BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pengelolaan keuangan daerah mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjalankan roda pemerintahan, oleh karena itu pengelolaan keuangan daerah selalu berkembang sesuai dengan tuntutan publik yang menginginkan pengelolaan keuangan daerah yang makin transparan dan akuntabel, untuk itu pengelolaan keuangan disesuaikan dengan perkembangan program-program Pemerintah Daerah yang sudah ditetapkan menjadi Prioritas dalam Pembangunan Daerah. Disamping itu Pengelolaan keuangan daerah selalu disesuaikan dengan Arah Kebijakan Umum maupun Prioritas Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Pekalongan yang telah disepakati dan ditetapkan sebagai bahan untuk menyusun program dan kegiatan guna mencapai sasaran pembangunan daerah dengan menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, transparansi, akuntabilitas dan partisipasi. Dalam pelaksanaan program dan kegiatan
tersebut diperlukan adanya
keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dengan tetap memperhatikan tugas pokok, dan fungsi yang melekat pada
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta adanya keterpaduan program dan kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan kegiatan Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan sehingga dapat sinergi untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan daerah. Untuk merealisasikan program dan kegiatan masing-masing SKPD maka disusun kebijakan pengelolaan keuangan daerah melalui penyusunan Rencana Strategis Daerah (Renstra) sebagai langkah awal dalam usaha mewujudkan kinerja aparatur pemerintah dalam pembangunan melalui program peningkatan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah, intensifikasi dan sinkronisasi antar kegiatan ekstensifikasi
sumber-sumber
pendapatan
asli
daerah,
program
peningkatan
pengawasan, program peningkatan investasi, program penataan perundanganundangan, program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur serta program pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan. Untuk itu disusun Kebijakan umum
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah guna memberikan petunjuk dan ketentuanketentuan umum yang telah disepakati bersama sebagai pedoman dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta merupakan instrument dalam penyusunan perencanaan anggaran serta sebagai dasar penilaian kinerja keuangan daerah. Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 masih berpedoman pada Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, maka muncul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang, sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah sebagaimana dimaksud merupakan sub sistem dari Sistem Pengelolaan Keuangan Negara dan merupakan elemen pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Selain itu juga terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Pekalongan Tahun 2015, antara lain Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang secara teknis mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah dirubah beberapa kali terakhir dengan Permmendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut maka sumber - sumber keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah daerah terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain - Lain Pendapatan yang Sah. Penerimaan pemerintah daerah tersebut merupakan sumber pendapatan yang sangat diperlukan guna terselenggaranya pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan pelayanan publik. Dalam hal ini, ketersediaan sumber keuangan tersebut harus
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
43
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
sebanding dengan kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pemerintahan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam mengoptimalkan potensi pendanaan daerah sendiri dalam pelaksanaan
otonomi
daerah
sebagai
perwujudan
asas
desentralisasi.
Dana
Perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang terdiri atas Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) serta Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan selain dimaksudkan untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangannya, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara pusat dan daerah serta untuk mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antar daerah. Ketiga komponen Dana Perimbangan ini merupakan bagian dari transfer ke daerah dari pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh. Sehubungan dengan hal tersebut dan sesuai dengan struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 yang masih mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 terdiri atas : (1) Penerimaan Daerah yang di dalamnya terdapat Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah; serta (2) Pengeluaran Daerah yang di dalamnya terdapat Belanja Daerah dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
44
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Gambar 3.1 Struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015
PENERIMAAN DAERAH
PENGELUARA N DAERAH
Pendapatan Daerah
Belanja Daerah
Penerimaan Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Daerah
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015, maka struktur APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 terdiri atas : 1.
Pendapatan Daerah, terdiri atas : a. Pendapatan Asli Daerah,
meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; b. Dana Perimbangan, meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus; c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah meliputi Pendapatan Hibah dari Pemerintah, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan dari Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi dan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
45
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Pemerintah Daerah Lainnya, Pendapatan Sumbangan dari Pihak Ketiga, dan Dana Insentif Daerah. 2.
Belanja Daerah, terdiri atas : a. Belanja Tidak Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja Bantuan Keuangan, serta Belanja Tidak Terduga; b. Belanja Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang Jasa dan Belanja Modal.
3.
Pembiayaan Daerah, terdiri atas : a. Pembiayaan Penerimaan, meliputi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA); b. Pembiayaan Pengeluaran, meliputi Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Daerah, Pembayaran Pokok Utang, dan Pembayaran Hutang Jangka Pendek. Secara ringkas anggaran setelah perubahan dan realisasi pendapatan, belanja
dan pembiayaan pada Tahun Anggaran 2015 (sebelum audit laporan keuangan) sebagaimana terlihat dalam tabel berikut : Tabel 3.1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah Kab. Pekalongan Tahun Anggaran 2015 NO.
URAIAN
TARGET
REALISASI
%
1.
Pendapatan Daerah
1.703.894.595.593,00
1.697.583.324.014,84
99,63
2.
Belanja Daerah
1.841.379.945.436,00
1.606.482.574.205,97
87,24
(137.485.349.843,00)
91.100.749.808,87
(66,26)
3.
Surplus / (Defisit) Pembiayaan Daerah a. Penerimaan Pembiayaan
144.141.874.399,00
144.162.745.749,07
100,01
b. Pengeluaran Pembiayaan
6.656.524.556,00
6.656.524.458,00
100,00
0,00
228.606.971.099,94
-
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan (SiLPA) Sumber : DPPKD Kabupaten Pekalongan Tahun 2016
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
46
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Dalam konteks keuangan daerah, yang dimaksud dengan Pendapatan Daerah adalah hak- hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, yang didapat dari sumber penerimaan internal maupun eksternal pemerintah daerah. Sumber penerimaan pendapatan daerah secara garis besar mencakup
pendapatan
asli
daerah,
pendapatan
dari
dana
perimbangan
pusat- daerah, dan lain- lain sumber pendapatan yang sah. Yang berarti juga meliputi semua penerimaan uang melalui Kas Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar dan merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Kenaikan dan penurunan pendapatan daerah dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro nasional secara signifikan yaitu terhadap Pendapatan Asli Daerah, terutama sektor pajak daerah. Dalam rangka peningkatan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Pekalongan secara kontinyu berupaya melakukan terobosan intensifikasi dan ekstensifikasi, sehingga apabila terjadi penurunan pada salah satu sektor pendapatan, dapat diupayakan untuk meningkatkan sektor lainnya yang memiliki potensi tinggi. Kebijakan pendapatan
diarahkan
untuk
penggalian
Pendapatan
Asli
Daerah
melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi dengan penuh kehati-hatian (karena sebagian besar sumber Pendapatan Asli Daerah merupakan pengusaha/wajib pajak golongan kecil menengah) dan optimalisasi dana perimbangan (DAU, DAK, dan bagi hasil pajak dan bukan pajak) sehingga lebih proporsional serta menggali potensi pendapatan lain yang sah. Pendapatan Daerah terdiri atas 3 (tiga) kelompok yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Pendapatan daerah dari sumber pendapatan asli daerah didapat dari penerimaan pajak- pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan sumber pendapatan asli daerah lainnya yang sah. Kemudian pendapatan daerah dari sumber dana perimbangan didapat dari bagi hasil pajak dan bukan pajak, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus yang mana kebijakan penetapannya merupakan kewenangan Pemerintah (pusat). Selanjutnya, untuk pendapatan dari sumber lain- lain pendapatan daerah yang sah didapat dari
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
47
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
penerimaan dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian / otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dan dana penguatan desentralisasi fiskal dan percepatan pembangunan daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan cerminan kemampuan dan potensi daerah, sehingga besarnya penerimaan PAD dapat mempengaruhi kualitas otonomi daerah. Semakin tinggi kualitas otonomi daerah, maka ketergantungan dengan Pemerintah Pusat semakin berkurang. Sedangkan Dana Perimbangan merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan
kewenangan
Pemerintahan
Daerah
dalam
mencapai
tujuan
pemberian otonomi kepada daerah utamanya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Sejalan dengan proses dan mekanisme perencanaan pembangunan daerah baik perencanaan tahunan, jangka menengah, maupun jangka panjang, aspek keuangan daerah merupakan bagian yang menjadi pertimbangan pokok dalam perencanaan. Hal tersebut berkaitan erat dengan penetapan rencana program / kegiatan yang akan ditetapkan sebagai prioritas untuk dilaksanakan pada setiap tahun anggaran. Daya dukung aspek keuangan daerah sangat berpengaruh penting terhadap probabilitas maupun prospek keberhasilan pelaksanaan program / kegiatan yang ditetapkan. Oleh karenanya pendapatan daerah -
khususnya
konteks pendapatan asli daerah (sendiri) - menjadi tolok ukur dalam menetapkan tingkat kemampuan fiskal daerah. Kebijakan anggaran pendapatan tahun 2015 sebagaimana telah digariskan dalam RPJMD Kabupaten Pekalongan Tahun 2011 – 2016 diarahkan pada upaya peningkatan intensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah khususnya pajak dan retribusi serta percepatan intensifikasi sumber-sumber pendapatan asli daerah melalui optimalisasi BUMD. Pelaksanaan atas kebijakan di bidang pendapatan daerah pada tahun 2015, dilaksanakan dengan mempedomani ketentuan peraturan perundang-undangan dan memperhatikan perkembangan ekonomi masyarakat yang banyak dipengaruhi oleh
dinamika
perkembangan
ekonomi
nasional.
