BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Menurut Harold Lasswell komunikasi adalah : “proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu” .3 Untuk itu ada lima unsur yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Komunikator (communicator, source, sender) 2. Pesan (message) 3. Media (channel, media) 4. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recepient) 5. Efek (effect, impact, influence)
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).4 Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari; sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu akan menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Yang menjadi masalah adalah bagaimana caranya
3
Onong Uchjana Effendi. (1997), Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 5 4 Ibid. hlm 11
8
9
gambaran dan kesadaran yang terdapat didalam benak komunikator dapat dimengerti, diterima dan dilakukan oleh komunikan. Menurut Purwanto pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis dan nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan non verbal.5 Masing-masing komunikasi tersebut sebagai berikut: 1. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). 2. Komunikasi Nonverbal Menurut teori antropologi, sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka terlebih dulu mengenal bahasa isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi. Yang termasuk komunikasi nonverbal, antara lain bahasa isyarat, simbol, sandi, warna, ekspresi wajah, dan lainnya. Komunikasi nonverbal penting artinya bagi pengirim dan penerima pesan, karena sifatnya yang efisien. Suatu pesan nonverbal dapat disampaikan tanpa harus berpikir panjang, dan pihak audience juga dapat menangkap artinya dengan cepat.
Jadi kesimpulannya komunikasi adalah sebuah proses pertukaran informasi oleh komunikator kepada komunikan melalui medium buku baik verbal maupun non verbal yang memiliki tujuan umum untuk mempengaruhi komunikan yaitu anakanak.
5
Purwanto dkk. (1996), Komunikasi Bisnis, Jakarta, Erlangga, hlm. 1
10
2.1.1 Proses Komunikasi Menurut Lunandi, proses komunikasi adalah usaha manusia dalam hidup pergaulan untuk menyampaikan isi hati dan pikirannya, dan untuk memahami isi pikiran dan isi hati orang lain.6 Pada umumnya proses komunikasi
berlangsung
ketika
komunikator
mempunyai
gagasan,
diterjemahkan ke suatu lambang yang mengandung arti, dan dikirim melalui suatu medium kepada komunikan. Komunikan melihat lambang tersebut, yang kemudian ditangkap dan dipersepsi. Jika persepsi yang diterima sama dengan persepsi yang dikirim, maka komunikasi yang mengena terjadi dengan baik. Untuk dapat menyampaikan persepsi kepada orang lain secara jelas, sudah tentu gagasan tersebut harus jelas. Apabila gagasan tersebut samar-samar, maka akan membuat kabur bagi yang menerimanya. Proses komunikasi terbagi menjadi 2 tahap, yaitu secara primer dan secara sekunder. 1. Proses Komunikasi secara Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar warna, dan lain sebagainya yang mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan. Demi efektifnya komunikasi, lambanglambang tersebut sering dipadukan penggunaanya. Dalam kehidupan 6
Sriwiyanti. (2001), Kampanye Terhadap Kekerasan Rumah Tangga, Skripsi Aplikatif Program Sarjana, Unv. Tarumanagara, hlm.9.
11
sehari-hari bukanlah hal yang luar biasa bila kita terlibat komunikasi yang menggunakan bahasa disertai gambar-gambar berwarna. Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan perkataan lain, komunikasi adalah proses membuat pesan tuned bagi komunikator dan komunikan.
2. Proses Komunikasi secara Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Pentingnya
peranan
media
(media
sekunder),
disebabkan
oleh
efisiensinya dalam mencapai komunikan. Akan tetapi media komunikasi hanya efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan yang bersifat informatif.
Karena
proses
komunikasi
sekunder
ini
merupakan
sambungan dari komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu, maka dalam menata lambang-lambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media yang akan digunakan sebagai hasil pilihan dari sekian banyak alternatif perlu didasari pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju.
12
2.1.2 Unsur-unsur dalam Proses Komunikasi Unsur-unsur dalam proses komunikasi menurut Phillip Kotler adalah sebagai berikut7: a. Sender
: Dari komunikator yaitu peneliti yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang yang dimaksud adalah anak-anak.
b. Encoding
: Penyandian, yakni proses pengalih pikiran ke dalam bentuk lambang berupa ilustrasi.
c. Message
: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan komunikator yaitu si penulis.
d. Media
: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. Yaitu perancangan buku “amazing animal”
f. Decoding
: Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan adalah anak-anak menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator yaitu penulis kepadanya.
g. Receiver
: anak-anak yang akan menerima pesan dari penulis.
h. Response
: Tanggapan, seperangkat reaksi pada anak-anak setelah membaca buku
i. Feedback
: Umpan balik, yakni tanggapan anak-anak apabila tersampaikan atau disampaikan kepada penulis.
