BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1
Sejarah Berdirinya Radio Republik Indonesia Radio Republik Indonesia, secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman Jalan M enteng Dalam Jakarta menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI. Butir Tri Prasetya yang ketiga merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran atau keyakinan partai atau golongan. Hal ini memberikan dorongan serta semangat kepada broadcaster RRI pada era Reformasi untuk menjadikan RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang independent, netral dan mandiri serta senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Likuidasi Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid dijadikan momentum dari sebuah proses perubahan Government Owned Radio ke arah Public Service Boradcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000.
60
61 Pembenahan organisasi dan manajemen dilakukan seiring dengan upaya penyamaan visi (shared vision) dikalangan pegawai RRI yang berjumlah sekitar 8500 orang yang semula berorientasi sebagai pemerintah yang melaksanakan tugas-tugas yang cenderung birokratis. Dewasa RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri. "Suara Indonesia".
3.2
Logo Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
3.3
Visi dan Misi RRI 3.3.1. Visi Visi RRI adalah “M enjadi Radio Publik M ilik Bangsa, Acuan Informasi Terpercaya dan Hiburan Yang Sehat, Pemberdayaan M asyarakat, Perekat Budaya Bangsa , Sejahtera dan Unggul Secara Nasional Bertaraf Internasional.” Dari visi tersebut, dikembangkan budaya organisasi yang dilandasi motto : ”Sekali Di Udara Tetap Di Udara, Unggul dan Sejahtera” 3.3.2 Misi Adapun rumusan M isi RRI adalah sebagai berikut :
62 1.
M emberikan layanan informasi, pendidikan dan hiburan kepada semua lapisan masyarakat di seluruh indonesia.
2.
M endukung terwujudnya kerjasama dan saling pengertian dengan negara– negara sahabat khususnya dan dunia internasional pada umumnya.
3.
Ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan mendorong terwujudnya masyarakat yang informatif.
4.
M eningkatkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis dan berkedilan, serta menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia.
3.4
5.
M erekatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
6.
M elaksanakan kontrol sosial.
7.
M engembangkan jati diri dan budaya bangsa.
Tugas dan Fungsi LPP RRI 3.4.1
Tugas RRI mempunyai tugas memberikan pelayanan informasi, pendidikan,
hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran radio yang menjangkau seluruh wilyah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3.4.2
Fungsi Untuk melaksanakan tugas sebagaimana menyelenggarakan fungsi
a. Perumusan kebijakan umum dan pengawasan di bidang penyelenggaraan penyiaran radio milik bangsa
63 b. Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan penyelenggaraan penyiaran radio milik bangsa. c. Pembinaan dan pelaksanaan administrasi serta sumber daya RRI. 3.5
Jasa dan Kegiatan RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Channel) kepada masyarakat luas. Di Stasiun Cabang Jakarta terdapat 6 programa yaitu programa I untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Programa II untuk segment pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan Informasi, Programa IV Kebudayaan, Programa V untuk saluran Pendidikan dan Programa VI M usik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan "Suara Indonesia" ( Voice of Indonesia) menyelenggarakan siaran dalam 10 bahasa. Guna merealisir perubahan status RRI menjadi lembaga penyiaran publik yang "Khas Indonesia", RRI telah menjalin kerjasama pelatihan dan seminar mengenai prinsip dan aplikasi radio publik dengan Radio Swedia, IFES dan Internews.
RRI
juga sudah
merintis
pemanfaatan
membukasitus www.rri-online.com serta memanfaatkan
multimedia dengan sarana penyiaran
teknologi digital dengan memanfaatkan satelit milik WorldSpace Corporation. Sebagai industri penyiaran , RRI memiliki kesempatan yang sama dengan media
64 penyiaran lainnya mengapreasikan semua kekuatan untuk memberikan yang terbaik bagi publik.
Berikut adalah klasifikasi Stasiun Penyiaran LPP RRI:
3.6
S truktur Organisasi Dalama rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintahan Nomor 12 Tahun 2005 tentang Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia, maka telah ditetapkan Peraturan Direksi Nomor 001/PER/DIREK SI/2006 tanggal 10 November 2006. •
Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan penyiaran radio, bersifat independent, netral,
65 tidak komersial dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. •
Dewan Pengawas adalah organ lembaga penyiaran publik yang berfungsi mewakili masyarakat, pemerintah, dan unsur lembaga penyiaran publik yang menjalankan tugas pengawasan untuk mencapai tujuan lembaga penyiaran publik.
