BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Media Massa Media massa adalah berasal dari istilah bahasa inggris. Media massa merupakan singkatan dari mass media of communication atau media of mass communication. Media massa adalah “komunikasi dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan area yang seluasluasnya”. “Komunikasi massa tak akan lepas dari massa, karena dalam komunikasi massa, penyampaian pesannya adalah melalui media” menyatakan bahwa media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lainnya2 Komunikator dalam komunikasi massa bukanlah satu orang melainkan sebuah organisasi formal. Komunikasi massa menciptakan pengaruh secara luas dalam waktu singkat kepada banyak orang. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi dengan menggunakan media massa. Massa di sini adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu.3
2
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2000)
3
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Edisi 6 Buku 1, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011)
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
2.2. Pengertian Film Film adalah alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita. Film juga merupakan medium ekspresi artistik sebagai suatu alat bagi para pekerja seniman dan insan perfilman dalam rangka mengutarakan gagasan-gagasan dan ide cerita. Secara esensial dan substansial film memiliki power yang akan berimplikasi terhadap komunikan masyarakat. 4 Film adalah teatrikal yang diproduksi secara khusus untuk di pertunjukkan di gedung-gedung bioskop dan televisi atau sinetron yang dibuat khusus untuk siaran televisi.5 Sementara itu, menurut definisi film menurut pasal 1 ayat 1 UndangUndang Nomor 33 Tahun 2009 tentang perfilman mengatakan bahwa, film merupakan karya seni budaya yang merupakan pranata social dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Film diartikan sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan gabungan dari berbagai tekhnologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik.6
4
Fred Wibowo, Teknik Program Televisi, (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2006)
5
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2000) 6
Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remadja karya CV, 1986)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Teknik perfilman, baik peralatannya maupun pengaturannya telah berhasil menampilkan gambar – gambar yang semakin mendekati kenyataan. Dalam suasana gelap dalam bioskop, penonton menyaksikan suatu cerita yang seolah-olah benar – benar terjadi dihadapannya. 7 Film merupakan media komunikasi sosial yang terbentuk dari penggabungan dua indra, penglihatan dan pendengaran, yang mempunyai inti atau tema sebuah cerita yang banyak mengungapkan realita sosial yang terjadi di sekitar lingkungan tempat dimana film itu sendiri tumbuh. Film sendiri dapat juga berarti sebuah industri, yang mengutamakan eksistensi dan ketertarikan cerita yang dapat mengajak banyak orang terlibat. Film berbeda dengan cerita buku, atau cerita sinetron. Walaupun sama-sama mengangkat nilai esensial dari sebuah cerita, film mempunyai asas sendiri. Selain asas ekonomi bila dilihat dari kacamata industri, asas yang membedakan film dengan cerita lainnya adalah asas sinematografi. Asas sinematografi tidak dapat digabungkan dengan asas-asas lainnya karena asas ini berkaitan dengan pembuatan film. Asas sinematografi berisikan bagaimana tata letak kamera sebagai alat pengambilan gambar, bagaimana tata letak properti dalam film, tata artistik, dan berbagai pengaturan pembuatan film lainnya.
7
Effendy, Onong Uchjanah, Op.Cit., 207
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
2.3. Sifat Film Tumbuh dan berkembangnya film sangat bergantung pada tekhnologi dan paduan unsur seni sehingga menghasilkan film yang berkualitas8. Berdasarkan sifatnya film dapat dibagi atas9 : 1. Film cerita (Story film) Film yang mengandung suatu cerita, yang lazim dipertunjukan di gedung – gedung bioskop yang dimainkan oleh para bintang sinetron yang tenar. Film jenis ini didistribusikan sebagai barang dagangan dan diperuntukan untuk semua publik. 2. Film berita (News film) Adalah film mengenai fakta, peristiwa yang benar – benar terjadi, karena sifatnya berita maka film yang disajikan pada publik harus mengandung nilai berita ( Newsvalue ). 3. Film dokumenter Film
documenter
pertama
kali
diciptakan
oleh
John
Giersonyang
mendefinisikan bahwa film dokumenter adalah “Karya cipta mengarah kanyataan ( Creative treatment of actuality) yang merupakan kenyataan – kenyatan yang menginterprestasikan kenyataan. Titik fokus dari film dokumenter adalah fakta atau peristiwa yang terjadi, bedanya dengan film
8
Denis McQuail, Audience Analysis, (London: SAGE Publications Inc, 1997)
9
Effendy, Onong Uchjana, Op.Cit.,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
berita adalah film berita harus mengenai sesuatu yang mempunyai nilai berita atau newsvalue. 4. Film cartoon Walt Disney adalah perusahaan kartun yang banyak menghasil berbagai macam film karton yang terkenal sampai saat ini. Timbulnya gagasan membuat film kartun adalah dari seniman pelukis. Serta ditemukannya sinematografi telah menimbulkan gagasan untuk menghidupkan gambar – gambar yang mereka lukis dan lukisan itu menimbulkan hal – hal yang bersifat lucu.
