8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Komunikasi Massa Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
bahasa latin yaitu communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.1 Menurut Carl I. Hovland dalam karyanya yang berjudul Social Communication memunculkan istilah science of communication yang didefenisikan sebagai suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara setepat-tepatnya asas-asas penstransmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap.2 Sedangkan menurut Fisher, komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat atau sebaliknya semua aspek kehidupan masyarakat menyentuh komunikasi.3 Menurut Harold Laswell, komunikasi adalah “who says what in which channel to whom with what effect”, jika dijabarkan akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu:4 a.
Siapa yang mengatakan disebut komunikator (communicator)
b.
Apa yang dikatakan disebut pesan (message)
c.
Media apa yang digunakan disebut media (channel)
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), Hlm. 9. 2 Ibid, Hlm. 13. 3 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Hlm. 20. 4 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), Hlm. 62.
9
d.
Kepada
siapa
pesan
disampaikan
disebut
sebgai
komunikan
(communicant/receiver) e.
Akibat yang terjadi disebut dengan efek (effect) Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu:
Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang bersifat audio atau visual. Komunikasi massa menjadi lebih logis jika didefenisikan menurut bentuknya seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, tabloid, film, dan pita.5 Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik media cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang diajukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen.6 Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C., disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang 5
Ardianto dan Lukiati, Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbioasa Rekatama Media, 2004), Hlm. 6. 6 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), Hlm. 75.
10
luas, anonim, dan heterogen. Luas di sini berarti lebih besar daripada sekadar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen.7 Dennis McQuail mengatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan sebuah organisasi formal. Komunikasi massa menciptakan pengaruh secara luas dalam waktu singkat kepada banyak orang serentak.8 Menurut Wright, perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam definisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri yaitu:9 a.
Komunikasi massa yang diarahkan kepada audience yang relatif besar, heterogen dan anonim.
b.
Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisamencapai sebanyak mungkin anggota audience secara serempak dan sifatnya sementara.
c.
Komunikator cenderung berada atau beropersi dalamsebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
7
Nurudin, Komunikasi Massa (Malang: CESPUR, 2004), Hlm. 12. Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), Hlm. 32. 9 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2007), Hlm. 4. 8
11
2.2.
Media Baru (New Media) Secara garis besar bahwa perubahan media lama ke media baru
mempengaruhi cara kita untuk berinteraksi dan berkomunikasi menggunakan media. Dennis Mc Quail memberikan lima konsep pembeda anatara media baru dengan media lama, antara lain: (1) derajat interaktivitas, dimana interakasi dalam new media lebih fleksibel dan lebih tinggi dibanding dengan media konvensional, (2) derajat social presence (keberadaan sosial) di mana media massa bersifat lebih personal, mengurangi ambiguitas. Media baru memungkinkan audience untuk bisa berhubungan secara personal dengan media melalui kontak langsung, (3) derajat otonomi, di mana penggunaan media memiliki kemampuan untuk mengontrol isi dan penggunaan medianya sendiri dan akan menjadi sumber independen. Pengguna media bisa memiliki medianya sendiri dan diolah sendiri, (4) derajat playfulness, kemampuan media menyediakan hiburan bagi para user, (5) derajat privasi yang berhubungan dengan tepi isi yang dimiliki para pengguna media. Mereka bebas menampilkan apa pun di media baru (internet) sehingga menghasilkan media yang unik (berbeda) dan personal.10 Dalam hubungan komunikasi antara individu keberadaan media baru memberikan perspektif yang baru. Mc Quail juga menunjukkan enam perbedaan antara media lama dan media baru yaitu, (1) media lama konsepnya satu objek berbicara pada banyak orang, sementara media baru bersifat decentralized yang artinya semua memiliki kesempatan berbicara kepada siapa pun, (2) media lama
10
Apriadi Tamburaka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), Hlm. 74-79
12
adalah one way communication, sementara media baru two way communication yang memungkinkan adanya feedback dari audience, (3) media lama di bawah kontrol Negara, sementara media baru di luar kontrol Negara, bahkan bisa dinikmati siapa pun yang ada di dunia tanpa batasan Negara, (4) media lama memproduksi lapisan sosial sementara media baru adalah memproduksi konsep demokratisasi, (5) media lama memfragmentasi audience sementara media baru meletakkan audience pada posisi yang sama, (6) media lama membentuk kebingungan sosial, sementara media baru berorientasi kepada individu. Media baru menyatukan semua yang dimiliki media lama, jika surat kabar hanya dapat dibaca dalam media kertas, radio hanya dapat didengar, televisi hanya dapat menyatukan audio dan visual. Melalui internet semua itu dapat disatukan baik, tulisan, suara, dan gambar hidup. Pengguna internet kini dapat membaca tulisan melalui blog, website, dapat mendengar radio melalui radio internet, dapat menonton siaran berita melalui
live streaming atau mengunduh atau
mendownload video. Dengan kata lain, semua karakteristik khas masing-masing Old Media dapat disatukan dalam dunia New Media.11 Salah satu bentuk dari keberadaan New Media adalah munculnya Social Network (jejaring sosial). Disebut jejaring sosial oleh karena aktivitas sosial tidak hanya dapat dilakukan di dalam dunia nyata (real) tetapi juga dapat dilakukan di dunia maya (unreal). Setiap orang dapat menggunakan jejaring sosial sebagai saran berkomunikasi, membuat status, berkomentar, berbagi foto dan video layaknya ketika kita berada dalam lingkungan sosial. Hanya saja medianya yang
11
Ibid
13
bebeda. Ada banyak jejaring sosial, namun dalam hal ini jejaring sosial yang cukup familiar adalah twitter.12 2.3.
