BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Penelitian Sebelumnya (State Of The Art) Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No
Nama Penulis
Judul
Metodologi
Penjelasan dan Hasil Penelitian
Penelitian dan sumber
1
Marcia W.
A Benchmark
Content
By exploring the strategic use of
DiStaso,
Analysis of
Analysis
social media for 250 of Fortune’s
Ph.D. & Tina
the Strategic
Most Admired U.S. Companies on
McCorkindal
Use of Social
Facebook, Twitter, and YouTube,
e, Ph.D.
Media for
this study creates a benchmark by
Fortune’s
which companies can use to gauge
Most
their
Admired U.S.
dominant social media platforms.
Companies
Results found that 91% of the
on Facebook,
companies utilized at least one social
Twitter and
media platform. YouTube was the
YouTube
most
involvement
commonly
in
the
adopted
three
social
media followed by Twitter then Facebook.
Overall,
30%
of
companies in this study provided a social media code of conduct in at least one platform, 58% integrated their social media accounts, 14% used a human voice, and 52% used a dialogic loop. Each of the topics is explored for each of the three social
7
8 media platforms and suggestions for companies
are
included.
By
exploring the social media strategy and relationship components for Fortune’s
Most
Admired
U.S.
Companies on Facebook, Twitter, and YouTube this study created a benchmark for which companies can use to gauge their involvement in the social
media
platforms.
This
provides a valuable tool for public relations professionals who may be challenged with justifying the use of social media in their companies. Essentially, this study found that it appears that companies can be “most admired” while failing to utilize social media to its maximum. As with all studies, this study suffered from limitations. Although an analysis of 250 companies across three
different
social
media
platforms yielded a richness of data, the findings cannot be generalized beyond Fortune’s Most Admired U.S. Companies,
so
future
research
should look at companies that are not all large U.S. companies. Another limitation of this study was limiting the research to variables that could be equally measured equally across Facebook, Twitter,
9 and YouTube. While appropriate Social Media Benchmark 24for this study, future research should move beyond these variables and explore each platform independently. Finally, as social media continues to permeate corporate communication and public relations, referring back to a benchmark study such as this will help future generations see how far we have come.
2
Lynn M.
Dictating the
Content
This study looks at previous research
Zoch, Ph.D.
News:
Analysis
done in
& Dustin W.
Understandin
and Survey
relations to identify eight factors that
Supa, Ph.D.
g
determine newsworthiness. A survey
Newsworthin
was conducted first to confirm the
ess from the
importance of the eight factors
Journalistic
among
Perspective
relations
journalism and
journalists
and
practitioners.
public
public Then
a
content analysis of news releases from public and private corporations was used to determine if they contained the eight factors identified by the research. The study found that both journalists and public relations practitioners generally agree on the factors
that
contribute
to
the
newsworthiness of public relations information subsidies; however, the analysis indicated that only two of the eight factors were being used regularly in the releases, and that the
10 majority of the releases would not be considered newsworthy by either journalists
or
public
relations
practitioners. This study examined corporate news releases, and while some interesting differences were found between public and private companies, future research could explore these differences to a greater extent. Future studies might also examine what differences there may be between corporate releases, and those releases produced by agencies, government
institutions,
and
nonprofit organizations. Finally, this study used a grounded approach to determining the news values
via
literature
a
review.
newsworthiness
comprehensive However,
factors
the
presented
here are not intended as an end-all, be-all
list.
Recent
work
by
Shoemaker and Cohen (2006), and Lee (2009), among others, have sought to categorize news in different ways. In order to determine which newsworthiness factors are of most use to public relations practitioners, further research into varying aspects and definitions of newsworthiness is warranted.
11
3
Eko
Analisis isi
Sugiharto
Berita
penting dalam dimensi pembangunan
Pembanguna
nasional berbasis informasi salah
n Periklanan
satunya
dan Kelautan
pemberitaan
pada Surat
produk
Kabar Kaltim
kemampuan
Post
dahulu, yakni masyarakat sebagai
Analisis Isi
Proses komunikasi merupakan aspek
melalui suatu
kebijakan media.
pembangunan
subyek
Suatu
menuntut
internalnya
terlebih
sekaligus
pembangunan.
