BAB II HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
A. Analisis Gambaran Umum Kondisi Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah Dari segi geografis, Kabupaten Wonogiri memiliki luas wilayah 182.236,02 Hektar
atau 5,59% luas wilayah Provinsi Jawa Tengah
secara geografis terletak antara 7032’ dan 8015’ Lintang Selatan (LS) dan antara 110041’ dan 111018’ Bujur Timur (BT). Topografi Kabupaten Wonogiri sebagian besar tanahnya berupa perbukitan, dengan + 20% bagian wilayah merupakan perbukitan kapur, terutama yang berada di wilayah selatan Wonogiri. Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan rata-rata 300, sehingga terdapat perbedaan antara kawasan yang satu dengan kawasan lainnya yang membuat kondisi sumber daya alam saling berbeda. Sacara rinci Kabupaten Wonogiri terbagi dalam 4 wilayah topografi, yaitu: 1. Wilayah dengan topografi datar (kemiringan lahan 0 – 2%) memiliki luas wilayah 432 Hektar. Wilayah dengan topografi datar ini umumnya termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo Hulu, DAS Sungai Keduwang, DAS Sungai Wiroko, DAS Sungai Temon, DAS Sungai Alang serta DAS Sungai Ngunggahan; 2. Wilayah dengan topografi bergelombang (kemiringan lahan 2 – 15%) memiliki luas wilayah 7.865 Hektar. Wilayah dengan topografi bergelombang ini menempati hampir semua wilayah Kabupaten Wonogiri; 3. Wilayah dengan topografi curam (kemiringan lahan 15 – 40%) memiliki luas wilayah 237 hektar. Wilayah dengan topografi curam ini menempati wilayah Kecamatan Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Girimarto, Jatipurno, Slogohimo, Bulukerto, Puhpelem, Purwantoro dan Kismantoro; dan 4. Wilayah dengan topografi sangat curam (kemiringan lahan > 40%) memiliki
luas
wilayah
96
hektar.
Wilayah
dengan
topografi
sangat curam ini menempati wilayah Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto, Jatipurno, Slogohimo, Puhpelem, Purwantoro dan Kismantoro. 11
Kabupaten Wonogiri secara administratif berbatasan dengan beberapa
daerah
kabupaten,
sebagaimana
gambar
peta
wilayah
administrasi berikut : Gambar 1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Wonogiri
Dari gambar 1 tersebut dapat dilihat bahwa batas wilayah administrasi Kabupaten Wonogiri berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten, yaitu: -
Sebelah
Utara
berbatasan
dengan Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karanganyar. -
Sebelah
Timur
berbatasan
dengan
Kabupaten
Magetan
dan
Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur. -
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pacitan Provinsi jawa Timur dan Samudra Indonesia.
-
Sebelah
Barat
berbatasan
dengan
Provinsi
Daerah
Istimewa
Wonogiri
terbagi
atas
Yogyakarta. Secara Kecamatan
administrasi,
dengan
Dusun/Lingkungan.
251 Letak
Kabupaten Desa
dan
kecamatan
43
Kelurahan
terjauh
yaitu
serta
25
2.306
Kecamatan
Paranggupito dari ibukota Kabupaten sejauh 68 km, kecamatan terdekat dengan ibukota Kabupaten adalah Kecamatan Selogiri. Kecamatan 12
Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.162 ha merupakan kecamatan yang tersempit wilayahnya, sedangkan kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Pracimantoro dengan luas wilayah 14.214,3 ha. Sementara Kecamatan Karangtengah adalah kecamatan yang paling tinggi lokasinya yang berada pada ketinggian 600 m di atas permukaan air laut dan yang paling rendah adalah Kecamatan Selogiri yang berada pada ketinggian 106 m di atas permukaan air laut. Data Administrasi Pemerintahan diperinci sebagaimana tabel berikut : Tabel 1.1 Data Pemerintahan Kabupaten Wonogiri No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Desa
Pracimantoro Paranggupito Giritontro Giriwoyo Batuwarno Karangtengah Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirojo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Puhpelem Slogohimo Jatisrono Jatipurno Girimarto JUMLAH
17 8 5 14 7 5 12 9 13 13 6 5 10 9 9 10 13 8 13 9 5 15 15 9 12 251
Kelurahan
Total 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 6 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 43
18 8 7 16 8 5 14 11 13 15 8 7 11 15 11 12 15 10 15 10 6 17 17 11 14 294
Luas 14.214,3245 6.475,4225 6.163,2230 10.060,1306 5.165,0000 8.459,0000 9.301,0885 8.040,5175 8.910,3800 12.035,8598 7.260,7700 8.164,4365 5.017,9805 8.292,3600 9.325,5560 7.719,7045 6.277,3620 9.986,1125 5.925,7837 4.051,8455 3.161,5400 6.414,7955 5.002,7400 5.546,4090 6.236,6815 182.236,0236
Sumber data : Wonogiri Dalam Angka 2015
Selanjutnya pengunaan tanah seluas 182.236 hektar tersebut berdasarkan data Wonogiri Dalam Angka sebagai berikut : Tabel 1.2 Perkembangan Pengunaan Tanah No 1 2 3 4
Jenis Penggunaan Tanah Lahan Sawah Tegal Hutan Rakyat Lahan Bukan Pertanian Jumlah
Luas (ha) 32.539 88.868 4.370 38.925 182.236
% 17,90 48,70 2,40 20,80 100
Sumber data : Wonogiri Dalam Angka 2015
13
Penggunaan tanah untuk lahan sawah kebanyakan dijumpai di dataran banjir, dataran alluvial serta kaki perbukitan. Penggunaan tanah untuk lahan bukan sawah terutama untuk
lahan tegal menempati
hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Wonogiri. Penggunaan lahan tegal umumnya ditanami dengan jenis tanaman ketela pohon, jagung, kedelai dan padi gogo. Sedangkan hutan rakyat menyebar secara luas pada perbukitan- perbukitan yang ada dengan berbagai macam jenis tanaman seperti pohon jati, pinus, sono keling dan mahoni. Sedangkan penggunaan tanah untuk lahan bukan pertanian untuk
banguan
dan
pekarangan.