Twitter Ide twitter muncul dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota
dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide twitter di mana individu bisa menggunakan SMS layanan untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21 secara terbuka pada tanggal 15 Juli 2006. Twitter menjadi perusahaan sendiri pada bulan April 2007.13 Pengguna media dapat menggunakan twitter sebagai sarana untuk menciptakan konten media dengan memanfaatkan fitur-fitur yang ada di dalamnya. Seperti menulis pesan berdasarkan topik tertentu dengan menggunakan pagar (#) (hastag). Sedangkan untuk menyebutkan atau membalas pesan dari pengguna lain bisa menggunakan tanda @. Kekurangan dari twitter adalah pesannya hanya dapat menampung sampai 140 karakter, sehingga yang dapat digunakan untuk berbagai informasi adalah dengan menggunakan singkatan notasi dan slang yang biasa digunakan dalam pesan SMS. Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan diopersikan oleh Twitter Inc., semacam jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan menerima pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan 12 13
Ibid Ibid
14
penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut. Selain dapat digunakan melalui perangkat komputer juga yang paling sering digunakan oleh pengguna saat ini melalui aplikasi telepon seluler, atau dengan pesan singkat (SMS) yang tersedia di Negara-negara tertentu, namun saat ini hampir di setiap Negara aplikasi sudah tersedia.14 Pada perkembangannya, twitter yang awalnya dirancang untuk digunakan orang dewasa sebagai sarana pendukung dalam pekerjaan, sekarang ini justru didominaasi oleh remaja. Hal ini dikarenakan fungsi twitter yang sekarang sebagai wadah berkumpulnya para penggemar artis-artis. Bisa saja pengguna twitter tersebut adalah selebritis atau hanya sekedar basis fans. Dengan begitu para pengikut akun selebritis tersebut bisa memantau berita terbaru dari sang selebritis. Salah satu fenomena dari pengguna twitter adalah rekor yang diciptakan pada Piala Dunia 2010 ketika pengggemar memiliki 2.940 kicauan per detik di kedua periode 30 setelah Jepang mencetak gol melawan Kamerun pada tanggal 14 Juni 2010. Rekor baru lagi ketika 3.085 kicauan per detik yang dikirim setelah kemenangan Los Angeles Lakers di Final NBA 2010 pada tanggal 17 Juni 2010. Hal ini pun ketika penyanyi Michael Jackson meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2009, server twitter pun sempat terganggu karena pengguna memperbarui status mereka untuk memasukkan kata-kata “Michael Jackson” pada tingkat 100.000 kicauan per jam.15
14 15
Ibid Ibid
15
Indonesia merupakan negara ke tiga dengan jumlah pengguna twitter terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil. Menurut data dari salingsilang.com 15% tweet di seluruh dunia berasal dari pengguna twitter di Indonesia yaitu sekitar 1,29 juta tweet per hari. Salingsilang.com juga menyatakan bahwa penyumbang tweets terbesar adalah daerah kota besar dengan tweets terbanyak Jakarta (16,33 %), Bandung (13,79%), Yogyakarta (11.05 %), Semarang (8,92 %), Surabaya (8,21 %), Malang (7,41 %), Medan (7,25 %), Bali (6,01 %), Riau (4,66 %) dan Palembang (3,62 %).16 2.4.