Oleh
karenanya
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
untuk
48
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
memberikan gambaran secara komprehensif dalam pelaksanaan pendapatan daerah diuraikan secara runtut dan terstruktur diawali dari kebijakan yang bersifat intensifikasi dan ekstensifikasi, dilengkapi dengan target dan realisasi sebagai pencerminan tingkat capaian kinerja pendapatan daerah, permasalahan dalam pelaksanaannya sekaligus dielaborasi solusi
dan pemecahan masalahnya yang
diuraikan sebagai berikut :
1.
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Sesuai dengan kebijakan teknis operasional dibidang pendapatan daerah yang meliputi kegiatan yang bersifat intensifikasi dan ekstensifikasi, maka pada Tahun Anggaran 2015 telah dilakukan upaya peningkatan pendapatan daerah untuk setiap jenis pendapatan antara lain sebagai berikut : a.
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah sebagai sumber penerimaan pendapatan yang merupakan otoritas daerah, pelaksanaannya diorientasikan dan berbasis kepada potensi daerah, oleh karenanya Pendapatan Asli Daerah sering dijadikan parameter kemandirian otonomi suatu daerah dalam aspek kemampuan keuangannya. Peningkatan PAD pada dasarnya adalah merupakan upaya internal suatu daerah untuk memperkecil celah fiskal (fiscal gap). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Sumbersumber Pendapatan Asli Daerah adalah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang sah. Kebijakan peningkatan pendapatan khususnya Pendapatan Asli Daerah
tahun
2015
diarahkan
pada
penggalian
sumber-sumber
pendapatan pada sektor pajak dan retribusi daerah baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi secara selektif dan tidak berpotensi menghambat akselerasi perkembangan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
49
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
hendaknya agar tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat. Pada
Tahun
Rp251.542.445.812,84
Anggaran
2015
capaian
dari
target
yang
kinerja
PAD
ditetapkan
sebesar sebesar
Rp250.538.145.521,00 atau sekitar 100,40%. Jumlah tersebut apabila dilihat dalam struktur APBD memberikan kontribusi terhadap total pendapatan daerah sebesar 14,76%. Perkembangan capaian kinerja tersebut berasal dari jenis pendapatan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain PAD yang sah. Pada Tahun Anggaran 2015 upaya yang dilakukan diantaranya sebagai berikut : 1) Pajak Daerah Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, kewenangan dan jenis pajak yang dipungut Pemerintah Kabupaten Pekalongan ada sebelas jenis, yaitu Pajak Hotel; Pajak Restoran; Pajak Hiburan; Pajak Reklame; Pajak Penerangan Jalan; Pajak Parkir; Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; Pajak Burung Walet; Pajak Air Tanah serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan; dan Pajak Bumi dan Bangunan. Terhadap jenis-jenis pajak daerah tersebut dilakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi dalam bentuk berbagai kegiatan yaitu : menyusun rencana target pajak daerah, melakukan pelayanan di bidang pajak daerah, melakukan intensifikasi penagihan secara terpadu, melakukan penyesuaian dasar pengenaan pajak tahun 2015, menyempurnakan
data
base
potensi
pendapatan,
melakukan
penggalian potensi wajib pajak baru, melakukan peningkatan sarana dan prasarana pelayanan untuk meningkatkan sumber daya aparatur pengelola pendapatan, baik segi mental maupun ketrampilan sehingga benar-benar dapat diandalkan sebagai aparat pemungut yang cakap, trampil, jujur dan profesional, serta melaksanakan regulasi peraturan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
50
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
daerah tentang pungutan pajak daerah selaras dengan UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009. 2) Retribusi Daerah Sumber – sumber penerimaan retribusi Pemerintah Kabupaten Pekalongan adalah Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas khususnya rawat inap, Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat, Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum, Retribusi Pelayanan Pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Penyedotan kakus, Retibusi
Pegolahan
Limbah
Cair,Retribusi
Pengendalian
Menara
Telekomunikasi, Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah, Retribusi Pasar Grosir, Retribusi Tempat Pelelangan, retribusi Terminal, Retribusi Tempat
Khusus
Pesanggrahan/Villa,
Parkir, Retribusi
Retribusi Rumah
Tempat
Potong
Penginapan
Hewan,
Retribusi
Pelayanan Kepelabuhan, Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga, Retribusi Penjualan Produk Usaha Daerah, Retibusi Ijin Mendirikan Bangunan, Retribusi Izin Gangguan, Retribusi Izin Trayek dan Retribusi Izin Usaha Perikanan. Retribusi daerah dipungut atas dasar jasa/layanan yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada wajib retribusi, sehingga pendapatan dari retribusi daerah tidak terlepas dari kualitas pelayanan. Upaya intensifikasi pada retribusi daerah diarahkan terhadap objekobjek retribusi yang memiliki potensi untuk dikembangkan, antara lain : Retribusi parkir, dengan melakukan pengawasan atas penggunaan karcis-karcis parkir; Retribusi
pelayanan
kesehatan
dilakukan
dengan
upaya
meningkatkan kualitas puskesmas, meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan.
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
51
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Dalam rangka optimalisasi peran BUMD Kabupaten Pekalongan terhadap pembangunan di daerah diperlukan upaya perbaikan kinerja BUMD Kabupaten Pekalongan ke depan sebagaimana telah dirancang dalam strategi Penataan BUMD Kabupaten Pekalongan. Dimana dalam pelaksanaannya dilakukan melalui pembenahan pada berbagai aspek yaitu aspek organisasi, manajemen dan penataan aset serta perkuatan permodalan dan pembiayaan. Upaya perkuatan permodalan BUMD Kabupaten Pekalongan dilakukan melalui penyertaan modal daerah (dari Pemerintah Kabupaten Pekalongan) yang dilakukan sebagai pemenuhan
kewajiban
modal
disetor
terhadap
modal
dasar
perusahaan sesuai dengan porsi kepemilikan modal/saham Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Adapun dalam pelaksanaan penyertaan modal daerah dimaksud, direalisasikan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan sebagaimana yang telah dituangkan dalam rencana perusahaan baik untuk jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek. Bagian laba atas penyertaan modal meningkat sesuai dengan performa perusahaan tersebut dan jumlah penyertaan modal yang dimiliki pemerintah. Pemerintah Kabupaten Pekalongan mempunyai penyertaan modal pada Koperasi dan UKM, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), BPR/BKK Kabupaten Pekalongan, BKK Kajen serta Bank Jateng. Pada
tahun
2015
Pemerintah
Kabupaten
Pekalongan
mengalokasikan anggaran untuk penyertaan modal kepada Bank Jateng, BPR/BKK Kabupaten Pekalongan, BKK Kajen serta PDAM Tirta Kajen sebesar Rp6.482.919.556,00. 4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Lain-lain
pendapatan
asli
daerah
yang
sah
Pemerintah
Kabupaten Pekalongan bersumber dari hasil penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, pendapatan BLUD
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
52
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
RSUD. Penerimaan jasa giro dan pendapatan bunga dari rekening deposito merupakan hasil dari kebijakan memanfaatkan idlle money.
b.