7
Phillip Kotler. (1997), Manajemen Dasar Jilid 2 revisi 7e, bab 15
13
j. Noise
: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh audienc yaitu anak-anak yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh penulis kepadanya.
2.1.3
Teori Komunikasi Massa Komunikasi berasal dari istilah bahasa inggris, mass communication
sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communication atau communications di artikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama. massa di artikan sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran. Harold D. Lasswell (dalam Wiryanto, 2005) memformulasikan unsurunsur komunikasi dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut “Who Says What in Which Channel to With What Effect” : 1. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). 2. Unsur says what (pesan). Pesan-pesan komunikasi massa dapat di produksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audienc
14
yang sangat banyak. Pesan-pesan itu berupa berita, pendapat, iklan, dan sebagainya. 3. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua peralatan yang di gunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar, majalah, radio, televisi, internet, dan sebagainya. 4. Unsur to whom (penerima; khalayak; audien). Penerima pesan-pesan komunikasi massa biasanya di sebut audienc atau khalayak. Orang yang membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televisi, browsing internet merupakan contoh dari audienc. 5. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan-perubahan yang terjadi di dalam diri audienc sebagai akibat dari keterpaan pesan-pesan media.
2.1.3.1 Efek Komunikasi Massa 1. Efek Kognitif
=> pengetahuan.
Efek kognitif terjadi jika ada perubahan pada apa yang di mengerti atau di persepsikan oleh khalayak. 2. Efek Afektif
=> perasaan.
Efek afektif terjadi bila ada perubahan pada apa yang di rasakan seseorang seperti rasa emosional. 3. Efek Behavioral => perilaku.
15
Efek behavioral lebih merujuk pada perilaku nyata yang dapat di amati seperti pola tindakan maupun kegiatan. Ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi proses komunikasi : 1. The Act (Perbuatan) Proses komunikasi yang menggunakan lambang-lambang yang dapat di mengerti secara baik oleh manusia. 2. The Scene (Adegan) Menjelaskan apa yang di lakukan, simbol apa yang di gunakan dan arti dari apa yang di katakan. 3. The Agent (Pelaku) Pengirim dan penerima adalah pelaku komunikasi. 4. The Agency (Perantara) Alat-alat yang di pergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara itu (the agency). 5. The Purpose (Tujuan) Menurut Grace dalam Thoha (1977), ada 4 (empat) macam tujuan tersebut yaitu :
Tujuan Fungsional : Tujuan yang bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi/lembaga.
Tujuan Manipulasi : Tujuan yang di maksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang di
16
sampaikan baik sesuai atau pun tidak dengan nilai dan sikapnya sendiri.
Tujuan Keindahan : Tujuan ini bermaksud untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif.
Tujuan Keyakinan : Tujuan ini bermaksud untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada lingkungan.
2.2
Definisi, prinsip dan istilah Komunikasi Visual
2.2.1
Definisi Komunikasi Visual Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan
ungkapan kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual, termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk dan gambar, huruf dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh sasarannya8.
2.2.2
Prinsip komunikasi visual Pesan komunikasi visual harus kreatif (asli, luwes dan lancar), komunikatif,
efisien dan efektif, sekaligus indah / estetis serta dapat dipahami maksud dari pesan dengan baik oleh komunikator atau penerima pesan secara tidak langsung.Menurut devinisinya,Komunikasi Visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola
8
Pengantar Desain Komunikasi Visual. Adi Kusrianto penerbit Adi
17
elemen-elemen grafis yang berapa bentuk dan gambar,tatanan huruf. Gagasan harus bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. Elemen-elemen dasar desain tidak dapat berdiri sendiri sebagian tujuan dari fungsi, maupun estetika karena semuanya merupakan pertalian yang saling berhubungan agar dapat memberikan kenyamanan dan juga mempunyai jiwa sebagai wujud kedalaman estetika suatu desain. Prinsip-Prinsip Desain terdiri dari proposi, keseimbangan kontras, irama dan kesatuan. 1. Proporsi Proposi adalah perbandigan antara unsur-unsur suatu materi yang satu dengan yang lainnya yang saling berhubungan dengan ukuran dan bentuk suatu bidang yang akan ditata. Sebuah proporsi dapat berhubungan dengan sebuah bidang.Pembuatan proporsi yang baik adalah suatu bentuk upaya untuk mencari perbandingan. 2. Keseimbangan Keseimbangan atau biasa disebut balance adalah suatu kesan yang serasi dan mantap dari unsur-unsur yang di desain secara tepat. 3. Kontras Kontras adalah penentu suatu desain yang menonjolkan prioritasnya.Kontras dapat dilakukan dengan mengubah ukuran, bentuk arah, warna dan nada.Untuk menyatukan perbedaan-perbedaan yang ada, dapat menonjolkan kekontrasan dari perbedaan-perbedaan tersebut. 4. Irama
18
Irama adalah pengulangan dari suatu unsure-unsur yang ditampilkan agar desain mempunyai nilai yang hakiki dari suatu peraturan unsur tapi harus mempunyai irama yang baik. 5. Kesatuan Kestuan merupakan pengelompokan antara unsur-unsur desain dalam suatu ruang dengan membentuk suatu kesatuan9.