obyek
Sitompul
(2004)
menjelaskan, bahwa komunikasi dan pembangunan merupakan dua hal yang saling berhubungan sangat erat. Komunikasi diutamakan mendidik
pembangunan adalah dan
masyarakat,
yang
kegiatan memotivasi
dengan
tujuan
menanamkan gagasan-gagasan, sikap mental dan mengajarkan ketrampilan yang dibutuhkan oleh suatu negara berkembang. Sebagai
sarana
integrasi
dan
interaksi, media massa memiliki kemampuan
yang
besar
menyebarkan
untuk
pesan-pesan
pembangunan (Jahi, 1988). Sebagai surat kabar daerah (lokal) yang terbit di
ibukota
Propinsi
Kalimantan
Timur, Kaltim Post tentunya turut memberikan
kontribusi
merepresentasikan
kondisi
dalam sektor
perikanan dan kelautan. Oleh karena itu,
informasi-informasi
yang
12 disajikan,
sangat
penting
untuk
dianalisis kuantitas dan kualitas isi berita-berita yang menyangkut sektor perikanan dan kelautan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan berita,
karakteristik untuk
profil
mengetahui
perbandingan
obyektivitas
pemberitaan berdasarkan hasil sensus dan pendapat pakar perikanan dan ilmu kelautan dan juga pakar media, serta
untuk
mengkaji
kebijakan
pemberitaan pembangunan perikanan dan kelautan pada redaksi surat kabar Kaltim Post. 1. Karakteristik
profil
pembangunan
perikanan
berita dan
kelautan a. Berdasarkan proporsi frekuensi topik utama (subject matter) ber- ita, berita
didominasi
pemasaran,
oleh
sedangkan
bidang proporsi
frekuensi jenis tulisan didominasi oleh jenis tulisan berita. b. Berdasarkan proporsi frekuensi kecenderungan positif dan negatif serta
tata
letak
berita,
berita
didominasi
oleh
kecenderungan
positif dan bukan halaman utama (non-headlines) c.
13 Berdasarkanhasilsensus,beritapemba ngunanperikanandankelau-
tan
disajikan secara obyektif atau akurat oleh surat kabar. d.
Berdasarkan
pendapat
pakar
perikanan serta pakar media, penggunaan bahasa materi pesan dinilai mudah dipahami, data pendukung disajikan secara relevan, sumber berita
dicantumkan
berita
masih
secara
didominasi
jelas, dengan
percampuran fakta dan opini, berita ditulis
secara
tidak
seimbang,
konsepsi materi tulisan memiliki nilai konsep keilmuaan yang sejalan dengan konsep keilmuan bidang perikanan dan kelautan, berita lebih berorientasi pada telaah konf- lik sebagai latar belakang masalah dan dibarengi
alternatif
solusi,
rekomendasi topik utama yang harus diberi porsi lebih banyak ada lah bidang pemasaran (peluang bisnis) dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknik penulisan berita berdasarkan pendapat pakar me- dia, pihak Kaltim Post kurang cermat dalam menyajikan tulisan kar- ena masih terdapat
banyak
kesalahan
pengetikan, selain itu terdapat kata serapan yang tidak baku dengan persatuan yang kecil, dilihat dari sajian kolom berita, surat kabar
14 Kaltim
Post
berminat
dalam
menyajikan berita, sedangkan ukuran huruf judul sudah sesuai den- gan standar yakni di atas 12 font. 2.
Berdasarkan pendapat pakar,
pihak Kaltim Post cukup obyektif atau cukup akurat dalam menyajikan berita pembangunan perikanan dan kelautan, sedangkan menurut hasil sensus, berita yang disajikan obyektif atau akurat. 3.
Berita perikanan dan kelautan
dipandang
sebagai
berita
minor
(minor discource) oleh pihak Kaltim Post.
4
Made Dwi
Analisis
Analisis Isi
Secara garis besar ada dua kekuatan
Andjani
Pemberitaan
Kuantitatif
yang
bisa
mempengaruhi
Tentang
independensi pers sehingga secara
Unissula di
langsung maupun tidak sikap pers
Media Cetak
akan memihak dalam pemberitaan.
(Analisis isi
Kekuatan
Pemberitaan
internal
Harian Suara
wartawan, dan pengelola pers berupa
Merdeka dan
penyalahgunaan
Jawa Pos)
kepentingan
pertama pers
itu
berasal sendiri
dari yakni
pers
untuk
pragmatis
sendiri.
Kedua berasal dari eksternal yaitu kekuasaan (modal, negara, budaya, komunalisme) yang menggunakan pers
untuk
kepentingan
sendiri.
Dengan melihat kondisi tersebut menarik untuk dicermati bagaimana sikap
media
tersebut
dalam
15 pemberitaan tentang UNISSULA? Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah jenis penelitian deskriptif analitik
yang
bertujuan
menggambarkan dan menganalisa suatu
fenomena.
Metode
yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
analisis
isi
kuantitatif.
Menurut Klaus Krippendorf, analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi dan
sahih
data
memperhatikan
dengan konteknya
(Krippendorf,1993:15).
Menurut
Berelson analisis isi adalah teknik penelitian secara
untuk
objektif,
kuantitatif manifest
isi
mendeskripsikan sistematik komunikasi
(Krippendorf
dan yang
1993:17).
Dari keseluruhan jumlah berita di Harian Suara Merdeka yaitu 202, terdapat 182 berita yang disepakati oleh
kedua
coder.
