BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi massa Komunikasi menurut keadaannya [setting], dibedakan menjadi tiga macam, yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi interpersonal dibantu mesin [machine-assisted], dan komunikasi massa. Joseph R. Dominick mendefinisikan komunikasi massa sebagai “mass communication refers to the process by which a complex organization with the aid of one or more machines produces and transmits public message that are directed at large, heterogenous, and scattered audiences.” Komunikasi massa berdasarkan uraian Dominick merujuk pada organisasi yang kompleks dan memiliki fungsi sebagai komunikator untuk mengirim pesan – pesan yang bersifat umum kepada komunikan yang luas dan heterogen. Berdasarkan definisi di atas, komunikasi massa dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, melalui media massa cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak pada saat yang sama dengan umpan balik yang tertunda. Komunikasi massa dapat dibedakan dari bentuk komunikasi lainnya. Perbedaan-perbedaan itu dapat dilihat dari proses komunikasi, sifat pesan, sifat komunikate, arus balik dan kondisi komunikator yang dapat jadi ciri komunikasi massa.
Effendy mengungkapkan ciri – ciri komunikasi massa sebagai berikut: 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah, sehingga tidak terdapat arus balik secara langsung. Dalam hal ini pesan harus dikemas agar komunikatif. 2. Sifat komunikator melembaga, karena media massa merupakan sebuah lembaga, komunikator bertindak atas nama lembaga yang diwakilinya. 3. Pesan bersifat umum, karena ditujukan kepada umum dan tentang masalah umum. 4. Media massa menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan. 5. Komunikan bersifat heterogen. Mereka tersebar, tidak saling mengenal, berbeda dalam tingkat sosiografinya1. Secara teknis ditunjukkan empat ciri pokok komunikasi massa menurut Neumann, yaitu: 1. Bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis. 2. Bersifat satu arah, artinya tidak ada interaksi antara peserta – peserta komunikasi [para komunikan]. 3. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan anonim. 4. Mempunyai publik yang secara geografis tersebar2. Setiap isi pesan yang disebarkan oleh penyampai pesan pada sasaran yang ditujunya akan menimbulkan efek. Efek pesan yang disebarkan oleh komunikator 1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya, Bandung.1993. hal 81 2 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999. hal 189
melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Bicara soal efek komunikasi massa, kita tidak dapat mengabaikan masalah arus balik komunikasi [feedback], karena dengan adanya arus balik komunikator dapat mengevaluasi hasil proses komunikasi tersebut.
2.2
Media Massa
Proses komunikasi massa berkaitan erat dengan saluran untuk menyampaikan pesannya. Media massa menggunakan saluran ini untuk membawa pesan. Membicarakan media massa tidak hanya membahas alat – alat mekanis yang membawa dan kadang – kadang menyimpan pesan [kamera TV, mikrofon radio dan alat percetakan], tapi juga lembaga – lembaga yang menyampaikan pesan itu. Ketika kita berbicara soal media massa televisi, radio, surat kabar, majalah dan film, maka orang – orang, kebijakan – kebijakannya, organisasinya dan teknologi yang digunakan dalam proses komunikasi massa pun akan ikut dibahas. Ada beberapa ciri khusus institusi media, yaitu: 1. Memproduksi dan mendistribusi “pengetahuan” dalam wujud informasi, pandangan dan budaya. Upaya ini sebagai respon atas kebutuhan sosial kolektif dan permintaan individu. 2. Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang tertentu dengan orang lain.