2.2.3
Istilah Komunikasi Visual Grafik adalah gambar diagram untuk menyampaikan pesan atau data
perkembangan pertumbuhan atau penurunan tentang sesuatu hal secara sistem numeric. Desain Grafis, istilah yang dipakai sebelum menggunakan istilah Komunikasi Visual, berasal dari kata bahasa Yunani “Graphos” yang berarti “tulisan/gambar”. Untuk mengantisipasi perkembangan dunia komunikasi visual serta perannya yang semakin luas, maka digunakan istilah : Komunikasi Visual10. Memberikan pengalaman langsung pada komunikan adalah salah satu cara mencapai komunikasi yang efektif, yaitu dengan menekan hambatan yang muncul saat proses komunikasi berlangsung. Meskipun demikian ada teknik-teknik tertentu yang dapat digunakan untuk membantu lebih memperjelas konsep-konsep yang abstrak, misalnya teknik visual, teknik pemutaran grafis, teknik bantuan peragaan, dan teknik verbal lainnya. Teknik visual dalam konsep komunikasi dimanakan “komunikasi visual”. “Komunikasi visual adalah komunikasi yang menggunakan
9
http://www.ruangkelassuyono.com/seni-rupa-terapan/prinsip-prinsip-desain/ Arif, Rustam. Teori Seni Rupa Dan Desain. . Jakarta: Djambatan, 1999
10
19
lambang-lambang visual, dan juga
merupakan bagian komunikasi secara
keseluruhan”.11 Bentuk komunikasi visual akan lebih menarik pemirsa dibandingkan hanya dilakukan secara verbal. Dengan begitu, sasaran dapat berkonsentrasi kepada objek yang disajikan. Beberapa penggambaran hasil penelitian di amerika, menunjukan betapa efektifnya komunikasi visual apabila dibandigkan dengan komunikasi verbal. Pada tahun 1978 Dweyer telah membuktikan bahwa metode insruksional dengan cara visual dan verbal mempunyai hasil yang berbeda. Tentang kemampuan mengingat manusia, Dweyer mengemukakan bahwa “manusia dapat mengingat 10% dari apa yang dibaca, 20% dari apa yang di dengarnya, dan 30% dari apa yang di lihatnya, 50% dari apa yang dilihat dan di dengarnya”.12 Disini jelas bahwa indra pendengaran dan penglihatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengingat suatu peristiwa atau obkjek.
2.2.4
Komponen Komunikasi Visual Merancang sesuatu yang menekankan fungsi tanpa keindahan / estetika,
akan tidak menarik sehingga tidak komunikatif. ’Menarik’ atau ’indah’ bisa dinilai dengan menggunakan mata (lahir) atau dengan hati (batin).Desain bisa menarik karena indah dipandang atau konsepnya yang kreatif.Keindahan yang dibahas lebih ditekankan pada kemampuan mata sebagai penilai. Agar menarik mata (eye catching) diperlukan pengetahuan tentang unsur / komponen dalam desain grafis, antara lain:
11 12
Yusup, Parwit M. (1990), komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rasdakarya,hlm 62. Yusup, Parwit M. (1990), komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rasdakarya,hlm 65.
20
2.2.4.1 Warna Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Dalam peralatan optis, warna bias pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya: merah, hijau, biru
yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Setiap warna mampu
memberikan
kesandan
identitas
pengamatnya.Warna adalah faktor
tertentu yang sangat
sesuai
kondisi
social
penting dalam komunikasi
visual. Warna dapat memberikan dampak psikologis, sugesti, suasana bagi yang melihatnya 13. Menurut Leatrice Eismen dalam buku“Pantone Guideto Communication with Color” (Ohiografix Press, 2000), warna merupakan metode yang paling tepat dalam Usaha penyampaianpesan dan tujuan.Warna adalah bagian proses pelengkapan identitas. Warna juga mendorong dan bekerja secara bersamaan dengan seluruh arti, simbol dan konsep pemikiran yang abstrak. Warna mengekspresikan
fantasi,
mengingatkan
kembali
waktu,
tempat
memproduksi suatu keindahan/ reaksisecara emosional14.
