BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner
didalam buku Komunikasi Massa karya Elvinaro 6, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak. Media komunikasi yang termaksud media massa adalah: radio siaran dan televisi. Keduanya dikenal sebagai media elektronik; surat kabar dan majalah, keduanya disebut sebagai media cetak; serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop. Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “Mass communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari
6
Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa. Simbiosa Rekatama Putra. Bandung. 2013: 3
7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
arus pesan yang continue serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry (Rahmat, 2003: 188))7. 2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui defenisi itulah kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Komunikasi massa beda dengan komuniksi antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponen-komponen yang terlibat didalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Menurut Elvinaro Ardianto dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa, Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:8 1.
Komunikasi Terlembaga Wright berpendapat bahwa, “Komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks”9. Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Kita sudah memahami bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak ataupun elektronik.
2.
Pesan Bersifat Umum
7
Ibid. 3 Ibid. 6-10 9 Ibid. 7 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukan untuk semua orang dan tidak diajukan untuk semua orang dan tidak ditunjukkan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi bersifat umum. 3.
Komunikasinya Anonim dan Heterogen Pada komunikasi antarpersona, komunikator akan mengenal komunikasinya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (Anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping Anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4.
Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibadingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya.
Karena
komunikasinya
melalui
media
massa,
maka
komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. Dalam media cetak seperti Koran, komunikasi hanya berjalan tidak bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubrik surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberikan konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback). 5.
Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa Sesungguhnya banyak ahli yang mengungkapkan fungsi komunikasi massa dengan versinya masing-masing. Salah satu tokoh terkenal dibidangnya yaitu Joseph Devito10 menjelaskan bahwa popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media
10
Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa. Simbiosa Rekatama Putra. Bandung. 2013: 14-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
massa hanya dapat dipertahankan apabila mereka menjalankan beragam fungsi pokok. Lima di antara fungsi yang paling penting yang dijelaskan Devito dalam Ardianto, sebagai berikut: 1.
Fungsi Menghibur Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan
fungsi
hiburan.
Televisi
adalah
media
massa
yang
mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Memang ada beberapa stasiun televisi yang lebih mengutamakan tayangan berita. 2.
Fungsi meyakinkan Meskipun fungsi media yang paling jelas adalah menghibur, namun fungsinya yang terpenting adalah meyakinkan (to persuade) Persuasi dapat datang dalam bentuk, misalnya a. Mengukuhkan atau memperkuat sikap kepercayaan b. Mengubah sikap , kepercayaan atau nilai seseorang c. Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu d. Memperkenalkan etika, atau menawarkan nilai tertentu
3.
Menginformasikan Menurut Effendy (1993) dalam buku Komunikasi massa menjelaskan sebagian besar informasi yang kita dapatkan bukan dari sekolah melainkan dari media. Kita belajar musik, politik, seni, film, sosiologi, psikologi,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
ekonomi, dan masih banyak lagi subjek lainnya dari media. Kita juga mengenal tempat-tempat lain masa-masa lain dari film disamping juga dari buku sejarah. Salah satu cara mendidik (atau mempersuasi) adalah melalui pengajaran nilai-nilai opini, serta aturan-aturan yang dianggap benar kepada pemirsa, atau pembaca. Artinya sebagian dari fungsi edukasi media diarahkan untuk membuat khalayak tersosialisasi 11. 4.
Fungsi membius Salah satu fungsi media yang paling menarik dan paling banyak dilupakan adalah fungsi membiusnya (narcotizing). Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil. Sebagai akibatnya pemirsa atau penerima terbius ke dalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik.
5.
Menciptakan rasa kebersatuan Salah satu fungsi komunikasi massa yang tidak banyak orang menyadari adalah kemampuannya membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok.
2.2.
