-
15.916.424
Pendapatan Premi Aneka
-
39.251.714
Total 1.844.472.212 Sumber : Departemen Accounting
1.844.472.212
2. Pencatatan Penerimaan Pembayaran Premi Asuransi Jurnal atas penerimaan piutang premi : Dr. Bank
xxxx
Cr. Piutang Premi Langsung
xxxx
Jurnal atas pembayaran komisi agen : Dr. Hutang Disct Langsung Cr. Bank
xxxx xxxx
67
Dapat diberikan contoh seperti perhitungan polis atas Tuan.Isman diatas dengan nomor polis 09.03.15.03.0120.00948 atas penutupan polis asuransi kendaraaan bermotor dengan uang masuk yang masuk kedalam perusahaan masih pendapatan kotor belum dikurangi dengan komisi agen. Jurnal : Dr. BCA Cab Kyai Caringin
3.466.500
-
858.625
-
Dr. Hutang Komisi Langsung KB Cr. Piutang Premi Langsung KB
-
3.466.500
Cr. Hutang Lain-Lain
-
858.625
Total
4.325.125
4.325.125
Jika tertanggung membayar polis asuransi dengan sudah dilakukan pemotongan pembayaran komisi agen maka : Jurnal : Dr. BCA Cab Kyai Caringin Dr. Hutang Komisi Langsung KB Cr. Piutang Premi Langsung KB Total
2.607.875
-
858.625
-
3.466.500
3.466.500 3.466.500
Perbedaan antara jurnal diatas hanya terletak kepada jumlah uang yang masuk kedalam rekening perusahaan dimana pemotongan langsung oleh agen terhadap komisi yang menjadi haknya mengakibatkan jumlah uang yang masuk menjadi lebih kecil (nett premi) dibandingkan dengan yang belum dipotong langsung oleh agen (gross premi).
68
Jurnal atas cicilan penerimaan piutang premi : Dr. Bank
xxxx
Cr. Uang Muka Premi
xxxx
Atas pembayaran uang muka premi ini maka perusahaan belum melakukan pengakuan atas piutang premi yang sudah dibayar sampai kepada cicilan terakhir dari pelunasan piutang premi tertanggung. Jurnal atas pelunasan penerimaan piutang premi : Dr. Bank
xxxx
Dr. Uang Muka Premi
xxxx
Dr. Hutang Premi Langsung
xxxx
Cr. Piutang Premi Langsung
xxxx
Atas pelunasan piutang premi tertanggung maka uang muka premi yang tadi dibayarkan sebelumnya dijumlahkan dan dicatat dalam posisi di debet yang sebelumnya berada dalam posisi kredit. Dalam contoh pembayaran polis asuransi Tn. Isman dengan nomor polis 09.03.15.03.0120.00948 sebelumnya jika sudah pernah dilakukan pembayaran cicilan sebesar Rp 1.000.000 maka dengan metode pencatatan nett premi dapat dicatat sebagai berikut : Jurnal atas cicilan penerimaan piutang premi : Dr. BCA Cab Kyai Caringin Cr. Uang Muka Premi Total
1.000.000 1.000.000
1.000.000 1.000.000
69
Jurnal pelunasan atas penerimaan piutang premi : Dr. BCA Cab Kyai Caringin
1.607.875
-
Dr. Uang Muka Premi
1.000.000
-
858.625
-
Dr. Hutang Komisi Langsung KB Cr. Piutang Premi Langsung KB Total Berlaku
-
3.466.500
3.466.500 sama
dengan
metode
gross
premi
3.466.500 dimana
akan
menimbulkan hutang lain-lain atas komisi agen yang belum dibayarkan oleh perusahaan kepada agen tersebut. Pembayaran atas komisi agen yang belum terbayarkan dapat dilakukan setiap seminggu sekali atau sebulan sekali. Dalam penerimaan pembayaran piutang premi oleh tertanggung perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk menerapkan dua metode baik nett premi maupun gross premi.Untuk metode nett premi sering dilakukan oleh agen-agen asuransi dalam skala kecil atau pendapatan premi yang dihasilkan tidak terlalu besar. Sedangkan gross premi sering dilakukan oleh agen-agen asuransi yang besar atau memiliki produksi yang besar sehingga mendatangkan uang masuk yang besar bagi perusahaan.Dalam laporan atas produksi premi yang telah lunas dibayar pihak keuangan harus membuat rekap statement of account yang berisi nomor polis para tertanggung.
