BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Implementasi kebijakan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Bogor pada tahun anggaran 2014 disesuaikan dengan arah kebijakan keuangan daerah yang termuat dalam dokumen perencanaan dan penganggaran Kabupaten Bogor yang telah ditetapkan, baik dalam dokumen RKPD, KUA, PPAS, maupun dalam dokumen APBD Kabupaten Bogor tahun 2014. Arah kebijakan pengelolaan keuangan daerah tersebut pada intinya berupaya untuk mengarahkan kebijakan pengelolaan sumber daya keuangan daerah sebagai komponen penting dalam menunjang rencana pembangunan berdasarkan skenario kebijakan program dan kegiatan. Dengan demikian, sesuai dengan keberadaan keuangan daerah dalam kerangka anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), maka kebijakan keuangan daerah meliputi kebijakan pengelolaan pendapatan daerah, kebijakan pengelolaan belanja daerah dan kebijakan pengelolaan pembiayaan daerah. A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Kebijakan pendapatan daerah senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1)
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana lancar sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran;
2)
Seluruh pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD secara bruto, dengan pengertian bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan dan/atau dikurangi dengan bagi hasil;
3)
Pendapatan daerah merupakan perkiraan yang terukur secara rasional, yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan dalam kurun waktu satu tahun anggaran. Kebijakan pendapatan daerah disesuaikan dengan kewenangannya, struktur pendapatan
daerah dan asal sumber penerimaannya dapat dibagi berdasarkan 3 (tiga) kelompok, yaitu : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah; (2) Dana Perimbangan, meliputi Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus; (3) Lain-lain Pendapatan Yang Sah, meliputi Hibah, Dana Darurat, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Lainnya.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 1
Rencana pendapatan daerah yang dituangkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya, dapat dibagi berdasarkan 3 (tiga) kelompok, yaitu : a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1)
Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait;
2)
Kebijakan pendapatan daerah yang diterapkan tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha;
3)
Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah mempedomani UndangUndang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dengan demikian, tidak dimungkinkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang peraturan daerahnya bertentangan dengan Undang-Undang 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan/atau telah dibatalkan;
4)
Penerimaan atas jasa layanan kesehatan masyarakat yang dananya bersumber dari dana Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) atau Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) pada SKPD atau unit kerja pada SKPD yang belum menerapkan PPKBLUD, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan;
5)
Rasionalitas hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan atas penyertaan modal atau investasi daerah lainnya, dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan, baik dalam bentuk uang maupun barang sebagai penyertaan modal (investasi daerah) sesuai dengan tujuan penyertaan modal dimaksud;
6)
Penerimaan SKPD atau unit kerja pada SKPD yang telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah, obyek pendapatan BLUD, rincian obyek pendapatan BLUD;
7)
Penerimaan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Lain-Lain PAD Yang Sah, obyek pendapatan Hasil Pengelolaan Dana Bergulir, rincian obyek pendapatan Hasil Pengelolaan Dana Bergulir dari Kelompok Masyarakat Penerima;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 2
8)
Penerimaan bunga dari dana cadangan dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah, obyek pendapatan Bunga Dana Cadangan, rincian obyek pendapatan Bunga Dana Cadangan sesuai peruntukannya;
9)
Pendapatan yang berasal dari bagian laba bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan, yang layanannya belum mencapai 80% dari jumlah penduduk yang menjadi cakupan pelayanan PDAM dianggarkan sebagai hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, selanjutnya diinvestasikan kembali untuk penambahan, peningkatan, perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum, baik fisik maupun non fisik serta peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan
pelayanan.
Hasil
pengelolaan
kekayaan
yang
dipisahkan
tersebut
dianggarkan untuk tambahan penyertaan modal kepada PDAM sesuai peraturan perundang-undangan; b. Dana Perimbangan Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan dalam penyusunan APBD Tahun Anggaran 2014, memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1)
Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH), baik DBH-Pajak maupun DBH-Sumber Daya Alam berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan mengenai perkiraan alokasi DBH Tahun Anggaran 2014;
2)
Penganggaran
DBH-Cukai
Hasil
Tembakau
(DBH-CHT)
dialokasikan
sesuai
keputusan gubernur dengan mempedomani Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi Sementara DBH-CHT; Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan dan keputusan gubernur belum ditetapkan, maka penganggaran DBH-CHT didasarkan pada alokasi DBH-CHT Tahun Anggaran 2012 dengan memperhatikan realisasi DBH-CHT Tahun Anggaran 2011. Apabila Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi DBH-CHT tersebut ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-CHT dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA apabila pemerintah daerah tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014; 3)
Penganggaran mempedomani
Dana
Bagi
Peraturan
Hasil Menteri
(DBH)
minyak/gas/pertambangan
Keuangan
mengenai
alokasi
lainnya DBH
minyak/gas/pertambangan lainnya Tahun Anggaran 2014; Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 3
Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum ditetapkan, maka penganggaran DBH minyak/gas/pertambangan lainnya didasarkan pada alokasi DBH yang tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Tahun Anggaran 2012, dengan mengantisipasi perkembangan harga hasil produksi minyak/gas/pertambangan lainnya Tahun 2014 dan/atau tidak tercapainya hasil produksi minyak/gas/pertambangan lainnya Tahun 2014, serta memperhatikan realisasi DBH Tahun Anggaran 2011; Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka akan dilakukan penyesuaian perubahan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA apabila pemerintah daerah tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014; 4)
Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan sesuai Peraturan Presiden tentang Dana Alokasi Umum Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun Anggaran 2014; Dalam hal Peraturan Presiden dimaksud belum ditetapkan, maka penganggaran DAU tersebut didasarkan pada alokasi DAU Tahun Anggaran 2013 dengan memperhatikan realisasi DAU Tahun Anggaran 2012; Apabila Peraturan Presiden tersebut ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka akan dilakukan penyesuaian alokasi DAU dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA apabila pemerintah daerah tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014;
5)
Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dapat dianggarkan sebagai pendapatan daerah, sepanjang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK Tahun Anggaran 2014; Dalam hal pemerintah daerah memperoleh DAK Tahun Anggaran 2014 setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka pemerintah daerah menganggarkan DAK dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA apabila pemerintah daerah tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 4
c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah penerimaan yang berasal dari pihak ketiga dalam hal ini meliputi bagi hasil yang diperoleh dari pajak pemerintah provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan keuangan dari pemerintah provinsi dan bagi hasil retribusi dengan pemerintah provinsi serta pendapatan lainnya yang tidak termasuk kelompok PAD dan Dana Perimbangan. Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah dalam APBD Tahun Anggaran 2014, memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1)
Alokasi dana penyesuaian dianggarkan sebagai pendapatan daerah pada kelompok Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah sepanjang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2014. Dalam hal pemerintah daerah memperoleh Dana Penyesuaian Tahun Anggaran 2014 setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka pemerintah daerah menganggarkan dana penyesuaian dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dana penyesuaian dimaksud ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA apabila pemerintah daerah tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014;
2)
Penganggaran Dana Otonomi Khusus dan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Otonomi Khusus dan Dana BOS Tahun Anggaran 2014; Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum ditetapkan, maka penganggaran Dana Otonomi Khusus dan BOS tersebut didasarkan pada alokasi Tahun Anggaran 2012 dan khusus untuk Dana Otonomi Khusus memperhatikan realisasi Tahun Anggaran 2011; Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2014 ditetapkan, maka akan dilakukan penyesuaian alokasi Dana Otonomi Khusus dan BOS dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2014 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014 atau dicantumkan dalam LRA apabila pemerintah daerah tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014;
3)
Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari bagi hasil pajak yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada alokasi belanja bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi Tahun Anggaran 2014;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 5
Dalam hal penetapan APBD Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 mendahului APBD provinsi, penganggarannya didasarkan pada alokasi bagi hasil pajak Tahun Anggaran 2012 dengan memperhatikan realisasi bagi hasil pajak Tahun Anggaran 2011, sedangkan bagian pemerintah kabupaten yang belum direalisasikan oleh pemerintah provinsi akibat pelampauan target Tahun Anggaran 2012, ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014; 4)
Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus yang diterima akan dianggarkan dalam APBD Kabupaten Bogor, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan; Dalam hal penetapan APBD Kabupaten Bogor mendahului penetapan APBD pemberi bantuan, maka penganggaran bantuan keuangan pada APBD Kabupaten Bogor dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Bupati tentang penjabaran APBD Kabupaten Bogor dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD untuk bantuan yang berrsifat khusus, dan persetujuan DPRD untuk bantuan keuangan yang bersifat umum, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang Perubahan APBD Kabupaten Bogor; Dalam hal bantuan keuangan tersebut diterima setelah penetapan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2014, maka bantuan keuangan tersebut ditampung dalam LRA Pemerintah Kabupaten Bogor;
5)
Penganggaran penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya atau sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam APBD Kabupaten Bogor setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud; Dari aspek teknis penganggaran, penerimaan tersebut diatas dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah dan diuraikan kedalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode rekening berkenaan;
2. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Perkembangan pendapatan maupun belanja daerah mengalami peningkatan setiap tahunnya, jika dibandingkan dengan tahun anggaran 2013, maka pada tahun anggaran 2014 mengalami peningkatan
yaitu
:
untuk
pendapatan
daerah
tahun
anggaran
2013
sebesar
Rp.4.570.063.813.059,- meningkat menjadi sebesar RP. 5,167.225.988.000,- pada tahun angaran 2014. Selanjutnya untuk Belanja Daerah tahun anggaran 2013 sebesar
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 6
Rp.4.929.943.358.000,- meningkat menjadi sebesar Rp. 5.782.479.790.000,- pada tahun anggaran 2014. Realisasi Kinerja keuangan daerah tahun anggaran 2014 dapat digambarkan berikut ini. Tabel 3.1.Laporan Realisasi Anggaran per 31 Desember 2014 JUMLAH U R A I A N
1
Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
2
%
3
4
SISA ANGGARAN
5 = 2 -3
PENDAPATAN DAERAH
5.167.225.988.000
5.331.386.763.089
103,18%
(164.160.775.089)
Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
1.481.027.789.000 2.455.547.101.000 1.230.651.098.000
1.666.229.999.426 2.497.337.232.379 1.167.819.531.284
112,50% 101,70% 94,89%
(185.202.210.426) (41.790.131.379) 62.831.566.716
BELANJA DAERAH
5.782.479.790.000
4.705.726.833.050
81,38%
1.076.752.956.950
BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG SURPLUS / (DEFISIT) PEMBIAYAAN DAERAH
2.511.076.341.000 3.271.403.449.000 (615.253.802.000) 615.253.802.000
2.241.249.210.166 2.464.477.622.884 625.659.930.039 623.582.956.713
89,25% 75,33% -101,69% 101,35%
269.827.130.834 806.925.826.116 (1.240.913.732.039) (8.329.154.713)
672.189.802.000 56.936.000.000 -
673.082.956.713 49.500.000.000 1.249.242.886.752
100,13% 86,94% 0,00%
(893.154.713) 7.436.000.000 (1.249.242.886.752)
Penerimaan Pembiayaan Daerah Pengeluaran Pembiayaan Daerah SURPLUS / (DEFISIT) SETELAH PEMBIAYAAN
Dari tabel diatas dapat di jelaskan bahwa realisasi pendapatan daerah telah mencapai 103,18%,melebihi target yang telah ditetapkan. Selanjutnya dari sisi belanja daerah tercapai sebesar 81,38%. Jika dilihat dari komponen pendapatan dan belanja daerah terjadi surplus/(defisit) sebesar 101,69%, akan tetapi surplus/(defisit) tersebut dapat tertutupi setelah pembiayaan daerah. Jika dilihat dari proporsi realisasi pendapatan asli daerah terhadap total pendapatan daerah, maka proporsinya dapat dipresentasikan sebesar 31,25%. Jumlah tersebut telah berada jauh diatas rata-rata kontribusi PAD Kabupaten/Kota di Indonesia yang hanya sekitar 7%. sebagaimana hasil penelitian dari Kementerian dalam Negeri. Target pendapatan daerah yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan APBD Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014, secara keseluruhan dapat direalisasikan sebesar Rp. 5.331.386.763.089,58 atau 103,18% dari target yang telah ditetapkan sebesar 5.167.225.988.000,00 dengan rincian capaian kinerja pendapatan berdasarkan jenis penerimaan sebagai berikut : a.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat direalisasikan sebesar Rp.1.666.229.999.426,58
atau 112,50% dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 1.481.027.789.000,00. PAD tersebut terdiri dari Penerimaan dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-Lain PAD yang Sah. Realisasi PAD melebihi target yang ditetapkan disebabkan hal sebagai berikut : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 7
1)
Optimalisasi penagihan dan peningkatan frekuensi pemeriksaan Pajak Daerah;
2)
Koordinasi dan sinergi dengan intansi vertikal serta OPD pengelola penerimaan pendapatan;
3)
Sosialisasi terhadap wajib pajak antara lain melalui pelaksanaan Gebyar Pajak sebagai wujud apresiasi terhadap Wajib Pajak yang taat;
4)
Peningkatan penyediaan sarana pendukung guna lebih mendekatkan pelayanan kepada wajib pajak pajak dan wajib retribusi;
5)
Peningkatan kemudahan pembayaran pajak daerah bagi wajib pajak melalui penyetoran lewat ATM;
6)
Peningkatan penerimaan pendapatan daerah sebagai dampak dari peningkatan nilai jual obyek pajak (NJOP) PBB dan BPHTB karena kegiatan analisa zona nilai tanah
b.
Dana Perimbangan dapat direalisasikan sebesar Rp.2.497.337.232.379,00 atau 101,70%
dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 2.455.547.101.000,00. Pendapatan Dana Perimbangan, terdiri dari pendapatan Bagi Hasil Pajak, Bagi Hasil Bukan Pajak/SDA, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus. Realisasi dana perimbangan melebihi target yang ditetapkan disebabkan hal-hal sebagai berikut : 1)
Meningkatkan koordinasi yang intensif dengan pemerintah pusat serta Instansi vertikal yang ada di lingkup Pemerintah Kabupaten Bogor;
2) c.
Penyediaan data dasar perhitungan dana perimbangan;
Lain-lain Pendapatan yang Sah dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.167.819.531.284,00
atau 94,89% dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 1.230.651.098.000,00. Lain-lain pendapatan daerah, terdiri dari Pendapatan Hibah, Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Propinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya, Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan Pemerintah, Dana Alokasi Cukai Tembakau serta Dana Transfer Lainnya.
Tabel 3.1.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 No I 1. 2. 3.