Terdapat
perbedaan pandangan dalam menilai 20 berita yang bersifat pengumuman kegiatan. Coder 1 menilai berita tersebut bersifat objektif sedangkan coder 2 menilai berita tersebut positif dan memihak UNISSULA. Dari keseluruhan jumlah berita di Harian Jawa Pos yaitu 20, kedua coder sepakat memberikan penilaian bahwa berita-berita tersebut
positif dan
16 memihak UNISSULA. Berita di harian Jawa Pos bersifat positif dan menguntungkan UNISSULA. Terdapat perbedaan pendapat antara coder 1 dan 2 dalam memberikan penilaian objektifitas berita di Suara Merdeka. Coder 1 menilai bahwa 90% berita di harian tersebut bernilai positif dan memihak UNISSULA. Coder 2 menilai bahwa 100% berita di Suara Merdeka bernilai positif. Terdapat perbedaan 10% penilaian dimana coder 1 menilai berita 10% bersifat netral. Level
kesepakatan
dalam
penilaian
terhadap
Suara
Merdeka
memberikan berita
di
menunjukkan bahwa kedua coder sepakat 90% berita di harian tersebut bernilai positif. Level kesepakatan untuk harian Jawa Pos mencapai 100% menunjukkan bahwa semua berita
di
Jawa
UNISSULA
dan
Pos
memihak
memberikan
penilaian positif.
5
Nunung
Efektivitas
Perpaduan
Pemahaman tentang reputasi institusi
Prajarto
Publisitas:
Metode
sebagai aset berharga yang harus
Menilai
Kuantitatif
dijaga. Upaya menjaga reputasi ini
Reputasi
dan
dapat dilakukan bila suatu institusi
Institusi
Kualitatif
memahami publisitas media terhadap institusi mereka. Berbagai metode dapat digunakan suatu institusi untuk melihat publisitas mereka, dan cara
17 yang disajikan di atas pada dasarnya hanya merupakan salah satu dari sekian banyak cara dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap publisitas institusi. Pengukuran
tentang
tingkat
efektivitas publisitas serta metode monitoring ini secara umum dapat dilakukan berbagai institusi. Hal terdekat yang terkait dengan masalah pengukuran efektivitas publisitas ini adalah pertimbangan atas adanya reputation risk dari segala bentuk aktivitas
dan
dinamika
Sebagai
salah
satu
institusi.
bagian
dari
existence risks, persoalan reputation risk ini tentunya perlu mendapat perhatian
serius
karena
suatu
perusahaan yang secara ekonomi dikenal bagus, bisa jadi eksistensinya di dalam masyarakat runtuh hanya karena reputasi mereka terhadang oleh publisitas yang negatif di media massa. Bila disepakati bahwa pengukuran tingkat efektifitas publisitas dapat membantu pihak institusi mengenali reputasinya,
maka
hal-hal
yang
terkait dengan masalah publisitas perlu diperhatikan secara reguler dan berkesinambungan. Tak harus selalu diserahkan
pada
penyedia
jasa
konsultasi, penjajakan atas reputasi
18 institusi secara sederhana dan pada tahap awal dapat dimulai dengan menjalankan pengukuran
langkah-langkah efektifitas
publisitas
seperti yang telah diuraikan pada tulisan ini.
2.2.
Landasan Konseptual
2.2.1. Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi antara keduanya. Komunikasi adalah sebuah proses interaksi untuk berhubungan dari satu pihak ke pihak lainnya yang pada awalnya berlangsung sangat sederhana, dimulai dengan sejumlah ide-ide abstrak atau pikiran dalam otak seseorang untuk mencari data atau menyampaikan informasi yang kemudian dikemas menjadi sebentuk pesan untuk kemudian disampaikan secara langsung maupun tidak langsung menggunakan bahasa berbentuk kode visual, kode suara atau kode tulisan (Hermawan, 2012:4). Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia namun sangat kompleks juga, karena tidak hanya untuk berkomunikasi dengan orang lain, tetapi setiap menit ataupun detik kita berkomunikasi, ini dapat terlihat dari mimik muka, gerak tubuh, bahkan terhadap apa yang kita pikirkan. (Morrisan, 2010: 37). Proses komunikasi adalah setiap langkah mulai dari saat menciptkan informasi sampai dipahami oleh komunikan (Suprapto, 2007: 8) Dalam aplikasinya, langkahlangkah dalam proses komunikasi adalah sebagai berikut (Suprapto, 2007: 8) : IDE >> ENCODING >> PENGIRIMAN >> DECODING >> TIMBAL BALIK a. Langkah pertama, ide atau gagasan diciptakan oleh sumber atau komunikator. b. Langkah kedua, ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukan menjadi lambing-lambang komunikasi yang mempunyaimakna dan dapat dikirimkan.