70
D. Analisa Pendapatan Premi dalam Pemenuhan Pembayaran Klaim Pendapatan premi yang diterima oleh perusahaan asuransi harus dapat menutupi atas beban klaim yang menjadi kewajiban dari pihak penanggung dalam memberikan jasa penggantian kerugian kepada tertanggung.Pendapatan premi yang ada di investasikan kembali oleh perusahaan agar dapat mendatangkan keuntungan kepada perusahaan. Beban klaim yang terjadi dalam suatu perusahaan asuransi tidak dapat diukur pada saat penerimaan pendapatan premi diterima.Oleh karena itu, terdapat karakteristik khusus dalam perusahaan asuransi bahwa konsep mantching cost with revenue tidak dapat dilakukan atau dlaksanakan.Pendapatan premi dengan beban klaim seperti dua mata pedang yang saling tolak belakang. Pada saat pendapatan premi diterima maka perusahaan harus siap dalam menanggung atas beban klaim yang kemudian akan terjadi atau tidak akan terjadi yang sulit untuk diperkirakan selama periode waktu polis tersebut masih berlaku. Kebutuhan atas kerjasama dengan bengkel-bengkel rekanan sangat menunjang dalam dunia bisnis perusahaan asuransi. Pelayanan yang diberikan perusahaan asuransi dalam memproses pengajuan klaim yang cepat, mudah dan profesional menjadi tolak ukur bagi tertanggung untuk percaya kepada perusahaan asuransi tersebut.Selain itu, hasil dari pekerjaan perbaikan suatu unit kendaraan bermotor oleh tenaga-tenaga bengkel rekanan yang rapi dan memuaskan pihak tertanggung.
71
1. Sumber Pendapatan Premi Bruto PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk dalam memperoleh pendapatan premi bruto secara langsung atau tidak langsung berasal dari beberapa sektor atau bidang seperti tabel dibawah ini :
NO.
Tabel 4.9 Sumber Pendapatan Premi Bruto (dalam ribuan rupiah) PEROLEHAN SEKTOR TARGET JANUARI S/D ACHIEVE ASURANSI 2014 DESEMBER 2014
1
MARKETING
2
BROKER
3
AGEN
4 5
BANK BUMN BANK SWASTA
6
LEASING
37.449.809
53.495.290
70%
164.993.078 127.877.627
129%
72.726.240 107.579.549
68%
487.208
1.175.695
41%
273.990
1.309.730
21%
59.208.829
58.562.109
101%
TOTAL 335.139.154 350.000.000 Sumber : Departemen Accounting
96%
PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk untuk sumber perolehan pendapatan premi terbanyak berasal dari sektor broker atau pialang asuransi. Jika diambil persentase maka sebesar 49% (empat puluh sembilan persen) dari seluruh total pendapatan premi yang diterima dalam periode Januari sampai dengan Desember 2014 dihitung dengan cara (164.993.078 : 335.139.154). Sedangkan sumber yang menghasilkan pendapatan premi paling sedikit berasal dari sektor bank swasta sebesar Rp 273.990.000. Pendapatan sektor bank swasta hanya memberikan kontribusi terhadap
72
pendapatan premi total sebesar (273.990.000 : 335.139.154) 0,1% (nol koma satu persen) saja. Dari keterangan diatas untuk peran dari pihak ketiga atau broker asuransi yang dimiliki oleh PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk masih mempunyai peranan terbesar dalam kemajuan peningkatan pendapatan premi di tahun berikutnya. Sedangkan peranan dari agen yang dimilik perusahaan hanya menempati posisi kedua dari seluruh jumlah penerimaan yang diperoleh dalam tahun 2014 (dua ribu empat belas) sebesar Rp 72.726.240.000 atau 22% (dua puluh dua persen) yang didapat dari perhitungan (72.726.240 : 335.139.154). Untuk target yang telah dianggarkan oleh perusahaan selama tahun 2014 (dua ribu empat belas) sebesar Rp 350.000.000.000 dan hanya tercapai atau terpenuhi sebesar 96% (sembilan puluh enam persen) atau dalam nilai nominal sebesar Rp 335.139.154.000. Pencapaian antara target pendapatan premi yang harus dicapai dengan keadaaan sebenarnya tidak terpenuhi seluruhnya atau masih kurang sebesar Rp 14.860.846.000 atau kurang sebesar 4% (empat persen) dari
seluruh
target
350.000.000.000).