Dengan
kondisi
geografis
sebagaimana uraian diatas Kabupaten Wonogiri mempunyai nilai cukup strategis dan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan wilayah di Jawa Tengah, Kabupaten Wonogiri akan dapat berperan: 1. Secara Wilayah, sebagai wilayah pengembangan, pelayanan dan kawasan andalan bagian selatan Jawa dengan daya dukung sumberdaya alam yang sangat potensial, terutama produksi sektor pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan, dan perkebunan); 2. Secara Regional, Kabupaten Wonogiri sangat mudah berintegrasi dengan pusat wilayah pengembangan lainnya di Provinsi Jawa Tengah; 3. Secara
Nasional
Kabupaten
Wonogiri
merupakan
penyuplai
komoditas terbaik untuk sektor pertanian khususnya ternak sapi besar, jagung, ubi kayu, ikan dan kacang mete.
2. Gambaran Umum Demografis Jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri Tahun 2015 sebanyak 1.070.359 jiwa, dengan jenis kelamin laki-laki lebih besar dari penduduk perempuan,
yaitu penduduk laki-laki sebanyak 535.713 orang dan
penduduk perempuan sebanyak 534.646 orang. Penduduk terbanyak di Kecamatan Wonogiri sebanyak 84.658 orang atau sebesar 7,91% dari total penduduk dan yang paling sedikit di Kecamatan Paranggupito sebanyak 18.786 orang atau 1,76% dari total jumlah penduduk. Sedangkan Jumlah
Kepala Keluarga (KK)
mencapai
339.943 KK
sehingga secara rata-rata jumlah jiwa dalam 1 (satu) KK sebanyak 3 - 4 14
jiwa. Secara rinci jumlah KK dan Penduduk Menurut Kecamatan pada tahun 2015 sebagai berikut : Tabel 1.3 Jumlah Kepala Keluarga (KK) dan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015 No.
Kecamatan
Jumlah KK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Pracimantoro Giritontro Giriwoyo Batuwarno Tirtomoyo Nguntoronadi Baturetno Eromoko Wuryantoro Manyaran Selogiri Wonogiri Ngadirojo Sidoharjo Jatiroto Kismantoro Purwantoro Bulukerto Slogohimo Jatisrono Jatipurno Girimarto Karangtengah Paranggupito Puhpelem
22.348 7.342 13.681 6.184 17.595 8.341 15.686 14.969 9.375 11.899 14.132 26.103 19.401 13.611 13.117 12.324 17.553 10.760 16.430 19.815 11.983 15.742 8.104 6.487 6.961
Laki-Laki 32.978 10.586 20.192 9.367 27.653 12.934 24.318 22.471 13.575 18.344 23.505 42.313 30.399 22.129 21.366 20.364 28.581 17.644 27.015 32.797 19.999 25.186 12.171 9.228 10.598
339.943
535.713
Jumlah :
Jumlah Penduduk Perempuan 33.708 11.126 21.053 9.594 27.270 12.819 24.583 22.892 14.147 18.763 23.383 42.345 30.330 22.050 20.895 19.811 28.138 17.405 26.733 32.107 19.446 24.142 11.728 9.558 10.620 534.646
%
Total 66.686 21.712 41.245 18.961 54.923 25.753 48.901 45.363 27.722 37.107 46.888 84.658 60.729 44.179 42.261 40.175 56.719 35.049 53.748 64.904 39.445 49.328 23.899 18.786 21.218
6,23% 2,03% 3,85% 1,77% 5,13% 2,41% 4,57% 4,24% 2,59% 3,47% 4,38% 7,91% 5,67% 4,13% 3,95% 3,75% 5,30% 3,27% 5,02% 6,06% 3,69% 4,61% 2,23% 1,76% 1,98%
1.070.359
100,00%
Sumber : Dispendukcapil tahun 2015
Sedangkan penduduk Kabupaten Wonogiri yang diperlihatkan pada tabel 1.4 data penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin memperlihatkan adanya penurunan tingkat fertilitas, karena pada penduduk kelompok umur 0-4 tahun, baik laki-laki maupun perempuan jumlahnya lebih kecil dibanding penduduk kelompok umur 5-9 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat fertilitas pada tahun 2015 mengalami penurunan. Selanjutnya sebagian besar penduduk menurut kelompok umum merupakan usia produktif yaitu 15-64 tahun atau 68,16% dengan komposisi terbesar berada pada penduduk usia 15-19 tahun. Demikian pula dengan komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin
15
Tabel 1.4 Data Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Jumlah Penduduk
Kelompok Umur
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Laki-Laki 21.991 15.446 20.106 28.068 34.103 35.518 38.859 36.949 36.949 37.484 35.071 39.189 43.186 41.425 38.160 33.209 535.713
75+ 70 – 74 65 – 69 60 – 64 55 – 59 50 – 54 45 – 49 40 – 44 35 – 39 30 – 34 25 – 29 20 – 24 15 – 19 10 – 14 5–9 0–4 Jumlah
Perempuan 25.853 16.684 21.293 26.630 36.599 38.773 40.923 37.898 36.168 36.168 36.485 33.375 40.478 38.863 36.280 31.399 534.646
% Jumlah 47.844 32.130 41.399 54.698 70.702 74.291 79.782 74.847 73.117 73.969 68.446 76.134 83.664 80.288 74.440 64.608 1.070.359
4,47 3,00 3,87 5,11 6,61 6,94 7,45 6,99 6,83 6,91 6,39 7,11 7,82 7,50 6,95 6,04 100,00
Sumber data : Dispendukcapil tahun 2015
Jumlah penduduk dilihat dari aspek kualitas tingkat pendidikan, menunjukkan bahwa penduduk usia di atas 10 tahun yang memiliki ijasah tertinggi SD/MI/sederajat sebanyak 379.774 orang atau 35,48% hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan masih rendah. Tabel 1.5 Data Penduduk Berdasarkan Tamatan Pendidikan Tahun 2015 Tahun 2015 No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah Penduduk
%
1
Tidak/Belum Sekolah
184.595
17,25
2
Tidak Tamat SD/Sederajat
147.811
13,81
3
Tamat SD/MI/Sederajat
379.774
35,48
4
Tamat SMP/MTs/Sederajat
184.746
17,26
5
Tamat SLTA/Sederajat
142.835
13,34
6
Tamat D1/D2
4.875
0,46
7
Tamat D3
7.547
0,71
8
Tamat D4/S1
17.209
1,61
9
Tamat S2
940
0,09
10
Tamat S3
27
0,00
1.070.359
100,00
Jumlah : Sumber data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Tahun 2015
Dari tingkat pendidikan penduduk yang masih relatif rendah tersebut akan sangat berpengaruh terhadap mata pencaharian, seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
16
Tabel 1.6 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2015 No
Jenis Pekerjaan
1 2 3 4
Belum / Tidak bekerja Industri Konstruksi Mengurus Rumah Tangga
5
Pedagang
6
Petani
7
Peternak
8
Pelajar/Mahasiswa
9
PNS
10
TNI
11
Pensiunan
12
POLRI
13
Transportasi
14
Lainnya
Jumlah Penduduk
Jumlah :
%
155.106 6.275 4.570 119.970
14,49 0,59 0,43 11,21
3.462
0,32
295.651
27,62
753
0,07
177.305
16,57
13.185
1,23
391
0,04
7.550
0,71
694
0,06
6.851
0,64
278.596
26,03
1.070.359
100,00
Sumber data : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,Tahun 2015
Dari data penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dari total jumlah penduduk sebagian besar bekerja sebagai petani sebanyak 27,62%; kemudian pada bidang lainya meliputi Jasa-jasa (tukang cukur, tukang batu, tukang jahit, penata rambut, tukang kayu dan lain-lain); buruh harian (buruh harian lepas, buruh tani, buruh perkebunan, buruh nelayan, buruh peternakan dan lain-lain); pembantu rumah tangga; seniman; sopir, guru non PNS, dokter, bidan, perawat, apoteker, kepala desa, perangkat desa, anggota
DPRD,
pelajar/mahasiswa
konsultan, sebanyak
tabib
dan
16,57%;
lain-lain belum
sebesar
bekerja/tidak
27,62%; bekerja
sebanyak 14,49%; serta mengurus rumah tangga sebanyak 11,21%.
