BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1. Profil Perusahaan
PT. Indopelita Aircraft Services merupakan anak perusahaan dari PT. Pelita Air Services dimana perusahaan tersebut adalah anak perusahaan dari PT. Pertamina yang terdapat di Fasilitas Lapangan Terbang Pertamina, Pondok Cabe (Kode ICAO WIHP), Ciputat Tangerang, dengan lebih dari 2.200 meter landasan pacu, dan seluas 2,8 hektar terdiri dari hanggar, apron, kantor, gudang dan fasilitas lokakarya dengan alamat lengkap Hanggar IV Bandar Udara Pondok Cabe 15418 Ciputat – Tangerang Selatan, Indonesia. Pada awalnya bernama divisi Pertamina Air Service, pada tahun 1974 sesuai dengan keputusan Menteri Kehakiman RI no. Y.A.S/444/20 tanggal 19 Desember 1974 disahkan menjadi PT. Pelita Air Service yang bergerak dibidang penerbangan, namun karena setiap maskapai penerbangan diwajibkan melakukan inspeksi pesawatnya di AMO (Approved Maintenance Organization) atau yang sering disebut bengkel perawatan dan perbaikan pesawat. Maka pada tahun 1987 PT. Pelita Air Service mendirikan sebuah AMO dengan nama PT. Indopelita Aircraft Services. PT.
Indopelita Aircraft Services
merupakan tempat terpadu pusat
pemeliharaan dan perbaikan pesawat (AMO) yang didirikan pada tanggal 24 November 1987, untuk menyediakan
Jasa pemeliharaan pesawat induk
perusahaan PT. Pelita Air Service. IAS telah tumbuh menjadi penyedia layanan
inspeksi, pemeliharaan,
perbaikan dan overhaul pesawat terkemuka di Indonesia (disertifikasi oleh Indonesia DGAC No: 145 16800). PT Indopelita Aircraft Services menyediakan jasa untuk banyak pelanggan, mulai dari instansi pemerintah, maskapai penerbangan, Layanan udara militer, dan regional.
37
38
Kemampuan airframe kami menyebar dari pesawat jet sipil berbadan lebar sampai dengan helikopter militer, dan baik untuk melayani komponen mesin, instrumen, radio, dan layanan khusus. Saat ini, IAS mempekerjakan lebih dari 200 pegawai, kebanyakan dari mereka adalah mekanisme yang khusus dan disertifikasi oleh DGAC untuk perawatan pesawat dan beberapa dari mereka juga dilatih di bengkel di Belanda, Perancis, Jerman, Singapura, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
3.2. Logo Perusahaan
Gambar 3. 1 Logo Indopelita Aircraft Services Sumber : PT. Indopelita Aircraft Services (2012) 3.3. Visi dan Misi
Visi “Layanan yang komprehensif dan salah satu pusat pemeliharaan pesawat terbaik di Indonesia dengan standar kualitas kelas dunia.”
Misi “Untuk mampu menjadi pusat pemeliharaan pesawat dengan
layanan
efisiensi dengan standar kualitas tinggi, pengiriman yang tepat waktu, dan memenuhi kepuasan pelanggan.”
39
3.4. Struktur Organisasi
Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Indopelita Aircraft Services Sumber: PT. Indopelita Aircraft Services (2012)
40
Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. Indopelita Aircraft Services (lanj.) Sumber: PT. Indopelita Aircraft Services (2012)
41
3.5. Tugas dan Wewenang Organisasi
Tugas dan wewenang dari masing-masing bagian yang berada di dalam struktur organisasi PT Indopelita Aircraft Services yaitu sebagai berikut: 1. Commisioner Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Mengawasi pelaksanaan kegiatan operasional yang dijalankan perusahaan dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
•
Mengambil keputusan di dalam maupun di luar rapat komisaris.
•
Meneliti dan menelaah laporan berkala dan laporan tahunan yang disiapkan
Direktur,
termasuk
laporan
hasil
audit
internal/eksternal. •
Memilih dan mengganti pimpinan perusahaan apabila pimpinan perusahaan yang tidak mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. President Director Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
•
Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerjasama dengan MD atau CEO).
•
Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.
•
Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meeting-meeting BOD.
3. Production EVP Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Membuat rencana kerja dan anggaran direkrtorat produksi serta melakukan pengawasan atasnya.
42
•
Mengendalikan dan mensupervisi kegiatan dalam direktorat produksi.
•
Memotivasi dan menetapkan lingkungan kerja yang baik untuk meningkatkan kinerja personil dalam direktorat produksi.
•
Mengkoordinasikan semua kegiatan direktorat produksi dengan perencanaan kegiatan operasi penerbangan pelanggan.
•
Memastikan
bahwa
personil
dari
direktorat
produksi
mendapatkan pelatihan yang cukup. •
Memastikan bahwa fasilitas dan alat yang digunakan oleh direktorat produksi tersedia dan cukup.
4. Finance & General Affair EVP Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Mengkoordinasikan dibidang
dan
administrasi
mengendalikan keuangan,
kegiatan-kegiatan
kepegawaian
dan
kesekretariatan. •
Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan.
•
Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
•
Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari langganan.
•
Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
•
Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
5. Engineering Division Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Mengatur fungsi Engineering Services dalam cara mencapai kualitas produk, biaya yang efektif dan sasaran tepat waktu.
•
Memastikan semua data engineering yang diperlukan dan sumber daya data tersedia dalam kegiatan engineering untuk mencapai kebutuhan pelanggan .
43
6. Aircraft Maintenance Division Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Menyusun, mengatur, dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan repair agar tidak mengganggu jalannya operasi perusahaan.
•
Melakukan perbaikan sarana dan prasarana pabrik bila diperlukan sesuai dengan kemampuan teknik yang dimiliki.
•
Bertanggung jawab atas penggunaan suku cadang dan biaya- biaya yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan maintenance dan repair.
7. Finance Division Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Mengatur dan mengawasi administrasi yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
•
Bertanggung jawab atas lalu lintas pembayaran pembelian material dan penjualan dari pembeli.
•
Mengawasi sistem pengupahan para buruh dan bertanggung jawab atas pembayaran gaji para staf.
•
Menerima laporan dan bukti dari penjualan.
8. Human Resources & General Affair Division Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Mengelola sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan.
•
Memastikan sumber daya manusia yang dibutuhkan tersedia.
9. Internal Audit Division Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Melakukan aktivitas pengawasan untuk memastikan bahwa semua proses akutansi dan keuangan berjalan sesuai dengan ketentuan yang ada.
44
10. Marketing Division Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Melakukan pengawasan terhadap proses sales dan marketing yang berjalan di perusahaan.
•
Membuat strategi pemasaran yang meliputi kegiatan menyeleksi beberapa target pasar, mengembangkan dan memelihara bauran pemasaran yang akan menghasilkan kepuasan bersama dengan pasar yang dituju.
11. Quality Assurance & Safety Division Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Bertanggung jawab dan memeriksa kualitas bahan baku untuk produksi.
•
Membuat standar kualitas setiap bagian yang kritis dari setiap aspek dalam perusahaan.
•
Melakukan pengawasan dan bertanggung jawab atas kualitas dari setiap Infrastruktur dan Tenaga kerja yang ada.
12. Logistic Division Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Mengkoordinasi dalam pengadaan material kebutuhan pesawat terbang.
•
Mengontrol Material Sesuai dengan Standart.
•
Memastikan ketersediaan material yang dibutuhkan.
•
Mengkoordinasikan penyimpanan material yang dibutuhkan.
•
Memastikan pengiriman dan penerimaan material kebutuhan.
•
Melakukan pengendalian akan material yang dibutuhkan.