Dana Perimbangan Dana Perimbangan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan antar Pemerintah Daerah. Dana Perimbangan yang terdiri dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), merupakan sumber pendanaan bagi daerah dalam pelaksanaan desentralisasi, yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, mengingat tujuan masing-masing jenis penerimaan tersebut saling mengisi dan melengkapi. Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber APBN yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Dana Alokasi Umum bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan belanja pegawai, kebutuhan fiskal, dan potensi daerah. Kebutuhan daerah dicerminkan dari luas daerah, keadaan geografis, jumlah penduduk, tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah dan tingkat pendapatan masyarakat di daerah. Sedangkan kapasitas fiskal dicerminkan dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam. Dana Alokasi Khusus dimaksudkan untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional, sesuai dengan fungsi yang merupakan perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu, khususnya dalam upaya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat. Melalui prinsip-prinsip, mekanisme dan penambahan
persentase
beberapa
komponen
dana
perimbangan,
diharapkan daerah dapat meningkatkan fungsi pemerintahan daerah sebagai ujung tombak dalam pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai wakil pemerintah pusat dan provinsi di
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
53
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
daerah, berupaya untuk tetap menjaga dan menjalankan perannya dalam meningkatkan dana perimbangan. Upaya intensifikasi dan ekstensifikasi oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan merupakan upaya yang bersifat menunjang optimalisasi pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan. Upaya-upaya tersebut antara lain : 1) Guna meningkatkan penerimaan PPh Orang Pribadi Dalam Negeri (OPDN) dan PPh Pasal 21 dilakukan ekstensifikasi Wajib Pajak dan intensifikasi PPh perseorangan yaitu antara lain melalui pendataan potensi PPh Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21, mensyaratkan kepada pihak ke tiga ber NPWP lokal, koordinasi dan konsultasi ke Pemerintah Provinsi dan Pusat; 2) Dalam upaya meningkatkan Dana Alokasi Umum (DAU) dilakukan melalui penyediaan data dasar yang akurat untuk perhitungan DAU, yaitu data kapasitas fiskal, kebutuhan fiskal dan alokasi dasar/gaji pegawai,
pelaksanaannya
berkoordinasi
dengan
Satuan
Kerja
Perangkat Daerah terkait dan Badan Pusat Statistik (BPS) serta koordinasi dan konsultasi dengan Pemerintah Pusat (Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri).
c.
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Dalam hal penerimaan dari lain-lain pendapatan yang sah pada Tahun Anggaran 2015 ditargetkan sesuai dengan potensi dari jenis penerimaan tersebut, antara lain pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak dari provinsi, dana penyesuaian otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Daerah dalam rangka optimalisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah dilakukan melalui : 1.
Koordinasi dan rekonsiliasi terkait dengan penerimaan bagi hasil pajak pusat propinsi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
54
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
2.
Mengajukan
usulan
program
kegiatan
yang
diharapkan
pembiayaannya dari pemerintah propinsi melalui Dana Bantuan Keuangan. 2. Target dan Realisasi Pendapatan Target pendapatan Pemerintah Kabupaten Pekalongan pada tahun anggaran
2015
sebagaimana
tertuang
dalam
APBD
adalah
sebesar
Rp1.703.894.595.593,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp1.697.583.324.014,84 atau mencapai 99,63%, sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 3.2 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 NO
URAIAN
TARGET
REALISASI*)
%
1.
Pendapatan Asli Daerah
250.538.145.521,00
251.547.743.333,84
100,40
2.
Dana Perimbangan
986.063.368.095,00
978.154.337.307,00
99,20
3.
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
467.293.081.977,00
467.881.243.374,00
100,13
1.703.894.595.593,00
1.697.583.324.014,84
99,63
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Dari tabel tersebut terlihat bahwa realisasi PAD telah melampaui target yang diharapkan. Dalam hal ini PAD tahun 2015 realisasinya sebesar Rp251.547.743.333,84 atau mencapai 100,40% dari target yang diharapkan dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2014 terjadi penurunan sebesar Rp3.489.273.857,62 atau turun 1,37%. Hal ini disebabkan adanya perubahan regulasi berkenaan dengan pemindahan rekening pendapatan pada Pos Pemerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ke rekening pendapatan pada pos Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama pada komponen Lain-Lain PAD yang Sah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
55
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Sementara untuk Dana Perimbangan realisasinya pada tahun 2015 sebesar Rp978.154.337.307,00 atau hanya mencapai 99,20% dari target yang direncanakan dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2014 terjadi kenaikan sebesar Rp57.488.995.209,00 atau 6,24%. Dana Perimbangan ini hanya tercapai 99,20% dikarenakan beberapa kegiatan yang bersumber dari DAK Tambahan Tahun 2015 tidak dapat dilaksanakan di Kabupaten Pekalongan. Sedang untuk realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp467.881.243.374,00 atau mencapai pada kisaran 100,13% dan bila dibandingkan
dengan
realisasi
Tahun
2014
terjadi
kenaikan
sebesar
Rp169.082.966.286,00 atau 56,59%. Hal ini dikarenakan pada tahun anggaran 2015 Pemerintah Kabupaten mendapatkan Dana Insentif Daerah (DID) serta Dana Desa yang bersumber dari APBN. Jika
dilihat
dari
komposisi
anggarannya,
terlihat
bahwa
PAD
menyumbang 14,82% dari total realisasi pendapatan Kabupaten Pekalongan di tahun 2015. Sedangkan untuk dana perimbangan memberikan kontribusi terbesar, yaitu 57,62% dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar 27,56%. Tabel 3.3 Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan 2015 NO 1. 2. 3.
URAIAN Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah TOTAL
2014 255.037.017.191,46 920.665.342.098,00 298.798.277.088,00
NAIK / 2015 ) TURUN (%) 251.547.743.333,84 (1,37) 978.154.337.307,00 6,24 467.881.243.374,00 56,59 *
1.474.500.636.377,46 1.697.583.324.014,84
15,13
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
56
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Secara rinci target dan realisasi masing-masing pendapatan daerah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 di atas, dapat diuraikan sebagai berikut : 2.1.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan daerah yang berasal dari : (1) Pajak Daerah; (2) Retribusi Daerah; dan (3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; serta (4) Lain-Lain Pendapatan yang Sah. Penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pekalongan pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan Rp250.538.145.521,00 dan dapat direalisasikan lebih besar dibandingkan target,
yaitu
mencapai
sebesar
100,40%.
Rp251.547.743.333,84 Sumbangan
terbesar
atau dari
penerimaannya PAD
Kabupaten
Pekalongan adalah berasal dari Lain-Lain Pendapatan yang sah, yaitu mencapai 79,99% dari target anggaran Lain-Lain Pendapatan yang sah. Adapun perincian PAD Kabupaten Pekalongan pada Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2015 NO 1. 2. 3. 4.
