BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undangundang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah, daerah (kabupaten/kota) menjadi titik sentral otonomi daerah. Daerah mempunyai kewenangan otonomi yang didasarkan pada azas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Ini berarti daerah diberikan keleluasaan menjalankan pemerintahan dan pembangunannya secara bertanggungjawab dengan melihat kondisi dan potensi lokalnya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi tahapan yang sangat krusial dalam memulai roda pemerintahan dan pembangunan setiap tahunnya dalam mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat
dengan
lebih
baik
melalui
perencanaan,
pelaksanaan,
pengawasan,
pengendalian dan evaluasi pembangunan. Kebijakan Umum APBD (KUA) tahun anggaran 2013 mengacu pada Visi dan Misi Kabupaten Lamandau, disusun dengan memformulasikan pemikiran pemerintah, aspirasi masyarakat serta pokok-pokok pikiran DPRD, sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang menyatakan bahwa Pemerintah Daerah bersama-sama DPRD menyusun dan menyepakati Kebijakan Umum APBD (KUA). Kebijakan Umum APBD tersebut menjadi dasar bagi penyusunan PPAS yang merupakan formulasi kegiatan prioritas yang terpilih dari sejumlah usulan kegiatan dengan mempertimbangkan kondisi anggaran serta potensi sumber daya yang ada dalam rangka pencapaian tujuan secara efisien dan efektif. KUA dan PPAS APBD selanjutnya menjadi pedoman bagi perangkat daerah dalam menyusun usulan program, kegiatan dan anggaran yang dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Kebijakan Umum APBD TA. 2013 ditetapkan dengan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Lamandau dengan DPRD Kabupaten Lamandau Nomor: 050/1604/Bapp.C/XII/2012
–
Nomor:
170/900.1820/DPRD-LMD/XII/2012,
tanggal
5
Desember 2012. Dan Kebijakan Umum Perubahan APBD TA. 2013 ditetapkan dengan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Lamandau dengan DPRD Kabupaten Lamandau Nomor: 050/1220/Bapp.C/IX/2013 – Nomor: 170/900.988/DPRD-LMD/IX/2013, tanggal 9 September 2013.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
42
Selanjutnya, melalui Peraturan Daerah Kabupaten Nomor: 26 Tahun 2012 Tentang APBD Kabupaten Lamandau TA. 2013, dan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perubahan APBD Kabupaten Lamandau TA. 2013, Pemerintah Kabupaten Lamandau bersama unsur Legislatif telah menyusun dan menetapkan anggaran untuk Tahun Anggaran 2013. APBD Tahun Anggaran 2013 dalam penyusunannya berpedoman kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Sebagai
upaya
untuk
meningkatkan
efisiensi
dan
efektivitas
pelaksanaan
program/kegiatan pembangunan tahun anggaran 2013, diperlukan kebijakan-kebijakan pemerintah daerah yang bertujuan mengatur pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah antara lain (1) Sinkronisasi kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah, (2) Penyelarasan hasil musrenbang desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten yang sudah terpilah menurut usulan sumber pendanaan dari APBD Kabupaten Lamandau, APBN dan sumber pendanaan lainnya dengan rencana kerja pemerintah khususnya untuk kegiatan yang akan dibiayai dari dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, (3) Memperhatikan isu-isu strategis SKPD yang berasal dari RPJMD dan Renstra SKPD Kabupaten Lamandau, (4) Konsistensi rencana kegiatan yang diusulkan dari hasil Musrenbang dengan rancangan RKP dan Rancangan Renja Kementerian/Lembaga yang dihasilkan Musrenbang Pusat, (5) Melakukan pembahasan kesesuaian antara rencana kegiatan yang diusulkan Pemerintah Daerah dengan kegiatan Kementerian/Lembaga yang akan dilaksanakan di daerah melalui dana dekonsentrasi dan atau tugas pembantuan. A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Otonomi daerah mempunyai makna adanya pelimpahan kewenangan yang sebelumnya dijalankan oleh Pemerintah Pusat dialihkan kepada Pemerintah Daerah. Hal tersebut membawa konsekuensi bahwa Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban menyelenggarakan segala kewenangan yang diberikan untuk mencapai kemakmuran, kesejahteraan, dan memberi pelayanan yang mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat. Untuk dapat menyelenggarakan itu semua diperlukan kemampuan pendanaan dan pemerintah yang berujung kepada upaya melakukan optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah. Sumber pendapatan daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri maupun alokasi dari Pemerintah Pusat sebagai wujud dari negara
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
43
integralistik. Sumber-sumber pendapatan daerah yang berasal dari Pemerintah Pusat selanjutnya diatur melalui Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dalam rangka melakukan optimalisasi sumber pendapatan daerah terutama yang berasal dari penerimaan Asli daerah, mempunyai dampak yang tanpa disadari melupakan substansi dan nilai-nilai pelayanan. Hal ini sering terjadi dimana suatu Instansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, disisi lain efek pelayanan tersebut memberi dampak kepada penerimaan daerah sehingga SKPD menghadapi dualisme fungsi yang saling kontraproduktif. Kondisi ini pada akhimya akan mengakibatkan tidak optimalnya pelayanan kepada masyarakat. Menyikapi hal tersebut, pemerintah Kabupaten Lamandau menyadari dan konsisten dalam menjalankan kebijakan terutama terhadap peraturan daerah yang mengatur mengenai fungsi-fungsi kelembagaan. Pemerintah Kabupaten Lamandau menyadari hal tersebut sehingga kebijakan yang diterapkan dalam menggali sumbersumber penerimaan daerah tetap memperhatikan aspek pelayanan dan senantiasa menciptakan
iklim
yang
kondusif
bagi
berkembangnya
dunia
usaha,
serta
memperhatikan kepentingan masyarakat miskin. 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai nilai kekayaan bersih. Pada tahun 2013, pendapatan daerah Kabupaten Lamandau bersumber dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pendapatan daerah tersebut masih didominasi oleh penerimaan yang bersumber dari dana perimbangan yang meliputi bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. Diakui bahwa kontribusi pendapatan asli daerah terhadap total pendapatan daerah dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah masih sangat rendah. Meskipun pada prinsipnya kemampuan
sebagai
daerah
sendiri
untuk
otonom
seyogianya
membiayai
lebih
mengandalkan
pada
pelaksanaan
pembangunan
dan
penyelenggaraan pemerintahan serta pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Lamandau terus melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah, dan hal tersebut dapat menunjukan hasil yang positif bila dilihat dari kecenderungan peningkatan pendapatan asli daerah dalam beberapa tahun terakhir. Kebijakan yang dilakukan Pemerintah
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
44
Kabupaten Lamandau khususnya untuk meningkatkan target pendapatan asli daerah meliputi: memperkuat produk hukum daerah yang berkaitan dengan berbagai
sumber
pendapatan
asli
daerah
serta
menggali
sumber-sumber
pendapatan asli daerah lainnya. Untuk mewujudkan hal tersebut telah dilakukan kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi dalam pengelolaan pendapatan asli daerah (PAD). Intensifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan dengan meningkatkan kinerja aparatur dalam upaya peningkatan penerimaan pajak dan retribusi daerah yang ada, dengan kata lain melakukan upaya optimal dengan jenis pajak dan retribusi yang sudah ada dan secara terus menerus mengupayakan peningkatan pendapatan dan minimalisasi tunggakan baik pajak maupun retribusi yang sudah ada atau dimiliki. Sedangkan ekstensifikasi adalah suatu upaya mencari terobosan baru dengan perluasan jenis pajak dan retribusi yang mempunyai potensi untuk meningkatkan pendapatan daerah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Keberhasilan pemerintah daerah dalam mengoptimalkan penerimaan melalui pajak daerah dan retribusi daerah, tergantung pada dua hal, yaitu: 1. Komitmen pemerintah daerah; 2. Metode/cara pemungutan pajak dan retribusi tersebut dilakukan. Komitmen pemerintah dalam mengoptimalkan PAD tercermin dari besarnya nilai PAD yang ditargetkan dalam APBD. Semakin besar PAD yang ditargetkan menunjukkan bahwa pemerintah daerah mempunyai komitmen yang kuat dalam menggali dan memanfaatkan potensi PAD yang ada di daerahnya. Sedangkan cara pemungutannya, khususnya untuk Pajak Daerah, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu self assesment system dan official assesment system.
Self assesment system adalah sistem pemungutan pajak daerah, dimana wajib pajak menghitung sendiri jumlah pajak yang harus dibayar. Perhitungan tersebut tentunya harus mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam sistem ini wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung sendiri serta melaporkan pajak yang harus dibayar kepada dinas/instansi yang terkait. Sedangkan
Official assesment system adalah suatu sistem pemungutan pajak, besarnya jumlah pajak yang harus dibayar dihitung oleh petugas pajak. Dalam sistem ini, inisiatif dan kegiatan dalam menghitung dan melakukan pemungutan pajak sepenuhnya ada pada aparatur perpajakan.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
45
Dengan menggunakan official assesment system
ini berarti pemerintah
daerah harus didukung sumber daya yang memadai baik secara kualitas maupun secara kuantitas. Selain itu, dengan menggunakan official assesment system ini harus memiliki kemampuan adaptif dalam menangkap peluang dan perubahanperubahan untuk dipertimbangkan dalam melakukan official assesment system. Pemungutan pajak dan retribusi daerah di Kabupaten Lamandau, pada umumnya melalui kegiatan official assesment system. Sehingga secara periodik perlu dilakukan pembaharuan data. Hasil assesment bulan/tahun sebelumnya, diperbaharui untuk dipakai sebagai dasar pemungutan pada bulan/tahun sekarang atau bulan/tahun berikutnya. Dalam kata lain, Pemerintah Kabupaten Lamandau perlu melakukan re-assesment
terhadap jumlah wajib pajak dan besaran pajak
yang harus dibayar. Ada beberapa alasan mengapa kegiatan updating perlu dilakukan: (1) setting ekonomi-sosial dalam wilayah Kabupaten Lamandau senantiasa berubah, yang tentunya akan mengubah jumlah PAD yang berpotensi untuk di pungut. (2) adanya tuntutan peraturan perundang-undangan untuk senantiasa memperbaiki dan mengoptimalisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah. (3) adanya tuntutan masyarakat (melalui lembaga legislatif) kepada pemerintah daerah (lembaga
eksekutif)
untuk
senantiasa
meningkatkan
pelayanannya
kepada
masyarakat. Adapun upaya-upaya yang dilakukan berkaitan dengan intensifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Daerah Tahun 2013 meliputi: a). Penggalian dan pengembangan sumber-sumber pendapatan asli daerah, meningkatkan pendataan potensi pajak/retribusi daerah serta meningkatkan pemungutan pajak/retribusi daerah. b) Melakukan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak dan retribusi daerah, menyiapkan sarana untuk pemasangan iklan, pekan panutan pembayaran PBB, pemberian penghargaan bagi petugas pemungut yang berprestasi, penegakan sanksi bagi wajib pajak/wajib retribusi yang tidak memenuhi kewajibannya. c). Meningkatkan koordinasi dengan para pengusaha serta memberi kesempatan kepada
pengusaha
berpartisipasi
dalam
mengelola
dan
melaksanakan
pembangunan khususnya bagi yang telah memenuhi kewajiban pajak/retribusi.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
46
d). Mengutamakan produksi lokal dalam pelaksanaan pembangunan daerah, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya berdampak pada kemampuan memenuhi kewajiban pajak/retribusi. e). Memberikan
kemudahan
dalam
pelayanan
kepada
masyarakat
guna
meningkatkan kesadaran membayar pajak/retribusi. f). Melakukan pendataan ulang terhadap aset atau kekayaan daerah yang dapat menjadi sumber pendapatan daerah serta mengoptimalkan penggunaannya dalam memaksimalkan pendapatan daerah. g). Mengintensifkan dan mengevaluasi semua Peraturan Daerah yang berkaitan dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah dengan memfungsikan tupoksi masing-masing Dinas/Badan sampai ketingkat Kecamatan, Kelurahan dan Desa. i).
