BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar atau umum
KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.
McQuil (1987) dalam Teori Komunikasi Massa meyakini bahwa pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massa dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Di samping itu, ada pula makna lain yang dianggap makna asli dari kata massa, yaitu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen-komponennya sulit dibedakan satu sama. Kamus bahasa Inggris memberikan definisi massa sebagai suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.
10
11 2.1.1
Radio Pengertian radio menurut Kamus Komunikasi adalah penyebaran secara
elektronik berbagai cara dalam bentuk kata-kata, musik dan efek suara yang bersifat auditif (untuk didengarkan) kepada khalayak yang tersebar. (Onong Uchjana Effendy. 1989 h. 301) Dari pengertian di atas dapat, penulis mengartikan bahwa radio merupakan media komunikasi yang pengirimkan kata-kata, suara atau bunyi melalui gelombang udara untuk didengarkan khalayak yang tersebar. Sebagai salah satu alat komunikasi massa elektronik, radio dianggap penting, karena dapat menjadi teman di saat santai ataupun saat beraktifitas. Selain itu, radio juga memiliki peran untuk menampilkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan informasi kepada khalayak. Menurut Omar Abidin Gilang (1996, h. 54-55), radio merupakan salah satu media massa yang mampu menjangkau khalayak luas. Penjelasan lebih lanjut, yakni : Radio merupakan media komunikasi massa periodik yang memiliki kemampuan menjangkau khalayak luas dalam waktu bersamaan. Sebagai salah media massa radio memiliki kelebihan dalam kecepatan menyampaikan pesan dibanding media massa lain seperti televisi dan surat kabar. Pesan yang disampaikan melalui radio akan sampai kependengar sesaat setelah diudarakan, secara serentak pada waktu bersamaan diberbagai penjuru. Kelebihan lain media radio adalah acaranya dinikmati dalam segala suasana. Ardianto (2004, h. 128) menjelaskan kekuatan radio sebagai berikut:
12 a. Daya Langsung Daya langsung siaran radio berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada pendengar yang relatif cepat b. Daya Tembus Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap sebagai kekuatan kelima ialah daya tembus radio siaran, dalam arti kata tidak mengenal jarak dan rintangan. c. Daya Tarik Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran memiliki kekuasaan ialah daya tarik yang kuat yang dimilikinya. Daya tarik ini disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga unsur yang ada padanya, yakni: musik, kata-kata dan efek suara. Dari beberapa pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa radio memiliki khalayak yang lebih spesifik, dapat dinikmati dimana saja dengan harga reciver relatif lebih murah dibandingkan media lain, bersifat instrusi, fleksibel, dan lebih sederhana
dalam
pengoprasian,
dan
pengelolaannya,juga
tidak
membutuhkan
konsentrasi tinggi untuk menyimak siaran radio. Selain itu kekuatan radio terletak pada kata-kata, musik, dan efek suara yang dimunculkan. Selain memiliki kekuatan radio juga memiliki kelemahan. Torben brandt (2001, h. 13-16) menjelaskan tentang kelemahan radio sebagai berikut : 1. Cepat hilang Radio adalah sifatnya "selintas" , apa yang disiarkan menit ini, akan gampang dilupakan orang pada menit-menit berikutnya
13 2. Ruang yang ralatif terbatas Radio adalah medium dengan ruangan yang relatif terbatas. Sebuah stasiun swasta rata-rata mengudara selama 18 jam setiap hari. Jumlah jam siar maksimal tentu saja hanya 24 jam, sebuah pembatas alamiah yang tentu saja tak mungkin diakali lagi oleh pengelolah radio. 3. Beralur Linier Maksudnya ialah program yang disiarkan radio mengikuti perjalanan waktu. Ibarat urutan abjad, pendengar hanya bisa mendengarkan program-program yang disuguhkan dengan mengikuti urutan dari A sampai Z. Tidak bisa proses mendengarkan ini dilakukan dengan cara melompat-lompat. Dari beberapa pendapat diatas dapat peneliti simpulkan bahwa radio adalah cepat hilang,ruang yang relatif terbatas dan beralur linier sehingga program yang disiarkan mengiikuti perjalanan waktu. Selain itu radio hanya mengandalkan suara dalam penyampaian pesan tanpa dukungan gambar, bersifat satu arah dan sekilas sehingga pesan yang sudah mengudara tidak dapat ditarik kembali, dan rentan akan gangguan ketika mendengarkan. 2.1.2 Berita Radio Menurut Hasan As’ary Oramahi (2003, h. 1-2 ) berita radio adalah suatu informasi yang baru (new) yang mengandung makna penting (significant) yang ada pengaruhnya terhadap siapa pun yang mendengarkannya, dan menarik bagi si pendengar. Bagi radio, berita adalah apa yang terjadi sekarang, dan yang akan segera terjadi.