Warna terbagi menjadi 5 tingkatan, yaitu : 13 14
http.//www.tipsdesain.com/teoriwarna.html Leatrice Eismen. Pantone Guideto Communication with Color” (Ohiografix Press, 2000)
dan
21
a. Warna Primer :Warna cahaya, warna asli
b. Warna Sekunder : Campuran aktif dari tiga warna primer
c. Warna Tertier : Campuran antar warna sekunder
d. Warna Additive: warna yang berasal dari penjumlahan spectrum cahaya
e. Warna Substractive : Berasal dari penjumlahan pigmen warna
22
Dari contoh gambar diatas Cahaya antara tiga jarak tersebut dapat diuraimelalui prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang disebut spectrum, dan pigmenwarna atau warna cahaya, mulai dari cahaya warna ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di luar cahaya ungu /violet terdapat gelombang-gelombang ultraviolet.
Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa selain warna hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan sukatidaknya seseorang pada suatu benda.
2.2.4.2 Huruf / Tipografi Tipografi merupakansuatu ilmu dalam memilih dan menata hurufdengan pengaturanpenyebarannyapadaruang-ruangyangtersedia,untukmenciptakankesan
23
tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membacasemaksimalmungkin. Dikenal pula seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama.Dalam senitipografi, pengertian huruf sebagai lambang bunyi bisa diabaikan. Oleh karena itu, pemilihan huruf juga merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan media visual berupa buku, poster, dan iklan media cetak, karena banyak penggunaan huruf di dalamnya. Seperti halnyawarna, huruf juga dapat membangun mood dan nuansa yang diinginkan. Oleh karena itu, pemilihan huruf juga harus disesuaikan dengan mood yang sama agar konsisten dengan berbagai elemen visual lainnya15. Secara garis besar huruf-huruf digolongkan menjadi: a. Serif Dengan ciri memiliki sirip / kaki / serif yang berbentuk lancip pada ujungnya.Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminim.
Times New Roman
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 b. Dekoratif
15
http.//www.tipsdesain.com/teoritipografi.html
24
Merupakan
pengembangandari
bentuk-bentuk
yang
Ditambahhiasandanornamen,ataugaris-garisdekoratif.Kesan
sudah
ada.
yangdimiliki
adalah dekoratif, mewah, bebas, anggun, tradisional, dan ornamental. a. Hobo Std ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 b. Comic sans MS ABCDEFGHIJKLMMOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 c. Sans Serif Dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Jenis ini adalah modern, sederhana, kontemporer dan efisien.
Arial
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890.
2.2.4.3 Garis Garis adalah tanda yang dibuat oleh alat untuk menggambar melewati permukaan. alat yang di gunakan untyuk menggambar teersebut antara lain pensil, ballpoint, pointed brush, keyboard, mouse, dan sebagainya. Garis juga
25
dapat berupa potongan dipemukaan yang keras yang biasa disebut grafis. Garis juga didefinisikan sebagai titik-titik yang bergerak. Garis dikategorikan berdasarkan tipe, arah, dan kualitasnya. Tipe garis ini dapat berupa garis lurus, lengkung, atau siku-siku. Inilah paling mudah untuk membedakan tipe garis16. Garis didefinisikan sebagai sekumpulan titik yang dideretkan memanjang. Garis disoftware grafis computer sering disebut Outline (Coreldraw), Contour atau Stroke (Adobe Photoshop). Setiap garis memiliki karakter dan suasana yang berbeda.Setiap garis menimbulkan kesan psikologis / persepsi tersendiri. Misal garis yang membentuk huruf ‘S’, sering dirasakan sesuatu yang lembut, halus dangemulai. Bandingkan dengan garis yang membentuk huruf kaku.
2.2.4.4 Bentuk Bentuk merupakan gambaran umum sesuatu atau formasi yang tertutup atau jalur yang tertutup. Banyak cara melukiskan bentuk pada permukaan dua dimensi. Salah satu melukiskan bentuk adalah dengan garis. Garis dapat
16
Suyanto, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2004
26
digunakan untuk menggambarkan bentuk yang datar, misalnya lingkaran (bola) elip, slinder, piramid, atau kubus. Bentuk dapat diisi dengan warna, nada, atau tekstur.
