BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi Massa dan Internet II.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari bahasa Latin: Communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2005:9). Komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan bermasyarakat, atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos atau serba hadir. Artinya komunikasi berada dimanapun dan kapanpun juga. Menurut Carl I. Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication memunculkan istilah science of communication yang didefinisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-asas penstransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap (Effendy, 2005:13). Sedangkan menurut Fisher (Arifin, 2003:20), komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi. Justru itu orang melukiskan komunikasi sebagai ubiquitos atau serba hadir, artinya komunikasi berada dimanapun dan kapanpun juga. Rumusan komunikasi yang sangat dikenal orang adalah rumusan yang dibuat oleh Harold Lasswell. Menurut Lasswell (Mulyana, 2005:62) komunikasi adalah: “who says what in which channel to whom with what effect ”. jadi, jika
Universitas Sumatera Utara
dipilah-pilahkan akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu: • Siapa yang mengatakan
komunikator (communicator)
• Apa yang dikatakan
pesan (message)
• Media apa yang digunakan
media (channel)
• Kepada siapa pesan disampaikan
komunikan (communicant/receiver)
• Akibat yang terjadi
efek (effect)
Wilbur Schram menampilkan apa yang ia sebut “The Condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. 2. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. 3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. 4. Pesan harus menyampaikan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Pengertian komunikasi massa merujuk, kepada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak,
Universitas Sumatera Utara
bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Ardianto, 2004:3), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Menurut Mulyana (2005:75) komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Selain pengertian di atas, beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan pendapatnya tentang
pengertian komunikasi
massa,
Joseph
A.
Devito
merumuskan komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu: “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang bersifat audio atau visual. Komunikasi massa menjadi lebih logis jika didefinisikan menurut bentuknya seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, tabloid, film, dan pita” (Ardianto, 2004:6).
Universitas Sumatera Utara
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gebner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan
teknologi
dan
lembaga
dari
arus
pesan
yang
berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004:4). Menurut Joseph R. Dominick mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses di mana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen,
dan
tersebar.
Sedangkan
menurut
Jalaluddin
Rakhmat
mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronis, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C (Nurudin, 2004:12) disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Luas disini berarti lebih besar daripada sekadar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen. Berdasarkan
pengertian
tentang
komunikasi
massa
yang
sudah
dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak. Menurut Wright (1959), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam definisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri, yaitu: 1. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audience yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audience secara serempak dan sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beropersi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar. (Severin dan Tankard, 2007:4)
II.1.2 Komponen Komunikasi Massa Komunikasi massa pada dasarnya merupakan komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam prosesnya bersifat satu arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen lain yang turut menentukan lancarnya proses komunikasi. Komponen dalam komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi yang lainnya. Proses komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu adalah sebagai berikut (Ardianto, 2004 : 36-42).
Universitas Sumatera Utara
a. Komunikator Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang, tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan, diproduksi secara massal dan didistribusikan kepada massa. b. Pesan Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada sifat media yang berbeda antara satu sama lainnya. c. Media Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instananeous). d. Khalayak Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak. e. Filter dan Regulator Komunikasi Massa Dalam komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia, budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan di filter (disaring) oleh khalayak yang menerimanya.
Universitas Sumatera Utara
f. Gatekeeper (Penjaga Gawang) Dalam proses perjalanannya sebuah pesan dari sumber media massa kepada penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di dalamnya. Gatekeeper dapat berupa seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari sumber kepada penerima.