2.4. Fungsi Film Film adalah salah satu alat komunikasi yang sangat mudah disampaikan, mudah diterima dan dicerna oleh manusia. Dalam film mengandung tiga unsur yaitu penerangan, pendidikan dan hiburan.10 1. Sebagai Alat Penerangan Sebagai film segala informasi dapat disampaikan secara audio visual sehingga dapat mudah dimengerti 2. Sebagai Alat Pendidikan
10
Siti Karlinah, Betty Soemirat, Lukiati Komala, Komunikasi Massa, (Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2004) hal 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan di dalam masyarakat dan memperlihatkan perbuatan-perbuatan yang baik juga memberikan pengetahuan. 3. Sebagai Alat Hiburan Dalam mensejahterakan rohani manusia karena disini kepuasan batin untuk melihat secara visual, untuk menemani saat santai, serta pembinaan kebudayaan
2.5. Film Dokumenter Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan cerita dari sebuah kisah nyata. Kata dokumenter sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1926 di sebuah resensi film yang berjudul Moana. Film dokumenter berbeda dengan jenis film lainnya seperti film thriller ataupun film komedi Indonesia karena merupakan sebuah rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian sedang berlangsung dan tentunya bersifat nyata. John Grierson merupakan orang pertama kali yang menemukan istilah dokumenter di suatu pembahasan resensi film yang berjudul Moana pada tahun 1926. 11 Film dokumenter adalah salah satu wadah audio visual yang cocok untuk mengangkat itu semua. Film dokumenter adalah suatu karya film atau video
11
Monica Krisna, Film Dokumenter, Pengertian dan Jenisnya, (Jakarta, 2004)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
berdasarkan realita serta fakta peristiwa.12 Film dokumenter di Indonesia dimulai pada zaman Hindia Belanda dan itu dibuat oleh Belanda untuk melayani khalayak rumah di Belanda untuk menginformasikan berbagai kegiatan pemerintah kolonial dan budaya masyarakat kolonial di lokasi yang jauh. Oleh karena itu, kebanyakan dokumenter yang ditandai dengan jarak framing dan sedikit kedekatan emosional dengan subjek mereka. Seperti diketahui film dokumenter bukan merupakan mainstream populer yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Keunikan yang dimiliki film dokumenter adalah tuntutan untuk memberikan sudut pandang yang unik terhadap sebuah fakta peristiwa dan menyampaikannya dengan kreatif. Film dokumenter yang baik harus mampu meyakinkan penontonnya agar setuju atau setidaknya berpikir terhadap sebuah fakta yang ditampilkan. Dalam film dokumenter selain mengandung fakta juga memuat subjektivitas si pembuatnya. Artinya apa yang kita rekam memang berdasarkan fakta yang ada, namun dalam penyajiannya kita memasukkan pemikiran kita, ide-ide kita dan sudut pandang idealisme kita. Perlakuan dalam pembuatan film dokumenter itulah yang disebut creative treatment yang artinya kita dituntut lebih kreatif dalam melihat
12
Anton Mabruri, Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Drama. (Depok: Tim
Mind 8 Publishing, 2010) hal 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
sekeliling kita. Kreatif itu membuat kejadian yang terlihat biasa, tanpa merekayasanya menjadi istimewa di mata orang lain 13 Film
dokumenter
berbeda
dengan
jenis
film
lainnya
seperti film
thriller ataupun film komedi Indonesia karena merupakan sebuah rekaman kejadian yang diambil langsung saat kejadian sedang berlangsung dan tentunya bersifat nyata. Dalam film dokumenter sendiri mengkombinasikan 2 aspek yang ada di kehidupan nyata setiap manusia yaitu aspek sains dan seni. Aspek sains dan seni yang ada di film dokumenter merupakan suatu penjabaran fakta yang disusun sedemikian rupa sehingga bernilai artistik dan tentunya dapat membuat penonton memahami apa yang sebenarnya terjadi di luar sana sehingga dapat memperbaiki kualitas hidupnya. 14
2.6. Jenis Film Dokumenter Film dokumenter sendiri mempunyai banyak jenis dan macamnya, berikut beberapa jenis dan macam film dokumenter15 : 1. Biografi seseorang baik itu politikus, artis, pengusaha, Presiden atau Mantan Presiden, dll. Contohnya saja biografi Soekarno yang perjalanan hidupnya dan perjuangannya dalam membebaskan Bangsa Indonesia dari penjajahan
13
Fajar Nugroho, Cara Pinter Bikin Film Dokumenter, (Yogyakarta: Penerbit Indonesia Cerdas, 2007)
14
Monica Krisna, Op.Cit.,
15
Ibid,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
beberapa bulan lalu telah dijadikan sebuah film dokumenter dengan judul yang sama yaitu “Soekarno”. 2. Sejarah yang telah terjadi di masa lalu, seperti sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan sejarah sumpah pemuda. 3. Laporan perjalanan atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Traveling. Contohnya membuat film dokumenter tentang apa saja keunikan serta budaya yang ada di balik keindahan tempat wisata di Korea Selatan.
2.7.
Pengertian Semiotika Penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda artinya manusia hanya
dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat ditetapkan pada segala macam tanda 16. Daniel Chandler mengatakan “The shortest definition is that it is the study of signs” yakni definisi singkat dari semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang bagaimana masyarakat memproduksi makna dan nilai nilai dalam sebuah system komunikasi disebut semiotika, yang berasal dari kata seemion, istilah Yunani yang berarti “tanda”. Disebut juga semeiotikos yang berarti “teori
16
Arthur Asa Berger, Tanda-tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2000)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
tanda”. Menurut Paul Colbey kata dasar semiotika diambil dari kata dasar Seme (Yunani) yang berarti “penafsir tanda”. 17 Charles Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.18 Bagi Pierce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda . artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat ditetapkan pada segala macam tanda. Aart van Zoezt menuturkan Charles Sanders Peirce adalah salah seorang tokoh filsuf yang paling orisinil dan multidimensional, Peirce adalah seorang pemikir yang argumentatif. Peirce terkenal dengan teori tandanya. Di dalam lingkup semiotika, Peirce, sebagaimana dipaparkan Lechte, seringkali mengulang-ulang bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Charles Sanders Peirce, seorang ahli filsafat dari Amerika, menegaskan bahwa kita hanya dapat berfikir dengan sarana tanda. Sudjiman dan Van Zoest, mengatakan bahwasanya “sudah pasti bahwa tanpa tanda kita tidak dapat berkomunikasi”.19
17
Nawiroh Vera, M.Si, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014)
18
Ibid
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004) hal 124
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2.8.