Masyarakat Global Masyarakat adalah kelompok-kelompok orang yang menempati sebuah
wilayah (territorial) tertentu, yang hidup secara relatif lama, saling berkomunikasi, memiliki simbol-simbol dan aturan tertentu serta sistem hukum yang mengontrol tindakan anggota masyarakat, memiliki sistem stratifikasi, sadar sebagai bagian dari anggota masyarakat tersebut serta relatif dapat menghidupi dirinya sendiri. Ketika penemuan teknologi informasi berkembang dalam skala massal, maka teknologi itu telah mengubah bentuk masyarakat manusia, dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi serta teknologi yang begitu cepat dan begitu besar mempengaruhi peradaban umat manusia, sehingga dunia juga dijuluki sebagai the big village, yaitu sebuah desa yang besar, di mana
16
Http://www.website-monitoring.com/blog/2010/05/04/Twitter-facts-and-figures-historystatistics/ (diakses: 12 Desember 2013)
16
masyarakatnya saling kenal dan saling menyapa satu dengan lainnya. Masyarakat global
itu juga dimaksud sebagai sebuah kehidupan yang memungkinkan
komunitas manusia menghasilkan budaya-budaya bersama, menghasilkan produkproduk industri bersama, menciptakan pasar bersama, melakukan pertahanan militer bersama, menciptakan mata uang bersama, dan bahkan menciptakan peperangan dalam skala global di semua lini.17 Perkembangan teknologi informasi juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun secara materi mampu mengembangkan ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari, komunitas manusia telah hidup dalam dua dunia kehidupan, yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cybercommunity). Masyarakat nyata adalah sebuah kehidupan masyarakat yang secara indrawi dapat diraskan sebagai sebuah kehidupan nyata, di mana hubunganhubungan sosial sesama anggota masyarakat dibangun melalui penginderaan. Secara nyata kehidupan masyarakat manusia dapat disaksikan sebagaimana apa adanya. Sedangkan kehidupan masyarakat maya adalah sebuah kehidupan masyarakat manusia yang tidak dapat secara langsung diindera melalui penginderaan manusia, namun dapat dirasakan dan disaksikan sebagai sebuah realitas. 2.5.
Kelompok Sosial Maya Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak dilahirkan.
Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang 17
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Surabaya: Kencana Prenada Media Group, 2007), Hlm: 157-173.
17
lain dalam kelompok. Naluri berkelompok itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan kelompok yang lebih besar dalam kehidupan manusia lain di sekelilingnya bahkan mendorong manusia menyatu dengan alam fisiknya. Untuk memenuhi naluriah manusia ini, maka setiap manusia saat melakukan proses keterlibatannya dengan orang dan lingkungannya, proses ini dinamakan adaptasi. Adaptasi dengan kedua lingkungan tadi; manusia lain dan alam sekitarnya itu, nelahirkan struktur baru yang disebut dengan kelompok sosial.18 Komunitas maya memiliki kehidupan kelompok yang rumit. Umumnya kelompok sosial ini dibangun berdasarkan pada hubungan-hubungan sekunder, sehingga pengelompokkan mereka didasarkan pada kegemaran dan kebutuhan anggota masyarakat terhadap kelompok tersebut. Pada dasarnya ada dua model keanggotaan kelompok sosial maya, yaitu kelompok intra dan kelompok inter. Kelompok intra adalah keanggotaan seseorang dalam unit-unit kelompok intra yang berpusat pada server tertentu yang sifatnya menyerupai serumpun anggota dalam suatu institusi tertentu. Kelompok intra ini biasanya disebut dengan internet, di mana secara otonom mengatur diri mereka sendiri, memiliki aturan-aturan yang disepakati sendiri secara intern, memiliki bahasa-bahasa sapaan yang dikenal sendiri dan memiliki kemampuan untuk memproteksi sendiri seluruh kepentingan, kebutuhan, dan aturan-aturan yang mereka kehendaki. Setiap anggota dalam sistem ini harus
18
Ibid.
