9
BAB II KERANGKA/DASAR PEMIKIRAN
2.1
KOMUNIKASI MASSA Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang
menggunakan media massa, baik cetak (Surat kabar, Majalah) atau elektronik (Radio, Televisi), yang dikelolah oleh suatu lembaga, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (Khususnya media elektronik).1 Kemudian Werner J. Severin dan James W. Tankard Jr., mendefinisikan Komunikasi Massa sebagai sebagian keterampilan, sebagian seni, dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian meliputi teknikteknik tertentu yang secara fundamental dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan perekam pita atau mencatat ketika berwawancara. Ia adalah seni dalam pengertian tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak untuk iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.2 Sedangkan komunikasi massa secara sederhana dirumuskan oleh Bitner “Mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people.” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).3 Peranan media massa dalam kehidupan sehari-hari saat ini semakin terlihat nyata dan begitu terasa, karena kebutuhan manusia pun semakin 1
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, hal 75 Onong Uchjana Effendy. Televisi Siaran Teori dan Praktek, Penerbit Mandar Maju. Bandung, 1993. Hal 13-14. 3 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung,1994. 2
10
meningkat. Perkembangan teknologi saat ini yang pesat memudahkan kita untuk mendapatkan informasi dari belahan dunia manapun. Dominasi media massa dalam kehidupan masyarakat tidak saja dalam bentuk perangkat keras semata, melainkan juga dalam bentuk penyajian isi. Isi yang disajikan oleh media sering dibentuk sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa percaya khalayak yang mengkonsumsinya. Ahli komunikasi massa Dennis McQuail mengatakan, “Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif”. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.4 TV adalah paduan radio (Broadcast) dan film (Moving Picture). Para penonton di rumah-rumah tak mungkin menangkap siaran TV, kalau tidak ada unsur-unsur radio. Dan tak mungkin mendapat melihat gambar-gambar yang bergerak pada layar pesawat TV, jika tak ada unsur-unsur film. TV sifatnya langsung. Suatu pesan yang akan disampaikan kepada penonton tidak mengalami proses yang berbelit-belit seperti halnya dengan menggunakan bahan tercetak.5 2.1.1 MEDIA KOMUNIKASI MASSA Sesuai dengan definisinya, komunikasi massa membutuhkan media massa dalam penyampaian pesannya. Media massa dalam cakupan komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film.
4
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, 1989, hal 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Edisi Tiga, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2007, hal 174 5
11
Perihal peranan media massa dalam kehidupan manusia dapat dirumuskan secara singkat antara lain : a)
Media massa juga dikenal sebagai media hiburan
b)
Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia
c)
Media massa membantu kita untuk menyusun agenda, menyusun
jadwal kehidupan sehari-hari d)
Media massa berfungsi membantu untuk berhubungan dengan
berbagai kelompok masyarakat lain di luar masyarakat kita e)
Media massa memberikan informasi dan membantu kita untuk
mengetahui secara jelas segala ikhwal tentang dunia sekelilingnya kemudian menyimpannya dalam ingatan kita. f)
Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang
mencari keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya. 6 Hiburan yang diinginkan oleh masyarakat akan terpenuhi dengan adanya kehadiran media massa sebagai alat penyampaian pesan yang semakin beragam dan berkembang. Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang paling berkembang di dunia karena wujudnya yang berupa audio visual.
Oleh
karena
itu
dipembahasan
selanjutnya,
peneliti
akan
mengkhususkan pembahasannya pada media televisi. Media massa memiliki fungsi dan peranan untuk menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan memberi kontrol sosial, baik kepada masyarakat maupun pemerintah yang sedang berkuasa. Media sesunguhnya 6
Alo Liliweri, Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991.