Hubungan Semiotik dengan Sintaksis, Semantik, dan Pragmatik
Secara garis besar semiotik digolongkan menjadi tiga konsep dasar, yaitu semiotik pragmatik (semiotic pragmatic), semiotik sintatik (semiotic syntactic), dan semiotik semantik (semiotic semantic)20 1. Semiotik Sintaktis menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya ataupun hubungannya terhadap perilaku subjek. Semiotik sintaktis ini mengabaikan
pengaruh
akibat
bagi
subjek yang
menginterpretasikan. Dalam bahasa, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan bahasa sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Perwujudan bahasa akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya, serta hubungan antar bagian dalamnya. 2. Semiotik Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang disampaikan. Semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan.Dalam bahasa, semiotik
semantik merupakan
perwujudan
makna
yang
ingin
disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pendengarnya. Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika
20
Shvoong, Macam-macam Semiotik, (http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2242924-macam-
macam-semiotik/#ixzz2KqB54Qyz diakses 27 Oktober 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
makna atau ‘arti’ yang ingin disampaikan oleh penutur melalui kalimatnya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya. 3. Semiotik Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas perilaku subjek. Dalam bahasa, semiotik semantik merupakan tinjauan tentang sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Hasil atau perwujudan bahasa merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh penuturnya dan disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pendengarnya. Perwujudan makna suatu bahasa dapat dikatakan berhasil jika makna
atau
‘arti’
yang
ingin
disampaikan
oleh
penutur melalui tuturannya dapat dipahami dan diterima secara tepat oleh pendengarnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan penuturnya sama dengan persepsi pendengarnya.
2.9.
Semiotika Charles Sanders Peirce Bagi Peirce, tanda “is something which stands to somebody for something in
some respect or capacity.” Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi oleh Peirce disebut ground.21 21
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Menurut
Peirce
tanda-tanda
berkaitan
dengan
objek-objek
yang
menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Dengan demikian sebenarnya Peirce telah menciptakan teori umum untuk tanda-tanda. Secara lebih tegas ia telah memberikan dasar-dasar yang kuat pada teori tersebut dalam tulisan yang tersebar dalam berbagai teks dan dikumpulkan dua puluh lima tahun setelah kematiannya dalam Ouvres Completes (karya lengkap). Teks-teks tersebut mengandung pengulangan dan pembetulan dan hal ini menjadi tugas penganut semiotika Peirce untuk menemukan koherensi dan menyaring hal-hal yang penting. Peirce mengehendaki agar teorinya yang bersifat umum ini dapat diterapkan pada segala macam tanda, dan untuk mencapai tujuan tersebut, ia memerlukan konsep-konsep baru. Untuk melengkapi konsep itu ia menciptakan katakata baru yang diciptakannya sendiri.22 Peirce menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Ia menggunakan istilah ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional.
22
Kaelan, M. S, Filsafat bahasa Semiotika dan Hermeneutika, (Yogyakarta: Paradigma, 2009)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
Peirce mengadakan klasifikasi tanda-tanda yang dikaitkan dengan ground (sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi) diklasifikasikan menjadi:23 1.Qualisign Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah, lembut, merdu. 2.Sinsign Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda, misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai. 3.Legisign Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia.
23
Alex Sobur, Op.Cit.,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Menurut Charles Sanders Pierce Semiotik adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda dan produksi makna. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Tanda mampu menggantikan suatu yang lain yang dapat dipikirkan atau dibayangkan. Adapun yang menjadi objek analisis dalam penelitian semiotik Charles Sanders Pierce yang biasa dikenal teori segitiga makna (triangle meaning) yaitu24: 1. Tanda (sign) Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang bisa dirasakan oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merepresentasikan di luar dirinya sendiri. 2. Acuan tanda(objek) Objek adalah konteks sosial yang menjadi referensi acuan dari tanda.
24
Rachman Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media Public
Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2008) hal 265
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
3. Pengguna tanda (interpretant) Pengguna tanda adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu.
Charles Sanders Pierce membagi tanda-tanda dalam gambar dan dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, yaitu: ikon, indeks, dan simbol.
Jenis Tanda Ikon
Ditandai Dengan -persamaan (kesamaan)
Contoh
Proses Kerja
Gambar, foto, patung
Dilihat
-hubungan sebab akibat
-asap -> api
Diperkirakan
-keterkaitan
-gejala -> penyakit
-konvensi atau
-kata-kata
-kesepakatan sosial
-isyarat
-kemiripan Indeks Simbol
Dipelajari
Tabel 2.10.1 Jenis Tanda dan cara kerjanya25
1. Ikon adalah tanda yang berhubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan. Misalnya foto dan peta.
25
Arthur Asa Berger, Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. (Yogyakarta: Tiara Wacana,
2000)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2. Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap sebagai tanda adanya api.
3. Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.
