BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori dasar atau umum KOMUNIKASI MASSA Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa inggris, mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media ) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. McQuil (1987) dalam teori komunikasi massa meyakini bahwa pengertian komunikasi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massa terutama dipengaruhi oleh kemampuan media massa untuk membuat produksi massa dan untuk menjangkau khalayak dalam jumlah besar. Disamping itu, ada pula makna lain yang dianggap makna asli dari kata massa, yaitu makna yang mengacu pada kolektivitas tanpa bentuk, yang komponen–komponennya sulit dibedakan satu sama lain. Kamus bahasa inggris memberikan definisi massa sebagai suatu kumpulan orang banyak yang tidak mengenal keberadaan individualitas. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikkan massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alatalat komunikasi massa atau orang–orang pada ujung lain dari saluran. 9
10 2.1.1
Televisi Televisi merupakan media komunikasi yang menyediakan berbagai informasi yang update, dan menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu”. Menurut ensiklopedia Indonesia dalam Parwadi (2004: 28) lebih
luas
lagi
dinyatakan
bahwa:
“Televisi
adalah
sistem
pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima”. Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian, televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena sifatnya yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyampaikan informasi.
11 2.1.2
Jenis Program Televisi Program televisi dibagi menjadi dua bagian yaitu program artistik atau sering disebut juga sebagai program entertaiment atau program hiburan dan program Jurnalistik yang sering disebut juga sebagai program berita. Program jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi berdasarkan fakta yang ada. Sedangkan program artistik, sesuai dengan namanya, merupakan produksi acara televisi yang menekankan pada aspek artistik dan estetik, sehingga unsur keindahan menjadi keunggulan dan daya tarik program tersebut, selain itu program artistik juga memiliki unsur kejutan dan lebih mengutamakan pengemasan program. Program artistik dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu drama dan non drama. Sedangkan program jurnalistik atau program berita dibagi lagi menjadi dua bagian berita yaitu berita hard news dan berita soft news. Program Jurnal 19 termasuk dalam program jurnalistik atau program berita yang berisi berita hard news dan berita soft news.
2.1.3
Berita Televisi Menurut Charles Dana (1996) dalam buku ”Broadcast Journalism Techniques of Radio and TV News“ mengemukakan , “ When a dog bites a men , that is not news , but when a men bites a dog , that is news “. Artinya, ketika anjing menggigit manusia itu bukanlah berita , tetapi ketika manusia menggigit anjing, itu baru berita. Kalau definisi berita ini dicerna secara mentah – mentah, maka kita akan
12 keliru mengartikan sebuah berita. Bagaimana kalau yang digigit anjing itu orang terkenal. Misalnya, seorang presiden. Tentu itu adalah berita yang layak disiarkan.
Dalam definisi ini penulis memahami maksud dari Charles Dana yang mungkin ingin memberikan batasan berita secara filosofis, bahwa segala sesuatu diluar kebiasaan atau sesuatu yang unik adalah berita. Menurut Freda Morris dalam buku yang mengemukakan, “News is immediate ,the important , the things that have impact on our lives” .Artinya, berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Dari definisi diatas penulis memahami bahwa terdapat tiga unsur pada sebuah berita yakni baru, penting dan berguna bagi manusia.
Menurut Eric C.Hepwood (1996) mengemukakan, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. Definisi ini mengungkapkan tiga unsur berita yakni, aktual , penting dan menarik.
Menurut JB Wahyudi dalam buku Jurnalistik televisi teknik memburu dan menulis berita (Harahap, 2007 : 4), Berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat
13 tidak akan menjadi berita apabila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik. Dari definisi yang dikemukakan JB Wahyudi dapat dipahami bahwa berita bukan hanya kejadian atau peristiwa, tetapi juga pendapat yang memiliki nilai penting, menarik dan aktual.
Berdasarkan berberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan tentang fakta peristiwa atau pendapat yang aktual, menarik, berguna dan dipublikasikan melalui media massa periodik. Namun definisi tersebut masih bersifat umum dan belum menjelaskan mengenai definisi berita televisi.
Terdapat berberapa definisi yang mengemukakan mengenai berita televisi. Berita televisi adalah laporan mengenai peristiwa yang terjadi di masyarakat untuk diudarakan stasiun televisi siaran (Effendy, 1986 : 242). Selain itu juga William Hawes dalam bukunya Television Performing News and Information mengemukakan bahwa berita televisi adalah suatu sajian laporan berupa fakta dan opini, yang mempunyai nilai berita, penting dan menarik bagi sebanyak mungkin orang, dan disiarkan melaui media televisi secara berkala.
Pada berita televisi tidak hanya melaporkan fakta tulisan/ narasi, tetapi juga terdapat gambar (visual ), baik berupa gambar diam, seperti foto, gambar peta, grafis maupun film berita yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita dan mampu memikat pemirsa. Penggunaan gambar/video hasil liputan merupakn unsur utama dalam
14 berita televisi, karena gambar/video hasil liputan yang disiarkan mampu bercerita banyak, sehingga penggunaan narasi hanya sebagai salah satu aspek penunjang saja.
Dari definisi diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa berita televisi adalah laporan tentang fakta atau peristiwa atau pendapat manusia atau gabungan dari keduanya yang disertai gambar (visual) aktual, menarik, berguna dan disiarkan melalui media massa televisi secara periodik.
Sebagai salah satu media komunikasi, berita televisi memiliki kelebihan dan kelemahan dalam menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh khalayak, sehingga saling melengkapi atau mengisi dengan media lainnya. Kelebihan berita televisi ialah bahwa pada berita media televisi, pendengar atau penonton tidak dituntut untuk dapat membaca, asalkan mereka dapat mendengar dan melihat serta mengerti
bahasa
yang
dibawakannya,
maka
informasi
yang
disampaikan akan dapat dimengerti. Selain itu kelebihan yang kontras dapat dilihat bahwa berita media televisi informasinya tidak terbatas/lebih luas, distribusi tidak terbatas, dan kelebihan utamanya adalah berita dilengkapi tulisan, suara dan gambar (Muda, 2003 : 25 26). Selain itu berita televisi memiliki keunggulan dari segi penyampaian pesan dengan menggunakan audio visual, dan dapat dibaca dan didengar sekilas sewaktu ada siaran dan juga dapat
15 menampilkan peristiwa /pendapat yang telah terjadi serta dapat menampilkan pendapat narasumber atau kejadian secara langsung. Terlepas dari beberapa kelebihan di atas, berita televisi juga tak luput dari kelemahan. Pemirsa atau penonton berita media televisi harus memiliki alat penerima khusus yaitu pesawat televisi yang tentu saja merupakan biaya tambahan karena televisi membutuhkan proses pemancaran atau transmisi. Bagi mereka yang ingin memperoleh signal siaran secara langsung bahkan harus memiliki antena parabola, sehingga perlu biaya yang tidak sedikit (Muda, 2003 : 26 – 27). Selain itu siaran berita televisi dibatasi oleh durasi waktu dalam bentuk detik, menit, jam. 2.1.4
Jenis-jenis Berita Televisi Sama halnya seperti berita di media cetak, dalam jurnalistik televisi juga
terdapat beberapa jenis berita televisi. Onong Uchyana Effendy membagi berita televisi dalam beberapa jenis, yakni warta berita (straight newscast), sementara pandangan mata (the on the spot telecast), wawancara udara (interview on the air), dan komentar. 1. Warta Berita (Straight Newscast) Warta berita atau berita langsung adalah terjemahan dari straight newscast atau spot newscast atau spot news, yaitu jenis berita yang merupakan laporan tercepat mengenai suatu peristiwa yang terjadi di masyarakat. Masa siaran warta berita biasanya terdiri atas sejumlah berita yang disiarkan setiap jam sekali selama kira-kira 15 menit. Penyusunan berita TV umumnya mengikuti pola yang mencakup faktor-faktor sebagai sebagai berikut :
16 a. Rumus 5 W dan 1 H. Rumus 5 W & 1 H ini amat terkenal di kalangan wartawan media massa apa pun juga, karena memang harus menjadi darah daging wartawan. Dalam menyusun berita seorang wartawan sudah tidak perlu lagi mengingat-ingat apa yang ada pada berita yang sedang disusunnya itu. Yang dimaksud dengan berita yang harus mengandung 5W & 1 H ialah bahwa suatu berita harus lengkap dengan Jawaban-jawaban dari pertanyaan di bawah ini: - What (apa)
:Peristiwa apa yang terjadi ?