•
Dewan Direksi adalah unsur pemimpin lembaga penyiaran publik yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan lembaga penyiaran publik.
•
Penyelenggara Siaran adalah stasiun penyiaran yang menyelenggarakan siaran lokal, region, nasional, dan internasional. Berikut adalah struktur organisasi Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik
Indonesia :
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi LPP Radio Republik Indonesia
66
Gambar 3.2 Bagan Struktur Organisasi Direktorat Sumber Daya Teknologi
1.
Dewan Pengawas LPP RRI :
M enetapkan kebijakan umum, rencana induk, kebijakan penyiaran, rencana kerja dan anggaran tahunan, kebijakan pengembangan kelembagaan dan sumberdaya, serta mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut sesuai dengan arah dan tujuan penyiaran. 2.
Satuan Pengawas Intern LPP RRI :
M elaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan LPP RRI. 3.
Pusat Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan LPP RRI:
M ekasanakan penelitian, pengembangan, serta pendidikan dan pelatihan di Lingkungan LPP RRI.
67 4.
Dewan Direksi LPP RRI :
M elaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas yang meliputi kebijakan umum, rencana induk, kebijakan penyiaran, rencana kerja dan anggaran tahunan, serta kebijakan pengembangan kelembagaan dan sumberdaya. Pembagian tugas dalam Dewan Direksi meliputi : •
Direktur Utama :
M engkoordinasi, mengawasi, dan menetapkan tindakan atas nama persetujuan anggota direksi terhadap tugas-tugas para direktur dalam memimpin dan mengelola LPP RRI. •
Direktorat Administrasi dan Keuangan :
M engkoordinasi perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan keuangan di lingkungan RRI. •
Direktorat Sumberdaya dan Teknologi :
M erencanakan, merumuskan, dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang sumberdaya teknologi. •
Direktorat Program dan Produksi
M erencanakan, merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi di bidang program dan produksi. •
Direktorat Layanan Usaha
M erencanakan, merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi, serta mengevaluasi pengelolaan dan usaha.
68 3.7
Sistem Yang Sedang Berjalan RRI merupakan stasiun penyiaran yang bersifat nasional untuk menjangkau seluruh warga Negara Indonesia di penjuru tanah air, yang mana memiliki kantor cabang bertipe kelas A dan B yang tersebar di 11 kota besar di Indonesia dengan 48 stasiun penyiaran Kelas C. Dengan banyaknya kantor cabang tersebut diperlukan sarana komunikasi yang saling terintegrasi dengan baik. Saat ini LPP RRI menggunakan jaringan telepon untuk berkomunikasi. Pada setiap kantor cabang ada yang terhubung ke internet ada pula yang tidak terhubung ke internet. Pada skripsi ini di rancang untuk kantor RRI yang terhubung ke internet tetapi lebih difokuskan untuk pembahasan pada RRI kantor pusat dan kantor cabang Jakarta, karena memiliki jaringan komputer yang lebih kompleks dan memiliki pengaruh yang cukup vital. Pada kantor RRI di Jalan M edan M erdeka Barat sendiri terdiri dari dua gedung utama yang terdapat pada satu lokasi dan terhubung via LAN, yaitu gedung kantor pusat dan gedung kantor RRI cabang Jakarta. Sehingga dapat melakukan akses melalui ethernet sebesar 100 M bps. Kantor cabang yang terhubung ke internet memiliki jalur akses dengan Internet Service Provider (ISP) dari PT Telkom melalui leased line. Untuk kantor pusat dan kantor cabang Jakarta memiliki kecepatan akses internet 10 Mbps. Kecepetan akses sebesar itu, dirasa sangat cukup untuk membangun infrastruktur jaringan VoIP dengan menghasilkan kualitas suara yang baik. Namun di karenakan penggunaan bandwidth tersebut di bagi-bagi pada setiap kantor. M aka
69 kecepatan akses dari tiap client menurun, tergantung jumlah user yang menggunakan. 3.7.1
Topologi Jaringan Yang S edang Berjalan Skema Jaringan LPP RRI secara umum adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3 Skema Jaringan LPP RRI
Pada skema jaringan di atas dapat dilihat bahwa RRI memiliki beberapa switch sebagai penghubung komputer client yang kemudian switch tersebut terhubung ke main switch. Main switch tersebut kemudian terhubung ke hub. Hub kemudian tehubung ke switch server yang dibatasi dengan firewall dan hub tersebut juga terhubung ke router.