19 c. Langkah ketiga, pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan melalui saluran atau media yang sesuai dengan karakteristik lambing-lambang kepada komunikan. d. Langkah keempat, penerima menafsirkan isi pesan dengan karakteristik dengan persepsi untuk mengartikan maksud pesan tersebut. e. Langkah kelimat, apabila pesan tersebut telah berhasi di-decoding, khalayak akan mengirim kembali pesan tersebut ke komunikator.
2.2.2. Public Relations Public Relations diperkenalkan pertama kali oleh Ivy L. Lee, yang kemudian dianggap sebagai bapak Public Relations. Pada masa itu peran public relations adalah menyelesaikan masalah atau krisis, karena itu menempati posisi strategis dalam struktur manajemen. Kebijakan atau keputusan perusahaan ditentukan dengan mempertimbangkan pandangan pada ahli public relations (Wenats, et al., 2012:107). PR adalah sebuah ilmu dalam rumpun ilmu sosial, dan menjadi bagian ilmu dari induknya ilmu komunikasi. Selain ilmu, PR pun menjadi sebuah profesi di bidang komunikasi, yakni profesi sebagai PR officer di lembaga atau perusahaan; sebagai konsultan PR, yakni event organizer (penyelenggara berbagai event dari lembaga atau perusahaan yang menjadi klien-nya); researcher for public relations (konsultan untuk pelatihan PR); crisis PR, crisis communications, crisis management (konsultan untuk menangani krisis PR , krisis komunikasi dan krisis manajemen); advertising designer (perancang iklan untuk kegiatan PR); expert of PR (tenaga ahli di kementrian, perusahaan dan organisasi nirlaba); dan sebagainya (Ardianto, 2013: 1-2). Seiring semakin dibutuhkannya kehadiran PR dalam suatu organisasi, lembaga atau perusahaan atau sebagai PR konsultan, berbagai faktor yang dikarenakan : (1) dinamika organisasi atau perusahaan semakin besar dan berkembang; (2) persaingan antara organisasi atau perusahaan makin ketat; (3) tuntutan, keinginan, dan harapan public terhadap pelayanan kebutuhan informasi semakin tinggi; (4) publik semakin kritis, mereka tidak mau kepentingannya terganggu; (5) perkembangan teknologi komunikasi yang luar biasa; (6) besarnya pengaruh opini publik, sikap publik, prilaku publik, citra publik, dan reputasi publik
20 ada keadaan sosial-ekonomi, keberadaan, dan stabilitas suatu perusahaan semakin besar; (7) pengaruh media massa konvensional (surat kabar umum, majalah umum, radio siaran, dan televisi siaran), media massa online, media sosial online terhadap pembentukan opini publik, sikap publik, perilaku publik, citra publik, dan reputasi publik terhadap suatu organisasi atau perusahaan; (8) suatu organisasi atau perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa dukungan dan citra publik yang berkaitan dengan aktivitas dan perkembangan organisasi/ perusahaan tersebut (Ardianto, 2013: 3). Dalam perusahaan pada umumnya, PR berfungsi memberikan laporan kepada CEO. Pengendalian aktivitas PR dilakukan secara langsung dan bertujuan untuk menyampaikan informasi yang sesuai tentang entitas perusahaan dan untuk membangun itikad baik dengan stakeholder. Untuk tujuan tersebut PR dipandang sebagai aktivitas yang berbeda dan terpisah dari pemasaran (Machfoedz, 2010: 179). Menurut Scott M. Cutlip, Alen H. Center, dan Glen M. Broom (dalam Wenats, et al., 2012: 108) public relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikas kebijakan dan prosedur individu atau organisasi dengan kepentingan publik, serta melaksanakan dan merancanakan program kegiatan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik. Definisi tersebut cukup untuk menjelaskan bahwa public relations adalah salah satu fungsi manajemen yang bertugas untuk: 1.
Mengevaluasi dan mempelajari sikap publik, serta mengenali ketertarikan mereka.
2.
Mengidentifikasi kebijakan dan prosedur perusahaan dan kepentingan publik.
Membantu manajemen melakukan berbagai program yang mampu memberi pemahaman antara publik dengna perusahaan dengan mengedepankan etika yang baik. (Wenats, et al., 2012: 108-109).
