BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner1 yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Menurut Nurudin2 komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang tersebar yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Selain pengertian di atas, beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa. Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua
1
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa : suatu pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2004 hal 3 2 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Pt Raja Grafindo Persada. 2007 hal 4
hal, yaitu:“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gebner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang
berlandaskan
teknologi
dan
lembaga
dari
arus
pesan
yang
berkesinambungan serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Menurut Joseph R. Dominick mendefenisikan komunikasi massa sebagai suatu proses di mana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar. Sedangkan menurut Jalaluddin Rakhmat mendefenisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronis, sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Sementara, menurut Jay Black dan Frederick C. Withney (1988)3 disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang diproduksi secara massal atau tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. Luas di sini berarti lebih besar daripada
sekadar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan
anonim berarti individu yang menerima pesan cenderung asing satu sama lain, dan heterogen berarti pesan dikirimkan kepada orang-orang dari berbagai macam status, pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen. 3
Ibid. hal12
Berdasarkan
pengertian
tentang
komunikasi
massa
yang
sudah
dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern (media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan) heterogen dan anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak. Menurut Wright (1959), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi massa yang mempunyai tiga ciri (Severin dan Tankard, 2008:4), yaitu:4 1. Komunikasi massa yang diarahkan kepada audience yang relatif besar, heterogen dan anonim. 2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota
audience secara serempak dan
sifatnya sementara. 3. Komunikator cenderung berada atau beropersi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik Komunikasi Massa menurut Michael W. Gamble dan Teri
Kwal Gambel sebagai berikut :5
4
Severin & tankard jr.Teori komunikasi: sejarah, metode, & terapan di dalam media masa. jakarta: kencana. 2008 hal 4 5 Nurdin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007 Hal.8-9
1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan di antara media tersebut 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba membagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi sukarela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. Ini berbeda dengan komunikasi antarpribadi, kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa itu ikut berperan dalam membatasi, memperluas pesan
yang disiarkan. Contohnya adalah seorang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya dalam komunikasi antarpersona. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed)
2.1.3
Ciri-ciri Komunikasi Massa Menurut Severin dan Tankard yang dikutip Suprapto dalam bukunya
“Pengantar Teori Komunikasi” berdasarkan sifat-sifat komponen, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut: 1. Berlangsung satu arah Bandingkan dengan komunikasi antar personal yang berlangsung dua arah. Dalam komunikasi massa komunikasi
berlangsung.
feedback baru akan diperoleh setelah Komunikator
pada
komunikasi
massa
melembagaInformasi yang disampaikan melalui media massa merupakan produk bersama. Seorang komunikator dalam media massa bertindak atas nama lembaga dan nyaris tak memiliki kebebasan individual.
2. Pesan-pesan bersifat umum Pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa pada umumnya bersifat umum (untuk orang banyak). 3. Melahirkan keserempakan Bagaimana kekuatan sebuah radio siaran melalui acara tertentu memaksa pendengarnya untuk secara serempak mendengarkan acara tersebut. 4. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen Kemajemukan audience komunikasi massa menyebabkan pelaksana komunikasi massa harus benar-benar mempersiapkan semua ide atau informasi yang akan disampaikan sebaik mungkin sebelum disebarluaskan. 2.1.4
Fungsi Komunikasi Massa Di samping memiliki ciri-ciri khusus, komunikasi massa juga mempunyai
fungsi bagi masyarakat. Adapun fungsi komunikasi massa menurut Dominick yang dikutip Ardianto dkk dalam bukunya “Komunikasi Massa Suatu Pengantar” adalah sebagai berikut6: 1. Surveillance (Pengawasan) Pengawasan mengacu kepada yang kita kenal sebagai peranan berita dan informasi dari media massa. Media mengambil tempat para pengawal yang mempekerjakan pengawasan. 6
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa : suatu pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2004 hal 15-18
2. Interpretation (Penafsiran) Media massa tidak hanya menyajikan fakta atau data, tetapi juga informasi beserta penafsiran mengenai suatu peristiwa tertentu. Tujuan penafsiran media ingin mengajak para pembaca atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok. 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk lingkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini juga disebut sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, di mana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa menyajikan penggambaran masyarakat dan dengan membaca, mendengar, dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa yang penting. 5. Entertainment (Hiburan) Fungsi menghibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat beritaberita ringan atau melihat tayangan-tayangan hiburan di televisi dapat membuat pikiran khalayak segar kembali.