70 Kemudian untuk komunikasi jaringan dari kantor pusat RRI ke kantor cabang RRI Jakarta yaitu dari router menggunakan leased line karena RRI pusat dan RRI Jakarta berada dalam satu lokasi, hanya berbeda gedung saja. Tetapi untuk komunikasi dari RRI pusat ke RRI cabang di daerah menggunakan jalur VPN (Virtual Private Network), selain itu ada alternatif lain untuk penghubung jaringan tersebut yaitu via satelit dengan memanfaatkan teknologi dari WorldSpace Corporation, terutama untuk cabang RRI kelas C di daerah terpencil. Dan untuk studio Pro 3 RRI Jakarta ditempatkan pada kantor RRI pusat, bersama RRI Pro V juga RRI Pro VI.
3.7.2
Jaringan Data Kantor Cabang Jaringan kantor cabang yang diambil adalah pada RRI Jakarta Berikut adalah ilustrasi konfigurasi LAN RRI Jakarta :
Gambar 3.4 LAN pada RRI Jakarta
71 Dari konfigurasi LAN RRI Jakarta tersebut, bisa dilihat bahwa terdapat satu buah server. Server ini digunakan untuk server utama dan pengolahan jaringan pada kantor RRI Jakarta. Server ini juga digunakan untuk bank data, seperti penyimpanan file dan arsip kantor RRI Jakarta, file musik, file rekaman siaran, dan arsip rekaman. Dari server tersebut terhubung ke switch yang kemudian langsung ke client di studio siaran. Dan dari switch tersebut juga terhubung ke switch lain yang terhubung ke setiap client. Jadi topologi yang digunakan seperti topologi tree.
3.7.3
Pengalamatan IP Pada kantor RRI cabang Jakarta menggunakan network dengan IP Private 10.30.1.0. Pengalamatan IP pada kantor RRI cabang Jakarta dilakukan dengan 2 cara yaitu menggunakan Static IP dan Dynamic IP. Untuk Static IP range IP yang digunakan adalah 10.30.1.1 sampai dengan 10.30.1.20, dan 10.30.1.240 sampai dengan 10.30.1.255. Untuk Dynamic IP range yang digunakan adalah 10.30.1.21 sampai dengan 10.30.1.239. Static IP digunakan untuk beberapa device termasuk untuk serverserver yang ada dan untuk kepentingan lain. Pada Dynamic IP ada beberapa IP yang direservasi berdasarkan M AC address. Hal ini dimaksudkan agar alamat IP tersebut hanya akan diperoleh oleh device yang menggunakan M AC address yang tercantum.
72 Adapun pembagian IP komputer per lantai adalah seperti yang terlihat di bawah ini. Lantai
Jumlah komputer yang digunakan
Lantai 1
12 komputer
Lantai 2
10 komputer
Lantai 3
6 komputer
Lantai 4
8 komputer
Lantai 5
10 komputer
Lantai 6
18 komputer
Lantai 7
7 komputer
Lantai 8
6 komputer
Tabel 3.1 Jumlah komputer tiap-tiap lantai 3.7.4
Hardware Yang Digunakan Perangkat – perangkat yang digunakan pada kantor pusat RRI untuk membuat koneksi jaringan yang ada adalah : 1.
Router Cisco PIX 515E series digunakan sebagai device utama yang menghubungkan jaringan LAN kantor pusat RRI dengan internet.
2.
Firewall Cisco ASA 5510, digunakan untuk melakukan filter terhadap lalu lintas jaringan dari dalam ke luar maupun sebaliknya.
3.
Switch
LinkSys,
digunakan
sebagai
main
switch
untuk
menghubungkan switch yang ada di setiap lantai dan juga menghubungkan switch yang ada di setiap studio.