- Who (siapa)
:Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
- Where (di mana) :di mana terjadinya peristiwa itu ? - When (Kapan)
:Kapan terjadinya peristiwa itu ?
- Why (Mengapa): Mengapa terjadi demikian ? - How (Bagaimana): Bagaimana terjadinya ? Adalah ideal apabila sebuah berita lengkap dengan jawaban dari semua pertanyaan tersebut. Tetapi biasanya, karena setiap berita harus disiarkan secepat-cepatnya, maka unsure why sering ditinggalkan. Mengapa suatu peristiwa terjadi sering kali tidak diketahui dengan segera. Program Jurnal 19 menyusun berita dan membuat naskah berita dengan menggunakan rumus 5W + 1H. b. Bentuk piramida terbalik. Bentuk piramida terbalik itu sendiri terdiri atas dua bagian, yakni teras berita (lead) dan tubuh berita (body). Dalam berita surat kabar teras berita itu adalah alinea pertama, sedangkan dalam berita tv
17 adalah yang pertama kali dibacakan penyiar. Teras atau lead adalah bagian terpenting dari kisah berita atau dapat dikatakan klimaksnya, tubuh atau body merupakan bagian besar dari kisah berita yang meliputi segi-segi yang berturut-turut : penting, agak penting kurang penting, dan kalau masih ada tempat, juga yang tidak penting. Berita tv biasanya hanya membatasi diri pada hal-hal yang terpenting dan penting saja, disebabkan waktunya yang terbatas. Bentuk piramida baku adalah bentuk susunan kisah berita yang mengandung minat insani. Misalnya yang aneh, mengharukan, menggembirakan, mengagetkan, dan sebagainya. Dalam realitas di lapangan ketika seorang reporter televisi diterjunkan hampir semua teori tersebut sudah melebur dalam diri reporter. Maksudnya sudah reporter sudah tidak perlu memikirkan darimana dia memulai, apalagi berita- berita spot news yang mendadak dan spontan, misalnya demo mahasiswa atau kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Jika seseorang sudah biasa melakukan kegiatan reportase maka secara otomatis mudah mencari angle berita yang akan di buat. Dalam menempatkan unsur-unsur berita tidak menjadi masalah, karena bisa jadi satu peristiwa dibuat beberapa peristiwa. 2. Pandangan Mata (On the Spot Telecast) Jika penonton tidak puas dengan tayangan jenis berita straight newscast maka ada pilihan lain yang kandungan informasinya lebih lengkap dan mendalam dibanding jenis berita yang pertama. Jenis berita pandangan mata inilah yang menjadi suplemen atau pelengkap dari tayangan berita televisi untuk memberikan kepuasan pada
18 penonton terhadap berita-berita spot yang biasa ditontonnya. Jenis berita ini merupakan salah satu kekuatan sekaligus daya tarik televisi dalam menyaingi pemberitaan media cetak dewasa ini. Mengenai laporan pandangan mata (LPM) ini Soewardi menyebutnya sebagai siaran langsung dari tempat terjadinya peristiwa (on the spot reporting). Kemudian, karena perkembangannya, mungkin saja LPM itu tidak disiarkan tepat pada waktu peristiwa terjadi, tetapi di undur beberapa waktu. Peristiwa itu direkam sebagai suatu acara LPM, dan karena suatu hal diundurkan penyiarannya. Pengunduran siaran (delayed broadcasting) ini tidak mengubah sikap acara itu, tetapi LPM, kecuali jika dilakukan editing, yaitu dibuang beberapa bagian tertentu. Acara ini tidak dapat lagi disebut LPM, tetapi acara biasa yang direkam terlebih dahulu. Sifat utama LPM ialah bahwa ia tidak mengalami proses editing, dan langsung dari tempat terjadinya peristiwa. Onong Uchyana Effendy menyebut siaran LPM ini dengan outside broadcast (siaran luar studio) atau remote control broadcast (siaran dari jauh). Di Indonesia biasanya dinamakan siaran pandangan mata reportase. Dalam tugasnya reporter lebih bersifat memberikan penjelasan (to annotate) daripada memberikan ulasan (to commentate), karena penonton sendiri melihat sendiri apa yang sedang berlangsung. 3. Wawancara Udara (Interview on the air) Dewasa ini jenis berita wawancara udara sedang digandrungi. Meskipun penonton televisi hanya mampu mendengarkan suara dari
19 narasumbernya, beritanya lebih faktual karena langsung dari narasumbernya. Pemberitaan semacam ini adalah wawancara yang dilakukan antara pewawancara (interview) dengan terwawancara (interviewee).Program ini banyak mendapat perhatian dari masyarakat karena dari interviewee dapat diperoleh keterangan first hand (tangan pertama) dari orang yang bersangkutan. Tidak seperti wawancara oleh wartawan yang hasilnya kemudian dijadikan bahan straight newscast. Selain beritanya terlalu singkat, kemungkinan beritanya menjadi bias juga bisa terjadi karena sudah diolah dahulu oleh redaksi. Dalam penyiaran straight newscast hasil wawancara hanya berlangsung tidak lebih dari dua menit, sementara wawancara udara umumnya berlangsung rata-rata 10 menit. Interviews on the air dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis :
a) Informational Interview Adalah wawancara yang bersifat informatif antara interviewer (reporter) tv dengan seseorang mengenal ide, pendapat, pandangan, atau informasi tentang suatu hal. Tanya jawab dengan menteri luar negeri mengenai sidang Umum PBB atau dengan seorang ketua partai mengenai kongres yang akan diselenggarakan juga termasuk kategori ini.
b) Personality Interview Adalah tanya jawab mengenai pribadi interviewee sendiri. Wawancara dengan seseorang yang tenar (bintang film,
20 ratu kecantikan, guru teladan, juara olahraga, dan lainnya), mengenai pengalamannya, umurnya, pendidikannya, hobi nya dan sebagainya adalah contoh personality interviewee. Dalam
pelaksanaan
interview
itu
penyaji
memperdengarkan suara interviewer dan pengambilan gambar interviewee. Penampilan audio harus tepat dengan penampilan visualnya. Dalam hal ini pengarah berita harus betul-betul cekatan. Wawancara udara tidak selamanya dilangsungkan di studio, kadang-kadang juga di luar studio, baik secara khusus (umpamanya di daerah pertempuran dengan seorang perwira tentara) atau sebagai suplemen dalam program penyiaran peristiwa kenegaraan atau pertandingan olah raga. Untuk program interview on the air jenis apa pun, seorang interviewer tv harus melakukan persiapan-persiapan matang. Ada slogan yang dapat dijadikan pegangan interviewer tv :Qui Ascendit Sine Labore Descendit Sina Honore Artinya : siapa yang tampil tanpa karya akan turun tanpa kehormatan. Tanpa persiapan yang matang interview akan berjalan kaku dan terbata-bata. Problem yang sering terjadi dalam program ini ialah terjadinya camera fright atau takut kamera dalam diri interviewee. Oleh karena itu rehearsel atau latihan mutlak perlu.