Sejak terjadinya revolusi industri, media massa mengalami kemajuan yang begitu cepat. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi massa. Suatu negara dapat mengerti apa yang terjadi di belahan dunia lainnya berkat tumbuh-kembangnya teknologi ini. Saat ini bagian yang sangat penting dari arus informasi internasional lahir melalui perkembangan teknologi dan metode penyiaran. 2.2
Efek Komunikasi Massa Menurut Donald K. Robert mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa
“efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.7 Oleh karena itu Efek Komunikasi Massa terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Efek Kehadiran Media Massa McLuhan mengemukakan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak, bahwa yang mempengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media, tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut, baik secara tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik.
7
Elvinro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama media. Bandung. 2007. Hal.49-59
2. Efek Pesan Penelitian tentang efek ini telah menjadi pusat perhatian berbagai pihak, baik para praktisi maupun para teoritisi. Mereka terus mencari dan menemukan media (saluran) yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Dalam hal ini akan dibahas tentang efek pesan media massa yang meliputi efek kognitif, efek afektif dan efek behavioral. A. Efek Kognitif Efek kognitif adalah efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung. Seseorang mendapatkan informasi dari televisi, bahwa Sumanto adalah pemakan manusia bangkai manusia atau Robot Gedek adalah pelaku sodomi terhadap anak laki-laki di bawah umur, penonton televisi, yang asal nya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang di sampaikan oleh komunikator ditunjukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja, tidak lebih dari itu. B. Efek Afektif Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif, tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi
lebih dari itu , khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaaniba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. Contoh adalah, setelah mendengar atau membaca berita Sumanto atau Robot Gedek, maka muncul perasan sebal, jengkel, marah atau senang pada diri khalayak terhadap Sumanto atau Robot Gedek. Perasaan sebal, jengkel atau marah dapat diartikan sebagai perasaan kesal dan jijik terhadap perilakunya. Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari pada orangtua atas tertangkapnya pelaku. Adapun perasaan sedih, dapat juga diartikan sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut. Para peneliti telah berhasil menemukan faktor-faktor yang telah mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa. Faktorfaktor tersebut antara lain : 1.
Suasana Emosional Dapat disimpulakan bahwa respons kita terhadap sebuuah film, sinetron televisi atau sebuah novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan bila kita menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adegan lucu
akan
membuat
kita
tertawa
terbahak-bahak
bila
kita
menontonnya dalam keadaan senang. 2. Skema Kognitif Merupakan naskah yang ada dalam fikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tahu bila dalam sebuah film laga “sang
jagoan” pada akhirnya akan menang, maka kita tidak akan khawatir bila jagoannya jatuh dari jurang, karena pasti ada yang menolong juga. 3. Suasana Terpaan (Setting of Exposure) Sekarang ini film dan sinetron hantu makin marak bermunculan di televisi. Hal itu membuat kita berfikir bahwa kehidupan mahluk itu adalah sebagaimana yang kita lihat dalam film atau sinetron tersebut. Maka kita akan merasa takut saat menontonnya dirumah sendirian. 4. Predisposisi Individual Mengacu pada karakteritik khas individu, orang yang melankolis cenderung menanggapi tragedi dengan lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang memiliki sifat sensitif pasti akan sulit diajak becanda. Orang yng periang akan lebih suka menonton adegan atau film lucu daripada orang yang melankolis. Beberapa penelitian membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang-orang yang berbeda. 5. Faktor Identifikasi Menunjukan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca atau pendengar, Ia akan merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh tersebut.