18
patuh kepada aturan yang ada baik sanksi maupun reward yang ditentukan oleh sistem sosial mereka yang diatur di pusat-pusat server yang ada.19 Dalam sistem Internet, kelompok terbesar dalam masyarakat maya adalah kelompok yang keanggotaannya didasarkan pada kebutuhan layanan tuan rumah (website) terhadap tamu yang terdiri dari dua status keanggotaan, pertama adalah keanggotaan yang bersifat free (bebas biaya) seperti keanggotaan dalam pelayanan e-mail, chatting dan beberapa website tertentu, serta yang kedua, keanggotaan tetap berdasarkan pada status members pada provider atau website tertentu. Jadi, pengelompokan anggota dalam masyarakat maya terjadi ketika kebutuhan informasi tertentu dapat dilayani oleh pemilik website (tuan rumah) dengan sebaik-baiknya dan sebanyak-banyaknya, terutama ketika informasi itu dapat diakses dengan mudah dan bebas oleh masyarakat luas.20 2.6.
Nilai-nilai Keislaman Di dalam Islam, munculnya ilmu-ilmu keislaman adalah dalam rangka
memahami wahyu untuk dipraktekkan. Wahyu yang di dalam wujudnya adalah Al-Quran dan hadist yang sahih menjadi sumber utama ilmu-ilmu tersebut. Namun Al-Quran, atau katakanlah wahyu, sendiri adalah hudan, bukan propoosisi, bukan buku undang-undang (not a book of code), bukan teori, bukan hipotesa, bahkan juga bukan asumsi dalam kadarnya yang “ilmiah” pula. Bukankah ciri ilmiah itu bisa dan sah serta mudah untuk ditolak secara ilmiah pula? Sedangkan ilmu-ilmu ke-Islaman adalah produk ijtihad para ilmuwan
19 20
Ibid. Ibid.
19
(ulama/mujtahid). Dengan menempatan pada level hasil ijtihad (produk) manusia.21 Nilai-nilai keislaman itu bersumber kepada Al-Qur’an dan sunnah. Untuk itu tidak dapat sembarangan melakukan dan menyosialisasikan nilai-nilai keislaman. Karena harus berdasarkan kaidah Al-Qur’an dan Sunnah. Nilai-nilai Islam itu menyangkut berbagai aspek kehidupan manusia. Seperti dalam AlQur’an pun telah menyimpulkan bahwa nilai-nilai keislaman itu mencakup tiga nilai yang mewakili keseluruhan aspek kehidupan manusia. Yaitu, nilai aqidah, syaria’at dan akhlak. 2.6.1. Aqidah Aqidah dalam bahasa Arab adalah ikatan atau sangkutan. Disebut demikian karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan segala sesuatu. Sedangkan dalam pengertian teknis berarti kepercayaan, keyakinan, iman.22 Iman yaitu keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan diwujudkan dalam perbuatan dan tingkah laku dalam berbagai aspek.23 Adapun iman secara khusus ialah sebagai mana terdapat dalam rukun iman.24 Aqidah Islam itu meliputi:25
21
A. Qodri Azizy, Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman (Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Departemen Agama RI, 2003), Hlm: 16. 22 Endang saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pndok-pondok Fikiran tentanng Islam dan Ummatnya (Jakarta: CV. Rajawali, 1969), Hal. 27. 23 RMA, Hannafi, Pendidikan Agama Islam Perguruan Tinggi, Cet 1 (Yogyakarta: Phylosophy Press), Hal. 9. 24 Zakia Drajat, Dasar-dasar Agama Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), Hal. 140. 25 Ibid
20
a.
Kepercayaan akan adanya Allah dan segala siat-sifat-Nya, yaitu sifat wajib, mustahil, dan sifat jaiz, sertawujud-Nya yang dapat dibuktikan dengan keteraturan dan keindahan alam semesta.
b.
Kepercayaan tentang alam gaib, yang percaya akan adanya alam yang ada di balik alam nyata ini, yang tidak bisa diamati oleh indera. Demikian pula mahhkluk-mahkluk yang ada di dalamnya, seperti malaikat, jin, iblis, setan dan ruh.
c.
Kepercayaan kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul agar dijadikan pedoman hidup masyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan memedomi kitab-kitab Allah, manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk, yang hak dan yang bathil, serta yang halal dan yang haram.
d.
Kepercayaan kepada para nabi dan rasul yang telah dipilih Allah untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada manusia agar melakukan hal-hal yang baik dan yang hak.
e.
Kepercayaan kepada hari akhir serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat itu, seperti ba’ats (bangkit dari kubur), mizan(timbangan amal baik dan amal buruk), pahala, siksa, surge dan neraka.
f.
Kepercayaan kepada takdir (qadha dan qadar). Dengan takdir Allh itulah terciptanya alam dan segala isinya.