Target Setelah Perubahan (Rp)
Uraian PENDAPATAN DAERAH
5.167.225.988.000,00
Realisasi Rp 5.331.386.763.089,58
(%) 103,18%
1.481.027.789.000,00 Pendapatan Asli Daerah 1.666.229.999.426,58 112,50% Dana Perimbangan 2.455.547.101.000,00 2.497.337.232.379,00 101,70% Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 1.230.651.098.000,00 1.167.819.531.284,00 94,89% Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 (DPKBD - 31 Desember 2014)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 8
Sementara itu, apabila diperhatikan berdasarkan proporsi dari realisasi masing-masing komponen pendapatan daerah terhadap total realisasi pendapatan daerah sebagai berikut : 1) PAD proporsinya sebesar 31,25%; 2) Dana Perimbangan proporsinya sebesar 46,84%; dan 3) Lain-lain Pendapatan yang Sah proporsinya sebesar 21,90%. Tabel 3.2 Realisasi Komponen Pendapatan Daerah terhadap Total Realisasi Pendapatan Daerah No
Uraian
Realisasi (Rp)
Proporsi (%)
PENDAPATAN DAERAH
5.331.386.763.089,58
I
PENDAPATAN ASLI DAERAH
1.666.229.999.426,58
31,25%
II
DANA PERIMBANGAN
2.497.337.232.379,00
46,84%
III
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
1.167.819.531.284,00
21,90%
Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 (DPKBD - 31 Desember 2014)
Gambar 3.1. Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014
Selanjutnya, secara terperinci capaian kinerja dari masing-masing jenis pendapatan daerah pada setiap komponen pendapatan dijelaskan sebagai berikut : 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) a) Pajak Daerah Dari 10 jenis pajak daerah yang ada, secara keseluruhan dapat melampaui target yang telah ditetapkan, yaitu Rp. Rp.1.131.780.173.643,67 yang secara kumulatif terealisasi sebesar 115,55% atau Rp.979.488.814.000,00. Rincian realisasi pada masing-masing komponen Pajak Daerah disajikan pada tabel 3.3 berikut ini. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 9
Tabel 3.3. Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun Anggaran 2014 NO. A
URAIAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH
ANGGARAN TAHUN 2014 TARGET REALISASI (setelah perubahan)
%
979.488.814.000,00
1.131.780.173.643,67
115,55
1
Pajak Hotel
43.115.356.000,00
44.841.624.916,61
104,00
2
Pajak Restoran
55.333.928.000,00
57.331.943.823,61
103,57
3
Pajak Hiburan
28.540.631.300,00
32.973.778.814,00
115,53
4
Pajak Reklame
13.673.865.000,00
13.829.852.527,50
101,14
5
Pajak Penerangan Jalan
178.109.892.700,00
191.901.339.103,79
113,69
6
Pajak Parkir
4.715.479.000,00
4.783.648.298,75
101,45
7
Pajak Air Tanah
52.602.674.000,00
51.865.715.150,50
98,60
8
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
310.000.000.000,00
408.375.789.250,00
131,73
9
Pajak Mineral Bukan Logam dan batuan
98.396.988.000,00
103.166.006.132,00
104,85
195.000.000.000,00
227.698.122.452,00
118,46
10
Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan
Sumber : Laporan Penerimaan Pendapatan Daerah Kab.Bogor Tahun 2014 (Dispenda - Per 31 Desember 2014)
b) Retribusi Daerah Jenis retribusi daerah di Kabupaten Bogor adalah sebanyak 16 jenis retribusi. Sementara itu, apabila dikelompokkan berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, jenis retribusi daerah dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu : (1) Retribusi Jasa Umum sebanyak 7 jenis; (2) Retribusi Jasa Usaha sebanyak 5 jenis; dan (3) Retribusi Perizinan Tertentu sebanyak 4 jenis. Apabila dirinci berdasarkan OPD pengelola, dari 16 jenis retribusi daerah, terdapat 2 (dua) jenis retribusi yang ditangani lebih dari 1 (satu) OPD, yaitu : (1) Retribusi Pelayanan Kesehatan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang dan RSUD Cileungsi; (2) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah oleh Bagian Umum – Sekretariat Daerah, Dinas Pendapatan, Keuangan dan Barang Daerah serta Dinas Bina Marga dan Pengairan. Secara total, retribusi daerah tersebut dapat direalisasikan sebesar Rp 227.698.122.452,00 atau 118,46% dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 192.222.666.000,00. Rincian realisasi pada masing-masing komponen Retribusi Daerah disajikan pada tabel 3.4 di bawah ini.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 10
Tabel 3.4. Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2014 NO
URAIAN PENERIMAAN
ANGGARAN TAHUN 2014 TARGET REALISASI
%
B
RETRIBUSI DAERAH
192.222.666.000,00
227.698.122.452,00
118,46%
I.
Retribusi Jasa Umum
102.282.312.000,00
141.401.357.087,00
138,25%
Retribusi Pelayanan Kesehatan
84.411.241.000,00
122.297.223.241,00
144,88%
a. Dinas Kesehatan
47.561.241.000,00
77.215.224.750,00
74,02%
c. RSUD Leuwiliang
25.250.000.000,00
30.115.624.589,00
119,27%
d. RSUD Cileungsi
11.600.000.000,00
14.966.373.902,00
129,02%
2.
Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
12.009.600.000,00
11.813.204.000,00
98,36%
3.
Ret. Pel. Pemakaman/Pengabuan Mayat
88.452.000,00
215.841.250,00
244,02%
4.
Ret. Parkir Tepi Jalan Umum
5.
Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor
6.
Ret. Penyediaan dan/atau Penyedotan kakus
7.
Ret. Pengendalian Menara Telekomunikasi Retribusi Jasa Usaha Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
1.
II. 1.
a. Bagian Umum Setda
580.812.000,00
580.853.000,00
100,01%
1.597.000.000,00
1.598.551.500,00
100,10%
595.207.000,00
599.950.000,00
100,80%
3.000.000.000,00
4.295.734.096,00
143,19%
5.115.439.000,00
141.401.357.087,00
101,38%
3.195.596.000,00
2.935.987.155,00
109,11%
300.000.000,00
210.000.000,00
70,00%
b. DPKBD
1.670.911.000,00
1.432.182.331,00
105,79%
c. Bina Marga
1.224.685.000,00
1.293.804.824,00
106,05%
2.
Retribusi Terminal
1.267.456.000,00
1.187.050.000,00
100,01%
3.
Reribusi Tempat Khusus Parkir
267.765.000,00
261.475.000,00
100,00%
4.
Retribusi Rumah Potong Hewan
347.622.000,00
325.130.000,00
100,64%
5.
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
37.000.000,00
22.550.000,00
65,81%
Retribusi Perijinan Tertentu
84.824.915.000,00
79.498.964.624,00
95,62%
1.
Ret. Ijin Mendirikan Bangunan
77.780.000.000,00
72.695.739.468,00
95,42%
2.
Ret. Ijin Gangguan
3.913.500.000,00
3.716.432.856,00
95,60%
3.
Ret. Ijin Trayek
251.415.000,00
246.390.000,00
100,40%
3.
Ret. Pel. Pemakaman/Pengabuan Mayat
2.880.000.000,00
2.840.402.300,00
100,67%
III.
Sumber : Laporan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2013 per tanggal 31 Des 2013
Dari 16 jenis retribusi tersebut, jenis retribusi daerah yang memberikan kontribusi terbesar adalah berasal dari kelompok Retribusi Jasa Umum, yaitu sebesar 138,25%. c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Realisasi PAD dari komponen Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara kumulatif adalah Rp. 15.109.074.955,00 atau sebesar 100 % dari target yang telah
ditetapkan sebesar Rp. 15.109.074.000,00. Rincian target dan realisasi Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, disajikan pada Tabel 3.5 berikut ini. Tabel 3.5. Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Tahun Anggaran 2014 NO
URAIAN PENERIMAAN
ANGGARAN TAHUN 2014 TARGET
REALISASI
%
C
HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN DRH YG DIPISAHKAN
15,109,074,000.00
15,109,074,955.00
100.00
1.
BUMD Bank Jabar banten
15,109,074.000,00
15,109,074,955.00
100.00
Sumber : Laporan Penerimaan Pendapatan Daerah Kab.Bogor Tahun 2014 (Periode s/d 31 Desember 2014)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 11
d) Lain-Lain PAD yang Sah
Realisasi dari komponen Lain-lain PAD yang Sah secara kumulatif adalah sebesar Rp. 291.642.628.374,91 atau 99,13% dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar Rp. 294.207.235.000,00. Rincian target dan realisasi Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, disajikan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Realisasi Komponen Lain-lain Pendapatan Yang Sah Tahun 2014 NO D
ANGGARAN TAHUN 2014 TARGET REALISASI
URAIAN PENERIMAAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH
%
294.207.235.100,00
291.642.628.374,91
99,13%
1.
Penerimaan Jasa Giro
10.029.525.000,00
12.316.052.617,00
122,80%
2.
Pendapatan Bunga Deposito
46.260.267.000,00
66.534.177.395,00
143,83%
3.
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah
75.000.000,00
85.006.511,00
113,34%
4.
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan
2.983.212.000,00
10.646.331.453,00
356,87%
5.
Pendapatan Denda Pajak
7.046.562.000,00
5.650.163.820,91
80,18%
6.
Pendapatan Denda Retribusi
16.430.000,00
18.184.320,00
110,68%
7.
Pendapatan Dari Pengembalian
8.
Pendapatan BLUD
9.
Pendapatan Kontribusi (KSO)
10.
Pendapatan Lain-Lain
11.
Pendapatan Dana Kapitasi JKN
5.629.602.000,00
14.562.408.974,00
258,68%
153.126.936.100,00
173.796.555.380,00
113,50%
1.215.873.000,00
877.376.100,00
72,16%
5.771.721.000,00
7.156.371.804,00
123,99%
62.052.107.000,00
0
0,00%
Sumber : Laporan Penerimaan Pendapatan Daerah Kab.Bogor Tahun 2014 (Periode s/d 31 Desember 2014)
2) Dana Perimbangan Realisasi
Dana
Perimbangan
secara
keseluruhan
telah
mencapai
Rp.
Rp.2.497.337.232.379,00 atau 101,70 % yang berarti melampaui target sebesar Rp.2.445.547.101.000,00. Total pencapaian realisasi Dana Perimbangan tersebut dikontribusikan oleh Bagi Hasil Bukan Pajak sebesar 159,97%, Bagi Hasil Pajak sebesar 101,04%, Dana Alokasi Umum sebesar 100,00%, dan Dana Alokasi Khusus sebesar 100,00%. Rinciannya disajikan pada Tabel 3.7 berikut ini. Tabel 3.7 Realisasi Komponen Dana Perimbangan Tahun 2014 No II
URAIAN PENERIMAAN DANA PERIMBANGAN
1.
Bagi Hasil Pajak
2.
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber daya
3.
Dana Alokasi Umum
4.
Dana Alokasi Khusus
ANGGARAN TAHUN 2014
%
TARGET 2.455.547.101.000,00
REALISASI 2.455.375.308.505,00
99,99%
142.385.356.000,00
143.864.746.705,00
101,04%
67.219.214.000,00
107.529.953.774,00
159,97%
2.055.944.991.000,00
2.055.944.991.900,00
100,00%
189.997.540.000,00
189.997.540.000,00
100,00%
Sumber : Laporan Penerimaan Pendapatan Daerah Kab.Bogor Tahun 2014 (Periode s/d 31 Desember 2014)
3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Secara kumulatif Realisasi Penerimaan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah sebesar Rp. 561.357.092.414,00 atau 47,55%, dari target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 1.180.564.830.000,00 dengan rincian berikut ini.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 12
Tabel 3.8. Realisasi Komponen Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 No III
ANGGARAN TAHUN 2014
URAIAN PENERIMAAN
TARGET 1.230.651.098.000,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
%
REALISASI 1.167.819.531.284,00
94,89%
1.
Pendapatan Hibah
503.824.000,00
4.475.000.000,00
888,21%
2.
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
536.606.382.000,00
524.442.825.444,00
97,73%
3.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
469.126.565.000,00
469.126.565.000,00
100,00%
4.
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
221.559.850.000,00
166.591.325.384,00
75,19%
5.
Dana Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
132.487.000,00
461.825.085,00
348,58%
6.