Pengertian Televisi Askurifai Baskin dalam bukunya Jurnalistik Televisi menjelaskan pengertian
dari Televisi adalah
11
Elvinaro Ardianto dkk, Komunikasi Massa. Simbiosa Rekatama Putra. Bandung. 2013: 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
“Sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom (“hitam putih”) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. Televisi generasi pertama adalah televisi hitam-putih. Disini sinar pantul setelah melewati sistem lensa akan membentuk gambar proyeksi hitam putih. Gambar proyeksi ini langsung diubah menjadi sinyal gambar proyeksi hitam putih. Maka jadilah siaran televisi hitam putih yang di Indonesia kita kenal tahun 60-an”12. Elvinaro menjelakan bahwa, Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi dirumah dengan menggunakan ‘wire’ atau ‘microwave’ (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi marak lagi setelah dikembangkannya ‘Direct Broadcast Satellite’ (DBS)13. 2.2.1. Karakteristik televisi Menurut Elvinaro, televisi mempunyai cirri-ciri atau karakteristik sebagai berikut :14 1.
Audio Visual Merupakan salah satu kelebihan dari media massa televisi, yakni dapat dilihat dan didengar. Karena kelebihan inilah, dalam menyampaikan informasi atau berita harus dilengkapi dengan gambar dian atau still picture seperti foto, gambar tetap maupun film atau rekaman yang menjadi topik berita.
12
Askurifai Baskin, Jurnalistik Televisi. Simbiosa Rekatama Media. Jakarta. 2009: 8 Elvinaro Ardianto dkk, op.cit., 134. 14 Ibid. 137 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.
Berpikir Dalam Gambar Makna dari ungkapan tersebut adalah apabila kita membuat naskah atau mambaca naskah berita, maka kita harus berpikir dalam gambar, atau dengan kata lain, kita harus membayangkan apa yang terjadi atau gambar apa yang akan muncul di layar televisi.
3.
Pengoperasian Lebih Kompleks Jika dibandingkan dengan radio, siara televisi lebih kompleks dan melibatkan banyak orang. Untuk menayangkan sebuah siaran berita televisi dibutuhkan 10 orang atau lebih. Mereka antar lain adalah produser, pengarah acara, pengarah teknik, dan lain-lain. Setiap individu tersebut memiliki pekerjaan dan tugasnya masing-masing yang saling mendukung, serta melengkapi satu sama lain demi terdistribusinya suatu informasi kepada khalayak.
2.2.2. Fungsi televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, meghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi mengibur lebih dominan pada media televisi yang pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. 2.2.3. Kelebihan Media Televisi Televisi memiliki kekuatan yang sangat besar dibandingkan jenis media massa lainnya. Kemanapun televisi mendominasikan media lain karena media ini mempunyai sejumlah kelebihan, antara lain sebagai berikut :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
1.
Bersifat Dengar Pandang Media televisi bisa dinikmati secara visual melalui indera penglihatan. Dengan melihat sendiri, seseorang merasa terlibat secara langsung dalam suatu peristiwa sehingga memiliki kekuatan sugestif yang tinggi.
2.
Simultaneous Kekuatan lain yang dimiliki media televisi adalah kemampuan menyampaikan segala sesuatu secara serempak, sehingga mampu menyampaikan informasi kepada banyak orang yang tersebar di berbagai tempat dalam waktu yang bersamaan.
3.
Memberi Rasa Intim/Kedekatan Tayangan program televisi secara umum disajikan dengan pendekatan yang persuasive terhadap khalayaknya. Dengan menggunakan sapaan yang member kesan dekat, tidak berjarak, nahasa tutur sehari-hari, gesture yang wajar, menciptakan suasana intim antara presenter program dengan khalayak. Kerena televisi dapat dijadikan alat yang efektif dalam proses komunikasi.
4.
Menghibur Fungsi terbesar dalam media televisi adalah menghibur. Oleh karena itu, dalam memproduksi apapun untuk televisi senantiasa mempertimbangkan aspek menghibur. Potensi menghibur ini bagi dunia pendidikan, juga menjadi keunggulan,
jika
dikaitkan
dengan
teknologi
mengembangkan konsep belajar secara menyenangkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pembelajaran
yang
16
2.3.