Meningkatkan koordinasi, konsultasi maupun rekonsiliasi khususnya bagi pendapatan yang bersumber dari Dana Perimbangan maupun Bantuan Keuangan dari Provinsi, sehingga diharapkan realisasi pendapatan tersebut dapat terlaksana secara transparan sesuai dengan Peraturan perundangundangan yang berlaku.
2. Target dan Realisasi Pendapatan Pada tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Lamandau menganggarkan belanja sebesar Rp.
Rp.
578.411.892.919,-
558.398.586.674,-
dan
sehingga
menargetkan
terdapat
defisit
pendapatan
sebesar
anggaran
sebesar
Rp. 24.329.044.485,-. Realisasi pendapatan dan belanja masing-masing sebesar Rp. 557.816.638.555,66 dan Rp. 532.944.433.294,11, sehingga terdapat selisih surplus sebesar Rp. 24.872.205.261,55. Kontribusi Pendapatan Daerah masih didominasi oleh pendapatan yang bersumber
dari
Dana
Perimbangan
yang
ditargetkan
sebesar
Rp. 490.016.293.939,- realisasinya sebesar Rp. 492.972.415.505,- atau 100,60% yang memberikan kontribusi sebesar 88,38%, sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang ditargetkan sebesar Rp. 16.900.151.850,- realisasinya sebesar Rp. 18.443.358.089,75 atau 109,13% baru dapat memberikan kontribusi sebesar 3,31%, sedangkan dari Lain-lain Pendapatan Yang Sah dari target sebesar Rp. 51.482.140.885,- realisasinya sebesar Rp. 46.400.864.960,91 atau 90,13% hanya memberikan kontribusi sebesar 8,32%. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan APBD Kabupaten Lamandau kepada Pemerintah Pusat masih sangat besar.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
47
Gambar 9. Diagram Kontribusi Jenis Pendapatan Daerah TA.2013
Kontribusi Terhadap Pendapatan Daerah TA.2013 8.32%
3.31% Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dana Perimbangan 88.38% Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Adapun target dan realisasi Pendapatan Daerah TA.2013 secara terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah TA. 2013 Kode Rek. 4
PENDAPATAN
4.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
4.1.1
Pendapatan Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
4.1.2 4.1.3 4.1.4 4.2
Uraian
DANA PERIMBANGAN
4.2.3
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Khusus (DAK)
4.3
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
4.2.1 4.2.2
4.3.3 4.3.4 4.3.5 4.3.6 4.3.8
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi & Pemda lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya Sumbangan Pihak Ketiga Pendapatan Bagi Hasil Tiket Avia Star
Jumlah Pendapatan Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
(%)
Kontribusi (%)
16.900.151.850,00 2.603.875.000,00 3.986.695.640,00
18.443.358.089,75 2.834.448.019,00 3.831.669.169,00
109,13 108,85 96,11
3,31 0,51 0,69
3.034.692.521,00
3.034.692.521,26
100,00
0,54
7.274.888.689,00
8.742.548.380,49
120,17
1,57
490.016.293.939,00
492.972.415.505,00
100,60
88,38
68.859.675.939,00
71.815.797.505,00
104,29
12,87
383.325.898.000,00 37.830.720.000,00
383.325.898.000,00 37.830.720.000,00
100,00 100,00
68,72 6,78
51.482.140.885,00
46.400.864.960,91
90,13
8,32
20.546.304.298,00
17.632.969.355,91
85,82
3,16
16.139.153.264,00
15.628.306.000,00
96,83
2,80
9.649.758.100,00
9.649.758.100,00
100,00
1,73
5.112.120.450,00
3.489.831.505,00
68,27
0,63
34.804.773,00
-
-
-
558.398.586.674,00
557.816.638.555,66
99,90
100,00
48
Gambar 10. Diagram Target dan Realisasi Pendapatan Daerah TA.2013 Target
500,000,000,000 450,000,000,000 400,000,000,000 350,000,000,000 300,000,000,000 250,000,000,000 200,000,000,000 150,000,000,000 100,000,000,000 50,000,000,000 -
Realisasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dana Perimbangan
Target
16,900,151,850
490,016,293,939
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah 51,482,140,885
Realisasi
18,443,258,090
492,972,415,505
46,400,864,961
Sumber Pendapatan Daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Anggaran dan realisasi pendapatan tahun 2013 dapat dijelaskan dibawah ini: 1) Pendapatan Asli Daerah Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari empat jenis, yaitu: Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Rincian anggaran dan realisasi masing-masing jenis sampai akhir tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Target dan Realisasi Penerimaan PAD Menurut Jenis Pendapatan TA. 2013 Kode Rek. 4.1
Uraian PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pendapatan Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 4.1.3 Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 4.1.4 Yang Sah Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.1.1 4.1.2
Target (Rp.) 16.900.151.850,00 2.603.875.000,00 3.986.695.640,00
Realisasi (Rp.) 18.443.358.089,75 2.834.448.019,00 3.831.669.169,00
Kontribusi (%) 109,13 3,31 108,85 0,51 96,11 0,69
3.034.692.521,00
3.034.692.521,26
100,00
0,54
7.274.888.689,00
8.742.548.380,49
120,17
1,57
(%)
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari total target PAD tahun 2013 sebesar Rp.
16.900.151.850,- realisasinya
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
sebesar
Rp.
18.443.358.089,75
atau
49
109,13%. Dari empat komponen PAD tersebut diatas, Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah merupakan komponen penyumbang terbesar yakni dengan kontribusi sebesar 1,57% sedangkan yang paling kecil adalah Pendapatan Pajak Daerah yang hanya memberikan kontribusi sebesar 0,51%. Rincian capaian dari masing-masing komponen dapat dilihat pada uraian berikut: a) Pajak Daerah Realisasi Pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah Tahun 2013 ditargetkan
sebesar
Rp.
2.603.875.000,-
dan
realisasinya
sebesar
Rp. 2.834.448.019,- atau 108,85%. Kontribusi paling besar untuk jenis Pajak Daerah Kabupaten Lamandau adalah Pajak Penerangan Jalan yang menyumbang pajak sebesar Rp. 807.120.063,- atau 39,16%, sedangkan yang paling kecil adalah dari Pajak Air Bawah Tanah yang hanya memberikan kontribusi sebesar Rp. 11.147.000,- atau 0,39%. Pencapaian prosentase realisasi nilai pajak paling tinggi dari anggaran yang
ditentukan
untuk
tahun
2013
dicapai
oleh
Pajak
Rumah
Makan/Restoran yaitu 227,57%, sebaliknya pencapaian realisasi pajak paling rendah adalah Pajak Reklame, yang realisasinya sebesar 63,58%. Rincian anggaran dan realisasi pajak daerah selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.2. Target dan Realisasi Pajak Daerah TA. 2013 Menurut Jenis Pajak Kode Rek.
Uraian
PAJAK DAERAH - Pajak Losmen/Hotel/Rumah Kos - Pajak Rumah Makan/Restoran - Pajak Hiburan - Pajak Reklame - Pajak Penerangan Jalan - Pajak Mineral Bukan Logam & Batuan - Pajak Air Bawah Tanah - BPHTB Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.1.1
Target (Rp.) 2.603.875.000,00 60.000.000,00 290.000.000,00 16.875.000,00 195.000.000,00 890.000.000,00 1.092.000.000,00 10.000.000,00 50.000.000,00
Realisasi (Rp.) 2.834.448.019,00 79.713.100,00 659.943.784,00 16.137.600,00 123.985.105,00 1.086.977.667,00 807.120.063,00 11.147.000,00 49.423.700,00
(%) 108,85 132,86 227,57 95,63 63,58 122,13 73,91 111,47 98,85
Kontribusi (%) 100,00 2,81 23,28 0,57 4,37 38,35 28,48 0,39 1,74
b) Retribusi Daerah Penerimaan Retribusi Daerah Tahun 2013 dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu Retribusi Jasa Umum, Jasa Usaha dan Perizinan Tertentu. Retribusi Daerah ditargetkan
sebesar
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Rp.