URAIAN Hasil Pajak Daerah Hasil Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah TOTAL
TARGET
REALISASI*)
%
34.153.012.130,00 11.141.540.914,00 4.847.854.593,00
39.193.527.446,00 12.588.737.154,70 4.847.854.593,00
114,76 112,99 100,00
200.395.737.884,00
194.917.624.140,14
97,27
250.538.145.521,00 251.547.743.333,84 100,40
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Dari tabel diatas nampak bahwa komponen Hasil Pajak Daerah dan Hasil Retribusi Daerah melampaui target relatif lebih besar dari yang telah direncanakan semula. Tingginya realisasi pajak dan retribusi daerah pada tahun 2015 ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi Kabupaten Pekalongan terus mengalami kemajuan dari waktu ke waktu, yang
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
57
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
diiringi
dengan
usaha
dalam
menggali
sumber-sumber
potensial
penerimaan pajak daerah. Tingginya realisasi dari pajak dan retribusi daerah ini juga menunjukkan bahwa masyarakat dan dunia usaha Kabupaten Pekalongan telah sadar dan berperan serta aktif dalam upaya pembangunan Kabupaten Pekalongan. Melalui penguatan sumbersumber pendapatan daerah, maka diharapkan terdapat peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Tabel 3.5 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun Anggaran 2014 dan 2015
1.
Hasil Pajak Daerah
33.064.051.914,00
39.193.527.446,00
NAIK / TURUN (%) 18,54
2.
Hasil Retribusi Daerah
24.685.672.930,00
12.588.737.154,70
(49,00)
3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah TOTAL
3.558.548.965,00
4.847.854.593,00
36,23
193.728.983.382,46
194.917.624.140,14
0,61
255.037.257.191,46
251.547.743.333,84
NO
4.
URAIAN
2014
2015*)
(1,37)
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.1.1.
Pajak Daerah Jenis pajak daerah yang direncanakan menjadi bagian Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pekalongan meliputi: (1) Pajak Hotel; (2) Pajak Restoran; (3) Pajak Hiburan; (4) Pajak Reklame; (5) Pajak Penerangan Jalan; (6) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; (7) Pajak Parkir; (8) Pajak Sarang Burung; (9) Pajak Air Tanah; dan (10) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta (11) Pajak Bumi dan Bangnan (PBB). Sesuai dengan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Penerimaan dari Pajak Daerah Kabupaten Pekalongan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
58
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
pada
Tahun
Anggaran
Rp34.153.012.130,00
dan
2015 dapat
direncanakan direalisasikan
lebih
sebesar besar
dibandingkan target semua, yaitu sebesar Rp39.193.527.446,00 atau penerimaannya mencapai 114,76% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Hal ini disebabkan kesadaran wajib pajak dalam melakukan pembayaran pajak daerah dan seringnya dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi yaitu dengan meninjau kembali terhadap obyek pajak yang belum dibayar sesuai dengan Perda dan melakukan pendataan terhadap obyek pajak yang belum terpungut dengan rincian hasil pajak daerah dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.6 Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2015 NO
URAIAN
TARGET
1
Pajak Hotel
2
Pajak Restoran
3 4 5
Pajak Penerangan Jalan
6
Pajak Parkir
7
Pajak Pengembalian & Pemanfaatan ABT
8
REALISASI
%
258,840,000
338,148,364
130.64
1,214,035,000
1,789,218,336
147.38
Pajak Hiburan
89,495,000
115,082,327
128.59
Pajak Reklame
434,835,000
552,370,303
127.03
20,022,875,000
21,103,472,857
105.40
11,290,000
12,678,211
112.30
310,925,000
339,374,432
109.15
Pajak Sarang Burung walet
17,150,000
27,250,000
158.89
9
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
51,164,000
83,624,110
163.44
10
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan
9,729,203,130
11,408,159,541
117.26
11
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
2,013,200,000
3,424,148,965
170.08
34,153,012,130
39,193,527,446
114.76
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Berdasarkan data pencapaian target pajak daerah tersebut, maka pada tahun 2015 seluruh komponen pajak daerah dapat melampaui target yang telah ditetapkan. Pajak Penerangan Jalan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
59
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
merupakan komponen terbesar dalam pendapatan pajak daerah Kabupaten Pekalongan, yaitu 58,63% dari target pajak daerah. Apabila dibandingkan dengan
tahun 2014, maka Pajak
Daerah pada tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 18,54%. Tabel 3.7 Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2014 dan 2015 NO
URAIAN
2014
1
Pajak Hotel
2
Pajak Restoran
3
Pajak Hiburan
4
Pajak Reklame
5
Pajak Penerangan Jalan
6
Pajak Parkir
7
Pajak Pengembalian & Pemanfaatan ABT
8 9 10 11
2015*)
NAIK / TURUN (%)
331,276,018
338,148,364
2.07
1,230,281,353
1,789,218,336
45.43
101,542,699
115,082,327
13.33
406,135,682
552,370,303
36.01
18,848,747,855
21,103,472,857
11.96
10,359,500
12,678,211
22.38
319,723,561
339,374,432
6.15
Pajak Sarang Burung walet
31,900,000
27,250,000
(14.58)
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
51,163,800
83,624,110
63.44
9,423,564,283
11,408,159,541
21.06
2,309,357,163
3,424,148,965
48.27
33,064,051,914
39,193,527,446
18.54
JUMLAH
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.1.2.
Retribusi Daerah Retribusi Daerah berdasarkan Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pekalongan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau Badan. Jenis retribusi daerah yang menjadi bagian pendapatan asli daerah Kabupaten Pekalongan meliputi :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
60
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
a) Retribusi Jasa Umum yang terdiri dari : (1) Retribusi Pelayanan Kesehatan; (2) Retribusi Persampahan/Kebersihan; (3) Retribusi
Pemakaman
dan
Pengabuan
Mayat; (4)
Retribusi Parkir Ditepi Jalan Umum; (5) Retribusi Pelayanan Pasar; (6) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor; (7) Retribusi Penyedotan Kakus dan (8) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi. b) Retribusi jasa usaha yang terdiri dari : (1) Retribusi Kekayaan Daerah; (2) Retribusi Tempat Pelelangan Ikan; (3) Retribusi Terminal; (4) Retribusi Tempat Khusus Parkir; (5) Retribusi Tempat Penginapan/villa; (6) Retribusi Rumah Potong Hewan; dan (7) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga; (8) Retribusi Penjulan Produk Usaha Daerah; (9) Retribusi Sewa Tanah dan Bangunan. c) Retribusi perijinan tertentu yang terdiri dari : (1) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan; (2) Izin Gangguan (HO); dan (3) Retribusi Izin Trayek; (4) Retibusi Surat Izin Penangkapan Ikan dan Retibusi Jasa Pengujian Alat Laboratorim dan Bengkel. Pendapatan Retribusi Daerah pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan
sebesar
direalisasikan
sebesar
penerimaannya
Rp11.141.540.914,00 Rp12.588.737.154,70
mencapai
112,99%.
dan atau
Adapun
dapat tingkat perincian
pendapatan dari retribusi daerah pada tahun anggaran 2015 dapat dilihat sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3.8 Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2015
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
61
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
NO
URAIAN
REALISASI*)
TARGET
%
1.
Retribusi Jasa Umum
8.362.901.364,00
9.694.550.633,70
115,92
2.
Retribusi Jasa Usaha
2.072.599.550,00
2.247.003.521,00
108,41
3.
