BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A.
PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH 1. Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD pada dasarnya
merupakan
perkiraan
penerimaan
daerah
tahun
bersangkutan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan yang ada. Pendapatan daerah yang diperoleh melalui sumber-sumber pendapatan yang ada memiliki posisi yang sangat penting bagi kesinambungan hidup dan kemandirian di suatu daerah, mengingat pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pem-bangunan dan kemasyarakatan di suatu daerah, diperoleh dari hasil pengelolaan sumber pendapatan daerah. Sesuai dengan kondisi faktual yang ada, Kabupaten Pekalongan masih bertumpu pada pendapatan daerah yang bersumber dari luar PAD, terutama dana perimbangan baik Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Hal tersebut mengindikasikan bahwa kontribusi sumber pendapatan asli daerah dalam pembiayaan daerah masih sangat kecil dibandingkan dengan pendapatan daerah yang bersumber dari pemerintah pusat. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pekalongan melakukan
upaya
khususnya
yang
optimalisasi berasal
dari
pengelolaan
pendapatan
PAD,
dengan
yaitu
daerah
melakukan
intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah. Upaya ini dilakukan melalui
penyederhanaan
sistem
dan
prosedur
administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah. Selain itu dilakukan pula upaya penegakan hukum dalam rangka meningkatkan ketaatan wajib pajak dan wajib retribusi daerah serta meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah.
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Sebagai
upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD),
dilaksanakan dengan semakin diintensifkannya pemungutan pajak dan retribusi yang ada, serta ekstensifikasi atas jenis pajak dan retribusi baru,
namun
diupayakan
tidak
menimbulkan
kontraksi
pada
perekonomian daerah maupun pelayanan kepada masyarakat. Selain itu,
upaya
peningkatan
PAD
dilakukan
dengan
upaya-upaya
penyehatan dan peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai sumber pendapatan daerah, serta
menjalin kerja
sama dengan mitra usaha dalam pengembangan potensi daerah. PAD yang bersumber dari pajak dan retribusi daerah, selain dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi juga perlu dilakukan kaji ulang
terhadap
dasar
pengenaan
pajak/retribusi
daerah
dan
mekanisme pemungutan serta mekanisme pengawasannya. Dalam rangka perumusan
kebijakan umum APBD perlu
memperhatikan asas umum pengelolaan keuangan daerah dan asas umum
APBD. Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah,
sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
adalah
sebagai berikut : a. Keuangan
daerah
dikelola
secara
tertib, taat pada peraturan
perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat ; b. Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. Asas Umum APBD, sesuai
dengan yang
ditetapkan dalam
Pasal 16 sampai dengan Pasal 19 Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan
Daerah disebutkan
bahwa :
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
43
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
a. APBD
disusun
sesuai
dengan
kebutuhan
penyelenggaraan
pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah ; b. Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan bernegara ; c. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi ; serta d. APBD, Perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. Sedang pada Pasal 17 disebutkan pula bahwa : a. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah baik dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa dianggarkan dalam APBD ; b. Jumlah pendapatan yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan ; c. Seluruh pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD ; serta d. Pendapatan
daerah
yang
dianggarkan
dalam
APBD
harus
berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Pada Pasal 18 disebutkan bahwa : a. Dalam
menyusun
APBD,
penganggaran
pengeluaran
harus
didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan b. Penganggaran untuk setiap pengeluaran APBD harus didukung dengan dasar hukum yang melandasinya. Sedangkan pada Pasal 19 disebutkan bahwa tahun anggaran APBD meliputi masa 1 (satu) tahun mulai
tanggal
1 Januari
sampai dengan 31 Desember.
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
44
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Anggaran pendapatan daerah disusun sebagai kesatuan sistem komprehensif dan tersusun atas dasar potensi yang dikelola oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai unit penghasil pendapatan daerah. Pendapatan daerah Kabupaten Pekalongan diupayakan akan ada kenaikan setiap tahun. Pendapatan Daerah adalah semua penerimaan uang melalui kas umum daerah yang menjadi hak pemerintah daerah dalam 1 tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah. Seluruh pendapatan daerah dianggarkan secara bruto, hal ini mempunyai makna bahwa jumlah pendapatan yang dianggarkan tidak boleh dikurangi dengan belanja yang dipergunakan dalam rangka menghasilkan pendapatan tersebut dan/atau dikurangi dengan bagian pemerintah pusat/daerah lain dalam rangka bagi hasil. Pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah. Pendapatan asli daerah terdiri dari pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dana alokasi khusus. Lain-lain pendapatan yang sah terdiri dari hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus serta bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Kebijakan alokasi penganggaran dalam rangka mewujudkan pembangunan Kabupaten Pekalongan secara umum ditujukan dalam rangka memecahkan permasalahan penting (important) dan mendesak (urgent) yang dapat menjadi sektor/bidang pengungkit (leverage
sector) dan mengarah pada ektor/bidang pendorong utama (prime move) pembangunan guna tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas, serta penciptaan lapangan kerja yang memadai. Dengan tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
45
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
pendidikan;
kesehatan
dan
perumahan
pemukiman
serta
penanggulangan kemiskinan. Adapun kebijakan perencanaan pendapatan daerah adalah sebagai berikut : a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut UndangUndang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat d an Daerah. Sumber Pendapatan Asli
Daerah adalah : -
Pajak Daerah;
-
Retribusi Daerah;
-
Hasil Perusahaan Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan;
-
Lain-lain PAD yang sah. Kebijakan
perencanaan
PAD
yaitu
dengan
penggalian
sumber-sumber pendapatan pada sektor pajak dan retribusi Daerah terus
ditingkatkan,
baik
dengan
jalan
intensifikasi
maupun
ekstensifikasi secara selektif dan tidak berpotensi menghambat akselerasi perkembangan aktivitas ekonomi masyarakat. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pekalongan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Namun demikian proporsinya masih relatif kecil bila dibandingkan dengan APBD secara keseluruhan. Untuk itu perencanaan ke depan harus diusahakan tetap semakin meningkat, sehingga prosentasenya terhadap APBD akan semakin besar. Dalam upaya peningkatan pendapatan hendaknya agar tidak menetapkan kebijakan yang memberatkan dunia usaha dan masyarakat
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
46
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
b. Dana Perimbangan Pendanaan merupakan
pembangunan
bagian
yang
tidak
melalui
Dana
terpisahkan
Perimbangan
dari
pendanaan
pembangunan secara nasional. Sehubungan dengan itu kebijakan pendanaan
perimbangan
tetap
diarahkan
untuk
mendukung
program / kegiatan prioritas nasional dan menjaga konsistensi dan keberlanjutan pelaksanaan desentralisasi fiskal guna menunjang penyelenggaraan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Mengingat
Dana
Perimbangan
adalah
kewenangan
Pemerintah Pusat, maka sebagaimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 45 Tahun 2007 dapat disampaikan penjelasan bahwa Dana Perimbangan menurut Undang-Undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat
dan
Pemerintah
Daerah,
dan
Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah
dalam
rangka
pelaksanaan
desentralisasi.