14 Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan, bahwa berita radio adalah informasi yang baru, baik yang terjadi sekarang maupun segera terjadi, dan memiliki pengaruh, arti penting, dan menarik bagi pendengar. Menurut masduki (Masduki, h. 10) berita radio adalah suatu sajian laporan berupa fakta dan opini, yang mempunyai nilai berita, penting, dan menarik bagi sebanyak mungkin orang dan disiarkan melalui radio secara berkala. Berita radio menjawab persoalan apa yang sedang terjadi, dan bagaimana peristiwa tersebut berlangsung. Dari pendapat Masduki tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa berita radio merupakan laporan berupa fakta dan opini, memiliki nilai berita, penting dan menarik bagi khalayak, yang sesegera mungkin harus diudarakan melalui media radio secara berkala. Berita radio juga dapat menjawab persoalan yang terjadi dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Berdasarkan definisi di atas, terdapat karakteristik dalam berita radio yang bersifat : 1. Segera dan cepat. Laporan peristiwa atau opini di radio harus sesegera mungkin dilakukan untuk mencapai kepuasan pendengar dan mangoptimalkan sifat kesegeraan sebagai kekuatan radio. 2. Aktual dan faktual. Berita radio merupakan hasil liputan peristiwa atau opini yang segar dan akurat sesuai dengan fakta yang sebelumnya tidak diketahui oleh khalayak. Opini
15 terkait dengan upaya pendalaman liputan (investigasi) atas suatu data atau peristiwa. 3. Penting bagi masyarakat luas. Harus ada keterkaitan dengan nilai berita yang berlaku dalam pengertian jurnalistik secara umum untuk memenuhi kepentingan masyarakat. 4. Relevan dan berdampak luas. Masyarakat selaku pendengar memerlukan berita radio dan akan mendapatkan manfaat optimal dari berita radio, yaitu pengetahuan, pengertian dan kemampuan bersikap atau mengambil keputusan tertentu sebagai respons atas sebuah fakta. Berdasarkan penjelasan karakteristik di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kekuatan berita radio adalah cepat dan segera, sehingga laporan peristiwa atau opini di radio harus segera disampaikan kepada pendengar. Berita radio merupakan hasil liputan peristiwa dan opini yang aktual dan faktual atas suatu data dan peristiwa. Berita radio harus memiliki keterkaitan dengan nilai berita dan memenuhi kepentingan masyarakat. Di samping itu, berita radio memiliki dampak terhadap masyarakat, dan dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan kemampuan pendengar, dalam mengambil sikap dan keputusan tertentu sebagai sikap atas sebuah fakta. Selain memiliki karakteristik, pemberitaan yang lazim dalam radio menurut Sudirman Tebba,( h. 88-89)adalah : 1.
Berita Tulis (writing news), yaitu berita pendek yang bersumber dari media lain atau ditulis ulang. Bisa pula berupa liputan reporter yang teksnya diolah kembali di studio.
16 2.
Berita sisipan (news with insert), yaitu berita yang dilengkapi atau di-mix dengan sisipan suara nara sumber.
3.
News feature, yaitu berita atau laporan jurnalistik panjang yang lebih bersifat human interst.
4.
Phone in news, yaitu berita yang disajikan melalui laporan langsung reporter via telepon.
5.
Buletin berita (news bulletin), yaitu gabungan berita pendek yang disajikan dalam satu blokwaktu.
6.
Jurnalistik Interaktif (news interview), yaitu berita yang bersumber pada sebesar mungkin keterlibatan khalayak, misalnya wawancara waraga masyrakat lewat telepon, vox-pops atau berita yang menempatkan masyarakat sebagai subjek pelapor (reporter dadakan), baik mereka sebagai pelaku atau sekedar saksi mata kejadian.
Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa bentuk berita yang lazim di radio dapat disajikan dalam beberapa bentuk diantaranya; berita tulis, Berita sisipan, News feature, Phone in new serta jurnalistik interaktif. Berita tulis merupakan berita yang ditulis ulang, baik dari berbagai sumber maupun liputan reporter. Sedangkan berita sisipan, berupa berita yang disisipi dengan suara nara sumber. Sementara News feature merupakan laporan yang isinya berupa bersifat human interest. Phone in news, yaitu berita laporan langsung reporter melalui telepon. Buletin berita adalah gabungan dari beberapa berita dalam satu waktu. Sementara jurnalistik interaktif yaitu merupakan wawancara langsung melalui telepon dengan melibatkan masyarakat sebagi nara sumber pada suatu peristiwa.
