BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Basuki Pratama Engineering didirikan pada tanggal 16 Juli 1981 oleh dua bersaudara yakni Johannes Sujanto Basuki dan Stefanus Widagdo Basuki, dengan hanya mempekerjakan beberapa pekerja dalam suatu bengkel kecil, PT. Basuki Pratama Engineering memulai usahanya dalam memproduksi Kiln Dryer System. Dengan memiliki standar kualitas dan efisiensi yang tinggi, produk yang dihasilkan PT. Basuki Pratama Engineering dapat diterima dengan baik pada pasar lokal, baik perusahaanperusahaan maupun pabrik-pabrik yang ada. Sekarang, produk yang dihasilkan PT. Basuki Pratama Engineering sudah diekspor ke beberapa negara.Disamping selalu memelihara kualitas dari produkproduknya, PT. Basuki Pratama Engineering juga memperhatikan kepuasan dari konsumennya hal ini terbukti dengan adanya pelayanan setelah purna jual atau after sales services. Hal -hal tersebut yang membuat PT. Basuki Pratama Engineering terus menjadi “pemain” kuat di pasarnya. Saat ini PT. Basuki Pratama Engineering menjadi pemimpin pasar untuk Kiln Dryer System, dengan mempekerjakan ± 400 karyawan yang profesional serta memiliki lahan pabrik dengan luas ± 14000 m 2 yang bertempat di kawasan industri Pulogadung Jl. Pulolentut No.2 dan memiliki cabang di Bandung, Semarang dan Surabaya untuk pemasaran/marketingnya.
63 3.1.2 Struktur Organisasi
Sumber: PT. Basuki Pratama Engineering Gambar 3.1: Stuktur Organisasi Perusahaan
3.1.3 Tugas dan Wewenang 1. President Director Bertanggung jawab atas keseluruhan operasional di PT Basuki Pratama Engineering. Membawahi: General Manager Operation, Sales Director Area I & II, Finance & Administration Director, QA/QC (Quality Assurance / Quality Control). 2. General Manager Operation Bertanggung jawab atas berjalannya pabrik secara keseluruhan. Membawahi: a. Engineering Bertanggung jawab atas kelancaran produksi dari aspek technical.
64 b. Fabrication * PPC Bertanggung jawab atas perencanaan produksi. * Production Bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi. * Installation & Maintenance Bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan mesin. 3. Sales Director Area I - Bertanggung jawab atas penjualan di daerah Jakarta, Semarang, dan sekitarnya. - Memimpin tugas pemasaran sesuai rencana yang telah dibuat - Mencari informasi pasar bersama staffnya - Mengkoordinir fungsi penjualan - Menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat penjualan - Mengatur administrasi yang berhubungan dengan tugasnya - Mengkoordinir sales manajer yang ada di bawahnya - Menentukan prosedur pemasaran sesuai kebijakan perusahaan - Menampung dan merespon kritik dan saran dari konsumen - Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja bawahannya
65 4. Sales Director Area II - Bertanggung jawab atas penjualan di daerah Surabaya dan Bandung. - Memimpin tugas pemasaran sesuai rencana yang telah dibuat - Mencari informasi pasar bersama staffnya - Mengkoordinir fungsi penjualan - Menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat penjualan - Mengatur administrasi yang berhubungan dengan tugasnya - Mengkoordinir sales manajer yang ada di bawahnya - Menentukan prosedur pemasaran sesuai kebijakan perusahaan - Menampung dan merespon kritik dan saran dari konsumen - Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja bawahannya 5. Finance & Administration Director - Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasi dan memonitor kegiatan pembuatan laporan konsolidasi keuangan untuk perusahaan setiap bulan termasuk kegiatan verifikasi, pencatatan dan pemeriksaan terhadap semua transaksi umum yang terjadi - Mengkoordinasi dan mengontrol pembuatan laporan posisi arus kas dan anggaran untuk perusahaan Membawahi: a. Procurement / Sub-contracting Bertanggung jawab atas pengadaan barang serta bertanggung jawab atas ekspedisi. b. Accounting Bertanggung jawab atas pembukuan, invoice, account payable, dan lain-lain.
66 c. Finance Bertanggung jawab atas finansial perusahaan. d. Personnel & General Affair Mengurusi personalia (absen, gaji, lembur, dan lain-lain) dan bertanggung jawab atas urusan kerumah-tanggaan (makan, minum, seragam, mobil dinas, ruangan, dan lain-lain). 6. QA / QC Bertanggung jawab dalam penjaminan kualitas ke pelanggan serta bertanggung jawab langsung dalam kontrol dan pengecekan kualitas produk.
3.2 Sistem Yang Berjalan PT. Basuki Pratama Engineering merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. ”Desain menjadikan produk berkualitas”, itulah yang menjadi motto dari PT. Basuki Pratama Engineering. Departemen Engineering dan Fabrication adalah bagian pusat dari semua kegiatan untuk membuat produk berkualitas, yang memenuhi tuntutan pasar. Departemen ini menangani survei, pembuatan konsep, desain dan pemilihan bahan mentah. Di departemen ini, dilakukan pula pengujian produk, pengembangan dan penyempurnaan sebelum diluncurkan ke pasar. Merupakan suatu kebijakan perusahaan untuk menyediakan konsultasi teknis dengan klien yang prospektif. Departemen Marketing menangani pekerjaan ini untuk memastikan konsumen mendapatkan informasi yang memadai tentang produk yang mereka butuhkan, seperti tipe mesin, kapasitas & spesifikasi. Untuk memenuhinya, departemen ini didukung oleh teknisi yang berpengalaman.