3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat a. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB PDRB merefleksikan besaran nilai tambah bruto yang tercipta sebagai akibat proses produksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah tanpa melihat pelaku ekonominya. Pelaku ekonomi bisa berasal dari daerah tersebut dan atau dari luar daerah tersebut. Besaran nilai PDRB Kabupaten Wonogiri diperoleh dari penjumlahan nilai tambah yang tercipta pada setiap sektor kegiatan ekonomi sebagai akibat adanya proses produksi di seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri. Nilai PDRB dapat menggambarkan kemampuan daerah ini dalam mengelola sumber daya yang dimiliki menjadi suatu 17
proses produksi. Nilai yang dihasilkan tersebut sangat tergantung pada potensi sumber daya dan faktor produksi.
Dalam Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2015 ini dilaporkan Ulasan Ekonomi Kabupaten Wonogiri Tahun 2014 ( untuk tahun 2015 datanya belum dihitung) dengan Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Regional Bruto. Selama sepuluh tahun terakhir banyak perubahan yang terjadi pada tatanan global dan lokal yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2008, penerapan perdagangan bebas antara China-ASEAN (CAFTA), perubahan
sistem
pencatatan
perdagangan
internasional
dan
meluasnya jasa layanan pasar modal merupakan contoh perubahan yang perlu diadaptasi dalam mekanisme pencatatan statistik nasional. Salah satu bentuk adaptasi pencatatan statistik nasional adalah melakukan perubahan tahun dasar PDB Indonesia dari tahun 2000 ke 2010. Perubahan tahun dasar PDB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008 System of National Accounts (SNA 2008) melalui penyusunan kerangka Supply and Use Tables (SUT). Perubahan tahun dasar PDB dilakukan secara bersamaan dengan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi untuk menjaga konsistensi hasil penghitungan. 1) Struktur Ekonomi Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Wonogiri masih termasuk dalam masyarakat agraris. Hal ini terlihat dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan masih memegang peranan
terbesar
terhadap
pembentukan
PDRB
Wonogiri.
Sumbangan terbesar pada tahun 2014 dihasilkan oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, kemudian lapangan usaha Industri Pengolahan, lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Motor, dan lapangan usaha Konstruksi. Sementara peranan lapangan usaha lainnya di bawah 5 persen.
18
Tabel 1.18 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), 2010─2014
Lapangan Usaha
2010
2011
2012
2013*
2014**
A B C D
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas
36,92 3,23 13,62 0,07
36,19 3,20 14,51 0,07
36,09 3,11 14,52 0,07
35,80 3,12 14,38 0,07
34,18 3,37 15,16 0,06
E
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi
0,08 6,19
0,08 6,08
0,07 6,25
0,07 6,29
0,07 6,46
17,08 5,96
16,86 5,68
16,34 5,52
16,14 5,48
15,80 5,84
2,47
2,40
2,29
2,27
2,27
0,78 2,73 0,77 0,31
0,79 2,80 0,77 0,33
0,77 2,93 0,71 0,33
0,74 2,95 0,71 0,36
0,75 2,92 0,73 0,37
3,28 3,90 0,74 1,86
3,08 4,57 0,79 1,80
3,10 5,41 0,84 1,63
3,07 5,97 0,89 1,71
2,98 6,31 0,93 1,81
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
F G H I J K L M N O P Q
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
Produk Domestik Regional Bruto * Angka sementara ** Angka sangat sementara
Grafik 1.3 Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen) Tahun 2014 P; 0,93
N; 2,98 M; 0,37 L; 0,73 K; 2,92 J; 0,75 I; 2,27
Q; 1,81
A B C D E
O; 6,31
F
A; 34,18
G H I
H; 5,84
G; 15,80
F; 6,46 E; 0,07 D; 0,06
C; 15,16
B; 3,37
J K L M N O P Q
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
19
2) Laju Pertumbuhan PDRB Laju pertumbuhan PDRB Wonogiri tahun 2014 mencapai 5,26 persen, lebih cepat dibandingkan tahun 2013 dengan pertumbuhan 4,79 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 17,69 persen. Lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Pertanian merupakan lapangan usaha yang pertumbuhan paling kecil sebesar 0,77 persen. Laju pertumbuhan tertinggi kedua yaitu lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,54 persen, diikuti lapangan usaha Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 12,46 persen, Jasa Perusahaan tumbuh sebesar 11,70 persen, Transportasi dan Pergudangan tumbuh sebesar 10,91 Persen, pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 9,27 persen, Jasa lainnya tumbuh sebesar 9,85 persen, Real Estate tumbuh sebesar 8,45 persen, diikuti lapangan usaha yang lain yang mengalami pertumbuhan dibawah 8 persen. Tabel 1.19 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011─2014
Lapangan Usaha A B C D E
2011
2012
2013*
2014**
0,67 3,99 6,43 9,02 2,63
4,56 6,55 6,78 10,45 3,77
1,04 9,13 8,53 9,32 -1,06
0,77 9,27 7,74 4,93 7,56
3,19 4,10
9,25 4,77
5,72 4,93
5,15 6,06
H I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
3,89 3,25
7,07 4,61
8,44 4,00
10,91 5,00
J
Informasi dan Komunikasi
9,91
10,29
9,73
17,69
K
Jasa Keuangan dan Asuransi
6,86
6,60
4,22
5,26
L
Real Estat
F G
M N
Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib O Jasa Pendidikan P Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Q Jasa lainnya Produk Domestik Regional Bruto
6,58
2,56
7,84
8,45
12,59 1,00
5,46 0,14
11,50 2,44
11,70 1,24
15,21 9,29 3,06 3,58
19,13 9,18 -0,83 5,94
9,84 7,91 10,88 4,79
12,46 12,54 9,85 5,26