II.1.3 Karakteristik, Fungsi dan Efek Komunikasi Menurut Severin dan Tankard yang dikutip Suprapto dalam bukunya “Pengantar Teori Komunikasi” (2007:13-14) berdasarkan sifat-sifat komponen, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut: 1. Berlangsung satu arah. Bandingkan dengan komunikasi antar personal yang berlangsung dua arah Dalam komunikasi massa feed back baru akan diperoleh setelah komunikasi berlangsung. 2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga Informasi yang disampaikan melalui media massa merupakan produk bersama. Seorang komunikator dalam media massa bertindak atas nama lembaga dan nyaris tak memiliki kebebasan individual. 3. Pesan-pesan bersifat umum Pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa pada umumnya bersifat umum (untuk orang banyak). 4. Melahirkan keserempakan Bagaimana kekuatan sebuah radio siaran melalui acara tertentu memaksa pendengarnya untuk secara serempak mendengarkan acara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Kemajemukan audience komunikasi massa menyebabkan pelaksana komunikasi massa harus benar-benar mempersiapkan semua ide atau informasi
yang
akan
disampaikan
sebaik
mungkin
sebelum
disebarluaskan. Disamping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick yang dikutip Ardianto dkk dalam bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” (2004:15-18) adalah sebagai berikut: 1. Surveillance (Pengawasan) Pengawasan mengacu kepada yang kita kenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Media mengambil tempat para pengawal yang mempekerjakan pengawasan. 2. Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya menyajikan fakta atau data, tetapi juga informasi beserta penafsiran mengenai suatu peristiwa tertentu. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok. 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
4. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kapada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca, mendengar, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting. 5. Entertainment (Hiburan) Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat berita-berita ringan atau melihat tayangan-tayang hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali. Menurut Steven M. Chaffe ( Ardianto dkk, 2004:49) efek media massa dapat dilihat dari beberapa pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif, behavioral. a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau media itu sendiri. 1. Efek Ekonomi Kehadiran
media
massa
di
tengah
kehidupan
manusia
dapat
menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.
Universitas Sumatera Utara
2. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh misalnya kehadiran televisi dapat meningatkan status dari pemiliknya. 3. Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari Terjadinya penjadwalan kegiatan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor masyarakat kota akan lebih dahulu melihat siaran berita di televisi. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang
menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhan
psikologisnya dengan tujuan menghilangkan perassan tidak nyaman, misalnya untuk menhilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya. 5. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan ynag terjadi pada diri khalayak a) Efek Kognitif Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi. •
Efek Proposional Kognitif
Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek proposional kognitif. b) Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan sekadar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah setelah menerima pesan dari media massa. Adapun
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
intensitas
rangsangan
emosional pesan dari media massa adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1) Suasana Emosional Respon individu terhadap sebuah film atau sinetron televisi akan dipengaruhi oleh situasi emosional individu. 2) Skema Kognitif Skema kognitif merupakan naskah yang ada di dalam pikiran individu yang menjelaskan alur peristiwa. 3) Suasana Terpaan Suasana terpaan adalah perasaan individu setelah menerima terpaan informasi dari media massa. 4) Predisposisi Individual Predisposisi Individual mengacu kepada karakteristik individu. Individu yang melankolis cenderung menghadapi tragedi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang dan mempunyai sifat terbuka cenderung akan lebih senang bila melihat adegan-adegan lucu daripada orang yang melankolis. 5) Faktor Identifikasi Menunjukkan sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, pendengar akan menempatkan dirinya di posisi tokoh. c) Efek Behavioral Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk tindakan atau kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
II.1.4 Internet Salah satu media dalam komunikasi adalah internet. Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007:443). Lahirnya era komunikasi ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet (Bungin, 2006:113). Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan ‘inter-network’) ialah rangkaian komputer yang terhubung menelusuri beberapa rangkaian (http://id.wikipedia.org/wiki/Internet). Istilah internet Indonesia adalah istilahistilah yang diserap dari bahasa asing karena kemajuan teknologi internet. Mayoritas istilah-istilah tersebut adalah berasal dari bahasa Inggris, karena dipandang memiliki kekayaan kosakata internet yang paling luas. Menurut Laquey, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif (Ardianto, 2004:141). Internet lahir pada masa perang dingin sekitar tahun 1969 dan digunakan pertama kali untuk keperluan militer (Ahmad Bustami, 1999). Pada saat itu ARPA (Avanced Research Project Agency) dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat membangun sistem jaringan komputer yang disebut Arpanet. Jaringan ini menghubungkan antar komputer di daerah-daerah vital dalam rangka mengatasi
Universitas Sumatera Utara
masalah jika terjadi serangan nuklir. Arpanet berkembang sangat pesat dan dipecah menjadi dua bagian Milnet dan Arpanet. Milnet digunakan khusus untuk keperluan militer, sedangkan Arpanet digunakan untuk keperluan non militer terutama perguruan tinggi. Gabungan kedua jaringan ini pada akhirnya dikenal dengan nama Darpa Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi internet. Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global. Karena internet terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun dan dimanapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil, dan komunikasi menjadi mudah. Onno W. Purbo (2001) melukiskan bahwa internet juga telah mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti media cetak dan audio visual (http://mhs.blog.ui.edu/diat.nurhidayat71/category/ uncategorized/).
