BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Musik Sebagai Media Komunikasi Massa
2.1.1 Pengertian Media Massa
Dalam bahasa Indonesia diguakan istilah media massa yang berasal dari bahasa Inggris mass media. Mass media adalah singkatan dari Mass Media of Communication atau Media of Mass Communication.1 Media massa juga dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi.2
2.1.2 Jenis-jenis Media Massa Media massa sebenarnya dibagi menjaadi dua, yaitu media massa cetak dan elektronik. Media cetak yang memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat
1
Sunarjo dan Djonaesih S. Sunarjo,. Himpunan Istilah Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Liberty. 1983, Hal 68 2 Hafied Cangara,. Pengantar ilmu Komunikasi: Edisi Refisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007, Hal 126
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
kabar dan majalah. Sedangkan media massa yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan media on-line (internet).3 2.1.3 Musik Sebagai Media Komunikasi Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian (Oxford Ensiklopedi Pelajar, 2005) Bernstein & Picker (1972) mengatakan bahwa musik adalah suara-suara yang diorganisasikan dalam waktu dan memiliki nilai seni dan dapat digunakan sebagai alat untuk mengekspresikan ide dan emosi dari komposer kepada pendengarnya. Pendapat lain dari Eagle mengatakan musik sebagai organisasi dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu.4
Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur, 2005). Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa musik adalah bunyi yang diatur menjadi sebuah pola yang tersusun dari bunyi atau suara dan keadaan diam (sounds and silences) dalam alur waktu dan ruang tertentu dalam urutan, kombinasi, dan 3
Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya,. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004, Hal 103 4 http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2014/02/ejournal%20yayat%20(0222-14-05-15-40).pdf
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
hubungan temporal yang berkesinambungan sehingga mengandung ritme, melodi, warna bunyi, dan keharmonisan yang biasanya dihasilkan oleh alat musik atau suara manusia yang dapat menyenangkan telinga dan mengekspresikan ide, perasaan, emosi atau suasana hati.
Musik sangat berpengaruh bagi manusia, karena musik bagi manusia merupakan hiburan menyenangkan yang sanggup mempengaruhi jiwa manusia, seperti halnya yang terjadi pada berbagai jenis tarian, pembentukan watak manusia, seperti yang dapat terjadi pada kaum muda yang dididik lebih tangkas berdasarkan gerakan-gerakan badan yang harmonis pada tarian-tarian dan gymnastik yang diiringi dengan musik, pengisi waktu yang bermanfaat, bahkan menjadi alat untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan rohani pada manusia.
Musik sebagai media komunikasi yang dimaksudkan disini adalah dalam konteks penggunaannya (used). Sebagai contoh lagu menidurkan anak atau yang disebut dengan dodoi, nandung dan lullaby. Fungsi musik dalam konteks ini adalah sebagai media komunikasi untuk mengekspresikan kecintaan orang tua dengan cara menghibur anaknya melalui nyanyian-nyanyian, tentu harapannya adalah anak mereka dapat tidur. Contoh lain dari hal serupa adalah lagu-lagu tentang percintaan yang selalu dipergunakan oleh sepasang kekasih demi mengekspresikan perasaan mereka masing-masing dengan harapan dapat memikat serta menjalin kasih sayang diantara mereka. Walaupun pada kenyataannya musik yang digunakan dua contoh ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
dalam konteks komunikasi belum tentu berhasil sebagaimana yang diharapkan, namun setidaknya sudah terjadi sebuah perlakuan komunikasi, yang mana musik dijadikan sebagai media perantaranya. Artinya disini telah terjadi suatu proses “perekayasaan” dengan menggunakan media music sebagai pengantarnya. 5
2.1.4 Pemahaman Atribut Identitas suatu benda atau objek dapat dilihat melalui atribut yang dimilikinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988) atribut adalah “1 tanda kelengkapan (berupa baret, lencana, dsb) ; 2 lambang ; 3 sifat yang menjadi ciri khas (suatu benda atau orang) ; 4 keterangan”. Atribut dapat dimaksudkan menjadi suatu perlengkapan yang dapat memberikan gambaran kepada khalayak mengenai identitas suatu benda atau objek. Produk yang memiliki keunggulan atau maksud tertentu dan berusaha untuk mempasarkannya dapat didukung dengan atribut sehingga menjadi atribut produk. Atribut produk dapat menjadi sarana kompetitif untuk membedakan suatu produk dengan produk yang lain sehingga memberikan pemikiran atau pengambilan keputusan bagi khalayak mengenai produk tersebut. Segala maksud dan informasi suatu produk dapat diwakilkan oleh atribut. Dan dalam perancangan ini suatu atribut terdiri dari beberapa media yang dapat memperkuat ciri khas dan identitas dari Agnez Mo.