73 4.
Switch Server LinkSys, sebagai koneksi antara server dari internal network ke eksternal network.
Gambar 3.5 Switch Server 5.
Switch 3com, digunakan untuk hubungan jaringan di setiap lantai dan studio siaran.
Gambar 3.6 Switch pada lantai dan studio
Router Cisco
Firewall Main Switch
Monitor Configurasi
Gambar 3.7 Perangkat jaringan RRI dalam satu rack
74 Selain perangkat jaringan, RRI juga memiliki 4 buah server yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional LPP RRI sehari–hari, yaitu : 1. Proxy Server Pada server ini selain proxy juga terdapat DHCP, penghubungan fungsi ini dikarenakan pada server ini menggunakan operating system Windows Server 2003, yang memiliki fitur DHCP server. 2. Web Server Server ini berfungsi sebagai server website resmi RRI yaitu www.rrionline.com dan juga sebagai email server RRI, yang menggunakan operating system Linux Slackware. 3. Database Server Server ini bertugas sebagai tempat penyimpanan Database karyawan. Server ini menggunakan operating system Windows Server 2003 dengan aplikasi yang digunakan adalah MySQL. 4. CCTV server Fungsi utama server ini khusus untuk menangani pengaturan dan penyimpanan data dari CCTV yang digunakan oleh RRI. Server ini memiliki jaringan tersendiri yang tidak dibahas. Jaringan ini terhubung ke beberapa kamera yang terpasang dan peralatan CCTV lainnya. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows XP Profesional.
75
Gambar 3.8 Salah satu server RRI
Sementara untuk sisi client, perangkat komputer yang digunakan bervariasi karena pada RRI sendiri telah meng-upgrade perangkat komputer client, terutama komputer untuk keperluan yang penting. Yang mana produk yang digunakan adalah komputer dengan branded HP. Berikut adalah spesifikasi dari salah satu contoh komputer client yang telah di-upgrade: •
HP Pavilion a62301 Home PC
•
Intel Core 2 Duo Processor E4500
•
M emory 1024 M B
•
Hardisk 160 Gb
•
Sistem Operasi Windows XP Profesional
•
LCD monitor 21” HP
76
Gambar 3.9 Salah satu PC client RRI
3.7.5
Jaringan Suara / Line Telepon
Jaringan suara pada RRI terbagi atas 2 jenis yaitu jaringan PABX dan jalur suara langsung ke line Telkom, pemisahan ini dilakukan untuk mempermudah konfigurasi pada PABX server, sehingga tidak perlu adanya administrator khusus untuk PABX. Selain itu untuk menghindari penggunaan telepon PSTN secara berlebihan oleh karyawan atau melakukan panggilan ke luar yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan RRI, karena hal ini dapat menyebabkan pembengkakan biaya telepon kantor dan tentunya dapat mengurangi anggaran belanja yang ada secara signifikan.
77 1.
Jaringan PABX Berikut adalah jaringan PABX server yang digunakan pada RRI,
berdasarkan gambaran umum : PABX
Splitter
Line 1
Splitter
Splitter
Line 2
Line 3
Splitter
Line 4
250 Ekstens ion
Gambar 3.10 : Jaringan PABX server RRI
Dari gambaran di atas bahwa jaringan PABX tersebut di gunakan pada satu gedung RRI saja PABX RRI menggunakan Philips SOPHO S1000 sebagai sentral PABX server. Philips SOPHO S-1000 memiliki 4 port trunk CO line-in untuk melakukan koneksi ke line Telkom. Dan 250 port eksetensi tetapi 120 yang terhubung ke pesawat telepon lokal, dengan kategori ekstensi secara acak. Karena PABX ini hanya digunakan untuk ruang lingkup kantor pusat saja atau tidak dihubungkan ke jalur PSTN, maka CO line-in tidak digunakan. Dari segi fitur, saat ini RRI hanya memanfaatkan fitur ekstensi untuk menghubungkan antar terminal, serta beberapa fitur standar seperti fungsi
78 hold, call transfer, dan fitur umum lainnya. Fitur-fitur lain yang didukung sentral PABX ini belum seluruhnya digunakan karena alasan kebutuhan tersebut tidak terlalu mendesak dan konfigurasi yang relatif rumit.