Bagaimana
bentuk
tersubut
digambarkan
akan
menampilkan
kualitasnya17. Bentuk dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa. Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 dimensi (trimatra). Bentuk dasar yang dikenal orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan segitiga ( Triangle). Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis dll. Contoh: segitiga bisa melambangkan symbol trinitas (ayah, ibu, anak), tapi di Mesir segitiga melambangkan symbol feminimitas (kewanitaan).
2.2.4.5 Ilustrasi / gambar Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi periklanan karena sering dianggap sebagai ” bahasa universal” yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa katakata. Ilustrasi (dalam hal ini termasuk pula foto, diagram, peta, grafik, dan tandatanda) dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan lebih berhasil daripada teks. Pembubuhan ilustrasi dalam iklan harus berdasarkan fungsinya yang khas 18. Berikut ini dalah metode metode Gambar di desain grafis: a. Manual/Hand Drawing/Gambar Tangan. Dengan menggunakan alat seperti pensil, airbursh, kuas, cat, spidol dll. Cocok untuk membuat konsep, sketsa, ide, karikatur, komik, lukisan dll. 17 18
Suyanto, Aplikasi Desain Grafis Untuk Periklanan. Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2004 Komunikasi Periklanan Cetak “DENDI SUDIANA”
27
b. Computerized. Menggunakan komputer, terdapat 2 jenis format, gambar secara vector (Corel draw) atau bitmap (Adobe Photoshop). Format vector yang terdiri dari kordinat–kordinat, cocok untuk pembuatan logo dan gambar line-art. Format Bitmap terdiri dari pixel-pixel, cocok untuk foto.
2.3
Buku Sebagai Media Pembelajaran Menurut kamus besar bahasa Indonesia pengertian buku adalah lembar kertas yang berjilid yang dapat berisi tulisan atau kosong. Menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang di jilid pada satu sisi atau hasil karya yang di tunjukan untuk penerbian. Sedangkan pengertian pembelajaran menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Menurut Pasal I Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang pendidikan nasuanal menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Belajar adalah suatu kegiatan yang membawa perubahan individu-individu yang belajar. Perubahan tersebut tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian, penghargaan, penyesuain diri, seluruh pribadi seseorang. Secara psikologis. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi aktif antara subyek dengan lingkunganya yang dapat
28
menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman,
ketrampilan yang bersifat menetap atau konstan. Jadi secara garis besar buku sebagai media pembelajaran adalah suatu media berupa kertas yang di jilid yang didalamnya terdapat tulisan atau gambar yang bersifat mendidik yang dapat di gunakan sebagi suatu cara dalam proses belajar dimana nanatinya dari proses tersebut akan membawa perubahan kearah yang lebih baik pada individu-individu yang belajar baik itu perubahan jumlah pengetahuan maupun pemahaman ketrampilan, sikap dan tingkah laku yang menetap 2.3.1 Perkembangan Anak Melalui Belajar Menurut Jhon Dewey tahapan perkembangan moral seseorang akan melampaui 3 fase, yaitu dase premoral, conventional dan autonomu. Sedangkan menurut piget, seorang manusia dalam perkembangan moralnya melalui tahap heteronomous dan autonomus Anak-anak masih berada dalam tahap hetronomus, mereka sangat membutuhkan bimbingan prosesn latihan, serta pembiasaan yang terus menerus, hal ini dikarenakan anaak-anak dalam masa heteronomous masih sangat labil, mudah terbawa arus dan mudah dipengaruhi Penanaman moral kepada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi lebih disarankan untuk menggunakan pendekatan yang bersifat individual, persuasive, demokratis, keteladanan, informal, dan agamis beberapa progam yang dapat diterapkan pada murid-murid sekolah dasar dalam rangka menanamkan dan mengembangkan perilaku
29
moral diantaranya bercerita, mulai mngenalkan dan memberikan contoh saling menghargai perbedaan, memberikan penghargaan atas tindakantindakan positif yang mereka lakukan baik itu berupa pujian atau hadiah program-program pembiasaan lainya yang disesuaikan dengan tingkat usia mereka. Puncak yang diharapkan dari tujuan perkembangan moral anak adalah adanya ketrampilan afektif anak itu sendiri, yaitu ketrampilan utama untuk merespon orang lain dan pengalaman-pengalaman barunya. 2.3.2 Perkembangan Kognitif Anak
Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980) dalam buku Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup, oleh John W. Santrok pada tahun 2002, mengatakan bahwa anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru, karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia.
Dalam pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.
30
Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu menyesuaikan diri dengan informasi baru.