Jenis Format Acara televisi
2.3.1. Program Acara Televisi Berita / News dan Olahraga Berita dan Olahraga adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari baik yang bersifat time less atau time concern. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang disajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. 15 2.3.2. Program Acara Televisi Drama Dalam buku Manajemen Produksi Program Acara TV, Anton menjelaskan program televisi yang termaksud kedalam katagori drama, yaitu: “Fiksi (Drama) adalah sebuah format acara televisi yang diciptakan melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalm suatu sususan runtutan cerita dalam sejumlah adegan (scene) adegan-adegan tersebut akan menggabungkan anatra realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi/khayalan para kreatornya”16. 2.3.3. Program Acara Televisi Nondrama Nonfiksi (Nondrama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara non drama merupakan sebuah runtutan pertunjukan 15
Anton Mabruri KN, Manajenem Produksi Program Acara TV. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 2013: 32 16 Ibid. 34
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya, dan musik17.
2.4.
Manajemen Penyiaran Keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia
yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki media penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran. Keberhasilan media penyiaran bergantung pada bagaimana kualitas orang-orang yang bekerja pada ketiga bidang tersebut. Namun demikian, kualitas manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan pimpinan media penyiaran bersangkutan mengelola sumber daya manusia yang ada. Karena alasan inilah manajemen yang baik mutlak diperlukan pada media penyiaran18. Selain penjelasan diatas mengenai menajemen penyiaran yang bekerja pada tiga pilar utama, T. Hani Handoko juga menjelaskan mengenai manajemen penyiaran, yaitu: “Pada dasarnya, manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan menjadi lebih sulit. Ada tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan:” 1. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. 2. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuantujuan, saran-saran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan.
17 18
Ibid. 35 Morissan, Manajemen Media Penyiaran. Kencana. Jakarta. 2011: 134
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
3. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda, salah satu cara yang umum dan banyak digunakan adalah dengan menggunakan patokan efisiensi dan efektivitas19. Jadi, keberhasilan media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia yang bekerja pada tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yang dimiliki setiap media penyiaran yaitu teknik, progam, dan pemasaran.
2.5.
Implementasi Key Performance Indicator
2.5.1. Pengertian Implementasi Dalam
buku
Manajemen
Strategik,
Rahmat
menjelakan
pengertian
implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah dianggap fix20. Keberhasilan sebuah perusahaan tidak luput dari menajemen perusahaan itu. Faktor-faktor penentu keberhasilan manajemen stategik ialah : Hakikat Penerapan Manajemen Strategik, Bentuk Penerapan Manajemen Strategik, dan Indikatorindikator Strategik. Untuk menjamin keberhasilan suatu perusahaan, strategi yang sudah dirumuskan dan direncanakan harus diwujudkan dalam tindakan implementasi yang cermat, startegi dan unsur-unsur organisasi yang lain harus sesuai. Strategi harus tercermin pada rancangan struktur organisasi, budaya organisasi, kepemimpinan, 19 20
Ibid. hal 135 Rachmat, Manajemen Strategik. Pustaka Setia. Bandung. 2013: 107
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
sistem pengolahan SDM, termasuk juga salah satu diantaranya sistem imbalan. Implementasi adalah wujud keseluruhan serangkaian tindakan, untuk menerapkannya secara operasional berdasarkan strategi yang telah ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Rachmat
juga
menjelaskan
bahwa
Implementasi
strategi
untuk
mengembangkan sebuah perusahaan, terutama stasiun televisi dengan melihat: Program, Anggaran, Prosedur dan Standar Kinerja kerja. Bila keempat strategi implementasi tersebut tidak dilaksanakan dengan baik maka akan berakibat buruk untuk penerapan sebuah sistem yang akan dibuat 21. 2.5.2. Unsur-unsur Implementasi Strategi Setiap perusahaan secara periodik harus menilai kembali pendekatan formulasi strateginya terhadap implementasinya, sehingga akan segera diketahui keterpaduan keduanya: termasuk kombinasi manakah dari keempat kombinasi formulasi strategi (Success, Roulette, Trouble atau Failure) sehingga manajemen akan segera dapat melakukan hal tersebut. Menurut Bonoma didalam buku Manajemen Strategi menjelaskan, Manajemen harus memiliki kemampuan berikut : 22 1. Kemampuan diagnostik, kemampuan menganalisis masalah yang rumit jika terjadi penyimpangan antara strategi dan implementasinya, 2. Kemampuan menilai jenjang perusahaan dimana masalah tersebut terjadi. 3. Kemapuan pengalokasian, pemantauan, pengorganisasian, dan interaksi. 4. Kemampuan implementasi dan evaluasi strategi. 5. Kemampuan manajemen dalam mendesain organisasi yang memungkinkan terciptanya tim implementasi yang baik. 21 22