II.1.5 Manfaat Internet Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet yaitu sebagai berikut: a. Komunikasi Internet memungkinkan terjadinya komunikasi yang super cepat antara suatu pihak dengan pihak lainnya, tanpa mengenal batasan ruang dan waktu. Hal ini dimungkinkan karena jangkauan internet yang telah mengglobal. Dengan kita mengetahui alamat seseorang atau suatu lembaga di internet, maka kita dapat
Universitas Sumatera Utara
mengirim informasi kapan saja dan kemana saja di seluruh dunia dalam waktu yang sangat singkat dan dengan cara yang sangat mudah. b. Informasi Begitu banyaknya komputer yang terhubung ke internet, dimana masingmasing komputer memiliki kandungan informasinya sendiri-sendiri, maka gabungan seluruh informasi di internet sangatlah luar biasa. Internet merupakan sumber informasi yang melimpah (hampir tanpa batas) yang terus berkembang seiring dengan makin berkembangnya internet itu sendiri. c. Kolaborasi Kolaborasi yang dimaksud adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama (team-work). Anggota tim bisa terdiri dari berbagai macam ahli dari berbagai bidang yang tersebar di berbagai negara di dunia. Melalui internet kita dapat melakukan suatu konferensi (conference) dengan berbagai pihak dimana pun mereka berada. Kita bahkan dapat mengerjakan
suatu
pekerjaan
secara
bersamaan
melalui
internet
(http://incuvl.petra.ac.id/learn/learn-1.html). Berikut ini adalah sebagian dari apa yang tersedia di internet: a) Internet untuk kehidupan pribadi, meliputi: kesehatan, rekreasi, hobi, pengembangan pribadi, rohani, dan sosial. b) Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja, meliputi: sains, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, dan berbagai forum komunikasi.
Universitas Sumatera Utara
II.1.6 Dampak Negatif Internet Internet dikatakan memberikan dampak positif jika informasi yang kita dapat berupa hasil penelitian yang dapat menambah pengetahuan. Jika informasi yang diperoleh user adalah hal yang justru tidak bersifat mendidik maka internet dikatakan memberikan dampak negatif. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari internet. a. Pornografi Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis homepage yang dapat diakses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal. b. Violence and Gore Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat “menjual” situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu. c.