5
http://blog.isi-dps.ac.id/gustiangdiyusa/musik-sebagai-media-komunikasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.1.5 Video klip Video klip merupakan sebuah film lagu, kombinasi dari lagu seorang musisi atau sebuah grup, dengan gambar visual / visual images (Epstein, 2004). Gaya dalam video klip musik dapat mencerminkan suasana tema dari album musik, memvisualisasikan isi syair lagu melalui beberapa gaya. Secara umum definisi dari video klip adalah kumpulan potongan-potongan visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan pada irama lagu, nada, lirik, instrumennya dan penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memsarkan produk (lagu) agar masyarakat dapat mengernal yang selanjutnya membeli kaset, CD, DVD. Perkembangannya dimulai pada tahun 1960an hingga 1970-an dan band yang membuat video klip pada saat itu adalah The Beatles. Video klip berkembang pesat pada tahun 80-an dengan adanya Musik Television (MTV). Banyak musisi dunia yang membuat video clip sebagai sarana promosi untuk mereka. Video klip berperan penting sebagai sarana promosi, karena dapat membantu mendongkrak penjualan rekaman (Folkerts, 2004-307). Sehingga dibutuhkan suatu kreatifitas dalam pembuatanya. Hal ini dapat dikatakan bahwa video clip merupakan suatu karya seni. Video klip memiliki pengaruh yang sangat besar dalam promosi dan belakangan ini lebih kuat dari radio, dan tak ada lagi yang menyangka bahwa video dapat mencapai tingkatan tersebut (Folkerts, 2004:308).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.2
Konsep Kebudayaan
2.2.1 Definisi Kebudayaan Kebudayaan dalam bahasa Inggris culture. Kata culture berasal dari perkataan cultura, dari bahasa latin colore, yang berarti memelihara, memajukan, memuja-muja. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, bentuk jamak dari buddhi (budi dan akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.6 Ada beberapa definisi kebudayaan yang diungkapkan para pakar diantaranya sebagai berikut:7 1. Koentjaningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai hasill cipta, karsa dan rasa manusia. 2. Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai hal yang berhubungaan dengan budaya. 3. Sutan Takdir Alisyahbana mengemukakan bahwa kebudayaan adalah pola kejiwaan yang didalamnya terkandung dorongan hidup yang mendasar, insting, perasaan, pikiran, kemauan, dan fantasi yang dinamakan budi. Budi adalah segala kehidupan kebudayaan manusia. Oleh karena itu perbedaan tingkah laku manusia dan hewan binatang ditentukan oleh akal budinya atau kehidupan budayanya. 6 7
Beni Ahmad Saebeni,. Pengantar Antropologi. Bandung: Pustaka Setia: 2012, Hal 161 Ibid hal 161
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya dalam rangka kehidupan masyrakat yang menjadikan milik manusia dengan belajar.8
2.3
Budaya Massa dan Pop Culture
2.3.1 Pengertian Budaya Massa Budaya massa adalah suatu budaya yang terus menerus direproduksi dan dikonsumsi oleh suatu kelompok yang mempunyai akibat secara menyeluruh. Budaya pop atau budaya popular adalah tentang bentuk-bentuk perilaku sosial dan tentang bagaimana item-item produksi massa digunakan.9 Munculnya budaya tersebut sebagai akibat dari massifikasi industrialisasi dan komersialisasi yang berorientasi pada keuntungan yang sebesar-besarnya. Budaya massa juga diartikan sebagai perilaku konsumerisme. Konsumerisme merupakan kesenangan universal yang bersifat sementara yang mengacu pada produk budaya seperti trend dan mode yang sedang diminati pasar. 10 Budaya lokal, jadinya, adalah cerminan tata nilai masyarakat lokal. Dan dalam konstelasi masyarakat kita yang sedang dan senantiasa dalam proses meng-
8
Koentjaningrat,. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. 1981, Hal 180 Graeme Burton,. Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra. 2012, Hal 39 10 http://jega-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-60280-Tugas%20PKBUBudaya%20Massa%20dan%20Budaya%20Populer.html 9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Indonesia bahkan mendunia, mengglobal budaya lokal, jadinya bakal menjadi sekedar budaya lampau.11 Hasil budaya termasuk budaya televisi, nantinya pada akhirnya bukan semata sebagai institusi sosial, tetapi juga merupakan sosialisasi tata nilai. Ketika dia disiarkan di televisi, tata nilai itu bisa sebagai gambaran perekatan kesadaran kolektif di satu sisi, di sisi lain dia juga menawarkan perekatan baru bagi masyarakat yang sebelumnya berada di luarnya.12 2.3.2 Pengertian Pop Culture Pop culture atau budaya popular didefinisikan oleh kepercayaan dan nilai, oleh perilaku dan nilai, dan oleh pemahaman terhadap sejarah dan terhadap perbedaan, semua hal tersebut dimiliki oleh kelompok sosial tertentu. Budaya populer mungkin lebih baik dideskripsikan sebagai budaya rakyat (folk culture). Budaya tersebut
dilokalisasi,
difragmentasikan,
digeneralisasi,
dan
dipelihara
oleh
masyarakat. Konsep-konsep kunci budaya popular mencakup hal-hal berikut ini : 1.