C. Efek Behavioral Merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Siaran kesejahteraan keluarga yang sering
ditayangkan ditelevisi membuat ibu rumah tangga memiliki
keterampilan baru. Pernyataan-pernyataan ini mencoba mengungkapkan tentang efek komunikasi massa pada perilaku, tindakan dan gerakan khalayak yang tampak dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2.3
Televisi Sebagai Media Massa
2.3.1
Definisi Televisi Televisi Merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa
bersifat politis bisa pula informatif, hiburan dan pendidikan atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut. Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsanya dapat melihat sambil duduk santai tanpa kesenjangan untuk menyaksikan.Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi yang disampaikan oleh televisi, akan dengan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. 8 Sama halnya seperti media massa lain, televisi juga memeliki beberapa kelebihan dan kekurangan sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi pragmatis yaitu: (1) menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun 8
Wawan Kuswandi. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta. 1996 Hal 6
direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas. (2) Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. (3) Memiliki tokoh berwatak. Televisi sebagai media dianggap mampu menyiarkan informasi kepada masyarakat secara memuaskan, ini disebabkan oleh dua faktor yang terdapat pada media massa tersebut, yakni : 1. Immediacy menyangkut pengertian langsung dan dekat, yakni peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa berlangsung. 2. Realism, mengandung makna kenyataan, ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya audio visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. Penyelenggara siaran televisi harus memberikan sajian program-program menarik yang sesuai dengan etika, norma, ideologi yang berlaku di lingkungan masyarakat. Selain itu selera masyarakat sebagai konsumen harus lebih di perhatikan karena masyarakatlah yang menentukan untuk menonton program tersebut atau tidak. Masyarakat tidak dapat dipaksa karena mereka berhak untuk menonton program yang diinginkan yang sesuai dengan selera mereka sendiri. Televisi
bukan
sekedar
merupakan
hiburan
belaka,
melainkan
mengandung informasi yang mengkondisikan pemirsa untuk menjadi konsumtif, materialistis dan cenderung menyederhanakan masalah yang merupakan realitas
sehari-hari yang sebenarnya sulit untuk dipecahkan tanpa usaha yang sungguhsungguh. 2.3.2
Karakteristik Televisi
a. Audio Visual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting daripada kata-kata. Keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.
b. Berfikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berfikir dalam gambar (think in picture). Begitu pula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan berfikir dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat menyampaikan keinginannya pada pengarah acara tentang penggambaran atau visulisasi dari acara tersebut.
c. Pengoprasian lebih kompleks Pengoperasian siaran televisi lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang.
Peralatan
yang
digunakannya
pun
lebih
banyak
dan
untuk
mengoperasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. 9 2.3.3
Fungsi Televisi Tanpa mengesampingkan nilai idealis dan komersil, fungsi media massa
(televisi) sedikitnya digolongkan ke dalam 6 aspek, yaitu diantaranya: 1. Menyampaikan Fakta (the fact) Media massa (televisi) menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim (iklan, propaganda, dll) dan disatu sisi lain kebutuhan dan harapan penerima (berita, laporan, dll) 2. Menyajikan Opini dan Analisis (opinion and analysis) Pada laporan berita, reporter melakukan opini orang-orang luar, analisis berita dilakukan oleh staf redaktur khusus(kolom, editorial, dll) 3. Melakukan investigasi Fungsi ini adalah yang paling sulit dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan hal tersebut, diperlukan kecanggihan dan staf berpengalaman serta memiliki intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan. 4. Hiburan Sajian pers dan media massa (televisi) kadang kadang berfungsi sekaligus menghibur, mendidik, dan memberikan informasi. 9
Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa:suatu pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005 hal.128
5. Kontrol Fungsi ini dapat dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga sebaliknya. 6. Analisis dan Kebijakan (Policy Analysis) Fungsi ini merupakan kecenderungan untuk menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah, kemudian dianalisis oleh media tersebut dengan memberi solusi alternatif. Televisi
telah
menjadi
salah
satu
fenomena
yang
mengiringi
perkembangan peradaban kehidupan manusia dalam kurun waktu hampir satu abad. Kehadirannya malah telah membentuk cakrawala baru dalam peradaban kehidupan manusia saat ini dan dimasa yang akan datang. Dengan perkembangannya teknologi komunikasi, dunia kali ini dirasakan semakin sempit, karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan dengan yang lain, walaupun kita di belahan bumi yang berbeda sehingga rasanya kita berada di dalam suatu tempat di dunia, suatu masyarakat dunia. Dari paparan di atas terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil bagi individu di masyarakat. Dari media orang bisa mendapatkan beragam informasi yang dibutuhkan. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komoditi yang amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan
informasi sebanyak-banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa hidup tanpa informasi.10 2.4
Program Televisi
2.4.1
Definisi Program Televisi Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara,
sementara kamus Webster Internasional volume 2 lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada diudara.