Dana
perimbangan yang terdiri dari dana bagi hasil (DBH), dan alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK), merupakan pendanaan pelaksanaan desentralisasi yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena masing-masing jenis dana perimbangan tersebut saling mengisi dan melengkapi. Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka presentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi.
Langkah-langkah
untuk
penyempurnaan proses penghitungan, penetapan alokasi dan ketepatan waktu penyaluran DBH akan tetap dilanjutkan, antara
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
47
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
lain melalui peningkatan koordinasi dan akurasi data sesuai dengan peraturan yang berlaku, dalam rangka mempercepat penyelesaian dokumen transfer yang diperlukan untuk penyaluran DBH ke Daerah dan meningkatkan efektivitas penggunaannya. Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana yang bersumber dari
pendapatan
APBN
yang
dialokasikan
dengan
tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Jumlah keseluruhan DAU setiap tahun ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, yaitu sekurang-kurannya 26 persen dari pendapatan dalam negeri netto yang ditetapkan dalam APBN dengan terus meningkatkan akurasi data dasar perhitungan DAU yang bersumber dari instansi yang berwenang. Dana
Alokasi
Khusus
(DAK)
merupakan
dana
yang
bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu pendanaan kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program prioritas nasional yang merupakan urusan daerah. Dengan mempertimbangkan kebutuhan anggaran untuk membiayai prioritas-prioritas pembangunan nasional, maka alokasi DAK diestimasikan meningkat dari tahun ke tahun dan tetap disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. Secara umum, arah kebijakan pengalokasian DAK adalah sebagai berikut : 1)
Diprioritaskan
untuk
membantu
daerah-daerah
dengan
kemampuan fiskal rendah atau di bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah menjadi urusan daerah. Selain itu, alokasi juga dapat diberikan kepada seluruh daerah yang menurut peraturan perundangundangan yang berlaku memiliki status sebagai daerah otonomi khusus.
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
48
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
2)
Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, daerah perbatasan darat dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah rawan banjir dan longsor, serta daerah yang termasuk kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata.
3)
Mendorong peningkatan produktivitas, perluasan kesempatan kerja, dan diversifikasi ekonomi terutama di perdesaan, melalui kegiatan khusus di bidang pertanian, perikanan dan kelautan, serta infrastruktur.
4)
Meningkatna akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar dan prasarana dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan, kesehatan dan kependudukan, serta infrastruktur.
5)
Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup, serta mencegah kerusakan , lingkungan hidup, dan mengurangi resiko bencana melalui kegiatan khusus di bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
6)
Mempercepat penyediaan serta meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana daasr dalam satu kesatuan sistem yang terpadu melalui kegiatan khusus di bidang infrastruktur.
7)
Mendukung penyediaan prasarana pemerintah di daerah yang terkena dampak pemekaran pemerintah kabupaten/kota dan provinsi maupun daerah-daerah lain yang sudah tidak layak melalui kegiatan khusus di bidang prasarana pemerintah.
8)
Meningkatkan keterpaduan dan sinkornisasi kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan yang didanai dari anggaran kementrian/lembaga dan kegiatan yang didanai dari APBD.
9)
Mengalihkan secara bertahap dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang digunakan untuk mendanai kegiatankegiatan yang telah menjadi urusan daerah ke DAK, setelah
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
49
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 10) Bidang atau program yang didanai oleh DAK meliputi Pendidikan, Kesehatan, Kependudukan, Infrastruktur Jalan, Infrastruktur Irigasi, Infrastruktur Air Minum, Pertanian, Kelautan
dan Perikanan, Prasarana
Pemerintah Daerah,
Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2. Target dan Realisasi Pendapatan Target pendapatan dan realisasi pendapatan tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah sebagai berikut : a. Target
Pendapatan
tahun
anggaran
2006
adalah
Rp.463.242.364.000,- dan realisasinya Rp.475.316.078.669,- atau terjadi pelampauan target sebesar Rp.12.073.714.669,- (2,61%). b. Target
Pendapatan
Tahun
anggaran
2007
sebesar
Rp.551.891.316.216,- realisasinya sebesar Rp.556.751.295.875,sehingga terjadi pelampauan target sebesar Rp.4.859.979.659,(0,88%). c. Target
pendapatan
tahun
anggaran
2008
sebesar
Rp.650.951.225.443,- realisasinya sebesar Rp.673.072.590.380,atau terjadi pelampauan target sebesar Rp.22.121.364.937,(3,40%). d. Target
pendapatan
Tahun
Anggaran
2009
sebesar
Rp.662.943.246.583,- dan realisasi sebesar Rp.673.743.830.890,terjadi pelampauan pendapatan sebesar Rp.10.800.584.307,- atau 1,63%.