Pemahaman tentang perbedaan dan identitas
2.
Bagaimana identitas direpresentasikan
3.
Bagaimana budaya diproduksi
11
Veven Sp. Wardhana,. Budaya Massa Dan Pergeseran Masyarakat. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. 1995, Hal 228 12 Ibid, Hal 229
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
4.
Cara hubungan sosial dan hubungan budaya disamakan dengan barang-barang
5.
Bagaimana makna tentang perbudakan diproduksi dalam teks
6.
Bagaimana ideologi beroprasi dalam praktik dan barang kebudayaan13
2.3.3 Budaya Massa Sebagai Budaya Populer Dalam hal ini, perbedaan ini dimasukkan kedalam sejumlah proposisi: 1.
Produksi massa telah menghasilkan budaya massa yang telah menjadi budaya populer.
2.
Budaya massa telah menggantikan budaya rakyat (folk culture), yang merupakan budaya masyarakat yang sebenarnya.
3.
Budaya massa didominasi oleh produksi dan konsumsi barang-barang material bukan oleh seni-seni sejati (true arts) dan hiburan masyarakat.
4.
13 14
Penciptaan budaya massa didorong oleh motif laba.14
Graeme Burton,. Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra. 2012, Hal 52-53 Ibid. 38
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.4
Hiperreality dalam Budaya Massa dan Ruang Publik (Publik Sphere)
2.4.1 Pengertian Hyperreality Hyperreality atau hiperealitas adalah ketidakmampuan kesadaran manusia membedakan kenyataan dan fantasi, khususnya dalam kehidupan berteknologi tinggi.15 Realitas-realitas simulasi menjadi ruang kehidupan baru dimana manusia menemukan dan mengaktualisasikan eksistensi dirinya. Lewat televisi, misalnya, dunia simulasi tampil secara sempurna. Inilah ruang yang tak lagi peduli dengan kategori-kategori nyata, semu, benar, salah, referensi, representasi, fakta, citra, produksi, reproduksi semuanya lebur menjadi satu dalam silang sengkarut tanda. Dengan televisi realitas tidak hanya diproduksi, disebarluaskan atau direproduksi, bahkan juga dimanipulasi. Dalam realitas simulasi seperti ini, manusia tak lebih sebagai sekumpulan massa mayoritas yang diam, yang menerima segala apa yang diberikan padanya. Konsep hyperreality atau hiperrealitas dalam video klip “Coke Bottle” adalah Agnez Mo memperkenalkan pakaian adat Jawa yang menyerupai dodotan ke ranah Internasional dengan cara berlebihan memamerkan payudaranya dan lekukan tubuhnya serta ekspresi dan gerakan yang berlebihan nan sensual, jauh dari makna yang sebenarnya dalam penggunaan pakaian adat Jawa terebut sehingga memunculkan hiperrealitas terhadap masyarakat yang awam akan budaya Jawa spesifikasi kepada pakaian adat Jawa seperti yang dikenakan oleh Agnez Mo dalam 15
http://soclab.co/kita-dan-hiperealitas/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
video klip tersebut. Dengan demikian, masyarakat yang awam terhadap budaya Jawa tersebut akan berasumsi bahwa makna yang terkandung dan cara penggunaan pakaian adat Jawa yang menyerupai dodotan tersebut adalah seperti yang dipamerkan oleh Agnez Mo. 2.4.2 Hiperreality dalam Budaya Massa Hiperreality atau realitas yang dibawa dan ditampilkan oleh media inilah yang disebut dengan realitas media. Realitas media memang mirip dengan apa yang terjadi di dunia nyata, namun sesungguhnya realitas media sama sekali bukan cerminan atas peristiwa sosial. Karena terlalu sering melintasi perbatasan dunia nyata dan dunia media, audiens kerap mengalami kekaburan dalam membedakan realitas pada kedua dunia tersebut. Realitas media acap kali justru lebih dipercaya dibanding realitas sosial. Hal inilah yang disebut dengan hyperreality-replika sesuatu yang sebenarnya tak pernah ada, atau citra yang lebih nyata dibatinding sesuatu yang direpresentasikannya. Dalam hyperreality, kepalsuan dianggap lebih benar daripada kebenaran, isu lebih dipercaya ketimbang informasi.16 Kehidupan manusia yang konsumerisme yang membuat hyperreality terus menerus menguasai manusia saat ini. Kita tidak bisa mengelak bahwa manusia lebih menyukai hal-hal yang sudah ada, walaupun itu sebenarnya tidak nyata. Kebudayaan memproduksi di dalam hidup manusia semakin lama semakin sempit, sehingga 16