3. Media menyelenggarakan sebagian besar kegiatannya dalam lingkungan publik, dan merupakan institusi yang terbuka bagi semua orang untuk berperan sebagai penerima. 4. Partisipasi anggota khalayak dalam institusi pada hakekatnya bersifat sukarela, tanpa adanya keharusan atau kewajiban sosial. 5. Institusi
media
dikaitkan
dengan
industri
dan
pasar
karena
ketergantungannya pada imbalan kerja, teknologi dan kebutuhan pembiayaan. 6. Meskipun institusi media tidak memiliki kekuasaan, namun institusi ini selalu berkaitan dengan kekuasaan negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum dan pandangan menentukan yang berbeda berbagai negara3. Sedangkan menurut McQuail, media massa memiliki peran sebagai: 1. Jendela pengalaman yang meluaskan pandangan kita dan memungkinkan kita mampu memahami apa yang terjadi di sekitar kita, dan tidak memihak. 2. Juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap peristiwa atau hal yang terpisah dan kurang jelas. 3. Pembawa atau pengantar informasi dan pendapat. 4. Jaringan interaktif yang mengubungkan pengirim dengan penerima melalui umpan baliknya.
3
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1996. hal 40
5. Papan penunjuk jalan yang secara aktif menunjukkan arah dan memberikan bimbingan atau instruksi. 6. Penyaring yang memilih bagian pengalaman yang perlu diberi perhatian khusus dan menyisihkan aspek pengalaman lainnya. 7. Cermin yang memantulkan citra masyarakat terhadap masyarakat itu sendiri. 8. Tirai atau penutup yang menutupi kebenaran demi pencapaian tujuan propaganda atau pelarian dari suatu kenyataan4. Melihat begitu berperannya media massa dalam kehidupan masyarakat saat ini, maka perlu diperhatikan pula hubungan – hubungan yang dibentuk media massa dengan publik dan institusi lainnya di luar institusi media, sehingga dapat menjelaskan peran mediasi [penengah] antara realitas sosial yang objektif dengan pengalaman pribadi media massa5. Dengan begitu informasi yang disampaikan oleh media massa sesuai dengan realitas yang ada. Selain itu media massa juga memiliki banyak keragaman. Maka media diklasifikasikan dalam media cetak dan elektronik sebagai berikut :
4 5
Ibid.,hal 53 Jacob Oetama, Perspektif Pers Indonesia, LP3S, Jakarta, 1987. hal 93
1. Koran Koran merupakan media massa pertama yang terbit setiap hari di pagi atau sore, secara continue. 2. Tabloid Tabloid berbentuk lembaran-lembaran yang terabagi dalam beberapa rubrik dan sesuai dengan segmentasi. Biasanya penerbitan tabloid adalah satu kali dalam seminggu atau dwi mingguan. 3. Majalah Majalah merupakan salah satu media massa yang berukuran kecil, tetapi berisi padat dengan rubrik yang berbeda–beda dan terbit sebulan sekali yang membuat pembahasan lebih mendalam. 4. Radio Radio merupakan media audio atau suara, namun manfaatnya dapat dirasakan. Karena melalui media tersebut informasi yang terjadi dapat disiarkan saat itu juga dan selain informasi, radio menyiarkan lagu-lagu yang terbaru atau lawas. 5. Televisi Televisi adalah media massa yang lengkap, karena dari sisi audio dan visual yang dapat menampilkan secara keseluruhan sebuah peristiwa maupun hiburan.
2.3 Media Televisi Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat untuk menyebarkan informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis. Dengan adanya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan tersebut dapat diinterprestasikan secara berbedabeda menurut visi pemirsa serta persepsi yang ditimbulksan beraneka ragam. Hal demikian menimbulkan terjadinya pro dan kontra terhadap acara televisi yang dinilai oleh pemirsa. Perbedaan tersebut merupakan hal yang wajar, karena media televisi dalam operasionalnya berhubungan dengan institusi sosial lain yang ada dimasyarakat, serta adanya sudut pandang dari khalayak sasaran. Pemirsa televisi tidak perlu berfikir dalam menangkap isi pesan, cukup hanya menonton acara tersebut. Lain dengan surat kabar, yang mana orang perlu waktu untuk membaca dan mengetahui isi pesan yang disampaikan, begitu juga dengan radio yang hanya bisa didengar tetapi tidak bisa dilihat. Televisi dianggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi secara memuaskan. Televisi menciptakan suasana tertentu, penyampaian ini pesan seolah-olah langsung dari komunikator kepada komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.6
6
Wawan Kyswandi, Komunikasi Massa Suatu Analisis media televisi. Rineka cipta, Jakarta, 1995, Hal. 8
Perkembangan televisi yang diiringi perkembangan teknologi modern dan canggih disisi lain telah memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat. Namun, seperti media massa lainnya, televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi bisa kita lihat dari sisi progmatis dan teknologis. Keunggulan televisi dari sisi progmatis adalah : 1.