3.986.695.640,-
dan
realisasinya
sebesar
50
Rp. 3.831.669.169,00 atau 96,11% dengan kontribusi terbesar dari Retribusi Jasa Umum yaitu jenis Retribusi Pelayanan Kesehatan sebesar 54,86%. Sedangkan kontribusi paling kecil adalah Retribusi Sewa Sound System sebesar 0,08%. Namun, juga ada 2 (dua) objek Retribusi Jasa Umum yang tidak terealisasi yakni Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta dan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga. Realisasi paling besar untuk komponen Retribusi Jasa Usaha dicapai oleh Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah yang mencapai 1.800,17% dari anggaran sebesar Rp. 2.200.000,-. Untuk komponen Retribusi Perizinan Tertentu, realisasi paling besar dicapai oleh Retribusi Gangguan/HO/ Keramaian yang mencapai 131,05% dari anggaran sebesar Rp. 454.250.740,-. Namun, juga ada 1 (satu) objek Retribusi Perizinan Tertentu yang tidak terealisasi yakni Retribusi Izin Trayek. Disamping itu, ada objek Retribusi yang tidak ditargetkan justru turut menyumbang penerimaan yaitu Retribusi Jasa Umum dari Sewa Proyektor sebesar Rp. 600.000,-. Anggaran dan realisasi Retribusi Daerah secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.3. Target dan Realisasi Retribusi Daerah TA. 2013 Menurut Jenis Retribusi Kode Rek. 4.1.2
Uraian RETRIBUSI DAERAH Retribusi Jasa Umum - Pelayanan Kesehatan - Pelayanan Persampahan/Kebersihan - KTP, Akte Capil, Kartu Keluarga - Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum - Pelayanan Pasar - Pengujian Kendaraan Bermotor - Penggantian Biaya Cetak Peta - Jasa Pelayanan Ketertiban Pasar - Pengendalian Menara Telekomunikasi - Sewa Alat Berat - Sewa Aula - Sewa Kursi - Sewa Sound System - Sewa Proyektor - Tempat Rekreasi dan Olah Raga - Gedung Pertemuan Umum (GPU) Retribusi Jasa Usaha - Pemakaian Kekayaan Daerah - Terminal
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Target (Rp.) 3.986.695.640,00 3.240.324.900,00 1.888.270.500,00 48.490.000,00 450.000.000,00 4.950.000,00 184.410.000,00 31.000.000,00 20.000.000,00 11.509.400,00 534.100.000,00 29.595.000,00 6.000.000,00 2.000.000,00 5.000.000,00 25.000.000,00
Realisasi (Rp.) 3.831.669.169,00 2.914.343.454,00 2.101.920.000,00 41.125.000,00 360.480.000,00 5.840.000,00 162.547.760,00 78.415.000,00 19.709.944,00 54.538.750,00 39.805.000,00 19.162.000,00 3.200.000,00 600.000,00 27.000.000,00
96,11 89,94 111,31 84,81 80,11 117,98 88,14 252,95 171,25 10,21 134,50 319,37 160,00 100,00 108,00
64.150.000,00 2.200.000,00 7.000.000,00
117.757.750,00 39.603.750,00 7.026.000,00
183,57 1.800,17 100,37
(%)
Kontribusi (%) 100,00 76,06 54,86 1,07 9,41 0,15 4,24 2,05 0,00 0,00 0,51 1,42 1,04 0,50 0,08 0,02 0,00 0,70 3,07 1,03 0,18
51
- Tempat Khusus Parkir - Rumah Potong Hewan (RPH) Retribusi Perizinan Tertentu - Izin Mendirikan Bangunan - Izin Gangguan/HO/ Keramaian - Izin Trayek Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau
34.950.000,00 20.000.000,00
51.095.000,00 20.033.000,00
146,19 100,17
1,33 0,52
682.220.740,00 217.970.000,00 454.250.740,00 10.000.000,00
799.567.965,00 204.262.500,00 595.305.465,00 -
117,20 93,71 131,05 -
20,87 5,33 15,54 0,00
c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup: Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Milik Daerah (BUMD), yaitu PT. Bank Pembangunan Kalteng (BPK). Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah tersebut pada tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp. 3.034.692.521,- dan realisasinya sebesar Rp. 3.034.692.521,- atau 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini: Tabel 2.4. Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan TA. 2013 Menurut Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Milik Daerah (BUMD). Kode Rek.
Uraian
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN Bagian Laba Atas Penyertaan Modal Pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD - PT. Bank Pembangunan Kalteng (BPK) Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.1.3
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
(%)
Kontribusi (%)
3.034.692.521,00
3.034.692.521,26
100,00
100,00
3.034.692.521,00
3.034.692.521,26
100,00
100,00
d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Secara umum dari anggaran sebesar Rp. 7.274.888.689,realisasinya sebesar Rp. 8.742.548.380,49 atau 120,17%. Dari jumlah tersebut kontribusi terbesar diperoleh dari Penerimaan Rekening Deposito pada Bank Kalteng sebesar 52,00%. Sedangkan yang terkecil diperoleh dari komponen Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
52
Bidang Pekerjaan Umum, yang memberikan kontribusi sebesar 0,06%. Selain itu, ada beberapa komponen yang tidak dianggarkan tetapi turut berkontribusi
yaitu
Pendapatan
Denda
Keterlambatan
Pelaksanaan
Pekerjaan Bidang Kesehatan dan Bidang Perencanaan Pembangunan, Pendapatan Denda Retribusi Jasa Umum,
Pendapatan Denda Retribusi
Jasa Usaha, dan Pendapatan dari Pengembalian (Pendapatan Lainnya). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini: Tabel 2.5. Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah TA. 2013 Kode Rek.
Uraian
LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan : - Penjualan Hasil Peternakan Penerimaan Jasa Giro : - Jasa Giro Kas Daerah Penerimaan Bunga Deposito : - Rekening Deposito pada Bank Kalteng Pendapatan Denda Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan : - Bidang Kesehatan - Bidang Pekerjaan Umum - Bidang Perencanaan Pembangunan Pendapatan Denda Pajak : - Pendapatan Denda Pajak Reklame Pendapatan Denda Retribusi : - Pendapatan Denda Retribusi Jasa Umum Pendapatan dari Pengembalian : - Pendapatan Lainnya - Pendapatan dari Hasil Temuan Bawasda/ Inspektorat & BPK Askes : - Askes RJTP/Dinkes - Askes RJTP/RSUD Jamkesmas/Jampersal : - Jamkesmas/Jampersal Pembayaran Hutang Pensiun Dapem Induk : - Pembayaran Hutang Pensiun Dapem Induk Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.1.4
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
(%)
Kontribusi (%)
7.274.888.689,00
8.742.548.380,49
120,17
100,00
300.000.000,00
309.355.800,00
103,12
3,54
437.000.000,00
680.956.593,00
155,83
7,79
5.000.000.000,00
4.545.833.333,00
90,92
52,00
36.332.150,00 -
1.148.367,00 5.591.180,00 35.772.500,00
100,00 15,39 100,00
0,01 0,06 0,41
4.000.000,00
5.891.130,00
147,28
0,07
-
250.000,00
100,00
0,003
-
1.952.434.882,44
100,00
22,33
426.766.839,00
464.875.043,05
108,93
5,32
231.356.700,00 322.933.000,00
143.244.020,00 212.249.932,00
61,91 65,73
1,64 2,43
440.000.000,00
347.613.500,00
79,00
3,98
76.500.000,00
37.332.100,00
48,80
0,43
53
2). Dana Perimbangan Dana Perimbangan merupakan pendapatan yang berasal dari Pemerintah Pusat. Dana Perimbangan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam; Dana Alokasi Umum (DAU); dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Realisasi Dana Perimbangan TA. 2013 sebesar
Rp.
492.972.415.505,-
atau
100,60%
dari
anggaran
sebesar
Rp. 490.016.293.939,- dan merupakan jenis pendapatan dengan kontribusi terbesar yaitu mencapai 88,38% dari total Pendapatan Daerah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2.6. Target dan Realisasi Dana Perimbangan TA. 2013 Kode Rek. 4.2
Uraian DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak 4.2.2 Dana Alokasi Umum (DAU) 4.2.3 Dana Alokasi Khusus (DAK) Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.2.1
Target (Rp.) 490.016.293.939,00 68.859.675.939,00 383.325.898.000,00 37.830.720.000,00
Realisasi (Rp.) 492.972.415.505,00 71.815.797.505,00 383.325.898.000,00 37.830.720.000,00
Kontribusi (%) 88,38 12,87 68,72 6,78
(%) 100,60 104,29 100,00 100,00
Secara terperinci target dan realisasi Dana Perimbangan per jenis objeknya dapat dilihat pada uraian berikut: a) Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak Jenis Pendapatan ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam (SDA). Bagi Hasil Pajak terealisasi sebesar Rp. 35.809.220.828,- atau 100,66% dari target sebesar Rp. 35.574.116.739,- dengan kontribusi terbesar disumbang oleh jenis objek Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan sebesar 49,86%. Sedangkan
Bagi
Hasil
Bukan
Pajak/SDA
terealisasi
sebesar
Rp. 36.006.576.677,- atau 108,17% dari target sebesar Rp.33.285.559.200,dengan kontribusi terbesar diperoleh dari jenis objek Bagi Hasil Iuran Eksplorasi dan Iuran Eksploitasi (Royalti) sebesar 26,52%. Adapun rincian realisasi objek Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
54
Tabel 2.7. Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) Menurut Jenis Pendapatan TA.2013 Kode Rek. 4.2.1 4.2.1.1
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
(%)
Kontribusi (%)
68.859.675.939,00
71.815.797.505,00
104,29
100,00
35.574.116.739,00
35.809.220.828,00
100,66
49,86
33.464.458.768,00
33.017.450.316,00
98,66
45,98
1.000.000.000,00
36.949.534,00
3,69
0,05
1.071.500.000,00 38.157.971,00
2.682.076.139,00 72.744.839,00
250,31 190,64
3,73 0,10
33.285.559.200,00 9.651.200,00 6.225.000.000,00 8.250.908.000,00 500.000.000,00
36.006.576.677,00 9.651.200,00 5.898.118.657,00 9.973.693.041,00 733.491.015,00
108,17 100,00 94,75 120,88 146,70
50,14 0,01 8,21 13,89 1,02
18.050.000.000,00
19.044.213.891,00
105,51
26,52
250.000.000,00
347.408.873,00
138,96
0,48
Uraian Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak Bagi Hasil Pajak - Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan - Bagi Hasil Pajak Penghasilan (PPh) Psl 25 & Psl 29 Wajib Pajak Org Pribadi dlm negeri - Bagi Hasil dari Pajak PPh pasal 21 - Bagi Hasil Pajak Cukai Tembakau
Bagi Hasil Bukan Pajak/ (SDA) - Iuran Hak Pengusahaan Hutan - Provisi Sumber Daya Hutan - Dana Reboisasi - Iuran Tetap (Land-rent) - Iuran Eksplorasi & Eksploitasi (Royalti) - Iuran Pungutan Hasil Perikanan Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.2.1.2
b) Dana Alokasi Umum (DAU) Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan kontributor terbesar terhadap kelompok Pendapatan Dana Perimbangan. Pada tahun 2013 Dana Alokasi Umum dianggarkan sebesar Rp. 383.325.898.000,- realisasinya 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.8 Target dan Realisasi DAU TA. 2013 Kode Rek.
Uraian
Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Umum (DAU) Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.2.2
Target (Rp.) 383.325.898.000,00 383.325.898.000,00
Realisasi (Rp.) 383.325.898.000,00 383.325.898.000,00
(%) 100,00 100,00
Kontribusi (%) 100,00 100,00
c) Dana Alokasi Khusus (DAK) Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan kontributor terbesar ketiga setelah DAU dan Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) terhadap kelompok Pendapatan Dana Perimbangan, bahkan terhadap Pendapatan Daerah. Pada tahun 2013 Dana Alokasi Khusus terdiri dari 13 bidang dengan total anggaran sebesar Rp. 37.830.720.000,- realisasinya 100%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
55
Tabel 2.9 Target dan Realisasi DAK TA. 2013 Kode Rek.