21 4. Komentar (Commentary) Commentary atau komentar adalah uraian yang bersifat analisis dengan titik tolak suatu fakta yang telah disiarkan sebelumnya pada program straight newscast. Jadi komentar bersifat reporting in depth. Karena sifatnya analisis, komentar kadang dinamakan analisis dan orang yang menyampaikan disebut commentator dan analyst. Seorang komentator tidak perlu orang dalam, dapat juga dari luar. Bahkan, di luar negeri, seringkali ahli mengenai suatu bidang dari berbagai perguruan tinggi didatngkan untuk menjadi komentator tv. Topik ekonomi dibahas oleh ahli ekonomi, politik oleh ahli politik, dan sebagainya. Dengan demikian faktor source of credibility benarbenar diperhatikan. Dalam menghadapi suatu topik, seorang komentator harus mempunyai kemampuan untuk : a) Menyelami fakta yang dikupasnya lebih dalam b) Menyelami latar belakang peristiwa c) Menyelidiki orang yang berperan dalam peristiwa d) Menentukan suatu sikap e) Menyajikan pandangan ke depan. Dengan cara demikian para pemirsa akan memperoleh informasi yang berimbang dalam rangka menentukan konklusinya. Komentator dapat menyerahkan konklusinya kepada pertimbangan pemirsa selama ia dapat menarik garis jelas antara recorded dan personal opinion. Seorang komentator yang baik tidak akan membahas sesuatu tanpa benar-benar mengerti persoalannya. Untuk itu ia harus mencari
22 sumber
bahannya,
bukan
saja
dari
perpustakaannya
sendiri
ensiklopedi, kamus, buku, majalah, periodicals, dan lain-lain, tapi juga dari sumber lain. (Effendy, 1993: 175-178) Berbeda dengan Onong, JB Wahyudi membagi jenis-jenis berita televisi menjadi dua, yakni : 1) Berita terkini Berita terkini adalah uraian peristiwa dan atau pendapat yang mengandung nilai berita dan terjadi pada hari ini (news of the day). Berita terkini bersifat time concern, yaitu penyajiannya sangat terikat pada waktu. Makin cepat disajikan makin baik. Dengan syarat, nilai beritanya harus kuat. Berita terkini dapat disajikan dalam dua bentuk, yakni : a. Berita langsung (straight news) Yaitu urutan fakta atau pendapat yang hanya mengandung inti-inti 5W + 1H, dan uraiannya di mulai dari yang terpenting menuju yang kurang penting. Fakta dan atau pendapat yang dilaporkan nya itu hanya dilihat dari satu sudut atau sosok sehingga bersifat linier.Cara menyajikan berita langsung dapat dilakukan dengan cara break news (memotong siaran untuk memasukkan berita tersebut) maupun bisa pula dengan superimposed untuk televisi. Untuk media cetak dengan car stop press. b. Berita Mendalam (Indepth news) Yaitu uraian fakta dan atau pendapat yang mengandung nilai berita, dengan menempatkan fakta dan atau pendapat itu pada
23 mata rantai dan merefleksikannya dalam konteks permasalahan yang lebih luas. Fakta dan atau pendapat itu dilihat dari banyak sudut atau aspek sehingga bersifat multilinier. Ada beberapa bentuk berita mendalam, yakni : 1. Berita Komprehensif 2. Berita interpretatif 3. Berita Investigatif Perbedaan khas antara ketiga bentuk berita mendalam tadi adalah bahwa pada berita komprehensif fakta yang diuraikan diletakkan pada suatu sistem sosial tertentu, sedangkan pada berita interpretatif fakta yang diuraikan tidak ditempatkan pada sistem sosial tertentu. Dengan kata lain berita komprehensif merupakan uraian terperinci yang selain memperhatikan segi konteks dan kaitan langsung dengan fakta yang diuraikan juga dikaitkan dengan nilai-nilai lain yang berlaku, sedangkan pada berita interpretatif fakta yang diuraikan hanya dikaitkan dengan fakta yang berkaitan langsung (Oetama, 1987). Ciri Khas berita investigatif terletak pada pencarian fakta tersembunyi dengan cara menelusuri jejak dari peristiwa dan atau pendapat yang sudah diketahui atau fakta yang sudah dipermukaan. Dengan demikian sifat uraiannya lebih banyak membandingkan
antara
fakta
di
permukaan
dan
fakta
tersembunyi yang berhasil ditemukan. Salah satu berita yang terdapat dalam program Jurnal 19 adalah berita terkini ,yang berisi informasi-informasi terbaru mengenai berbagai macam
24 seputar informasi terkini baik berskala nasional maupun internasional. 2) Berita Berkala Selanjutnya JB Wahyudi memberikan batas tentang berita berkala sebagai uraian fakta dan pendapat yang nilai beritanya kurang kuat, sehingga penyajiannya kepada khalayak tidak terikat pada waktu. Uraiannya bersifat linier dan eksploratif. Termasuk dalam jajaran berita berkala adalah : a) Laporan eksploratif b) Laporan Khas (feature) c) Berita analisis d) Human interest e) Majalah udara (gabungan berbagai jenis dan bentuk berita) Uraian disusun dengan teknik piramida, yaitu dari yang kurang penting ke yang terpenting, dan dengan teknik kronologis, yaitu sesuai dengan urutan kejadian. Penyusunan
berita
berkala
televisi
tetap
dengan
mengombinasikan uraian fakta, uraian pendapat, dan penyajian pendapat narasumber, secara dinamis dan variatif. Pendapat dari narasumber yang relevan biar disampaikan sendiri oleh narasumber. Berita berkala merupakan uraian fakta dan atau pendapat yang sudah ada atau sudah terjadi sehingga nilai aktualitasnya sudah berkurang, tetapi nilai menariknya masih tetap ada.