* Angka sementara ** Angka sangat sementara
20
Grafik 1.4 Laju Pertumbuhan Riil PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen), 2011─2014
5,94
5,26
4,79
3,58
2011
2012
2013*
2014**
3) Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha PDRB Kabupaten Wonogiri menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha. Kategori-kategori ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009. Perkembangan setiap lapangan usaha diuraikan di bawah ini : 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kategori ini mencakup subkategori usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang terdiri atas tanaman pangan, tanaman hortikultura,
tanaman
perkebunan,
peternakan,
dan
jasa
pertanian dan perburuan, subkategori usaha Kehutanan dan Penebangan Kayu, dan subkategori usaha Perikanan. Lapangan usaha
ini
masih
menjadi
tumpuan
dan
harapan
dalam
penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2014 lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan secara total mengalami pertumbuhan sebesar 0,77 persen, melambat dari tahun 2013 yang sebesar 1,04 persen.
Peranan lapangan usaha ini
terhadap total PDRB keseluruhan di Wonogiri adalah 34,18 persen. 2. Pertambangan dan Penggalian Kategori
Pertambangan
dan
Penggalian
mencakup
pertambangan minyak dan gas bumi (migas), pertambangan batubara
dan
lignit,
pertambangan
bijih
logam
serta
pertambangan dan penggalian lainnya. Di Wonogiri, sub kategori yang muncul adalah sub kategori penggalian lainnya yang didomnasi oleh bahan galian golongan C seperti kalsit, andesit, 21
batu
gamping,
trass,
dan
lain
lain.
Pada
tahun
2014
pertumbuhan kategori ini adalah 9,27 persen. Pertumbuhan ini masih
tetap
tinggi
seperti
tahun
sebelumnya
dengan
pertumbuhan 9,13 persen dan kontribusinya terhadap total PDRB adalah 3,37 persen. 3. Industri Pengolahan Kategori Industri Pengolahan terdiri dari 16 sub kategori. Dari 16 sub kategori tersebut terdapat tiga sub kategori yang tidak terdapat di Wonogiri yaitu Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi, Industri Logam Dasar dan Industri Mesin dan Perlengkapan. Sub kategori yang memiliki peranan terbesar adalah Industri Makanan dan Minuman. Pada tahun 2014 pertumbuhan lapangan usaha Industri Pengolahan secara keseluruhan adalah 7,74 persen. Sedangkan peranannya terhadap total PDRB adalah 15,16 persen, yang merupakan terbesar ketiga setelah pertanian dan perdagangan. 4. Kategori Pengadaan Listrik dan Gas Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga listrik, gas alam dan buatan, uap panas, air panas, udara dingin dan produksi es dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur permanen. Pertumbuhan ekonomi di kategori ini pada tahun 2014 adalah sebesar 4,93 persen, melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai 9,32 persen. Peranan kategori ini dari total PDRB di tahun 2014 adalah 0,06 persen. 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Kategori
ini
mencakup
kegiatan
ekonomi
pengumpulan,
pengolahan dan penditribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Kategori ini mencakup
juga
kegiatan
pengumpulan,
penjernihan
dan
pengolahan air dari sungai, danau, mata air dan hujan. Pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian tidak termasuk dalam kategori ini. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Wonogiri selama tahun 2010-2014 berada di kisaran 0,07 dan 0,08 persen. Sementara laju pertumbuhannya pada tahun 2014 sebesar 7,56 persen.
22
6. Konstruksi Pada tahun 2014 kategori konstruksi menyumbang sebesar 10,10 persen terhadap total perekonomian Wonogiri. Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan konstruksi di Wonogiri mengalami sedikit perlambatan dari 5,72 persen pada tahun 2013 menjadi 5,15 persen pada tahun 2014. 7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha di bidang perdagangan
besar
dan
eceran
(yaitu
penjualan
tanpa
perubahan teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan, kategori ini juga mencakup reparasi mobil dan sepeda motor. Peranan lapangan usaha ini secara total menduduki peringkat kedua setelah pertanian terutama dari subsektor Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor. Peranan kategori ini terhadap total PDRB Wonogiri pada tahun 2014 adalah 15,80 persen. Sedangkan pertumbuhannya pada tahun 2014 adalah 6,06 persen. 8. Transportasi dan Pergudangan Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri dari 6 lapangan usaha, yaitu Angkutan Rel, Angkutan Darat, Angkutan Laut, Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Angkutan Udara, serta Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan. Lapangan usaha Angkutan Darat memberikan kontribusi terbesar selama 5 tahun terakhir, dengan komoditas bus antar kota dan antar propinsi sebagai unggulan dari Kabupaten Wonogiri. Kontribusi sektor ini terhadap total PDRB keseluruhan adalah sebesar 5,84 persen. Pertumbuhannya di tahun 2014 mencapai 10,91 persen meningkat dari tahun 2013 yang sebesar 8,44 persen. 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah dan jenis layanan tambahan yang disediakan sangat 23
bervariasi. Tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal utama, penyiapan makanan atau minuman bukan untuk dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran. Pada tahun 2014, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum berkontribusi terhadap
PDRB
Wonogiri
sebesar
2,27
persen.