Ibid. 108 Iwan Purwanto, Manajemen Strategi. CV. Yrama Widya. Bandung. 2006: 234
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
6. Kemampuan manajemen dalam memberikan insentif yang tepat dan asil yang dapat menghasilkan sesuatu yang lebih daripada kinerja normal. 7. Kemampuan komunikasi, baik vertikal maupun horizontal untuk mengikat orang yang terlibat dalam implementasi strategi. Informasi yang terkomputerisasi dan sistem yang mendukung keputusan membantu menegembangkan kecepatan dan efektifitas komunikasi. Hubungan
antara
tingkat
akhir
(tujuan
dan
sasaran)
dengan
alat
pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategik tidak untuk mendikte tujuan. Sebaliknya, tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia. Implementasi strategi juga dijelaskan oleh Rachmat dalam bukunya Manajemen Strategik, ialah :23 1. Program. Aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis sebagai penjabaran dari strategi. 2. Anggaran. Gambaran terperinci tentang sumber dana yang dibutuhkan dan penggunaanya. 3. Prosedur atau disebut SOP. Sistem dari langkah atau teknik yang berurutan tentang cara pekerjaan atau tugas yang dikerjakan. 4. Standar kinerja. Ukuran target bersifat kuantitatif ataupun kualitatif dari program yang dilaksanakan untuk mengentahui keberhasilan atau pencapaiannya. 2.5.3. Evaluasi Implementasi Evaluasi Implementasi penting untuk diketahui pada tingkatan mana suatu program adalah efektif setelah diterapkan secara penuh, tetapi menjawab pertanyaan itu pertama kali perlu mengetahui bagaimana dan pada tingkatan mana program telah nyata-nyata diterapkan.
23
Rachmat, Manajemen Strategik. Pustaka Setia. Bandung. 2013: 107-108
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Karena strategi diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah, implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan evaluasi pelaksanaan. Sehingga jika diperlukan dapat dilakuakn tindakan-tindakan perbaikan yang tepat. Dalam hal ini evaluasi menjadi sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena evaluasi merupakan suatu proses dimana kegiatan yang berdasarkan perencanaan itu kemudian di koreksi secara mendalam untuk mengetahui sudah efektif atau belum sebuah strategi untuk di implementasikan dalam jangka waktu yang panjang, serta jika diperlukan, stategi dievaluasi kembali dirancang kembali, untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang akan menentukan suatu keberhasilan bagi perusahaan dimasa mendatang. Patton menjelaskan bahwa: “Pengambilan keputusan dapat menggunakan informasi implementasi untuk meyakinkan bahwa suatu kebijakan jadi dipakai dalam pelaksanaan sesuai dengan rencana, atau menguji kemungkinan terjasinya kebijakan. Tidak kurang orang tahu bahwa suatu program beroprasi sesuai dengan rencana, bisa jadi ada sedikit alasan mengharap untuk menyediakan hasil yang diinginkan”24. 2.5.4. Pengertian Key Performance Indicator Key Performance Indicator (KPI) adalah sistem atau aplikasi yang bertujuan untuk melihat kecepatan, ketepatan dan kelemahan suatu program yang nantinya akan menjadi bahan evaluasi. KPI ini juga masih mengandalkan Share dan Indeks yang berasal dari Nielsen, berguna untuk melihat persentase hasil suatu program setelah dinilai dari segi kecepatan berita, ketepatan berita dan kelemahan berita. 24
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2006: 37
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Key Performance Indicator (KPI) akan digunakan untuk mengevaluasi programprogram acara yang ada di Metro TV , program-program acara di Metro TV dikelompokkan menjadi lima group diantaranya : 1. Group 1 : Metro Pagi, Bincang Pagi, Editorial Media Indonesia dan 8-11. 2. Group 2 : Metro Siang, Wide Shot dan Metro Sore. 3. Group 3 : Metro Hari Ini, Prime Time News dan Suara Anda. 4. Group 4 : Top News, Metro Sport, Metro Malam dan World News. 5. Group 5 : Sudut Pandang, Kick Andy, Just Alvin, Mata Najwa, Standup Comedy, Sentilan-Sentilun, Mario Teguh dan program-program Non-Buletin lainnya. Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti sebuah sistem yang ada di Metro TV dikarenakan hanya stasiun televisi inilah yang mempunyai sistem bernama Key Performance Indicator. Dan penulis ingin menjelaskan bagaimana Implementasi atau Penerapan Key Performance Indicator dalam Evaluasi program di Metro TV.