Penipuan Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput
dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
d. Carding Karena sifatnya yang “real time” (langsung), cara belanja dengan menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka. e. Perjudian Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya. f. Mengurangi sifat sosial manusia Karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. g. Kejahatan Seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang). h. Bisa membuat seseorang kecanduan Terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Jadi internet tergantung pada
Universitas Sumatera Utara
pemakainya bagaimana cara mereka dalam menggunakan teknologi itu, namun semestinya harus ada batasan-batasan dan norma-norma yang harus mereka pegang teguh walaupun bersentuhan dengan internet atau di dalam dunia maya
II.1.6.a Situs Porno
Menurut internet pornography statistics, statistik tahun 2006 adalah: dalam setiap detik $3,075.64 dibelanjakan untuk pornografi, 28,258 pengguna internet melihat konten pornografi, 372 pengguna Internet mengetikkan kata kunci berkaitan pornografi di search engines dan setiap 39 minutes sebuah video porno baru dibuat di Amerika Serikat. Kekuatan ekonomi industri pornografi Internet juga mengagumkan: total $97.06 Billion untuk di tahun 2006 saja dan sudah lebih besar dari revenue Microsoft, Google, Amazon, eBay, Yahoo!, Apple, Netflix dan EarthLink digabungkan menjadi satu. Pendapatan industri pornografi di Amerika juga mengalahkan revenue tiga besar stasiun TV mereka (ABC, CBS, dan NBC) di gabung jadi satu. Bagaimana dengan Indonesia? Belum ada angka pasti mengenai revenue industri pornografi di Indonesia. Jangankan industri haram, industri halal saja tidak ada angkanya. Yang sudah pasti: Indonesia berada di urutan ke-7 negara yang mengetikkan keyword “sex” di search engine. Negara-negara yang tercatat melakukan larangan terhadap pornografi adalah Saudia Arabia, Iran, Syria, Bahrain, Egypt, UAE, Kuwait, Malaysia, Indonesia, Singapore, Kenya, India, Cuba, China. Indonesia, walaupun tercatat
Universitas Sumatera Utara
sebagai negara yang melakukan larangan terhadap pornografi tapi konten pornografi jauh lebih mudah ditemukan dibanding konten lain di negara kita. Konten pornografi sendiri bisa masuk darimana saja, namun media internet menjadi perhatian utama sebab terpaparnya pengguna internet ke konten pornografi sering bermula dari ketidak sengajaan hingga menjadi ketagihan (addicted) ke konten tersebut. Perkembangan situs pornografi yang luar biasa menyebabkan akses ke situs-situs tersebut menjadi sulit dicegah namun bukan berarti tidak mungkin. Kesadaran pengguna internet untuk tidak mengakses situs-situs ini tidak bisa diandalkan sehingga dibutuhkan alat bantu baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Walaupun di negara seperti Amerika serikat dan Eropa kebebasan dalam berbicara dan memberikan informasi menyebabkan juga terjadinya kebebasan dalam menyebarkan konten pornografi, namun ada aturan jelas mengenai situs porno, yaitu keharusan untuk mencantumkan bahwa situs mereka berisi konten pornografi. Hal ini berhubungan dengan kemudahan yang diberikan bagi mereka yang ingin mem-filter akses ke situs-situs pornografi. Beberapa situs social networking (Friendster, facebook, flickr, twitter, etc) juga memiliki perhatian yang khusus untuk mencegah situs mereka menjadi ajang pornografi dengan melarang di munculkannya konten berbau pornografi bagi para penggunanya. Indonesia sendiri walau terhitung sebagai negara yang melarang pornografi namun kita sendiri belum punya aturan yang jelas. Bahkan UU Anti Pornografi sendiri masih menjadi perdebatan antara pro dan kontra. Hal ini sebenarnya masih dapat diatasi jika sebuah fasilitas filtering dilakukan sendiri
Universitas Sumatera Utara
oleh masyarakat maupun individu. Kelemahannya adalah aksi ini akan memiliki pengaruh yang kecil dan tingkat ketahanannya yang lemah sehingga kemungkinan untuk gagal menjadi besar. Oleh sebab itulah maka selain aksi-aksi individu dari sebagian masyarakat, maka sebuah fasilitas filtering terhadap konten pornografi sebaiknya dikelola bersama oleh elemen-elemen pemerintah sebagai fasilitator, kalangan bisnis , komunitas internet, dan LSM sebagai pendukung dan masyarakat sebagai bagian yang paling berkepentingan terhadap menghalangi terpaparnya pengguna internet ke konten pornografi (http://wiki.irwinday.web.id/index php?title=.FilterSitus Porno)
II.2. Persepsi II.2.1 Defenisi Persepsi Beberapa defenisi persepsi menurut para ahli : 1. Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito). 2. Persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff). 3. Persepsi ialah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu (Bower).