12
memainkan peran khusus dalam mempengaruhi budaya tertentu melalui informasi. Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (Human Communication). Komunikasi massa adalah alat-alat percetakan (Press Printed) yang menghasilkan surat kabar, majalah, tabloid, buku-buku, brosur dan materi percetakan lainnya. Gejala ini makin meluas pada dasawarsa pertama abad 20, ketika film dan radio mulai digunakan secara luas. Kemudian disusul oleh televisi pada dekade berikutnya. Kini kita sudah memasuki
era
telekomunikasi,
komunikasi
dan
informasi
dengan
menggunakan sistem satelit ruang angkasa, serat optik dan jaringan komputer muncul media online (Media Dotcom)7. Peran media sangat penting karena menampilkan sebuah cara dalam menampilkan realita. Oleh karena itu, keempat peranan media tersebut dapat dijadikan acuan bagi media dalam menyajikan informasi atau hal apapun kepada masyarakat, sebab segala sesuatu yang disajikan media secara tidak langsung dapat membentuk ataupun menentukan persepsi masyarakat atas sesuatu yang ia serap dari media. Di era globalisasi ini Media sudah banyak mengalami perkembangan. Dalam Seven Big Mass Media yang terdiri dari Televisi, Radio, Internet, Cetak, Film, DVD/VCD/rekaman, dan Mobile Phone. Salah satu bentuk media massa adalah Televisi. Saat ini Televisi sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat oleh karenanya dalam menyajikan berita atau
7
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo. 2006
13
informasi, media memiliki tanggung jawab kepada masyarakat mengenai fakta dari topik yang sedang disiarkan. 2.2
PERSPEKTIF FENOMENOLOGI Survei yang dilakukan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
(PDSKJ) menyebutkan sekitar 94 persen masyarakat Indonesia mengidap depresi dari mulai tingkat ringan hingga paling berat.8 “Sekarang ini disinyalir kesehatan mental bangsa ini sudah sangat rendah, kawan-kawan dari PDSKJ melakukan penelitian yang menyebutkan 94 persen masyarakat Indonesia mengidap depresi ringan sampai berat. Itu angka yang sangat besar,” kata Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Fachmi Idris. Meski demikian, sebagian besar orang tak sadar dirinya mengalami depresi terselubung. Gejala umum yang sering ditunjukkan adalah penyakit fisik yang terjadi berulang-ulang dalam jangka waktu tertentu dan tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan, seperti migrain tiap hari, maag terusmenerus, sulit tidur dan masuk angin 9. Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebut, prevalensi nasional penderita gangguan mental emosional (Cemas dan Depresi) pada penduduk berusia
8
http://www.resep.web.id/kesehatan/94-masyarakat-indonesia-mengidap-depresi.htm diakses pada tanggal 24 April 2013, pada jam 00:09:04 WIB 9
http://health.kompas.com/read/2012/10/06/02221686/Jumlah.Penduduk.yang.Depresi.Meningkat diakses pada tanggal 24 April 2013, pada jam 00:09:04 WIB
14
lebih dari 15 tahun mencapai 11,6 persen (Sekitar 20 juta orang). Yang mengalami gangguan jiwa berat 0,46 persen (Sekitar 1 juta jiwa). 10 2.3
PSIKOLOGI Psikologi (Dari bahasa yunani kuno : Psyche = Jiwa dan Logos = Kata)
dalam arti bebas Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari tentang jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi Psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya,
sehingga
Psikologi
dapat
didefinisikan
sebagai
ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental11. Pengertian Psikologi menurut beberapa ahli, diantaranya : Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat secara langsung, maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung12. Menurut Dakir (1993), Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya13.