2.
Jalur PSTN / Jalur ke Telkom Saat ini RRI memasang 20 line Telkom untuk melakukan
panggilan ke luar seperti melakukan lokal (dalam kota, SLJJ, maupun SLI.). 20 line ini menyatu pada satu buah sentral, dengan menggunakan splitter untuk memecah jalur tersebut menjadi 20 cabang yang terhubung ke terminal telepon. Hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan cost yang harus dibayar. Perangkat telepon yang digunakan pada kedua jenis sambungan diatas masih menggunakan telepon analog dan mesin fax yang dapat digunakan untuk mengirim fax dan melakukan panggilan telepon.
3.7.6
Analisis Traffic Internet Untuk menerapkan teknologi VoIP terlebih dahulu harus melakukan monitoring jaringan, sebagai kegiatan untuk mengetahui aktifitas dan traffic internet pada host yang digunakan. Yang mana grafik tersebut digunakan untuk melihat apakah bandwidth yang tersedia memungkinkan untuk menerapkan teknologi VoIP. Dari monitoring tersebut bisa menggambarkan bandwidth yang tersedia pada saat jam kerja. Software yang digunakan adalah Bandwidth
79 M onitor versi 3.1. Pengambilan sample traffic dilakukan selama 5 hari jam kerja, dari tanggal 20 April 2009 sampai 24 April 2009 dengan 4 waktu berbeda, yaitu jam 8, jam 10, jam 13.00, jam 15.00. Pembagian waktu tersebut dilakukan karena menurut pengamatan yang terjadi, aktifitas penggunaan internet tergantung dari waktu jam kerja selama sehari. Dan dari pengamatan ini diambil grafik secara rata-rata pada tiap waktu. Berikut adalah hasil pengamatan yang dilakukan : 1.
Jam 8.00
Gambar 3.11 Pengamatan jam 8.00 pagi
Terlihat bahwa traffic pada jam tersebut ukuran kecepatan bandwidth masih besar, rata–rata sekitar 1,1 M bps, ini dikarenakan pada waktu tersebut, kantor masih relatif belum ramai, sehingga user pengguna internet pun masih sedikit. Karyawan mulai penuh dan
mulai
mengaktifkan internet sekitar jam 9 keatas. Terlihat bahwa kecepatan maksimum adalah 1,1 M bps, untuk downstream sebesar 910,3 Kbps, dan untuk upstream sebesar 19,4 Kbps.
80 2.
Jam 10.00
Gambar 3.12 Pengamatan jam 10.00 pagi
Dari hasil pengamatan rata–rata kecepatan bandwidth pada jam tersebut sekitar 900 Kbps, kecepatan ini menurun dikarenakan pada waktu tersebut user yang menggunakan internet meningkat dan menurut pengamatan, pada waktu ini adalah waktu paling sibuk khususnya untuk aktifitas traffic internet dan jaringan. Terlihat bahwa kecepatan maksimum adalah 982,2 Kbps, untuk downstream sebesar 243,9 Kbps, dan untuk upstream sebesar 54,3 Kbps. Walapun kecepatan menurun, tapi dengan kecepatan sebesar itu masih cukup untuk teknologi VoIP dengan kualitas yang baik.
3. Jam 13.00
Gambar 3.13 Pengamatan jam 13.00
81 Dari hasil pengamatan rata–rata kecepatan bandwidth pada jam tersebut sekitar 1,1 M bps, kecepatan ini naik dari pada kecepatan pada jam 10.00 ini dikarenakan pada waktu tersebut user yang menggunakan internet menurun dan menurut pengamatan, pada waktu ini adalah waktu istirahat karyawan. Terlihat bahwa kecepatan maksimum adalah 1,1 M bps, untuk downstream sebesar 838 Kbps, dan untuk upstream sebesar 23,8 Kbps.
4. Jam 17.00
Gambar 3.14 Pengamatan jam 17.00
Terlihat bahwa traffic pada jam tersebut ukuran kecepatan bandwidth sangat besar dari pada kecepatan jam 08.00, rata–rata sekitar 1,9 M bps, ini dikarenakan pada waktu tersebut, karyawan sudah pulang, sehingga user pengguna internet pun sangat sedikit. Terlihat bahwa kecepatan maksimum adalah 1,9 M bps, untuk downstream sebesar 1,4 Kbps, dan untuk upstream sebesar 40,6 Kbps.