Universitas Sumatera Utara
4. Persepsi merupakan suatu proses pengenalan maupun proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu (Gibson). 5. Persepsi juga mencakup konteks kehidupan sosial, sehingga dikenallah persepsi sosial. Persepsi social merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri seseorang
yang
bertujuan
untuk
mengetahui,
menginterpretasi,
dan
mengevaluasi orang lain yang dipersepsi, baik mengenai sifatnya, kualitasnya, ataupun keadaan lain yang ada dalam diri orang yang dipersepsi sehingga terbentuk gambaran mengenai orang lain sebagai objek persepsi tersebut (Lindzey & Aronson). 6. Persepsi merupakan proses pemberian arti terhadaplingkungan oleh seorang individu (Krech). 7. Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. (http//www.shvoong/ilmusosial/defenisipersepsi.html) Persepsi adalah proses internal yang kita lakukan untuk memilih, mengevaluasi dan mengorganisasikan rangsangan dari lingkungan eksternal. Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi – energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi adalah juga inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu,semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai
Universitas Sumatera Utara
konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi meliputi : 1. Penginderaan ( sensasi ), melalui alat – alat indra kita ( indra perasa, indra peraba, indra pencium, indra pengecap, dan indra pendengar ). Makna pesan yang dikirimkan ke otak harus dipelajari. Semua indra itu mempunyai andil bagi berlangsungnya komunikasi manusia.penglihatan menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk diinterprestasikan. Pendengaran juga menyampaikan pesan verbal ke otak untuk ditafsirkan. Penciuman, sentuhan dan pengecapan, terkadang memainkan peranan penting dalam komunikasi, seperti bau parfum yang menyengat, jabatan tangan yang kuat, dan rasa air garam dipantai. 2. Atensi atau perhatian adalah, pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses kognitif lainnya.Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas yang kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar. 3. Interpretasi adalah, proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol- simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).
II.2.2 Prinsip Persepsi Sebagian
besar
dari
prinsip-prinsip
persepsi
merupakan
prinsip
pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi
Universitas Sumatera Utara
bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian yang diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan (the whole). Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi. Prinsip persepsi yang utama adalah prinsip figure and ground. Prinsip ini menggambarkan bahwa manusia, secara sengaja maupun tidak, memilih dari serangkaian stimulus, mana yang menjadi fokus atau bentuk utama (figure) dan mana yang menjadi latar(ground). Dalam kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan stimulus tertentu dibandingkan yang lainnya. Artinya, kita menjadikan suatu informasi menjadi figure, dan informasi lainnya menjadi ground. Salah satu fenomena dalam psikologi yang menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung mendengar apa yang dia ingin dengar, dan melihat apa yang ingin dia lihat.(kuliahkomunikasi.com)
II.2.3 Budaya dan Persepsi Faktor–faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi bukan saja mempengaruhi atensi sebagai salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan. Agama, ideologi, tingkat ekonomi, pekerjaan, dan cita rasa sebagai faktor–faktor internal jelas mempengaruhi persepsi seseorang terhadap realitas. Dengan demikian persepsi itu terkait oleh budaya ( culture-bound ). Kelompok– kelompok budaya boleh jadi berbeda dalam mempersepsikan sesuatu. Orang Jepang berpandangan bahwa kegemaran berbicara adalah kedangkalan, sedangkan orang
Universitas Sumatera Utara
Amerika berpandangan bahwa mengutarakan pendapat secara terbuka adalah hal yang baik. Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan 6 unsur budaya yang secara langsung mempegaruhi persepsi kita ketika kita berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, yakni : a) kepercayaan (beliefs), nilai ( values ), sikap ( attitude ) b) pandangan dunia ( world view ) c) organisasi sosial ( sozial organization ) d) tabiat manusia ( human nature ) e) orientasi kegiatan ( activity orientation ) f) persepsi tentang diri dan orang lain ( perseption of self and other ) (kuliahkomunikasi.com)
II.2.4 Proses dan Unsur Persepsi Setiap orang memperhatikan , mengorganisasikan dan menafsirkan semua pengalamannya secara selektif. Stimuli secara secara selektif artinya, stimuli di urutkan, dan selanjutnya, disajikan sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap, dan dapat di indera. Tidak mudah memahami cara orang lain mengorganisasikan sekaligus memikirkan cara kita sendiri. Setelah stimuli dipersepsi dan diorganisasikan secara selektif, selanjutnya stimuli ditafsirkan secara selektif pula, artinya stimuli diberi makna secara unik oleh orang yang menerimanya. Jadi, secara singkat proses menuju persepsi dimulai dari selektifitas terhadap stimuli, pengorganisasian stimuli kemudian berakhir dengan penafsiran.