2.6.2. Syari’at Secara etimologis syari’at berarti memberi peraturan atau ketetapan yang Allah perintahkan kepada hamba-hamba-Nya, seperti puasa, shalat, haji, zakat,
21
dan seluruh kebijakan. Syari’at Islam ialah satu sistem norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam lainnya. Syari’ah merupakan jalan yang harus diikuti. Namun bukan hanya jalan menuju keridhaan Allah Yang Maha Agung, melainkan juga jalan yang diimani oleh seluruh kaum muslimin sebagai jalan yang dibentangkan oleh Allah, Sang Pencipta itu sendiri, melalui utusan-Nya, Nabi Muhammad saw. dalam Islam, hanya Allah Yang Maha Kuasa, dan Dia sematalah yang berhak menetapkan jalan sebagai petunjuk hidup bagi ummat manusia. Dengan demikian maka hanya dengan Syari’ah semata yang membebaskan manusia dari perhambaan kepada selain Allah.26 Apabila berbicara syari’at, maka tidak bisa dipisahkan dari fiqih, hal ini dikarenakan hubungan antara keduanya sangat erat. Fiqih adalah pemahaman tentang syari’at, syari’at merupakan landasan fiqih. Adapun fiqih dalam bahasa Arab disebut fiqh yang artinya faham atau pengertian. Adapun secara istilah fiqih disebut ketentuan-ketentuan hukum yang ibahas oleh ijtihad para ahli hukum Islam.27 Menurut Yusuf al-Qardhawi syari’at Islam itu terdiri atas: a.
Hukum-hukum yang telah ditetapkan langsung oleh nash Al-Qur’an dan Sunnah secara jelas. Porsi bagian ini lebih sedikit, tetapi urgensinya sangat besar ia merupakan dasar kokoh untuk bangunan syari’at seluruhnya.
26
Azyumardi Azra, Buku Teks Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI), Hlm. 140164. 27 RMA, Hannafi, Pendidikan Agama Islam Perguruan Tinggi, Cet 1 (Yogyakarta: Phylosophy Press), Hal. 18
22
b.
Hukum yang telah ditetapkan melalui jalan ijtihad oleh para ulama ahli fikih dengan merujuk pada ketentuan Al-Qur’an, Sunnah, atau merujuk pada hukum-hukum yang tidak ada nashnya, misalnya melalui qiyas, istihsan, istishab, maslahatul mursalah, dan lain-lain. Porsi pembagian yang kedua inilah yang paling banyak pembahasan hukum Islamnya. Dari penjelasan di atas, maka syari’at berarti hukum dan ketentuan Allah
yang telah diakui kebenarannya untuk mengatur kehidupan manusia, dan tidak bisa diubah lagi karena telah tercantum di dalam ayat Al-Qur’an dan Hadist. 2.6.3. Akhlak Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah jamak dari khulk, khulk di dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Pada hakikatnya khulk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran.28 Akhlak adalah kekuatan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan yang menyatu, membentuk satu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, 28
Azyumardi Azra, Buku Teks Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI), Hlm. 165174.
23
mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.29 Ulama akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan orang-orang Shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat syaitan dan orang-orang tercela. Maka pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a.
Akhlak yang baik atau terpuji (akhlakul karimah) yaitu tingkah laku terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat terpuji. Sesuatu yang dikatakan baik apabila ia memberikan kesenangan, kepuasaan, kenikmatan, sesuai dengan yang diharapkan, dapat dinilai positif oleh orang yang menginginkannya.
b.
Akhlak yang buruk atau tercela (akhlakul madzmumah) ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia, cenderung dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain. Sesuatu yang dikatakan buruk apabila membuat orang lain menjadi tidak senang dengan apa yang diperbuatnya, tidak memberikan kenikmatan terhadap sesuatu yang dibuatnya jugatidak sesuai dengan yang diharapkan, sesuatu yang dinilai negatif oleh orang yang menginginkannya.
29
Ibid
24
2.7.
Efektivitas Komunikasi
2.7.1. Pengertian Efektivitas Komunikasi Efektivitas berasal dari kata “efek”, Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan efektif berarti dapat membawa hasil, berhasil guna, manjur atau mujarab, ada efeknya (akibat, pengaruhnya, kesannya).30 Efektivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan berapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai, serta kemampuan untuk menentukan tujuan yang tepat (melakukan sesuatu yang tepat). Siagian, mengemukakan bahwa efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar diterapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya.31 Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas sebagai suatu kegiatan yang tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil guna untuk mencapai tujuan dalam implementasi suatu kegiatan tertentu. Onong Uchjana Effendy mengungkapkan bahwa efektivitas adalah komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan.32 Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam kenyataannya, tidak ada manusia yang persis sama. Namun, kesamaan dalam hal30
Hasan Alwi dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Hlm. 374. 31 Sondang P. Siagian, Filsafat Adminstrasi (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Hlm. 200. 32 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: PT Mandar Maju, 1989), Hlm. 14.
