BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALAN
3.1
SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN PT. Pandi Kencana Murni merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang tour dan travel serta merupakan salah satu perusahaan travel di Indonesia yang melayani perjalanan ibadah haji dan umrah. PT. Pandi Kencana Murni berdiri secara resmi tahun 2004 dan disahkan oleh Akta Notaris H.Haryanto, SH, MBA Nomor 15, pada tanggal 24 Mei 2004, MENHUMHAM : AHU-69715.AH 01.02 tahun 2008, selanjutnya penerbitan izin haji oleh Departemen Agama Republik Indonesia, Nomor: D/445 Tahun 2011 dan izin umrah oleh Departemen Agama Republik Indonesia, No D/39 Tahun 2011 serta izin pariwisata denganKep 28 BPW / 03 / 1999 dan ASITA No 0604/VIII/DPP/99. PT. Pandi Kencana Murni memiliki kantor pusat di Jakarta, yaitu di Jalan D.I Pandjaitan kav. 48 No. A.5 Rukan Bisnis Park Kirana Cawang, Jakarta Timur. Berbekal pengalaman, kemampuan manajemen dan operasional yang ada, PT. Pandi Kencana Murni berusaha menjadi perusahaan jasa yang tangguh dan pilihan utama pelanggan untuk mendapat simpati dari customer dengan tekad yang tertanam di hati setiap pengelola perusahaan untuk menjunjung tinggi dan mentaati dengan jujur setiap kesepakatan yang terjalin, baik internal perusahaan maupun dengan customer. Kepercayaan dan kepuasaan customer sangat penting karena dapat menjadi modal utama membangun dan meningkatkan kredibilitas serta pertumbuhan kemajuan perusahaan, tanpa harus melanggar norma dan peraturan yang ada dalam mengelola usaha ini.
26
3.2
STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN 3.2.1 Bagan Struktur Organisasi PT.Pandi Kencana Murni
Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT. Pandi Kencana Murni
3.2.2 Tugas dan Wewenang Jabatan 1. Tugas dan Wewenang Komisaris Utama a) Melakukan pengawasan atas jalannya usaha pada perusahaan dan memberikan nasihat kepada direktur. b) Dalam melakukan tugas, berdasarkan kepada kepentingan perusahaan
dan
sesuai
dengan
maksud
dan
tujuan
perusahaan. c) Kewenangan komisaris yaitu komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas
27
direktur, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan tertentu. 2. Tugas dan Wewenang Direktur Utama a) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang
administrasi
keuangan,
kepegawaian
dan
kesekretariatan. b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan. d) Memimpin rapat umum dalam hal : untuk memastikan pelaksanaan tata tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu
dalam
masalah,
menentukan
urutan
agenda,
menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan. e) Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar. f) Mengambil keputusan pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meeting-meeting.
3. Tugas dan Wewenang Direktur Keuangan a) Pengambilan keputusan penting mengenai pendanaan. b) Perencanaan dan pengendalian penggunaan dana dan pembiayaan kegiatan usaha. c) Pengoptimalan sumber daya (aset) yang dimiliki perusahaan. d) Merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
4. Tugas dan Wewenang Direktur Operasional a) Mengawasi pengelolaan pelaksanaan kegiatan pelayanan. b) Mengelola pelaksanaan kegiatan komersial dan pelayanan jasa perusahaan. c) Memeriksa kegiatan atau jadwal harian. d) Melakukan pengecekan langsung ke lapangan.
28
5. Tugas dan Wewenang Pengembangan dan Pemasaran a) Sebagai bagian yang memperkenalkan bagian perusahaan kepada perusahaan lain, melalui jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Peran ini disebut sebagai peran promosi. b) Berperan menjalin hubungan baik dengan perusahaan lain. Hal
ini
dilakukan
perwujudan
konsep
marketing
communication. c) Marketing memiliki tugas untuk menyerap informasi dan menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu yang bermanfat untuk mendukung peningkatan jasa.