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
50
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
e. Target
pendapatan
Tahun
Anggaran
2010
sebesar
Rp.758.436.134.553,- realisasinya sampai dengan Desember 2010 sebesar Rp.749.729.368.692,-. Realisasi anggaran pendapatan Kabupaten Pekalongan dari Tahun Anggaran 2006 sampai dengan Tahun Anggaran 2010 secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 57,73%. Fakta yang lebih menggembirakan adalah kenaikan pendapatan tersebut seiring dengan pertumbuhan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) yang selama periode tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010 mengalami kenaikan sebesar 120,04.%, sebagaimana ditunjukkan pada grafik berikut : Grafik 3.1. Kenaikan Pendapatan Asli Daerah Tahun 2006 – 2010 80,000.00
REALISASI PAD (JUTAAN RUPIAH)
70,000.00 60,000.00 50,000.00 40,000.00 30,000.00 20,000.00 10,000.00 2006
2007
2008
2009
2010
TAHUN
Untuk memberikan deskripsi tentang target dan realisasi pendapatan daerah pada tahun anggaran 2006 - 2010, dapat disajikan dalam tabel berikut ini :
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
51
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 3.1. Target dan Realisasi Anggaran Pendapatan Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 – 2010 NO
I
2006
URAIAN
2007
TARGET
REALISASI
TARGET
2008 REALISASI
TARGET
REALISASI
PENDAPATAN ASLI DAERAH
26,720,072,000
30,803,316,110
37,117,857,216
42,341,231,906
39,963,278,319
55,278,780,756
1
Pajak Daerah
7,144,628,000
7,783,348,848
7,866,663,000
8,604,584,129
8,775,816,000
9,522,186,889
2
Retribusi Daerah
4,737,345,000
5,303,952,279
21,919,927,500
24,430,217,145
24,343,777,132
36,266,653,562
3
Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
1,125,098,000
1,120,144,210
1,168,809,116
1,210,297,659
1,730,228,187
1,773,502,363
4
Lain-lain PAD yang Sah
13,713,001,000
16,595,870,773
6,162,457,600
8,096,132,973
5,113,457,000
7,716,437,942
II
DANA PERIMBANGAN
421,361,009,000
426,996,911,121
480,780,089,000
486,164,793,901
552,230,627,000
563,069,985,047
1
Hasil Bagi Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
18,072,009,000
23,707,911,121
23,193,089,000
28,577,793,901
28,306,536,000
39,145,894,047
2
Dana Alokasi Umum
377,379,000,000
377,379,000,000
411,159,000,000
411,159,000,000
465,324,091,000
465,324,091,000
3
Dana Alokasi Khusus
25,910,000,000
25,910,000,000
46,428,000,000
46,428,000,000
58,600,000,000
58,600,000,000
17,515,851,438
34,017,427,000
28,378,401,502
58,757,320,124
55,548,807,346
III
LAIN - LAIN PENDAPATAN YANG SAH
15,161,283,000
1
Pendapatan Hibah
-
-
2
Dana Darurat
-
-
-
-
3
Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak dari Propinsi
-
21,073,222,000
15,434,196,502
16,010,399,874
18,799,683,096
4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
-
-
-
22,036,414,000
9,038,618,000
5
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Lainnya
17,515,851,438
12,944,205,000
12,944,205,000
17,710,506,250
17,710,506,250
475,316,078,669
551,915,373,216
556,884,427,309
650,951,225,443
673,897,573,149
JUMLAH PENDAPATAN
15,161,283,000
463,242,364,000
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
-
-
3,000,000,000 -
10,000,000,000 -
52
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
NO
I
2009
URAIAN
TARGET
2010 REALISASI
TARGET
REALISASI
PENDAPATAN ASLI DAERAH
51,859,714,150
58,468,319,642
73,663,467,250
67,780,239,029
1
Pajak Daerah
9,364,169,000
10,193,309,783
10,983,929,000
10,686,457,193
2
Retribusi Daerah
34,038,085,025
40,969,783,810
51,842,100,250
48,127,352,464
3
Hasil Perusahaan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
2,195,383,125
2,273,442,155
2,183,145,000
2,201,201,653
4
Lain-lain PAD yang Sah
6,262,077,000
5,031,783,894
8,654,293,000
6,765,227,719
DANA PERIMBANGAN
571,734,968,000
567,654,080,284
591,252,296,000
592,088,962,367
1
Hasil Bagi Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
35,813,718,000
31,740,638,284
37,313,718,000
38,204,384,367
2
Dana Alokasi Umum
475,256,250,000
475,248,442,000
490,093,078,000
490,039,078,000
3
Dana Alokasi Khusus
60,665,000,000
60,665,000,000
63,845,500,000
63,845,500,000
LAIN - LAIN PENDAPATAN YANG SAH
39,348,564,433
47,621,430,964
93,520,371,303
89,860,167,296
1
Pendapatan Hibah
-
-
-
-
2
Dana Darurat
-
-
-
-
3
Bagi Hasil Pajak / Bukan Pajak dari Propinsi
21,845,810,433
23,589,305,964
21,945,482,503
22,704,802,496
4
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
4,752,804,000
11,466,675,000
51,230,102,800
47,011,048,800
5
Bantuan Keuangan dari Pemerintah Daerah Lainnya
12,749,950,000
12,565,450,000
20,344,786,000
20,144,316,000
662,943,246,583
673,743,830,890
758,436,134,553
749,729,368,692
II
III
JUMLAH PENDAPATAN
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
53
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1) Terbatasnya
penggalian
obyek-obyek
pajak
baru
oleh