17 2.1.3
Syarat penulisan berita Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemenuhan berarti “cara untuk
menuju kelengkapan atau kesempurnaan.” Dan, definisi “syarat” adalah segala sesuatu yang perlu atau harus ada.(hal 298) Sedangkan “penulisan” yang merupakan kata dasar dari tulis, yang kemudian diberi imbuhan “pe-an”. Memiliki pengertian yaitu ; melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang atau membuat surat) dengan tulisan, dan proses penulisan dilakukan dengan membuat cara atau menuliskan.(hal 998). Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan pengertian pemenuhan syarat penulisan berita radio adalah proses menuju kesempurnaan atau kelengkapan sesuai syarat berita radio. Sebagaimana umumnya, dalam setiap penulisan berita harus memiliki struktur penulisan, hal tersebut dimiliki pula dalam penulisan berita radio. Mengenai struktur penulisan berita radio, terutama untuk berita tulis dan berita sisipan juga menggunakan kaidah piramida terbalik Gambar 2.1 Piramida Terbalik
Lead : siapa, apa, di mana, teks pembuka atau sisipan
Setting : mengapa, bagaimana, Adegan atau atmosfir/ background teks/ sisipan lain, fakta pendukung, (boleh ada atau tidak tergantung waktu siarnya)
18 Masduki (2001, h. 19-20) menjelaskan lebih lanjut menjelaskan, tujuan penggunaan struktur berita adalah untuk (1) menarik perhatian pendengar sejak awal, (2) menekankan informasi yang cepat dan ringkas, mengingat syarat suatu berita yang harus bersifat selintas dan fokus tanpa menyampingkan aspek 5W+1H. Dari penjelasan mengenai tujuan penggunaan struktur berita, penulis menyimpulkan terdapat dua penggunaan struktur yang memiliki tujuan, baik untuk pendengar maupun dalam penulisan berita radio. Tujuan pertama untuk pendengar, yaitu menarik perhatian pendengar sedari awal. Tujuan yang kedua adalah terkait dengan penulisan berita radio, dengan penggunaan struktur, mengingat radio memiliki sifat yang selintas, sehingga penyampaian informasi harus cepat dan ringkas tanpa mengabaikan aspek 5W+1H. Secara teknis, tujuan penggunaan piramida terbalik tersebut adalah : 1. Memudahkan pendengar yang sempit waktunya, sehingga dengan menyimak lead in-nya saja sudah bisa mengetahui inti berita/ peristiwa yang disampaikan. 2. Memudahkan proses penyuntingan berita karena keterbatasan waktu siar. Bagian-bagian lanjutan setelah lead in bisa dipotong tanpa mengorbankan data peristiwa yang penting, dan 3. Aliran berita menjadi sangat informatif, tidak bertele-tele, fokus dan langsung pada inti peristiwa. Sementar menurut Maria Fravenrath dan Yonis Ali Nur (2003, h. 32) terkait dengan penjelasan struktur piramida terbalik yaitu: Paragraf pertama yang sangat penting ini biasa disebut ‘lead’ atau ‘intro’. Idealnya lead atau into bisa berdiri sendiri sebagai penyimpulan singkat peristiwa yang diceritakan. Bagian ini menentukan apa yang
19 disampaikan berikutnya. Lead sebaiknya tidak berawalan dengan kutipan. Tempat dan rincian waktu dapat anda taruh dalam paragreaf kedua atau ketiga kecuali jika memang tempat dan waktu itu memiliki nilai berita sendiri. Dari pendapat diatas peneliti memahami bahwa tujuan yang digunakannya struktur berita dalam penulisan suatu berita radio adalah untuk menarik perhatian pendengar sedari awal, dengan tanpa mengabaikan aspek 5W+1H. Jika dikaitkan dalam masalah penelitian penulis dengan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan Lintas Informasi merupakan berita radio yang memiliki karakteristik, bentuk pemberitaan, serta memiliki sumber berita, dan menggunakan kaidah piramida terbalik. Sedangkan mengenai panjang sebuah berita, menurut Hasan Asy’ary. Oramahi (2003, h. 94) mengenai panjang sebuah berita, untuk radio mungkin satu menit untuk satu item berita menjadi pegangan. Enam atau tujuh kalimat cukup untuk satu berita, dengan rincian 24 kata untuk satu kalimat (dengan durasi 50 detik). Sedangkan untuk durasi maksimal voice report untuk siaran radio adalah satu menit, bahkan ada yang hanya 20 detik. Namun dalam keadaan tertentu, durasi bisa diperpanjang menjadi 40 sampai 45 detik. Berbeda dengan pendapat Oramahi Masduki mengatakan, satu berita rata-rata ditulis 10 hingga 15 baris teks. Jika menggunakan sisipan tidak lebih dari 20 detik, karena daya tahan pendengar tidak lebih dari dua hingga 3 menit. Apabila lebih panjang dari itu, pendengar tidak akan memperhatikannya. Dari dua pendapat di atas, jika disesuaikan dengan masalah pokok penelitian ini, maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan berita harus singkat, waktu