•
Mengevaluasi setiap supplier yang bekerja sama dengan perusahaan
45
13. Project Management Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Merencanakan pelaksanaan pekerjaan sesuai work plan.
•
Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan sesuai project.
•
Mendistribusikan
pekerjaan
kepada
masing-masing
Lead
Mechanic. •
Mengawasi, memeriksa hasil pekerjaan para Lead Mechanic.
14. Certifying Staff Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Menguasai dengan program Quality Assurance and Safety / CMPM yang berlangsung dan memonitor kegiatan pemeliharaan sesuai dengan program tersebut.
•
Memiliki qualifikasi sebagai Inspector dari pesawat yang sedang dilakukan perawatan.
•
Memastikan perawatan / maintenance yang telah dilakukan terhadap pesawat telah sesuai dengan ketentuan yang ada.
•
Menjamin kondisi pesawat sudah layak untuk dioperasikan kembali dengan menandatangani for Return To Service (RTS).
15. Inspector Tugas dan wewenang sebagai berikut : •
Menguasai dengan benar program Quality Assurance and Safety / CMPM yang berlangsung dan memonitor kegiatan pemeliharaan sesuai dengan program tersebut.
•
Memonitor prosedur pemeliharaan (Basic maintenance) untuk memutuskan kesesuaian terhadap kebijakan & standar yang telah ditetapkan.
•
Memonitor
perencanaan
&
persiapan
produksi
termasuk
penyiapan dan pemasokan material. •
Berpartisipasi terhadap aktifitas trouble shooting pada airframe & powerplant dan berinisiatif terhadap penyempurnaan perbaikan
46
3.6. Proses Bisnis PT. Indopelita Aircraft Service Sistem supply chain management pada PT. Indopelita Aircraft Service dalam prosesnya masih menggunakan cara manual seperti masih memanfaatkan telepon dan fax sebagai media komunikasinya dengan para supplier. Yang bertanggung jawab dalam proses supply chain management adalah divisi logistik, yang tugasnya mengontrol aliran material di sepanjang rantai pasokan. Divisi logistik terdiri dari bagian warehousing yang mengontrol stock/jumlah persediaan. Proses SCM PT. Indopelita Aircraft Service adalah sebagai berikut : 1. Customer melakukan order kepada bagian marketing. 2. Bagian marketing menerima order dari customer kemudian dilanjutkan dengan mengirimkan order kepada produksi untuk dibuatkan penawaran harga atas order tersebut. 3. Setelah bagian produksi menerima rincian order dari customer melalui marketing maka produksi membuat penawaran harga kepada customer atas pekerjaan yang akan dilakukan. 4. Bagian produksi mengirimkan penawaran harga melalui marketing kepada customer dimana customer akan melihat rincian harga yang diberikan perusahaan jika setuju maka proses selanjutnya dilakukan. 5. Jika setuju maka bagian marketing akan membuat NUP yang akan diberikan kepada bagian produksi dimana NUP tersebut berisi order dari customer, pekerjaan dan barang yang dibutuhkan dan harga yang telah disepakati. 6. Setelah produksi menerima NUP maka produksi akan membuat MRL yang akan diberikan kepada logistik.. 7. Setelah MRL diterima maka bagian logistik akan mengecek ketersediaan barang yang diperlukan, bilamana barang yang dibutuhkan tidak ada maka
bagian
logistik
akan
memesan
barang
tersebut
dengan
mengirimkan RFQ kepada supplier. Yang nantinya supplier akan mengirimkan quotation yang jika nantinya perusahaan setuju dengan quotation yang dikirimkan maka bagian logistik akan menerbitkan PO yang akan diberikan kepada supplier dan divisi lain yang memerlukan. 8. Setelah supplier menerima PO maka supplier akan mengirimkan barang yang tertulis dalam PO tersebut
47
9.
Setelah supplier mengirim barang dan barang diterima oleh bagian logistik bagian quality assurance akan melakukan pengecekan terhadap kualitas dan kuantitas barang tersebut. Setelah dilakukan pengecekan dan tidak ada kerusakan atau kekurangan terhadap barang yang dipesan maka bagian warehouse akan membuat material receive sheet (MRS) sebagai tanda penerimaan barang. Akan tetapi apabila barang yang dipesan tidak sesuai maka MRS tidak disetujui dan barang tersebut akan dikembalikan kepada supplier.
10. Jika Barang yang dibutuhkan tersedia, maka bagian produksi akan membuat Surat Perintah Kerja (SPK) untuk diberikan kepada mekanik. 11. Mekanik menerima surat perintah kerja yang berisi nama pekerjaan dan material yang dibutuhkan. 12. Mekanik akan mengambil barang yang sesuai dengan SPK menggunakan surat perintah pengeluaran barang (SPPB) dan melakukan penyelesaian pekerjaan. 13. Setelah pekerjaan telah selesai dilakukan maka mekanik membuat laporan penyelesaian pekerjaan yang akan diserahkan kepada bagian marketing. 14. Bagian keuangan membuat surat penagihan yang akan diserahkan kepada bagian marketing untuk penagihan kepada customer. 15. Customer melakukan pembayaran kepada bagian marketing. 16. Bagian marketing akan menyerahkan bukti transfer kepada bagian keuangan. 17. Bagian keuangan menerima bukti transfer dan membuat bukti pembayaran untuk diserahkan kepada customer melalui marketing serta membuat laporan.
48
49
Gambar 3.4 Activity Diagram : Sistem yang sedang berjalan 3.7. Preliminary Step Dalam mengembangkan dan menimplementasi sistem aplikasi eSupply Chain Management memerlukan beberapa tahapan dari preliminary step, yaitu sebagai berikut 3.7.1
Energize The Organization Tahapan awal untuk rencana pengembangan e-Supply Chain Management pada perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services adalah mendapatkan dukungan dari pihak manajemen puncak untuk perancangan dan implementasi sistem. Bagian-bagian yManajemen puncak PT. Indopelita Aircraft. Dukungan dari pihak manajemen puncak
sangatlah
diperlukan
agar
proses
perancangan
dan
implementasi e-SCM dapat berjalan dengan lancar. Manajemen Puncak PT. Indopelita Aircraft Services harus mengetahui segala konsep dan permasalahan yang terdapat dalam perusahaan serta tujuan dari perancangan sistem e-SCM sehingga manajemen puncak dapat memberikan dukungan penuh dalam perancangan dan implementasi sistem e-SCM. Dukungan dari semua staf-staf perusahaan
PT.
Indopelita Aircraft Services sangat
diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai proses-proses yang mempengaruhi penerapan e-SCM. Seluruh bagian dari perusahaan meliputi pihak manajemen puncak dan seluruh staf harus berpartisipasi aktif dalam proses perancangan dan implementasi eSCM. Berikut ini adalah pihak – pihak terkait yang mempunyai peranan penting dalam sistem e-SCM: 1.
Bagian Produksi Melakukan perencanaan produksi untuk setiap pesanan
customer. Melakukan permintaan material kepada bagian logistic untuk kebutuhan produksi pesanan customer.Memastikan keperluan yang dibutuhkan oleh customer dalam hal perawatan, memastikan pengerjaan perbaikan sesuai dengan rencana.
50
2.
Bagian Marketing Melakukan penerimaan order dari customer. Berinteraksi
langsung dengan customer, mengurusi masalah yang berhubungan dengan customer, menerima keluhan dari customer. 3.
Mekanik Melakukan
perbaikan,
hal
memastikan
yang
berhubungan
ketersediaan
SDM
dengan
pengerjaan
untuk
pengerjaan
perbaikan, melakukan koordinasi dengan bagian logistik dalam hal material yang dibutuhkan dalam pengerjaan perbaikan, melakukan pengambilan material ke bagian warehouse,
membuat laporan
perbaikan.