Dana Alokasi Cukai Hasil Tembakau
2.721.990.000,00
2.721.990.371,00
100,00%
Sumber : Laporan Penerimaan Pendapatan Daerah Kab.Bogor Tahun 2014 (Periode s/d 31 Desember 2014)
Secara rinci penjelasan realisasi penerimaan pada komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yaitu dikontribusikan oleh Pendapatan Hibah sebesar 888,21%, Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya sebesar 97,73%, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus sebesar 100,00%, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya sebesar 75,19%, Dana bagi hasil dari retribusi dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya sebesar 348,58%, dan Dana Alokasi Cukai Tembakau sebesar 100%. 3. Permasalahan dan Solusi Secara keseluruhan bahwa realisasi pendapatan daerah telah melampaui target yang telah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat permasalahan umum, yaitu : a. Belum terintegrasinya sistem pengelolaan pendapatan daerah baik mengenai Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah; b. Belum optimalnya koordinasi secara sinergis dalam hal intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dengan OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor maupun lembaga vertikal yang ada di Kabupaten Bogor, instansi vertikal serta stakeholder tingkat desa/kelurahan dan kecamatan; c. Belum optimalnya kontribusi Badan Usaha Milik Daerah terhadap Pendapatan Daerah; d. Terbatasnya kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia pengelola pendapatan daerah; e. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak,. Solusi yang diterapkan untuk mengatasi permasalahan tersebut, antara lain : a. Mengembangkan
integrasi
sistem
pengelolaan
pendapatan
daerah,
salah
satu
diantaranya melalui penyiapan sistem informasi managemen pelaporan data wajib pajak secara on line; b. Meningkatkan koordinasi secara sinergis dengan OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor maupun lembaga vertikal yang ada di Kabupaten Bogor, instansi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 13
vertikal serta stakeholder tingkat desa/kelurahan dan kecamatan antar instansi terkait dalam hal intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah, melalui pembentukan tim optimalisasi pendapatan daerah yang meliputi unsur-unsur yang terkait dalam pengelolaan pendapatan daerah; c. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah agar dapat memberikan kontribusi secara signifikan terhadap Pendapatan Daerah; d. Mempersiapkan kualitas dan kompetensi tenaga pengelola pendapatan daerah, seperti pemeriksa pajak daerah, juru penilai dan juru sita melalui pelatihan, bimbingan teknik dan in house training; e. Melakukan sosialisasi di berbagai media, memberikan apresiasi kepada wajib pajak dan sosialisasi tatap muka dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pendapatan daerah, khususnya mengenai pajak daerah dan retribusi daerah agar dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak secara tepat waktu dan tepat jumlah. B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah
Pengelolaan keuangan daerah merupakan suatu siklus yang dimulai dari perencanaan cq penganggaran yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), pelaksanaan dan pelaporan pertanggungjawaban APBD. Belanja daerah yang tercantum dalam APBD tahun anggaran 2014, sesungguhnya mencerminkan konsistensi pemerintah Kabupaten Bogor terhadap 6 (enam) prioritas pembangunan yang ditetapkan di KUA dan PPAS Tahun Anggaran 2014, sedangkan dalam penyusunan program dan kegiatan tetap memperhatikan keterpaduan serta sinkronisasi antar kegiatan, antar program dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan pada tugas pokok dan fungsinya. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, bahwa guna mencapai tujuan nasional secara optimal, terpadu dan berkesinambungan, maka pemerintah daerah harus melakukan sinkronisasi kebijakan pembangunan daerah dengan 11 (sebelas) prioritas nasional dan 3 (tiga) prioritas lainnya, yang disesuaikan dengan dinamika kebutuhan dan karakteristik daerah. Sinkronisasi tersebut terwujud dalam bentuk program/kegiatan
yang
pro-growth,
pro-job,
pro-poor,
dan
pro-environment
serta
pengembangan program-program percepatan pengurangan kemiskinan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 14
Selain hal tersebut, perencanaan belanja daerah tahun anggaran 2014 juga tetap dilakukan dengan berdasarkan pada pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil (output) dari masukan (input) yang direncanakan. Perencanaan belanja tersebut dimulai dari tahapan penetapan kebijakan belanja daerah yang tertuang dalam Kebijakan Umum APBD tahun anggaran 2014 dan ditindaklanjuti oleh penetapan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) tahun anggaran 2014. Keseluruhan proses tersebut pada akhirnya akan bermuara pada dukungan pencapaian target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dimana dalam merencanakan belanja daerah diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada pencapaian target IPM terutama yang mempunyai daya dukung terhadap bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur dan suprastruktur. Kebijakan belanja daerah dapat ditinjau dari beberapa pendekatan antara lain : 1) Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. Belanja untuk urusan yang bersifat wajib ini antara lain dapat tercermin dari alokasi belanja pada : a) bidang pendidikan, alokasi belanja untuk urusan pendidikan pada Perubahan APBD tahun anggaran 2014 adalah sebesar 1,709 Trilyun rupiah atau mencapai 32,92% dari total belanja daerah. Proporsi ini bahkan telah jauh melebihi persyaratan batas minimal yang hanya sebesar 20% sesuai ketentuan perundang-undangan; b) bidang kesehatan, alokasi belanja untuk urusan kesehatan secara keseluruhan pada Perubahan APBD tahun anggaran 2014 adalah sebesar 703,398 milyar rupiah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Pemerintah Daerah harus mengalokasikan anggaran urusan kesehatan minimal 13,55% dari total belanja APBD di luar gaji, berdasarkan ketentuan tersebut maka Pemerintah Kabupaten Bogor telah mengalokasikan anggaran urusan kesehatan sebesar 20,11% atau jauh melebihi batas minimal dalam undang-undang. 2) Kebijakan Belanja Berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Belanja daerah disusun untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 15
anggaran ke dalam program/kegiatan sehingga alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus terukur dalam kinerja pelayanan kepada masyarakat. 3) Kebijakan Belanja Berdasarkan Kelompok Belanja a) Belanja Tidak Langsung Belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari komponen belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Mencermati alokasi anggaran belanja tidak langsung dalam Perubahan APBD tahun anggaran 2014 yang dialokasikan sebesar 2,511 Trilyun rupiah maka proporsinya adalah sebesar 43,43% apabila dibandingkan dengan total belanja daerah yang mencapai 5,782 Trilyun rupiah. b) Belanja Langsung Yaitu alokasi belanja dalam bentuk program/kegiatan pada Perubahan APBD yang mengutamakan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Belanja langsung ini merupakan belanja yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik. Dalam Perubahan APBD tahun anggaran 2014, alokasi anggaran belanja langsung mencapai 3,271 Trilyun rupiah, sehingga dapat terlihat proporsinya mencapai 56,57% dari total belanja daerah. Komposisi belanja langsung yang lebih besar daripada belanja tidak langsung, dipandang sudah cukup ideal dan mencerminkan keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Bahkan jika dicermati secara lebih mendalam bahwa dalam belanja langsung, terdapat 3 (tiga) jenis belanja yaitu (1) Belanja Pegawai; (2) Belanja Barang dan Jasa dan (3) Belanja Modal, dimana dapat terlihat bahwa proporsi belanja modal mencapai 67,68% dari total belanja langsung, sementara apabila dibandingkan dengan total belanja daerah maka proporsi belanja modal mencapai 25,78%. Proporsi belanja modal ini masih dalam batas yang dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yaitu minimal 29% dari total belanja daerah. 4) Kebijakan Belanja Berdasarkan Sifatnya Berdasarkan sifatnya, belanja daerah dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu Belanja Aparatur dan Belanja Publik. Pada APBD tahun anggaran 2014, dari total belanja daerah yang mencapai 5,782 Trilyun rupiah, dialokasikan untuk belanja aparatur yaitu kebutuhan belanja pegawai pada belanja tidak langsung sebesar 33,60% atau sebesar 1,943 Trilyun rupiah. Sementara itu alokasi untuk belanja publik memperoleh alokasi yang lebih besar yaitu mencapai 3,529 Trilyun rupiah atau sekitar 66,40% dari total belanja daerah. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 16
3. Target dan Realisasi Belanja Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 tidak terealisasi sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, yaitu mencapai 81,38%, atau yang direncanakan sebesar Rp.5.782.479.790.000,00 hanya terealisasi sebesar Rp. Rp.4.705.726.833.050,73 sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.9 berikut ini. Tabel 3.9. Realisasi Belanja Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 No.
Anggaran Tahun 2014
U R A I A N
Target
(%)
Realisasi
BELANJA DAERAH
5.782.479.790.000
4.705.726.833.050
81,38%
BELANJA TIDAK LANGSUNG
2.511.076.341.000
2.241.249.210.166
89,25%
a
BELANJA PEGAWAI
1.943.103.707.000
1.791.719.987.995
92,21%
b
BELANJA HIBAH
130.686.700.000
95.681.309.260
73,21%
c
BELANJA BANTUAN SOSIAL
15.496.385.000
11.918.385.000
76,91%
d
BELANJA BAGI HASIL KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA
97.632.832.000
95.016.229.936
97,32%
e
BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA
284.156.717.000
234.050.680.258
82,37%
f
BELANJA TIDAK TERDUGA
III 1
40.000.000.000
12.862.617.717
32,16%
3.271.403.449.000
2.464.477.622.884
75,33%
385.784.157.000
337.502.295.900
87,48%
1.266.236.150.000
1.030.979.149.381
81,42%
1.619.383.142.000 1.095.996.177.603 Sumber : Laporan Realisasi Anggaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014 (Dispenda -31 Desember 2014)
67,68%
2
BELANJA LANGSUNG a
BELANJA PEGAWAI
b
BELANJA BARANG DAN JASA
c
BELANJA MODAL
Pada Tabel 3.9. dapat dilihat bahwa capaian kinerja anggaran belanja berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut : a. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 2.241.249.210.166,73 atau 89,25% dari anggaran yang telah ditetapkan, yaitu Rp. 2.511.076.341.000,00 b. Belanja Langsung sebesar Rp. 2.464.477.622.884,00 atau 75,33% dari anggaran yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 3.143.578.918.000,00. Sementara itu, bila dilihat berdasarkan komposisinya terhadap total realisasi belanja, maka proporsi realisasi dari Belanja Tidak Langsung adalah 47,63%, sementara Belanja Langsung sebesar 52,37%.
BELA NJA LA NGSUNG; 52,37% BELA NJA T IDAK LA NGSUNG; 47,63%
Gambar 3.2. Proporsi Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 17
Secara umum, hal-hal yang mempengaruhi tidak terealisasinya alokasi anggaran belanja daerah sebagaimana tercantum pada Tabel 3.9. dijelaskan sebagai berikut. a. Belanja Tidak Langsung 1) Realisasi Belanja Pegawai mencapai 92,21% atau sebesar Rp.1.791.719.987.995,00 dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.1.943.103.707.000,00. Tidak terealisasinya Belanja Pegawai ini diantaranya disebabkan karena : a) Masih adanya sisa anggaran dari rencana accress untuk pos belanja gaji pegawai dari yang telah direncanakan untuk beberapa OPD; b) Masih adanya sisa anggaran tunjangan umum dan tunjangan fungsional sebagai akibat dari adanya dinamika jumlah pegawai yang disebabkan purna bhakti di tahun 2014; c) Masih adanya sisa anggaran biaya pemungutan, yaitu dari Biaya Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, untuk Insentif Pemungutan PBB Tahun 2014 tidak seluruhnya direalisasikan di tahun 2014. 2) Belanja Hibah terealisasi 73,21% atau sebesar Rp.95.681.309.260,00 dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.130.686.700.000,00. Hal ini disebabkan karena .................... 3) Belanja Bantuan Sosial terealisasi 76,91% atau sebesar Rp.11.918.385.000,00 dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp.15.496.385.000,00. Hal ini disebabkan karena ............................ 4) Belanja Bagi Hasil Keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa dapat terealisasi sebesar 97,32% atau sebesar Rp. 95.016.229.936,00 dari rencana yang ditetapkan sebesar Rp. 97.632.832.000,00. Hal ini disebabkan karena ......................... 5) Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa terealisasi 82,37% atau sebesar Rp. 234.050.680.258,00 dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 284.156.717.000,00. Hal ini disebabkan ................................... 6) Realisasi
Belanja
Tidak
Rp.12.862.617.717,00
dari
Terduga alokasi
hanya
terealisasi
anggaran
yang
32,16%
atau
ditetapkan
sebesar sebesar
Rp.40.000.000.000,00. Hal ini disebabkan karena ......................................................... b. Belanja Langsung 1) Belanja Pegawai terealisasi 87,48% atau sebesar Rp. 337.502.295.900,00 dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 385.784.157.000,00. Hal ini disebabkan oleh adanya upaya efisiensi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan. 2) Belanja Barang dan Jasa terealisasi 81,42% atau sebesar Rp. 1.030.979.149.381,00 dari alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 1.266.236.150.000,00. Hal ini
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 18
disebabkan adanya upaya efisiensi/penghematan pada belanja bahan pakai habis, belanja cetak dan penggandaan, belanja pemeliharaan, belanja makan dan minum, maupun pada belanja perjalanan dinas. 3) Belanja Modal terealisasi 67,68% atau sebesar Rp. 1.095.996.177.603,00 dari
alokasi anggaran yang ditetapkan sebesar Rp. 1.619.383.142.000,00. Hal ini disebabkan oleh: .............................................................................................................. Capaian realisasi Belanja Daerah dapat pula dilihat berdasarkan OPD dan Urusan Pemerintahan. Hal ini guna memudahkan dalam menganalisis mengenai fungsi belanja dari masing-masing OPD dan Urusan Pemerintahan. A.
Capaian realisasi belanja daerah berdasarkan OPD OPD dengan capaian tertinggi : 1) Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi yaitu sebesar 97,27%, 2) Dinas Kebersihan dan Pertamanan sebesar 93,02%, dan 3) Dinas Komunikasi dan Informasi sebesar 93,01%, OPD dengan capaian terendah : 1) Dinas Pemuda dan Olahraga yaitu sebesar 37,73%, 2) Sekretariat Daerah sebesar 55,81% dan 3) Sekretariat DPRD sebesar 55,85%.
B.
Capaian realisasi belanja daerah berdasarkan kecamatan Kecamatan dengan capaian tertinggi : 1) Kecamatan Cisarua yaitu sebesar 97,73%, 2) Kecamatan Gunung Putri sebesar 95,56%, dan 3) Kecamatan Jonggol sebesar 95,55%, Kecamatan dengan capaian terendah : 1) Kecamatan Ciseeng yaitu sebesar 66,76%, 2) Kecamatan Tenjo sebesar 62,27%, dan 3) Kecamatan Rumpin sebesar 60,65%.
C.
Capaian realisasi Belanja Tidak Langsung (BTL) berdasarkan OPD OPD dengan capaian tertinggi : 1) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yaitu sebesar 99,53%, 2) Dinas Kesehatan sebesar 99,40%, 3) Dinas Pendapatan Daerah sebesar 98,44%, OPD dengan capaian terendah :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 19
1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil yaitu sebesar 69,20%, 2) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sebesar 74,10% dan 3) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan yaitu sebesar 76,32%. D.
Capaian realisasi Belanja Tidak Langsung (BTL) berdasarkanKecamatan Kecamatan dengan capaian tertinggi : 1) Kecamatan Cisarua yaitu sebesar 100%, 2) Kecamatan Jonggol sebesar 98,08%, 3) Kecamatan Gunung Putri sebesar 96,32%, Kecamatan dengan capaian terendah : 1) Kecamatan Rumpin yaitu sebesar 55,09% , 2) Kecamatan Tenjo sebesar 57,66%, dan 3) Kecamatan Ciseeng yaitu sebesar 60,89%.
E.
Capaian realisasi Belanja Langsung (BL) berdasarkan OPD OPD dengan capaian tertinggi : 1) Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi yaitu sebesar 97,41%, 2) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana sebesar 93,52%, 3) Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang sebesar 93,28%, OPD dengan capaian terendah : 1) Dinas Pemuda dan Olahraga sebesar 36,73%, 2) Sekretariat Daerah sebesar 48,62%, 3) Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah sebesar 51,68%,
F.
Capaian realisasi Belanja Langsung (BL) berdasarkan OPD Kecamatan dengan capaian tertinggi : 1) Kecamatan Babakan Madang yaitu sebesar 99,30%, 2) Kecamatan Citeureup sebesar 96,83%, 3) Kecamatan Gunung Putri sebesar 94,20%, Kecamatan dengan capaian terendah : 1) Kecamatan Leuwiliang yaitu sebesar 57,51%, 2) Kecamatan Nanggung sebesar 68,72%, 3) Kecamatan Cigudeg sebesar 71,44%.