20 yang dibutuhkan dalam satu berita radio maksimal 3 menit, dengan rincian enam atau tujuh kalimat yang terdiri dari 10 hingga 15 baris teks. Di tambah dengan sisipan dengan durasi 20 sampai 45 detik. Dalam satu berita baca dan sisipan maksimal waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 3 menit. Berita radio karena sifat auditifnya juga harus memenuhi persyaratan lain, seperti yang dijelaskan oleh Masduki (2001, h.12-14), yaitu : 1. Lokal-emosional, yaitu berita menjadi alat komunikasi antar individu pendengar dengan masyarakat sekitar. Efektifitas berita tergantung pada aspek kedekatan atau lokalisasi nya dengan pendengar secara geografis dan psikologis, serta keterlibatan aktif mereka secara emosional dan interaktif 2. Personal yaitu komunikasi berita radio berlangsung seperti sesorang yang sedang bercerita atau membicarakan sesuatu dengan temannya. Prosesnya memberikan kesan bahwa penyiar sedang berbicara dengan pendnegar sehingga akrab ditelinga, bukan terkesan membaca sesuatu. 3. Selintas. Radio adalah media dengan mobilitas pendengar yang tinggi, ditangkap selintas, dan sekali saja. Tidak ada pendengar yang betah terhadap satu stasiun radio dalam waktu lama. Oleh karena itu untuk menarik perhatian pendengar, sejak awal berita perlu menggunakan lead yang menarik, yang disusun dengan kaidah piramida terbalik. 4. Fokus dan anti detail. Berita adalah penyiaran suatu ide atau peristiwa. Kemampuan pendangar untuk mengingat suatu rincian laporan sangat terbatas. Oleh karena itu, radio harus ringkas data dan menghindari tuturan kalimat yang bernakna ganda. Karena tidak bisa didokumentasikan, maka di dalam berita radio
21 dikenal istilah pengulangan (updating), guna mencapai kejelasan, apalagi jika ada perkembangan berita lanjutannya yang harus disampaikan pada rentang waktu tertentu dalam satu hari. 5. Imajinasi, yaitu radio dan terutama berita radio adalah theater of mind. Berita yang disajikan harus dapat mengembangkan imajenasi dramatik pendengar secara tepat atas peristiwa yang terjadi. Pendengar seperti sedang berada di lokasi kejadian atau terlibat dalam persoalan yang diberitakan. 6. Fleksibel, yaitu cara penyampaian berita radio sangat bergantung pada kreativitas dan gaya penyiar yang membacakannya. Seluruh pengertian dan makna teks yang disampaikan, tercermin infleksi (tinggi, rendah, datar) kekuatan suara penyair, sebab announcer is the captain of the station. Sementara menurut Astuti (2008, h. 65-66) mengutip penjelasan Vivian (2006, h. 265) yang menjadi syarat penulisan sebuah berita radio adalah: 1. Akurat, seimbang, dan adil. Pada pokoknya memenuhi syarat-syarat ideal jurnalisme yang objektif. 2. Interprestasi. Apakah reporter mencoba membantu khalayak untuk memahami apa yang terjadi? Atau justru membiaskan informasi? Menilai bias yang bersumber dari aspek individual bukan hal yang mudah atau terlihat dengan seketika. 3. Original Content. Kebanyakan radio tidak menerjunkan reporternya secara langsung di lapangan, tetapi hanya mencari sumber dari internet. Hal ini sah saja asal sumber disebutkan dan dirombak bentuk penulisannya menjadi berita radio. Tetapi hal