Retribusi Perizinan Tertentu
706.040.000,00
647.183.000,00
91,66
11.141.540.914,00
12.588.373.154,70
112,99
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Penerimaan terbesar Retribusi Daerah adalah Retribusi Jasa Umum yang terealisasi sebesar Rp9.694.550.633,70 atau 115,92%. Dibandingkan dengan realisasi tahun anggaran 2014 sebesar Rp21.716.719.880,00,
maka
realisasi
tahun
anggaran
2015
mengalami penurunan sebesar Rp12.022.169.246,30 atau turun 55,36%. Penurunan ini karena pemindahan rekening pendapatan pada Pos Pemerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ke rekening pendapatan pada pos Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama pada komponen Lain-Lain PAD yang Sah sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Sedangkan
Retribusi
Jasa
Usaha
ditargetkan
sebesar
Rp2.072.599.550,00 terealisasi sebesar Rp2.247.003.521,00 atau 108,41%. Dibandingkan dengan realisasi Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp2.112.424.590,00, maka realisasi Tahun Anggaran 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp134.578.931,00 atau 6,37%. Retribusi Perizinan Tertentu yang terdiri atas Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), ijin gangguan/keramaian, ijin trayek, ijin usaha perikanan serta jasa laboratorium pada tahun anggaran 2015 direncanakan
sebesar
Rp706.040.000,00
terealisasi
sebesar
Rp647.183.000,00 atau 91,66%. Apabila dibandingkan dengan penerimaan tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 24,42% yang
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
62
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
disebabkan karena penurunan retribusi dari ijin usaha perikanan yang karena kondisi kios rusak sehingga tidak ada penyewa atau tidak laku. Tabel 3.9 Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2014 dan 2015
1.
Retribusi Jasa Umum
21.716.719.880,00
9.694.550.633,70
NAIK / TURUN (%) (55,36)
2.
Retribusi Jasa Usaha
2.112.424.590,00
2.247.003.521,00
6,37
3.
Retribusi Perizinan Tertentu
856.288.460,00
647.183.000,00
(24,42)
24.685.432.930,00
12.588.737.154,70
(49,00)
NO
URAIAN
2015*)
2014
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.1.3.
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan merupakan laba yang diperoleh dari penyertaan modal pada : (1) PD BPR BKK Kab. Pekalongan; (2) BPR BKK Kajen; serta (3) Deviden Bank Jateng. Penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp4.847.854.593,00 dapat terealisasi 100% dari target.
Tabel 3.10 Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan Tahun 2015 NO.
URAIAN
1.
Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada perusahaan Bagian Laba PD BPR BKK Kab. Pekalongan Bagian Laba BKK Kajen
2.
REALISASI*)
%
1.530.568.286,00
1.530.568.286,00
100
335.604.030,00
335.604.030,00
100
2.981.682.277,00 4.847.854.593,00
2.981.682.277,00 4.847.854.593,00
100 100
TARGET
BUMD Bank Jateng TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Tabel 3.11
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
63
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan Tahun 2014 dan Tahun 2015
NO 1.
URAIAN
NAIK / TURUN (%)
2015*)
2014
Bagian Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD Perusahaan Daerah Bagian Laba BPR BKK Kab. Pekalongan
1.105.146.838,00
1.530.568.286,00
38,49
136.744.422,00
335.604.030,00
145,42
2.312.701.127,00
2.981.682.277,00
28,93
3.554.592.387,00
4.847.854.593,00
36,38
Bagian Laba BKK Kajen BUMD Bank Jateng TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.1.4.
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Pos pendapatan dari Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dikelompokkan atas : (1) Hasil Penjualan Aset Daerah yang
Tidak
Dipisahkan;
(2)
Penerimaan
Jasa
Giro;
(3)
Pendapatan Bunga Deposito; (4) Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; (5) Denda Pajak; (6) Hasil Eksekusi atas Jaminan; (7) Pendapatan BLUD serta (8) Dana Kapitasi JKN pada FKTP. Pendapatan dari Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
pada
tahun
anggaran
Rp200.395.737.884,00
dan
2015 dapat
direncanakan
sebesar
direalisasikan
sebesar
Rp194.917.624.140,14 atau hanya mencapai 97,27% sebelum dilakukan
audit
oleh BPK-RI.
Adapun
perincian
dari
pos
pendapatan tersebut pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel.3.12 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
64
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Target dan Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah Tahun 2015 NO
URAIAN
TARGET
1
Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan
2
REALISASI*)
%
403,450,000.00
439,054,834.00
108.83
Penerimaan Jasa Giro
2,250,000,000.00
4,016,900,435.00
178.53
3
Pendapatan Bunga Deposito
9,300,000,000.00
14,338,677,385.00
154.18
4
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
201,125,000.00
0.00
5
Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
79,040.00
833,063,146.00
1,053,976.65
6
Pendapatan Denda Pajak
12,560,371.00
117,069,984.00
932.06
7
Pendapatan Denda Retribusi
53,400.00
35,447,653.44
66,381.37
8
Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan
34,880,800.00
34,880,800.00
100.00
9
Pendapatan dari Pengembalian
639,526,920.00
555,851,792.00
86.92
10
Fasilitas sosial dan fasilitas umum
0
24,976,410.00
-
11
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
8,900,000.00
5,222,945.00
58.68
12
Pendapatan BLUD
153,949,128,735.00
138,915,482,345.84
90.23
13
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP
33,215,221,000.00
35,092,649,611.00
105.65
14
Pendapatan Dari Kelebihan Pembayaran
50,012.00
52,013.86
104.00
15
Pendapatan Dari Pajak Bumi dan Bangunan Sebelum Pengalihan
6,521,279.00
31,630,477.00
485.03
16
Pendapatan dari Piutang
374,241,327.00
476,664,308.00
127.37
200,395,737,884.00
194,917,624,140.14
97.27
TOTAL
0.00
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Realisasi Lain-Lain PAD yang Sah pada tahun 2015 lebih tinggi 0,61% apabila dibandingkan dengan realisasi Lain-Lain PAD yang Sah pada tahun 2014. Hal ini disebabkan adanya kenaikan dari pendapatan dana kapitasi JKN pada FKTP (puskesmas) serta kenaikan Pendapatan Dari Pajak Bumi dan Bangunan Sebelum Pengalihan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
65
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Tabel 3.13 Realisasi Lain – Lain PAD yang Sah Tahun Anggaran 2014 dan 2015
NO
URAIAN
2014
2015*)
NAIK / TURUN (%) (66.88)
1
Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan
1,325,817,520.00
439,054,834.00
2
Penerimaan Jasa Giro
2,321,743,492.00
4,016,900,435.00
73.01
3
Pendapatan Bunga Deposito
9,327,359,431.00
14,338,677,385.00
53.73
4
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
53,030,654.00
0.00
(100.00)
1,204,094,189.00
833,063,146.00
(30.81)
114,446,602.00
117,069,984.00
2.29
5 6
Pendapatan Denda Pajak
7
Pendapatan Denda Retribusi
0
35,447,653.44
-
8
Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan
0
34,880,800.00
-
9
Pendapatan dari Pengembalian
0
555,851,792.00
-
10
Fasilitas sosial dan fasilitas umum
0
24,976,410.00
-
11
Hasil Pengelolaan Dana Bergulir
0
5,222,945.00
-
12
Pendapatan BLUD
160,209,980,920.46
138,915,482,345.84
(13.29)
12
Dana Kapitasi JKN Pada FKTP
19,172,510,574.00
35,092,649,611.00
83.04
14
Pendapatan Dari Kelebihan Pembayaran
0
52,013.86
-
15
Pendapatan Dari Pajak Bumi dan Bangunan Sebelum Pengalihan
0
31,630,477.00
-
16
Pendapatan dari Piutang
0
476,664,308.00
-
193,728,983,382.46
194,917,624,140.14
TOTAL
0.61
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.2.
Dana Perimbangan Dana perimbangan yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Angaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan/pendapatan transfer merupakan penerimaan daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
66
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana Perimbangan ini terdiri dari : (1) Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak, (2) Dana Alokasi Umum (DAU), dan (3) Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan
bertujuan
untuk
mengurangi
ketimpangan
sumber
pendapatan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, serta mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintah antar daerah. Penerimaan
dari
Dana
Perimbangan
pada
Tahun
2015
direncanakan sebesar Rp986.063.368.095,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp978.154.337.307,00 atau mencapai target 99,20%. Adapun perincian penerimaan dari Dana Perimbangan pada Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2015 NO 1.