Universitas Sumatera Utara
Seperti mempersepsi benda mempersepsi orang lain juga dapat ditinjau dari 3 unsur yaitu : 1. pengamat 2. objek persepsi 3. konteks yang berkaitan denagn objek yang diamati Sebagai pengamat anda juga dipengaruhi oleh atribut–atribut anda sendiri. Misalnya orang cenderung membuat penilaian umum, positif ataupun negatif. Namun, karena persepsi personal merupakan proses tradisional, maka atribut – atribut tersebut dapat berubah. Sesekali kesalahan persepsi dapat diperbaiki. Namun, biasanya suatu kesalahan persepsi diikuti kesalahan persepsi lainnya. Sehingga, penyimpangan yang terjadi semakin parah.
II.2.5 Kegagalan, Kekeliruan dan Variabel yang Mempengaruhi Kecermatan Persepsi Persepsi kita seringkali tidak cermat. Salah satu penyebabnya adalah asumsi atau pengharapan kita. Kita mempersepsikan sesuatu atau seseorang sesuai dengan pengharapan kita. Beberapa bentuk dan kegagalan persepsi adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan atribusi : atribusi adalah proses internal dalam diri kita untuk memahami penyebab perilaku orang lain. 2. Kesan pertama : merujuk pada fakta bahwa begitu kita membentuk kesan menyeluruh mengenai seseorang, kesan yang menyeluruh ini cenderung menimbulkan efek yang kuat atas penilaian kita akan sifat- sifatnya yang spesifik.
Universitas Sumatera Utara
3. Stereotip : adalah mengeneralisasikan orang – orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi mengenai mereka berdasarkan keanggotaan mereka dalam suatu kelompok. 4. Prasangka : suatu kekeliruan persepsi terhadap orang yang berbeda. Istilah ini berasal dari bahasa latin ( praejudicium ), yang berarti preseden atau penilaian berdasarkan pengalaman terdahulu. 5. Gegar budaya : suatu bentuk ketidakmampuan menyesuaikan diri, yang merupakan reaksi terhadap
upaya sementara
yang
gagal untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan orang–orang baru. Ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kecermatan dalam persepsi . Berbagai kajian menunjukan sedikitnya tiga generalisasi yang dapat dibuat 1. Ada orang – orang yang lebih mudah menilai dari orang –orang lainnya, mungkin mereka lebih terbuka mengenai diri sendiri 2. Beberapa sifat lebih mudah dinilai daripada beberapa sifat lainnya 3. Kita dapat menilai orang lebih baik bila orang tersebut mirip dengan kita.
II.3 Psikologi Perkembangan II.3.1 Pengertian Psikologi Perkembangan Perkembangan menunjukkan suatu
proses tertentu, yaitu suatu proses
yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi lagi. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.