3.3
PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI 3.3.1 Prosedur Pendaftaran dan Pembayaran Haji Khusus 3.3.1.1 Pendaftaran Haji Khusus Prosedur pendaftaran haji khusus pada awalnya calon jemaah diharuskan untuk memeriksakan kesehatan di Puskesmas domisili calon jemaah haji untuk mendapatkan Surat Keterangan Sehat. Setelah dinyatakan sehat, maka calon jemaah haji yang diwakili oleh perusahaan travel khusus mengambil SPPH pada Direktorat Pelayanan Haji dan Umroh. Pengisian SPPH dilakukan oleh calon jemaah haji dan ditandatangani oleh calon jemaah haji yang bersangkutan dan petugas Direktorat Pelayanan Haji dan Umroh. Calon jemaah haji yang diwakili oleh penyelenggara ibadah haji khusus datang ke kantor BPS BPIH yang tersambung dengan SISKOHAT untuk menyetor BPIH sesuai Keputusan Meteri Agama RI. Petugas BPS BPIH memasukkan data calon jemaah haji ke SISKOHAT sesuai dengan SPPH. Petugas BPS BPIH mencetak bukti setor lunas BPIH sebanyak 5(lima) lembar, yaitu: a) Lembar pertama asli (warna putih) dengan materai Rp.6.000,dan pas foto berwarna ukuran 3 x 4 cm untuk calon jemaah haji.
29
b) Lembar kedua (warna merah muda) dengan pasfoto berwarna berukuran 3x4 cm untuk membuat visa. c) Lembar ketiga (warna kuning) untuk Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota. d) Lembar
keempat
(warna
biru)
untuk
lampiran
SPMA,
diserahkan kepada PPIH embarkasi pada saat calon jemaah haji masuk asrama (dikhususukan untuk jemaah haji reguler). e) Lembar kelima (warna putih) untuk BPS BPIH. PT. Pandi Kencana Murni setelah menerima bukti setoran BPIH lunas segera mendaftarkan diri kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota domisili selambat-lambatnya 10 hari kerja setelah menerima lembar bukti setor lunas BPIH dan menyerahkan Surat keterangan kesehatan jemaah haji dari Puskesmas,
fotokopi
KTP
yang
masih
berlaku
dengan
memperlihatkan aslinya, pasfoto berwarna terbaru, tidak berpakaian dinas dan tidak berkacamata hitam (boleh berjilbab bagi wanita dan berpeci bagi pria) ukuran 3 x 4 sebanyak 16 lembar dan 4 x 6 sebanyak 2 lembar untuk Paspor Haji. Petugas Direktorat Pelayanan Haji dan Umroh setelah menerima kelengkapan persyaratan pendaftaran
bagi
calon
jemaah
haji
meneliti
kelengkapan
pendaftaran calon jemaah haji, mencatat nama dan identitas calon jemaah haji ke buku agenda pendaftaran, dan memberikan tanda bukti pendaftaran yang telah ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk, lalu membuat laporan pendaftaran calon jemaah haji khusus kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji setiap hari Rabu. 3.3.1.2 Prosedur Pembayaran ONH Plus Untuk pembayaran haji ONH Plus, calon haji harus memasukkan tabungan haji plus minimal sebesar 5000 USD untuk mendapat nomor porsi ONH Plus dengan rincian Rp 1.100.000 untuk DP ke travel haji dan 4000 USD untuk setoran awal BPIH ke
30
Departemen Agama. Setelah mendapat nomor porsi ONH Plus, calon haji bisa menyerahkan syarat-syarat hajinya kepada travel khusus penyelengara ONH Plus. Pelunasan ONH Plus 4 bulan setelah calon haji mendapat kepastian nomor porsi hajinya apakah bisa berangkat di tahun musim haji yang ditetapkan. Porsi calon haji ONH Plus sebanyak 17.000 orang diperebutkan oleh penyelenggara haji ONH plus atau travel haji maksimal 500 orang. Jumlah pembayaran ONH Plus mulai 8000 USD sampai 9700 USD tergantung fasilitas hotel dan jumlah teman sekamar yang dipilih. Apabila calon haji memilih menginap di hotel berbintang lima yang jaraknya dekat dengan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah, maka akan menambah mahalnya ONH Plus yang harus dibayar. 3.3.2 Prosedur Penyiapan Manasik Haji Sistem bimbingan manasik haji di PT. Pandi Kencana Murni dilakukan berdasarkan adanya calon jemaah yang mendaftar di perusahaan
travel
dan
sudah
mendapatkan
nomor
porsi
keberangkatan haji. Berikut ini merupakan proses pengajaran manasik yang sedang berjalan: 1) Staff kolektor di kantor pusat pada awalnya membuat rencana jadwal manasik yang akan diberikan kepada pembimbing. Rencana tersebut akan dipertimbangkan oleh para pembimbing dari setiap cabang dan dilakukan revisi jika ada perubahan. 2) Rencana jadwal manasik dikembalikan kepada staff kolektor untuk penentuan jadwal manasik yang pasti. Setelah itu, staff kolektor akan menginformasikan kepada seluruh jemaah mengenai jadwal manasik yang akan diadakan perusahaan. 3) Manasik haji PT. Pandi Kencana Murni dilakukan sebanyak 4x pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga, para pembimbing di setiap cabang daerah akan menjelaskan materi-materi dan informasi khusus mengenai pengertian haji,
31
tata cara melakukannya dan lain-lain. Pertemuan keempat, team dari kantor pusat akan mendatangi setiap tempat perkumpulan jemaah (biasanya perusahaan menyewa ballroom hotel) dari masing-masing cabang untuk memberikan informasi mengenai jadwal keberangkatan, susunan kegiatan acara selama berada di Tanah Suci, dan mengadakan sesi tanya jawab.