Menyatukan isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realitis, dan tidak terbatas.
2.
Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim.
3.
Memilki tokoh yang bewatak (riil maupun rekayasa), sementara media lain (film) hanya memilki bintang yang direkayasa.7 Keunggulan televisi dari sisi teknologis adalah kemampuan televisi dalam
menjangkau wilayah yang sangat luas dan waktu yang bersamaan. Sehingga televisi dapat menghantarkan langsung suatu peristiwa disuatu tempat lain yang berjarak sangat jauh. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan diberbagai wilayah jangkauannya, mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara langsung. Selain memiliki keunggulan, televisi juga memilki kelemahan. Kelemahan ini berkaitan langsung dengan kelebihannya . Kelemahan itu adalah :
7
Alatas Fahmi, Bersma Televisi Merenda Wajah Bangsa, YKMD, Jakarta, 1997, Hal. 30-32.
1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan. 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan tingkat perkembangan budaya dan peradaban yang ada diwilayah jangkauannya. 3. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit dikontrol dampak negatifnya. 4. Pergerakkan
teknologi
penyiaran
yang begitu
cepat
mendahului
perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro-kontra tentang implikasi kultural dari televisi. Kecenderungan pada pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan televisi dan lebih berorientasi pada pertimbangan komersil/bisnis, sehingga mengeyampingkan faktor pendidikan. Televisi adalah salah satu media massa yang memiliki kelebihan dari segi audio visual. Untuk itu diperlukan program acara yang menarik dalam penyajian. Dalam dunia televisi program acara terdiri atas 8 : 1. Talk Show Talk Show adalah program acara televisi mengenai perbincangan, percakapan orang per orang atau beberapa orang tentang suatu masalah yang hangat dan menarik perhatian khalayak
8
R. M Soenarto : Manajemen penyiaran televise, Institut Kesenian Jakarta, Jakarta 2002 , h59
Contoh : Kupas tuntas mengenai calon presiden yang menghadirkan nara sumber sebagai calon dengan dipandu seorang presenter dan disaksikam oleh sejumlah audiens. 2. Reportase Reportase adalah suatu program acara televisi yang menyajikan berita-berita teraktual. Contoh : Seputar Indonesia yang menyajikan berita-berita teraktual atau peritiwa yang terjadi pada saat itu dan disiarkan melalui televisi dengan didukung suara serta gambar yang sikron. 3. Feature Feature adalah program acara televisi yang khas dalam penyajian baik dari segi narasi, suara latar maupun pengambilan sudut gambar. Contoh :
Jejak petualang yang merupakan sajian khas dan disiarkan secara
periodik yaitu seminggu sekali. Dimana narasi yang dipergunakan gaya bahas tanpa mengurangi fakta yang ada serta didukung dengan pengambilan gambar berbeda dan didiringi suara musik, sehingga singkron dalam menyajikan. 4. Variety musik Variety musik berisi berbagai ragam jenis lagu dan dipandu oleh satu atau dua orang presenter. Dalam program ini disisipi lelucon, sulap atau acara lain non
musik, agar acara tidak membosankan dan acara tersebut berlangsung dipanggung atau di studio televisi. 5 Sinetron drama Sinetron drama berisikan cerita fiksi atau non fiksi (true story). Menurut istilah Festival Film Indonesia jenis sinetron terbagi atas: a. Sinetron seri Sinetron drama seri adalah sinetron yang terdiri dari beberapa episode. Episode satu dan episode lainnya berdiri sendiri, tetapi memunculkan pemain –pemain tetap. b. Drama lepas Drama lepas adalah drama yang terdiri dari satu episode dan panjang durasi 90 menit. c. Drama serial Drama serial adalah drama yang terdiri atas beberapa episode, dimana satu episode dengan episode lainnya berhubungan atau bersambung. Dalam drama ini penonton diajak menyaksikan secara kontinyu sampai selesai, agar penonton mengetahui jalan cerita. 6.