Menurut Charles Sanders Peirce tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, gagasan atau perasaan. Seperti contoh misalnya X adalah asap hitam yang mengepul di kejauhan, maka ia dapat mewakili Y, yaitu misalnya sebuah kebakaran, dan Y bisa dikatakan demikian berdasarkan pengalaman yang pernah dialami oleh pengguna tanda. Tanda semacam itu dapat disebut sebagai indeks; yakni antara X dan Y ada keterkaitan (contiguity). 26 Berdasarkan interpretant, tanda dibagi atas rheme, dicent sign atau dicisign dan argument. Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya orang yang merah matanya menandakan orang itu menangis atau penyakit mata, atau baru bangun atau ingin tidur. Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya, jika pada suatu jalan sering terjadi 26
Benny H Hoed, Kajian Semiotik Komunikasi Periklanan. (Magelang: Indonesiatera, 2001)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
kecelakaan, maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung memberikan alasan tentang sesuatu.27 Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce membagi tanda menjadi sepuluh jenis28 : 1. Qualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras menunjukkan kualitas tanda. Misalnya suaranya keras yang menandakan orang itu marah atau ada sesuatu yang diinginkan. 2. Iconic Sinsign yakni tanda yang memperlihatkan kemiripan. Contoh: foto, diagram, peta dan tanda baca. 3. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan pengalaman langsung, yang secara langsung menarik perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu. Contoh : pantai yang sering merenggut nyawa orang yang mandi disitu akan dipasang bendera bergambar tengkorak yang bermakna berbahaya, dilarang mandi disini. 4. Dicent Sinsign yakni tanda yang memberikan informasi tentang sesuatu. Misalnya tanda larangan yang terdapat dipintu masuk sebuah kantor. 5. Iconic Legisign yakni tanda yang menginformasikan norma atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas.
27 28
Alex Sobur, Op.Cit., Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
6. Rhematic Indexical Legisign yakni tanda yang mengacu kepada objek tertentu, misalnya kata ganti penunjuk. Seseorang bertanya, “Mana buku itu?” dan dijawab, “Itu!” 7. Dicent Indexical Legisign yakni tanda yang bermakna informasi dan menunjuk subjek informasi. Tanda berupa lampu merah yang berputar putar diatas mobil ambulans menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang tengah dilarikan ke rumah sakit. 8. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum. Misalnya kita melihat gambar harimau. Lantas kita katakana, harimau. Mengapa kita katakan demikian, karena ada asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang kita lihat yang namanya harimau. 9. Dicent symbol atau proposition (proposisi) adalah tanda yang langsung menghubungkan dengan objek melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata , “Pergi!” penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak, dan sertamerta kita pergi. Padahal proposisi yang kita dengar hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan yang membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi yang mengandung makna yang berasosiasi dalam otak. Otak secara otomatis dan cepat menafsirkan proposisi itu dan seseorang segera menetapkan pilihan atau sikap.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
10. Argument yakni tanda yang merupakan iferens seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu. Seseorang berkata, “Gelap”. Orang itu berkata gelap sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap. Dengan demikian, argument merupakan tanda yang berisi penilaian atau alasan, mengapa seseorang berkata begitu. Tentu saja penilaian tersebut mengandung kebenaran.
2.10.
Pengertian Representasi Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan
melalui sistem penandaan yang tersedia: dialog, tulisan, video, film, fotografi, dsb. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa 29. Representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut 'pengalaman berbagi'. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia-manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kode kebudayaan yang sama, berbicara dalam 'bahasa' yang sama, dan saling berbagi konsep-konsep yang sama. Bahasa adalah medium yang menjadi perantara dalam memaknai sesuatu, memproduksi dan mengubah makna. Bahasa mempu melakukan semua ini karena ia beroperasi sebagai sistem representasi. Lewat bahasa (simbol-simbol dan tanda
29
Stuart Hall, Representation Cultural Representations And Signifying Practice. (London: The Open
University, Sage Publication Ltd, 1997)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
tertulis, lisan, atau gambar) dapat mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide-ide tentang sesuatu. Makna sesuatu hal sangat tergantung dari cara individu merepresentasikannya. Dengan mengamati kata-kata yang digunakan dan imej-imej yang gunakan dalam merepresentasikan sesuatu bisa terlihat jelas nilai-nilai yang diberikan pada sesuatu hal tersebut. Representasi adalah konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosial dari 'representing'. Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret.30 Jadi, pandangan-pandangan hidup tentang perempuan, anak-anak, atau laki-laki misalnya, akan dengan mudah terlihat dari cara memberi hadiah ulang tahun kepada temanteman yang laki-laki, perempuan dan anak-anak. Karakteristik film sebagai media massa juga mampu membentuk semacam konsensus publik secara visual (visual public consensus), karena film selalu bertautan dengan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dan selera publik. Dengan kata lain, film merangkum pluralitas nilai yang ada di dalam masyarakat.31 Film mampu menangkap gejala-gejala dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat yang kemudian disajikan kembali kepada masyarakat untuk mendapat apresiasi. Sebagai
30
Nuraini Juliastuti, Representasi, (Jakarta: Newsletter KUNCI No. 4, Maret 2000)
31
Budi Irawanto, Film, Ideologi, dan Militer: Hegemoni Militer dalam Sinema Indonesia.
(Yogyakarta: Media Pressindo, 1999)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
salah satu media komunikasi, film mengandung berbagai pesan yang ingin disampaikan oleh penciptanya. Pesan-pesan tersebut dibangun dari berbagai macam tanda yang terdapat dalam film. Antara film dan masyarakat sesungguhnya terdapat kompetisi dan konflik dari berbagai faktor yang menentukan, baik bersifat kultural, sub kultural, industrial, serta institusional.Ada dua pendekatan yang digunakan untuk mengkaji adanya hubungan antara film dengan kultur masyarakat, yaitu secara textual dan contextual. Pendekatan tekstual berfokus pada teks-teks film. Film sebagai sebuah teks dipahami sebagai ekspresi dari aspek-aspek tertentu pada kultur masyarakatnya. Isi film yang ada di masyarakat, cenderung mempertahankan struktur sosial yang sudah ada dengan cara mereproduksi makna-makna yang berasal dari nilai-nilai, ideologi, dan kepentingan kelompok-kelompok dominan dalam masyarakat. Sedangkan pendekatan kontekstual lebih menekankan pada aspek industrial, kultural politik, dan institusional film.32 Dalam kaitan ini, film lebih dipandang sebagai suatu proses produksi kultural daripada sebagai sebuah representasi dimana sebuah produksi film akan dipengaruhi oleh lingkup sosial dan ideologi di mana film itu dibuat dan berpengaruh kembali pada kondisi masyarakatnya. Antara masyarakat dan film terdapat berbagai dimensi yang menimbulkan makna-makna yang dapat dikaji untuk menghasilkan pemahaman tentang aspek-aspek yang muncul dari suatu realitas. 32
Graeme Turner, Film as Social Practice: Second Edition, (London & New York: Routledge, 1993)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
2.11.