URAIAN
TARGET
2.
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum
3.
Dana Alokasi Khusus TOTAL
REALISASI*)
%
28.705.392.095,00
26.500.021.307,00
92,32
862.011.706.000,00
862.011.706.000,00
100,00
95.346.270.000,00
89.642.610.000,00
94,02
986.063.368.095,00
978.154.337.307,00
99,20
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Realisasi Dana Perimbangan pada tahun 2015 mengalami kenaikan
6,24%
apabila
dibandingkan
dengan
penerimaan
Dana
Perimbangan pada tahun 2014. Kenaikan ini berasal dari DAK yang mengalami kenaikan 48,46% serta DAU yang mengalami kenaikan sebesar 3,66%. Sementara untuk Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak mengalami penurunan sebesar 7,68%.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
67
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Tabel 3.15 Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2014 dan 2015 NO 1.
URAIAN
28.705.392.098,00
26.500.021.307,00
NAIK / TURUN (%) (7,68)
831.579.000.000,00
862.011.706.000,00
3,66
60.380.950.000,00
89.642.610.000,00
48,46
920.665.342.098,00
978.154.337.307,00
6,24
2015*)
2014
2.
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak Dana Alokasi Umum
3.
Dana Alokasi Khusus TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
2.3.
Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Penerimaan Pemerintah Kabupaten Pekalongan yang bersumber dari Lain-lain Pendapatan yang Sah terdiri atas: (1) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi; (2) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus; serta (3) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Penerimaan Lain-lain Pendapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesa Rp450.654.980.977,00 dan dapat direalisasikan sebesar
Rp467.881.243.374,00
atau
mencapai
103,82%.
Adapun
perincian Lain-Lain Pendapatan yang Sah pada Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.16 Target dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Tahun 2015 NO
URAIAN
TARGET
REALISASI*)
%
1. 2.
Pendapatan Hibah Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
0 81.574.717.977,00
15.665.429.000,00 85.460.144.639,00
104,76
3.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keuangan Dari Provinsi / Pemda Lainnya
336.298.134.000,00
334.213.234.000,00
99,38
32.782.129.000,00
32.542.435.735,00
99,27
450.654.980.977,00
467.881.243.374,00
103,82
4.
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
68
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi mencapai 104,76%, meliputi dana bagi hasil dari pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air permukaan, dan bagi hasil pajak rokok. Realisasi penerimaan dana penyesuaian dan otonomi khusus Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 adalah dana penyesuaian tunjangan kependidikan yang dialokasikan untuk tambahan penghasilan bagi guru PNSD yang belum bersertifikasi dan tunjangan profesi guru PNSD yang telah memperoleh sertifikasi dan Dana Desa yang bersumber dari APBN serta Dana Insentif Daerah (DID). Realisasi penerimaan dana bantuan keuangan dari Provinsi tahun anggaran 2015 antara lain meliputi bantuan keuangan bidang pendidikan, infrastruktur,
pertanian,
sarana
prasarana
kesehatan,
bantuan
pendampingan dunia usaha (FEDEP), penyusunan profil daerah, dan TMMD. Perkembangan realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.17 Realisasi Lain-Lain Pendapatan yang Sah Tahun 2014 dan 2015
NO
URAIAN
1. 2.
Pendapatan Hibah Dana Bagi Hasil Pajak Dari Provinsi
3.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
4.
Bantuan Keuangan Dari Provinsi / Pemda Lainnya TOTAL
2014
2015*)
NAIK / TURUN (%)
0 60.910.102.000,00
15.665.429.000,00 85.460.144.639,00
40,31
192.613.916.000,00
334.213.234.000,00
73,51
45.274.259.088,00
32.542.435.735,00
(28,12)
298.798.277.088,00
467.881.243.374,00
56,59
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah pada Tahun Anggaran 2015, secara
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
69
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
keseluruhan
mengalami
kenaikan
sebesar
56,59%
dibandingkan
penerimaan Tahun Anggaran 2014.
3.
Permasalahan dan Solusi Perolehan target pendapatan daerah, baik berupa pencapaian target, pelampauan target, maupun tidak tercapainya target tidak lepas dari permasalahan serta hambatan eksternal maupun internal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperoleh solusi atas permasalahan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang tersedia. Beberapa permasalahan yang dihadapi dan solusi dalam rangka upaya pencapaian target pendapatan dapat digambarkan sebagai berikut : a.
Permasalahan 1) Data potensi retribusi daerah perlu ditingkatkan akurasinya sesuai kondisi riil di lapangan. 2) Masih perlunya pemberdayaan aset daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah. 3) Pengelolaan BUMD perlu ditingkatkan sehingga meningkatkan deviden untuk menambah kontribusi pendapatan bagi daerah. 4) Perlu adanya penyempurnaan payung hukum pemungutan pajak dan rertribusi sesuai dengan undang-undang yang ada 5) Penegakan Peraturan Daerah yang mengatur Pajak Daerah masih perlu ditingkatkan.
b. Solusi 1) Perlu
dilaksanakan
mapping
potensi
retribusi
daerah
secara
komprehensif sesuai kondisi riil yang ada sehingga target yang ditetapkan mengacu data potensi yang ada. 2) Dilaksanakan pendataan dan pemberdayaan aset yang ada, baik dilakukan secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan pihak ketiga untuk dapat memberikn kontribusi pendapatan bagi daerah.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
70
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
3) Perlu dioptimalkan pengelolaan BUMD dengan meningkatkan modal BUMD melalui penyertaan modal dari pemerintah daerah yang besaranya berdasarkan kajian sesuai ketentuan yang ada. 4) Perubahan peraturan daerah tentang pajak dan retribusi daerah serta peraturan bupati pendukung dalam pengelolaan pemungutan daerah sehingga sesuai dengan kondisi riil yang ada. 5) Dilaksanakan penegakan Peraturan Daerah yang mengatur pajak daerah secara tegas dan konsisten terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan daerah. Pemeriksaan terhadap wajib pajak, dilakukan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dalam rangka melaksanakan peraturan perundangundangan perpajakan daerah, disamping pengenaan sanksi hukum sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah.
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah Belanja
Daerah
disusun
untuk
mendanai
pelaksanaan
urusan
pemerintahan daerah yang terdiri urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan belanja untuk pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal
(SPM)
yang
telah
ditetapkan.
Pemerintah
daerah
menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang menunjukkan alokasi belanja untuk melaksanakan berbagai program/kegiatan dan sumber-sumber pendapatan, serta pembiayaan yang digunakan untuk mendanainya. Program/kegiatan dimaksud dilaksanakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan pendapatan, serta pembangunan di berbagai sektor yang ada di masyarakat.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
71
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Kebijakan Umum Anggaran Belanja Pembangunan Daerah diarahkan pada prinsip-prinsip keadilan yang dapat dinikmati seluruh masyarakat khususnya dalam hal pelayanan publik yang disusun berdasarkan aspirasi masyarakat dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah serta disusun
dengan
pendekatan
anggaran
kinerja
yang
berorientasi
pada
pencapaian hasil dari input dengan memperhatikan prestasi kerja setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Tujuan penggunaan
anggaran
berbasis
kinerja
adalah
untuk
meningkatkan
akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan. Anggaran belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 yang diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Arah kebijakan belanja daerah disusun berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran dengan pendekatan anggaran yang berbasis kinerja, dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, prioritas pembangunan sesuai potensi dan permasalahannya, serta perkiraan situasi dan kondisi pada tahun depan, yang secara umum sebagai berikut : a.
Peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari PAD dengan menggali sumber-sumber pendapatan pada sektor pajak dan retribusi daerah, pemanfaatan idle fund, dukungan dana perimbangan dan dukungan lain-lain pendapatan yang sah.
b.