10
http://health.kompas.com/read/2012/10/06/02221686/Jumlah.Penduduk.yang.Depresi.Meningkat diakses pada tanggal 24 April 2013, pada jam 00:09:04 WIB 11
Dakir. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1993 Ibid hal 63 13 Ibid hal 63 12
15
Menurut Muhibbin Syah (2001), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan.14 2.3.1 DEPRESI Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang
mewarnai
seluruh proses
mental (Berpikir,
Berperasaan dan
Berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸ yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas 15. Menurut Rice PL (1992), Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (Berpikir, Berperasaan dan Berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan16. Menurut Kusumanto (1981), Depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang Psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata
14
Ibid hal 63. Muhibbinsyah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001 16 Ibid 15
16
sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (Sindroma)17. Menurut Kartono (2002), Depresi adalah kemuraman hati (Kepedihan, Kesenduan, Keburaman Perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut Melankholi.18 Nurul Ulya adalah seorang wanita yang memiliki penyakit depresi. Nurul mengidap depresi setelah ia mendapat tekanan keras oleh ayahnya. Tekanan seperti ini yang mengakibatkan nurul menjadi trauma psikis. Nurul menjadi takut kepada ayahnya, sampai-sampai untuk bertemu pun Nurul tidak mau. Penulis merekonstruksi adegan ini pada konten film yang telah penulis produksi. Terdapat pada adegan di kamar mandi, set lokasi di rumah. 2.3.2 HALUSINASI Halusinasi adalah ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang ada (Fortinash, 1995).19 Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah atau persepsi eksternal yang tidak realita atau tidak ada (Sheila L. Videbeck, 2000).20
17
Ibid Muhibbinsyah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2001 19 Yosep, Iyus. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama. 2009 18
17
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu perubahan dalam jumlah atau pola rangsang yang mendekat (Baik yang dimulai secara eksternal maupun internal) disertai dengan respon yang berkurang dibesar-besarkan, distorsi atau kerusakan rangsang tertentu (Towsend, 1998).21 Halusinasi adalah terganggunya persepsi seseorang, dimana tidak terdapat stimulus. Tipe halusinasi yang paling sering adalah halusinasi pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan (Varcolis, Carson, Shoemaker, 2006).22 Benang merah antara teori halusinasi ini dengan film yang penulis telah buat yakni, Nurul menjadi sering merasakan halusinasi pendengaran dan penglihatan. Efek dari Nurul mendapat tekanan kekerasan dari ayahnya, serta menjadi suatu tuntutan dari ayahnya yang harus di capai. Nurul merasakan halusinasi tersebut pada saat belajar di kamar. Kejadian ini penulis merekonstruksikan kembali ke dalam konten film. 2.4
DEFINISI SENI Seni berasal dari kata sani (Sanskerta) yang berarti pemujaan,
persembahan dan pelayanan23. Kata tersebut berkaitan erat dengan upacara keagamaan yang disebut kesenian. Menurut Padmapusphita, kata seni berasal dari bahasa Belanda “Genie” dalam bahasa Latin disebut “Genius”, artinya kemampuan luar biasa yang dibawa sejak lahir24. 20
Ibid. Hal 75. Yosep, Iyus. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama. 2009 22 Ibid. Hal 76. 23 Yayat, N. Seni Budaya. Bekasi: Erlangga. 2007 21
18
Menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” yang berarti artivisual yaitu adalah suatu media yang melakukan suatu kegiatan tertentu25. Seiring dengan perkembangan waktu, banyak definisi seni diungkapkan oleh beberapa ahli. Berikut diuraikan beberapa definisi seni menurut para ahli nya26. Menurut Alexander Baum Garton, Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan27. Seni adalah salah satu unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Seni memiliki nilai estetis (Indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang28. Dengan seni dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus yang diterima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan kenikmatan batiniah yang muncul bila menangkap dan merasakan simbol-simbol estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual29.
24
Ibid. Hal 46. Ibid. Hal 46. 26 Ibid. Hal 46 27 Ibid. Hal 47. 28 Ibid. Hal 48. 29 Ibid. Hal 48 25
19
2.4.1 BENTUK SENI Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk. Seni menurut media yang digunakan terbagi 3 yaitu : 1. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (Audio Art), misalnya seni musik, seni suara dan seni sastra seperti puisi dan pantun. 2. Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual Art) misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak bela diri dan sebagainya. 3. Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (Audio Visual Art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang, film. 2.4.2 AUDIO VISUAL ART Pengertian Seni Audio (Auditory Art) adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra pendengaran (Telinga). Contoh Seni Audio adalah sebagai berikut: Seni musik, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada. Misalnya, pertunjukan gamelan atau piano. Seni Sastra, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui kata. Misalnya, pembacaan puisi atau drama. Seni Suara, yaitu seni yang dapat dinikmati melalui nada dan kata. Misalnya, pertunjukan band. Pengertian Seni Visual (Visual Art) adalah seni yang dapat dinikmati dengan indra penglihatan (Mata). Contoh Seni Visual antara lain sebagai
20
berikut. Seni dua dimensi yang meliputi garis, cahaya, warna, bentuk dan gerak. Misalnya: seni lukis, seni grafis dan sinematografi. Seni tiga dimensi yang meliputi ruang dan wujud yang bisa dicoba. Misalnya: seni patung, arsitektur, seni tari dan pantonim. Pengertian Seni Audiovisual (Auditory Visual Art) yaitu seni yang dapat dinikmati oleh indra pendengaran dan penglihatan. Contoh Seni Audiovisual antara lain sebagai berikut: seni tari merupakan perpaduan gerak dan nada. Seni Drama merupakan perpaduan gerak, kata dan visual. Seni Opera merupakan perpaduan gerak, nada dan visual. 2.5
DEFINISI SUTRADARA Sutradara atau pembuat film adalah orang yang bertugas mengarahkan
sebuah film sesuai dengan manuskrip, pembuat film juga digunakan untuk merujuk pada produser film30. Manuskrip skenario digunakan untuk mengontrol aspek-aspek seni dan drama. Pada masa yang sama, sutradara mengawal petugas atau pekerja teknik dan pemeran untuk memenuhi wawasan
pengarahannya.