Pengertian Hegemoni Hegemoni berasal dari bahasa yunani kuno yaitu eugemonia (hegemonia),
yang berarti memimpin. Roger Simon menyatakan, “hegemoni bukanlah hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologis. Atau bahasa sederhananya, hegemoni adalah sesuatu organisasi consensus”.33 Konsep hegemoni sendiri ditemukan awalnya ketika Gramsci mencari sebuah pola dalam kelas sosial baru yang saat itu lebih banyak melihat fenomena pada sejarah gereja Roma. Dia terlihat kagum melihat kekuatan ideologi kristen gereja Roma yang berhasil menekan Gap yang berlebihan berkembang antara agama yangterpelajar dan rakyat sederhana. Gramsci mengatakan bahwa hubungan tersebut memang terjadi secara “mekanikal”, namun dia menyadari bahwa gereja Roma telah sangat berhasil dalam perjuangan memperebutkan dan menguasai hati nurani para pengikutnya.34 Hegemoni adalah sebuah rantai kemenangan yang didapat melalui mekanisme konsensus ketimbang melalui penindasan terhadap klas sosial lainnya. Hegemoni juga merujuk pada kedudukan ideologi satu atau lebih kelompok atau klas dalam 33
Roger Simon, Gagasan-gagasan Politik Gramsci, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar dan Insist, 1999)
Hal. 19-20 34
Agus Afandi, “Belenggu Budaya Santetan Di Desa Randu Alas Kecamatan Kare Kabupaten
Madiun (Analisis Teori Hegemoni Antonio Gramsci. Jurnal Transformasi Lpm Iain Mataram Vol.7, No. 1 Januari-Juni 2011, Hal. 4-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
masyarakat sipil yang lebih tinggi dari lainnya. 35 Dalam hal ini Hegemoni dapat disimpulkan sebagai penggiringan ideologi masyarakat yang telah terkonsep matang oleh pihak tertentu (kaum kapitalis) yang memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat memperoleh keuntungan. Masyarakat dikonsep agar membutuhkan teknologi sebagai ideologi mereka. Secara tidak sadar masyarakat mengalami penindasan yang tidak mereka rasakan. Sebagai contoh, Hegemoni gadget menjadi kunci utama perubahan budaya di kalangan mahasiswa. Doktrinasi teknologi berhasil merubah proses belajar mahasiswa. Oleh karena itu perlu adanya kajian lebih mendalam terkait hegemoni yang merupakan cara masyarakat industri mendominasi seluruh sistem masyarakat. Hegemoni dipergunakan untuk menunjukkan adanya kelas dominan yang mengarahkan “tidak hanya mengatur” masyarakat melalui pemaksaan kepemimpinan moral dan intelektual36. Hegemoni di atur oleh mereka yang oleh Gramsci disebut “intelektual organic”. Mereka adalah tokoh moral dan intelektual yang secara dominan menentukan arah konflik, politik, dan wacana yang berkembang di masyarakat. Mereka bekerja untuk melanggengkan kekuasaan atas kelompok yang lemah. Dominasi “intelektual organic” diwujudkan melalui rekayasa bahasa sebagai
35
Nezar Patria dan Andi Arief, Antonio Gramsci Negara dan Hegemoni, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2003) Hal. 119-121 36
John Storey, Teori Budaya dan Budaya Pop Memetakan Lanskap Konseptual Cultutal Studies,
(Yogyakarta : CV. Qalam, 2003)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
sebuah kekuasaan. Melalui berbagai media bahasa ditunjukkan hadirnya kekuasaan dan pengaturan hegemoni tersebut. Berbagai
kebijakan negara, misalnya,
disampaikan dalam bahasa “untuk kepentingan bangsa di masa mendatang” atau “demi kemandirian bangsa” telah menghegemoni masyarakat untuk senantiasa menerima berbagai keputusan negara, yang merugikan sekalipun. Misalnya, hegemoni bahasa politik digunakan oleh para politisi untuk membantu bagaimana bahasa digunakan dalam persoalan-persoalan (1) siapa yang ingin berkuasa, (2) siapa yang ingin menjalankan kekuasaan, dan (3) siapa yang ingin memelihara kekuasaan
2.12.