82 3.8
Analisis Kebutuhan Untuk menerapkan teknologi VoIP pada kantor RRI terlebih dulu kami memastikan bahwa software dan hardware yang ada mendukung untuk implementasikan. Untuk memastikannya kami menentukan standar minimum penggunaan software dan hardware supaya teknologi VoIP yang kami impelemtasikan di LPP RRI kantor pusat dan cabang tidak mengalami gangguan karena keterbatasan kemampuan software dan hardware. Spesifikasi minimum untuk software sebagai berikut: •
Sistem Operasi M icrosoft Windows Server 2003 atau M icrosoft Windows Server 2008 untuk komputer server yang akan di install A xon PBX.
•
Sistem Operasi M icrosoft Windows XP untuk komputer client.
•
Softphone VoIP RRI. Spesifikasi minimum untuk hardware sebagai berikut:
•
Komputer server dengan Processor Intel Xeon E7330 atau setara dengan kecepatan frekuensi 2,4 GHz, RAM 1024 M B, Hard Disk 40 GB, LAN Card dan M onitor 15”.
•
Komputer client dengan Processor Intel Pentium III atau setara dengan kecepatan frekuensi 1,4 GHz, RAM 512 MB, Hard Disk 40 GB LAN Card dan monitor 15”.
3.9
Analisis Permasalahan Kantor RRI di Jakarta yang mencakup kantor pusat dan kantor cabang Jakarta, memiliki sambungan PABX kurang lebih 120 ekstensi. Dengan
83 banyaknya sambungan tersebut tentu pengkabelan PABX juga banyak sehingga mengurangi keindahan ruangan kantor dan berpengaruh pada kenyamanan bagi karyawan. Dan juga seperti yang sudah diketahui LPP Radio Republik Indonesia merupakan stasiun penyiaran yang bersifat nasional untuk menjangkau seluruh warga Negara Indonesia di penjuru tanah air, yang mana memliki kantor cabang yang tersebar di 10 kota utama. Selama ini LPP RRI berkomunikasi suara menggunakan telepon konvensional. Tentu hal ini tidak efektif dan efisien seiring dengan berkembangnya jaringan komputer mereka. Efektif dalam artian kemudahan penggunaan, pemanfaatan waktu, dan kesesuaian perubahan teknologi yang semakin maju. Efisien dalam artian penghematan biaya operasional, penghematan waktu, dan penghematan biaya perawatan. Bisa disimpulkan bahwa permasalahan utama yang terjadi terletak pada biaya operasional penggunaan telepon, yang mana frekuensi dari komunikasi telepon tersebut jauh lebih besar, sehingga memerlukan biaya yang lebih besar pula, apalagi bilamana komunikasi tersebut dilakukan ke cabang di daerah–daerah yang jauh jaraknya. Permasalahan lain yang dapat disimpulkan adalah efisiensi penggunaan telepon. Yang mana setiap ada telepon dari luar kantor harus di sambungkan ke operator terlebih dahulu, dan dilanjutkan ke bagian yang dituju oleh penelepon. Ini memerlukan waktu jeda yang lama. Lebih–lebih harus memerlukan human operator, untuk melakukan switching pada PABX.
84 3.10
S olusi Pemecahan Masalah Dari beberapa permasalahan yang dapat disimpulkan, maka di susun suatu pemecahan masalah yang diusulkan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Dalam hal ini di usulkan teknologi VoIP (Voice over Internet Protocol) sebagai pengganti jaringan line telepon pada RRI. Dari hasil penerapan VoIP ini dapat menghasilkan keuntungan yaitu pemanfaatan jaringan komputer saat ini, sehingga memaksimalkan penggunaanya dan juga jaringan komputer tersebut memiliki peran yang lebih besar, sehingga manajemen RRI atau bahkan dari luar RRI, melihat bahwa peranan IT bila dimanfaatkan secara maksimal bisa menghasilkan manfaat yang cukup besar untuk keperluan peningkatan kinerja karyawan pada khususnya, dan RRI pada umumnya. Serta pengurangan pengeluaran biaya dalam organisasi. Berikut adalah tabel perbandingan penggunaan PABX dengan VoIP : PABX
VoIP
Tentunya memerlukan biaya operasional Biaya yang besar, termasuk biaya perawatan.
operasional
bahkan dijadikan
biaya satu
yang
murah,
perawatan
bisa
dengan
biaya
perawatan jaringan. M embutuhkan instalasi kabel secara Tidak membutuhkan instalasi kabel khusus.
secara
khusus
karena
hanya
menggunakan patch kabel untuk koneksi LAN yang telah ada. Tidak tersedia fitur Personal Address Tersedia fitur Personal Address Book
85 Book sehingga harus melakukan secara yang memudahkan end user dalam manual pencarian nomor–nomor lain mengatur phonebook pribadi ataupun yang akan dituju.
speed dial yang diinginkan.
M embutuhkan waktu dan proses sulit Fleksibel
untuk
penambahan
dalam penambahan ekstension, telebih ekstension dan perpindahan lokasi pada saat pemindahan meja karyawan.
meja karyawan.
Proses konfigurasi sulit dan hanya Konfigurasi yang mudah, melalui sedikit
orang
yang
bisa
sehingga Graphical User Interface.
membutuhkan administration khusus. M emerlukan instalasi pengkabelan yang Hanya memerlukan instalasi kabel ruwet, dan banyak.
LAN.
Tabel 3.2 Perbandingan PABX dengan VoIP
Untuk usul yang diberikan berupa pemanfaatan dua jenis implementasi VoIP pada end user, yaitu implementasi menggunakan softphone pada setiap komputer yang terhubung ke jaringan, ini memudahkan pengguna dalam hal menerima panggilan atau memberi panggilan pada ekstension lain. Dalam artian user hanya tetap pada posisi menghadap ke komputer. Dan implementasi lain yaitu menggunakan hardphone, fungsinya yaitu pada saat komputer mati, dan saat itu pula ada seseorang menghubungi user yang dimaksud, maka dapat menggunakan hardphone dengan ekstension berbeda.
86 Hardphone tersebut tidak dipasang pada setiap meja karyawan, melainkan satu terminal hardphone untuk digunakan oleh 3-4 user atau karyawan. VoIP juga memiliki implementasi lain dalam hal server, yaitu membuat server sendiri khusus untuk VoIP. Penambahan server ini diperlukan tambahan hardware dan software, yang mana software yang bisa digunakan diantaranya Axon PBX. Software ini memerlukan konfigurasi yang tidak terlalu sulit, karena sudah berbentuk Graphical User Friendly. Cara lain yaitu dengan menggunakan server secara online, diantaranya untuk di indonesia sendiri adalah VoIP Rakyat, yang mana aplikasi VoIP harus terhubung ke jaringan internet untuk mendapatkan layanan tersebut. Semua software tersebut free license, inilah salah satu kelebihan VoIP dalam hal penghematan biaya. Dan aplikasi yang digunakan bisa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dalam hal perizinan, sebenarnya izin mengenai penggunaan VoIP di Indonesia sebagaimana diatur salam pasal 60 dari Keputusan M enteri Perhubungan Nomor KM 21 Tahun 2001 Tentang Penyelanggaraan Jasa Telekomunikasi. Secara sederhana yang diatur pemerintah dan memerlukan izin penyelenggaraan dari menteri hanyalah : 1. Penyelenggraan layanan telepon internet untuk keperluan publik. 2. Bersifat komersial. 3. Dan tersambung ke jaringan Telkom. Berbeda dengan VoIP yang dirancang menggunakan alat sederhana dimana VoIP yang dirancang tersebut hanya sebatas komunikasi dalam ruang
87 lingkup kantor dan tidak bersifat komersial. Dan juga untuk komunikasi dengan kantor cabang di daerah memerlukan server dari internet yang mana mereka sudah memiliki izin, dan kita sebagai konsumen tidak terikat dengan izin tersebut, kewajibannya hanya membayar tagihan VoIP kepada provider tersebut, yang mana biayanya tetap masih jauh lebih murah dari telepon PSTN.