Gambar 3.2: Activity Diagram Manasik Haji yang berjalan di PT. Pandi Kencana Murni
32
3.4
ANALISIS PELAKSANAAN MANASIK HAJI Untuk melaksanakan perancangan aplikasi e-learning manasik haji di PT. Pandi Kencana Murni, dilakukan tiga tahapan analisis yaitu analisis kebutuhan(Needs), pembelajar(Learners), dan objektif(Goal). 3.4.1 Analisis Kebutuhan (Needs) 3.4.1.1 Analisis Kebutuhan Organisasi Berdasarkan struktur organisasi, tugas dan wewenang para manajemen PT. Pandi Kencana Murni pada butir 3.2 terlihat bahwa penanganan pelaksanaan bimbingan manasik haji secara e-learning merupakan sub kegiatan yang belum mendapat penanganan khusus dari manajemen perusahaan. Mengingat pentingnya aplikasi elearning dalam meningkatkan kualitas pembelajaran manasik haji yaitu, meningkatkan intensitas kegiatan pembelajaran terstruktur tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, meningkatkan penyebaran ilmu ibadah haji yang perlu dipahami bagi jemaah haji yang membutuhkan dan adanya pembelajaran atau bimbingan ibadah haji yang tidak perlu disampaikan secara tatap muka, maka dalam organisasi perusahaan perlu dibentuk organisasi tim manasik haji yang bertugas khusus menangani pembelajaran manasik haji secara e-learning, seperti seorang Admin dan Pembimbing manasik haji (Pengajar) yang terikat khusus dengan perusahaan pelaksana ibadah haji. Untuk mendukung tahapan analisis kebutuhan organisasi, maka telah dilakukan wawancara kepada para Pembimbing Penyelenggara Manasik Haji PT. Pandi Kencana Murni untuk memperoleh
data dan informasi mengenai pelaksanaan manasik
haji, sebagai berikut:
33
Tabel 3.1: Pelaksanaan Manasik Haji di PT. Pandi Kencana Murni
No.
Uraian
1.
Penyiapan tempat pelaksanaan manasik haji
2
Kendala pelaksanaan manasik haji
3
Cara mengatasi kendala pelaksanaan manasik haji
4
Waktu pelaksanaan manasik haji
5
Materi manasik haji
6
Fitur yang dibutuhkan untuk pelaksanaan elearning manasik haji
Apilkasi Sistem Manasik Informasi jadwal manasik haji dari Staff kolektor Kantor Pusat ke seluruh Kantor Cabang. Kantor cabang mengumpulkan calon jemaah haji berdasarkan daerahnya di tempat manasik/hotel sesuai dengan jadwal yang telah diberikan dan dikofirmasi ulang Pelaksanaan manasik haji selama 4 hari, 1 hari dari kantor pusat dan 3 hari dari kantor cabang. Rata-rata 20% jemaah tidak hadir mengikuti manasik karena sibuk, sudah pernah manasik, faktor jarak dan umur yang sudah tua. Banyak jemaah yang buta huruf. Materi yang ada yaitu dari buku yang diterbitkan oleh Kementrian Agama yang dianggap sulit untuk dipahami. Pelaksanaan manasik ulang selama berada di tanah suci Mekkah sesuai kesempatan waktu yang ada Pengadaan ceramah langsung dianggap lebih efektif untuk menangani para jemaah yang buta huruf. Mengambil referensi yang lebih banyak lagi supaya lebih mudah dalam memberikan pengajaran. Pelaksanaan manasik haji dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dalam empat hari, yaitu satu kali dari kantor pusat dan tiga kali dari kantor cabang. Waktu yang dibutuhkan dalam tiap pertemuan selama 7 jam, yaitu pukul 09.00 pagi sampai 16.00.sore Waktu tersebut dinilai sudah sangat cukup untuk memberikan materi dalam manasik. Tetapi kemampuan daya tangkap setiap jemaah haji berbeda-beda sehingga kami sangat memerlukan suatu media pembantu untuk memberikan pembelajaran yang lebih lengkap Materi manasik haji, antara lain: Panduan Perjalanan Haji Bimbingan Manasik Hasji Hikmah Ibadah Haji Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji Fitur mengenai tata cara dalam ibadah haji yang lebih lengkap. Fitur mengenai aturan-aturan perjalanan, seperti apa saja yang boleh dan tidak boleh untuk dibawa, dan aturan dalam bersikap (tata krama). Fitur pembelajaran mengenai percakapan dalam bahasa Arab yang setidaknya membantu para jemaah mengenal dan belajar bahasa Arab selama berada di Tanah Suci.