2.6.
Pengawasan dan Evaluasi Program Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang
ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
departemen, dan karyawan. Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masingmasing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan. Dalam buku Manajemen Media Penyiaran, Morissan menjelaskan: “Evaluasi adalah melakukan pengkajian dan penilaian; proses pengolahan informasi secara berlanjut. Dalam perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Evaluasi internal: dilakukan oleh pembuat program, dan evaluasi external: dilakukan oleh orang luar. Evaluasi program bertujuan untuk mencari tahu sejauh mana kegagalan-kegagalan program yang telah dibuat dan dilakukan setiap tahun” 25. Pengawasan dan Evaluasi program harus dilakukan berdasarkan hasil kinerja atau kerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat bekerja sevara efektif. Misalnya, jumlah dan komposisi audien yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating. Jika jumlah audien yang tertarik dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan, maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula26.
25 26
Morissan, Manajemen Media Penyiaran. Kencana. Jakarta. 2008: 167 Ibid. 354
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.6.1. Proses Evaluasi Proses evaluasi dimaksudkan untuk menguraikan dan memahami dinamika internal berjalannya suatu program. Proses evaluasi kebanyakan memerlukan deskripsi rinci tentang berjalannya suatu program. Setiap deskripsi bisa jadi berdasarkan pada observasi dan atau wawancara dengan staff, klien, dan petugas administrasi program. Banyak proses evaluasi terpusat pada bagaimana program itu dirasakan oleh peserta dan oleh staff. Hasil atau proses evaluasi biasaanya dilakukan oleh seorang evaluator. Evaluator melakukan proses mengedepankan pemahaman dan mendokumentasikan realitas dari
hari ke hari suatu program selama pengkajian. Patton dalam buku
Metode Evaluasi Kualitatif menjelaskan, “Evaluator mencoba mengurai apa yang sesungguhnya terjadi pada suatu program dalam suatu pencarian pola utama dan nuansa penting yang memberi karakter program. Proses evaluasi mensyaratkan adanya kepekaan baik kualitatif maupun kuantitatif yang berubah dalam program selama perkembangannya”27. 2.7.
Perencanaan dan Strategi Program
2.7.1. Pengertian Perencanaan Perencanaan diperlukan karena adanya keyakinan bahwa manusia dalam hidup tidak boleh menyerah pada keadaan, baik pada lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Didalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi Hafied Cangara menjelaskan tentang pengertian Planning. Beberapa pakar mencoba 27
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2006: 30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
memberikan pengertian atau definisi apa yang dimaksud dengan perencanaan (Planning)28. 1.
Menurut Keufman, 1972 Perencanaan adalah “suatu proses untuk menetapkan ke mana kita harus pergi dengan mendefinisikan syarat apa yang harus dipenuhi untuk sampai ke tempat tersebut dengan cara yang paling efisien dan efektif, dengan kata lain perencanaan sebagai penetapan spesifikasi tujuan yang ingin dicapai termaksud cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.”
2.
Planning (perencanaan) adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentu secara matang dari hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.
Planning is a process for determining appropriate future action through a sequence of choices (Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tidakan yang akan diambil secara tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan).