Secara
keseluruhan, kategori ini mencatatkan laju pertumbuhan positif sebesar 5,00 persen pada tahun 2014, dan laju pertumbuhan tahun ini merupakan yang paling tinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 10. Informasi dan Komunikasi Kategori informasi dan komunikasi memiliki peranan sebagai penunjang aktivitas di setiap bidang ekonomi. Dalam era globalisasi, peranan kategori ini sangat vital dan menjadi indikator kemajuan suatu daerah, terutama jasa telekomunikasi. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Wonogiri selama tahun 2010-2014 sebesar 0,78 persen, 0,79 persen, 0,77 persen, 0,74 persen, dan 0,75 persen. Selama periode tersebut laju pertumbuhan kategori ini menunjukkan pertumbuhan yang selalu diatas 9,00 persen, dan mencapai pertumbuhan 17,69 persen di tahun 2014. 11. Jasa Keuangan dan Asuransi Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan pensiun, jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan. Kategori ini juga mencakup kegiatan pemegang asset, seperti kegiatan perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau pendanaan dan lembaga keuangan sejenis. Kegiatan ekonomi pada keuangan
menjadi
lapangan usaha jasa perantara
penyumbang
mayoritas
kontribusi
perekonomian pada kategori jasa keuangan dan asuransi ini. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi di kategori secara total ini adalah
5,26 persen. Kontribusi kategori ini terhadap total
PDRB adalah sebesar 2,92 persen. 12. Real Estate Kategori real estat memberikan kontribusi bagi PDRB Wonogiri sekitar 0,7 persen. Berturut-turut sumbangan kategori real estat selama tahun 2010-2014 sebesar 0,77 persen, 0,77 persen, 0,71 24
persen, 0,71 persen, dan 0,73 persen. Laju pertumbuhan ekonomi kategori ini cukup stabil dengan pertumbuhan selalu diatas 5 persen. Laju pertumbuhan pada tahun 2014 sebesar 8,45 persen. 13. Jasa Perusahaan Selama 5 tahun terakhir, kontribusi kegiatan ekonomi pada kategori jasa perusahaan relatif tidak banyak berubah, yaitu dari 0,31 persen pada tahun 2010, menjadi 0,33 persen, 0,33 persen, 0,36 persen, dan 0,37 persen untuk tahun 2011-2014. Hal ini menunjukkan pula peranan kategori ini relatif kecil dibandingkan peranan kategori lainnya pada perekonomian Wonogiri. Laju pertumbuhan dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami perlambatan. Laju pada tahun 2014 adalah 11,70 persen. 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan termasuk juga perundang-undangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya. Selama tahun 2010-2014 peranan kategori ini relatif stabil namun menunjukkan sedikit penurunan, yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 3,28 persen, 3,08 persen, 3,10 persen, 3,07 persen,dan 2,98 persen. Laju pertumbuhan dari kategori ini selalu positif dengan tren pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2014 laju pertumbuhan kategori ini adalah 1,24 persen. 15. Jasa Pendidikan Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran
yang terutama
mengenai kegiatan
olahraga, hiburan dan penunjang pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui penyiaran radio dan televise, internet dan surat menyurat. Tingkat pendidikan dikelompokan seperti kegiatan pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi dan pendidikan lain, mencakup juga jasa penunjang pendidikan dan pendidikan anak usia dini. 25
Pada tahun 2014 jasa pendidikan menyumbang sebesar 6,31 persen terhadap total perekonomian Wonogiri. Angka ini meningkat dibandingkan pada tahun 2010 yang kontribusinya masih sebesar 3.90 persen. Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan jasa pendidikan Wonogiri mengalami pertumbuhan yang
tinggi setiap tahunnya. Tahun
2010 kategori ini tumbuh sebesar 15,21 persen, tahun 2011 terjadi percepatan pertumbuhan menjadi 19,13 persen. Tahun 2014 kategori jasa pendidikan tumbuh sebesar 12,46 persen, lebih cepat daripada pertumbuhan tahun 2013 yang mencapai 9,84 persen. 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya. Pada tahun 2014, kontribusinya terhadap perekonomian Wonogiri sebesar 0,93 persen dengan laju pertumbuhan sebesar 12,54 persen. Selama tahun 2010-2014 peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit peningkatan, yaitu dengan nilai kontribusi di kisaran 0,74 persen sampai 0,93 persen. Dilihat dari laju pertumbuhannya, pertumbuhan ekonomi di kategori ini cukup tinggi pada periode 5 tahun terakhir. 17. Jasa lainnya
Kategori ini mempunyai kegiatan yang cukup luas yang meliputi: Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa Reparasi Komputer Dan Barang Keperluan Pribadi Dan Perlengkapan Rumah Tangga; Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang Menghasilkan Barang dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri untuk memenuhi kebutuhan;dan Swasta
Lainnya.
Kontribusi
Jasa
Lainnya
Jasa
terhadap
perekonomian Wonogiri relatif kecil yaitu berturut-turut sejak 2011-2014 sebesar 1,86 persen, 1,80 persen, 1,63 persen, 1,71 persen, dan 1,81 persen. Dilihat dari sisi laju pertumbuhannya, kategori ini mengalami pertumbuhan yang berfluktuasi selama 5 tahun terakhir, yaitu 3,06 persen, -0,83 persen, 10,88 persen dan 9,85 persen.
26
4) PDRB Per Kapita PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang tinggal di daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB per kapita. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2014, PDRB per kapita Kabupaten Wonogiri mencapai 20.801.435 Rupiah dengan pertumbuhan sebesar 11,42 persen. Pertumbuhan PDRB per kapita tahun 2011 meningkat 8,98 persen dibanding tahun 2010, pada tahun 2012 meningkat sebesar 10,46 persen, dan pertumbuhan tahun 2013 sebesar 10,19 persen.