Target Uraian
Dana Alokasi Khusus (DAK) - DAK Pendidikan - DAK Kesehatan - DAK Infrastruktur Jalan - DAK Air Bersih - DAK Kelautan dan Perikanan - DAK Pertanian - DAK Lingkungan Hidup - DAK Irigasi - DAK Sanitasi - DAK Transportasi Pedesaan - DAK Keluarga Berencana - DAK Transportasi Darat - DAK Kehutanan Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.2.3
Realisasi
(Rp.)
(Rp.)
37.830.720.000,00 6.461.740.000,00 4.626.070.000,00 7.824.770.000,00 1.140.320.000,00 3.263.650.000,00 4.247.830.000,00 1.151.520.000,00 2.057.890.000,00 702.190.000,00 4.097.720.000,00 778.680.000,00 326.310.000,00 1.152.030.000,00
37.830.720.000,00 6.461.740.000,00 4.626.070.000,00 7.824.770.000,00 1.140.320.000,00 3.263.650.000,00 4.247.830.000,00 1.151.520.000,00 2.057.890.000,00 702.190.000,00 4.097.720.000,00 778.680.000,00 326.310.000,00 1.152.030.000,00
(%) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Kontribusi (%) 100,00 17,08 12,23 20,68 3,01 8,63 11,23 3,04 5,44 1,86 10,83 2,06 0,86 3,05
3). Lain – Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Lain – lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari Pendapatan Hibah, Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya, Dana Penyesuian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya, serta Sumbangan Pihak Ketiga. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp. 51.482.140.885,- realisasinya sebesar Rp. 46.400.864.960,91 atau 90,13%. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.10 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah TA. 2013 Kode Rek. 4.3
Uraian LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi & Pemda lainnya Dana Penyesuaian dan Otonomi 4.3.4 Khusus Bantuan Keuangan dari Provinsi atau 4.3.5 Pemda Lainnya 4.3.6 Sumbangan Pihak Ketiga 4.3.8 Pendapatan Bagi Hasil Tiket Avia Star Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.3.3
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Target (Rp.) 51.482.140.885,00
Realisasi (Rp.) 46.400.864.960,91
Kontribusi (%) 90,13 8,32
20.546.304.298,00
17.632.969.355,91
85,82
3,16
16.139.153.264,00
15.628.306.000,00
96,83
2,80
9.649.758.100,00
9.649.758.100,00
100,00
1,73
5.112.120.450,00 34.804.773,00
3.489.831.505,00 -
68,27 -
0,63 -
(%)
56
a) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Tahun 2013 sebesar Rp.
17.632.969.355,91
atau
85,82%
dari
anggaran
sebesar
Rp. 20.546.304.298,-. Untuk lebih jelasnya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.11 Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi TA. 2013 Kode Rek.
Target Uraian
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya - Pajak Kendaraan Bermotor - Pajak Kendaraan Diatas Air - Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor - Bea Balik Nama Kendaraan Diatas Air - Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor - Bagi Hasil Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah - Bagi Hasil Tiket Aviastar Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.3.3
Realisasi (%)
Kontribusi (%)
(Rp.)
(Rp.)
20.546.304.298,00
17.632.969.355,91
85,82
100,00
6.586.890.416,00 -
2.886.047.276,24 12.575,56
43,82 -
16,37 0,0001
4.560.926.650,00
5.065.029.798,15
111,05
28,72
-
1.459,97
-
0,0000
9.392.850.952,00
9.571.649.857,95
101,90
54,28
5.636.280,00
7.767.731,04
137,82
0,044
-
102.460.657,00
-
0,58
b) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Realisasi Dana Penyesuaian tahun 2013 sebesar Rp. 15.628.306.000,atau 96,83% dari target sebesar Rp. 16.139.153.264,-. Untuk lebih jelasnya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.12 Target dan Realisasi Dana Penyesuaian TA. 2013 Kode Rek.
Uraian
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Dana Penyesuaian - Tunjangan Profesi Guru PNSD - Tambahan Penghasilan Guru PNSD / Non Sertifikasi - Pendapatan Dana Proyek Pemerintah Daerah & Desentralisasi (DP2D2) Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau
4.3.4
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
(%)
Kontribusi (%)
16.139.153.264,00
15.628.306.000,00
96,83
100,00
16.139.153.264,00 13.521.153.264,00
15.628.306.000,00 12.750.644.000,00
96,83 94,30
100,00 81,59
2.618.000.000,00
2.618.000.000,00
100,00
16,75
-
259.662.000,00
100,00
1,66
57
c) Bantuan Keuangan dari Provinsi Realisasi Bantuan Keuangan dari Provinsi tahun 2013 sebesar Rp. 15.628.306.000,- atau 96,83% dari target sebesar Rp. 16.139.153.264,-. Untuk lebih jelasnya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.13 Target dan Realisasi Bantuan Keuangan dari Provinsi TA. 2013 Kode Rek.
Uraian
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya Bantuan Keuangan dari Provinsi - Bantuan Keuangan dari Provinsi Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.3.5
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
(%)
Kontribusi (%)
9.649.758.100,00
9.649.758.100,00
100,00
100,00
9.649.758.100,00 9.649.758.100,00
9.649.758.100,00 9.649.758.100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
d) Sumbangan Pihak Ketiga Sumbangan Pihak Ketiga terdiri dari SPK Kehutanan dan SPK Pertambangan. Realisasi Sumbangan Pihak Ketiga Tahun 2013 sebesar Rp. 3.489.831.505,- atau 68,27% dari anggaran sebesar Rp. 5.112.120.450,Untuk lebih jelasnya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.14 Target dan Realisasi Sumbangan Pihak Ketiga TA. 2013 Kode Rek.
Target Uraian
Sumbangan Pihak Ketiga - SPK Kehutanan - SPK Pertambangan Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.3.6
Realisasi (%)
(Rp.)
(Rp.)
5.112.120.450,00 2.500.000.000,00 2.612.120.450,00
3.489.831.505,00 1.594.915.185,00 1.894.916.320,00
68,27 63,80 72,54
Kontribusi (%) 100,00 45,70 54,30
e) Pendapatan Bagi Hasil Tiket Avia Star Pendapatan Bagi Hasil Tiket Avia Star Tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp. 34.804.773,- dan tidak terealisasi. Untuk lebih jelasnya secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.15 Target dan Realisasi Pendapatan Bagi Hasil Tiket Avia Star TA. 2013 Kode Rek.
Uraian
Pendapatan Bagi Hasil Tiket Avia Star - Pendapatan Bagi Hasil Tiket Avia Star Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau 4.3.8
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Target (Rp.)
Realisasi (Rp.)
Kontribusi (%)
(%)
34.804.773,00
-
-
-
34.804.773,00
-
-
-
58
3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Dalam pelaksanaan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah banyak hambatan baik dari internal SKPD maupun dari eksternal SKPD pengelola. Untuk itu
dapat
disampaikan
kendala,
permasalahan/hambatan
yang
dihadapi
dilapangan sebagai berikut: 1) Pajak Hotel - Sebagian
besar
pengelola
hotel
(wajib
pajak)
belum
melakukan
pembukuan/pencatatan dengan baik atas transaksi yang terjadi, bahkan sebagian pengelola hotel tidak melakukan pembukuan secara benar atas transaksi yang terjadi, sehingga SKPD yang ditetapkan tidak mencerminkan nilai transaksi yang sebenarnya. - Transaksi yang dilakukan masih dicatat secara manual, bahkan tidak dilakukan pencatatan, sehingga DPPKAD mengalami kesulitan untuk mengakses informasi terkait dengan aktivitas dan transaksi masing-masing hotel. - Pada
sebagian
hotel/losmen/penginapan
cenderung
turun
tingkat
huniannya, dikarenakan kondisi perekonomian daerah dan faktor global. - Keterbatasan sumber daya manusia, yang ada di DPPKAD sehingga tidak dapat melakukan pengawasan/pemantauan
secara optimal terhadap
aktivitas usaha perhotelan/losmen/penginapan. - Belum ada standarisasi pembukuan atas transaksi yang dilakukan oleh para pengelola hotel/losmen/penginapan. - Kurangnya kesadaran para wajib pajak hotel/losmen/penginapan untuk melaporkan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak sesuai. 2) Pajak Restoran - Restoran/rumah makan masih menggunakan cara manual dalam mencatat transaksi yang terjadi serta tidak melakukan pencacatan atas transaksi yang terjadi sesuai dengan kenyataan di lapangan. - Surat Ketetapan pajak yang ditetapkan oleh pemerintah daerah tidak mencerminkan nilai transaksi yang sebenarnya. - Masih terdapat cukup banyak restoran/rumah makan/warung makan yang belum terdaftar sebagai wajib pajak.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
59
- Belum adanya sanksi bagi para wajib pajak restoran/rumah makan yang melanggar ketentuan Peraturan Daerah tentang Pajak Restoran/Rumah Makan. - Perlu pembaharuan data restoran/rumah makan sehingga dapat memantau potensi pajak restoran/rumah makan. - Ada beberapa pemilik warung yang habis masa kontraknya, dan menutup usahanya atau memindahkan usahanya ke tempat lain namun tidak melaporkan ke dinas/instansi terkait. - Keterbatasan
sumber
daya
manusia
DPPKAD
sehingga
tidak
bisa
melakukan pengawasan secara maksimal terhadap aktivitas dan transaksi pelaku usaha rumah makan dan restoran. 3) Pajak Reklame - Kurang koordinasi antara DPPKAD dan Kantor Perijinan (tidak ada tembusan ijin reklame ke DPPKAD) sehingga DPPKAD tidak memilki data wajib pajak reklame dan tidak bisa langsung melakukan pemungutan pajak reklame tersebut. - Masih terdapat obyek pajak (pemasang reklame liar) yang belum terdaftar sebagi wajib pajak. - Belum diterapkannya sanksi yang tegas bagi para pelanggar wajib pajak reklame. - Belum
adanya
sikap
proaktif
dari
wajib
pajak
untuk
melakukan
pemberitahuan dalam melaksanakan pemasangan maupun penurunan reklame apabila masa berlaku pajaknya sudah habis. - Masih
rendahnya kesadaran ( kurang pengetahuan ) masyarakat untuk
membayar pajak (kewajiban) jika melakukan pemasangan reklame. - Keterbatasan
SDM DPPKAD sehingga tidak bisa melakukan pengawasan
secara maksimal terhadap pemasang reklame liar/ reklame yang sudah habis masa berlakunya 4) Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan - Terbatasnya SDM untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha pertambangan
baik
kegiatan
usaha
pertambangan
yang
dilakukan
masyarakat (penambang tradisional) para pengembang.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
60