Seorang anak 7 tahun dihadapkan dengan palu dan paku untuk memasang gambar di dinding. Ia mengetahui dari pengamatan bahwa palu adalah obyek yang harus dipegang dan diayunkan untuk memukul paku.
Dengan
mengenal
kedua
benda
ini,
ia
menyesuaikan
pemikirannya dengan pemikiran yang sudah ada (asimilasi). Akan tetapi karena palu terlalu berat dan ia mengayunkannya dengan keras maka paku tersebut bengkok, sehingga ia kemudian mengatur tekanan pukulannya. Penyesuaian kemampuan untuk sedikit mengubah konsep disebut akomodasi.
Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir yang berbeda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
1. Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage)
yang terjadi dari lahir hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan mental ditandai oleh kemajuan
yang
besar
dalam
kemampuan
bayi
untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat
31
dan mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2. Tahap praoperasional (preoperational stage)
yang terjadi dari usia 2 hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata
dan
gambar-gambar.
Mulai
muncul
pemikiran
egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.
3. Tahap operasional konkrit (concrete operational stage)
yang berlangsung dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4. Tahap operasional formal (formal operational stage)
yang terlihat pada usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan berpikir secara abstrak dan lebih logis.
32
Anak-anak pada tahap kognitif ini juga sudah memiliki kelengkapan pribadi untuk dapat diberikan buku sebagai media pembelajran karena anakanak pada usia ini ia sudah bisa membaca, mulai melihat dengan baik dan mulai bisa mengorganisasikan panca indraya dengan baik. Anak-anak pada usia ini juga dinilai sudah mampu menjelaskan pikiran orang lain secara obyektif. Oleh karena itu, anak-anak pada usia ini dinilai sudah mampu untuk diberikan pembelajaran berupa buku.
Selain hal tersebut di atas alas an lain penulis memilih anak-anak pada usia 9-11 tahun sebagai objek dalam perancangan buku edukasi ilustrasi sebagai media pembelajaran adalah anak-anak usia ini tidak memiliki permasalahan dengan ukuran dan bentuk suatu buku, hal ini dikarenakan anak-anak pada usia ini sudah berkembang sel-sel motoriknya sehingga memunngkinkan mereka untuk memegang buku-buku dengan berbagai fisik yang berbeda19, oleh karena itu anak-anak pada usia ini tidak memiliki kendala dengan buku ilustrasi uang biasanya memiliki ukuran yang besar.
Buku ilustrasi merupakan media pembelajaran yang dapat menarik minat mereka karena di dalam buku ilustrasi tersebut selain mnyajikan informasi, juga tersaji hiburan dan interaksi melalui pengembangan gagasan visual dan dapat menunjang mereka yang menyukai bermain dan mengobservasi bentuk-bentuk gambar
2.4
19
Mengenal Hewan
Esther Widi Andrangsari, M.Psi.,Psi, seorang psikolog perkembangan manusia
33
Hewan atau disebut juga dengan binatang adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup di bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau satwa saja)20.
Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binatang heterotrof, artinya tidak membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan sekitarnya.
Dalam bahasa Inggris, "hewan" disebut animal, berasal dari bahasa Latin yaitu "animalis", yang berarti "memiliki napas". Dalam penggunaan nonformal sehari-hari, kata tersebut biasanya mengacu pada hewan bukan manusia. Kadang-kadang, kerabat dekat manusia seperti mamalia dan vertebrata lainnya ditujukan dalam penggunaan nonformal. Definisi biologis dari kata tersebut mengacu pada semua anggota kingdom Animalia, meliputi makhluk yang beragam seperti spons, ubur-ubur, serangga dan manusia.
2.4.1 Ciri-ciri khusus hewan
Hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsangan eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, memerlukan makanan bentuk kompleks dan jaringan tubuhnya lunak. Perbedaan itu berlaku secara umum, tentu saja ada kelainan-kelainannya. Tiap 20
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kurikulum Sekolah Menangah Umum (GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud, Jakarta.
34
individu, baik pada hewan uniselular maupun pada hewan multiselular, merupakan satu unit. Hewan itu berorganisasi, berarti tiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinat dari individu sebagai keseluruhan baik sebagai bagian suatu sel maupun seluruh sel. Inilah yang disebut konsep organismal, suatu konsep yang penting dalam biologi.21
Secara umum berikut ini adalah ciri-ciri hewan:
1. Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi, ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau memakan bahan organik yang terurai. 2. Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti pada tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein struktural kolagen. 3. Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga dapat bergerak secara aktif. 4. Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang mendominasi siklus hidupnya. 5. Alat pernapasan pada hewan bermacam-macam tergantung pada temapt hidupya, ada yang bernapas dengan paru-paru seperti kucing, insang seperti ikan, kulit seperti cacing, trakea seperti serangga. 21
Istamar Syamsuri, dkk. (BIOLOGI 2000: 3B Tengah Tahun Kedua SD Kelas 6: Penerbit Erlanggga, 2000), p. 40.