Secara
teknis
penyiaran
televisi,
program
televisi
(television
programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya.11 Dari berbagai jenis program tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu, program informasi (berita) dan hiburan (entertaiment). Program informasi terbagi menjadi 2, yaitu hard news dan soft news.Sedangkan program hiburan terdapat seperti drama, ketangkasan (game show), musik dan olahraga.
10
Alvin Toffler. Gelombang ketiga (bagian kedua).Cet 2. Terjemahan Dra. Sri Koesdiyatinah SB. Jakarta: PT Panjta Simpati. 1992 11 RM Soenarto. Programa Televisi. Jakarta: FFTV-IKJ Press. 2007 Hal. 1
2.4.2
Karakteristik Program Televisi
1. Siaran berita adalah melaporkan seluk beluk suatu peristiwa yang telah, sedang, atau akan terjadi. Melaporkan apa yang dilihat, didengar atau dialami seseorang atau sekelompok orang. Dengan kata lain berita adalah laporan tentang fakta ide yang termasuk yang dipilih oleh staf redaksi harian yang dapat menarik perhatian penonton, entah karena ia luarbiasa atau karena pentingnya atau akibat entah pula ia mencakup segi-segi human interest. 2. Siaran non berita adalah siaran yang biasanya tidak memiliki nilai politik dan strategis. Yang diutamakan disini adalah kepuasan pemirsa, sehingga aspek hiburan lebih menonjol. Termasuk siaran non berita adalah siaran hiburan seperti sandiwara, sinetron, film, music, kuis, dan sebagainya. 12 2.4.3
Jenis Program Televisi Ada beratus-ratus jenis program televisi dengan jenis beragam yang
tayang tiap harinya dari berbagai stasiun televisi, baik yang siaran skala lokal maupun skala nasional. Namun berbagai jenis program tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu, program informasi (berita) dan hiburan (entertaiment).13 1. Program Informasi atau Berita Rasa ingin tahu manusia yang besar dan kebutuhan manusia akan informasi, membuat programmer mengekplorasinya dengan menghadirkan sebuah 12 13
Assegaf Djafar, Jurnalistik Masa Kini. Jakarta 1983 hal 2 Morissan. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: kencana. 2008. Hal 210
program informasi atau yang sering kita sebut berita televisi. Sesuai dengan namanya, program ini “menjual” informasi sebagai komoditinya untuk memenuhi kebutuhan informasi serta rasa ingin tahu manusia terhadap apa yang terjadi di masyarakat. Ciri-ciri program berita adalah aktual, disusun menurut kaidah jurnalistik, beritanya disampakan berimbang dan disiarkan pada kesempatan pertama.14 a. Hard News Hard News atau berita keras adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Biasanya siaran berita dalam sehari disiarkan beberapa kali seperti pagi hari, siang hari, sore hari dan tengah malam. 1) Straight News Straight Newsberarti berita “langsung”. Maksudnya berita yang disajikan singkat dan tidak mendalam, hanya menyajikan informasi terpenting saja mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, how). Berita ini sangat terikat waktu, jika telat di informasikan kepada audiens maka berita sudah di anggap basi. 2) Feature Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian “menarik” disini adalah informasi yang lucu, unik dan aneh yang menimbulkan kekaguman dan sebagainya. Pada dasarnya berita-berita seperti ini
14
RM Soenarto. Programa Televisi. Jakarta: FFTV-IKJ Press. 2007. Hal 61
dapat dikatakan soft news karena tidak terkait waktu atau timeless. Namun ada kalanya feature terkait dengan sebuah peristiwa penting dengan kata lain terikat dengan waktu dan karena itu harus disiarkan dalam suatu program berita dan disebut news feature yaitu sisi lain dari hard news yang mengangkat sisi human interest dari sebuah berita. 3) Infotainment Infotainment merupakan gabungan dari dua kata yaitu information yang berarti informasi dan entertaiment yang berarti hiburan, namun infotaiment bukanlah berita yang berisi hiburan melainkan berita yang berisi seputar dunia industri hiburan yang termasuk didalamnya adalah orang-orang terkenal (celebrity) atau orang-orang terkenal di bidang film, sinetron, musik dan lain-lain. Infotainment masuk kategori hardnews karena sifatnya yang harus segera ditayangkan dan terkadang ada dalam program berita reguler pada segmen terakhir. Namun saat ini infotainment disajikan dalam program berita sendiri seperti Cek & ricek, Hallo Selebriti dan lain-lain. b. Soft News Soft News atau berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera disiarkan. Berita yang masuk kategori ini disiarkan tersendiri diluar program berita.