Untuk lebih jelas rinciannya disajikan pada Tabel 3.10. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 20
Tabel 3.10. Realisasi Belanja OPD Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 BELANJA DAERAH Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi
NO
Anggaran Setelah Perubahan
2
Pendidikan 1
Dinas Pendidikan Kesehatan
Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Rp
URUSAN WAJIB
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Rp
%
Rp
BELANJA LANGSUNG
Realisasi
Rp
%
Sisa Anggran
Anggaran Setelah Perubahan
Rp
Rp
Realisasi
Rp
Sisa Anggran
%
Rp
3 5.590.769.029.000
4 4.536.087.047.298
5 81,14%
7 2.479.889.776.000
8 2.213.256.226.145
9 89,25%
10 = (7 - 8) 266.633.549.855
11 3.110.879.253.000
12 2.322.830.821.153
13 74,67%
14 = (11 - 12) 788.048.431.847
1.919.778.768.000
1.667.436.505.524
86,86%
1.329.667.419.000
1.235.638.230.342
92,93%
94.029.188.658
590.111.349.000
431.798.275.182
73,17%
158.313.073.818
1.919.778.768.000
1.667.436.505.524
86,86%
1.329.667.419.000
1.235.638.230.342
92,93%
94.029.188.658
590.111.349.000
431.798.275.182
73,17%
158.313.073.818
826.389.378.000
654.011.133.750
79,14%
142.096.401.000
138.531.216.152
97,49%
3.565.184.848
684.292.977.000
515.479.917.598
75,33%
168.813.059.402
2
Dinas Kesehatan
420.431.329.000
284.562.077.603
67,68%
89.529.609.000
88.991.285.174
99,40%
538.323.826
330.901.720.000
195.570.792.429
59,10%
135.330.927.571
3
Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
160.964.573.000
139.817.221.478
86,86%
20.751.445.000
20.118.733.133
96,95%
632.711.867
140.213.128.000
119.698.488.345
85,37%
20.514.639.655
4
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
137.477.924.000
133.729.083.853
97,27%
17.049.924.000
16.415.359.811
96,28%
634.564.189
120.428.000.000
117.313.724.042
97,41%
3.114.275.958
5
Rumah Sakit Umum Daerah Leuwiliang
60.628.789.000
56.253.464.189
92,78%
8.354.775.000
7.490.788.625
89,66%
863.986.375
52.274.014.000
48.762.675.564
93,28%
3.511.338.436
6
Rumah Sakit Umum Daerah Cileungsi
46.886.763.000
39.649.286.627
84,56%
6.410.648.000
5.515.049.409
86,03%
895.598.591
40.476.115.000
34.134.237.218
84,33%
6.341.877.782
944.856.382.000
795.025.365.891
84,14%
33.951.221.000
32.264.807.575
95,03%
1.686.413.425
910.905.161.000
762.760.558.316
83,74%
148.144.602.684
850.228.246.000
707.003.892.486
83,15%
21.712.365.000
20.812.478.983
95,86%
899.886.017
828.515.881.000
686.191.413.503
82,82%
142.324.467.497
94.628.136.000
88.021.473.405
93,02%
12.238.856.000
11.452.328.592
93,57%
786.527.408
82.389.280.000
76.569.144.813
92,94%
5.820.135.187
51.224.424.000
37.495.119.952
73,20%
13.885.623.000
11.744.301.291
84,58%
2.141.321.709
37.338.801.000
25.750.818.661
68,97%
11.587.982.339
51.224.424.000
37.495.119.952
73,20%
13.885.623.000
11.744.301.291
84,58%
2.141.321.709
37.338.801.000
25.750.818.661
68,97%
11.587.982.339
14.699.629.000
11.480.057.039
78,10%
5.110.268.000
4.369.042.192
85,50%
741.225.808
9.589.361.000
7.111.014.847
74,16%
2.478.346.153
14.699.629.000
11.480.057.039
78,10%
5.110.268.000
4.369.042.192
85,50%
741.225.808
9.589.361.000
7.111.014.847
74,16%
2.478.346.153
34.891.843.000
28.186.805.412
80,78%
7.782.384.000
6.848.603.701
88,00%
933.780.299
27.109.459.000
21.338.201.711
78,71%
5.771.257.289
34.891.843.000
28.186.805.412
80,78%
7.782.384.000
6.848.603.701
88,00%
933.780.299
27.109.459.000
21.338.201.711
78,71%
5.771.257.289
Pekerjaan Umum 7
Dinas Bina Marga dan Pengairan
8
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Perumahan
9
Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman
Penataan Ruang 10
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Perencanaan Pembangunan
11
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 21
BELANJA DAERAH Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi
NO
Anggaran Setelah Perubahan
Rp
Rp
Rp
Sisa Anggran
%
Rp
8 14.701.791.405
9 81,06%
10 = (7 - 8) 3.435.112.595
11 39.927.388.000
12 31.383.791.734
13 78,60%
14 = (11 - 12) 8.543.596.266
Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan
58.064.292.000
46.085.583.139
79,37%
18.136.904.000
14.701.791.405
81,06%
3.435.112.595
39.927.388.000
31.383.791.734
78,60%
8.543.596.266
Lingkungan Hidup
19.862.551.000
13.403.004.551
67,48%
4.215.171.000
3.943.459.220
93,55%
271.711.780
15.647.380.000
9.459.545.331
60,45%
6.187.834.669
19.862.551.000
13.403.004.551
67,48%
4.215.171.000
3.943.459.220
93,55%
271.711.780
15.647.380.000
9.459.545.331
60,45%
6.187.834.669
24.448.405.000
20.204.730.316
82,64%
6.949.775.000
4.809.527.603
69,20%
2.140.247.397
17.498.630.000
15.395.202.713
87,98%
2.103.427.287
24.448.405.000
20.204.730.316
82,64%
6.949.775.000
4.809.527.603
69,20%
2.140.247.397
17.498.630.000
15.395.202.713
87,98%
2.103.427.287
43.068.391.000
39.432.287.179
91,56%
17.519.768.000
15.539.039.186
88,69%
1.980.728.814
25.548.623.000
23.893.247.993
93,52%
1.655.375.007
43.068.391.000
39.432.287.179
91,56%
17.519.768.000
15.539.039.186
88,69%
1.980.728.814
25.548.623.000
23.893.247.993
93,52%
1.655.375.007
26.665.574.000
23.219.724.909
87,08%
7.759.767.000
6.789.553.056
87,50%
970.213.944
18.905.807.000
16.430.171.853
86,91%
2.475.635.147
26.665.574.000
23.219.724.909
87,08%
7.759.767.000
6.789.553.056
87,50%
970.213.944
18.905.807.000
16.430.171.853
86,91%
2.475.635.147
37.483.424.000
31.191.612.796
83,21%
8.786.613.000
6.801.211.393
77,40%
1.985.401.607
28.696.811.000
24.390.401.403
84,99%
4.306.409.597
37.483.424.000
31.191.612.796
83,21%
8.786.613.000
6.801.211.393
77,40%
1.985.401.607
28.696.811.000
24.390.401.403
84,99%
4.306.409.597
216.664.507.000
81.753.740.424
37,73%
4.933.366.000
3.985.405.987
80,78%
947.960.013
211.731.141.000
77.768.334.437
36,73%
133.962.806.563
216.664.507.000
81.753.740.424
37,73%
4.933.366.000
3.985.405.987
80,78%
947.960.013
211.731.141.000
77.768.334.437
36,73%
133.962.806.563
46.063.673.000
41.595.492.690
90,30%
15.259.560.000
13.763.584.585
90,20%
1.495.975.415
30.804.113.000
27.831.908.105
90,35%
2.972.204.895
38.748.223.000
35.458.923.651
91,51%
12.799.281.000
11.940.439.091
93,29%
858.841.909
25.948.942.000
23.518.484.560
90,63%
2.430.457.440
7.315.450.000
6.136.569.039
83,89%
2.460.279.000
1.823.145.494
74,10%
637.133.506
4.855.171.000
4.313.423.545
88,84%
541.747.455
1.218.122.681.000
945.733.098.181
77,64%
838.784.120.000
690.005.582.665
82,26%
148.778.537.335
379.338.561.000
255.727.515.516
67,41%
123.611.045.484
Badan Lingkungan Hidup
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Pemuda dan Olahraga
18
%
Realisasi
7 18.136.904.000
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 17
Rp
Anggaran Setelah Perubahan
5 79,37%
Tenaga Kerja 16
Rp
Sisa Anggran
4 46.085.583.139
Pemberdayaan Perempuan 15
%
Realisasi
3 58.064.292.000
Kependudukan dan Catatan Sipil 14
Rp
BELANJA LANGSUNG
2 Perhubungan
13
Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Rp
12
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Dinas Pemuda dan Olahraga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
19
Satuan Polisi Pamong Praja
20
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Pemerintahan Umum
21
Sekretariat Daerah
148.250.324.000
82.733.322.953
55,81%
24.149.271.000
22.389.691.496
92,71%
1.759.579.504
124.101.053.000
60.343.631.457
48,62%
63.757.421.543
22
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
57.496.941.000
32.109.360.475
55,85%
5.001.122.000
4.977.578.671
99,53%
23.543.329
52.495.819.000
27.131.781.804
51,68%
25.364.037.196
23
Inspektorat Kabupaten
24.546.261.000
20.948.117.710
85,34%
8.724.456.000
7.981.259.221
91,48%
743.196.779
15.821.805.000
12.966.858.489
81,96%
2.854.946.511
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 22
BELANJA DAERAH Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi
NO
Anggaran Setelah Perubahan Rp
24
BELANJA TIDAK LANGSUNG Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Rp
%
Rp
Realisasi
Rp
2 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
3 68.545.717.000
4 56.281.721.261
5 82,11%
7 35.097.996.000
BELANJA LANGSUNG
%
Sisa Anggran
Anggaran Setelah Perubahan
Rp
Rp
Realisasi
Rp
Sisa Anggran
%
Rp
8 26.787.196.786
9 76,32%
10 = (7 - 8) 8.310.799.214
11 33.447.721.000
12 29.494.524.475
13 88,18%
14 = (11 - 12) 3.953.196.525 173.660.500
1
Kecamatan Cibinong
14.093.588.000
12.476.258.600
88,52%
1.617.329.400
11.581.514.000
87,53%
1.443.668.900
2.512.074.000
2.338.413.500
93,09%
2
Kecamatan Babakan Madang
3.727.944.000
2.728.617.499
73,19%
999.326.501
2.787.444.000
64,39%
992.702.391
940.500.000
933.875.890
99,30%
6.624.110
3
Kecamatan Gunung Putri
2.643.256.000
2.525.844.656
95,56%
117.411.344
1.690.876.000
96,32%
62.179.644
952.380.000
897.148.300
94,20%
55.231.700
4
Kecamatan Sukaraja
3.049.386.000
2.569.766.085
84,27%
479.619.915
2.115.061.000
83,28%
353.594.293
934.325.000
808.299.378
86,51%
126.025.622
5
Kecamatan Citeureup
5.710.598.000
4.119.692.559
72,14%
1.590.905.441
4.485.398.000
65,40%
1.552.050.205
1.225.200.000
1.186.344.764
96,83%
38.855.236
6
Kecamatan Cileungsi
3.361.303.000
3.090.924.439
91,96%
270.378.561
2.233.518.000
93,95%
135.021.420
1.127.785.000
992.427.859
88,00%
135.357.141 92.409.472
7
Kecamatan Jonggol
2.807.098.000
2.682.240.265
95,55%
124.857.735
1.687.223.000
98,08%
32.448.263
1.119.875.000
1.027.465.528
91,75%
8
Kecamatan Cariu
2.891.572.000
2.405.710.367
83,20%
485.861.633
1.913.397.000
82,01%
344.240.633
978.175.000
836.554.000
85,52%
141.621.000
9
Kecamatan Sukamakmur
2.630.023.000
2.309.956.816
87,83%
320.066.184
1.675.021.000
91,14%
148.341.884
955.002.000
783.277.700
82,02%
171.724.300
10
Kecamatan Klapa Nunggal
3.024.813.000
2.501.557.197
82,70%
523.255.803
2.095.488.000
79,22%
435.469.203
929.325.000
841.538.400
90,55%
87.786.600 185.418.567
11
Kecamatan Ciomas
4.293.523.000
3.690.341.505
85,95%
603.181.495
3.165.002.000
86,80%
417.762.928
1.128.521.000
943.102.433
83,57%
12
Kecamatan Dramaga
3.266.346.000
2.952.552.101
90,39%
313.793.899
2.366.301.000
90,61%
222.082.818
900.045.000
808.333.919
89,81%
91.711.081
13
Kecamatan Ciampea
2.960.972.000
2.571.918.819
86,86%
389.053.181
1.952.514.000
87,88%
236.666.381
1.008.458.000
856.071.200
84,89%
152.386.800 163.509.004
14
Kecamatan Pamijahan
2.851.655.000
2.357.736.494
82,68%
493.918.506
1.909.314.000
82,69%
330.409.502
942.341.000
778.831.996
82,65%
15
Kecamatan Cibungbulang
3.117.385.000
2.759.655.200
88,52%
357.729.800
2.122.460.000
87,48%
265.659.168
994.925.000
902.854.368
90,75%
92.070.632
16
Kecamatan Rumpin
4.034.298.000
2.447.002.076
60,65%
1.587.295.924
3.087.594.000
55,09%
1.386.498.420
946.704.000
745.906.496
78,79%
200.797.504
17
Kecamatan Leuwiliang
3.124.484.000
2.531.404.784
81,02%
593.079.216
2.084.725.000
92,74%
151.321.716
1.039.759.000
598.001.500
57,51%
441.757.500
18
Kecamatan Cigudeg
2.847.692.000
2.428.530.088
85,28%
419.161.912
1.858.997.000
92,64%
136.815.017
988.695.000
706.348.105
71,44%
282.346.895
19
Kecamatan Parung Panjang
3.144.543.000
2.464.387.972
78,37%
680.155.028
2.230.137.000
80,04%
445.050.778
914.406.000
679.301.750
74,29%
235.104.250
20
Kecamatan Tenjo
3.301.546.000
2.055.998.584
62,27%
1.245.547.416
2.424.262.000
57,66%
1.026.367.416
877.284.000
658.104.000
75,02%
219.180.000
21
Kecamatan Jasinga
2.801.684.000
2.427.959.270
86,66%
373.724.730
1.870.809.000
93,18%
127.558.230
930.875.000
684.708.500
73,56%
246.166.500
22
Kecamatan Sukajaya
2.340.027.000
2.095.086.168
89,53%
244.940.832
1.495.652.000
93,24%
101.121.753
844.375.000
700.555.921
82,97%
143.819.079
23
Kecamatan Nanggung
2.338.857.000
1.888.844.728
80,76%
450.012.272
1.446.054.000
88,19%
170.733.168
892.803.000
613.523.896
68,72%
279.279.104
24
Kecamatan Kemang
4.070.611.000
3.468.810.687
85,22%
601.800.313
2.968.936.000
87,84%
360.922.099
1.101.675.000
860.796.786
78,14%
240.878.214
25
Kecamatan Bojong Gede
3.149.237.000
2.789.379.641
88,57%
359.857.359
2.241.141.000
87,72%
275.121.159
908.096.000
823.359.800
90,67%
84.736.200
26
Kecamatan Parung
3.058.421.000
2.374.431.481
77,64%
683.989.519
2.060.878.000
79,30%
426.531.285
997.543.000
740.084.766
74,19%
257.458.234
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 23
BELANJA DAERAH
NO
Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi
Anggaran Setelah Perubahan Rp
2
BELANJA TIDAK LANGSUNG Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Rp 4 2.147.331.444
% 5 80,99%
BELANJA LANGSUNG
Realisasi
Rp
Rp
7 504.010.556
8 1.782.957.000
27
Kecamatan Ranca Bungur
3 2.651.342.000
28
Kecamatan Gunung Sindur
2.820.526.000
2.575.104.831
91,30%
245.421.169
1.900.301.000
29
Kecamatan Ciseeng
3.092.240.000
2.064.457.968
66,76%
1.027.782.032
2.120.517.000
30
Kecamatan Ciawi
3.040.533.000
2.809.777.405
92,41%
230.755.595
2.021.123.000
% 9 81,32%
Sisa Anggran
Anggaran Setelah Perubahan
Rp
Rp
10 = (7 - 8) 333.110.152
11 868.385.000
95,64%
82.812.931
60,89%
829.257.582
95,98%
81.319.046
Realisasi
Rp
Sisa Anggran
%
Rp
12 697.484.596
13 80,32%
14 = (11 - 12) 170.900.404
920.225.000
757.616.762
82,33%
162.608.238
971.723.000
773.198.550
79,57%
198.524.450
1.019.410.000
869.973.451
85,34%
149.436.549
31
Kecamatan Cijeruk
2.595.568.000
2.128.631.242
82,01%
466.936.758
1.691.879.000
82,53%
295.579.898
903.689.000
732.332.140
81,04%
171.356.860
32
Kecamatan Megamendung
3.172.512.000
2.733.776.169