22 ini kerap kali diabaikan sehingga berita dari internet tersebut dibacakan begitu saja, sehingga informasi jadi terdengar membosankan. Dari pendapat diatas peneliti memahami bahwa dalam menuliskan sebuah berita radio maka berita tersebut harus akurat, berimbang, dan adil. Selain itu, dalam menuliskan sebuah berita radio tidak boleh bercampur dengan interpretasi wartawan, dan radio sebaiknya memberikan original content dari radio tersebut. Berdasarkan penjelasan tentang syarat berita radio diatas, maka peneliti mencoba untuk menjabarkan lebih lanjut mengenai syarat berita radio dalam penulisan skripsi ini. 1. Bentuk susunan berita radio piramida terbalik Bentuk penulisan berita radio menggunakan susunan piramida terbalik, pada awal paragraf penulisan berita dimulai dengan sesuatu yang penting, dan pada alinea berikutnya ditambahkan dengan fakta dan keterangan lain yang kurang penting. 2. Fokus dan Antidetil Berita adalah penyiaran suatu ide atau peristiwa. Kemampuan pendengar untuk mengingat suatu rincian laporan sangat terbatas. Oleh karena itu, radio harus meringkas data dan menghindari tuturan kalimat yang bermakna ganda. Karena tidak bisa didokumentasikan, maka di dalam berita radio dikenal istilah pengulangan (updating), guna mencapai kejelasan, apalagi jika ada perkembangan berita lanjutannya yang disampaikan pada rentang waktu tertentu dalam satu hari. 3. Original Content Kebanyakan radio tidak menerunkan reporternya secara lansung di lapangan, tetapi hanya mencari sumber dari internet. Hal ini sah saja asal sumber disebutkan dan dirombak bentuk penulisannya menjadi berita radio. Tetapi hal ini kerap kali
23 diabaikan sehingga berita dari internet tersebut dibacakan begitu saja, sehingga informasi jadi terdengar. 4. Singkat dan Jelas Hingga saat ini belum ada ketentuan mengenai panjang sebuah berita radio. Satu berita rata-rata ditulis 10 hingga 15 baris teks. Jika menggunakan sisipan, tak lebih dari 20 detik. Masduki juga menambahkan berdasarkan kutipan dari Theo Stokkink, yaitu untuk menyimak bahasa lisan dari sebuah laporan atau pesan, daya tahan pendengar tidak lebih dari dua tiga menit. Apabila lebih panjang dari itu, pendengar tidak akan memperhatikannya.
2.1.4 Kejelasan Sumber Berita Untuk memperoleh sumber-sumber berita, bisa didapat dari siapa pun dan dimana pun. Dalam buku jurnalistik radio, masduki (2001, h. 21) menjelaskan secara umum sumber berita dibagi dua : 1. Primer/ langsung (getting), dengan menerjunkan reporter untuk meliput sebuah peristiwa di lapangan. Penggalian berita dilakukan dengan wawancara dan atau laporan pandangan mata. 2. Sekunder/ tidak langsung (news room), antara lain dapat dikutip dari: (a) media cetak (koran, tabloid, majalah) (b) media elektronik (televisi, internet) (c) siaran pers pemerintah/ swasta (d) network/ jaringan dengan kantor berita (e) pendengar.
24 Dari dua pembagian sumber berita di atas peneliti memahami bahwa, sumber berita diperoleh secara langsung dan tidak langsung. Sumber secara langsung didapat oleh para reporter yang meliput di lapangan, baik dari wawancara maupun melalui pandangan mata dan dilaporkan secara langsung. Sementara sumber tidak langsung diperoleh melalui sumber-sumber lain, baik media massa seperti televisi, internet, koran, tabloid dan majalah; serta siaran pers baik dari pemerintah maupun swasta; kantor berita. Sumber berita tidak langsung juga bisa beral dari pendengar yang kemudian diolah oleh redaksi, sebelum disiarkan. Sedangkan menurut Torben Brandt (2001, h.42-29) menjelaskan mengenai sumber berita radio sebagai berikut: 1. Wartawan dilapangan wartawan yang sehari-hari bertugas di lapangan adalah sumber yang paling diandalkan untuk mendapatkan berita. 2. Kontak atau Hubungan dengan pusat-pusat informasi petugas kepolisian, staf rumah sakit, sipir penjaara, preman di terminal, petugas pengawasan di sebuah bandara, karyawan hotel-hotel berbintang, mereka semua adalah pusat-pusat informasi penting yang harus selalu dijaga oleh wartawan. 3. God-given fact Berbagai peristiwa yang terjadi secara mendadak, seperti bencana alam (banjir, letusan gunung berapi, musibah tanah longsor), kebakaran, kecelakaan lalu lintas, adalah sebagian contoh dari apa yang dikenal sebagai “God-given fact” alias hal-hal yang terjadi karena suratan Tuhan.