25
hal tertentu, misalnya agama, ras (suku), bahasa, tingkat pendidikan, atau tingkat ekonomi dan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi efektif. Selain itu, efektivitas itu sendiri berhubungan dengan apakah tujuan yang telah ditetapkan telah berhasil. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dilancarkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan pemahaman pada diri komunikan. Istilah audit komunikasi diperkenalkan oleh George Odiorne melalui karya klasiknya, “An Application of Communication Audit” yang diterbitkan dalam jurnal Personnel Psychology 7. Dengan menggunakan istilah audit itu, prosesproses komunikasi bagaimanapun dapat diperiksa, dievaluasi, dan diukur secara cermat dan sistematik sebagaimana halnya dengan catatan-catatan keuangan. Kegiatan-kegiatan komunikasi sebagai pelaksanaan dari sistem komunikasi ataupun program komunikasi khusus dapat diukur, sehingga kualitas dan kinerja para eksekutif, pejabat, dan staf komunikasi dapat diketahui dan bila diperlukan dapat diperbaiki secara sistematik, sehingga efektivitas maupun efisiensi komunikasi dapat meningkat.33 Definisi efektivitas secara umum:34 a.
Mengerjakan hal-hal yang benar, sesuai dengan yang seharusnya diselesaikan menurut rencana dan aturan.
b.
Mencapai tingkat di atas pesaing, dimana mampu menjadi yang terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik.
33 34
Andre Hardjana, Audit Komunikasi Teori dan Praktek (Jakarta: PT Grasindo, 2010), Hlm. 5-17. Ibid, Hlm. 24-25.
26
c.
Membawa hasil, dimana apa yang telah dikerjakan mampu memberikan hasil yang bermanfaat.
d.
Menangani tantangan masa depan, mampu memberikan manfaat untuk masa depan.
e.
Meningkatkan laba-keuntungan, dapat memberikan keuntungan dan kelebihan.
f.
Mengoptimalkan penggunaan sumber daya sampai tingkat maksimal.
2.7.2. Karakteristik Efektivitas Komunikasi Untuk efektivitas komunikasi, kriteria yang digunakan adalah siapa penerima atau pemakai (receiver or users), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing), media komunikasi (media), format (format), dan sumber pesan (source). Untuk keenam kriteria ini dibuat perbandingan antara apa yang senyatanya terjadi. Dengan demikian, tujuannya adalah untuk melihat perbedaan atau penyimpangan dari pelaksanaan dan sistem atau jaringan resmi yang sudah ditetapkan.35 Peningkatan efektivitas dinyatakan sebagai tujuan, karena pengertian bahwa secara fungsional kinerja suatu sistem ditentukan oleh kejituan dalam pencapaian sasaran agar dapat mengembangkan serta mengimplementasikan aktifitas-aktifitas kegiatan secara efektif maka setiap penyuluhan harus mencapai serta memanfaatkan waktu dan kesempatan untuk bisa berkomunikasi, maka perlu ditahui bagaimana efektivitas tersebut dapat bekerja.
35
Ibid, Hlm. 23
27
Karakterisitik Efektivitas Komunikasi: a.
Penerima/pemakai Penerima pesan vs penerima yang dituju, penerima pesan merupakan objek yang diharapkan untuk menerima pesan tersebut.
b.
Isi Yang diterima/ tersalur vs yang dimaksudkan, isi pesan yang dikirim sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan.
c.
Ketepatan waktu Sesuai jadwal vs menyimpang jadwal, pesan yang dimaksudkan sampai pada penerim pesan tepat waktunya. Artinya penyampaian pesan tersebut sesuia dengan kondisi dan situasi.
d.
Media Saluran yang digunakan vs saluran yang dimaksud, media yang digunakan untuk menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhan dan harapan oleh pengirim pesan dan penerima pesan.
e.
Format Struktur yang diterima vs yang dikirim, terdapat kesesuaian format antara yang dimaksud oleh pengirim dengan penerima.
f.
Sumber Orang yang melakukan vs bertanggung jawab, adanya kejelasan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga pesan yang disampaikan akurat.