yang
harus
tercapai.
(14.860.846.000
:
73
Tabel diatas dapat disederhanakan atau dibuat grafik balok atau histogram seperti dibawah ini :
Sumber : Departemen Accounting Balok berwarna biru menandakan pendapatan premi yang sudah diperoleh di tahun 2014 (dua ribu empat belas) sedangkan balok berwarna merah menandakan target pendapatan premi yang telah dianggarkan selama tahun 2014 (dua ribu empat belas). Dari grafik diatas sumber pendapatan yang telah melewati dari target yang telah ditentukan sebelumnya berasal dari broker atau pialang asuransi mencapai 129% (seratus dua puluh sembilan persen) ini dapat dilihat dari perhitungan (164.993.078.000 : 127.827.627.000). Selain itu, dari sektor leasing juga telah mencapai dari target yang telah ditentukan sebesar 101% (seratus satu persen) didapat dari perbandingan (59.208.829.000 : 58.562.109.000) dengan selisih lebih diatas 1% (satu persen) dari target yang ada atau sebesar Rp 646.726.000.
74
2. Pendapatan Premi Berdasarkan Kelas Bisnis Pendapatan premi bruto yang diterima oleh PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk diperoleh dari banyak produk-produk polis asuransi atau sering disebut Class of Bisnis (COB) berdasarkan jenis perlindungan jaminan yang diberikan.
Kelas Bisnis Asuransi Kebakaran Asuransi Angkutan Laut Asuransi Kendaraan Bermotor Asuransi Kecelakaan Diri Asuransi B & T / CIS Asuransi Cash In Transit Asuransi Engineering Asuransi Marine Hull Asuransi Aneka Total
Tabel 4.10 Pendapatan Premi Bruto Berdasarkan COB 2014 Pendapatan Premi Langsung
Treaty
Facultatif
Konsorsium
65.330.648.197
- 1.516.453.173
10.221.659.050
-
205.831.640.357
Jumlah
66.750.340
66.913.851.710
-
-
10.221.659.050
-
-
- 205.831.640.357
7.519.447.047
-
11.248.999
-
7.530.696.046
627.040.571
-
-
-
627.040.571
4.761.977.050
-
-
-
4.761.977.050
2.809.194.409
-
-
-
2.809.194.409
22.899.836.626
-
-
-
22.899.836.626
13.533.305.547
-
9.953.048
-
13.543.258.595
333.534.748.854
-
1.537.655.220
66.750.340
335.139.154.414
Sumber : Laporan Laba/Rugi Departemen Accounting Dilihat dari kelas bisnis maka asuransi kendaraan bermotor menempati posisi terbesar dalam penerimaan pendapatan premi dengan jumlah sebesar Rp 205.831.641.357 dengan tingkat persentase 61% (enam
75
puluh satu persen) dari seluruh total pendapatan premi bruto yang ada dengan perhitungan (205.831.640.357 : 335.139.154.414). Sedangkan pendapatan premi bruto yang terkecil diberikan dari kelas bisnis asuransi B&T atau Cash In Save sebesar Rp 627.040.571 dengan tingkat persentase dari seluruh pendapatan premi bruto yang diterima perusahaan sebesar 0,2% (nol koma dua persen) didapat dengan cara membagi (627.040.571 : 335.139.154.414). Perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk dalam pendapatan premi tidak langsung dari treaty tidak ada sama sekali. Hal ini dikarenakan kebijakan dari manajemen terkait untuk tidak menerima pertanggungan dalam bentuk ini. Pendapatan premi bruto yang berasal dari perjanjian facultatifhanya berasal dari tiga jenis kelas bisnis saja yaitu asuransi kebakaran, kecelakaan diri dan aneka. Dengan pendapatan premi terbesar berasal dari asuransi kebakaran sebesar Rp 1.516.453.173 atau dilihat dari persentase atas seluruh pendapatan premi bruto yaitu 0,5% (nol koma lima persen) diperoleh dengan membagi (1.516.453.173 : 335.139.154.414). Pendapatan premi falcutatif yang terkecil didapat dari jenis asuransi aneka sebesar Rp 9.953.048 atau dalam persentase dari seluruh pendapatan premi bruto yaitu 0,003% (nol koma nol nol tiga persen) didapat dari pembagian (9.956.048 : 335.139.154.414).
76
Pendapatan premi bruto konsorsium hanya berasal dari satu jenis kelas bisnis saja yaitu asuransi kebakaran saja.Sehingga untuk menentukan pendapatan premi yang terbesar tidak dapat dilakukan dikarenakan data yang tersedia hanya satu saja. Besarnya asuransi kebakaran konsorsium ini dalam persentase terhadap seluruh pendapatan premi bruto yang ada sebesar 0,02% (nol koma nol dua persen) didapat dari perbandingan (66.750.340 : 335.139.154.414). Dilihat dari pendapatan premi langsung atau tidak langsung maka pendapatan premi yang terbesar berasal dari pendapatan premi langsung sebesar Rp 333.534.748.854. Persentase atas seluruh pendapatan premi bruto yang ada sangat besar sekali yaitu 99,5% (sembilan puluh sembilan koma lima persen) didapat dari perhitungan (333.534.748.854 : 335.139.154.414). Sedangkan
pendapatan
premi
brutofalcutatif
hanya
dapat
memberikan kontribusi 0,48% (nol koma empat puluh delapan persen) perhitungan persentase ini dihitung dengan membagi (1.537.655.220 : 335.139.154.414) dan konsorsium hanya kecil sekali 0,02% (nol koma nol dua persen) dihitung dengan cara (66.750.340 : 335.139.154.414). Berdasarkan
data
pendapatan
premi
bruto
diatas
dengan
menggunakan alat bantu analisis data dari microsoft excel dapat dihasilkan sebagai berikut :
77
Gambar 4.2 Statistik Deskriptif Langsung Mean Standard Error Median Mode Standard Deviation Sample Variance Kurtosis Skewness Range Minimum Maximum Sum Count
Treaty 37.059.416.539 Mean 22.102.568.048 Standard Error 10.221.659.050 Median #N/A Mode 66.307.704.144 Standard Deviation 4,39671E+21 Sample Variance 6,760716873 Kurtosis 2,561587444 Skewness 205.204.599.786 Range 627.040.571 Minimum 205.831.640.357 Maximum 333.534.748.854 Sum 9 Count