25 a) Laporan Eksploratif Adalah uraian mengenai fakta dan atau pendapat yang diperoleh dengan cara menggali (eksplore). Di sini, topik bahasan sudah ditentukan, lalu digali berbagai permasalahan yang ada dengan cara terjun langsung terjun kelapangan. Topik bahasan yang dipilih masih bersidfat umum, kemudian digali lebih mendalam untuk mencari permasalahan yang ada, dan selanjutnya permasalahan ini dibandingkan dengan tujuan yang hendak dicapai. Kesimpulan atau interpretasi diberikan secara tepat pada akhir uraian. Karena itu susunan laporan eksploratif diawali dengan pembukaan, situasi atau kondisi yang ada, permasalahan yang ada, tujuan yang hendak dicapai, kesimpulan atau interpretasi, dan penutup. Laporan eksploratif disusun sedemikian rupa sehingga dapat terasa akrab dengan khalayak. Fakta dan pendapat dari narasumber, seperti pejabat, tokoh masyarakat dan agama, ahli, saksi mata, dan dari kalangan rakyat biasa yang didapatkan, uraikan atau disajikan secara lengkap, informatif, faktual, jujur, terbuka, tidak berperasangka, dan berimbang. Berbagai pendapat narasumber yang saling bertentangan dan saling mendukung dikombinsasikan secara variatif dan dinamis, sesuai dengan alur bahasan. Pada media televisi, sajian akan menjadi sangat dinamis dan menarik karena fakta dan atau pendapat narasumber tersaji secara visual. Tinggal sekarang bagaimana mengombinasikannya
26 secara variatif dan dinamis. Pendapat narasumber tidak perlu disajikan semua, tetapi cukup dipilih yang relevan, baik narasumber maupun isi pendapatnya. b) Laporan Khas (Feature) Laporan khas atau feature adalah uraian fakta yang bersifat khas atau unik. Fakta yang bersifat khas atau unik, seperti pemulung, pengemis dipersimpangan jalan, penjaja koran atau majalah, pengamen, dan lain sebagainya, diuraikan secara terperinci. Mengingat fakta yang diuraikan bersifat khas atau unik, cara penyajian dan penyusunan naskah juga harus bersifat sederhana dengan memberikan penekanan pada hal yang bersifat khas atau unik tersebut. Misalnya, laporan khas tentang pemulung. Di sini yang ditekankan adalah : 1) Apa yang dikerjakan pemulung terhadap sampah 2) Apa yang dicari 3) Dijual kemana sampah yang dipilh 4) Berapa pendapatan perhari 5) Berapa jam bekerja setiap hari 6) Untuk apa penghasilan itu c) Berita Analisis Berita analisis adalah uraian fakta dan pendapat yang bersifat analisis. Dengan kata lain, berita analisis adalah uraian yang disusun setelah fakta dan pendapat yang akan diuraikan dipilih
27 menjadi fakta dan pendapat utama serta fakta dan pendapat yang timbul sebagai akibat adanya fakta dan pendapat utama tersebut. Uraian analisis tidak sekedar mempermasalahkan masalah, tetapi juga menyentuh masalah utama dengan asumsi bahwa dengan menuntaskan masalah utama berbagai permasalahan yang timbul akan ikut terselesaikan dengan sendirinya. Di tengah masyarakat, masalah utama dan masalah-masalah yang ditimbulkan sudah berbaur menjdi satu sehingga menjadi sangat sulit untuk membedakan masalah utama dan masalahmasalah yamg ditimbulkan. d) Human Interest Berita human interest adalah uraian fakta yang dapat memberikan sentuhan rasa insani atau rasa kemanusiaan. Fakta di sini bisa mengenai apa saja, asalkan mengandung nilai atau rasa yang mampu memberikan sentuhan rasa insani. Misalnya, ikan pesut yang melahirkan, gajah yang melahirkan, orang utan yang menyusui anaknya, pohon pisang yang berbuah lebat, dan sebagainya. e) Majalah Udara Majalah (magazine) adalah gabungan uraian fakta dan atau pendapat yang dirangkai dalam suatu wadah atau mata acara. Pada radio dan televisi disebut majalah udara. Ada majalah yang isinya homogen, yang disebut majalah khusus, dan ada juga yang isinya heterogen, yang disebut majalah umum. Contoh majalah udara umum adalah acara
28 “Spektrum” di TVRI, sedangkan majalah khusus adalah acara “Dian Rana” TVRI. Perbedaan antara siaran berita dan majalah udara, adalah : 1. Jika materi berita yang disajikan lebih banyak berita kuat, sedangkan feature-nya lebih sedikit, mata acara ini disebut siaran berita. 2. Jika materi berita yang disajikan lebih banyak feature, sedangkan berita kuatnya hanya sedikit mata acara ini disebut majalah udara.
Selain pembagian
Berita yang disampaikan diatas,berita
dapat juga dibagi ke dalam dua kategori, yaitu berita berat (Hard News) dan berita ringan (Soft News). Selain itu, berita juga dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu berita diduga dan berita tak diduga. Selebihnya, berita juga bisa dilihat menurut materi isinya yang beraneka macam. Berita berat, sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang mengguncangkan dan menyita perhatian seperti kebakaran, gempa bumi, kerusuhan. Sedangkan berita ringan, menunjukkan pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi, seperti pesta pernikahan bintang film atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di kalangan remaja. Berdasarkan sifatnya, berita terbagi atas berita diduga dan berita tak terduga. Berita diduga adalah peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti lokakarya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah.
29 2.1.5
Kejelasan Sumber Berita
Sumber berita terkait erat dengan definisi atau pengertian berita itu sendiri, yaitu informasi terkini tentang fakta atau pendapat yang penting, menarik, atau kedua-duanya (penting dan menarik) bagi khalayak yang disebarluaskan melalui media massa. Dalam pengertian tersebut terdapat sumber berita, yaitu ”fakta”, yaitu apa saja yang terjadi, yang ada, yang dilihat, bahkan yang dirasakan, dan “pendapat” berupa pernyataaan atau opini seseorang terkait suatu hal. Yang terpenting dalam hal ini adalah kemampuan “reporter” atau “jurnalis” dalam memilah-milah fakta dan pendapat mana yang memiliki nilai berita atau nilai jurnalistik.
Secara umum, sumber berita terdiri dari (Barus 2010 h.54-55):
I.
Sumber berita dari pristiwa atau kejadian ada 2 macam,
yaitu:
1.
Kejadian yang Tidak Direncanakan: seperti:
-
Gempa bumi,
-
Gunung meletus,
-
Kebakaran,
-
Kecelakaan lalu lintas;
30 2. •
•
Kejadian yang direncanakan:
Dengan Upacara (Ceremonial): -
Pelantikan pejabat;
-
Pembukaan seminar
-
Wisuda
-
Peresmian bangunan
-
Pemilihan Umum, dan lain-lain.
-
Sidang pengadilan
-
Perang
Tidak dengan Upacara (Non Ceremonial) -
Kebakaran yang direncanakan
-
Konflik dan perang
-
Pembunuhan berencana
-
Pemerkosaan
-
Dan lain-lain.
II.
Sumber berita dari orang tertentu.
Sumber berita yang tidak pernah akan habis ialah mausia atau orang. Sepanjang masih ada manusia sepanjang itu pula berita pasti ada. Yang dimaksud dengan orang tertentu disini ialah pendapat dan tindakan atau kegiatan orang-orang tertentu yang mempunyai kelebihan tertentu atau kekurangan tertentu dibanding dengan orang lain pada umumnya. Misalnya pejabat, artis, tokoh agama, dan lain sebagainya.
31 Meskipun tidak ada kejadian, tetapi pendapat orang tentang suatu peristiwa, program atau rencana atau apa saja yang penting dan menarik dapat menjadi berita.
III.
Sumber-sumber berita lainnya.
Di samping sumber-sumber berita, sebagaimana disebutkan diatas, redaksi media massa juga dapat memperoleh materi berita dari sumber-sumber lain, seperti:
1.
Telepon
2.
Media lain
3.
Kunjungan Pers
4. Wawancara Berita 5.
Konferensi Pers (Press Conference)
6.
Press Release
7.
Informasi dan Lokasi
8.
Follow Up
Menurut Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi yaitu:
1. Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita. 2. Proses wawancara. 3. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik. 4. Partisipasi dalam peristiwa.
32 Secara leksikal, sumber yang berarti asal dapat dibagi menjadi dua sumber berita, yaitu: • Peristiwa Berita dapat bersumber dari peristiwa atau kejadian-kejadian seperti gempa, pertandingan olahraga, banjir, kecelakaan lalu lintas, seminar, pameran, dan sebagainya. • Manusia
Berita dapat bersumber dari pendapat manusia mengenai suatu peristiwa yang disaksikannya atau pendapat manusia yang tidak disaksikannya.