34
3.4.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem Kebutuhan Sistem dikelempokkan menjadi 2 bagian, yaitu kebutuhan fungsional dan non fungsional: A. Kebutuhan Fungsional 1. Sistem yang berhubungan dengan admin a) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus data pembimbing. b) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus data jemaah haji. c) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus jadwal dan materi manasik. d) Sistem dapat menampilkan jadwal manasik, materi manasik, daftar pengajar, dan daftar jemaah haji. 2. Sistem yang berhubungan dengan pembimbing a) Pengguna dapat mengedit profil pembimbing. b) Pengguna dapat menambah dan melihat materi. c) Pengguna dapat melihat jadwal manasik. d) Sistem dapat menampilkan informasi tentang identitas pembimbing konsultasi, dan materi manasik. 3. Sistem yang berhubungan dengan jemaah haji a) Pengguna dapat mengedit profil jemaah. b) Pengguna dapat melakukan view materi manasik haji, susunan acara, peta dan jadwal. c) Pengguna dapat mendownload modul manasik haji. d) Sistem dapat menampilkan informasi tentang identitas jemaah, konsultasi, dan materi manasik.
B. Kebutuhan Non Fungsional 1. Fasilitas Operasional a) Menggunakan sistem operasi windows 7
35
b) Processor Intel Core Duo 2.16Ghz c) RAM 2048MB d) Monitor 15,4” e) Xampp f) Mozilla Firefox g) Macromedia Dreamweaver 8 2. Keamanan Sistem database dilengkapi password, sehingga hanya admin yang bisa mengaksesnya. 3. Informasi a) Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang dimasukkan oleh pengguna salah. b) Digunakan untuk menampilkan login user.
3.4.2 Analisis Pembelajar (Learner) 3.4.2.1 Metode Pembelajaran Pada tahap analisis Pembelajar diperoleh dari data hasil penyebaran kuisioner terhadap 82 jemaah haji tahun keberangkatan 2013. Data hasil kuisioner disampaikan dalam tabel berikut: Tabel 3.2: Metode Pembelajaran Manasik Haji
No. 1. 2.
3.
4. 5.
Metode Pembelajaran Membaca buku manasik haji Mencari materi dan informasi melalui internet Mendengarkan pengalaman atau cerita orang lain Mendengar ceramah langsung dari nara sumber Menonton VCD bimbingan haji
Bobot/Jumlah Jemaah 5
4
3
2
1
Nilai Bobot
12
5
25
8
19
190
15%
4
11
7
20
32
10
217
17%
3
0
3
8
30
38
134
11%
5
39
22
19
2
3
386
30%
1
20
45
10
10
12
342
27%
2
Prosentase
Peringkat
36
Gambar 3.3: Pie chart Metode Pembelajaran yang disukai Jemaah Haji Berdasarkan data hasil kuisioner, metode pembelajaran manasik haji di atas diperoleh bahwa 30 % jemaah haji menyukai metode belajar dengan ceramah langsung dari narasumber. Kemudian 27% menyukai metode pembelajaran dengan menonton VCD bimbingan haji dan 17% menyukai metode belajar dengan mancari materi atau informasi melalui internet dan sebanyak 15% menyukai belajar melalui buku panduan dan sisanya menyukai pengalaman jemaah atau cerita dari orang lain sebanyak 11%. Hal ini berarti bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran manasik perlu mengoptimalkan pelaksanaan manasik melalui metode tersebut. Untuk itu, perlu rancangan aplikasi e-learning manasik haji yang lebih menarik untuk jemaah haji agar dapat mengakses informasi mengenai manasik haji yang dapat diperoleh kapan sajamelalui komputer.