Universitas Sumatera Utara
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor-faktor yang umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri kepribadian yang khas itu. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan ada pada relasi antara kepribadian itulah yang berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih menonjol perkembangannya pada masa-masa tertentu daripada komponen yang lain, misalnya fungsi indra dan fungsi motorik menonjol pada tahun-tahun pertama. Menurut Prof. Dr. F.J Monks, Prof. Dr. A.M.P Knoers dan Prof. Dr. Siti Rahayu Haditoro dalam Psikologi Perkembangan; psikologi perkembangan lebih mempersoalkan tentang faktor-faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan (perubahan) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan. Secara sederhana psikologi perkembangan merupakan bagian dari psikologi yang membahas tentang gejala jiwa seseorang, baik yang menyangkut perkembangan ataupun kemunduran perilaku sesorang sejak konsepsi hingga dewasa. Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan itu tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material akan tetapi pada segi fungsional. Jadi, dapat diartikan perkembangan itu sebagai perubahan kualitatif daripada fungsi-fungsi. Perubahan fungsi terjadi karena adanya proses pertumbuhan material yang memungkinkan adanya fungsi itu, dan disanping itu disebabkan oleh karena perubahan tingkah laku hasil belajar. Dengan demikian kita boleh merumuskan
Universitas Sumatera Utara
pengertian perkembangan pribadi sebagai perubahan kualitatif daripada setiap fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Fungsi-fungsi kepribadian manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi kepribadian yang jasmaniah misalnya: a) Fungsi motorik pada bagian-bagian tubuh b) Fungsi sensoris pada alat-alat indra c) Fungsi neurotik pada sistem saraf d) Fungsi seksual pada bagian-bagian tubuh yang erotis e) Fungsi pernapasan pada alat pernapasan f) Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi g) Fungsi percernaan pada alat percernaan Sedangkan fungsi-fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaan misalnya: a) Fungsi perhatian b) Fungsi pengamatan c) Fungsi tanggapan d) Fungsi ingatan e) Fungsi fantasi f) Fungsi pikiran g) Fungsi perasaan h) Fungsi kemauan
Universitas Sumatera Utara
II.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan 1. Faktor Turunan (warisan) Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa beragam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek dan nenek. Warisan tersebut yang terpenting antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, intelengensi, bakat, sifat atau watak dan penyakit. 2. Faktor Lingkungan Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah kelurga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora dan faunanya.
II.3.3 Konsep-Konsep dalam Psikologi Perkembangan Di dalam menerapkan konsep-konsep psikologi perkembangan perlu disadari bahwa : a) Tidak ada seorang anak pun di dunia yang memilki kesamaan total dengan lainnya b) Konsepsi-konsepsi di dalam psikologi perkembangan bukanlah pembatasan mutlak atau pasti sifatnya c) Konsepsi-konsepsi yang ada hanyalah bersifat garis-garis besar atau pedoman umum yang berlaku bagi perkembangan kejiwaan anak pada umumnya.
Universitas Sumatera Utara
II.3.4 Masa Remaja pada Perkembangan Manusia Masa ini terbagi menjadi dua yakni : 1. Masa pra pubertas (pueral)
= 12 – 14 tahun
2. Masa pubertas
= 14 – 18 tahun
1. Masa Pra Pubertas (pueral) Masa ini adalah masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, dimana seorang anak yang telah besar , (puer = anak besar) ini sudah ingin berlaku seperti orang dewasa tetapi dirinya belum siap, termasuk kelompok dewasa. Pra pubertas adalah saat-saat terjadinya kematangan seksual yang sesungguhnya, bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang bermuara langsung ke dalam saluran darah. Dengan melalui pertukaran zat yang ada di antara jaringan-jaringan kelenjar dengan pembuluh rambut di dalam kelenjar tadi. Zat-zat yang dikeluarkan disebut hormon. Hormon inilah yang menimbulkan berbagai rangsangan hormonal pada anak. Pada masa pra pubertas akan muncul perasaan negatif pada diri seorang anak, antara lain : a. Ingin selalu menentang lingkungan b. Tidak tenang dan gelisah c.