http://starinsani.com/media-reality-and-social-reality/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
kaum-kaum kapitalis semakin menjadi untuk memberikan hal-hal yang semu bagi manusia lainnya. Jadi kebudayaan manusia saat ini adalah sesuatu yang membodohkan, maksudnya adalah keinginan manusia untuk lepas dari imajinasinya sudah sangat jarang. Televisi merupakan media yang sangat mempengaruhi manusia terhipnotis ke dalam dunia imajinasinya sendiri-sendiri. 2.4.3 Ruang Publik (Publik Sphere) Konsep ruang publik (public sphere) pada awalnya dikemukakan oleh Jurgen Habermas, seorang filsuf Mazhab Frankfrut yang berasal dari Jerman. Menurut Habermas, ruang publik adalah ruang di mana warga negara bisa berunding mengenai hubungan bersama mereka sehingga merupakan sebuah arena institusi untuk berinteraksi pada hal-hal yang berbeda.17 Singkatnya, public sphere berarti sebuah ruang yang menjadi mediasi antara masyarakat dan negara dimana publik mengatur dan mengorganisirnya sendiri sebagai pemilik opini publik.18 Dengan demikian, berbicara mengenai ruang publik di media massa berarti membicarakan otoritas individu atau warga negara sebagai pengguna atau pemanfaat media yang memiliki otonomi, sehingga dalam ruang publik tersebut setiap anggota masyarakat dari berbagai latar belakang yang berbeda sebagai warga negara yang posisinya setara (memiliki hak dan kebebasan yang sama) melakukan diskursus tanpa mengalami kendala struktural. 17 18
Craigh Calhoun,. Habermas and the Public Sphere. MIT Press. 1993, Hal 110-111 Ibid. Hal 290
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
2.5
Struktur Kebudayaan dan Semiotik
2.5.1 Struktur Kebudayaan dan Nilai-Nilai yang Dianut Manusia Dengan merujuk pendapat JJ Hoenigman yang membedakan tiga gejala kebudayaan, yaitu ideas, activities dan artifact, Koentjaningrat berpendirian bahwa kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu :19 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. 2. Wujud kebudayaan dalam suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Menurut para ahli antropologi Cateora, berdasarkan wujudnya budaya memiliki beberapa elemen atau komponen yaitu :20 1. Kebudayaan Materiil. Kebudayaan materiil mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang kongkret, termasuk temuan-temuan yang dihasilkan dari penggalian arkeologo seperti mangkuk tanah liat, senjata, dll. 2. Non Materiil. Adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi misalkan dongeng, mitos, lagu daerah dan tarian tradisional
19 20
Koentjaningrat,. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru. 1981, Hal 186-187 Beni Ahmad Saebani,. Pengantar Anatropologi. Bandung: Pustaka Setia Bandung. 2012, Hal 174
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
3. Lembaga sosial. Lembaga social mewadahi aktivitas kebudayaan semakin mengukuhkan eksisten wujud dan komponen kebudayaan yang real dan menyimbolkan kesatuan social, misalnya lembaga kesenian tradisional 4. System Kepercayaan. System kepercayaan ini merupakan komponen kebudayaan, sebagaimana keberagaman masyarakat yang beragam. Dari system kepercayaan yang berbeda lahirlah bentuk seni yang luar biasa dari beragam tempat ibadah, esperti masjid, gereja, pura dan lain-lain 5. Estetika. Ini berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita dongeng, hikayat, drama dan tari-tarian yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap mayarakat memiliki nilai estetika sendiri. Nilai ini perlu dipahami dalam segala peran agar peran yang disampaikan dapat mencapai tujuan yang efektif. Estetika