2.2.2.1. Konsultan Public Relations Munculnya bidang PR dalam perusahaan yang berorientasi bisnis, ternyata diiringi pula dengan kehadiran usaha konsultan PR yang lebih menyemarakan
21 keberadaan istilah dan profesi PR dalam masyarakat, terutama di kalangan usahawan (Soemirat & Ardianto, 2012: 121). Menurut Morissan (2008 :81-82) banyak perusahaan yang lebih suka menyewa konsultan humas dari luar perusahaan yang dapat dipercaya untuk mewakili perusahaan menangani hubungan dengan pihak eksternal, misalnya media massa, lembaga pemerintah dan pelanggan (customer). Namun
demikian, tidak sedikit perusahaan yang walaupun sudah memiliki
departemen humas sendiri namun tetap menyewa konsultan humas dari luar yang bertugas membantu dan memperkuat departemen humas internal. Perusahaan terakhir ini biasanya memiliki kegiatan kehumasan yang sangat aktif atau dalam hal perusahaan pada suatu saat sangat membutuhkan ekspose media massa yang cukup intensif guna menunjang program kehumasannya. Kerja sama antara perusahaan dan konsultan humas biasanya berlangsung untuk suatu periode yang relatif singkat. Namun demikian, perusahaan dapat memperpanjang kontrak dengan konsultan humas jika dipandang perlu guna menangani berbagai pekerjaan kehumasan. Adakalanya konsultan humas sengaja didatangkan untuk memberi masukan-masukan atau bimbingan dalam rangka rencana perusahaan untuk membangun unit humas mereka sendiri. Konsultan humas juga dibutuhkan jika perusahaan merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan profesional para staff humas dalam bidang-bidang tertentu, misalnya kehumasan bidang keuangan, industri, perburuhan, dan sebagainya. (Morissan, 2008: 82).
2.2.2.2. Media Monitoring Kegiatan Praktisi PR mempunyai banyak divisi di dalamnya, salah satunya adalah divisi media monitoring, servis pemantauan media massa atau media monitoring (press clipping service atau clipping service) merupakan sebuah layanan yang memberikan salinan dari konten sebuah berita yang sesuai dengan kepentingan spesifik dari klien tertentu. Hasil pemantauan ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan analisis dari hasil aktifasi program komunikasi yang dikerjakan. Pantauan pemberitaan di media massa dapat menjadi masukan bagi program komunikasi di masa mendatang. Layanan media monitoring dapat berupa jasa pelaporan kepada klien berupa dokumentasi, analisis, salinan kliping konten media, dan pernyataan
22 kunci narasumber yang sekiranya sesuai dengan penawaran yang diajukan kepada klien (Prasetyo, et al., 2014). Dalam kegiatan komunikasi atau aktifitas seorang praktisi PR dalam melakukan pencarian mengenai isu atau berita yang terkait dengan perusahaan atau sebuah merek, PR harus mengevaluasi nya melalui media monitoring, jadi media monitoring itu sendiri adalah merupakan alat dari praktisi PR. Menurut Wardhani (2008: 140 ) perusahaan pada umumnya melakukan evaluasi yang dilakukan oleh staff PR-nya sendiri atau menggunakan jasa konsultan eksternal. Metode yang digunakan dalam evaluasi oleh masing-masing perusaahaan juga beragam. Namun, biasanya minimal mereka membuat klipping, rekaman gambar dan suara yang berisi publikasi yang berkaitan dengan perusahaan. Upaya-upaya yang dilakukan perusahaan untuk melakukan evaluasi dan monitoring media antara lain dengan (Wardhani, 2008: 140 ) : 1.
Menghitung media yang mempublikasi
2.
Melihat posisi letak halaman
3.
Melihat luas kolom publikasi
2.2.2.2.1. Tujuan Media Monitoring Dalam kegiatan media monitoring di AsiaPR, terdapat kajian mengenai tujuan media monitoring, sumber berasal dari dokumentasi perusahaan (Prasetyo, et al., 2014). Media monitoring dan analisis bertujuan untuk memberikan input (masukan) secara reguler kepada klien terkait dengan industri (lingkungan), kompetitor dan brand/korporasi dengan jumlah kata kunci pemantauan dapat mencapai 5 (lima) keywords. Berikut detailnya: 1.
Mengenai lingkungan industri/lingkungan tempat klien beroprasi. Contoh: klien dari industri asuransi perlu memantau industri asuransi jiwa secara umum agar mereka mendapat masukan secara luas terhadap lingkungan dan segala fenomena yang tercakup di dalamnya, termaksud juga kebijakan dan keputusan yang dihasilkan oleh regulator atau pemerintah.
2.
Mengenai pergerakan competitor terdekat dari klien. Contoh : klien dari industri otomotif sepert BMW perlu memantau pergerakan competitor dari industri yang
23 sama seperti audi atau Mercedes. Hal tersebut dilakukan agar dapat menjadi bahan evaluasi dan analisis bagi program komunikasi yang sedang dipersiapkan atau sedang berjalan. 3.
Mengenai entitas bisnis atau brand dari klien. Contoh : pemantauan keunculan klien di media juga perlu dipantau agar dapat menjadi alat evaluasi, analisis, dan alat ukur bagaimana public dan media mempersepsikan klien, terlebih apabila terjadi krisis
di media maka pemantauan media dapat menjadi system
peringatan dini. Sedangkan untuk pemilihan kata kunci atau keyword yang akan dipantau secara spesifik akan mengikuti kesepakatan dengan klien, namun akan akan tetap mengikuti kategori diatas.