Sumber informasi atau berita adalah orang atau peristiwa yang memberikan informasi berupa data, fakta, pernyataan dari suatu peristiwa yang terjadi. Untuk mendapatkan sumber informasi, wartawan harus memilikikepekaan mengindera berita dan minat khalayaknya. Berita terjadi melalui proses turun lapangan untuk menentukan sumber beritanya, mengambil data dan fakta sebagai bahan berita, mengolah bahan berita menjadi laporan yang berbentuk tulisan jadi, editing dan publikasi melalui media massa. Pada dasarnya orang maupun peristiwa merupakan sumber berita yang menjadi ide penulisan dan sebagai materi atau bahan berita. Misalnya tokoh terkenal, pejabat tinggi,publik figure, ilmuwan dan sebagainya. Dengan pengertian yanglebih luas sebagai sumber berita adalah siapa saja yang dapatdimintai keterangan dan informasi.Persyaratan sebagai
33 sumber berita agar berita memiliki keabsahan sebagai karya jurnalistik adalah sebagai berikut. a.Layak dipercaya atau kredibel. Sumber berita harus kredibel sehingga bicaranya tidak diragukan kebenarannya. Untuk mengetahui hal ini diperlukan kepekaan secara psikologis untuk menilai mana pernyataan fiktif dan mana pernyataan yang faktual, dengan menguji melalui pertanyaan-pertanyaan croscek. b.Berwenang. Maksudnya adalah orang yang memiliki kekuasaan dan bertanggungjawab terhadap masalah yang ditulis. Keterangan pihak yang berwenang ini digunakan sebagai ceking atau klarifikasi apakah informasi yang diperoleh dibenarkan atau disetujui oleh pihak yang berwenang. Upaya menggunakan pihak yang berwenang dilakukan untuk mendapatkan keseimbangan penulisan berita, keamananberita dan akurasi serta dapat dipercaya. c.Kompeten. Apakah sumber berita layak untuk dimintai keterangan. Misalnya
dalam
masalah
keluarga
berencana
dokter
lebih
berkompeten untuk dimintai keterangan. d.Orang yang berkaitan langsung dengan peristiwa yang terjadi. Yaitu orang yang memiliki hubungan, terpengaruh atau mempengaruhi peristiwa yang terjadi yaitu : pelaku utama, orang yang ada ditempat kejadian, saksi mata, saksiahli. Pelaku utama adalah orang yang menjadi
penyebabterjadinya
suatu
peristiwa.
Misalnya
dalam
peristiwakecelakaan kendaraan, pelaku utamanya adalah sopir yang ugal-ugalan. Sedangkan yang berada di tempat kejadiandapat diwakili
34 para penumpang yang terluka, kernet, atau polisi lalu lintas yang menangani. Sedangkan saksi mata adalah orang yang menyaksikan sendiri peristiwa tersebut berlangsung. Saksi mata biasanya diperlukan untuk kasus-kasus musbah, pembunuhan, perkosaan, bencana alam, kecelakaan. Tetapi bila kasus tersebut menimpa seorang artis saksi mata dapat dipilih orang-orang yang dekat dengan kehidupannya seperti menejernya, pengasuhnya, gurunya dan sebagainya. Saksi ahli yaitu sumber yang benar-benarberkompeten untuk mengomentari peristiwa. Pernyataan yang mengandung analisis, penalaran tentang masalah. Dari berbagai sumber tersebut diatas, akan diperoleh banyak informasi untuk program berita dengan sumber-sumber yang berkompeten dan terpercaya akan dapat terkumpul informasi yang baik yang dapat kita informasikan kepada khalayak.
Sedangkan dalam buku menurut Junalistik Televisi Mutakhir, Morrisan (2010, h. 10-16) menjelaskan bahwa sumber berita televisi yang terdiri dari:
a) Reporter dan juru kamera.
Sumber berita terpenting bagi stasiun televisi adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari informasi dan mengambil gambar dilapangan. Jika diperlukan stasiun televisi dapat mengirim wartawannya ke berbagai sumber berita diseluruh pelosok dunia. Berberapa stasiun televisi besar dengan skala
internasional
mempunyai reporter dan juru kamera yang ditempatkan di berbaga negara diseluruh dunia. Harap dipahami bahwa reporter atau juru
35 kamera dapat dikategorikan sebagai sumber berita jika melihat langsung atau menjadi saksi mata dari suatu peristiwa bernilai berita. Jika mereka mendapat berita melaui pihak lain maka pihak lain itulah yang menjadi sumber berita dan bukan si reporter. Seorang reporter TV yang menelpon kantor polisi untuk menanyakan (konfirmasi) mengenai suatu peristiwa kerusuhan dan kemudian menyiarkan berita tersebut berdasarkan keterangan polisi, maka polisi itulah yang menjadi sumber berita, bukan si reporter. Stasiun TV bisa juga memperoleh bahan berita dari juru kamera amatir yang kebetulan menyaksikan suatu peristiwa dan meliputnya.
b) Pelayanan darurat.
Reporter harus selalu sigap dan proaktif terhadap peristiwaperistiwa yang terjadi dalam masyarakat. Reporter tidak hanya menunggu penugasan yang akan diberikan kepadanya namun, reporter juga harus mencari informasi awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita penting. Untuk itu, reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua unit pelayanan darurat seperti: polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit (gawat darurat), pusat infomasi cuaca; terutama saat musim hujan, badan SAR (search and rescue), dan lain-lain. Stasiun televisi harus memiliki kontak dengan berbagai unit pelayan darurat tersebut. Informasi yang diperoleh dari unit pelayanan darurat diatas dapat menjadi sumber berita bagi televisi.
36 c) Kontak publik.
Kontak publik adalah orang-orang atau narasumber yang dapat dihubungi oleh semua orang (public) untuk dimintakan keterangan terkait dengan organisasi atau profesi mereka. Narasumber ini dapat berasal dari organisasi pemerintah, non-pemerintah, serikat buruh, kelompok-kelompok oposisi (penekan) atau pengamat, dan kalangan perguruan tinggi. Nomor telepon suatu
lembaga, organisasi, dan
departemen yang terdapat dibuku telepon adalah kontak publik yang dapat digunakan siapa saja. Buku telepon mencantumkan nomor telepon para pejabat bahkan hingga ke menteri walau dalam kenyataannya nomor tersebut lebih banyak tidak berfungsi. Orang yang paling mudah dihubungi semua orang khusunya reporter sebagai sumber berita adalah staf hubungan masyarakat (Humas) atau juru bicara suatu organisasi atau lembaga. Mereka adalah pejabat lapis pertama sebelum reporter bisa memperoleh keterangan kepada pejabat lain yang lebih tinggi kedudukannya. Pejabat pemerintah merupakan sumber berita ketika mereka memberikan pernyataan (statement) dan pendapat (opinion) mengenai persoalan –persoalan tertentu yang sedang hangat. Pendapat mereka terkadang sangat penting, artinya jika suatu peristiwa besar umpamanya kecelakaan pesawat terbang yang menimbulkan banyak korban. Masyarakat ingin mengetahui apa pendapat Menteri Perhubungan, bagaimana tanggapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat mengenai kejadian itu. Stasiun televisi harus memiliki daftar nomor telepon dan alamat orang- orang yang termasuk dalam kontak publik. Daftar kontak itu hendaknya disimpan
37 dalam buku alamat di ruang berita agar dapat diakses oleh semua reporter.
d) Kontak pribadi.