2.7.2. Fungsi Perencanaan Dalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi, Hafied menjelaskan tentang, Perencanaan merupakan salah satu unsur yang snagat penting sesudah unsur organisai. Perencanaan merupakan titik awal untuk bekerjanya suatu organisasi. Karena itu, perencanaan dibuat agar dapat berfungsi untuk: 29
28 29
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2013: 22 Ibid. 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
1. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah. 2. Memberi arahan (Fokus) atau pedoman pada tujuan yang ingin dicapai, terutama dalam mengatasi ketidak pastian dengan memilih jalan yang terbaik. Bahkan dalam keadaan stabil pun perencanaan masih diperlukan. 3. Meminimalisasi terjadinya pemborosan sumber daya dalam rangka mencapai tujuan secara efektif. 4. Melakukan perkiraan terhadap kendala yang mungkin terjadi dan hasil yang akan diperoleh. 5. Melakukan pengendalian agar pelaksanaan senantiasa tetap berada dalam koridor perencanaan yang telah ditetapkan. 6. Memberi kesempatan untuk memilih alternatif terbaik guna mendapatkan hasil yang lebih baik. 7. Mengatasi hal-hal yang rumit dengan mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi. 8. Penetapan mekanisme pemantauan dan instrumen alat ukur untuk keperluan evaluasi. 9. Menetapkan skala prioritas tentang apa yang harus dikerjakan lebih dulu. Fungsi perencanaan ini sangat penting digunakan, ini dikarenakan bahwa setiap seseorang membuat sebuah recana berarti ia menetapkan apa yang harus dikerjakan, kapan dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana cara menegerjakannya. Dengan berjalannya sebuah rencana maka perlu adamya fungsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
dari perencanaan agar setiap rencana yang kita buat berjalan dengan sebagaimana mestinya. 2.7.3. Perencanaan Program Perencanaan program biasanya menjadi tanggung jawab manajemen puncak pada stasiun penyiaran, utamanya manajer program dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan menajer pemasaran dan juga manajer umum. Hal ini disebabkan program merupakan unsur yang sangat penting untuk menarik perhatian audien. Faktor bahwa pemasang iklan lebih mencari atau memprioritaskan segmen audien tertentu dari pada segmen audien lainnya juga menjadi hal yang menentukan sehingga aspek ini harus diputuskan oleh manajemen puncak 30. Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mem[ersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. 2.7.4. Strategi Program Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki kedudukan yang sangat stategis dalam menunjang keberhasilan stasiun penyiaran. Strategi program yang ditinjau dari aspek manajemen strategis program siaran yang dijelaskan didalam buku Manajemen Media Penyiaran (Morissan) terdiri dari: 31 1. Perencanaan Program. Sebagaimana dikemukakan Pringle Star dan rekannya mengenai perencanaan program bahwa: “Program planning involves the 30 31
Morissan, Manajemen Media Penyiaran. Kencana. Jakarta. 2008: 275 Ibid. 273
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
development of shot, medium, and long-range plans to permit the station to attain its programming and financial objectives”32. Ini berarti bahwa perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang yang memungkinkan stasiun penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangannya. 2. Produksi dan Pembelian Program. Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi (membeli). Dalam melakukan akuisisi, manajer program harus terlebih dahulu berkonsultasi dengan manajer pemasaran dan manajer umum. 3.
Eksekusi Program. Eksekusi Program mencakup kegiatan menanyangkan program sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal penanyangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam mempersiapkan promo bagi program bersangkutan.
4. Pengawasan dan Evaluasi Program. Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Bila strategi di atas berjalan dengan semestinya, maka tidak menuntut kemungkinan keberhasilan dalam sebuah pembuatan program akan didapatkan 32
Peter Pringle dan rekannya, hal:104
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
dengan hasil yang baik. Ini dikarenakan, tahap pelaksanaannya pun sudah berjalan dengan semestinya.
2.8.
Tahap Penyusunan Strategi Menurut Triton (2007) penyusunan strategi memerlukan tahapan-tahapan
tertentu untuk dipenuhi. Sedikitnya, ada enam tahapan dalam merumuskan suatu strategi, yaitu :33 1.
Seleksi Yang Mendasar dan Kritis Terhadap Permasalahan Yaitu seleksi mendalam terhadap permasalahan yang menajadi penyebab permasalahan
individu
maupun
organisasi,
yang
meliputi
kegiatan
mengidentifikasi seluruh permasalahan yang ada, mengelompokkan masingmasing permasalahan berdasarkan factor eksternal dan internal. 2.