1) Current Affair Current Affair adalah “persoalan kekinian”, sebuah program yang menyajikan program yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. 2) Magazine Magazine adalah program acara yang topik dan tema yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tema yang terdapat dalam suatu majalah (magazine). Lebih menekankan pada aspek menarik dari suatu berita dibanding aspek pentingnya. Biasa disajikan dengan durasi 30 menit sampai satu jam dengan satu topik atau beberapa topik. 3) Dokumenter Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup dan situasi nyata. 15 Program-program dokumenter biasanya menceritakan mengenai suatu tempat, kehidupan atau sejarah seorang tokoh, atau kehidupan atau sejarah suatu masyarakat (misalnya, suku terasing) atau kehidupan hewan di padang rumput dan sebagainya. 4) Talk Show Program talk show atau perbincangan adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik 15
Fred Wibowo. Teknik Produksi Program Televisi.Yogyakarta : Pinus. 2007. Hal. 146.
tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topik yang sedang di perbincangkan.
2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, olahraga dan permainan. 16 a. Drama Program drama adalah pertunjukan seorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. 1) Sinetron Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka
sendiri-sendiri tanpa
harus
dirangkum
menjadi
satu
kesimpulan. Akhir cerita sinetron cenderung sering kali tanpa penyelesaian dan cenderung dibuat berpanjang-panjang selama masih ada audien yang menyukainya. 2) Film Televisi sering menayangkan film sebagai jenis program yang termasuk kategori drama. Adapun film yang dimaksud adalah film layar lebar yang di produksi oleh perusahaan film yang dibuat untuk di tayangkan di layar lebar atau bioskop. Karena tujuan pembuatannya
16
Morissan. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: kencana. 2008 Hal 213
untuk layar lebar, maka biasanya film baru bisa ditayangkan di televisi setelah terlebih dahulu film didistribusikan atau dipasarkan dalam bentuk VCD atau DVD. b. Permainan Permainan atau game show merupakan suatu program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. 1) Quiz Show Program ini merupakan permainan yang paling sederhana dimana sejumlah
peserta
pertanyaan.
Quiz
saling
bersaing
merupakan
untuk
permainan
menjawab yang
sejumlah
menekankan
kemampuan intelektualitas. 2) Ketangkasan Dalam permainan ini perserta harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategi. c. Musik Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Contoh program musik yang dilakukan di outdoor adalah Inbox dan yang dilakukan di indoor adalah Dahsyat. Program
musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik. d. Olahraga Program siaran olahraga terdiri dari beberapa format, yaitu : pertandingan olahraga langsung, komentar olahraga, instruksional cabang olahraga, dan olahraga yang bersifat hiburan. Artinya, sambil berolahraga sekaligus berekreasi.Misalnya : aerobik, tea walk, naik gunung, hiking, jalan santai, dan lainnya. Penempatan acara olahraga sangat cocok untuk sore hari. Jika sifatnya pertandingan bisa disesuaikan menurut jenisnya. Olahraga atletik bisa untuk pagi atau sore hari, sepakbola bisa sore hari, dan bulutangkis bisa malam hari. Pertandingan-pertandingan yang diambil dari luar negeri dan disiarkan secara langsung disesuaikan dengan waktu setempat. Bisa tengah malam atau menjelang pagi. Hal ini tetap menarik karena pertandingan itu dipilih menurut jenis pertandingan yang disenangi masyarakat luas, seperti sepakbola dunia, bulu tangkis, basket, dan juga tenis. Format talkshow untuk olahraga, artinya selain mempertengahkan jalannya pertandingan juga ditambah presenter atau pembawa acara dan komentator olahraga yang mengulas dan mengupas pertandingan dari berbagai sisi. Misalnya perihal taktik, berlaga, team work, spesialisasi pemain, kepandaian pelatih, dan seterusnya.