25 4. Memantau Saluran Radio saluran radio komunikasi milik polisi atau lembaga-lembaga yang bertugas menanggulangi keadaan drurat, juga merupakan sumber informasi yang sebaiknya tidak diabaikan. 5. Politisi Salah satu sumber berita yang paling laris diburu wartawan adalah politisi. Pilitisi disini bisa pengurus teras partai ataupun anggota parlemen. 6. Kelompok-Kelompok Penekan kelompok penekan (pressure group) adalah kelompok atau organisasi yang memiliki kemampuan untuk melakukan tekanan terhadap birokrasi. Mereka bisa berupa Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi serikat buruh, ataupun organisasi profesi. 7. Internet Kemajuan yang luar biasa pesat di bidang internet, telah membuat berjenis informasi berharga bisa di akses dengan mudah dari dunia maya. 8. Saksi mata Berita-berita mengenai kecelakaan, musibah kebakaran, bencana alam, kriminalitas, biasanya akan menjadi kuat apabila ada kesaksian dari orang yang menyaksikan atau mengalami langsung kejadian tersebut. 9. Pendengar Para pendengar radio tempat anda bekerja sebagai wartawan juga bisa menjadi sumber informasi yang berharga. Seringkali mereka menyampaikan sebuah
26 kejadian kepada penyiar di radio, dan kejadian tersebut memang layak ditindaklanjuti menjadi sebuah berita. 10. Kantor berita Reuter, Associated Press, Agence France Press (AFC) adalah beberapa dari nama-nama kantor berita terkenal didunia. Mereka melakukan pembaruan berita dari menit ke menit, dikumpulkan dari laporan para wartawan mereka yang tersebar di seluruh dunia. 11. Freelance Berita juga bisa diperoleh dari tenaga freelance atau lepasan. Mereka mengirimkan laporan jika ada hal-hal khusus yang tidak mungkin diliput sendiri oleh wartawan. Mereka dibayar sesuai honor setiap laporan. 12. Sindikasi atau Jaringan Fenomena sindikasi atau jaringan berita ini sebetulnya baru muncul di Indonesia sejak sekitar satu dasawarsa terakhir. Dalam prakteknya, sindikasi ini memperkerjakan sejumlah wartawan yang mengumpulkan bahan dilapangan dan mengemasnya menjadi berita. 13. Dari Media lain Ada radio-radio yang mengambil bahan berita dari media lain, baik itu media cetak maupun televisi. Di berbagai daerah, juga di Jakarta, misalnya, sering dijumpai beberapa radio yang setiap pagi menyiarkan berita, namun walaupun tidak disebutkan darimana sumbernya, tampak jelas bahwa berita-berita itu dikutip, bahkan dibacakan langsung.
27 14. Jumpa Pers Hadir dalam acara jumpa pers juga merupakan salah satu cara termudah mendapatkan berita. 15. Siaran Pers Cara mudah lainnya mendapatkan berita adalah dari siaran pers, yang biasanya disiapkan oleh petugas hubungan masyarakat (humas) dari sebuah lapangan. Dari pendapat diatas peneliti memahami bahwa sumber berita dapat diperoleh dari wartawan dilapangan, kontak atau hubungan dengan pusat-pusat informasi, godgiven facts, memantau saluran radio, poitisi, kelompok-kelompok penekan, internet, saksi mata, pendengar, kantor berita, freelance, sindikasi atau jaringan, dari media lain, jumpa pers dan siaran pers. Sementara menurut Maria Fravenrath dan Yonis Ali Nur (2003, h. 33) menjelaskan mengenai sumber berita sebagai berikut: Sebutlah sumber informasi anda sejauh anda bisa. Penyebutan sumber ini penting karna akan mendukung berita anda dan menjaga jarak antara anda dengan tuduhan dikemudian hari yang mungkin menyebut berita itu tidak akurat. Hal ini juga berarti bahwa berita anda bisa dilacak sumbernya: setiap orang dapat melakukan cek lebih lanjut dan mereka yang ingin meneliti lebih lanjut dapat menghubungi sumber aslinya. Dari pendapat diatas peneliti memahami bahwa dalam membuat berita radio yang sumbernya berasal dari media lain maka dalam berita tersebut harus disebutkan dari mana sumber berita tersebut didapatkan, sehingga pendengar bisa lebih yakin akan kebenaran berita yang disiarkan dan penyebutan sumber kutipan berita pada setiap berita yang disiarkan, karna berasal dari narasumber yang kompeten.
28 1. Penyebutan nama media dari mana berita tersebut dikutip Dalam penulisan sebuah berita radio yang bersumber dari media lain( bukan hasil liputan langsung) atau sumber skunder, haruslah disebutkan darimana sumber berita tersebut didapatkan. Hal ini berkaitan dengan etika jurnalistik, sehingga pendengar bisa lebih yakin akan kebenarannya. 2. Penyebutan narasumber pada setiap berita yang dimuat Setiap berita pasti memiliki narasumber, dalam penulisan berita radio yang berasal dari media lain/re-write dari sumber skunder, maka narasumber tersebut harus tetap dituliskan untuk menjaga kebenaran dan pendengar lebih yakin akan kebenaran berita yang disiarkan,karena berasal dari narasumber yang kompeten.