Falcutatif 0 Mean 0 Standard Error 0 Median 0 Mode 0 Standard Deviation 0 Sample Variance #DIV/0! Kurtosis #DIV/0! Skewness 0 Range 0 Minimum 0 Maximum 0 Sum 9 Count
Konsorsium 170.850.580 Mean 168.207.318 Standard Error 0 Median 0 Mode 504.621.955 Standard Deviation 2,54643E+17 Sample Variance 8,99785914 Kurtosis 2,999520006 Skewness 1.516.453.173 Range 0 Minimum 1.516.453.173 Maximum 1.537.655.220 Sum 9 Count
Sumber : Data diolah oleh penulis Mean atau sering disebut rata-rata dari pendapatan premi bruto langsung atas seluruh kelas bisnis yang ada adalah sebesar Rp 37.059.416.539 sedangkan treaty menunjukan nilai 0 (nol) dikarenakan tidak ada nilai sama sekali ,falcutatif
sebesar Rp 170.850.580 dan
konsorsium dengan nilai Rp 7.416.704. Median atau nilai tengah dari data yang ada untuk pendapatan premi bruto langsung dengan nilai Rp 10.221.659.050.Sedangkan treaty, falcutatif dan konsorsium sama-samadengan nilai 0 (nol) dikarenakan tingkat penyebaran data lebih banyak terdapat nilai kosong atau 0 (nol). Kurtosis atau tingkat keruncingan pada grafik polygon memberikan arti makin kecil nilai tersebut maka kurva tersebut semakin runcing. Pendapatan premi bruto langsung memiliki nilai kurtosis sebesar 6,76 (enam koma tujuh puluh enam) sedangkan falcutatifsebesar 8,99 (delapan
7.416.704 7.416.704 0 0 22.250.113 4,95068E+14 9 3 66.750.340 0 66.750.340 66.750.340 9
78
koma sembilan puluh sembilan) dan konsorsium dengan nilai 9 (sembilan). Skewness mempunyai arti tingkat kemiringan dari seluruh penyebaran data yang ada. Skewness bernilai positif mempunyai arti kurva miring kearah kanan dengan ekor ada disebelah kiri sedangkan nilai negatif maka kurva akan miring sebelah kiri dengan ekor kurva ada disebelah kanan. Masing-masing nilai kemiringan untuk pendapatan premi bruto langsung, treaty, falcutatif dan konsorsium bernilai positif sehingga kemiringan kurva mengarah kesebelah kanan dengan ekor ada disebelah kiri. Minimum dan maksimum atau dapat diartikan nilai paling rendah dan tinggi seperti yang sudah dijelaskan diatas. Sedangkan sum diartikan sebagai penjumlahan kebawah dari data yang ada dan count yaitu banyaknya jumlah data yang masuk dalam analisis data. Count dari masing-masing pendapatan premi bruto langsung, treaty, falcutatif dan konsorsium adalah sama 9 (sembilan). Range atau jarak antar interval diambil dari mendekati atau sama dengan nilai terbesar dalam masing-masing kelompok pendapatan premi bruto. Dengan nilairange pendapatan premi bruto langsung adalah 205.204.599.786, treaty dengan nilai 0 (nol), falcutatif dengan nilai 1.516.453.173 dan terakhir konsorsium dengan nilai 66.750.340.