2.5
Kekerasan
2.5.1 Definisi Kekerasan Bahaya kekerasan dalam media mempunyai alasannya yang kuat, meskipun sering lebih mencerminkan bentuk ketakutan dari pada ancaman riil. Apa yang ditakutkan adalah sekanerio riil. Informasi tentang kekerasan juga bisa menambah
kegelisahan
umum
sehingga
membangkitkan
sikap
represif
masyarakat. Menurut hasil studi tentang kekerasan dalam media televisi di Amerika Serikat oleh American Psychological Association tahun 1995, menurut Sophie Jehel dalam Haryatmoko, ada tiga kesimpulan menarik yang perlu mendapatkan perhatian serius.17 Pertama, mempresentasikan program kekerasan meningkatkan perilaku agresif. Kedua, memperlihatkan secara berulang tayangkan kekerasan dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap kekerasan dan penderitaan korban. Ketiga, tayangan kekerasan dapat meningkatkan rasa takut sehingga akan menciptakan representasi dalam diri pemirsa, betapa berbahayanya dunia. Kekerasan dalam film, fiksi, siaran dan iklan menjadi bagian dari industri budaya yang tujuan utamanya adalah mengejar rating program tinggi dan sukses pasar. Rogram yang berisi kekerasan sangat jarang mempertimbangkan aspek pendidikan, etis dan efek traumatis penonton.18
17 18
Haryatmoko. Etika Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius 2000 hal 124 Ibid hal 121
Kekerasan dalam komedi banyak terjadi sekarang ini, masalahnya representasi dalam media berlangsung dalam hubungan segi tiga, yaitu: produktor, penerima, instansi regulasi, instansi produksi dan studio. Para pelaku dari instansi produksi ini biasanya lebih menuntut hak kebebasan berekspresi dan lebih menginginkan regulasi diri. 2.5.2
Kekerasan Verbal Dalam kepustakaan komunikasi, kekerasan verbal diartikan sebagai bentuk
kekerassan yang halus dengan menggunakan kata-kata yang kasar, jorok dan menghina. Kekerasan yang saat ini memperoleh perhtian khusus dalam studi-studi komunikasi karena pengaruhnya atau kadar kesensitifan masyarakat terhadap perilaku kekerasan. 19 Kekerasan verbal adalah bentuk lain dari kekerasan yang sering juga terjadi dalam hubungan. Beberapa contohnya : 1. Memanggil dengan nama panggilan yang diskriminatif (warna kulit, ras, kecerdasan, bentuk badan, kebiasaan, kelemahan, jenis hewan, dan lainlain). 2. Terus menerus memberi komentar menghina tentang pakaian, penampilan, teman, pekerjaan, dan lain-lain. Yang jelas-jelas menyinggung atau kamu bahkan sudah memintanya untuk berhenti. 3. Memki, membentak, dan mengejek
19
Afdal Makkuraga Putra. Kekerasan Verbal Dalam Acara Komedi di Televisi. Publica. 2008, hal 16
4. Menggunakan nada suara tertentu yang terkesan merendahkan atau mencemooh. 5. Terus menerus memposisikan drimu dibawahnya, apapun yang kamu lakuakan tidak pernah cukup buatnya. 6. Membesar-besarkan atau terus menerus mengingatkanmu akan kelemahan, kekurangan, kegagalan dimasa lalu atau lain-lain. 7. Mengucapkan hal-hal yang bisa memanipulasi, menekan atau memaksamu untuk merasa bersalah, tersakiti dan bahkan trauma.
Yang pada intinya adalah ucapan-ucapan yang membuat seseorang merasa kurang dari dirinya yang sesungguhnya dan seharusnya. Situasi-situasi kekerasan verbal seringkali dianggap sebagai permasalahan ‘biasa’ dalam hubungan. Pelku kekerasan biasanya tidak menyadari kecenderungan sikap mereka dan justru menyalahkan pasangannya sebagai penyebab mengapa dia bersikap seperti itu. Korban kekerasan verbal sering berfikir bahwa perlakuan yang dia lakukan yang mengakibatkan pasangannya menjadi marah, kasar, menjauh, kehilanagan kepercayaan dan sebagainya. Bentuk kekerasan ini adalah dengan kata-kata seperti mengumpat, mengolok-olok,
hinaan,
perkataan
melecehkan,
meledek,
membentak,
mengancam, menertawkan, segala sesuatu yang membuat lawan bicaranya tersinggung, emosi, mrah, bahkan membuat terpedaya dan akhirnya melakukan tindakan atau kata-kata kasar. Misalnya : dasar jelek, kurang ajar kamu, dasar bodoh dan lainnya.