Grafik 1.5 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan (dalam rupiah), 2010─2014
20.801.435 18.737.221 17.071.550 15.520.136 17.032.584
14.305.951 16.241.162 14.750.052
15.559.823
14.305.951 2010
2011
2012 ADHB
2013
2014
ADHK
27
5) Perbandingan PDRB per Kapita dan Pertumbuhan Ekonomi di Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2010-2014 Besar kecilnya PDRB per kapita akan menjadi ukuran produktivitas penduduk suatu wilayah atau daerah, meskipun data tersebut tidak dapat langsung digunakan dalam pengukuran kesejahteraan ataupun pemerataan pendapatan penduduk. Grafik 1.6 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten/Kota Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2014 (dalam rupiah)
62.811.436
Surakarta
27.968.162
Sragen
30.232.727
Karanganyar Wonogiri
20.801.435
28.310.471
Sukoharjo
Klaten
22.625.528
Boyolali
21.880.692
PDRB perkapita kabupaten di wilayah eks karesidenan Surakarta berkisar 20 juta hingga 30 juta rupiah. PDRB perkapita yang jauh berbeda dari kabupaten lainnya adalah PDRB perkapita di Kota Surakarta sebesar 62,8 juta rupiah per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa dibandingkan dengan kabupaten lain di sekitarnya Surakarta merupakan wilayah yang paling produktif dengan jumlah penduduk paling kecil. Pada grafik 1.6
terlihat bahwa dibandingkan enam
kabupaten/kota lainnya di wilayah eks Karesidenan Surakarta, Wonogiri menduduki peringkat paling bawah dengan PDRB perkapita 20,8 juta rupiah di tahun 2014. Dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di wilayah eks karesidenan Surakarta, Wonogiri memiliki total PDRB berlaku sebesar 19.674.351 juta rupiah. Kabupaten dengan PDRB perkapita tertinggi adalah Kota Surakarta sebesar 62,8 juta rupiah, kemudian disusul oleh Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo dengan PDRB perkapita masing-masing sebesar 30,2 juta rupiah dan 28,3 juta rupiah di tahun 2014.
28
Kinerja perekonomian setiap Kabupaten/Kota di eks Karesidenan Surakarta pada tahun 2014 dijelaskan oleh pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan di masing-masing kabupaten/kota di wilayah ini. Pada
Grafik
1.7
terlihat
sebagian
besar
kabupaten/kota
di
Karesidenan Surakarta mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun 2013 kecuali Kabupaten Wonogiri. Grafik 1.7 PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten/Kota Eks Karesidenan Surakarta Tahun 2014 (dalam rupiah)
7,00 6,00
6,71
6,27
5,83 5,04
5,38
5,78
5,00
5,26
4,79
5,26
6,17
5,69 5,12
5,59
5,24
4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
2013
2014
Dari ke tujuh Kabupaten/Kota di eks Karesidenan Surakarta tahun 2014,
laju
pertumbuhan
tertinggi
terjadi
di
Kota
Sragen
(5,59 persen) dan terendah di Kabupaten Boyolali (5,04 persen).
B. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2015. Keberhasilan pembangunan daerah dapat ditinjau dari 3 (tiga) aspek, yaitu Aspek Kesejahteraan Masyarakat, Aspek Pelayanan Umum dan Aspek Daya Saing sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Berdasarkan hasil pelaksanaan program dan kegiatan seluruh urusan pemerintahan baik urusan wajib maupun urusan pilihan, secara makro dapat ditampilkan beberapa data indikator keberhasilan pembangunan daerah yang diharapkan
29
dapat mewakili gambaran keberhasilan pembangunan daerah selama tahun 2015. 1. Aspek Kesejahteraan Masyarakat PDRB perkapita Tahun 2015 meningkat tajam dari Rp. 9.354.359,- pada tahun 2014 menjadi Rp. 20.801.435 pada tahun 2015 sedangkan pertumbuhan PDRB secara agregat sebesar 4,89% meningkat dibanding tahun 2014 sebesar 4,36% disebabkan oleh naiknya produksi beberapa komoditas di sub sektor tanaman bahan makanan dan peternakan serta meningkatnya pertumbuhan di sektor jasa dan perdagangan. Di bidang sosial khususnya pendidikan, kenaikan kesejahteraan ditandai dengan tingginya Angka Melek Huruf (99,95%) dan Angka rata-rata lama sekolah (8,1 Tahun). Tingkat kesehatan masyarakat cukup baik, dibuktikan dengan meningkatnya Angka Kelangsungan Hidup Bayi dari 6,61 pada tahun 2014menjadi 9,15 pada tahun 2015. Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang lain dapat dilihat dari tingginya rasio penduduk yang bekerja sebesar 96,63%. Adapun kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat cukup baik dibuktikan dengan
tingginya angka kriminalitas yang tertangani sebesar 85%. Dari sisi seni budaya dan olahraga, kreatifitas dan kepedulian masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah serta olahraga cukup membanggakan dibuktikandengan adanya 693 kelompok grup kesenian, 5 gedung kesenian, 160 klub olahraga dan 231 gedung olah raga. 2. Aspek Pelayanan Umum Di
bidang
pelayanan
dasar
khususnyapendidikan
indikator
keberhasilannya adalah peningkatan pelayanan pendidikan dasar yang ditandai dengan rasio ketersediaan sekolah sebesar 1:66, rasio guru/murid 1:41, hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Wonogiri cukup berhasil mengemban tanggung jawab memberikan kesempatan pendidikan seluas-luasnya kepada masyarakat sehingga makin sedikit masyarakat yang belum berkesempatan memperoleh pendidikan.
Pelayanan
pendidikan
menengah
juga
mengalami
peningkatan, hal ini ditandai dengan angka partisipasi sekolah SLTA/MA sebesar 79,58%, aksesibilitas pendidikanyang semakin baik ditunjukkan dengan rasio ketersediaan sekolah SLTA/MA dibandingkan dengan penduduk usia sekolah sebesar 1:18, proses belajar mengajar cukup 30
mendukung dibuktikan dengan rasio guru dengan murid sebesar 1:12 dan rasio guru dengan muridper kelas rata-rata sebesar 1:6.Aksesibilitas maupun kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Wonogiri cukup baik. Hampir seluruh Dusun/Lingkungan memiliki Posyandu yang aktif kegiatannya
yang
secara
rata-rata
1
Posyandu
melayani
27
Balita.Dengan Jumlah penduduk pada akhir tahun 2015 sebesar 1.070.359jiwa, rasio puskesmas/poliklinik/pustu persatuan penduduk sebesar 0,32, dan rasio dokter per satuan penduduk sebesar 0,20, serta rasio rumah sakit per satuan penduduk sebesar 0,0067.Di bidang lingkungan hidup, penanganan sampah sudah mencapai 86%, sisanya dikelola oleh masyarakat sehingga permukiman penduduk di Wonogiri cukup tertata dengan luas permukiman yang sudah tertata mencapai 95%. Penduduk yang terlayani air minum sebesar 61,42% dari jumlah penduduk.