Pengertian Dominasi Dominasi atau dominan adalah yang menguasai, menduduki atau menjadi
lebih banyak dari lainnya, lebih besar, lebih banyak dan menutupi atau mengalahkan yang lainnya. Misalnya saja dominan atau dominasi warna ungu dibandingkan warna merah pada baju. Dalam hal ini warna ungu lebih banyak menguasai kain pakaian dibandingkan warna merah. Kata dominasi atau dominan juga banyak digunakan dalam berbagai bidang seperti halnya politik, ekonomi, pendidikan dan lainnya. 37 Secara alami, sifat dasar manusia adalah egois atau bertindak sesuai dengan keinginan (free will). Namun karena manusia juga merupakan makhluk sosial yang
37
Pengertian Dominan, (http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-dominan/ , diakses
08 Nov 2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
hidup bersama manusia lainnya, maka keinginan-keinginan tersebut terbatasi oleh kesepakatan-kesepakatan dan peraturan-peraturan. Namun karena kepentingan, beberapa orang kemudian berkumpul dan membentuk sebuah kelompok guna mendapatkan kekuatan, kekuasaan dan dukungan untuk bertindak dan mendominasi. Hal ini sangat alami dan sesuai dengan hukum alam, “yang kuat, yang menang”. Pada awalnya, kelompok-kelompok dominasi sangat terlihat dan pada dasarnya mempengaruhi kehidupan orang lain yang ada di sekitarnya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak perubahan-perubahan yang terjadi. Jika dulu kelompok dominasi kebanyakan menindas, sekarang dengan adanya hukum dan kesepakatan hak
asasi
manusia
(Human
Rights),
maka
kelompok-kelompok
dominasi
dikendalikan kekuatan dan kekuasaannya agar tidak merugikan kehidupan banyak orang. Kita lihat bagaimana kehidupan liar, di mana predator memangsa mangsanya. Kemudian bagaimana di masa kapitalis di Eropa, pekerja diperlakukan seperti budak –– kerja diperas dengan upah minim. Sekarang, walau sudah lebih manusiawi, namun praktik-praktik tersebut masih saja dilakoni oleh beberapa perusahaan atau organisasi tertentu. Contoh lainnya, kita bisa lihat bagaimana orang-orang yang berkuasa dapat lolos dari jerat hukum dengan mudahnya.
Contoh-contoh di atas, menunjukkan
bahwa di dunia ini selalu ada dominasi.38
38
Dominasi,
(http://www.kompasiana.com/ryukiseki/didominasi-atau-mendominasi,
08Nov2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diakses
34
Di masa sekarang, dominasi bukan lagi melulu masalah siapa yang lebih kuat atau siapa yang lebih lemah, namun siapa yang bisa mengendalikan dan menguasai keadaan. Misalnya saja, seperti saat kita melihat anjing kecil, atau bayi, atau barang yang lucu, secara tidak sadar kita terdominasi oleh mereka dan memusatkan perhatian pada mereka. Ulasan di atas adalah gambaran dominasi secara garis besar dan apa yang seringkali terjadi. Namun lebih sulit dan kecil daripada itu adalah mendominasi diri sendiri. Karena masih banyak orang yang dikendalikan oleh emosi, keinginan dan pemikirannya. Mengapa kita khawatir, sedih, takut dan sebagainya. Semua dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungan yang diterima oleh panca indra kita dan kemudian diproses oleh pikiran. Jika seseorang mampu mengendalikan pikirannya, maka dia akan mendominasi dirinya sendiri dan dapat melakukan banyak hal positif yang membantu dirinya untuk mendominasi lingkungannya. Menjadi orang yang dapat mendominasi lingkungan adalah sebuah prestasi yang sulit untuk dicapai, karena seseorang yang mendominasi lingkungannya, pasti memiliki tanggung jawab yang besar dan menjadi pusat perhatian. Orang yang terus mendominasi orang lain, punya kecenderungan untuk menjadi orang yang egois dan semena-mena. Namun orang yang terus didominasi orang lain, akan menjadi orang yang rendah diri dan memiliki mental yang kurang baik. Dalam hidup, ada kalanya kita mendominasi dan didominasi oleh orang lain. Karena itu dibutuhkan toleransi dan pandangan yang luas untuk menerima berbagai keadaan dalam hidup. Agar saat kita mendominasi, kita
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
tidak menjadi sombong dan semena-mena dan saat kita didominasi, kita tidak bersungut-sungut dan selalu berpikir negatif.39 Kekuasaan dibangun dalam relasi yang tidak seimbang, di mana perbedaan antara otoritas atau wewenang dengan kekuasaan penting, kekuasaan cenderung menaruh kepercayaan pada kekuatan, sedangkan otoritas adalah kekuasaan yang dilegitimasikan. Kekuasaan selalu ambigu, mempesona sekaligus menakutkan. Mempesona kerena berhadapan dengan seorang penguasa (raja, presiden, perdana menteri) yang berkharisma besar, berpenampilan memikat, dan dengan kharismanya itu, ia dapat mengatur dan mengendalikan chaos. Di lain pihak, menakutkan karena kekuasaan cenderung busuk, disalahgunakan untuk menindas rakyat, merampas kebebasan dan kehidupan mereka. Kekuasaan ini sudah mutlak menjadi tujuan pada dirinya sendiri, tidak lagi menjadi sarana untuk mencapai tujuan- tujuan bersama. Dalam kehidupan seharihari, bentuk- bentuk kekuasaan tampak dalam pengaruh, kharisma, kepemimpinan atau wewenang, kekuasan merupakan bagian setiap orang, entah sebagai orang tua, guru, buruh, warga negara, tetangga, rakyat, ataupun Presiden. Kekuasaan selalu ada di mana - mana, kekuasaan hadir disaat manusia melakukan interaksi sosial dengan sesama40
39
Ibid.,
Windhu, I. Marsana. Kekuasaan dan Kekerasan Menurut Johan Galtung (Yogyakarta, Kanisius, 1992)
40
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
2.13.