86,17%
438.735.831
2.086.123.000
85,14%
309.898.931
1.086.389.000
957.552.100
88,14%
128.836.900
33
Kecamatan Cisarua
3.941.807.000
3.852.193.392
97,73%
89.613.608
2.802.184.000
100,00%
124.870
1.139.623.000
1.050.134.262
92,15%
89.488.738
3.380.030.000
2.447.965.746
72,42%
932.064.254
2.449.134.000
70,88%
713.232.110
930.896.000
712.063.856
76,49%
218.832.144
3.071.001.000
2.594.834.574
84,49%
476.166.426
2.096.648.000
89,13%
227.979.426
974.353.000
726.166.000
74,53%
248.187.000
34
Kecamatan Caringin
35
Kecamatan Tamansari
36
Kecamatan Cigombong
2.708.262.000
2.417.092.571
89,25%
291.169.429
1.795.367.000
88,94%
198.583.429
912.895.000
820.309.000
89,86%
92.586.000
37
Kecamatan Tenjolaya
2.598.508.000
2.140.738.918
82,38%
457.769.082
1.703.458.000
82,20%
303.133.441
895.050.000
740.414.359
82,72%
154.635.641
38
Kecamatan Tajurhalang
2.474.060.000
2.133.549.230
86,24%
340.510.770
1.638.440.000
86,39%
222.923.820
835.620.000
718.033.050
85,93%
117.586.950
39
Kecamatan Tanjungsari
2.304.744.000
2.032.884.360
88,20%
271.859.640
1.466.789.000
94,08%
86.848.460
837.955.000
652.943.820
77,92%
185.011.180
40
Kecamatan Leuwisadeng
2.618.556.000
2.328.562.076
88,93%
289.993.924
1.549.131.000
95,84%
64.503.294
1.069.425.000
843.934.370
78,91%
225.490.630
25
Badan Perijinan Terpadu
23.625.987.000
21.311.237.332
90,20%
6.868.747.000
6.630.560.267
96,53%
238.186.733
16.757.240.000
14.680.677.065
87,61%
2.076.562.935
26
Sekretariat KORPRI
4.432.266.000
3.978.876.283
89,77%
779.325.000
677.567.346
86,94%
101.757.654
3.652.941.000
3.301.308.937
90,37%
351.632.063
27
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
19.549.489.000
16.873.702.565
86,31%
5.310.259.000
4.821.698.288
90,80%
488.560.712
14.239.230.000
12.052.004.277
84,64%
2.187.225.723
28
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah
29
Dinas Pendapatan Daerah
30
Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Ketahanan Pangan
31
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
32
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
42.782.342.000
39.071.760.399
91,33%
8.981.487.000
8.652.994.627
96,34%
328.492.373
33.800.855.000
30.418.765.772,00
89,99%
3.382.089.228
100.928.023.000
88.621.697.709
87,81%
64.115.569.000
63.116.869.572
98,44%
998.699.428
36.812.454.000
25.504.828.137
69,28%
11.307.625.863
9.958.664.000
7.816.233.653
78,49%
2.206.005.000
1.780.485.621
80,71%
425.519.379
7.752.659.000
6.035.748.032
77,85%
1.716.910.968
44.745.747.000
40.915.855.119
91,44%
14.148.314.000
13.332.080.289
94,23%
816.233.711
30.597.433.000
27.583.774.830
90,15%
3.013.658.170
44.745.747.000
40.915.855.119
91,44%
14.148.314.000
13.332.080.289
94,23%
816.233.711
30.597.433.000
27.583.774.830
90,15%
3.013.658.170
18.739.887.000
17.306.504.889
92,35%
4.776.173.000
4.458.070.337
93,34%
318.102.663
13.963.714.000
12.848.434.552
92,01%
1.115.279.448
18.739.887.000
17.306.504.889
92,35%
4.776.173.000
4.458.070.337
93,34%
318.102.663
13.963.714.000
12.848.434.552
92,01%
1.115.279.448
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 24
BELANJA DAERAH Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi
NO
Anggaran Setelah Perubahan
2 33
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Komunikasi dan Informatika
34
Dinas Komunikasi dan Informasi URUSAN PILIHAN Pertanian
Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Rp
Kearsipan
BELANJA TIDAK LANGSUNG
Rp
%
Rp
BELANJA LANGSUNG
Realisasi
Rp
%
Sisa Anggran
Anggaran Setelah Perubahan
Rp
Rp
Realisasi
Rp
Sisa Anggran
%
Rp
3 11.978.281.000
4 10.896.329.288
5 90,97%
7 2.542.884.000
8 2.280.419.883
9 89,68%
10 = (7 - 8) 262.464.117
11 9.435.397.000
12 8.615.909.405
13 91,31%
14 = (11 - 12) 819.487.595
11.978.281.000
10.896.329.288
90,97%
2.542.884.000
2.280.419.883
89,68%
262.464.117
9.435.397.000
8.615.909.405
91,31%
819.487.595
33.021.192.000
30.714.096.249
93,01%
3.584.045.000
3.450.299.283
96,27%
133.745.717
29.437.147.000
27.263.796.966
92,62%
2.173.350.034
33.021.192.000
30.714.096.249
93,01%
3.584.045.000
3.450.299.283
96,27%
133.745.717
29.437.147.000
27.263.796.966
92,62%
2.173.350.034
191.710.761.000
169.639.785.752
88,49%
31.186.565.000
27.992.984.021
89,76%
3.193.580.979
160.524.196.000
141.646.801.731
88,24%
18.877.394.269
87.747.860.000
74.927.206.091
85,39%
20.663.887.000
18.463.290.233
89,35%
2.200.596.767
67.083.973.000
56.463.915.858
84,17%
10.620.057.142
35
Dinas Pertanian dan Kehutanan
44.988.100.000
37.411.701.517
83,16%
10.299.516.000
9.897.359.399
96,10%
402.156.601
34.688.584.000
27.514.342.118
79,32%
7.174.241.882
36
Dinas Peternakan dan Perikanan
42.759.760.000
37.515.504.574
87,74%
10.364.371.000
8.565.930.834
82,65%
1.798.440.166
32.395.389.000
28.949.573.740
89,36%
3.445.815.260
84.641.042.000
77.746.020.674
91,85%
5.471.951.000
5.198.950.301
95,01%
273.000.699
79.169.091.000
72.547.070.373
91,64%
6.622.020.627
84.641.042.000
77.746.020.674
91,85%
5.471.951.000
5.198.950.301
95,01%
273.000.699
79.169.091.000
72.547.070.373
91,64%
6.622.020.627
19.321.859.000
16.966.558.987
87,81%
5.050.727.000
4.330.743.487
85,74%
719.983.513
14.271.132.000
12.635.815.500
88,54%
1.635.316.500
19.321.859.000
16.966.558.987
87,81%
5.050.727.000
4.330.743.487
85,74%
719.983.513
14.271.132.000
12.635.815.500
88,54%
1.635.316.500
5.782.479.790.000
4.705.726.833.050
2.511.076.341.000
2.241.249.210.166
89,25%
269.827.130.834
3.271.403.449.000
2.464.477.622.884
75,33%
806.925.826.116
Energi dan Sumber Daya Mineral 37
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Pariwisata
38
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Jumlah
81,38%
Sumber : DPKBD tentang Laporan Realisasi Belanja OPD Tahun 2014 (Data per tanggal 31 Desember 2014)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 25
Pada tabel 3.10. dapat dilihat pula bahwa capaian realisasi Belanja Daerah berdasarkan Urusan Pemerintahan. Capaian realisasi belanja tertinggi dicapai oleh 1) Urusan Komunikasi dan Informatika yaitu sebesar 93,01%, 2) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebesar 92,35%, 3) Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral sebesar 91,85%, sementara capaian realisasi terendah pada 1) Urusan Pemuda dan Olahraga sebesar 37,73%, 2) Urusan Lingkungan Hidup sebesar 67,48%, 3) Urusan Perumahan yairu sebesar 73,20%. Capaian realisasi BTL tertinggi dicapai oleh 1) Urusan Kesehatan yaitu sebesar 97,49%, 2) Urusan Komunikasi dan Informatika sebesar 96,27%, 3) Urusan Pekerjaan Umum sebesar 95,03%, dan capaian realisasi terendah pada 1) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil yaitu sebesar 69,20% 2) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sebesar 77,40%, 3) Urusan Pemuda dan Olahraga yaitu sebesar 80,78%. Sementara untuk realisasi Belanja Langsung (BL), capaian realisasi BL tertinggi dicapai oleh 1) Urusan Pemberdayaan Perempuan yaitu sebesar 93,52%, 2) Urusan Komunikasi dan Informatika sebesar 92,62%, 3) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebesar 92,01%, dan capaian realisasi terendah pada 1) Urusan Pemuda dan Olahraga yaitu sebesar 36,73%, 2) Urusan Lingkungan Hidup sebesar 60,45%, 3) Urusan Pemerintahan Umum sebesar 67,41%. Apabila dicermati berdasarkan kontribusi terhadap realisasi keseluruhan, Urusan Wajib mencapai 81,14% dari total realisasi belanja sebesar Rp. 4.536.087.047.297,73 sementara
Urusan
Pilihan
sebesar
88,49%
dari
total
realisasi
belanja
sebesar
Rp.169.639.785.752,00.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 26
Tabel 3.11. Realisasi Belanja Berdasarkan Urusan Pemerintahan di Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2014 BELANJA DAERAH Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi
NO
2
I
URUSAN WAJIB
Anggaran Setelah Perubahan
BELANJA TIDAK LANGSUNG Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Realisasi
BELANJA LANGSUNG Sisa Anggran
Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Sisa Anggran
Rp
Rp
%
Rp
Rp
%
Rp
Rp
Rp
%
Rp
3
4
5
7
8
9
10 = (7 - 8)
11
12
13
14 = (11 - 12)
5.590.769.029.000
4.536.087.047.298
81,14%
2.479.889.776.000
2.213.256.226.145
89,25%
266.633.549.855
3.110.879.253.000
2.322.830.821.153
74,67%
788.048.431.847
1
Pendidikan
1.919.778.768.000
1.667.436.505.524
86,86%
1.329.667.419.000
1.235.638.230.342
92,93%
94.029.188.658
590.111.349.000
431.798.275.182
73,17%
158.313.073.818
2
Kesehatan
826.389.378.000
654.011.133.750
79,14%
142.096.401.000
138.531.216.152
97,49%
3.565.184.848
684.292.977.000
515.479.917.598
75,33%
168.813.059.402
3
Pekerjaan Umum
944.856.382.000
795.025.365.891
84,14%
33.951.221.000
32.264.807.575
95,03%
1.686.413.425
910.905.161.000
762.760.558.316
83,74%
148.144.602.684
4
Perumahan
51.224.424.000
37.495.119.952
73,20%
13.885.623.000
11.744.301.291
84,58%
2.141.321.709
37.338.801.000
25.750.818.661
68,97%
11.587.982.339
5
Penataan Ruang
14.699.629.000
11.480.057.039
78,10%
5.110.268.000
4.369.042.192
85,50%
741.225.808
9.589.361.000
7.111.014.847
74,16%
2.478.346.153
6
Perencanaan Pembangunan
34.891.843.000
28.186.805.412
80,78%
7.782.384.000
6.848.603.701
88,00%
933.780.299
27.109.459.000
21.338.201.711
78,71%
5.771.257.289
7
Perhubungan
58.064.292.000
46.085.583.139
79,37%
18.136.904.000
14.701.791.405
81,06%
3.435.112.595
39.927.388.000
31.383.791.734
78,60%
8.543.596.266
8
Lingkungan Hidup
19.862.551.000
13.403.004.551
67,48%
4.215.171.000
3.943.459.220
93,55%
271.711.780
15.647.380.000
9.459.545.331
60,45%
6.187.834.669
9
Kependudukan dan Catatan Sipil
24.448.405.000
20.204.730.316
82,64%
6.949.775.000
4.809.527.603
69,20%
2.140.247.397
17.498.630.000
15.395.202.713
87,98%
2.103.427.287
10
Pemberdayaan Perempuan
43.068.391.000
39.432.287.179
91,56%
17.519.768.000
15.539.039.186
88,69%
1.980.728.814
25.548.623.000
23.893.247.993
93,52%
1.655.375.007
11
Tenaga Kerja
26.665.574.000
23.219.724.909
87,08%
7.759.767.000
6.789.553.056
87,50%
970.213.944
18.905.807.000
16.430.171.853
86,91%
2.475.635.147
12
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
37.483.424.000
31.191.612.796
83,21%
8.786.613.000
6.801.211.393
77,40%
1.985.401.607
28.696.811.000
24.390.401.403
84,99%
4.306.409.597
13
Pemuda dan Olahraga
216.664.507.000
81.753.740.424
37,73%
4.933.366.000
3.985.405.987
80,78%
947.960.013
211.731.141.000
77.768.334.437
36,73%
133.962.806.563
13
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
46.063.673.000
41.595.492.690
90,30%
15.259.560.000
13.763.584.585
90,20%
1.495.975.415
30.804.113.000
27.831.908.105
90,35%
2.972.204.895
14
Pemerintahan Umum
1.218.122.681.000
945.733.098.181
77,64%
838.784.120.000
690.005.582.665
82,26%
148.778.537.335
379.338.561.000
255.727.515.516
67,41%
123.611.045.484
15
Ketahanan Pangan
44.745.747.000
40.915.855.119
91,44%
14.148.314.000
13.332.080.289
94,23%
816.233.711
30.597.433.000
27.583.774.830
90,15%
3.013.658.170
16
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
18.739.887.000
17.306.504.889
92,35%
4.776.173.000
4.458.070.337
93,34%
318.102.663
13.963.714.000
12.848.434.552
92,01%
1.115.279.448
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 27
BELANJA DAERAH Urusan Pemerintahan Daerah dan Organisasi
NO
2
Anggaran Setelah Perubahan
BELANJA TIDAK LANGSUNG Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Realisasi
BELANJA LANGSUNG Sisa Anggran
Anggaran Setelah Perubahan
Realisasi
Sisa Anggran
Rp
Rp
%
Rp
Rp
%
Rp
Rp
Rp
%
Rp
3
4
5
7
8
9
10 = (7 - 8)
11
12
13
14 = (11 - 12)
17
Kearsipan
11.978.281.000
10.896.329.288
90,97%
2.542.884.000
2.280.419.883
89,68%
262.464.117
9.435.397.000
8.615.909.405
91,31%
819.487.595
18
Komunikasi dan Informatika
33.021.192.000
30.714.096.249
93,01%
3.584.045.000
3.450.299.283
96,27%
133.745.717
29.437.147.000
27.263.796.966
92,62%
2.173.350.034
II
URUSAN PILIHAN
191.710.761.000
169.639.785.752
88,49%
31.186.565.000
27.992.984.021
89,76%
3.193.580.979
160.524.196.000
141.646.801.731
88,24%
18.877.394.269
1
Pertanian
87.747.860.000
74.927.206.091
85,39%
20.663.887.000
18.463.290.233
89,35%
2.200.596.767
67.083.973.000
56.463.915.858
84,17%
10.620.057.142
2
Energi dan Sumber Daya Mineral
84.641.042.000
77.746.020.674
91,85%
5.471.951.000
5.198.950.301
95,01%
273.000.699
79.169.091.000
72.547.070.373
91,64%
6.622.020.627
3
Pariwisata
19.321.859.000
16.966.558.987
87,81%
5.050.727.000
4.330.743.487
85,74%
719.983.513
14.271.132.000
12.635.815.500
88,54%
1.635.316.500
5.782.479.790.000
4.705.726.833.050
81,38%
2.511.076.341.000
2.241.249.210.166
89,25%
269.827.130.834
3.271.403.449.000
2.464.477.622.884
75,33%
806.925.826.116
Jumlah
Sumber : DPKBD tentang Laporan Realisasi Belanja OPD Tahun 2014 (Data per tanggal 31 Desember 2014)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 28
2. Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah Pembiayaan ditetapkan untuk menutup defisit yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh. Kebijakan Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Berdasarkan Permendagri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014, perkiraan pendapatan daerah yang terkait dengan penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : A. Penerimaan Pembiayaan 1)
Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2013 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2014 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran 2013.