Kontak pribadi adalah milik berharga seorang reporter. Reporter biasanya memiliki kontak pribadi dengan sumber- sumber berita yang terdiri atas para pejabat, tokoh masyarakat atau orangorang
yang bekerja pada berbagai lembaga pemerintah dan non
pemerintah. Orang-orang tersebut tidak harus pejabat penting atau pemimpin dari suatu lembaga tetapi bisa juga orang kedua, ketiga dan seterusnya, namun orang tersebut harus dapat dipercaya. Seorang reporter biasanya dapat memiliki kontak pribadi dari hubungan yang cukup lama dengan sumbernya sehingga mereka sudah saling mempercayai. Disebut kontak pribadi karena nomor-nomor telepn mereka tidak tersedia untuk dapat diakses oleh masyarakat sebagaimana kontak publik. Hanya dengan memelihara hubungan dengan orang-orang yang bekerja pada berbagai organisasi atau lembaga seorang reporter akan memperoleh berita hangat. Mereka yang menjadi kontak pribadi suatu waktu akan memberikan informasi pada kepada reporter dan mereka dapat diminta berbicara didepan kamera. Ini berarti orang tersebut dapat diidentifikasikan sebagai narasumber. Namun, ada beberapa kontak yang menawarkan informasi hanya jika identitas mereka dirahasikan. Hal ini dapat diterima dalam praktik jurnalisme televisi guna melindungi sumber yang tak ingin namanya disebutkan. Narasumber yang menjadi kontak
38 pribadi itu mungkin akan memberikan suatu petunjuk awal atau peringatan dini atau memberikan latar belakang informasi yang penting. Informasi diberikan dalam bentuk off the record. Semua ini diperlukan reporter sehingga dapat melangkah lebih dulu dari reporter TV saingannya.
e) Kantor berita.
Hampir seluruh stasiun televisi berlangganan kantor berita dan bahkan kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita yang paling penting dan paling utama bagi program beritanya. Stasiun televisi membeli berita dengan cara berlangganan dengan satu atau berberapa kantor berita. Kantor berita terbesar di Indonesia adalah kantor Berita Antara yang memiliki reporter diseluruh Indonesia dimana stasiun TV mungkin tidak mempunyai akses ke setiap provinsi. Antara juga menerjemahkan berita yang berasal dari kantor berita asing seperti Reuters, Associated Press(AP) dab Agence France Press (AFP), namun demikian stasiun TV dapat juga berlangganan langsung dengan kantor berita asing tersebut. Berberapa kantor berita juga menjual gambar (footage)untuk televisi di Indonesia.
f) Siaran pers.
Siaran pers (Press release) adalah informasi atau pernyataan (Statement) yang dikirimkan ke media massa dengan tujuan untuk dipublikasikan. Siaran pers dapat datang dari berbagai lembaga
39 seperti: organisasi lokal dan internasional, lembaga pemerintahan, pejabat pemerintah, kantor-kantor asing, Kelompok penekan (oposisi), lembaga nonpemerintah, dan lain-lain. Siaran pers yang disebarkan biasanya menggambarkan hal-hal yang positif bagi lembaga yang mengeluarkannya.
Siaran pers dikeluarkan untuk menimbulkan citra yang baik atas organisasi. Tidak ada salahnya mengutip press release selama informasi itu berguna bagi masyarakat, namun jangan terkesan seperti iklan atau promosi gratis. Untuk itu, reporter harus pandai mengemasnya. Umpamanya sebuah perusahaan meresmikan pabrik baru, maka reporter dapat menggambarkan adanya kebangkitan roda bisnis (sektor riil) serta penyerapan tenaga kerja guna mengurangi pengangguran.
Siaran pers yang dikirimkan terkadang juga didampingi dengan kaset video yang berisi gambar penunjang. Meskipun siaran pers dan kaset video itu merupakan sumber berita yang berguna, namun suatu stasiun tv harus berhati–hati agar tidak terkesan menyajikan publisitas atau promosi gratis bagi suatu perusahaan atau lembaga tertentu. Stasiun TV harus berhati-hati untuk memisahkan antara fakta dan opini dalam suatu siaran pers. Perusahaan atau lembaga yang mengirimkan press release biasanya tidak akan berhenti menyampaikan berita yang menguntungkan mereka.
Contoh: Suatu perusahaan farmasi “ABC” mengirimkan press release bahwa mereka telah berhasil memproduksi obat antikanker
40 bernama “XYZ”. Seorang reporter yang baik dapat menghubungi dokter atau pasien yan menderita penyakit kanker dan menanyakan kemungkinan kesembuhan mereka dengan adanya obat baru itu. Dengan demikian, berita dapat dimulai dengan pandanagan atau harapan dokter atau pasien dan tidak memulainya dengan promosi gratis dari perusahaan farmasi bersangkutan. Cara ini disebut dengan melokasasi berita yang disampaikan oleh siaran pers tersebut.
g) Jumpa pers.
Sebagaimana siaran pers, jumpa pers atau konfrensi pers biasanya mempunyai tujuan untuk menyampaikan pesan yang akan menguntungkan lembaga yang mengadakan jumpa pers tersebut. Stasiun TV hendaknya selektif dalam memilih konferensi pers mana yang akan diliput. Pertimbangkan bobot berita dan siapa yang akan memberikan jumpa pers. Apabila diperkirakan tidak akan ada berita bagus yang akan keluar dari suatu jumpa pers atau orang- orangnya kurang penting sebaiknya jangan diliput.Jangan meliput jumpa pers hanya karena tidak ada acara lain yang dapat diberitakan.
Jumpa pers dapat menjadi sumber berita yang bagus namun juga dapat merupakan sumber gambar yang buruk. Jangan menjadikan gambar suasana jumpa pers sebagai gambar utama dalam berita televisi karena akan menimbulkan kesan reporter tidak kreatif. Reporter dan juru kamera harus mengambil
gambar penunjang
lainnya yang terkait dengan tema atau topik yang dibicarakan dalam
41 jumpa pers sebagai kesempatan yang bagus untuk mendapatkan kutipan langsung narasumber atau wawancara khusus.
h) Pemirsa.
Banyak pemirsa televisi yang suka menghubungi stasiun televisi untuk memberikan informasi mengenai suatu peristiwa. Informasi dari masyarakat harus diperiksa dan diperiksa ulang. Informasi dari pemirsa itu penting bagi stasiun TV karena biasanya cepat disampaikan. Berdasarkan informasi dari pemirsa, juru kamera dan reporter dapat segera berada dilokasi secepat mungkin sehingga tidak kehilangan peluang untuk mengambil gambar yang terbaik.
i) Saksi mata.
Para saksi mata dapat menjadi sumber informasi yang sangat baik sebab saksi mata dapat memberikan keterangan dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat. Namun, seringkali para saksi mata ini masih berada dalam kondisi emosional atau terguncang engan peristiwa yang baru saja dialaminya sehingga reporter tidak bisa sepenuhnya mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapatkan keterangan yang objektif.
j) Media lainnya.
Siaran televisi dari berbagai pelosok dunia dapat juga menjadi sumber berita bagi suatu stasiun TV. Untuk keperluan ini , ruangan berita (newsroom) perlu
memiliki penerima siaran yang baik.
42 Monitoring siaran TV cukup penting artinya bagi kelengkapan siaran berita televisi. Tim kerja bagian pemberitaan hendaknya terusmenerus memonitor siaran TV saingannya dalam mengambil berita yang mungkin luput dari liputan. Selain itu, media online juga dapat dijadikan salah satu alternatif sumber berita, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya stasiun TV yang menggunakan media online sebagai salah satu alternatif sumber berita televisi tersebut.
Sudah seharusnya bila setiap stasiun televisi berlangganan surat kabar yang terbit di ibukota dan surat kabar lokal. Stasiun televisi daerah seharusnya berlangganan semua surat kabar yang terbit didaerahnya serta sekurang-kurangnya sebuah surat kabar yang terbit di ibukota dengan pilihan pada surat kabar yang terbaik. Berita- berita penting yang dimuat dan diperoleh surat kabar dapat disiarkan oleh televisi, asalkan disebutkan sumbernya.