pemerintah kabupaten/kota karena sebagian besar obyek pajak telah dikenakan pajak, baik oleh provinsi maupun pemerintah pusat karena adanya kriteria yang menyulitkan kabupaten/kota mencari obyek pajak baru; 2) Tidak diperkenankannya biaya/upah pungut dalam pemungutan retribusi daerah; 3) Berubah-ubahnya aturan; 4) Adanya
beberapa
aparatur
desa/pemungut
pajak
yang
menyalahgunakan keuangan; 5) Kurang tertibnya data pajak/retribusi daerah; 6) Kurangnya kesadaran wajib pajak/wajib retribusi. b. Solusi 1) Optimalisasi pengelolaan terhadap obyek-obyek pajak daerah yang ada; 2) Menganggarkan
biaya
kegiatan
pada
RKA-SKPD
sesuai
standarisasi/aturan yang berlaku; 3) Melakukan
pembenahan
administrasi
untuk
menyesuaian
dengan ketentuan yang baru secara bertahap; 4) Pembinaan dan pemeriksaan Inspektorat Kabupaten; 5) Mengadakan inventarisasi wajib pajak/wajib retribusi dan pembuatan data base di SKPD; 6) Sosialisasi secara rutin, operasi yustisi oleh tim terkait dan meningkatkan pelayanan publik; 7) Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan asli daerah untuk terciptanya efektivitas dan efisiensi;
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
54
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
8) Penegakan hukum dalam upaya membangun ketaatan wajib pajak dan wajib retribusi daerah. B.
PENGELOLAAN BELANJA DAERAH 1. Kebijakan Umum Belanja Daerah Kebijakan
belanja
daerah
Kabupaten
Pekalongan
yakni
kebijakan alokasi anggaran untuk membiayai/membelanjai semua kegiatan pemerintah daerah. Penyusunan belanja daerah akan diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing satuan kerja perangkat daerah dalam rangka melaksanakan kewajiban daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Kebijakan mellaksanakan
belanja
fungsi
pada
tahun
pemerintahan
2006
diarahkan
yang menjadi
untuk
kewenangan
dengan meliputi belanja aparatur dan publik. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan
prestasi kerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Kebijakan belanja pada tahun 2007 – 2010 berpedoman pada prinsip –prinsip penganggaran, dengan pendekatan anggaran berbasis kinerja dan berimbang yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan Kabupaten, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, terutama terhadap target kinerja yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi tahun terakhir pelaksanaan RPJMD. Belanja daerah diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yaitu meningkatkan pelayanan dasar, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak. Adapun Kebijakan Belanja Daerah adalah sebagai berikut :
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
55
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
a. Belanja Tidak Langsung disediakan untuk membiayai belanja tidak langsung untuk kegiatan non investasi berupa belanja pegawai/personalia, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja
bantuan
sosial,
belanja
bagi
hasil
kepada
propinsi/kabupaten/kota dan pemerintah desa, serta belanja tidak terduga. b. Belanja Langsung, disediakan untuk membiayai kegiatan non investasi berupa belanja begawai/personalia, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan serta belanja modal yang disediakan untuk membiayai kegiatan investasi yang mempunyai sifat menambah aset daerah. Kebijakan perencanaan belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD tahun 2007 - 2010 sebagai berikut : a. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas
sosial
dan
fasilitas
umum
yang
layak
serta
mengembangkan sistem jaminan sosial dan penanggulangan kemiskinan. b. Belanja daerah disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan capaian kinerja RKPD tahun lalu yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan secara terukur. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran. c. Dalam
rangka
mendorong
pertumbuhan
ekonomi
daerah,
pemerintah daerah memberikan perhatian yang maksimal terhadap upaya
peningkatan
investasi
di
daerah
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
yang
benar-benar
56
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
bermanfaat bagi masyarakat secara luas, termasuk investasi bidang pendidikan. d. Penyusunan
belanja
daerah
diprioritaskan
untuk
menunjang
efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi tanggung jawabnya. Peningkatan alokasi anggaran belanja yang direncanakan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah harus mempunyai tolok ukur yang jelas,
diikuti dengan
peningkatan kinerja pelayanan dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. e. Penggunaan dana perimbangan diprioritaskan untuk kebutuhan sebagai berikut: 1) Penerimaan dana bagi hasil pajak diprioritaskan untuk mendanai perbaikan
lingkungan
pemukiman
di
perkotaan
dan
di
perdesaan, pembangunan irigasi, jaringan jalan dan jembatan; 2) Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam diutamakan pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum, sosial, pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk tercapainya standar