- Kurangnya kesadaran masyarakat utamanya penambang dan pengolah bahan galian C yang tidak memenuhi kewajiban membayar pajaknya. - Undang-Undang atau Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur pajak bahan galian C hanya mengatur penambangnya saja, namun tidak mengatur pengolahnya. - Lemahnya penegakan hukum/sanksi bagi para penambang yang melanggar aturan pemerintah daerah maupun undang-undang yang berlaku. - Belum ada Ijin Penambangan Rakyat (IPR) dari pemerintah daerah. - Pemerintah daerah Belum menentukan wilayah/areal pertambangan sehingga dapat diketahui wilayah mana saja yang bisa dikenakan pajak. 5) Pajak Penerangan Jalan - Keterbatasan daya (pembangkit tenaga listrik) yang dimiliki PLN sehingga PLN tidak dapat segera melayani permintaan pemasangan listrik. - Kurang transparannya PLN kepada Pemda dalam penyampaian informasi tentang pemakaian listrik PLN. - Tingginya biaya operasional penggunaan energi listrik PLN, sehingga Pemerintah Kabupaten Lamandau harus memberikan subsidi untuk biaya operasional PLN. - Jarak antar pemukiman cukup jauh sehingga biaya pemasangan jaringan listrik sangat mahal. 6) Pajak Hiburan - Prasarana jalan menuju lokasi wisata kurang memadai. - Sarana angkutan menuju lokasi belum ada/sangat sulit. - Sarana
penunjang
di
sekitar
obyek
wisata
belum
ada
(masih
terbatas).Jarak antar obyek wisata cukup jauh Jarak antara satu obyek wisata dengan obyek wisata lain umumnya cukup jauh, sehingga diperlukan biaya yang tinggi dan waktu yang relatif lama untuk berpindah dari satu obyek ke obyek yang lain, apalagi daya dukung sarana dan prasarana transportasi kurang memadai. - Pemasaran/promosi masih kurang, Meskipun terdapat jenis obyek wisata yang menarik di Kabupaten Lamandau, namun karena kurangnya promosi yang
dilakukan,
sehingga
tidak
banyak
wisatawan
mengenal
dan
mengunjungi obyek-obyek wisata di Kabupaten Lamandau.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
61
- Tidak adanya sarana hiburan yang memadai untuk masyarakat Lamandau. 7) Pajak Parkir - Adanya keterbatasan objek parkir di Kabupaten Lamandau. - Minimnya kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak dan melaporkan kondisi riil di lapangan. - Belum adanya sanksi yang tegas bagi penyelenggara parkir yang belum atau menolak untuk dipungut pajak. 8) Pajak PBB - Ketika SPPT diterima oleh wajib pajak, masih ditemukan bahwa nama yang tertera di SPPT tersebut tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. - Besaran nilai SPPT yang ada, tidak sesuai kondisi obyek pajak yang ada. - Nama di SPPT adalah nama yang tidak dikenal/sudah pindah ketempat lain. - Nama di SPPT adalah nama yang sudah meninggal/tidak ada pengganti. - Terdapat obyek pajak baru yang tidak/belum dikeluarkan SPPTnya walaupun telah tertulis pada SPOP yang diusulkan. - Terdapat SPPT ganda, terdapat 2 s.d. 3 SPPT dengan subyek pajak yang sama. - Hal-hal yang terkait dengan 1 sampai dengan 6, diatas, menyebabkan tingkat partisipasi membayar pajak menjadi rendah yang pada akhirnya memaksa Kepala Desa dan atau Camat mengambil langkah pengamanan pembayaran sesuai dengan jadual yang telah ditentukan, dengan kata lain upaya intensifikasi PBB menjadi terhambat. - Data obyek dan subyek PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan, yang yang dipakai
untuk penerbitan SPPT belum akurat, sesuai kenyataan
dilapangan. - Masih banyaknya transaksi jual beli tanah/bangunan tidak melalui PPAT, hanya kesepakatan kedua pihak, sehingga tidak ada BPHTB. - Minimnya petugas / aparat untuk melakukan pelayanan kepada Wajib Pajak, yang terpencil atau jauh. - Minimnya sarana / prasarana penunjang dan penguasaan sistem. - Kegiatan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat Wajib Pajak, tetap ditingkatkan.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
62
- Data obyek dan subyek PBB sektor Pedesaan dan Perkotaan, yang dipakai untuk penerbitan SPPT belum akurat, sesuai kenyataan dilapangan. - Minimnya petugas / aparat untuk melakukan pelayanan kepada Wajib Pajak, yang terpencil atau jauh. - Minimnya sarana / prasarana penunjang dan penguasaan sistem. 9) Pajak BPHTB - Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar BPHTB - Mutasi objek dan subjek pajak bumi dan bangunan tidak dapat dimonitor dengan cepat yang berakibat data kurang akurat. - Adanya jual beli tanah dan bangunan yang tidak melewati pejabat pembuat akta tanah (PPAT) dan notaris, tetapi hanya dengan kesepakatan kedua belah pihak terutama di daerah pedesaan sehingga tidak dikenai BPHTB. - Masih banyaknya transaksi jual beli tanah/bangunan tidak melalui PPAT, hanya kesepakatan kedua pihak, sehingga tidak ada BPHTB. 10) Pajak Air Bawah Tanah - Belum adanya peraturan daerah yang mengatur pajak air bawah tanah di Kabupaten Lamandau. - Tidak adanya data yang memadai tentang penggunaan air bawah tanah di Kabupaten Lamandau. - Banyaknya sektor perkebunan yang menggunakan air bawah tanah yang tidak melaporkan diri kepada instansi terkait. - Kurangnya kesadaran pengguna air tanah di Kabupaten Lamandau baik perorangan maupun badan untuk membayar pajak. 11) Pajak Sarang Burung Walet - Tidak adanya data yang akurat menyangkut tentang pengusaha sarang burung walet. - Belum adanya Peraturan Daerah yang mengatur pajak sarang burung walet. - Belum adanya kesadaran para pengusaha sarang burung walet untuk melaporkan diri kepada dinas terkait. - Para pengusaha sarang burung walet masih sembunyi-sembunyi dalam menjalankan usahanya.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
63
b. S o l u s i Berdasarkan permasalahan diatas, dapatlah disampaikan solusi atau upaya pemecahan masalah dalam rangka Pengembangan dan
Peningkatan Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten Lamandau sebagai berikut : 1) Pajak Hotel -
Melakukan pendataan ulang hotel/losmen yang ada di Kabupaten Lamandau dan pemberian nomor pokok wajib pajak
-
Cross ceck dilapangan terkait dengan jumlah kamar dan fasilitas pelayanan yang ada di hotel/losmen.
-
Meningkatkan cakupan objek pajak dengan cara melakukan pendataan terhadap usaha hotel/losmen yang selama ini belum tercatat sebagai objek wajib pajak.
-
Menyiapkan dan membuat Peraturan Daerah tentang pajak hotel/Losmen yang menyesuaikan dengan Undang-Undang Pajak dan Retribusi Dearah yang baru sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.
-
Melakukan sosialiasi kepada wajib pajak tentang arti penting pajak bagi pembangunan nasional dan daerah
-
Melakukan sosialiasi undang-undang pajak dan retribusi, maupun peraturan daerah yang baru berkaitan dengan pajak Hotel/Losmen
-
Melakukan sosialiasi tentang standarisasi pembukuan untuk hotel/losmen yang sesuai dengan akuntansi perpajakan.
-
Identifikasi penagihan dan tunggakan objek pajak pada periode sebelumnya.
2) Pajak Restoran -
Meningkatkan cakupan objek pajak dengan cara melakukan pendataan ulang terhadap usaha restoran/rumah makan yang selama ini belum tercatat sebagai objek wajib pajak.
-
Menyiapkan
dan
membuat
Peraturan
Daerah
tentang
pajak
restoran/rumah makan yang menyesuaikan dengan Undang-Undang Pajak dan Retribusi Dearah yang baru. -
Melakukan sosialiasi kepada wajib pajak tentang arti penting pajak bagi pembangunan nasional dan daerah.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
64
-
Melakukan sosialiasi undang-undang pajak dan retribusi, maupun peraturan daerah yang baru berkaitan dengan pajak restoran/rumah makan.
-
Melakukan
sosialiasi
tentang
standarisasi
pembukuan
untuk
restoran/rumah makan yang sesuai dengan akuntansi perpajakan. -
Identifikasi penagihan dan tunggakan objek pajak pada periode sebelumnya.
3) Pajak Reklame -
Meningkatkan cakupan objek pajak dengan cara melakukan pendataan terhadap ulang usaha hotel/losmen yang selama ini belum tercatat sebagai objek wajib pajak.
-
Identifikasi dan penertiban objek pajak reklame baru.
-
Peninjauan kembali
Peraturan Daerah tentang pajak reklame yang
menyesuaikan dengan Undang-Undang Pajak dan Retribusi Dearah yang baru. -
Melakukan sosialiasi kepada wajib pajak tentang arti penting pajak bagi pembangunan nasional dan daerah.
-
Melakukan sosialiasi undang-undang pajak dan retribusi, maupun peraturan daerah yang baru berkaitan dengan pajak reklame.
-
Melakukan koordinasi lintas dinas/SKPD terkait secara rutin baik lintas vertikan dan horisontal untuk membahas hambatan struktural dan support data perijinan pemasangan reklame.
4) Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan -
Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat yang potensial melakukan pengambilan bahan galian C tentang kesadaran membayar pajak
dan
kewajiban
serta
tanggung
jawab
dalam
pengelolaan
lingkungan. -
Pemerintah daerah segera menetapkan dan menerbitkan peraturan daerah terkait dengan wilayah potensi dan luasan pertambangan rakyat yang diijinkan disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Lamandau dan Propinsi.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
65
-
Peninjauan kembali peraturan daerah untuk disesuaikan dengan UU Pajak dan Retribusi yang baru, serta mengantisipasi perkembangan dan dinamika yang terjadi di masyarakat.
-
Pemerintah
daerah
berkoordinasi
dinas
terkait
untuk
melakukan
pendataan terhadap wajib pajak potensial penambang bahan galian C dan memberikan Surat Ijin Penambangan Daerah (SIPD) sesuai dengan bidangnya. 5) Pajak Penerangan Jalan -
Koordinasi secara intensif dengan PLN Area Pelayanan dan Jaringan Kabupaten Lamandau , seperti meminta laporan penggunaan daya listrik oleh masyarakat Kabupaten Lamandau kepada PLN.
-
Meminta laporan kepada PLN secara berkala tentang penggunaan daya listrik masyarakat.
-
Menginventarisir dan menarik pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kepada masyarakat yang menggunakan generator untuk pembangkit listrik.
-
Melakukan pendataan terhadap rumah tangga yang ijin pemasangan listrik kelas rumah tangga tetapi dimanfaatkan untuk bisnis dan industri.
-
Koordinasi intensif antara pemerintah daerah dengan pengelolan PLN, untuk menrumuskan solusi dari keterbatasan daya yang dimiliki PLN.
6) Pajak Hiburan -
Membangun sarana dan prasarana traportasi ke tempat wisata yang dijadikan sarana hiburan bagi masyarakat.