Seorang
sutradara
juga
berperan
dalam
membimbing kru teknisi dan para pemeran film dalam merealisasikan kreativitas yang dimilikinya.31 Ada pengertian lain mengenai sutradara, Sutradara adalah suatu profesi yang disandang oleh seorang yang bertanggung jawab sepenuhnya secara profesional dalam melaksanakan suatu proses produksi/penyiaran paket 30
Rukmananda, Naratama. menjadi sutradara televisi: dengan single dan Multi Camera. Jakarta: PT. Grasindo. 2004 31 Rukmananda, Naratama. menjadi sutradara televisi: dengan single dan Multi Camera. Jakarta: PT. Grasindo. 2004
21
televisi dengan kemampuan wawasan yang luas, kreatif, Imaginative, Interpretiv, Inovative dalam berkarya dan bermanfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri32. Menurut Don Livingston: Kemampuan seorang sutradara yang baik adalah hasil pengalaman dan bakat yang tidak mungkin diuraikan. Menurut Hamzah A. dan Ananda S.: Sutradara adalah orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab dalam masalah artistik dan teknis ( Bila dalam teater )33. 2.5.1 KONSEP PENYUTRADARAAN Dalam proses pembuatan karya ini sutradara sudah memiliki konsep dalam menjalani penyutradaraan. Konsep penyutradaraan yang telah sutradara buat meliputi beberapa aspek, yakni : 1. Menyiapkan Naskah Skenario. Setelah melewati tahapan observasi yang cukup lama, ide dan gagasan sudah didapatkan, sutradara langsung membuat naskah skenario dalam proses pembuatan film. Setelah naskah disusun, perlu membuat Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film. 2. Membuat Konsep Adegan
32
Rukmananda, Naratama. menjadi sutradara televisi: dengan single dan Multi Camera. Jakarta: PT. Grasindo. 2004 33 Ibid. Hal. 76
22
Di film ini banyak melihatkan adegan-adegan yang menekankan pada sisi Human Interest yang bertujuan mengajak penonton ikut merasakan kejadian yang dialami tokohnya, sehingga penonton merasa seakan-akan berada di dalam film tersebut.
Gambar 1. Sebagai contoh adegan ketika Nurul sedang mengalami depresi dan halusinasi.
Gambar 2. Ketika Nurul berhalusinasi ayahnya yang berakibat menyakitkan ibunya.
Gambar 3. Adegan Nurul ketika ia sadar harus bangkit dari masa-masa kesulitannya.
3. Membuat Konsep Cinematography Pada konsep ini penulis bekerja sama dengan DOP (Director of Photography) dalam hal konsep Lighting, penataan, serta angle kamera. Konsep-konsep
tersebut
penulis
rencanakan
dari
beberapa
konsep
Cinematography yang menarik dari berbagai referensi film “A Beautiful
23
Mind”. Penulis mensesuaikan dengan konsep adegan pada film “Pencapaian Berujung Asa”. Untuk konsep Lighting sendiri, kebanyakan menggunakan pencahayaan natural atau alami seperti beberapa adegan yang lokasinya Outdoor.