pelayanan
minimal
yang
ditetapkan
peraturan
perundang -undangan; 3) Dana alokasi umum ditujukan untuk mendanai kebutuhan belanja pegawai negeri sipil daerah dan urusan wajib dalam rangka peningkatan pelayanan dasar dan pelayanan umum; 4) Dana
alokasi
khusus
(DAK)
digunakan
untuk
mendanai
kebutuhan fisik, sarana dan prasarana dasar yang menjadi urusan daerah antara lain program dan kegiatan pendidikan, kesehatan dan lain-lain sesuai dengan petunjuk teknis yang
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
57
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
ditetapkan oleh menteri teknis terkait sesuai dengan peraturan perundang -undangan; 5) Pemerintah daerah
menyediakan dana pendamping/ cost
sharing pada program/kegiatan yang berasal dari pusat maupun Provinsi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. f. Belanja Pegawai. 1) Besarnya penyediaan gaji pokok/tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) mempedomani ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil dan diproyeksikan tidak ada kenaikan gaji PNS ; 2) Penganggaran gaji dan tunjangan ketiga belas PNSD dan tunjangan jabatan struktural/fungsional dan tunjangan lainnya dibayarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan ; 3) Untuk mengantisipasi pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Daerah (CPNSD), pemerintah daerah menganggarkan dalam APBD sesuai dengan jumlah CPNSD dan formasi pegawai; 4) Dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan produktivitas PNSD, khususnya bagi PNSD yang tidak menerima tunjangan jabatan struktural, tunjangan jabatan fungsional atau yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan, diberikan Tunjangan Umum setiap bulan. Besarnya Tunjangan Umum dimaksud tetap berpedoman pada Peraturan Presiden Republik lndonesia Nomor 12 Tahun 2006 tentang Tunjangan Umum Bagi Pegawai Negeri Sipil ; 5) Dalam merencanakan belanja pegawai diperhitungkan "accres" gaji yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
58
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
keluarga, dan penambahan jumlah pegawai akibat adanya mutasi ; g. Belanja Hibah 1) Belanja Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan,
yang
secara
spesifik
telah
ditetapkan
peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat serta tidak secara terus menerus. Uang dan barang yang diberikan dalam bentuk hibah harus digunakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah daerah. 2) Hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya dapat diberikan dalam rangka menunjang peningkatan penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah dan layanan dasar umum sepanjang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. 3) Hibah diberikan kepada perusahaan daerah dalam rangka menunjang peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan hibah
kepada
kelompok
badan/lembaga/organisasi
masyarakat/perorangan
swasta
sepanjang
dan/atau
berpartisipasi
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah. 4) Pemberian hibah dalam bentuk barang dilakukan apabila barang tersebut tidak dimanfaatkan oleh pemerintah daerah tetapi dibutuhkan oleh kelompok masyarakat/perorangan. h. Bantuan Sosial 1) Bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan
dalam
bentuk
uang
dan/atau
barang
kepada
masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
59
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
masyarakat. Pemberian bantuan sosial tersebut tidak secara terus menerus/tidak berulang setiap tahun anggaran, selektif dan memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya. 2) Untuk optimalisasi fungsi APBD sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan Pasal 16 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pengalokasian bantuan sosial tahun demi tahun diupayakan semakin berkurang agar APBD berfungsi sebagai instrument pemerataan dan keadilan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengurangan jumlah bantuan sosial bertujuan agar dana APBD dapat dialokasikan mendanai program dan kegiatan pemerintahan daerah yang dapat dinikmati
oleh
seluruh
lapisan
masyarakat,
menciptakan
lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian.
Dengan
demikian
dapat
dihindari
adanya
diskriminasi pengalokasian dana APBD yang hanya dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu saja. i. Belanja Bantuan Keuangan 1) Belanja bantuan keuangan digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari pemerintah
kabupaten
kepada
pemerintah
desa
atau
pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan desa penerima bantuan. 2) Bantuan keuangan yang bersifat umum peruntukan dan penggunaannya diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah daerah/pemerintah desa penerima bantuan, sedangkan bantuan keuangan yang bersifat khusus peruntukan dan pengelolaannya diarahkan/ditetapkan
oleh
pemerintah/pemerintah
daerah.