Peningkatan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas pembelanjaan keuangan daerah, yang diarahkan pada penyelesaian permasalahan yang mendesak, penting menjadi pengungkit sektor pada bidang lain.
c.
Belanja daerah yang di klasifikasikan menurut urusan pemerintahan, fungsi dan satuan organisasi (SKPD), program dan kegiatan serta berorientasi pada anggaran berbasis kinerja.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
72
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
d.
Mengutamakan alokasi pada kegiatan pembangunan yang efektif dalam mencapai sasaran-sasaran pembangunan. Penyediaan pelayanan dan investasi pemerintah daerah lebih diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang benar-benar menjadi tugas pemerintah daerah.
e.
Mengalokasikan pendanaan pada SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
serta
perkiraan
kapasitas
masing-masing
SKPD
dalam
mengimplementasikan program-program pembangunan. Dengan demikian pelaksanaan pembangunan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan mengefisienkan alokasi dana yang terserap. Mengacu pada kebijakan belanja daerah di atas maka belanja daerah yang merupakan perwujudan dari kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang berbentuk kuantitatif. Dari besaran dan kebijakan yang berkesinambungan dari program-program yang dilaksanakan dapat dibaca ke arah mana pembangunan di Kabupaten Pekalongan. Hakekat anggaran daerah pada dasarnya merupakan salah satu instrumen utama kebijakan publik dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat, maka sesuai dengan kebijakan pemerintah setiap pelaksanaan anggaran diharapkan dapat mencerminkan kebutuhan riil penyelenggaraan pemerintahan sesuai potensi daerah. Belanja Daerah APBD Kabupaten Pekalongan Tahun Anggaran 2015 secara makro dilandasi atas pemahaman efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran Belanja Daerah yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2015, yang dikelompokkan menjadi : (1) BELANJA TIDAK LANGSUNG, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan
merupakan
belanja
program yang
dan
kegiatan;
dianggarkan
terkait
(2) BELANJA LANGSUNG, secara
langsung
dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. 2. Target dan Realisasi Belanja
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
73
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Belanja
Daerah
Kabupaten
Pekalongan
Tahun
Anggaran
2015
dianggarkan sebesar Rp1.841.379.945.436,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp1.606.482.574.205,97 atau mencapai 87,24% sebelum diaudit oleh BPK-RI dengan perincian sebagai berikut : Tabel 3.18 Target dan Realisasi Belanja Daerah Berdasarkan Kelompok Belanja Tahun 2015 NO
URAIAN
REALISASI*)
TARGET
1.
Belanja Tidak Langsung
2.
Belanja Langsung TOTAL
%
1.126.539.136.266,00
1.028.327.851.087,00
91,28
714.840.809.170,00
578.154.723.118.,97
80,88
1.841.379.945.436,00
1.606.482.574.205,97
87,24
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Jika dilihat dari komposisinya, Belanja Tidak Langsung memberikan kontribusi sebesar 64,01%
dari realisasi belanja Kabupaten Pekalongan di
tahun 2015 dan 35,99% dari Belanja Langsung. Adapun anggaran dan realisasi masing-masing belanja untuk Tahun Anggaran 2015, dapat diuraikan sebagai berikut : 2.1. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja
Tidak
Langsung
Rp1.126.539.136.266,00
pada
tahun
dan
dapat
2015
dianggarkan
direalisasikan
sebesar sebesar
Rp1.028.327.851.087,00 atau 91,28%, sebelum dilakukan audit oleh BPKRI dengan rincian pada tabel berikut :
Tabel 3.19 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun 2015 NO 1.
URAIAN Belanja Pegawai
TARGET 907.451.001.977,00
REALISASI*)
%
812.820.419.436,00
89,57
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
74
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
NO
URAIAN
REALISASI*)
TARGET
%
2.
Belanja Bunga
25.894.860,00
25.894.860,00
100,00
3.
Belanja Hibah
35.405.480.500,00
34.587.092.500,00
97,69
4.
Belanja Bantuan Sosial
4.850.200.000,00
4.152.550.000,00
85,62
5.
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi / Kab./Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kab./Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik Belanja Tidak Terduga
3.810.054.029,00
3.784.431.383,00
99,33
171.496.504.900,00
170.884.187.908,00
99,64
3.500.000.000,00
2.073.275.000,00
59,24
1.126.539.136.266,00
1.028.327.851.087,00
91,28
6. 7.
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
a. Belanja Pegawai Belanja
ini
pada
Rp907.451.001.977,00
tahun
2015
dan
telah
dianggarkan
sebesar
direalisasikan
sebesar
Rp812.820.419.436,00 atau 89,57% sebelum dilakukan audit oleh BPKRI. Belanja ini digunakan untuk pembayaran gaji, tunjangan
dan
tambahan penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil, Gaji dan Tunjangan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan Anggota DPRD, Tambahan Penghasilan
dan
Tunjangan
Profesi
bagi
Guru
serta
Jasa
Pelayanan/Medis. b. Belanja Bunga Belanja bunga ini dianggarkan untuk pembayaran bunga hutang atas pinjaman ADB Loan Agreement. c. Belanja Hibah Belanja
Hibah
pada
Rp35.405.480.500,00
tahun dan
2015 telah
dianggarkan
sebesar
direalisasikan
sebesar
Rp34.587.092.500,00 atau 97,69% sebelum dilakukan audit oleh BPKRI. Belanja ini diberikan kepada : 1) Kelompok Masyarakat yang memiliki kegiatan dalam
bidang
perekonomian, pendidikan, kesehatan, keagamaan, kesenian, adat istiadat dan kegiatan Olah Raga non profesional; 2) Organisasi
Masyarakat
yang
dibentuk
berdasarkan
Peraturan
Perundang-undangan; Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
75
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
3) Pemerintah dalam hal ini instansi vertikal yang wilayah kerjanya mencakup/berada di Wilayah Kabupaten Pekalongan. d. Belanja Bantuan Sosial Belanja
Bantuan
Sosial
Rp4.850.200.000,00
pada dan
tahun
2015
telah
dianggarkan
direalisasikan
sebesar sebesar
Rp4.152.550.000,00 atau 85,62% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini diberikan kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan yang terdiri dari : (a) Bantuan Keuangan untuk Keagamaan; (b) Bantuan Keuangan untuk Kesejahteraan Sosial; serta (c) Bantuan Keuangan untuk Penyandang Masalah Sosial. e. Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
Lainnya
pada
Rp3.810.054.029,00
tahun dan
2015
telah
dianggarkan direalisasikan
sebesar sebesar
Rp3.784.431.383,00 atau 99,33% sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI. Belanja ini digunakan untuk Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah untuk Desa se Kabupaten Pekalongan. f. Belanja
Bantuan
Keuangan
kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota,
kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota,
Pemerintah Desa dan Partai Politik Belanja
Bantuan
Keuangan
Pemerintah Desa dan Partai Politik pada Tahun 2015 dianggarkan sebesar
Rp171.496.504.900,00
dan
telah
direalisasikan
sebesar
Rp170.884.187.908,00 atau 99,64% sebelum dilakukan audit oleh BPKRI. Belanja ini digunakan untuk Bantuan Keuangan kepada Desa dan Bantuan Keuangan kepada Partai Politik g. Belanja Tidak Terduga Belanja
Tidak
Terduga
Rp3.500.000.000,00
pada
tahun
2015
dianggarkan
sebesar
dan direalisasikan sebesar Rp2.073.275.000,00
atau 59,24%. Belanja ini digunakan untuk penanganan paska bencana alam di wilayah Kabupaten Pekalongan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
76
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Perbandingan
realisasi
Belanja
Tidak
Langsung
Kabupaten
Pekalongan Tahun Anggaran 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.20 Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014 dan 2015
760.434.204.158,00
812.820.419.436,00
NAIK / TURUN (%) 6,89
Belanja Bunga
46.576.748,00
25.894.860,00
(44,40)
3
Belanja Hibah
9.969.000.000,00
34.587.092.500,00
246,95
4
Belanja Bantuan Sosial
6.328.720.000,00
4.152.550.000,00
(34,39)
5
Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi / Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/ Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa dan Partai Politik Belanja Tidak Terduga
42.113.850,00
3.784.431.383,00
8.886,19
43.331.933.392,00
170.884.187.908,00
294,36
1.186.575.000,00
2.073.275.000,00
74,73
821.339.123.148,00
1.028.327.851.087,00
25,20
NO
URAIAN
1
Belanja Pegawai
2
6 7
TOTAL
2014
2015*)
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Dari tabel di atas dapat diketahui terjadi kenaikan total Belanja Tidak Langsung pada tahun 2015 sebesar Rp206.988.727.939,00 atau naik 25,20% dibandingkan Tahun Anggaran 2014. Kenaikan ini salah satunya disebabkan adanya Peraturan Pemerintah tentang Penyesuaian Gaji Pokok PNS yang juga mempengaruhi terhadap kenaikan tunjangan profesi bagi guru serta adanya Peraturan Pemerintah berkenaan dengan Dana Desa.