Sineron komedi
Sinetron komedi adalah program televisi mengenai cerita dramatik berkarakter ringan dan berisi humor. Adegan-adegannya menyenangkan dan happy ending.
7.
Video klip
Video klip adalah format acara mengenai lagu-lagu yang diperdengarkan kepada audience dan tujuannya untuk mempromosikan lagu tersebut. 8.
Single play
Single play adalah program televisi yang aktivitasnya berlangsung dipanggung dan para pemain hanya berada disekitar panggung, tetapi dekorasi bias diganti – ganti sesuai situasi. 9.
Dokumenter
Program dokumenter tersusun seperti membuat dokumentasi, pembuatanya direncanakan terlebih dahulu, disiapkan naskanh, dilakukan pengumpulan data, survey, mencari referensi dan topik mengenai peristiwa kehidupan, sejarah maupun perilaku yang muncul dimasyarakat. 10. Dokudrama Dokudrama adalah program documenter yang didramatisir, diberi peran, ada dialog, dibuat set yang sesuai dengan adegan tertentu. 11. Variety informasi public Program ini sama dengan variety info bisnis, hanya diprogramkan untuk penerangan masyarakat luas atau public service dan tidak ada unsur komersilnya.
12. Olahraga Program ini berisikan pertandingan olahraga baik langsung maupun tunda dan selain itu dapat disajikan seperti berita.
2.4
Program Olahraga Berita adalah suatu peristiwa atau pendapat yang pantas disajikan dan
memiliki nilai berita (news value)9. Dalam hal yang berkaitan dengan penelitian ini, berita olahraga baik itu yang bersifat langsung maupun rekaman adalah bahasan utamanya. Program olahraga (sport) merupakan tayangan yang berusaha menyajikan suatu informasi dan fakta yang isinya tentang olahraga. Program yang didalamnya bercerita tentang perkembangan seluruh bidang olahraga. Dan juga menampilkan pertandingan internasional dan nasional bagi seluruh cabang olahraga. Bahkan sebuah televisi juga sering menampilkan pertandingan secara live (langsung). Contohnya pertandingan Piala AFF 2010 yang disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi. Piala AFF adalah kompetisi sepak bola antar Negara di Asia Tenggara yang di siarkan langsung oleh stasiun televisi RCTI.
2.5
Khalayak Khalayak bisa disebut dengan istilah Penerima, Sasaran, Pembaca,
Pendengar, Audience, Decoder atau Komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi, karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab 9
Morrisan. Jurnalistik Televisi Mutskhir. Ramdina Prakarsa, Jakarta: 2005. Hal 29
berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti itu akan gagal dalam mencapai tujuannya. Khalayak mempunyai peranan yang penting baik untuk memperkuat eksistensi komunikasi dalam jajaran ilmu-ilmu sosial, selain itu memberikan rekomendasi kepada broadcasting untuk meningkatkan kualitas siarannya berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh setelah melakukan penelitian lapangan dan dapat melahirkan teori-teori baru yang dapat memperkuat eksistensi komunikasi massa dalam jajaran ilmu sosial.10 Dalam komunikasi massa, ukuran khalayak tidak memungkinkan komunikator untuk bertatap muka dengan anggota – anggota khalayaknya. Selain merupakan kelompok yang beraneka ragam, kebanyakan penerima pesan (khalayak) dalam komunikasi massa juga tidak dikenal sumber pesan. Ini tidak berarti bahwa anggota – anggota khalayak dalam komunikasi massa terisolasi dari manusia-manusia
lainnya.