sebagai komponen kebudayaan yang harus dikembangkan dan dijaga sebaik mungkin, misalnya kebudayaan membatik, tari pendet, tor-tor, reog, dll yang mulai dilupakan oleh bangsa kita sedangkan bangsa lain sudah pandai menguasai kebudayaan itu. 6. Bahasa. Bahasa merupakan alat pengantar dalam komunikasi. Tanpa bahasa manusia kesulitan mengembangkan kebudayaan.bahasa terdiri atas bunyi dan huruf. Oleh karena itu, aturan pennulisannya maupun dari bunyinya serta pengaturan pengucapannya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Menurut Prof. Koentjaningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Prof. Koentjaningrat juga menyebutkan bahwa budaya adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi tersebut. Dia menambahkan bahwa arti budaya meliputi 7 perihal yang menyangkut kebiasaan manusia dan masyarakatnya, yakni sistem religi dan upacara keagamaan, system dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup, dan sistem teknologi dan peralatan.21 2.5.2 Pakaian Adat Dodotan Dodotan berasal dari kata dodot yang berarti pakaian adat Jawa dari kain batik atau cindai panjang dan lebar,22 dipakai pada upacara resmi (oleh pengantin dsb). Pada umumnya pemakaian "dodot" digunakan pula dalam bertata busana pria Etnis Jawa dan Bali. Menurut sejarahnya, bahwa Busana Kejawen (dodotan) itu sumbernya dari Karaton Tanah Jawa dari jaman dahulu (kuna : jawa), maka dengan demikian sudah menjadi kebudayaan jawa. (bahasa jawa : busana jawi manika salah setunggal pang-ipun who pangolahing budi/budaya).23
Busana tradisional Jawa merupakan salah satu wujud hasil proses akulturasi antara budaya lokal dengan pengaruh budaya Hindu Budha sejak masa Klasik. 21
Koentajaningrat,. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksa Baru. 1974 http://artikata.com/arti-325493-dodot.html 23 http://busanaadatjawa.blogspot.com/2012/06/sepintas-sejarah-busana-adat-jawa-di.html 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Seperti terlihat pada relief dan arca candi di Jawa serta dalam prasasti-prasasti Jawa Kuno abad IX-XI Masehi, dijelaskan bahwa pemakaian busana Jawa Kuno termasuk dodot pada zaman tersebut, didasarkan pada hirarki sosial tertentu. Para dewa yang termasuk dalam kasta tertinggi, mengenakan busana berupa kain panjang yang dililitkan, yang kemudian dikenal sebagai kain dodot. Jenis busana ini pada masa pengaruh budaya selanjutnya, yaitu budaya Islam yang masuk sekitar abad ke-15 Masehi ternyata tidak mengalami akulturasi dalam cara pemakaian. Bahkan dodot tetap ditempatkan sebagai busana kebesaran dilihat dari norma etika dan estetika yang tinggi. Busana dodot dari masa klasik sampai pemerintahan Mataram Islam khususnya masa HB VIII hanya dikenakan sebagai busana kebesaran raja dan kerabatnya. Sebagai salah satu jenis busana adat, dodot telah dikenal sejak masa Klasik. Dodot merupakan kain panjang yang dipakai terutama pada acara khusus yang berhubungan dengan nilai magis atau sakral. 24
2.5.3 Semiotik Secara etimologis, kata atau istilah semiotika berasal dari bahasa Yunani : seemion yang berarti ”tanda” atau seme yang berarti “penafsir tanda”. Semiotika berasal dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika, dan poetika. “Tanda” bermakna suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, menandai adanya api. 24
http://situsdeka.blogspot.com/2009/10/tradisi-jawabusana-dodotan_25.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