Untuk pemberi bantuan bersifat khusus dapat mensyaratkan
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
60
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
penyediaan dana pendamping atau anggaran pendapatan dan belanja desa penerima bantuan. 3) Dalam rangka menghindari duplikasi penganggaran, dalam APBD kabupaten, urusan pemerintahan daerah yang bukan merupakan kewenangan kabupaten tidak dapat dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD Kabupaten, namun dapat dianggarkan pada Belanja Bantuan Keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus. Bantuan keuangan tersebut disalurkan ke desa yang bersangkutan. j. Belanja Tidak Terduga Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan penanggulangan terhadap gangguan stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan ketertiban di daerah dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahuntahun sebelumnya yang didukung dengan bukti-bukti yang sah. Dalam
penggunaannya,
belanja
daerah
harus
tetap
mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan programprogram strategis daerah. Pengelolaan belanja daerah yang diarahkan dalam rangka meningkatkan pelayanan publik, adalah dengan mengingat bahwa Daerah berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi
masyarakat
setempat
guna
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu dalam pengelolaan belanja daerah
harus
dapat
mencerminkan
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
upaya-upaya
dalam
61
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
mengembangkan dan meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Dalam rangka mengelola belanja daerah yang berorientasi pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat tersebut, maka dalam pelaksanaannya memperhatikan output atas input yang telah dialokasikan sesuai target kinerja dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 2. Target dan Realisasi Belanja Target belanja dalam APBD Tahun Anggaran 2006 sebesar Rp.488.753.225.203,-
dan
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.446.989.523.789,- atau 91,46% terdiri dari belanja aparatur daerah Rp.134.717.119.931,- atau 88,17% dan belanja pelayanan publik Rp.312.272.403.585,- atau 92,95%. Target belanja dalam APBD Tahun Anggaran 2007 sebesar Rp.606.732.295.847,-
dan
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.550.217.963.554,- atau 90,69%, terdiri dari kelompok belanja tidak langsung sebesar Rp.355.813.571.483,- (90,90%) dan kelompok belanja langsung sebesar Rp.194.404.392.071,- (90,30%). Target belanja dalam APBD Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp.713.837.753.406,-
dan
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.672.945.318.285,- atau (94,27%), terdiri dari kelompok belanja tidak langsung sebesar Rp.454.652.269.294,- (95,21%) dan kelompok belanja langsung sebesar Rp.218.293.048.991,- (92,38%). Target belanja dalam APBD Tahun Anggaran 2009 sebesar Rp.726.164.052.792,-
dan
dapat
direalisasikan
sebesar
Rp.689.683.535.705,- atau 94,98%, terdiri dari kelompok belanja tidak langsung sebesar Rp.472.304.741.993,- (95,59%) dan kelompok belanja langsung sebesar Rp.217.378.793.712,- (93,68%). Belanja Tahun 2010 ditargetkan sebesar Rp.211.247.689.230,dan
dapat
direalisasikan
(angka
sementara/anaudited)
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
sebesar
62
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Rp.757.361.740.507,- (94,02%) terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp.575.860.194.325,- (96,90%) dan belanja langsung sebesar Rp.181.501.546.182,- (85,92%). Untuk memberikan deskripsi tentang target dan realisasi belanja daerah pada tahun anggaran 2006 sampai dengan 2010, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 3.2. Realisasi Anggaran Belanja Kabupaten Pekalongan Tahun 2006 NO.
URAIAN
2006 ANGGARAN
REALISASI
2.1 2.1.1 2.1.1.1 2.1.2.1 2.1.3.1 2.1.4.1 2.2.1 2.2.1.1 2.2.2.1 2.2.3.1 2.2.4.1 2.3.1
APARATUR DAERAH BELANJA ADMINISTRASI UMUM Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan BELANJA OPERASI DAN PEMELIHARAAN Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan BELANJA MODAL
152,794,403,474 122,670,909,474 95,444,424,324 17,436,423,200 3,203,458,200 6,586,603,750 17,270,013,150 3,629,279,000 11,993,589,250 1,635,170,000 11,974,900 12,853,480,850
134,717,119,931 108,308,897,136 82,925,359,464 16,497,061,282 2,760,733,550 6,125,742,840 14,657,461,075 3,068,017,565 10,028,516,010 1,549,223,500 11,704,000 11,750,761,720
2.2 2.1.2 2.1.1.2 2.1.2.2 2.1.3.2 2.1.4.2 2.2.2
PUBLIK BELANJA ADMINISTRASI UMUM Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang dan Jasa Belanja Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan BELANJA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN
335,958,821,729 169,648,975,999 157,851,945,099 8,542,769,450 11,450,000 3,242,811,450 45,883,915,725
312,272,403,858 154,480,661,236 143,698,713,350 7,754,526,951 6,725,000 3,020,695,935 44,448,099,116
2.2.1.2 2.2.2.2 2.2.3.2 2.2.4.2 2.3.2 2.4.2
Belanja Pegawai / Personalia Belanja Barang dan Jasa Biaya Perjalanan Dinas Belanja Pemeliharaan BELANJA MODAL BELANJA BAGI HASIL & BANTUAN KEUANGAN
2,307,578,000 27,487,827,225 1,584,289,500 14,504,221,000 40,547,977,400 67,313,812,572
2,180,943,198 26,478,792,703 1,408,279,439 14,380,083,776 39,096,957,300 66,240,492,436
2.5.2 2.5.01.2
BELANJA TIDAK TERSANGKA Belanja Tidak Tersangka
12,564,140,033 12,564,140,033
8,006,193,770 8,006,193,770
488,753,225,203
446,989,523,789
TOTAL BELANJA
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
63
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 3.3. Realisasi Anggaran Belanja Kabupaten Pekalongan Tahun 2007 - 2008 NO.
1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6
URAIAN
Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Bealanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Prop/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa
2007
2008
ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN
REALISASI
391,445,697,995 284,039,040,000 237,937,000 72,280,522,000 250,000,000
355,813,571,483 256,081,467,797 214,729,636 65,825,950,250 237,126,500
477,545,197,211 360,231,567,563 237,937,000 81,521,968,375 250,000,000
454,652,269,294 339,104,406,984 192,030,103 80,597,538,957 197,186,250
32,219,950,000
31,340,436,000
31,748,510,420
31,371,963,000
1.1.7
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prop/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa
1.1.8
Belanja Tak Terduga
2,418,248,995
2,113,861,300
3,555,213,853
3,189,144,000
2.1.1 2.1.2 2.1.3
Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang Jasa Belanja Modal
215,286,597,852 34,511,833,399 81,339,192,908 99,435,571,545
194,404,392,071 31,259,469,259 73,883,406,575 89,261,516,237
236,292,556,195 34,204,205,300 100,928,822,895 101,159,528,000
218,293,048,991 32,183,786,771 89,508,400,357 96,600,861,863
606,732,295,847
550,217,963,554
713,837,753,406
672,945,318,285
2
TOTAL BELANJA
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
64
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 3.4. Realisasi Anggaran Belanja Kabupaten Pekalongan Tahun 2009 - 2010
NO.