Sebenarnya
kita
sangat
mungkin
mengalami
komunikasi massa sebagai anggota suatu pasangan orang, kelompok kecil atau organisasi. Suatu khalayak yang sangat aktif mencari apa yang mereka inginkan, menolak lebih banyak isi media dari pada menerimanya, berinteraksi dengan anggota-anggota kelompok yang mereka masuki dan dengan isi media yang mereka terima, dan sering menguji pesan media massa dengan membicarakannya 10
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karlinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi 2007, hal 169
dengan orang-orang lain atau membandingkannya dengan isi media lainnya.11 Khalayak adalah penerima, sasaran, pendengar, decoder dan komunikan. Khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannnya.
2.6
Teori Uses and Gratification Pendekatan ini membahas tentang kegunaan media massa dan kebutuhan
khalayak pada media massa. Permasalahan disini adalah bagaimana media massa memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan sosial khalayak. Jadi penekanannya ada pada khalayak yang aktif yang mengunakan keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar prilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan dan kepentingan mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan. Pendekatan uses and gratifications ditunjukan untuk menggambar kan proses penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media massa dan menjelaskan penggunaan media oleh penerimaan dalam komunikasi masa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau aregasi individu.12 Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal ini sebagian besar perilaku audience akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (inters). 11
Stewart L. Tubs and Sylvia Moss, Human Comunication “Konteks-konteks Komunikasi”, Terjemahan Deddy Mulyana, Bandung, 1998, PT. Remaja Rosdakarya, Hal.209 12 H.M. Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi. Kencana Prenada Media Group, Jakarta. 2006. Hal 284
Teori kegunaan dan kepuasan mencerminkan suatu kecenderungan sehat yang juga hadir dalam sebagian studi paling awal khalayak media. Dengan berbagai cara, beberapa penyelidik terdahulu telah mendokumentasikan bagaimana orang dengan sengaja menggunakan media untuk kepentingan pribadi dan sosial mereka13. Teori uses and gartifications adalah perluasan dari sikap yang merupakan non linear dari keyakinan, evaluasi, dan persepsi. Keyakinan, evalusi dan persepsi ini memberi individu kebebasan bagaimana mereka mengkonsumsi media. Pada dasarnya sikap orang terhadap media ditentukan oleh keyakinan dan akan media yang bersangkuatan14 Konseptualisasi model uses and gratifications digambarkan sebagai “a dramatic break effect tradition of the past”, suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik. Model ini tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalyak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam pendekatan ini mengandung arti pengertian bahwa penggunaan media hanyalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan psikologis, efek media dianggap sebagai situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi 15
13
James Lull. Media komunikasi kebudayaan. Yayasan Obor Indonesia. Hal 107-108 Jalaluddin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung : 1984. Hal 65 15 Ibid, Hal 66 14
Ada beberapa kebutuhan khalayak yang sering disebut dapat dipenuhi oleh media massa, antara lain16 ; Pengawasan (surveillance), pengetahuan, informasi, kesenangan (excitement), pengalihan (diversion), hiburan (entertaiment), pelarian (escape), mengisis waktu (filling time), relaksasi (relaxation), nasihat (advise), pedoman (guidance),
penguatan (reinforcement), kegunaan komunikasi
(comunication untility), interaksi sosial, kegunaan antar pribadi (inter personal utility). Melalui teori inilah kita bisa mengukur motivasi khalayak dalam menggunakakan media massa dan kebutuhan khalayak pada media massa. Menurut Denis McQuail bahwa
sejumlah daftar invetarisasi menyangkut
kepuasan, kesenangan dan pemakaian terhadap khalayak media atau teori uses and gratification yang mencerminkan tingkat keteratran dan fleksibilitas yang meyakinkan. Hal tersebut sekuarang-kurangnya sudah cukup untuk dijadikan sebagai kerangka dasar kepuasan individu (anggota khalayak) yang searah dan melengkapi
kerangka
yang
dibuat
berdasarkan
pendangan
masyarakat,
sebagaimana yang telah dikemukakan terdahulu. Kerangka dasar kepuasan dibawah ini dikutip dari tipologi yang disarankan oleh McQuail dan kawan-kawan yaitu: 17 1. Informasi a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berlaku dengan lingkungan terdekat, masyarakt dan dunia.