3.4.2.2 Peserta Manasik Haji Data mengenai umur jemaah peserta manasik haji sangat penting untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk pelaksanaan manasik haji. Umur rata-rata peserta manasik haji yang berdomisili di Jakarta tahun 2013 dapat di lihat pada tabel berikut.
37
Tabel 3.3: Umur Rata-Rata Peserta Manasik Haji tahun 2013 Umur Jemaah
Jumlah Jemaah
Persentase
<20 tahun
2
2%
20-29 tahun
5
6%
30-39 tahun
17
21%
40-49 tahun
26
32%
50-59 tahun
21
26%
> 60 tahun
11
13%
Jumlah Jemaah
82
100%
Gambar 3.4: Pie chart rata-rata umur responden
Berdasarkan data rata-rata umur jemaah manasik haji yang berdomisili di Jakarta pada PT. Pandi Kencana Murni tahun 2013, diperoleh bahwa jemaah terbanyak yang ikut dalam pembelajaran manasik haji berumur 40-49 tahun, yaitu sebanyak 32%. Kemudian terbanyak kedua adalah pada umur 50-59 tahun sebanyak 26%, lalu 21% jemaah berumur 30-39 tahun, 13% jemaah berumur diatas 60 tahun, dan 2% jemaah berumur dibawah 20 tahun. Hal ini berarti bahwa jemaah haji berumur 40-49 tahun paling banyak mengikuti manasik dan berada pada umur yang masih produktif dan interaktif.
38
3.4.2.3 Jemaah Haji PT. Pandi Kencana Murni Data jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni tahun 2013 berjumlah 717 orang. Untuk keperluan analisis pelaksanaan manasik haji, maka data jemaah yang dikelompokkan berdasarkan umur jemaah, sebagai berikut: Tabel 3.4: Umur Rata-Rata Jemaah pada Tahun 2013 Asal Jemaah Semarang Pekanbaru Makassar Jakarta Kendari Palembang Lain-lain Jumlah
<20 1 6 1 4 12
Pengelompokan Umur Jemaah (Tahun) 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 3 2 3 18 14 7 2 23 18 27 17 18 103 105 101 88 2 5 3 3 3 3 13 23 39 16 1 1 4 28 148 168 190 131
>69 4 10 23 3 40
Berdasarkan data jemaah yang diberangkatkan oleh PT. Pandi Kencana Murni tahun 2013 diatas, diperoleh bahwa jumlah jemaah adalah 717 orang yang terdiri dari 356 orang pada kelompok umur 20-49 tahun, 321 orang berumur 50-59 tahun, dan sisanya 40 orang berumur diatas 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa jemaah haji kelompok umur 20-49 tahun merupakan jemaah terbanyak (di atas 50%). 3.4.2.4 Media Informasi dan Komunikasi Jumlah jemaah peserta manasik haji yang menggunakan media informasi dan komunikasi komputer untuk kegiatan seharihari adalah: Tabel 3.5: Jemaah Pengguna Media Informasi dan Komunikasi Media Elektronik
Jumlah
Persentase
Menggunakan
68
83%
Tidak menggunakan
14
17%
39
Gambar 3.5: Pie chart jemaah Haji yang menggunakan komputer
Berdasarkan
data
jemaah
mengenai
penggunaan
komputer, diperoleh bahwa 83% jemaah telah menggunakan komputer untuk keperluannya sehari-hari dan hanya 17% jemaah yang tidak dapat menggunakan komputer. 17% jemaah tersebut ternyata bukan hanya jemaah yang berumur diatas 60 tahun, tetapi terdapat 1 jemaah yang tidak menggunakan komputer berusia 20-29 tahun dan 4 jemaah berusia 30-39 tahun. Hal itu disebabkan belum adanya pengenalan teknologi komputer di daerah asal mereka. Tetapi dari pertanyaan nomor 2 dan 3 ini, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya umur tidak 100% menjadi penghalang bagi setiap orang untuk memanfaatkan teknologi yang ada dan berkembang sekarang. Walaupun masih terdapat 9 jemaah berusia diatas 60 tahun yang tidak dapat menggunakan komputer, tetapi berdasarkan data kuesioner 83 % atau 68 orang jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni telah menggunakan komputer dalam mendukung kegiatannya sehari-hari.