Tujuan Dasar dan Sasaran Strategis Tujuan dasar serta sasaran strategis harus mampu mempertegas arah, cakupan, dan perspektif jangka panjang secara keseluruhan dari suatu organisasi atau individu. Tujuan dan sasaran strategis merupakan unsur strategi yang sangat vital karena pencapaian tujuan dasar dan sasaran strategis ini merupakan acuan yang menjadi dasar pengukuran berhasil atau tidaknya suatu strategi.
33
Triton, Manajemen Strategis : Terapan Perusahaan dan Bisns. Tugu Publisher. Yogyakarta. 2007: 13-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
3.
Menyusun Perencanan Tindakan Perencanaan tindakan lebih mendasar kepada langkah-langkah apa yang harus dilakukan ketika sudah dilapangan, serta perkiraan hambatan apa, yang mungkin terjadi saat oprasional berlangsung.
4.
Menyusun Rencana Penyumberdayaan Dalam konteks penyusunan stategi, rencana alokasi sumber daya dilakukan untuk mendukung keberhasilan atas setiap alternatif rencana tindakan.
5.
Mempertimbangkan Keunggulan Daya saing sangat diperlukan oleh setiap organisasi perusahaan yang dalam keadaan saling berkompetisi ketat dengan para competitor. Masing-masing harus memiliki keunggulan yang dapat menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting untuk mensukseskan strategi.
6.
Pertimbangan Keberlanjutan Keberlanjutan suatu strategi yang diterapkan oleh suatu perusahaan akan memungkinkan sebuah perusahan menjadi semakin peka terhadap setiap perubahan yang terjadi. Dengan memahami tahapan umum yang ada dalam menyusun suatu strategi,
maka akan lebih mudah di dalam melakukan manjemen atas strategi itu sendiri. 2.8.1. Penetapan Strategi Penetapan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam setiap program komunikasi. Sebab jika penetapan strategi salah satu atau keliru maka jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan bisa gagal,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Strategi juga merupakan rahasia yang harus diamankan oleh para ahli perencanaan komunikasi. Untuk menetapkan strategi, dapat digunakan model analisis, antara lain : 34 1. Analisis SWOT, ialah peralatan yang digunankan untuk mengukur S = Strengths (Kekuatan), W = Weakness (Kelemahan), O = Opprtunities (Peluang) dan T = Threats (Ancaman). 2. Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis = RCA). Model analisis RCA adalah suatu teknik analisis yang berthap dan berfokus pada penemuan akar penyebab suatu masalah,dan bukan hanya melihat gejala dari suatu masalah. Tujuan analisis akar ialah untuk menemukan apa saja yang sebenarnya telah terjadi, mengapa masalah tersebut bisa terjadi, dan apa yang bisa dilakukan untuk menghindari atau mengatasi masalah tersebut supaya tidak terjadi lagi di masa datang. 3. Analisis Kekuatan Medan (Field Force Analysis = FFA). Analisis ini adalah suatu teknik analisis yang dapat digunakan untuk melihat semua factor pendorong (driving forces) dan fokus penghambat (restraining forces) suatu keputusan. Analisis ini juga berguna untuk memperkuat faktor pendorong, dan pada saat yang sama akan memberikan alternatif untuk mengurangi atau meniadakan faktor penghambat. 4. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis = GA). Suatu teknik analisis yang bertujuan untuk mengevaluasi perbedaan antara posisi organisasi pada saat sekarang dan
34
Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2013: 103
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
posisi organisasi yang diinginkan pada masa depan. Kerena analisis ini melakukan evaluasi dan alokasi sumber daya untuk menutup adanya kesenjangan tersebut 5. Pembakuan Mutu (Bench Marking = BM). Suatu tingkat dimana mutu kinerja diakui sebagai standar kesempurnanaan. Baku mutu dilakukan untuk keperluan praktik usaha atau program tertentu yang merupakan hasil kerja bermutu tinggi, diperoleh melalui proses kinerja yang sempurna, serta menjadi rujukan pengukur standar untuk perbandingan. 