Menarik diri dari masyarakat
d. Kurang dan suka bekerja e. Kebutuhan untuk tidur semakin besar f. Pesimistis
Universitas Sumatera Utara
Adanya kelainan aktivitas dalam diri seorang anak seperti yang tersebut di atas, dapat dikatakan karena anak tersebut dalam kondisi : a. Perkembangan jasmani yang belum selaras b. Keadaan batin yang belum seimbang perkembangannya dalam diri seorang anak antara aspek yang satu dengan aspek yang lainnya
2. Masa Pubertas Pada masa ini seorang anak tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga bersifat aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan dirinya, serta mencari pedoman hidupnya mendatang. Kegiatan tersebut dilakukannya penuh semangat tetapi ia sendiri belum memahami hakikat hal yang dicarinya. Pada penemuan akunya itu anak mulai menyadari akan keberadaan dirinya, yang lebih dalam dibandingkan dengan yang sebelumnya. Tapi ia juga mengatahui betapa pentingnya ia untuk ikut serta dalam kegiatan masyarakat. Ia masih penuh dengan kecanggungan serta tidak seimbang. Oleh karena itu anak jadi bersifat tertutup (introvert). Pada kegiatan mencari pedoman hidup ini, anak puber sudah mulai aktif menerima akan norma-norma susila(etis) juga norma agama, estetika. Tetapi bentuk pengakuan tadi masih terbatas pada kondisi dirinya. Dalam kegiatan keluar ia masih menggantungkan diri pada orang lain yang ia kagumi. Ia pun menyadari bahwa dirinya belum seperti orang yang dipujanya. Pada kegiatan memasukkan diri ke dalam masyarakat, anak puber mulai mengenal
segala
corak
kehidupan
masyarakat
tetapi
belum
sempurna
Universitas Sumatera Utara
pengetahuannya. Kemudian ia pun aktif memasuki berbagai macam corak kehidupan hingga terkadang menampakkan sikap yang kontroversi. Setelah melewati masa pubertas maka remaja memasuki masa adoleson (18 – 20 tahun). dalam masa ini anak sudah mulai membuat rencana kehidupan serta sudah mulai memilih dan menentukan jalan hidup (way of life) yang hendak ditemuinya. Dalam masa remaja inilah akan muncul segala perilaku seksual dalam diri remaja yang dodorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan yang sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini ada bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai pada pacaran atau berhubungan intim layaknya suami-istri. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian dari tingkah laku ini memang tidak berdampak apa-apa terutama jika tidak ada akibat fisik atau sosial yang ditimbulkannya.
II.4 Teori S-O-R
Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari StimulusOrganism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Stimulus Response Theory atau S-O-R theory. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-
Universitas Sumatera Utara
reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula. S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini, organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu. Maksudnya adalah keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Menurut stimulus respons ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara perasaan dan reaksi komunikan. Menurut model ini organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada stimulus tertentu. Maksudnya keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respons tertentu jika ada stimulus respons tertentu pula (Effendy, 2003 : 254). Jadi unsur-unsur model ini adalah ; a. Pesan (Stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R)
Universitas Sumatera Utara
Hosland (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari : a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku). Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.
Universitas Sumatera Utara
Prof. Dr. Mar’at (Effendy, 2003 : 255), dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan, serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelly yang mengatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu a. Perhatian b. Pengertian c. Penerima Dari uraian diatas, maka proses komunikasi S-O-R dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Stimulus
Organisme : Perhatian Pengertian Penerima
Respon Peningkatan wawasan
Gambar 3 Model S-O-R Sumber : Effendy, 2002 : 253 Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya adalah komunikan mengerti. Kemempuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Maka setelah terjadinya proses-proses di dalam diri komunikan, maka perubahan yang terjadi adalah ;
Universitas Sumatera Utara
a. Perubahan kognitif, pada perubahan ini pesan ditujukan kepada komunikan, bertujuan hanya untuk mengubah pikiran komunikan. b. Perubahan afektif, dalam hal ini adapun tujuan komunikator bukan saja hanya untuk diketahui oleh komunikan, melainkan diharapkan adanya timbul suatu bentuk perasaan tertentu seperti rasa iba, sedih, terharu, gembira, puas, dan lain sebagainya. c. Perubahan behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Pada penelitian ini, perubahan sikap yang akan diteliti adalah perubahan kognitif, yaitu pesan yang disampaikan akan menimbulkan pengaruh terhadap pikiran komunikan, dimana dengan mengetahui atau melihat situs porno di internet komunikan akan terpengaruh pemikirannya.
Universitas Sumatera Utara