Secara terminologis, semiotika dapat diidentifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Karena pada dasarnya, analisis semiotika bersifat paradigmatic dalam arti berupaya menemukan makna termasuk dari hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah teks.25 Charles Sander Pierce mendefinisikan semiotika sebagai “a relationship among sign, an object, and a meaning” (suatu hubungan diantara tanda, objek dan makna). Penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda.26 Sedangkan menurut Ferdinand de Saussure yang mendefinisikan semiotika merupakan tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang tak dipisahkan. Artinya, sebuah tanda mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indera kita (signifier), bidang penanda atau bentuk dan aspek lainnya (signified) bidang pertanda atau konsep atau makna.27 Semiotika meliputi tanda-tanda visual dan verbal. Setiap tanda atau sinyal yang dapat diterima oleh seluruh panca indera kita, maka tanda-tanda tersebut pada akhirnya membentuk system kode yang secara sistematis menghasilkan suatu informasi / makna pesan secara tertulis disetiap kegiatan dan perilaku manusia. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis mengkaji tanda. Tandatanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan didunia
25
Indiwan Seto Wahyu Wibowo,. Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2011, Hal 5 Alex Sobur,. Semiotika komunikasi. Bandung: P. T Remaja Rosdakarya. 2006, Hal 16 27 Sumbo Tinarbuko,. Semiotika Komunikasi visual. Yogyakarta: Jalasutra. 2008, Hal 13 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakasi hal-hal (things)28.
2.5.4 Semiotika Charles Sanders Pierce Menurut Peirce, semiotika itu dari tiga elemen utama.teori dari Peirce disebut teori segitiga makna atau trilangle meaning,29diantaranya: a.
Tanda Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap panca indera manusi dan merupakan sesuatu yang merujuk hal lain diluar tanda itu sendiri.
b.
Objek (acuan tanda) Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.
c.
Interpretant (Pengguna Tanda) Adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
28
Alex Sobur,. Semiotika komunikasi, opcit hal. 15 Rachmat Kriyantono,. Teknik Praktis Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Publik Relation, Advertaising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: 2008, Hal 265 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
Teori Segitiga Makna Sign
Object
Interpretant Gambar 2.1
Analisis ini bersifat subjektif. Periset seolah-olah ia memahami pemikiran subjek yang dirisetnya. Tentu saja periset harus menyertakan konteks sosial budaya, teori-teori,
konsep-konsep,
dan
data-data
untuk
menjelaskan
analisis
dan
interpretasinya.30 Menurut Pierce, tanda “is something which stands to somebody for something is some respect or capacity”.31 Tipologi tanda menurut Charles Sanders Pierce 1. Ikon adalah tanda yang mengandung kemiripan “rupa” sehingga tanda itu mudah dikenali oleh para pemakainya. Didalam ikon hubungan antara representatement dan objeknya terwujud sebagai kesamaan dalam beberapa kualitas.
30 31
Ibid, hal 267 Alex Sobur,. Semiotika komunikasi. Bandung: P. T Remaja Rosdakarya. 2006, Hal 41
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
2. Indeks, adalah tanda yang memiliki keterkaitan fenomenal atau eksistensial diantara representatement yang obyeknya. Didalam indeks hubungan antara tanda dengan obyeknya bersifat kongkrit, actual dan biasanya melalui suatu cara yang sekuensial atau kausal 3. Symbol, adalah jenis tanda yang bersifat arbiter dan konfensionalsesuai kesepakan sosial atau konversi sejumlah orang atau masyarakat.32
Tabel 2.1 Jenis Tanda dan Cara kerjanya33 Jenis
Ditandai dengan
Contoh
Proses Kerja
Tanda Ikon
- Persamaan (kesamaan)
- Gambar, foto, dan
- dilihat
patung
- Kemiripan
Indeks
- Hubungan sebab akibat
- Asap -> Api - Gejala -> penyakit
- Diperkirak an
- Keterkaitan
32 33
Indiwan Seto Wahyu Wibowo,. Semiotika Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2011, Hal 14 Ibid, hal 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Symbol
- Konvensi atau
- Kata-kata
- Kesepakatan
- Isyarat
Sosial
http://digilib.mercubuana.ac.id/
- Dipelajari