2.1.5
Unsur Nilai Berita Masduki (2001, h. 23-24) menjelaskan secara berbeda mengenai nilai sebuah
berita, yaitu: 1. Aktualitasi/Timeless radio dianggap sebagai media paling unggul dalam kecepatan waktu penayangan berita. Oleh karna itu, aktualitas menjadi nilai berita utama yang harus dijaga. 2. Kedekatan/Proximity kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat sebuah berita menarik perhatian pendengar. Berita kecil dilokasi yang terdekat dengan pendengar, lebih berarti dari berita besar yang lokasinya sangat jauh dengan mereka.
29 3. Tokoh Publik/Prominence peristiwa di seputar tokoh idola, panutan dan pemimpin masyarakat selalu menarik didengar, karena dengan ketokohannya mereka telah menjadi milik publik. 4. Konflik/Conflict kontrovensi antartokoh, polemik seputar masalah, atau keputusan tertentu yang mempengaruhi publik, peristiwa perang, bentrokan, dan perdebatan sengit; pasti menarik disiarkan, termasuk peristiwa kriminalitas. 5. Kemanusiaan/Human Interst berita-berita yang menyentuh rasa kemanusiaan seperti masalah pengungsi, kelaparan, sangat bernilai untuk semua orang. Selain dapat menggugah empati, juga membangun sikap simpati pendengar. 6. Sensasional/Unique keanehan, keganjilan dan hal-hal yang spektakuler dalam kehidupan manusia, selain memiliki unsur hiburan, juga dapat memberikan dorongan prestasi sekaligus penyadaran terhadap dinamika kehidupan pendengar. 7. Besaran Kasus/ Magnitude jumlah korban jiwa atau kerugian yang besar dalam sebuah peristiwa selali menjadi perhatian masyarakat. Apalagi jika peristiwa tersebut berhubungan dengan maslah ekonomi. Misalnya, tindak korupsi milyaran rupiah, kenaikan harga-harga sembako, dan tarif angkutan yang melambung tinggi.
30 Dari pengertian diatas, peneliti memahami bahwa nilai berita harus mengandung beberapa
kriteria
umum
seperti,
aktualitas,
kedekatan,
tokoh
publik,
konflik,kemanusiaan, sensasional, dan besaran kasus. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah berita radio adalah : 1. Aktualitas/ Timeliness timeliness artinya tepat waktu. Artinya memilih berita yang akan disajikan harus sesuai dengan waktu yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pendengar. Tepat waktu maksudnya, ketepatan dalam menyampaikan informasi tentang peristiwa yang sedang ditunggu oleh masyarakat dari segi waktu. Untuk itu berita juga harus disiarkan secepat mungkin sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. 2. Kedekatan/ Proximity kedekatan secara emosi dan fisik akan membuat sebuah berita menarik perhatian pendengar. Berita kecil di lokasi yang dekat dengan pendengar, lebih berarti bedardibandingkan lokasinya lebih jauh dari mereka. Apabila dilihat dari segi lokasiya, maka peristiwa yang terjadi disekitar kita jauh lebih menarik dibandingkan peristiwa yang terjadi jauh dari wilaya kita. Alasanya, daerah tersebut lebih mudah dikenalli oleh pendengar, sementara lokasi yang jauh, sulit untuk dikenali oleh pendengar. 3. Orang Penting/Prominence Prominence artinya orang yang terkemuka. Semakin seseorang itu terkenal, maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik pula. Mereka itu bisa
31 saja dari berbagai macam kalangan seperti tokoh politik, agama, ataupun tokoh militer. 4. Informasi /Information Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah sega;a yang bisa menghilangkan ketidakpastian. 5. Ketertarikan Manusiawi/Human Interst Kisah-kisah yang bisa membangkitkan emosi manusia seperti lucu, sedih, dramatis, aneh dan ironis merupakan peristiwa yang menarik dari segi human interst. Karna itu human interst
adalag berita-berita yang menyentuh
perasaan, pendapat, dan pikiran manusia. Objek bisa manusia itu sendiri, hewan
atau
benda-benda
lainnya.
Kadang-kadang
peristiwa
tidak
menimbulkan efek berarti bagi seseorang, sekelompok orang, bahkan lebih jauh lagi pada suatu masyarakat, tetapi lebih pada menimbulkan getaran pada suasana hati, suadana kejiwaan. 6. Konflik/Conflict kontrovensi antar tokoh, polemik seputar masalahm atau keputusan tertentu yang menguasai publik, peristiwa perang, bentrokan, dan perdebatan sengit, pasti menarik disiarkan, termasuk peristiwa kriminalitas.