Sebagai salah satu faktor pendukung keberhasilan
pembangunan daerah, pelayanan sarana dan prasarana umum terus ditingkatkan. Hal ini ditunjukkan proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik mencapai 55,11%, proporsi jaringan irigasi sebesar 0,062%, rasio tempat ibadah per satuan penduduk adalah 1:130, rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk sebesar 82%, rasio rumah layak huni 83,47% dan rasio permukiman layak huni 30,95%.Di bidang penataan ruang cukup memadai ditunjukkan tingginya rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/HGB sebesar 80% dan rasio bangunan ber-IMB/satuan bangunan sebesar 70%.Di bidang perhubungan, rasio ijin trayek yang sebesar 0,0001653.
Kualitas
angkutan umum semakin meningkat dengan jumlah uji kir angkutan umum sebesar 6.228 kendaraan.Dalam bidang pelayanan penunjang, sampai dengan tahun 2015terdapat 1162 investor berskala nasional (PMDN/PMA) yang menanamkan modal dengan nilai investasi sebesar Rp. 7.745.282.000,- serta dengan rasio daya serap tenaga kerja sebesar 13,69.Di bidang koperasi dan UKM, keberadaan lembaga pengumpulan dan penyaluran dana untuk kegiatan perekonomian masyarakat cukup membanggakan, ditandai dengan prosentase koperasi aktif sebanyak 91,91%, Jumlah UKM non BPR/LKMUKM sebanyak 28.892 dan Jumlah BPR/LKM 22/70. Di bidang pelayanan kependudukan dan catatan sipil cukup baik, terbukti rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk sebesar 1,128 dan rasio bayi berakte kelahiran sebesar 0,826 serta rasio pasangan berakte nikah 0,81.
Di bidang pelayanan ketenagakerjaan 31
juga cukup baik yang ditunjukkan dengan angka partisipasi angkatan kerja sebesar 71,95% dan tidak adanya sengketa pengusahapekerja/tahun. Di bidang Pemberdayaan perempuan dan perlindungan persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah sebesar 0,48, partisipasi perempuan di lembaga swasta sebesar 0,54, sementara itu masih ada KDRT meskipun sangat kecil yaitu 0,000017 dan tenaga kerja di bawah umur 0,056.Di bidang pelayanan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera menunjukkan keberhasilan, terbukti rasio akseptor KB sebesar 79,37. Di bidang komunikasi dan informatika hampir seluruh wilayah mendapatkan akses komunikasi telepon seluler ditunjukkan tersedianya 174jaringan komunikasi. Selain itu juga didukung 15 stasiun radio yang beroperasi di Wonogiri.Di bidang pemberdayaan masyarakat dan desa semakin meningkatnya jumlah kelompok binaan LPM yaitu sebesar 25,51% dan rata-rata jumlah kelompok binaan PKK sebanyak 91 kelompok serta jumlah LSM sebanyak 33.Minat baca masyarakat semakin meningkat, terbukti dengan 1 perpustakaan umum milik Pemda telah dikunjungi 19.791 orang/tahun. kamtramtibmassangat kondusif.
Selama tahun 2015kondisi
Hal ini didukung oleh adanya rasio
polisi pamong praja 6,51 per 10.000 penduduk, rasio Linmas 125 per 10.000 penduduk dan rasio poskamling 2,4 per jumlah desa/kelurahan. Peran serta pemuda dalam pembangunan daerah juga menonjol dibuktikan
dengan
adanya33organisasi
olahraga,10
kegiatan
kepemudaan dan 35 kegiatan olahraga. 3. Aspek Daya Saing Daerah Dilihat dari daya saing kemampuan ekonomi daerah, maka produktivitas sektor pertanian menjadi andalan terbesar (36,00%) terhadap PDRB, sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,02%), sektor industri pengolahan (8,27%)
(15,97%)
serta
sektor
kemudian jasa
sektor
(11,77%).
pengangkutan/komunikasi Daya
saing
fasilitas
wilayah/infrastruktur dapat dilihat dari rasio panjang jalan per jumlah kendaraan yaitu sebesar 0,27%. Dalam hal daya saing penataan wilayah di Wonogiri dapat ditunjukkan dengan tingginya ketaatan terhadap RTRW (80%), luasnya wilayah produktif sebesar 72,72%, terdapat 4 wilayah peruntukkan pengembangan industri. Namun demikian masih ada 101desa/kelurahan yang rawan kebanjiran dengan skala kecilsedang dan 9 wilayah kecamatan yang rawan kekeringan.Dalam jasa perbankan, terdapat 31 bank umum nasional yang beroperasi di 32
Wonogiri, serta 4 perusahaan asuransi nasional yang memiliki cabang di Wonogiri. Fasilitas listrik dan telepon cukup memadai, karena hampir seluruh wilayah sudah terjangkau jaringan listrik PLN (112,63%), sehingga 92,06% rumah tangga sudah menggunakan listrik PLN dan terdapat 25 fasilitas penginapan yang cukup memadai, meskipun sebagian besar kelas melati. Daya saing investasi selama tahun 2015 sangat membanggakan didukung dengan angka kriminalitas yang rendah, tidak adanya demo yang anarkis dan cepatnya proses perijinan (1-7 hari). Evaluasi Penyerapan RKPD Ke Dalam APBD Tahun 2015. PERBANDINGAN BELANJA PADA RKPD TAHUN 2015 DAN APBD TAHUN 2015 NO.