-
Mempromosikan tempat-tempat wisata tersebut kepada para tamu maupun wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lamandau.
-
Mengundang
para
investor
untuk
turut
serta
membangun
dan
mengembangkan tempat-tempat wisata tersebut sabagai sarana hiburan bagi masyarakat Kabupaten Lamandau dan sekitarnya. -
Membuat Masterplan pengembangan sarana hiburan maupun pariwisata di Kabupaten Lamandau.
-
Bekerjasama dengan para pengusaha hiburan atau event organizer untuk melakukan kegiatan pertunjukkan hiburan secara berkala dikaitkan dengan sarana promosi potensi wilayah dan tempat-tempat pariwisata.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
66
7) Pajak Parkir -
Identifikasi ulang tempat-tempat parkir yang
potensial dijadikan objek
pajak parkir. -
Memberikan sosialisasi kepada para pengusaha perparkiran/wajib pajak parkir untuk mematuhi ketentuan UU maupun peraturan daerah yang mengatur pajak parkir.
-
Menciptakan iklim pengembangan investasi dan pertumbuhan ekonomi yang kondisif di Kabupaten Lamandau. Diharapkan dengan terciptanya kondisi ini akan menjadi pengungkit bagi pertumbuhan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru, sehingga menciptakan peluang bagi tumbuh kembangnya tempat parkir di Kabupaten Lamandau.
-
Melakukan kajian akademik untuk potensi pajak parker di Kabupten Lamandau.
8) Pajak PBB -
Perlunya dilakukan validasi terhadap daftar obyek dan subyek pajak PBB.
-
Perlunya adanya sosialisasi oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Kekayaan dan Aset Daerah Kabupaten Lamandau kepada masyarakat terkait pentingnya membayar pajak.
-
Melakukan sosialisasi PBB dengan melibatkan tokoh masyarakat secara terencana dan terprogram.
-
Melaksanakan koordinasi dan pertukaran informasi dengan instansi teknis/dinas terkait (Perkebunan,perhutanan dan pertambangan).
-
Meneliti kebenaran dan keakuratan data yang dilaporkan Wajib Pajak dalam SPOP dengan melakukan Verivfkasi,
-
Mengupayakan pemutahiran data obyek dan subyek PBB dengan meningkatkan intensitas kegiatan pendataan terutama pada daerahdaerah yang berpotensi baik.
-
Mengoptimalkan pelaksanaan pendataan, bekerjasama dengan KP – PBB secara terencana dan bertahap.
-
Merencanakan pola penagihan yang efektif kepada Wajib Pajak PBB yang telah menerima SPPT PBB dan tetap melaksanakan “ Pekan Panutan
Pembayaran PBB “ bagi Wajib Pajak PBB yang potensial serta menjadikan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
67
Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat sebagai pelopor / panutan taat membayar PBB. -
Mengoptimalkan penagihan secara proaktif atas tunggakan PBB sektor 3 P ( Perkebunan, Perhutanan dan Pertambangan ) bersama Instansi teknis terkait ( Dinas Perkebunan, Pertambangan dan Kehutanan ) dan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah.
9) Pajak BPHTB -
Dalam rangka menyongsong pelaksanaan pemungutan BPHTB dan PBB Sektor Pedesaan dan Perkotaan oleh Kabupaten / Kota sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, agar segera mempersiapkan alih teknologi, pendataan
dan penetapan BPHTB dan PBB dari Ditjen Pajak kepada
Kabupaten
/
Kota
dan
mengoptimalkan
personil
dalam
rangka
pelaksanaan penagihan selanjutnya. -
Melaksanakan koordinasi dan kerjasama antar Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota dengan Instansi terkait baik BPN, Notaris / PPAT maupun KPP Pratama setempat serta Bank Persepsi sebagai Bank Penyalur Bagi Hasil PBB dan BPHTB.
-
Melaksanakan Sosialisasi, dan Penyuluhan dalam rangka meningkatkan kesadaran membayar pajak, terutama PBB dan BPHTB sebagai salah satu sumber Pendapatan Daerah yang potensial disamping PAD.
10) Pajak Air Bawah Tanah -
Melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi untuk mendapatkan data mengenai wajib pajak air bawah tanah yang ada di Kabupaten Lamandau.
-
Melakukan verifikasi di lapangan untuk mengidentifikasi penggunaan air dan volume yang digunakan serta untuk keperluan apa saja air tanah tersebut, terutama dengan perusahaan perkebunan besar.
-
Mendata ulang perusahaan-perusahaan perkebunan yang menggunakan air tanah untuk keperluan usahanya.
-
Menyusun Peraturan Daerah yang mengatur Pajak Air Tanah di Kabupaten Lamandau.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
68
11) Pajak Sarang Burung Walet -
Dinas terkait proaktif melakukan pemantauan dan penelitian terkait data pembudidayaan sarang burung wallet di Kabupaten Lamandau.
-
Penyusunan Peraturan Daerah tentang sarang burung wallet.
-
Pendataan secara intensif kepada para pengusaha potensial
sarang
burung wallet. -
Menyusun kajian akademik terkait dengan pajak sarang burung wallet di Kabupaten Lamandau.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
69
B.
Pengelolaan Belanja Daerah 1.
Kebijakan Umum Keuangan Daerah Belanja daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurangan
kekayaan
bersih.
Belanja
daerah
dirinci
menurut
urusan
pemerintahan daerah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja. Adapun Arah dan Kebijakan Umum Belanja Daerah, tetap mengacu pada Kebijakan Umum Belanja Daerah yang telah ditetapkan, sesuai dengan prinsip anggaran kinerja yang telah disepakati untuk dilaksanakan secara penuh. Oleh sebab itu, Belanja Daerah diarahkan pada pelaksanaan Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) setiap Dinas, Badan, Satuan Unit Kerja dalam melaksanakan Administrasi Pemerintah, Pembangunan dan Pelayanan Masyarakat sesuai dengan ketersediaan dana yang ada. Oleh karena itu, setiap anggaran belanja yang diusulkan didasarkan pada: 1. Visi, Misi dan Tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana strategis, arah dan kebijakan
umum
anggaran,
tujuan-tujuan
dirumuskan
secara
terukur
berdasarkan indikator kinerja. 2. Mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas yang maksimum, semua penggunaan barang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang murah tapi efektif, untuk mencapai sasaran biaya jangka panjang yang paling murah. 3. Biaya/ Anggaran Dinas, Badan/ Lembaga dan Satuan Unit Kerja sepenuhnya mencerminkan biaya keseluruhan penyediaan pelayanan di tahun mendatang. 4. Setiap pembiayaan dalam batas kewajaran yaitu sesuai dengan tingkat inflasi. 5. Integritas Anggaran, Tahun Anggaran 2013 pola belanja dibagi menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Adapun kebijakan belanja daerah tahun 2013 antara lain: 1. Kebijakan dalam bidang infrastruktur (jalan, jembatan, irigasi dan drainase) meliputi peningkatan jalan dalam kota, peningkatan jalan dalam ibukota kecamatan dilaksanakan setiap tahun, pembukaan/peningkatan jalan tembus
antar
kecamatan/desa
dan
peningkatan
jalan
desa
serta
pembangunan jembatan, irigasi serta drainase. 2. Dalam bidang kesehatan telah dicanangkan berobat gratis melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) pada tingkat pelayanan dasar yaitu di seluruh puskesmas,
puskesmas
pembantu
dan
polindes.
Pembangunan
dan
rehabilitasi sarana kesehatan terus ditingkatkan termasuk peningkatan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
70
kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kesehatan telah dilakukan kerjasama denga Lembaga Pendidikan diantaranya menyekolahkan pada Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya. Setelah lulus pendidikan mahasiswa yang pendidikannya dibiayai Pemerintah
Daerah
Kabupaten
Lamandau
dipekerjakan
di
Kabupaten
Lamandau sepanjang formasi tersedia. Pemerintah daerah juga menyiapkan insentif bagi dokter spesialis berupa perumahan dinas dan mobil dinas serta menyiapkan anggaran biaya pendidikan bagi tenaga dokter yang berminat untuk mengikuti pendidikan spesialis. 3. Pada bidang pendidikan telah dicanangkan pendidikan gratis mulai tingkat SD sampai dengan SLTA. Pembangunan serta rehabilitasi sekolah/ruang belajar, rumah dinas guru/kepala sekolah, perpustakaan dan laboratorium terus ditingkatkan termasuk penyiapan tenaga guru dan peningkatan kualitas pendidik melalui pendidikan formal (program S1), pelatihan serta sertifikasi guru. Pembangunan perguruan tinggi (politeknik) yang dilakukan secara bertahap dan telah diawali dengan studi kelayakan pada tahun 2009. Pemerintah daerah juga telah menjalin kerjasama dengan pihak perguruan tinggi yaitu; Universitas Indonesia (UI) dan Fakultas Kedokteran Universitas Palangkaraya serta memberikan beasiswa bagi putra/putri Kabupaten Lamandau dari setiap desa/kelurahan masing-masing 2 (dua) orang, disamping itu disediakan pula beasiswa bagi siswa-siswi dari keluarga yang kurang mampu. Pemerintah daerah juga menyiapkan alokasi dana dalam APBD untuk membantu penyelesaian tugas akhir bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan pendidikannya serta menyiapkan anggaran bagi generasi muda yang berprestasi dan berhasil melalui Seleksi bagi Calon Praja untuk mengikuti pendidikan pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). 4. Penyediaan sumber daya listrik bagi masyarakat telah dilakukan melalui sewa mesin genset listrik bekerjasama dengan PT. PLN (Persero) Ranting Nanga Bulik, pengadaan PLTS untuk desa sasaran PM2L. Pada tahun 2013 Pemerintah Daerah masih melakukan sewa mesin genset listrik, bangunan terpusat pada satu lokasi (aset berupa tanah dan bangunan seluruhnya milik pemerintah daerah), daya listrik yang dihasilkan dijual kepada PT. PLN (Persero) untuk selanjutnya disalurkan pada masyarakat. Melalui pola ini diharapkan masyarakat dapat menerima pelayanan yang lebih baik khususnya bagi masyarakat di Nanga Bulik dan sekitarnya. Sedangkan untuk masyarakat
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
71
diwilayah lainnya akan diupayakan dengan membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro secara bertahap serta pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). 5. Penyediaan air bersih tetap menjadi prioritas dengan cara meningkatkan kemampuan pelayanan PDAM Nanga Bulik. Pada kecamatan yang memiliki sumber air bersih dari perbukitan, maka penyediaan air bersih dihasilkan untuk daerah-daerah tersebut bersumber air bersih terdekat. Selain daerah tersebut diatas penyediaan air bersih pada wilayah lainnya dilakukan dengan pembuatan sumur gali. 6. Bidang sarana dan prasarana perhubungan Tahun 2013 berupa Studi Penataan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan). 7. Dibidang
pertanian,
peternakan,
perikanan,
perkebunan
dan
kehutanan serta ketahanan pangan, berupa reklamasi lahan sawah baru sesuai
kebutuhan
masyarakat
setempat,
peningkatan
saluran
irigasi,
pemberian bibit, pupuk dan obat-obatan, serta pendampingan penyuluhan pelaku agribisnis dan penyiapan tenaga penyuluh. 8. Pelayanan untuk meningkatkan pengelolaan pajak bumi dan bangunan (PBB) yang akan diserahkan ke daerah pada tahun 2014 akan dilakukan pengadaan perangkat peralatan untuk mencetak dokumen SPPT PBB secara bertahap sejak tahun 2011-2013.