Gambar 4. Sebagai contoh pada adegan Nurul sedang berdandan di depan cermin. Pada adegan ini penulis mengkonsepkan Lightingnya dengan Daylight serta pencahayaan dari luar jendela kamar agar lebih terlihat natural layaknya waktu di pagi hari, ketika cahaya matahari masuk dalam sela-sela jendela.
Gambar 5. Adegan Nurul ketika mengalami halusinasi dikamarnya, ada adegan Spesial Effect yang penulis buat berupa bayangan dari luar jendela kamar Nurul. Untuk menambah suasana menegangkan apa yang telah di alami oleh Nurul.
24
Gambar 6. Adegan Nurul sedang melakukan kegiatan mengajar asdos (Assisten dosen), penulis membuat Time Lipse bertujuan untuk menggambarkan kegiatan tersebut dilakukan Nurul beberapa hari, walaupun dengan tehnik pengambilan gambarnya menggunakan slider.
4. Membuat Konsep Editing Keseluruhan editing disini memakai konsep Continuity Editing. Penulis selaku sutradara pada film ini membuat plot tiga babak sederhana yang terdiri dari fase awal, tengah dan akhir. Pada fase tengah memiliki lebih banyak durasi dibanding dua fase lainnya yakni awal dan akhir. Didalam fase tengah terdapat tiga sekuens penting dalam film yang membawa isi utama cerita film. Pada bagian opening film “Pencapaian Berujung Asa” ini terdapat Jump Cut Scene, salah satu yang terjadi di scene 1 dan scene 24 akhir, dimana dua scene tersebut diacak. Ada juga adegan Flashback yang menggambarkan kejadian yang lalu tetapi terjadi ditengah cerita. Agar makin menguatkan sisi psikologis yang tengah di derita Nurul. 5. Merekrut Crew Film. a.
Menyeleksi dan menentukan crew dari tiap departemen.
b.
Menetapkan komposisi crew berdasarkan anggaran.
c.
Menyusun tim produksi.
6. Menyusun Jadwal dan Budgeting. Jadwal atau Time Schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja, biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana
serta batas
waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, Scene dan Shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta pemerannya siapa.
25
Lokasi sangat menetukan jadwal pengambilan gambar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya: a.
Penggandaan naskah scenario film untuk crew dan pemain.
b.
Penyediaan property, kostum, make up.
c.
Honor untuk pemain, konsumsi.
d.
Akomodasi dan transportasi.
e.
Menyewa alat produksi.
2.6
PENOKOHAN KARAKTER Albertime
Minderop
dalam
mengartikan
penokohan
sebagai
karakterisasi yang berarti metode melukiskan watak para tokoh yang terdapat dalam suatu karya fiksi34. Dalam buku Teori Pengkajian fiksi Istilah karakter (Character) sendiri dalam berbagi literatur bahasa inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap, ketertarikan, emosi, keinginan dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, Character dapat berarti “Pelaku Cerita” dan dapat pula berarti “Perwakatan”35. Antara seorang tokoh perwatakan yang dimilikinya merupakan suatu kepaduan yang utuh. Penyebutan nama tokoh tertentu, tak jarang langsung mengisyaratkan kepada kita perwatakan yang dimilikinya. Subandi mengatakan (1978:12),
34 35
Nurgiyantoro, B. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1998 Ibid. Hal. 51
26
Karakterisasi merupakan pola pelukisan image seseorang yang dapat dipandang dari segi fisik, psikis dan sosiologi. Segi fisik, pengarang melukiskan karakter pelaku misalnya, tampang, umur, raut muka, rambut, bibir, hidung, bentuk kepala, warna kulit dan lain-lain. Tokoh dengan penokohannya sangat penting untuk sebuah film, karena berbeda dengan cerita dalam bentuk tulisan. Cerita dalam film membutuhkan visualilsasi terutama dari para tokohnya. Karena itu perlu memahami mengenai teori penokohan dalam film. Penokohan berhubungan dengan watak yang dimiliki oleh seorang tokoh didalam film. Penokohan yang baik akan bisa mencitrakan film dengan baik juga. Salah satu penyampaian pesan serta pelaku yang menjalankan alur cerita yang di inginkan oleh sutradara adalah para tokoh dalam film. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaanya dalam novel yang bersangkutan. Ia merupakn tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun dikenai kejadian. Tokoh pembantu adalah tokoh yang hanya muncul sedikit dalam cerita atau tidak dipentingkan dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama, secara langsung ataupun tak langsung dan hanya tampil menjadi latar belakang cerita. Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan
27
menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Konflik adalah pergumulan yang dialami oleh karakter dalam cerita dan konflik ini merupakan inti dari sebuah karya sastra yang pada akhirnya membentuk plot. 2.6.1 TEORI DRAMATURGI Dramaturgi adalah sebuah teori yang mempelajari seluk-beluk cerita dari naskah, yang di dalamnya terdapat studi struktur dramatik, plot atau alur cerita, penokohan dan setting peristiwa36. Menurut Erving Goffman, Dramaturgi adalah sandiwara kehidupan yang disajikan oleh manusia37. Dengan mengambil konsep mengenai kesadaran diri dan The Self Mead, Goffman kembali memunculkan teori peran sebagai dasar teori Dramaturgi. Goffman mengambil pengandaian kehidupan individu sebagai panggung sandiwara, lengkap dengan setting panggung dan akting yang dilakukan oleh individu sebagai aktor “kehidupan”38. Dengan mempelajari dramaturgi seseorang mempunyai pengertian yang mendalam tentang hubungan antara dunia fiktif dalam permainan drama dengan dunia realitas.
36
37 38
Pramayoza, Dede. Dramaturgi Sandiwara. Yogyakarta:Penerbit Ombak. 2013 Ibid. Hal 9 Ibid. Hal 9
28
Fasih dalam menganalisa naskah berdasarkan keterangan mengenai keadaan masyarakat di mana naskah tersebut ditulis dan teori-teori serta praktek menjalankan pemeranan untuk mana naskah atau yang bersangkutan telah ditulis39. Juga berkemampuan menerapkan analisa tersebut dengan menguji ketepatan karakterisasi dari watak-wataknya, seperti memerinci keluarga watak, latar belakang pendidikan watak, lingkungan kehidupan watak, kepribadian watak, dan perkawinan watak, yang diketemukan di dalam analisa naskah, dan mengatur konsistensinya dengan visi sutradara 40. 2.7
PENGERTIAN FILM PENDEK Film adalah gambar hidup yang juga sering disebut Movie. Film secara
kolektif sering disebut sebagai sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia parasineas sebagai seluloid. Film adalah sekedar gambar yang bergerak, adapun pergerakannya disebut sebagai Intermitten Movement, gerakan yang muncul hanya karena keterbatasan kemampuan mata dan otak manusia menangkap sejumlah pergantian gambar dalam sepersekian detik. Film menjadi media yang sangat berpengaruh, melebihi media-media yang lain, karena secara audio dan visual dia bekerja sama dengan baik dalam membuat penontonnya tidak bosan dan lebih mudah mengingat, karena formatnya yang menarik.
39 40
Ibid. Hal 10 Ibid. Hal 11
29
Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang, dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, eletronik dan lainnya 41. Film pendek pada awal berkembangnya sempat di populerkan oleh Comedian macam Charlie Chaplin. Pada tahun 30an, film pendek sempat mengalami kisruh. Perusahaan film besar yang memproduksi film pendek memanfaatkannya untuk tujuan komersil. Perusahaan film yang memiliki jaringan bioskop sendiri seringkali menjual film pendek ini pada bioskopbioskop lain dan film tersebut dijual dalam satu paket yang mengharuskan bioskop-bioskop tersebut juga menayangkan Feature yang mengkomersilkan nama perusahaan tersebut. Pada akhirnya kualitas film pendek pun jadi merosot. Praktek ini disebut Block Booking dan pada akhirnya dinyatakan illegal oleh US Supreme Court. Dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut, film pendek kembali popular. Sejak saat itu, film pendek adalah sepenuhnya lahan milik para sineas independent. Produsen film besar juga masih memproduksi film pendek, namun hanya untuk Special Project dan bukan untuk tujuan komersil.