2)
Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan.
3)
Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.
4)
Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang pinjaman daerah.
B. Pengeluaran Pembiayaan 1)
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis penyertaan modal/investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat penerima.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 30
2)
Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan daerah tentang Penyertaan Modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal pada tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal.
3)
Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal dimaksud, pemerintah daerah melakukan perubahan peraturan daerah tentang penyertaan modal tersebut.
4)
Pemerintah daerah dapat menambah modal yang disetor dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga BUMD dimaksud dapat lebih berkompetisi, tumbuh dan berkembang. Penambahan penyertaan modal dilengkapi dengan analisis investasi, khusus untuk BUMD sektor perbankan, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal dimaksud guna memenuhi Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagaimana dipersyaratkan oleh Bank Indonesia.
5)
Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM), pemerintah daerah dapat melakukan penyertaan modal kepada bank perkreditan rakyat milik pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan.
6)
Dalam rangka penguatan struktur permodalan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), bagian laba bersih PDAM yang layanannya belum mencapai 80% (delapan puluh persen) dari jumlah penduduk yang menjadi cakupan pelayanan PDAM harus diinvestasikan kembali untuk penambahan, peningkatan, perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum, baik fisik maupun non fisik serta peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan. Selain itu, pemerintah daerah dapat melakukan penambahan penyertaan modal guna meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat, agar percepatan pemenuhan target pelayanan air perpipaan di wilayah perkotaan sebanyak 80% (delapan puluh persen) dan wilayah pedesaan sebanyak 60% (enam puluh persen) sesuai target Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015 dapat segera tercapai.
7)
Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah daerah harus menetapkan terlebih dahulu peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur tujuan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 31
pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan. 8)
Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
C. Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan 1)
Pemerintah daerah menetapkan Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Anggaran 2014 bersaldo nihil.
2)
Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif, pemerintah daerah harus memanfaatkannya untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan.
3)
Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah daerah melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.
Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup: (1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA); (2) Pencairan dana cadangan; (3)
Penerimaan kembali dana
bergulir; (4) Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; (5) Penerimaan pinjaman daerah; (6) Penerimaan kembali pemberian pinjaman; serta (7) Penerimaan piutang daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan tahun 2014 adalah : Penganggaran (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2013 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun Anggaran 2014 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran 2013. Tahun 2014 tidak dianggarkan pencairan dana cadangan. Penerimaan
kembali
dana
bergulir
dianggarkan
dalam
APBD
pada
akun
pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis penerimaan kembali Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 32
investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang pinjaman daerah.
Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, mencakup : (1) Pembentukan dana cadangan; (2) Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; (3) Pembayaran pokok utang; serta (4) Pemberian bantuan kepada pemerintah kecamatan. Kebijakan pengeluaran pembiayaan tahun 2014 adalah : Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, dapat dianggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Penganggaran dana bergulir dalam APBD pada akun pembiayaan, kelompok pengeluaran pembiayaan daerah, jenis penyertaan modal/investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir dan rincian obyek dana bergulir kepada kelompok masyarakat penerima. Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan peraturan daerah tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan daerah penyertaan modal sebelum tahun 2014, tidak perlu diterbitkan peraturan daerah tersendiri sepanjang jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan daerah tentang penyertaan modal. Dalam hal pemerintah daerah akan menambah jumlah penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang penyertaan modal, pemerintah daerah melakukan perubahan peraturan daerah tentang penyertaan modal tersebut. Dalam rangka meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM), dapat dilakukan penyertaan modal kepada bank perkreditan rakyat milik pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam rangka penguatan struktur permodalan PDAM, bagian laba bersih PDAM yang layanannya belum mencapai 80 persen dari jumlah penduduk yang menjadi cakupan pelayanan PDAM harus diinvestasikan kembali untuk penambahan,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 33
peningkatan, perluasan prasarana dan sarana sistem penyediaan air minum, baik fisik maupun non fisik serta peningkatan kualitas dan pengembangan cakupan pelayanan. Selain itu, dapat dilakukan penambahan penyertaan modal guna meningkatkan kualitas, kuantitas, dan kapasitas pelayanan air minum kepada masyarakat, agar percepatan pemenuhan target pelayanan air perpipaan di wilayah perkotaan sebanyak 80 persen dan wilayah pedesaan sebanyak 60 persen sesuai target Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2015 dapat segera tercapai. Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21
Tahun 2011.
Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan Pemerintah Kabupaten Bogor akan melakukan pengendalian batas maksimal defisit APBD Tahun Anggaran 2014 dengan berpedoman pada penetapan batas maksimal defisit APBD yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan SILPA Tahun Berjalan positif, maka anggaran tersebut akan dimanfaatkan untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan. Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, Pemerintah Kabupaten Bogor
akan melakukan pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.
3. Rencana dan Realisasi Pembiayaan Daerah Defisit anggaran yang direncanakan pada Tahun Anggaran 2014, adalah sebesar Rp. 615.253.802.000,00, namun demikian sampai dengan 31 Desember 2013 justru terjadi surplus menjadi Rp. 625.659.930.039,00 karena terlampauinya target pendapatan daerah, efesiensi dari kegiatan, tidak terealisasinya sebagian anggaran yang direncanakan untuk belanja daerah serta ada kegiatan-kegiatan yang dianggarkan kembali di tahun 2014, sementara pada komponen pembiayaan dapat dijelaskan sebagai berikut : Pembiayaan Daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan, kondisi anggaran pembiayaan daerah dijelaskan sebagai berikut :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 34
a. Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan Daerah yang dianggarkan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya (SiLPA) sebesar Rp.652.855.128.000,00 dan terealisasi 100,00%. b. Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan yang direncanakan untuk 1) pembentukan dana cadangan sebesar Rp.0,00 terealisasi 0,00%, 2) Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah sebesar Rp.56.936.000.000,00 terealisasi 86,94%. Dengan adanya surplus, kondisi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan yang terealisasi
sesuai
rencana,
maka
terdapat
surplus
setelah
pembiayaan
sebesar
Rp.1.249.242.886.752,85 yang akan menjadi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA). Penjelasan jumlah SILPA diatas, akan disampaikan secara rinci dalam Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD Tahun Anggaran 2014 kepada DPRD
berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Tabel 3.12. Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2014 JUMLAH NO
U R A I A N
1
2
Anggaran Setelah Perubahan 3
Realisasi
%
SISA ANGGARAN
4
5
6=3-4
PEMBIAYAAN DAERAH
615.253.802.000
623.582.956.713
101,35%
(8.329.154.713)
Penerimaan Pembiayaan Daerah
672.189.802.000
673.082.956.713
100,13%
(893.154.713)
a
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
652.855.128.000
652.855.128.532
100,00%
(532)
b
Penerimaan Hasil Investasi Daerah
19.334.674.000
20.227.828.181
104,62%
(893.154.181)
a
Pengeluaran Pembiayaan Daerah Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
56.936.000.000 56.936.000.000
49.500.000.000 49.500.000.000
86,94% 86,94%
7.436.000.000 7.436.000.000
-
1.249.242.886.752
0,00%
(1.249.242.886.752)
1
2
SURPLUS / (DEFISIT) SETELAH PEMBIAYAAN
Sumber Data : DPKBD tentang realisasi Pembiayaan Daerah T.A. 2014 (per tanggal 31 Desember 2014)
Rekapitulasi secara ringkas mengenai kinerja keuangan daerah, yang meliputi Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan pada APBD Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2013 disajikan pada Tabel 3.13.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 35
Tabel 3.13. Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Bogor Tahun 2014 JUMLAH NO
U R A I A N
1
2
I 1
Anggaran Setelah Perubahan 3
Realisasi
%
SISA ANGGARAN
4
5
6=3-4
PENDAPATAN DAERAH
5.167.225.988.000
5.331.386.763.089
103,18%
(164.160.775.089)
Pendapatan Asli Daerah
1.481.027.789.000
1.666.229.999.426
112,50%
(185.202.210.426)
a
Hasil Pajak Daerah
979.488.814.000
1.131.780.173.644
115,55%
(152.291.359.644)
b
Hasil Retribusi Daerah
192.222.666.000
227.698.122.452
118,46%
(35.475.456.452)
c
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
15.109.074.000
15.109.074.955
100,00%
(955)
d
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
294.207.235.000
291.642.628.375
99,13%
2.564.606.625
2
Dana Perimbangan a
2.455.547.101.000
2.497.337.232.379
101,70%
(41.790.131.379)
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak
209.604.570.000
251.394.700.479
119,94%
(41.790.130.479)
Bagi Hasil Pajak
142.385.356.000
143.864.746.705
101,04%
(1.479.390.705)
67.219.214.000
107.529.953.774
159,97%
(40.310.739.774)
2.055.944.991.000
2.055.944.991.900
100,00%
(900)
189.997.540.000
189.997.540.000
100,00%
-
1.230.651.098.000
1.167.819.531.284
94,89%
62.831.566.716
503.824.000
4.475.000.000
888,21%
(3.971.176.000) 12.163.556.556
Bagi Hasil Bukan Pajak b
Dana Alokasi Umum
c
Dana Alokasi Khusus
3
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah a
Pendapatan Hibah
b
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
536.606.382.000
524.442.825.444
97,73%
c
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
469.126.565.000
469.126.565.000
100,00%
-
d
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
221.559.850.000
166.591.325.384
75,19%
54.968.524.616
e
Dana Bagi Hasil Retribusi dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
132.487.000
461.825.085
348,58%
(329.338.085)
f
Dana Alokasi Cukai hasil Tembakau
2.721.990.000
2.721.990.371
100,00%
(371)
II
BELANJA DAERAH
5.782.479.790.000
4.705.726.833.050
81,38%
1.076.752.956.950
1
BELANJA TIDAK LANGSUNG
2.511.076.341.000
2.241.249.210.166
89,25%
269.827.130.834
a
BELANJA PEGAWAI
1.943.103.707.000
1.791.719.987.995
92,21%
151.383.719.005
b
BELANJA HIBAH
130.686.700.000
95.681.309.260
73,21%
35.005.390.740
c
BELANJA BANTUAN SOSIAL
15.496.385.000
11.918.385.000
76,91%
3.578.000.000
d
BELANJA BAGI HASIL KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN PEMERINTAHAN DESA BELANJA TIDAK TERDUGA
97.632.832.000
95.016.229.936
97,32%
2.616.602.064
284.156.717.000
234.050.680.258
82,37%
50.106.036.742
40.000.000.000
12.862.617.717
32,16%
27.137.382.283
3.271.403.449.000
2.464.477.622.884
75,33%
806.925.826.116
385.784.157.000
337.502.295.900
87,48%
48.281.861.100
e
f 2
BELANJA LANGSUNG a
BELANJA PEGAWAI
b
BELANJA BARANG DAN JASA
1.266.236.150.000
1.030.979.149.381
81,42%
235.257.000.619
c
BELANJA MODAL
1.619.383.142.000
1.095.996.177.603
67,68%
523.386.964.397
(615.253.802.000)
625.659.930.039
SURPLUS / (DEFISIT)
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
-101,69%
(1.240.913.732.039)
III - 36
JUMLAH Anggaran Setelah Perubahan 3
Realisasi
%
SISA ANGGARAN
4
5
6=3-4
NO
U R A I A N
1
2
III
PEMBIAYAAN DAERAH
615.253.802.000
623.582.956.713
101,35%
(8.329.154.713)
1
Penerimaan Pembiayaan Daerah
672.189.802.000
673.082.956.713
100,13%
(893.154.713)
a
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
652.855.128.000
652.855.128.532
100,00%
(532)
b
Penerimaan Hasil Investasi Daerah
19.334.674.000
20.227.828.181
104,62%
(893.154.181)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah
56.936.000.000
49.500.000.000
86,94%
7.436.000.000
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
56.936.000.000
49.500.000.000
86,94%
7.436.000.000
-
1.249.242.886.752
0,00%
(1.249.242.886.752)
2 a
SURPLUS / (DEFISIT) SETELAH PEMBIAYAAN
Sumber Data : DPKBD tentang Realisasi APBD Kabupaten Bogor T.A. 2014 (per tanggal 31 Desember 2014)
Gambar 3.3 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Bogor Tahun 2014
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 37
2. Permasalahan dan Solusi Dalam pelaksanaan pengelolaan Belanja Daerah, terdapat beberapa permasalahan yaitu: a. Belanja Tidak Langsung 1) Tidak terealisasinya belanja pegawai dikarenakan dalam perencanaan penerimaan CPNS tahun 2014 gaji pokok yang diperhitungkan untuk 6 bulan ke depan terhitung dari bulan Juni-Desember 2014. Pada tahun berjalan gaji pokok PNS baru diangkat pada tahun 2014, selain itu masih adanya sisa anggaran tunjangan umum dan tunjangan fungsional sebagai akibat dari adanya dinamika jumlah pegawai yang disebabkan purna bhakti pada tahun 2014; 2) Tidak terealisasinya belanja hibah dan bantuan sosial sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dikarenakan tidak terpenuhinya kelengkapan administrasi pemohon hibah dan bantuan sosial sesuai dengan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 sehingga alokasi dana hibah dan bantuan sosial dikembalikan lagi ke kas daerah; 3) Realisasi belanja tidak terduga digunakan untuk kepentingan penanggulangan bencana alam dan pengembalian (restitusi) pajak daerah pada tahun bersangkutan, sehingga belanja tidak terduga hanya direalisasikan sesuai dengan kebutuhan pada tahun 2013. b. Belanja Langsung Belanja langsung tidak dapat terealisasi sebagaimana yang telah dianggarkan pada tahun 2014, pengaruh yang cukup siginifikan atas tidak terealisasinya belanja langsung disebabkan oleh : 1) Banyaknya pekerjaan yang tidak selesai di setiap SKPD dikarenakan gagal lelang ataupun tidak cukup waktu untuk penyelesaian pekerjaan, sehingga berdampak terhadap realisasi belanja modal yang tidak sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan; 2) Kegiatan-kegiatan yang didanai oleh Bantuan Provinsi tidak terealisasi sebagaimana yang telah dianggarkan pada tahun 2014 dikarenakan terdapat perbedaan dasar penentuan nilai pencairan dana kegiatan, Provinsi akan mencairkan dana sesuai dengan nilai yang tercantum dalam nilai kontrak kerja sehingga akan mempengaruhi capaian realisasi belanja modal pada belanja langsung. Berkenaan dengan permasalahan tersebut, solusi yang dilakukan antara lain : 1) Rencana alokasi anggaran belanja gaji pegawai pada Belanja Tidak Langsung diperhitungkan dan disesuaikan dengan kondisi riil pegawai di lingkup pemerintah Kabupaten Bogor serta meningkatkan sinkronisasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat terkait dengan penerimaan CPNS.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 38
2) Memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang mengajukan permohonan dana hibah dan bantuan sosial agar mematuhi tata tertib pengajuan hibah bantuan sosial sesuai dengan Permendagri Nomor 32 Tahun 2011 dan Peraturan Bupati Bogor Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah melalui media massa ataupun kegiatan tatap muka yang dilaksanakan oleh Bupati kepada masyarakat seperti Rebo Keliling dan Jumat Keliling. Kegiatan-kegiatan yang didanai dari DAK maupun Bantuan Provinsi yang tidak terselesaikan pada tahun anggaran 2013, anggaran kegiatannya dialokasikan kembali pada tahun 2014 dengan perhitungan yang disesuaikan dengan kondisi riil pencairan dana kegiatan tersebut.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 39
BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR
Urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor terdiri dari 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan meliputi 37 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), untuk melihat capaian kinerja program dari setiap urusan yang dilaksanakan oleh SKPD digunakan skala nilai peringkat kinerja sesuai dengan yang tercantum dalam tabel VII.C1 lampiran VII Permendagri 54 tahun 2010 yaitu : SKALA NILAI PERINGKAT KINERJA
NO
INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA
KRITERIA PENILAIAN REALISASI KINERJA
(1)
91% ≤ 100%
SANGAT TINGGI
(2)
76% ≤ 90%
TINGGI
(3)
66% ≤ 75%
SEDANG
(4)
51% ≤ 65%
RENDAH
(5)
≤ 50%
SANGAT RENDAH
Dalam penilaian kinerja tersebut, gradasi nilai (skala intensitas) kinerja suatu indikator dapat dimaknai sebagai berikut: (1)
Hasil Sangat Tinggi dan Tinggi Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi target dan berada diatas persyaratan minimal kelulusan penilaian kinerja.