4.
Bagian Logistik Mengatur arus persediaan material, berinteraksi langsung
dengan supplier, melakukan penawaran terhadap material yang dibutuhkan, memastikan ketersediaan material yang dibutuhkan. Melakukan penerimaan permintaan kebutuhan dari semua departemen perusahaan. Berinteraksi langsung dengan supplier. Melakukan penawaran harga terhadap barang yang akan dibeli.
5.
Bagian Warehouse Mengurus penerimaan material yang dikirim oleh supplier,
memastikan pengiriman material dari supplier sesuai jadwal, mengurus penerimaan barang dari customer, mengurus pengeluaran material yang dibutukan untuk pengerjaan perbaikan.
3.7.2
Enterprise Vision
PT. Indopelita Aircraft Services memiliki visi sebagai Layanan yang komprehensif dan salah satu pusat pemeliharaan
51
pesawat terbaik di Indonesia dengan standar kualitas kelas dunia. Dalam mencapai visi perusahaan, perusahaan memerlukan analisa lingkungan bisnis.Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam pencapaian visi. Analisis lingkungan bisnis perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis lima kekuatan Porter yang terdiri dari persaingan antar perusahaan kompetitor, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk subtitusi, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen.
Dibawah ini adalah model kekuatan Porter pada PT. Indopelita Aircraft Services : 3.7.2.1
Analisis Lima Kekuatan Porter
Analisis Lima kekuatan Porter membantu memahami lingkungan kompetitif perusahaan dari lima sudut pandang , sebagai berikut : •
Persaingan antara Perusahaan Sejenis di Dalam Industri Menurut IAMSA tahun 2010 , PT. Indopelita Aircraft
Services saat ini mengusai 2,1% pangsa pasar dalam hal perawatan dan perbaikan pesawat untuk market domestic, Berikut komposisi market domestic pada tahun 2010 menurut sumber IAMSA sebagai berikut : A. GMF Aeroasia menguasai 68,3% market domestic yang sebagian diperoleh dari jasa perawatan pesawat induk perusahaannya, Garuda Indonesia B. ACS PT.DI, menguasai 6,1% dari market domestik yang sebagian diperoleh dari Induk perusahaannya PT.DI. C. SBU MMF menguasai 4% dari market domestik yang sebagian diperoleh dari jasa perawatan pesawat induk perusahaan nya Merpati Nusantara. D. PT. ANI menguasai sebesar 2,5% market domestik dimana dipeoleh dari armada lease pesawat yang dimilikinya
52
E. PT. Lion Technic menguasai 9,87% market domestic yang diperoleh dari perawatan armada Lion Air. F. Sisa market sebesar 7,13% diperebutkan oleh MRO lainnya. •
Ancaman Persaingan dari Perusahaan Baru Dari hasil wawancara dengan perusahaan, PT. Indopelita
Aircraft Services untuk masuk ke dalam dunia bisnis dalam hal perbaikan pesawat atau yang lazim disebut MRO saat ini tidak terbilang mudah dan juga tidak terbilang sulit. Dalam proses perawatan dan perbaikan pesawat perusahaan harus memiliki SDM yang baik, karena perusahaan harus memiliki Engineer yang memiliki sertifikasi dari si pembuat pesawat hal tersebut digunakan agar pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan prosedur standar dari pembuat pesawat untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, selain itu perusahaan dalam bidang perbaikan pesawat diwajibkan memiliki fasilitas hangar atau minimal menyewa hangar selain itu kelengkapan dari toolstools dan dari fasilitas
yang dibutuhkan harus melalui
serifikasi Direktorat Sertifikasi dan Kelaikan Udara ( DSKU ). •
Ancaman dari Produk Substitusi PT. Indopelita Aircraft Services merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang perawatan dan perbaikan pesawat. Di Indonesia banyak perusahaan penerbangan atau airlines yang tidak memiliki MRO atau tempat perbaikan pesawat karena sesuai dengan peraturan Ditjen Perhubungan Udara setiap pesawat dengan kode registrasi Indonesia (PK) harus merawat dan melakukan perbaikan pesawatnya di MRO. Perawatan dan perbaikan pesawat menjadi hal yang sangat penting untuk maskapai penerbangan sehingga tidak ada alternative lain yang dapat dilakukan dalam perawatan dan perbaikan pesawat.
53
•
Daya Tawar Menawar Supplier Bedasarkan hasil analisis, PT. Indopelita Aircraft Services
memiliki daya tawar menawar pemasok yang kuat dikarenakan setiap komponen dari perawatan dan perbaikan pesawat terbang memiliki supplier sendiri tergantung dari jenis dan produsen pesawat. PT.Indopelita Aircraft Services memiliki mitra supplier yang terdapat di dalam dan di luar negeri. Dimana jika PT. Indopelita Aircraft Services membutuhkan material yang dibutuhkan untuk pengerjaan perbaikan maka perusahaan akan memesan material kepada supplier tetap sesuai dengan jenis dan produsen pesawat terbang dalam masa perawatan dan perbaikan tersebut . •
Daya Tawar Menawar Konsumen Berdasarkan hasil analisis yang didapat dari PT. Indopelita
Aircraft Services, customer dari PT. Indopelita Aircraft Services adalah induk perusahaan PT.PAS, TNI AD, TNI AL, Polisi Udara, Sekretariterat Negara, dan beberapa maskapai charter. Para customer biasanya melakukan perbaikan dan perawatan pesawatnya jika waktu servis jatuh tempo misal seperti 5000 jam dan sebagainya. Biasanya para customer melakukan perawatan rutin pesawatnya saat waktu servis tiba dimana biasanya adalah para customer tetap.Sehingga daya tawar customer sangat kuat karena perawatan rutin untuk pesawat sangat vital sebab jika pesawat tersebut tidak dirawat maka pesawat tersebut tidak layak terbang. Selain itu ada juga customer
yang datang hanya untuk
melakukan perbaikan bukan perawatan rutin. Dalam hal ini biasanya pesawat mengalami kerusakan sehingga pesawat tersebut tidak layak terbang, biasanya tipe pesawat yang sesuai dengan kualifikasi perbaikan perusahaan.
54
3.7.3 Supply Chain Value Assessment
PT. Indopelita Aircraft Services adalah perusahaan yang bergerak dibidang perawatan dan perbaikan pesawat terbang. PT. Indopelita Aircraft Services melayani jasa seperti Overhaul, Painting, Aircraft Inspection, dll. Untuk pesawat jet, propeller dan balingbaling Pengambilan keputusan untuk merancang sistem disesuaikan dengan proses bisnis yang sedang berjalan dan juga kegiatan pendukung lain di perusahaan agar tercipta proses bisnis baru yang lebih baik. Analisis Value Chain Network Analysis dinilai tepat untuk menganalisis proses bismis tersebut. Value dari perusahaan dihasilkan dari aktivitas-aktivitas yang mempengaruhi proses bisnus utama dalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi menjadi dua , yaitu Primary Activity (Primary Activity)
dan aktivitas pendukung (support
activities).
3.7.3.1 Primary Activity ( Primary Activity) 3.7.3.1.1
Inbound Logistic
A. Proses Pengadaan Material Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan material yang dibutuhkan perusahaan terpenuhi. Hal ini sangat penting karena tanpa adanya material ,
proses
pengerjaan perbaikan tidak akan dapat diulakukan serta memastikan material yang dikirimkan oleh supplier sesuai dengan material yang dipesan oleh perusahaan. Berikut adalah proses pemesanan material pada PT. Indopelita Aircraft Services : 1. Saat memutuskan untuk menerima order dari customer , maka bagian produksi akan meminta bagian logistic untuk melakukan pengadaan material yang dibutuhkan untuk proses
pengerjaan
perbaikan.
Bagian
Logistik
akan
55
menghubungi pihak supplier dengan mengirimkan Request for Quotation (RFQ) melalui email kepada supplier. 2. Supplier kemudian akan mengkonfirmasi RFQ dengan mengirimkan
Quotation,
karena
sebagian
supplier
merupkan supplier tetep maka negosisasi harga hanya dilakukan sesekali. 3. Setelah
did ap atkan
kep astian
tentang kesanggup an
supplier untuk memenuh i p esanan dan waktu p engir iman, maka bagian logistik akan segera membuat PO p embelian sesuai d en gan kesep akatan y ang ada d an men girimkanny a kep ada supplier melalui f ax. atau email. 4. Bagian warehouse menerima barang dan tagihan yang dikirimkan oleh supplier. 5. Bagian Quality Assurance akan mengecek barang yang dikirimkan oleh supplier, jika barang yang diterima sesuai maka bagian warehouse akan membuat Material Received Sheet dan mengupdate stok barang , jika barang tidak sesuai maka barang akan dikembalikan. 6. Seteah menerima tagihan maka bagian marketing akan mengirimkan tagihan kepada bagian keuangan untuk dilakukan pembayaran Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah : 1.
Memastikan terpenuhi
kebutuhan
agar perusahaan
material
perusahaan
dapat
melakukan
pengerjaan perbaikan dengan tepat waktu. 2. Memastikan material yang dipesan sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi jenis material, kualitas material, harga material , maupun waktu yang diperlukan. 3. Menerima pengiriman pesanan yang dikirim oleh supplier 4. Memastikan semua material yang dikirimkan supplier sesuai dengan pesanan dan dalam keadaan yang baik.
56
Gambar 3.5 Activity Diagram Proses Pengadaan Material
57
3.7.3.1.2
Operations
A. Proses Pengeluaran Barang Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan pengeluaran barang sesuai dengan apa yang tertera dalam permintaan barang awal serta mengontrol persediaan barang dalam perusahaan. Hal ini sangat penting agarerkontrol dengan baik maka diperlukan prosedur pengeluaran barang
yang .
Berikut adalah proses pengeluaran barang pada PT. Indopelita Aircraft Services: 1.
Bagian warehouse akan konfirmasi jika barang telah tersedia ke bagian produksi
2.
Bagian produksi membuat surat perintah kerja dan dikirimkan ke mekanik
3.
Setelah menerima surat perintah kerja maka mekanik akan meminta material yang dibutuhkan untuk proses pengerjaan perbaikan dengan menggunakan surat perintah pengeluaran barang yang dikirimkan ke bagian warehouse
4.
Setelah bagian warehouse menerima surat perintah pengeluaran barang maka bagian warehouse maka material yang tertera akan di keluarkan oleh warehouse dan mengupdate stok yang tersedia lalu diserahkan kepada mekanik
Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah : 1. Mengontrol pengeluaran barang 2. Memastikan tidak terjadi kesalahan dalam pengeluaran barang 3. Menghindari pengeluaran barang yang tidak diperlukan
58
Gambar 3.6 Activity Diagram : Proses Pengeluaran Barang
B. Proses Pengerjaan Perbaikan Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan pengerjaan perbaikan yang dilakukan sesuai dengan standar perusahaan serta memastikan tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan perbaikan. Hal ini sangat penting agar pekerjaan perbaikan selesai tepat waktu maka diperlukan prosedur pengerjaan perbaikan pesawat yang baik serta memastikan
59
hasil pekerjaan baik.
Berikut
adalah proses pengerjaan
perbaikan pada PT. Indopelita Aircraft Services : 1. Setelah Mekanik menerima barang dari bagian warehouse
maka
mekanik
akan
melakukan
pengerjaan perbaikan 2. Mekanik akan melakukan pengerjaan perbaikan dan akan dibuatkan Laporan Penyelesaian Perbaikan oleh mekanik jika pekerjaan selesai. 3. Setelah Laporan Penyelesaian Perbaikan selesai dibuat oleh mekanik maka Laporan Penyelesaian Perbaikan akan dikirim ke bagian Produksi Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah : 1. Memastikan pekerjaan selesai tepat waktu 2. Memastikan perkerjaan perbaikan sesuai dengan kontrak awal
Gambar 3.7 Activity Diagram Proses Pengerjaan Perbaikan
60
3.7.3.1.3
Outbound Logistic
A.
Proses Penyerahan Pesawat Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan
bahwa customer menerima barang jadi setelah proses pengerjaan perbaikan yang dilakukan sesuai dengan standar perusahaan dan setelah customer telah melaksanakan kewajibannya dengan membayar tagihan yang ada. Berikut adalah proses penyerahan pesawat
pada PT. Indopelita
Aircraft Services : 1. Marketing akan menerima surat penagihan dari bagian keuangan 2. Bagian Marketing akan melakukan penagihan dengan mengirimkan surat penagihan kepada customer. 3. Setelah itu, jika customer telah membayar penagihan yang ada maka pesawat yang telah diperbaiki dapat diambil oleh customer Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah : 1. Memastikan customer telah melakukan pembayaran sebelum pengambilan pesawat
61
Gambar 3.8 Activity Diagram : Proses Penyerahan Pesawat
3.7.3.1.4
Sales and Marketing
A.
Proses Penerimaan Order Aktivitas ini sebagai langkah awal perusahaan dalam mendapatkan dan menerima pesanan dari customer. .
Berikut
adalah proses penerimaan order
pada PT.
Indopelita Aircraft Services : 1. Customer akan menghubungi PT. Indopelita Aircraft Services untuk mengajukan jasa perbaikan dan perawatan pesawat.
62
2. Bagian Marketing akan menerima order dari customer lalu akan mengirimkan order customer ke bagian Produksi untuk diidentifikasi 3. Bagian Produksi mengidentifikasi order dari customer jika perusahaan mampu mengerjakan order yang diberi customer maka bagian produksi akan membuat Surat Penawaran Harga untuk customer. 4. Bagian Produksi membuat surat penawaran harga untuk diberikan kepada customer melalui bagian marketing. 5. Marketing mengirimkan surat penawaran harga kepada customer, jika customer setuju maka akan dibuatkan NUP, jika tidak terjadi negosiasi harga. 6. Bagian Marketing membuat Nomor Urut Penjualan sebagai tanda bahwa telah terjadi kesepakatan antara perusahaan dan customer. Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah : 1. Menerima permintaan produksi dari customer. 2. Melakukan penghitungan penawaran harga yang kompetitif. 3. Membuat kontrak kerja dengan customer.
63
Gambar 3.9 Activity Diagram Proses Penerimaan Order
B.
Proses Penagihan Ke Customer Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan penagihan ke customer sesuai dengan standar perusahaan dan aliran kas perusahaan berjalan lancar. Hal ini sangat penting agar kas perusahaan stabil dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Berikut
adalah proses penagihan ke
customer pada PT. Indopelita Aircraft Services : 1. Setelah
Keuangan
menerima
Laporan
Penyelesaian Perbaikan Maka Keuangan akan membuat Surat Penagihan.
64
2. Marketing akan menerima Surat Penagihan untuk melakukan penagihan kepada customer, dengan mengirimkan surat penagihan yang diserahkan keuangan ke marketing untuk diberikan pada customer 3. Setelah menerima pembayaran dan bukti transfer dari customer maka bagian marketing akan melakukan konfirmasi bahwa tagihan sudah dibayar kepada keuangan 4. Bagian keuangan membuat bukti pembayaran yang diserahkan kepada bagian marketing untuk diberikan kepada customer
Nilai yang dihasilkan dari proses ini adalah : 1. Memastikan penagihan kepada customer tepat sasaran 2. Memastikan pembayaran tagihan sebelum pesawat diserahkan 3. Memastikan kas perusahaan tidak terganggu 4. Memastikan agar proses penagihan berjalan lancar
65
Gambar 3.10 Activity Diagram : Proses Penagihan Ke Customer 3.7.3.1.1
Services
A. Proses Pelayanan Keluhan Customer Aktivitas ini sebagai pelayanan dari PT. Indopelita Aircraft Service untuk menjaga kepercayaan dan loyalitas customer. Sebagai salah satu aktivitas penting dari perusahaan yang bergerak jasa perawatan dan perbaikan pesawat maka harus menjaga kualitas hasil dari perbaikan pesawat yang akan diterima oleh customer, apabila
66
terdapat kekurangan dalam hasil pekerjaan atau rusak pada saat penerimaan pesawat oleh customer maka pihak customer berhak untuk menyampaikan keluhannya tersebut dan meminta perbaikan ulang atas pekerjaan yang tidak sempurna tersebut. Berikut adalah proses pelayanan keluhan customer pada PT. Indopelita Aircraft Services : 1. Customer akan menyampaikan keluhan dengan melampirkan NUP kepada bagian marketing 2. Bagian Marketing akan menerima keluhan untuk dilkaporkan kepada bagian produksi 3. Setelah menerima laporan dari bagian marketing bagian produksi akan meninjau keluhan customer 4. Jika ditemukan hal kekurangan dalam perbaikan sebelumnya maka bagian produksi akan membuat SPK untuk mekanik untuk melakukan perbaikan. 5. Mekanik melakukan perbaikan 6. Mekanik akan membuat laporan penyelesaian perbaikan yang untuk dikirimkan ke produksi 7. Jika sudah selesai maka bagian produksi akan mengkonfirmasi
bagian
marketing
bahwa
pesawat telah selesai diperbaiki 8. Marketing akan melakukan penyerahan pesawat kepada customer
Nilai yang dihasilkan dari aktivitas ini adalah : 1. Menjaga
kepercayaan
customer
untuk
menggunakan
jasa
perbaikan dan perawatan pesawat di PT. Indopelita Aircraft Services. 2. Meningkatkan loyalitas customer terhadap perusahaan. 3. Mengetahui kekurangan dalam hasil perbaikan pesawat.
67
Gambar 3.11 Activity Diagram : Proses Pelayanan Keluhan customer
68
3.7.3.2 Aktivitas Pendukung (Support Activities) Dalam
menjalankan
proses
bisnis
utama,
perusahaan
juga
memerlukan aktivitas-aktivitas pendukung pada PT. Indopelita Aircraft Services agar perancangan sistem e-scm dapat berjalan dengan lancar dan baik, beberapa aktivitas pendukung sebagai berikut :
3.7.3.2.1
Infrastructure
Beberapa infrastruktur untuk mendukung proses bisnis PT. Indopelita Aircraft Services sebagai berikut : 1. Mengecek tools-tools perbaikan di PT.Indopelita Aircraft Services sesuai dengan standar perbaikan yang telah di tetapkan oleh perusahaan 2. Melakukan pengawasan disemua divisi yang dilakukan oleh masingmasing kepala divisi sesuai kebijakan Standart Operation Procedur (SOP) yang telah ditetapkan perusahaan. Hasil yang didapat dari aktivitas infrastruktur bagi PT. Indopelita Aircraft ServicesIndonesia yaitu : 1. Mengontrol semua kegiatan sesaui dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebijakan SOP. 2. Memastikan tools-tools yang digunakan memenuhi syarat dan dalam kondisi baik untuk mendukung Primary Activity dalam memproduksi produk dari pesanan customer.
3.7.3.2.2
Human Resource Management
Aktivitas human resource management untuk mendukung proses PT. Indopelita Aircraft ServicesIndonesia sebagai berikut : 1. Menjaga absensi seluruh pegawai agar produktivitas tetap tinggi. 2. Melaksanakan kegiatan training untuk membangun pribadi pekerja yang profesional dalam bekerja. 3. Melakukan refreshing license yang dimiliki oleh para mekanik agar mekanik dapat mengetahui segala jenis masalah baru yang ada untuk jenis-jenis pesawat yang dimaksud.
69
4. Melakukan pengawasan kinerja pegawai dengan memberikan penghargaan bagi pegawai dengan kinerja yang baik sebagai motivasi untuk pegawai dalam melaksanakan tugasnya. 5. Melakukan perekrutan pegawai baru berdasarkan kebutuhan masingmasing divisi dengan ketentuan persyaratan kandidat yang telah ditetapkan oleh perusahaan 6. Memberikan surat teguran bagi pegawai yang tidak bekerja sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Hasil yang didapat dari aktivitas human resource management bagi PT. Indopelita Aircraft ServicesIndonesia yaitu : 1. Menciptakan lingkungan kerja nyaman sehingga dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam bekerja. 2. Meningkatkan produktivitas proses perbaikan dan perawatan pesawat. 3. Memberikan apresiasi dan penghargaan kepada pegawai atas loyalitasnya bekerja pada PT. Indopelita Aircraft Services. 4. Memberikan teguran atau hukuman bagi pegawai yang tidak menjalankan tugas dan wewenang yang telah diberikan.
3.7.3.2.3
Technology Development
Dalam mendukung proses bisnis perusahaan, PT. Indopelita Aircraft Services untuk penggunaan asset teknologi saat ini dipegang oleh bagian Human Resource dan General Affair, penggunaan asset teknologi antara lain seperti, computer, telepon, Fax, mesin copy, internet dan printer. Bertujuan untuk mengontrol penggunaan asset teknologi dimana teknologi tersebut digunakan untuk mempermudah masing-masing divisi dalam menjalankan tugas dan memberikan akses informasi dan komunikasi yang mudah dalam menjalin hubungan dengan pihak-pihak terkait. Hasil yang didapat dari aktivitas technology development bagi PT. Indopelita Aircraft Services adalah : 1. Meningkatkan produktivitas dalam bekerja. 2. Memberikan kemudahan akses informasi dan komunikasi. 3. Mengontrol penggunaan asset teknologi yang ada.
70
3.7.3.2.4 Aktivitas perusahaan
Procurement pembelian
bahan
lainnya menjadi
baku aktivitas
dan
perlengkapan
fasilitas
penting khususnya untuk
perusahaan jasa perbaikan. Ketersediaan material sangat penting untuk tetap berjalannya proses pelayanan perbaikan dan perawatan dari pesanan customer. Hasil yang didapat dari aktivitas procurement bagi PT. Indopelita Aircraft Services adalah : 1. Memastikan proses pengadaan material berjalan dengan baik. 2. Melakukan pembelian material sesuai kebutuhan masing-masing permintaan. 3. Menjamin kualitas dan kuantitas pembelian material sesuai dengan permintaan. 4. Memastikan hubungan dengan supplier berjalan dengan baik.
71
3.7.4
Mengidentifikasi Biaya dan Mengalokasikannya ke dalam
Aktivitas Perusahaan Pada tahapan ini dilakukan identifikasi biaya dengan menganalisis rincian biaya - biaya perusahaan dari data biaya perusahaan dan data laporan laba rugi perusahaan yang kemudian dialokasikan ke dalam aktivitas value chain:
Tabel 3.1 Aktivitas – aktivitas Biaya No
Aktivitas Value Chain
Aktivitas-aktivitas perusahaan
AKTIVITAS PRIMER 1
Inbound Logistic
Persediaan Sparepart
2
Operation
Beban Material, Biaya Tenaga Kerja Langsung, Beban Fasilitas Produksi, Beban Overhead
3.
Outbound Logistic
Beban Kendaraan
4.
Sales and Marketing
Biaya Pemasaran
5.
Services
Beban Lain-Lain
AKTIVITAS SEKUNDER 6.
Procurement
Beban Material (termasuk dalam operation)
7.
Infrastructure
Inventoris
Kantor,
Kendaraan
Bermotor,
Sarana. 8.
Human Resource
Biaya Tenaga Kerja
9.
Technology and
Beban Umum
Development Sumber : data perusahaan
Peralatan
Teknik,
Bangunan
dan
72
3.7.4.1 Mengkomposisikan Biaya Pada Aktivitas Value Chain Tabel 3.2 Komposisi Biaya Pada Aktivitas Primer Value Chain NO
Primary Activity
1
Inbound Logistics
2
2011
IDR
2012
Persentas e
536,987,342
3.65%
IDR
3
4
5
Outbound Logistics
IDR
Sales and Marketing
IDR
Servicing
IDR
93.04%
150,063,600
Rata-Rata Persentase
2.62%
3.14%
93.27%
93.15%
588,652,850
Operations IDR 13,675,084,812
Persent ase
IDR 20,954,942,814 IDR
205,119,384
0.91%
0.97%
IDR
482,606,458
2.15%
1.97%
IDR
235,455,402
1.05%
0.77%
IDR 22,466,776,908 100.00% Sumber : diolah dari data peneliti
100%
100.00%
1.02% 262,782,618 1.79% 73,502,697 0.50%
Total
IDR 14,698,421,069
Tabel 3.3 Komposisi Biaya Pada Aktivitas Sekunder Value Chain
NO
1
2
3
Secondary
Persentas
2011
Activity
2012
e
Infrastructur e Procurement
IDR
934,634,335
25.85%
IDR
646,258,153
IDR
536,987,342
14.85%
IDR
588,652,850
IDR
1,656,276,221
45.81%
IDR
1,696,035,758
Human Resource
Persent
Rata-Rata
ase
Persentase
15.50%
20.68%
14.12%
14.49%
40.69%
43.25%
29.68%
21.58%
100%
100%
Technology 4
and Development Total
IDR
487,560,007
IDR 3,615,457,905
13.49%
100.00%
IDR
1,237,335,805
IDR 4,168,282,567
Sumber : diolah dari data peneliti
73
3.7.5
Pembahasan Pengolahan data
Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa PT. Indopelita Aircraft Services lebih banyak melakukan aktivitas primer daripada aktivitas sekunder. Berikut merupakan pembahasan proporsi aktivitas – aktivitas biaya pada tahun 2011 dan 2012 adalah sebagai berikut: •
Inbound Logistic
Aktivitas Inbound logistic memiliki proporsi biaya terbesar kedua yaitu sebesar Rp. 536,987,342 untuk tahun 2011 dan Rp. 588,652,850 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Inbound Logistic sebesar 3.65% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 2.62%. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Inbound Logistic: Tabel 3.4 Aktivitas Biaya dalam Aktivitas Inbound Logistic Tahun 2011
Tahun 2012
Aktivitas Biaya Persediaan Sparepart
IDR
536,987,342
IDR
588,652,850
Sumber: diolah oleh peneliti •
Operations
Aktivitas Operations memiliki proporsi biaya paling besar yaitu sebesar Rp. 13,675,084,812 untuk tahun 2011 dan Rp. 20,954,942,814 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Operations sebesar 93.04 % pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 93.27%. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Operations Tabel 3.5 Aktivitas biaya dalam Operation Tahun 2011
Tahun 2012
Aktivitas Biaya Beban Material
IDR 8,291,919,374
IDR 9,783,929,237
Biaya Tenaga Kerja Langsung
IDR 1,791,090,702
IDR 2,216,799,805
Beban Fasilitas Produksi
IDR 3,087,396,018
IDR 8,282,128,726
Beban Overhead
IDR
IDR
504,678,718
Sumber : diolah oleh peneliti
672,085,046
74
•
Outbound Logistic
Aktivitas Outbound logistic memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 150,063,600 untuk tahun 2011 dan Rp. 205,119,384 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Outbound Logistic sebesar 1.02% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 0.91%. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Outbound Logistic:
Tabel 3.6 Aktivitas Biaya dalam Outbound Logistic Tahun 2011
Tahun 2012
Aktivitas Biaya
Beban Kendaraan
IDR
150,063,600
IDR
205,119,384
Sumber: Diolah oleh Peneliti •
Sales and Marketing
Aktivitas Sales and Marketing memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 262,782,618 untuk tahun 2011 dan Rp. 482,606,458 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Sales and Marketing sebesar 1.79% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 2.15 %.. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Sales and Marketing: Tabel 3.7 Aktivitas Biaya dalam Sales and Marketing Tahun 2011
Tahun 2012
IDR 262,782,618
IDR 482,606,458
Aktivitas Biaya
BEBAN PEMASARAN
Sumber: Diolah oleh Peneliti •
Services
Aktivitas Services memiliki proporsi biayapaling kecil yaitu sebesar Rp. 73,502,697 untuk tahun 2011 dan Rp. 235,455,402 untuk tahun 2012,
75
nilai persentase aktivitas Services sebesar pada tahun 2011 sebesar 0.5%, dan pada tahun 2012 sebesar 1.05%. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Services : Tabel 3.8 Aktivitas Biaya dalam Services Tahun 2011
Tahun 2012
Aktivitas Biaya
Beban Lain-Lain
IDR
73,502,697
IDR
235,455,402
Sumber: diolah oleh peneliti •
Infrastruktur
Aktivitas
Infrastruktur
memiliki
proporsi
biaya
sebesar
Rp.
934,634,335 untuk tahun 2011 dan Rp. 646,258,153 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Infrastruktur sebesar 25.85%% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 15.5%. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Infrastruktur: Tabel 3.9 Aktivitas Biaya dalam Infrastruktur Tahun 2011
Aktivitas Biaya
Tahun 2012
Inventoris Kantor
IDR
85,922,561
IDR
85,922,561
Peralatan Teknik
IDR
5,347,097,291
IDR
5,353,777,291
Kendaraan Bermotor
IDR
12,800,000
IDR
12,800,000
Bangunan dan Sarana
IDR
929,019,163
IDR
929,019,163
Jumlah Nilai Perolehan
IDR
6,374,839,015
IDR
6,381,519,015
IDR
(5,440,204,680)
IDR
(5,735,260,862)
Akum.Penyusutan Aktiva Tetap
Sumber: diolah oleh peneliti •
Procurement
Aktivitas Procurement / Pengadaan memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 536,987,342 untuk tahun 2011 dan Rp. 588,652,850 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Procurement sebesar 14.85% pada tahun 2011, dan
76
pada tahun 2012 sebesar 14.12%. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Procurement: Tabel 3.10 Aktivitas Biaya dalam Procurement Tahun 2011
Tahun 2012
Aktivitas Biaya Persediaan Sparepart
IDR
536,987,342
IDR
588,652,850
Sumber: Diolah oleh Peneliti •
Human Resource
Aktivitas Human Resource memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 1,656,276,221 untuk tahun 2011 dan Rp.1,696,035,758 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Human Resource sebesar 45.81% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 40.69%.. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Human Resource : Tabel 3.11 Aktivitas Biaya dalam Manajemen Sumber Daya Manusia Tahun 2011
Tahun 2012
Aktivitas Biaya
Beban Tenaga Kerja
IDR
1,656,276,221
IDR
1,696,035,758
Sumber: Diolah oleh Peneliti •
Technology and Development
Aktivitas Technology and Development memiliki proporsi biaya sebesar Rp. 487,560,007 untuk tahun 2011 dan Rp. 1,237,335,805 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Technology and Development sebesar 13.49% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 29.68%. Berikut merupakan perincian biaya dari aktivitas Technology and Development: Tabel 3.12 Aktivitas Biaya dalam Technology and Development Tahun 2011
Tahun 2012
Aktivitas Biaya Beban Umum
IDR
487,560,007
Sumber: Diolah oleh Peneliti
IDR
1,237,335,805
77
3.7.6
Perhitungan Nilai Margin pada Value Chain
Dalam menghitung nilai margin didapat dari laporan laba rugi perusahaan. Dan untuk mencari nilai margin pada Value Chain maka harus diketahui pendapatan rata-rata dari perusahaan dalam kurun waktu dua periode atau dua tahun, yaitu: Rata – rata Pendapatan tahun 2011 & 2012 Rata – rata pendapatan didapat dari jumlah dari pendapatan per tahun dibagi dengan berapa tahun pendapatan tersebut. Dengan itu di dalam penelitian ini didapatkan perumusan sebagai berikut: Rata – rata Pendapatan = (Pendapatan Th. 2011+ Pendapatan Th. 2012) / 2 = (Rp. 15,783,341,752 + Rp. 25,858,900,026) / 2 = RP. 20,821,120,889
Rata-rata Biaya Pada Primary Activity Dalam perhitungan biaya rata – rata Primary Activity tahun 2011 dan 2012 adalah dimana jumlah biaya utama dibagi dengan periode waktu biaya Primary Activity, maka didapat rumus ebagai berikut: Rata – rata biaya Primary Activity = (Jumlah Biaya Th. 2011 + Jumlah Biaya Th. 2012) / 2 = (Rp.14,698,421,069 + Rp.22,466,776,908)/ 2 = Rp. 18,582,598,988.40 Rata-rata Biaya Pada Aktivitas Penunjang Dalam perhitungan biaya rata – rata aktivitas sekunder tahun 2011 dan 2012 adalah dimana jumlah biaya sekunder dibagi dengan periode waktu biaya aktivitas sekunder, maka didapat rumus sebagai berikut: Rata – Rata biaya aktivitas sekunder = (Jumlah Biaya Th. 2011 + Jumlah Biaya Th. 2012) / 2 = (Rp. 3,615,457,905 + Rp.4,168,282,567 ) / 2 = Rp. 3,891,870,235.80
78
Margin Dari Primary Activity Sebagai Hasil Perbandingan Nilai margin didapat dari rata – rata pendapatan dikurang dengan rata – rata aktivitas biaya, hasilnya dibagi dengan rata – rata pendapatan. Yang diperoleh rumusnya sebagai berikut: Margin aktivitas primer =
((rata–rata pendapatan - rata – rata biaya aktivitas)/rata – rata-rata pendapatan ) x 100%
=((Rp.
20,821,120,889+ Rp. 18,582,598,988.40)/Rp. 20,821,120,889) x
100% =
10.75%
Margin aktivitas sekunder = ((rata–rata pendapatan - rata – rata biaya aktivitas)/ rata-rata pendapatan) x 100% = ((Rp. 20,821,120,889 – Rp. 3,891,870,235.80)/Rp. 20,821,120,889) x 100% = 81.31%
79
3.7.7
Elemen Aktivitas – aktivitas Perusahaan
Berdasarkan pengolahan data dan perhitungan nilai margin aktivitas primer & sekunder, dapat dilihat elemen aktivitas – aktivitas perusahaan PT. Indopelita Aircraft Services. Berikut akan dilampirkan gambar Elemen aktivitas perusahaan berserta presentase dan nilai margin perusahaan dari PT. Indopelita Aircraft Services:
Infrastructure
20.68%
Human Resource Management
43.25%
Technology Development
29.68%
Procurement
14.49%
Inbound Logistics
Operations 93.15%
3.14%
Outbound Logistics
Sales and Marketing
0.97%
1.97%
18.69% -18.69% Service 0.77%
10.75%
10.75%
Gambar 3.12 Elemen Aktivitas – Aktivitas PT. Indopelita Aircraft Services Sumber: Diolah oleh peneliti
Dilihat dari data diatas : •
Aktivitas Operation memiliki nilai rata-rata persentase paling besar di dalam aktivitas primer sebesar 93.15% dimana terjadi peningkatan biaya dari 13,675,084,812 untuk tahun 2011 menjadi Rp. 20,954,942,814 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Operations sebesar 93.04 % pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 93.27% dimana aktivitas operations merupakan aktivitas penentu dimana aktivitas operations
80
menentukan baik atau tidaknya kualitas jasa yang pada proyek perbaikan dan perawatan pesawat terbang, dimana hal ini dijadikan tolak ukur customer dalam memilih jasa perbaikan dan perawatan pesawat. •
Untuk Aktivitas Inbound Logistics
menempati urutan kedua terbesar
dalam aktivitas primer dengan rata persentase 3.14% dimana terjadi peningkatan biaya dari Rp. 536,987,342 untuk tahun 2011 menjadi Rp. 588,652,850 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Inbound Logistic sebesar 3.65% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 2.62% dimana pada aktivitas ini menjadi aktivitas utama yang menentukan apakah kualitas dan cara penyimpanan material dilakukan secara baik atau tidak , guna tolak ukur customer. •
Untuk Aktivitas Sales & Marketing menempati urutan ketiga terbesar dalam aktivitas primer dengan rata-rata persentase sebesar 1.97% dimana terjadi peningkatan biaya dari Rp. 262,782,618 untuk tahun 2011 menjadi Rp. 482,606,458 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Sales and Marketing sebesar 1.79% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 2.15 %. Dimana dalam aktivitas ini adalah dimana perusahaan dapat meraih market dan
penjualan perusahaan.dengan biaya tersebut
bagaimana perusahaan bekerja maksimal untuk meraih pasarnya. •
Untuk Aktivitas Outbound Logistic menempati urutan keempat terbesar untuk aktivitas primer dengan rata-rata persentase sebesar 0.97% dengan peningkatan biaya dari Rp. 150,063,600 untuk tahun 2011 dan Rp. 205,119,384 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Outbound Logistic sebesar 1.02% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 0.91% dalam aktivitas ini tidak perlu ada penanganan khusus karena
81
dalam aktivitas ini perusahaan menyimpan pesawat setelah perbaikan tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar, terjadi peningkatan biaya karena penjualan tahun 2012 meningkat dari tahun 2011. •
Untuk Aktivitas Service menempati urutan terkecil dalam aktivitas primer dengan persentase rata-rata 0.77 dengan peningkatan biaya Rp. 262,782,618 untuk tahun 2011 dan Rp. 482,606,458 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Sales and Marketing sebesar 1.79% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 2.15 %. .Dalam aktivitas ini jarang sekali customer yang mengeluhkan hasil perbaikan pesawat maka aktivitas ini tidak perlu ada penangan khusus.
•
Untuk Aktivitas Hunan Resource menempati urutan terbesar dalam aktivitas
sekunder
dengan
rata-rata
persentase
43.25%
dengan
peningkatan biaya dari Rp. 1,656,276,221 untuk tahun 2011 menjadi Rp.1,696,035,758 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Human Resource sebesar 45.81% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 40.69%. Dalam Aktivitas ini penting bagi perusahaan untuk meraih keunggulan kompetitif karena biaya dalam pelatihan, penggajian karyawan yang baik dapat meningkatkan mutu perusahaan. •
Untuk Aktivitas technology and development menempati urutan kedua terbesar dalam aktivitas primer dengan persentase rata-rata 21.58%, dengan peningkatan biaya dari Rp. 487,560,007 untuk tahun 2011 menjadi Rp. 1,237,335,805 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Technology and Development sebesar 13.49% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 29.68% dalam aktivitas ini mode pengembangan produksi menjadi penting bagaimana waktu produksi dapat disingkatkan
82
waktunya dengan adanya pengembangan dalam proses produksi dan perbaikan pesawat perusahaan dapat meraih keunggulan kompetitif. •
Untuk Aktivitas Infrastructure menempati urutan ketiga terbesar dalam aktivitas sekunder dengan rata-rata persentase 20.68% terjadi penurunan biaya Rp. 934,634,335 untuk tahun 2011 menjadi Rp. 646,258,153 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Infrastruktur sebesar 25.85%% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 15.5% dalam aktivitas ini infrastructure digunakan sebaqgai sarana untuk mencapai proses perbaikan dengan mutu ytang baik dimna dalam aktivitas ini terkait dengan aktivitas lainnya.
•
Untuk Aktivitas Procurement menempati urutan terkecil dalam aktivitas sekunder dengan rata-rata persentase sebesar 14.49%, terjadi peningkatan Rp. 536,987,342 untuk tahun 2011 dan Rp. 588,652,850 untuk tahun 2012, nilai persentase aktivitas Procurement sebesar 14.85% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sebesar 14.12% dalam aktivitas ini bagaimana perusahaan dapat memenuhui kebutuhan material yang dibutuhkan dan juga bagaimana perusahaan dapat mempersingkat waktu dalam memenuhi kebutuhan materialnya.
•
Melihat banyak terjadi peningkatan biaya baik primer maupun sekunder runtuk semua aktivitas kecuali aktivitas infrastructure dikarenakan pendapatan dan penjualan perusahaan yang bertambah,biaya-biaya tersebut digunakan
untuk memenuhi aktivitas-aktivtas dalam biaya
karena bertambahnya penjualan, pemesanan yang masuk ke perusahaan
83
•
Melihat Margin untuk aktivitas primer terjadi peningkatan sebesar 10.75% dimana aktivitas primer wajib dipertahankan dan dikembangkan untuk peningkatan kedepan
•
Melihat Margin aktivitas sekunder mengalami penurunan sebesar -18.69 % diperlukan perhatian khusus untuk aktivitas tersebut
•
Melihat sumber perusahaan pada tahun 2011 mengalami kerugian karena pendapatan yang didapat tidak sepadan dengan pengeluaran biaya ,yang dimana ada hal tersebut wajib diperhatikan dan memerlukan perhatian serta evaluasi secara khusus.
•
Walaupun terjadi peningkatan biaya pada tahun 2012 namun diiringi peningkatan pendapatan yang masuk, maka dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan mendapat laba bersih pada tahun 2012. Dari gambar tersebut dapat dilihat adanya peningkatan nilai margin
sebesar 10.75% dalam aktivitas primer, maka dari itu PT. Indopelita Aircraft Services perlu terus mempertahankan dan mengembangkan aktivitas – aktivitas yang ada didalam aktivitas primer dan, sedangkan pada aktivitas sekunder mengalami penurunan sekitar 18,69 % yang dapat dilihat bahwa nilai marginnya minus, dalam aktivitas sekunder perlu ada evaluasi secara menyeluruh dan penanganan secara khusus serta tindak lanjut agar tidak terjadi penurunan kembali.
84
3.8. Strategy Decision Aktivitas Operations memiliki proporsi biaya terbesar dalam aktivitas primer perusahaan. Aktivitas ini merupakan aktivitas penentu untuk mencapai keunggulan bersaing perusahaan. Pada aktivitas inilah ditentukan baik atau tidaknya bahan baku dan tenaga kerja serta fasilitas produksi pada suatu proyek perawatan dan perbaikan pesawat, dimana mutu dan kualitas jasa akan menjadi pertimbangan bagi calon customer. Untuk itu PT. Indopelita Aircraft Sercvices harus selalu menjaga mutu jasa perusahaannya. Untuk mendukung pemeliharan mutu perusahaan harus melakukan strategi Cost Leadership dimana PT. Indopelita Aircraft Services menekankan biaya jasa perbaikan dan perawatan lebih murah dibandingkan dengan pesaing, tetapi dengan kualitas dan integritas yang lebih bagus dibandingkan dengan pesaing lainnya. Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia juga memiliki proporsi biaya terbesar dalam aktivitas sekunder pada PT. Indopelita Aircraft Services.Aktivitas ini juga merupakan aktivitas penentu untuk meningkatkan keunggulan kompetitif, dengan memposisikan dengan baik perekrutan dan pelatihan tenaga Sumber Daya Manusia yang handal akan sangat mempengaruhi kualitas mutu dari PT. . Indopelita Aircraft Services. Tujuan yang ingin dicapai pada penerapan analisis value chain adalah hendak menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara aktivitas primer dan sekunder. Keterkaitan ini muncul dalam hal koordinasi dan optimasi antara aktivitas yang dapat mendukung strategi Cost Leadership guna untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Koordinasi yang baik tercemin dalam aktivitas Inbound Logistic dengan Infrastuktur perusahaan dalam hal penanganan penyimpanan sparepart yang ada Pada PT. Indopelita Aircraft Services.Dengan adanya koordinasi yang baik, maka PT. Indopelita Aircraft Services. Dengan penyimpanan sparpart yang baik maka dengan itu dapat memaksimalkan hasil kualitas perbaikan yang dapat memuaskan para customer. Antara aktivitas Inbound Logistic dengan aktivitas operasi mempunyai keterkaitan. Penanganan material yang baik akan sangat berpengaruh pada kinerja aktivitas operasi. Aktivitas Sumber Daya Manusia juga terkait dengan aktivitas Pengembangan & Tekhnologi. Dengan adanya koordinasi antara aktivitas tersebut maka Sumber daya yang ada dapat dilatih untuk dapat menyesuaikan dengan standar proses perusahaan yang terus berkembang dimana dengan standar tersebut dan koordinasi yang baik antar aktivitas maka akan sangat mendukung kinerja dan mutu kualitas perusahaan.
85
3.9. Analisis Masalah Masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. Indopelita Aircraft Service berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dapat dianalisa adalah sebagai berikut : • Keterlambatan kedatangan material. Hal ini dikarenakan kegiatan operasional perusahaan masih secara manual sehingga sering terjadinya keterlambatan pengiriman dari supplier dan sistem pengadaan yang cukup kompleks. Untuk mengatasi hal ini biasanya perusahaan menggunakan cara alternatif dengan membeli material dari supplier yang lainnya walaupun dengan kualitas dan harga yang berbeda. Tujuannya agar memenuhi kebutuhan perusahaan dan kegiatan operasional perusahaan dapat tetap berjalan dengan teratur. • Kesalahan pengecekan stock. Hal ini terjadi karena kurangnya integrasi data dan informasi yang cepat pada sistem rantai pasokan. Selain itu, adanya human error pada saat pencatatan/penginputan data. Untuk mengatasi hal ini biasanya perusahaan melakukan sistem pendataan stock dengan menggunakan sistem double checking, yaitu menggunakan data di komputer dan juga pada kartu stock. • Kesalahan penerimaan informasi antar divisi. Hal ini dikarenakan tidak adanya pendokuemntasian yang baku terhadap data-data yang dimiliki oleh masing-masing divisi. Untuk mengatasi hal ini perusahaan perlu membuat suatu dokumentasi yang baku agar tidak terjadinya kesalahan penerimaan informasi antar divisi.