2.2.3. Media Massa Media Public Relations yang diluar atau yang tidak dibuat oleh PR, lebih dikenal dengan istilah commercial press (pers atau media massa komersial) atau disebut pula media massa umum, baik dalam bentuk cetak (surat kabar umum dan majalah uumum) maupun elektronik (radio siaran dan televisi siaran). Media komersial ini merupakan mitra bagi PR karena melalui media ini PR memperoleh publisitas atau lebih dikenal, baik perusahaan maupun produk jasanya. Sementara media massa melihat PR sebagai sumber berita atau informasi bagi media tersebut (Ardianto, 2013: 135). Media massa terbagi menjadi dua yaitu media massa konvensional dan media massa kontemporer, menurut Ardianto (2013: 136) media masssa konvensional berbeda dengan media massa kontemporer. Dalam operasionalnya, media konvensioanl memerlukan sebuah studio yang lengkap dengan pemancar yang menjulang tinggi. Pemasangan frekuensi siaran melalui pemancar itu harus mendapat izin dari pemerintah. Sementara media massa kontemporer tidak memerlukan frekuensi siaran karena sistemnya mirip telepon seluler. Tidak memerlukan perangkat studio selengkap media massa konvensional, cukup seperangkat komputer yang mengendalikan siaran dan komputer yang bersifat mobile (dapat dibawa-bawa) untuk memantau dan menerima berita atau informasi dari reporter atau warga
24 masyarakat bagi radio digital dan televisi digital yang menganut citizen journalism atau jurnalisme warga. Menurut Wardhani (2008: 4) media massa saat ini telah menjadi industri raksasa yang mengedepankan keuntungan materil. Media massa kendati masih memiliki idealisme yakni mewakili kepentingan masyarakat, namun juga tidak lepas dari pencarian keuntungan untuk biaya operasional dan peningkatan kualitas produk. Ruang-ruang media ceta banyak digunakan untuk pemasangan iklan. Begitu juga waktu siaran baik di radio dan televisi, dipenuhi dengan iklan komersial. Praktisi PR harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai media massa karena pemilihan media massa yang tepat akan menentukan keberhasilan penyebaran pesan kepada khalayak sasaran. Namun hal yang pertama kali harus diketahui adalah memilih jenis media massa dan sifat dari masing-masing media tersebut. Masingmasing media dalam menyampaikan pesan mempunyai kekhususan. Media cetak dapat dibaca kapan saja tetapi untuk televisi dan rado hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat diulang. Upaya menyampaikan informasi baik melalui media cetak, audio, audiovisual masing-masing memiliki kelebihan tetapi juga kekurangan. Peyebabnya adalah sifat fisik dari masing-masing jenis media (Morissan, 2008: 208). Hal-hal penting yang perlu diketahui PR tentang media massa, ungkap jefkins (dalam (Soemirat & Ardianto, 2012: 123-124), sebagai berikut : 1. The editorial policy yaitu kebijakan redaksinya, yang menyangkut visi dan misi media, isi dan bentuk media diterbitkan. Misalnya surat kabar secara reguler memuat secara rinci dan khusus tentang berita bisnis. 2. Frequency of publication yaitu harian, mingguan, dwi-mingguan, seminggu dua kali, bulanan, triwulan, tahunan. Edisi tertentu setiap harinya dianggap penting. 3. Copy date yaitu batas waktu dan tanggal pemasokan berita ke media massa, termaksud untuk isu berita mendatang. Bergantung frekuensi dan proses pencetakan. Sekarang dikenal dengan cetak jarak jauh. 4. Printing process yaitu jenis pencetakan media massa yang digunakan seperti letter press, photo gravure atau lithography, offset litho yang kini cukup populer di berbagai belahan dunia.
25 5. Circulations area yaitu daerah sirkulasinya, mencakup internasional, nasional, regional, satu kota, pinggiran kota, pemuatan kasus-kasus tertentu menjadi bagian pemuatan regional propinsi tertentu. 6. Readership profile yaitu bagaimana karakteristik/profil orang-orang yang membaca media itu, dilihat dari kelompok umur,jenis kelamin, tingkat sosial, pekerjaan, kepentingan khusus kebangsaan, kelompok etnis, agama, dan politik. Distribution method yaitu cara penyebaran media tersebut. Misalnya, dijual eceran di toko buku, eceran langsung di terminal, rumah ke rumah, atau berlangganan (diadopsi dari Jeffkins (dalam Soemirat & Ardianto, 2012: 124).
2.2.3.1. Media Cetak Pada zaman Kaisar Romawi sudah memiliki surat kabar umum yang dinamakan the Acta Diurna (berisikan tentang bagaimana peristiwa setiap harinya), ditulis pada lempengan tanah liat, ditempelkan di dinding setelah pertemuan anggota senat. Sirkulasi sirat kabar yang ditulis pada tanah liat ini di tempat-tempat strategis yang dapat dijangkau oleh para pembacanya. Surat kabar umum ini selalu ditunggu banyak oranguntuk mengetahui apa yang terjadi dan hal lainnya yang dibutuhkan orang-orang. Surat kabar yang ada sekarang ini berawal pada abad ke-17 di Eropa. Corantos, surat kabar lembaran berita satu halaman tentang peristiwa-peristiwa khusus, yang dicetak dalam bahasa inggris di belanda pada tahun 1620 dan diimpor ke inggris oleh british bookseller (penerbit buku inggris raya) yang melayani permintaan publik tentang informasi mengenai kejadian-kejadian di daratan Eropa (Baran 2004, dalam Ardianto 2013: 137). Para pembaca menggunakan surat kabar umum: (1) untuk memperoleh informasi tentang dan interpretasi hubungan publik; (2) sebagai alat kehidupan sehari-hari (contoh: pendataan iklan, radio, bioskop, dan pengumuman kelahiran, kematian, dan pernikahan); (3) untuk santai dan pelaria; (4) untuk prestise atau gengsi (isi surat kabar adalah materi untuk diperbincangkan); (5) untuk kontak sosial (dari kisah-kisah yang ada sentuhan manusiawi dan kolom-kolom nasihat) (Baran 2004, dalam Ardianto, 2013: 137).
26 Menurut Wardhani (2008: 30) Surat kabar merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara teratur. Tulisannya dalam bentuk berita , artikel, feature (cerita human interest atau profil), tajuk. Informasi yang disajikan lengkap menjawab pertanyaan rumusan 5W+1H (What, Who, When, Why, How). Isi informasi ditujukan untuk mempengaruhi atau mepersuasifkan secara rasional/pikiran. Surat kabar mempunyai kelebihan dan kekurangan, yang diantaranya adalah : 1.
Kelebihan : Harganya murah, informasi lengkap dan selalu aktual (baru),
mudah dan cepat menjangkau khalayak yang diinginkan, mudah dibawa dan disimpan. 2.
Kekurangan : Isi pesan singkat, penyajian gambar/ foto kurang menarik,
pesan hanya bisa disampaikan bagi publik yang memiliki kemampuan membaca. Menurut Baran, 2004 dalam Ardianto (2013: 137-138) surat kabar umum memiliki bantuk-bentuk yang diantaranya adalah : 1. National daily newspaper (surat kabar harian nasional). Sirkulasinya lebih luas dan secara signifikan berdampak pada masalah sosial dan politik. Surat kabar nasional tertua di Amerika Serikat adalah the Wall Street Journal didirikan oleh charles dow dan edward jones. Namun kini, surat kabar ini lebih memfokuskan pada masalah dunia bisnis. Dua surat kabar harian nasional terbesar lainyya di negara Paman Sam, dengan tiras 1,8 juta adalah the Journal dan the Christian Science Monitor didirikan pada tahun 1908. Surat kabar harian nasional yang terbit di Indonesia sebut saja Harian Kompas, Harian Pikiran Rakyat, Harian Media Indonesia, Harian Republika, Harian Suara Pembaruan. 2. Large metropolitan dailies (surat kabar harian metropolitan). Surat kabar harian metropolitan diterbitkan sedikitnya lima kali dalam seminggu, dengan sirkulasi di kota-kota besar. Salah satu contoh surat kabar harian metropolitan adalah the New York Times. 3. Suburban and Small Town Dailies (harian pinggiran kota dan kota kecil). 4. Weeklies and semiweeklies (mingguan dan semi mingguan).
27 2.2.3.2. Surat Kabar Nasional Menurut Wardhani (2008: 30) Surat kabar merupakan media cetak yang terbit setiap hari secara teratur. Tulisannya dalam bentuk berita , artikel, feature (cerita human interest atau profil), tajuk. Informasi yang disajikan lengkap menjawab pertanyaan rumusan 5W+1H (What, Who, When, Why, How). Isi informasi ditujukan untuk mempengaruhi atau mepersuasifkan secara rasional/pikiran. Surat kabar mempunyai kelebihan dan kekurangan, yang diantaranya adalah : Kelebihan : Harganya murah, informasi lengkap dan selalu aktual (baru), mudah dan cepat menjangkau khalayak yang diinginkan, mudah dibawa dan disimpan. Kekurangan : Isi pesan singkat, penyajian gambar/ foto kurang menarik, pesan hanya bisa disampaikan bagi publik yang memiliki kemampuan membaca. Surat kabar harian nasional Sirkulasinya lebih luas dan secara signifikan berdampak pada masalah sosial dan politik. Surat kabar nasional tertua di Amerika Serikat adalah the Wall Street Journal didirikan oleh charles dow dan edward jones. Namun kini, surat kabar ini lebih memfokuskan pada masalah dunia bisnis. Dua surat kabar harian nasional terbesar lainyya di negara Paman Sam, dengan tiras 1,8 juta adalah the Journal dan the Christian Science Monitor didirikan pada tahun 1908. Surat kabar harian nasional yang terbit di Indonesia sebut saja Harian Kompas, Harian Pikiran Rakyat, Harian Media Indonesia, Harian Republika, Harian Suara Pembaruan (Ardianto, 2013: 137-138).
2.2.3.3. Berita Berita menurut Assegaff dalam Wardhani (2008: 67) adalah laporan tentang fakta atau ide termasa, yang dipilih oleh staff redaksi suatu harian (media) untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca (pendengar dan pemirsa), entah karena ia luar biasa, entah karena pentingnya, atau akibatnya, atau karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan. Definisi tersebut menunjukan bahwa berita terdiri dari fakta-fakta/ ide termasa atau yang dibatasi oleh waktu. Fakta yang sudah lampau, tidak lagi dianggap berita. Berita juga disebutkan sebagai suatu laporan yang muncul di media massa. Oleh karena itu,
28 berita identik dengan penggunaan media massa. Konteks berita adalah fakta/ ide terbaru yang diungkapkan melalui media massa.
2.2.3.4. Konsep Tone Pemberitaan Dalam dokumentasi perusahaan (Prasetyo, et al., 2014) Saat melakukan analisis, tim media monitoring AsiaPR akan bertindak secara objektif dan bebas nilai sehingga akan menempatkan dirinya semata-mata dalam posisi pembaca/publik. Sehingga kategorikan sentimen pemberitaan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Positif : Kategorikan berita ke kecenderungan positif apabila bagian judul, lead, dan kesimpulan dari berita tersebut secara sinkron menyampaikan pesan yang baik (positif). b. Netral : Berita dikategorikan netral apabila berita tersebut isinya berimbang. Penulis/media yang dipantau mengambil dua pihak nara sumber yang pro dan kontra secara seimbang. Ada sumber berita dan ada konfirmasinya juga dapat dikategorikan berita tersebut netral. Pemberitaan yang sifatnya normatif juga dapat dianggap sebagai netral. c. Negatif : Kategorikan berita ke kecenderungan negatif apabila bagian judul, lead, dan kesimpulan dari berita tersebut secara sinkron menyampaikan pesan yang kurang baik (negatif). Menurut kriyantono (2006: 247) kategorisasi berdasarkan unit analisis referens adalah : a. Favorable (mendukung/ positif) Sikap favourable atau positif yang dimaksud dalam katergorisasi ini adalah bila pernyataan pendapat atau opini yang ditampilkan tajuk rencana dalam surat kabar secara eksplisit dan implisit mendukung yaitu dengan memuji, menyanjung, atau menyetujui.
29 b. Netral Sikap netral yang dimaksud adalah apabila pernyataan pendapat atau opini dalam tajuk rencana yang dilontarkan baik secara eksplisit maupun implisit tidak bersikap memihak atau netral. c. Unfavourable (tidak mendukung/ negatif) sikap unfavourable atau negatif dimaksudkan bila pernyataan pendapat atau opini dalam tajuk rencana dalam surat kabar yang dilontarkan baik secara eksplisit maupun implisit tidak mendukung yaitu mencela, meremehkan, menolak.
2.3. Kerangka Pemikiran Tinjauan pustaka (Literatur review) berisi teori-teori, konsep-konsep dan prmeis-premis yang relevan dengan permasalahan. Tinjauan pustaka diperlukan sebagai alat analisis periset. Jadi, sebelum terjun ke lapangan atau melakukan pengumpulan
data,
periset
diharapkan
mampu
menjawab
secara
teoritis
permasalahan penelitian. Upaya menjawab masalah ini disebut keranhka pemikiran. Kerangka pemikiran merupakan kajian tentang bagaimana hubungan teori dengan berbagai konsep yang ada dalam perumusan masalah. Jika terdiri dari dua atau lebih konsep/variable (eksplanatif) maka kerangka pemikiran menjelaskan hubungan antar variable, maka kerangka pemikiran bisa disebut kerangka teori. Tapi, jika periset hanya mempunyai satu variable maka periset (melalui kerangka pemikiran) mengemukakan deskripsi teoritis atas variable tersebut. Untuk itu, maka riset deskriptif ada yang menggunakan istilah kerangka konseptual. Kegiatan berteori itu menghasilkan hipotesis teoritis (Kriyantono, 2006: 81).
30
Gambar 2.1 Kerangka Pemikirian
31