6. Metode Konstruksi Skenario (Scenarios Construction Method = SCM), adalah metode yang digunakan untuk membangun scenario yang diambil dari data yang masuk akal. Prosedur yang diterima secara umum ialah membangun scenario dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : a. Apakah kondisi yang diidentifikasi dan ditetapkan oleh isu kritis dan faktor lain yang masuk akal? b. Apakah peristiwa, kejadian, kondisi atau perunahan yang ada dapat digambarkan secara evolusi dari setiap kondisi yang akan datang? c. Apa yang muncul bisa terjadi dari kondisi yang ada sekarang, peluang apa, serta ancaman apa ayng bisa terjadi dalam aksus tersebut, serta apa sumber utama dari setiap kondisi yang ada (misalnya teknologi sebagai penggerak, keterbatasan ekonomi, dan dorongan politik dan hukum?) 7. Metode Analisis Identifikasi Isu (Issue Identification and Analysis Method = IIAM), ialah suatu metode untuk mengidentifikasi kecenderungan isu yang ada. Dalam metode IIAM isu dianalisis untuk pengambilan keputusan, misalnya krisis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
moneter, inflasi, sneering (pemotongan nilai uang), bom Bali, ancaman teroris, dan sebagainya. Dari penjelasan diatas mengenai model analisis , penulis menarik kesimpulan bahwa penelitian yang penulis teliti mengenai sistem Key Performance Indicator ini menggunakan Analisis Kesenjangan (Gap Analysis = GA) karena, sistem KPI ini menggunakan evaluasi untuk melihat performa suatu program yang ada di Metro TV. Selain menggunakan analisis kesenjangan, peneliti juga menggunakan tahaptahap dalam penyusunan strategi. Menurut Fred R. David (1998), proses manajemen strategi terdiri atas tiga tehapan yaitu perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi strategi :35 A.
Perumusan Strategi Proses perumusan strategi termasuk
mengembangkan visi dan misi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. Apapun yang akan terjadi, keputusan strategi mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Pilihan strategi pada akhirnya harus saling sesuai dengan peluang dan ancaman yang ada, kekuatan serta kelemahan yang dimiliki dan tujuan (visi, misi) yang ingin dicapai. 35
5
Fred R. David, Manajemen Strategi : Konsep, Versi Bahasa Indonesia. PT. INDEKS. Jakarta. 2004:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
B.
Implementasi Strategi Implementasi strategi menuntut perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi, dan menghubungkan kinerja kerja karyawan dengan prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut sebagai tahap tindakan strategis. Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang telah dirumuskan menjadi sebuah tindakan.
C.
Evaluasi Strategi Evaluasi strategi adalah tahapan final dalam manajemen strategis. Para manajer sangat perlu mengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik dan mengukur kinerja organisasi dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya dan menilai perkembangan yang terjadi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.8.2.
Strategi Pelaksanaan Key Performance Indicator Semakin ramainya terpaan informasi yang kian memicu berkembangnya
kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab bisnis perusahaan, membuat para pelaku bisnis marak mengaplikasikan sebuah sistem demi kemajuan perusahaannya tersebut. Dalam penelitian ini penulis ingin memperlihatkan sebuah sistem yang ada
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
terdapat didalam salah satu televisi swasta (Metro TV) berguna untuk mengevaluasi program-program yang ada di dalam stasiun televisi tersebut. Sistem tersebut bernama Key Performance Indicator. Strategi pelaksanan Key Performance Indicator ialah program yang dilakukan bersama oleh Litbang berdasarkan monitoring/evaluasi program harian secara jurnalistik oleh evaluator dengan standar kompetensi khusus, dan R&D Programming berdasarkan pencapaian target kepemirsaan per program. Dalam melakukan isian KPI, untuk mengurangi bias evaluator, idealnya form diisi oleh minimal 3 evaluator yang dibobot berdasarkan grade evaluator, dan ada rotasi periodik. Misal : Evaluator Senior, form isian diberi bobot 50%, dan evaluator junior diberi bobot 25%. Variable yang digunakan akan dikembangkan (dengan kriteria lebih rigid) seiring perkembangan dan kesiapan SDM Litbang. Mengingat saat ini jobdesc utama litbang adalah evaluasi cepat paska tayang, dan monitoring program dan on the spot correction pada layar untuk menurunkan kesalahan serta ikut melakukan pembinaan pada produser/reporter/campers.
http://digilib.mercubuana.ac.id/