35
6. Memerlukan makanan untuk tumbuh dan bertahan hidup. 7. Tidak mempunyai indra berpikir. 8. Dapat dikendali untuk manusia (hewan piaraan/sirkus). 9. Kehidupan dapat berakhir (mati)
2.4.2 Perkembangan pada hewan
Dalam sistematika awal, binatang mencakup banyak organisme bersel tunggal yang dikelompokkan sebagai Protozoa karena sifat heterotrof dan bergerak aktif (motil). Pengelompokan ini terus dianut hingga pertengahan abad ke-20 dan hingga sekarang masih dipakai untuk kepentingan praktis. Ketika orang mulai menganggap bahwa organisme bersel satu tidak memiliki organisasi jaringan, dibentuklah kelompok Protista yang menghimpun semua organisme sederhana yang berperilaku mirip binatang (bergerak, heterotrof).22
Perkembangan biologi sejak separuh akhir abad ke-20 telah menunjukkan bahwa banyak organisme bersel satu tidak dapat lagi dipertahankan sebagai binatang. Ke dalam "binatang" dimasukkan semua organisme bersel banyak yang sel spermanya memiliki kesamaan struktur dengan koanosit, suatu sel generatif primitif. Selain itu, penerapan konsep evolusi dan kladistik telah mengubah banyak organisasi sistematika hewan. Proses reklasifikasi ini sampai sekarang masih terus berjalan.
22
Buku sekolah elektronik [Kistinnah, Endang Sri Lestari] (2009). Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SD Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
36
Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan di muka bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang mengalami pembelahan sel dan sel tersebut akan bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola. Bentuk seperti bola tersebut akan mengalami perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam sehingga akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan luar) dan endoderm (lapisan dalam). Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit, dan sistem saraf, sedangkan lapisan endoderm akan berkembang menjadi sistem pencernaan dan kelenjarnya. Ada beberapa hewan yang berkembang pada tingkat kedua lapisan ini yang dinamakan diplobastik. Adapun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera dan Coelenterata. Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm akan berkembang dan terbentuk lapisan mesoderm. Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk bagian tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi, sistem sirkulasi, dan sistem ekskresi. Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat lapisan ini dinamakan triplobastik. Golongan hewan ini adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes.
Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes belum mempunyai rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar sehingga digolongkan sebagai triplobastik aselomata (selom = rongga tubuh). Adapun pada Nemathelminthes mempunyai rongga tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm belum terbagi menjadi lapisan dalam dan lapisan luar, yang dinamakan dengan
37
triplobastik pseudoselomata dan yang mempunyai rongga tubuh dinamakan triplobastik selomata karena mesodermnya sudah dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu dalam dan luar. Termasuk golongan hewan ini adalah Annelida sampai Chordata.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada tingkat Mamalia. Jadi, hewan tersebut mengalami perkembangan dari satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk triplobastik aselomata, pseudoselomata, sampai selomata.
Hewan yang digolongkan dalam kelompok Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae). Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola organisasi tubuh yang agak sederhana, dibandingkan dengan kelompok hewan Vertebrata. Dengan dasar inilah hewan-hewan ini dianggap primitif atau merupakan bentuk-bentuk paling awal dari kehidupan yang telah mengalami sedikit perubahan.
Dengan adanya perancangan ini diharapkan akan memuaskan keingin tahuan anak terhadap dunia fauna karean sesungguhnya alam memang insinyur yang piawai dan telah merancang hewan, perancangan buku ilustrasi edukasi ini mengubah keajaiban alam ini menjadi makhluk mekanis besar penuh warna. Bagan-bagan menjelaskan berbagai mekanisme mesin yang menirukan mesin-mesin alam. Bagaimana daya pegas
memberi
daya
lompatan
belalang,
bagaimana
kelelawar
38
menggunakan peralatan sonar khusus untuk menemukan mangsa dalam kegelapan. Dan bagaimana cumi-cumi raksasa meluncur di dalam air. Setiap halaman di kemas dengan penuh detail yang luar biasa. Dan dapat menemukan apa yang menggerakan hewan –hewan tersebut.