(2)
Hasil Sedang Gradasi cukup menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian telah memenuhi persyaratan minimal.
(3)
Hasil Rendah dan Sangat Rendah Gradasi ini menunjukkan pencapaian/realisasi kinerja capaian belum memenuhi/masih dibawah persyaratan minimal pencapaian kinerja yang diharapkan.
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 40
A.
URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN 1.1
DINAS PENDAPATAN DAERAH 1. Program dan Kegiatan Pada Tahun Anggaran 2014, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor memberikan kontribusi terhadap pencapaian kebijakan prioritas pembangunan daerah yang kelima, yaitu Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan, kontribusi pencapaian kebijakan tersebut ditandai dengan capaian rata-rata Indikator Kinerja Kunci (IKK) sebesar 101,75 %, dengan predikat kinerja Sangat Tinggi. Uraian capaian kinerja indikator kinerja kunci tersebut sebagai berikut : 1) Jumlah dan macam pajak daerah serta retribusi daerah, dari rencana 10 pajak dan 16 retribusi, terealisasi 10 pajak daerah dan 16 retribusi atau 100%; 2) Optimalnya penerimaan pendapatan daerah dari rencana sebesar Rp. 5.167.225.988.100, terealisasi Rp. 5.348.269.477.936 atau 103,50 %. Capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) tersebut telah mencapai sasaran yaitu : meningkatnya pendapatan daerah. Pencapaian Indikator Kinerja Kunci diatas merupakan hasil kontribusi dari pelaksanaan 6 program dan 71 kegiatan, dengan uraian sebagai berikut : 1) Program peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah, dengan 31 kegiatan; 2) Program pelayanan administrasi perkantoran, dengan 17 kegiatan; 3) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dengan 11 kegiatan; 4) Program peningkatan disiplin aparatur, dengan 1 kegiatan; 5) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, dengan 3 kegiatan; 6) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, dengan 8 kegiatan; 2. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Realisasi pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor tahun anggaran 2014 menghasilkan rata-rata capaian Indikator Kinerja Output sebesar 91,37 %, termasuk dalam kategori predikat Sangat Tinggi, adapun realisasi keseluruhan anggaran sebesar Rp.26.089.642.859,- atau 70,87 %, dari total rencana anggaran sebesar Rp.36.812.454.000,-, uraian kegiatan beserta capaian indikator kinerja outputnya sebagai berikut : 1) Program peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah terdiri dari 31 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 41
1.1.
Kegiatan
intensifikasi
pendapatan
daerah,
dan
ekstensifikasi
dari
rencana
sumber-sumber
anggaran
sebesar
Rp.571.938.000,- terealisasi sebesar Rp.456.503.300,- atau 79,82 % dengan output dari rencana jumlah 3 dokumen terealisasi sebanyak 3 dokumen atau 100 %; 1.2.
Kegiatan penyusunan data dan perhitungan bagian desa dari hasil penerimaan pendapatan daerah, dari rencana anggaran sebesar
Rp.185.817.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.164.274.921 atau 88,41 %, dengan output dari rencana jumlah 2 dokumen terealisasi sebanyak 2 dokumen atau 100 %; 1.3.
Kegiatan penagihan pajak daerah, dari rencana anggaran sebesar Rp.532.462.000,- terealisasi sebesar Rp.500.433.200,atau 93,98 %, dengan output dari rencana jumlah penagihan sebesar
Rp.545.221.635.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.545.221.635.000,- atau 100 %; 1.4.
Kegiatan pemeriksaan dan pengendalian pajak daerah, dari rencana
anggaran
sebesar
Rp.622.404.000,-
terealisasi
sebesar Rp.566.314.596,- atau 90,99 %, dengan output dari rencana 2 dokumen terealisasi 2 dokumen atau 100 %; 1.5.
Kegiatan perhitungan dan penetapan pajak daerah, dari rencana
anggaran
sebesar
Rp.146.234.000,-
terealisasi
sebesar Rp.138.863.100,- atau 94,96 %, dengan output dari rencana 8 jenis pajak daerah terealisasi 8 jenis pajak daerah atau 100 %; 1.6.
Kegiatan pengolahan data penerimaan pendapatan daerah, dari rencana
anggaran
sebesar
Rp.330.840.000,-
terealisasi
sebesar Rp.311.495.769,- atau 94,15 %, dengan output dari rencana 3 dokumen terealisasi 3 dokumen atau 100 %; 1.7.
Kegiatan pelayanan dan pengadministasian benda berharga, dari rencana anggaran sebesar Rp.122.897.000,- terealisasi sebesar Rp.117.759.000,- atau 95,82 %, dengan output dari rencana 3 jenis pajak daerah dan 12 retribusi daerah yang dilayani terealisasi sebanyak 3 jenis pajak dan 12 retribusi daerah atau 100 %;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 42
1.8.
Kegiatan pendistribusian dan pengendalian SPPT PBB, dari rencana
anggaran
sebesar
Rp.848.806.000,-
terealisasi
sebesar Rp.627.656.500,- atau 73,95 %, dengan output dari rencana 1.700.000 SPPT PBB terealisasi 1.750.000 SPPT PBB atau 102,94 %; 1.9.
Kegiatan sosialisasi pendapatan daerah, dari rencana anggaran sebesar
Rp.1.291.280.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.915.411.150,- atau 70,89 %, dengan output dari rencana 4 jenis media terealisasi sebanyak 4 jenis media atau 100 %; 1.10.
Kegiatan pembinaan aparatur pelaksana pemungutan pajak daerah, dari rencana anggaran sebesar Rp.832.122.000,terealisasi sebesar Rp.613.094.442,-
atau 73,68 %, dengan
output dari rencana 100 orang peserta bimtek (4 angkatan), terealisasi sebanyak 100 orang (4 angkatan) atau 100 %; 1.11.
Kegiatan penyusunan produk hukum di bidang pajak daerah, dari rencana anggaran sebesar Rp.215.590.000,- terealisasi sebesar Rp.149.766.539,- atau 69,47 %, dengan output dari rencana 4 Raperbub, terealisasi 4 Raperbub atau 100 %;
1.12.
Kegiatan penagihan dan monitoring PBB, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.1.177.933.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.668.519.050,- atau 59,80 %, dengan output dari rencana sebesar Rp.195.000.000.000,-
tagihan PBB,
terealisasi
sejumlah Rp.222.541.805.478,- atau 114,12%; 1.13.
Kegiatan pelayanan validasi BPHTB, dari rencana anggaran sebesar Rp.729.562.000,- terealisasi sebesar Rp.661.009.317,atau 90,60 %, dengan output dari rencana 45.000 berkas validasi terealisasi sebanyak
47.523
berkas validasi atau
105,61 %; 1.14.
Kegiatan penelitian dan verifikasi SSPD BPHTB, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.527.554.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.306.757.738,- atau 58,15 %, dengan output dari rencana 45.000 SSPD BPHTB yang terealisasi sebanyak 47.523 berkas atau 105,61%;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 43
1.15.
Kegiatan evaluasi dan pengendalian BPHTB, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.477.533.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.398.600.475,- atau 83,47 %, dengan output dari rencana 12 jenis
laporan
dan
penerimaan
BPHTB
sebesar
Rp
310.000.000.000, terealisasi sebanyak 12 jenis laporan dan penerimaan BPHTB sebesar Rp 408.367.255.804,- atau 110,58 %; 1.16.
Kegiatan penagihan dan pengadministrasian dana transfer, dari rencana
anggaran
sebesar
Rp.630.000.000,-
terealisasi
sebesar Rp.348.528.092,- atau 55,32 %, dengan output dari rencana sebesar Rp. 3.686.198.199,000- terealisasi sejumlah Rp. 3.665.206.602.823,- atau 99,43 %; 1.17.
Kegiatan pendaftaran wajib pajak daerah, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.275.106.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.246.851.720,- atau 89,73 %, dengan output dari rencana pendaftaran 8 jenis pajak daerah terealisasi sebanyak 8 jenis pajak daerah atau 100 %; 1.18.
Kegiatan pendataan wajib pajak daerah, dari rencana anggaran sebesar Rp.491.744.000,- terealisasi sebesar Rp.462.320.900,atau 94,02%, dengan output dari rencana pendataan 8 jenis pajak daerah terealisasi sebanyak 8 jenis pajak daerah atau 100 %;
1.19.
Kegiatan penerbitan dan pendistribusian dokumen ketetapan pajak daerah, dari rencana anggaran sebesar Rp.382.232.000,terealisasi sebesar Rp.370.157.650,-
atau 96,59 %, dengan
output dari rencana 8 ketetapan 8 jenis pajak daerah terealisasi sebanyak 8 jenis pajak daerah atau 100 %; 1.20.
Kegiatan penyusunan target penerimaan pendapatan daerah, dari rencana anggaran sebesar Rp.299.561.000,- terealisasi sebesar Rp.248.956.000,- atau 83,11 %, dengan output dari rencana 3 dokumen terealisasi sebanyak 3 dokumen atau 100 %;
1.21.
Kegiatan analisa zona nilai tanah, dari rencana anggaran sebesar Rp.867.795.000,- terealisasi sebesar Rp.527.215.239,-
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 44
atau 60,75 %, dengan output dari rencana 9 kecamatan terealisasi 9 kecamatan atau 100 %; 1.22.
Kegiatan up dating data PBB, dari rencana anggaran sebesar Rp.943.200.000,- terealisasi sebesar Rp. 926.746.450,- atau 98,26 %, dengan output dari rencana 434 Desa/Kelurahan terealisasi sebanyak 434 Desa/Kelurahan atau 100 %;
1.23.
Kegiatan pendataan objek pajak PBB, dari rencana anggaran sebesar Rp.841.672.000,- terealisasi sebesar Rp.800.171.272,atau 95,07%, dengan output dari rencana 40 kecamatan terealisasi sebanyak 40 kecamatan atau 100 %;
1.24.
Kegiatan pengolahan data BPHTB dan Teknologi Informasi, dari rencana anggaran sebesar Rp.198,622000,- terealisasi sebesar Rp.182.535.550,- atau 91,90 %, dengan output dari rencana 45.000 berkas validasi terealisasi sebanyak 47,523 berkas validasi atau 100%;
1.25.
Kegiatan penerapan sistem pelaporan on line pajak hotel dan restoran, dari rencana anggaran sebesar Rp.2.850.876.000,terealisasi sebesar Rp.401.200.000,- atau 14,07 %, dengan output dari rencana 200 titik dan 1 sistem terealisasi sebanyak 175 titik dan 1 sistem atau 93,75 %;
1.26.
Kegiatan
penanganan
keberatan,
pengurangan
dan
kompensasi, dari rencana anggaran sebesar Rp.378.877.000,terealisasi sebesar Rp.323.038.600,- atau 85,26 %, dengan output dari 275 pemohon terealisasi sebanyak 683 pemohon (keberatan
120
pemohon,
pengurangan
94
pemohon,
pembetulan 294 pemohon, restitusi dan kompensasi 34 pemohon dan pembatalan perorangan serta kolektif 141 pemohon), atau 248,36 %; 1.27.
Kegiatan verifikasi data objek PBB, dari rencana anggaran sebesar Rp.299.408.195,- terealisasi sebesar Rp.150.345.000,atau 50,21%, dengan output dari rencana 40 kecamatan terealisasi sebanyak 40 kecamatan atau 100 %;
1.28.
Kegiatan
penilaian
PBB
pada
sektor
telekomunikasi
(Tower/BTS), dari rencana anggaran sebesar Rp.827.997.000,Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 45
terealisasi sebesar Rp.620.428.319,- atau 74,93 %, dengan output dari rencana 1 dokumen
terealisasi sebanyak 1
dokumen atau 100 %; 1.29.
Kegiatan pengelolaan teknologi informasi PBB, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.646.000.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.440.181.350,- atau 68,14%, dengan output dari rencana 1 sistem terealisasi sebanyak 1 sistem atau 100 %; 1.30.
Kegiatan integrasi sistem aplikasi pendapatan daerah, dari rencana anggaran sebesar Rp.450.000.000,- tidak terealisasi,atau 0 %, dengan output dari rencana 1 sistem, tidak terealisasi, atau 0 %;
1.31.
Kegiatan penerapan ISO pelayanan pajak daerah, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.176,544.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.146.013.500,- atau 82,71 %, dengan output dari rencana 1 dokumen terealisasi sebanyak 1 dokumen atau 100 %; 2) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran terdiri dari 17 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 2.1.
Kegiatan jasa surat menyurat, dari rencana anggaran sebesar Rp.16.830.000,- terealisasi sebesar Rp.16.830.000,- atau 100 %, dengan output dari rencana pengadaan materai Rp 6.000 sebanyak 3.000 lembar dan Materai Rp 3.000 sebanyak 3.000 lembar, terealisasi materai Rp 6.000 sebanyak 3.000 lembar dan Materai Rp 3000 sebanyak 3.000 lembar atau 100 %;
2.2.
Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, dari rencana anggaran sebesar Rp.1.752.848.000,terealisasi sebesar Rp.1.292.181.177,- atau 73,72%, dengan output dari rencana 4 jenis (Jaringan Listrik, Jaringan Telepon, air dan Jaringan Internet), terealisasi 4 jenis atau 100 %;
2.3.
Kegiatan
penyediaan
jasa
pemeliharaan
dan
perizinan
kendaraan, dari rencana anggaran sebesar Rp.96.600.000,terealisasi sebesar Rp.41.156.200,- atau 42,60 %, dengan output dari rencana perpanjangan STNK 38 unit kendaraan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 46
roda 4 dan 103 unit kendaraan roda 2 terealisasi 38 unit kendaraan roda 4 dan 103 unit kendaraan roda 2 atau 100 %; 2.4.
Kegiatan penyediaan jasa kebersihan kantor, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.358.064.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.330.347.280,- atau 92,96 %, dengan output dari rencana 14 orang penyediaan jasa kebersihan kantor terealisasi 14 orang penyediaan jasa kebersihan kantor atau 100 %; 2.5.
Kegiatan penyediaan alat tulis kantor, dari rencana anggaran sebesar Rp.400.000.000,- terealisasi sebesar Rp.299.551.340,atau 74,89 %, dengan output dari rencana 48 jenis penyediaan alat tulis kantor terealisasi 48 jenis penyediaan alat tulis kantor atau 100 %;
2.6.
Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan, dari rencana
anggaran
sebesar
Rp.142.990.000,-
terealisasi
sebesar Rp.114.305.900,- atau 79,94 %, dengan output dari rencana 35 jenis cetakan dan 200.000 lembar penggandaan terealisasi 35 jenis cetakan dan 200.000 lembar penggandaan atau 100 %; 2.7.
Kegiatan penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan
kantor,
dari
rencana
anggaran
sebesar
Rp.53.014.000,- terealisasi sebesar Rp.50.301.410 atau 94,88 %, dengan output dari rencana penggunaan selama 12 bulan dengan 11 jenis komponen terealisasi selama 12 bulan dengan 12 jenis komponen atau 100 %; 2.8.
Kegiatan penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan, dari rencana anggaran sebesar Rp.197.490.000,terealisasi sebesar Rp.192.230.800,- atau 97,34%, dengan output dari rencana 3 buku peraturan perundang-undangan dan 10 jenis koran dan majalah terealisasi 3 buku peraturan perundang-undangan dan 10 jenis koran dan majalah atau 100 %;
2.9.
Kegiatan penyediaan Bahan Logistik Kantor, dari rencana anggaran
sebesar
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
Rp.
22.517.000,-
terealisasi
sebesar
III - 47
Rp.16.664.000,- atau 74,01 %, dengan output dari rencana 10 tabung terealisasi 10 tabung atau 100 %; 2.10.
Kegiatan penyediaan makanan dan minuman, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.770.500.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.706.840.000,- atau 91,74 %, dengan output dari rencana 12 bulan terealisasi 12 bulan atau 100 %; 2.11.
Kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam dan luar daerah, dari rencana anggaran sebesar Rp.957.630.000,terealisasi sebesar Rp.892.450.084,- atau 93,19 %, dengan output dari rencana 12 bulan terealisasi 12 bulan atau 100 %;
2.12.
Kegiatan
penyediaan
jasa
tenaga
pendukung
administrasi/teknis perkantoran, dari rencana anggaran sebesar Rp.194.500.000,- terealisasi sebesar Rp.94.250.000,- atau 48,46%, dengan output dari rencana 12 bulan dengan jumlah tenaga kontrak 8 orang dan pengelola kearsipan 3 orang terealisasi 12 bulan dengan jumlah tenaga kontrak 8 orang dan pengelola kearsipan 3 orang atau 100 %; 2.13.
Kegiatan pelayanan dokumentasi dan arsip SKPD, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.166.260.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.158.344.600,- atau 95,24 %, dengan output dari rencana 1 tahun terealisasi 1 tahun atau 100 %; 2.14.
Kegiatan penyediaan pelayanan administrasi barang, dari rencana anggaran sebesar Rp.28.509.000,- terealisasi sebesar Rp.20.208.750,- atau 70,89 %, dengan output dari rencana 4 jenis ATK, 12 buku laporan dan 25.000 lembar penggandaan terealisasi 4 jenis ATK, 12 buku laporan dan 25.000 lembar penggandaan atau 100 %;
2.15.
Kegiatan penyediaan sewa tempat, dari rencana anggaran sebesar Rp.750.000.000,- terealisasi sebesar Rp.600.000.000,atau 80,00%, dengan output dari rencana 20 gedung terealisasi 20 gedung atau 100%;
2.16.
Kegiatan penyediaan pengelolaan administrasi kepegawaian, dari rencana anggaran sebesar Rp.95.486.000,- terealisasi
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 48
sebesar Rp.88.596.303,- atau 92,78 %, dengan output dari rencana 5 dokumen terealisasi 5 dokumen atau 100 %; 2.17.
Kegiatan pengamanan sarana dan prasarana perkantoran, dari rencana
anggaran
sebesar
Rp.981.000.000,-
terealisasi
sebesar Rp.782.775.000,- atau 79,79 %, dengan output dari rencana 12 orang di kantor pusat dan 40 orang di UPT terealisasi 12 orang di kantor pusat dan 40 orang di UPT atau 100 %. 3) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, terdiri dari 11 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 3.1.
Kegiatan pengadaan kendaraan dinas/operasional, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.1.206.250.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.1.125.350,000,- atau 93,29 %, dengan output dari rencana 6 unit kendaraan roda 4 terealisasi 6 Unit kendaraan oda 4 atau 100 %; 3.2.
Kegiatan pengadaan peralatan kantor, dari rencana anggaran sebesar
Rp.1.395.188.800,-
terealisasi
sebesar
Rp.1.119.939,320,- atau 80,27 %, dengan output dari rencana 7 jenis peralatan kantor terealisasi sebanyak 7 jenis peralatan kantor atau 100 %; 3.3.
Kegiatan
pengadaan
anggaran
sebesar
perlengkapan
kantor,
Rp.2.374.118.000,-
dari
rencana
terealisasi
sebesar
Rp.1.558.401.200,- atau 65,64 %, dengan output dari rencana pengadaan 8 jenis perlengkapan kantor terealisasi sebanyak 8 jenis perlengkapan kantor atau 100 %; 3.4.
Kegiatan
pengadaan
telekomunikasi,
instalasi
dari
jaringan
rencana
listrik
anggaran
dan
sebesar
Rp.290.000.000,- terealisasi sebesar Rp.97.000.000,-
atau
33,45 %, dengan output dari rencana 1 jaringan listrik dan telekomunikasi terealisasi 1 jaringan atau 100 %; 3.5.
Pemeliharaan anggaran
rutin/berkala
sebesar
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
gedung
Rp.357.153.000,-
kantor,
dari
rencana
terealisasi
sebesar
III - 49
Rp.160.079.000,- atau 44,82 %, dengan output dari rencana 4 jenis terealisasi 3 jenis atau 75%; 3.6.
Kegiatan
pemeliharaan
dinas/operasional,
dari
rutin/berkala
rencana
anggaran
kendaraan sebesar
Rp.529.525.000,- terealisasi sebesar Rp.273.395.640,- atau 51,63 %, dengan output dari rencana 106 unit kendaraan 2 dan 39 unit kendaraan 4 terealisasi 88kendaraan roda24 dan 39 kendaraan roda 4 atau 91,51 %; 3.7.
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor, dari rencana anggaran sebesar Rp.333.348.000,- terealisasi sebesar Rp.243.628.600,- atau 73,09 %, dengan output dari rencana 4 jenis terealisasi 4 jenis atau 100 %;
3.8.
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala taman halaman kantor, dari rencana anggaran sebesar Rp.302.945.005,- terealisasi sebesar Rp.81.975.000 atau 27,06 % dengan output dari rencana pemeliharaan taman/halaman kantor seluas 353 m2 terealisasi pemeliharaan taman/halaman kantor seluas 353 m2 atau 100 %;
3.9.
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala instalasi jaringan listrik dan komunikasi, dari rencana anggaran sebesar Rp.85.000.000,kegiatan tersebut tidak terealisasi, dengan output dari rencana 1 jaringan, tidak terealisasi atau 0 %;
3.10.
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala jaringan komputerisasi, dari rencana anggaran sebesar Rp.2.274.427.000,- terealisasi sebesar Rp.1.709.613.076,- atau 75.17%, dengan output dari rencana 32 jaringan internet terealisasi 32 jaringan atau 100%.
3.11.
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala bangunan menara/media sosialisasi, dari rencana anggaran sebesar Rp.41.509.000,kegiatan tersebut tidak terealisasi, dengan output dari rencana 1 bangunan menara tidak terealisasi atau 0 %.
4) Program peningkatan disiplin aparatur terdiri dari 1 kegiatan dengan perincian sebagai berikut :
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 50
4.1.
Kegiatan pakaian dinas beserta perlengkapannya, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.60.600.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.52.244.000,- atau 86,21%, dengan output dari rencana 261 orang terealisasi 261 orang atau 100 %; 5) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur terdiri dari 3 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 5.1.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan formal,
dari rencana
anggaran sebesar Rp.64.000.000,- kegiatan tersebut tidak terealisasi atau 0 %; 5.2.
Kegiatan pembinaan mental dan rohani bagi aparatur, dari rencana
anggaran
sebesar
sebesar Rp.86.505.000,-
Rp.123.560.000,-
terealisasi
atau 70,01 %, dengan output dari
rencana 125 orang (24 kali) terealisasi 125 orang (24 kali) atau 100 %; 5.3.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan non formal, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.518.000.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.372.400.000,- atau 71,89 %, dengan output dari rencana 261 orang (6 kali) untuk sinergitas dan 125 orang (27 kali) untuk senam terealisasi 261 orang (6 kali) untuk sinergitas dan 125 orang (27 kali) untuk senam atau 100 %; 6) Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan terdiri dari 8 kegiatan dengan perincian sebagai berikut : 6.1.
Kegiatan penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD, dari rencana anggaran sebesar Rp.70.000.000,- terealisasi sebesar Rp.67.682.950,- atau 96,69 %, dengan output dari rencana 2 dokumen
terealisasi
sebanyak 2 dokumen atau 100 %; 6.2.
Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan semesteran, dari rencana anggaran sebesar Rp.11.683.000,- terealisasi sebesar Rp.11.682.780,-
atau 100 %, dengan output dari rencana 2
dokumen terealisasi sebanyak 2 dokumen atau 100 %;
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 51
6.3.
Kegiatan penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun, dari rencana anggaran sebesar Rp.11.583.000,- terealisasi sebesar Rp.11.582.610,-
atau 100 %, dengan output dari rencana 1
dokumen terealisasi sebanyak 1 dokumen atau 100 %; 6.4.
Kegiatan penyusunan perencanaan anggaran, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.234.000.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.207.205.300,- atau 88,55 %, dengan output dari rencana 65 dokumen DPA SKPD Tahun 2014, 65 dokumen DPPA SKPD tahun 2015 dan 65 Dokumen Pra RKA dan RKA SKPD Tahun 2015 terealisasi 65 dokumen DPA SKPD Tahun 2014, 65 dokumen DPPA SKPD tahun 2015 dan 65 Dokumen Pra RKA dan RKA SKPD Tahun 2015 atau 100 %; 6.5.
Kegiatan penatausahaan keuangan SKPD, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.158.320.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.152.646.000,- atau 96,42 %, dengan output dari rencana 24 dokumen terealisasi sebanyak 24 dokumen atau 100 %; 6.6.
Kegiatan penyusunan renstra dan renja SKPD, dari rencana anggaran
sebesar
Rp.70.000.000,-
terealisasi
sebesar
Rp.68.380.600,- atau 97,69 %, dengan output dari rencana 3 dokumen terealisasi 3 dokumen atau 100 %; 6.7.
Kegiatan monitoring, evaluasi, dan pelaporan SKPD, dari rencana anggaran sebesar Rp.60.000.000,- terealisasi sebesar Rp.58.350.200,- atau 97,25 %, dengan output dari rencana 12 dokumen terealisasi sebanyak 12 dokumen atau 100 %;
6.8.
Kegiatan publikasi kinerja SKPD, dari rencana anggaran sebesar Rp.143.400.000,- terealisasi sebesar Rp.143.400.000,atau 100 %, dengan output dari rencana 5 media massa, 3 kali terbit terealisasi 5 media massa, 3 kali terbit atau 100 %.
3. Prestasi dan Keberhasilan Prestasi yang diraih selama tahun 2014, sebagai berikut : 1)
Memperoleh Sertifikat ISO 9001 : 2008 BIdang Pelayanan Pajak Hotel dan Restoran Tahun 2014
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 52
Sedangkan keber hasilan yang dilaksanakan pada tahun 2014 sebagai berikut : 1)
Meningkatnya penerimaan pendapatan daerah Kabupaten Bogor yang melebihi target yaitu dari rencana sebesar Rp. 5.167.225.988.100, terealisasi Rp. 5.348.269.477.936 atau 103,50 %;
2)
Serapan anggaran belanja langsung yang efektif, efisien dan tepat sasaran, yaitu realisasi anggaran sebesar Rp.26.089.642.859,- atau 70,87%, dari rencana sebesar Rp.36.812.454.000.
4. Permasalahan dan Solusi 1)
Kegiatan
integrasi
dilaksanakan
sistem
karena
aplikasi
terdapat
pendapatan
beberapa
daerah
tidak
pada
Dinas
aplikasi
Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor yang secara bersamaan akan dibuat pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2014, sehingga apabila kegiatan ini dilaksanakan, dikhawatirkan hasilnya tidak optimal; 2)
Kegiatan penerapan sistem pelaporan on line pajak hotel dan restoran tidak dilaksanakan secara optimal karena banyak wajib pajak daerah yang keberatan dipasang pada saat akhir tahun/Bulan Desember 2014 karena bertepatan dengan peak season (musim libur sekolah, natal dan tahun baru), sehingga wajib pajak meminta diundur pemasangannya pada awal tahun 2015;
3)
Kegiatan pemeliharaan rutin/berkala instalasi jaringan listrik dan komunikasi, kegiatan pendidikan dan pelatihan formal dan kegiatan pemeliharaan rutin/berkala bangunan menara/media sosialisasi tidak dilaksanakan karena efisiensi anggaran;
Sedangkan langkah-langkah yang diupayakan untuk mengatasi permasalahan, yaitu : 1)
Kegiatan integrasi sistem aplikasi pendapatan daerah dan kegiatan penerapan sistem pelaporan on line pajak hotel dan restoran dianggarkan kembali pada APBD Tahun Anggaran 2015.
Cibinong,
Januari 2015
KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
Dedi Ade Bachtiar Pembina Tingkat I NIP : 196201221985031004
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Bogor Tahun Anggaran 2014
III - 53