32 2.1.6
Dayparts Para pemogram Radio membagi siaran satu hari menjadi beberapa bagian hari
(dayparts), setiap bagian hari mencerminkan perilaku dan kebiasaan pendengar mendengarkan radio. Dalam satu hari siaran terdapat 5 bagian hari yaitu ( Stave warren, hal. 59) : 1. Morning Drive
: 06.00-10.00
2. Mid Day
: 10.00-15.00
3. Afternoon Drive : 15.00-19.00 4. Evenings
: 19.00-24.00
5. Overnight
: 24.00-06.00
Didalam penelitian ini, peneliti akan mengambil satu buah program ditiap bagian hari, karena di tiap bagian hari mempunyai pendengarnya sendiri. Pembagian waktu setiap harinya yaitu, morning drive yang ditayangkan pukul 06.00 sampai 10.00, mid day mulai 10.00 sampai 15.00, afternoon drive mulai 15.00 sampai 19.00, evenings 19.00 sampai 24.00 dan overnight 24.00 dampai 06.00 . Kemudian akan mengambil beberapa berita di setiap dayparts.
33 2.2 Kategorisasi Subjek penelitian ini adalah berita Lintas Informasi di Radio Trijaya FM Jakarta edisi Februari 2011. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan dioperasionalkan. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut: Variabel I : Syarat Penulisan Berita Radio Kategori : 1. Bentuk Susunan Piramida terbalik, yaitu: Awal paragraf penulisan berita radio dimulai dengan sesuatu yang penting, dan pada alinea berikutnya ditambahkan dengan fakta dan keterangan lain yang kurang penting. 2. Fokus dan Antidetil, yaitu : Meringkas data dan menghindari tuturan kalimat yang bermakna ganda. Berita yang disiarkan harus fokus pada satu peristiwa, karena kemampuan pendengar untuk mengingat suatu rincian laporan sangat terbatas. 3. Original Content, yaitu: Naskah berita yang berasal dari media lain diubah penulisannya menjadi bentuk berita radio, agar pendengar tidak menjadi bosan mendengarkannya. 4. Singkat dan Jelas, yaitu: Beritanya pendek, asal sudah memenuhi unsur kelayakan informasi dengan memakai rumus 5W+1H.
34 Variabel 2 : Kejelasan Sumber Berita 1. Penyebutan nama media darimana berita tersebut dikutip, yaitu: Disebutkan darimana berita tersebut didapatkan, sehingga pendengar bisa lebih yakin akan kebenarannya. 2. Penyebutan narasumber pada setiap berita yang dimuat, yaitu: Penulisan narasumber dalam setiap berita yang disiarkan untuk menjaga kebenaran agar pendengar lebih yakin akan kebenaran berita yang disiarkan, karena daru narasumber yang kompeten. Variabel 3 : Nilai Berita 1. Aktualitas/Timelines, yaitu : Harus disiarkan secepat mungkin, sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. 2. Kedekatan/Proximity, yaitu: Kedekatan
tempat
kejadian
dengan
pendengar
akan
lebih
berarti
dibandingkan lokasi yang lebih jauh dari pendengar. Karena akan lebih mudah dikenali oleh pendengar. 3. Orang Penting/Prominence, yaitu: Semakin seseorang itu terkenal, maka akan semakin menjadi bahan berita yang menarik pula untuk diketahui oleh pendengar. 4. Informasi/Information, yaitu: Segala yang dapet menghilangkan ketidak pastian, sehingga pendengar bisa mengetahui peristiwa yang sebenarnya.
35 5. Kemanusiaan/Human Interst, yaitu: Dapat menimbulkan efek berarti bagi seseorang, sekelompok orang, atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu msyarakat, tetapi lebih pada menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan. 6. Konflik/Conflict, yaitu: Kontroversi antartokoh, polemik seputar masalah, atau keputusan tertentu yang mempengaruhi publik, peristiwa perang, bentrokan, dan perdebatan sengit, termasuk peristiwa kriminalitas.
2.3 Kerangka pemikiran Radio Trijaya FM
Program Berita “Lintas Informasi”
Syarat Penulisan Berita Radio: 1. Bentuk susunan piramida terbalik 2. Fokus dan Antidetil 3. Original Content 4. Singkat dan Jelas
Kejelasan Sumber Berita: 1. Penyebutan nama media darimana berita tersebut dikutip. 2. Penyebutan narasumber pada berita yang dimuat.
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Unsur Nilai Berita:
1. 2. 3. 4. 5.
Aktual Kedekatan Orang Penting Informasi Ketertarikan Manusiawi 6. Konflik