2.5.3
Jenis-jenis Kekerasan Kekerasan pada dasarnya tergolong kedalam empat bentuk, yaitu:20 1. Kekerasan Fisik Yaitu pemukulan, pengroyokan, penggunaan senjata untuk menyakiti dan melukai. 2. Kekerasan Seksual Yaitu serangan atau upaya fisik untuk melukai alat seksual atau reproduksi. 3. Kekerasan Psikologis Yaitu penyerangan harga diri, penyerangan motivasi, perendahan, kegiatan mempermalukan, upaya membuat takut (teror). 4. Kekerasan Deprivasi Yaitu pelantaran, penjauhan diri pemenuhan kebutuhan seperti makan, minum, bang air, udara bekerja dalam berbagai bentuknya, misalnya: pengurungan, pembiaran tanpa makan dan minum, pembiaran orang sakit serius.
20
E. Kristi. Mengungkapkan Selubung Kekerasan Telaah Filsafat Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya 2004 hal 11
2.6
P3SPS (Pedoman Perilaku Penyiaran) dan (Standar Program Siaran) Pedoman perilaku penyiaran adalah ketentuan-ketentuan bagi lembaga
penyiaran yang ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran nasional indonesia dan juga merupakan panduan tentang batasan-batasan apa yang boleh dan/atau tidak boleh dalam proses pembuatan program siaran Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat menerima pesan. Program yang mengandung kekerasan adalah program yang dalam penyajiannya memunculkan efek suara berupa hujatan, kemarahan yang berlebihan, pertengkaran dengan suara seolah-olah orang membanting atau memukul sesuatu dan/atau visualisasi yang nyata-nyata menampilkan tindakan seperti pemukulan, pengrusakan secara eksplisit dan vulgar. 21 Standar program siaran adalah ketentuan yang ditetapkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bagi lembaga penyiaran untuk menghasilkan program siaran yang berkualitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelarangan Program Siaran Kekerasan terdapat pada peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) No 01/P/KPI/03/2012 tentang Pedoman Perilaku
21
Kpi.go.id
Penyiaran pada pasal 17 , yaitu : Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau pembatasan program siaran bermuatan kekerasan. Sedangkan peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) No 02/P/KPI/03/2012 tentang Standar Program Siaran terdapat pada pasal : 1. Pasal 23 (Pelarangan Adegan Kekerasan) Program siaran yang memuat adegan kekersan dilarang : a. Menampilkan secara detail peristiwa kekerasan, seperti : tawuran, pengeroyokan, penyiksaan, perang, penusukan, penyembelihan, mutilasi, terorisme, pengerusakan barang-barang secara kasar atau ganas, pembacokan, penembakan, dan/atau bunuh diri. b. Menampilkan manusia atau bagian tubuh yang berdarah-darah, terpotong-potong dan/atau kondisi yang mengenaskan akibat dari peristiwa kekerasan. c. Menampilkan petistiwa dan tindakan sadis terhadap manusia d. Menampilkan peristiwa dan tindakan sadis terhadap hewan dan/atau e. Menampilkan adegan memakan hewan dengan cara yang tidak lazim.
2. Pasal 24 (Ungkapan Kasar dan Makian) 1) Program siaran dilarang menampilakan ungkapan kasar dan makian, baik secara verbal maupun non verbal yang mempunyai kecenderungan menghina atau merendahkan martabat manusia, memiliki makna jorok/mesum/cabul/vulgar, dan/atau menghina agama dan tuhan. 2) Kata-kata kasar dan makian sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) di atas mencakup kata-kata dalam bahasa indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.
3. Pasal 25 (Pembatasan Program Bermuatan Kekersan) Promo program siaran yang mengandung muatan adegan kekersan dibatasi hanya boleh disiarkan pada klasifikasi D, pukul 22.00-03.00 waktu setempat.