79
3. Pembayaran Klaim Tertanggung Selain menerima pendapatan premi dari tertanggung, perusahaan asuransi juga berkewajiban dalam membayar klaim atau mengganti kerugian yang dialami oleh tertanggung.Beban yang timbul dari penyelesaian klaim ini dapat mengurangi pendapatan premi bruto yang diterima oleh perusahaan. Didalam pembayaran beban klaim kepada tertanggung maka perusahaan akan menggunakan premi netto atau premi bersih yang didapat dari premi bruto dikurang premi reasuransi dan biaya-biaya lainnya. Beban klaim yang terdapat dalam laporan laba-rugi merupakan klaim yang sudah terselesaikan atau terbayarkan. Berikut disajikan pemenuhan pembayaran klaim yang sudah terbayarkan kepada tertanggung selama periode pembukuan Januari sampai dengan Desember 2014 yang diakumulasi sebagai berikut :
80
Tabel 4.11 Pendapatan Premi dan Beban Klaim 2014 Pendapatan Kelas Bisnis Beban Klaim Premi Bersih Asuransi Kebakaran 35.336.010.745 24.543.762.664 2.949.281.802 1.335.698.508 Asuransi Angkutan Laut
Selisih 10.792.248.081 1.613.583.294
Asuransi Kendaraan Bermotor Asuransi Kecelakaan Diri Asuransi B & T / CIS Asuransi Cash In Transit Asuransi Engineering Asuransi Marine Hull Asuransi Aneka
152.131.593.992 66.617.215.228 85.514.378.764 (3.699.413.490) 3.213.978.311 (6.913.391.801) 353.787.113 62.836.550 290.950.563 2.746.250.469 879.663.471 1.866.586.998 806.468.320 27.650.169 778.818.151 (7.222.900.690) 219.664.183 (7.442.564.873) (886.275.416) 570.875.702 (1.457.151.118) 182.514.802.845 97.471.344.786 85.043.458.059 Total Sumber : Laporan Laba/Rugi Departemen Accounting Atas pendapatan premi bersih yang diterima perusahaan dengan kewajiban membayar klaim kepada tertanggung dilihat dari seluruh kelas bisnis perusahaan PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk masih mendapatkan
surplus
atau
keuntungan
underwriting
sebesar
Rp
85.043.458.059 yang dihitung dengan mengurangkan premi bersih dengan beban klaim (182.514.802.845 – 97.471.344.786). Surplus underwriting dilihat dari persentase keseluruhan dari pendapatan premi bersih yang tersisa setelah dikurangi beban klaim adalah 47% (empat puluh tujuh persen) dihitung dengan membagi surplus underwriting dengan premi bersih (85.043.458.059 : 182.514.082.845). Pendapatan premi bersih terbesar diperoleh dari asuransi kendaraan bermotor Rp 152.131.593.992 sebanding dengan pembayaran klaim
81
kepada tertanggung juga terbesar sebesar Rp 66.617.215.228 sehingga memberikan kontribusi surplus underwriting yang terbesar dari seluruh kelas bisnis yang ada sebesar Rp 85.514.378.764 (152.131.593.992 – 66.617.215.228). Beban klaim yang terbesar kedua terdapat dalam asuransi kebakaran sebesar Rp 24.543.762.664 bila dibandingkan dengan premi bersih sebesar Rp 35.336.010.745 perusahaan masih mendapatkan surplus sebesar Rp 10.792.248.081 atau dapat dikatakan 69% (enam puluh sembilan persen) dari pendapatan premi bersih terpakai untuk membayar klaim. Hal ini dapat dihitung dengan membagi beban klaim dengan pendapatan premi bersih (24.543.762.664 : 35.346.010.745). Sedangkan surplus underwriting sebesar 31% (tiga puluh satu persen) dengan membagi surplus underwriting dengan premi bersih (10.792.248.081 : 35.346.010.745). Lain halnya dengan beban klaim yang terkecil terjadi untuk jenis asuransi engineeringsebesar Rp 27.650.169 atau 3% (tiga persen) dari pendapatan premi bersih (0.03 x 806.468.320). Walaupun memberikan beban yang terkecil tetapi tidak memberikan surplus underwriting yang terbesar. Asuransi B&T/CIS memberikan surplus underwriting yang paling terkecil walaupun beban klaim yang terjadi urutan kedua terkecil setelah asuransi engineering.Persentase beban klaim yang terjadi 18% (delapan belas persen) dari premi bersih (0.18 x 353.787.113).
82
Terdapat pendapatan premi bersih yang bernilai negatif dan menghasilkan
defisit
atau
kerugian
underwriting
yang
semakin
meningkatuntuk asuransi kecelakaan diri, asuransi marine hulldan asuransi aneka dikarenakan biaya-biaya lain seperti premi reasuransi lebih besar dari pendapatan premi bruto.