41
Sumarno, Marseli. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: PT.Grasindo. 1996
30
Pada tahun 50an, film pendek mulai merasuki pertelevisian. Bentuk film pendek yang popular ditayangkan di televisi waktu itu (Bahkan sampai sekarang) adalah kartun yang menampilkan karakter unik. Pada akhir 60an, film pendek di layar lebar di nyatakan menghilang dari layar lebar. Pada tahun 1980, definisi durasi dari film pendek berubah menjadi 40-80 menit. Mendekati film durasi normal. Yang tetap membedakan film pendek adalah topiknya yang rumit. Kini banyak di buat festival sebagai ajang ekspresi para pembuat film pendek. Bersamaan dengan menjamurnya festival film pendek, popularitas film pendek juga meroket dan menuai antusiasme para sineas amatir. Biaya rendah yang dibutuhkan untuk membuat film pendek adalah alasan utama untuk memilih bentuk film ini sebagai pembelajaran bagi para pemula. 2.8
GENRE FILM DRAMA Genre ini lebih menekankan pada sisi Human Interest yang bertujuan
mengajak penonton ikut merasakan kejadian yang dialami tokohnya, sehingga penonton merasa seakan-akan berada di dalam film tersebut. Tidak jarang penonton yang merasakan sedih, senang, kecewa, bahkan ikut marah. 42 Genre drama adalah genre yang paling luas daripada genre-genre lain. Film drama mengembangkan kejadian sehari-hari dalam bentuk narasi yang melibatkan emosi dan perasaan manusia. 43 Film drama tidak selalu seputar kisah percintaan. Topik seperti kecanduan obat, dilema moral, penindasan ras, korupsi, persahabatan dan lainnya juga termasuk topik film drama. “Rocky”, 42 43
Baksin, Askurifai. Membuat Film Indi Itu Gampang. Bandung: Katarsis. 2003 Ibid. Hal. 86
31
film yang melambungkan tokoh petinju bernama Rocky Balboa yang diperankan oleh Sylvester Stallone, termasuk genre drama. Sub-genre drama yang populer adalah melodrama, yakni drama dengan cerita yang “Memaksa” penonton untuk sendu atau bahkan menangis. 44 Film pendek yang telah penulis produksi “Pencapaian Berujung Asa” juga bergenre drama. Ada beberapa scene atau adegan yang memperlihatkan kesedihan dari derita tokoh Nurul alami. Serta penulis yakin akan “Memaksa” penonton atau Audiens terbawa dalam suasana haru tersebut. 2.9
SINEMATOGRAFI Sinematografi (Dari bahasa Yunani: Kinema “Gerakan” dan Graphein
“Merekam”) adalah pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis untuk suatu sinema 45. Sinematografi sangat erat hubungannya dengan seni fotografi tetap. Banyak kesulitan teknis dan kemungkinan-kemungkinan kreatif yang muncul ketika kamera dan elemen adegan sedang bergerak.46 Sinematografi adalah segala perbincangan mengenai sinema (Perfilman) baik dari estetika, bentuk, fungsi, makna, produksi, proses, maupun penontonnya. Jadi seluk beluk perfilman dikupas tuntas dalam sinematografi. Memasuki dunia perfilman berarti memasuki dunia pemahaman estetik melalui paduan seni Acting, fotografi, teknologi Optic, komunikasi visual,
44
Ibid. Hal. 87 Rabiger, Michael. Directing Film Techniques and Aestethics. Oxford: Focal Press. 2007 46 Vincent B. T. Brata. Videografi dan Sinematografi Praktis. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2007 45
32
industri perfilman ide, cita-cita dan imajinasi yamg sangat kompleks. Pemahaman estetik dalam seni (Secara luas), bentuk pelaksanaannya merupakan apresiasi. Apresiasi seni merupakan proses sadar yang dilakukan penghayatan dalam menghadapi karya seni (Termasuk film) 47. Pemahaman atau apresiasi film memiliki dimensi logis, sedangkan penikmatan sebagai proses Psikologis. Apresiasi film menuntut keterampilan dan kepekaan estetik untuk memungkinkan seseorang mendapatkan pengalaman estetik dalam mengamati karya film. Pengalaman estetik dapat tumbuh pada setiap orang apabila terdapat proses penghayatan yang sungguhsungguh, terpusat dan pelibatan emosional. “The aesthetic experience may be defined as satisfaction in contemplation or as satisfying intuition”, bahwa pengalaman estetik merupakan hasil interaksi antara karya film dengan penghayatannya48. Anatomi film pada dasarnya dapat dibagi secara subjek dan objek. Subjek film terdiri dari kemampuan sensoris-visual. Dalam gambar film tersimpan visual auditif idiil yang saling berkaitan. Film merupakan sebuah proses kreatif, mimesis dan peristiwa, ada ekspresi/ide, ada simulasi peristiwa dan menimbulkan apresiasi. Sedangkan objek dalam film terdapat aspek material yang harus dipahami seperti Medium Celluloid, serta optik dalam Compact Disk dan lain-lain. Aspek formal berbentuk gambar, gambaran ruang
47 48
Ibid. Hal. 59 Ibid. Hal. 38.