2.2. Belanja Langsung Belanja Langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanan program dan kegiatan, yang meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Belanja Langsung pada tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp714.840.809.170,00
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
77
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
dan dapat direalisasikan sebesar Rp578.154.723.118,97 atau 80,88%. Belanja ini merupakan belanja yang dianggarkan terkait dengan program dan kegiatan berdasarkan sumber dari APBD Kabupaten Pekalongan, APBD Provinsi Jawa Tengah, dan APBN Pemerintah Pusat yang berupa Dana Alokasi Khusus (DAK). Adapun perincian Belanja Langsung pada Tahun Anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.21 Target dan Realisasi Belanja Langsung Tahun 2015 NO
URAIAN
TARGET
REALISASI*)
%
1
Belanja Pegawai
115.008.749.358,00
98.082.222.493,00
85,28
2
Belanja Barang dan Jasa
363.596.374.319,00
289.781.006.391,97
79,70
3
Belanja Modal
236.235.685.493,00
190.291.494.232,00
80,55
714.840.809.170,00
578.154.723.116,97
80,88
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Apabila dibandingkan dengan tahun 2014, maka realisasi belanja langsung pada tahun 2015 terjadi kenaikan pada semua komponen, namun kenaikannya yang tertinggi adalah belanja pegawai sebesar 60,39%. Tabel 3.22 Realisasi Belanja Langsung Tahun 2014 dan 2015 NO
URAIAN
1
Belanja Pegawai
2 3
2014
2015*)
NAIK / TURUN (%)
61.150.839.025,00
98.082.222.493,00
60,39
Belanja Barang dan Jasa
325.543.463.516,00
289.781.006.391,97
(10,99)
Belanja Modal
187.872.466.874,00
190.291.494.232,00
1,29
574.566.769.415,00
578.154.723.116,97
0,61
TOTAL
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
3. Permasalahan dan Solusi a.
Permasalahan Permasalahan yang dihadapi terkait dengan perencanaan belanja daerah tahun 2015 adalah serapan keuangan yang hanya mencapai 87,24%. Hal ini
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
78
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
disebabkan adanya alokasi belanja yang bersumber dari dana transfer bersifat spesifik grant (in out) yang besarannya melebihi kebutuhan yaitu tunjangan profesi bagi guru; adanya alokasi kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang turun pada pertengahan tahun anggaran sehingga tidak dapat selesai pada akhir tahun; adanya gagal lelang pada beberapa kegiatan; serta efisiensi anggaran. b. Solusi Dengan adanya permasalahan tersebut di atas maka solusinya adalah melakukan secara rutin menyampaikan data realisasi kepada kementerian keuangan dan rekonsiliasi khususnya terkait tunjangan profesi bagi guru; peluncuran kembali kegiatan yang tidak selesai pada awal tahun anggaran berikutnya; serta penajaman dan rasionalisasi kegiatan yang layak untuk direalisasikan serta menetapkan kegiatan berdasarkan skala prioritas.
C. PEMBIAYAAN DAERAH 1. Kebijakan Umum Pembiayaan Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Penyebab utama terjadinya defisit anggaran adalah adanya kebutuhan
pembangunan
daerah
yang
semakin
meningkat.
Kebijakan
Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah, dan penerimaan piutang. Penerimaan pembiayaan Tahun Anggaran 2015 adalah bersumber dari SILPA tahun lalu.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
79
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran cicilan pokok hutang yang jatuh tempo, dan pemberian pinjaman daerah. Selisih lebih penerimaan pembiayaan terhadap pengeluaran pembiayaan disebut sebagai pembiayaan netto. Jumlah pembiayaan netto harus dapat menutup defisit APBD. Dengan
memperhatikan
hal
tersebut,
maka
kebijakan
umum
pembiayaan ditetapkan bahwa penerimaan pembiayaan diupayakan berasal dari jenis penerimaan yang tidak membebani daerah, serta pengeluaran pembiayaan diupayakan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan kemampuan keuangan daerah dan memperkuat struktur APBD serta memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. 2. Target dan Realisasi Pembiayaan Berdasarkan kebijakan umum pembiayaan di atas, maka pada Tahun Anggaran
2015
ditargetkan
penerimaan
pembiayaan
sebesar
Rp144.141.874.399,00 dari target yang direncanakan dan terealisasi sebesar Rp144.162.745.749,07 atau tercapai 100,01% (belum dilakukan audit BPK-RI). Sedangkan pengeluaran pembiayaan ditargetkan sebesar Rp6.656.524.556,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp6.656.524.458,00 atau 100% dari target yang ditetapkan (belum dilakukan audit BPK-RI).
Tabel 3.23 Target dan Realisasi Pembiayaan Tahun 2015 NO
URAIAN
TARGET
REALISASI*)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
%
80
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB III
NO
TARGET
REALISASI*)
%
144.141.874.399,00
144.162.745.749,07
100,01
144.132.774.399,00
144.132.774.399,07
100,00
0
11.227.500,00
-
9.100.000,00
18.743.850,00
205,98
6.656.524.556,00
6.656.524.458,00
100,00
6.482.919.556,00
6.482.919.556,00
100,00
173.605.000,00
173.604.902,00
100,00
137.485.349.843,00
137.506.221.291,07
100,02
URAIAN
A
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 1 2
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya ( SILPA ) Penerimaan Piutang Daerah
3
Penerimaan kembali Investasi Dana Bergulir
B
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 1 2
Penyertaan modal (Investasi Pemerintah Daerah) Pembayaran Utang Pokok PEMBIAYAAN NETTO
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Pembiayaan netto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pada Tahun Anggaran 2015 direncanakan sebesar Rp137.485.349.843,00 terealisasi sebesar Rp137.506.221.291,07 atau 100,02%.
Berdasarkan uraian pendapatan, belanja dan pembiayaan di atas, terdapat Sisa
Lebih
Pembiayaan
Anggaran
Tahun
Rp228.606.971.099,94 (belum audit BPK-RI) yang
Berkenaan dapat
(SiLPA)
sebesar
diuraikan dalam tabel
berikut : Tabel 3.24 Uraian Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2015 NO
URAIAN SILPA
1.
Kelebihan Target Pendapatan
2.
Penghematan Belanja
3.
Kelebihan Penerimaan Pembiayaan
4.
Penghematan Pengeluaran Pembiayaan TOTAL
2015*) (6.311.271.578,16) 234.897.371.230,03 20.871.350,07 98,00 228.606.971.099,94
Sumber : Dinas Pendapatan Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kab. Pekalongan, 2016 Keterangan : *) Belum Diaudit BPK-RI
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Pekalongan Akhir Tahun Anggaran 2015
81