2.1.6
Unsur Nilai Berita
Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya.
Nilai berita
itu
mencakup
beberapa
hal,
seperti
berikut(Barus 2010 : 32) :
1. Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak. 2. Aktual: terbaru, belum "basi". 3. Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum. 4. Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
43 5. Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).
Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya "Teknik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut di antaranya adalah:
1. sesuatu yang unik, 2. sesuatu yang luar biasa, 3. sesuatu yang langka, 4. sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting, 5. menyangkut keinginan publik, 6. yang tersembunyi, 7. sesuatu yang sulit untuk dimasuki, 8. sesuatu yang belum banyak/umum diketahui, 9. pemikiran dari tokoh penting, 10. komentar/ucapan dari tokoh penting, 11. kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan 12. hal lain yang luar biasa.
Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut.
44 Menurut Courtis D. MacDougall dalam bukunya interpretative reporting menyebutkan lima syarat berita seperti timeliness, proximity, prominance, human interest, dan consequence.
Kebaruan (timeliness)
Sebuah berita sangat terikat oleh waktu ,waktu sangat mempengaruhi aktualitas sebuah berita sebab berita haruslah menyangkut hal yang baru terjadinya (timeliness)
dan aktual
(terkini). Untuk itu, diperlukan kecepatan. Karena terikat waktu, pekerjaan membuat berita menjadi pekerjaan yang amat tergesa-gesa, serba cepat, dan segera (immediate). Agar tidak ketinggalan tenggat waktu
(deadline)
yang
telah
ditetapkan
oleh
pemimpin
redaksi,wartawan harus bekerja seperti sastrawan yang cermat memilih kata-kata, ungkapan dan frasa, meski dalam suasana yang terhimpit waktu. Dimana aktualitas sebagai taruhannya. Akan tetapi, sesuatu yang sudah lama terjadi dapat juga menjadi baru kembali (aktualisasi) jika seseorang wartwan pandai menggali fakta- fakta baru seputar kejadian tersebut,termasuk kejadian yang sudah hampir dilupakan orang sebab pada dasarnya berita tentang suatu kejadian selalu berkembang. Pembaca juga memiliki keingintahuan mengenai segala perkembangan yang terjadi disekitarnya. Jadi, sebenarnya bagi seorang wartawan tidak pernah ada istilah berita basi selama mau menekuni tugas sebagai pemberi informasi.
45 Jarak (Proximity)
Faktor jauh dekatnya jarak antara tempat terjadinya peristiwa dengan penikmat berita mempengaruhi daya tarik atau nilai sebuah berita. Berita kalahnya persebaya (kesebelasan surabaya) vs PSIS (kesebelasan semarang) langsung menarik perhatian masyarakat di Jawa Timur dan Jawa Tengah atau orang –orang yang tinggal dimana pun yang berasal dari kedua daerah tersebut. Jarak juga bukan hanya adalam arti fisik geografis, tetapi dapat pula dalam hal minat , bakat profesi dan profesi. Peristiwa–peristiwa mengenai kejahatan dan peradilan tentu lebih menarik hati orang- orang atau penegak hukum. Jadi, faktor jarak juga menjadi penentu nilai sebuah berita.
Cuatan (prominance)
Nilai sebuah berita juga sangat ditentukan oleh cuatan atau hal yang ulung pada diri seseorang, benda, tempat, serta peristiwa. Dalam hal ini berlaku istilah ”name makes news”. Seperti didalam penjelasan sebelumnya, suatu peristiwa yang menyangkut orang terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat merupakan berita penting untuk diketahui oleh audiens/penonton.
46 Daya Tarik Kemanusiaan (Human Interest)
Berita juga dapat menyangkut hal yang memiliki daya tarik kemanusiaan atau sentuhan manusiawi. Semakin tinggi daya tarik kemanusiaan sebuah berita, maka semakin tinggi pula nilai berita tersebut. Sesuatu yang menyentuh dan sangat menggugah rasa kemanusiaan seseorang menambah nilai sebuah berita. Nilai sebuah berita akan bertambah tinggi jika unsur human interest ini dikelola dengan tepat.
Gubernur yang sering kali berjalan kaki ke kantor bisa jadi menarik untuk dijadikan bahan pemberitaan. Kisah seorang petani yang berhasil mengembangkan budi daya tanaman karena keuletannya dan kegigihannya sehingga memperoleh penghargaan dari lembaga resmi atau kehidupan seorang guru di desa terpencil tentu akan menarik perhatian penonton atau audiens. Selain itu, berita yang mengandung daya tarik kemanusiaan tidak selamanya tentang kehidupan manusia tetapi juga bisa berasal dari kehidupan hewan dan tumbuhan. Oleh karena terlalu banyak kejadian sehari-hari di sekitar kita yang mempunyai daya tarik kemanusiaan sehingga muncul istilah “ berita human interest”.
47 Akibat ( consequence)
Nilai berita juga banyak ditentukan oleh pengaruh, akibat, dan dampak yang mungkin dapat ditimbulkannya terhadap masyarakat luas. Dampaknya bagi kehidupan politik, sosial dan ekonomi merupakan hal yang patut diperhitungkan dalam memperoleh sebuah berita. Berita-berita mengenai penyalahgunaan jabatan atau korupsi, pemilihan ketua sebuah organisasi besar, kenaikan harga beras, pencurian minyak di tengah laut, berita–berita parlemen, atau kenaikan gaji PNS semuanya mempunyai dampak langsung bagi kehidupan seluruh warga di suatu negara ataupun seluruh warga atau masyarakat yang menjadi target audiens suatu stasiun televisi.
Teliti (Accuracy)
Selain kelima syarat penentu nilai berita yang disebutkan oleh curtis MacDougall diatas, berikut ditambahkan juga uraian mengenai masalah ketelitian dan kebenaran sebuah berita. Ketelitian dan kebenaran ini berkaitan dengan tuntutan akan kecermatan dalam menyusun berita agar memenuhi syarat aktualitas dan tenggat waktu (deadline).
Pembuatan berita seperti yang disebutkan diatas, merupakan pekerjaan tergesa-gesa dan selau dituntut memberi laporan yang bersifat segera (immediately) demi memenuhi unsur “ kebaruan” dan “
48 aktualitas”. Oleh karena itu, Ketelitian merupakan tuntutan yang juga harus
dipenuhi,
sebab
berita
yang
disusun
gegabah
bisa
mengakibatkan penonton marah, bahkan menimbulkan kasus hukum atau
delik
pers.
Bahkan
tidak
jarang
dituduh
melakukan
insinuasi(menuduh tanpa dasar yang jelas), memfitnah, meniru (plagiat), meyebarkan isu,mencemarkan nama baik orang atau institusi dan
sebagainya.
Akurat
berarti
harus
benar–benar
terjadi,
berlandaskan fakta, dan memiliki sumber yang jelas. Jika menyangkut masalah angka, angka tersebut harus dapat menggambarkan keadaan seseungguhnya. Oleh karena itu, sebuah berita juga harus objektif, jujur, dan adil (fairness). Fakta dan informasi yang dikandung sebuah berita harus terpercaya, jujur, dan berimbang (balance) atau cover both sider. Sebuah berita tidak boleh memihak, seimbang, lengkap dan komprehensif. Informasi yang belum terlalu jelas kebenarannya harus diteliti kemabali (check and recheck).