16 17
Joseph Dominick. The Dynamics Of Mass Comunication. 1983. New York : newbery record. Opcit, Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa. Hal 72
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum d. Belajar, pendidikan diri sendiri e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Identitas pribadi a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi b. Menemukan model prilaku c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri 3. Interaksi Sosial a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain dan meningkat kan rasa memiliki. b. Memperoleh bahan percakapan dan interaksi sosial c. Memperoleh teman d. Membantu menjalankan peran sosial e. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak saudara, teman dan masyarakat 4. Hiburan a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan b. Bersantai c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d. Mengisi waktu
e. Penyaluran emosi f. Membangkitkan gairah sex
Memang lebih sulit untuk mengaitkan motif, harapan, dan pemakaian dengan tipe isi tertentu, karena pada ummnya pemakaian media dapat dikatakan adakalanya memberikan semua manfaat yang disebutkan. Dapat ditambahkan bahwa semua hal dalam urutan diatas dapat dikatakan sama dengan pemyataan motivasi dan tujuan yang disadari.18
2.7
Motivasi Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif tertentu.
Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasanalasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu. (Gerungan, 1983: 142). Selanjutnya Gerungan menjelaskan, dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, kita harus mengetahui apa yang dilakukannya, bagaimana ia melakukan dan mengapa ia melakukan itu. Dengan kata lain, kita sebaiknya mngetahui know what, know how, dan know why.19
18
Dennis Mcquail, Teori Komunikasi Massa (suatu pengantar), Edisi Kedua, Erlangga 1996 hal 72-73 19 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala, Siti Karliinah, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi 2007, hal 93
Motivasi adalah dorongan dari dalam, dorongan sesaat, emosi atau keinginan yang menggerakkan seseorang utuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan secara keseluruhan.20 G.R Terry mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan– tindakan. Motivasi dalam dua segi yang berbeda.21 Pertama, kalau dilihat dari segi aktif/dinamis, motivasi tampak sebagai usaha yang positif dalam mengerakan, dan mengarahkan daya serta potensi tenaga kerja, agar secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Kedua, jika dilihat dan segi pasif/statis, motivasi akan tampak sebagai kebutuhan sekaligus juga sebagai perangsang untuk dapat menggerakan, mengerahkan dan mengarahkan potensi serta daya kerja manusia tersebut ke arah yang diinginkan. Menurut Abraham Maslow dalam Maslow’s need hierarchy teory (1943) kebutuhan yang harus dipenuhi agar manusia dapat berkembang dengan baik adalah sebagai berikut : 1. Psycological needs (kebutuhan fisik / biologi) 2. Safety and security needs (keamanan dan keselamatan) 3. Affiliation or needs (kebutuhan social) 4. Esteem or status needs (kebutuhan akan penghargaan diri) 5. Self actualization (kebutuhan akan aktualisasi diri) 20 21
Abdul Chaer, Psikolinguistik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hal. 251 Malayu Hasibuan. Manajemen sumber daya manusia. Penerbit bumi aksara 2000. Hal 104
Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan dan memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidak seimbangan.