67 Perencanaan dan pengendalian produksi di PT. Basuki Pratama Engineering yaitu berdasarkan order dari customer (by-order). Dalam hal ini, tentunya yang berhubungan langsung dengan customer / client yaitu bagian Marketing, yang kemudian dilanjutkan ke bagian Engineering, kemudian diteruskan ke bagian Fabrication termasuk didalamnya bagian PPC untuk dibuat perencanaan produksinya, baru dilanjutkan ke bagian produksi untuk memproduksi, dan diserahkan ke bagian instalasi, lalu diteruskan ke bagian electrical. Setelah produk jadi, baru diserahkan ke bagian QA/QC untuk dikontrol kualitasnya. Dalam melakukan pemasarannya, perusahaan melakukan pemasangan iklan di Yellow Pages, membagikan brosur-brosur dan mengikuti berbagai pameran alat-alat produksi seperti pameran produksi Indonesia dan lain-lain. Untuk pengiriman barang produksi PT. Basuki Pratama Engineering menggunakan kurir service dan bekerjasama dengan penyedia jasa pengantaran barang seperti DHL, DBX (Pengiriman lokal), sedangkan untuk ekspor atau impor barang-barang untuk produksi menggunakan shipping line (menggunakan angkutan kapal laut). Kebanyakan barang-barang spare part untuk proses produksi berasal dari negara lain (impor) dan saat ini yang menjadi ancaman utama adalah munculnya alat-alat sejenis yang berasal dari China dengan harga yang relatif lebih murah.
68 3.3 Analisis Kebutuhan Untuk menganalisis kebutuhan pada PT. Basuki Pratama Engineering, digunakan 3 tahapan pertama dari 7 tahap membangun Internet Marketing, yaitu: 3.3.1 Tahap Satu: Framing The Market Opportunity a. Menemukan peluang pada sistem nilai berjalan maupun baru -
Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah sehingga membuat bisnis dibidang pemanfaatan sumber daya alam misalnya hasil tambang, hasil hutan seperti kayu dan lain-lain semakin berkembang yang tentu saja diperlukan alatalat pendukung untuk mengolah kayu tersebut, oleh karena melihat kesempatan bisnis tersebut maka PT. Basuki Pratama Engineering bergerak dibidang industri manufaktur yang menyediakan alat-alat pendukung produk tersebut seperti Kiln Drying System, Boilers dan sebagainya.
-
Peluang bisnis yang sangat besar karena perusahaan yang bergerak dibidang industri ini masih belum terlalu banyak jumlahnya di Indonesia.
-
Dengan semakin berkembangnya teknologi maka perusahaan harus mengunakan strategi yang dapat mendukung pemasaran mereka misalnya dengan website, e-mail dan lain-lain, hal tersebut dapat membantu dalam hal penyediaan kebutuhan informasi produk yang cepat dan akurat yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.
69 -
Pengguna internet yang semakin meningkat Setiap tahunnya angka pengguna internet mengalami kenaikan. Dengan semakin banyaknya pengguna internet, hal ini dapat memperbesar peluang PT. Basuki Pratama Engineering untuk memperluas pangsa pasarnya melalui media internet salah satunya adalah situs web. Perkiraan resmi dari APJII terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet selama ini dan perkiraan sampai akhir tahun 2006 adalah sesuai dengan tabel berikut ini: Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumulatif) Tahun
Pelanggan
Pemakai
1998
134.000
512.000
1999
256.000
1.000.000
2000
400.000
1.900.000
2001
581.000
4.200.000
2002
667.002
4.500.000
2003
865.706
8.080.534
2004
1.087.428
11.226.143
2005*
1.500.000
16.000.000
(Sumber : http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php?lang=ind) * perkiraan s/d akhir 2005
70 -
Kebutuhan akan akses informasi yang cepat dan mudah Pada masa sekarang ini, perusahaan dan pekerjanya dituntut untuk lebih cepat dalam melakukan aktivitasnya atau akan kalah dalam bersaing. Siapa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih cepat akan lebih disukai. Kendala tersebut dapat diatasi dengan penggunaan media internet karena dapat menyediakan informasi dengan cepat saat pengguna internet mengaksesnya.
b. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi -
Kebutuhan akan kemudahan untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan dan informasi mengenai produk secara cepat dan up-to-date sehingga pelanggan dapat mengetahui apabila ada produk-produk terbaru dari perusahaan atau produk lama yang sudah tidak diproduksi lagi.
-
Pelanggan mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan informasi tentang produk baru dan sebagainya akibat keterbatasan media brosur.
-
Kemudahan dalam hal pemberian kritik dan saran untuk perusahaan.
c. Menentukan segmen target konsumen Berdasarkan pada analisa pada proses bisnis yang ada, target semen pasar PT. Basuki Pratama Engineering berdasar pada hal-hal sebagai berikut: -
Geographics
Segmen konsumen PT. Basuki Pratama Engineering adalah seluruh wilayah di Indonesia terutama Jakarta dan sekitarnya yang menjadi prioritas utama dan pasar internasional atau luar negeri sebagai prioritas kedua. -
Demographics
PT. Basuki Pratama Engineering membagi pasarnya berdasarkan jenis industri misalnya industri kayu dan tekstil.
71 d. Menilai kebutuhan sumber daya untuk mencapai penawaran Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan: -
Karyawan PT. Basuki Pratama Engineering dapat mengoperasikan komputer serta mampu mengakses internet.
-
Bagian Marketing yang terlatih dengan baik melalui training yang diadakan oleh perusahaan secara berkala sehingga memiliki produktivitas kerja yang tinggi dalam melakukan promosi dan penjualan
-
Spare part sebagian besar diimpor dari negara-negara Eropa yang kualitasnya telah teruji
-
Perusahaan memiliki teknisi yang handal dan berpengalaman dalam menangani mesin-mesin yang diproduksi
-
Perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan pemasok sehingga tidak pernah terjadi masalah dalam hal pengantaran spare part
e. Menafsir kesempatan bersaing dengan perusahaan kompetitor, teknologi, dan keuangan -
Persaingan dengan perusahaan industri sejenis tidak terlalu banyak dari dalam negeri, tetapi dengan semakin banyaknya bermunculan produk dari negara China dengan harga yang lebih murah akan memunculkan tantangan di masa mendatang
-
PT. Basuki Pratama Engineering belum memiliki departemen IT sehingga menggunakan tenaga kerja outsource (dari luar) untuk mendukung pembuatan program IT yang digunakan pada perusahaan sehingga akan terjadi kesulitan apabila terjadi kerusakan pada sistem yang digunakan
72 -
PT. Basuki Pratama Engineering memiliki modal yang sangat kuat, hal tersebut dapat dilihat dari data profit perusahaan 3 tahun terakhir sejak 2004, 2005 dan 2006 yang selalu meningkat. 1. Tahun 2004 sebesar 45 milyar rupiah 2. Tahun 2005 sebesar 50 milyar rupiah 3. Tahun 2006 sebesar 65 milyar rupiah Profit Perusahaan PT. Basuki
70000000000 60000000000 50000000000 40000000000 30000000000 20000000000 10000000000 0 2004
2005
2006
Sumber: PT. Basuki Gambar 3.2 Profit Perusahaan PT. Basuki
73 f. Keputusan untuk Go/No-Go Setelah melalui 5 tahapan diatas, maka dapat dilihat bahwa perusahaan berpeluang untuk menerapkan e-marketing, dan penggunaan e-marketing dapat membantu untuk menjangkau segmen pasar dari perusahaan PT. Basuki Pratama Engineering terutama untuk yang berasal dari luar Jakarta dan sekitarnya, dimana telah menjadi keinginan perusahaan untuk mengembangkan jangkauan pasarnya. 3.3.2 Tahap Dua: Formulating the Marketing Strategy 3.3.2.1 Segmentasi Posisi segmentasi PT. Basuki Pratama Engineering berada pada posisi Market Expansion yaitu perusahaan menemukan bahwa karakteristik segmen online sama dengan karakteristik segmen offline, tetapi ukuran segmen berubah menjadi lebih besar. Dengan adanya e-marketing akan mengalami perubahan ukuran segmentasi pasarnya, karena wilayah yang dijangkau dengan adanya internet akan menjadi lebih luas tetapi dalam hal prosedur pemesanan produk, pembayaran dan pelayanan antara segmen online dan offline adalah sama.
74 Tidak
Ya
Ya
Market Expansion
Reclassified Expansion
No Change
Market Reclassification
Perubahan ukuran segmen pasar Tidak
Gambar 3.3 Bricks-and-Mortar Segmentation PT. Basuki Pratama Engineering
3.3.2.2 Targeting Posisi PT. Basuki Pratama Engineering pada blanket targeting, karena setelah adanya penerapan e-marketing, target segmen pasar yang dilayani tetap berfokus pada jenis konsumen yang sama seperti target segmen pasar offline sebelumnya, tidak mengalami perubahan namun memberikan kemudahan fasilitas yang lebih baik bagi
Focus of Effort
konsumen.
Blanket Targeting
New-Opportunity Targeting
Beachhead Targeting
Bleed-Over Targeting
Gambar 3.4 Bricks and Mortar Targeting Scenarios PT. Basuki Pratama Engineering
75 3.3.2.3 Positioning PT. Basuki Pratama Engineering dapat ditempatkan pada blanket positioning, karena target segmen tidak mengalami perubahan, strategi marketing yang telah digunakan kepada pasar offline tetap digunakan dengan sebaik mungkin, dan dengan rancangan aplikasi e-marketing yang diimplementasikan dapat membantu memberikan nilai tambah untuk strategi pemasaran yang ada pada perusahaan. Customer Similarity
Focus of Effort
Same customers
Entire Segment
Different Customers
Blanket Targeting - Borrow heavily from existing offline positioning - Tout basic advantages of the Internet-conveinience and accessbility
Portions of a Segment
Gambar 3.5 Bricks-and-Mortar Positioning Scenarios PT. Basuki Pratama Engineering
3.3.3 Tahap Tiga: Designing the Customer Experience Dalam pengembangan website E-Marketing pada perusahaan PT. Basuki Pratama Engineering yang telah ada, tentu saja diperlukan saran-saran dari pelanggan yang telah berpengalaman menggunakan website yang lama agar website yang baru nantinya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi pada website yang lama.
76 Hal tersebut sangat penting karena pengguna dari website yang akan dikembangkan ini nantinya adalah pelanggan Basuki itu sendiri sehingga segala masukan atau saran yang diberikan sebisa mungkin akan dipenuhi. Pada tahap ini digunakan metode QFD (Quality Function Deployment), QFD adalah suatu metode analisis yang terbagi-bagi atas beberapa bagian untuk mempermudah, pada setiap fungsi akan disertakan gambar yang mewakili tahapantahapan yang sedang dijabarkan. Analisis ini pada dasarnya adalah mencari prioritas mengenai perbaikan apa yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan berdasarkan kebutuhan pelanggan yang dapat diperoleh dari wawancara dengan pelanggan Basuki, kuisioner dan perbandingan dengan website pesaing untuk perusahaan sejenis (dalam hal pengembangan website). Berdasarkan hasil wawancara, studi pustaka serta kuisioner dapat diperoleh informasi yang memberikan gambaran umum mengenai kondisi perusahaan berdasarkan nilai-nilai dari pelanggan atau customer dan perbandingan dengan pesaing sehingga akhirnya dapat diperoleh proritas apa saja yang diperlukan dalam pengembangan website pemasaran pada perusahaan.
77 3.3.3.1 Analisis QFD Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk membangun rumah kualitas QFD (Quality Function Deployment) adalah: 1. Tentukan siapa pelanggan, buat daftar keinginan pelanggan dan ukur pentingnya keinginan-keinginan tersebut dengan bantuan nilai pembobotan. Bagian 1a dalam tahapan QFD Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.6 The House of Quality QFD
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
78 1a. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan (Hasil Wawancara) Berdasarkan hasil wawancara dengan pelanggan perusahaan diperoleh beberapa kebutuhan pelanggan yang dapat dijadikan kriteria suatu website pemasaran yang baik, Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Website dari segi desain Suatu website harus memiliki desain yang menarik (Pemakaian warna dan latar belakang yang sesuai). 2. Penggunaan Teks (Font) yang sesuai Penggunaan format Teks (Font) yang sesuai guna memudahkan pengguna dalam membaca informasi-informasi yang ada dalam website. 3. Informasi produk yang jelas dan lengkap Informasi produk pada suatu website pemasaran haruslah jelas dan lengkap sehingga memudahkan pengguna untuk mengetahui spesifikasi, harga dan karakteristik dari suatu produk kapan pun dan dari mana pun pelanggan berada. 4. Website harus selalu up-to-date Website harus selalu diupdate (diperbarui) sehingga pengguna selalu mendapat berita terbaru dari perusahaan (misalnya informasi produk dan berita terbaru). 5. Tersedianya fasilitas yang memudahkan pengguna dalam mencari informasi mengenai produk maupun yang lainnya secara cepat dan efisien (Fasilitas Search). 6. Ketersediaan informasi mengenai nomor telepon atau e-mail perusahaan yang dapat dihubungi (Contact Us).
79 7. Navigasi yang memudahkan user sehingga memudahkan pengguna untuk menelusuri isi website dan mengetahui penunjuk hubungan antar link. (Site Map) 8. Ketersediaan sarana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang biasa ditanyakan oleh pelanggan sehingga pelanggan memahami segala sesuatu tentang produk, service, cara pembayaran dan lain-lain. (FAQ) 9. Tersedianya suatu sistem yang dapat
memberitahukan berita mengenai produk
terbaru secara otomatis kepada pelanggan yang dikirimkan langsung ke e-mail mereka (E-Newsletter). 10. Tersedianya suatu wadah pada website agar pelanggan dapat memberi masukan dan keluhan kepada perusahaan (Feedback).
80
Website dari segi desain
Penggunaan teks (font) yang sesuai
Informasi produk yang jelas dan lengkap
Website harus selalu up-to-date
Tersedianya fasilitas Search
Ketersediaan Contact Us
Ketersediaan Site Map
Ketersediaan FAQ
Ketersediaan E-Newsletter
Tersedianya fasilitas Feedback
Sumber: Hasil Wawancara Gambar 3.7 Rumah Kualitas yang telah diisi pada wilayah 1a
81 1b. Perhitungan Tingkat Kepentingan (Hasil kuisioner) Bagian 1b dalam tahapan QFD Perhitungan Tingkat Kepentingan
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.8 The House of Quality QFD
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
82 Sebelum memulai penelitian terlebih dahulu ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan. Oleh karena keterbatasan waktu dan berbagai hal maka sampel diambil dari pelanggan yang berada di wilayah Jakarta saja yang memang merupakan pangsa pasar terbesar perusahaan. Berdasarkan metode sampling jenuh atau sensus maka diperoleh 24 sampel. Setelah dilakukan penelitian sampel, maka dapat diperoleh data melalui kuisioner dan wawancara. Hasil pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Tabel Derajat Kepentingan Derajat Kepentingan Atribut Produk
Tingkat Kepentingan SP
P
KP
TP
Website dari segi desain
12
10
2
0
85,42%
SP
Penggunaan Teks (Font) yang sesuai
10
12
2
0
83,33%
SP
Informasi produk yang jelas dan lengkap
14
10
0
0
79,17%
SP
Website harus selalu up-to-date
15
8
1
0
89,58%
SP
Tersedianya fasilitas Search
8
13
3
0
76,04%
SP
Ketersediaan Contact Us
6
14
2
0
75%
P
Ketersediaan Site Map
1
12
8
3
61,46%
P
Ketersediaan FAQ
3
11
8
2
65,62%
P
Tersedianya E-Newsletter
3
7
11
3
60,42%
P
Tersedianya fasilitas Feedback
5
12
7
0
72,92%
P
Sumber: Hasil Kuisioner
83 Keterangan: SP
= Sangat Penting
P
= Penting
KP
= Kurang Penting
TP
= Tidak Penting
Masing-masing derajat kepentingan diberi bobot sebagai berikut: SP
=4
P
=3
KP
=2
TP
=1
Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan adalah: 4 x 24 = 96 Skor terendah untuk setiap pertanyaan adalah: 1 x 24 = 24 Untuk perhitungan tingkat kepentingan dimasing-masing pertanyaan dilakukan sesuai dengan contoh dibawah ini: * Tingkat Kepentingan Website dari segi desain: 4 x 12 = 48 3 x 10 = 30 2x2
= 4
1x0
= 0 + = 82
Jadi tingkat kepentingan Website dari segi desain adalah 82/96 x 100% = 85,42%
84 Berdasarkan bobot maka dapat digambarkan sebagai berikut: TP
0
KP
25
P
50
SP
75
85,42
100
Keterangan: ≤ 25
= TP
26-50 = KP 51-75 = P 76-100 = SP Jadi tingkat kepentingan Website dari segi desain adalah Sangat Penting (SP).
85
PT. Basuki
Website dari segi desain
85,42%
SP
Penggunaan teks (font) yang sesuai
83,33%
SP
Informasi produk yang jelas dan lengkap
79,17%
SP
Website harus selalu up-to-date
89,58%
SP
Tersedianya fasilitas Search
76,04%
SP
75%
P
Ketersediaan Site Map
61,46%
P
Ketersediaan FAQ
65,62%
P
Ketersediaan E-Newsletter
60,42%
P
Tersedianya fasilitas Feedback
72,92%
P
Ketersediaan Contact Us
Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 3.9 Rumah Kualitas yang telah diisi pada wilayah 1b
86 2. Bandingkan kinerja produk dengan kinerja produk pesaing (Hasil kuisioner) Bagian 2 dalam tahapan analisis QFD Perhitungan Evaluasi Produk
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.10 The House of Quality QFD
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
87 Karena pada kedua website yang ada saat ini, baik dari website PT. Basuki dan pesaing tidak memenuhi kebutuhan pelanggan pada poin nomor 8 dan nomor 9 (Tersedianya FAQ dan E-Newsletter) dari 10 kriteria kebutuhan pelanggan yang didapatkan dari hasil wawancara, maka untuk perbandingan dengan pesaing poin nomor 8 dan nomor 9 tidak diikutsertakan pada tabel perbandingan. Tabel 3.3 Tabel Perbandingan
Sumber: Hasil Kuisioner Keterangan: SB
= Sangat Baik
B
= Baik
KB
= Kurang Baik
TB
= Tidak Baik
88 Masing-masing hasil evaluasi diberi bobot sebagai berikut: SB
=4
B
=3
KB
=2
TB
=1
Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan adalah: 4 x 24 = 96 Skor terendah untuk setiap pertanyaan adalah: 1 x 24 = 24 Untuk perhitungan hasil evaluasi dilakukan sesuai contoh dibawah ini: * Hasil evaluasi untuk atribut tampilan web pada PT. Basuki Pratama Engineering: 3x4
= 12
16 x 3 = 48 4x2
= 8
1x1
= 1 + = 69
Jadi hasil evaluasi untuk website dari segi desain pada PT. Basuki adalah 69/96 x 100% = 71,87% sehingga dapat dikategorikan Baik.
89 Berdasarkan bobot maka dapat digambarkan sebagai berikut: TP
KP
P
0
25
50
SP
75
100
71,87% Keterangan: ≤ 25
= TB
26-51 = KB 51-76 = B 76-100 = SB 76-101 * Secara keseluruhan hasil evaluasi website pemasaran pada PT. Basuki adalah: (71,87% + 75% + 68,75% + 38,54% + 31,25% + 76,04% + 34,37% + 37,50%) : 8 = 54,16% sehingga dapat dikategorikan Baik. * Secara keseluruhan hasil evaluasi website pemasaran pada perusahaan pesaing adalah: ( 69,79% + 63,54% + 68,75% + 82,29% + 81,25% + 80,21% + 79,17% + 81,25%) : 8 = 75,78% sehingga dapat dikategorikan Sangat Baik.
90
Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 3.11 Rumah Kualitas yang telah diisi pada wilayah evaluasi produk Dari hasil perhitungan perbandingan dengan pesaing maka dapat dilihat beberapa hal yang perlu diperbaiki pada website Basuki terutama yang mendapat penilaian KB (Kurang Baik).
91 3. Identifikasi dan hitung tujuan perbaikan, tentukan mana keinginan pelanggan yang perlu diperbaiki agar produk dapat bersaing. Bagian 3 dalam tahapan analisis QFD Tujuan Proyek
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.12 The House of Quality QFD Pada bagian ketiga dalam rumah kualitas selanjutnya adalah menghitung tujuan proyek, maksud dari wilayah tujuan proyek adalah agar perusahaan dapat mengetahui bagaimanakah posisi perusahaan dimata pelanggan dibandingkan dengan pesaing.
92 Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui berapa banyak peningkatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dan pada sektor mana saja yang paling membutuhkan peningkatan untuk PT. Basuki Pratama Engineering, berikut merupakan gambar rumah kualitas yang telah diisi hingga ke bagian 3 dari rumah QFD.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 3.13 Rumah Kualitas yang telah diisi pada wilayah tujuan proyek
93 4) Terjemahkan keinginan pelanggan ke dalam parameter teknis yaitu spesifikasi produk (Hasil Wawancara) Bagian 4 dalam tahapan analisis QFD
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.14 The House of Quality QFD
Untuk mengetahui parameter teknis apa saja yang diperlukan pada suatu website pemasaran yang baik maka dilakukan wawancara kepada pihak internal perusahaan (Dalam hal ini orang yang bertugas mengurusi website perusahaan) sehingga diperoleh:
94 1. Website PT. Basuki Tabel 3.4 Tabel Parameter Teknis website PT. Basuki Parameter Teknis
Hasil Evaluasi
User Friendly
B
Kecepatan Akses
B
Updating
KB
Mencerminkan identitas perusahaan
B
Tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung seperti FAQ,
KB
Feedback, Search dan lain-lain
Sumber: Hasil Wawancara
2. Website perusahaan pesaing Tabel 3.5 Tabel Parameter Teknis website perusahaan pesaing Parameter Teknis
Hasil Evaluasi
User Friendly
B
Kecepatan Akses
B
Updating
SB
Mencerminkan identitas perusahaan
B
Tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung seperti FAQ, Feedback, Search dan lain-lain
Sumber: Hasil Wawancara
B
95 Keterangan: SB
= Sangat Baik
B
= Baik
KB
= Kurang Baik
TB
= Tidak Baik
Untuk parameter teknis dari perusahaan pesaing, dikarenakan tidak memungkinkan untuk mengevaluasi secara langsung kepada perusahaan pesaing maka wawancara secara keseluruhan diajukan kepada pihak internal perusahaan PT. Basuki.
96
Sumber: Hasil Wawancara Gambar 3.15 Rumah Kualitas yang telah diisi sampai pada bagian 4
97 5) Periksa hubungan antara keinginan pelanggan dengan parameter teknis (Hasil Wawancara) Bagian 5 dalam tahapan analisis QFD Matriks Interaksi
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.16 The House of Quality QFD
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
98 Untuk mengetahui hubungan antara keinginan pelanggan dengan parameter teknis dilakukan wawancara dengan pihak perusahaan, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.6 Tabel Kekuatan Hubungan Atribut Produk Dengan Parameter Teknis
99
Sumber: Hasil Wawancara Keterangan: Ya
= Ada hubungan
Tidak = Tidak ada hubungan 1
= Hubungan Lemah
2
= Hubungan Menengah
3
= Hubungan Kuat
100
Sumber: Hasil Wawancara Gambar 3.17 Rumah Kualitas yang telah diisi sampai pada bagian 5
101 6) Kekuatan Hubungan Antar Parameter Teknis (Hasil Wawancara) Bagian 6 dalam tahapan analisis QFD Matriks Korelasi
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.18 The House of Quality QFD
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
102 Setelah memperoleh relasi antara parameter teknis dan kebutuhan pelanggan maka analisa akan bergerak ke tahap berikutnya , yaitu matriks korelasi dimana pada bagian ini akan menganalisis hubungan antar parameter teknis, apakah berhubungan atau tidak dan apabila antar parameter teknis ada hubungan bagaimana hubungannya apakah kuat, sedang atau lemah. Tabel 3.7 Tabel Kekuatan Hubungan Parameter Teknis
Sumber: Hasil Wawancara Keterangan: Ya
= Ada hubungan
Tidak = Tidak ada hubungan 1
= Hubungan Lemah
2
= Hubungan Menengah
3
= Hubungan Kuat
103
Sumber: Hasil Wawancara Gambar 3.19 Rumah Kualitas yang telah diisi sampai pada bagian 6
104 7) Catatlah satuan tolak ukur untuk semua parameter teknis. Bagian 7 dalam tahapan analisis QFD Analisis Teknis
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.20 The House of Quality QFD Analisis disini akan memperhitungkan antara besarnya hubungan dalam matriks interaksi yaitu dengan mengalikan antara besarnya relasi 3 (kuat), 2 (menengah) dan 1(lemah) dengan persentasi dari weight yang telah diperhitungkan dalam wilayah 3 atau tujuan proyek.
105 Pada dasarnya bagian ini hanyalah merupakan perhitungan matematis dari faktor-faktor atau parameter-parameter yang telah ditatapkan sebelumnya yang akan ditunjukkan oleh gambar dibawah ini:
Sumber: Hasil Pengolahan Data Gambar 3.21 Rumah Kualitas yang telah diisi sampai pada bagian 7
106 8) Tentukan nilai target desain produk baru atau tunjukkan perbaikan parameter teknis yang dilakukan. Bagian 8 dalam tahapan analisis QFD Nilai Target
6 Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk)
Matriks Interaksi
7
8
Analisis Teknis
Nilai Target
Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153 Gambar 3.22 The House of Quality QFD
3
Tujuan Proyek
5
2
Tingkat Kepentingan
1b
Kebutuhan Pelanggan
1a
Evaluasi Produk
4
107 Bagian ke 8 merupakan bagian paling akhir dari rumah kulitas (QFD), pada bagian rumah kualitas ini, satuan tolak ukur dari semua parameter teknis diperlihatkan. Satuan tolak ukur yang digunakan adalah bobot yaitu SB (Sangat Baik), B (Baik), KB (Kurang Baik) dan TB ( Tidak Baik). Nilai target diambilkan berdasarkan hasil terbaik dari nilai perbandingan dengan pesaing.
3.3.3.2 Perhitungan Analisis QFD 1. Derajat Kepentingan didapatkan melalui kuisioner derajat kepentingan. 2. Evaluasi Produk didapatkan melalui kuisioner perbandingan dengan pesaing. Untuk perhitungan hasil evaluasi dilakukan sesuai contoh dibawah ini: * Hasil evaluasi untuk atribut tampilan web pada PT. Basuki Pratama Engineering: Contoh hasil evaluasi untuk website dari segi desain pada PT. Basuki yaitu 3x4
= 12
16 x 3 = 48 4x2
= 8
1x1
= 1 + = 69
Untuk perhitungan rata-rata (mean) jawaban berdasarkan bobot adalah sebagai berikut : Jadi rata-rata jawaban pelanggan untuk website dari segi desain pada PT. Basuki adalah 69 : 24 (jumlah responden) = 2,9
108 * Hasil evaluasi untuk atribut tampilan web pada perusahaan pesaing Contoh hasil evaluasi untuk website dari segi desain pada perusahaan pesaing yaitu 3x4
= 12
14 x 3 = 42 6x2
= 12
1x1
= 1 + = 67
Untuk perhitungan rata-rata (mean) jawaban berdasarkan bobot adalah sebagai berikut : Jadi rata-rata jawaban pelanggan untuk website dari segi desain pada perusahaan pesaing adalah 67 : 24 (jumlah responden) = 2,8 * Untuk perhitungan Target Nilai diambil dari nilai yang tertinggi dari perbandingan mean antara PT. Basuki dengan perusahaan pesaing * Untuk Target Pengembangan didapat dari Target Nilai dibagi mean PT. Basuki * Untuk perhitungan Bobot didapat dari Tingkat Kepentingan dikalikan Target Pengembangan * Untuk perhitungan % Bobot didapat dari Bobot dibagi dengan Total Bobot dikalikan 100% 3. Analisis Teknis Nilai Target didapatkan melalui wawancara parameter teknis. 4. Kekuatan hubungan atribut produk dengan parameter teknis didapatkan dari wawancara dan nilainya diproleh dari % Bobot dikalikan Kekuatan Hubungan * Untuk % Prioritas didapatkan dari masing-masing skor dibagi dengan jumlah skor dikalikan 100% 5. Kekuatan Hubungan Parameter Teknis didapatkan dari wawancara kekuatan hubungan parameter teknis.
109
110 3.3.3.3 Hasil Analisis QFD Berdasarkan hasil analisis QFD secara keseluruhan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa PT. Basuki Pratama Engineering harus melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas pada website pemasarannya terutama setelah dilakukan evaluasi produk dengan pesaing terdapat beberapa sektor yang harus dipenuhi berdasarkan kebutuhan pelanggan seperti website harus selalu up-to-date, ketersediaan fasilitas Search, Sitemap dan Feedback. Selain itu melalui analisis kekuatan hubungan, dapat diketahui tingkat prioritas parameter teknis pada sektor user friendly sebesar 37,6%, kecepatan akses sebesar 12,4%, updating sebesar 19,4%, mencerminkan identitas perusahaan sebesar 9,9% dan tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung sebesar 20,7%. Oleh karena itu sektor user friendly, tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung dan updating harus diberi perhatian khusus karena memiliki skala prioritas yang cukup tinggi. Pada nilai target juga perlu diperhatikan beberapa sektor yang memerlukan perbaikan terutama pada sektor yang mendapat bobot Kurang Baik (KB) pada perusahaan seperti updating dan tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung pada website.
111 3.4 Analisis Porter PT. Basuki Pratama Engineering
Pendatang Baru - Produk-produk impor dari China - PT. Weltest Energi Nusantara
Supplier
Pesaing Sejenis
- PT. Sinar Laut Mandiri - PT. Grundfost Indonesia - Weil Mclain Industries - Peerless Boilers
- Aalborg Industries - PT. Gikoko - PT. Ragam Coral Adiyasa - PT. Grand Kartech
Pelanggan - PT. Gemala Kempa Daya - PT. Komatsu Indonesia Tbk - PT. Morita Tjokro Gearindo - PT. Bintang Agung
Produk Pengganti -
Sumber: Hasil Wawancara Gambar 3.24: Analisis Porter PT. Basuki Pratama Engineering
112 3.4.1 Ancaman Pendatang Baru (Threats of New Entrants) Munculnya pendatang baru bagi PT. Basuki Pratama Engineering cukup terasa, walaupun tidak terlalu banyak muncul pesaing baru domestik saat ini tetapi dengan semakin banyak munculnya barang-barang spare part produksi dari China dengan harga yang sangat murah tetapi belum teruji kualitasnya, apalagi hampir seluruh spare part yang digunakan oleh PT. Basuki Pratama Engineering diimpor dari Eropa terutama Jerman yang tentu saja dari segi harga lebih mahal tetapi kualitasnya tentu saja lebih baik. Sedangkan untuk pesaing domestik contohnya adalah PT. Weltest Energi Nusantara. Hal-hal di atas dapat menjadikan suatu ancaman yang harus diwaspadai pada masa mendatang. 3.4.2 Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitute Product) Untuk produk pengganti bagi produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Basuki Pratama Engineering saat ini bisa dikatakan tidak ada karena fungsi dari masing-masing produk yang ada sudah jelas dan fungsi tersebut tidak dapat digantikan oleh perangkat lain, yang ada adalah produk-produk pengganti untuk bahan bakar boilers yang biasanya menggunakan bensin dapat digantikan dengan bahan bakar lain seperti batubara, kelapa sawit, kayu dan sebagainya. 3.4.3 Kekuatan Daya Tawar Pemasok (The Bargaining Power of Suppliers) Kekuatan daya tawar pemasok menjadi perhatian utama perusahaan karena pemasok mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Pemasok untuk PT. Basuki Pratama Enginnering sangat banyak jumlahnya dikarenakan banyaknya spare part yang dibutuhkan untuk membuat mesin boilers dan lain-lain.
113 Beberapa contoh pemasok antara lain: - PT. Sinar Laut Mandiri - PT. Grundfost Indonesia - Weil-Mclain Industries - Peerless Boilers 3.4.4 Kekuatan Daya Tawar Pembeli (The Bargaining Power of Buyers) Hal ini sangat penting karena pembeli / pelanggan dapat menentukan perkembangan perusahaan terutama dari segi profit (keuntungan), perusahaan tentu saja berharap agar produk yang dihasilkan dapat dibeli sebanyak-banyaknya oleh konsumen tetapi hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah apalagi konsumen saat ini tidak hanya mementingkan hal-hal umum seperti harga, merek atau kualitas dari suatu produk tetapi juga bagaimana cara suatu perusahaan dapat menyentuh hati konsumennya melalui promosi-promosi yang menarik dan pelayanan yang mereka berikan sehingga dapat membuat konsumen tertarik untuk membeli produk-produk dari perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus bisa menjaga hubungan baik dengan konsumen terutama dalam hal pelayanan seperti after sales services yang diterapkan oleh PT. Basuki Pratama Engineering. Beberapa contoh pelanggannya antara lain: - PT. Gemala kempa Daya - PT. Komatsu Indonesia, Tbk - PT. Morita Tjokro Gearindo - PT. Bintang Agung
114 3.4.5 Persaingan antara perusahaan sejenis (Rivalry Among Existing Firms) Persaingan antar perusahaan yang sejenis biasanya terjadi dalam hal harga, kualitas dan pelayanan. PT. Basuki Pratama Engineering memiliki kekuatan dalam hal kualitas karena spare partnya langsung diimpor dari Eropa yang sebagian besar berasal dari negara Jerman, selain itu untuk service perusahaan menggunakan konsep after sales services. Untuk mesin pengering kayu (Kiln Dryer System), PT. Basuki Pratama Engineering merupakan pionner yang dapat merupakan kekuatan secara tidak langsung karena biasanya produk yang pertama kali muncul akan selalu diingat oleh konsumen. Selain itu faktor-faktor lain yang berpengaruh bagi perusahaan untuk menjadi pemain yang kuat dibidangnya bukan semata-mata dari hal-hal yang telah disebutkan di atas saja tetapi juga dari besarnya pengaruh atas faktor-faktor yang sulit untuk diukur seperti kepercayaan konsumen, koneksi, pengalaman dan lain-lain. Beberapa contoh perusahaan pesaing yang sejenis antara lain: - Aalborg Industries - PT. Gikoko - PT. Ragam Coral Adiyasa - PT. Grand Kartech Kelompok pesaing terdiri dari perusahaaan-perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama hingga saat ini adalah pemain yang paling dominan dalam industri ini. Target konsumen dari industri ini sudah sangat jelas dan spesifik, oleh karena itu maka konsumen tidak dapat dimasukkan ke dalam cara penggolongan yang umum sehingga hal ini menyebabkan kondisi persaingan dalam industri sangat ketat.