Dengan demikian penulis menyadari bahwa berita harus bersifat objektif, akurat, berimbang dan faktual dan juga diperlukan ketelitian dalam meneliti informasi yang akan disampaikan dengan melakukan check and recheck.
49 Untuk menguji apakah suatu informasi layak menjadi berita, Mencher membaginya kedalamtujuh nilai berita:
1. Timeless: Event that are immediate recent. Artinya, kesegaran waktu. Peristiwa yang baru-baru ini terjadi atau aktual. 2. Impact : Event thats are likely to effect many people. Artinya, suatu kejadian yang dapat memberikan dampak terhadap orang banyak. 3. Prominance:
Event
involving
well-known
people
or
institusions. Artinya, suatu kejadian yang mengandung nilai keagungan bagi seseorang maupun lembaga. 4. Proximity : Events geographically or emotionally close to the reader ,viewer , listener. Artinya, suatu peristiwa yang ada kedekatannya dengan seseorang, baik secara geografis maupun emosional. 5. Conflic : Event that reflect clashes between people or institutions. Artinya, suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung pertentangan antara seseorang, masyarakat atau lembaga. 6. The unusual : Events that deviate sharply from the expected and the experience of everyday life.
50 Artinya, sesuatu kejadian atau peristiwa yang tidak biasanya terjadi danmerupakan pengecualian dari pengalaman seharihari. 7. The currency : Events and situations that are being talked about. Artinya, hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan orang banyak.( Mencher ,1997)
2.1.7
JURNAL 19
Program Jurnal 19 adalah program berita yang ada di Binus Tv. Item berita program jurnal 19 terdiri dari: - 50 % Berita hasil liputan reporter dan juru kamera. - 20 % Berita terkini - 20 % Berita yang disiarkan dari sumber VOA (Voice Of America) - 10 % Berita ramalan cuaca atau prakiraan cuaca Program berita jurnal 19, yang mulai disiarkan setiap hari senin sampai hari jumat, pada hari selasa dan jumat disiarkan dari pukul 19.00-19.30 WIB, sedangkan untuk hari senin, rabu dan kamis disiarkan pada pukul 19.00-20.00 WIB. Program ini memiliki durasi 30 menit dan 1 jam. Isi berita program jurnal 19 terdiri dari berita hasil liputan oleh reporter dan juru kamera, berita yang disiarkan dari sumber VOA (Voice Of America), berita terkini yang dikutip dari sumber
51 media online dan berita mengenai ramalan cuaca atau prakiraan cuaca. Program Jurnal 19 dibagi menjadi 2 segment. Segment
1 berisi berita utama, yaitu berita hasil liputan
reporter dan juru kamera. Segment 2 berisi berita terkinidari sumber media online
dan berita dari VOA (Voice Of
America) dan berita prakiraan cuaca atau berita mengenai ramalan cuaca. Dalam penelitaian populasi berita akan difokuskan pada penelitian berita liputan dan berita terkini.
2.2
Definisi konsep Subjek penelitian ini adalah berita program Jurnal 19 di Binus TV dari tanggal 9 april – 23 april 2012. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan dioperasionalkan. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut : Variabel I : Kejelasan Sumber Berita Kategori : 1. Penyebutan nama media darimana berita tersebut dikutip, yaitu: Disebutkan darimana berita tersebut didapatkan( Sumber media online atau media massa lainnya), sehingga penonton dapat lebih yakin akan kebenarannya. 2. Penyebutan atau pemberian keterangan identitas narasumber pada setiap berita yang dimuat, yaitu: Penulisan identitas dan keterangan identitas narasumber dalam setiap berita yang ditayangkan untuk menjaga kebenaran agar penonton lebih yakin akan
52 akan kebenaran berita yang ditayangkan, karena informasi berasal dari narasumber yang kompeten.
Variabel 2 : Nilai Berita 1. Kebaruan /Timeliness Sebuah berita sangat terikat oleh waktu. Waktu sangat mempengaruhi aktualitas sebuah berita sebab berita haruslah menyangkut hal yang baru terjadi (timeliness) dan aktual terkini. Harus ditayangkan secepat mungkin, sehingga aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. 2. Jarak /Proximity Faktor jauh dekatnya jarak antara tempat terjadinya peristiwa dengan penonton berita mempengaruhi daya tarik atau nilai sebuah berita. Jarak juga bukan hanya dalam arti fisik geografis, tetapi dapat pula dalam hal minat, bakat dan profesi. 3. Cuatan /Prominance Nilai sebuah berita juga sangat ditentukan oleh cuatan atau hal yang ulung pada diri seseorang, benda, tempat, serta peristiwa. Khususnya ketika semakin orang itu terkenal, maka akan menjadi bahan berita yang sangat menarik. 4. Daya tarik kemanusiaan /Human Interest Berita juga menyangkut hal yang memiliki daya tarik kemanusiaan atau sentuhan manusiawi. Semakin tinggi daya tarik kemanusiaan sebuah berita, maka semakin tinggi pula nilai berita tersebut. Dapat menimbulkan efek yang cukup berarti bagi seseorang, sekelompok orang atau bahkan lebih jauh lagi
53 pada suau masyarakat, tetapi lebih menimbulkan getaran pada suasana hari dan kejiwaan. 5. Akibat /Consequence Nilai berita juga banyak ditentukan oleh pengaruh, akibat, dan dampak yang mungkin dapat ditimbulkannya terhadap masyarakat luas. Dampaknya bagi kehidupan politik, sosial dan ekonomi merupakan hal yang perlu diperhitungkan. 6. Teliti /Accuracy Ketilitian dan kebenaran ini berkaitan dengan tuntutan akan kecermatan dalam menyusun berita agar memenuhi syarat aktualitas dan tenggat waktu, sehingga berita yang disampaikan akurat. Akurat berarti harus benar –benar terjadi, berlandaskan fakta, dan memiliki sumber yang jelas. Jika menyangkut masalah angka, angka tersebut harus menggambarkan keadaan sesungguhnya. Oleh arena itu sebuah berita juga harus objektif, jujur dan adil. Fakta dan informasi yang dikandung sebuah berita harus terpercaya, jujur dan berimbang atau cover both sider.
2.3 Operasionalisasi Konsep
Variabel
Dimensi
Indikator
Kejelasan sumber berita
- Berita Hasil Liputan
-Penyebutan nama sumber
- Berita Terkini
media yang dikutip. ( Sumber media online atau media massa lainnya dalam
54 naskah berita) -Penyebutan atau pemberian keterangan narasumber
identitas yang
terlihat
pada naskah berita.
Unsur nilai berita
- Berita Hasil Liputan
- Kebaruan
- Berita Terkini
Aktualitas
berita
yang
disampaikan yang dilihat dari naskah berita.
-Jarak Faktor kedekatan berita Dari
segi
geografis,
kedekatan minat, bakat dan profesi serta korelasi antara berita
yang
disampaikan
dengan penontonnya.
-Daya tarik kemanusiaan Unsur
Human
dalam naskah berita.
Interest
55 -Akibat Akibat/ dampak dari berita yang
disampakan
yang
dilihat dari naskah berita.
-Teliti Ketelitian dalam pembuatan berita yang Akurat, objektif, jujur, adil dan berimbang.
2.4 Kerangka pemiikiran
BINUS TV
Program Berita “JURNAL 19”
Kejelasan Sumber Berita : 1. Penyebutan nama media darimana berita tersebut dikutip. 2. Penyebutan atau pemberian keterangan identitas narasumber pada setiap berita yang dimuat.
Unsur Nilai Berita : 1. 2. 3. 4.
Kebaruan Jarak Cuatan Daya tarik kemanusiaan 5. Akibat 6. Teliti
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran