BAB 3 ANALISIS SISTEM JARINGAN YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Trisula Corporation Didirikan pada tahun 1968, Trisula Corporation telah berkembang secara mantap untuk menjadi sebuah perusahaan garment yang utama untuk pasar nasional, regional, dan internasional. Selama lebih dari 30 tahun Trisula telah sukses dalam menghadapi setiap tantangan dan keberhasilan bahkan tujuan yang paling sulit. Sekarang Trisula berdiri di garis depan di industri textile. Ketahanan dan kerja keras dari sang pendiri, Tirta Suherian membuat Trisula mencapai puncaknya. Pengakuannya bahwa “kualitas dari semua yang kita lakukan menjamin hidup yang lebih baik” telah membuat Trisula untuk mengatasi segala halangan, tidak perduli bagaimana sulitnya kondisi dari ekonomi lokal. Pada tahun 1985 trisula berhasil mengakuisisi PT Southern Cross Textile Industry, pesaing utamanya. Pada tahun 1988 ekspor tercatat sebanyak 50% dari produksi total. Pada tahun-tahun terakhir Trisula telah berfokus sekali lagi dalam mengembangkan ekspornya dengan menyatukan selera masyarakat menengah kebawah. Trisula Corporation telah muncul sebagai salah satu dan perusahaan textile dan garment yang paling berkompetitif di dunia. Dalam infrastrukturnya Trisula pada awalnya hanya mempunyai jaringan lokal di tiap perusahaannya saja. Trisula menyadari bahwa komunikasi antar tiap perusahaan dibutuhkan untuk membantu mereka dalam melaksanakan aktifitasnya. Pertama-tama
36
Trisula menghubungkan antar perusahaan dengan menggunakan dial-up. Tetapi trisula mengalami hambatan di beberapa anak-anak perusahaan seperti di TTI, TGM, Trimas dimana data yang setiap harinya dikirimkan ataupun diterima cukup besar sehingga koneksi dial up dinilai kurang memenuhi kebutuhan. Kemudian Trisula mengganti koneksi wireless untuk hubungan TTI, TGM, Trimas dengan menggunakan wireless yang berkapasitas 3 MB sebab letak diantara ketiganya berdekatan dan dapat dijangkau oleh wireless. Trisula mengalami kesulitan lagi yaitu terjadinya bottle neck diantara Trisula dengan TTI yang pada saat itu menggunakan koneksi dial-up. Langkah berikutnya Trisula mulai mengganti koneksi antara Trisula dengan TTI dari dial-up menjadi fiber optic yang memiliki bandwidth 2MB. Dan untuk mempercepat pengiriman data dan dial-up dinilai kurang mampu Trisula akhirnya mengganti semua koneksi dial-up dengan ADSL yang memiliki bandwidth lebih besar. Infrastruktur jaringan seperti inilah yang dimiliki oleh Trisula Corporation pada saat ini.
3.2 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Trisula Corporation
37
3.3 Topologi Jaringan Trisula Corporation
Gambar 3.2 Topologi Trisula Corporation
Trisula memiliki beberapa cabang yang bergerak di berbagai bidang yang terhubung dalam suatu jaringan. Cabang-cabangnya antara lain TTI (Trisula Textile Industries) yang berada di Bandung dan bergerak di bidang textile, SCTI ( South Cross Textile Industries) di Bogor (bergerak di bidang textile), TGM (Trisula Garmindo) di Bandung (bergerak di bidang garment), Trimas di Bandung yang juga bergerak di bidang garment, TGF (Trisula Global Fashion) di Jakarta yang bergerak di bidang fashion, TIM-MIDO, serta pusatnya yaitu Trisula Corporation yang berada di Jakarta.
38
Gambar 3.3 Topologi Connection
Seperti yang terlihat pada gambar diatas bahwa Trisula memiliki beragam jenis teknologi jaringan yang membuat suatu koneksi jaringan antar anak-anak perusahaan maupun dengan perusahaan pusat seperti Dial-Up, ADSL, Fiber Optic, dan Wireless (radio link). Setelah penjelasan teknologi yang digunakan antara Trisula Corporation dengan anak perusahannya, berikut dijelaskan topologi jaringan pada Trisula Corporation beserta anak - anak perusahaannya.
39
Tabel 3.1 Network Device Trisula Corporation (Head Office)
Gambar 3.4 Topologi Trisula Corporation (Head Office)
40
Gambar diatas merupakan gambar topologi jaringan dari Trisula Corporation (kantor pusat). Pada gambar diatas, jaringan ini menggunakan router cisco 3600, switch 3 com 24 port, firewall Cisco PIX 515, juga terdapat beberapa server. Router tersebut merupakan penghubung jaringan internal perusahaan dengan internet, menggunakan kabel UTP. Jasa provider yang digunakan oleh Trisula terdapat dalam satu gedung yang sama sehingga memungkinkan digunakannya kabel UTP, kabel ini juga digunakan untuk menghubungkan router dengan firewall dan jaringan internal melalui switch. Firewall terhubung langsung dengan internet. Fungsi dari firewall ini adalah untuk membatasi beberapa IP komputer yang ada di kantor yang diperbolehkan untuk mengakses ke internet. Firewall ini juga digunakan untuk menutup beberapa port (port-port yang ditutup di Trisula adalah port 5000-7000) yang dianggap dapat membahayakan keamanan dari jaringan kantor seperti serangan dari jaringan luar atau internet. Switch digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer kedalam suatu jaringan. Switch yang digunakan di kantor ini sebanyak tiga switch yang masingmasingnya memiliki 24 port. Selain menghubungkan komputer-komputer kantor, switch ini juga menghubungkan komputer dengan server-server. Server–server yang ada di Trisula adalah mail server, active directory server, intranet server, backup active directory server, web server. Mail server bertugas untuk mengatur segala kegiatan mail dan mengatur komunikasi antara pihak Trisula Corporation dengan para clientnya, active directory server digunakan untuk mengatur DNS dan DHCP server, backup active directory server digunakan sebagai backup dari active directory server apabila active directory server mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi, intranet server digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam perusahaan seperti menyimpan 41
data-data mengenai IP yang ada, dan web server yang digunakan untuk mengatur web dari Trisula ( www.trisula.com). Untuk web server, server ini tidak terhubung ke jaringan melalui switch tetapi server ini terhubung langsung dengan firewall. Semua server dijalankan dengan menggunakan Windows 2000 Server, kecuali untuk web server yang menggunakan Redhat. Karena yang terhubung secara langsung terhadap internet hanya di kantor pusat, maka semua anak-anak perusahaan yang ingin melakukan koneksi ke luar harus melalui kantor pusat. Dengan menggunakan metode seperti ini terdapat kelebihan dan kekurangan, kelebihannya adalah HeadOffice dapat mengatur secara penuh kegiatan koneksi internet dari setiap komputer yang terletak pada anak-anak perusahaanya. Sedangkan kekurangannya yang terjadi adalah ketika jaringan internet pada HeadOffice terputus atau mengalami ganggguan hal ini akan berdampak pada semua jaringan anakanak perusahaannya, komunikasi dan aliran data antara anak perusahaan yang terletak di Jakarta dan Bandung akan terganggu begitu juga dengan pihak luar sehingga berdampak pada kegiatan bisnis. Pengalamatan IP yang digunakan oleh Trisula sebagian besar menggunakan IP private yang bertujuan agar jaringan menjadi lebih aman karena pihak-pihak dari luar tidak dapat mengakses ke jaringan internal Trisula. IP yang terdapat pada komputerkomputer di kantor pusat menggunakan dynamic IP melalui DHCP yang berange dari 192.168.1.11-192.168.1.200. Selain itu terdapat beberapa komputer yang menggunakan static IP. Terdapat perbedaan diantara kedua IP tersebut dimana komputer-komputer yang diberikan IP dynamic tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk akses ke internet, sedangkan komputer yang diberikan IP static diperbolehkan melakukan koneksi internet, 42
dalam hal ini komputer Kepala divisi dan staff-staff lain yang diperbolehkan. Agar IP private ini dapat melakukan koneksi internet dan dikenal oleh dunia internet maka digunakan teknologi Network Address Translation (NAT)
yang dimana IP private
dibungkus atau dienkapsulasikan dengan IP public sehingga IP yang dikenal adalah IP public. IP public dari Trisula ada 16 IP yaitu 202.169.40.xx. dimana empat IP public digunakan untuk web server, firewall, mail server, dan IP untuk terhubung keinternet (IP dari router). Tabel 3.2 Network Device TIM-MIDO
Gambar 3.5 Topologi TIM-MIDO
43
TIM merupakan anak perusahaan Trisula yang terletak di Harmoni, Struktur jaringan yang terdapat pada perusahaan ini tidak menggunakan router untuk terhubung dengan HeadOffice, melainkan menggunakan koneksi ADSL 64 Kbps yang dihubungkan dengan modem ADSL . Kemudian sebuah switch 3Com dengan 24 port, dimana masing-masing port terhubung dengan modem ADSL, tiga buah server (Intranet Server, Active Directory, dan Backup Active Directory), dan 15 PC yang terdiri dari departemen seperti Marketing sebanyak 8 PC, Financial & Accounting 4 PC, IT sebanyak 1 PC, dan Direksi 2 PC. Untuk pembagian IP diperusahaan ini menggunakan IP static dan IP dynamic seperti pada HeadOffice. Tabel 3.3 Network Device Transindo Global Fashion (TGF)
Gambar 3.6 Topologi Transindo Global Fashion (TGF) 44
Topologi diatas merupakan topologi dari perusahaan Transindo Global Fashion (TGF) yang bergerak di bidang fashion yang berada di Bandara. Struktur jaringan perusahaan ini tidak jauh berbeda dengan perusahaan TIM-MIDO yang berada di Harmoni. Struktur jaringan ini juga tidak menggunakan router untuk melakukan komunikasi dengan HeadOffice, tetapi perusahaan ini menggunakan koneksi ADSL 64 Kbps yang dihubungkan dengan modem ADSL. Kemudian sebuah switch 3Com dengan 24 port, dimana masing-masing port terhubung dengan modem ADSL, tiga buah server (Intranet Server, Active Directory, dan Backup Active Directory), dan 20 PC yang terdiri dari departemen seperti Marketing sebanyak 10 PC, Financial & Accounting 6 PC, IT sebanyak 2 PC, dan Direksi 2 PC. Untuk pembagian IPnya diperusahaan ini menggunakan IP static dan IP dynamic sama seperti pada HeadOffice.
Tabel 3.4 Network Device South Cross Textiles Industries (SCTI)
45
Gambar 3.7 Topologi South Cross Textiles Industries (SCTI)
Jaringan pada South Cross Textile Industies (SCTI) dihubungkan dengan kantor pusat menggunakan ADSL pada sisi routernya, jaringan ini menggunakan router Cisco 3600, switch 3com 24 port, switch Allied Tellesyn 24 port, dan beberapa server. Switch 3Com yang digunakan di kantor ini sebanyak tiga switch yang masingmasingnya memiliki 24 port. Tiga switch yang ada adalah switch A, B, dan C. Switch A menghubungkan komputer dengan server-server, switch B menghubungkan divisi IT dan switch C, kemudian switch C juga dihubungkan dengan beberapa switch Allied
46
Tellesyn menggunakan kabel UTP, switch-switch Allied Tellesyn ini nantinya akan digunakan untuk menghubungkan PC yang terdiri dari berbagai divisi atau departemen seperti Marketing terdiri dari 10 PC, Finance & Accounting terdiri dari 4 PC, HRD terdiri dari 4 PC, Dying, dan Weaving masing-masing terdiri dari 10 PC. Server–server yang ada di SCTI adalah active directory server, intranet server, dan backup active directory server. Active directory server digunakan untuk mengatur DNS dan DHCP server, backup active directory server digunakan sebagai backup dari active directory server apabila active directory server mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi, intranet server digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam perusahaan seperti menyimpan data-data mengenai IP yang ada. Sedangkan untuk aliran data yang menggunakan e-mail pada SCTI tersimpan didalam mail server yang terletak di HeadOffice.
Tabel 3.5 Network Device Trisula Textile Industries (TTI)
47
Gambar 3.8 Topologi Trisula Textile Industries (TTI)
Jaringan pada Trisula Textile Industries (TTI) dihubungkan dengan kantor pusat menggunakan FiberOptic pada sisi Routernya, penggunaan FiberOptic untuk memenuhi besarnya aliran data antara TTI sebagai pusat dari dua anak perusahaan yang terletak di bandung, yaitu Kopo 1 dan Kopo 2. jaringan ini menggunakan router cisco 3600, switch 3com 24 port, switch Allied Tellesyn 24 port, dan beberapa server. Switch 3Com yang digunakan di kantor ini sebanyak 3 switch yang masingmasingnya memiliki 24 port. Terdiri dari switch A, B, dan C. Switch A menghubungkan komputer dengan server-server, switch B menghubungkan kopo1 dan kopo2 yang
48
terletak diBandung menggunakan radiolink Marconi, radiolink ini terhubung dengan radiolink lainnya yang terletak di TGM (kopo1) dan Trimas (kopo2), dan switch C dihubungkan dengan beberapa switch Allied Tellesyn menggunakan kabel UTP, switchswitch Allied Tellesyn ini nantinya akan digunakan untuk menghubungkan PC dari berbagai departemen seperti Marketing menggunakan 15 PC, Finance & Accounting menggunakan 10 PC, HRD menggunakan 6 PC, Dying menggunakan 15, dan Weaving menggunakan 20 PC. Server–server yang ada di TTI adalah mail server, active directory server, intranet server, dan backup active directory server,. Mail server ini bertugas untuk menampung email-email yang terdapat pada TTI, TGM, dan Trimas yang kemudian akan dilanjutkan ke Mail Server pada HeadOffice, active directory server digunakan untuk mengatur DNS dan DHCP server, backup active directory server digunakan sebagai backup dari active directory server apabila active directory server mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi, intranet server digunakan untuk mengatur kegiatan-kegiatan dalam perusahaan seperti menyimpan data-data mengenai ip yang ada.
Tabel 3.6 Network Device Trisula Garmindo (TGM)
49
Gambar 3.9 Topologi Trisula Garmindo (TGM)
Topologi jaringan perusahaan Trisula Garmindo (TGM) terletak di Kopo, Bandung. Perusahaan TGM ini memiliki beberapa peralatan jaringan berupa wireless radiolink beserta routernya dan dua buah switch 3com 24 port. Dua buah switch yang terdapat di TGM berada di tempat yang terpisah. Switch yang pertama berada di kantor dan switch yang kedua berada di gudang. Switch yang berada di kantor dinamakan switch A dan switch yang berada di gudang dinamakan switch B. TGM melakukan komunikasi dengan TTI yang berada di Cimahi menggunakan koneksi wireless yang memiliki bandwidth sebesar 3 MB. TGM menggunakan wireless karena jarak antara TGM dan TTI cukup dekat dan terjangkau oleh wireless. Sedangkan router wireless dihubungkan dengan menggunakan kabel UTP ke switch A. Switch A tersebut juga menghubungkan server-server (active directory server, backup active
50
directory server, intranet server) dan komputer-komputer dari bermacam-macam divisi (Accounting, Financial, IT, dan Direksi). Switch B yang berada di gudang menghubungkan komputer-komputer dari staf-staf yang berada di gudang produksi. Switch B terhubung dengan Switch A menggunakan kabel Coaxial.
Tabel 3.7 Network Device TRIMAS
Gambar 3.10 Topologi TRIMAS
51
Seperti gambar topologi yang terletak di atas, dapat diketahui bahwa TRIMAS memiliki beberapa peralatan jaringan yang mendukung kinerja dari jaringan yang ada. Jaringan tersebut terdiri dari dua switch 3com yang memiliki 24 port yang menghubungkan beberapa komputer yang terletak pada beberapa divisi ( Direksi, Produksi, IT, Financial & Accounting ) , satu wireless yang terhubung ke TTI dengan bandwith sebesar 3 MB, sedangkan router wireless digunakan untuk menghubungkan wireless dengan jaringan internal di TRIMAS. TRIMAS memiliki beberapa server yang mendukung kinerja dari jaringan tersebut, antara lain Intranet Server yang berfungsi sebagai pendeteksi IP static ataupun dinamik, Aktif Direktori Server yang memiliki fungsi mengatur DNS dan DHCP server , dan Backup Aktif Direktori Server yang digunakan untuk mendukung kinerja dari Aktif Direktori Server
3.4 Analisis Permasalahan Yang Sedang Terjadi Struktur jaringan yang sedang berjalan di Trisula Corporation bersifat terpusat, dimana seluruh aktifitas komunikasi dan aliran data yang melalui jalur internet dikontrol oleh Head Office. Kemudian data-data internal perusahaan yang terletak di Bandung yaitu TGM dan TRIMAS diatur oleh TTI yang merupakan pusat mail server untuk perusahaan - perusahaan yang terletak di Bandung, sedangkan secara keseluruhan anak anak perusahaan yang terletak di Jakarta seperti TIM - MIDO dan TGF, serta SCTI yang terletak di Bogor diatur oleh mail server yang terletak di Head Office.
52
Gambar 3.11 Aliran e-mail pada saat Mail-Server dalam keadaan normal
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan para staf IT, pada umumnya komunikasi yang terjadi pada Trisula Corporation, baik yang dilakukan dengan anak anak perusahaan ataupun dengan perusahaan lainnya lebih banyak menggunakan e-mail. Hal ini dikarenakan Trisula Corporation yang bergerak dibidang Textile membutuhkan banyak jenis-jenis warna ataupun motif dari pakaian-pakaian yang akan diproduksi, diambil atau dibuat melalui contoh gambar-gambar. Penggunaan e-mail sangat tepat untuk memenuhi komunikasi antara anak-anak perusahaan dengan masing-masing divisinya karena dapat mendukung aliran data berupa teks, gambar, dan lain-lain. Peranan dari e-mail sangatlah besar dan dipengaruhi oleh kinerja mail server. Jika MailServer mengalami gangguan akan berdampak pada terhambatnya aliran dan komunikasi
53
data dengan anak-anak perusahaan serta pihak luar, seperti terlihat pada gambar 3.12 terjadinya antrian e-mail pada saat server dalam keadaan down.
Gambar 3.12 Antrian e-mail pada saat Mail-Server Down
Gangguan-gangguan pada Mail-Server yang terjadi pada Trisula Corporation diantaranya disebabkan oleh kerusakan harddisk, memori, dan power supply yang pada umumnya telah digunakan dalam jangka waktu yang lama. Analisis gangguan-ganguan pada mail server ini dilihat dari beberapa kategori, diantaranya user, perangkat lunak , dan perangkat keras. Pada user dianalisis bahwa admin jarang menggunakan server dan lebih sering digunakan untuk memaintenance server, pada perangkat lunak dianalisis
54
bahwa server hanya menggunakan perangkat lunak yang dibutuhkan saja seperti antivirus,dll. Apabila downtime pada mail-server yang terjadi melebihi 20 menit akan mengakibatkan server sulit beroperasi kembali seperti sedia kala. Hal ini disebabkan menumpuknya antrian e-mail dengan size yang besar, baik dari dalam maupun dari luar yang menyebabkan penuhnya traffic pada gerbang e-mail. Pada saat ini Trisula mengatasi masalah tersebut dengan menghapus e-mail yang mengalami antrian, . Hal ini memakan tenaga yang cukup besar dari staf IT dan juga memakan waktu yang sangat lama. Sehingga komunikasi Trisula yang menggunakan e-mail mengalami gangguan atau terputus yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian yang besar pada Trisula Corporation. Kritisnya permasalahan tersebut mendorong Trisula Corporation untuk segera menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
3.4.1 Analisis Penggunaan dan Besarnya E-mail Untuk mengatasi masalah ini akan dianalisis struktur jaringan yang dimulai dari besarnya penggunaan e-mail secara keseluruhan. Berdasarkan wawancara dengan staf IT di Perusahaan Trisula, karyawan pada perusahaan Trisula memiliki kebiasaan untuk mengirim e-mail baik untuk berkomunikasi dengan pihak dalam maupun dengan pihak luar. Hal ini didorong pula dengan kegiatan bisnis Trisula yang banyak menggunakan e-mail yang biasanya berukuran besar, melalui survei yang dilakukan terdapat 80% e-mail yang berattachment gambar-gambar dengan size lebih besar dari 1 MB. Didasarkan pada daftar e-mail yang diberikan oleh staf IT pada Trisula Corporation. Sedangkan karyawan Trisula yang menggunakan e-mail tersebut sebanyak 260 orang karyawan. 260 orang karyawan tersebut terdiri dari 60 user pada 55
HeadOffice, 15 user pada TIM-MIDO, 20 user pada TGF, 40 user pada SCTI, 70 user pada TTI, 25 user pada TGM, dan 30 user pada TRIMAS.
3.4.2 Analisis Bandwidth Internet Berdasarkan data penggunaan dan besarnya e-mail yang dikirim pada Trisula Corporation yang telah dianalisis dapat menyebabkan traffic jalur internet sangat padat dengan bandwidth yang dimiliki oleh Trisula sebesar 128 Kbps. Hal ini dapat dilihat dari Multi Router Traffic Grapher (MRTG) yang telah diambil yaitu berupa MRTG harian yang diupdate setiap lima menit sekali dan MRTG mingguan yang diupdate selama 30 menit sekali. Kedua grafik ini merupakan hasil dari pengamatan berbasis web dan merupakan satu kesatuan. Multi Router Traffic Grapher (MRTG)
adalah sebuah alat untuk
memonitor traffic pada jaringan. MRTG menghasilkan halaman html yang berisi sebuah image GIF yang menyediakan sebuah representasi langsung pada traffic ini. Pada grafik MRTG warna hijau menunjukkan incoming traffic dan warna biru menunjukkan outgoing traffic. Untuk grafik harian bagian horizontal menunjukkan waktu yang diambil dengan interval dua jam. Sedangkan untuk bagian vertikal menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth per satuan bit. Pada grafik mingguan bagian horizontal merepresentasikan hari. Sedangkan untuk bagian vertikal menunjukkan besarnya penggunaan bandwidth per satuan bit.
56
Gambar 3.13 Daily MRTG Trisula Corporation Pada grafik MRTG Harian Trisula Corporation dapat dilihat bahwa mulai dari pukul 07:00 pagi pada Trisula menunjukkan pergerakan grafik yang menaik dan membuktikan bahwa bandwidth sudah mulai digunakan, kemudian mulai memadat pada pukul 08:00 sampai dengan pukul 17:00 sore. Dengan minimal penggunaan = 3.2 kbps dan maksimal penggunaan = 105.0 kbps untuk incoming traffic dengan rata-rata 43.8 kbps. Serta dengan minimal penggunaan = 3.0 kbps dan maksimal penggunaan = 140.0 kbps untuk outgoing traffic dengan rata-rata penggunaan sebesar 107,6 kbps.
Gambar 3.14 Weekly MRTG Trisula Corporation
57
Pada grafik MRTG mingguan Trisula Corporation dapat dilihat bahwa pada hari-hari kerja incoming traffic sangat padat dengan minimal penggunaan sebesar 3.2 kbps dan maksimal penggunaan sebesar 150.0 kbps. Untuk outgoing traffic minimal penggunaan 3.2 kbps dan maksimal penggunaan 138.0 kbps. Dari hasil pengamatan kedua grafik diatas dapat dilakukan perhitungan utilisasi bandwidth ( perhitungan dilakukan dengan cara mengambil nilai rata-rata incoming dan outgoing traffic untuk setiap harinya. Kemudian nilai tersebut dijumlah dan dibagi dengan lamanya hari dalam pengambilan data MRTG tersebut) sebagai berikut :
Tabel 3.8 Rumus Perhitungan Utilization
Incoming utilization =
Data
Throughput terukur
* 100%
Kapasitas Bandwidth yang tersedia outgoing utilization
=
Data Throughput terukur
* 100%
Kapasitas Bandwidth yang tersedia
Incoming utilization= 43.8 kbps *100 % = 34.2 % 128 kbps outgoing utilization =
107.6 kbps * 100% = 84.06 % 128 kbps
58
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa sehari-hari trisula menggunakan bandwidth yang cukup banyak dan padat dengan utilisasi jaringan akses internet untuk mengirimkan e-mail bernilai 84.06 %. Hal ini berarti bandwidth yang dimiliki oleh Trisula masih dapat memenuhi kebutuhan mereka selama jaringan akses internet untuk mengirimkan dan menerima e-mail dalam keadaan lancar ( tidak adanya kerusakan yang diakibatkan oleh rusaknya server). Apabila mail server mengalami kerusakan maka dapat menyebabkan kepadatan antrian e-mail yang sangat panjang.
3.5 Alternatif Penyelesaian Masalah Beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, sebagai berikut : 1.
Penambahan Bandwidth Salah satu cara untuk mengatasi kepadatan antrian e-mail yang terjadi pada saat
mail server mengalami gangguan atau down adalah dengan menambah bandwidth internet pada Trisula Corporation. Bandwidth internet yang tadinya sebesar 128 kbps ditambah menjadi 256 kbps. Menumpuknya e-mail pada saat mail server down membuat antrian e-mail yang akan keluar dan masuk melalui jalur internet menjadi padat. Pada saat server aktif kembali, server tidak dapat melakukan proses aliran data karena penumpukan e-mail yang akan diproses melebihi kapasitas bandwidth internet yang dimiliki Trisula. Dengan penambahan bandwidth ini penumpukan atau antrian e-mail pada jalur internet yang terjadi dapat diproses dan dialirkan oleh mail server, besarnya
59
penggunaan bandwidth pada saat antrian dapat diatasi dengan bandwidth yang telah diperbesar menjadi 256 kbps. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat diperoleh oleh Trisula Corporation didalam melakukan penambahan bandwidth internetnya. Kelebihan yang dapat diperoleh : •
Proses aliran data dan komunikasi melalui jaringan internet menjadi lebih cepat
•
Dapat memenuhi besarnya penggunaan bandwidth pada saat terjadi antrian e-mail
•
Memberikan toleransi down time yang lebih lama pada mail-server.
Kerugian yang dapat diperoleh : •
Meningkatnya biaya internet menjadi dua kali lipat
•
Penambahan bandwidth tidak dapat mengatasi gangguan komunikasi dan aliran data melalui e-mail yang disebabkan oleh rusak atau down- nya mail server.
2. Pembuatan jalur alternative internet Masalah yang terjadi pada Trisula Corporation dapat juga diatasi dengan menggunakan penambahan jalur internet alternative di Bandung. Sehingga jalur komunikasi keluar dari Trisula tidak bersifat terpusat dan jalur e-mail juga menjadi terbagi dua sehingga apabila salah satu mail server mengalami down. Akan memiliki waktu toleransi downtime yang lebih lama. Sehingga ketika mail server dinyalakan kembali akan dapat berjalan seperti semula. Solusi ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang dapat diperoleh Trisula Corporation.
60
Kelebihan yang dapat diperoleh: •
Tidak terjadinya antrian e-mail yang panjang dan padat ketika salah satu mail server mengalami down.
•
Jalur internet tidak bersifat terpusat sehingga jika internet di Jakarta down, Trisula masih dapat melakukan akses internet dengan menggunakan jalur internet di Bandung.
•
Dapat mempercepat komunikasi dengan pihak luar karena anak-anak perusahaan yang terletak di Bandung tidak memerlukan akses ke Jakarta.
Kekurangan yang dapat diperoleh: •
Dibutuhkan pengamanan yang lebih karena adanya jalur internet baru.
•
Membutuhkan penambahan biaya untuk pembelian firewall
•
Pihak Trisula tidak menginginkan adanya alamat e-mail lain (karena jika Trisula menggunakan
akses
melalui
Bandung
alamat
e-mailnya
menjadi
@
bandung.trisula.co.id) •
Adanya penambahan staf IT untuk memonitor dan mengawasi serta menjaga keamanan jaringan.
•
Terputusnya komunikasi antara Bandung dengan Jakarta apabila terjadinya kerusakan pada salah satu mail server.
3. Penggunaan Bandwidth Manager Penyelesaian lain adalah dengan penggunaan tool atau software sebagai bandwidth manager yang dapat digunakan untuk mengatur pemakaian dari bandwidth oleh user dengan cara membuat suatu aturan, agar pemakaian bandwidth dapat diatur
61
dan dikoordinasi secara baik dan terperinci. Dengan penggunaan bandwidth manager ini maka user dibedakan berdasarkan prioritas, dengan adanya prioritas penggunaan akses internet tidak semua user dapat leluasa mengirimkan e-mail yang akan mengurangi
Contoh software yang dapat digunakan antara lain SoftPerfect Bandwidth
Manager. Penyelesaian ini memiliki beberapa kelemahan dan kerugian bagi Trisula Corporation. Kelebihan yang diperoleh •
Penggunaan bandwidth yang terorganisir dengan cara membuat aturan, pada alamat IP, protokol, dan port (untuk penggunaan TCP / IP).
•
Bandwidth yang ada dapat digunakan secara maksimal sesuai dengan kebutuhan.
Kekurangan yang diperoleh •
Hanya dapat membatasi bandwidth tetapi tidak dapat mengatasi kerusakan dari sisi hardware.
•
Pengguna lain yang mendapatkan prioritas yang lebih rendah akan mengalami akses internet yang lebih lambat.
4. Penggunaan Exchange Server Cluster Kerusakan yang selama ini sering terjadi pada mail-server Trisula Corporation tidak disebabkan oleh kesalahan konfigurasi ataupun kesalahan dalam keamanan jaringan, melainkan disebabkan oleh kesalahan hardware, seperti rusaknya memori dan hardisk. Hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya keluhan dari para karyawan mengenai adanya virus pada komputer yang mereka gunakan. Kegagalan utama yang disebabkan oleh kerusakan hardware dapat diatasi dengan menerapkan Exchange Server
62
Cluster pada mail-server trisula Corporation yang terdapat pada HeadOffice, konsep Excange Server Cluster yang menggunakan dua server atau lebih yang saling terhubung dan saling mendukung dapat digunakan untuk mengantisipasi terputusnya komunikasi melalui e-mail yang disebabkan oleh downnya mail-server. Apabila salah satu mail-server mengalami kegagalan atau down tidak akan mengganggu aliran data yang menggunakan e-mail, hal ini dimungkinkan karena adanya mail-server lain yang terhubung dan melakukan kendali terhadap fungsi-fungsi yang dimiliki oleh mail-server yang mengalami gangguan atau down. Kelebihan yang dapat diperoleh •
Server yang ter-Cluster dapat saling mendukung
•
Terciptanya always on server (tidak adanya down time)
•
Tidak menyebabkan terputusnya komunikasi dan aliran data dengan e-mail
•
Memudahkan staf IT untuk penginstalan software dan perbaikan hardware tanpa mengganggu jalannya servis mail
•
Dapat mengurangi beban processing pada mail-server (dengan metode aktif/aktif)
•
Masih dapat digunakannya mail-server yang lama
Kekurangan yang diperoleh •
Membutuhkan mail-server tambahan
•
Biaya penerapan yang relative mahal
•
Dibutuhkannya keahlian tambahan oleh staf IT dalam menangani Cluster Server
63