Teori Dominasi Mosca dalam karyanya The Rulling Class yang dikutip oleh Sastroadmodjo
dalam Perilaku Politik menyatakan : “Dalam setiap masyarakat, … terdapat dua kelas penduduk. Satu kelas yang menguasai dan satu kelas yang dikuasai. Kelas pertama yang jumlahnya selalu lebih kecil, menjalankan semua fungsi politik, memonopoli, kekuasaan, dan menikmati keuntungan yang diberikan oleh kekuasaan itu, sedangkan kelas kedua yang jumlahnya jauh lebih besar, diatur dan dikendalikan oleh kelas pertama”41 Pandangan ini menekankan, bahwa dalam masyarakat terdapat dua kelas yang menonjol, yaitu kelas yang memerintah dan yang diperintah, kelas pertama yang menguasai politik, yakni memonopoli kekuasaan sekaligus menguasai hasil hasilnya. Kelas yang kedua sebaliknya, mereka yang jumlahnya lebih besar tetapi mempunyai kekuasaan atau fungsi politik, mereka diarahkan dan dikendalikan oleh kelas pertama dengan cara-cara tertentu42 Lain halnya dengan Marx, para pengikut Marx (dikenal dengan kaum Marxis, menyatakan bahwa faktor ekonomi jelas mempunyai peranan yang menentukan terhadap cara produksi atau terhadap susunan sosial. Tetapi faktor yang bersifat politis dan idiologis (super struktur) juga mempunyai peranan yang penting. Kelas sosial ditentukan oleh tempatnya dalam kesatuan praktek-praktek sosial dalam arti menurut tempatnya dalam kesatuan pembagian kerja yang mencakup hubunganhubungan politik dan idiologi. Tempat ini berhubungan dengan determinasi kultural
41 42
Satroadmodjo, Perilaku Politik, (Jakarta: Rajawali Pers, 1995) hal 19 Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
dari kelas, yakni cara yang ditentukan oleh struktur (hubungan produksi, dominasi, politik, idiologi) yang berpengaruh terhadap praktek-praktek kelas.43 Dalam kehidupan sehari- hari, bentuk- bentuk kekuasaan tampak dalam pengaruh, kharisma, kepemimpinan atau wewenang, kekuasan merupakan bagian setiap orang, entah sebagai orang tua, guru, buruh, warga negara, tetangga, rakyat, ataupun Presiden. Kekuasaan selalu ada di mana - mana, kekuasaan hadir disaat manusia melakukan interaksi sosial dengan sesama.44 Gramsci, ia menyatakan bahwa kelas sosial akan memperoleh keunggulan (supremasi) melalui dua cara, yaitu: melalui cara dominasi (dominio) atau paksaan
(coercion)
dan
melalui
kepemimpinan intelektual dan moral, yang disebut dengan hegemoni.
2.14
Generation Gap Adapun pengertian generation gap adalah45 : Istilah "generasi gap" pertama kali digunakan pada tahun 1960. Selama waktu
itu, generasi muda - yang sekarang disebut sebagai baby boomer - menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam keyakinan dan pendapat mereka dibandingkan dengan apa generasi orangtua mereka diproyeksikan. 43
Antonio Gidens dan David Held, Perdebatan Klasik dan Kontemporer Mengenai Kelompok,
Kekuasaan dan Konflik, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987) 44
Windhu, I Marsana, Op.Cit.,
45
Generation Gap (http://www.investopedia.com/terms/g/generation-gap.asp, diakses 26 Oktober
2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
Sejak munculnya kesenjangan generasi, sosiolog telah diciptakan sebagai segregasi usia kelembagaan dan telah membagi umur individu menjadi tiga bagian: masa kecil, setengah baya dan pensiun. Salah satu temuan yang paling penting dalam studi tentang kesenjangan generasi adalah isolasi anggota generasi lain ketika seorang individu yang terlibat dalam kegiatan utama generasi nya. Misalnya, milenium - individu yang lahir antara tahun 1982 dan 2002 - yang disebut pribumi teknologi karena para anggota generasi ini tumbuh dan hidup dengan teknologi. Penggunaan teknologi merupakan bagian penting dari aktivitas sebuah milenium khas. Ketika anggota dari generasi lain - biasanya sebuah generasi yang lebih tua - pendekatan milenium untuk bantuan dalam menggunakan teknologi tersebut, perbedaan besar antara pengetahuan tentang teknologi menjadi jelas. generasi yang lebih tua tidak berhubungan dengan teknologi sebanyak milenium yang. Dengan demikian, bisnis yang berfokus pada teknologi mengisolasi mereka generasi yang tidak memahami produk mereka sebanyak milenium lakukan. Sebuah kesenjangan generasi terdiri dari perbedaan pendapat yang diungkapkan oleh anggota dua generasi yang berbeda. Lebih khusus, kesenjangan generasi dapat digunakan untuk menggambarkan perbedaan dalam tindakan, keyakinan dan anggota selera generasi muda jika dibandingkan dengan anggota generasi tua tentang politik, nilainilai dan hal-hal lainnya. Sementara kesenjangan generasi telah lazim di seluruh
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
periode sejarah, luasnya perbedaan kesenjangan ini telah melebar di abad ke-20 dan ke-21
2.15
Teori Gap Generasi Mannheim mendefinisikan sebuah generasi adalah sebuah kelompok yang
terdiri dari individu yang memiliki kesamaan dalam rentang usia, dan berpengalaman mengikuti peristiwa sejarah penting dalam suatu periode waktu yang sama. Dan dalam banyak essai berikutnya dia juga mengatakan bahwa perspektif, kesadaran sosial dan pencapaian kedewasaan dari kaum muda akan berjalan seiring dengan waktu dan tempat (dimana kejadian sejarah dalam era tersebut akan berpengaruh secara signifikan). Dari teori Mannheim para peneliti selanjutnya mulai mengganggap bahwa peristiwa sejarah besar pada saat itu (Perang Dunia I & II) sebagai patokan dalam pembagian generasi berikutnya, sehingga munculah istilah istilah untuk generasi berikutnya sesuai perilaku dan peristiwa sejarah yang dialami. 46 William Strauss dan Neil Howe yang mencoba mendefinisikan generasigenerasi yang ada di Amerika dalam buku mereka “Generations: The History of America’s Future, 1584 to 2069” (1991). Teori mereka tentang generasi ini banyak
46
Karl Mannheim,et.al., Theory of generations, (London: Structures of Thinking, 1980)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
diambil oleh berbagai penulis jurnal dan buku yang membahas masalah-masalah antar generasi, sehingga popular istilah-istilah generasi sebagai berikut:47 1. Generasi “Matures (Pra Baby Boom)” (lahir sebelum 1946) Generasi “matures (Pra Baby Boom)” untuk orang yang lahir sebelum 1946, dimana mereka mengalami peristiwa sejarah penting dalam sejarah umat manusia yaitu mengalami Perang Dunia I dan II.