2.
Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2013 Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, klasifikasi Belanja menurut jenis belanja, terdiri dari: a.
Belanja Tidak Langsung, meliputi: Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/ Kabupaten/Pemerintah Desa, dan Belanja Tidak Terduga.
b.
Belanja Langsung, meliputi: Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
72
Adapun total anggaran belanja daerah pada tahun anggaran 2013 sebesar Rp. 578.411.892.919,- dan terealisasi sebesar Rp. 532.944.433.294,11 atau 93,30% dari yang dianggarkan, dengan proporsi 40,92% Belanja Tidak Langsung dan 59,08% Belanja Langsung. Gambar 11. Diagram Proporsi Belanja Daerah TA.2013
Proporsi Belanja Daerah TA.2013 40.92% 59.08%
Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung
Belanja Daerah TA. 2013 secara terinci adalah sebagai berikut: Tabel 3. Anggaran & Realisasi Belanja Daerah Kab. Lamandau TA. 2013 Kode Uraian Rek. 5 BELANJA 5.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
Anggaran Setelah Perubahan (Rp.)
Realisasi (Rp.)
(%)
Proporsi (%)
233.734.499.329,00
218.074.126.763,44
93,30
40,92
5.2
344.677.393.590,00
314.870.306.530,67
91,35
59,08
578.411.892.919,00
532.944.433.294,11
92,14
100,00
BELANJA LANGSUNG
Jumlah Belanja Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau
Gambar 12. Diagram Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah TA.2013
350,000,000,000 300,000,000,000 250,000,000,000 200,000,000,000 150,000,000,000 100,000,000,000 50,000,000,000 -
Anggaran Realisasi
Anggaran
Belanja Tidak Langsung 233,734,499,329
Belanja Langsung 344,677,393,590
Realisasi
218,074,126,763
314,870,306,531
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
73
Rincian per komponen belanja dapat dilihat pada penjelasan berikut: a. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung Kabupaten Lamandau tahun anggaran 2013 dianggarkan
sebesar
Rp.
233.734.499.329,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp. 218.074.126.763,44 atau 93,30%. a.1) Belanja Pegawai merupakan belanja kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Kabupaten Lamandau, termasuk gaji, uang refresentasi dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah termasuk penghasilan/penerimaan lainnya ditetapkan sesuai peraturan yang berlaku. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam meningkatkan kesejahteraan pegawai yakni memberikan tambahan penghasilan berdasarkan kemampuan daerah. Belanja Pegawai tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp. 166.857.716.081,terealisasi sebesar Rp. 157.474.048.959,- atau 94,38% dengan proporsi sebesar 29,55%. a.2) Belanja Hibah tahun 2013 dianggarkan untuk operasional Bhakti TNI (TMMD),
sewa
genset
listrik,
PKK
Kab.Lamandau,
KORPRI
Kab.Lamandau Kwarcab Pramuka Kab.Lamandau, KONI Kab.Lamandau, PMI
Kab.Lamandau
serta
untuk
mengakomodir
dana
Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dari Pusat untuk sekolah swasta di Kab.Lamandau. Dari anggaran sebesar Rp. 34.140.043.120,- terealisasi sebesar Rp. 30.731.725.367,- atau 90,02% dengan proporsi 5,77%. a.3) Belanja Bantuan Sosial tahun 2013 dianggarkan untuk membantu pelaksanaan kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan, yaitu organisasi sosial kemasyarakatan, kelompok masyarakat, anggota masyarakat serta bantuan keuangan kepada partai politik sesuai ketentuan yang berlaku. Bantuan sosial akan diberikan secara selektif yang peruntukannya jelas dan dapat dipertanggung jawabkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Pemberian bantuan sosial sifatnya tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun anggaran. Dalam belanja bantuan sosial dialokasikan anggaran untuk
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
74
bantuan
pembangunan
Mesjid
Agung
Nanga
Bulik,
bantuan
pembangunan Gereja Induk GKE, Gereja Induk Khatolik, Gereja Bethel, GPDI, GSJA. Balai Basarah/Rumah Ibadah Hindu Kaharingan, Bantuan Beasiswa, Bantuan Berobat Keluarga Miskin, Bantuan BLM-PNPM MP. Selain itu, alokasi anggaran juga untuk bantuan rehabilitasi rumah masing-masing 2 (dua) rumah dalam satu desa (130 rumah yang tersebar di 8 Kecamatan), serta bantuan sosial lainnya. Dari anggaran sebesar Rp. 5.544.000.000,- terealisasi sebesar Rp. 4.258.770.797,90 atau 76,82% dengan proporsi sebesar 0,80%. a.4) Belanja Bantuan Keuangan tahun 2013 digunakan untuk bantuan keuangan kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Desa. Alokasi anggaran bantuan keuangan kepada pemerintah provinsi berupa kontribusi terhadap kerjasama pembiayaan sewa transponder dengan TVRI Kalteng. Sedangkan bantuan keuangan kepada pemerintah desa berupa Alokasi Dana Desa (ADD), TPAD kades, TPAD sekdes, TPAD kaur, operasional dan tunjangan demang, insentif ketua BPD, insentif wakil ketua BPD, insentif sekretaris BPD, insentif anggota BPD, tunjangan sekretaris damang, dan mantir adat kecamatan, desa serta kelurahan. Anggaran alokasi dana desa selanjutnya dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Dari anggaran sebesar Rp.
27.067.098.000,- terealisasi sebesar
Rp. 25.609.581.639,54 atau 94,62% dengan proporsi sebesar 4,81%. a.5) Belanja tidak terduga tahun 2013 dianggarkan untuk menanggulangi kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. Kegiatan yang bersifat tidak biasa yaitu untuk tanggap darurat dalam rangka pencegahan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintah demi terciptanya keamanan, ketenteraman dan ketertiban. Belanja
Tidak
Terduga
tahun
2013
dianggarkan
sebesar
Rp. 125.642.128,- terealisasi nihil atau 0 %. Rincian anggaran dan realisasi Belanja Tidak Langsung dapat dilihat pada tabel berikut:
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
75
Tabel 3.1 Anggaran & Realisasi Belanja Tidak Langsung TA. 2013 Kode Rek. 5.1 5.1.1 5.1.4 5.1.5
Uraian
BELANJA TIDAK LANGSUNG Belanja Pegawai Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan kepada 5.1.7 Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemdes 5.1.8 Belanja Tidak Terduga Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau
Anggaran Setelah Perubahan (Rp.) 233.734.499.329,00 166.857.716.081,00 34.140.043.120,00 5.544.000.000,00
Realisasi (Rp.) 218.074.126.763,44 157.474.048.959,00 30.731.725.367,00 4.258.770.797,90
93,30 94,38 90,02 76,82
27.067.098.000,00
25.609.581.639,54
94,62
4,81
125.642.128,00
-
-
-
(%)
Proporsi (%) 40,92 29,55 5,77 0,80
b. Belanja Langsung Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten Lamandau tahun anggaran 2013 dianggarkan sebesar Rp. 344.677.393.590,- dan terealisasi sebesar Rp. 314.870.306.530,67 atau 91,35%. b.1) Belanja Pegawai pada Belanja Langsung meliputi Honorarium PNS, Honorarium Non PNS, Uang Lembur PNS, dan Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi dan Bimbingan Teknis PNS. Pada tahun 2013 Belanja Pegawai dianggarkan
sebesar
Rp.
36.298.525.931,-
terealisasi
sebesar
Rp. 31.246.989.251,- atau 86,08 % dengan proporsi sebesar 5,86%. b.2) Belanja Barang dan Jasa pada tahun 2013 dianggarkan sebesar Rp. 118.541.483.213,- terealisasi sebesar Rp. 104.366.678.579,- atau 88,04% dengan proporsi sebesar 19,58%. b.3) Belanja Modal dominan digunakan untuk belanja jalan, irigasi/jaringan, belanja gedung dan bangunan serta pengadaan peralatan. Pada tahun 2013 Belanja Modal dianggarkan sebesar Rp. 189.837.384.446,terealisasi sebesar Rp. 179.256.638.700,67 atau 94,43% dengan proporsi tertinggi yaitu sebesar 33,64%. Rincian anggaran dan realisasi Belanja Langsung dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Anggaran & Realisasi Belanja Langsung TA. 2013 Kode Uraian Rek. 5.2 BELANJA LANGSUNG 5.2.1 Belanja Pegawai 5.2.2 Belanja Barang dan Jasa 5.2.3 Belanja Modal Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Anggaran Setelah Perubahan (Rp.) 344.677.393.590,00 36.298.525.931,00 118.541.483.213,00 189.837.384.446,00
Realisasi (Rp.) 314.870.306.530,67 31.246.989.251,00 104.366.678.579,00 179.256.638.700,67
(%) 91,35 86,08 88,04 94,43
Proporsi (%) 59,08 5,86 19,58 33,64
76
Adapun rincian anggaran dan realisasi Belanja menurut organisasi atau SKPD tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3
Anggaran & Realisasi Belanja TA. 2013 Menurut Organisasi atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
No.
SKPD
Anggaran Belanja (Rp.)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Dinas DIKJAR Dinas Kesehatan RSUD Lamandau Dinas Pekerjaan Umum BAPPEDA DISHUBKOMINFO Badan Lingkungan Hidup DISDUKCAPIL BPPPAKB DISOSNAKERTRANS DISPERINDAGKOP & UMKM DISPARSENIBUD DISPORA Badan KESBANGPOLINMAS BPBD Kantor SATPOL PP. DPRD KDH/WKDH Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Inspektorat DPPKAD BPPTPM BKPP Kec. Bulik Timur Kec. Bulik Kec. Lamandau Kec. Delang Kec. Sematu Jaya Kec. Menthobi Raya Kec. Belantikan Raya Kec. Batang Kawa BPPKP BPMDes Kantor PUSTARDA DISTANAKAN DISHUTBUN DISTAMBEN
128.096.177.766,00 27.320.763.694,00 17.604.457.565,00 108.408.143.464,00 7.205.845.158,00 7.597.234.000,00 4.642.319.000,00 5.069.025.287,00 3.951.860.770,00 4.719.948.715,00 6.566.819.050,00 5.488.362.500,00 5.844.900.000,00 4.433.010.035,00 3.753.842.080,00 4.936.941.500,00 3.201.527.380,00 388.190.000,00 43.505.558.615,00 14.634.221.821,00 4.249.201.678,00 78.481.177.683,00 2.712.326.180,00 7.323.160.250,00 1.657.959.270,00 3.579.583.750,00 2.686.940.000,00 2.754.680.000,00 1.526.694.632,00 1.692.262.000,00 1.700.735.000,00 1.705.835.276,00 5.327.600.000,00 5.265.867.800,00 1.500.000.000,00 16.943.052.000,00 12.566.477.000,00 19.369.192.000,00
Jumlah Belanja 578.411.892.919,00 Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
Proporsi (%)
Realisasi (Rp.)