2.5
Mendisain Untuk Anak
Menurut DR. Seto Mulyadi dalam membuat suatu desain untuk anak sebaiknya desainer/illustrator bertanya langsung kepada guru terbaik bagi anak, yaitu anak itu sendiri dan bahwashnya anak juga ikut dilibatkan23. Oleh karena itu seorang desainer perlu melakukan pendekatan khusus terhadap anak dan memperhatiakn sudut pandang anak serta menghargai anak-anak sebagai sosok individu, hal ini perlu dilakukan karena anak merupakan individu yang kompleks dan penuh kejutan. Oleh karena itu harus memperhatikan beberapa aspek dalam mendisain sebuah buku anak, karena medesain buku anak tidak semata-mata berdasarkan gambar yang jenaka. Ada beberapa aspek yang harus di perhatikan untuk merancang desain yang efektif untuk anak, di antaranya24 1. Desain tersebut harus menarik, mengelitik intelektual dan membuat merka berinteraksi 2. Desain tersebut harus memberi informasi 3. Desain tersebut dapat memuaskan anak Sedangkan menurut Prof. Drs. Yongki Safanayong desain untuk anak idealnya mampu merangsang kreatifitas anak dan membuat anak 23
DR.Seto Mulyadi. Berguru Desain Pada Anak-Aanak. Concept Majalah Desain Grafisnvol 4 edisi 25.2008 (hal.9) 24 Fhisel, Cathrine, Designing For Children. Rockport. Publisher.2011
39
beriteraksi dengan sesamnya atu pun di lungkungan sekitarnya. Desain tersebut juga sebaiknya dapat memancing aspek motoric anak karena saat aspek motorik aktif maka seluruh panca indra mereka akan aktif bekerja sehingga membentuk kedinamisan25 Anak usia 8-12 tahun mempunyai ciri-ciri di antaranya sudah mulai bertambah pengetahuan matematika mereka dan hal tersebut dapet meningkatkan pemikiran sepsial mereka, mereka juga sudah dapat menggunakan pengetahuanya sendiri untuk memahami desain yang kompleks dan hal interaksinya. Selain itu ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mendesain anak berdasarkan tingkat usia mereka. Anak usia 8-12 tahun memiliki:26 1. Perkembangan motoric dan fisik a. Otot-otot halus pada tangan sedang berkembang Kesenian dan kerajinan tangan sedang di sukai. Permaian dengan benda-benda kecil atau tombol sudah memungkinkan b. Memiliki aktifitas kesukaan Desain yang berhubungan dengan aktifitas kesukan seperti tas atau kaos kaki yang bergambar kesukaan meraka sudah dapat di terima 2. Perkembangan Kognitif dan Sosial a. Sudah menjadi pembaca yang lebih baik
25
Prof. Drs. Yongki Safanayong, Ketua Jurusan DKV UPH. Bebaskan Imajinasi rangsang kreatiftas dan emosi anak melaluin desain. Majalah Concept vol 4 edisi 25.2008 (hal 13) 26 Fhisel, Cathrine, Designing For Children. Rockport. Publisher.2011
40
Instruksi-intruksi sederhana dan teks yang panjang dapat ditoleransi. Namun, masih menggunakan bentuk gambar b. Suka bereksperimen dengan shade warna tertentu Desain menunjukan kedalaman warna, menggambar dengan lebih detail. c. Dapat membaca buku yang memiliki bab Dapat membahas pokok pikiran, Cerita dapat lebih panjang dengan plot lebih detail dan akhir yang sesu d. Paham lebih banyak mengenai alam dan sekitarnya Karena anak-anak saat ini sudah mulai berkurang sifat egosentisnya dan muali tertarik terhadap lingkungan sekitarnya. Berdasarkan keterangan di atas maka desain buku kali ini di buat dengan format ukuran sedang dan mengunakan gaya ilustrasi pengmbangan gagasan visual, Dengan adanya perancangan ini diharapkan akan memuaskan keingin tahuan anak terhadap dunia fauna karean sesungguhnya alam memang insinyur yang piawai dan telah merancang hewan, perancangan buku ilustrasi edukasi ini mengubah keajaiban alam ini menjadi makhluk mekanis besar penuh warna. Bagan-bagan menjelaskan berbagai mekanisme mesin yang menirukan mesin-mesin alam. Bagaimana daya pegas memberi daya lompatan belalang, bagaimana kelelawar menggunakan peralatan sonar khusus untuk menemukan mangsa dalam kegelapan. Dan bagaimana cumi-cumi raksasa meluncur di dalam air. Setiap halaman di kemas dengan penuh detail yang luar biasa. Dan dapat menemukan apa yang menggerakan hewan –hewan tersebut