1 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 1.1.6
URAIAN
Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Bealanja Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Kepada Prop/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa
2009
2010
ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN
REALISASI
494,108,316,683 417,286,143,783 237,937,000 1,500,000,000 41,895,727,000 122,388,900
472,304,741,993 399,067,891,159 168,311,919 40,722,795,204 104,315,625
594,285,491,293 517,336,446,293 237,937,000 5,321,000,000 38,047,838,000 106,200,000
575,860,194,325 501,185,127,782 145,103,286 5,083,832,550 36,502,907,707 96,200,000
31,566,120,000
30,840,009,546
32,236,070,000
32,100,904,000
1.1.7
Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prop/Kab/Kota dan Pemerintahan Desa
1.1.8
Belanja Tak Terduga
1,500,000,000
1,401,418,540
1,000,000,000
746,119,000
2.1.1 2.1.2 2.1.3
Belanja Langsung Belanja Pegawai Belanja Barang Jasa Belanja Modal
232,055,736,109 35,298,883,940 90,579,038,834 106,177,813,335
217,378,793,712 29,711,206,739 85,234,200,473 102,433,386,500
211,247,689,230 24,096,572,215 97,400,682,245 89,750,434,770
181,501,546,182 21,863,022,333 86,347,413,479 73,291,110,370
726,164,052,792
689,683,535,705
805,533,180,523
757,361,740,507
2
TOTAL BELANJA
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
65
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Dari laporan realisasi anggaran dari tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat adanya pertumbuhan realisasi anggaran sebesar 69,44% sebagaimana dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
(Jutaan Rupiah)
Grafik 3.2. Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2006-2010
900,000 800,000 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 2006
2007
2008
2009
2010
TAHUN ANGGARAN
REALISASI
Secara umum keseluruhan belanja dialokasikan dalam rangka mendukung pencapaian visi dan misi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pekalongan tahun 2006 - 2011. Untuk memberikan gambaran
komposisi
alokasi
belanja
kepada
setiap
urusan
pemerintahan secara akumulatif dari tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010 dapat dilihat pada grafik sebagai berikut :
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
66
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Grafik 3.3. Alokasi APBD Tahun 2006 – 2010 (Pendekatan Urusan) 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% Pendidikan Kesehatan Pekerjaan Otonomi Lainnya Umum Daerah, Pemerintahan, Adm. Keuangan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa urusan/fungsi pendidikan menjadi urusan/fungsi yang mendapat alokasi terbesar dan secara konsisten mengalami penambahan pada setiap tahun anggaran. Dari tahun anggaran 2006 sampai dengan tahun anggaran 2010, alokasi dana pendidikan mengalami penambahan sebesar 27,63% per tahun sebagaimana dapat digambarkan pada grafik berikut ini: Grafik 3.4. Alokasi Anggaran Pendidikan Tahun 2006 – 2010
ANGGARAN (Jutaan Rupiah)
400,000.00 350,000.00 300,000.00 250,000.00 200,000.00 150,000.00 100,000.00 50,000.00 2006
2007
2008
2009
2010
TAHUN
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
67
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan 1)
Belum
ditemukannya
menciptakan
efesiensi
dilaksanakan
dalam
formulasi
yang
sekaligus tingkat
ideal
yang
dapat
praksis
dapat
kegiatan
yang
secara
keragaman
dilaksanakan oleh SKPD; 2)
Pengelolaan
keuangan
belum
terintegrasi
dalam
hal
penganggaran, penatausahaan dan pelaporan sehingga dapat menyajikan data terkini secara cepat dan akurat sebagai dasar pengambilan keputusan; 3)
Masih adanya ketimpangan persepsi keberhasilan capaian kinerja yang hanya menggunakan indikator pada tingkat realisasi anggaran belanja, sehingga pengukuran indikator capaian kinerja kegiatan dalam kaitannya pencapaian kinerja sasaran yang ditetapkan di dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah belum mendapatkan perhatian yang proporsional.
b. Solusi 1)
Terus-menerus meningkatkan kualitas Analisis Standar Biaya agar
dapat membangun efesiensi
sekaligus
mengakomodir
pelaksanaan kegiatan
kebutuhan
dari
pelaksanaan
kegiatan, 2)
Pemerintah Kabupaten Pekalongan melaksanakan suatu sistem yang terintegrasi agar pelaksanaan pengelolaan keuangan dapat menyajikan informasi pengelolaan keuangan daerah secara tepat dan akurat;
3)
Memperkuat korelasi dan integrasi proses APBD dengan rencana capaian kinerja sebagaimana tertuang di dalam RKPD maupun Indikator Kinerja Utama/Kunci (IKU/IKK).
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
68
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
C.
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAERAH 1.
Kebijakan Umum Pembiayaaan Daerah Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan Pembiayaan yang
mencakup : (1) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu; (2) Transfer dari Dana Cadangan; (3) Penerimaan Pinjaman dan Obligasi; dan (4) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Dipisahkan, maupun berupa Pengeluaran Pembiayaan yang mencakup : (1) Transfer ke Dana Cadangan; (2) Investasi/Penyertaan Modal Daerah; (3) Pembayaran Utang Pokok yang Jatuh Tempo; dan (4) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan. Kebijakan penganggaran Pemerintah Kabupaten Pekalongan dari Tahun Anggaran 2006 sampai dengan 2010 adalah anggaran defisit. Kebijakan tersebut terutama untuk mendukung kebutuhan belanja dalam pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Kebijakan defisit ini secara cermat juga memperhitungkan realisasi SILPA
pada
tahun
anggaran
sebelumnya
sebagai
sumber
pembiayaan utama untuk menutup defisit yang ada. Adapun kebijakan pengeluaran pembiayaan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 terutama diarahkan untuk : a. Membayar angsuran kewajiban jangka panjang pemerintah yaitu pinjaman kepada Pemerintah Pusat untuk SLA atas nama Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan PDAM Pekalongan; b. Penambahan penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk penguatan Badan Usaha Milik Daerah; c. Pemberian pinjaman kepada :
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
69
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
6) Lembaga Keuangan Mikro Baitulmal wal Tamwil (LKM-BMT) dan Koperasi Syariah; 7) Pemberian pinjaman Dana Talangan kepada petani Tebu KPTR Sido Mulyo untuk pembelian pupuk 8) Pemberian
pinjaman
daerah
Lembaga
Usaha
Ekonomi
Pedesaan (LUEP) kepada Rice Mill Unit/Penggilingan Beras (RMU/PB). 2.
Target dan Realisasi Pembiayaan Target pembiayaan netto selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 menunjukkan angka yang semakin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan di Kabupaten Pekalongan dari tahun ke tahun mulai nampak baik seperti yang ditunjukkan seperti pada tabel berikut : Grafik 3.5 Perkembangan Pembiayaan Netto Tahun 2006 - 2010 80,000.00
REALISASI PEMBIAYAAN NETTO (Jutaan Rupiah)
60,000.00
40,000.00
20,000.00
2006
2007
2008
2009
2010
(20,000.00)
(40,000.00) TAHUN
Target dan realisasi pembiayaan selama tahun anggaran 2006 sampai dengan 2010 adalah sebagaimana digambarkan pada tabel di bawah ini :
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
70
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
Tabel 3.5. Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 2006 – 2010 NO.
A.
URAIAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH
2006 ANGGARAN
2007 REALISASI
2008
ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN
REALISASI
30,323,764,205
30,323,764,205
61,197,417,631
61,197,417,631
65,583,386,963
65,496,988,536
30,323,764,205
30,323,764,205
55,297,417,631
55,297,417,631
61,483,386,963
61,271,988,536
2
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Pencairan Dana Cadangan
-
-
-
-
-
-
3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
-
-
4,000,000,000
4,000,000,000
2,000,000,000
2,000,000,000
4
Penerimaan Pinjaman Daerah
-
-
1,900,000,000
1,900,000,000
2,100,000,000
2,100,000,000
5
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
-
-
-
-
-
125,000,000
6
Penerimaan Piutang Daerah
-
-
-
-
-
-
7
Dana Talangan
-
-
-
-
-
-
4,812,903,000
58,650,319,085
6,380,495,000
6,380,494,423
2,696,859,000
2,694,817,190
-
-
-
-
-
-
3,118,086,000
3,118,085,034
3,785,678,000
3,785,678,000
400,000,000
400,000,000
194,817,000
194,816,420
194,817,000
194,816,423
196,859,000
194,817,190
1
B.
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1
Pembentukan Dana Cadangan
2
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
3
Pembayaran Pokok Hutang
4
Pemberian Pinjaman Daerah
-
-
2,400,000,000
2,400,000,000
2,100,000,000
2,100,000,000
5
Dana Talangan
-
-
-
-
-
-
6
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan
-
55,297,417,631
-
-
-
-
7
Dana Talangan Hasil Produksi Pertanian, Sarana Produksi Tani dan Nelayan
1,500,000,000
40,000,000
-
-
-
-
25,510,861,205
(28,326,554,880)
54,816,922,631
54,816,923,208
62,886,527,963
62,802,171,346
PEMBIAYAAN NETTO
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
71
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
NO.
A.
URAIAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 1
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya
2
Pencairan Dana Cadangan
3
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4
Penerimaan Pinjaman Daerah
5
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
6 7 B.
2009
2010
ANGGARAN
REALISASI
ANGGARAN
REALISASI
66,355,426,209
66,229,426,209
52,293,904,970
52,293,904,970
63,754,426,209
63,729,426,209
47,293,904,970
47,293,904,970
-
-
-
-
101,000,000
-
-
-
2,500,000,000
2,500,000,000
5,000,000,000
5,000,000,000
-
-
-
-
Penerimaan Piutang Daerah
-
-
-
-
Dana Talangan
-
-
-
-
3,134,620,000 -
2,995,816,424 -
5,196,859,000 -
5,194,816,423 -
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1
Pembentukan Dana Cadangan
2
Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah
301,000,000
301,000,000
-
-
3
Pembayaran Pokok Hutang
208,620,000
194,816,424
196,859,000
194,816,423
4
Pemberian Pinjaman Daerah
2,625,000,000
2,500,000,000
5,000,000,000
5,000,000,000
5
Dana Talangan
-
-
-
-
6
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berkenaan
-
-
-
-
7
Dana Talangan Hasil Produksi Pertanian, Sarana Produksi Tani dan Nelayan
-
-
-
-
63,220,806,209
63,233,609,785
47,097,045,970
47,099,088,547
PEMBIAYAAN NETTO
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
72
PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN
3.
Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Masih terbatasnya alternatif sumber-sumber pembiayaan yang dapat digali Pemerintah Daerah karena belum tersedianya perangkat regulasi maupun infrastruktur sistem dan kelembagaan yang memadai. b. Solusi Mengoptimalkan secara
bijaksana
sumber-sumber dan
berpijak
pembiayaan pada
prinsip
yang
tersedia
kehati-hatian
(prudent).
Buku II – Laporan Akhir Masa Jabatan Bupati Pekalongan Tahun 2006 - 2010
73