33
dan waktu secara virtual dan film dibuah berdasarkan penyusunan skenario yang didasarkan atas ide kehidupan manusia secara virtual49. Seorang Sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab semua aspek visual dalam pembuatan sebuah film. Mencakup interpretasi visual pada skenario, pemilihan jenis kamera, jenis bahan baku yang akan di pakai, pemilihan lensa, pemilihan jenis filter yang akan dipakai di depan lensa atau di depan lampu, pemilihan lampu dan jenis lampu yang sesuai dengan konsep sutradara dan cerita dalam skenario. Seorang Sinematografer
juga
memutuskan gerak kamera, membuat konsep visual, membuat Floorplan untuk ke efisienan pengambilan gambar. Artinya seorang Sinematografer adalah orang yang bertanggung jawab baik secara teknis maupun tidak teknis di semua aspek visual dalam film50. Sinematografer harus mendukung visi dari sutradara dan skenario, karena bagaimanapun yang akan di sampaikan kepada penonton adalah semua informasi dalam bentuk visual yang sesuai dengan visi sutradara dan visi skenario walaupun di beberapa kasus, sutradara bisa merubah jalan cerita dalam skenario demi keindahan bercerita yang sudah merupakan gaya sutradara tersebut. Sinematografer adalah juga kepala bagian Departemen Kamera, Departemen Pencahayaan dan Grip Departement untuk itulah Sinematogrefer sering juga disebut sebagai Director of Photography atau disingkat menjadi DoP. 49 50
Ibid. Hal. 45 Rabiger, Michael. Directing Film Techniques and Aestethics. Oxford: Focal Press. 2007
34
2.9.1
TEORI SINEMATIK Unsur sinematik atau juga sering diistilahkan gaya senematik adalah
merupakan aspek-aspek teknis pembentuk film. Unsur sinematik terbagi menjadi empat elemen pokok yakni: a) Mise-en-scene yaitu segala hal yang terletak didepan kamera yang akan diambil gambarnya dalam sebuah produksi film. Sinematografi, Editing dan suara. Mise-en-scene terdiri dari empat sapek utama, yaitu : Setting (Latar), Costume, Tata rias (Make-up), Pencahayaan (Lighting), Para pemain dan Pergerakannya (Acting). b) Sinematografi yaitu mencakup semua perlakuan sineas terhadap kamera dan stok filmnya. Unsur Sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yakni: kamera dan film, framing serta durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui kamera dan stok filmnya, seperti warna penggunaan lensa, kecepatan gerak gambar dan sebagainya. Framing adalah hubungan kamera dengan objek yang diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak, ketinggian, pergerakan kamera dan seterusnya. Sementara durasi gambar mencakup lamanya sebuah objek diambil gambarnya oleh kamera. c) Editing definisi Editing pada tahap produksi adalah proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah diambil. Sementara definisi Editing setelah filmnya jadi (Pasca Produksi) adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menghubungkan tiap Shoot-nya.
35
d) Suara yaitu seluruh suara yang keluar dari gambar, yakni dialog, musik dan efek suara. Masing-masing elemen sinematik tersebut juga saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk gaya sinematik secara utuh.51
51
Rabiger, Michael. Directing Film Techniques and Aestethics. Oxford: Focal Press. 2007