SATUAN KERJA PEMERINTAH DAERAH KAB. WONOGIRI
RKPD TAHUN 2015
APBD TAHUN 2015
%
1
DINAS PENDIDIKAN
108.257.605.400
71.353.209.600
65,91
2
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
54.604.977.700
41.236.480.800
75,52
3
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO
106.554.305.000
90.601.459.900
85,03
4
DINAS PEKERJAAN UMUM
306.834.671.000
152.331.321.100
49,65
28.759.170.000
15.978.786.800
55,56
7.736.143.000
3.700.200.000
47,83
23.916.300.000
8.207.981.400
34,32
3.937.500.000
2.295.231.500
58,29
10.700.800.000
4.324.269.500
40,41
5.374.724.000
5.263.897.665
97,94
8.629.043.500
3.062.485.000
35,49
8.200.000.000
7.731.137.718
94,28
14.854.200.000
8.911.094.000
59,99
2.495.625.000
990.600.000
39,69
24.554.500.000
8.319.150.000
33,88
1.846.500.000
895.000.000
48,47
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
DINAS PENGAIRAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PERENCAAN PEMBANGUNAN DAERAH DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL BADAN KB, KS, DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DINAS SOSIAL DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
17
SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
6.915.000.000
4.270.547.500
61,76
18
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
1.284.032.000
2.070.052.000
161,21
33
19
SEKRETARIAT DAERAH
40.454.235.000
21.863.866.000
54,05
20
SEKRETARIAT DEWAN
17.441.569.000
18.136.664.000
103,99
21
DINAS PENDAPATAN, PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH
21.085.100.000
16.059.520.000
76,17
22
INSPEKTORAT DAERAH
2.981.435.000
1.135.655.000
38,09
23
KECAMATAN WONOGIRI
1.163.510.000
1.472.440.000
126,55
24
KECAMATAN SELOGIRI
751.250.000
580.243.000
77,24
25
KECAMATAN NGADIROJO
1.726.500.000
726.229.000
42,06
26
KECAMATAN NGUNTORONADI
1.191.353.400
632.940.000
53,13
27
KECAMATAN SIDOHARJO
1.073.350.000
728.960.000
67,91
28
KECAMATAN JATISRONO
1.999.900.000
582.481.000
29,13
29
KECAMATAN JATIPURNO
1.398.700.000
608.811.000
43,53
30
KECAMATAN JATIROTO
623.691.000
681.781.000
109,31
31
KECAMATAN GIRIMARTO
1.269.600.000
692.724.000
54,56
32
KECAMATAN PURWANTORO
2.014.000.000
633.668.000
31,46
33
KECAMATAN SLOGOHIMO
1.146.600.000
640.084.000
55,82
34
KECAMATAN BULUKERTO
950.300.000
453.287.000
47,70
35
KECAMATAN KISMANTORO
990.420.000
625.050.000
63,11
36
KECAMATAN PUHPELEM
1.248.500.000
410.514.000
32,88
37
KECAMATAN BATURETNO
382.493.000
479.493.000
125,36
38
KECAMATAN GIRIWOYO
2.851.873.500
703.117.500
24,65
39
KECAMATAN BATUWARNO
1.833.790.000
461.413.000
25,16
40
KECAMATAN KARANGTENGAH
2.233.000.000
288.500.000
12,92
41
KECAMATAN GIRITONTRO
2.034.890.000
712.630.000
35,02
42
KECAMATAN PARANGGUPITO
235.510.000
239.186.000
101,56
43
KECAMATAN TIRTOMOYO
1.958.900.000
748.740.000
38,22
44
KECAMATAN WURYANTORO
709.802.000
683.804.000
96,34
45
KECAMATAN EROMOKO
1.337.650.000
773.496.000
57,82
46
KECAMATAN MANYARAN
945.138.590
868.801.000
91,92
47
KECAMATAN PRACIMANTORO
1.239.580.000
705.974.000
56,95
34
48
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
49
KANTOR LITBANG IPTEK
50
KANTOR KETAHANAN PANGAN
51 52 53 54 55
11.002.332.000
5.984.284.000
54,39
723.200.000
775.349.500
107,21
3.569.100.000
2.122.250.000
59,46
4.746.000.000
3.582.030.000
75,47
BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN DAERAH DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HOLTIKULTURA DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
959.500.000
934.069.000
97,35
16.456.410.000
11.159.637.800
67,81
48.512.165.000
10.974.955.600
22,62
8.521.805.000
6.991.757.900
82,05
JUMLAH KESELURUHAN
935.218.249.090
547.397.309.783
58,53
C. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan di Kabupaten Wonogiri pada dasarnya merupakan akumulasi dari berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah, baik Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar maupun Urusan Pilihan (berbasis keunggulan daerah/core competence). Dari kedua urusan tersebut kemudian di analisis berbagai permasalahan yang akan menjadi dasar dalam perumusuan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, dan program dalam RPJM Daerah di Kabupaten Wonogiri selama 5 (lima) tahun ke depan. Permasalahan tersebut antara lain : 1. Masih banyaknya infrastruktur jalan dan jembatan sebagai penggerak roda ekonomi dan pembangunan yang rusak. 2. Keterbatasan pelayanan kesehatan terutama di daerah perdesaan dan wilayah perbatasan. 3. Kurangnya pemerataan dan perluasan pendidikan tanpa membedakan jenis kelamin, status sosial, agama, maupun letak lokasi geografis. 4. Kurang memadainya sarana dan prasarana pasar tradisional sebagai penampung aktivitas ekonomi masyarakat dan penghasil pendapatan asli daerah. 5. Masih banyaknya sarana dan prasarana irigasi pertanian yang rusak. 6. Kurang bantuan alat-alat mesin pertanian untuk mendukung produktivitas pertanian. 35
7. Kurang pengembangan kawasan sentra tanaman lokal daerah. 8. Masih adanya penduduk miskin khususnya di daerah perbatasan. 9. Masih rendahnya kualitas pelayanan publik dan kinerja birokrasi. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH Isu-isu strategis menurut fungsi dan urusan pemerintahan daerah sebagai perumusan kebijakan umum dan program-program pembangunan daerah adalah sebagai beikut : 1. Tingkat kerusakan jalan, jembatan, dan irigasi tidak sebanding dengan pembangunannya serta masih rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemeliharaan sarana prasarana dan tata ruang. 2. Terbatasnya
sumberdaya
kesehatan,
belum
optimal
pelayanan
kesehatan, masih adanya ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular, dan masih banyaknya penduduk yang belum menjadi peserta jaminan pemeliharaan kesehatan. 3. Belum optimalnya aksesibilitas, sarana dan prasarana dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. 4. Masih rendahnya daya saing produk Kabupaten Wonogiri di pasar nasional maupun global, belum lancarnya distribusibahan pokok/barang strategis, dan kurang memadainya kondisi saranaprasarana pasar tradisional. 5. Masih cukup tingginya alih fungsi lahan, biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual, belum optimalnya manajemen agribisnis, dan akses permodalan yang belum merata. 6. Masih banyaknya penduduk miskin di wilayah perbatasan. 7. Belum
optimalnya
pelayanan
publik
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
36
37