40
3.4.2.5
Penggunaan Internet
Tabel 3.6: Penggunaan Internet dalam Seminggu
Jawaban Setiap Hari 4-6 kali seminggu 1-3 kali seminggu Tidak Pernah
JumlahJemaah
Persentase
30 21 18 13 82
36% 26% 22% 16%
Gambar 3.6: Pie chart jemaah haji yang menggunakan internet
Berdasarkan hasil kuesioner, diperoleh jemaah haji pengguna internet dalam seminggu diperoleh bahwa rata-rata 36% jemaah mencari informasi melalui internet dan rata-rata 26% meggunakan internet 4-6 kali setiap minggunya. Dari jumlah persentase tersebutlebih dari 50% jemaah sudah sangat sering memanfaatkan internet. Hal ini berarti bahwa sistem pembelajaran manasik haji melalui media elektronik online dapat lebih optimal dimanfaatkan untuk e- learning.
41
3.4.2.6 Keikutsertaan dalam Manasik Haji Tabel 3.7: Keikutsertaan jemaah pada Pelaksanaan Manasik Haji Uraian
Jumlah
Persentase
Ikut Manasik Haji
71
72%
Tidak Ikut Manasik
11
28%
Gambar 3.7: Pie chart jemaah haji yang mengikuti kegiatan manasik perusahaan
Berdasarkan data diatas, diperoleh bahwa rata-rata 72% jemaah mengikuti program manasik dan 28% tidak mengikuti program manasik yang diadakan oleh perusahaan. Adapun alasan jemaah yang tidak mengikuti program manasik yaitu karena jemaah memiliki aktifitas pribadi yang tidak bisa ditinggalkan bertetapan dengan jadwal manasik, sudah pernah melaksanakan ibadah haji sebelumnya, faktor lokasi manasik yang jauh dari tempat tinggal dan umur yang sudah tua.
42
3.4.2.7 Pembelajaran Manasik Haji melalui Internet Tabel 3.8: Pembelajaran Manasik Haji dengan e-learning
Uraian Sangat Diperlukan Cukup Diperlukan Kurang Diperlukan Tidak Diperlukan
Jumlah
Persentase
67 15 0 0
82% 18% -
Gambar 3.8: Pie chart pendapat jemaah mengenai penggunaan e-learning
Berdasarkan
data
diatas,
82%
jemaah
berpendapat
penggunaan e-learning manasik haji sangat diperlukan untuk membantu para jemaah dalam mendapatkan materi-materi mengenai haji dan 18% berpendapat e-learning cukup diperlukan. Peranan elearning dalam bimbingan manasik haji bagi jemaah karena faktor kesibukan, faktor jarak jauh dapat berinteraksi melalui fasilitas website e-learning. Dalam website tersebut, akan disediakan materimateri pembelajaran dan segala informasi mengenai perjalanan jemaah. Selain e-learning dapat dimanfaatkan oleh para pembimbing dalam menyampaikan materi manasik, jemaah dapat mendownload modul pembelajaran melalui website e-learning tersebut dan dapat melakukan konsultasi haji untuk mengajukan pertanyaan kepada
43
pembimbing manasik jika mengalami kesulitan dan masih kurang memahami informasi yang disampaikan langsung.
3.4.2.8 Kemampuan Berbahasa Arab Tabel 3.9: Kemampuan Berbahasa Arab Uraian Sangat Fasih Fasih Kurang Fasih Tidak Fasih
Jumlah Jemaah 0 3 0 79
Prosentase 4% 96%
Gambar 3.9: Pie chart penggunaan bahasa Arab jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni
Pernyataan dari Menteri Agama, Suryadharma Ali yang mengatakan bahwa sekitar 500 jemaah Indonesia tersesat karena tidak
memahami
bahasa
Arab
(sumber:
http://www.jurnalhaji.com/berita-jurnal-haji/tak-paham-bahasaarab-ratusan-jemaah-haji-indonesia-tersasar/. Berdasarkan data hasil wawancara dan kuisioner bahwa hanya 3% jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni yang fasih menggunakan bahasa Arab dan 96% jemaah tidak fasih berbahasa
44
Arab.