2. Generasi “Baby Boomers” (lahir 1946-1964) Generasi “Baby Boomers” yaitu untuk orang yang lahir setelah PD II atau pada kisaran tahun 1946-1964 dimana manusia pada era itu memiliki angka kelahiran yang terbanyak pada sejarah umat manusia sehingga disebut era “Baby boom”, dan orang-orang yang lahir pada generasi ini disebut “Baby Boomers”. Pada era ini perilaku manusia sedang berjuang untuk mencapai pemulihan pasca PD II, negara jajahan banyak berusaha memerdekakan diri, pembangunan sedang digalakan baik di negara yang baru merdeka maupun yang memulihkan diri pasca PD, berusaha memenuhi kebutuhan pokok warganya merupakan program prioritas kebanyakan negara.
47
Perbedaan Generasi (http://www.intainstitute.com/2016/07/25/perbedaan-generasi-dalam-organisasi-
perusahaan-generations-theory-2/ , diakses 26 Oktober 2016)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
41
3. Generasi “X” (lahir 1965-1980) Istilah “Generasi X” diciptakan oleh seorang fotografer Hungaria bernama Robert Capa di awal 1950-an. Dia menggunakan istilah ini sebagai judul untuk foto-esai tentang pria dan wanita muda yang tumbuh cepat setelah Perang Dunia Kedua. Proyek ini pertama kali muncul di “Picture Post” (Inggris) dan “Holiday” (AS) pada tahun 1953. Menggambarkan niatnya, Capa berkata “Kami bernama generasi yang tidak diketahui, Generasi X, dan bahkan dalam antusiasme pertama kami menyadari bahwa kami memiliki sesuatu yang jauh lebih besar dari bakat dan kita bisa mengatasinya”. Akan tetapi penggunaan istilah generasi X populer setelah nama itu digunakan menjadi sebuah judul novel ”Generation X: Tales for an Accelerated Culture” oleh novelis Douglas Coupland yang rilis di tahun 1991. Coupland menamainya “X” karena adanya ketidakpastian pada generasi mereka. Pada masa ini kelahiran bayi menurun drastis disebabkan munculnya era anti-anak di negara adidaya seperti Amerika Serikat. Masa ini sebagai awal penggunaan personal computer, video games, TV kabel, dan internet. Data disimpan di floopy disk atau disket. MTV dan video games sangat digemari. Menurut penelitian Jane Deverson, sebagian generasi ini memiliki perilaku negatif seperti tidak hormat pada orangtua. Mereka mulai mengenal musik punk dan mencoba menggunakan ganja. Kekurangan generasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
42
ini selalu menghitung kontribusi yang telah diberikan perusahaan terhadap hasil kerjanya.48
4. Generasi “Y” (lahir 1981-1994) Ungkapan Generasi Y itu mulai dipakai pada editorial koran besar di Amerika Serikat bulan Agustus tahun 1993. Pada saat itu editor koran tersebut sedang membahas para remaja yang pada saat itu baru berumur 12–13 tahun, namun memiliki perilaku yang berbeda dengan Generasi X. Kemudian perusahaan-perusahaan pada saat itu mulai mengelompokan anak-anak yang lahir setelah tahun 1980-an sebagai anak-anak Generasi Y. Lain pendapat dari William Strauss dan Neil Howe, pada tahun 2000 berdasarkan suatu penelitian demografis yang sangat luas mereka menulis buku yang didekasikan kepada Generasi Y dengan diberi judul “Millennials Rising: The Next Great Generation”. Generasi banyak menggunakan teknologi komunikasi instan seperti email, SMS, dan media sosial seperti Facebook dan Twitter. Mereka juga suka game online. Saat muda mereka bergantung pada kerja sama kelompok.
48
Memahami Karakter Tiap Generasi, http://www.koran-jakarta.com/memahami-karakter-tiap-
generasi/ , diakses 27 Oktober 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
43
Ketika
dewasa
menjadi
lebih bersemangat bekerja secara berkelompok
terutama di saat-saat kritis. Pada paruh baya, mereka sangat berenergi, berani mengambil keputusan dan kebanyakan mampu menjadi pemimpin kuat. Saat tua, mereka mampu berkontribusi ke masyarakat.49
5. Generasi “Z” (1995-2010) Generasi ini lahir dan dibesarkan di era serba digital dan teknologi canggih. Tentunya hal ini berpengaruh terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian mereka. Kiblat mereka adalah internet, sehingga mempermudah mereka mendapatkan akses informasi terkini. Sisi positif dari karakteristik generasi Z adalah mereka fasih dengan teknologi digital. Bill Gates menyebut generasi ini sebagai Generasi I atau Generasi Informasi.
49
Ibid
http://digilib.mercubuana.ac.id/
44
Karakteristik Generasi50
Tabel 2.16. Pengelompokkan Generasi dan Karakteristiknya
2.16.
50
http://www.marstoncomm.com/matures.html; http://merrillassociates.com/ diakses 27 Oktober 2016
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.16. Pengelompokkan Generasi dan Karakteristiknya
45
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.16. Pengelompokkan Generasi dan Karakteristiknya
46
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.16. Pengelompokkan Generasi dan Karakteristiknya
47
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 2.16. Pengelompokkan Generasi dan Karakteristiknya
48
http://digilib.mercubuana.ac.id/