%
Proporsi (%)
22,15 4,72 3,04 18,74 1,25 1,31 0,80 0,88 0,68 0,82 1,14 0,95 1,01 0,77 0,65 0,85 0,55 0,07 7,52 2,53 0,73 13,57 0,47 1,27 0,29 0,62 0,46 0,48 0,26 0,29 0,29 0,29 0,92 0,91 0,26 2,93 2,17 3,35
121.397.421.889,03 25.469.606.210,32 16.100.207.520,00 100.083.440.354,00 6.440.042.434,00 7.248.544.320,00 4.432.523.847,00 4.654.434.534,00 3.836.477.853,85 4.015.606.382,00 5.803.448.112,00 5.162.458.324,00 5.740.485.393,00 3.786.626.125,00 3.368.343.227,00 4.834.927.235,00 3.122.379.772,00 367.047.855,00 38.222.687.592,00 13.596.540.968,85 3.804.928.933,00 71.336.851.328,44 2.530.064.493,00 6.206.798.750,62 1.575.769.065,00 3.387.667.709,00 2.406.511.149,00 2.668.513.849,00 1.470.050.006,00 1.645.506.518,00 1.628.360.394,00 1.642.890.712,00 5.006.486.231,00 4.833.149.349,00 1.326.793.238,00 15.941.070.275,00 10.531.047.056,00 17.318.724.290,00
94,77 93,22 91,46 92,32 89,37 95,41 95,48 91,82 97,08 85,08 88,38 94,06 98,21 85,42 89,73 97,93 97,53 94,55 87,86 92,91 89,54 90,90 93,28 84,76 95,04 94,64 89,56 96,87 96,29 97,24 95,74 96,31 93,97 91,78 0,25 94,09 83,80 89,41
22,78 4,78 3,02 18,78 1,21 1,36 0,83 0,87 0,72 0,75 1,09 0,97 1,08 0,71 0,63 0,91 0,59 0,07 7,17 2,55 0,71 13,39 0,47 1,16 0,30 0,64 0,45 0,50 0,28 0,31 0,31 0,31 0,94 0,91 0,25 2,99 1,98 3,25
100,00
532.944.433.294,11
92,14
100,00
77
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Dinas Pendidikan dan Pengajaran merupakan SKPD dengan jumlah anggaran tertinggi
yaitu mencapai
Rp. 128.096.177.766,- dan terealisasi sebesar Rp. 121.397.421.889,03 atau 94,77% dan proporsi belanjanya terhadap total anggaran belanja yaitu sebesar 22,78%. Hal ini menunjukkan keseriusan dan komitmen Pemerintah Kabupaten Lamandau dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di bidang pendidikan.
3.
Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan/kendala yang dihadapi antara lain: - Terbatasnya kemampuan fiskal sementara kebutuhan program/kegiatan cukup besar; - Terbatasnya sumber daya manusia dibidang pengelolaan keuangan dan aset baik kualitas maupun kuantitas; - Sering terlambatnya penyerapan anggaran belanja pada SKPD; - Adanya rekanan yang tidak profesional;
b. Solusi yang dapat dilaksanakan yaitu: - Menganggarkan
belanja
sesuai
skala
prioritas
dan
melakukan
penghematan belanja seperti membayar honorarium dan perjalanan dinas secara selektif dan proporsional; - Penambahan jumlah SDM bidang keuangan dan aset, serta mengadakan atau mengikuti Pelatihan dan bimbingan teknis bidang keuangan dan aset; - Melakukan evaluasi penyerapan anggaran SKPD secara berkala; - Melakukan pengawasan terhadap progress pekerjaan yang dilaksanakan rekanan sampai dengan pencairan dana pekerjaan dengan memperhatikan kelengkapan dokumen pertanggungjawaban;
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
78
C.
Pengelolaan Pembiayaan Daerah 1. Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan di terima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara Pendapatan dan Belanja Daerah. Berkaitan dengan defisit APBD TA. 2013 sebagaimana tergambar dalam tabel 2. Pada Bab III, maka defisit tersebut ditutup dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun anggaran sebelumnya (APBD murni), yang bukan berasal dari anggaran kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan atau diselesaikan pada tahun 2013 dan akan diluncurkan pada tahun 2013, tetapi dengan cara meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran belanja dan atau memacu pendapatan daerah tahun 2013. a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan mencakup Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan derah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah. SiLPA mencakup pelampauan PAD, pelampauan penerimaan dana perimbangan, penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Pada perubahan APBD Tahun Anggaran 2013, SiLPA Tahun Anggaran 2012 akan digunakan untuk menutup defisit anggaran serta pembiayaan kegiatan prioritas daerah. b. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan dianggarkan untuk pembentukan dana cadangan untuk membiayai pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Lamandau tahun 2013, serta penyertaan modal pada PT. Bank Pembangunan Kalteng, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), penyertaan modal pada PDAM dan Perusahaan Daerah Bajurung Raya. Kondisi umum pembiayaan dalam Rancangan APBD Kabupaten Lamandau tahun anggaran 2013 dari sisi peneriman baru bersumber pada jenis penerimaan
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
79
yaitu sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA). Hal ini disebabkan Pemerintah Kabupaten Lamandau belum melakukan kebijakan lain yang merupakan sumber pembiayaan. Sedangkan pengeluaran untuk pembiayaan masih untuk membayar pembentukan dana cadangan dan penyertaan modal (Investasi) daerah pada PT. Bank Pembangunan Kalteng, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), penyertaan modal pada PDAM dan Perusahaan Daerah Bajurung Raya. 2. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2013 Pembiayaan
Daerah
pada
tahun
2013
untuk
Bagian
Penerimaan
dianggarkan sebesar Rp. 74.538.016.053,- dan terealisasi 100% dari target. Sedangkan untuk Bagian Pengeluaran dianggarkan sebesar Rp. 4.475.000.000,dan terealisasi 88,83% dari target. Karena terjadinya Defisit pada APBD Tahun Anggaran 2013 yakni sebesar Rp. 20.013.306.245,- maka Pembiayaan dianggarkan sebesar Rp. 70.063.016.053,- (Penerimaan Daerah sebesar Rp. 74.538.016.053,dikurangi Pengeluaran Daerah sebesar Rp. 4.475.000.000,-),sehingga masih ada SILPA Tahun Berkenaan sebesar Rp. 50.049.709.808,-. Adapun rincian Pembiayaan Daerah dan realisasi tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel 4. Target & Realisasi Pembiayaan Daerah Kab. Lamandau TA. 2013 Kode Rek. 6.1 6.1.1 6.1.2 6.1.4
6.2
6.2.1 6.2.2 6.2.3
Uraian
Anggaran Setelah Perubahan (Rp.)
Realisasi (Rp.)
(%)
PENERIMAAN Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Pencairan Dana Cadangan Penerimaan Pinjaman Daerah
74.538.016.053,00
74.537.896.053,00
100,00
67.038.016.053,00
67.037.896.053,00
100,00
7.500.000.000,00 -
7.500.000.000,00 -
100,00 -
Jumlah Penerimaan
74.538.016.053,00
74.537.896.053,00
100,00
PENGELUARAN Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemda Pembayaran Pokok Utang
4.475.000.000,00 4.475.000.000,00 -
3.975.000.000,00 3.975.000.000,00 -
88,83 88,83 -
Jumlah Pengeluaran
4.475.000.000,00
3.975.000.000,00
88,83
70.063.016.053,00
70.562.896.053,00
100,71
50.049.709.808,00
95.435.101.314,55
190,68
Pembiayaan Netto SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN Sumber: DPPKAD Kabupaten Lamandau
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
80
Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bank Kalteng Nomor 40 tanggal 28 Juni 2008, telah mengalami perubahan modal dasar perseroan sehingga berpengaruh pada perubahan komposisi Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Kabupaten Lamandau pada Perseroan Terbatas (PT) Bank Kalimantan Tengah sebelumnya sejumlah Rp. 6.000.000.000,- bertambah sejumlah Rp. 13.500.000.000,- menjadi sejumlah Rp. 19.500.000.000,-.
Modal
yang telah disetor sampai tahun 2009 sejumlah Rp. 6.000.000.000,- sisa sejumlah Rp. 13.500.000.000,- sesuai Perda No. 07 Tahun 2011 Penyertaan Modal dibagi dalam 4 tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dengan kewajiban penyertaan modal (investasi) setiap tahun rata-rata sejumlah Rp. 3.375.000.000,-. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2009 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Lamandau kepada Perusahaan Daerah (PD) Bajurung Raya dialokasikan sejumlah Rp. 10.000.000.000,- yang dibagi selama 10 tahun
dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2020. Sedangkan besarnya alokasi dana cadangan
setiap
tahun
sejumlah
Rp.
500.000.000,-
sampai
dengan
Rp. 1.000.000.000,-. Kemudian Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2009 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Lamandau kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lamandau dialokasikan sejumlah Rp. 5.000.000.000 yang dibagi selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Besarnya alokasi dana cadangan setiap tahun sejumlah Rp. 1.000.000.000,-. 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan/kendala yang dihadapi antara lain: - Nilai SiLPA yang masih tinggi disebabkan karena dana DAK DR belum dapat digunakan terkendala regulasi RTRWP; - PD. Bajurung Raya belum memberikan kontribusi pada PAD; - Penyertaan modal pada PT. Jamkrida Kalteng belum terealisasi karena Perda tentang Penyertaan modal pada PT. Jamkrida Kalteng belum selesai. b. Solusi yang dapat dilaksanakan yaitu: - Perlu memohon kepada pemerintah pusat agar membuat kebijakan alternatif sehinggal dana DAK DR dapat dimanfaatkan; - PD. Bajurung Raya harus membuat terobosan dengan menggali potensi jenis usaha yang diperkirakan dapat membawa keuntungan; - Pembuatan Perda tentang Penyertaan modal pada PT. Jamkrida Kalteng agar segera diselesaikan.
LKPJ Bupati Lamandau Tahun 2013
81