Berdasarkan data tersebut di atas, maka dipandang perlu
adanya fitur khusus perancangan e-learning ini, akan disediakan fitur khusus kosakata bahasa Arab untuk membantu jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni belajar dan memahami bahasa Arab. 3.4.3 Analisis Objektif (Goal) Untuk kebutuhan pembelajaran manasik haji di Indonesia, ada 4 sasaran materi pembelajaran manasik haji yang perlu dibahas dalam website e-learning manasik haji PT. Pandi Kencana Murni, antara lain: Panduan Perjalanan Haji, Bimbingan Manasik Haji, Hikmah Ibadah Haji dan Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji.
3.4.3.1 Panduan Perjalanan Haji Materi yang diperlukan dalam memandu perjalanan haji adalah: a) Persiapan Keberangkatan, meliputi: panduan
pendaftaran,
pengelompokan,
bimbingan
pemeriksaan kesehatan, b) Pemberangkatan haji, c) Kegiatan di Arab Saudi, d) Pemulangan, e) Pembinaan dan pengamanan kesehatan, f) Tempat Ziarah di Mekkah dan Madinah, dan g) Tata Cara Shalat dan Shalat jenazah.
3.4.3.2 Bimbingan Manasik Haji Materi yang diperlukan dalam bimbingan manasik haji adalah: a) Ketentuan Ibadah Haji dan Umrah, dan b) Pelaksanaan Ibadah Haji Tamattu, Ifrad dan Qiran, meliputi Syarat, Rukun dan Wajib Haji.
serta
45
3.4.3.3 Hikmah Ibadah Haji Materi yang diperlukan dalam hikmah ibadah haji adalah hikmah pakaian ihram, berihram, talbiyah sebagai panggilan Allah, hikmah tawaf, sa’i, bercukur, wukuf, mabit di Musdalifah dan Mina, melontar jamarat, membayar dam, pemotongan qurban, tawaf wada, dan keutamaan ibadah.
3.4.3.4 Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji. Materi yang diperlukan dalam tuntunan do’a, seperti do’a saat berniat haji atau berihram, do’a saat melakukan tawaf maupun dzikir pada saat melakukan wukuf di padang Arafah.
3.5
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara dengan pihak jemaah haji dan perusahaan, permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji di PT. Pandi Kencana Murni, adalah: 1) Adanya jemaah haji yang tidak mengikuti program manasik yang diadakan perusahaan yang disebabkan faktor aktifitas pribadi yang tidak dapat ditinggalkan dan faktor lokasi manasik yang jauh dari tempat tinggal. 2) Tidak tersedianya materi pendukung manasik haji yang interaktif dan mudah untuk dipahami oleh jemaah dalam pembelajaran. 3) Tidak adanya pembelajaran bahasa Arab sebagai bekal para jemaah haji berkomunikasi di Tanah Suci.
46
3.6
USULAN PEMECAHAN MASALAH Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan, kami memberikan alternatif usulan pemecahan masalah sebagai berikut: 1) Usulan pemecahan masalah 1: Menggunakan e-learning sehingga jemaah haji yang tidak dapat mengikuti manasik dapat melakukan pembelajaran melalui website elearning yang dapat di akses oleh jemaah haji kapan saja. 2) Usulan pemecahan masalah 2: Pembuatan materi pemebelajaran yang lebih interaktif dalam website elearning untuk mempermudah jemaah haji memahami materi, berupa video tata cara melaksanakan haji (rukun haji, wajib haji, dan lain-lain), audio doa selama melaksanakan ibadah haji, dan peta lokasi ibadah haji. 3) Usulan pemecahan masalah 3: -Adanya bantuan dari pihak lain untuk membantu pengajar untuk memberikan
materi
pembekalan
bahasa
Arab,
tetapi
hal
ini
membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh setiap jemaah haji di kota-kota yang berbeda dan keterbatasan jumlah pengajar yang memahami bahasa Arab. -Pembuatan modul pembelajaran bahasa Arab berupa percakapanpercakapan yang mungkin dapat terjadi pada saat ibadah haji dan penyediaan kosakata bahasa Arab yang dapat membantu jemaah haji mempelajari bahasa Arab.
47